II~16
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian Analisa Kation dan AnionIlmu Kimia Analitik
adalah ilmu kimia yang mendasari pemisahan-pemisahan dan analisa
bahan.Analisa bertujuan untuk menentukan susunan bahan, baik secara
kualitatif, secara kuantitatif, maupun struktur.Susunan kualitatif
merupakan komponen-komponen bahan; susunan kuantitatif adalah
berapa banyaknya per setiap komponen tersebut.Dan struktur adalah
bagaimana rumus molekul zat itu dan juga bagaimana rumus
bangunnya.Dalam dunia modern, kedua hal ini penting karena perlu
untuk mensintesis zat yang bersangkutan.Analisa kualitatif atau
analisa jenis menentukan macam atau jenis zat atau
komponen-komponen bahan yang dianalisa yaitu isi bahan atau zat
tersebut.Analisa kuantitatif menentukan banyaknya zat atau
komponen-komponen bahan (Harjadi, 1987).Kimia analitik adalah
cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis cuplikan material
untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya. Secara
tradisional, kimia analitik dibagi menjadi dua jenis, kualitatif
dan kuantitatif. Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui
keberadaan suatu unsur atau senyawa kimia, baik organik maupun
anorganik, sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk
mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu cuplikan
(Underwood, 1988).Pada dasarnya metode analisis kimia dapat dibagi
menjadi 2 bagian yaitu analisis kualitatif yaitu analisis yang
berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau campuran zat yang
belum diketahui zatnya serta analisis kuantitatif yaitu analisis
kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat tertentu yang ada di
dalam suatu sampel. Analisis kualitatif ada dua aspek penting yaitu
pemisahan dan identifikasi dimana kedua aspek ini didasari oleh
kelarutan, sifat penguapan, dan ekstraksi. Analisis campuran
kation-kation memerlukan pemisahan kation secara sistematik dalam
golongan dan selanjutnya diikuti masing-masing golongan ke dalam
sub golongan dan komponen-komponennya(Underwood, 1988).Analisis
kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur
atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh.
Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan
mengidentifikasi sejumlah unsur. Analisis kuantitatif berurusan
dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel
atau contoh. Analisis kualitatif membahas tentang
pengidentifikasian za-zat yang terdapat dalam suatu sampel. Tujuan
utama analisis kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi
sejumlah unsur (Underwood, 1988).Untuk tujuan analisis kualitatif
sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan
berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagen. Dengan
memakai apa yang disebut reagen golongan secara sistematik, dapat
kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga
memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut
(Anonim, 2013).Reagen golongan yang dipakai untuk klasifikasi
kation yang paling umum adalah asam klorida, hydrogen sulfida,
ammonium sulfida, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini ddasarkan
atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagen-reagen ini dengan
membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh kita katakan, bahwa
klasifikasi kation yang paling umum, didasaran atas perbedaan dari
klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut (Anonim,
2013).II.2 Golongan KationKelima golongan kation dan ciri-ciri khas
golongan-golongan ini adalah sebagai berikut :Golongan IKation
golongan ini membentuk endapandenganasam kloridaencer. Ion-ion
golongan iniadalah timbal, merkurium (I) (raksa), dan
perak.Golongan IIKation golongan ini tidak bereaksi dengan asam
klorida, tetapi membentuk endapan dengan hydrogen sulfida dalam
suasana asam mineral encer. Ion-ion golonganini adalah merkurium
(II), tembaga, bismut, cadmium, arsenic (III), arsenic (V),
stibium(III), stibium (V), timah (II), timah (III), dan timah (IV).
Keempat ion yang pertama merupakan sub golongan IIA dan keenam yang
terakhir sub golongan IIB. Sementara sulfida dari kation dalam
golongan IIA tak dapat larut dalam ammonium polysulfida, sulfida
dari kation dalam golongan IIB justru dapat larut. Golongan
IIIKation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer,
ataupun dengan hydrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Namun, kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam
suasana netral atau amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah
Kobalt (II), nikel (II), besi (II), besi (III), kromium (III),
alumunium (III), zink, dan mangan (II).Golongan IVKation golongan
ini tidak bereaksi dengan reagen golongan I, II, dan III.
Kation-kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan
adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam.
Kation-kation golongan ini adaah kalsium, stronsium, dan
barium.Beberapa sistem klasifikasi golongan meniadakan pemakaian
ammonium klorida disamping ammonium karbonat sebagai reagen
golongan, dalam hal ini magnesium juga harus dimasukkan dalam
golongan ini. Tetapi karena dalam pengerjaan analisis yang
sistematis, ammonium klorida akan terdapat banyak sekali ketika
kation-kation golongan keempat hendak diendapkan.Golongan
VKation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagen-reagen
golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir, yang
meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, ammonium, lithium, dan
hydrogen.(Anonim, 2013)II.2.1 Golongan Kation Pertama :Timbal (II),
Merkurium (I), dan Perak (I)Kation golongan I membentuk
klorida-klorida yang tak larut, namun timbal klorida sedikit larut
dalam air, dan karena itu timbal tak pernah mengendap dengan
sempurna bila ditambahkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan
ion timbal yang tersisa itu diendapkan secara kuantitatif dengan
H2S dalam suasana asam bersama-sama kation golongan II Nitrat dari
kation-kation golongan I sangat mudah larut diantara sulfat-sulfat,
timbal praktis tidak larut, sedang perak sulfat jauh lebih banyak.
