Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran Pendidikan jasmani banyak guru yang mengeluhkan rendahnya kemampuan siswa dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari banyaknya kesalahan siswa dalam mengaplikasikan konsep Pendidikan jasmani sehingga mengakibatkan kesalahan – kesalahan dalam mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa (skor) baik dalam ulangan harian, ulangan semester, maupun ujian akhir sekolah, padahal dalam pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan jasmani biasanya guru memberikan tugas (pemantapan) secara kontinu berupa latihan. Kondisi riil dalam pelaksanaannya latihan yang diberikan tidak sepenuhnya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menerapkan konsep Pendidikan jasmani. 1
103

Bab i ptk 3

May 28, 2015

Download

Education

warhanie

pendahuluan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bab i ptk 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pembelajaran Pendidikan jasmani banyak guru yang

mengeluhkan rendahnya kemampuan siswa dalam pembelajaran. Hal ini

terlihat dari banyaknya kesalahan siswa dalam mengaplikasikan konsep

Pendidikan jasmani sehingga mengakibatkan kesalahan – kesalahan dalam

mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga mengakibatkan rendahnya hasil

belajar siswa (skor) baik dalam ulangan harian, ulangan semester, maupun

ujian akhir sekolah, padahal dalam pelaksanaan proses pembelajaran

pendidikan jasmani biasanya guru memberikan tugas (pemantapan) secara

kontinu berupa latihan. Kondisi riil dalam pelaksanaannya latihan yang

diberikan tidak sepenuhnya dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

menerapkan konsep Pendidikan jasmani.

Rendahnya mutu pembelajaran dapat diartikan kurang efektifnya

proses pembelajaran. Penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru maupun

sarana dan prasarana yang ada, minat dan motivasi siswa yang rendah, kinerja

guru yang rendah, serta sarana dan prasarana yang kurang memadai akan

menyebabkan pembelajaran menjadi kurang efektif. Saat sekarang ini sistem

pembelajaran harus sesuai dengan kurikulum yang menggunakan sistem

KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Jadi pendidikan tidak hanya

ditekankan pada aspek kognitif saja tetapi juga afektif dan psikomotorik.

1

Page 2: Bab i ptk 3

Metode pembelajaran yang kurang efektif dan efisien, menyebabkan

tidak seimbangnya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, misalnya

pembelajaran yang monoton dari waktu ke waktu, guru yang bersifat otoriter

dan kurang bersahabat dengan siswa, sehingga siswa merasa bosan dan kurang

minat belajar. Untuk mengatasi hal tersebut maka guru sebagai tenaga

pengajar dan pendidik harus selalu meningkatkan kualitas profesionalismenya

yaitu dengan cara memberikan kesempatan belajar kepada siswa dengan

melibatkan siswa secara efektif dalam proses pembelajaran.

Kompentensi merupakan perpaduan pengetahuan, keterampilan, nilai

dan sikap yang di refleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak, (Ashan,

1981) mengemukakan bahwa kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,

keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah

menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku

kognitif, efektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.

Tuntutan akan pendidikan yang berkualitas untuk semua orang tanpa

terkecuali akan terus ada seiring perubahan dan perkembangan jaman. Oleh

karena itu, upaya inovasi pendidikan sekolah dasar merupakan keharusan yang

dilakukan setiap saat dan terus menerus.

Seorang guru mempunyai harapan yang tinggi terhadap peserta didik.

Guru mengharap siswa dapat menyerap materi yang diberikan, sehingga pada

akhirnya terjadi Change Behaviore (Perubahan-perubahan perilaku) berupa

pengetahuan sikap, dan keterampilan yang dimiliki. Hasil belajar berupa

2

Page 3: Bab i ptk 3

perubahan tingkah laku baik berbentuk berpikir, sikap maupun keterampilan

melakukan suatu kegiatan tertentu.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman bahwa dalam kegiatan

belajar mengajar pendidikan jasmani pada umumnya selalu menjadi kurang

menarik bagi siswa karena dianggap sebagai pelajaran yang rumit yang

memerlukan latihan-latihan, apabila guru yang memberikan materi pelajaran

perkalian ini dengan metode hafalan, sehingga membuat murid jauh semakin

jenuh.

Maka, peneliti berusaha untuk menemukan dan memilih metode

pengajaran yang setepat-tepatnya yang dipandang lebih efektif dari pada

metode-metoede lainnya, sehingga kecakapan dan pengetahuan yang

diberikan oleh guru benar-benar menjadi milik murid. Salah satu metode yang

peneliti gunakan adalah model pembelajaran kooperatif Teams Games

Tournament (TGT).

Pembelajaran yang berhasil ditunjukkan oleh dikuasainya materi

pelajaran oleh siswa. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran

biasanya dinyatakan nilai. Pada hasil ulangan pendidikan jasmani

menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

Hanya 14 orang dari 32 siswa di kelas VI yang mencapai tingkat panguasaan

materi 46,67 % keatas. Untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap

materi pelajaran, penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui

penelitian tindakan kelas.

3

Page 4: Bab i ptk 3

Berdasarkan uraian di atas mendorong penulis perlu melakukan

perubahan dalam pembelajaran dengan melakukan penelitian tindakan kelas

(PTK) sebagai upaya perbaikan pembelajaran pendidikan jasmani dengan

judul : “ Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani dengan

menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games

Tournament ( TGT ) Kelas VI SDN 5 Peresak Kec. Narmada Tahun

Pelajaran 2012-2013 . ”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut :

1. Guru dalam melaksanakan pembelajaran tidak menggunakan metode yang

sesuai dengan materi yang diajarkan.

2. Hasil belajar siswa dalam pelajaran penjaskes masih rendah, karena guru

dalam melaksanakan pembelajaran masih monoton.

3. Motivasi belajar siswa masih rendah karena cara mengajar guru masih

konvensional.

4. Model mengajar yang dilakukan guru dalam menggunakan metode tidak

bervariasi, sehingga siswa merasa jenuh dalam pembelajaran.

4

Page 5: Bab i ptk 3

C. Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas maka masalah dalam penelitian

tindakan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana peningkatan hasil belajar Pendidikan Jasmani dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament

(TGT) kelas VI SDN 5 Peresak Kec. Narmada tahun pelajaran 2012-2013?

2. Bagaimana efektivitas Penggunaan model pembelajaran kooperatif Teams

Games Tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan

Jasmani siswa kelas VI SDN 5 Peresak Kec. Narmada tahun pelajaran

2012-2013 ?

D. Tujuan Penlitian

Tujuan utama yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Peningkatan hasil belajar Pendidikan Jasmani dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) kelas VI SDN

5 Peresak Kec. Narmada tahun pelajaran 2012-2013.

2. Efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif Teams Games

Tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Jasmani

siswa kelas VI SDN 5 Peresak Kec. Narmada tahun pelajaran 2012-2013.

5

Page 6: Bab i ptk 3

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

a) Siswa dapat meningkatkan hasil belajar dalam pendidikan jasmani

b) Siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dalam pembelajaran

c) Melalui pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif Teams Games Tournament (TGT), merupakan sebagai

sarana dalam meningkatkan prestasi siswa.

2. Bagi Guru Pendidikan Jasmani

a) Dapat dipertimbangkan dalam memilih metode yang tepat pada

pendidikan jasmani terutama dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

b) Memberikan kemudahan bagi guru pendidikan jasmani dalam

menerapkan metode pembelajaran.

c) Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan strategi pelatihan bagi

guru dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.

6

Page 7: Bab i ptk 3

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar, karena

“belajar merupakan suatu proses, sedangkan hasil belajar adalah hasil dari

proses pembelajaran tersebut” (Slameto, 2003: 45).

Seorang siswa belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau

tidaknya seorang siswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar

yang dialami oleh siswa tersebut.

Menurtut Logan, dkk (dalam Sujana, 1998) belajar dapat diartikan

“sebagai perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil

pengalaman dan latihan”. Senada dengan hal tersebut, Winkel (1997: 231)

berpendapat bahwa: “belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai

suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan

berbekas”.

Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat di-

lakukan dimana-mana, seperti di rumah ataupun dilingkungan masyarakat.

Sudjana (1998) berpendapat bahwa: “belajar merupakan proses perubahan

dari belum mampu menjadi sudah mampu dan terjadi dalam jangka waktu

7

Page 8: Bab i ptk 3

tertentu” Menurut Sardiman (2006: 56) belajar adalah: “usaha atau

kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang,

mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan,

keterampilan dan sebagainya”.

Siswa dalam belajar mengalami sendiri proses dari tidak tahu

menjadi tahu, karena itu menurut Cronbach (dalam Sardiman, 2006: 55).

Belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam

mengalami itu, pelajar mempergunakan pancainderanya. Pancaindera tidak

terbatas hanya indera pengelihatan saja, tetapi juga berlaku bagi indera

yang lain.

Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri

siswa, namun tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar

karena perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan

yang khas (Sudjana, 2005: 198) antara lain :

a. Perubahan Intensional

Perubahan dalam proses berlajar adalah karena pengalaman atau

praktek yang dilakukan secara sengaja dan disadari. Pada ciri ini siswa

menyadari bahwa ada perubahan dalam dirinya, seperti penambahan

pengetahuan, kebiasaan dan keterampilan.

b. Perubahan Positif dan aktif

Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi

kehidupan serta sesuai dengan harapan karena memperoleh sesuatu

yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan aktif artinya

8

Page 9: Bab i ptk 3

perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha dari siswa yang

bersangkutan.

c. Perubahan efektif dan fungsional

Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan

manfaat tertentu bagi siswa. Sedangkan perubahan yang fungsional

artinya perubahan dalam diri siswa tersebut relatif menetap dan apabila

dibutuhkan perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan

lagi.

Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, secara sengaja, disadari dan perubahan tersebut relatif

menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa

dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

2 Pengertian Hasil belajar

Untuk mendapatkan suatu hasil tidaklah semudah yang dibayangkan,

karena memerlukan perjuangan dan pengorbanan dengan berbagai

tantangan yang harus dihadapi.

Penilaian terhadap hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauhmana

ia telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai hasil belajar.

Hasil penelitian Winkel (1987: 45) bahwa: “proses belajar yang dialami

oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan

dan pemaha-man, dalam bidang nilai, sikap dan keterampilan”. Adanya

9

Page 10: Bab i ptk 3

perubahan tersebut tampak dalam hasil belajar yang dihasilkan oleh siswa

terhadap pertanyaan, persoalan atau tugas yang diberikan oleh guru.

Melalui hasil belajar siswa dapat mengetahui kemajuan-kemajuan yang

telah dicapainya dalam belajar.

Marsun dan Martaniah (dalam Sudjana, 1998: 59) berpendapat

bahwa: “hasil belajar merupakan hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana

peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang diikuti oleh

munculnya perasaan puas bahwa ia telah melakukan sesuatu dengan baik”.

Hal ini berarti hasil belajar hanya bisa diketahui jika telah dilakukan

penilaian terhadap hasil belajar siswa.

Menurut Sudjana (1998: 57) yang dimaksud dengan hasil adalah

hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang.

Sedangkan hasil belajar itu sendiri diartikan sebagai hasil yang dicapai oleh

seorang siswa pada jangka waktu tertentu dan dicatat dalam buku rapor

sekolah.

Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil

belajar merupakan hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa berupa

suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademik di sekolah pada

jangka waktu tertentu yang dicatat pada setiap akhir pembelajaran dengan

metode role playing.

3 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Untuk meraih hasil belajar yang baik, banyak sekali faktor yang

perlu diperhatikan, karena di dalam dunia pendidikan tidak sedikit siswa

10

Page 11: Bab i ptk 3

yang mengalami kegagalan. Kadang ada siswa yang memiliki dorongan

yang kuat untuk berprestasi dan kesempatan untuk meningkatkan hasil, tapi

dalam kenyataannya hasil yang dihasilkan di bawah kemampuannya.

Hasil belajar yang baik banyak sekali faktor-faktor yang perlu

diperhatikan. Nasution (2001: 344) pada penelitiannya menyimpulkan

bahwa “secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan

hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor internal

dan faktor eksternal”.

a. Faktor internal

Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat

mem-pengaruhi hasil belajar. Faktor ini dibedakan menjadi dua kelompok,

yaitu:

1). Faktor fisiologis

Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud adalah faktor

yang ber-hubungan dengan kesehatan dan pancaindera

2) Kesehatan badan

Untuk dapat menempuh studi yang baik siswa perlu

memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik

yang lemah dapat menjadi penghalang bagi siswa dalam

menyelesaikan program studinya. Dalam upaya memelihara kesehatan

fisiknya, siswa perlu memperhatikan pola makan dan pola tidur, untuk

memperlancar metabolisme dalam tubuhnya. Selain itu, juga untuk

11

Page 12: Bab i ptk 3

memelihara kesehatan bahkan juga dapat meningkatkan ketangkasan

fisik dibutuhkan olahraga yang teratur.

3) Pancaindera

Berfungsinya pancaindera merupakan syarat dapatnya belajar

itu ber-langsung dengan baik. Dalam sistem pendidikan dewasa ini di

antara panca-indera itu yang paling memegang peranan dalam belajar

adalah mata dan telinga. Hal ini penting, karena sebagian besar hal-hal

yang dipelajari oleh manusia dipelajari melalui penglihatan dan

pendengaran. Dengan demikian, seorang anak yang memiliki cacat

fisik atau bahkan cacat mental akan menghambat dirinya didalam

menangkap pelajaran, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi

hasil belajarnya di sekolah.

b. Faktor psikologis

Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa, antara lain adalah :

1) Intelligensi

Pada umumnya, hasil belajar yang ditampilkan siswa

mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki

siswa. Menurut Binet (dalam Nasution, 2001: 23): “hakikat inteligensi

adalah kemampuan untuk menetap-kan dan mempertahankan suatu

tujuan, untuk mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka mencapai

tujuan itu dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif”.

Taraf inteligensi ini sangat mempengaruhi hasil belajar seorang siswa,

12

Page 13: Bab i ptk 3

di mana siswa yang memiliki taraf inteligensi tinggi mempunyai

peluang lebih besar untuk mencapai hasil belajar yang lebih tinggi.

Sebaliknya, siswa yang memiliki taraf inteligensi yang rendah

diperkirakan juga akan memiliki hasil belajar yang rendah. Namun

bukanlah suatu yang tidak mungkin jika siswa dengan taraf inteligensi

rendah memiliki hasil belajar yang tinggi, juga sebaliknya .

2) Sikap

Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat

merupakan faktor yang menghambat siswa dalam menampilkan hasil

belajarnya. Menurut Nasution (2001: 56) sikap adalah: “kesiapan

seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu”.

Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran di sekolah merupakan

langkah awal yang baik dalam proses belajar mengajar di sekolah.

3) Motivasi

Menurut Nasution (2001: 57) motivasi adalah: “penggerak

perilaku. Motivasi belajar adalah pendorong seseorang untuk belajar”.

Motivasi timbul karena adanya keinginan atau kebutuhan-kebutuhan

dalam diri seseorang. Seseorang berhasil dalam belajar karena ia ingin

belajar. Menurut Nasution motivasi be-lajar adalah keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbul-kan kegiatan belajar,

yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang

memberikan arah pada kegiatan belajar itu; maka tujuan yang di-

kehendaki oleh siswa tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor

13

Page 14: Bab i ptk 3

psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam

hal gairah atau semangat belajar, siswa yang termotivasi kuat akan

mem-punyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

c. Faktor eksternal

Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada hal lain diluar diri

yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang akan diraih, antara lain

adalah:

1) Faktor lingkungan keluarga

2) Sosial ekonomi keluarga

Dengan sosial ekonomi yang memadai, seseorang lebih

berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulai

dari buku, alat tulis hingga pemilihan sekolah

3) Pendidikan orang tua

Orang tua yang menempuh jenjang pendidikan tinggi cenderung

lebih memperhatikan dan memahami pentingnya pendidikan bagi

anak-anaknya, dibandingkan dengan yang mempunyai jenjang

pendidikan yang lebih rendah.

4) Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga

Dukungan dari keluarga merupakan pemacu semangat berpretasi

bagi siswa. Dukungan bisa secara langsung, berupa pujian atau nasihat;

maupun secara tidak langsung, seperti hubugan keluarga yang

harmonis.

14

Page 15: Bab i ptk 3

5) Faktor lingkungan sekolah

(a) Sarana dan prasarana

Kelengkapan fasilitas sekolah, seperti papan tulis, OHP akan

membantu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah; selain

bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar sekolah juga

dapat mempengaruhi proses belajar mengajar

(b) Kompetensi guru dan siswa

Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam meraih hasil,

keleng-kapan sarana dan prasarana tanpa disertai kinerja yang baik

dari para peng-gunanya akan sia-sia belaka. Bila siswa merasa

kebutuhannya untuk berhasil dengan baik di sekolah terpenuhi,

misalnya dengan tersedianya fasilitas dan tenaga pendidik yang

berkualitas, yang dapat memenihi rasa ingin tahuannya, hubungan

dengan guru dan teman-temannya berlangsung harmonis, maka

siswa akan memperoleh iklim belajar yang menyenangkan. Dengan

demikian,

siswa akan terdorong untuk terus-menerus meningkatkan

hasil belajarnya.

