Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah suatu penyakit degeneratif yang ditandai peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg dengan gejala seperti pusing, kencang di tengkuk, dan sering berdebar-debar, dimana penyakit ini dapat menyerang siapa saja, baik usia muda maupun tua seiring bertambahnya usia terutama pada usia lansia. Hipertensi pada lansia disebabkan karena gaya hidup dan pola makan tidak baik yang banyak mengkonsumsi makanan dan mengandung garam (Kenia, 2013). Hipertensi dikenal sebagai sillent killer karena seseorang yang mengidap hipertensi yang sudah bertahun-tahun seringkali tidak menyadarinya sampai terjadi komplikasi seperti risiko serangan jantung, gagal jantung, stroke dan gagal ginjal hingga menyebabkan kematian. Umumnya ditandai dengan gejala seperti pusing, kencang di tengkuk, dan sering berdebar-debar (Adib, 2009; Pudiastuti, 2013; Triyanto, 2014). Menurut WHO (2015), lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih. Secara global pada tahun 2013 proporsi dari populasi penduduk berusia lebih dari 60 tahun adalah 11,7% dari total populasi dunia dan diperkirakan jumlah tersebut akan terus meningkat seiring dengan peningkatan usia harapan hidup. Kemenkes RI (2013) menyatakan 1 Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019
12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9639/2/Riyan Septian Prandanu BAB I.pdf · 383 orang dan perempuan sebesar 459 orang, usia > 65 tahun pada laki-laki sebesar

Jun 28, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9639/2/Riyan Septian Prandanu BAB I.pdf · 383 orang dan perempuan sebesar 459 orang, usia > 65 tahun pada laki-laki sebesar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah suatu penyakit degeneratif yang ditandai

peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah

diastolik lebih dari 90 mmHg dengan gejala seperti pusing, kencang di

tengkuk, dan sering berdebar-debar, dimana penyakit ini dapat menyerang

siapa saja, baik usia muda maupun tua seiring bertambahnya usia terutama

pada usia lansia. Hipertensi pada lansia disebabkan karena gaya hidup dan

pola makan tidak baik yang banyak mengkonsumsi makanan dan

mengandung garam (Kenia, 2013). Hipertensi dikenal sebagai sillent killer

karena seseorang yang mengidap hipertensi yang sudah bertahun-tahun

seringkali tidak menyadarinya sampai terjadi komplikasi seperti risiko

serangan jantung, gagal jantung, stroke dan gagal ginjal hingga menyebabkan

kematian. Umumnya ditandai dengan gejala seperti pusing, kencang di

tengkuk, dan sering berdebar-debar (Adib, 2009; Pudiastuti, 2013; Triyanto,

2014).

Menurut WHO (2015), lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk

yang berumur 60 tahun atau lebih. Secara global pada tahun 2013 proporsi

dari populasi penduduk berusia lebih dari 60 tahun adalah 11,7% dari total

populasi dunia dan diperkirakan jumlah tersebut akan terus meningkat seiring

dengan peningkatan usia harapan hidup. Kemenkes RI (2013) menyatakan

1

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9639/2/Riyan Septian Prandanu BAB I.pdf · 383 orang dan perempuan sebesar 459 orang, usia > 65 tahun pada laki-laki sebesar

bahwa penyakit terbanyak pada lansia adalah penyakit hipertensi dengan

prevalensi menurut kelompok usia, yaitu usia 55-64 tahun (45,9%), usia 65-

74 tahun (57,6%), usia >75 tahun (63,8%).

Di Indonesia, tingkat kesadaran akan kesehatan yang lebih rendah,

jumlah pasien yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan

tidak mematuhi minum obat kemungkinan lebih besar. Penyakit tekanan

darah tinggi atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga dunia setiap

tahunnya. World Health Organization (2011) menyatakan bahwa ada satu

miliar orang yang terkena hipertensi, dan akan terus meningkat seiring jumlah

penduduk yang membesar. Presentase penderita hipertensi saat ini paling

banyak terdapat di negara berkembang (Kompas, 2013).

Prevelensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil pengukuran

menurut usia >18 tahun sebesar 25,8%. Prevelensi hipertensi di Indonesia

yang diperoleh melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan adalah 9,4%

yang di diagnosis tenaga kesehatan sebesar atau sedang minum obat sebesar

9,5%. Jadi, terdapat 0,1% yang minum obat sendiri. Responden yang

mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi

sebesar 0,7%. Jadi, prevelensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5%

(Kemenkes RI, 2013).

