Top Banner
Bab 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok di kalangan remaja sekarang bukanlah hal baru lagi. Tidak jarang kita menemukan remaja yang masih mengenakan seragam sekolahnya (baik SMP maupun SMA) merokok bersama teman-temannya ataupun sendiri. Menurut Iqbal (2008) persentase tertinggi seseorang mulai merokok adalah pada usia 16-20 tahun, yaitu sebesar 53.1% dimana usia tersebut menandakan individu yang bersangkutan sedang dalam masa remaja. Merokok memang bukanlah hal baru bagi remaja Indonesia, namun cukup mengejutkan bila kita menemukan anak-anak sekolah dasar yang merokok. Fenomena ini sudah mulai banyak ditemukan di Indonesia, terutama di Jakarta. Temuan oleh Tobacco Control Support Center menyatakan bahwa 3 dari 10 pelajar ditemukan merokok pertama kali sebelum mereka mencapai usia 10 tahun. Diantara pelajar yang merokok, sebesar 3.2 % telah kecanduan dengan indikator
38

Bab 1. Pendahuluan

Mar 16, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bab 1. Pendahuluan

Bab 1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Perilaku merokok di kalangan remaja sekarang bukanlah

hal baru lagi. Tidak jarang kita menemukan remaja yang

masih mengenakan seragam sekolahnya (baik SMP maupun

SMA) merokok bersama teman-temannya ataupun sendiri.

Menurut Iqbal (2008) persentase tertinggi seseorang

mulai merokok adalah pada usia 16-20 tahun, yaitu

sebesar 53.1% dimana usia tersebut menandakan individu

yang bersangkutan sedang dalam masa remaja.

Merokok memang bukanlah hal baru bagi remaja Indonesia,

namun cukup mengejutkan bila kita menemukan anak-anak

sekolah dasar yang merokok. Fenomena ini sudah mulai

banyak ditemukan di Indonesia, terutama di Jakarta.

Temuan oleh Tobacco Control Support Center menyatakan bahwa 3

dari 10 pelajar ditemukan merokok pertama kali sebelum

mereka mencapai usia 10 tahun. Diantara pelajar yang

merokok, sebesar 3.2 % telah kecanduan dengan indikator

Page 2: Bab 1. Pendahuluan

hal pertama yang diinginkan pada pagi hari adalah

merokok (Soerojo, et. all, 2007).

Smet (dalam Komasari & Helmi, 2000) menyatakan bahwa

usai pertama kali merokok pada umumnya berkisar antara

11-13 tahun. Menurut data Komnas Anak, pada tahun 1970

usia perokok termuda adalah 15 tahun, namun pada tahun

2004 usia perokok termuda adalah 7 tahun (Messwati,

2008). Pernyataan diatas turut menunjukkan betapa

memprihatinkannya perilaku merokok pada anak di

Indonesia.

Bahaya yang disebabkan rokok sepertinya kurang

diperhatikan oleh para perokok terutama perokok remaja

dan anak-anak. Padahal merokok dapat menyebabkan

kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan

kehamilan dan janin seperti yang tertera pada bungkus

rokok. Perilaku merokok juga diduga erat menyumbang

secara signifikan 30% kematian dari seluruh pengidap

kanker, dan 87% kematian dari seluruh pengidap kanker

paru-paru. Resiko untuk mengidap kanker dikemudian hari

Page 3: Bab 1. Pendahuluan

23 kali lebih besar pada pria dan 13 kali lebih besar

pada wanita dibandingkan dengan orang-orang yang tidak

merokok. Kanker yang dapat muncul akibat merokok

setidaknya ada 15 jenis, yaitu nasofaring, nasal

cativy, bibir, oral cativy, faring, laring, paru-paru,

esofagus, pankreas, mulut rahim, kidney, ginjal,

lambung, dan kanker darah (Thomas, 2008).

Stres dan rokok juga terbukti memiliki hubungan.

Nikotin dapat meningkatkan reaktivitas denyut jantung

terhadap stres pada pria. Merokok dapat menurunkan

detak jantung pada wanita, tetapi meningkatkan tekanan

darah. Hubungan seperti ini juga pada akhirnya

merugikan kesehatan (Girdler et al., 1997).

Bahaya merokok sudah banyak diketahui oleh masyarakat

kita tidak terkecuali para perokok, namun jumlah

perokok di Indonesia tidak mengalami penurunan bahkan

selalu meningkat setiap tahunnya. Sekarang Indonesia

sudah menduduki peringkat ketiga negara pengkonsumsi

rokok di dunia. Diatas Indonesia ada China dan India.

Page 4: Bab 1. Pendahuluan

Beberapa tahun yang lalu perokok di Indonesia berjumlah

65 juta orang, tetapi sekarang sudah mendekati angka

100 juta orang (Ganyong, 2010).

