Proposal BeST Disdik Kota Bandung 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tidak disangkal lagi bahwa setiap lapangan kehidupan dan kegiatan manusia memerlukan informasi. Sanders (1973) bahkan mengemukakan terdapat tiga elemen dasar kegiatan manusia, yaitu : informasi, energi dan material. Informasi adalah juga substansi dari seluruh aktifitas intelektual manusia. Maka berkaitan dengan itu pula informasi bukan hanya dibutuhkan bagi penyelenggaraan pendidikan melainkan sebagai bagian esensial dari pendidikan itu sendiri. Ada lima hal yang dapat memberikan tekanan terhadap tuntutan pengembangan informasi bagi organisasi-organisasi sosial seperti halnya organisasi kependidikan (Sanders,1973), antara lain: 1. Peningkatan volume pekerjaan tulis menulis Hal ini terjadi karena bertambahnya tuntutan terhadap data dari luar dan permintaan para pimpinan terhadap informasi yang banyak. 2. Permintaan ketepatan waktu Dalam pertambahan volume informasi sering terjadi pengurangan kecepatan dalam pemrosesan. Pimpinan meminta informasi yang tepat waktu 3. Permintaan Kualitas Pimpinan Sekolah bertanggung jawab dalam mengawasi kegiatan tiap unit kerja (kurikulum, kesiswaan, sarana, humas dan tata usaha). Oleh karena itu diperlukan informasi yang akurat untuk melakukan pengawasan. Akan tetapi manakala suatu operasi pengolahan data tertahan dan melampaui kemampuan rencana semula, maka ketidakakuratan mulai terlihat. Kurangnya pengawasan mengakibatkan lemahnya unjuk kerja, maka dari itu sewajarnya dituntut suatu kualitas informasi yang lebih baik.
102
Embed
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Tidak disangkal lagi bahwa setiap lapangan kehidupan dan kegiatan
manusia memerlukan informasi. Sanders (1973) bahkan mengemukakan
terdapat tiga elemen dasar kegiatan manusia, yaitu : informasi, energi dan
material. Informasi adalah juga substansi dari seluruh aktifitas intelektual
manusia. Maka berkaitan dengan itu pula informasi bukan hanya
dibutuhkan bagi penyelenggaraan pendidikan melainkan sebagai bagian
esensial dari pendidikan itu sendiri.
Ada lima hal yang dapat memberikan tekanan terhadap tuntutan
pengembangan informasi bagi organisasi-organisasi sosial seperti halnya
organisasi kependidikan (Sanders,1973), antara lain:
1. Peningkatan volume pekerjaan tulis menulis
Hal ini terjadi karena bertambahnya tuntutan terhadap data dari luar
dan permintaan para pimpinan terhadap informasi yang banyak.
2. Permintaan ketepatan waktu
Dalam pertambahan volume informasi sering terjadi pengurangan
kecepatan dalam pemrosesan. Pimpinan meminta informasi yang tepat
waktu
3. Permintaan Kualitas
Pimpinan Sekolah bertanggung jawab dalam mengawasi kegiatan tiap
unit kerja (kurikulum, kesiswaan, sarana, humas dan tata usaha). Oleh
karena itu diperlukan informasi yang akurat untuk melakukan
pengawasan. Akan tetapi manakala suatu operasi pengolahan data
tertahan dan melampaui kemampuan rencana semula, maka
ketidakakuratan mulai terlihat. Kurangnya pengawasan mengakibatkan
lemahnya unjuk kerja, maka dari itu sewajarnya dituntut suatu kualitas
informasi yang lebih baik.
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
2
4. Tekanan dari perubahan lingkungan luar
Perubahan yang cepat telah terjadi di bidang sosial, ekonomi dan
teknik. Bagaimanapun hal tersebut mempunyai pengaruh yang berarti
bagi lingkungan dimana suatu sekolah berada dan bagi informasi yang
harus sekolah miliki.
5. Biaya
Peningkatan biaya pekerjaan dalam operasional pengolahan data
akhirnya menuntut perhatian dari pimpinan sekolah. Namun akan
terjadi penghematan pada bidang pekerjaan yang lain.
Maka dari itu untuk mengakomodasi beberapa hal tersebut diatas maka
dunia pendidikan pun perlu dikembangkan pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi yang meliputi 3 hal pengelolaannya antara lain : e-
Administration, e-Learning dan e-Library dimana ke tiga hal ini merupakan
core bisnis dari pendidikan itu sendiri. Berikut landasan teori mengenai ketiga
hal tersebut :
Konsep Dasar e-Pendidikan :
1. e-Learning
Beberapa pengertian e-learning:
e-Learning atau Internet enabled learning menggabungkan metode
pengajaran dan teknologi sebagai sarana dalam belajar. (Dr. Jo
Hamilton-Jones).
e-Learning adalah proses belajar secara efektif yang dihasilkan dengan
cara menggabungkan penyampaian materi secara digital yang terdiri
dari dukungan dan layanan dalam belajar. (Vaughan Waller, 2001)
E-learning refers to technology-enabled learning, including online
programs, computer- or Web-based training, virtual classrooms and
digital collaboration, and technology-assisted distance learning.
(Motorolla University)
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
3
E-learning is a term used to describe electronically delivered learning
methods such as CD-ROM, web-based learning, online assessments,
web-based reinforcement tools, and online coaching. (Collaborative E-
Learning Communities)
e-Learning adalah proses instruksi yang melibatkan penggunaan peralatan
elektronik dalam menciptakan, membantu perkembangan, menyampaikan,
menilai dan memudahkan suatu proses belajar mengajar dimana pelajar
sebagai pusatnya serta dilakukan secara interaktif kapanpun dan dimanapun.
Beberapa keuntungan e-learning antara lain (1) e-learning dapat
mempermudah akses bagi siswa dalam berinteraksi dengan sekolahnya, (2) e-
learning dapat meningkatkan daya saing sekolah.
Materi pelajaran yang dapat di download di internet, tatap muka virtual, nilai
dapat diakses secara online, pengecekan kehadiran (absensi) secara online
akan menjadi nilai tambah yang baru bagi sekolah yang berbasis e-learning.
Pada pengelolaan siswa, mata pelajaran, nilai, ijazah dan data pendidikan
lainnya membutuhkan content system management (CSM).
Model pembelajaran e-learning memiliki dua model yaitu (1) syncronous dan
(2) asynchronous. Syncronous meniru model belajar di kelas, yaitu antara
siswa dan guru berinteraksi langsung secara real-time melalui audio, video,
chart room pada internet. Sedangkan Asyncronous, siswa diberikan
kebebasan untuk membuka materi pelajaran dan tugas sesuai dengan waktu
siswa, ini berarti non real-time, interaksi dapat dilakukan melalui e-mail, milis,
blog dan fasilitas lainnya.
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
4
Tabel 2.1 Konvensional vs e-Learning
Konvensional e-Learning
Kelas • Fisik – Ruang Terbatas
• Synchronous
• Virtual-Ruang tdk terbatas
• Kapanpun, dimanapun
Konten • ppt/transparensi/dll
• Textbooks/library
• Video
• Kolaborasi
• Multimedia / simulasi
• Digital library
• On demand
• Komunikasi Syncronus &
Asyncronous
Personalisasi • Jalur belajar terbatas • Jalur dan waktu belajar sesuai
dengan keinginan pembelajar
Tujuan e-Learning
meningkatkan daya serap siswa atas materi yang diajarkan;
meningkatkan partisipasi aktif dari siswa;
meningkatkan kemampuan belajar mandiri siswa;
meningkatkan kualitas materi pendidikan dan pelatihan,
meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat
teknologi informasi,
memperluas daya jangkau proses belajar-mengajar dengan menggunakan
jaringan komputer, tidak terbatas pada ruang dan waktu
dan lain-lain
Keunggulan pendidikan berbasis e-learning adalah
bentuk data berupa teks, gambar, suara, dan video bisa ditampilkan
secara dinamis, dibandingkan buku yang hanya menampilkan teks dan
gambar yang statis.
Kapasitas penyimpanan data pada hard disk (HDD) server dan CD klien
sangat besar, dibandingkan buku atau media konvensional lainnya.
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
5
menghemat ruangan yang diperlukan untuk komputer yang terletak di
atas sebuah meja, dibandingkan buku dan rak perpustakaan yang
membutuhkan ruangan yang lebih besar.
Perangkat Pengakses
Telepon
Komputer multimedia
PDA / Telepon Seluler
Kios Info / Akses Publik
Perangkat khusus: kertas elektronik
Format dari data
Format proprietary dari Microsoft (Office), ebook
Adobe PostScript (PS), PDF
Format portable: HTML, XML
Grafik: GIF, JPEG, PNG
MP3 (audio)
Tabel 2.1 Media e-Learning
Nama Media Kelebihan Kekurangan Print Relatif murah, mudah dibawa, mudah
tersedia Tidak ada interaksi, membutuhkan kemampuan membaca, ada waktu delay
Voicemail
Relatif murah, mudah digunakan; meningkatkan interaksi
Panjangnya terbatas, tidak bergambar
Audiotape
Relatif murah, mudah diakses, mudah diperbanyak
Tidak ada gambar, tidak ada interaksi
Audioconference
Biaya relatif murah, mudah di set up
Tidak ada gambar, tidak ada interaksi, membutuhkan perangkat keras
E-mail
Fleksibel, interaktif, convenient
Membutuhkan perangkat keras, banyak variasi perangkat lunak
Online Chat
Interaksi secara waktu nyata, umpan balik sangat cepat
Membutuhkan perangkat lunak, perlu terjadwal, membuthkan perangkat keras
Web-based Education
Dapat multimedia, akses global, interaktif
Membutuhkan komputer, membutuhkan akses ke web, mungkin lambat
Videotape
Relatif murah, mudah diakses, mudah diperbanyak, mempunyai elemen suara dan gambar
Tidak ada interaksi, membutuhkan perangkat keras
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
6
Nama Media Kelebihan Kekurangan Satellite Videoconference
Realisme tinggi, dapat interaktif Perangkat keras relatif mahal, perlu penjadwalan
Microwave Videoconference
Microwave Videoconference
Daerah cakupan terbatas, perlu penjadwalan
Cable/Broadcast Television
Mudah digunakan, mudah diakses, termasuk suara dan gambar
Biaya produksi tinggi, membutuhkan perangkat keras, tidak ada interaksi, perlu penjadwalan
2. e-LIBRARY
e-Library (electronic library) atau perpustakaan elektronik atau juga
dikenal dengan perpustakaan maya adalah sebuah sistem informasi yang
terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software),
pengelolaan, pelayanan serta penyediaan (akses) informasinya.
Dalam perpustakaan elektronik, bahan-bahan pustaka tidak hadir
dalam bentuk fisik (disebut maya) yang umumnya ada dalam perpustakaan
konvensional. Perpustakaan elektronik merupakan provider atau penyedia
informasi, transaksi atau layanan informasinya bersifat elektronik, serta
menyediakan bahan-bahan pustaka (item) selain dalam bentuk data elektronik
juga dalam bentuk yang lain seperti yang umumnya ada dalam perpustakaan
konvensional.
Perpustakaan elektronik merupakan salah satu alternatif dalam
menyediakan sumber informasi untuk kegiatan pembelajaran jarak jauh
(distance learning), mengingat user atau pengguna perpustakaan berada di
tempat yang tidak diketahui keberadaannya. Ini dimungkinkan dengan adanya
teknologi internet yang sudah berkembang dengan sangat pesat dewasa ini.
Dunia perpustakaan semakin hari semakin berkembang dan bergerak
ke depan. Perkembangan dunia perpustakaan ini perlu didukung oleh
perkembangan teknologi informasi, dimana pemanfaatannya telah merambah
ke berbagai bidang.