Kelarutan merkurium (I) sulfatterletak diantara kedua zat diatas
(Anonim, 2013).Kation-kation golongan I diendapkan sebagai garam
klorida. Pemisahan kation golongan I tersebut dari campuran sebagai
garam klorida didasarkan fakta bahwa garam klorida dari golongan I
tidak larut dalam suasana asam (pH 0,5-1). Kation-kation dalam
golongan I yang terdiri atas Ag+, Hg+, dan Pb2+. Garam klorida dari
kation golongan I adalah: Hg2Cl2, AgCl, dan PbCl2. Pemisahan
masing-masing kation tersebut dilakukan berdasarkan cara sebagai
berikut:1. PbCl2 dipisahkan dari Hg2Cl2 dan AgCl berdasarkan
perbedaan kelarutan kation. PbCl2 larut dalam air panas, sedangkan
Hg2Cl2 dan AgCl tidak dapat larut dalam air panas2. Hg2Cl2 dan AgCl
dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan antara kompleks
Hg(NH2)Cl dan [Ag(NH3)2] yang dibentuk dengan penambahan amonia
terhadap Hg2Cl2 dan AgCl setelah PbCl2 terpisah. Kompleks Hg(NH2)Cl
berbentuk endapan hitam yang bercampur dengan Hg+, sedangkan
[Ag(NH3)2] tidak berbentuk endapan.(Anonim, 2013)II.2.2 Golongan
Kation Kedua : Merkurium(II), Timbal(II), Bismut(II), Tembaga(II),
Kadmium(II), Arsenik(III) Dan (V), Stibium(III) Dan (V), Timah(II),
dan Timah(IV)Kation-kation golongan kedua menurut tradisi dibagi
dua sub-golongan; sub-golongan tembaga dan sub-golongan arsenic.
Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfida dalam
ammonium polysulfida. Sementara sulfida dari sub-golongan tembaga
tak larut dalam reagen ini, sulfida dari sub-grup arsenic melarut
dengan membentuk garam-tio (Drake, 2012).Sub golongan tembaga
terdiri dari merkurium(II), timbal(II), bismut(III), tembaga(II),
dan cadmium(II). Meskipun bagian terbesar ion timbal(II) diendapkan
dengan asam klorida encer bersama ion-ion lain dari golongan I,
pengendapan ini agak kurang sempurna, disebabkan oleh kelarutan
timbal(II) klorida yang relatif tinggi. Maka dalam pengerjaan
analisis sistematik, ion-ion timbal masih akan tetap ada, ketika
kita bertugas mengendapkan golongan kation kedua. Reaksi-reaksi ion
timbal(II) sudah diuraikan bersama-sama dengan reaksi
kationgolonganpertama (Drake, 2012).Klorida, nitrat, dan sulfat
dari kation-kation sub-golongan tembaga, sangat mudah larut dalam
air. Sulfida, hidroksida, dan karbonatnya tak larut. Beberapa
kation dari sub-golongan tembaga (merkurium(II), tembaga(II), dan
cadmium(II) ) cenderung membentuk kompleks (Drake, 2012).II.2.2.1
Merkurium (raksa), Hg Merkurium (II)Sifat-sifat fisika dan kimia
yang terpenting dari logam ini telah diuraikan.Reaksi-reaksi ion
merkurium(II), Reaksi-reaksi ion merkurium(II) dapat dipelajari
dengan larutan merkurium (II) nitrat encer (0,05M).1. Hidrogen
sulfida (gas atau larutan air jenuh) : Dengan adanya asam klorida
encer, mula-mula akan terbentuk endapan putih merkurium(II)
klorosulfida, yang terurai bila ditambahkan hydrogen sulfida lebih
lanjut, dan akhirnya terbentuk endapan hitam merkurium(II)
sulfida,2. Larutan ammonia : Endapan putih dengan komposisi
tercampur; pada dasarnya terdiri dari merkurium(II) oksida dan
merkurium(II) amidonitrat,3. Natrium hidroksida bila ditambahkan
dalam jumlah sedikit : endapan merah-kecoklatan dengan komposisi
yang berbeda-beda; jika ditambahkan dalam jumlah yang
stoikiometris, endapan berubah menjadi kuning ketika terbentuk
merkurium(II) oksida,4. Kalium iodide bila ditambahkan
perlahan-lahan kepada larutan: endapanmerkurium(II) iodide,5. Uji
kobalt(II) tiosianat, Kepada larutan uji, tambahkan reagen sejumlah
volume yang sama (kadar kira-kira 10%, baru saja dibuat), dan
gosok-gosok dinding bejana dengan batang kaca. Terbentuk endapan
kristalin yang biru tua, yaitu kobalt tetratiosianatomerkurat(II),
dan6. Uji kering, Semua senyawa-senyawa merkurium, tak peduli
keadaan valensinya, membebtuk logam merkurium bila dipanaskan
dengan natrium karbonat anhidrat yang berlebihan. (Drake,
2012)II.2.2.2 BismutBismut adalah logam yang putih-kemerahan,
kristalin, dan getas. Titik leburnya 271,5oC. Ia tidak larut dalam
asam klorida disebabkan oleh potensial standarnya (0,2 V), tetapi
melarut dalam asam pengoksid seperti asam nitrat pekat, air raja,
atau asam sulfat pekat, panas. Bismut membentuk ion tervalen dan
pentavalen. Ion bismut tervalen,Bi3+, adalah yang paling umum.
Hidroksidanya, Bi(OH)3, merupakan basa lemah maka garam-garam
bismut mudah terhidrolisis, pada mana proses berikut terjadi :Bi3+
+ H2O BiO+ + 2H+Ion bismutil, BiO+, membentuk garam-garam yang tak
larut, seperti bismutil klorida, BiOCl, dengan kebanyakan ion. Jika
kita ingin membuat ion bismut tetap berada dalam larutan, kita
harus mengasamkan larutan itu, dengan mana kesetimbangan di atas
akan bergeser kearah kiri.Bismut pentavalen membentuk ion bismutat,
BiO3-. Kebanyakan garamnya tak larut dalam air (Drake,
2012).II.2.2.3 Tembaga (Cu)Tembaga adalah logam merah muda yang
lunak, dan ditempa, dan liat. Ia melebur pada suhu 1038oC. Karena
potensial electrode standarnya positif (+0,34V untuk pasangan
Cu/Cu2+), ia tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer,
meskipun dengan adanya oksigen ia bisa larut sedikit. Asam nitrat
yang sedang pekatnya (8M) dengan mudah melarutkan tembaga :3Cu +
8HNO3 3Cu2+ + 6NO3- + 2NO + 4H2O(Drake, 2012)II.2.2.5 Arsenik(III)
(As)Arsenik adalah zat padat yang berwarna abu-abu seperti baja,
getas, dan memiliki kilap logam. Jika dipanaskan arsenic
bersublimasi dan timbul bau seperti bawang putih yang khas ketika
dipanaskan dalam aliran udara yang bebas, arsenic terbakar dengan
nyala biru, menghasilkan asap putih arsenic(III) oksida, As4O6.
Semua senyawa arsenic beracun.Reaksi-reaksi ion arsenic(III) :
larutan arsenic(III) oksida, As2O3 0,1M atau natrium arsenit,
Na3AsO3, dapat dipakai untuk eksperimen ini.1. Hydrogen sulfida :
endapan kuning arsenic(III) sulfida :2As3+ + 3H2S As2S3 + 6H+2.
Perak nitrat : endapan kuning perak arsenit dalam larutan netral
:AsO33- + 3Ag+ Ag3AsO33. Campuran magnesia (larutan yang mengandung
MgCl2, NH4Cl dan sedikit NH3) : tidak terjadi endapan.4. Larutan
tembaga sulfat : endapan hijau tembaga arsenit (hijau Scheele).5.
Kalium tri-iodida (larutan iod dalam kalium iodida) :
mengoksidasikan ion arsenit sambil kehilangan warna :AsO33- + I3- +
H2O AsO43- + 3I- + 2H+6. Larutan timah(II) klorida dan asam klorida
pekat (Uji Bettendorff). (Drake, 2012)II.2.2.6 Arsenik (V)
(As)Larutan dinatrium hydrogen arsenat Na2H AsO4.7H2, 0,1M dapat
dipakai untuk mempelajari reaksi-reaksi ini. Larutan harus
mengandung sedikit asam klorida encer.1. Hydrogen sulfida : tidak
terjadi endapan segera dengan adanya asam klorida encer. Jika
aliran gas diteruskan, campuran arsenic(III) sulfida dan belerang
mengendap dengan lambat. Pengendapan akan lebih cepat dalam larutan
panas.2. Larutan perak nitrat : endapan merah-kecoklatan, perak
arsenat Ag3AsO4 dari larutan netral (perbedaan dari arsenit dan
fosfat, yang menghasilkan endapan-endapan kuning). Endapan larut
dalam asam dan dalam larutan ammonia, tetapi tidak larut dalam asam
asetat.3. Campuran magnesia : endapan kristalin putih magnesium
ammonium arsenat.4. Larutan ammonium molibdat : bila reagen ini dan
asam nitrat ditambahkan dengan sangat berlebihan kepada larutan
suatu arsenat, kita memproleh endapan kristalin berwarna kuning,
yaitu ammonium arsenomolibdat.5. Larutan kalium iodide : jika ada
serta asam klorida pekat, iod akan diendapkan yaitu dengan mengocok
campuran dengan1-2 ml kloroform atau karbon tetraklorida, zat yang
terakhir ini akan diwarnai ungu oleh iod.6. Larutan uranil asetat :
endapan seperti gelatin berwarna kuning muda, uranil ammonium
arsenat, dengan adanya ammonium asetat berlebihan. Endapan larut
dalam asam mineral, tetapi tidak larut dalam asam asetat.(Drake,
2012)II.2.2.7 Stibium(III) (Sb)Stibium adalah logam putih keperakan
yang mengkilap dan melebur pada 630oC. Stibium tidak larut dalam
asam klorida dan asam sulfat encer. Dalam asam sulfat pekat yang
panas, stibium melarut perlahan-lahan dengan membentuk ion
stibium(III) :2Sb + 3H2SO4 + 6H+ 2Sb3+ + 3SO2 + 6H2O (Drake,
2012).Asam nitrat mengoksidasikan stibium menjadi suatu hasil yang
tidak larut, yang dapat kita anggap sebagai campuran Sb2O3 dan
Sb2O5. Anhidrida-anhidrida ini seterusnya dapat dilarutkan dalam
asam tartrat. Campuran asam bitrat dan asam tartrat, melarutkan
stibium dengan mudah. Air raja melaruutkan stibium, pada mana
terbentuk ion stibium(III) Sb + HNO3 + 3HCl Sb3+ + 3Cl- + NO + 2H2O
(Drake, 2012).II.2.2.8 Stibium(V) (Sb)Reaksi-reaksi ion stibium(V)
: ion stibium(V)diturunkan dari oksida amfoter Sb2O5. Dalam asam,
oksida ini melarut dengan membentuk kation stibium(V) :Sb2O5 + 10H+
2Sb5+ + 5H2OJadi, dalam larutan asam, yang terdapat adalah ion
Sb5+.1. Hydrogen sulfida : endapan merah-jingga stibium
pentasulfida, Sb2S5, dalam larutan yang sedang asamnya. Endapan ini
larut dalam larutan ammonium sulfida, dalam larutan hidroksida
alkali, dan juga dilarutkan oleh asam klorida pekat dengan
pembentukan stibium triklorida dan pemisahan belerang.2. Air :
endapan putih garam-garam basa dengan komposisi yang bermacam-macam
yang pada akhirnya akan terbentuk asam antiomonat.3. Larutan kalium
iodide : dalam larutan yang bersifat asam, iod memisah.Sb5+ + 2I-
Sb3+ + I24. Zink atau timah : endapan hitam stibium dengan adanya
asam klorida. Sedikit stibina (SbH3) turut dihasilkan dengan
zink.5. Reagen rodamida-B : lihat senyawa-senyawa
stibium(III).(Drake, 2012)
II.2.2.9 Timah(II) (Sn)Timah adalah logam putih perak yang dapat
ditempa atau liat pada suhu biasa, tetapi pada suhu rendah menjadi
getas karena berubah menjadi suatu modifikasi alotropi yang
berlainan. Ia meleleh pada 231,8oC. Logam ini melarut dengan lambat
dalam asam klorida encer dan asam sulfat encer, dengan membentuk
garam-garam timah(II) :Sn + 2H+ Sn2+ + H2 (Drake, 2012).Asam nitrat
encer melarutkan timah dengan lambat tanpa pelepasan gas apapun,
dan terbentuk ion-ion timah(II) dan ammonium.Reaksi-reaksi ion
timah(II) : larutan timah(II) klorida, SnCl2.2H2O, 0,25M dipakai
untuk mempelajari reaksi-reaksi ini. Larutan harus mengandung
sedikitnya 4% asam klorida bebas (100 ml HCL pekat per liter).1.
