REFLEKSI KASUS
CERVICOBRACHIAL SYNDROME
Dosen Pembimbing :
dr. Fajar Maskuri, M.Sc, Sp.S
Disusun oleh :
Cita Shafira Amalia
15/377929/KU/17637
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF
RUMAH SAKIT AKADEMIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT, DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
1
11
2019
i
BAB I
DESKRIPSI KASUS
1. Identitas Pasien
a. Nomor RM: 12-46-xx
b. Nama: Nn. KHK
c. Jenis Kelamin: Perempuan
d. Tgl lahir: 26 Oktober 1997
e. Usia: 21 tahun 6 bulan
f. Alamat: Sukoharjo
g. Pekerjaan: Pelajar
h. Tgl Masuk RS: 23 April 2019
i. Tgl Kontrol: 27 April 2019
2. Anamnesis
a. Keluhan Utama
Kebas lengan kanan, nyeri bahu kanan, nyeri belakang leher
kanan
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Dua minggu SMRS OS merasa lengan kanannya lebih sensitif saat
mengenakan pakaian. Tangan kanannya menjadi sakit ketika sedang
menulis, belakang lehernya terasa sakit bila digerakkan, membaik
dengan istirahat. Sebelum muncul gejala, pasien mengaku membawa
beban berat dengan tangan kanannya. OS berobat ke GMC dan
mendapatkan obat antinyeri, namun keluhan dirasa tidak membaik.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dengan keluhan serupa disangkal. Riwayat HT,
DM, dan penyakit jantung disangkal.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit keluarga dengan keluhan serupa disangkal.
Riwayat HT, DM, dan penyakit jantung tidak diketahui.
e. Riwayat Psikososial
Pasien merupakan seorang mahasiswa tingkat akhir, tinggal
sendiri di Yogyakarta
f. Gaya Hidup
Riwayat merokok dan konsumsi alkohol disangkal.
3. Review Anamnesis Sistem
a. Saraf: Kebas lengan kanan (+) kesemutan tangan kanan (+)
nyeri belakang leher kanan (+)
b. Muskuloskeletal: Nyeri bahu dan tangan kanan (+) Bengkak
belakang leher kanan (+)
c. Kardiovaskuler: tidak ada keluhan
d. Gastrointestinal: tidak ada keluhan
e. Pernapasan: tidak ada keluhan
f. Integumen: tidak ada keluhan
g. Endokrin: tidak ada keluhan
h. Status psikologis: tidak ada keluhan
4. Resume Anamnesis
Pasien atas nama Nn. KHK, perempuan, 21 tahun, datang dengan
keluhan nyeri pada tangan kanan, bahu kanan, dan belakang leher
kanan. Keluhan disertai kesemutan dan kebas pada tangan kanan,
membaik ketika beristirahat dan konsumsi antinyeri. Riwayat keluhan
serupa sebelumnya disangkal.
5. Diagnosis Sementara
· Diagnosis Klinis: nyeri regio cervicobrachial
· Diagnosis Topik : muskuloskeletal
· Diagnosis Etiologi : cervicobrachial syndrome
6. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
· Keadaan umum: baik
· Kesadaran: compos mentis, E4V5M6
· Tanda vital
· Tekanan Darah: 94/62 mmHg
· Nadi: 106 x/min
· Laju pernapasan: 14 x/min
· NPS: 4-6
b. Pemeriksaan kepala – leher
· Konjungtiva anemis (-/-)
· Sklera ikterik (-/-)
· Lnn dbn
c. Pemeriksaan Paru
Dalam batas normal
d. Pemeriksaan Jantung
Dalam batas normal
e. Pemeriksaan Abdomen
Dalam batas normal
f. Pemeriksaan Ekstremitas
2
· Akral hangat
· WPK <2 detik
10
g. Status Psikiatri
· Tingkah Laku: Normoaktif
· Perasaan Hati: Normotimik
· Orientasi: O/W/T/S baik
· Kecerdasan: Baik
· Daya Ingat: Baik
h. Status Neurologis
· Kesadaran: Compos mentis, E4V5M6