(c) Kurikulum dan metode mengajar

Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan

materi tersebut kepada siswa. Metrode pembelajaran yang lebih

interaktif sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat dan peran

15

Page 16: Bab i ptk 3

serta siswa dalam kegiatan pem-belajaran. Hasil penelitian

Nurkencana (1986: 45) mengatakan bahwa:

“faktor yang paling penting adalah faktor guru. Jika guru mengajar dengan arif bijaksana, tegas, memiliki disiplin tinggi, luwes dan mampu membuat siswa menjadi senang akan pelajaran, maka hasil belajar siswa akan cenderung tinggi, paling tidak siswa tersebut tidak bosan dalam mengikuti pelajaran”.

6) Faktor lingkungan masyarakat

(a) Sosial budaya

Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan

mempengaruhi kesungguhan pendidik dan peserta didik.

Masyarakat yang masih memandang rendah pendidikan akan

enggan mengirimkan anaknya ke sekolah dan cenderung

memandang rendah pekerjaan guru/pengajar

(b) Partisipasi terhadap pendidikan

Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung

kegiatan pen-didikan, mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan

anggaran) sampai pada masyarakat bawah, setiap orang akan lebih

menghargai dan berusaha memaju-kan pendidikan dan ilmu

pengetahuan.

B. Hakekat Pendidikan Jasmani di SD

Pendidikan jasmani sebagai salah satu mata pelajaran dalam kurikulum

di Sekolah Dasar (SD) memiliki keunikan, yaitu lebih mengutamakan aspek

16

Page 17: Bab i ptk 3

psikomotor (gerak) dibandingkan mata pelajaran lain. Namun hal ini bukan

berarti mengabaikan aspek kognisi dua afeksi.

Pendidikan jasmani sebagai salah satu kegiatan pembelajaran

mempunyai kedudukan dan peranan yang sama dengan pelajaran lain.

Pendidikan jasmani juga memiliki tujuan yang senada dengan mata pelajaran

lain yang bermuara pada tujuan pendidikan nasional, seperti yang tertuang

dalam dalam Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional ( SISDIKNAS )

No.20 Tahun 2003.

Jika diperhatikan kegitan pendidikan jasmani menggunakan aktifitas

jasmani untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan siswa. Tujuan

pendidikan jasmani menurut Swain (1967) adalah memilih alternatif kegiatan

dan mendorong siswa untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan,

dan dapat memberikan sumbangan yang optimal pada pertumbuhan dan

perkembangannya. Melalui pendidikan jasmani, siswa diharapkan agar dapat

menghadapi tantangan yang terdapat dalam kehidupan sehari – hari. Kegiatan

– kegiatan dalam pendidikan jasmani ini diselaraskan dengan tujuan

pendidikan secara umum.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa pendidikan jasmani memiliki

tujuan untuk meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan siswa serta

membekali siswa dengan berbagai keterampilan dan sikap yang dapat

digunakan untuk menghadapi kehidupan sehari – hari. Hal tersebut sesuai

dengan pengertian bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian integral dan

proses pendidikan secara keseluruhan yang memiliki tujuan untuk

17

Page 18: Bab i ptk 3

meningkatkan proses tumbuh kembang siswa secara fisik, mental, emosional,

dan sosial melalui kegiatan jasmani yang telah dipilih dan disesuaikan dengan

tujuan yang akan dicapai (Bucher, 1995). Lebih lanjut juga bahwa pendidikan

jasmani sebagai suatu proses pendidikan yang memiliki tujuan untuk

meningkatkan kinerja serta pengembangan kualitas manusia melalui media

kegiatan jasmani yang dipilih sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Dari pendapat tersebut nampak bahwa pendidikan jasmani memainkan

peran sebagai media untuk meningkatkan kualitas hidup manusia melalui

aktifitas jasmani. Sehingga dari pengertian tersebut muncul istilah belajar

gerak dan belajar melalui gerak (Annarino, 1980). Tentang pendidikan

jasmani, Cholik Muthohir (1996) memberikan batasan sebagai berikut:

Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan, dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.

Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa pendidikan jasmani

menitik beratkan kepada perolehan pertumbuhan jasmani, kesehatan, dan

kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan

perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis. Dengan demikian

pendidikan jasmani diharapkan memberikan kontribusi penunjang bagi

aktifitas lain.

18

Page 19: Bab i ptk 3

C. Metode Teams Games Tournaments (TGT)

1. Pengertian Teams Games Tournaments (TGT)

Menurut Slavin (2008 : 13), Teams Games Tournaments (TGT)

merupakan metode pembelajaran kooperatif pertama dari John Hopkins.

Siswa memainkan game ini dengan tiga orang pada “meja-turnamen”,

dimana ketiga peserta dalam satu meja turnamen ini adalah para siswa

yang memiliki rekor nilai terakhir yang sama.

Dalam Teams Games Tournaments (TGT), siswa yang mempunyai

kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnis, dan latar belakang yang

berbeda tergabung dalam sebuah tim yang terdiri dari empat sampai enam

siswa. Masing – masing anggota tim tersebut akan dipertandingkan dengan

anggota tim lainnya yang berkemampuan homogen pada meja – meja

turnamen. Dengan demikian, memungkinkan siswa untuk belajar lebih

semangat dan menimbulkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat,

dan keterlibatan belajar.

2. Tahapan Pembelajaran dalam TGT

Menurut Slavin (2008 : 169), tahapan pembelajaran kooperatif

Teams Games Tournaments (TGT) meliputi :

a) Tahap persiapan pembelajaran

1) Materi pembelajaran

Materi pembelajaran dirancang sedemikian rupa untuk

digunakan secara berkelompok. Sebelum penyajian materi maka

19

Page 20: Bab i ptk 3

guru harus mempersiapkan dahulu lembar soal turnamen beserta

lembar jawabannya

2) Menetapkan tim

Tim – tim dalam pembelajaran ini beranggotakan empat

sampai enam siswa yang terdiri dari siswa yang sedang, tinggi, dan

rendah hasil belajarnya. Selain itu juga mempertimbangkan kriteria

heterogenitas lainnya, seperti : jenis kelamin, latar belakang sosial,

suku, ras, dan sebagainya

b) Kegiatan pembelajaran

1) Pemberian materi

Guru memberikan gambaran awal tentang materi yang akan

dipelajari sebagai langkah memotivasi siswa saat mengawali suatu

proses belajar mengajar.

2) Belajar tim

Masing – masing tim diberi tugas untuk mengerjakan lembar

kegiatan yang telah disediakan. Tujuan dari mengerjakan lembar

kegiatan untuk memastikan bahwa semua anggota tim belajar, lebih

khusus lagi untuk menyiapkan anggotanya agar dapat mengerjakan

soal – soal latihan yang akan dievaluasi melalui turnamen. Setelah

guru memberi materi, anggota tim bertemu untuk mempelajari

lembar kerja dari materi lainnya. Dalam belajar kelompok, siswa

diminta mendiskusikan masalah bersama – sama, membandingkan

20

Page 21: Bab i ptk 3

jawaban dan mengoreksi perbedaan pendapat jika teman satu

kelompoknya membuat satu kesalahan.

3) Games tournament

Game (permainan) terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang

kontennya relevan yang dirancang untuk mengetahui pengetahuan

siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan

kerja tim. Permainan tersebut dimainkan pada meja turnamen dengan

tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda

namun dengan kemampuan yang homogen. Kompetisi yang

seimbang ini memungkinkan para siswa dari semua tingkat kinerja

sebelumnya berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka

jika mereka melakukan yang terbaik. Permainan hanya berupa

nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama yang

dimainkan pada meja turnamen. Seorang siswa mengambil sebuah

kartu bernomor dan menjawab pertanyaan sesuai nomor tersebut.

Turnamen biasanya berlangsung pada akhir minggu atau

akhir pokok bahasan setelah guru memberikan presentasi di kelas dan

tim telah melaksanakan kerja kelompok. Turnamen ini berfungsi

sebagai review materi pelajaran. Langkah pertama melakukan turnamen

adalah membentuk meja turnamen, caranya adalah masing-masing

kelompok diurutkan berdasarkan tingkat kecerdasannya. Ranking siswa

berurutan dari siswa paling pandai ke siswa yg kurang pandai.

21

Page 22: Bab i ptk 3

Penempatan siswa pada meja turnamen dapat dilihat pada gambar

berikut :

Gambar 2.1 Penempatan Meja Turnamen

Sumber : Slavin (2008 : 168)

Dari ranking tersebut disusun meja turnamen. Meja 1 terdiri dari

kelompok pandai yaitu A-1, B-1, C-1, dan seterusnya. Demikian untuk

meja lainnya. Ketika mengumumkan penempatan meja turnamen

kepada siswa, nomor-nomor tingkatan meja diacak terlebih dahulu

supaya para siswa tidak bisa tahu mana meja “atas” dan yang “bawah.”

