Page 1
Bab 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Perilaku merokok di kalangan remaja sekarang bukanlah
hal baru lagi. Tidak jarang kita menemukan remaja yang
masih mengenakan seragam sekolahnya (baik SMP maupun
SMA) merokok bersama teman-temannya ataupun sendiri.
Menurut Iqbal (2008) persentase tertinggi seseorang
mulai merokok adalah pada usia 16-20 tahun, yaitu
sebesar 53.1% dimana usia tersebut menandakan individu
yang bersangkutan sedang dalam masa remaja.
Merokok memang bukanlah hal baru bagi remaja Indonesia,
namun cukup mengejutkan bila kita menemukan anak-anak
sekolah dasar yang merokok. Fenomena ini sudah mulai
banyak ditemukan di Indonesia, terutama di Jakarta.
Temuan oleh Tobacco Control Support Center menyatakan bahwa 3
dari 10 pelajar ditemukan merokok pertama kali sebelum
mereka mencapai usia 10 tahun. Diantara pelajar yang
merokok, sebesar 3.2 % telah kecanduan dengan indikator
Page 2
hal pertama yang diinginkan pada pagi hari adalah
merokok (Soerojo, et. all, 2007).
Smet (dalam Komasari & Helmi, 2000) menyatakan bahwa
usai pertama kali merokok pada umumnya berkisar antara
11-13 tahun. Menurut data Komnas Anak, pada tahun 1970
usia perokok termuda adalah 15 tahun, namun pada tahun
2004 usia perokok termuda adalah 7 tahun (Messwati,
2008). Pernyataan diatas turut menunjukkan betapa
memprihatinkannya perilaku merokok pada anak di
Indonesia.
Bahaya yang disebabkan rokok sepertinya kurang
diperhatikan oleh para perokok terutama perokok remaja
dan anak-anak. Padahal merokok dapat menyebabkan
kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan
kehamilan dan janin seperti yang tertera pada bungkus
rokok. Perilaku merokok juga diduga erat menyumbang
secara signifikan 30% kematian dari seluruh pengidap
kanker, dan 87% kematian dari seluruh pengidap kanker
paru-paru. Resiko untuk mengidap kanker dikemudian hari
Page 3
23 kali lebih besar pada pria dan 13 kali lebih besar
pada wanita dibandingkan dengan orang-orang yang tidak
merokok. Kanker yang dapat muncul akibat merokok
setidaknya ada 15 jenis, yaitu nasofaring, nasal
cativy, bibir, oral cativy, faring, laring, paru-paru,
esofagus, pankreas, mulut rahim, kidney, ginjal,
lambung, dan kanker darah (Thomas, 2008).
Stres dan rokok juga terbukti memiliki hubungan.
Nikotin dapat meningkatkan reaktivitas denyut jantung
terhadap stres pada pria. Merokok dapat menurunkan
detak jantung pada wanita, tetapi meningkatkan tekanan
darah. Hubungan seperti ini juga pada akhirnya
merugikan kesehatan (Girdler et al., 1997).
Bahaya merokok sudah banyak diketahui oleh masyarakat
kita tidak terkecuali para perokok, namun jumlah
perokok di Indonesia tidak mengalami penurunan bahkan
selalu meningkat setiap tahunnya. Sekarang Indonesia
sudah menduduki peringkat ketiga negara pengkonsumsi
rokok di dunia. Diatas Indonesia ada China dan India.
Page 4
Beberapa tahun yang lalu perokok di Indonesia berjumlah
65 juta orang, tetapi sekarang sudah mendekati angka
100 juta orang (Ganyong, 2010).
Selain meningkat dalam jumlah orangnya, usia perokok
pun semakin lama semakin muda. Menurut data Komnas
Anak, pada tahun 1970 usia perokok termuda adalah 15
tahun, namun pada tahun 2004 usia perokok termuda
adalah 7 tahun (Messwati, 2008). Davidson, Neale, &
Kring (2006) menyatakan bahwa lebih dari 1000 anak dan
remaja mulai merokok untuk pertama kalinya setiap hari,
dan 750 orang diantaranya akan tewas diusia muda karena
penyakit yang berhubungan dengan merokok yang
sebenarnya dapat dicegah. Semakin muda usia perokok,
semakin dini dan semakin banyak pula zat-zat berbahaya
dari hasil pembakaran rokok yang masuk ke tubuh
perokok. Zat-zat tersebut tentulah berpengaruh negatif
terhadap kesehatan dari perokok muda tersebut. Dengan
demikian, semakin besar kemungkinan bagi perokok muda
untuk menderita penyakit-penyakit yang disebabkan oleh
Page 5
rokok. Namun sepertinya hal ini kurang diperhatikan
oleh perokok muda terutama anak-anak latechildhood yang
memutuskan untuk merokok. Seseorang yang sudah tahu
bahaya merokok tetapi tetap memutuskan untuk merokok
atau mencoba merokok, tentu memiliki alasan tertentu.