Para lanjut usia (Lansia) tidak mengetahui penyebab tekanan darahnya

meningkat, sering sekali menerapkan pola makan yang tidak teratur,

mengkonsumsi makanan rendah serat, tinggi lemak, tinggi gula, dan

mengandung banyak garam yang dapat menyebabkan hipertensi (Megha,

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9639/2/Riyan Septian Prandanu BAB I.pdf · 383 orang dan perempuan sebesar 459 orang, usia > 65 tahun pada laki-laki sebesar

2012). Ketika tubuh mendapatkan asupan garam yang terus meningkat, maka

volume darah akan meningkat dan dapat meningkatkan beban kerja pada

jantung. Arteriosclerosis, kerusakan pada ginjal, masalah pembuluh darah,

serangan jantung, dan stroke adalah beberapa kondisi dari risiko hipertensi

(Yuli, 2014). Oleh karena itu, untuk menurunkan tekanan darah pada lansia

hipertensi.

Diet menjadi salah satu metode pengendalian hipertensi secara alami.

Pelaksanaan diet secara teratur dapat membantu mengontrol hipertensi,

dengan mengurangi makanan tinggi garam dan makanan yang berlemak;

mengonsumsi makanan yang tinggi serat; melakukan aktivitas olahraga.

Tujuan dilakukannya diet hipertensi untuk membantu menurunkan tekanan

darah, risiko obesitas, kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah

(Sustrani, 2005). Untuk mengontrol program diit yang sedang dilaksanakan

diperlukan adanya dukungan dari keluarga.

Dukungan keluarga merupakan support system utama bagi lansia

dalam mempertahankan kesehatannya (Maryam, 2008). Adanya dukungan

keluarga akan memberikan kekuatan dan menciptakan suasana saling

memiliki satu sama lain pada anggota keluarga tersebut. Terdapat dukungan

informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukungan

emosional pada keluarga dalam mendukung dan mendampingi lansia saat

menjalankan diet hipertensi (Friedman, Bowden, dan Jones, 2010).

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9639/2/Riyan Septian Prandanu BAB I.pdf · 383 orang dan perempuan sebesar 459 orang, usia > 65 tahun pada laki-laki sebesar

Penelitian yang dilakukan oleh Rahajeng (2009) menyatakan bahwa

prevalensi hipertensi di Indonesia yang berdasarkan pengukuran dan riwayat

penyakit adalah 32,2%. Faktor risiko yang berhubungan bermakna dengan

hipertensi adalah usia tua (OR 11,5), laki-laki (OR=1,3), pendidikan rendah

(OR=1,6), obesitas (OR=2,8), dan obesitas abdominal (OR=1,4). Penelitian

oleh Nisfiani (2014) menyatakan bahwa 70,4% responden tidak patuh dalam

diit hipertensi, karena responden masih sulit dalam membatasi rasa asin

disebabkan makanan yang tersedia di rumah tidak sesuai dengan diit

hipertensi. Didukung pula oleh penelitian Agrina (2011) menunjukkanbahwa

43,3% lansia hipertensi yang patuh dalam diet hipertensi dan 56,7% lansia

hipertensi yang tidak patuh dalam diet hipertensi.

Data Laporan Puskesmas Salem Kabupaten Brebes pada periode

Januari-Desember 2017 didapatkan bahwa mayoritas masyarakat yang

memiliki usia 45-60 tahun pada laki-laki sebesar 115 orang dan perempuan

sebesar 586 orang, serta usia > 60 tahun pada laki-laki sebesar 160 orang dan

perempuan sebesar 494 orang; mayoritas pendidikan lulusan SD pada laki-

laki sebesar 195 orang dan perempuan sebesar 1.110 orang; mayoritas

pekerjaan menjadi petani pada laki-laki sebesar 198 orang dan perempuan

sebesar 487 orang; penyakit hipertensi di rawat jalan pada usia 45-60 tahun

pada laki-laki sebesar 736 orang dan perempuan sebesar 834 orang, usia > 65

tahun pada laki-laki sebesar 807 orang dan perempuan sebesar 967 orang;

penyakit hipertensi di rawat inap pada usia 45-60 tahun pada laki-laki sebesar

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9639/2/Riyan Septian Prandanu BAB I.pdf · 383 orang dan perempuan sebesar 459 orang, usia > 65 tahun pada laki-laki sebesar

383 orang dan perempuan sebesar 459 orang, usia > 65 tahun pada laki-laki

sebesar 464 orang dan perempuan sebesar 478 orang.