Hingga saat ini tercatat beberapa permasalahan di dunia perpustakaan
yang coba diatasi dengan menggunakan teknologi informasi. Adapun alasan
yang mendasari pemikiran tentang perlunya penggunaan teknologi informasi
di perpustakaan adalah sebagai berikut:
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
7
(1) Perkembangan teknologi informasi di komputer semakin membuka
peluangpeluang baru bagi perpustakaan untuk mengimplementasikan
penggunaannya secara murah dan mudah.
(2) Perpustakaan sebagai lembaga edukatif, informatif, preservatif dan
rekreatif yang diterjemahkan sebagai bagian dari aktifitas ilmiah, tempat
penelitian, tempat pencarian data/informasi yang otentik, tempat
menyimpan, tempat rekreasi edukatif, perlu didukung dengan sistem
teknologi informasi masa kini dan masa yang akan datang yang sesuai
kebutuhan untuk mengakomodir aktifitas tersebut, sehingga informasi dari
seluruh koleksi yang ada dapat diakses oleh berbagai pihak yang
membutuhkannya.
(3) Volume pekerjaan perpustakaan mengelola puluhan ribu hingga ratusan
ribu, bahkan bisa jutaan koleksi, dengan layanan mencakup masyarakat
sekolah (peserta didik, tenaga kependidikan, dan masyarakat luas), perlu
didukung dengan sistem otomasi yang futuristik (punya jangkauan
kedepan), sehingga dapat memberikan layanan yang prima, yaitu layanan
yang dapat mempermudah pencarian informasi di dalam koleksi obyek
informasi seperti dokumen , gambar dan database dalam format digital
dengan cepat, tepat, dan akurat
Konsep penggunaan teknologi informasi yang ditawarkan di
perpustakaan diantaranya adalah e-library atau perpustakaan digital. Pada
dasarnya, perpustakaan digital itu sama saja dengan perpustakaan biasa,
hanya saja memakai prosedur kerja berbasis komputer dan sumber
informasinya digital. Koleksi perpustakaan digital tidak terbatas pada dokumen
elektronik pengganti bentuk cetak saja tetapi juga artefak digital yang tidak
bisa digantikan dalam bentuk tercetak.
Perpustakaan digital melayani mesin, manajer informasi, dan pemakai
informasi. Manajemen koleksinya meliputi penyimpanan dan pelayanan
bantuan penelusuran informasi. Sayangnya, pertumbuhan perpustakaan
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
8
digital masih dilakukan dengan trial and error, sehingga timbul kesan
pemborosan dan kesiasiaan.
Keadaan seperti ini sebenarnya bisa dikurangi sehingga menekan biaya
dan waktu yang tidak perlu, antara lain dengan survei dan studi banding yang
kuat. Lahirnya perpustakaan digital di Indonesia ini disambut baik para
pengelola informasi atau pustakawan. Kebanyakan pustakawan terbuka
terhadap perubahan teknologi, tetapi juga masih mengingat fungsi tradisional
mereka, yaitu membantu orang untuk mencari informasi, baik dalam bentuk
digital atau tercetak.
Sosialisasi program perpustakaan digital terhadap para anggota
jaringan dan para pengguna itu penting. Dalam hal ini, perlu peningkatan
kesadaran akan fungsi utama mereka, yaitu memberikan kemudahan akses
pengguna terhadap informasi. Untuk mempermudah akses, pustakawan perlu
mendorong pengguna perpustakaan digital untuk melek informasi
(information literate). Pengguna perpustakaan yang seperti ini adalah mereka
yang sadar kapan memerlukan informasi dan mampu menemukan informasi,
mengevaluasinya, dan menggunakan informasi yang dibutuhkannya itu secara
efektif dan beretika Pada tahap pembangunan dan pemberdayaan
perpustakaan, perhatian diarahkan pada penyelesaian bangunan fisik,
penyediaan sarana lainnya seperti utilities, jaringan informasi, pengisian
dengan isi materi koleksi.
Pada tahap pengembangan perpustakaan secara umum, termasuk
pengembangan fungsi dan program kegiatan, serta pengembangan koleksi
terus menerus. Untuk kategori operasi, fokusnya makin diberikan pada
pengembangan organisasi pengelola, pengembangan sistem operasi
programprogram baru, upaya untuk makin mandiri dengan mengurangi
ketergantungan pada sumbangan, serta mobilisasi dana dan sumber daya
baik secara berkala maupun permanen.
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
9
Semua penjelasan ini adalah untuk meyakinkan semua pihak bahwa
rangkaian pekerjaan yang harus dilakukan ke depan adalah masih sangat
panjang karena itu harus dilakukan dengan sebaikbaiknya.
Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melayani 1 orang pengguna
jasa perpustakaan dalam pelayanan sirkulasi kurang lebih 3 sampai dengan 5
menit. Sedangkan, apabila menggunakan sistem komputer dibutuhkan waktu
kurang dari 30 detik. Hal ini mengindikasikan bahwa perpustakaan yang masih
menggunakan sistem konvensional kurang optimal dalam hal pelayanan.
Salah satu jawaban atas permasalahan tersebut adalah adanya suatu aplikasi
program perpustakaan yang serba komputer (perpustakaan digital).
Digitasi perpustakaan merupakan salah satu jawaban terhadap
pelayanan sirkulasi dan pelayanan informasi yang selama ini dikeluhkan
masyarakat pengguna jasa perpustakaan. Hal ini tentunya dapat mengeliminir
image negatif terhadap perpustakaan yang selama ini barangkali identik
dengan tempat yang kurang berperan dalam dunia informasi, menjadi sebuah
tempat yang secara aktif memberikan layanan informasi kepada penggunanya
baik yang bersifat ilmiah, edukatif, rekreatif, ataupun fungsifungsi lainnya
Beberapa keunggulan perpustakaan digital diantaranya adalah sebagai
berikut:
(1) long distance service,
(2) akses yang mudah,
(3) murah (cost efective),
(4) pemeliharaan koleksi secara digital,
(5) jawaban yang tuntas,
(6) jaringan global.
Manfaat perpustakaan digital diantaranya adalah :
(1) media penyebaran pengetahuan
(2) untuk penyimpanan (repository)
(3) untuk perawatan/preservasi
(4) media promosi/etalase hasil karya civitas akademika,
(5) mencegah duplikasi dan plagiat
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
10
3. e-ADMINISRATION
e-Administrasi adalah sistem elektronik berbasis ICT yang di aplikasikan
bagi pengelolaan / administrasi sekolah, mulai dari pendaftaran siswa baru,
administrasi kelas, nilai siswa, data guru dan tata usaha, sampai dengan data
alumni.
e-Administrasi yang dirancang adalah SIAP ONLINE (Sistem
Informasi Aplikasi Pendidikan Online) yaitu Sistem pengelolaan data dan
informasi pendidikan berbasis web.
Yang melatarbelakangi Program SIAP dan e-Administrasi adalah :
• Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen, dan proses
kerja secara elektronis belum sepenuhnya di terapkan di sekolah.
• Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi.
• Integritas dan sinkronisasi data.
Data dan Informasi Pendidikan yang dikembangkan :
Manfaat yang diperoleh :
• Layanan online yang mudah, nyaman, dan lengkap
• Basis data pendidikan yang akurat dan terpadu bagi Dinas Pendidikan.
• Kemudahan administrasi pendidikan di sekolah.
• Akses informasi yang mudah dan cepat bagi orang tua siswa.
• Fitur layanan yang selalu mengikuti perkembangan teknologi terkini.
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
11
Konfigurasi SIAP Online
Fitur SIAP Online
SIAP Sekolah terdiri atas:
• SIAP Sekolah untuk Operator Sekolah
• SIAP Dinas untuk Administrator Dinas Pendidikan
SIAP Sekolah untuk Operator Sekolah
• Layanan Biodata
• Layanan Manajemen Kelas
• Layanan Penjadwalan
• Layanan Penilaian
• Layanan Tingkat Kehadiran
• Layanan Surat Menyurat Elektronik (email)
• Layanan Pencarian
• Layanan Pelaporan
SIAP Dinas untuk Administrator Dinas Pendidikan
• Layanan Manajemen Kurikulum
• Layanan Manajemen SchoolNet
• Layanan Info Dinas Pendidikan
• Layanan Surat Menyurat Elektronik (email)
• Layanan Pelaporan
Pemerintah Kota Bandung sangat mendukung terhadap komitmen
pemerintah pusat dalam melaksanakan program tuntas wajib belajar
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
12
pendidikan dasar 9 tahun pada tahun 2008. Untuk mencapai tujuan ini,
Pemerintah Kota Bandung telah menyusun rencana strategis yang
disesuaikan dengan prioritas pemerintah pusat dalam hal peningkatan
akses terhadap pendidikan dasar (Melalui pembangunan sarana
sekolah menengah pertama dan menambah ruang kelas), peningkatan
mutu (Melalui penyempurnaan standar dan sistem pengelolaan sekolah,
guru, materi pengajaran dan siswa), dan penguatan tata kelola (Melalui
penguatan sistem perencanaan keuangan, pengelolaan keuangan, dan
pemantauan kinerja sekolah) serta mekanisme akuntabilitas dalam
bidang pendidikan (Peningkatan volume, efektifitas dan perimbangan
mobilisasi sumber daya dan alokasi di bidang pendidikan).
Untuk mendukung plaksanaan wajar dikdas 9 tahun perlu adanya dasar
hukum untuk melaksanakannya, yaitu :
1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Jo
PERPU No.3 Tahun 2005 jo Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang
Pemerintah Daerah.
3 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
4 Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 06 Tahun 2004 tentang Rencana
Strategis (Renstra) Kota Bandung.
Untuk mendukung program di atas Pemerintah melakukan berbagai
upaya diantaranya dengan adanya program kerjasama antara Indonesia dan
Australia dengan Program “Inovasi Teknologi Informasi dan Komunikasi”
untuk pendidikan guna memberikan dorongan untuk menuntaskan wajar
dikdas 9 tahun. Pemerintah Kota Bandung sangat antusias dengan adanya
program tersebut sehingga pemerintah Kota Bandung memprogramkan suatu
program diantaranya BeST (Bandung e-Education of School Transformation)
merupakan konsep transformasi sistem pendidikan dasar sekolah di Kota
Bandung serta dengan adanya dalam dengan mengubah paradigma model
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
13
pembelajaran dari model konvensional ke model berbasis ICT dengan
pendekatan e-learning, e-library dan e-administration. e-Learning merupakan
konsep transformasi sistem pembelajaran sekolah dari model konvensional ke
model berbasis ICT. e-Library merupakan konsep transformasi dari
perpustakaan manual ke model pustaka maya. e-Administration merupakan
konsep transformasi dari sistem adminstrasi sekolah manual ke sistem
informasi adminstrasi sekolah berbasis ICT.
Kota Bandung sebagai kota pendidikan mempunyai konsep pendidikan
berbasis ICT yang dinamakan BeST. Rencana BeST lima tahun ke depan
dapat di uraikan sbb :
1. 2008 BeST ONE (ONnly Education), konsep implementasi BeST dengan
prioritas hanya untuk lingkungan / komunitas pendidikan
2. 2009 BeST TWO (To World Orientation), konsep implementasi BeST
dengan prioritas orientasi link ke dunia luar, baik regional, nasional
maupun internasional.
3. 2010 BeST THREE (THRough E-education Enterprise), konsep
implementasi BeST dengan terobosan komunikasi tidak hanya dalam
lingkungan / komunitas pendidikan akan tetapi komunitas lain seperti
industri dan government.
4. 2011 BeST FOUR (FOr oUR live), konsep implementasi BeST untuk
kehidupan (society learning) secara luas.
5. 2012 BeST FIVE (For long lIVe Education), konsep implementasi BeST
untuk pembelajaran sepanjang hayat. ICT digunakan untuk belajar
bagaimana belajar (learn how to learn).