Alasan tersebut bisa sangat bervariasi tergantung
individu yang bersangkutan, lingkungan dan faktor-
faktor lainnya. Survey Global Youth Tobacco tentang perokok
usia sekolah 13-15 tahun menunjukkan, sebagian besar
perokok muda Indonesia tertarik ikut merokok atas
ajakan teman atau karena tergiur iklan rokok (Safitri,
2010). Sejalan dengan Survey Global Youth Tobacco, Komnas
Perlindungan Anak juga melakukan penelitian yang
menunjukkan bahwa 91,7 % remaja berusia 13-15 tahun di
DKI Jakarta merokok karena didorong oleh pengaruh iklan
(Total Ban, 2009).Penelitian oleh Komasari dan Helmi
(dalam Komasari & Helmi, 2000) menyatakan bahwa tiga
faktor penyebab perilaku merokok pada remaja adalah
kepuasan psikologis, sikap permisif orang tua terhadap
perilaku merokok remaja, dan pengaruh teman sebaya.
Page 6
Donovan & Jessor (dalam Taylor, 2006) mengatakan bahwa
70 % remaja merokok disebabkan oleh pengaruh teman.
Penelitian oleh Wu & Anthony (1999) menemukan bahwa
seseorang yang berusia 8 - 9 sampai 13 - 14 tahun yang
merokok mengalami peningkatan risiko sederhana terhadap
mood depresi, tetapi mood depresi tidak berhubungan
dengan peningkatan risiko bagi seseorang untuk memulai
merokok. Merujuk pada data yang ada dapat disimpulkan
bahwa remaja merokok disebabkan oleh kepuasan
psikologis yang didapat dari perilaku merokok, sikap
permisif orang tua, pengaruh teman sebaya dan pengaruh
iklan.
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu
mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya
dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat pola
perilaku, dan juga panuh dengan masalah-masalah. Oleh
karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami
psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang
Page 7
timbul sebagai akibat terjadinya perubahan social.
Sebenarnya seorang pelajar belum boleh merokok di
kalangan sekolah. Biasanya hal ini di lakukan oleh para
pelajar karena kondisi emosi mereka yang tidak stabil
membuat mereka melakukan segalah hal untuk melampiaskan
esmosinya. Populasi merokok pada usia dini sangatlah
tinggi. Hal ini di sebabakan karena kurangnya
penyuluhan tentang bahaya rokok di kalangan sekolah
atau masyarakat, atau mungkin juga kurangnya kesadaran
pada diri mereka sehingga mereka tidak memperhatikan
bahayanya dan juga nanti kedepanya.memberikan dampak
yang buruk bagi kesehatan. Padahal, dampak buruk dari
merokok telah disampaikan melalui berbagai macam media,
seperti koran, papan iklan di jalan, televisi, radio,
internet, bahkan pada bungkus rokok itu sendiri dan
sebenarnya rokok hanya di tujukan untuk orang yang
berumur 18 tahun ke atas. Namun, para pelajar SMA tetap
saja merokok.
Bagi mereka, rokok telah menjadi makanan sehari-hari.
Page 8
Padahal, dampak dari merokok akan mempengaruhi
efektivitas kegiatan belajar mereka di sekolah, baik
secara fisik maupun psikologis.
Rokok dapat mempengaruhi daya hisap paru paru
terhadap oksigen. Padahal otot otot di dalam tubuh
manusia membutuhkan oksigen tersebut untuk
mengkontraksikan otot otot dalam tubuhnya. Begitu juga
dengan otak, saat seorang manusia berpikir atau
berkonsentrasi, maka otaknya akan berkontraksi. Jumlah
oksigen yang masuk kedalam paru – paru mempengaruhi
lama-nya otak bisa berkontraksi. Oleh karena itu rokok
dapat mempengaruhi konsentrasi siswa SMA saat belajar
1.2 Rumusan Masalah
-Apakah nilai sekolah murid yang merokok lebih tinggi
dari murid yang tidak merokok?
-Apakah lama-nya konsentrasi murid yang tidak merokok
akan lebih lama dari murid yang merokok?
-Mengapa murid SMA masih melanjutkan merokok?
