BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kunjungan Antenatal Care merupakan kunjungan yang dilakukan ibu hamil selama kehamilan yang bertujuan untuk mempersiapkan ibu menuju persalinan dan untuk mengetahui apakah ibu tidak memiliki komplikasi selama kehamilan. Menurut World Health Organization (WHO) Antenatal Care (ANC) merupakan asuhan untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Frekuensi pelayanan antenatal oleh WHO ditetapkan 4 kali kunjungan ibu hamil dengan pelayanan antenatal, selama kehamilan dengan ketentuan 1 kali pada Trimester I (K1), 1 kali pada Trimester II dan dua kali pada Trimester III (K4). (1) Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau membawa resiko bagi ibu. WHO memperkirakan bahwa 15% dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya. Sebagian besar penyebab tersebut dapat dicegah melalui pemberian asuhan kehamilan yang dilakukan secara teratur dan berkualitas. (2) Menurut Laporan World Health Organization (WHO) tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Beberapa negara memiliki AKI cukup tinggi seperti Afrika Sub-Saharan179.000 jiwa, Asia Selatan 69.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara Asia
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kunjungan Antenatal Care merupakan kunjungan yang dilakukan ibu
hamil selama kehamilan yang bertujuan untuk mempersiapkan ibu menuju
persalinan dan untuk mengetahui apakah ibu tidak memiliki komplikasi selama
kehamilan.
Menurut World Health Organization (WHO) Antenatal Care (ANC)
merupakan asuhan untuk mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap
kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan
memantau keadaan janin. Frekuensi pelayanan antenatal oleh WHO ditetapkan 4
kali kunjungan ibu hamil dengan pelayanan antenatal, selama kehamilan dengan
ketentuan 1 kali pada Trimester I (K1), 1 kali pada Trimester II dan dua kali pada
Trimester III (K4). (1)
Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau membawa resiko bagi
ibu. WHO memperkirakan bahwa 15% dari seluruh wanita yang hamil akan
berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat
mengancam jiwanya. Sebagian besar penyebab tersebut dapat dicegah melalui
pemberian asuhan kehamilan yang dilakukan secara teratur dan berkualitas. (2)
Menurut Laporan World Health Organization (WHO) tahun 2014 Angka
Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Beberapa negara memiliki AKI
cukup tinggi seperti Afrika Sub-Saharan179.000 jiwa, Asia Selatan 69.000 jiwa,
dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian ibu di negara-negara Asia
Tenggara yaitu Indonesia 190 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 49 per
100.000 kelahiran hidup, Thailand 26 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 27 per
100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup. (3)
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016, Angka Kematian
Ibu (AKI) pada tahun 2015 tercatat 305 kematian per 100.000 kelahiran
hidup. Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2016, di
Sumatera Utara AKI mencapai 268 kasus per 100.000 kelahiran hidup.