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
14
Gbr. 2.1 Kerangka Fikir BeST
Gbr. 2.2 Skema Pemikiran BeST
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
15
Gbr. 2.3 Inisiatif BeST
Gbr. 2.4 Peranan Stakeholder BeST
Berikut sebaran sekolah di lingkungan Kota Bandung
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
16
Guru e-Learning :
Mengerti dan memahami strategi e-learning yang efektif,
Mengidentifikasi karakteristik siswa,
Mendesain dan mengembangkan materi ajar yang interaktif sesuai
dengan perkembangan teknologi baru,
Mengadaptasi strategi mengajar untuk menyampaikan materi secara
elektronik,
Mengorganisir materi dalam format yang mudah untuk dipelajari,
Melakukan training dan praktek secara elektronik,
Terlibat dalam perencanaan, pengembangan, dan pengambilan
keputusan,
Mengevaluasi keberhasilan pembelajaran, attitude dan persepsi para
siswa,
dan lain-lain
Peran Pemerintah
Menciptakan iklim industri konten e-Learning yang kompetitif,
dinamis, dan bermoral
Edukasi masyarakat, pembinaan moral dan pemberdayaan industri
konten e-Learning termasuk pengembangan solusi teknis
Menjembatani komunikasi sinergis diantara semua stake holders
dalam industri konten e-Learning dalam memaksimalkan tujuan kode
etik konten yang beredar
Memastikan pematuhan Kode etik Konten
Perlindungan hukum bagi masyarak pengguna e-Learning dan produk
multimedia dari kerugian akibat konten yang tidak dingini
Menangani pengaduan dan penegakan secara efektif dan efisien
Peran Masyarakat
Fungsi kontrol dan konsultasi : memberi masukan terhadap barbagai
aspek dari kode etik konten
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
17
Melaporkan dan memberikan masukan informasi pengguna (user)
Sosialisasi e-Learning sehat dan pencegahan dampak buruk konten
terlarang
Pengembangan dan sosialisasi penggunaan solusi teknis dalam
mencegah dampak buruk konten terlarang
Pembuat Konten
Menghindari pembuatan konten yg tidak sesuai dengan norma
kesopanan, kepantasan dan kesusilaan yang diterima secara umum
oleh masyarakat Indonesia yang beragama dan berbudaya
Tidak mencemari dan/atau menyinggung perasaan masyarakat
secara umum
Tidak mendorong kepada perbuatan kriminal
Tidak mengganggu ketenteraman masyarakat dan bersifat
mengancam atau aniaya
Operator Network
Memberikan layanan jasa jaringan yang sehat, terjangkau dan sesuai
dengan kebutuhan bagi komunitas pendidikan
Memiliki mekanisme internal terhadap pencegahan pemuatan konten
yang dilarang dan bekerjasama dengan pemerintah.
Memasukan iklan-iklan yang terseleksi untuk komunitas pendidikan
Pengelola Distribusi Konten
Pengelola distribusi konten perlu mengakomodasi ketentuan standar
kode etik kedalam standar isi perjanjian penyediaan konten (antara
pengembangnkonten dan pengelola distribusi konten )
Memiliki mekanisme internal untuk mencegah atau menindak
terhadap pemuatan konten yang dilarang, baik melalui peringatan
atau pencabutan konten.
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
18
Sekolah
Melakukan uji kompetensi
Memberikan sertifikasi
Membimbing dan layanan konsultasi
Mengembangkan standar kompetensi
Strategi model BeST :
Konsep pengembangan e-Pendidikan dengan pendekatan
pemberdayaan komunitas.
Dimana komunitas dalam hal ini komunitas pendidikan
Komunitas mempunyai peran yang aktif di dalam memanfaatkan
jaringan dan pengembangan konten,
Pemerintah daerah berfungsi sebagai pengendali mutu dan
mengontrol keseimbangan terhadap kode etik yang dapat merugikan
terhadap masyarakat akibat adanya perkembangan produk kreatif
dalam kegiatan e-Pendidikan tersebut.
Pendekatan model seperti yang dikembangkan WIKIPEDIA, dengan
adanya jaringan maka akan terbentuk suatu komunitas, dengan
adanya komunitas maka akan terjadi suatu proses kolaborasi
informasi dan hal ini akan merubah segalanya terhadap informasi di
komunitas pendidikan.
Wikipedia, sebuah konsep terobosan dalam membangun open
knowledge society, ciri dari konsep ini adalah terbuka, saling berbagi
dan membentuk kelompok/group.
Wikipedia adalah sebuah konsep "free encyclopedia". Artinya yang
paling utama adalah tidak dipungut kompensasi apapun untuk
membaca, menggunakan atau menyebarluaskannya. Arti berikutnya,
tentu saja tidak pula ada kompensasi bagi yang berkontribusi menulis
dan menyumbangkan informasi yang dimasukkan ke Wikipedia.
Kemudian, tidak ada larangan bagi siapapun untuk ikut menyumbang
informasi, tentang apapun informasi itu.
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
19
Wikipedia menerapkan konsep dimana ada banyak editor (yang
bekerja sukarela) untuk melakukan verifikasi dan kontrol terhadap
materi yang masuk, tapi membiarkan pintu masuk terbuka untuk
masuknya jutaan materi dalam waktu singkat
Unsur yang terkait pada proses pengembangan BeST
Pemerintah Daerah sebagai penjamin mutu dan kontrol regulasi
Lembaga Pendidikan sebagai penjamin mutu sertifikasi kompetensi
Komunitas Pendidikan sebagai produsen dan pengguna
Komunitas Agama/masyarakat sebagai kontrol etika sosial
Komunitas Provider jaringan dan lainnya sebagai suporting jaringan
Regulasi Kode etik Konten dari Departemen Komunikasi dan
Informatika Republik Indonesia.
Seperti kita ketahui sistem pendidikan sekolah di Indonesia pada
umumnya dan di Kota Bandung khususnya masih banyak menggunakan cara
yang konvensional, Proses belajar mengajar masih dilakukan secara
tradisional, bahan pustaka masih diperoleh dengan fisik melalui perpustakaan
dan pengelolaan/administrasi sekolah masih dilakukan secara manual.
Pembelajaran sekolah berbasis e-learning bertujuan untuk mendorong
dan meningkatkan kemampuan belajar mandiri siswa dan meningkatkan
kualitas materi pembelajaran. Perpustakaan maya (e-library) bertujuan untuk
menyediakan bahan pustaka sebagai materi ajar siswa dan Sistem
administrasi sekolah (e-administration) bertujuan menyediakan sistem
informasi admninstrasi pendidikan.
Perkembangan dunia menuju online learning dewasa ini sangat cepat
tidak terkecuali di Indonesia. Pemerintah melalui Depdiknas kini sedang
gencar-gencarnya melakukan upaya literacy dibidang pendidikan on-line
(melek pendidikan on-line) kata lain dari e-literacy education. Dimulai dengan
pencanangan program JARDIKNAS (Jaringan Pendidikan Nasional), dengan
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
20
menggulirkan Program-Program : Block grant pengadaan peralatan ICT,
Pembentukan ICT Centre, Pelatihan Jardiknas, D3-TKJ (Teknisi Komputer dan
Jaringan), Pembentukan DAPODIK (Data Pokok Pedidikan), rintisan
pendidikan jarak jauh (PJJ) dan program-program lainnya.
Bahkan pemerintah pusat melakukan berbagai kerjasama dalam dan luar
negeri dalam mensukseskan wajar dikdas 9 tahun diantaranya Perjanjian
pinjaman untuk Kemitraan Australia-Indonesia, yaitu Partnership Loan
Agreement, telah ditandatangani pada 27 Juni 2006, dan Project Loan
Agreement, Project Grant Agreement dan Subsidiary Arrangement for Basic
Education Program telah pula ditandatangani oleh Pemerintah Australia dan
Pemerintah Indonesia pada 12 Juli 2006.
Australia Indonesia Basic Education Program (AIBEP) diharapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap prioritas Pemerintah Indonesia dalam bidang
pendidikan, melalui peningkatan: (i) tingkat pendidikan rata-rata calon pekerja
atau tenaga kerja; dan (ii) tingkat pekerjaan formal dan pendapatan rumah
tangga.
Untuk mempercepat implementasi pendidikan dasar tersebut dilakuakn
pembelajaran yang berbasis ICT, maka pemerintah yang dalam hal ini Dinas
Pendidikan Kota Bandung, Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri
(BPKLN) bekerjasama dengan Badan Kerjasama Pembangunan Internasional
Australia (AusAID-Australian Government Overseas Aid Program) meluncurkan
program pengembangan komunitas khususnya pendidikan untuk
mengembangkan model pendidikan sekolah berbasis ICT.
Kota Bandung yang terkenal dengan sebutan Paris Van Java, didirikan
pada tahun 1488 sebagai bagian dari kerajaan Pajajaran merupakan kota
yang penuh dengan ukiran sejarah besar dan pusat-pusat kegiatan. Tahun
1955, tepatya tanggal 18 April 1955 kota Bandung di jadikan sebagai tempat
penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA). Tahun 2005, tepatnya tanggal
19-24 April 2005 telah dilaksanakan Konferensi Tingkat Tinggi Negara-negara
Asia-Afrika di Kota Bandung dan Jakarta.
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
21
Sebagai pusat kegiatan, kota Bandung sampai saat ini tercatat
merupakan kota tempat markasnya atau kantor pusat PT. Pos Indonesia, PT.
Telkom, Museum Geologi, Gedung Konfrensi Asia Afrika (Gedung Merdeka),
tempat Perguruan Tinggi terkemuka ITB, UNPAD, UIN, IPDN dan PT. Kereta
Api Indonesia. Sekilas kegiatan-kegiatan yang berpusat di Kota Bandung
tersebut adalah merupakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang
perhubungan, telekomunikasi, pendidikan dan budaya yang pada era kini dan
kedepan akan bergeser menggunakan TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi).
Kota Bandung sebagai kota pendidikan sudah selayaknya menjadi kota
terdepan dalam mengaplikasikan ICT (Information and Communication
Technology), baik bagi kepentingan Proses Pembelajaran On-line (e-
Learning) maupun bagi Proses Pengelolaan Data bagi kepentingan
Perencanaan dan Pengendalian Pendidikan.
Berdasarkan data pada http://nisn.jardiknas.org tanggal 20 Mei 2008,
saat ini kota Bandung memiliki 1,664 buah dengan jumlah siswa 422.020
orang. Terdiri dari Sekolah Dasar (SD) 1,002 dengan jumlah siswa 224,222
orang, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 244 dengan jumlah siswa 101,183
orang, Sekolah Menengah Atas (SMA) 167 dengan jumlah siswa 64,854 orang,
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 93 dengan jumlah siswa 31,761 orang.
Kota Bandung telah memiliki modal dasar bagi program e-Pendidikan antara
lain berupa infrastuktur, SDM, pengalaman pengelolaan PSB (Penerimaan
Siswa Baru) on line, dan lain-lain.
Potensi bagi pengembangan e-Pendidikan di kota Bandung cukup
memiliki modal dasar yang besar, ini di tunjukkan dari data hasil survey
mahasiswa D3-TKJ (Teknisi Komputer dan Jaringan) tentang data komputer
dan koneksi internet sekolah-sekolah di Bandung menunjukan angka yang
menggembirakan.
Pada umumnya sekolah-sekolah di Bandung sudah memiliki komputer
dan koneksi internet, hanya data menunjukan dari tingkatan sekolah semakin
keatas semakin baik. Sekolah Menengah Atas (SMA) misalnya memiliki
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
22
komputer dan koneksi internet yang jauh lebih baik dari Sekolah Menengah
Pertama (SMP), SMP memiliki komputer dan koneksi internet yang lebih baik
dari Sekolah Dasar (SD). Data menunjukan dari 54 SD yang disurvey 27,78%
sudah memiliki laboratorium komputer dan 3,70% sudah memiliki koneksi
internet. Sudah banyak SD yang memilikin komputer Pentium 4 (25,73%).