1.3 Tujuan Penelitian
Page 9
-Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara rokok
dengan keefektifan belajar siswa SMA
-Mengetahui apakah siswa SMA akan tetap merokok bila
sudah mempengaruhi nilai sekolah
-Melihat apakah dengan merokok siswa SMA bisa menaikan
atau menurunkan nilai sekolahnya
1.4 Manfaat Penelitian
-Sebagai wacana bagi siswa SMA untuk mempertimbangkan
akan melanjutkan merokok atau tidak.
-Sebagai pembuktian apakah dengan merokok bisa
meningkatkan semangat belajar atau tidak.
1.5 Variabel Penelitian
1.5.1 Variabel
Pada penelitian ini, saya menetapkan Variabel
penelitian ini adalah pengaruh rokok terhadap diri
sendiri khususnya otak.
1.5.2 Batasan Istilah
Page 10
1. Rokok
KBBI : gulungan tembakau (kira-kira sebesar kelingking)
yg dibungkus (daun nipah, kertas)
2. Merokok
KBBI : kegiatan menghisap rokok
3. Perokok
(orang) yg suka merokok;~ aktif orang yg merokok secara
aktif; ~ pasif orang yg menerima asap rokok saja, bukan
perokoknya sendiri
BAB 2 : LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian yang Relevan
Dalam melakukan penelitian pengaruh rokok, saya akan
melihat penelitian-penelitian yang dilakukan lebih
dulu. Saya terdahulu mengarah kepada berbagai teori-
teori terdahulu yang berlandaskan penelitian-penlitian
oleh para ahli atau dari buku yang sudah mempelajari
tentang pengaruh rokok ini. Teori-teori tersebut akan
peneliti hubungkan dengan penelitian yang saya teliti
Page 11
tentang pengaruh rokok dengan nilai siswa SMA.
Dari buku pelajaran kelas XI IPA Biologi saya
mendapatkan :
1. Tar yang terkandung dalam rokok dapat mengendap
atau mengeras di dalam paru – paru dan bisa
menghambat masuknya oksigen ke dalam paru – paru.
2. Saat oksigen ke dalam paru – paru berkurang, maka
otot otot di dalam tubuh manusia akan berkurang
kemampuanya dalam berkontraksi.
3. Otak juga memiliki otot otot tersebut, saat
seseorang sedang berpikir atau berkonsentrasi maka
otak akan berkontraksi.
4. Namun saat oksigen yang masuk ke dalam otak
berkurang, maka akan menyebabkan berkurangnya
kemampuan otak untuk berkontraksi. Saat otak
berkurang kemampuannya dalam berkontraksi, maka
seseorang akan mudah mengantuk dan juga sulit
untuk berkonsentrasi.
Page 12
2.2 Kerangka Teori
2.2.1 Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran
panjang antara 70-120 mm dengan diameter 10 mm yang
berisi daun-daun tembakau yang telah di cacah. Rokok
dibakar disalah satu ujungnya dan dibiarkan membara
agar asapnya dihirup melalui mulut pada ujung lain.
Bahan dasar rokok adalah tembakau. Tembakau terdiri
dsri berbagai bahan kimia yang dapat membuat seseorang
ketagihan, walaupun mereka tidak ingin mencobanya lagi.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk
kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan
mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir,
bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai
pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya
kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya
kanker paru-paru atau serangan jantung.
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya
adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan
Page 13
ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16,
Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian
dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba
menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa.
Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan
bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang
merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok
hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para
pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan
merokok mulai masuk negara-negara Islam.
2.2.2 Kandungan dalam Rokok
Zat-Zat yang terkandung dalam rokok, diantaranya :
Karbon monoksida
Rumus Kimia CO, sejenis gas yang tidak berbau, tidak
berasa, dan tidak berwarna. Menurut Wikipedia gas ini
dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna dari senyawa
karbon, pada sebatang rokok memiliki kandungan karbon
monoksida 3-6% saja, gas ini dapat di hisap oleh
perokok atau orang-orang di sekitar.
Page 14
Nikotin
Nikotin adalah zat candu yang sangat kuat, lebih kuat
dari heroin dan kokain. Perusahaan-perusahaan rokok
biasanya memberi kadar nikotin pada rokok biar memberi
dampak rasa yang tetap sama, mereka pun tidak bisa
memastikan berapa kadar nikotin pada setiap batangnya.