Selain meningkat dalam jumlah orangnya, usia perokok

pun semakin lama semakin muda. Menurut data Komnas

Anak, pada tahun 1970 usia perokok termuda adalah 15

tahun, namun pada tahun 2004 usia perokok termuda

adalah 7 tahun (Messwati, 2008). Davidson, Neale, &

Kring (2006) menyatakan bahwa lebih dari 1000 anak dan

remaja mulai merokok untuk pertama kalinya setiap hari,

dan 750 orang diantaranya akan tewas diusia muda karena

penyakit yang berhubungan dengan merokok yang

sebenarnya dapat dicegah. Semakin muda usia perokok,

semakin dini dan semakin banyak pula zat-zat berbahaya

dari hasil pembakaran rokok yang masuk ke tubuh

perokok. Zat-zat tersebut tentulah berpengaruh negatif

terhadap kesehatan dari perokok muda tersebut. Dengan

demikian, semakin besar kemungkinan bagi perokok muda

untuk menderita penyakit-penyakit yang disebabkan oleh

Page 5: Bab 1. Pendahuluan

rokok. Namun sepertinya hal ini kurang diperhatikan

oleh perokok muda terutama anak-anak latechildhood yang

memutuskan untuk merokok. Seseorang yang sudah tahu

bahaya merokok tetapi tetap memutuskan untuk merokok

atau mencoba merokok, tentu memiliki alasan tertentu.

Alasan tersebut bisa sangat bervariasi tergantung

individu yang bersangkutan, lingkungan dan faktor-

faktor lainnya. Survey Global Youth Tobacco tentang perokok

usia sekolah 13-15 tahun menunjukkan, sebagian besar

perokok muda Indonesia tertarik ikut merokok atas

ajakan teman atau karena tergiur iklan rokok (Safitri,

2010). Sejalan dengan Survey Global Youth Tobacco, Komnas

Perlindungan Anak juga melakukan penelitian yang

menunjukkan bahwa 91,7 % remaja berusia 13-15 tahun di

DKI Jakarta merokok karena didorong oleh pengaruh iklan

(Total Ban, 2009).Penelitian oleh Komasari dan Helmi

(dalam Komasari & Helmi, 2000) menyatakan bahwa tiga

faktor penyebab perilaku merokok pada remaja adalah

kepuasan psikologis, sikap permisif orang tua terhadap

perilaku merokok remaja, dan pengaruh teman sebaya.

Page 6: Bab 1. Pendahuluan

Donovan & Jessor (dalam Taylor, 2006) mengatakan bahwa

70 % remaja merokok disebabkan oleh pengaruh teman.

Penelitian oleh Wu & Anthony (1999) menemukan bahwa

seseorang yang berusia 8 - 9 sampai 13 - 14 tahun yang

merokok mengalami peningkatan risiko sederhana terhadap

mood depresi, tetapi mood depresi tidak berhubungan

dengan peningkatan risiko bagi seseorang untuk memulai

merokok. Merujuk pada data yang ada dapat disimpulkan

bahwa remaja merokok disebabkan oleh kepuasan

psikologis yang didapat dari perilaku merokok, sikap

permisif orang tua, pengaruh teman sebaya dan pengaruh

iklan.

Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu

mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya

dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat pola

perilaku, dan juga panuh dengan masalah-masalah. Oleh

karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami

psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang

Page 7: Bab 1. Pendahuluan

timbul sebagai akibat terjadinya perubahan social.

Sebenarnya seorang pelajar belum boleh merokok di

kalangan sekolah. Biasanya hal ini di lakukan oleh para

pelajar karena kondisi emosi mereka yang tidak stabil

membuat mereka melakukan segalah hal untuk melampiaskan

esmosinya. Populasi merokok pada usia dini sangatlah

tinggi. Hal ini di sebabakan karena kurangnya

penyuluhan tentang bahaya rokok di kalangan sekolah

atau masyarakat, atau mungkin juga kurangnya kesadaran

pada diri mereka sehingga mereka tidak memperhatikan

bahayanya dan juga nanti kedepanya.memberikan dampak

yang buruk bagi kesehatan. Padahal, dampak buruk dari

merokok telah disampaikan melalui berbagai macam media,

seperti koran, papan iklan di jalan, televisi, radio,

internet, bahkan pada bungkus rokok itu sendiri dan

sebenarnya rokok hanya di tujukan untuk orang yang

berumur 18 tahun ke atas. Namun, para pelajar SMA tetap

saja merokok.

Bagi mereka, rokok telah menjadi makanan sehari-hari.

Page 8: Bab 1. Pendahuluan

Padahal, dampak dari merokok akan mempengaruhi

efektivitas kegiatan belajar mereka di sekolah, baik

secara fisik maupun psikologis.