Sedangkan berdasarkan Profil Kesehatan Kota Medan tahun 2016, jumlah
Kematian Ibu di Kota Medan sebanyak 3 jiwa dari 47.541 kelahiran hidup,
dengan Angka Kematian Ibu (AKI) dilaporkan sebesar 6 per 100.000 kelahiran
hidup, artinya dari 100.000 kelahiran hidup 6 ibu meninggal saat kehamilan,
persalinan atau nifas. (4) (5) (6)
Cakupan kunjungan antenatal care ibu hamil di dunia tahun 2013
menunjukkan angka 94% untuk K1 dan 72% untuk K4. Sedangkan berdasarkan
Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015 menyatakan bahwa cakupan K1
sebesar 95,75 % dan cakupan K4 sebesar 87,48 %. Cakupan kunjungan ibu
hamil di Sumatera Utara berdasarkan Profil Kesehatan tahun 2015 menunjukkan
peningkatan dengan cakupan K1 sebesar 82,44% dan cakupan K4 sebesar 75,50%
dan belum mencapai target yang ditetapkan Berdasarkan Profil Kesehatan Kota
Medan tahun 2016 menyatakan bahwa cakupan kunjungan antenatal care K1 dan
K4 di Kota Medan yaitu Cakupan K1 sebesar 94,4% dan Cakupan K4 sebesar
89,6%. (7) (8) (5) (9)
Menurut DepKes RI, jika tidak melakukan ANC sesuai aturan
dikhawatirkan akan terjadi komplikasi-komplikasi, salah satunya Eklampsia dan
Anemia. Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI tahun
2014, angka kematian ibu yang disebabkan karena Eklampsia sebesar 27,1%. Pre-
eklampsia/eklampsia merupakan kondisi ibu yang disebabkan oleh kehamilan
disebut dengan keracunan kehamilan, dengan tanda-tanda oedeme
(pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi
dan terdapat proteinurine pada pemeriksaan urine dari laboratorium. Kematian
karena eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre-
eklampsia berat. (10) (6) (11)
Adapun penatalaksanaan yang perlu dilakukan pada ibu hamil untuk
mendeteksi dini Pre-eklamsia/Eklampsia yaitu dengan melakukan pemeriksaan
prenatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia kehamilan 28 minggu,
kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36 minggu, setelah itu setiap
minggu. (11)
Pengaruh anemia terhadap kehamilan antara lain dapat menurunkan daya
tahan tubuh ibu hamil sehingga ibu mudah sakit, menghambat pertumbuhan janin
sehingga bayi lahir dengan berat badan rendah dan persalinan prematur. Oleh
karena itu, pemeriksaan hemoglobin harus menjadi pemeriksaan darah rutin
selama pengawasan antenatal, yaitu dilakukan setiap 3 bulan atau paling sedikit 1
kali pada pemeriksaan pertama atau pada triwulan pertama dan sekali lagi pada
triwulan terakhir. (10)
Masalah kesehatan ibu dan perinatal merupakan masalah nasional yang
perlu mendapat prioritas utama, karena sangat menentukan kualitas sumber daya
manusia pada generasi mendatang. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab
keadaan tersebut, diantara minimnya pengetahuan tentang risiko-risiko kehamilan
yang diakibatkan karena rendahnya tingkat pendidikan, pemeliharaan kehamilan,
pengetahuan tentang gizi dalam kehamilan, keadaan ekonomi dan sebagainya.
(12)
Rendahnya tingkat pendidikan yang mengakibatkan kurangnya
pengetahuan tentang kehamilan atau kelainan-kelainan dalam kehamilan kurang
diperhatikan yang pada akhirnya dapat membawa resiko yang tidak diinginkan.
Akibat dari rendahnya pengetahuan dari ibu hamil tidak jarang kehamilan banyak
menimbulkan adanya kematian baik pada ibu maupun pada bayi yang dilahirkan
atau bahkan kedua-duanya. (12)
Motivasi juga berpengaruh terhadap keberhasilan cakupan kunjungan pada
ibu hamil. Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Ibu
hamil yang memiliki motivasi untuk melakukan kunjungan antenatal, kemu
ngkinan besar akan berpikir untuk menentukan sikap, berperilaku untuk
mencegah, menghindari, atau mengatasi masalah resiko kehamilan. Ibu memiliki
kesadaran untuk melakukan kunjungan antenatal untuk memeriksakan
kehamilannya, sehingga apabila terjadi resiko pada masa kehamilan tersebut dapat