Pada hisapan pertama zat nikotin akan terstimulasi pada
otak dan tubuh anda agar lebih rileks. Nikotin pada
rokok akan mempengaruhi hormon-hormon yang d produksi
oleh tubuh, hal ini terciptanya keseimbangan hormon dan
kimia nikotin pada tubuh, perokok berat akan terjadi
ketergantungan hormon yang sangat tinggi hal ini
terjadi karena pengaruh nikotin pada tubuh. Nikotin
rokok juga berpengaruh pada mood tubuh, metabolisme
otakk dan kemampuan bertindak. Tetapi bila di konsumsi
dalam jangka panjang dan lebih sering maka sangat
rentan bagi perokok terkena penyakit paru-paru,
jantung, stroke dan berbagai macam penyakit lainnya.
Page 15
Tar
Tar adalah kumpulan senyawa kimia yang bisa mengendap
dalam tubuh. Tar ini bersifat korsinogen. Ketika
menghisap rokok, tar akan masuk pada rongga mulut dan
ke tenggorokan menjadi sekumpulan endapat pada
tenggorokan juga rongga mulut, tar yang menyebabkan
faktor utama radang gusi, hal ini karena tar bertumpuk
di gusi dan membuat segumpulan plak dan timbulnya
bakteri.
Kadmium
Kadmium adalah zat beracun yang sering di pakai pada
batrei, dan digunakan pada rokok, jika tubuh
mengkonsumsi zat ini, maka akan merusak ginjal.
Akreloin
Zat yang tidak berwarna, zat ini biasa di ambil dari
kandungan alkohol, artinya zat ini adalah alkohol yang
cairannya telah di ambil.
Amoniak
Amoniak adalah perpaduan zat hydrogen dan nitrogen,
bila zat ini masuk ke adalam peredaran darah maka
Page 16
penderitanya akan merasakan koma atau pingsan. zat
amoniak ini biasa digunakan untuk pembersih toilet dan
jendela.
Sianida
Zat ini biasa di gunakan dalam pembuatan plastik,
sianida adalah racun yang mematikan pada efek-efek
tertentu zat ini bisa membunuh manusia hanya dalam
waktu 15 menit. Zat ini akan memperhambat penyerapan
oksigen dalam tubuh.
Benzene
Zat kimia ini sering di sebut senyawa bensol, zat ini
tidak berwarna, gampang terbakar dan berbau manis.
Benzene adalah salah satu jenis hidrokarbon aromatik,
dan salah satu komponen minyak bumi. Zat ini sangat
penting di gunakan di dunia industri.
Carcinogens
Zat ini bisa memicu tumbuhnya kanker dalam tubuh, dan
terkandung pada asap rokok. Walau terjadinya kanker ada
pada tiap manusia, tapi potensi kanker tiap orang
berbeda tergantung dari lingkungan dan individual
Page 17
manusia itu sendiri, makin besar lingkungan yang
berpotensi timbulnya dampak kanker, makin besar pula
kemungkinan terjadinya kanker.
Metanol
Metanol adalah cairan alkohol yang sangat ringan yang
bersifat mudah terbakar, mudah menguap, berbau khas dan
beracun. Zat ini biasa digunakan untuk bahan bakar dan
bahan pendingin anti beku.
Insektisida
Zat yang biasa digunakan untuk membunuh serangga.
Formaldelhida
Zat ini biasa disebut dengan Formalin, biasanya zat ini
digunakan untuk membunuh bakteri. Pada rokok, kandungan
ini akan merdampak nafas pendek, hiportemia dan kanker
hidungan dan radang tenggorokan.
Arsenik
Zat ini biasa dipakai untuk racun tikut. Pada zaman
dulu zat ini digunakan untuk membunuh lawan-lawannya
karena zat ini sulit terdeteksi.
Page 18
2.2.3 Jenis Rokok
Jenis rokok berdasarkan isinya dibagi 2, yaitu
rokok putih/mild dan rokok kretek. Rokok putih hanya
mengandung tembakau sementara rokok kretek mengandung
tembakau dan cengkeh didalamnya. Di dalam rokok mild,
hanya terkandung sekitar14-15 mg tar dan 5 mg nikotin,
sementara rokok kretek mengandung sekitar 20 mg tar dan
4 - 5 mg nikotin. Sehingga rokok kretek lebih beresiko
daripada rokok mild.
2.2.4 Dampak Rokok secara umum
Sebagaimana kita ketahui di dalam asap sebatang
rokok yang dihisap oleh perokok, tidak kurang dari 4000
zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini
terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel.
Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen
sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid,
urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol,
ortokresoldan perylene adalah sebaian dari beribu –
Page 19
ribu zat di dalam rokok.