Meja tersebut dapat dinamakan dengan macam – macam warna atau

lainnya agar siswa tidak mengetahui tingkatan meja. Tiap siswa pada

meja turnamen bertanding untuk mendapatkan skor sebanyak-

banyaknya. Tim yang memperoleh jumlah kumulatif tertinggi dari skor

yang diperoleh anggota tim merupakan kelompok yang memenangkan

pertandingan.

22

A-1 A-2 A-3 A-4

Tinggi Sedang Sedang Rendah

B-1 B-2 B-3 B-4

Tinggi Sedang Sedang Rendah

C-1 C-2 C-3 C-4

Tinggi Sedang Sedang Rendah

Meja turnamen

11

Meja turnamen

21

Meja turnamen

31

Meja turnamen

41

Page 23: Bab i ptk 3

Dalam melakukan turnamen, terdapat aturan permainan sebagai

berikut:

Dalam melakukan turnamen, terdapat aturan permainan sebagai

berikut:

Gambar 2.2 Aturan Permainan (TGT)

Sumber : Slavin (2008 : 173)

Untuk memulai permainan, para siswa menarik kartu untuk

menentukan pembaca pertama yaitu siswa yang menarik nomor

tertinggi. Permainan berlangsung sesuai waktu dan dimulai dari

pembaca pertama. Pembaca pertama mengocok kartu dan mengambil

kartu yang teratas. Dia lalu membacakan soal yang berhubungan

dengan nomor yang ada pada kartu, termasuk pilihan jawabannya jika

soalnya adalah pilihan ganda. Pembaca yang tidak yakin akan

jawabannya diperbolehkan menebak tanpa dikenakan sanksi. Jika

konten dari permainan tersebut melibatkan permasalahan, semua siswa

23

Pembaca1. Mengambil kartu dan mencari soal yang sesuai pada lembar

permainan2. Membaca pertanyaan 3. Mencoba menjawab

Penantang 1Menantang jika memang mau (memberi jawaban

berbeda) atau boleh melewati

Penantang 21. Boleh menantang jika penantang 1 melewati, dan jika mau2. Memeriksa lembar jawaban

Page 24: Bab i ptk 3

(bukan hanya si pembaca) harus mengerjakan permasalahan tersebut

supaya mereka siap untuk ditantang.

Setelah pembaca memberikan jawaban, siswa yang ada di

sebelah kiri atau kanannya (penantang pertama) punya pilihan untuk

menantang dan memberikan jawaban yang berbeda. Apabila dia ingin

melewatinya, atau bila penantang kedua punya jawaban yang berbeda

dengan dua peserta pertama maka penantang kedua boleh menantang.

Akan tetapi, penantang harus berhati-hati karena mereka harus

mengembalikan kartu yang telah dimenangkan sebelumnya ke dalam

kotak (jika ada) apabila jawaban yang mereka berikan salah. Apabila

semua peserta punya jawaban, ditantang atau melewati pertanyaan,

penantang kedua (peserta yang ada di sebelah kanan pembaca)

memeriksa jawaban dengan membacakan jawaban yang benar. Pemain

yang memberikan jawaban benar akan menyimpan kartunya.

Untuk putaran berikutnya, semuanya bergerak satu posisi ke

kiri, penantang pertama menjadi pembaca, penantang kedua menjadi

penantang pertama dan pembaca menjadi penantang kedua. Ketika

permainan tersebut selesai, para pemain mencatat banyak kartu yang

mereka menangkan pada lembar skor permainan. Semua siswa harus

memainkan permainan ini pada waktu yang sama. Sementara mereka

bermain, guru seharusnya berkeliling dari satu kelompok ke kelompok

lain untuk memastikan bahwa setiap siswa memahami prosedur

permainan tersebut. Pada akhir turnamen, siswa menghitung kartu

24

Page 25: Bab i ptk 3

mereka. Kemudian mereka mengisi nama, tim dan skor mereka pada

lembar skor permainan.

4) Rekognisi (Penghargaan) Tim

Skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim. Poin -

poin turnamen tiap siswa dipindahkan ke lembar rangkuman tim

masing-masing, tambahkan seluruh skor anggota tim, dan bagilah

dengan jumlah angota tim yang bersangkutan.

Tabel 2.3 Poin-Poin Turnamen Dengan Tiga Pemain

Pemain Tidak adayang seri

Seri nilai

tertinggi

Seri nilai

terendah

Seri nilai3 macam

Peraih skor tertinggi 60 poin 50 poin 60 poin 60 poinPeraih skor tengah 40 poin 50 poin 40 poin 40 poinPeraih skor rendah 30 poin 30 poin 40 poin 30 poin

Sumber : Slavin (2008 : 175)

Tabel 2.4 Poin-Poin Turnamen Dengan Empat Pemain

Pemain

Tidak ada

yang seri

Seri nilai

tertinggi

Seri nilai

tengah

Seri nilai

terendah

Seri nilai

tertinggi3

macam

Seri nilai

terendah3

macam

Seri nilai

4 macam

Seri nilaitertinggi

& terendah

Peraih skor tertinggi

60 poin 50 poin 60 poin 60 poin 50 poin 60 poin 40 poin 50 poin

Peraih skor tengah atas

40 poin 50 poin 40 poin 40 poin 50 poin 30 poin 40 poin 50 poin

Peraih skor tengah bawah

30 poin 30 poin 40 poin 30 poin 50 poin 30 poin 40 poin 30 poin

Peraih skor terendah

20 poin 20 poin 20 poin 30 poin 20 poin 30 poin 40poin 30 poin

Sumber : Slavin (2008 : 175)

25

Page 26: Bab i ptk 3

3. Keuntungan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe TGT

Menurut G. Cole (dalam Ely, 2007 : 164), TGT mempunyai

keuntungan sebagai berikut :

1) Siswa lebih rileks dalam pembelajaran dan menerima metode tersebut

sebagai variasi pembelajaran

2) Siswa berpeluang menunjukkan kemampuannya di hadapan teman

sekelas ketika melawan tim lain dalam pertandingan (turnamen)

tersebut

3) Metode TGT dapat meningkatkan kepekaan sosial dan kerja sama

siswa dalam memecahkan masalah

Sedangkan Slavin (2008 : 179) menyatakan bahwa metode TGT

mempunyai kelemahan yaitu TGT tidak secara otomatis menghasilkan

skor yang dapat digunakan untuk menghitung nilai individual. Nilai para

siswa haruslah didasarkan pada penilaian individual lainnya, bukan pada

poin-poin turnamen atau skor tim. Akan tetapi poin-poin turnamen atau

skor tim dapat dijadikan sebagian kecil dari nilai mereka.

26

Page 27: Bab i ptk 3

D. Hipotesis Tindakan

Dari uraian dalam kajian pustaka yang telah disampaikan sebelumnya,

maka hipotesis tindakan dalam penelitiab bini adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan hasil belajar Pendidikan Jasmani dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament ( TGT ) kelas

VI SDN 5 Peresak Kec. Narmada tahun pelajaran 2012-2013.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament

(TGT) efektif dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Jasmani

siswa kelas VI SDN 5 Peresak Kec. Narmada tahun pelajaran 2012-2013 .

27

Page 28: Bab i ptk 3

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil

belajar Penjaskes siswa kelas VI SDN 5 Peresak Kec. Narmada Kabupaten

Lombok Barat tahun pelajaran 2012-2013. Jumlah dan nama siswa yang

dijadikan subyek dalam penelitian ini dapat disajikan dalam tabel berikut :

TABEL 3.1JUMLAH DAN NAMA SISWA KELAS VI

SDN 5 PERESAK KEC. NARMADA TAHUN PELAJARAN 2012-2013

No Nama Siswa L / P Keterangan

1 Abdul Hafid L

2 Ajeng Syifaul Pradani P

3 Al Razibraja Bountua L

4 Anggoro Jovan Prasojo L

5 Annisa Putri P

6 Budi Sawalludin L

7 Arsyanda Rizqita P

8 Bagus Mulyadi L

9 Dini Dwi Anggraini P

10 Efraim Glen Raphael L

11 Fahfaz Fimassyika P

12 Faturrahman L

13 Fika Aprianti P

14 Frans Daniel Situmeang L

15 Halwa Shafia Zhafirah P

16 I Made Azriel Prasatya L

28

Page 29: Bab i ptk 3

17 Jagoas Raka Rianto L

18 Reno Adi Saputra L

19 Lita Marsya Rosita P

20 M. Rafly Fahruroji L

21 Marcel Dika Pratama L

22 Muhamad Ikhsan Fauzy L

23 Sazkia Nailatusy P

24 Sheli Febriana P

25 Susan Meditsyah P

26 Syahid Alfathudin L

27 Nabila Safitri P

28 Nashihul Umam L

29 Nindy Destriyani P

30 Pradita Verdiani P

31 Kurrotul Aini L

32 Lestari Gustina P

Jumlah 32 Orang

Sumber data : Dokumen SDN 5 Peresak Kec. Narmada tahun 2012-2013 .