SMP dari 71 sekolah yang disurvey 60,56% sudah memiliki laboratorium
komputer dan 29,58% sudah memiliki koneksi internet. Sudah banyak SMP
yang memilikin komputer Pentium 4 (29,19%). Bahkan sebagian sekolah
sudah memiliki alat proyektor (LCD) sebesar 23,94%. Rata-rata jumlah
komputer yang dimiliki SMP di Bandung adalah 13 unit.
Sedangkan untuk SMA dari 71 sekolah yang disurvey 78,18% sudah
memiliki laboratorium komputer dan 40% sudah memiliki koneksi internet dan
memiliki memiliki web serta komunitas siswa pecinta IT. Sudah banyak SMA
yang memiliki komputer Pentium 4 (45,31%). Bahkan sebagian sekolah sudah
memiliki alat proyektor (LCD) sebesar 47,27%. Rata-rata jumlah komputer
yang dimiliki SMA di Bandung adalah 15 unit. Bahkan kini banyak sekolah
SMP, SMA dan SMK yang memiliki laboratorium Multimedia.
Indikator lain bagi modal dasar pengembangan e-Pendidikan di kota
Bandung yaitu berupa aktivitas yang terkait dengan pendidikan yang di
representasikan melalui situs pendidikan, baik di lingkungan institusi,
komunitas maupun individu seperti situs www.disdikkotabandung.com dan
www.jipkotabandng.or.id, www.simdik.disdikkotabandung.com untuk situs
Institusi, www.mgmptik.info untuk situs komunitas dan www.oktora.info
untuk situs personal.
Namun demikian tantangannya adalah bagaimana mengintegrasikan
semua potensi tersebut bagi pengelolaan pendidikan secara menyeluruh, baik
bagi kepentingan proses pendidikan itu sendiri (proses belajar mengajar)
maupun proses pengelolaan data pendidikan bagi kepentingan sekolah
maupun pengendalian birokrasi.
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
23
Permasalahan yang dihadapi Kota Bandung yaitu sebagian besar
sekolah belum memanfaatkan ICT sebagai bagian dari sistem pendidikannya,
baik untuk e-learning, e-library maupun e-administration.
Pada model pembelajaran konvensional seolah-olah hanya ruang
kelaslah yang menjadi wilayah belajar murid, proses belajar mengajar siswa
tampak bersikap pasif. Mereka hanya menerima ilmu saja dan dalam
memahami pelajaran cenderung untuk selalu menghafal buku catatan.
Dalam penguasaan bidang ilmu seolah-olah guru serba tahu secara
mutlak, ceramah merupakan metode yang lazim diterapkan. Murid-murid
kurang terlibat secara aktif dan inilah penyebab suasana kelas dan suasana
belajar menjadi serba membosankan. Dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar peran guru tidak hanya sekedar membantu proses pembelajaran
atau sebagai seorang pengambil keputusan instruksional. Tetapi lebih dari itu
guru harus dapat berperan sebagai konselor, motivator dan fasilitator agar
proses pembelajaran anak didik tidak sekedarnya saja.
Profil Guru konvensional selalu mengajar dengan setumpuk buku di
tangannya, menyampaikan materi dengan cara menulis dipapan tulis, waktu
terbesarnya dihabiskan hanya untuk mencatat, selalu memberikan materi
dengan model satu arah, selalu kehabisan waktu untuk diskusi dan ciri-ciri
lainnya.
Ciri sekolah konvensional ditandai dengan adanya ruang kelas, papan
tulis lengkap dengan kapur/spidol dan penghapusnya, sederet kursi dan
bangku untuk murid/siswa, meja dan kursi untuk guru, jadwal pelajaran yang
ditempel di dinding, dan ciri-ciri lainya.
Pengelolaan sekolah juga dilakukan dengan cara konvensional mulai
dari pendataan penerimaan murid baru, pengolahan data siswa, data nilai,
data guru, data perlengkapan sekolah, data kegiatan siswa, data raport,
bahkan sampai data ijazah.
Buku pustaka masih harus dibawa oleh siswa silih berganti setiap hari,
sampai cara berjalan siswa tidak lagi tegak melainkan condong kebelakang
karena dipunggungnya terlalu banyak beban membawa buku yang disimpan
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
24
dalam tas. Kalau mau mengakses buku harus mencari dan meminjam
diperpustakaan dengan koleksi yang sangat terbatas.
Pada perkembangan selanjutnya sekolah mulai melakukan inovasi baik
dalam proses belajar mengajar maupun pengelolaan sekolah. Proses belajar
mengajar misalnya mulai dikembangkan konsep-konsep seperti School Based
Management (Manajemen Berbasis Sekolah-MBS), Learning how to learn
(Belajar mengenai cara mereka belajar), discovery (cara belajar secara
penemuan), secara kreatif, analisa, dan kritis, life-long learners (belajar
seumur hidup). Contextual Learning, Pakem, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) dan lain-lain.
MBS pada hakikatnya adalah penyerasian sumber daya yang dilakukan
secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan
(stakeholder) yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses
pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu
sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Contextual Learning :
"A conception that helps teachers relate subject matter content to real world situations and motivates students to make connections between knowledge and its applications to their lives as family members, citizens, and workers." (BEST, 2001). Satu konsep yang membantu guru-guru menghubungkan isinya mata
pelajaran dengan situasi keadaan di dunia (real world) dan memotivasikan
siswa untuk lebih paham hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya
kepada hidup mereka sebagai anggota keluarga, masyarakat, dan karyawan-
karyawan.
PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Fokus PAKEM adalah pada kegiatan siswa di dalam bentuk group, individu, dan kelas, partisipasi di dalam proyek, penelitian, penyelidikan, penemuan, dan beberapa macam strategi yang hanya dibatas dari imaginasi guru. (Phillip Rekdale,Jakarta, November 2005). KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
25
struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus. Pada pengelolaan data sekolah sudah mulai
menggunakan alat bantu (tools) ICT.
ICT kini sudah digunakan secara luas dalam segala aspek kehidupan
termasuk untuk bidang pendidikan yang lebih dikenal dengan e-learning,
dalam beragam bentuk dan orientasinya seperti ODL (open distance learning),
e-learning model pembelajaran jarak jauh dan lain-lain.
Pada akhirnya pendidikan sekolah termasuk di Kota Bandung yang
mempunyai multi basic cara model pembelajaran maka seharusnya dilakukan
transformasi (perubahan) dari bentuk konvensional ke bentuk pendidikan
berbasis ICT. Model pendidikan berbasis ICT di Kota Bandung dinamakan
BeST (Bandung e-Education of school transformtion).
Tantangan tersebut dijawab melalui program kerja Dinas Pendidikan
Kota Bandung dijabarkan sebagai berikut:
1. Visi
Untuk mendukung Visi Pemerintah Kota Bandung, maka Dinas
Pendidikan Kota Bandung telah merumuskan visi Dinas sebagai berikut :
“Terwujudnya Warga Kota Yang Cerdas, Produktif dan Berakhlak Mulia
Pada 2008, Guna Mendukung Bandung Sebagai Kota Jasa
BERMARTABAT “.
Untuk merealisasikan keinginan, harapan, cita-cita, serta tujuan yang
tertuang dalam visi yang telah ditetapkan, maka dalam rangka
memahami visi tersebut, dapat diuraikan maknanya sebagai berikut :
Pertama : Warga masyarakat yang cerdas adalah warga masyarakat
yang memiliki keunggulan, kritis, mandiri, kreatif, dan
inovatif, sebagai perwujudan dari kecerdasan inteletual,
kecerdesan emosional, dan kecerdasan sosial.
Kedua : Warga masyarakat yang produktif adalah warga
masyarakat proaktif, partisipatif, apresiatif, aktualitatif
dan mampu memberikan manfaat bagi yang lain.
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
26
Ketiga : Warga masyarakat yang berakhlak mulia adalah warga
masyarakat yang religius, beretika, bermoral, taat hokum,
disiplin, toleran serta memiliki kecerdasan spiritual, dan
kesalehan sosial.
yang ditujukan guna mendukung Kota Bandung sebagai Kota Jasa Yang
Bermartabat (Bersih, Makmur, Taat, dan Bersahabat).
2. Misi
Untuk mendukung Visi Dinas Pendidikan Kota Bandung, maka Dinas
Pendidikan Kota Bandung telah merumuskan misi Dinas, yaitu :
a. Meningkatkan dan memantapkan capaian angka Melek Hurup
penduduk Kota Bandung.
b. Meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi
Murni (APM) di setiap jenjang pendidikan formal dan non formal,
c. Meminimalisir dan menghilangkan angka putus sekolah (Drop Out)
pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
d. Meningkatkan dan memantapkan angka rata-rata lama sekolah
penduduk Kota Bandung menjadi 12 tahun (lulus Sekolah Menengah).
e. Meningkatkan aksesibilitas dan daya tampung
f. Meningkatkan upaya rehabilitasi dan revitalisasi inprastruktur
g. Meningkatkan dan optimalisasi sarana prasarana pembelajaran.
h. Mengembangkan dan menguatkan System, Manajemen,
Kelembagaan serta peningkatan mutu pembelajaran disemua satuan
pendidikan.
