Tata Cara Pengawasan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Umum Tidak dapat disangkal bahwa pengawasan menempati peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi. Pengawas memegang kunci utama untuk mengamati dan meneliti pelaksanaan pekerjaan, mengidentifikasikan permasalahan dan langkah-langkah perbaikan, mewakili instansi dimana pengawas tersebut bertanggung jawab. Bagaimanapun juga, pengawas harus diberikan suatu wewenang tertentu untuk meningkatkan efisiensi kerja suatu organisasi. Pengawas adalah pemimpin dalam bidang yang diawasinya, yang berkisar antara orang-orang bekerja, jenis pekerjaan dan masalahnya. Namun tugas pengawas yang paling penting adalah menyangkut pekerja untuk memenuhi kepentingan instansi dan pekerja itu sendiri secara timbal balik. 2. Maksud dan Tujuan 2.1. Buku ini digunakan sebagai pedoman bagi yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan pengawasan Konstruksi Proyek-proyek Pembangunan Bidang SDA dan sejenisnya di bawah Direktorat Jenderal SDA, Departemen Pekerjaan Umum. 2.2. Tujuannya adalah untuk mewujudkan pembentukan buku pedoman sistem pengawasan dan sebagai materi pelatihan untuk peningkatan ketrampilan, digunakan untuk langkah-langkah keseragaman operasional yang pada akhirnya akan tercapai suatu sistem pengawasan yang seragam untuk membantu proyek-proyek agar pembangunannya dapat terlaksana dengan baik dan berhasil guna.
157
Embed
BAB I PENDAHULUAN - bpsdm.pu.go.id fileTata Cara Pengawasan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Umum Tidak dapat disangkal bahwa pengawasan menempati peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Tata Cara Pengawasan
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
Tidak dapat disangkal bahwa pengawasan menempati peranan yang sangat
penting dalam suatu organisasi. Pengawas memegang kunci utama untuk
mengamati dan meneliti pelaksanaan pekerjaan, mengidentifikasikan
permasalahan dan langkah-langkah perbaikan, mewakili instansi dimana
pengawas tersebut bertanggung jawab. Bagaimanapun juga, pengawas
harus diberikan suatu wewenang tertentu untuk meningkatkan efisiensi kerja
suatu organisasi.
Pengawas adalah pemimpin dalam bidang yang diawasinya, yang berkisar
antara orang-orang bekerja, jenis pekerjaan dan masalahnya. Namun tugas
pengawas yang paling penting adalah menyangkut pekerja untuk memenuhi
kepentingan instansi dan pekerja itu sendiri secara timbal balik.
2. Maksud dan Tujuan
2.1. Buku ini digunakan sebagai pedoman bagi yang terlibat secara
langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan pengawasan
Konstruksi Proyek-proyek Pembangunan Bidang SDA dan sejenisnya di
bawah Direktorat Jenderal SDA, Departemen Pekerjaan Umum.
2.2. Tujuannya adalah untuk mewujudkan pembentukan buku pedoman
sistem pengawasan dan sebagai materi pelatihan untuk peningkatan
ketrampilan, digunakan untuk langkah-langkah keseragaman
operasional yang pada akhirnya akan tercapai suatu sistem
pengawasan yang seragam untuk membantu proyek-proyek agar
pembangunannya dapat terlaksana dengan baik dan berhasil guna.
Tata Cara Pengawasan
2
3. Ruang Lingkup
3.1. Buku ini digunakan sebagai buku pedoman atau panduan pengawasan
suatu proyek khususnya yang menyangkut pekerjaan konstruksi Bidang
SDA yang dikelola oleh aparat pemerintah/negara.
3.2. Buku ini dapat pula digunakan pada proyek-proyek pemerintah
maupun non pemerintah yang pengawasanya dilakukan oleh konsultan,
sepanjang isinya tidak menyimpang dan tidak ada pihak-pihak yang
dirugikan.
3.3. Dalam hal pengawasan yang menggunakan jasa konsultan maka
koordinasi dan tata cara pengawasan akan diatur secara khusus.
3.4. Buku ini dapat digunakan untuk pengawasan pada proyek-proyek
dengan kontrak lokal, dan kontrak-kontrak lainnya dengan beberapa
penyesuaian seperlunya.
4. Kerangka Penyusunan
4.1. Kerangka Penyusunan ini diangkat dari pengertian judul “ Pedoman
Umum Metode Pengawasan Konstruksi Proyek Bidang SDA”, dimana
tata cara pelaksanaan pengawasan diuraikan secara umum, yang
didalamnya antara lain:
a. Uraian tentang pengertian (filosofis) atau uraian dasar pengawasan
yang lebih menekankan pengertian pengawasan secara hakiki,
dengan sasaran yang menjadi tujuan.