ditangani secara dini dan tepat oleh tenaga kesehatan, sehingga dapat membantu
menurunkan angka kematian ibu yang cukup tinggi di Indonesia. (13)
Motivasi yang diperoleh ibu diharapkan mampu memberikan manfaat atau
sebagai pendorong ibu dalam melakukan kunjungan ANC. Motivasi yang ada
pada ibu hamil terdiri dari motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik
yaitu dorongan internal yang timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar
karena memang telah ada dalam diri individu. Faktor internal yang mempengaruhi
motivasi adalah usia, faktor emosi dan pendidikan serta tingkat pengetahuan. (13)
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar yang merupakan
pengaruh dari orang lain atau lingkungan. Dalam hal ini suami, keluarga, teman
dan petugas kesehatan. Faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi adalah latar
belakang budaya dan dukungan keluarga. Dukungan keluarga yaitu salah satunya
peran suami merupakan hal penting yang menentukan keberhasilan dalam
kepatuhan ibu dalam melakukan kunjungan ANC, karena suami merupakan orang
yang paling dekat dan sering diajak diskusi dalam hal kehamilan ibu. (13)
Pencapaian pelayanan kesehatan ibu dapat dinilai dengan
menggunakan indikator cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 merupakan
kunjungan ibu hamil dengan tenaga kesehatan sejak pertama kali dan
seterusnya yang bertujuan untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai
standar selama 1 periode kehamilan berlangsung sedangkan Cakupan K4
merupakan kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke-4 atau lebih
untuk mengetahui cakupan pelayanan antenatal secara lengkap yang
menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil di suatu wilayah dan
kemampuan manajemen kelangsungan program KIA. (14)
Sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang
profesional yang sama atau dari satu team kecil tenaga profesional, sebab dengan
begitu maka perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik
selain juga mereka menjadi lebih percaya da terbuka karena mereka sudah
mengenal si pemberi asuhan. (10)
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nery Ermaya, Djoko Nugroho
dan Dharminto 2015 didapatkan hasil uji koefisien korelasi antara varibel
motivasi dengan keteraturan antenatal care sebesar r = 0,639 dengan signifikansi
(sig) sebesar 0,000 (signifikan < 0,05), artinya ada hubungan yang kuat postiif
antara variabel motivasi dengan keteraturan antenatal care. (15)
Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan uji regresi logistik yang dilakukan
oleh Ni Nyoman Mestri Agustini 2013, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat pengetahuan dengan cakupan pelayanan antenatal,
dimana p < 0,05 (p = 0,023). Dimana ibu dengan tingkat pengetahuan tinggi
memiliki kemungkinan cakupan pelayanan antenatal lengkap 9 kali lebih besar
dari pada ibu dengan tingkat pengetahuan rendah (OR = 6,968; CI 95% 1,315
hingga 36,940) Temuan penelitian ini sesuai dengan tinjauan teoritik, yaitu tingkat
pengetahuan ibu mengenai pelayanan antenatal menentukan cakupan pelayanan
antenatal. (16)
Penelitian yang dilakukan oleh Syukrianti Syahda 2014 menunjukkan
bahwa ibu hamil dengan pengetahuan kurang yang melakukan kunjungan ANC
sebanyak 8 orang (53,3%), sedangkan ibu hamil dengan pengetahuan baik yang
tidak melakukan kunjungan ANC sebanyak 2 orang (6,7%). Berdasarkan analisis
bivariat didapatkan hasil uji statistik menunjukkan p value yang diperoleh adalah
0.042 <alpha 0.05 yang artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan
ibu dengan kunjungan ANC. (17)
Berdasarkan data dari RB Hanum Medan, jumlah ibu hamil dari bulan
Januari 2018 – Juli 2018 sebanyak 89 orang. Dari 89 orang ibu hamil, yang
melakukan kunjungan kehamilan secara teratur sebanyak 29 orang dan yang
melakukan kunjungan kehamilan secara tidak teratur sebanyak 60 orang.