Rokok dapat mempengaruhi daya hisap paru paru

terhadap oksigen. Padahal otot otot di dalam tubuh

manusia membutuhkan oksigen tersebut untuk

mengkontraksikan otot otot dalam tubuhnya. Begitu juga

dengan otak, saat seorang manusia berpikir atau

berkonsentrasi, maka otaknya akan berkontraksi. Jumlah

oksigen yang masuk kedalam paru – paru mempengaruhi

lama-nya otak bisa berkontraksi. Oleh karena itu rokok

dapat mempengaruhi konsentrasi siswa SMA saat belajar

1.2 Rumusan Masalah

-Apakah nilai sekolah murid yang merokok lebih tinggi

dari murid yang tidak merokok?

-Apakah lama-nya konsentrasi murid yang tidak merokok

akan lebih lama dari murid yang merokok?

-Mengapa murid SMA masih melanjutkan merokok?

1.3 Tujuan Penelitian

Page 9: Bab 1. Pendahuluan

-Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara rokok

dengan keefektifan belajar siswa SMA

-Mengetahui apakah siswa SMA akan tetap merokok bila

sudah mempengaruhi nilai sekolah

-Melihat apakah dengan merokok siswa SMA bisa menaikan

atau menurunkan nilai sekolahnya

1.4 Manfaat Penelitian

-Sebagai wacana bagi siswa SMA untuk mempertimbangkan

akan melanjutkan merokok atau tidak.

-Sebagai pembuktian apakah dengan merokok bisa

meningkatkan semangat belajar atau tidak.

1.5 Variabel Penelitian

1.5.1 Variabel

Pada penelitian ini, saya menetapkan Variabel

penelitian ini adalah pengaruh rokok terhadap diri

sendiri khususnya otak.

1.5.2 Batasan Istilah

Page 10: Bab 1. Pendahuluan

1. Rokok

KBBI : gulungan tembakau (kira-kira sebesar kelingking)

yg dibungkus (daun nipah, kertas)

2. Merokok

KBBI : kegiatan menghisap rokok

3. Perokok

(orang) yg suka merokok;~ aktif orang yg merokok secara

aktif; ~ pasif orang yg menerima asap rokok saja, bukan

perokoknya sendiri

BAB 2 : LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian yang Relevan

Dalam melakukan penelitian pengaruh rokok, saya akan

melihat penelitian-penelitian yang dilakukan lebih

dulu. Saya terdahulu mengarah kepada berbagai teori-

teori terdahulu yang berlandaskan penelitian-penlitian

oleh para ahli atau dari buku yang sudah mempelajari

tentang pengaruh rokok ini. Teori-teori tersebut akan

peneliti hubungkan dengan penelitian yang saya teliti

Page 11: Bab 1. Pendahuluan

tentang pengaruh rokok dengan nilai siswa SMA.

Dari buku pelajaran kelas XI IPA Biologi saya

mendapatkan :

1. Tar yang terkandung dalam rokok dapat mengendap

atau mengeras di dalam paru – paru dan bisa

menghambat masuknya oksigen ke dalam paru – paru.

2. Saat oksigen ke dalam paru – paru berkurang, maka

otot otot di dalam tubuh manusia akan berkurang

kemampuanya dalam berkontraksi.

3. Otak juga memiliki otot otot tersebut, saat

seseorang sedang berpikir atau berkonsentrasi maka

otak akan berkontraksi.

4. Namun saat oksigen yang masuk ke dalam otak

berkurang, maka akan menyebabkan berkurangnya

kemampuan otak untuk berkontraksi. Saat otak

berkurang kemampuannya dalam berkontraksi, maka

seseorang akan mudah mengantuk dan juga sulit

untuk berkonsentrasi.

Page 12: Bab 1. Pendahuluan

2.2 Kerangka Teori

2.2.1 Pengertian Rokok

       Rokok adalah silinder dari kertas berukuran

panjang antara 70-120 mm dengan diameter 10 mm yang

berisi daun-daun tembakau yang telah di cacah. Rokok

dibakar disalah satu ujungnya dan dibiarkan membara

agar asapnya dihirup melalui mulut pada ujung lain.

Bahan dasar rokok adalah tembakau. Tembakau terdiri

dsri berbagai bahan kimia yang dapat membuat seseorang

ketagihan, walaupun mereka tidak ingin mencobanya lagi.

Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk

kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan

mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir,

bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai

pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya

kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya

kanker paru-paru atau serangan jantung.

Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya

adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan

Page 13: Bab 1. Pendahuluan

ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16,

Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian

dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba

menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa.

Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan

bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang

merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok

hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para

pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan

merokok mulai masuk negara-negara Islam.

2.2.2 Kandungan dalam Rokok

Zat-Zat yang terkandung dalam rokok, diantaranya :

Karbon monoksida

Rumus Kimia CO, sejenis gas yang tidak berbau, tidak

berasa, dan tidak berwarna. Menurut Wikipedia gas ini

dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna dari senyawa

karbon, pada sebatang rokok memiliki kandungan karbon

monoksida 3-6% saja, gas ini dapat di hisap oleh

perokok atau orang-orang di sekitar.

