Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media teknologi saat ini kian berkembang dalam kehidupan sosial masyarakat, seperti semakin meluasnya penggunaan internet dan telepon pintar (smartphone). Perkembangan teknologi komunikasi yang kian maju mempermudah kegiatan manusia dalam berbagai hal. Dalam perkembangannya, manusia menandakan penggunaan media komunikasi untuk mengatasi jarak yang lebih jauh antara satu dengan lainnya. Menurut O’Brien (dalam Bungin 2009) perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi. Ada lima komponen perilaku manusia dan teknologi dalam berinteraksi, yakni; (1) struktur masyarakat, (2) sistem dan teknologi informasi, (3) masyarakat dan budaya, (4) strategi komunikasi, (5) proses sosial. Perkembangan teknologi komunikasi selain mampu menciptakan masyarakat dunia gobal, juga dapat mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat. Tanpa disadari, komunitas manusia telah hidup dalam dua dunia kehidupan, yakni masyarakat nyata, sebuah kehidupan masyarakat yang secara indrawi dapat dirasakan sebagai sebuah kehidupan nyata dan dapat disaksikan sebagaimana apa adanya. Sedangkan masyarakat maya, merupakan kehidupan manusia yang tidak dapat secara langsung diindera, namun mampu dirasakan serta disaksikan sebagai sebuah realitas. Salah satu fasilitas bagi individu ataupun masyarakat maya dalam bersosialisasi secara daring dapat dilakukan melalui media baru, media sosial daring. Media sosial daring merupakan media yang didesain untuk memudahkan interaksi sosial bersifat interaktif dengan berbasis teknologi internet yang
33

BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

May 06, 2019

Download

Documents

dokien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Media teknologi saat ini kian berkembang dalam kehidupan sosial

masyarakat, seperti semakin meluasnya penggunaan internet dan telepon pintar

(smartphone). Perkembangan teknologi komunikasi yang kian maju

mempermudah kegiatan manusia dalam berbagai hal. Dalam perkembangannya,

manusia menandakan penggunaan media komunikasi untuk mengatasi jarak yang

lebih jauh antara satu dengan lainnya. Menurut O’Brien (dalam Bungin 2009)

perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan

sosioteknologi. Ada lima komponen perilaku manusia dan teknologi dalam

berinteraksi, yakni; (1) struktur masyarakat, (2) sistem dan teknologi informasi,

(3) masyarakat dan budaya, (4) strategi komunikasi, (5) proses sosial.

Perkembangan teknologi komunikasi selain mampu menciptakan

masyarakat dunia gobal, juga dapat mengembangkan ruang gerak kehidupan baru

bagi masyarakat. Tanpa disadari, komunitas manusia telah hidup dalam dua dunia

kehidupan, yakni masyarakat nyata, sebuah kehidupan masyarakat yang secara

indrawi dapat dirasakan sebagai sebuah kehidupan nyata dan dapat disaksikan

sebagaimana apa adanya. Sedangkan masyarakat maya, merupakan kehidupan

manusia yang tidak dapat secara langsung diindera, namun mampu dirasakan serta

disaksikan sebagai sebuah realitas.

Salah satu fasilitas bagi individu ataupun masyarakat maya dalam

bersosialisasi secara daring dapat dilakukan melalui media baru, media sosial

daring. Media sosial daring merupakan media yang didesain untuk memudahkan

interaksi sosial bersifat interaktif dengan berbasis teknologi internet yang

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

2

mengubah pola penyebaran informasi dari sebelumnya bersifat broadcast media

monologue (satu ke banyak audiens) ke social media dialogue (banyak audiens ke

banyak audiens).

Media sosial daring turut mendukung terciptanya demokratisasi informasi

dan ilmu pengetahuan yang mengubah perilaku audiens dari yang sebelumnya

pasif menjadi aktif. Budaya popular muncul dan bertahan atas kehendak media

dan perilaku konsumsi masyarakat. Dalam hal mempopulerkan suatu produk

budaya, media berperan sebagai penyebar informasi sesuai fungsinya serta

pembentuk opini publik yang kemudian berkembang menjadi penyeragaman opini

dan selera.

Media dalam menjalankan fungsinya, selain sebagai penyebar informasi

dan hiburan, juga sebagai institusi pencipta dan pengendali pasar produk

komoditas dalam suatu lingkungan masyarakat. Dalam operasionalisasinya, media

selalu menanamkan ideologinya pada setiap produk hingga obyek sasaran

terprovokasi dengan propaganda yang tersembunyi di balik kontennya itu. Akibatnya, konten media yang diproduksi dan disebarluaskan akan diserap oleh

publik sebagai suatu produk kebudayaan, dan berimplikasi pada proses terjadinya

interaksi antara media dan masyarakat. Kejadian ini berlangsung secara terus

menerus hingga melahirkan suatu kebudayaan baru.

Di era internet ini, media baru menghasilkan beragam jenis media sosial

daring. Salah satunya yang paling popular adalah YouTube. YouTube adalah

sebuah situs web video sharing (berbagi video) popular di mana para pengguna

dapat memuat, menonton dan berbagi klip video secara gratis. Umumnya video-

video di YouTube adalah klip musik, film, televisi, serta video buatan para

penggunanya sendiri.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

3

Menurut Google Indonesia dalam keterangannya yang dikutip Antara,

pada 2015 pertumbuhan jumlah video yang diunggah pengguna YouTube dari

Indonesia paling besar dibandingkan negara lain di kawasan Asia Pasifik. Peningkatan di Indonesia dari tahun ke tahun mencapai 600 persen berdasarkan

kuartal ketiga 2015 dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan tersebut lebih

besar tiga kali lipat dari negara lain di Asia Pasifik.

Selain jumlah video, durasi menonton video di YouTube Indonesa pun

bertambah panjang. Dibandingkan kuartal ketiga 2014, durasi menonton

meningkat 130 persen pada 2015. Untuk konten sendiri, penonton YouTube

Indonesia paling banyak mengakses musik, tutorial, komedi, trailer film, film

asing, user generated content, pendidikan, hiburan, sepak bola dan gaya hidup.

Salah satu pengguna YouTube yang kian diminati oleh khayalak muda

Indonesia dan telah peneliti putuskan untuk menjadi objek penelitian, ialah Males

Banget Dot Com (MBDC). Media yang terbentuk pada 1 April 2002 tersebut,

sempat vakum selama beberapa waktu karena dunia maya dirasa belum siap

menerima mereka. Akhirnya, MBDC kembali eksis pada 1 April 2011. Dengan

tujuan memberi informasi mengenai baik, buruk, dan hal-hal yang terjadi di

sekitar yang sering dilewati banyak orang.

Meski demikian, MBDC menulis bahwa pihaknya tidak selalu

menyarankan khalayak untuk setuju atau mengikuti apa yang terdapat di situsnya. MBDC juga menambahkan, seluruh informasi pada situsnya adalah hasil

penelitian dan observasi sehari-hari yang dilakukan oleh redaksi MBDC dan para

kontributornya.

Situs MBDC (malesbanget.com) menempati posisi ke 1.014 di Indonesia

menurut situs trafik media Alexa. Data tersebut dihitung menggunakan kombinasi

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

4

rata-rata jumlah pengunjung situs MBDC dan tampilan halaman yang dilihat oleh

pengunjung. Persentase pengunjung yang meninggalkan situs MBDC setelah

hanya membuka satu tampilan halaman saja mencapai 64,20%, yang mana naik

sebesar 30% dalam tiga bulan terakhir.