Berdasarkan studi pendahuluan yang diperoleh di RB Hanum Medan
pada bulan Juli 2018 yang dilakukan dengan wawancara pada 10 orang ibu
hamil dengan usia kehamilan >36 minggu, di antaranya 6 orang tidak melakukan
pemeriksaan kehamilan secara lengkap. 4 orang diantaranya mengatakan bahwa
tidak sepenuhnya mengetahui jadwal kunjungan kehamilan serta tujuan dan
manfaat pemeriksaan kehamilan karena menurut ibu pemeriksaan kehamilan
hanya dilakukan pada saat ibu mempunyai keluhan. Sedangkan 2 orang di
antaranya mengatakan bahwa mengetahui jadwal kunjungan kehamilan namun
karena berdasarkan pengalaman ibu pada kehamilan sebelumnya, tidak terjadi
sesuatu yang membahayakan ibu dan janinnya sehingga tidak pernah timbul
keinginan ibu untuk memeriksakan kehamilannya lebih lanjut.
Suami ataupun keluarga juga tidak pernah menyarankan ibu untuk
memeriksakan kehamilannya di klinik atau di fasilitas kesehatan lainnya sehingga
ibu juga tidak memiliki keinginan untuk memeriksakan kehamilannya. Sedangkan
4 orang ibu hamil lainnya melakukan pemeriksaan kehamilan secara lengkap
dengan alasan ingin mengetahui keadaannya dan janinnya walaupun suami
ataupun keluarga tidak pernah mengantar ibu untuk memeriksakan kehamilannya
di klinik ataupun di fasilitas kesehatan lainnya.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka peneliti
berkeinginan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan
Motivasi Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di RB Hanum
Medan tahun 2018”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis membuat
rumusan masalah sebagai berikut: “Apakah ada hubungan pengetahuan dan
motivasi ibu hamil dengan kunjungan Antenatal Care (ANC) di RB Hanum
Medan tahun 2018?”
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Praktis
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan motivasi ibu hamil
dengan kunjungan antenatal care (ANC) di RB Hanum Medan tahun
2018.
1.3.2. Tujuan Teoritis
1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil
mengenai kunjungan ANC di RB Hanum Medan tahun 2018.
2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi motivasi ibu hamil untuk
melakukan kunjungan ANC di RB Hanum Medan tahun 2018.
3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kunjungan antenatal care
(ANC) ibu hamil di RB Hanum Medan Tahun 2018.
4. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil dengan
kunjungan antenatal care (ANC) di RB Hanum Medan tahun 2018.
5. Untuk mengetahui hubungan motivasi ibu hamil dengan kunjungan
antenatal care (ANC) di RB Hanum Medan tahun 2018.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi bagi mahasiswi tentang pemeriksaan
Antenatal Care (ANC) dan untuk menambah kepustakaan yang ada
di Institut Kesehatan Helvetia Medan khusunya Prodi D IV Kebidanan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber data dan sumber informasi
peneliti selanjutnya tentang hubungan pengetahuan dan motivasi ibu
hamil dengan kunjungan antenatal care (ANC).
1.4.2. Manfaat Praktis
1. Bagi Responden
Sebagai sumber informasi bagi responden tentang perlunya
pemeriksaan Antenatal Care (ANC) pada ibu hamil sesuai dengan
standar minimal yang sudah ditetapkan.
2. Bagi Tempat Penelitian
Sebagai bahan masukan dalam menentukan langkah-langkah untuk
meningkatkan cakupan kunjungan Antenatal Care (ANC) dan kualitas
pelayanan sehingga derajat kesehatan masyarakat khususnya ibu hamil
dapat meningkat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Syukrianti Syahda 2014 menunjukkan
bahwa ibu hamil yang suami tidak mendukung yang melakukan kunjungan ANC
sebanyak 10 orang (58,8%), sedangkan ibu hamil yang suami mendukung yang
tidak melakukan kunjungan ANC sebanyak 2 orang (7,1%). Berdasarkan analisis
bivariat didapatkan hasil uji statistik menunjukkan p value yang diperoleh adalah
0.017 < alpha 0.05 yang artinya ada hubungan yang bermakna antara dukungan
suami dengan kunjungan ANC. (17)
Hasil penelitian Agustin di wilayah kerja Puskesmas Kaliwates
Kabupaten Jember menunjukkan bahwa mayoritas responden yang mempunyai
motivasi baik, patuh dalam melakukan kunjungan ANC. Hal ini ditunjukkan
sebanyak 40 responden (59,7%) dengan motivasi baik, 23 responden (57,5%)
diantaranya patuh dalam melakukan kunjungan ANC, 17 respoden (42,5%) tidak
patuh dalam melakukan kunjungan ANC. Perhitungan uji statistik dengan Chi
Square didapatkan bahwa nilai p value (0,002) < α (0,05) yang berarti Ho ditolak.