3. Program
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
c. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
d. Fasilitas Pindah/Purna Tugas PNS
e. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Pencapaian
Kinerja dan Keuangan
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
27
g. PAUD
h. Wajar Dikdas 9 Tahun
i. Pendidikan Menengah
j. Pendidikan Non Formal
k. Pendidikan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
l. Manajemen pelayanan Pendidikan
m. Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olah raga
4. Peta Pendidikan
DATA SEKOLAH DENGAN LAB KOMPUTER, JUMLAH KOMPUTER TIPE
KOMPUTER
a. SEKOLAH DASAR
KONEKSI JMLH TOTAL JMLH JMLH JMLH JMLH JMLH No NAMA SEKOLAH
INTRNET LAB KOMP UNT PC P1 P2 P3 P4 PROYE-
KTOR 1 SD Al-Amin 0 0 0 0
2 SD ASSALAAM 1 BANDUNG 0 0 0
3 SD BUDI ASIH BANDUNG 0 0 3 2 1 0
4 SD Darul Hikam 1 1 24 24 1
5 SD Islam IBNU SINA Kota Bandung 0 0 6 2 4 1
6 SD KRISTEN YAHYA 0 0 0
7 SD Pertiwi 0 1 24 21 1 0
8 SDIT IBNU TAIMIYAH 0 0 0
9 SDN Babakan Sentral I 0 0 1 1 0
10 SDN Babakan Sentral II 0 0 1 1 0
11 SDN Babakan Sentral III 0 0 1 1
12 SDN BANDUNG KULON 1 0 0 6 6 0
13 SDN CIDADAP II 0 0 4 2 2 0
14 SDN Cijawura 04 0 0 0
15 SDN Cijawura 07 0 0 0
16 SDN Cikadut 2 0 0 0 0
17 SDN Cikutra 2 0 0 1 1 0
18 SDN Cikutra 4 0 0 1 1 1
19 SDN Cikutra 6 0 0 1 1 1
20 SDN CILANDAK 0 0 0
21 SDN Cimincrang 0 0 0
22 SDN Cipaheut 0 0 2 2 0
23 SDN Cipedes II 0 0 2 2 0
24 SDN Coblong VI 0 0 0 0
25 SDN Gentra Masekdas 1 0 0 0
26 SDN GRIBA 13/2 0 0 0
27 SDN GRIBA 14/2 0 0 0 0
28 SDN GRIBA 14/3 0 0 0 0
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
28
KONEKSI JMLH TOTAL JMLH JMLH JMLH JMLH JMLH No NAMA SEKOLAH
INTRNET LAB KOMP UNT PC P1 P2 P3 P4 PROYE-
KTOR 29 SDN GRIBA 27/1 0 1 10 10 0
30 SDN Margahayu Raya 03 0 0 0
31 SDN MARGAHAYU RAYA 1 0 1 11 10 1 0
32 SDN MARGAHAYU RAYA 2 0 1 11 10 1 0
33 SDN Margasari 01 Bandung 0 0 0
34 SDN Moh. Toha II 1 1 12 12 1
35 SDN Neglasari 2 0 0 0 0
36 SDN Neglasari 5 0 0 0 0
37 SDN PAGARSIH I 0 1 10 10 0
38 SDN PERCOBAAN PAJAGALAN 58 0 0 0
39 SDN Rancabolang 1 0 0 0
40 SDN Rancabolang 4 0 1 20 15 5 0
41 SDN Rancasawo 02 0 0 0
42 SDN Rancasawo 03 0 0 0 0
43 SDN Sukaluyu 3 0 1 16 15 1 0
44 SDN Sukaluyu II 0 0 0 0
45 SDN Sukarela 01 0 0 0 0
46 SDN Taruna Karya 2 0 1 6 1 5 0
47 SDN Taruna Karya 3 0 0 0
48 SDN Taruna Karya 5 0 1 5 2 3 0
49 SDN Tilil 3 0 0 0
50 SDN Turangga 04 0 1 6 6 0
51 SDN TURANGGA 2 0 0 7 6 1 0
52 SDN Ujung Berung 1 0 1 15 15
53 SDN Ujung Berung 5 0 1 12 9 3 0
54 SDS ASSALAAM 2 BANDUNG 0 1 23 1 22 1
Jumlah 2 15 241 6 8 163 62 6
No. Data : Jumlah %
1 Seluruh SD yg di survey 54
2 Memiliki koneksi internet 2 3,70
2 Memiliki Lab Komputer 15 27,78
3 jml computer 15 sekolah 241
4 variasi komputer :
P1 6 2,49
P2 8 3,32
P3 163 67,63
P4 62 25,73
5 Memiliki Infokus 6 0,11
Analisis : %
1 SD di Kota Bandung yg sdh memiliki koneksi internet 3,70
2 SD di Kota Bandung yg sdh memiliki Lab.Komputer 27,78
3 Rata-rata tiap sekolah memiliki unit komputer 4
4 Rata-rata memiliki komputer P4 25,73
5 Telah memiliki alat LCD / Infocus 0,11
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
29
b. SMP
KONEKSI JUMLAH TOTAL JUMLAH No NAMA SEKOLAH
INTRNET LAB KOMP UNT PC P1 P2 P3 P4 INFOCUS/ LCD
1 MTS MUHAJIRIN 0 1 5 5 0
2 MTs Sirnamiskin 0
3 MTSN 2 Kota Bandung 0 1 10 5 5 0
4 SMP Al-Falah 0
5 SMP DEWI SARTIKA 0
6 SMP IT BAITUL ANSHOR 0
7 SMP Jendral Sudirman 0
8 SMP Muhamadiyah 1 0
9 SMP Muhamadiyah 5 0 1 12 5 6 1 0 0
10 SMP MUHAMMADIYAH 10 0 1 10 8 2
11 SMP Muhammadiyah 6 0 1 8 1 6 1
12 SMP MUHAMMADIYAH 8 1 1 23 20 3 0
13 SMP Muslimin 0
14 SMP Mutiara 0 1 20 20 0
15 SMP Mutiara 3 1 1 16 12 4
16 SMP NEGERI 16 BANDUNG 1 1 20 20 1
17 SMP Negeri 21 Bandung 1 1 25 2 2 3 18 2
18 SMP Negeri 26 Bandung 0
19 SMP Negeri 29 Bandung 1 1 20 19 1
20 SMP Negeri 31 Bandung 1 1 34 28 2 4 1
21 SMP Negeri 33 Bandung 1 1 26 1 25
22 SMP Negeri 34 Bandung 1 1 45 15 25 1
23 SMP Negeri 37 Bandung 1 1 30 20 10
24 SMP Negeri 45 Bandung 1 1 20 15 10 -
25 SMP Negeri 47 Bandung 0 1 14 8 6
26 SMP Negeri 49 Bandung 1 1 26 2 24 1
27 SMP NUGRAHA BANDUNG 0
28 SMP Nusantara Raya 0
29 SMP Pasundan 3 Bandung 1 1 33 28 5 0 0 0
30 SMP PASUNDAN 3 BANDUNG 1 1 22 20 2 0
31 SMP Pasundan 6 Bandung 0
32 SMP PASUNDAN 7 BANDUNG 0
33 SMP Pelita 0 1 8 4 2 2 0
34 SMP Pertiwi 0 1 8 8 0
35 SMP PGII 1 BANDUNG 0 1 10 10 1
36 SMP PGII-2 Bandung 0 1 20 6 14 0
37 SMP PGRI 5 BANDUNG 0 0 5 2 3
38 SMP Plus Al-Ghifari 0
39 SMP WYATA DHARMA 0 1 15 13 2 1
40 SMP YAYASAN MADYA 0 1 15 15 1
41 SMP YBBG 1 0 0 6 3 3
42 SMP YKPPK 0 1 5 5
43 SMPK YAHYA 1 2 90 45 45 2
44 SMPN 1 BANDUNG 0 1 15 15 0
45 SMPN 10 BANDUNG 1 1 26 3 1 22 0
46 SMPN 12 BANDUNG 0
47 SMPN 13 BANDUNG 1 1 40 35 5 2
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
30
KONEKSI JUMLAH TOTAL JUMLAH No NAMA SEKOLAH
INTRNET LAB KOMP UNT PC P1 P2 P3 P4 INFOCUS/ LCD
48 SMPN 15 BANDUNG 0
49 SMPN 19 BANDUNG 1 1 20 5 15 0
50 SMPN 20 BANDUNG 1 1 16 2 12 2 0
51 SMPN 22 BANDUNG 0
52 SMPN 23 BANDUNG 0 1 24 20 4 0
53 SMPN 24 0
54 SMPN 27 0
55 SMPN 42 0
56 SMPN 44 1 1 25 5 20 1
57 SMPN 45 0 - 4 4 0
58 SMPN 46 0 - 1 1 0
59 SMPN 47 0
60 SMPN 48 1 1 57 25 32 1
61 SMPN 49 0 2 19 17 2 1
62 SMPN 50 0
63 SMPN 51 0
64 SMPN 52 0 1 9 9 0
65 SMPN 52 0 1 22 22 0
66 SMPN 53 0 1 7 7 0
67 SMPN 54 0
68 SMPN 55 0
69 SMPN 56 0
70 SMPN 9 BANDUNG 1 1 15 15 1
Jumlah 21 43 901 53 203 382 263 17
No. Data : Jumlah %
1 Seluruh SMP yg di survey 71
2 Memiliki koneksi internet 21 29,58
2 Memiliki Lab Komputer 43 60,56
3 jml komputer 43 sekolah 901
4 variasi komputer :
P1 53 5,88
P2 203 22,53
P3 382 42,40
P4 263 29,19
5 Memiliki Infokus 17 23,94
Analisis : %
1 SMP di Kota Bandung yg sdh memiliki koneksi internet 29,58
2 SMP di Kota Bandung yg sdh memiliki Lab.Komputer 60,56
3 Rata-rata tiap sekolah memiliki unit komputer 13
4 Rata-rata memiliki komputer P4 29,19
5 Telah memiliki alat LCD / Infocus 23,94
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
31
c. SMA dan SMK
KONEKSI JMLH TOTAL JUMLAH No NAMA SEKOLAH
INTRNET LABKOMP UNT PC P1 P2 P3 P4 INFOCUS/ LCD
1 MA AL-INAYAH 0
2 MAN 1 BANDUNG 1 2 43 40 3 1
3 MAN 2 KOTA BANDUNG 1 1 27 22 5 1
4 MAS AL-ISTIQOMAH CIJERAH 0 1 8 8 0
5 SKM Tamansiswa 1 1 20 10 10
6 SMA 19 BUMI SILIWANGI 0
7 SMA BINA DHARMA I BANDUNG 0 1 8 7 1 0
8 SMA INDONESIA RAYA BANDUNG 1 1 10 7 3 0
9 SMA JENDRAL SUDIRMAN 0
10 SMA KIFAYATUL ACHYAR 0
11 SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDUNG 1 1 10 5 5 0
12 SMA MUTIARA 1 BANDUNG 1 1 17 17 -
13 SMA Negeri 15 Bandung 0
14 SMA PGII 1 1
15 SMA PGRI 2 BANDUNG 0
16 SMA PURAGABAYA 0
17 SMA TAMANSISWA 0
18 SMAN 11 BANDUNG 0
19 SMAN 12 BANDUNG 1 1 40 20 20 1
20 SMAN 14 BANDUNG 0
21 SMAN 16 BANDUNG 1 1 20 15 5 1
22 SMAN 18 BANDUNG 0
23 SMAN 21 BANDUNG 0
24 SMAN 23 BANDUNG 0
25 SMAN 25 BANDUNG 1 1 28 1 27 1
26 SMAN 26 BANDUNG 1 1 28 29 3
27 SMAN 3 BANDUNG 0
28 SMAN 5 BANDUNG 1 1 50 10 40 7
29 SMAN 6 BANDUNG 1 1 27 27 0
30 SMIP DHARMA BHAKTI BANDUNG 0
31 SMIP YPPT BANDUNG 1 1 15 15 -
32 SMK ANGKASA HUSEIN BANDUNG 0
33 SMK Citra Pembaharuan Bandung 0
34 SMK Dhiana Sakti PKBM Prima Bdg 0
35 SMK INFORMATIKA BANDUNG 1 2 30 20 10 1
36 SMK MERDEKA BANDUNG 0
37 SMK MUHAMADIYAH 2 CIBIRU BANDUNG 0
38 SMK MUSLIMIN I BANDUNG 0
39 SMK PASUNDAN 1 BANDUNG 0
40 SMK PELITA BANDUNG 0
41 SMK PRAKARYA 0 3 30 10 10 10 1
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
32
KONEKSI JMLH TOTAL JUMLAH No NAMA SEKOLAH
INTRNET LABKOMP UNT PC P1 P2 P3 P4 INFOCUS/ LCD
INTERNASIONAL
42 SMK PUTRA PADJAJARAN 0 1 20 20 0
43 SMK VIJAYAKUSUMA 0 1 20 20 0
44 SMK WIRASWASTA 2 BANDUNG 0
45 SMKN 1 BANDUNG 0
46 SMKN 10 BANDUNG 0
47 SMKN 11 BANDUNG 1 5 100 50 50
48 SMKN 12 BANDUNG 1 2 42 10 32 0
49 SMKN 14 BANDUNG 1 6 100 20 20 20 40 3
50 SMKN 15 BANDUNG 1 1 20 20 -
51 SMKN 2 BANDUNG 0
52 SMKN 3 BANDUNG 0
53 SMKN 4 BANDUNG 1 4 84 30 54 4
54 SMKN 7 BANDUNG 1 1 20 18 2 1
55 SMKN 9 BANDUNG 1 1 15 15 1
Jumlah 22 43 832 35 91 330 377 26
No. Data : Jumlah %
1 Seluruh SMP yg di survey 55
2 Memiliki koneksi internet 22 40,00
2 Memiliki Lab Komputer 43 78,18
3 jml komputer 43 sekolah 832
4 variasi komputer :
P1 35 4,21
P2 91 10,94
P3 330 39,66
P4 377 45,31
5 Memiliki Infokus 26 47,27
Analisis : %
1 SMA di Kota Bandung yg sdh memiliki koneksi internet 40,00
2 SMA di Kota Bandung yg sdh memiliki Lab.Komputer 78,18
3 Rata-rata tiap sekolah memiliki unit komputer 15
4 Rata-rata memiliki komputer P4 45,31
5 Telah memiliki alat LCD / Infocus 47,27
5. Analisis Kondisi
a. ANALISIS SWOT
1). Potensi dan Kelemahan Internal
a). Potensi
• Adanya SDM yang berkualifikasi Strata S1 dan Strata S2
Bidang Komputer
• Adanya keinginan yang kuat untuk akses informasi
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
33
• Jumlah komputer yang cukup untuk mewakili tiap sekolah
yang ada
• Sebagian besar komuter sudah terhubung ke dalam LAN
WAN
b). Kelemahan
• Keterbatasan anggaran biaya untuk pengembangan
program BeST
• Belum banyak SDM yang menguasai ICT
2). Potensi dan Tantangan Eksternal
a). Potensi
• Kemajuan ICT yang sangat cepat
• Adanya beberapa sekolah yang proaktif dalam
memanfaatkan ICT
• Informasi dari beberapa pihak disalurkan melalui ICT
b). Kelemahan
• Arus informasi yang sangat cepat
• Akses ke berbagai lembaga dan sumber informasi
sebagian besar melalui teknologi informasi
Hal tersebut tentu harus dibuatkan strategi daintaranya
dikembangkan pembangunan infrastruktur BeST
b. Letak Geografis
Kota Bandung terletak di wilayah jawa barat dan merupakan
ibukota propinsi jawa barat. Kota Bandung terletak diantara 1070 BT
dan 62.220 LS. Lokasi Kota Bandung cukup strategis apabila ditinjau
dari letak geografis, karena terletak pada pertemuan poros jalan raya
yang ditandai dengan barat-timur yang memudahkan hubungan
dengan ibukota Negara, utara-selatan yang memudahkan lalu lintas
ke daerah perkebunan (Subang dan Pangalengan).