Page 14: Bab 1. Pendahuluan

Nikotin

Nikotin adalah zat candu yang sangat kuat, lebih kuat

dari heroin dan kokain. Perusahaan-perusahaan rokok

biasanya memberi kadar nikotin pada rokok biar memberi

dampak rasa yang tetap sama, mereka pun tidak bisa

memastikan berapa kadar nikotin pada setiap batangnya.

Pada hisapan pertama zat nikotin akan terstimulasi pada

otak dan tubuh anda agar lebih rileks. Nikotin pada

rokok akan mempengaruhi hormon-hormon yang d produksi

oleh tubuh, hal ini terciptanya keseimbangan hormon dan

kimia nikotin pada tubuh, perokok berat akan terjadi

ketergantungan hormon yang sangat tinggi hal ini

terjadi karena pengaruh nikotin pada tubuh. Nikotin

rokok juga berpengaruh pada mood tubuh, metabolisme

otakk dan kemampuan bertindak. Tetapi bila di konsumsi

dalam jangka panjang dan lebih sering maka sangat

rentan bagi perokok terkena penyakit paru-paru,

jantung, stroke dan berbagai macam penyakit lainnya.

Page 15: Bab 1. Pendahuluan

Tar

Tar adalah kumpulan senyawa kimia yang bisa mengendap

dalam tubuh. Tar ini bersifat korsinogen. Ketika

menghisap rokok, tar akan masuk pada rongga mulut dan

ke tenggorokan menjadi sekumpulan endapat pada

tenggorokan juga rongga mulut, tar yang menyebabkan

faktor utama radang gusi, hal ini karena tar bertumpuk

di gusi dan membuat segumpulan plak dan timbulnya

bakteri.

Kadmium

Kadmium adalah zat beracun yang sering di pakai pada

batrei, dan digunakan pada rokok, jika tubuh

mengkonsumsi zat ini, maka akan merusak ginjal.

Akreloin

Zat yang tidak berwarna, zat ini biasa di ambil dari

kandungan alkohol, artinya zat ini adalah alkohol yang

cairannya telah di ambil.

Amoniak

Amoniak adalah perpaduan zat hydrogen dan nitrogen,

bila zat ini masuk ke adalam peredaran darah maka

Page 16: Bab 1. Pendahuluan

penderitanya akan merasakan koma atau pingsan. zat

amoniak ini biasa digunakan untuk pembersih toilet dan

jendela.

Sianida

Zat ini biasa di gunakan dalam pembuatan plastik,

sianida adalah racun yang mematikan pada efek-efek

tertentu zat ini bisa membunuh manusia hanya dalam

waktu 15 menit. Zat ini akan memperhambat penyerapan

oksigen dalam tubuh.

Benzene

Zat kimia ini sering di sebut senyawa bensol, zat ini

tidak berwarna, gampang terbakar dan berbau manis.

Benzene adalah salah satu jenis hidrokarbon aromatik,

dan salah satu komponen minyak bumi. Zat ini sangat

penting di gunakan di dunia industri.

Carcinogens

Zat ini bisa memicu tumbuhnya kanker dalam tubuh, dan

terkandung pada asap rokok. Walau terjadinya kanker ada

pada tiap manusia, tapi potensi kanker tiap orang

berbeda tergantung dari lingkungan dan individual

Page 17: Bab 1. Pendahuluan

manusia itu sendiri, makin besar lingkungan yang

berpotensi timbulnya dampak kanker, makin besar pula

kemungkinan terjadinya kanker.

Metanol

Metanol adalah cairan alkohol yang sangat ringan yang

bersifat mudah terbakar, mudah menguap, berbau khas dan

beracun. Zat ini biasa digunakan untuk bahan bakar dan

bahan pendingin anti beku.

Insektisida

Zat yang biasa digunakan untuk membunuh serangga.

Formaldelhida

Zat ini biasa disebut dengan Formalin, biasanya zat ini

digunakan untuk membunuh bakteri. Pada rokok, kandungan

ini akan merdampak nafas pendek, hiportemia dan kanker

hidungan dan radang tenggorokan.

Arsenik

Zat ini biasa dipakai untuk racun tikut. Pada zaman

dulu zat ini digunakan untuk membunuh lawan-lawannya

karena zat ini sulit terdeteksi.

Page 18: Bab 1. Pendahuluan

2.2.3 Jenis Rokok

Jenis rokok berdasarkan isinya dibagi 2, yaitu

rokok putih/mild dan rokok kretek. Rokok putih hanya

mengandung tembakau sementara rokok kretek mengandung

tembakau dan cengkeh didalamnya. Di dalam rokok mild,

hanya terkandung sekitar14-15 mg tar dan 5 mg nikotin,

sementara rokok kretek mengandung sekitar 20 mg tar dan

4 - 5 mg nikotin. Sehingga rokok kretek lebih beresiko

daripada rokok mild.