· Kepala: Pupil Isokor ∅ 3mm/3mm, Reflek cahaya +/+, Nystagmus
(-)
· Leher: nyeri tekan (+), spasme otot leher (+), nyeri radikuler
(-)
· Nervus Kranialis
Saraf Kranialis
Kanan
Kiri
N. I Olfaktorius
Daya penghidu
normal
normal
N. II Optikus
Daya penglihatan
normal
normal
Lapang penglihatan
normal
normal
Melihat Warna
normal
normal
N. III Okulomotorius
Ptosis
tidak ada
tidak ada
Gerak mata ke medial
normal
normal
Gerak mata ke atas
normal
normal
Gerak mata ke bawah
normal
normal
Ukuran pupil
3 mm
3 mm
Bentuk pupil
bulat
bulat
Reflek cahaya langsung
normal
normal
Reflek cahaya konsensual
normal
normal
N. IV Trochlearis
Gerak mata ke lateral bawah
normal
normal
N. V Trigeminus
Mengigit
normal
normal
Membuka mulut
normal
normal
Sensibilitas muka atas
normal
normal
Sensibilitas muka tengah
normal
normal
Sensibilitas muka bawah
normal
normal
N. VI Abdusen
Gerak mata ke lateral
normal
normal
N. VII Fasialis
Kerutan kulit dahi
normal
normal
Kedipan mata
normal
normal
Lipatan naso labial
normal
normal
Sudut mulut
normal
normal
Mengerutkan dahi
normal
normal
Mengerutkan alis
normal
normal
Menutup mata
normal
normal
Meringis
normal
normal
Menggembungkan pipi
normal
normal
N. VIII Akustikus
Mendengar suara berbisik
normal
normal
N. IX Glosofaringeus
Arkus faring
normal
normal
N. X Vagus
Denyut nadi / menit
106x/menit
106xmenit
Bersuara
normal
normal
Menelan
normal
normal
N. XI Aksesorius
Memalingkan ke depan
normal
normal
Sikap bahu
normal
normal
Mengangkat bahu
normal
normal
N. XII Hipoglossus
Sikap lidah
normal
normal
Artikulasi
normal
normal
Menjulurkan lidah
normal
normal
Kekuatan lidah
normal
normal
Trofi otot lidah
normal
normal
· Ekstremitas :
+5
+5
+5
+5
B
B
B
B
GK
+1
+1
+1
+1
-
-
-
-
RFRP
Clonus -/-
Sensibilitas: dalam batas normal
Gerakan abnormal: tidak ada
7. Resume Pemeriksaan Fisik
· KU : baik
· Kesadaran : Compos Mentis, E4V5M6
· Tanda Vital : TD : 94 / 62 mmHg, N : 106x/min, RR:
14x/min,
· NPS: 4
· Status generalis: CA -/-, SI -/-, thorax-abdomen: normal
· Status neurologis : spasme otot leher
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Ro Vertebra Cervicalis AP, Lateral, Oblique
Hasil :
Kelengkungan melurus, trabekulasi tulang baik, kompresi (-)
listhesis (-). DIV dan FIV tidak menyempit atau melebar. Airway di
tengah, patent, tak tampak deviasi
Kesan :
Paraspinal musculospasme
9. Diagnosis
· Diagnosis Klinis: spasme otot leher
· Diagnosis Topik: m. sternocleidomastoideus
· Diagnosis Etiologi: cervicobrachial syndrome
10. Penatalaksanaan
· Methylprednisolone tablet1 x 8 mg
· Ibuprofen tablet2 x 400 mg
· Gabapentin3 x 100 mg
· Omeprazole1 x 20 mg
· Diazepam2 x 2 mg
11. Planning
· Istirahat yang cukup
· Fisioterapi
12. Prognosis
· Death: dubia ad bonam
· Disease: dubia ad bonam
· Disability: dubia ad bonam
· Discomfort: dubia ad bonam
· Dissatisfaction: dubia ad bonam
· Destitution : dubia ad bonam
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Nyeri leher merupakan keluhan yang umum ditemukan dalam
masyarakat. Penyebab dari keluhan tersebut dapat disebabkan karena
adanya abnormalitas baik pada otot, ligamen, saraf, tulang, maupun
diskus dari vertebrae.