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
34
Secara topografi Kota Bandung terletak pada ketinggian 768 m
diatas permukaan laut (dpl), titik tertinggi di daerah utara dengan
ketinggian 1050 m dan terendah di daerah selatan 675 m di atas
permukaan laut. Di wilayah Kota Bandung Kota Bandung bagian
selatan sampai jalur lalu lintas kereta api, permukaan tanah relatif
datar sedangkan di wilayah kota bagian utara berbukit yang
menjadikan panorama yang indah.
Keadaan geologis dan tanah yang ada di Kota Bandung dan
sekitarnya terbentuk pada zaman kwarter dan mempunyai lapisan
tanah alluvial hasil letusan gunung tangkuban perahu. Jenis material
bagian utara umumnya merupakan jenis andosol di bagian selatan
serta di bagian timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan
bahan endapan liat. Di bagian tengah dan barat tersebar jenis tanah
andosol.
Berdasarkan letak geografis kota bandung, maka Kota
Bandung memiliki potensi untuk pembangunan daerah tujuan wisata
serta pengembangan agro bisnis yang berbasis hasil pertanian.
c. Demografi
Luas Kota Bandung 16.729,50 ha yang rincian penggunaannya
adalah : (1) perumahan = 11.807 ha, (2) taman kota = 1.133.316,75
m2, (3) perdagangan = 72 ha, (4) perkantoran 25 ha, (5) industry =
265 ha, (6) lainnya = 1.344 ha.
Selanjutnya untuk potensi ruang terbuka hijau (RTH) di Kota
Bandung yaitu : (1) jalur hijau, sungai = 110.420 m2, (2) lahan
kuburan = 115.570 m2, (3) jalur tegangan tinggi = 20.600 m2, (4)
jalan kereta api = 35.590 m2, (5) konservasi = 2.163.56 m2, (6)
pemukiman/pekarangan rumah = 4.849.006 m2, (7)
perkantoran/perdagangan = 612.056 m2, (8) industry = 244.291 m2.
Jumlah penduduk Kota Bandung pada bulan oktober 2004
berdasarkan profesi/pekerjaan : (1) belum bekerja = 117.543 orang,
9 Pengawas Teladan Dra. Yayat Ibayati Juara II Nasional
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
60
No. EVEN/LOMBA/KEJUARAAN NAMA/SEKOLAH PRESTASI
(SMP/SMA)
10 Pekan Olah Raga Pelajar Wilayah
Kontingen Kota Bandung
Juara Umum Wil. Priangan
11 Sekolah Sehat TK Merpati Pos Juara Wil. Priangan
12 Sekolah Sehat SMK Negeri 7 Juara Wil. Priangan
13 Wajar Dikdas Award (Tahun ke 3)
Kota Bandung Anugrah Wajar Dikdas Jabar
14 Kota Vokasi Kota Bandung Anugrah Kota Vokasi Jabar
15 Olimpiade Sains (Matematika)
Ifan Adrian Koswara Medali Emas Tk. Nasional
16 Olimpiade Sains (Matematika)
Ifan Adrian Koswara Medali Perak Tk. Internasional
17 Olimpiade Sains (Biologi) SMP Negeri 7 Medali Perak Tk. Nasional
18 Olimpiade Sains (Matematika)
SMP Pribadi Medali Emas Tk. Nasional
19 Guru Agama Teladan H.Apip Sholehudin, S.Ag. (SMP Negeri 7)
Juara I Tk. Jawa Barat
Pemberian Reward kepada peorangan atau sekolah yang
berprestasi dibidangnya dan telah mengharumkan nama baik Dinas
Pendidikan Kota Bandung selama ini perlu terus ditingkatkan sehingga
mampu memberikan dorongan semangat untuk lebih berprestasi dimasa
yang akan datang.
Analisis Manajemen Pendidikan Di Kota Bandung
Salah satu pasal dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tercantum bahwa
Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing,
membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembangunan pendidikan
dewasa ini merujuk pada tiga pilar pembangunan pendidikan nasional,
yaitu: (1) pemerataan dan peningkatan aksesibilitas; (2) peningkatan
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
61
mutu, relevansi, dan daya saing; dan (3) penguatan tata kelola,
akuntabilitas, dan pencitraan publik. Untuk menjabarkan ketiga pilar
pembangunan pendidikan nasional tersebut, harus ditopang oleh kebijakan
pemerintah daerah yang disertai dengan komitmen yang tinggi dari para
praktisi pendidikan dan masyarakat luas.
Salah satu wujud komitmen pemerintah Kota Bandung dalam
pembangunan pendidikan tersebut, tersurat dalam Peraturan Pemerintah
Daerah Kota Bandung Nomor 6 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis
Kota Bandung Tahun 2004-2008, yang menetapkan Visi “Kota Bandung
sebagai Kota Jasa yang BERMARTABAT” (Bersih, Makmur, Taat, dan
Bersahabat) dengan salah satu misinya adalah mengembangkan sumber
daya manusia yang handal dan religius. Kemudian, Renstra Kota Bandung
tersebut diakselerasi melalui 7 program strategis, yaitu:
1. Bidang Pendidikan; Bandung Cerdas 2008
2. Bidang Kesehatan; Bandung Sehat 2007
3. Bidang Kemakmuran; Laju pertumbuhan ekonomi 11% Tahun 2008
4. Bidang Lingkungan Hidup; Gerakan sejuta pohon 2006
5. Bidang Seni dan Budaya; Bandung Kota Seni dan Budaya 2008
6. Bidang Olahraga; Bandung Kota Berprestasi 2008
7. Bidang Agama; Bandung Kota Agamis 2008
Implementasi dari 7 program strategis tersebut, dipacu melalui 5
gerakan, yaitu: (1) gerakan menanam pohon dan hemat menampung air;
(2) gerakan cikapundung bersih; (3) gerakan sejuta bunga; (4) gerakan
udara bersih; dan (5) gerakan Pembibitan, Penanaman, Pemeliharaan, dan
Pengawasan Lingkungan Hidup (P4LH).
Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan di Kota Bandung, tidak
hanya memfokuskan pada pemberdayaan Sumber Daya Manusia, akan
tetapi ikut memperhatikan pelestarian lingkungan hidup. Hal ini menjadi
indikator bahwa pembangunan SDM di Kota Bandung tidak hanya
berorientasi pada pembentukkan SDM yang cerdas secara akademik
semata, akan tetapi menjadi SDM yang memiliki kesadaran, cinta dan
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
62
wawasan lingkungan. Secara formal, komitmen pendidikan berwawasan
lingkungan tersebut, tertuang dalam Peraturan WaliKota Bandung Nomor
31 Tahun 2007, yang memuat kurikulum untuk menanamkan pemahaman
sejak dini tentang Lingkungan Hidup dalam setiap jenjang pendidikan
dimulai TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA.
Upaya keras jajaran pemerintah Kota Bandung di bidang
pembangunan pendidikan ini, telah membuahkan hasil nyata. Hal tersebut
ditandai dengan diperolehnya beberapa penghargaan, seperti pada tahun
2005, 2006 meraih gelar Wajar Dikdas Award dan pada tahun 2007 selain
meraih gelar Wajar Dikdas dengan rintisan Wajar Dikmen juga mendapat
pengjhargaan pelaksanaan Kota Vocational yang menitikberatkan pada
pendidikan kejuruan.
Di samping perolehan sejumlah prestasi kerja tersebut,
pembangunan pendidikan di Kota Bandung sampai saat ini dihadapkan
pada berbagai permasalahan, yang telah diidentifikasi pada 11 problema,
yaitu: (1) bangunan sekolah, khususnya 40-50% dari jumlah SD, memiliki
tingkat kerusakan yang cukup memprihatinkan; (2) sarana dan prasarana
pendidikan, seperti laboratorium dan perpustakaan masih kurang
memadai; (3) biaya pendidikan mahal; (4) tingkat partisipasi masyarakat
selain orang tua masih terus ditingkatkan; (5) kesejahteraan guru; (6)
kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan; (7) kualitas peserta
didik belum sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan zaman;
(8) relevansi pendidikan dengan kondisi masyarakat; (9) beban pelajaran
yang memberatkan; (10) peran dewan pendidikan dan komite sekolah
masih belum optimal; dan (11) masalah buku pelajaran yang belum
terpenuhi sesuai kebutuhan peserta didik.
Dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan di Kota Bandung,
ada beberapa faktor kunci yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan
mutu pengelolaan sekolah, yaitu:
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
63
1. Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat
Dalam konteks otonomi daerah dan juga otonomi sekolah, maka
kepemimpinan kepala sekolah adalah hal yang sangat penting untuk
dimiliki dalam upaya meningkatkan mutu pengelolaan sekolah. Saya
lihat, evaluasi, dan analisis bahwa perjalanan implementasi Manajemen
Berbasis Sekolah yang telah dan sedang dilaksanakan dewasa ini,
cukup memberikan peluang dan pengalaman organisasi bagi para
kepala sekolah untuk meningkatkan keterampilan manajerial, sebagai
seorang leader dan manajer yang memiliki karakter sebagai seorang
visioner. Arti penting kepemimpinan kepala sekolah yang kuat ini,
karena pengelolaan sekolah, dihadapkan pada berbagai peluang dan
kebijakan otonomi pengelolaan sekolah, seperti: (1) adanya kewajiban
setiap sekolah untuk menyusun Rencana Pengembangan Sekolah
(RPS), Rencana Strategis (Renstra), dan Rencana Operasional Program
Sekolah (Renops); (2) penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP); dan (3) adanya berbagai peluang dana block grant
dari pemerintah pusat maupun daerah, yang mana hal tersebut
memerlukan keberanian yang ditunjang oleh keterampilan manajerial
kepala sekolah.
2. Kompetensi guru yang mumpuni
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Guru dan
Dosen, bahwa ada 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dewasa
ini, yaitu:
a. Kompetensi Pedagogik, berkaitan dengan kemampuan
menyelenggarakan pembelajaran dan berinteraksi dengan peserta
didik.
b. Kompetensi Kepribadian, berkaitan dengan kemampuan menata
dan mengendalikan diri sebagai manusia dewasa.
c. Kompetensi Profesional, berkaitan dengan kemampuan
melaksanakan fungsi dan tugas pokok berdasarkan keahlian.