2.2.4 Dampak Rokok secara umum

Sebagaimana kita ketahui di dalam asap sebatang

rokok yang dihisap oleh perokok, tidak kurang dari 4000

zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini

terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel.

Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen

sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid,

urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol,

ortokresoldan perylene adalah sebaian dari beribu –

Page 19: Bab 1. Pendahuluan

ribu zat di dalam rokok.

Jumlah kematian dan klaim perokok Menurut penelitian

Organisasi Kesehatan dunia (WHO), setiap satu jam,

tembakau rokok membunuh 560 orang diseluruh dunia.

Kalau dihitung satu tahun terdapat 4,9 juta kematian

didunia yang disebabkan oleh tembakau rokok. Kematian

tersebut tidak terlepas dari 3800 zat kimia, yang

sebagian besar merupakan racun dan karsinogen (zat

pemicu kanker), selain itu juga asap dari rokok

memiliki benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon

yang halus yang dihasilkan akibat pembakaran tidak

sempurna arang, minyak, kayu atau bahan bakar lainnya

yang merupakan penyebab langsung mutasi gen. Hal ini

berbanding terbalik dengan sifat output rokok sendiri

terhadap manusia yang bersifat abstrak serta berbeda

dengan makanan dan minuman yang bersifat nyata dalam

tubuh dan dapat diukur secara kuantitatif.

Selain mengklaim mendapatkan kenikmatan dari output

rokok, perokok juga mengklaim bahwa rokok dapat

meningkatan ketekunan bekerja, meningkatkan

Page 20: Bab 1. Pendahuluan

produktivitas dan lain-lain. Tetapi klaim ini sulit

untuk dibuktikan karena adanya nilai abstrak yang

terlibat dalam output merokok. Para ahli malah

memperkirakan bahwa rokok tidak ada hubunganya dengan

klaim-klaim di atas. Malah terjadi sebaliknya,

menurunnya produktiviats seseorang karena merokok

akibat terbaginya waktu bekerja dan merokok. Selain itu

berdasarkan penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok

dapat menurunkan IQ. (dari berbagai sumber)

Bahaya bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker,

paru-paru, impotensi dan gangguan pada janin, sedangkan

bahaya bagi lingkungan dapat menimbulkan polusi udara

yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap.

Sebenarnya yang paling berbahaya diantara perokok pasif

dan perokok aktif, perokok pasif lah yang berbahaya

sebab perokok pasif menghisap asap rokok yang paling

banyak. Rokok juga selain berbahaya juga bisa mematikan

dan akan menimbulkan kecanduan kepada pemakainya.

Merokok bagi orang dewasa bisa berbahaya apalagi bagi

anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah. Oleh

Page 21: Bab 1. Pendahuluan

Karena itu, merokok dilarang di sekolah maupun di luar

sekolah.

Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai

terasa pada waktu orang baru mulai menghisap rokok.

Dalam asap rokok yang membara karena diisap, tembakau

terbakar kurang sempurna sehingga menghasilkan CO

(karbon mono oksida), yang disamping asapnya sendiri,

tar dan nikotine (yang terjadi juga dari pembakaran

tembakau tersebut) dihirup masuk ke dalam jalan napas.

2.2.5 Dampak Rokok Bagi diri sendiri

1. Merokok lebih banyak mendatangkan kerugian

dibandingkan keuntungan bagi tubuh.

2.  Menimbulkan sugesti kepada diri kita, bahwa jika

kita tidak merokok mulut tidak enak dan asam.

3.  Rasa ingin tahu, semangat untuk belajar, dan

berbagai hal positif yang ada pada diri kita hilang

ketika kita menjadi seorang perokok.

Page 22: Bab 1. Pendahuluan

4. Mengurangi daya tamping oksigen di paru-paru

5. Mengurangi lama-nya otak bisa berkonsentrasi

2.2.6 Bahaya asap rokok terhadap ibu

hamil dan janin yang dikandungnya

1. Keguguran janin

2. Tumbesaran janin terencat – 30% lebih tinggi

3. Kematian janin dalam kandungan

4. Pendarahan dari uri (abruption placenta)

5. Berat badan berkurang – 20 hingga 30%

2.2.7 Bahaya asap rokok terhadap bayi

1. Masalah dan penyakit pernafasan

2. Mengganggu terhadap perkembangan kecerdasan

3. Jangkitan telinga

4. Leukeamia

5. Kanker otak 22%

6. Cepat lelah

7. Sindrom kematian secara mendadak

Page 23: Bab 1. Pendahuluan

2.2.8 Pengaruh Nikotin dalam Rokok

Bahaya Nikotin pada rokok,

- Ketagihan nikotin dalam rokok sama ketagihannya

dengan heroin atau kokain.