Jumlah kematian dan klaim perokok Menurut penelitian
Organisasi Kesehatan dunia (WHO), setiap satu jam,
tembakau rokok membunuh 560 orang diseluruh dunia.
Kalau dihitung satu tahun terdapat 4,9 juta kematian
didunia yang disebabkan oleh tembakau rokok. Kematian
tersebut tidak terlepas dari 3800 zat kimia, yang
sebagian besar merupakan racun dan karsinogen (zat
pemicu kanker), selain itu juga asap dari rokok
memiliki benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon
yang halus yang dihasilkan akibat pembakaran tidak
sempurna arang, minyak, kayu atau bahan bakar lainnya
yang merupakan penyebab langsung mutasi gen. Hal ini
berbanding terbalik dengan sifat output rokok sendiri
terhadap manusia yang bersifat abstrak serta berbeda
dengan makanan dan minuman yang bersifat nyata dalam
tubuh dan dapat diukur secara kuantitatif.
Selain mengklaim mendapatkan kenikmatan dari output
rokok, perokok juga mengklaim bahwa rokok dapat
meningkatan ketekunan bekerja, meningkatkan
Page 20
produktivitas dan lain-lain. Tetapi klaim ini sulit
untuk dibuktikan karena adanya nilai abstrak yang
terlibat dalam output merokok. Para ahli malah
memperkirakan bahwa rokok tidak ada hubunganya dengan
klaim-klaim di atas. Malah terjadi sebaliknya,
menurunnya produktiviats seseorang karena merokok
akibat terbaginya waktu bekerja dan merokok. Selain itu
berdasarkan penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok
dapat menurunkan IQ. (dari berbagai sumber)
Bahaya bagi tubuh yaitu bisa mengakibatkan kanker,
paru-paru, impotensi dan gangguan pada janin, sedangkan
bahaya bagi lingkungan dapat menimbulkan polusi udara
yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap.
Sebenarnya yang paling berbahaya diantara perokok pasif
dan perokok aktif, perokok pasif lah yang berbahaya
sebab perokok pasif menghisap asap rokok yang paling
banyak. Rokok juga selain berbahaya juga bisa mematikan
dan akan menimbulkan kecanduan kepada pemakainya.
Merokok bagi orang dewasa bisa berbahaya apalagi bagi
anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah. Oleh
Page 21
Karena itu, merokok dilarang di sekolah maupun di luar
sekolah.
Akibat negatif dari rokok, sesungguhnya sudah mulai
terasa pada waktu orang baru mulai menghisap rokok.
Dalam asap rokok yang membara karena diisap, tembakau
terbakar kurang sempurna sehingga menghasilkan CO
(karbon mono oksida), yang disamping asapnya sendiri,
tar dan nikotine (yang terjadi juga dari pembakaran
tembakau tersebut) dihirup masuk ke dalam jalan napas.
2.2.5 Dampak Rokok Bagi diri sendiri
1. Merokok lebih banyak mendatangkan kerugian
dibandingkan keuntungan bagi tubuh.
2. Menimbulkan sugesti kepada diri kita, bahwa jika
kita tidak merokok mulut tidak enak dan asam.
3. Rasa ingin tahu, semangat untuk belajar, dan
berbagai hal positif yang ada pada diri kita hilang
ketika kita menjadi seorang perokok.
Page 22
4. Mengurangi daya tamping oksigen di paru-paru
5. Mengurangi lama-nya otak bisa berkonsentrasi
2.2.6 Bahaya asap rokok terhadap ibu
hamil dan janin yang dikandungnya
1. Keguguran janin
2. Tumbesaran janin terencat – 30% lebih tinggi
3. Kematian janin dalam kandungan
4. Pendarahan dari uri (abruption placenta)
5. Berat badan berkurang – 20 hingga 30%
2.2.7 Bahaya asap rokok terhadap bayi
1. Masalah dan penyakit pernafasan
2. Mengganggu terhadap perkembangan kecerdasan
3. Jangkitan telinga
4. Leukeamia
5. Kanker otak 22%
6. Cepat lelah
7. Sindrom kematian secara mendadak
Page 23
2.2.8 Pengaruh Nikotin dalam Rokok
Bahaya Nikotin pada rokok,
- Ketagihan nikotin dalam rokok sama ketagihannya
dengan heroin atau kokain.
- Lebih muda anda mulai mengisap rokok ,maka lebih kuat
rasa ketagihan anda untuk merokok.
- Kebanyakan pemakai narkoba dan peminum alkohol
bermula dari perokok.