Hydrogen sulfida : endapan coklat timah(II) sulfida, SnS, dari
larutan yang tidak terlalu asam (misalnya dalam asam klorida
0,25-0,3M atau pH kira-kira 0,6). Endapan larut dalam asam klorida
pekat.2. Larutan natrium hidroksida : endapan putih timah(II)
hidroksida, yang larut dalam alkali berlebihan. Dengan larutan
ammonia, diendapkan timah(II) hidroksida putih, yang tidak larut
dalam ammonia berlebihan.3. Larutan merkurium(II) klorida : endapan
putih merkurium(I) klorida (kalomel) terbentuk, jika sejumlah besar
reagen ditambahkan dengan cepat.4. Larutan bismut nitrat dan
natrium hidroksida : endapan hitam logam bismut.(Drake,
2012)II.2.2.10 Timah(IV) (Sn)Reaksi-reaksi ion timah(IV) : untuk
mempelajari reaksi-reaksi ini pakailah larutan 0,25M ammonium
heksaklorostanat(IV), dengan melarutkan 92gr (NH4)2[SnCl6] dalam
250ml asam klorida pekat, dan mengecerkan larutan menjadi 1 liter
dengan air.1. Hydrogen sulfida : endapan kuning timah(IV) sulfida,
SnS2, dari larutan asam encer (0,3M). Endapan larut dalam asam
klorida pekat dan merkurium(II) dan arsenic(III), dalam larutan
hidroksida logam-logam alkali dan juga dalam ammonium sulfida dan
ammonium polisulfida. Timbal(IV) sulfida kuning mengendap, setelah
larutan diasamkan.2. Larutan natrium hidroksida : endapan putih
seperti gelatin, yaitu timah(IV) hidroksida, Sn(OH)4, yang larut
dalam zat pengendap yang berlebihan, dengan membentuk
heksahidroksostanat(IV).3. Larutan merkurium (II) klorida : tak ada
endapan.4. Logam besi : mereduksi ion timah(IV) menjadi timah(II)
5. Uji kering :a. Uji pipa tiup : semua senyawa timah bila
dipanaskan dengan natrium karbonat, sebaiknya disertai kalium
sianida, di atas arang menjadi butiran-butiran logam timah yang
putih dan dapat ditempa, yang tidak menodai kertas.b. Uji manic
boraks : manic boraks yang telah diwarnai biru muda oleh runutan
garam tembaga, menjadi berwarna merah mirah (ruby) jernih dalam
nyala reduksi, jika ditambahkan sangat sedikit saja timah.(Drake,
2012)II.2.3 Golongan Kation Ke-3: Besi(II) dan Besi (III),
Alumunium, Kromium(III) dan Kromium(IV), Nikel, Kobalt, Mangaan(II)
dan Mangaan(VII), danZinkKation golongan 3 (Al3+, Cr3+, Fe2+, Mn2+)
membentuk sulfida yang lebih larut dibandingkan kation golongan 2.
Karena itu untuk mengendapkan kation golongan 3 sebagaigaram
sulfida konsentrasi ion H+ dikurangi menjadi sekitar 10-9 M atau pH
9.Hal ini dapat dilakukan dengan penambahan amonium hidroksida
danamonium klorida.Kemudian dijenuhkan dengan H2S. Dalam kondisi
inikesetimbangan:H2S 2H+ + S2- , akan bergeser ke kanan. Dengan
demikian konsentrasi S2-akan meningkan dan cukup untuk mengendapkan
kation golongan III. H2S dapat juga diganti dengan (NH4)2S (Drake,
2012).Penambahan amonium hidroksida dan amonium klorida juga dapat
mencegah kemungkinan mengendapnya Mg menjadi Mg(OH)2. Penambahan
kedua pereaksi ini menyebabkan mengendapnya kation Al3+, Cr3+ dan
Fe2+, sebagai hidroksidanya, Fe(OH)3(coklat), Al(OH)3(putih) dan
Cr(OH)3 (putih). Ion sulfida dapat bereaksi dengan Mn2+ dan Fe2+
akan bereaksi langsung membentuk endapan sulfida FeS (hitam) dan
MnS(coklat) (Drake, 2012).II.2.4 Golongan Kation ke-4 : Kalsium,
Stronsium, BariumKation-kation golongan keempat, tidak bereaksi
dengan asam klorida, hidrogen sulfida ataupun amonium sulfida;
tetapi amonium karbonat (jika ada amonia atau ion amonium dalam
jumlah yang sedang) membentuk endapan-endapan putih. Uji ini harus
dijalankan dalam larutan netral atau basa. Jika tak ada amonia atau
ion amonium, magnesium juga akan mengendap. Endapan-endapan putih
yang terbentuk dengan reagensia golongan adalah barium karbonat
BaCO3, strontium karbonat SrCO3, dan kalsium karbonat CaCO3 (Cebay,
2013).Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang
stabil dalam udara kering. Barium bereaksi dengan air dalam udara
yang lembab, membentuk oksida atau hidroksida. Barium melebur pada
710oC. Logam ini bereaksi dengan air pada suhu ruang, membentuk
barium hidroksida dan hydrogen. Ba + H2O Ba2+ + H2 + 2OH- (Cebay,
2013).Barium adalah bivalen dalam garam-garamnya, membentuk kation
barium (II), Ba2+. Klorida dan nitratnya larut, tetapi dengan
menambahkan asam klorida pekat atau asam nitrat pekat kepada
larutan barium, barium klorida atau nitrat mungkin mengedap sebagai
akibat hukum kegiatan massa (Cebay, 2013).Strontium adalah logam
putih-perak, yang dapat ditempa dan liat. Strontium melebur pada
771oC. Sifat-sifatnya serupa dengan sifat-sifat barium.Kalsium
adalah logam putih perak, yang agak lunak. Ia melebur pada 845oC.