Setiap harinya, situs MBDC dikunjungi oleh 384 orang, yang mana jumlah

tersebut naik sebesar 5% dalam tiga bulan terakhir. Namun, situs MBDC

mengalami penurunan rata-rata waktu yang dihabiskan pengunjung situs, yakni

sebesar 19% dalam tiga bulan terakhir, atau menjadi 3 menit 56 detik.

Selain memiliki situs resmi, MBDC juga memiliki akun YouTube dan

secara rutin mengunggah videonya yang mencapai 818 video dengan konten yang

bervariasi. Berdasarkan data statistik dari Social Bakers, MBDC menduduki

peringkat keempat dalam kategori Komunitas di YouTube dengan jumlah

pelanggan (subscriber) mencapai 460.776 terhitung 5 Desember 2016. Dalam

kurun enam bulan terakhir, yakni dari 19 Juni hingga 5 Desember 2016, jumlah

tersebut mengalami peningkatan jumlah pelanggan (subscriber) sebesar 100.000

pengguna (user) dari 366.462 mencapai 460.776.

Hal yang sama terjadi pada jumlah penonton (views) video-video yang

diunggah di akun YouTube MBDC. Kenaikan jumlah views dalam kurun waktu

yang sama yakni sekitar 25.000.000, dari 51.458.424 views pada 19 Juni hingga

76.797.042 views pada 5 Desember 2016.

Dalam situs Alexa, demografi pengunjung situs MBDC dibagi dalam tiga

kategori, yakni lokasi, edukasi dan gender. Berdasarkan lokasi, situs MBDC

paling banyak dikunjungi dari tempat kerja, disusul oleh rumah, kemudian

sekolah. Sementara itu, berdasarkan latar belakang edukasi, pengunjung yang

telah menempuh perguruan tinggi paling direpresentasikan dalam situs MBDC,

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

5

dibandingkan khalayak yang hanya lulusan sekolah. Lebih lanjut, berdasarkan

gender, pengunjung situs MBDC dengan gender maskulin lebih terwakili atau

paling banyak, daripada gender feminin.

Terpilihnya MBDC sebagai objek penelitian juga berangkat dari asumsi

peneliti akan konten video di akun YouTube MBDC yang tidak adil gender, yakni

merugikan gender feminin dengan feminitasnya yang sering diasosiasikan dengan

perempuan, sebagai produk dari budaya hegemoni patriarki. Peneliti melihat hal

ini sebagai masalah yang disayangkan terjadi di sebuah media popular.

Dalam jurnal Kristin Wilde (2007) berjudul Women in Sport: Gender

Stereotypes in the Past and Present, ia menulis bahwa masyarakat menuntut agar

laki-laki dan perempuan berlaku sesuai gendernya. Laki-laki harus maskulin dan

perempuan harus feminin. Akan tetapi, ketika norma gender dicederai,

masyarakat memberi label negatif.

When these gender norms are violated, it is common for labels to be given (i.e. lesbian), questions to be asked (“Are you sure that is not a boy in the net?”), and people to be ridiculed (“A girl playing football – what a butch”).

Peneliti beranggapan, untuk mengatakan bahwa perempuan harus menjadi

feminin merupakan sebuah diskriminasi. Hal ini menjadi salah satu isu

perempuan yang menarik untuk diangkat, terutama representasinya dalam media

sekarang ini. Dilansir dari situs resmi Remotivi, media sendiri merupakan salah

satu klausul dalam pembahasan 12 isi deklarasi Beijing Platform for Action,

sebuah deklarasi internasional yang dimotori oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB). Dalam konferensi regional perempuan Beijing+20 di Bangkok pada 2014,

serta konferensi dunia yang sama di tingkat internasional di New York pada 2015,

memuat stereotipe perempuan di media yang menjadi salah satu pembahasan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

6

utama. Dalam konferensi yang diadakan PBB tersebut, Indonesia menjadi salah

satu negara peserta.

Dalam putusannya, konferensi di tingkat regional Asia Pasifik kemudian

mengeluarkan putusan untuk klausul perempuan dan media. Putusan tersebut

berbunyi: “Pemerintah akan menjamin tidak adanya stereotipe di media yang

mengakibatkan pada diskriminasi terhadap perempuan di media, dan Pemerintah

akan membuka partisipasi terhadap perempuan di media dan dalam menggunakan

teknologi. Pemerintah juga memastikan tidak terjadi kesenjangan dalam

penggunaan teknologi dan adanya kebebasan bereskpresi.”

Namun kenyataannya, kini media kerap menggambarkan perempuan

sebagai sosok yang lemah secara fisik, submisif, tentatif, dan emosional. Seperti

dalam tayangan infotainment, jika seorang artis perempuan tidak berpasangan,

maka ia terus dikejar dengan pertanyaan kapan menikah dari wartawan. Dalam

industri periklanan, perempuan harus terlihat selalu cantik. Jika tidak, maka akan

dapat ejekan kurang cantik, kurang putih, kurang menjual, dan lain sebagainya.

Padahal, konstruksi gender dan stereotipe feminitas dalam konteks

patriarki membuat perempuan sulit untuk mengubah takdirnya. Misalnya,

perempuan mengalami berbagai hambatan karena nilai-nilai yang melekat dalam

masyarakat membatasi akses dan kesempatannya. Stereotipe ini melestarikan

kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan, dan media menjadi propagandis

terdepan dalam mengkampanyekan stereotipe tersebut.

Penggambaran perempuan yang kerap tidak seimbang melahirkan gerakan

feminisme dalam media. Feminisme kerap dianggap sebagai rasa benci

perempuan terhadap laki-laki, yang mana salah besar. Hooks (2000) memberi

pengertian feminisme yakni “a movement to end sexism, sexist exploitation, and

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

7

oppression.” Pengertian tersebut tidak hanya untuk melenyapkan kekuasaan

semena-mena laki-laki, tapi lebih jauh, seksisme.

Semakin merasuknya media dalam keseharian, representasi simbolik,

terutama yang ditampilkan secara tegas dan berkesinambungan, punya kekuatan

yang besar bagi kehidupan orang banyak. Media daring dengan kuasa

simboliknya bisa mereproduksi nilai budaya dominan, hal itu bukan lah satu-

satunya yang bisa ia lakukan. Media, sebagai generator budaya yang kuat,

memiliki kemampuan untuk memperkenalkan wacana-wacana baru dan bingkai-

bingkai tindakan baru (Abercrombie & Longhurst, 1998).

Dengan demikian dapat kita tahu bahwa, representasi perempuan di media

kerap kali dibelokkan, hingga merugikan perempuan itu sendiri di mata

masyarakat luas. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah MBDC juga

melakukan hal yang sama melalui konten video di akun YouTubenya dengan

melihat bagaimana MBDC merepresentasi feminitas yang sering diasosiasikan

dengan perempuan. Hal itu lah yang mendasari peneliti melakukan penelitian

berjudul Representasi Feminitas dalam Video di Akun YouTube Males Banget

Dot Com 2016: Analisis Semiotik Roland Barthes.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah peneliti paparkan

diatas maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam skripsi ini adalah:

Bagaimana representasi feminitas dalam video di akun YouTube Males

Banget Dot Com selama 2016?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

8

Memahami bagaimana Males Banget Dot Com merepresentasi feminitas

melalui video-video yang diunggah di akun YouTubenya selama 2016

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Untuk menerapkan ilmu yang diterima peneliti selama menjadi mahasiswi

Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada, memperkaya kajian ilmu

komunikasi, serta menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai

representasi feminitas di media baru, khususnya media sosial YouTube. 2. Manfaat Praktis

Data yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi referensi bagi

khalayak media baru, khususnya media sosial YouTube, baik yang hanya

mengonsumsi maupun membuat konten media sendiri, agar tidak turut

melanggengkan representasi feminitas yang sering kali menyudutkan.