Nikotin merupakan racun yang bertindak langsung ke
otak,merusak pemikiran dan tubuh. Apabila anda merokok,
anda akan tergantung kepada nikotin. Tanpa rokok ,anda
mengalami gejala-gejala yang kurang enak misalnya anda
mungkin :
1. Merasa cepat marah, hampa atau geram.
2. Cemas atau gelisah.
3. Stres dalam bekerja.
Page 24
Kelegaan yang anda nikmati dari setiap batang rokok
hanyalah sementara dan gejala-gejala tersebut akan
kembali semula. Anda kemudian akan menyalakan sebatang
lagi rokok dan tidak lama kemudian, anda menjadi
ketagihan kepada nikotin.
Secara perlahan nikotin akan mengakibatkan perubahan
pada sel-sel otak perokok yang menyebabkan anda merasa
perlu merokok lebih banyak untuk mengatasi gejala-
gejala ketagihan.
Nikotin adalah merupakan candu yang sangat kuat !
Nikotin rokok mengandung lebih banyak zat addictive
(zat yang menyebabkan kecanduan) daripada heroin
ataupun kokain. Perusahaan-perusahaan rokok seringkali
memanipulasi kadar nikotin pada rokok yang mereka
produksi agar memberikan rasa yang tetap sama. Mereka
juga tidak bisa memastikan kadar nikotin yang sama pada
setiap batang rokok yang anda hisap.
Page 25
Nikotin rokok, hanya dalam hitungan detik setelah
hisapan pertama, mulai mempengaruhi sistem pusat syaraf
dan seluruh tubuh anda. Pada bagian otak tertentu,
setelah terkena stimulasi nikotin, anda akan bisa
berpikir lebih ringan. Bagian otak lain, yang merupakan
pusat “kesenangan”, jika terstimulasi nikotin bisa
membuat anda merasa lebih rileks dan nyaman, lepas dari
ketegangan.
Nikotin rokok juga mempengaruhi hormon-hormon yang
diproduksi tubuh. Hal ini dilakukan oleh hormon untuk
membuat keseimbangan kimiawi terhadap nikotin dan
kecanduan yang menyertai. Perokok berat akan menjadi
tergantung pada kadar hormon yang sangat tinggi, yang
diakibatkan oleh nikotin, yang bisa menjadi zat
addictive yang sangat kuat. Mereka memerlukan untuk
mengisap rokok dengan interval waktu tertentu. Setelah
proses stimulasi terhadap hormon menurun, mereka akan
membutuhkan rokok lagi untuk diisap agar merasa enak /
lebih nyaman.
Page 26
Nikotin rokok akan menciptakan reaksi biokimia dalam
tubuh anda, yang dengan cepat memberi efek pada ‘mood’
anda, metabolisme tubuh dan kemampuan bertindak.
Semakin banyak asap yang anda hirup, semakin banyak
pula ketergantungan kimiawi tubuh anda. Para perokok
juga bisa menjadi pecandu yang selalu tergantung pada
rokok disebabkan oleh pengaruh psikologis yang
ditimbulkan nikotin. Jika hal ini terjadi, rokok akan
bisa mempengaruhi sikap dan perasaan seseorang pada
situasi tertentu.
Nikotin rokok dapat merespon otak untuk memerintahkan
tubuh membuat zat endorphin lebih banyak. Endorphin
merupakan senyawa protein atau tepatnya sebagai body’s
natural pain killer. Struktur kimia Endorphin hampir
sama dengan morphine yang merupakan painkiller kelas
atas. Endorphin dapat membuat seseorang merasa relaks
dan euphoria.
Nikotin rokok dalam jangka panjang dapat meningkatkan
kadar kolesterol dalam darah yang mengakibatkan si
perokok (walaupun sudah lama berhenti merokok) sangat
Page 27
rentan terhadap stroke dan serangan jantung. Hal ini
disebabkan rusaknya pembuluh arteri dalam darah, yang
salah satu fungsinya mengedarkan oksigen ke seluruh
tubuh.
2.2.9 Pengaruh Rokok terhadap Konsentrasi
Semua otot di dalam tubuh manusia membutuhkan
oksigen untuk berkontraksi. Begitu juga dengan otak,
saat seseorang sedang berpikir atau mencoba berpikir,
otak orang tersebut akan berkontraksi. Jumlah oksigen
yang masuk ke dalam tubuh manusia mempengaruhi
kontraksi otot otot di dalam tubuh manusia. Jika
oksigen yang masuk ke dalam tubuh manusia sedikit, maka
otak akan semakin sulit untuk berkontraksi, dengan kata
lain otak akan susah untuk berkonsentrasi.