Ia terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab; pada reaksi
ini terbentuk kalsium oksida dan/atau kalsium hidroksida. Kalsium
menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen
(Cebay, 2013). Kalsium membentuk kation kalsium (II), Ca2+, dalam
larutan-larutan air. Garam-garamnya biasanya berupa bubuk putih dan
membentuk larutan yang tidak berwarna, kecuali bila anionnya
berwarna. Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut dengan mudah
dalam etanol atau dalam campuran 1:1 dari etanol bebas air dan
dietil eter (Cebay, 2013).II.2.5 Golongan Kation ke-5 :Magnesium,
Natrium, Kalium, Ammonium, Lithium, Dan HydrogenKation-kation
Golongan V (Mg2+, Na+, K+, dan NH4+) dapat diidentifikasi satu
persatu tanpa pemisahan pendahuluan. Proses identifikasinya adalah
sebagai berikut :II.2.5.1 Magnesium (Mg2+)Residu dilarutkan dalam
beberapa tetes HCl encer dan tambahkan 2-3 ml air. Kemudian bagi
menjadi dua bagian yang tidak sama.Olah 1 ml larutan oksina 2 %
dalam asetat 2M dengan 5 ml larutan ammonia 2M. Jika perlu panaskan
untuk melarutkan setiap oksina yang diendapkan. Tambahkan NH4Cl
kepada larutan uji, diikuti dengan reagensia oksina amoniakal yang
telah dibuat. Kemudian panaskan sampai mendidih selama 1-2 menit
(bau NH3 harus terbedakan). Adanya endapan kuning muda menandakan
adanya Mg oksinat (Simanjuntak, 2012).Sekitar 3-4 tetes sampel
tambahkan 2 tetes reagensia magneson diikuti dengan beberapa tetes
NaOH sampai basa. Adanya endapan biru memastikan adanya Mg. Uji ini
bergantung pada adsorpsi reagensia, yang merupakan suatu zat
pewarna, diatas Mg(OH)2 dalam larutan basa maka akan dihasilkan
bahan pewarna biru. Semua logam, kecuali logam-logam alkali tidak
boleh ada. Garam ammonium mengurangi kepekaan uji ini dengan
mencegah pengendapan Mg(OH)2, dan karenanya harus dihilangkan
terlebih dahulu (Simanjuntak, 2012).II.2.5.2 Natrium (Na+)Filtrat
bagian pertama digunakan untuk mengidentifikasi kation Na. filtrate
ditambahkan sedikit uranil magnesium asetat, kocok, dan diamkan
selama beberapa menit. Adanya endapan kristalin kuning menandakan
adanya Na.Na+ + Mg2+ + 3U2 2+ + 9CH3COO -
NaMg(UO2)3(CH3COO)9(Simanjuntak, 2012)Pengendapan yang paling baik
untuk ion-ion natrium adalah pengendapan dengan uranil magnesium
atau zink asetat. Uji nyalanya akan menghasilkan warna kuning kuat
yang bertahan lama (khas). Runutan natrium mungkin terbawa masuk
dari reagensia selama nalisis, maka sangat penting untuk
memperhatikan warna kuning kuat yang muncul dan bertahan lama. Jika
warnanya kuning lemah maka boleh diabaikan (Simanjuntak,
2012).II.2.5.3 Kalium (K+)Filtrat ditambahkan dengan sedikit
larutan natrium heksanitritokobaltat (III) atau kira-kira 4 mg zat
padatnya dan beberapa tetes asam asetat encer. Aduk-aduk, dan jika
perlu diasamkan selama 1-2 menit. Adanya endapan kuning
K3[Co(NO2)6] menandakan adanya K.3K+ + [Co(NO2)6]3- K3[Co(NO2)6]
(Simanjuntak, 2012)Endapan tak larut dalam asam asetat encer. Jika
ada natrium dalam jumlah yang lebih banyak (atau jika reagensia
ditambahkan berlebihan) terbentuk suatu garam campuran,
K2Na[Co(NO2)6]. Endapan terbentuk dengan segera dalam
larutan-larutan pekat, dan lambat dalam larutan encer, pengendapan
dapat dipercepat dengan pemanasan.Pastikan dengan uji nyala dan
lihat melalui dua lapisan kaca kobalt warna merah (biasanya tidak
tetap (transien)). Sebaiknya kaca kobalt itu diuji dengan garam
kalium untuk memastikan bahwa kaca itu baik kondisinya. Pada
beberapa contoh kaca kobalt menyerap sama sekali garis-garis merah
kalium. Oleh karena itu dianjurkan untuk memakai spektroskop
sederhana bila tersedia (Simanjuntak, 2012).II.3 Golongan Anion
Berdasarkan ReaksiAnion itu sendiri digolongkan menjadi
dua,penggolongan anion ini berdasarkan reaksi dengan zat tertentu,
yaitua) Golongan Ab) Golongan BAnion golongan A adalah jenis
golongan anion yang dapat menguap bila bereaksi dengan asam ,
yaitu1. Golongan anion yang menghasilakn gas bila bereaksi dengan
asam klorida encer dan asam sulfat encer seperti : karbonat,
sulfit, tiosulfat, nitrit, Hypoklorit, sianida dan sianat.2.