E. Kerangka Pemikiran

1.Gender dan Seks

Gender dan seks (jenis kelamin) menjadi dua konsep yang sering disama

artikan. Konstruksi yang berjalan dalam waktu lama dan perlahan-lahan membuat

keduanya tidak jarang dipertukarkan. Perbedaan penggunaan kata gender dan seks

menekankan bahwa perbedaan antara laki-laki dan perempuan muncul lebih luas

dari kultur daripada sumber biologis. Kata-kata seperti keperempuan-

perempuanan atau kelaki-lakian maupun maskulin atau feminin tidak dirujuk pada

seseorang secara seks. Istilah-istilah tersebut mendeskripsikan karakteristik secara

kultural. Untuk memahami apakah gender itu, perlu dipahami terlebih dahulu

perbedaan antara seks dan gender.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

9

Seks (jenis kelamin) merupakan penafsiran atau pembagian dua jenis

kelamin manusia yang ditentukan secara biologis dan melekat pada salah satu

jenis kelamin tertentu (Fakih, 2008) Pearson dkk (1995:6) mengatakan bahwa;

“Sex refers to biological categories, male and female, determined by the presence of XX chromosomes for females and an XY chromosomes patterns for males. The chromosomes provide genetic information that produces sex characteristics, such as the penis and the scrotum in the male and the clitoris and vagina in the female.”

Konsep seks merujuk pada sifat laki-laki maupun perempuan secara

biologis. Laki-laki memiliki penis, jakun, dan memproduksi sperma. Sedangkan

perempuan memiliki rahim, saluran melahirkan dan menyusui serta memproduksi

sel telur. Alat-alat tersebut melekat secara permanen pada kedua seks. Secara

biologis, alat-alat tersebut tidak dapat dipertukarkan satu sama lain. Seks dilihat

sebagai sebuah ketentuan biologis atau sering disebut ketetapan Tuhan atau

kodrat. P.M Smith (1985) menyebutnya sebagai sifat pemberian Tuhan yang tidak

dapat dipertukarkan dan tidak dapat dibantah sebagai sebuah keberadaan manusia.

Sedangkan, gender adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki

maupun perempuan dan dikonstruksi secara sosial maupun kultural (Fakih, 2008). Misalnya, perempuan dikenal sebagai makhluk yang emosional, sensitif, dan

penakut. Sedangkan laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan dan perkasa. Sifat-

sifat tersebut sebenarnya merupakan sifat yang dapat dipertukarkan.

Merujuk pada Pearson dkk (1995), semua sifat yang dapat dipertukarkan

antara laki-laki dan perempuan, yang bisa berubah dari waktu ke waktu, dari

tempat satu ke tempat yang lain, serta dari satu kelas ke kelas lain, dinamakan

sebagai konsep gender. Pearson menuliskan juga bahwa maskulinitas maupun

feminitas ideal diperkenalkan pada laki-laki maupun perempuan melalui budaya.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

10

Kata gender sendiri pertama kali digunakan pada 5 abad SM oleh orang

Yunani untuk mendeskripsikan tiga klarifikasi nama seperti maskulin, feminin,

dan di antara keduanya (Archer and Lloyd, 2002). Sejarah perbedaan gender

antara perempuan dan laki-laki terjadi melalui proses panjang. Beberapa peneliti

melihat perbedaan gender sebagai sebuah refleksi dari perbedaan biologis antara

laki-laki dan perempuan (Brym dan Lie:2006). Konsep ini dinamakan

essentialism, yang menyebutkan bahwa secara naluriah manusia mencoba untuk

menjamin keberlangsungan generasinya di masa depan. Essentialism mengatakan

bahwa peran gender tradisional membantu mengintegrasikan masyarakat.

Selain melihat bahwa perbedaan gender muncul karena adanya perbedaan

biologis, peneliti lain melihat perbedaan gender sebagai refleksi dari adanya posisi

sosial berbeda yang ditempati laki-laki dan perempuan. Para ahli sosiologi

menyebutnya sebagai social constructionism yang beranggapan bahwa gender

ditopang oleh proses sosial yang berubah-ubah dalam sejarah dan budayanya. Teori ini diperkuat dengan symbolic interactionist theory yang menekankan pada

bagaimana seseorang mengambil makna tentang sesuatu dari pengalaman

komunikasinya sehari-hari, termasuk bagaimana seseorang memaknai arti dari

menjadi seorang laki-laki maupun perempuan.

Terakhir, perbedaan gender terbentuk karena adanya proses sosialisasi

yang diperkuat, bahkan dikonstruksikan secara sosial dan kultural melalui ajaran

agama maupun negara (Fakih, 2008:9). Berkaitan dengan hal ini, Pearson

menuliskan bahwa laki-laki dan perempuan belajar tentang sifat-sifat maskulin

dan feminin dari orang tua di dalam aktivitas mereka sehari-hari. Melalui

dialektika, konstruksi sosial gender perlahan-lahan memengaruhi masing-masing

jenis kelamin secara biologis. Misalnya, karena konstruksi sosial gender, kaum

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

11

laki-laki harus bersifat kuat dan agresif. Oleh karena itu, kaum laki-laki harus

terlatih untuk mendekati sifat yang ditentukan oleh masyarakat tersebut.

Proses sosialisasi dan rekonstruksi berlangsung demikian lama dan mapan. Akhirnya sulit dibedakan apakah sifat-sifat gender antara laki-laki dan perempuan

merupakan kodrat manusia atau hasil konstruksi masyarakat. Konsep kodrat

sendiri tidak lebih dari sosialisasi secara turun temurun dari nenek moyang sampai

ke anak cucunya. Konsep yang menurut Fakih (2008) setelah proses panjang dari

sari pemahaman agama, atau pun kultur tak terbantah dari leluhur, khususnya

bangsa-bangsa yang menganut paham patriarki. Namun, selama sifat tersebut

dapat dipertukarkan satu sama lain, maka hal itu adalah hasil konstruksi

masyarakat, bukan kodrat.

2.Feminitas dan Perempuan

Feminitas secara umum memiliki definisi sebagai hal yang memiliki sifat

feminin yaitu ciri-ciri yang diidentikkan dengan sifat keperempuanan. Feminitas

merujuk pada kualitas keperempuanan menurut konstruksi sosial walaupun

perbedaan fisik yang membedakan perempuan dengan laki-laki menjadi satu

alasan di sisi lain.

Menurut KBBI edisi keempat (2008:390) feminitas merupakan suatu hal

yang menyangkut perihal perempuan, kefemininan. Feminitas berasal dari kata

bahasa Inggris yaitu femininity yang memiliki signifikasi sebagai kualitas menjadi

perempuan. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengacu pada 14 karakteristik

feminitas yang ada dalam penelitian England, Descartes dan Collier-Meek

berjudul Gender Role Portrayal and the Disney Princesses (2011), sebagai

berikut:

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

12

Tabel 1.1 Karakteristik feminitas oleh England, Descartes, dan Collier-

Meek (2011)

1 Lemah secara fisik Ketika seseorang gagal menggunakan kekuatan tubuhnya, biasanya

diikuti dengan selalu membutuhkan bantuan dari orang lain

2 Submisif Ketika seseorang patuh terhadap orang lain tanpa syarat, sifat ini

merupakan respon terhadap sifat tegas

3 Emosional Ketika seseorang menunjukkan perasaannya, positif atau negatif

4 Afeksi

Penuh kasih sayang terhadap seseorang atau seekor hewan, kerap

menunjukkan dalam bentuk interaksi fisik, seperti ciuman, pelukan,

dan lainnya

5 Merawat Memberi asuhan dan perhatian dalam waktu yang lama terhadap

binatang atau orang, sering ditunjukkan melalui sifat keibuan

6 Sensitif Berbeda dengan empati, memiliki sifat sensitif berarti sadar akan

masalah orang lain dari jauh tanpa berinteraksi secara langsung

7 Tentatif Ketidakpastian, kehati-hatian, terlihat dalam tingkah laku atau saat

berbicara

8 Suka menolong Memberi bantuan ketika dibutuhkan

9 Menyusahkan Membuat masalah bagi orang lain, mengganggu

10 Penakut Mudah takut pada sesuatu yang akan terjadi

11 Pemalu Emosi yang muncul secara sadar dari rasa bersalah atau aib

12 Ketidakberdayaan Menunjukkan emosi negatif yang meluap dan tidak bisa melakukan

apa-apa secara fisik dan mental

13 Dependen Seseorang yang meminta dan menerima nasehat atau bantuan, baik

fisik, mental atau emosional

14 Korban Seseorang yang teraniaya karena kekerasan verbal atau nonverbal

orang lain terhadap dirinya

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

13

Atribut feminin tersebut merupakan anggapan yang berkembang dalam

masyarakat tentang figur perempuan ideal. Dengan kata lain, feminitas dibentuk

oleh konstruksi sosial mengenai sifat keperempuanan.

Sementara itu, definisi feminitas menurut feminis gelombang kedua adalah

femininitas dan maskulinitas terbentuk dari reproduksi konsep gender yang

tampak dalam masyarakat. Feminisme gelombang kedua menentang apa yang

mereka anggap sebagai standar kecantikan pada perempuan. Hal tersebut

menghasilkan subordinasi pada perempuan, sehingga perempuan diobjektifikasi

serta berkompetisi mengenai estetika feminin yaitu apa yang dianggap cantik

dalam masyarakat. Moi (dalam Prabasmoro 2006:22) menjelaskan lebih lanjut

mengenai feminitas.

“Feminitas adalah satu rangkaian karakteristik yang didefinisi secara kultural, feminisme adalah posisi politik sementara femaleness (yang paling tepat diterjemahkan sebagai kebetinaan) adalah hal biologis. Jenis kelamin dan dengan demikian juga kebetinaan adalah realitas biologis, dengan demikian segala fakta biologis, mendapat menstruasi, kemampuan untuk melahirkan, menyusui, dapat dianggap sebagai takdir, yang kurang lebih tidak dapat diubah. Sementara, femininitas dan gender adalah konstruksi sosial budaya yang diatribusikan kepada perempuan, dank arena konstruksi sosial diciptakan manusia maka femininitas dan gender tidak lah ajeg dan demikian dapat berubah”

Sama halnya dengan feminitas, bahasa juga merupakan sebuah konstruksi

sosial. Pilihan kata yang sering dipakai untuk laki-laki dan perempuan berbeda. Misalnya, perempuan diasosiasikan dengan kata sifat emosional dan pemalu, yang

jarang disebutkan pada laki-laki. Peran tersebut merupakan konstruksi sosial dan

budaya yang merepresentasi kondisi dan situasi masyarakat pengguna bahasa

tersebut (Udasmoro, 2009:20).

Mengutip jurnal yang ditulis oleh Emy Rahmawati dengan judul Melihat

Representasi Wanita dan Pergerakan Feminisme dalam Media Sampul Album

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

14

Penyanyi Wanita Indonesia pada Masa ke Masa (dari 3 Generasi) Analisis

Semiotik dalam Jurnal Perempuan, feminitas berkembang dalam masyarakat

sebagai sebuah stereotipe yang melekat pada perempuan, bagaimana seharusnya

perempuan berperilaku dan bertindak. Bagi para perempuan modern menjadi

feminin hanyalah salah satu performa untuk mencapai tujuan tertentu. Namun,

tidak serta merta menghilangkan cara pikir tradisional mengenai perempuan. Karena, ketika perempuan berpakaian atau bertindak melawan persepsi

tradisional, ia akan dikritik sebagai perempuan yang tidak feminin (lack of

femininity) (Gauntlett, 2002:10).

3.YouTube sebagai Media Baru (Media Sosial)

Istilah media baru dapat dikatakan lahir seiring dengan masuknya era

digital pada teknologi informasi dan komunikasi di akhir abad ke-20. Era digital

ditandai juga dengan munculnya teknologi internet. Terry Flew

mengklasifikasikan media digital sebagai media yang kontennya berbentuk

gabungan data, teks, suara, dan berbagai jenis gambar yang disimpan dalam

format digital dan disebarlluaskan melalui jaringan kabel optik broadband, satelit,

dan sistem transmisi gelombang mikro (Flew, 2008:2-3).

Meski demikian, Eugine Siapera (2012) dalam bukunya berjudul

Understanding New Media mengatakan bahwa belum ada elaborasi yang dapat

menunjukkan perbedaan antara konsep media baru dengan media lama terlepas

dari perbedaan umur keduanya. Kegagalan para ilmuwan dalam memberikan

batasan-batasan definitif secara spesifik, membuat kita akhirnya secara sembarang

menyuntikkan atribut-atribut teknologis seperti digital, internet, daring dan lain

sebagainya yang mengakibatkan kurang dalamnya pemahaman konsep tentang

media baru tersebut.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

15

Sementara itu, Lev Manovic (2001) dalam bukunya berjudul The

Language of New Media, menjelaskan bahwa atribut internet dan digital porsinya

hanyalah sebagian dan belum dapat menjelaskan secara utuh konsepsi media baru

itu sendiri. Lev Manovic lebih melihat media baru sebagai hasil dari

penggabungan antara logika komputasi dengan logika keilmuan yang mampu

memberikan keunikan dan pada akhirnya membentuk karakter media baru.

Lievrouw dan Livingstone (2006) dalam Handbook of New Media:

Updated Student Edition memberikan pemaparan bahwa sebuah media dapat

disebut sebagai media baru, maka media tersebut harus memiliki karakteristik

sebagai berikut:

• Computing and Information Technology, sebuah media baru harus

memiliki unsur informasi, komunikasi dan teknologi di dalamnya, tidak

bisa hanya salah satu saja. • Communication Network, media baru harus memiliki kemampuan untuk

membentuk sebuah jaringan komunikasi antarpenggunanya. • Digitalized Media and Content, untuk disebut sebagai media baru, maka

sebuah media harus mampu menyajikan sebuah medium dan konten yang

sifatnya digital. • Convergence, media baru harus mampu berintegrasi dengan media-media

lain, baik konvensional maupun modern, karena inti dari konvergensi

adalah integrasi antarmedia.

Manovic turut menjelaskan bahwa batasan spesifik secara definitif yang

mampu membedakan antara media baru dan lama adalah atribut yang digunakan

dalam proses distribusi pesan, bukan pada proses produksi pesan. Menurutnya,

sebuah media dapat dikatakan sebagai media baru apabila pesan yang telah

diproduksi, didistribusikan oleh media tersebut melalui komputasi digital. Sedangkan, produk pesan yang didistribusikan secara analog masuk ke dalam

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

16

kategori media lama karena dari komunikator ke komunikan tidak dilakukan

secara digital.

Media baru juga melahirkan media sosial, seperti Facebook, Twitter dan

YouTube. Terdapat beberapa karakteristik dari media baru yang menjadikannya

terklarifikasi ke dalam terminologi media sosial, seperti karakteristik media baru

berupa communication network. Karakteristik tersebut menjadikan media baru

dapat menjadi sarana sebagai media sosial karena media baru harus memiliki

kemampuan untuk membentuk sebuah jaringan komunikasi antarpenggunanya. Jaringan komunikasi di sini mendukung adanya interaksi sosial antara pengguna

media baru.

Selain itu, media baru memiliki ciri berupa komunikasi timbal balik

(interactivity). Komunikan dapat memilih, menjawab kembali, menukar informasi

dan dihubungkan dengan komunikan lainnya secara langsung. Interactivity dapat

memperluas dan meningkatkan kualitas dan kuantitas komunikasi itu sendiri. Ciri

media baru ini juga mendukung interaksi sosial di antara penggunanya dan

mendukung media baru cocok dengan terminologi media sosial.

Dalam penelitian ini, peneliti fokus kepada YouTube sebagai media sosial

yang semakin membuka partisipasi publik untuk berkomunikasi secara aktif,

menyampaikan opini dan gagasan ke khalayak ramai. Lebih lanjut, YouTube

memiliki konsep berbagi video (Broadcast Yourself) yang menjadikannya sarana

dinamis untuk menyampaikan pesan dan informasi. Maka YouTube sebagai media

sosial menjadikan penggunanya memiliki otoritas untuk menentukan konten,

trend, dan lain-lain. Jean Burgess dan Joshua Green (2009) dalam bukunya

berjudul YouTube: Digital Media and Society Series mendefinisikan YouTube

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

17

sebagai site of participatory culture. Mereka memaparkan definisi participatory

culture menurut Henry Jenkins, yakni;

“Participatory culture is one in which fans and other consumers are invited to actively participate in the creation and circulation of new content.”

Participatory culture di sini menjelaskan karakteristik YouTube sebagai

media baru yang secara aktif mendorong partisipasi penggunanya untuk

menentukan konten dan sirkulasinya. Tidak seperti media konvensional yang

minim partisipasi publik. Oleh karena itu, otoritas publik, dalam hal ini pengguna

dan pengakses YouTube menjadikan media YouTube memiliki karakteristik unik

di mana pengguna berkesempatan secara aktif berpartisipasi sekaligus memiliki

otoritas untuk menentukan konten dan sirkulasinya.

4.Representasi dalam YouTube

Stuart Hall (1997:16) sebagai salah satu tokoh yang menjelaskan tentang

teori representasi, mendefinisikan representasi sebagai hasil dari arti/makna di

dalam konsep yang ada di dalam pemikiran kita. Representasi terletak di antara

konsep dan bahasa. Singkatnya, representasi adalah proses pemaknaan melalui

bahasa.

“so the representation is the way in which meaning is somehow given to the things which are depicted through the images or whatever it is, on screens or the words on a page which stand for what we’re talking about”

Dari kutipan tersebut, Hall menunjukkan bahwa gambar atau objek

mempunyai makna yang berbeda dan tidak menjamin bahwa sebuah

penggambaran akan berfungsi atau menghasilkan makna sesuai dengan makna

saat diciptakan. Budaya yang ada di sekeliling orang yang melakukan representasi

menjadi salah satu faktor yang membuat makna yang dihasilkan berbeda. Oleh

sebabnya, objek dapat memiliki representasi yang tidak terhingga. Teori

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

18

representasi Hall ini dapat dijadikan acuan untuk memahami bagaimana media

menyajikan gambaran tentang realitas sosial ke hadapan khalayak. Representasi

di sini khususnya merujuk pada hubungan antara dua pembentuk wacana, yakni

bahasa dan makna.

Hall menjelaskan adanya dua proses representasi, yakni mental

representations dan language (bahasa). Apa yang disebutnya dengan mental

representations adalah di mana semua objek, orang, dan kejadian dikorelasikan

dengan seperangkat konsep yang ada dalam pikiran manusia. Proses interpretasi

seseorang terhadap suatu objek tergantung pada sistem konseptual yang ada dalam

pikirannya. Kedua, bahasa menjadi komponen penting dalam pembentukan

makna. Konsep-konsep yang tertanam dalam pikiran seseorang harus

diterjemahkan melalui bahasa yang umum (common language) sehingga konsep

dan ide dapat dikorelasikan dengan kata, suara, dan gambaran visual tertentu yang

menjadi sistem tanda.

Teori representasi dapat menjelaskan bagaimana pemaknaan melalui

bahasa bekerja, yang dibagi dalam tiga pendekatan (Hall, 1997:24-25), yakni;

1. Reflective approach

Menjelaskan bahwa bahasa berfungsi seperti cermin yang

merefleksikan arti sebenarnya. Teori ini mengungkapkan keja

bahasa sebagai refleksi sederhana atau sering dikatakan sebagai

imitasi kebenaran yang sudah ada dan diperbaiki di dunia, hal ini

kadang disebut sebagai mimetic. 2. Intentional approach

Menjelaskan bahwa bahasa digunakan untuk mengekspresikan arti

personal dari seseorang. Pendekatan ini memiliki kelemahan,

karena menganggap bahasa sebagai permainan privat. Sementara

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

19

di sisi lain, menyebutkan bahwa esensi bahasa adalah

berkomunikasi yang didasarkan pada kode-kode yang telah

menjadi konvensi di masyarakat bukan kode pribadi. 3. Constructionist approach

Menjelaskan bahwa pendekatan yang menggunakan sistem bahasa

atau sistem apapun untuk merepresentasikan suatu konsep. Pendekatan ini tidak berarti bahwa kita mengkonstruksi arti dengan

menggunakan sistem representasi (concept and signs), namun lebih

pada pendekatan yang bertujuan mengartikan suatu bahasa. Constructivist tidak memungkiri adanya material world, namun

beranggapan bukan material world yang menyampaikan makna,

melainkan sistem bahasa atau apapun namanya yang kita gunakan

untuk merepresentasikan makna.

Hubungan di antara objek, konsep dan seperangkat tanda menjadi aspek

terpenting dalam pembentukan makna dalam bahasa. Sedangkan proses yang

menghubungkan objek, konsep dan seperangkat tanda disebut sebagai representasi

(Hall, 1997:19). Dengan demikian, representasi objek melalui media membuat

masyarakat hidup dalam persepsi yang diarahkan pada representasi, seolah-olah

seperti realitas. Representasi-representasi ini membentuk sebagian besar realitas

yang diserap, maka realitas semakin banyak yang terbentuk menggunakan

representasi.

Croteau dan Hoynes (2014) menjelaskan bahwa representasi melalui

media merupakan hasil seleksi dari realitas di mana beberapa realitas diangkat dan

dibesar-besarkan sedangkan beberapa yang lain tertutupi bahkan dihilangkan. Sebagaimana film, video-video di YouTube juga memiliki elemen-elemen dalam

kontennya yang berupa audio visual sebagai aspek penting dalam sistem proses

representasi sekaligus konstruksi makna. Aspek audio maupun video dalam

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

20

YouTube merupakan sistem bahasa tersendiri yang menentukan makna apa yang

sebenarnya direpresentasikan sekaligus dikonstruksikan. Aspek audio yang

dimaksud seperti dialog, gaya bicara tokoh/sosok yang ada dalam video, musik

pengiring, dan lainnya. Sedangkan aspek video yang dimaksud di antaranya yaitu

pencahayaan dan teknik pengambilan gambar.

Jika representasi dimaknai sebagai proses penyampaian kembali gambaran

atau konsep mengenai sesuatu untuk menghasilkan makna tertentu dalam sebuah

proses komunikasi, maka, representasi dalam media seperti YouTube pun bisa saja

terjadi. Makna yang ingin disampaikan dalam representasi di media baru yakni

sesuai dengan latar belakang kultur, ideologi, serta tujuan dari individu-individu

maupun kelompok-kelompok yang mengakses media sosial dan mentransmisikan

pesan kepada khalayak ramai (pengguna media sosial).