Data Laporan Penyakit Tidak Menular Puskesmas Salem Kabupaten

Brebes pada periode Januari-Desember 2017 didapatkan bahwa dari 6.109

pasien rawat jalan memiliki penyakit hipertensi sebesar 3.822 orang, asam

bronkiale sebesar 1.266 orang, diabetes miletus tidak tergantung insulin

sebesar 717 orang, dan kecelakaan lalu lintas sebesar 304 orang. Sedangkan

dari 3.384 pasien rawat inap memiliki penyakit hipertensi sebesar 2.114

orang, asam bronkiale sebesar 680 orang, diabetes miletus tidak tergantung

insulin sebesar 405 orang, kecelakaan lalu lintas sebesar 183 orang, dan

stroke sebesar 2 orang.

Hasil wawancara pendahuluan peneliti pada 5 lansia ditemukan bahwa

(1) Ny. R bahwa terkadang merasakan sakit apabila TD lebih dari 180,

menjaga pola makan dan diet hipertensi seperti minus jus timun seminggu

sekali, kurangi garam, penyakit dari riwayat keluarga, dan terdapat dukungan

keluarga (anak) seperti mengingatkan pola makan; (2) Tn. P bahwa mengeluh

rematik dan pegal pada sendi, kurangi rokok, terdapat dukungan keluarga

seperti selalu kontrol setiap posyandu ditemani keluarga secara rutin dan anak

selalu memasakkan sup bening tanpa garam dan bumbu penyedap; (3) Tn. G

bahwa kebiasaan minum kopi dan rokok, kurang mengerti makanan yang

dapat meningkatkan tekanan darah, dan terdapat dukungan keluarga seperti

selalu kontrol setiap posyandu ditemani keluarga secara rutin; (4) Ny. W

bahwa kadang-kadang ikut kontrol setiap posyandu ditemani keluarga secara

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9639/2/Riyan Septian Prandanu BAB I.pdf · 383 orang dan perempuan sebesar 459 orang, usia > 65 tahun pada laki-laki sebesar

rutin, kurang mengerti makanan yang dapat meningkatkan tekanan darah jadi

makan tanpa memperhatikan kandungan apa yang ada di dalamnya; (5) Ny. D

bahwa keluarga kurang mendukung dalam program diet hipertensi karena

kesibukan keluarganya.

Puskesmas Salem dengan jumlah penduduk lansia tertinggi,

posyandu lansia sebagai tolak ukur kesehatan lansia dalam mengontrol

tekanan darah melalui diet hipertensi. Berdasarkan uraian tersebut, maka

peneliti tertarik untuk mengkaji mengenai Dukungan Keluarga Pada Perilaku

Diet Penderita Hipertensi Melalui Food Recall 24 Jam di Puskesmas Salem

Kabupaten Brebes, meskipun sudah banyak. Namun masing-masing ibu

memiliki perilaku diet pada lansia penderita hipertensi dengan dukungan

keluarganya, peneliti juga ingin mengetahui perilaku diet dalam konsumsi

pasien lansia hipertensi melalui food recall 24 jam. Inilah kebaruan yang ada

pada penelitian ini daripada penelitian-penelitian sebelumnya atau terdahulu

yang sejenis topiknya.

B. Perumusan Masalah

Lansia memiliki risiko tinggi terjadinya penyakit degeneratif, seperti

penyakit jantung koroner (PJK), diabetes melitus, gout (reumatik), kanker dan

hipertensi. Oleh karena itu, perlu upaya pengendalian melalui diit hipertensi

dengan mengurangi makanan tinggi garam, makanan berlemak,

mengkonsumsi makanan tinggi serat dan aktivitas olahraga. Faktanya,

pelaksanaan diit masih rendahnya motivasi lansia disebabkan kurangnya

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9639/2/Riyan Septian Prandanu BAB I.pdf · 383 orang dan perempuan sebesar 459 orang, usia > 65 tahun pada laki-laki sebesar

dukungan kelurga untuk mengontrol program diit pada lansia dalam

menurunkan dan mengendalikan hipertensi. Berdasarkan latar belakang

tersebut, dapat dirumuskan rumusan masalah adalah bagaimana dukungan

keluarga pada perilaku diet penderita hipertensi melalui food recall 24 jam di

Puskesmas Salem Kabupaten Brebes.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan perilaku diet penderita

hipertensi melalui food recall 24 jam di Puskesmas Salem Kabupaten

Brebes.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran karakteristik lansia hipertensi (usia,

jenis kelamin, pendidikan), food recall 24 jam di Puskesmas Salem

Kabupaten Brebes.

b. Untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga dan perilaku diet

penderita hipertensi melalui food recall 24 jam di Puskesmas Salem

Kabupaten Brebes.

c. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan perilaku

diet hipertensi di Puskesmas Salem Kabupaten Brebes.

d. Untuk mengetahui hubungan dukungan kaluarga dengan kecukupan

energi melalui food recall 24 jam pada penderita hipertensi di

Puskesmas Salem Kabupaten Brebes.