Golongan anion yang menghasilkan gas bila bereaksi dengan asam
sulfat pekat seperti semua anion A(1) dan Fluorida, Klorida,
Bromida, Iodida, Nitrat, Borat, Format, Asetat, dan Oksalat,
Perklorat, Permanganat: Bromate, Heksacyanoferrat(II) dan (III),
Tiosianat, Tartrat, dan SitratAnion golongan B adalah kelompok
anion yang bereaksi di dalam larutan,a. Anion yang menghailkan
reaksi pengendapan (endapan) bila bereaksi di dalam larutannya
misalnya sulfa, Fosfat, Sussinat, Arsenat, Kromat, Silikat,
Salisilat, Fosfit, Hipofosfit, Arsenit, Dikromat, dan Benzoat.b.
Anion yang menghasilkan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi bila
bereaksi di dalam larutan seperti Manganat, Permanganat, Kromat,
Dikromat (anonim, 2012).Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa
kelas diantaranya :a. Anion sederhana seperti : O2-, F-, CN- , I,
Cl, Br,b. Anion okso diskret seperti : NO3-, SO42-, CO3, NO2c.
Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat
terkondensasid. Anion kompleks halida seperti TaF6 dan kompleks
anion yang berbasis bangat seperti oksalat . (anonim, 2012)
II.4 Macam-Macam Aniona. Bromine ( Br-)Ion Br- dengan gas Cl2
menjadikan larutan bewarna kuning. Jika larutan dikocok dengan
karbon disulfida, Br2 yang terjadi akan larut dalam karbon
disulfida dan warna larutan akan berubah menjadi cokelat.Reaksinya
identifikasinya adalah sebagai berikut:Cl2(g) +
2Br-(aq)2Cl-(aq)[kuning] + Br2(g)b. Chlorine (Cl-)Ion Cl- dengan
larutan perak nitrat terjadi endapan putih, yang larut dalam
larutan amoniak.Reaksi identifikasinya adalah sebagai
berikut:Ag+(aq) + Cl-(aq)AgCl(s)[putih]AgCl(s) + 2NH3(aq)Ag(NH3)2 +
Cl-(aq)c. Carbonat (CO32-)Ion CO32- dengan larutan asam klorida
menghasilkan gas karbon dioksida. Jika gas ini dialirkan ke dalam
air kapur Ca(OH)2, dapat mengeruhkan air kapur.Reaksi
identifikasinya adalah sebagai berikut:2H+(aq) + CO32-(g)H2O(l) +
CO2(g)CO2(g) + Ca2+(aq) + 2OH-(aq)CaCO3(s)[putih] + H2O(l)d. Yodida
(I-)Untuk mengidentifikasi adanya ion yodida, mak kita harus
mengetahui ciri dari ion todida tersebut. Ion I- dengan gas Cl2
menjadikan larutan bewarna kuning. Jika dikocok dengan karbon
disulfida, I2 yang terjadi larut dalam karbon disulfida dan warna
larutan akan berubah menjadi ungu.e. Nitrat (NO3-)Ion NO3- dengan
asam sulfat pekat dan larutan besi(II) sulfat pekat akan
menghasilkan suatu cincin cokelat.Reaksi identifikasinya adalah
sebagai berikut:NO3-(aq) + 4H+(aq) + 3e-NO(g) + 2H2O(l)3Fe2+(aq)
3Fe3+(aq) + e-NO3-(aq) + 4H+(aq) + 3Fe2+(aq) NO(g) + 2H2O(l) +
3Fe3+(aq)(Vogel, 1990)II.7 MSDS KalsiumKloridaCairan kalsium
klorida (CaCl2) adalah senyawa ionik yang terdiri dari unsure
kalsium (logam alkali tanah) dan klorin.Ia tidak berbau, tidak
berwarna, solusi tidak beracun, yang digunakan secara ekstensif di
berbagai industri dan aplikasi di seluruh dunia. Berlaku sebagai
ion khalida yang khas dan padat pada suhu kamar. (Anonim,
2011)Sebuah senyawa yang terjadi secara alami,Kalsium Klorida
cairdapat ditemukan paling sering dalam air laut dan mata air
mineral.Sebuah deposit alam besar air garam bawah tanah di Alberta
utara telah memberikan Ward Chemical dengan kualitas konsentrasi
tinggi statiskalsium kloridasejak tahun 1985, memungkinkan kita
untuk menjadi salah satu produsen terbesarcairan kalsium
kloridapremium di Amerika Utara. (Anonim, 2011)Kemampuan klorida
kalsium untuk menyerap banyak cairan merupakan salah satu kualitas
yang membuatnya begitu serbaguna.Misalnya, produk ini bekerja jauh
lebih efisien daripada garam batu ketika datang ke kliring salju
dan es dari trotoar, jalan, dan jalan raya.Hal ini terutama berlaku
pada suhu yang lebih rendah.Ada beberapa kekurangan dengan aplikasi
ini, karena ada beberapa bukti bahwa produk mungkin lebih berbahaya
bagi hidup tanaman garam batu.(Anonim, 2011)Banyak kolam
menggunakan produk yang mengandung kalsium klorida, terutama di
daerah di mana ada kalsium relatif sedikit ditemukan di dalam
air.Penggunaan produk ini membantu meningkatkan kadar kalsium air,
yang pada gilirannya meminimalkan potensikorosi pada pompa.Produk
juga membatasi korosi dengan berbagai jenis peralatan kolam renang,
serta kelengkapan kolam apapun yang dibuat dengan logam.(Anonim,
2011)Kalsium klorida juga digunakan dalam sejumlah aplikasi
lain.Misalnya, percikan produk pada jalan-jalan di iklim kering,
khususnya padang pasir, dapat membantu untuk meminimalkan jumlah
debu yang ditendang ke atas karena lalu lintas.Produk ini dapat
digunakan untuk mengeringkanrumput laut , sehingga membantu dalam
produksisoda ash Hal ini dapat digunakan sebagai bahan dalam
berbagai jenis produk plastik, serta membantu pelembut kain tipis
cair.(Anonim, 2011)Aplikasi umum meliputi air garam untuk pendingin
tanaman, control es dan debu di jalan.Karena sifat higroskopisnya,