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
64
d. Kompetensi Sosial, berkaitan dengan kemampuan berinteraksi
dengan lingkungan dan masyarakat.
Dalam tataran operasional yang terkait dengan tugas dan
wewenang guru adalah dimana sekolah dihadapkan pada tugas-tugas
seperti: (1) guru harus membuat silabus, RPP, dan pelaksanaan
pembelajaran, sampai pada penilaian; (2) adanya program sertifikasi
guru yang esensinya menggiring kinerja guru secara profesional, dan
(3) adanya kebijakan pembukaan Sekolah Standar Nasional (SSN) dan
Sekolah Berbasis Internasional (SBI), yang berimplikasi terhadap mutu
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
3. Optimalisasi peran pengawas
Eksistensi peran pengawas ini, sesungguhnya memiliki peran
yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan mutu pengelolaan
sekolah dan pembelajaran. Hanya yang menjadi persoalannya, adalah
”bagaimana meningkatkan kompetensi pengawas dan memberdayakan
dalam konteks perannya sebagai supervisor, konsultan, dan advokator
bagi kepala sekolah dan guru dalam upaya meningkatan mutu
pengelolaan sekolah dan pembelajaran?” Sudah saatnya sekarang
adalah kita harus memberikan perhatian kepada upaya peningkatan
dan pemberdayaan peran pengawas. Hal penting lainnya, adalah
merubah budaya kinerja kepengawasan dari yang hanya berorientasi
pada pengawasan administratif, menjadi dikembangkan orientasinya
kepada pengawasan berbasis prestasi.
4. Penguatan tata kelola program sekolah
Ini adalah satu dari tiga pilar pembangunan pendidikan nasional,
yakni penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik.
Dengan adanya kebijakan dan program pemberdayaan sekolah, seperti
adanya otonomi pengelolaan sekolah, bantuan langsung ke sekolah,
tingginya peran serta masyarakat dalam mendukung pengelolaan
sekolah, jelaslah bahwa sekolah sebagai pihak pelaksana (eksekutif)
harus memiliki budaya dan kemampuan untuk mengelola berbagai
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
65
program sekolah secara profesional dan disertai dengan
pertanggungjawaban kegiatan secara akuntable.
5. Peran serta masyarakat
Revitalisasi peran BP3 menjadi Komite Sekolah adalah
memberikan warna baru bagi pengelolaan sekolah yang memberikan
peluang bagi terlibatnya peran serta masyarakat secara lebih luas
dalam pengelolaan sekolah. Ini berarti pembinaan manajemen
pengelolaan SMP, tidak bisa melupakan komponen peran serta
masyarakat. Banyak SMP, yang mapan secara mandiri dalam
pembiayaan sekolah, karena adanya dukungan dari Komite Sekolah.
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK),
khususnya komputer dan internet, secara luas telah mempengaruhi
banyak aspek kehidupan manusia, termasuk dalam dunia pendidikan.
Pendidikan memainkan peran penting dalam membentuk keterampilan
dan keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi agar dapat
diaplikasikan dalam dunia kerja dan masyarakat. Selain itu, pendidikan
seharusnya dapat memanfaatkan potensi dari Teknologi Informasi dan
Komunikasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sudah mencapai
tahap di mana harga perangkat keras komputer berharga relatif murah
dibanding dengan kemampuan kerjanya yang sangat besar. Keadaan
ini mendorong masyarakat untuk berlomba-lomba memanfaatkan
komputer menjadi alat bantu penyaji informasi. Namun demikian
sekarang ini masih banyak didengar keluhan terhadap kegagalan
implementasi pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran di
sekolah. Oleh karena itu diperlukan pengembangan sumber daya
manusia nya sendiri dalam memanfaatkan teknologi informasi, guru
menjadi ujung tombak dalam pembelajaran berbasis teknologi
informasi, oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan teknis
operasional teknologi informasi perlu diselenggarakan pelatihan secara
berkelanjutan kepada guru-guru. Untuk dapat memanfaatkan TIK
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
66
dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus
diwujudkan yaitu (1) siswa dan guru harus memiliki akses kepada
teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga
pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna,
dan dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan (3) guru harus
memilikio pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat
dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai
standar akademik. Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka
telah terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas
maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional di masa lalu (dan
masih ada pada masa sekarang), proses pembelajaran dipandang
sebagai: (1) sesuatu yang sulit dan berat, (2) upoaya mengisi
kekurangan siswa, (3) satu proses transfer dan penerimaan informasi,
(4) proses individual atau soliter, (5) kegiatan yang dilakukan dengan
menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan
terisolasi, (6) suatu proses linear. Sejalan dengan perkembangan TIK
telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaran yaitu
pembelajaran sebagai: (1) proses alami, (2) proses sosial, (3) proses
aktif dan pasif, (4) proses linear dan atau tidak linear, (5) proses yang
berlangsung integratif dan kontekstual, (6) aktivitas yang berbasis pada
model kekuatan, kecakapan, minat, dan kulktur siswa, (7) aktivitas
yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan
pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok.
Dengan dasar kesadaran itu Dinas Pendidikan Kota Bandung
bergerak dari satu pemikiran ke pemikiran lain untuk menggerakan
budaya sekolah secara bertahap berbasiskan Teknologi Informasi dan
Komunikasi.
Pemanfaatan aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk
menambah nilai proses pembelajaran dengan memadukan kegiatan
yang mendayagunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan
pembelajaran.
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
67
Bentuknya berupa :
Penggunaan paket software umum
Penggunaan paket software khusus yang dikembangkan oleh guru
untuk tujuan pembelajaran.
Penggunaan perangkat komunikasi untuk kolaborasi on-line dan
pertukaran informasi.
Penggunaan internet sebagai sumber informasi dan penelitian.
Pengembangan e-Learning
EKAPITULASI BANTUAN DARI DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI
Jumlah Nama Sekolah No. Nama Perusahaan Jenis Bantuan
Uang yang Dibantu Ket
1 PT. BANK JABAR Renovasi Bangunan Sekolah
548.775.000 SDN. CIHAMPELAS
2 PT. CEMPAKA ARUM Tanah untuk Bangunan 2000 m2 SDN. CEMPAKA ARUM
PERMATA ESTATE Sekolah 3 BIO FARMA Meja Belajar 60 Buah SDN. SUKAWARNA Kursi Belajar 120 Buah 1, 2, 3 dan 5 Lemari 6 Buah Perbaikan Meja 60 Buah Perbaikan Kursi 120 Buah
4 BIO FARMA Perbaikan Benteng Sekolah 50 m2 SDN. SIRNAMANAH
5 BIO FARMA Meja Murid 15 Buah SDN. SUKAWARNA 2 Kursi Murid 30 Buah Meja Guru 2 Buah Kursi Guru 2 Buah Lemari 2 Buah 6 PT. MICROSOFT Komputer 1 Buah SDN. SEJAHTERA
7 DONATUR ORANG TUA Pembangunan Mesjid Sekolah 40.000.000 SDN. CEMPAKA ARUM
SISWA 8 KOPERASI JASA MARGA Meja dan Kursi 20 Set SDN. SUKAWARNA 5
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
68
Jumlah Nama Sekolah No. Nama Perusahaan Jenis Bantuan
Uang yang Dibantu Ket
BHAKTI VI
9 PT. TELKOM Pembangunan WC 5.050.000 SDN. SARIJADI
SELATAN 2
10 BIO FARMA Meja Murid 20 Buah SDN. SARIJADI SELATAN 2
Kursi Murid 40 Buah Meja Guru 2 Buah Kursi Guru 2 Buah Lemari Buku 2 Buah Papan Tulis 2 Buah
11 PT. TELKOM Rehab Bangunan Sekolah 150.000.000 SDN. SARIJADI
SELATAN I
6 Lokal 12 BIO FARMA Meja 4.000.000 Kursi 4.000.000 Rehab Lemari 2.000.000 Rehab Bangku 4.000.000 Taman Sekolah 10.000.000
13 ILO - IPEC Meningkatkan Mutu Pendidikan 163.720.000 KOMPLEK LEUWI
PANJANG
Mengadakan Kunjungan ke (DIBANTU PGRI)
Orang Tua Anak yang Bekerja
pada Industri
Sepatu di Bandung
14 BIO FARMA Meja 20 SDN. CIBOGO Kursi 40 Ring Basket 2 Lemari 1
15 TELKOM 100.000.000 CIRANGRANG 3 Tdk ada data
16 BIO FARMA Meja Anak 40 Buah SDN. SUKASARI 3 Kursi Siswa 80 Buah Kursi Guru 3 Buah
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
69
Jumlah Nama Sekolah No. Nama Perusahaan Jenis Bantuan
Uang yang Dibantu Ket
Meja Guru 3 Buah Lemari Buku 6 Buah 17 CV. BENGAWAN Perbaikan Jalan 154.906.895 SD. LEUWIPANJANG
18 PT. JASA MARGA Perbaikan Ruangan Belajar 1 Kelas SDN. SUKAWARNA 5
19 PLN APJ BANDUNG Rehab sekolah 6 Kelas SD GAMBIR 20 TELKOM SUPRATMAN kursi dan meja 40 set SD SABANG
21 HSBC/HONGKONG BANK Komputer 2 SD PANYILEUKAN 3
Alat Peraga Eksiklopedi
22 TAKSI 4848 Bahan
Bangunan, Genteng
SD SUKAWARNA
23 HOTEL GRAND AQUILA Bahan
Bangunan, Genteng
SD SUKAWARNA
24 KARANG SETRA Bahan
Bangunan, Genteng
SD SUKAWARNA
25 HOTEL PERMATA INT. Bahan
Bangunan, Genteng
SD SUKAWARNA
26 BSM Rehab Sekolah 125.000.000 SDN SUKAKARYA 27 JAVA TRAVEL 30.000.000 SD MARGASARI II 28 TELKOM SD CENTEH
29 BIO FARMA Kursi, Meja, dan Kursi
Perpustakaan
30 TELKOM Rehab Sekolah 75.000.000 SDN. SARIJADI SELATAN 1
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
70
Jumlah Nama Sekolah No. Nama Perusahaan Jenis Bantuan
Uang yang Dibantu Ket
31 TELKOM Rehab Sekolah 75.000.000 SDN. SARIJADI SELATAN 1
32 TELKOM Pesawat FLEXIHOME 2 Buah SDN. SARIJADI
SELATAN 1, 2
33 BIO FARMA Meja Belajar 40 Buah SDN. SARIJADI SELATAN 1
Kursi Belajar 80 Buah Meja Guru 2 Buah Kursi Guru 2 Buah
Rehab Meja Belajar 20 Buah
Rehab Kursi Belajar 40 Buah
6. Alternatif Pemecahan Masalah
Permasalahan dan Alternatif Pemecahan
a. Belum adanya infrastruktur SIAP dan E-Learning di Dinas
Pendidikan Kota Bandung
b. Pemecahannya : perlu dibangun infrastruktur SIAP dan E-Learning
c. Sumber daya manusia di bidang SIAP dan E-Learning belum
memadai,
d. pemecahannya : perlu adanya pelatihan pemanfaatan SIAP dan E-
Learning di kota Bandung
e. pemanfaatan teknologi SIAP dan E-Learning oleh kota Bandung
dan sekolah-sekolah belum
f. pemecahannya : perluasan pemanfaatan teknologi SIAP dan E-
Learning oleh kota Bandung dan sekolah-sekolah
g. Pendanaan yang belum memadai,
Pemecahannya : perlu adanya sharing dana oleh beberapa pihak.
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
71
B. Visi DAN MISI
1. VISI
Menjadikan Kota Bandung sebagai Kota Trend-setter e-pendidikan di
Indonesia tahun 2012.