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9639/2/Riyan Septian Prandanu BAB I.pdf · 383 orang dan perempuan sebesar 459 orang, usia > 65 tahun pada laki-laki sebesar

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas

Untuk memberikan tambahan data dan gambaran tentang perilaku diet

hipertensi terhadap lansia hipertensi yang didukung oleh keluarga, dan

upaya untuk menormalkan hipertensi melalui food recall 24 jam.

2. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan bagi penulis dan berpikir kritis dan melatih

untuk mencegah masalah dalam bidang asuhan keperawatan keluarga

tentang pentingnya dalam mengatasi hipertensi melalui food recall 24

jam, serta melengkapi salah satu tugas akademik tingkat Sarjana Program

Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Purwokerto.

3. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi responden penderita hipertensi dan

wawasan pada keluarga tentang pentingnya dukungan keluarga pada

perilaku diet hipertensi melalui food recall 24 jam.

4. Bagi Peneliti Lain

Dapat dijadikan bahan referensi bagi peneliti lain yang tertarik untuk

meneliti tentang dukungan keluarga pada perilaku diet hipertensi melalui

food recall 24 jam.

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9639/2/Riyan Septian Prandanu BAB I.pdf · 383 orang dan perempuan sebesar 459 orang, usia > 65 tahun pada laki-laki sebesar

E. Penelitian Terkait

Tabel 1.1 Penelitian Terkait

No Pengarang Tahun Judul Hasil

1. Maghfirah Utari

2017 Dukungan

Keluarga tentang

Kepatuhan Diet

Hipertensi pada

Lansia di

Puskesmas

Pembantu

Kelurahan

Persiakan Tebing

Tinggi.

Responden sudah

memberikan

dukungan pada lansia

tentang kepatuhan

diet hipertensi dalam

kategori baik

sebanyak 37 orang

(61,7%)

a. Persamaan : sama-sama meneliti dengan jenis penelitian kuantitatif,

pendekatan cross sectional, subyek penelitian (lansia hipertensi)

b. Perbedaan : variabel penelitian (dukungan keluarga, kepatuhan diet),

lokasi penelitian, analisa data (deskriptif), teknik sampling (total

sampling), sedangkan fokus penelitian ini terletak pada variabel

penelitian (dukungan keluarga, diiet), analisa data (chi squre), teknik

sampling (purposive sampling)

2. Kadek Cita Citra

Dewi, Ni Ketut

Guru Prapti, I

Kadek Saputra

2016 Hubungan

Dukungan

Keluarga dengan

Tingkat Kepatuhan

Penatalaksanaan

Diet Lansia dengan

Hipertensi di

Lingkungan

Kelurahan Tonja

Ada hubungan yang

signifikan dan kuat

antara dukungan

keluarga dengan

tingkat kepatuhan

penatalaksanaan diet

lansia dengan

hipertensi nilai p =

0,000 dengan nilai

koefisien korelasi (r)

dalam analisis data

dengan nilai 0,849

yang artinya ada

hubungan positif

antara variabel

dukungan keluarga

dengan variabel

tingkat kepatuhan

penatalaksanaan diet

dimana semakin baik

dukungan keluarga

maka semakin patuh

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9639/2/Riyan Septian Prandanu BAB I.pdf · 383 orang dan perempuan sebesar 459 orang, usia > 65 tahun pada laki-laki sebesar

diet yang

dilaksanakan oleh

responden.

a. Persamaan : sama-sama meneliti dengan jenis penelitian kuantitatif,

pendekatan cross sectional, subyek penelitian (lansia hipertensi)

b. Perbedaan : desain penelitian (survei analitik), variabel penelitian

(dukungan emosional, tingkat kepatuhan penatalaksanaan diet), lokasi

penelitian, teknik sampling jenuh, analisa data rank spearman sedangkan

fokus penelitian ini terletak pada variabel penelitian (dukungan keluarga,

diiet), teknik purposive sampling, analisa data chi square.

3. Tumenggung

2013 Hubungan

Dukungan Sosial

Keluarga dengan

Kepatuhan Diet

Pasien Hipertensi

di RSUD Toto

Kabila Kabupaten

Bone Balango.