kalsium klorida anhidrat harus disimpan dalam container kedap udara
yang tertutup rapat.II.7.1 Sifat-sifatKalsiumkloridadapat berfungsi
sebagai sumber ion kalsium dalam larutan, tidak seperti sebagai
sumber ion kalsium dalam larutan, tidak seperti kebanyakan senyawa
kalsium lainnya, kalsium klorida larut.Sifat ini berguna untuk
menggantikan ion dari larutan. Sebagai contoh fosfat dipindahkan
dari larutan oleh kalsium :3 CaCl2 (aq) + 2 K3PO4 (aq) Ca3(PO4)2
(s) + 6 KCl (aq)Kalsium kloridacair
dapatdielektrolisisuntukmemberikanlogam kalsium dan gas klor :CaCl2
(l) Ca (s) + Cl2 (g)Kalsiumkloridamemilikiperubahanentalpiyang
sangattinggidari solusi.Garamanhidratadalahdeliquescent, yang dapat
mengakumulasi air yang cukup di kisi Kristal untuk membentuk
solusi.(Anonim, 2011)II.7.2
PersiapanKalsiumkloridadapatdihasilkansecara langsungdaribatu
kapur, tetapi dapat juga diproduksi dalam jumlah besar sebagai
produk sampingan dari proses Solvay. Konsumsi Amerika utara pada
tahun 2002 adalah1.687.000ton ( 3700000000). Dow chemical, sebuah
perusahaan manufaktur di Michigan, rumah-rumah sekitar 35% dari
kapasitas produksi total kalsium klorida AS . (Anonim, 2011)Kalsium
klorida dibuat dari campuran antara Larutan asam klorida dengan
kalsium hidroksida dengan reaksi sebagai berikut.Ca(OH)2 + HCl
CaCl2 + H20Juga dapat dibuat dari kalsium karbonat dan asam
kloridaCaCO3 + HCl CaCl2 + H2CO3Selain menjadi solvay oleh produk,
CaCl2 juga diperolah dari air asin alami (terutama di Michigan).
Air asin yang khas berisi 14% NaCl, 9% CaCl2 dan 3% MgCl2.
Presipitat NaCl dievaporasi.Magnesium klorida ditambahkan kapur
untuk mengendapkan magnesium hidroksida.MgCl2 + Ca(OH)2Mg(OH)2 +
CaCl2(Anonim, 2011)II.7.3
KejadianKalsiumkloridaterjadisebagaievaporasi minerallangka
(dihidrat) dan antarcitite (hexahydrate).Sebuahchlorocalcite
mineral terkait (kalium klorida kalsium, KCaC13) juga sangat
jarang. (Anonim, 2011)II.7.4 KegunaanFungsi CaCl2, antara lain
sebagai pelebur es di jalan raya pada musim dingin, untuk
menurunkan titik beku pada mesin pendingin, sebagai pengenyal dan
pengawet makanan. Kalsium klorida digunakan untuk de-icing dan
pengeringan dalam industri seperti baja, kaca dan semen(Anonim,
2011).II.8 MSDS Asam Klorida
II.8.1 Sifat Fisika dan KimiaKeadaan fisik dan penampilan:
CairanWarna: tak berwarna menyala kuning.pH (1% soln / air):
Asam.Titik Didih: 108.58 C @ 760 mmHg Tekanan Uap: 16 kPa (@ 20 C)
rata-rataKepadatan uap: 1,267 (Air = 1)Bau Threshold: 0,25 sampai
10 ppmProperti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air, dietil
eter.Kelarutan: Larut dalam air dingin, air panas, dietil
eter.Stabilitas: Produk ini stabil.Kondisi Ketidakstabilan: bahan
yang tidak kompatibel.Sangat reaktif dengan logam: Reaktif dengan
agen oksidasi, bahan organik, alkali.(Anam, 2012)
II.8.2 Penanganan a. Kontak MataPeriksa dan lepaskan jika ada
lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan
banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan.
Dapatkanperawatan medis dengan segera (Anam, 2012).b. Kontak
KulitDalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak
air sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang
terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg
sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin dapat digunakan pakaian.cuci
sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih sepatu sebelum
digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera(Anam,
2012).c. Kulit SeriusCuci dengan sabun desinfektan dan menutupi
kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis
segera(Anam, 2012).d. InhalasiJika terhirup, pindahkan ke udara
segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit
bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis(Anam,
2012).e. Serius TerhirupEvakuasi korban ke daerah yang aman
secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri oksigen.
Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke
mulut(Anam, 2012).II.9 MSDS Asam Sulfat
II.9.1 Sifat Fisika dan Kimia Keadaan fisik dan penampilan:
Cairan. (Cairan berminyak tebal.)Bau: berbau, namun memiliki bau
tersedak ketika panas.Rasa: rasa asam Berat Molekul: 98,08 g /
molWarna: tak berwarna.pH (1% soln / air): Asam.Titik Didih:270 C
Kelarutan:Mudah larut dalam air dingin.(Anam, 2012)
II.9.2 Penanganana. Kontak MataPeriksa dan lepaskan jika ada
lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan
banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan.
Dapatkanperawatan medis dengan segera.b. Kontak KulitDalam kasus
terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya
selama 15menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan
sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan.
Air dingin mungkin dapat digunakanpakaian. Cuci sebelum digunakan
kembali. benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali.c.