Dari uraian ini maka terungkaplah apa yang menjadi latar belakang
dalam sistem pengawasan.
b. Uraian manajemen, yaitu salah satu latar belakang manajerial,
yang mengatur gerak langkah pengawas sebagai unsur subjektif.
Dengan kata lain manajemen sebagai alat pembantu untuk
terwujudnya sasaran tujuan pengawasan.
Tata Cara Pengawasan
3
c. Teori pengawasan adalah merupakan salah satu alat bantu
dimaksud dan merupakan formula yang perlu diketengahkan,
karena merupakan pengetahuan yang perlu dikuasai betul bagi
setiap pengawas. Penguasaan terhadap pengetahuan ini dapat
menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pelaksanaan konstruksi.
Uraian ini diungkapkan dalam Bab. IV Konsep Pengawasan.
d. Uraian pelaksanaan pengawasan dalam Bab. V, merupakan
realisasi kerja operasional sehubungan dengan adanya suatu
bentuk konstruksi sebagai unsur objektif, untuk tujuan manfaat
pekerjaan. Uraian ini merupakan pengalaman spesifikasi teknik,
normalisasi dan uraian-uraian teknik hasil penyelidikan/pengamatan
atau juga tulisan buku terapan yang berlaku di lingkungan
Direktorat Jenderal SDA khususnya, dan Departemen Pekerjaan
Umum pada umumnya.
e. Uraian Pengendalian Pelaksanaan dalam Bab. VI, adalah
merupakan realisasi kerja operasional yang lainnya, yang bertujuan
pembinaan, pengamatan, penulisan laporan untuk manfaat bagi
aparat pengelola atau instansi yang bersangkutan.
4.2. Karena sifatnya yang umum, maka ada uraian yang bersifat khusus
dalam tata cara pengawasan konstruksi dituangkan dalam buku-buku
terapan serupa. Buku ini juga tidak terlepas dari penulisan-penulisan
buku terapan tata cara kerja pengawasan yang telah ada yang telah
diterbitkan di lingkungan instansi, khususnya di Lingkungan Proyek
Pembangunan Bidang SDA.
4.3. Adanya kekhususan dalam penulisan buku ini, ialah pembahasan yang
menyangkut Konstruksi pada Proyek Bidang SDA, dimana uraian umum
yang dimaksud dalam judul ini berkisar khusus antara peranan
pengawas dalam pelaksanaan suatu konstruksi dalam proyek-proyek
Bidang SDA.
Tata Cara Pengawasan
4
Sedikit dibicarakan dalam tulisan ini tentang kebijaksanaan Pemimpin
Proyek sebagai penguasa yang ditunjuk untuk
mempertanggungjawabkan pekerjaan dalam segi administrasi maupun
teknik sehubungan dengan kebijaksanaan yang akan ditetapkannya.
Hal ini juga menyangkut tanggung jawab pengawas karena kedudukan
struktural sebagai aparat di bawahnya.
4.4. Manakala Pemimpin Proyek berperan sebagai kuasa Pemerintah
mewakili Pemilik proyek (owner), Pemimpin Proyek juga dapat terlibat
sebagai unsur pengawasan, khususnya pada proyek-proyek besar.
Bahkan Pemimpin Proyek juga dapat menunjuk suatu badan usaha
swasta/konsultan untuk mengadakan pengawasan sesuai aturan yang
telah ditetapkan.
Tata Cara Pengawasan
5
BAB II
PERANAN DAN TUGAS PENGAWAS LAPANGAN
1. Peranan Pengawas
Tidak jarang dijumpai situasi, dimana kepentingan instansi (organisasi),
kepentingan pribadi dan kepentingan bawahan (pekerja yang diawasi),
saling bertentangan satu sama lain. Dan dalam banyak situasi, kunci
penyelesaian kepentingan yang bertentangan tersebut letak pada kepekaan
pengawas. Karena di tangan pengawaslah letak segala macam informasi
yang diperlukan oleh pimpinan, terutama untuk mengetahui kejadian-
kejadian dalam organisasi (instansi) tersebut. Pengawas adalah petugas
yang paling dekat orang-orang yang bekerja secara langsung untuk
menangani hasil kerja suatu organisasi (instansi).
Seorang pengawas yang baik hendaknya berperan sebagai pengabdi
kepentingan instansi dan masyarakat dengan mempergunakan teknik-teknik
penguasa.
Dalam lingkup manajemen pengawasan modern, pengawas haruslah dari
kalangan terdidik, terlatih, terampil dan memiliki kepemimpinan praktis
untuk dapat memenuhi tuntutan hasil kerja maksimum dan berkualitas tinggi
dengan biaya yang seringan mungkin. Pengawas-pengawas di dunia modern
dewasa ini haruslah dibekali pengetahuan tentang hal ikhwal kepemimpinan
praktis bersama-sama dengan pengetahuan teknologi yang berkaitan
dengan tugas-tugasnya.