Cervicobrachial syndrome (CBS) merupakan kondisi medis yang
dideskripsikan dalam beberapa literatur sebagai adanya sakit atau
nyeri pada leher yang menjalar ke area tangan. Etiologi dari CBS
dapat diklasifikasikan menjadi myofascial, articular, maupun
neurogenik. Gejala umumnya diperparah dengan posisi kepala maupun
gerakan tertentu.
2. Faktor Risiko
Berikut adalah faktor risiko dari CBS:
1. Usia
Beberapa literatur menyebutkan CBS lebih sering ditemukan pada
individu yang berusia > 40 tahun dibandingkan dengan individu
yang berusia <40 tahun, dan insidensi nya meningkat sesuai
dengan penambahan usia.
2. Jenis kelamin
Beberapa literatur menyebutkan insidensi CBS lebih sering
ditemukan pada perempuan dibandingkan dengan pada laki-laki.
3. Pekerjaan
CBS merupakan salah satu penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan, terutama pekerjaan yang dilakukan secara repetitif dalam
jangka waktu yang lama.
4. Aktivitas
Aktivitas yang umumnya dilakukan oleh pasien di sekitas onset
mulai muncul antara lain mengangkat (lifting), mendorong, maupun
menarik benda dengan beban yang cukup berat.
3. Gejala Klinis
Pasien dengan CBS dapat datang dengan keluhan:
· Kaku dan nyeri pada leher yang dirasakan saat gerakan aktif
maupun pasif dari leher
· Nyeri menjalar ke salah satu atau kedua tangan
· Gerakan leher yang terbatas
· Paresthesia pada tangan secara spontan maupun dipicu
· Penurunan sensori (umumnya sensasi sentuh)
· Penurunan refleks biseps atau brachioradialis (jarang
ditemukan)
4. Diagnosis
a. Anamnesis
Anamnesis yang dilakukan harus lengkap, dan meliputi:
· Lokasi nyeri dan persebarannya
· Jenis nyeri
· Durasi nyeri
· Adanya gangguan neurologis seperti penurunan sensibilitas,
hyperalgesia, paresthesia
· Kegiatan yang memperingan atau memperberat gejala
· Aktivitas yang dilakukan sebelumnya
· Riwayat penyakit dahulu
· Riwayat penyakit keluarga
· Riwayat pengobatan dan obat yang diminum saat ini
b. Pemeriksaan Fisik
· Leher: lokalisasi nyeri, ada atau tidaknya jejas
· Ekstremitas: lokalisasi nyeri, ada atau tidaknya jejas
· Neurologis: ada atau tidaknya defisit neurologis
· Manuver: Brachial Plexus Tension Test (BPTT), Spurling
Test
c. Pemeriksaan Penunjang
· Rontgen tulang leher
· Pada setiap kasus yang berhubungan dengan spinal cervical,
sebaiknya dilakukan pemeriksaan foto polos leher tiga sisi (AP,
Lateral, Oblique)
· Jika hasil foto polos kurang jelas, dapat dilakukan
pemeriksaan dengan menggunakan elektromyografi atau pemeriksaan
konduksi saraf.
5. Tata Laksana
· Non-farmakologi
· Fisioterapi
· Farmakologi
· NSAID sebagai lini pertama nyeri pada leher yang menjalar ke
tangan
· Muscle relaxant, antidepressant, anti konvulsan
· Injeksi corticosteroid
6. Edukasi
· Penjelasan mengenai kondisi pasien, rencana pemeriksaan, dan
rencana pengobatan
· Penjelasan mengenai kepatuhan minum obat
· Penjelasan mengenai aktivitas fisik sehari-hari
REFERENSI
Gangavelli, R., Nair, N.S., Bhat, A.K., Solomon, J.M. (2016).
Cervicobrachial pain - How Often is it Neurogenic? Journal of
Clinical and Diagnostic Research, Vol-10(3): YC14-YC16
Kostkova, V., Koleva, M. (2001). Back disorders low back pain,
cervicobrachial and lumbosacral radicular syndromes/ and some
related risk factors. Journal of the Neurological Sciences 192, pp:
17–25
Ouintner, J. (1990). Stretch-induced cervicobrachial pain
syndrome. Australian Journal of Physiotherapy 36: 99-103
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) .
(2016). Cervical Syndrome. Panduan Praktik Klinis Neurologi. Hal
295-300.