B. Setting Penelitian

1. PTK akan dilakukan pada siswa kelas VI SDN 5 Peresak Kec. Narmada

Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2012-2013 .

2. SDN 5 Peresak Kec. Narmada memiliki 6 kelas dengan jumlah siswa

relatif besar dibandingkan dengan SD lainnya di Kab. Lombok Barat.

3. PTK dilakukan pada siswa kelas VI dengan jumlah siswa terdiri dari 32

orang siswa ( P = 15 orang : L = 17 orang ).

29

Page 30: Bab i ptk 3

C. Rancangan penelitian

1. Tindakan dilaksanakan dalam 3 siklus

2. Kegiatan dilaksanakana dalam semester Genap tahun pelajaran 2012-2013.

3. Lama penelitian 6 pekan efektif dilaksanakan mulai bulan 07 Mei s.d 11

Juni 2013.

4. Dalam pelaksanaan tindakan,rancangan dilakukan dalam 3 siklus yang

meliputi ; (a) perencanaan,(2) tindakan,(3) pengamatan,(4) refleksi.

Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) menurut Kemmis dan

Mc.Taggar ( Depdiknas,2000 ) adalah seperti gambar berikut :

30

Page 31: Bab i ptk 3

Plan

Reflective

Action / Observation

Siklus I

Recived Plan

Reflective

Action / Obesrvation

Siklus II

Recived Plan

Reflective

Action / Observation

Siklus III

Recived Plan

Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan kelas

1. Rencana ( Plan ) : adalah rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk

memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai

solusi.

31

Page 32: Bab i ptk 3

2. Tindakan ( Action ) : adalah apa yang dilakukan oleh peneliti / guru

sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

3. Observasi ( Observation ) : adalah mengamati atas hasil atau dampak dari

tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.

4. Refleksi ( reflection ) : adalah peneliti mengkaji,melihat,dan

mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari pelbagai

keriteria.

5. Revisi ( recived plan ) : adalah berdasarkan dari hasil refleksi ini,peneliti

melakukan revisi terhadap rencana awal.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini variabel yang akan diteliti adalah

Peningkatan hasil belajar pendidikan Jasmani dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) kelas VI SDN 5

Peresak Kec. Narmada tahun pelajaran 2012-2013.

Variabel tersebut dapat dituliskan kembali sebagai berikut :

Variabel Harapan :

Variabel Tindakan :

Peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran

Pendidikan Jasmani.

Penerapan model pembelajaran kooperatif Teams

Games Tournament ( TGT)

Adapun indikator yang akan diteliti dalam variabel harapan terdiri dari :

1. Peningkatan hasil belajar siswa kelas VI.

32

Page 33: Bab i ptk 3

2. Kemampuan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif Teams

Games Tournament ( TGT).

3. Peningkatan motivasi belajar siswa.

4. Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Sedangkan variabel tindakan memiliki indikator sebagai berikut :

1. Tingkat kualitas perencanaan

2. Kualitas perangkat observasi

3. Kualitas operasional tindakan

4. Keseuaian perencanaan dengan tindakan kelas

5. Kesesuaian materi yang diberikan

6. Tingkat efektifitas peranan pembelajaran

7. Kemampuan meningkatkan hasil belajar siswa

E. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data :

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari dua sumber yaitu :

1 Siswa : Diperoleh data tentang hasil belajar siswa dalam

pembelajaran Pendidikian Jasmani.

2 Guru : Diperoleh data tentang penerapan model

pembelajaran kooperatif Teams Games

Tournament ( TGT).

33

Page 34: Bab i ptk 3

2. Teknik Pengumpulan Data :

Dalam pengumpulan data teknik yang digunakan adalah

menggunakan observasi dan angket.

F. Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus

dianggap sudah berhasil apabila terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam

kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani apabila 85 % siswa kelas VI (kelas

yang diteliti) telah mencapai ketuntasan dengan nilai rata rata 75 .Jika

peningkatan tersebut dapat dicapai pada tahap siklus 1 dan 2 ,maka siklus

selanjutnya tidak akan dilaksanakan karena tindakan kelas yang dilakukan

sudah memenuhi harapan ideal seperti yang disyaratkan dalam Kurikulum

tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) dengan standar ideal minimal 75.

G. Teknik Analisis Data

Dalam analisis data teknik yang digunakan adalah ;

1. Kuantitatif

Analisis ini akan digunakan untuk menghitung besarnya

peningkatan hasil belajar siswa pelajaran penjaskes materi atletik

menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament

(TGT) dengan menggunakan prosentase ( % ).

34

Page 35: Bab i ptk 3

2. Kualitatif

Teknik analisis ini akan digunakan untuk memberikan gambaran

hasil penelitian secara ; reduksi data, sajian deskriptif, dan penarikan

simpulan.

H. Jadwal Penelitian

TABEL 3.2 JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

No Uraian Kegiatan

Bulan

KeteranganMei 2013

Juni 2013

1 2 3 4 5 6

1 Persiapan dan Koordinasi X

2 SIKLUS Ia. Perencanaanb. Tindakanc. Observasid. Evaluasi

XXX

X

3 SIKLUS IIa. Perencanaanb. Tindakanc. Observasid. Evaluasi

XXX

X

4 SIKLUS IIIa. Perencanaanb. Tindakanc. Observasid. Evaluasi

XXX

X

5 ANALISIS DATA X

6 PENYUSUNAN DRAFT LAPORAN

X

7 PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR

X

35

Page 36: Bab i ptk 3

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data dan Temuan Penelitian

1. Perencanaan Tindakan

Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams

Games Tournament ( TGT) dalam meningkatkan hasil belajar siswa mata

pelajaran Pendidikan Jasmani. Tujuan yang diharapkan pada pertemuan

pertama dalam pembelajaran penjaskes adalah meningkatkan hasil belajar

siswa. Agar tercapai tujuan di atas, peneliti yang bertindak sebagai guru

dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Menyusun instrumen pembelajaran

b) Menyusun Instrumen Monitoring

c) Sosialisasi kepada siswa

d) Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran

e) Melakukan refleksi

f) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus ke dua berdasar refleksi

siklus pertama

g) Melaksanakan pembelajaran pada siklus kedua

h) Melakukan Observasi

i) Melakukan refleksi pada siklus kedua

j) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus ketiga berdasar refleksi

siklus kedua

36

Page 37: Bab i ptk 3

k) Melaksanakan pembelajaran pada siklus ketiga

l) Melakukan Observasi

m) Melakukan refleksi pada siklus ketiga

n) Menyusun laporan

2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian dilakukan 3 siklus yang

terdiri dari tiga kali pertemuan.

Waktu yang digunakan setiap kali pertemuan adalah 2 x 40 menit.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 07 Mei s.d 14 Mei 2013

dan pertemuan kedua pada tanggal 21 Mei s.d 28 Mei 2013 , dan

pertemuan ke tiga 04 Juni s.d 11 Juni 2013 . Penelitian tindakan kelas

dilaksanakan sesuai dengan prosedur rencana pembelajaran dan skenario

pembelajaran.

SIKLUS I

a) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pembelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1

dan alat-alat pembelajaran yang mendukung. Selain itu juga

dipersiapkan lembar observasi pengolaan pembelajaran.

b) Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus I dilaksanakan

pada tanggal 07 Mei s.d 14 Mei 2013 di SDN 5 Peresak Kec. Narmada

tahun pelajaran 2012-2013 dengan jumlah siswa 32 orang. Dalam hal

37

Page 38: Bab i ptk 3

ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses pembelajaran

mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan.

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksaaan belajar mengajar. Pada akhir proses pembelajaran siswa

diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah

dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I. adalah seperti

pada tabel berikut :

Tabel 4.1 :Tabel Distribusi Nilai tes Hasil Belajar Siswa dengan Menerapkan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) Pada Siklus I

No RESPONDENSko

r

Keterangan

Tuntas

Tidak Tunta

s1 Abdul Hafid 65 √

2 Ajeng Syifaul Pradani 55 √

3 Al Razibraja Bountua 50 √

4 Anggoro Jovan Prasojo 55 √

5 Annisa Putri 55 √

6 Budi Sawalludin 55 √

7 Arsyanda Rizqita 55 √

8 Bagus Mulyadi 60 √

9 Dini Dwi Anggraini 60 √

10 Efraim Glen Raphael 60 √

11 Fahfaz Fimassyika 60 √

12 Faturrahman 60 √

38

Page 39: Bab i ptk 3

13 Fika Aprianti 65 √

14 Frans Daniel Situmeang

65 √

15 Halwa Shafia Zhafirah 55 √

16 I Made Azriel Prasatya 55 √

17 Jagoas Raka Rianto 65 √

18 Reno Adi Saputra 55 √

19 Lita Marsya Rosita 55 √

20 M. Rafly Fahruroji 65 √

21 Marcel Dika Pratama 75 √

22 Muhamad Ikhsan Fauzy

75 √

23 Sazkia Nailatusy 55 √

24 Sheli Febriana 60 √

25 Susan Meditsyah 60 √

26 Syahid Alfathudin 60 √

27 Nabila Safitri 55 √

28 Nashihul Umam 55 √

29 Nindy Destriyani 65 √

30 Pradita Verdiani 60 √

31 Kurrotul Aini 65 √ √

32 Lestari Gustina 60 √

Jumlah Total 1915 - -

Skor Maksimum

Individu

100 - -

Skor Maksimum

Kelas

320

0

- -

Keterangan :

Jumlah siswa yang tuntas : 9 Orang

Jumlah siswa yang belum tuntas : 24 Orang

39

Page 40: Bab i ptk 3

Klasikal : belum tuntas.

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament ( TGT)

diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 59,84 % atau ada 9

siswa dari 32 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar,

karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 28,13 % lebih

kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85 %.

Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum

mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif Teams Games

Tournament ( TGT).

c) Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh

informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut :

(1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam

menyampaikan tujuan pembelajaran.

(2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu

(3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.

d) Revisi Rancangan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih

terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan

pada siklus berikutnya.

40

Page 41: Bab i ptk 3

1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas

dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Di mana siswa diajak

untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.

2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan

menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi

catatan

3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi

siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.

SIKLUS II

a) Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pembelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-

alat bimbingan yang mendukung.

b) Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus II dilaksanakan

pada tanggal 21 Mei s.d 28 Mei 2013 di SDN 5 Peresak Kec. Narmada

tahun pelajaran 2012-2013 . Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai

guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana

pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga

kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus

II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan belajar mengajar.

41

Page 42: Bab i ptk 3

Pada akhir proses pembelajaran siswa diberi tes formatif II

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

pembelajaran yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah

tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah

sebagai berikut.

Tabel 4. 2 :

Tabel Distribusi Nilai tes Hasil belajar Siswa dengan Menerapkan

model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament ( TGT)

Pada Siklus II

No RESPONDENSko

r

Keterangan

Tuntas

Tidak Tunta

s1 Abdul Hafid 75 √

2 Ajeng Syifaul Pradani 65 √

3 Al Razibraja Bountua 60 √

4 Anggoro Jovan Prasojo 65 √

5 Annisa Putri 65 √

6 Budi Sawalludin 65 √

7 Arsyanda Rizqita 65 √

8 Bagus Mulyadi 70 √

9 Dini Dwi Anggraini 70 √

10 Efraim Glen Raphael 70 √

11 Fahfaz Fimassyika 70 √

12 Faturrahman 70 √

13 Fika Aprianti 75 √

14 Frans Daniel Situmeang 75 √

15 Halwa Shafia Zhafirah 64 √

16 I Made Azriel Prasatya 64 √

17 Jagoas Raka Rianto 75 √

42

Page 43: Bab i ptk 3

18 Reno Adi Saputra 55 √

19 Lita Marsya Rosita 65 √

20 M. Rafly Fahruroji 75 √

21 Marcel Dika Pratama 85 √

22 Muhamad Ikhsan Fauzy 85 √

23 Sazkia Nailatusy 60 √

24 Sheli Febriana 64 √

25 Susan Meditsyah 64 √

26 Syahid Alfathudin 64 √

27 Nabila Safitri 65 √

28 Nashihul Umam 65 √

29 Nindy Destriyani 75 √

30 Pradita Verdiani 70 √

31 Kurrotul Aini 75 √

32 Lestari Gustina 70 √

Jumlah Total 2200 - -

Skor Maksimum

Individu

100 - -

Skor Maksimum Kelas 320

0

- -

Keterangan :

Jumlah siswa yang tuntas : 24 Orang

Jumlah siswa yang belum tuntas : 8 Orang

Klasikal : belum tuntas.

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa

adalah 68,75 % dan ketuntasan belajar mencapai 75 % atau ada 24

siswa dari 32 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan

43

Page 44: Bab i ptk 3

bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah

mengalami peningkatan cukup baik dari siklus I tetapi belum

mencapai nilai ideal yang diharapkan karena belum mencapai nilai

ideal 75. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah

guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu

diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih

termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti

apa yang dimaksudkan dan dinginkan guru dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament ( TGT).

c) Refleksi

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran diperoleh informasi

dari hasil pengamatan sebagai berikut :

1) Memotivasi siswa

2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep

3) Pengelolaan waktu

d) Revisi Pelaksanaaan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II ini masih

terdapat kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk

dilaksanakan pada siklus III antara lain :

1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa

lebih termotivasi selama proses pembelajaran berlangsung.

44

Page 45: Bab i ptk 3

2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan

takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau

bertanya.

3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan

kesimpulan/menemukan konsep.

4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan

pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi

soal-soal latihan pada siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan

belajar mengajar.

SIKLUS III

a) Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajran

yang terdiri dari rencana pembelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-

alat pembelajaran lain yang mendukung.

b) Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus III

dilaksanakan pada tanggal 04 Juni s.d 11 Juni 2013 di SDN 5 Peresak

Kec. Narmada tahun pelajaran 2012-2013 dengan jumlah siswa 32

orang siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun

proses pembelajaran mengacu pada rencana pembelajaran dengan

memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau

kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.

45

Page 46: Bab i ptk 3

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

belajar mengajar.

Pada akhir proses pembelajran siswa diberi tes formatif III

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang

digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada

siklus III adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3 :

Tabel Distribusi Nilai tes Hasil belajar Siswa dengan Menerapkan

model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament ( TGT)

Pada Siklus III

No RESPONDENSko

r

Keterangan

Tuntas

Tidak Tunta

s1 Abdul Hafid 85 √

2 Ajeng Syifaul Pradani 75 √

3 Al Razibraja Bountua 64 √

4 Anggoro Jovan Prasojo 75 √

5 Annisa Putri 75 √

6 Budi Sawalludin 75 √

7 Arsyanda Rizqita 75 √

8 Bagus Mulyadi 85 √

9 Dini Dwi Anggraini 85 √

10 Efraim Glen Raphael 80 √

11 Fahfaz Fimassyika 80 √

12 Faturrahman 80 √

13 Fika Aprianti 85 √

14 Frans Daniel Situmeang 85 √

46

Page 47: Bab i ptk 3

15 Halwa Shafia Zhafirah 75 √

16 I Made Azriel Prasatya 75 √

17 Jagoas Raka Rianto 85 √

18 Reno Adi Saputra 64 √

19 Lita Marsya Rosita 75 √

20 M. Rafly Fahruroji 85 √

21 Marcel Dika Pratama 95 √

22 Muhamad Ikhsan Fauzy 95 √

23 Sazkia Nailatusy 75 √

24 Sheli Febriana 75 √

25 Susan Meditsyah 75 √

26 Syahid Alfathudin 75 √

27 Nabila Safitri 75 √

28 Nashihul Umam 75 √

29 Nindy Destriyani 85 √

30 Pradita Verdiani 80 √

31 Kurrotul Aini 85 √

32 Lestari Gustina 80 √

Jumlah Total 2533 - -

Skor Maksimum

Individu

100 - -

Skor Maksimum Kelas 320

0

- -

Keterangan :

Jumlah siswa yang tuntas : 30 Orang

Jumlah siswa yang belum tuntas : 2 Orang

Klasikal : Sudah Tuntas.

47

Page 48: Bab i ptk 3

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif

sebesar 79,17 %, 30 orang yang telah tuntas dari 32 orang siswa.

Secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 79,17%

( termasuk kategori tuntas ). Hasil pada siklus III ini mengalami

peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar

pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan

guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif Teams Games

Tournament (TGT) sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan

pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam

memahami materi yang telah diberikan. Di samping itu ketuntasan ini

juga dipengaruhi oleh kerja sama dari siswa yang telah menguasai

materi pembelajaran untuk membantu temannya.

c) Refleksi

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan

baik maupun yang masih kurang baik dalam proses pembelajaran

dengan penerapan metode demonstrasi. Dari data-data yang telah

diperoleh dapat duraikan sebagai berikut :

(1) Selama proses pembelajaran guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang

belum sempurnah, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-

masing aspek cukup besar.

(2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif

selama proses belajar berlangsung.

48

Page 49: Bab i ptk 3

(3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami

perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

(4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.

d) Revisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran dengan

baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa

pelaksanaan proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Maka

tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan

untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan

mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada

pelaksanaan proses pembelajaran selanjutnya dapat meningkatkan

proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

B. Analisis Hasil Kegiatan

Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3

menunjukkan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.4 :Analisis Hasil Tes Tentang Pelajaran Penjaskes dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) Sebelum Dan Sesudah Diberi Tindakan

No RespondenSkor sebelum

Tindakan Siklus 1

Skor setelahTindakan 1

Siklus 2

Skor setelahTindakan 2

Siklus 31 Abdul Hafid 65 75 85

49

Page 50: Bab i ptk 3

2 Ajeng Syifaul Pradani 55 65 75

3 Al Razibraja Bountua 50 60 64

4 Anggoro Jovan Prasojo 55 65 75

5 Annisa Putri 55 65 75

6 Budi Sawalludin 55 65 75

7 Arsyanda Rizqita 55 65 75

8 Bagus Mulyadi 60 70 85

9 Dini Dwi Anggraini 60 70 85

10 Efraim Glen Raphael 60 70 80

11 Fahfaz Fimassyika 60 70 80

12 Faturrahman 60 70 80

13 Fika Aprianti 65 75 85

14 Frans Daniel S 65 75 85

15 Halwa Shafia Zhafirah 55 64 75

16 I Made Azriel Prasatya 55 64 75

17 Jagoas Raka Rianto 65 75 85

18 Reno Adi Saputra 55 55 64

19 Lita Marsya Rosita 55 65 75

20 M. Rafly Fahruroji 65 75 85

21 Marcel Dika Pratama 75 85 95

22 Muhamad Ikhsan F 75 85 95

23 Sazkia Nailatusy 55 60 75

24 Sheli Febriana 60 64 75

25 Susan Meditsyah 60 64 75

26 Syahid Alfathudin 60 64 75

27 Nabila Safitri 55 65 75

28 Nashihul Umam 55 65 75

29 Nindy Destriyani 65 75 85

30 Pradita Verdiani 60 70 80

31 Kurrotul Aini 65 75 85

50

Page 51: Bab i ptk 3

32 Lestari Gustina 60 70 80

Jumlah Total 1915 2200 2533

Skor Maksimum Individu 100 100 100

Skor Maksimum Kelas 3200 3200 3200

Analisis Data Deskriptif Kuantitatif

1. Pencapaian hasil belajar siswa kelas VI sebelum diberi tindakan

= 1915 x 100% = 59,84 % 3200

2. Pencapaian hasil belajar siswa kelas VI setelah diberi tindakan

pengelompokan siswa berdasarkan nomor panggilan (acak berdasarkan

tempat duduk )

= 2200 x 100% = 68,75 % 3200

3. Pencapaian hasil belajar siswa kelas VI setelah diberi tindakan

pengelompokan siswa berdasarkan kemampuan akademik

= 2533 x 100% = 79,17 % 3200

Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa

A. Terjadi peningkatan hasil belajar setelah diberi tindakan yaitu terjadi

59,84% menjadi 68,75 % ada kenaikan sebesar = 8,91 %

B. Dari sebelum tindakan ( siklus 1 ) dan setelah tindakan sampai dengan

( siklus 3 ) 59,84% menjadi 68,75 %, dan dari ( siklus 2 ) ke ( siklus 3)

juga ada peningkatan sebanyak 79,17 % - 68,75 % = 10,42 %.

51

Page 52: Bab i ptk 3

C. Rata – rata siswa sebelum diberi tindakan naik 28,13% menjadi

93,75 %.

Refleksi dan Temuan

Berdasarkan pelaksanaan tindakan maka hasil observasi nilai, hasil

dapat dikatakan sebagai berikut :

a. Pertemuan pertama kegiatan pembelajaran dengan belum berhasil karena

dalam pembelajaran masih terlihat siswa yang bermain, bercerita, dan

mengganggu siswa lain;

b. Penggunaan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament

(TGT), dalam hal peningkatan prestasi belum tampak, sehingga hasil yang

dicapai tidak tuntas.

c. Mungkin karena proses pembelajaran yang dilakukan yang baru mereka

laksanakan sehingga siswa merasa kaku dalam menerapkannya.

d. Akan tetapi setelah dijelaskan, mereka bisa mengerti dan buktinya pada

pertemuan kedua dan ketiga proses kegiatan pembelajaran berjalan baik,

semua siswa aktif dan lebih-lebih setelah ada rubrik penilaian proses,

seluruh siswa langsung aktif belajar.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan

model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament ( TGT ) dalam

pembelajaran penjaskes memiliki dampak positif dalam meningkatkan

52

Page 53: Bab i ptk 3

hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya

pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru ( ketuntasan

belajar meningkat dari siklus I, II, dan III ) yaitu masing-masing 59,84 % ;

68,75 % ; 79,17 % Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal

telah tercapai.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini

berdampak positif terhadap hasil belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan

dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus

mengalami peningkatan.

3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan

alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi

antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas

siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah

melaksanakan langkah-langkah pendekatan pembelajaran dengan baik. Hal

ini terlihat dari aktivitas guru pembelajaran yang muncul di antaranya

aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan

pembelajaran, menjelaskan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab di

mana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

53

Page 54: Bab i ptk 3

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka hasil belajar siswa dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT)

hasilnya sangat baik. Hal itu tampak pada pertemuan pertama dari 32 orang

siswa yang hadir pada saat penelitian ini dilakukan nilai rata rata mencapai ;

59,84 % meningkat menjadi 68,75 % dan pada siklus 3 meningkat menjadi

79,17 % .

Dari analisis data di atas bahwa penggunaan model pembelajaran

kooperatif Teams Games Tournament ( TGT ) kegiatan belajar mengajar

lebih berhasil dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada

siswa di SDN 5 Peresak Kec. Narmada, oleh karena itu diharapkan kepada

para guru dapat melaksanakan model pembelajaran kooperatif Teams Games

Tournament ( TGT).

Berdasarkan kerikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) siswa

dikatakan tuntas apabila siswa telah mencapai nilai standar ideal 75 mencapai

≥ 85 %. Sedangkan pada penilitian ini, pencapai nilai ≥ 75 pada ( siklus 3 )

mencapai melebihi target yang ditetapkan dalam KTSP yaitu mencapai

93,75%. Dengan demikian maka hipotesis yang diajukan dapat diterima.

54

Page 55: Bab i ptk 3

BAB V

P E N U T U P

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama tiga siklus di

atas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) menunjukkan

bahwa dapat meningkat dan berpengaruh positif terhadap latihan siswa di

lapangan.

2. Peningkatkan prestasi siswa siswa dapat terlihat

pada peningkatan hasil tes kemampuan dan keterampilan berpikir siswa

selama tiga siklus dan tes akhir, yaitu siklus I 59,84 %, siklus II 68,75 %,

siklus III 79,17 % dan pada siklus III telah mencapai ketuntasan.

3. Penggunaan model pembelajaran kooperatif Teams

Games Tournament (TGT) yang di lakukan guru dari siklus I sampai

siklus III terus mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan keberhasilan

guru dalam mengelola pembelajaran.

55

Page 56: Bab i ptk 3

4. Hasil angket respon siswa menunjukkan bahwa

kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif Teams Games Tournament (TGT) bermanfaat dan membantu

siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa.khususnya dalam bidang

olahraga.

B. Saran- Saran

1. Dalam merancang persiapan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) di perlukan

perencanaan yang baik, terutama dalam pemilihan materi pelajaran,

pendistribusian materi ke dalam perangkat pembelajaran dan alokasi

waktu.

2. Dalam merancang persiapan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) di perlukan

perhatian penuh dan disiplin yang tinggi pada setiap langkah pembelajaran

dan terhadap pelaksanaan alokasi waktu yang direncanakan, perhatian dan

pengawasan saat belajar kelompok

3. Kepada guru mata pelajaran,khususnya mata pelajaran pendidikan jasmani

, hendaknya banyak membaca hasil karya dari para ahli terutama dalam

pengembangan model pembelajaran di kelas / di lapangan,sehingga hasil

belajar siswa dapat ditingkatkan dan tidak ketinggalan dengan daerah lain.

56

Page 57: Bab i ptk 3

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Arikunto, 1997. Prossedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah dan Zein, (1990). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri dkk. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Imron, Ali. (1995). Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Mulyasa.2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan Implementasi. Bandung : P.T. Remaja Rosdakarya.

Munandar, 1985, Metode Belajar Mengajar. Tarsito. Bandung.

Nasution S., 2001. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bina Aksara. Jakarta.

57

Page 58: Bab i ptk 3

Nasution. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nurkancana, 1986. Evaluasi Pendidikan. Usaha Nasional Surabaya.

Nur, Muhammad. 1998. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: IKIP Surabaya.

Poerwadarminto. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Riyanto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. SIC. Surabaya: SIC

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Saeful Bahri Djamarah. (1994). Hasil belajar dan Kompetensi Guru. Usaha Nasional: Surabaya.

Sardiman, AM. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, 1998. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Barn Algesindo. Ban dung.