Rokok dapat mengurangi jumlah oksigen yang masuk ke
dalam tubuh manusia, karena Tar yang terkandung dalam
rokok akan masuk ke dalam paru paru dan menghambat
masuknya oksigen. Dengan begitu oksigen yang masuk ke
Page 28
dalam tubuh menjadi sedikit. Otot otot di dalam tubuh
perokok akan mudah lelah karena oksigen yang masuk ke
dalam tubuhnya sedikit, begitu juga dengan otak. Orang
yang merokok akan lebih cepat capek berpikir atau
berkonsentrasi karena oksigen yang masuk ke dalam
otaknya sedikit juga.
Bab 3 Metodologi Penelitian
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian kualitatif adalah riset yang
bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis
dengan pendekatan induktif. Proses dan makna
(perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian
kualitatif.
Sesuai dengan pengertian tersebut saya
menganalisis data dengan menggunakan pendekatan
induktif. Selain itu saya juga memberikan data data
Page 29
yang sesuai dengan landasan teori yang saya gunakan.
Sehingga penelitian saya dapat menjadi penelitian yang
benar dan tepat.
Dalam menganalisis dan mendeskripsikan mengenai
dampak rokok terhadap nilai siswa SMA, saya menggunakan
landasan teori sebagai pemandu agar fokus penelitian
sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan
teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum
tentang latar penelitian serta bahan pembahasan hasil
penelitian.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian saya adalah siswa – siswa SMA yang
merokok dan yang tidak merokok di Jakarta Selatan.
Telah di kumpulkan data – data nilai rata – rata siswa
– siswa tersebut sehingga kita dapat melihat apakah
merokok akan mempengaruhi nilai siswa – siswa SMA
tersebut.
3.3 Instrumen Penelitian
Pensil
Page 30
Kertas/Buku
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data-data dalam penyusunan karya
tulis ini agar menjadi akurat dan efektif, maka penulis
menggunakan metode berikut :
1. Angket : Penulis menyebarkan angket yang
bersifat umum untuk mengetahui gambaran pengaruh
merokok atau tidak secara umum dan yang bersifat khusus
untuk mengetahui secara detail pendapat responden
terhadap pengaruh berbahasa dalam penelitian ini .
2. Wawancara : Penulis melakukan tanya jawab
terhadap beberapa murid di SMA Gonzaga mengenai
pengetahuan akan bahaya rokok dan apakah berefek kepada
mereka dalam pelajaran.
3. Tinjauan Pustaka : Penulis mencari sumber-
sumber
yang berkaitan dengan efek dan bahaya mrokok dari
beberapa buku sumber dan beberapa situs di internet .
Teknik pengumpulan data saya adalah dengan
Page 31
memberikan pertanyaan yang ber isi nilai rata – rata
siswa SMA tersebut, berapa jam mereka belajar di rumah,
dan apakah ia merokok atau tidak.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang saya gunakan adalah dengan
menghitung nilai rata – rata dan rata – rata lama
belajar siswa SMA yang merokok dan yang tidak. Lalu
saya akan membandingkan rata – rata tersebut dan
menyimpulkan hasilnya.
Pertanyaan yang akan dituliskan di angket antara lain :
1. Apakah Anda Merokok?
2. Berapa nilai ratra-rata anda terakhir?
3. Berapa lama anda belajar dalam sehari? (jika besok
ada ulangan)
4. Apakah menurut anda merokok ber efek negatif atau
positif untuk anda?
5. Mengapa anda merokok?
Page 32
BAB 4. Pembahasan Masalah
Penulis telah melakukan penyebaran angket mengenai
permasalahan karya tulis ini . Objek yang menjadi
narasumber dalam penyebaran angket ini berjumlah 50
orang, yang terdiri dari siswa/siswi kelas X sejumlah 5
orang, kelas XI sejumlah 10 orang, dan kelas XII
sejumlah 35 orang . Dan dari hasil penyebaran angket
Page 33
tersebut, penulis dapat mengolah data penelitian dalam
bentuk ulasan.
1. Apakah anda merokok?
Dari 50 orang yang saya berikan angket, dapat
terlihat bahwa 35 dari 50 orang yang saya tanya
menjawab Ya, dan 15 diantaranya menjawab tidak.
2. Berapa nilai rata-rata anda terakhir?
Dari data yang terkumpul, ternyata dari 35 orang
yang merokok, saya merata-rata nilai mereka. Dan saya
mendapatkan data nilai rata - rata orang yang merokok
adalah 81. Sementara orang orang yang tidak merokok
setelah saya rata rata nilai rata-rata mereka adalah
84.