Terdapat hubungan

dukungan sosial

keluarga dengan

kepatuhan diet pasien

hipertensi. Dukungan

sosial keluarga

berupa dukungan

emosional keluarga

diharapkan membantu

mengurangi ansietas

yang disebabkan oleh

komplikasi dari

penyakit hipertensi.

a. Persamaan : sama-sama meneliti dengan jenis penelitian kuantitatif,

metode penelitian survei analitik, pendekatan cross sectional.

b. Perbedaan : variabel penelitian (dukungan emosional, kepatuhan diet),

lokasi penelitian, subyek penelitian (pasien hipertensi) sedangkan fokus

penelitian ini terletak pada variabel penelitian (dukungan keluarga, diiet),

subyek penelitian (lansia hipertensi).

4. Yusuf Denirvan

Suwandi

2016 Hubungan

Dukungan

Keluarga dalam

Diit Hipertensi

dengan Frekuensi

Kekambuhan

Hipertensi Pada

Lansia di Wilayah

Kerja Posyandu

Desa Blimbing

Sukoharjo

Terdapat hubungan

yang signifikan antara

dukungan keluarga

dalam diit hipertensi

dengan frekuensi

kekambuhan

hipertensi pada lansia

di wilayah kerja

Posyandu Desa

Blimbing Sukoharjo.

a. Persamaan : sama-sama meneliti dengan jenis penelitian kuantitatif,

pendekatan cross sectional, subyek penelitian (lansia hipertensi)

b. Perbedaan : desain penelitian (deskriptif korelatif), variabel penelitian

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9639/2/Riyan Septian Prandanu BAB I.pdf · 383 orang dan perempuan sebesar 459 orang, usia > 65 tahun pada laki-laki sebesar

(dukungan emosional, tingkat kepatuhan diet, frekuensi kekambuhan

hipertensi), lokasi penelitian, teknik total sampling, analisa data rank

spearman sedangkan fokus penelitian ini terletak pada variabel penelitian

(dukungan keluarga, diiet), , teknik purposive sampling, analisa data chi

square.

5 Iin

Kusumawardana,

Didik Tamtomo,

Sugiarto

2017 Relationship

between

Knowledge and

Family Support

regarding

Hypertension with

Blood Pressure

Control in Elderly

Family knowledge

(OR= 0.38; 95% CI=

0.13 to 1.08; p=

0.070) increased the

likelihood of blood

pressure control.

Elderly who came

from family with

good knowledge

regardinghypertension

had 0.4 times better

blood pressure control

in comparison to

those who came from

family with poor

knowledge regarding

hypertension. Family

support (OR= 0.43;

95% CI= 0.18 to 1.02;

p= 0.046) increased

the likelihood of

blood pressure

control. Elderly with

good family support

had 0.4 times better

blood pressure than

those who had poor

family support.

a. Persamaan : sama-sama meneliti dengan jenis penelitian kuantitatif,

metode observasional analitik dan pendekatan cross sectional, subyek

penelitian (lansia hipertensi).

b. Perbedaan : variabel penelitian (pengetahuan, dukungan keluarga), lokasi

penelitian, teknik total sampling, subyek penelitian, analisa data chi

square dan regresi logistik, sedangkan fokus penelitian ini terletak pada

variabel penelitian (dukungan keluarga, diiet), teknik purposive sampling,

analisa data chi square.

6 Namkee G.

Choi, Jung-Hwa

Hab

2011 Relationship

between

spouse/partner

The results from

regression analyses

show that low

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/9639/2/Riyan Septian Prandanu BAB I.pdf · 383 orang dan perempuan sebesar 459 orang, usia > 65 tahun pada laki-laki sebesar

support and

depressive

symptoms in older

adults: Gender

difference

perceived

spouse/partner

support, as opposed to

unavailability

of the support, was

associated with higher

CES-D scores among

women only, while

high spouse/

partner support was

associated with lower

CES-D scores for

both genders. These

relationship

patterns were found in

both younger and

older groups of men

and women.

a. Persamaan : sama-sama meneliti dengan jenis penelitian kuantitatif,

pendekatan cross sectional.

b. Perbedaan : desain penelitian (deskriptif korelatif), variabel penelitian

(dukungan lingkungan sekitar, tingkat depresi), lokasi penelitian, subyek

penelitian (bukan lansia), sedangkan fokus penelitian ini terletak pada

variabel penelitian (dukungan keluarga, diiet), analisa data chi square.

Dukungan Keluarga Pada..., RIYAN SEPTIAN PRANDANU, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019