Oxendine, J.B. 1984. Psychology of Motor Learning. Englewood Cliffs: Prentice Hall, inc.

PASI, 1992. Perwasitan dan Penjurian Atletik. Jakarta: PASI

Poerwadarminta. 1987. Kamus besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Ilmu.

Roestiyah, NK. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Scmidt, Richard A. 1982. Motor Control and Learning. Champaign: Human Kinetics Publisher.

Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Singer, Robert N. 1982. The Learning of Motor Skills. New York: McMillan Publishing Company, inc.

Soepartono. 1997. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar dengan Pendekatan Modifikasi. Makalah yang tidak dipublikasikan. Surabaya: IKIP Surabaya.

58

Page 59: Bab i ptk 3

Sujana, Nana. 2000. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Jakarta: Sinar Baru Algesindo.

Swain, MOB. 1967. Fundamentals of Physical Education. Sidney: lan Novak Publishing, Co.

Winkel, WS. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia.

Winkel, WS. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia.

59

Page 60: Bab i ptk 3

Lampiran 1

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UPTD DIKBUD. KEC. NARMADASEKOLAH DASAR NEGERI 5 PERESAK

Jl. Lapangan Golf Tebao Peresak, Kec. Narmada, Lombok Barat - NTB

SURAT IJIN PENELITIANNomor : 422 / / SD. /2013

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SDN 5 Peresak Kec. Narmada,bahwa

sehubungan dengan rencana melakukan penelitian tindakan kelas ( PTK ) dalam

upaya peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran Penjaskes, maka kepada :

Nama : HERMAN ISKANDAR , S.Pd

Nip. : 19621231 198605 1 011

Pangkat /Golongan : Pembina - IV/a

Mengajar Bidang Studi : Penjaskes

Alamat : Pancor Dao Lombok Tengah

Diberikan Ijin untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul

:” Peningkatan hasil belajar Pendidikan Jasmani dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament ( TGT) kelas VI

60

Page 61: Bab i ptk 3

SDN 5 Peresak Kec. Narmada tahun pelajaran 2012-2013”. Mulai bulan

Januari 2012 sampai selesai.

Demikian surat ijin penelitian ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Tebao , 06 Mei 2013Kepala Sekolah

S U B A D I, S.Pd NIP.19671106 199302 1 001

Lampiran : 2

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UPTD DIKBUD. KEC. NARMADASEKOLAH DASAR NEGERI 5 PERESAK

Jl. Lapangan Golf Tebao Peresak, Kec. Narmada, Lombok Barat - NTB

SURAT KETERANGANNomor : 422 / / SD. /2013

Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SDN 5 Peresak Kec. Narmada ,

menerangkan bahwa ;

Nama : HERMAN ISKANDAR , S.Pd

Nip. : 19621231 198605 1 011

Pangkat /Golongan : Pembina - IV/a

Mengajar Bidang Studi : Penjaskes

Alamat : Pancor Dao Lombok Tengah

Telah melakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul :

“Peningkatan hasil belajar Pendidikan Jasmani dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament ( TGT) kelas VI SDN 5

61

Page 62: Bab i ptk 3

Peresak Kec. Narmada tahun pelajaran 2012-2013 “ Sejak Tanggal 20

Januari sampai dengan 25 Februari 2012 .

Demikian surat keterangan penelitian ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Tebao , 11 Juni 2013Kepala Sekolah

S U B A D I, S.Pd NIP.19671106 199302 1 001 ]

Lampiran 3

DAFTAR HADIR SISWADALAM KEGIATAN PENELITIAN

No N A M A L/P

KEHADIRANI II III IV V VI

Tgl. 07-05 2013

Tgl.14-05 2013

Tgl.21-05 2013

Tgl.28-05 2013

Tgl.04-06 2013

Tgl.11-06 2013

1 Abdul Hafid L

2 Ajeng Syifaul Pradani P

3 Al Razibraja Bountua L

4 Anggoro Jovan P L

5 Annisa Putri P

6 Budi Sawalludin L

7 Arsyanda Rizqita P

8 Bagus Mulyadi L

9 Dini Dwi Anggraini P

62

Page 63: Bab i ptk 3

10 Efraim Glen Raphael L

11 Fahfaz Fimassyika P

12 Faturrahman L

13 Fika Aprianti P

14 Frans Daniel S L

15 Halwa Shafia Zhafirah P

16 I Made Azriel Prasatya L

17 Jagoas Raka Rianto L

18 Reno Adi Saputra L

19 Lita Marsya Rosita P

20 M. Rafly Fahruroji L

21 Marcel Dika Pratama L

22 Muhamad Ikhsan F L

23 Sazkia Nailatusy P

24 Sheli Febriana P

25 Susan Meditsyah P

26 Syahid Alfathudin L

27 Nabila Safitri P

28 Nashihul Umam L

29 Nindy Destriyani P

30 Pradita Verdiani P

31 Kurrotul Aini L

63

Page 64: Bab i ptk 3

32 Lestari Gustina P

Tebao , 07 Mei 2013Peneliti

HERMAN ISKANDAR , S.Pd NIP. 19621231 198605 1 011

Lampiran : 4

LEMBAR PENGAMATANPENGELOLAAN PEMBELAJARAN DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT ( TGT )

Sekolah :______________________ Kelas/Semester :______________________PokokBahasan :______________________

Nama Guru :_______________Tanggal :_______________Pukul :_______________

Bertikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas.Berikan penilaian dengan cara memberi tanda cek ( V ) pada kolom yang sesuai.

No Aspek yang diamatiDilakukan Penilaian

ya tdk 1 2 3 4I Pengamatan KBM

A. Pendahuluan1. Menyampaikan Tujuan

Pembelajaran2. Mengaitkan dengan pelajaran

sebelumnya3. Memotivasi Siswa

II B. Kegiatan Inti Melatih siswa dalam Belajar mengajar

1. Secara klasikal menjelaskan materi dalam belajar mengajar

64

Page 65: Bab i ptk 3

yang akan digunakan2. Memodelkan pembelajaran

dengan penerapan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) dalam proses belajar mengajar

3. Membimbing siswa tentang Penjaskes dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) dalam proses belajar mengajar

4. Memeriksa pemahaman siswa terhadap materi kegiatan penjaskes dalam belajar mengajar

5. Memberikan latihan mandiri6. Menyampaikan tujuan dan

motivasi7. Mendemonstrasikan

pengetahuan dan ketrampilan8. Memberikan latihan terbimbing9. Memberikan pemahaman dan

memberikan umpan balik10. Memberikan latihan mandiri

III Kesesuaian Metode

IV C. Penutup Membimbing siswa merangkum

materi pelajaranV Pengelolaan WaktuVI Suasana Kelas

1. Siswa antusias2. Guru antusias

Tebao , 07 Mei 2013Keterangan : Pengamat1. Tidak Baik2. Kurang Baik3. Cukup Baik

65

Page 66: Bab i ptk 3

4. Baik ___________________

Lampiran : 5

LEMBAR PENGAMATANPENGELOLAAN PEMBELAJARAN DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

Sekolah :______________________ Kelas/Semester :______________________PokokBahasan :______________________

Nama Guru :_______________Tanggal :_______________Pukul :_______________

Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolaan kegiatan belajar mengajar

yang dilakukan guru di kelas.Berikan penilaian dengan cara memberi tanda cek

( V ) pada kolom yang sesuai.

No Aspek yang diamatiDilakukan Penilaian

ya tdk 1 2 3 4I Pengamatan KBM

A. Pendahuluan

1. Menyampaikan Tujuan

Pembelajaran

2. Mengaitkan dengan pelajaran

sebelumnya

3. Memotivasi Siswa

II B. Kegiatan Inti

66

Page 67: Bab i ptk 3

1. Mendemonstrasikan

pengetahuan dan ketrampilan

2. Memberikan latihan terbimbing

3. Memberikan pemahaman dan

memberikan umpan balik

4. Memberikan latihan mandiri

III Kesesuaian Metode

IV C. Penutup

Membimbing siswa merangkum

materi pelajaran

V Pengelolaan Waktu

VI Suasana Kelas

1. Siswa antusias

2. Guru antusias

Tebao , 07 Mei 2013

Keterangan : Pengamat1. Tidak Baik2. Kurang Baik3. Cukup Baik4. Baik ___________________

67

Page 68: Bab i ptk 3

Lampiran : 6

FOTO - FOTO KEGIATAN SELAMA PENELITIAN

Guru ( peneliti ) sedang memberikan bimbingan pada Siswa

Guru ( peneliti ) sedang membimbing siswa secara individual Secara bergantian

68

Page 69: Bab i ptk 3

Guru ( peneliti ) sedang mengamati siswaMelakukan latihan

Secara bergantian, guru ( peneliti ) mengamati dan membimbing Siswa dalam pembelajaran

69

Page 70: Bab i ptk 3

70