Pengawas memegang peranan sebagai “keystone” (batu pengunci) dalam
bidang industri modern, instansi pemerintah maupun dalam lembaga swasta.
Peranan tersebut dapat dilukiskan seperti gambar berikut ini :
Tata Cara Pengawasan
6
Sebagai “Keystone” atau batu pengunci posisi pengawas terletak pada
daerah kritis diantara pimpinan dan pelaksana (bawahan). Dari gambar (1)
tersebut di atas dapat dibayangkan bahwa batu pengunci mempunyai
peranan menahan tekanan antara dua kai tumpuan. Kalau batu kunci
dihilangkan, maka bangunan temberang tersebut akan ambruk. Sama
akibatnya bila suatu organisasi atau instansi didukung oleh pengawas-
pengawas yang lemah atau tidak berfungsi.
Dengan demikian, pengawas hendaklah berfungsi melaksanakan
kebijaksanaan, rencana, dan petunjuk-petunjuk dengan suatu motivasi yang
mengarah kepada yang membimbing diri sendiri, orang lain maupun
kelompok untuk menunjang kepentingan instansi dan para pelaksana
sekaligus.
Peningkatan peranan pengawas, harus dibarengi dengan peningkatan
keterampilan personil untuk memikul semua tugas-tugas pengawasan yang
akan dibebankan kepadanya. Di masa silam seorang pengawas yang baik
hanya dituntut dengan kemampuan untuk mengerti seluk-beluk pekerjaan
P I M P I N A N P E L A K S A N A
PENGAWAS
ORGANISASI
Pengawas sebagai batu penguncisuatu organisasi (KEYSTONE)
Tata Cara Pengawasan
7
dan mampu bekerja sama dengan pelaksana (bawahan). Sedangkan
peningkatan pengawas di alam modern membutuhkan keterampilan dan
pendidikan dalam pengetahuan manajemen dan pengetahuan teknologi
serta pengetahuan tata cara kerja dan mampu bekerja sama dengan
pelaksana (bawahan).
2. Pimpinan dan Pengawas
Pimpinan dalam suatu instansi atau organisasi mempunyai tugas untuk
menciptakan suatu suasana intern sedemikian rupa, sehingga para petugas
dapat bekerja baik dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi atau
instansi tersebut.
Pimpinan bertugas mengatur (organisasi), mengarahkan (direct) dan
mengawasi (control) suasana lingkup organisasi.
Suasana lingkup organisasi tersebut dipengaruhi oleh empat elemen
(unsur) :
Manusia (people).
Pekerjaan atau jabatan (job or position)
Teknologi (technology), dan
Modal (capital), yakni uang dan mesin-mesin yang dipakai untuk
menunjang produksi, atau hasil kerja.
Pengawas dalam hal ini adalah tingkat pimpinan yang memusatkan
kegiatannya pada koordinasi pengaturan dan pengendalian pekerjaan orang
lain untuk menunjang tujuan organisasi.
Kategori pengawasan pada dasarnya dimaksudkan menyangkut pengawasan
tingkat pertama dan kedua dalam suatu organisasi.
Sebagai contoh, pimpinan dapat meliputi tugas di tingkat perencanaan tata
penggunaan alat-alat berat sebagai alat bantu, tetapi tidak dimaksudkan
mencakup pengendalian orang yang menjalankan alat-alat berat tersebut
(operator).
Jadi tingkat pengawas dalam hal ini dimaksudkan mencakup kerja langsung
dengan atau melalui bantuan orang-orang kerja.
Tata Cara Pengawasan
8
Pengawas harus dapat menciptakan suasana kerja yang harmonis dengan
pemenuhan kepentingan orang-orang yang bekerja dan kepentingan instansi.
Kata pengawas, dapat dipakai untuk semua tingkat pimpinan yang bertindak
menuntut kegiatan orang lain. Namun dalam pemakaian umum, pengawas
dimaksudkan hanya untuk tingkat organisasi yang bawah dalam jenjang
manajemen. Jika umpamanya suatu organisasi terdiri dari tingkat atas (top),
menengah (middle), dan bawah (lower), maka istilah pengawas dalam hal
ini menyangkut tindakan yang bawah. Umpamanya, pengawas, juru, mandor,
mandor umum, mandor kepala, pengawas umum dsb. Jabatan mana,
mungkin menyangkut tingkat pertama, kedua atau ketiga dari manajemen
tingkat bawah.
3. Penerapan Manajemen Pengawasan.
Ada tiga macam tata cara pendekatan dalam penerapan manajemen
pengawasan:
Bagaimana melakukannya (how to do it).
Pendekatan teori manajemen yang bersifat luas (broad management
theory).
Pendekatan melalui perangai / tingkah laku organisasi (behaviour
organizational approach).
Pendekatan yang disempurnakan.
a. Pendekatan “How to do it”.