Kesimpulan penelitian ada hubungan motivasi Ibu hamil trimester III dengan
kepatuhan kunjungan AntenatalCare (ANC) di Wilayah Kerja Puskesmas
Kaliwates Kabupaten Jember. Nilai Odd Ratio sebesar 5,953, artinya ibu hamil
trimester III yang memiliki motivasi baik akan memiliki kepatuhan sebesar 5,953
dalam melakukan kunjungan ANC. Dengan demikian perlu kiranya untuk
malakukan tindak lanjut dari penelitian ini melalui penyuluhan pada ibu tentang
perlunya melakukan kunjungan ANC sesuai jadwal yang telah ditetapkan,
sehingga ibu mempunyai motivasi untuk melakukan kunjungan ANC sesuai
standar yang telah ditetapkan. (13)
Menurut penelitian Gita Nirmala Sari, Shentya Fitriana dan Diana Hartaty
Anggraini tahun 2015, diketahui bahwa dari 21 responden dengan tingkat
pengetahuan kurang sebagian besar tidak teratur dalam pemanfaatan pelayanan
antenatal yaitu 16 responden (76,2%) dan dari 28 responden dengan tingkat
pengetahuan baik sebagian besar teratur dalam pemanfaatan pelayanan antenatal
yaitu 20 orang (71,4%). Ada hubungan signifikan antara pengetahuan dengan
pemanfaatan pelayanan antenatal (p value=0,001).Responden dengan pengetahuan
yang baik akan lebih banyak kemungkinan untuk memanfaatkan pelayanan
antenatal yang tersedia. Hal ini dikarenakan dengan pengetahuan yang baik maka
mereka akan lebih memahami akan pentingnya melakukan pemeriksaan antenatal
sehingga mereka akan lebih teratur memeriksakan kehamilannya pada pelayanan
kesehatan yang tersedia. (18)
2.2. Telaah Teori
2.2.1. Kehamilan
1. Defenisi Kehamilan
Kehamilan adalah hasil dari “kencan” sperma dan sel telur. Dalam
prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh
perjuangan. Dari sekitar 20-40 juta sperma yang dikeluarkan, hanya sedikit yang
survive dan berhasil mencapai tempat sel telur. Dari jumlah yang sudah sedikit
itu, cuma 1 sperma saja yang bisa membuahai sel telur. (2)
Setiap kehamilan merupakan proses alamiah, bila tidak dikelola dengan
baik akan memberikan komplikasi pada ibu dan janin dalam keadaan sehat dan
aman. Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal
adalah bersifat biologis, bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan
pun adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. (2)
2. Tanda-Tanda Kehamilan
a. Tanda Dugaan Hamil
1) Amenorea (Berhentinya Menstruasi)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan
folikel de graaf dan ovulasi sehingga mentruasi tidak terjadi.
Lamanya amenorea dapat diinformasikan dengan memastikan hari
pertama haid terakhir (HPHT) dan digunakan untuk
memperkirakan usia kehamilan dan tafsiran persalinan. Tetapi,
amenorhea juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu,
tumor pituitari, perubahan dan fakto lingkungan, malnutrisi, dan
biasanya gangguan emosional seperti ketakutan akan kehamilan.
2) Mual (Nausea) Dan Muntah (Emesis)
Pengaruh ekstrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang
terjadi terutama pada pagi hari yang disebut morning sikcnes.
Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila terlampaui
sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut
dengan hiperemesis gravidarum
3) Ngidam (Menginginkan Makan Tertentu)
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan
yang demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan-
bulanan pertama kehamilan dan akan menghilang dengan tuanya
kehamilan.
4) Syncope (Pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan
syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi terutama jika berada
pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang setelah 16 minggu.
5) Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan
kecepatan basal metabolisme (Basal Metabolisme Rate-BMR) pada
kehamilan yang akan meningkat sering pertambahan usia
kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi.
6) Payudara Tegang
Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada
payudara, sedangkan progesteron menstilmulasi perkembangan
sistem alveolar payudara. Bersama somatomatropin, hormon-
hormon ini menimbulkan pembesaran payudara, menimbulkan
perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama kehamilan,
pelebaran puting susu, serta pengeluaran kolostrum.
7) Sering Miksi
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh dan serring miksi. Frekuensi miksi yang sering, terjadi pada
triwulan pertama akibat desakan uterus kekandung kemih. Pada
triwulan kedua umumnya keluhan ini akan berkurang karena uterus
yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan,
gejala bisa timbul karena janin mulai masuk kerongga panggul dan
menekan kembali kandung kemih.
8) Konstipasi atau Obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus
otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.
9) Pigmentasi Kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu.
Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit. Pigmentasi ini meliputi sekitar
pipi, sekitar leher tapak lebih hitam, dinding perut, sekitar
payudara, sekitar pantat dan paha atas.
10) Epulis
Hipertropi papila ginggivae/gusi, sering terjadi pada triwulan
pertama.
11) Varises
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran
pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat.
Varises dapat terjadi disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis,
serta payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat hilang
setelah persalinan.
3. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat
diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada
wanita hamil.
Tanda kemungkinan hamil ini terdiri atas hal-hal berikut ini:
a. Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat
kehamilan.
b. Tanda Hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthimus uteri.
c. Tanda Goodel
Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks
seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti
bibir.
d. Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina
termasuk juga porsio dan serviks.
e. Tanda Piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena
ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah
tersebut berkembang lebih dulu.
f. Kontraksi Braxton Hicks
Merupakan perengangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya
actomysin didalam otot uterus.
g. Tanda Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak
dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
h. Pemeriksaan Tes Biologis Kehamilan (Planotest) Positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) yang diproduksi oleh sinsiotropoblastik sel
selama kehamilan. Hormon direkresi ini peredaran ibu (pada plasma
darah), dan diekresi pada urine ibu. Hormon ini dapat mulai dideteksi
pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke
30-60. Tingkat tertinggi pada hari 60-70 usia gestasi, kemudian
menurun pada hari ke 100-130.
4. Tanda Pasti (Positive Sign)
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan janin,
yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa.
Tanda pasti kehamilan terdiri atas hal-hal berikut ini:
a. Gerakan Janin Dalam Rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa.
Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20
minggu.
b. Denyut Jantung Janin (DJJ)
Dapat didengar pada usia kehamilan 12 minggu dengan menggunakan
alat fetal electrocardiograf (misalnya dopler). Dengan stethocope
laenec, DJJ baru dapat didengar pada usia kehamilan 18-20 minggu.
c. Bagian-bagian janin
Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta
bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada
usis kehamilan lebih tua (trimester terakhir). Bagian janin ini dapat
dilihat lebih sempurna lagi menggunakan USG.
d. Kerangka Janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG. (2)
2.2.2. Antenatal Care (ANC)
1. Definisi
Antenatal care adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui
kesehatan umum ibu, menegakan secara dini penyakit yang menyertai
kehamilan, menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan
menetapkan resiko kehamilan. (19)
Asuhan kehamilan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang
menjadi tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien
yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada
masa kehamilan. Pelaksanaan asuhan kehamilan bertujuan untuk
memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu dan bayi dengan cara
membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan, memantau
kemajuan kehamilan dan kesejahteraan ibu dan bayi, mempersiapkan
kelahiran yang aman, meningkatkan pemahaman ibu tentang kesehatan
melalui pendidikan kesehatan, dan mendeteksi komplikasi yang dapat
mengancam jiwa ibu dan bayinya. (20)
Cakupan pelayanan antenatal meliputi pelayanan K1 sampai K4.