3. Berapa lama anda belajar dalam sehari?
Dari data yang sudah terkumpul, rata - rata orang
merokok belajar 2-4 jam sehari. Sementara orang orang
yang tidak merokok rata - rata belajar 6-8 jam sehari.
4. Apakah menurut anda merokok ber efek negatif
atau positif untuk anda?
Dari angket, rata - rata orang merokok menjawab
Page 34
ber efek positif yaitu sebanyak 20 orang dari 35 orang
yang merokok, rata - rata dari mereka menjawab jika
merokok dapat mengurangi stress dan lebih bisa belajar
jika sambil merokok.
5. Mengapa anda merokok?
Dari hasil angket yang saya sebarkan, rata - rata
orang merokok menjawab mereka merokok karena mereka
percaya merokok dapat menghilangkan stress mereka.
Dari hasil kuisioner/angket yang telah saya
sebarkan, ternyata rokok terbukti mengurangi daya tahan
otak dalam belajar atau bisa dibilang konsentrarsi.
Dari data juga dapat dililat bahwa orang yang merokok
memiliki nilai rata - rata yang lebih rendah
dibandingkan orang yang tidak merokok. Asap rokok yang
terkumpul di dalam paru - paru, mengurangi masuknya
oksigen ke dalam tubuh. Dengan begitu, kontraksi otak
juga berkurang. Oleh karena itu, rata - rata orang
merokok lebih cepat capek belajar atau berkonsentrasi
jika dibandingkan dengan orang - orang yang tidak
Page 35
merokok.
Orang - orang yang merokok sudah tahu bahwa rokok
ber efek negatif bagi mereka, akan tetapi mereka masih
saja merokok. Karena mereka menganggap mereka akan
lebih bisa belajar jika sambil merokok. Padahal secara
ilmiah itu tidak mungkin. Ini timbul dikarenakan
sugesti mereka yang sudah kecanduan rokok dan juga
salah satu efek nikotin.
BAB 5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Dari data - data yang sudah saya kumpulkan, dapat
disimpulkan bahwa merokok dapat mempengaruhi daya tahan
otak dalam berkonsentrasi atau dalam bahasa ilmiah
kontraksi otak. Dapat dilihat bahwa orang merokok hanya
Page 36
mampu berkonsentrasi penuh dalam 2 - 4 jam sekali
belajar. Sementara orang orang yang tidak merokok mampu
berkonsentrasi belajar hingga 6 - 8 jam sekali belajar.
Dari data tersebut juga dapat disimpulkan bahwa
orang - orang yang merokok akan tetap menganggap bahwa
rokok berefek positif untuk mereka karena alasan alasan
seperti : menghilangkan stress, lebih enak jika sambil
belajar. Mereka baru akan sadar saat efek rokok mulai
menggerogoti mereka saat usia lanjut. Akan menimbulkan
penyakit penyakit seperti : kanker, stroke, impotensi,
dll. Setelah mereka mengalami penyakit penyakit yang
ditimbulkan rokok, baru mereka akan sadar bahwa merokok
menyebabkan efek negatif kepada mereka. Dan setelah
terkena penyakit baru mereka akan mencoba berhenti
merokok.
5.2 Saran
Saran dari penulis adalah berhenti merokok sebelum
rokok menggerogoti tubuh anda. Penulis mempunyai
beberapa tips untuk berhenti merokok yang telah penulis
Page 37
buktikan sendiri. Tahapan pertama dan terpenting adalah
niat yang besar serta sungguh-sungguh ingin berhenti
merokok. Tanpa niat yang besar mustahil seseorang bisa
berhenti merokok. Banyak mengaku diri perokok berat dan
mengakui bahwa tekad mereka sangat besar untuk berhenti
merokok. Namun ketika mereka keluar dan berkumpul
kembali dengan teman-temannya yang merokok, keinginan
itu muncul kembali. Inilah kenapa niat dan tekad itu
yang paling penting ketika Anda ingin benar-benar
berhenti merokok :
1. Bergaullah dengan orang yang tidak merokok
2. Pindahkan semua barang-barang yang berhubungan
dengan rokok.
3. Kurangi jumlah merokok sedikit demi sedikit.
4. Hilangkan kebiasaan Bengong atau menunggu.
5. Cari pengganti rokok, misalnya permen atau gula.
6. Cari kegiatan yang menyibukan / pekerjaan yang
membutuhkan gerakan tubuh agar kita lupa akan
rokok