Pendekatan how to do it (bagaimana melakukannya), mempergunakan
teknik-teknik praktis dalam segala rangkaiannya yang dapat membantu
pengembangan teknik praktis tersebut.
Kekurangan pendekatan ini, karena condong mengabaikan pengertian
dasar, kenapa justru taknik ini dipergunakan, dan kenapa tidak.
Pengertiannya kurang lebih sama dengan pemakaian rumus matematika
tanpa mengerti kenapa.
Tata Cara Pengawasan
9
Ketepatan dan pemikiran yang jelas senantiasa dibutuhkan , tetapi jika
rumusnya tidak memakai perubah yang benar, atau rumusnya kurang
tepat, maka seluruh sistem akan mengalami kesalahan. Pemakaian tata
cara yang baik pada situasi yang kurang tepat, bagaimanapun juga tidak
akan membawa manfaat yang baik.
Namun demikian, pendekatan “how to do it” sangat bermanfaat untuk
pelaksanaan tugas-tugas harian kepengawasan.
b. Pendekatan teori manajemen yang luas
Pada pendekatan ini, ditekankan pentingnya pengawasan sebagai bagian
dari manajemen secara keseluruhan. Dengan demikian, semua fungsi
dan teori-teori praktis dari tingkat manajemen menengah, juga diajarkan
pada tingkat pengawas. Pengawas harus mempunyai pengertian dalam
hal perencanaan, pengaturan, pengendalian, pengawasan dan tata cara
pengeterapan fungsi-fungsi manajemen tersebut. Dalam hal ini, tentunya
dimaksudkan bahwa pengawas hanyalah seorang pemimpin yang
mengawasi orang-orang yang bukan tingkat pimpinan (non manajemen).
Kelemahan pendekatan ini, adalah kurangnya perhatian dalam
pendekatan masalah lingkungan pengawasan yang khusus, dan
perhatian yang sangat samar-samar tentang posisi yang unik dari
pengawas sebagai bagian organisasi tersebut secara keseluruhan.
c. Pendekatan melalui perangai organisasi
Pendekatan ini cenderung untuk mempergunakan kedua pendekatan
yang terdahulu, namun dibatasi hanya dalam lingkup organisasi
pengawas itu sendiri dengan penyesuaian terhadap hubungan timbal-
balik antara pemimpin orang terkemuka dan manusia itu sendiri.
Pengawas adalah pemimpin, dan dengan demikian, harus mengerti
manusia, struktur organisasi dan tabiat atau perangai dunia usaha yang
semakin maju saat ini. Sebagai pemimpin seorang pengawas harus juga
mengerti bagaimana dan kenapa tata cara kepemimpinan yang berkaitan
Tata Cara Pengawasan
10
dengan posisinya. Pendekatan ini menekankan perlunya dorongan,
komunikasi, perundingan, dan latihan. Dalam hal ini penggunaan teknik
10. Konstruksidengan ukuranharus tepat.- bangunan ukur- abutment- plat pintu
11. Tulangan padabeton saluran.
12. Saluran tanah
13. PEKERJAANCANAL1.Saluran
terbuka(flume).
2.Sipon (shipon).3.Gorong-
gorong.4. Terowangan.
Photo dibuat setiap 40 ~ 80 m2.Bila kurang dari 40 m2 dibuat foto untukdua tempat.
-s.d.a.-
Harus dibuat photo setiap bagianlengkap dengan ukuran.
Dibuat photo untuk setiap 200 m2.
Photo untuk setiap 50 ~ 100 m2.Bila kurang dari 40 m2 dibuat foto untukdua tempat.
Untuk konstruksi memanjang dibuatphoto setiap 40 ~ 80 m2. Bila kurangdari 40 m2 dibuat photo di dua tempat.Bila tidak memanjang, dibuat photo-photo bagian.
Pembuatan photo dari arah yangmenunjukkan ukuran-ukuran padagambar rencana.
Photo setiap 50 ~ 80 m2. Bila kurangdari 50 m2 dibuat photo di dua tempat.
photo setiap 200 ~ 400 m2 atau untuksetiap blok.
Photo untuk setiap dua sipon
-s.d.a--s.d.a-
Photo setiap sipon dan setiap variasi
Galian pondasi, kejadianpada pondsi penimbunankembali dan lain-lain harusdibuat photo.
Photo-photo penurunan.
Lebar, panjangpemasangan tulangan danpenyetelan.
Keadaan permukaankemiringan dan ketebalan,dibuat satu photo untukmasing-masing keperluan.
Lebar, tebal, dan ukuranCobble dan processpemadatan.
1) Metoda pencatatan’Hasil testing direkam sebagai berikut :a. Hasil pengujian berat jenis dan penyerahan agregat disusun sesuai dengan tabelb.Hasil pengujian air permukaan (surface moisture) dari agregat halus (pasir).c. Pengujian slump, kandungan udara dan tegangan tekanan beton.d.Dalam hal pengetesan dengan 20 benda uji atau lebih, control menggunakan X – Rs – Rm atau X – R chart. Bila kurang dari 20 benda uji, gunakan tabel normal
2) Pengawasan (control)a. Mutu beton diawasi dengan rencana mutu dan hasil test.b. Slum, kandungan udara, kekuatan tekan, dicek dengan spesifikasi yang ditentukan.
1)Dalam hal spesific grafity dan gradasi tidak sesuai dengan nilai perencanaan, haruslah diubah dan diuji kembali proposisi campurannya.
2) Untuk memperoleh surface moisture of fine aggregat, slump test dan kandungan udara yang prporsionildari hasil percobaan yang bervariasi, haruslah diadakan pengujianulang danmemberi perhatian pada penimpangan / pengukurannya.
3) Pengawasan terhadap kekuatan beton haruslah sungguh-sungguh mencegah agar jangan terjadi tegangan beton yang terlalu rendah. Dalam hal ini nilai pengujian jatuh, makaharus dikorekso kembali mutu bahan, perbandingan campuran dan metode pencampuran.
a. Pekerjaan yang dilaksanakan dengan perjanjian harga satuan (unit price).
Agar perjanjian dapat diselesaikan dengan baik :
- Hasilnya sesuai dengan perencanaan, spesifikasi teknik yang telah
ditentukan.
- Waktu pelaksanaan yang tepat.Pembiayaan akhir pekerjaan telah
melampaui anggaran pelaksanaan yang telah diaanggarkan oleh
proyek.
b. Pekerjaan yang dilaksanakan dengan perjanjian harga Lump Sum.
Pengertian pengendalian dalam hal ini adalah mengusahakan agar
pelaksanaan tidak menggunakan biaya pada hal-hal yang tidak perlu
terjadi, misalnya karena metode pelaksanaan yang tidak tepat.
Pembiayaan yang melebilhi anggaran akan mengakibatkan pelaksanaan
kekurangan biaya penyelesaian pekerjaan.
8. Penampilan (Performance)
Tata Cara Pengawasan
121
Hasil akhir pelaksanaan harus dapat memberikan keindahan dan keserasian
pemandangan.
Misalnya :
- Permukaan timbunan harus rata dan rapih.
- Tatanan rumput / lempengan rumput yang teratur.
- Permukaan plesteran yang rata.
- Siaran pasangan yang rapi.
Bangunan :LAPORAN HARIAN NO. Direksi
Pelaksana::Di :
Pada Hari : Tgl.
Jumlah TenagaKerja
Pekerjaan yangdilaksanakan
Bahan yangdidatangkan
K e t e r a n g an
uyu
Pekerjaan dilaksanakan dari jam ........ pagis/d jam ......... sorePekerjaan selanjutnya tak dapatdilaksanakan dari jam ........... s/d jam
Karena :
CuacaPagi :Sore :
Ttd Direksi / WakilDireksi
Ttd. Pelaksana
CONTOH LAPORAN HARIAN
Kontrak : Hari ………….. Tanggal …………..
Tata Cara Pengawasan
122
Pemborong : Keadaan cuaca :
Pekerjaan : Jam : Keadaan : Dapat / tidak
dapat
dilaksanakan.
Bagian : 1………………….. ………….. …………………..
Pekerjaan : 2………………….. ………….. …………………..
3………………….. ………….. …………………..
Tenaga kerja : Peralatan :
1. Pelaksana : …………..
orang
Jenis Jumlah Kapasitas
2. Mandor : …………..
orang
1. Pompa air ………….. …………………..
3. Pekerja : …………..
orang
2. Beton molen ………….. …………………..
4. Tukang : …………..
orang
3. Alat timbris ………….. …………………..
5. Mekanik : …………..
orang
4. Truck ………….. …………………..
6. ………….. : …………..
orang
5. Kapal keruk ………….. …………………..
7. ………….. : …………..
orang
6. Buldozer ………….. …………………..
7. ………………….. ………….. …………………..
Kemajuan pekerjaan :
Jenis pekerjaan Estimate volume
1. Galian …………………..
2. Timbunan/pemadatan …………………..
3. Pasangan baru …………………..
4. ………………….. …………………..
5. ………………….. …………………..
Penyedia bahan-bahan
Jenis bahan J u m l a h
Tata Cara Pengawasan
123
1. Semen …………………..
2. Batu kali …………………..
3. Kerikil …………………..
4. ………………….. …………………..
5. ………………….. …………………..
Tata Cara Pengawasan
124
CONTOH LAPORAN MINGGUAN
Pekerjaan :Pemborong :Kontrak :Minggu :(Tanggal …………….. s/d Tanggal ……………..)
NO. JENISPEKERJAAN
ESTIMATEVOLUME
PEKERJAANTOTAL
VOLUME YANGTELAH
DILAKSANAKANS/D MINGGU
LALU
VOLUMEPELAKSANAANMINGGU INI
VOLUMEPELAKSANAAN
TOTAL S/DMINGGU IN
NILAIBOBOTJENIS
PEKERJAAN( % )
PROSENTASEKEMAJUAN
PELAKSANAAN( % )
KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tata Cara Pengawasan
125
PekerjaanBangunan Air
: ……………………… LAPORAN BANGUNAN MINGGUAN AIR KE : ………………………. Kepada :
Nomor kontrak : ……………………… MINGGU KE : ……………………… BULAN : ……………………… Yth.
_________________P e m b o r o n g : ………………………
NO. TGL. PEKERJAAN TANAH PEKERJAAN
PASANGANPLESTERA
NBETO
N BONGK.
Beton
BONGK.
Pas.Bt
TENAGAKERJA
CUACA KET
Gal. Timb.
Kosr
Bt.Kos
Bt.Kali
Bt.Muka
Siar
Halus.Kasar
Tulang.
Tumbk
Pek M Jm
l
JUMLAH
Tata Cara Pengawasan
126
No. Tgl. Pasir Koral Bt.Bll BtMk Semen Kayu Papan Besi Keterangan No. Pas.SchotBalk
Besi-besi
canal Aspal
Pipasiku
JUMLAH :
DIPERIKSA OLEH :
P E N G A W A S S E K T O R
( )
PENGAWAS SETEMPAT
( )
……………………
Tata Cara Pengawasan
127
BAGIAN SALURAN : ……………………… LAPORAN BANGUNAN MINGGUAN AIR KE : ………………………. Kepada :NOMOR KONTRAK : ……………………… MINGGU KE : ……………………… BULAN : ……………………… Yth.
BAGIAN SALURAN : ……………………… LAPORAN BANGUNAN MINGGUAN AIR KE : ………………………. Kepada :NOMOR KONTRAK : ……………………… MINGGU KE : ……………………… BULAN : ……………………… Yth.
_________________
PEK. DARI PROFIL : ………………………PEMBORONG
No. Tgl.
Pekerjaan Tanah Pekerjaan Pasangan
Cuaca KeteranganGalian UrugTanah
UrugPasir Humus Pas.
OnderslagPas.
Stenslag Mengaspal GilasanPas.Batu
Pinggir
JUMLAH
Tata Cara Pengawasan
129
BAHAN-BAHAN MATERIAL YANG DATANG DAN ADA DILAPANGAN PEKERJAAN KETERANGAN TAMBAHAN :
No. Tgl. Pasir Bt. Pecah10/15 Aspal Kayu Papan Keterangan
JUMLAH
Diperiksa Oleh :Koordinator Pelaksana
( )
Pengawas Setempat :
( )
……………………
Tata Cara Pengawasan
130
CONTOH LAPORAN BULANAN
Proyek :Jenis Pekerjaan :Bulan/Tahun :
KETERANGAN :LAPORAN BULAN :Laporan bulanan dibuat setiap bulan oleh staf pelaksana konstruksi atas dasar laporan mingguan yang dibuat oleh Pengawas Daerah.Laporan bulanan ini kemudian dituangkan dalam bentuk grafik bersama-sama dengan laporan kemajuan tersebut dan ditempelkan diruang operasi (operation room) kantor proyek.Untuk proyek-proyek yang berstatus sub. Proyek, laporan bulanan ini harus dikirimkan setiap bulan kepada kantor pusatnya.
No. L o k a s i Jumlah Nomenklatur RealisasiProsentase Jenis
Pekerjaan(Kumulatif)
Prosentasebobot menurutdata dalam D.
I. P
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8
Tata Cara Pengawasan
131
BAB TAMBAHAN :
PENGENALAN UMUM SISTEM MONITORING, INFORMASI DAN
PELAPORAN YANG BERKOSISTENSI DENGAN TUGAS PENGAWASAN
LAPANGAN
SISTEM MONITORING PROYEK
Tujuan Sistem Monitoring Proyek ini adalah memonitor kegiatan proyek baik dari segi
areal/fisik maupun segi keuangannya sehingga dapat memberikan informasi kegiatan
apa saja yang ada di proyek dan bagaimana kemajuan/progress pelaksanaannya pada
suatu saat tertentu.
Untuk mendukung maksud ini maka diperlukan data-data, baik dari daftar isian
proyek/petunjuk operasi, dan syarat-syarat perjanjian pemborong/kontrak yang dibuat
dalam rangka pelaksanaan proyek, maupun data-data mengenai realisasi dari
penggunaan anggaran jenis kegiatan setelah dilaksanakan.
Sehubungan dengan pelaksanaan monitoring proyekyang akan dilaksanakan dengan
komputer, maka data yang diperlukan tersebut dituangkan dalam formulir-formulir yang
telah ditentukan sebagai berikut :
- FORM PRT-006 : adalah Formulir Isian Data Master / Revisi Master P.O.
- FORM PRT-006/A : adalah Formulir Target Areal/Fisik P.O.
- FORM PRT-007 : adalah formulir isian Data Kontrak/Revisi Kontrak Khusus
untuk jenis pengeluaran Konstruksi.
- FORM PRT-007/A : adalah Formulir Khusus untuk Kontrak Multiyers .
- FORM PRT-008 : adalah Formulir Isian Data Realisasi Fisik/Areal
- FORM PRT-009 : adalah Formulir Isian Data Realisasi Kontrak.
(Formulir ini hanya dimaksudkan sebagai contoh yang pernah berlaku di lingkungan
Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen PU, dan saat ini masih dalam tahap
Tata Cara Pengawasan
132
penyesuaian dengan ketentuan peraturan prundangan yang baru, sehingga perlu segera
penyesuaian setelah ketentuan baru diberlakukan)
Dokumentasi/sejarah kronologis pelaksanaan:
Untuk tujuan dokumentasi dan memudahkan mengikuti perkembangan proyek
secara kronologis, pada tahap penyelesaian suatu pekerjaan, pengawas berkewajiban
membuat laporan sejarah kronologis pelaksanaan.
Pada laporan tersebut dicantumkan secara terperinci berbagai keterangan yang
berhubungan dengan pekerjaan tersebut, antara lain tanggal-tanggal penting,
permulaan dan selesainya pelaksanaan, perubahan-perubahan, pelaksana, dimensi-
dimensi pokok, dan sebagainya.
Dengan laporan tersebut, dapat diketahui semua hal yang berhubungan dengan
bangunan tersebut di kemudian hari. Lihat Contoh Laporan berikut:
Daftar simak (Chek list) pelaksanaan pekerjaan:
Untuk memudahkan pengawas dalam memeriksa bagian-bagian pekerjaan di
lapangan pada saat mengadakan pengawasan, atau pada saat pemeriksaan bersama,
maka perlu pemakaian Daftar Simak (Cheklist), agar tidak ada bagian-bagian kegiatan
yang luput dari pengamatan dan pemeriksaan.
Daftar simak tersebut dibuat bersama oleh pengawas lapangan dan diperiksa
untuk direkonfirmasi oleh koordinator pengawas lapangan (Pengawas Daerah). Untuk
pekerjaan pengawasan dibidang Sumber Daya Air, kegiatan yang umumnya memerlukan
daftar simak adalah: Pekerjaan Persiapan Pelaksanaan, Pekerjaan Uitzet (Staking out),
Pekerjaan Galian dan Timbunan, Pekerjaan Persiapan Pengecoran beton, dan Pekerjaan
Pasangan Batu.
Khusus dalam kaitan pelaksanaan lanjutan, maka daftar simak ini harus terlebih
dahulu diisi dan ditandatangani oleh pengawas sebelum pelaksana pemborong
diperkenankan melanjutkan kegiatannya. Lihat contoh Daftar Simak – Check List berikut:
Tata Cara Pengawasan
133
Tata Cara Pengawasan
134
Tata Cara Pengawasan
135
Tata Cara Pengawasan
136
Tata Cara Pengawasan
137
Tata Cara Pengawasan
138
Tata Cara Pengawasan
139
Tata Cara Pengawasan
140
Tata Cara Pengawasan
141
Tata Cara Pengawasan
142
Tata Cara Pengawasan
143
Tata Cara Pengawasan
144
Tata Cara Pengawasan
145
PROSES INFORMASI PELAPORAN DI DIREKTORAT JENEDRAL SUMBER DAYA AIR.
Untuk memberikan gambaran secara umum tentang sistem pelaporan proyek-
proyek irigasi dalam lingkungan Direktorat Jendral Pengairan, dapat dikemukakan
sebagai berikut. (Ini dimaksudkan hanya sebagai ilustrasi dari proses informasi yang
pernah likakukan oleh Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen PU, dan saat ini
dengan struktur baru Departemen PU, perlu segera disesuaikan setelah proses
informasi yang baru selesai disusun dan siap dilaksanakan secara menyeluruh).
Data-data masukan dari pengawas lapangan seperti disebutkan terdahulu,
diseleksi dan diklasifikasikan kedalam berbagai kategori, yang dipergunakan untuk
membuat berbagai laporan ke berbagai instansi yang mempergunakan informasi
tersebut.
Bagan arus dan jenis-jenis laporan yang dimaksud (hanya untuk memberikan
gambaran umum dan tidak berlaku lagi sekarang), dapat dilihat pada skema berikut ini :
BAGAN ARUS INFORMASI
Pada skema tersebut di atas dapat dilihat berbagai jenis laporan kepada berbagai
instansi.