K1 yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan,
sedangkan K4 yaitu kontak minimal empat kali selama masa kehamilan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal yang terdiri atas minimal satu kali
kontak pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali
pada trimester ketiga. (19)
Asuhan antenatal care adalah suatu program yang terencana
berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk
memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan yang aman dan
memuaskan. (1)
Terdapat 8 standar asuhan kehamilan antenatal care yaitu:
a. Standar 1 : Metode asuhan
Asuhan kebidanan dilakukan dengan metode manajemen, kebidanan
dengan langkah: pengumpuan data dan analisis data, penentuan diagnosa
perencanaan evaluasi dan dokumentasi.
b. Standar 2: pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara
sistematis berkesinambungan. Data yang diperoleh dicatat dan dianalisis.
c. Standar 3: Identifikasi ibu hamil.
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk penyuluhan dan motivasi untuk
pemeriksaan dini dan teratur.
d. Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal.
Bidan memberi sedikitnya 4 kali pelayanan kehamilan pemeriksaan
meliputi: anamnesis dan pemantauan ibu dan janin, mengenal
kehamilan resiko tinggi nasehat dan penyuluhan, mencatat data yang
tepat setiap kunjungan, tindakan tepat untuk merujuk.
e. Standar 5: Palpasi abdominal
f. Standar 6: Pengelolaan anemia pada kehamilan.
g. Standar 7: Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan.
h. Standar 8: Persiapan persalinan. (2)
2. Tujuan Antenatal Care (ANC)
Tujuan ANC adalah sebagai berikut:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial
ibu serta bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan, dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal. (1)
Tujuan Asuhan Antenatal terfokus meliputi:
a. Peningkatan kesehatan dan kelangsungan hidup meliputi:
1) Pendidikan dan konseling kesehatan tentang tanda-tanda bahaya dan
tindakan yang tepat, Gizi termasuk suplemen mikronutrisi serta
hidrasi, persiapan untuk pemberian ASI eksklusif segera dan
pencegahan dan pengenalan gejala-gejala PMS.
2) Pembuatan rencana persalinan termasuk kesiapan menghadapi
persalinan komplikasi.
3) Penyediaan TT
4) Suplemen zat besi dan folat, vitamin A, yodium dan kalsium.
5) Penyediaan pengobatan/pemberantasan penyakit cacing dan daerah
endemi malaria.
6) Melibatkan ibu secara aktif dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dan
kesiapan menghadapi persalinan.
b. Deteksi dini penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu an janin.
c. Intervensi yang tepat waktu untuk menatalaksana suatu penyakit atau
komplikasi.
d. Peningkatan kesehatan dan komunikasi antar pribadi
e. Kesiapan kelahiran yang berfokus pada klien dan masyarakat. (10)
3. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)
Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang bisa mengancam
jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali
kunjungan selama periode antenatal, yaitu sebagai berikut:
a. Satu kali kunjungan selama trimester satu (<14 minggu)
b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)
c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan
sesudah minggu ke-36). (1)
Kebijakan program: Anjuran WHO
Trimester I:Satu kali kunjungan
Trimester II:Satu kali kunjungan
Trimester III:Dua kali kunjungan (10)
Kunjungan yang ideal adalah:
Awal kehamilan-28 minggu:1x1 bulan
28 minggu-36 minggu: 1x2 minggu
36 minggu-lahir: 1x1 minggu (10)
Pada setiap kali kunjungan antenatal, ibu hamil perlu mendapatkan
asuhan dan informasi yang sangat penting dari bidan yang meliputi :
a. Satu kali pada Trimester pertama, yaitu sebagai berikut:
1) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan