Laporan Tutorial Skenario B Blok XVIII Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Blok Kedokteran komunitas dan kesehatan masyarakat adalah blok delapan belas pada semester VI dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario B yang memaparkan kasus pada wilayah kerja Puskesmas Makmur, dengan jumlah penduduk 36.250 jiwa yang terdiri dari 5 (lima) desa, sedang terjadi KLB Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan jumlah kasus DBD 36 orang, 2 orang meninggal (pada periode yang sama di tahun 2014 jumlah kasus DBD 10 orang dan tidak ada yang meninggal). Pada bulan April 2015, petugas surveilens menemukan Angka Bebas Jentik (ABJ) yang masih rendah yaitu 45%. Hal ini disebabkan masih banyak penduduk yang menggunakan bak penampungan air terbuka. Dokter Agung selaku pimpinan Puskesmas akan merencanakan Lokakarya Mini awal bulan Mei untuk membahas kasus ini. Dokter Agung akan menentukan langkah penanggulangan dan pencegahan DBD, jangan sampai terjadi lagi di tahun-tahun mendatang, dengan pendekatan Administrasi Kesehatan. 1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu : 1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. 2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok. 3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Laporan Tutorial Skenario B Blok XVIII Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Kedokteran komunitas dan kesehatan masyarakat adalah blok
delapan belas pada semester VI dari Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario B
yang memaparkan kasus pada wilayah kerja Puskesmas Makmur, dengan
jumlah penduduk 36.250 jiwa yang terdiri dari 5 (lima) desa, sedang
terjadi KLB Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan jumlah kasus DBD
36 orang, 2 orang meninggal (pada periode yang sama di tahun 2014
jumlah kasus DBD 10 orang dan tidak ada yang meninggal). Pada bulan
April 2015, petugas surveilens menemukan Angka Bebas Jentik (ABJ)
yang masih rendah yaitu 45%. Hal ini disebabkan masih banyak penduduk
yang menggunakan bak penampungan air terbuka.
Dokter Agung selaku pimpinan Puskesmas akan merencanakan
Lokakarya Mini awal bulan Mei untuk membahas kasus ini. Dokter Agung
akan menentukan langkah penanggulangan dan pencegahan DBD, jangan
sampai terjadi lagi di tahun-tahun mendatang, dengan pendekatan
Administrasi Kesehatan.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari
system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan
metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
Laporan Tutorial Skenario B Blok XVIII Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Data Tutorial
Tutor : dr. Ratika Febriani
Moderator : Fadil Ramadhan
Sekretaris meja : Rahmania Prama Oktina
Sekretaris papan : Siska Sarwana
Waktu : 1. Senin, 11 Mei 2015
2. Rabu, 13 Mei 2015
Pukul. 13.00 – 14.30 wib
Rule :
1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam.
2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argumen
3. Izin saat akan keluar ruangan
2.1 Skenario Kasus
Wilayah kerja Puskesmas Makmur, dengan jumlah penduduk 36.250 jiwa
yang terdiri dari 5 (lima) desa, sedang terjadi KLB Demam Berdarah Dengue
(DBD) dengan jumlah kasus DBD 36 orang, 2 orang meninggal (pada periode
yang sama di tahun 2014 jumlah kasus DBD 10 orang dan tidak ada yang
meninggal). Pada bulan April 2015, petugas surveilens menemukan Angka
Bebas Jentik (ABJ) yang masih rendah yaitu 45%. Hal ini disebabkan masih
banyak penduduk yang menggunakan bak penampungan air terbuka.
Dokter Agung selaku pimpinan Puskesmas akan merencanakan Lokakarya
Mini awal bulan Mei untuk membahas kasus ini. Dokter Agung akan
menentukan langkah penanggulangan dan pencegahan DBD, jangan sampai
terjadi lagi di tahun-tahun mendatang, dengan pendekatan Administrasi
Kesehatan.
Laporan Tutorial Skenario B Blok XVIII Page 3
2.2 Seven Jump Steps
2.2.1 Klarifikasi Istilah
1. KLB
(Kejadian Luar
Biasa)
Timbulnya atau meningkatnya kejadian dan
kesakitan angka kematian yang bermakna secara
epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun
waktu tertentu.
2. Surveilens Observasi medis pada seseorang atau karier atau
populasi yang terancam oleh penyakit infeksi
yang di observasi dengangejala-gejala dan
tanda-tanda dari penyakit infeksi atau meular
yang bersangkutan
3. Angka bebas
jentik
Persentase rumah dan atau tempat umum yang
tidak ditemukan jentik pada pemeriksaan jentik.