- Lebih muda anda mulai mengisap rokok ,maka lebih kuat

rasa ketagihan anda untuk merokok.

- Kebanyakan pemakai narkoba dan peminum alkohol

bermula dari perokok.

Nikotin merupakan racun yang bertindak langsung ke

otak,merusak pemikiran dan tubuh. Apabila anda merokok,

anda akan tergantung kepada nikotin. Tanpa rokok ,anda

mengalami gejala-gejala yang kurang enak misalnya anda

mungkin :

1. Merasa cepat marah, hampa atau geram.

2. Cemas atau gelisah.

3. Stres dalam bekerja.

Page 24: Bab 1. Pendahuluan

Kelegaan yang anda nikmati dari setiap batang rokok

hanyalah sementara dan gejala-gejala tersebut akan

kembali semula. Anda kemudian akan menyalakan sebatang

lagi rokok dan tidak lama kemudian, anda menjadi

ketagihan kepada nikotin.

Secara perlahan nikotin akan mengakibatkan perubahan

pada sel-sel otak perokok yang menyebabkan anda merasa

perlu merokok lebih banyak untuk mengatasi gejala-

gejala ketagihan.

Nikotin adalah merupakan candu yang sangat kuat !

Nikotin rokok mengandung lebih banyak zat addictive

(zat yang menyebabkan kecanduan) daripada heroin

ataupun kokain. Perusahaan-perusahaan rokok seringkali

memanipulasi kadar nikotin pada rokok yang mereka

produksi agar memberikan rasa yang tetap sama. Mereka

juga tidak bisa memastikan kadar nikotin yang sama pada

setiap batang rokok yang anda hisap.

Page 25: Bab 1. Pendahuluan

Nikotin rokok, hanya dalam hitungan detik setelah

hisapan pertama, mulai mempengaruhi sistem pusat syaraf

dan seluruh tubuh anda. Pada bagian otak tertentu,

setelah terkena stimulasi nikotin, anda akan bisa

berpikir lebih ringan. Bagian otak lain, yang merupakan

pusat “kesenangan”, jika terstimulasi nikotin bisa

membuat anda merasa lebih rileks dan nyaman, lepas dari

ketegangan.

Nikotin rokok juga mempengaruhi hormon-hormon yang

diproduksi tubuh. Hal ini dilakukan oleh hormon untuk

membuat keseimbangan kimiawi terhadap nikotin dan

kecanduan yang menyertai. Perokok berat akan menjadi

tergantung pada kadar hormon yang sangat tinggi, yang

diakibatkan oleh nikotin, yang bisa menjadi zat

addictive yang sangat kuat. Mereka memerlukan untuk

mengisap rokok dengan interval waktu tertentu. Setelah

proses stimulasi terhadap hormon menurun, mereka akan

membutuhkan rokok lagi untuk diisap agar merasa enak /

lebih nyaman.

Page 26: Bab 1. Pendahuluan

Nikotin rokok akan menciptakan reaksi biokimia dalam

tubuh anda, yang dengan cepat memberi efek pada ‘mood’

anda, metabolisme tubuh dan kemampuan bertindak.

Semakin banyak asap yang anda hirup, semakin banyak

pula ketergantungan kimiawi tubuh anda. Para perokok

juga bisa menjadi pecandu yang selalu tergantung pada

rokok disebabkan oleh pengaruh psikologis yang

ditimbulkan nikotin. Jika hal ini terjadi, rokok akan

bisa mempengaruhi sikap dan perasaan seseorang pada

situasi tertentu.

Nikotin rokok dapat merespon otak untuk memerintahkan

tubuh membuat zat endorphin lebih banyak. Endorphin

merupakan senyawa protein atau tepatnya sebagai body’s

natural pain killer. Struktur kimia Endorphin hampir

sama dengan morphine yang merupakan painkiller kelas

atas. Endorphin dapat membuat seseorang merasa relaks

dan euphoria.

Nikotin rokok dalam jangka panjang dapat meningkatkan

kadar kolesterol dalam darah yang mengakibatkan si

perokok (walaupun sudah lama berhenti merokok) sangat

Page 27: Bab 1. Pendahuluan

rentan terhadap stroke dan serangan jantung. Hal ini

disebabkan rusaknya pembuluh arteri dalam darah, yang

salah satu fungsinya mengedarkan oksigen ke seluruh

tubuh.

2.2.9 Pengaruh Rokok terhadap Konsentrasi

Semua otot di dalam tubuh manusia membutuhkan

oksigen untuk berkontraksi. Begitu juga dengan otak,

saat seseorang sedang berpikir atau mencoba berpikir,

otak orang tersebut akan berkontraksi. Jumlah oksigen

yang masuk ke dalam tubuh manusia mempengaruhi

kontraksi otot otot di dalam tubuh manusia. Jika

oksigen yang masuk ke dalam tubuh manusia sedikit, maka

otak akan semakin sulit untuk berkontraksi, dengan kata

lain otak akan susah untuk berkonsentrasi.

Rokok dapat mengurangi jumlah oksigen yang masuk ke

dalam tubuh manusia, karena Tar yang terkandung dalam

rokok akan masuk ke dalam paru paru dan menghambat

masuknya oksigen. Dengan begitu oksigen yang masuk ke

Page 28: Bab 1. Pendahuluan

dalam tubuh menjadi sedikit. Otot otot di dalam tubuh

perokok akan mudah lelah karena oksigen yang masuk ke

dalam tubuhnya sedikit, begitu juga dengan otak. Orang

yang merokok akan lebih cepat capek berpikir atau

berkonsentrasi karena oksigen yang masuk ke dalam

otaknya sedikit juga.

Bab 3 Metodologi Penelitian

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif adalah riset yang

bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis

dengan pendekatan induktif. Proses dan makna

(perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian

kualitatif.

Sesuai dengan pengertian tersebut saya

menganalisis data dengan menggunakan pendekatan

induktif. Selain itu saya juga memberikan data data

Page 29: Bab 1. Pendahuluan

yang sesuai dengan landasan teori yang saya gunakan.

Sehingga penelitian saya dapat menjadi penelitian yang

benar dan tepat.

Dalam menganalisis dan mendeskripsikan mengenai

dampak rokok terhadap nilai siswa SMA, saya menggunakan

landasan teori sebagai pemandu agar fokus penelitian

sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan

teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum

tentang latar penelitian serta bahan pembahasan hasil

penelitian.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian saya adalah siswa – siswa SMA yang

merokok dan yang tidak merokok di Jakarta Selatan.

Telah di kumpulkan data – data nilai rata – rata siswa

– siswa tersebut sehingga kita dapat melihat apakah

merokok akan mempengaruhi nilai siswa – siswa SMA

tersebut.

3.3 Instrumen Penelitian

Pensil

Page 30: Bab 1. Pendahuluan

Kertas/Buku

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data-data dalam penyusunan karya

tulis ini agar menjadi akurat dan efektif, maka penulis

menggunakan metode berikut :

1. Angket : Penulis menyebarkan angket yang

bersifat umum untuk mengetahui gambaran pengaruh

merokok atau tidak secara umum dan yang bersifat khusus

untuk mengetahui secara detail pendapat responden

terhadap pengaruh berbahasa dalam penelitian ini .

2. Wawancara : Penulis melakukan tanya jawab

terhadap beberapa murid di SMA Gonzaga mengenai

pengetahuan akan bahaya rokok dan apakah berefek kepada

mereka dalam pelajaran.

3. Tinjauan Pustaka : Penulis mencari sumber-

sumber

yang berkaitan dengan efek dan bahaya mrokok dari

beberapa buku sumber dan beberapa situs di internet .

Teknik pengumpulan data saya adalah dengan

Page 31: Bab 1. Pendahuluan

memberikan pertanyaan yang ber isi nilai rata – rata

siswa SMA tersebut, berapa jam mereka belajar di rumah,

dan apakah ia merokok atau tidak.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang saya gunakan adalah dengan

menghitung nilai rata – rata dan rata – rata lama

belajar siswa SMA yang merokok dan yang tidak. Lalu

saya akan membandingkan rata – rata tersebut dan

menyimpulkan hasilnya.

Pertanyaan yang akan dituliskan di angket antara lain :

1. Apakah Anda Merokok?

2. Berapa nilai ratra-rata anda terakhir?

3. Berapa lama anda belajar dalam sehari? (jika besok

ada ulangan)

4. Apakah menurut anda merokok ber efek negatif atau

positif untuk anda?

5. Mengapa anda merokok?

Page 32: Bab 1. Pendahuluan

BAB 4. Pembahasan Masalah

Penulis telah melakukan penyebaran angket mengenai

permasalahan karya tulis ini . Objek yang menjadi

narasumber dalam penyebaran angket ini berjumlah 50

orang, yang terdiri dari siswa/siswi kelas X sejumlah 5

orang, kelas XI sejumlah 10 orang, dan kelas XII

sejumlah 35 orang . Dan dari hasil penyebaran angket

Page 33: Bab 1. Pendahuluan

tersebut, penulis dapat mengolah data penelitian dalam

bentuk ulasan.

1. Apakah anda merokok?

Dari 50 orang yang saya berikan angket, dapat

terlihat bahwa 35 dari 50 orang yang saya tanya

menjawab Ya, dan 15 diantaranya menjawab tidak.