PROYEK
BAGIANPROYEK/
SUB BAGIAN
BAPPENAS
BAGIAN KEUANGANDIREKTORATJENDERALPENGAIRAN
BAGIAN PERINTALDIREKTORATJENDERALPENGAIRAN
BIROPERENCANAANDEPARTEMENPEKERJAAN UMUM
Tata Cara Pengawasan
146
(Prosedur ini masih memakai pendekatan lama dan perlu disesuaikan dengan yang baru,
dan berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal PSDA. Jadi hanya dimaksudkan sebagai
pengetahuan saja, dan akan segera diadakan penyesuaian seperlunya)
SISTEM INFORMASI DAN KOMPUTER
Suatu bentuk organisasi baik swasta maupun instansi pemerintah memerlukan
suatu sistem informasi yang efisien dan terpercaya untuk memungkinkan badan tersebut
mengamati perkembangan atau memonitor kejadian ataupun kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan organisasi tersebut.
Informasi tersebut dikumpulkan dan dianalisis secara rutin untuk dipergunakan
sebagai bahan pengambilan keputusan dalam pengendalian kebijaksanaan organisasi
tersebut.
Konsep Dasar Sistem Informasi.
Bagian utama dari sistem informasi adalah informasi itu sendiri berikut fungsi
pengolahan informasi itu. Peranan komputer dalam hal ini, hanyalah sebagai alat
untuk membantu pengolahan berbagai-bagai informasi.
Prosespelaksanaanstrategipimpinan
Prosespelaksanaanstrategipimpinan
hasilLaporanInformasi
Perintah /
rencana
Evaluasi
Informasi
Informasi dari luar
Informasi dari luar
Pengambilan
keputusan untuk
sistem manajemen
yang sempurna
melalui informasi
yang baik
kegiatan yang
didasarkan atas
informasi yang
diperlukan untuk
penyempurnaan
kegiatan
sistem manajemen
Tata Cara Pengawasan
147
Dalam hal ini, perlu ditegaskan definisi :
Sistem : Gabungan antara manusia, mesin, peralatan dan metoda yang
dipergunakan untuk melaksanakan suatu tujuan tertentu.
Komputer : Serangkaian peralatan yang mampu melaksanakan perhitungan dan
pengolahan yang bersifat logis dalam jumlah yang sangat besar,
tanpa campur tangan operator selama melaksanakan fungsinya.
Peralatan termaksud pada umumnya terdiri dari lima bagian pokok
yaitu : Unit aritmatika dan logie, unit kontrol, unit penyimpanan, unit
masukan dan unit luaran.
Metoda yang dipergunakan dalam proses informasi merupakan suatu faktor
yang sangat penting dalam mewujudkan sistem informasi yang cukup baik untuk
diterapkan.
Proses pengolahan informasi sebenarnya merupakan sistem yang sangat
tergantung pada faktor manusia yang mempergunakan mesin sebagai alat
pengolahan. Jadi prosesnya disuatu pihak tergantung pada mesin. Pengalihan
informasi diantara sistem ini, harus cepat, tepat dan sempurna untuk menjadi suatu
sistem informasi yang memenuhi tujuan. Dalam hal ini, komputer merupakan suatu
mesin pengolah informasi seperti tujuan tersebut diatas.
Sistem Komputer.
Sistem komputer terdiri dari peralatan elektronik, elektromagnetik, atau
peralatan mekanis yang disebut “Hardware”, melaksanakan tugas pengolahan
serangkaian informasi seperti membaca data masukan (input), penyimpanan
(storage), perhitungan (computing), perbandingan (comparing), pengeluaran data
(outputing) dan pengendalian penggunaan sistem secara menyeluruh.
Perintah pemakaian terdiri dari “software” dan “program” yang juga merupakan
satuan yang tak terpisahkan dari keseluruhan sistem. Sistem komputer disebut juga
“Elektronic Data Processing System” (E.D.P.S.).
Tata Cara Pengawasan
148
Suatu sistem komputer, terdiri dari “Hardware” dan “Software”.
Hardware adalah Peralatan fisik yang dipergunakan untuk pengolahan data.
Software adalah Program komputer, routines, dan prosedur yang
berhubungan dengan penggunaan sistem komputer.
Program = Routine = adalah serangkaian perintah untuk pernyataan
perintah yang dapat dimengerti oleh komputer. Umumnya terdiri dari perintah
serbaguna yang dapat dipergunakan berulang kali.
Sistem Komputer
Hardware Software
Tata Cara Pengawasan
149
Fungsi Sistem Komputer.
Informasi yang masuk terdiri dari data masukan dan program diteruskan dan
disampaikan ke alat pemasukan data, di sana data tersebut terkumpul, diteruskan ke
pusat pengendalian untuk perintah pengolahan dan pengeluaran hasil yang sudah diolah
sesuai perintah.
Pengeluaran hasil yang sudah diolah dilaksanakan melalui alat pengeluaran data yang
berfungsi dari adanya data yang disampaikan oleh pusat pengumpulan informasi atas