4. Lokakarya
Mini
Upaya untuk menggalang kerjasama tim untuk
penggerakan pelaksanaan upaya kesehatan di
puskesmas sesuai dengan perencanaan yang
telah disusn dari tiap-tiap upaya kesehatan
pokok puskesmas, sehingga dapat dihindarkan
terjadinya tumpang tindih dalam pelaksanaan
kegiatan.
5. Administrasi
kesehatan
Suatu proses yang menyangkut perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan,
pengkoordinasian, dan penilaian terhadap
sumber, tata cara dan kesanggupan yang tersedia
untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan
terhadap kesehatan, perawatan kedokteran serta
lingkungan yang sehat dengan jalan
menyediakangerakan berbagai upaya kesehatan
yang ditujukan kepada perseorangan, keluarga,
kelompok, ataupun masyarakat.
Laporan Tutorial Skenario B Blok XVIII Page 4
2.2.2 Identifikasi Masalah
1. Wilayah kerja Puskesmas Makmur, dengan jumlah penduduk 36.250
jiwa yang terdiri dari 5 (lima) desa, sedang terjadi KLB Demam
Berdarah Dengue (DBD) dengan jumlah kasus DBD 36 orang, 2 orang
meninggal (pada periode yang sama di tahun 2014 jumlah kasus DBD
10 orang dan tidak ada yang meninggal).
2. Pada bulan April 2015, petugas surveilens menemukan Angka Bebas
Jentik (ABJ) yang masih rendah yaitu 45%. Hal ini disebabkan masih
banyak penduduk yang menggunakan bak penampungan air terbuka.
3. Dokter Agung selaku pimpinan Puskesmas akan merencanakan
Lokakarya Mini awal bulan Mei untuk membahas kasus ini.
4. Dokter Agung akan menentukan langkah penanggulangan dan
pencegahan DBD, jangan sampai terjadi lagi di tahun-tahun
mendatang, dengan pendekatan Administrasi Kesehatan.
2.3.2 Analisis Masalah
1. Wilayah kerja Puskesmas Makmur, dengan jumlah penduduk 36.250 jiwa
yang terdiri dari 5 (lima) desa, sedang terjadi KLB Demam Berdarah
Dengue (DBD) dengan jumlah kasus DBD 36 orang, 2 orang meninggal
(pada periode yang sama di tahun 2014 jumlah kasus DBD 10 orang dan
tidak ada yang meninggal).
a. Apa kerteria terjadi KLB?
Jawab:
Menurut Departemen Kesehatan tahun 2000 Kejadian Luar Biasa
adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau
kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu
dan daerah tertentu.
Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004. Kejadian Luar
Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian
Laporan Tutorial Skenario B Blok XVIII Page 5
kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada
suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.
7 (tujuh) Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Permenkes
1501 Tahun 2010 adalah :
1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya
tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah.
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 kurun
waktu dalam jam, hari, atau minggu berturut-turut menurut
jenis penyakitnya.
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih
dibandingkan periode sebelumnya dalam kurun waktu dalam
jam, hari, atau minggu berturut-turut menurut jenis
penyakitnya.
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 bulan
menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih dibandingkan
dengan angka rata-rata jumlah per bulan dlam tahun
sebelumnya.
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 tahun
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan
dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada
tahun sebelumnya.
6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate)
dalam 1 kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau
lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu
penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate)penderita baru
pada satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih
dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang
sama.
(Permenkes.2010)
b. Apa saja penyakit-penyakit yang termasuk dalam KLB?
Jawab:
Laporan Tutorial Skenario B Blok XVIII Page 6
1. Berdasarkan cara penularannya, Penyakit Menular
dikelompokkan menjadi:
a. penyakit menular langsung; dan
b. penyakit tular vektor dan binatang pembawa penyakit.
2. Penyakit menular langsung sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a terdiri atas:
a. Difteri;
b. Pertusis;
c. Tetanus;
d. Polio;
e. Campak;
f. Typhoid;
g. Kolera:
h. Rubella;
i. Yellow Fever;
j. Influensa;
k. Meningitis;
l. Tuberkulosis;
m. Hepatitis;
n. penyakit akibat Pneumokokus;
o. penyakit akibat Rotavirus;
p. penyakit akibat Human Papiloma Virus (HPV);
q. penyakit virus ebola;
r. MERS-CoV;
s. Infeksi Saluran Pencernaan;
t. Infeksi Menular Seksual;
u. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV);
v. Infeksi Saluran Pernafasan;
w. Kusta; dan
x. Frambusia.