2. Berapa nilai rata-rata anda terakhir?

Dari data yang terkumpul, ternyata dari 35 orang

yang merokok, saya merata-rata nilai mereka. Dan saya

mendapatkan data nilai rata - rata orang yang merokok

adalah 81. Sementara orang orang yang tidak merokok

setelah saya rata rata nilai rata-rata mereka adalah

84.

3. Berapa lama anda belajar dalam sehari?

Dari data yang sudah terkumpul, rata - rata orang

merokok belajar 2-4 jam sehari. Sementara orang orang

yang tidak merokok rata - rata belajar 6-8 jam sehari.

4. Apakah menurut anda merokok ber efek negatif

atau positif untuk anda?

Dari angket, rata - rata orang merokok menjawab

Page 34: Bab 1. Pendahuluan

ber efek positif yaitu sebanyak 20 orang dari 35 orang

yang merokok, rata - rata dari mereka menjawab jika

merokok dapat mengurangi stress dan lebih bisa belajar

jika sambil merokok.

5. Mengapa anda merokok?

Dari hasil angket yang saya sebarkan, rata - rata

orang merokok menjawab mereka merokok karena mereka

percaya merokok dapat menghilangkan stress mereka.

Dari hasil kuisioner/angket yang telah saya

sebarkan, ternyata rokok terbukti mengurangi daya tahan

otak dalam belajar atau bisa dibilang konsentrarsi.

Dari data juga dapat dililat bahwa orang yang merokok

memiliki nilai rata - rata yang lebih rendah

dibandingkan orang yang tidak merokok. Asap rokok yang

terkumpul di dalam paru - paru, mengurangi masuknya

oksigen ke dalam tubuh. Dengan begitu, kontraksi otak

juga berkurang. Oleh karena itu, rata - rata orang

merokok lebih cepat capek belajar atau berkonsentrasi

jika dibandingkan dengan orang - orang yang tidak

Page 35: Bab 1. Pendahuluan

merokok.

Orang - orang yang merokok sudah tahu bahwa rokok

ber efek negatif bagi mereka, akan tetapi mereka masih

saja merokok. Karena mereka menganggap mereka akan

lebih bisa belajar jika sambil merokok. Padahal secara

ilmiah itu tidak mungkin. Ini timbul dikarenakan

sugesti mereka yang sudah kecanduan rokok dan juga

salah satu efek nikotin.

BAB 5. Penutup

5.1 Kesimpulan

Dari data - data yang sudah saya kumpulkan, dapat

disimpulkan bahwa merokok dapat mempengaruhi daya tahan

otak dalam berkonsentrasi atau dalam bahasa ilmiah

kontraksi otak. Dapat dilihat bahwa orang merokok hanya

Page 36: Bab 1. Pendahuluan

mampu berkonsentrasi penuh dalam 2 - 4 jam sekali

belajar. Sementara orang orang yang tidak merokok mampu

berkonsentrasi belajar hingga 6 - 8 jam sekali belajar.

Dari data tersebut juga dapat disimpulkan bahwa

orang - orang yang merokok akan tetap menganggap bahwa

rokok berefek positif untuk mereka karena alasan alasan

seperti : menghilangkan stress, lebih enak jika sambil

belajar. Mereka baru akan sadar saat efek rokok mulai

menggerogoti mereka saat usia lanjut. Akan menimbulkan

penyakit penyakit seperti : kanker, stroke, impotensi,

dll. Setelah mereka mengalami penyakit penyakit yang

ditimbulkan rokok, baru mereka akan sadar bahwa merokok

menyebabkan efek negatif kepada mereka. Dan setelah

terkena penyakit baru mereka akan mencoba berhenti

merokok.

5.2 Saran

Saran dari penulis adalah berhenti merokok sebelum

rokok menggerogoti tubuh anda. Penulis mempunyai

beberapa tips untuk berhenti merokok yang telah penulis

Page 37: Bab 1. Pendahuluan

buktikan sendiri. Tahapan pertama dan terpenting adalah

niat yang besar serta sungguh-sungguh ingin berhenti

merokok. Tanpa niat yang besar mustahil seseorang bisa

berhenti merokok. Banyak mengaku diri perokok berat dan

mengakui bahwa tekad mereka sangat besar untuk berhenti

merokok. Namun ketika mereka keluar dan berkumpul

kembali dengan teman-temannya yang merokok, keinginan

itu muncul kembali. Inilah kenapa niat dan tekad itu

yang paling penting ketika Anda ingin benar-benar

berhenti merokok :

1. Bergaullah dengan orang yang tidak merokok

2. Pindahkan semua barang-barang yang berhubungan

dengan rokok.

3. Kurangi jumlah merokok sedikit demi sedikit.

4. Hilangkan kebiasaan Bengong atau menunggu.

5. Cari pengganti rokok, misalnya permen atau gula.

6. Cari kegiatan yang menyibukan / pekerjaan yang

membutuhkan gerakan tubuh agar kita lupa akan

rokok

Page 38: Bab 1. Pendahuluan