Pada dasarnya sama saja representasi pesan sekaligus konstruksi makna

yang terjadi di YouTube dengan media massa, otoritasnya juga terletak pada

individu di dalamnya seperti pemilik modal maupun pemimpin redaksi. Selain itu

juga pada kesepakatan komunal (redaksional) yang terdiri dari pemikiran-

pemikiran tiap individu di dalam suatu institusi media massa. Namun terkait

transimisi pesan dan kebijakan penentuan konten di YouTube tergantung dari

keinginan masing-masing kelompok bahkan individu yang memiliki akses ke

media sosial. Dalam YouTube, setiap pemilik akun memiliki kesempatan yang

sama untuk mengunggah video dengan konten/pesan sesuai kehendaknya.

F. Kerangka Konsep

Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini ialah representasi,

yakni seperti apakah representasi feminitas yang terdapat dalam video di akun

YouTube Males Banget Dot Com selama 2016. Representasi yang digunakan

adalah teori representasi dari Stuart Hall (1997).

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

21

Representasi dijadikan alat atau sarana untuk melihat ada atau tidaknya

bentuk stereotipe yang berulang, yang merupakan suatu hal merugikan bagi kaum

perempuan yang diidentikkan dengan feminitas. Representasi pada video tersebut

akan memperlihatkan apakah konten video diskriminatif dan subordinatif terhadap

satu kelompok tertentu, yaitu salah satu kelompok gender.

Representasi dihasilkan dari arti/makna di dalam konsep yang ada di

dalam pemikiran manusia. Representasi terletak di antara konsep dan bahasa. Bahasa dapat digunakan sebagai tanda atau simbol, dasar atau referensi

pemahaman sebuah objek (Hall: 1997). Kata-kata ucapan, teks dan simbol yang

terdapat dalam tiap adegan dan rentetan adegan keenam video YouTube MBDC

selama 2016 merupakan tanda dalam bahasa yang akan dijadikan sumber analisis

objek sistem representasi feminitas.

Lebih lanjut, penelitian ini akan menggunakan pendekatan konstruksionis

yang bertujuan mengartikan suatu bahasa. Dengan kata lain, bahasa dalam video

di akun YouTube MBDC selama 2016 dijadikan objek untuk melihat makna pada

tanda dalam bahasa melaluui sistem representasi.

Namun di sisi lain, penelitian ini juga mengadopsi paradigma pasca-

strukturalis yang melihat representasi sebagai konstruksi kultural, yaitu bahwa

media adalah struktur yang paling berperan dalam mereproduksi cara masyarakat

menempatkan dan memandang perempuan. Paradigma ini diadopsi untuk

memperlihatkan kekuatan media dalam membentuk opini yang mendukung

pandangan dominan tentang perempuan.

Pada pendekatan konstruksionis Stuart Hall (1997) terdapat satu pemikiran

yang menganalisis suatu bahasa menggunakan sistem representasi secara khusus

yaitu Roland Barthes. Barthes menjadi salah satu tokoh yang cemerlang sebagai

teoritikus strukturalis dan post-strukturalis yang mempengaruhi kritikus budaya

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

22

feminis. Barthes berupaya mengeksplorasi bagaimana bahasa berfungsi dan

keterkaitannya dengan ideologi. Barthes juga berupaya untuk membongkar

perbedaan-perbedaan antarteks literal yang beroperasi dengan dasar hubungan

stabil antara penanda dan petanda. Selain memberikan analisis tentang teks literal,

Barthes juga memfokuskan dirinya pada analisis struktural pada seluruh

representasi budaya, mencakup periklanan, film, teks, fotografis, dan musik

(Gamble, 2004:246).

Hasil proses pemaknaan melalui sistem representasi Roland Barthes, akan

menunjukkan makna dari tanda-tanda yang digunakan oleh media massa pada isi

beritanya. Representasi makna yang diberikan oleh media dimanfaatkan untuk

menilai tingkat sensitivitas gender dari media terhadap konten yang diberikan,

bagaimana perempuan dan laki-laki digambarkan dalam media massa.

Salah satu hal yang dikritisi pada analisis semiotika terhadap gender

adalah masalah objektifikasi media terhadap perempuan (Gill, 2007). Di

Indonesia, masyarakat kurang kritis terhadap fakta maupun opini yang

disampaikan media. Wacana media mengenai perempuan lebih menunjukkan

intervensi ideologi patriarki, sehingga masyarakat pun ditambahi dengan media

yang sebenarnya hanya mengangkat tentang dapur dan kamar. Ann Ferguson

dalam karyanya berjudul Sexual Democracy (dalam Subandi, 1998) mengatakan

hal serupa, yakni media hanya memindahkan family based patriarchy ke public

based patriarchy.

G. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang diberikan bagi

paradigma penelitian yang terutama berkepentingan dengan makna dan penafsiran

(Jane Stokes, 2006). Kualitatif lebih banyak digunakan untuk mengemukakan

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

23

gambaran atau pemahaman mengenai bagaimana suatu gejala atau realitas

komunikasi terjadi. Menurut Fraenkel dan Wallen (1993) metode penelitian

kualitatif menekankan hipotesis yang berkembang dalam pelaksanaan penelitian

juga menekankan deskripsi naratif.

Sedangkan, paradigma yang digunakan yaitu paradigma kritis. Paradigma

ini beranggapan bahwa realitas yang kita lihat adalah realitas semu, realitas yang

telah terbentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan sosial, politik, budaya, ekonomi,

etnik, nilai gender dan sebagainya, serta telah terkristalisasi dalam waktu yang

panjang (Hamad, 2004:43).

Dalam paradigma kritis, individu tidak dianggap sebagai subjek yang

netral yang bisa menafsirkan secara bebas sesuai dengan pemikirannya, karena

sangat dipengaruhi dan berhubungan dengan kekuatan sosial yang ada di

masyarakat. Bahasa juga di sini dipahami sebagai representasi yang membentuk

subjek tertentu, tema-tema tertentu, maupun strategi-strategi di dalamnya.

Lebih lanjut, penelitian ini menggunakan semiotik yang merupakan ilmu

mengenai tanda. Kata semiotik berasal dari bahasa Yunani, semeion berarti tanda

atau seme berarti penafsir tanda. Semiotik dikatakan kajian yang berkara dari

studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika dan poetrika. Seperti yang

diungkapkan Saussure (dalam Sobur, 2004) yakni semiotika ilmu yang mengkaji

tentang peran tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial. Begitu pula dalam

penjelasan Littlejohn (dalam Sobur, 2004) bahwa tanda-tanda adalah basis dari

seluruh komunikasi. Dengan memahami tanda membuat komunikasi lebih mudah

dipahami maksud dan tujuan serta kandungan makna di dalamnya.

Semiotik menjadi salah satu kajian yang bahkan menjadi tradisi dalam

teori komunikasi. Tradisi semiotik terdiri atas sekumpulan teori tentang

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

24

bagaimana tanda-tanda merepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan

dan kondisi di luar tanda-tanda itu sendiri (Littlejohn, 2009: 53).

Semiotik bertujuan untuk mengetahui makna-makna yang terkandung

dalam sebuah tanda atau menafsirkan makna tersebut sehingga diketahui

bagaimana komunikator mengkonstruksi pesan. Konsep pemaknaan ini tidak

terlepas dari perspektif atau nilai-nilai ideologis tertentu serta konsep kultural

yang menjadi ranah pemikiran masyarakat di mana simbol tersebut diciptakan.

Konsep kultural tersebut menjadi salah satu faktor konstruksi makna

dalam sebuah simbol menjadi aspek penting untuk mengetahui konstruksi pesan

dalam tanda tersebut. Konstruksi makna yang terbentuk kemudian menjadi dasar

ideologi dalam sebuah tanda. Sebagai salah satu kajian pemikiran dalam cultural

studies, semiotik tentunya melihat bagaimana budaya menjadi landasan pemikiran

dari pembentukan makna dalam suatu tanda. Semiotik mempelajari sistem-sitem,

aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut

mempunyai arti (Kriyantono, 2007: 261).

Metode penelitian semiotik yang digunakan ialah analisis semiotika

Roland Barthes yang membagi tanda menjadi penanda dan petanda yang saling

berkaitan. Penanda ialah elemen bentuk sedangkan petanda ialah konsepnya,

sehingga penggabungan penanda dan petanda akan menjadi tanda.

Namun, metode Barthes tidak berhenti dalam mengamati makna tanda

dengan membedah penanda dan petanda saja. Barthes menggunakan tiga hal yang

menjadi inti dalam penelitiannya, yakni makna denotatif, konotatif, dan mitos. Denotatif mengungkapkan makna yang terpampang secara nyata dan kasat mata,

contohnya bahwa bentuk balon itu bulat. Sedangkan konotatif mengungkap

makna yang tersembunyi di balik tanda-tanda yang tersirat. Misalnya,

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

25

penggunaan warna sebagai identitas. Terakhir, mitos merupakan bentuk dari

perkembangan benak masyarakat atas penginterpretasian akan sesuatu, dengan

memaknai korelasi denotasi dan konotasi.

Dengan penjelasan semiotika yang mempelajari tentang tanda untuk

membongkar makna dan tafsiran dalam tanda tersebut, maka peneliti akan

membedah setiap tanda perepresentasian feminitas dalam pesan di video-video

akun Youtube Males Banget Dot Com baik berupa gambar maupun narasi.

Objek dalam penelitian ini ialah Males Banget Dot Com secara umum, dan

video-video di akun YouTube Males Banget Dot Com selama 2016 secara lebih

spesifik. MBDC dipilih karena menjadi media yang kian diminati khalayak luas,

begitu juga dengan akun YouTubenya. Video-video yang dipilih dari akun

YouTube MBDC ialah video yang bercerita tentang relasi antara laki-laki dan

perempuan. Dari cerita hubungan tersebut, peneliti akan melihat karakteristik

feminitas yang bisa dimiliki oleh laki-laki maupun perempuan, serta bagaimana

feminitas tersebut direpresentasikan oleh video MBDC.

Peneliti telah memilih enam dari kurang lebih 230 video yang diunggah

pada 2016. Keenam video ini dianggap dapat membantu peneliti melihat

representasi feminitas melalui tokoh perempuan dan laki-laki, karena bercerita

tentang kehidupan sehari-hari dari laki-laki dan perempuan. Berikut video-video

tersebut:

1. Instagram Boyfriend. Durasi 2:49. Diunggah pada 14 Januari 2016.

2. 5 Tipe Cewek dan Cara Mendekatinya. Durasi 5:04. Diunggah pada 3

Februari 2016.

3. Kenapa Cewek Matre? Durasi 2:32. Diunggah pada 2 September 2016.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

26

4. Arti di Balik Kalimat Cewek “Aku Gak Punya Baju”. Durasi 2:56.

Diunggah pada 22 September 2016.

5. Kamus Cewek (Wajib Tau). Durasi 3:09. Diunggah pada 6 Oktober 2016.

6. Fase Cewek dan Cowok Kalo Abis Putus. Durasi 4:06. Diunggah pada 16

November 2016.

Keenam objek tersebut akan peneliti bedah dengan membagi ke dalam

beberapa skena, tergantung dari tiap video. Kemudian, tiap skena akan diteliti

tataran denotatif, konotatif, hingga yang terdalam yaitu mitos. Terakhir, peneliti

akan melihat dan menganalisis rangkaian skena tersebut sebagai sebuah video

yang utuh.

H. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan secara cermat terhadap

objek penelitian, yakni video di akun YouTube Males Banget Dot Com selama

2016. Selain itu, peneliti juga melakukan studi pustaka untuk menambah

informasi dan pemahaman mengenai media baru, representasi gender dan

feminisme. Referensi peneliti didapat dari buku, penelitian terdahulu, jurnal, web,

serta artikel yang sudah ada baik dalam bentuk fisik maupun daring.

I. Teknik Analisis Data

Untuk menafsirkan tanda-tanda feminitas yang direpresentasikan oleh

MBDC di video dalam akun YouTubenya, penelitian ini menggunakan teknik

analisis data yaitu semiotik Barthes. Analisis semiotik Roland Barthes dipilih

karena dalam konsepnya, ada dua konsep, konotasi yang menjadi kunci penting

dalam menganalisis budaya dan konsep mitos yang merupakan hasil penerapan

konsep konotasi di dalam kehidupan sehari-hari.

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

27

Barthes adalah pengikut Saussure yang membuat model sistematis dalam

menganalisa makna-makna tanda (Sobur, 2001). Dengan mengacu pada linguistik

Saussurean (Kurniawan, 2001), Barthes mengembangkan gagasan tentang

signifikasi dua tahap (two order of signification) (Sobur, 2001).

Signifikasi dua tahap tersebut mengacu pada sistem denotasi dan konotasi

(Sobur, 2001). Tanda denotatif merupakan makna paling nyata dari tanda dan

juga sistem penandaan tingkat pertama, yang terdiri dari hubungan antara penanda

dan petanda. Tanda denotatif merupakan penandaan primer (sistem penandaan

tingkat pertama) yang merupakan penunjukan arti literatur atau yang eksplisit dari

gambar, kata-kata dan femonena yang lain.

Namun, tanda denotatif tersebut juga merupakan tanda konotatif. Konotatif digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua, di mana

tanda denotatif menjadi penanda yang dikaitkan dengan nilai budaya dan bertemu

dengan perasaan dan emosi. Tanda konotatif melibatkan simbol-simbol, sejarah

dan hal-hal yang berhubungan dengan emosional serta mempunyai makna yang

subjektif atau paling tidak intersubjektif. Dapat disimpulkan secara sederhana

bahwa, tanda denotatif adalah apa yang telah digambarkan tanda terhadap sebuah

objek, sedangkan tanda konotatif adalah bagaimana menggambarkannya.

Kembali mengutip Sobur (2001), pada signifikasi tahap kedua, tanda juga

bekerja melalui mitos. Penanda-penanda pada sistem ini tersusun dari tanda-tanda

tahap pertama. Sementara, petanda-petandanya disebut fragmen ideologi, yang

menjalin komunikasi dengan kebudayaan, pengetahuan, atau sejarah (Budiman,

1999). Mitos ini dikonstruksikan oleh masyarakat dominan dan dikendalikan

secara sosial. Mengutip Barthes dalam Chandler (2001), mitos merupakan

cerminan terbalik, mitos membalik sesuatu yang kultural menjadi tampak

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

28

alamiah. Dengan demikian, kultur (nilai, sikap, dan keyakinan) yang dominan

menjadi sesuatu yang memang sudah semestinya.

Lebih jelasnya dapat dijelaskan oleh Tabel 1.2 berikut (Cobley & Jansz,

1997).