Kulit SeriusCuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit
terkontaminasi dengan krim anti-bakteri.d. InhalasiJika terhirup,
pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan.Jika sulit bernapas, berikan oksigen.e. Serius
TerhirupEvakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan
pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat
pinggang. jika sulit bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak
bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.(Anam, 2012)II.10
MSDS Asam NitratII.10.1 Identifikasi Bahaya Potensi Efek Kesehatan
AkutSangat berbahaya jika terjadi kontak langsung dengan kulit
(korosive, iritatif), kontak dengan mata (korosive, iritatif),
gangguan pencernaan dan gangguan pernafasan. Dalam bentuk cairan
atau spray bisa menyebabkan iritasi mata Potensi Efek Kesehatan
KronisEfek karsinogenik: tidak adaEfek mutagenik : tidak adaEfek
teratogenik : tidak adaSenyawa ini dapat meracuni paru-paru,
membran mukosa, sistem pernafasan bagian atas, kulit, mata, dan
gigi.Jika terlalu lama atau berulang-ulang terkena, maka dapat
menyebabkan kerusakan organ tubuh.Jika terlalu lama mengalami
kontak dengan uap, maka dapat menimbulkan iritasi mata kronis dan
menyebabkan beberapa iritasi kulit.Jika terlalu lama atau
berulang-ulang terkena uap, dapat menyebabkan infeksi
pernafasan.(Wahyu, 2010)
II.10.2 Pertolongan Pertama Kontak MataJika kontak dengan mata ,
basuh mata dengan air paling tidak selama 15 menit. Gunakan air
dingin.Dan segera cari pertolongan medis. Kontak KulitJika kontak,
bilas bagian yang terkena asam Nitrat dengan air paling tidak 15
menit sambil melepas pakaian yang terkontaminasi. Cuci pakaian yang
terkontaminasi sebelum dipakai lagi. Kontak serius dengan kulitCuci
dengan sabun desinfektan dan oles kulit yang terkontaminasi dengan
krim anti-bakteri. Carilah segera pertolongan medis.
PenghirupanJika terhirup, lepaskan ke udara segar. Jika terjadi
gangguan pernapasan, berikan pernapasan buatan.Jika sulit bernapas,
berikan oksigen. Segera cari pertolongan medis. Penghirupan
SeriusEvakuasi korban ke daerah yang aman sesegera mungkin.Jika
terfjadi kesulitan bernafas, longgarkan pakaian korban dan berikan
oksigen.Jika korban tidak bernafas, berikan nafas buatan. AWAS: hal
ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan nafas buatan sebab
bahan-bahan beracun dan korosif dapat terhirup. Segera cari
pertolongan medis. PencernaanJika tertelan jangan dimuntahkan
kecuali diarahkan oleh ahli medis.Jagan memberikan sesuatu pada
mulut korban yang tidadk sadar.Loggarkan pakaian korban.Segera cari
pertolongan medis.(Wahyu, 2010)II.10.3 Menghindari Kecelakaan
Tumpahan kecilEncerkan dengan air dan diserap dengan kain, atau
serap dengan bahan kering yang inert dan tempatkan dalam wadah
pembuangan limbah yang sesuai.Jika perlu, netralkan residu dengan
larutan Natrium Karbonat encer. Tumpahan banyakCairan korosif.Bahan
pengoksidasi.Cairan beracun.Tutup kebocoran jika tidak
berbahaya.Serap dengan tanah kering, pasir atau bahan yang tidak
mudah terbakarb lainnya.Jangan menaruh air di samping wadah.Hindari
kontak dengan bahan yang mudah terbakar (kayu, kertas, minyak,
kain, dan lain-lain).Jaga kelembaban dengan menggunakan semprotan
air.Jangan tumpahkan material.Netralkan residu dengan larutan
Natrium karbonat encer.(Wahyu, 2010)
II.10.4 Penanganan dan Penyimpanana. Yang perlu diwaspadai Wadah
tetap terkunci, dan kering.Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber
api dan material yang mudah terbakar. Jangan dimakan.Jangan
menghirup gas/asap/ uap.Jangan menambahkan air ke bahan ini.Jika
ventilasi tidak baik gunakan peralatan pernafasan yang baik.Jika
tertelan, segera cari pertolongan medis dan tunjukkan label
bahan.Hindari kontak dengan kulit dan mata, jauhkan dari bahan
pereduksi, bahan mudah terbakar, bahan organik, logam, asam,
alkali, dan panas matahari.Dapat merusak permukaan logam. Simpan
dalam drum logam atau drum papan fiber yang terlapisi menggunakan
bagian dalam yang terlapisi polyethylen yang kuat. b. Penyimpanan
Jaga wadah dalam keadaan tertutup rapat.Tempatkan wadah di ruang
berventilasi dan dingin.Pisahkan dari asam, alkali, agen pereduksi,
dan bahan mudah terbakar.c. Teknis perawatanSediakan ventilasi yang
kering untuk menjaga kelembaban air dibawah nilai batas. Pastikan
keran pencuci mata dan shower keselamatan dapat digunakan dengan
baik.d. Perlindungan PersonalPelindung wajah.Pelindung tubuh
lengkap.Respirator uap.Pastikan memakai respirator yang
bersertifikat. Sarung tangan dan sepatu boot dalam keadaan baik.e.
Perlindungan personal saat tumpahan yang banyakPakaian praktikum
lengkap, respirator uap, boot, sarung tangan.Menggunakan perangkat
penutup hidung untuk menghindari terserapnya zat.(Wahyu,
2010)II.10.6 Stabilitas dan Reaktivitas Stabilitas: Produk stabil
Temperatur yang tidak stabil: Tidak ada Kondisi tidak stabil: Bahan
yang tidak cocok Tidak cocok dengan beberapa bahan: Sangat reaktif
dengan alkali, bahan pereduksi, bahan yang mudah terbakar, bahan
organik, asam, dan logam. Korosivitas: sangat korosif terhadap
Aluminium, tembaga. Non-korosif dengan kaca, stainless steel
(304/316), kuningan. Keterangan khusus dalam reaktivitas :
Pengoksidasi uap. Bereaksi keras dengan alkohol, material organic,
turpentin(getah pinus),batubara. Bereaksi keras dengan Aseton dan
Asam sulfat. HNO3 bereaksi dengan air atau uap air untuk
memproduksi panas dan racun, korosif, dan uap yang mudah terbakar.
Keterangan khusus dalam korosivitas : dengan hadirnya bahan
pengoksidasi, akan bereaksi dengan semua logam basa kecuali
aluminium dan baja kromium. Ini juga bereaksi dengan plastik,
karet, dan cat. Tidak merusak perunggu baja, dan seng.II~1