Laporan Tutorial Skenario B Blok XVIII Page 7
3. Jenis penyakit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
sampai dengan huruf p merupakan penyakit menular langsung
yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
4. Jenis penyakit tular vektor dan binatang pembawa penyakit
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:
a. Malaria;
b. Demam Berdarah;
c. Chikungunya;
d. Filariasis dan Kecacingan;
e. Schistosomiasis;
f. Japanese Enchepalitis;
g. Rabies;
h. Antraks
i. Pes;
j. Toxoplasma;
k. Leptospirosis;
l. Flu Burung (Avian Influenza); dan
m. West Nile.
(Permenkes . 2010)
c. Bagaimana alur penetapan status KLB?
Jawab:
Penetapan KLB
1. Dilakukan dengan membandingkan insidensi penyakit yang
tengah berjalan dengan insidensi penyakit dalam keadaan biasa
(endemik), pada populasi yang dianggap beresiko, pada tempat
dan waktu tertentu.
2. Dengan Pola Maxiumum dan Minimum 5 tahunan atau 3
tahunan.
3. Membandingkan frekuensi penyakit pada tahun yang sama
bulan berbeda, atau bulan yang sama tahun berbeda khusus
untuk penyakit-penyakit Kholera, Cacar, Pes, DHF/DSS.Setiap
Laporan Tutorial Skenario B Blok XVIII Page 8
peningkatan jumlah penderita-penderita penyakit tersebut dia
dua di suatu daerah endemis. Serta terdapatnya satu atau lebih
penderita atau kematian karena suatu penyakit, pada suatu
kecamatan yang telah bebas dari penyakit-penyakit, paling
sedikit bebas selama 4 minggu berturut-turut.
(Permenkes.2010)
d. Bagaimana peranan puskesmas di wilayah kerjanya untuk
penanganan kasus KLB?
Jawab:
Upaya penanggulangan KLB :
1. Penyelidikan epidemilogis.
2. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita
termasuk tindakan karantina.
3. Pencegahan dan pengendalian.
4. Pemusnahan penyebab penyakit.
5. Penanganan jenazah akibat wabah.
6. Penyuluhan kepada masyarakat.
7. Upaya penanggulangan lainnya.
(Permenkes.2010)
e. Apa makana perbandingan kasus KLB di tahun 2015 dengan tahun
sebelumnya?
Jawab:
Pada tahun 2015 terjadi peningkatan 2x lipat jumlah kasus
DBD (36orang) dibanding tahun 2014 (10orang) dan Terjadi angka
kematian yang berarti pada tahun 2015 yaitu sebanyak 2 orang
meninggal dimana hal tersebut termasuk ke dalam kriteria
terjadinya KLB selain itu dari data tersebut kita juga dapat mencari
CFR (Case Fatality Rate) yaitu angka kematian yang diakibatkan
dari suatu penyakit dalam suatu watu tertentu dan dikalikan 100%
CFR=𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠x100%
Laporan Tutorial Skenario B Blok XVIII Page 9
yaitu sekitar CFR 5.5% . ANgka ini masih tinggi dimana CFR
Nasional untuk DBD adalah 2%.
(Mubarokah. 2012)
f. Bagaimana cara agar penyakit tidak berkembang menajdi KLB?
Jawab:
Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah
dengan melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini secara cermat,
selain itu melakukan langkah-langkh lainnya :
Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD,
tenaga dan logistic
Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas.
Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat
Memperbaiki kerja laboratorium
Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain
Deteksi dini KLB merupakan kewaspadaan terhadap
timbulnya KLB dengan mengidentifikasi kasus berpotensi
KLB, pemantauan wilayah setempat terhadap penyakit-
penyakit berpotensi KLB dan penyelidikan dugaan KLB :
1. Identifikasi kasus berpotensi KLB. Setiap kasus
berpotensi KLB yang datang ke UPK diwawancarai
kemungkinan adanya penderita lain disekitar tempat
tinggal kemudian dilanjutkan dengan penyelidikan
kasus;
2. PWS penyakit berpotensi KLB. Setiap UPK melakukan
analisis adanya dugaan peningkatan penyakit dan faktor
risiko yang berpotensi KLB diikuti penyelidikan kasus;