Tabel 1.2 Peta Tanda Roland Barthes

Dalam

Chandler (2001), Fiske & Hartley mengemukakan bahwa konsep Barthes tentang

keberadaan mitos ini memunculkan adanya konsep tentang signifikansi tahap

ketiga. Jika tahap pertama adalah representasi di permukaan, tahap kedua adalah

representasi nilai ekspresif yang dilekatkan pada tanda tersebut, maka dalam tahap

ketiga merefleksikan tanda melalui sudut pandang kultural tertentu. Sebagai

contoh ialah kebebasan, individualitas, maskulinitas dan femininitas.

Susan Hayward (dalam Chandler, 2001) mencontohkan hubungan ketiga

tahap tersebut melalui foto Marlyn Monroe. Tanda denotatif menunjukkan bahwa

foto ini adalah foto Marlyn Monroe. Selanjutnya, tanda konotatif foto tersebut

dihubungkan dengan kualitas diri Marlyn Monroe, yakni sensual, glamor, dan

1.Signifier

(Penanda)

2. Signified

(Petanda)

3.Denotative Sign (Tanda Denotatif)

4. Connotative Signifier (Penanda Konotatif)

5. Connotative Signified (Petanda Konotatif)

6. Connotative Sign (Tanda Konotatif)

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

29

cantik (jika ini adalah foto di awal kariernya), atau depresi, kecanduan obat, dan

putus asa (jika ini adalah foto di akhir kariernya). Pada tahapan mitos, foto

tersebut menunjukkan mitos berkenaan dengan Hollywood, yakni sebuah

perusahaan impian yang memproduksi kemewahan melalui artis-artis ciptaannya,

tapi juga menjadi mesin penghancur mimpi.

Semiotika dipakai untuk menganalisis media dengan asumsi bahwa media

dikomunikasikan melalui seperangkat tanda. Teks media selalu membawa

kepentingan-kepentingan tertentu sehingga teks media memiliki ideologi dominan

yang terbentuk melalui tanda. Pengungkapan ideologi dari suatu sistem ini yang

merupakan tujuan utama semiotika Roland Barthes (Sobur, 2001).

Selanjutnya dalam penelitian ini perlu adanya tabel yang dipergunakan

untuk penelitian audiovisual video Males Banget Dot Com. Berikut tabel unit

penelitian oleh FX Darwanto yang telah disesuaikan (dalam Ika Septia, 2016:27-

28).

Tabel 1.3 Unit Penelitian FX Darwanto (dalam Ika Septia, 2016:27-28)

No Unit Terteliti Unsur Sub Unsur

1 Bahasa Verbal Dialog Gaya Bahasa, voice quality

2

Bahasa

Nonverbal/Visual Warna Jenis warna

Subjek/Objek

video

Aktor (penampilan dan identitas yang

dibawa) benda

Ekspresi subjek

dan objek video Facial Expression

Setting Tempat, waktu dan suasana

Action

Posture, gesture, the eye, touch,

personal space

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

30

Teknik

pengambilan

gambar Camera shot dan gerakan kamera

3 Audio Jenis musik Irama musik dan sound effect

Peneliti juga akan melihat apakah representasi feminitas dalam video

Males Banget Dot Com, terutama yang ditunjukkan dari ekspresi dan action,

sesuai dengan karakteristik feminitas yang ditemukan oleh England, Descartes

dan Collier-Meek dari karakter putri-putri Disney dalam penelitiannya berjudul

Gender Role Portrayal and the Disney Princesses (2011), yang telah peneliti

terjemahkan dan sesuaikan dengan penelitian, ke dalam tabel di bawah ini:

Tabel 1.4 Karakteristik feminitas oleh England, Descartes, dan Collier-

Meek (2011)

1 Lemah secara fisik

Ketika seseorang gagal menggunakan kekuatan

tubuhnya, biasanya diikuti dengan selalu membutuhkan

bantuan dari orang lain

2 Submisif Ketika seseorang patuh terhadap orang lain tanpa

syarat, sifat ini merupakan respon terhadap sifat tegas

3 Emosional Ketika seseorang menunjukkan perasaannya, positif

atau negatif

4 Afeksi

Penuh kasih sayang terhadap seseorang atau seekor

hewan, kerap menunjukkan dalam bentuk interaksi

fisik, seperti ciuman, pelukan, dan lainnya

5 Merawat

Memberi asuhan dan perhatian dalam waktu yang lama

terhadap binatang atau orang, sering ditunjukkan

melalui sifat keibuan

6 Sensitif Berbeda dengan empati, memiliki sifat sensitif berarti

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

31

Kemudian peneliti menggabungkan tabel 1.3 dan 1.4 menjadi berikut:

Tabel 1.5 Penggabungan

sadar akan masalah orang lain dari jauh tanpa

berinteraksi secara langsung

7 Tentatif Ketidakpastian, kehati-hatian, terlihat dalam tingkah

laku atau saat berbicara

8 Suka menolong Memberi bantuan ketika dibutuhkan

9 Menyusahkan Membuat masalah bagi orang lain, mengganggu

10 Penakut Mudah takut pada sesuatu yang akan terjadi

11 Pemalu Emosi yang muncul secara sadar dari rasa bersalah atau

aib

12 Ketidakberdayaan Menunjukkan emosi negatif yang meluap dan tidak bisa

melakukan apa-apa secara fisik dan mental

13 Dependen Seseorang yang meminta dan menerima nasehat atau

bantuan, baik fisik, mental atau emosional

14 Korban Seseorang yang teraniaya karena kekerasan verbal atau

nonverbal orang lain terhadap dirinya

No Unit Terteliti Unsur Sub Unsur

Sifat-sifat gender

feminin

1 Bahasa Verbal Dialog

Gaya Bahasa,

voice quality

2

Bahasa

Nonverbal/Visual Warna Jenis warna

Subjek/Objek

video

Aktor

(penampilan

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

32

Selain audio dan visual, analisis semiotik juga menganalisis latar belakang

dari bahasa, bagaimana penggunaan bahasa, serta usaha untuk memaknai teks

yang dihubungkan dengan aspek di luar bahasa yang disebut konteks. Teks dan

konteks akan membentuk makna yang memiliki intratekstualitas dan

intertekstualitas di dalamnya. Intratekstualitas berfokus pada tanda dalam teks,

sedangkan intertekstualitas berfokus pada hubungan antar teks. Bagi Barthes, teks

merupakan konstruksi lambang-lambang atau pesan yang pemaknaannya tidak

cukup dengan mengaitkan signifier dan signified. Tetapi juga harus dilakukan

dengan memperhatikan konstruksi dan konten dari lambang (Pembayun, 2013).

dan identitas

yang dibawa)

benda

Ekspresi subjek

dan objek video

Facial

Expression

Emosional, sensitif,

penakut, pemalu

Setting

Tempat, waktu

dan suasana

Action

Posture,

gesture, the eye,

touch, personal

space

Lemah secara fisik,

submisif, afeksi,

merawat, tentatif,

suka menolong,

menyusahkan,

ketidakberdayaan,

dependen, korban

Teknik

pengambilan

gambar

Camera shot

dan gerakan

kamera

3 Audio Jenis musik

Irama musik dan

sound effect

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/129251/po... · perilaku manusia dan teknologi memiliki interaksi dalam lingkungan sosioteknologi.

33

Penelitian ini akan meneliti tentang tanda-tanda atau atribut yang

merepresentasikan feminitas sesuai dengan tabel 1.1 dengan menggunakan

metode semiotik Roland Barthes. Dalam penelitian ini, peneliti akan memaknai

tanda-tanda tersebut di level pemaknaan denotatif dan selanjutnya memaknai ke

tingkatan lebih dalam yaitu konotatif. Pada akhirnya akan menghasilkan sebuah

mitos yang berkembang di masyarakat luas.