2. MISI
Untuk mendukung Visi Program BeST Kota Bandung, maka disusun
rancangan global proram sebagai berikut :
a. Menyiapkan infrastruktur mencakup perangkat keras (Hardware)
dan perangkat lunak (Software).
b. Menyediakan content bahan ajar dan administrasi.
c. Melatih SDM mencakup tenaga guru dan tenaga administrasi
d. Membentuk komunitas ICT Sekolah Indonesia
e. Melaksanakan kebijakan (regulasi lokal maupun nasional)
C. TUJUAN DAN SASARAN
1. Tujuan
Dalam rangka menuntaskan Wajar Dikdas 9 tahun di Kota Bandung
program ini bertujuan :
a. Mengembangkan e-Pendidikan untuk Pendidikan Dasar dimana
terlatihnya 100 guru yang sudah terlatih dalam e-learning.
b. Mengembangkan e-Administrasi dalam mengisi administrasi
Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan dengan terlatihnya 100
orang tenaga operator.
c. Mengembangkan Learning Communities Pendidikan sebanyak
100 sekolah yang terkonekasi dan saling berhubungan antar
stakeholder.
2. Sasaran
a. Mempermudah siswa dalam mengakses bahan ajar bersifat
mandiri (selft learning materials)
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
72
b. Mempermudah siswa, guru, pemerintah, dan publik mengakses
Informasi Pendidikan
c. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana guru dan siswa,
siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat
berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh
hal-hal yang protokoler.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup BeST meliputi :
1. Program Membangun e-Pendidikan Kota Bandung mencakup sistem :
a. Insfrastruktur
b. Konten bahan ajar dan administrasi
c. Sumber Daya Manusia (SDM)
d. Pengaturan Kebijakan
e. Pembentukan komunitas
2. Stakeholder :
Untuk mewujudkan BeST Kota Bandung stakeholder yang terlibat
adalah:
a. Siswa
b. Guru
c. Sekolah/Owner
d. Disdikkota Bandung
e. Masyarakat
f. Goverment (Pusat, Daerah, Kabupaten/Kota)
g. Administrator
3. Sekolah yang dijadikan sebagai percontohan pengembangan program
BeST adalah 100 sekolah di Kota Bandung yang meliputi :
a. 30 Sekolah Dasar
b. 70 Sekolah Menengah Pertama
4. Sekolah yang di jadikan simpul kegiatan pendampingan program BeST
adalah melibatkan 8 Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan.
Sie. Kontributor Konten : Inen Supriatna (SMP PGII 1)
Kord. Bid Pengembangan SDM : Firman Oktora, S.Si (SMAN 2
Bandung)
Sie. Pendidikan & Pelatihan : Agung Purnomo (SMAN 23 Bdg)
Sie. Monitoring & Bintek : Ida Desiana,SE (SDN Padasuka
Bdg)
Sie. Operator Sekolah : Ace Aliyudin (SMPN 19 Bdg)
Sie. Bina Prestasi : Hendi, ST (SMPN 28 Bdg)
Sie. Desiminasi Program : Yaddy Kusmayadi, ST (SMAN 3 Bdg)
Sie. Siswa IT : Agung Setyabudi (Ketua Forum
Siswa Pecinta IT)
Kord. Bid.Hubungan Masyarakat : Asep Hidayat, Amd (SMPN 4 Bdg)
Sie. Sosialisasi : Wuryanta, S.Pd (SMAN 9 Bdg)
Sie. Kerjasama : Cep Dedi, S.Pd (SMPN 14 )
Sie. Dokumentasi : Yayat (SMPN 7 Bandung)
Sie. e-Kios BeST : Wawan Widyawan, S.Kom
(SMAN15 Bdg)
Standard Operation Procedure (SOP)
Membangun Jaringan Informasi Pendidikan Kota Bandung melalui Program
BeST
1. Manajemen Pendidikan
Tugas :
a. Membuat Kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan BeST
b. Bertanggung jawab dalam implementasi BeST
c. Membentuk Tim Unit Pelaksana Teknis BeST
d. Melakukan Pengawasan Pelaksanaan Kegiatan
2. Unit Pelaksana Teknis
a. Ketua :
Mengelola kegiatan secara komprehensif
Perencanaan
Manajemen Proyek
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
77
Manajemen SDM
Kordinasi
Motivator
b. Sekretaris
Mengelola dan mendokumentasikan hasil kegiatan ke dalam bentuk
surat dan laporan
c. Bendahara :
Mengelola kegiatan keuangan
Mengelola pemasukan dana
Mengelola poengeluaran dana
Membuat laporan keuangan
d. Bidang Pengembangan Sistem
Mengelola kegiatan pembangunan, perawatan dan perbaikan web
dan jaringan.
Tugas :
Mempersiapkan Infrastruktur
o Hardware : Server berikut aksesoris lainnya yang
mendukung, Jaringan
o Software : Webserver, Bahasa pemrograman, database dan
aplikasi lainnya
mengembangkan aplikasi berbasis web
server admin : melakukan instalasi sistem operasi, utilitas dan
aplikasi yang berkaitan dengan kebutuhan dari Perpustakaan
Digital
Aplication Admin : melakukan pengawasan pada aplikasi pustaka
maya agar layanan-layanan yang ada selalu dapat dipergunakan
dengan baik
Melakukan update data dan informasi pada web
Setup Server
Membangun Jaringan
Maintenance Jaringan
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
78
e. Bidang Manajemen Konten
Mengelola sustainable konten baik materi pembelajaran maupun
data dan informasi sekolah
Tugas:
Produksi Konten Multimedia, animasi dan e-book
Verifikasi Konten
Mengumpulkan konten
Unggah / Upload koleksi data dan informasi
Entry Data Processing
f. Bidang Pengembangan SDM
Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang mampu
mengimplementasikan BeST
Tugas:
Melaksanakan workshop / diklat
Menyusun struktur kurikulum pelatihan
Membuat user manual
Menyusun Jadwal Monitoring dan Bimbingan Teknis
Desiminasi
Kordinasi dengan MGMP
Kordinasi dengan operator sekolah
g. Bidang Hubungan Masyarakat
Mengelola komunikasi baik internal maupun eksternal
Tugas:
Mempersiapkan kesekretariatan
Mengumpulkan dokumentasi kegiatan
Melakukan sosialisasi melalui media cetak ataupun elektronik
Melakukan kerjasama dengan pihak terkait
3. Konsultan
Sebagai tenaga ahli mendampingi kegiatan dalam bentuk saran dan
bantuan teknis lainnya.
HAK dan Kewajiban untuk regulasi
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
79
BAB III PROGRAM KEGIATAN YANG DIKEMBANGKAN
A. Konsep dasar dari kegiatan yang diusulkan
Tranformasi model sekolah dari model konvensional ke model berbasis ICT melalui konsep e-learning, e-library, e-administrasi.
B. Permasalahan yang diidentifikasi
1. pada umumnya sekolah dasar dan sekolah menengah di Kota Bandung masih menerapkan sistem sekolah konvensional
2. pada proses pembelajaran sekolah di Bandung belum memanfaatkan pembelajaran berbasis ICT (e-Learning)
3. pada proses pengelolaan data sekolah belum sepenuhnya memanfaatkan ICT
4. pada penyediaan dukungan pustaka belum mengandalkan cara digital (digital library)
5. belum adanya asosiasi perkumpulan atau komunitas ICT yang lebih luas
C. Sasaran atau Target
1. Sasaran a. SD dan SMP b. guru mata pelajaran c. MGMP d. Tenaga administrasi
2. Target
a. Meningkatnya Angka Partisipasi Murni (APM) terutama di tingkat
SMP dalam program wajib belajar 9 tahun.
Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan baik formal maupun non formal yang bermutu tinggi
bagi seluruh siswa di kota Bandung dengan penyelengaraan
pendididkan dasar Sembilan tahun secara sistematis dan
kompherensif.
b. 100 Sekolah Pendidikan Dasar di Kota Bandung
Berikut peta data sebaran sekolah di Kota Bandung
c. Guru mata pelajaran
Semua Guru Mata Pelajaran ditingkat pendidikan dasar dapat
memanfaatkan ICT sebagai media pembelajaran.
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
80
d. MGMP
Terciptanya inovasi guru ditiap MGMP dalam pembelajaran yang
berbasis ICT.
e. Tenaga administrasi
Tenaga administrasi di masing-masing sekolah dapat memanfaat
ICT dalam kegiatan administrasi sekolah.
D. Indikator atau output
Indikator keberhasilan program :
1. Meningkatnya Nilai APK dan APM pada pendidikan dasar sehingga
wajar dikdas 9 tahun tercapai terutama di tingkat SMP.
2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas bahan ajar berbasis ICT dalam
memperkaya konten e-learning dan e-library.
3. Transformasi Informasi dan komunikasi antar Stakeholder tercipta.
4. Terbentuknya 100 Kepala Sekolah Cyber
5. Terbentuknya 100 Guru Cyber
6. Terbentuknya 100 siswa Cyber
7. Terbentuknya komunitas Stakeholder yang melek ICT
8. Akurasi dan validitas data administrasi sekolah dapat terjaga.
9. Pelayanan data informasi administrasi pendidikan lebih cepat.
E. Kerangka waktu pelaksanaan dalam waktu 8 bulan
NO KETERANGAN Waktu
Rapat Koordinasi antara :
a. Dinas Pendidikan Kota Bandung b. Biro PKLN c. Konsultan
1
d. Stakeholder
30 Mei 2008, 7 Juni 2008
2 Analisis Kebutuhan Sistem 30 Mei – 10 Juni 2008
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
81
NO KETERANGAN Waktu
3 Pembentukan Tim Pengelola Jaringan Informasi Pendidikan kota Bandung
2 Juni 2008
4 Penyusunan Proposal 2 – 15 Juni 2008 5 Penemrimaan Block Grant tahap I 29 Juli 2008 6 WorkShop Tim Pengelola 30 Juli 2008 7 Studi Banding 2- 9 Agustus 2008 8 Persiapan Setting Server 10 Agustus 2008 9 Pelaksanaan Pembangunan Web 10 – 30 Agustus
2008 10 Pelaksanaan Pembangunan SIAP 10 - 30 Agustus
2008 11 Pelaksanaan Pembangunan Jaringan (Kerjasama dengan
icon+) 10 – 30 Agustus 2008
12 Workshop TOT Operator 29 Agustus 2008 13 Diklat MGMP dan pengisi konten lainnya Tahap I 31 Agustus 2008
14 Diklat Operator Sekolah 31 Agustus 2008 15 Laporan Kemajuan Tahap I 1 Oktober 2008 16 Monitoring dan Evaluasi Tahap I 10 Oktober 2008 17 Penerimaan Block Grant Tahap II Oktober 2008 17 Workshop TOT MGMP Oktober 2008 18 Diklat MGMP dan pengisi konten lainnya Tahap Oktober 2008
19 Pembuatan Konten e-Learning Oktober – Nopember 2008
20 Workshop MGMP November 2008 21 Implementasi Program BeST (SIAP Dan e-Learning) Desember 2008 22 Pembangunan e-Kios Desember 2008 23 Membuat Laporan Tahap II Januari 2009 24 Monitoring dan evaluasi Januari 2009 25 Workshop hasil dan Grand Launching BeST April 2009 26 Laporan Akhir April 2009 27 Pengembangan Program Sustainability Tentatif
F. Program Kelanjutan kegiatan
Program BeST akan dilajutkan dengan menambah kuantitas partisipatif
sekolah di Kota Bandung yang sebelumnya diproramkan dari 100 sekolah
menjadi 200 sekolah dengan dana sharing alokasi APBD Kota Bandung.
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
82
Tahapan BeST
Asumsi
1 Jumlah Sekolah
a. SD
1,002 b. SMP 244
2 Jumlah Mata Pelajaran
a. SD 11 b. SMP 12 3 Jml Guru
a. SD 10,681
b. SMP
7,075 4 Model e-Learning
a. Synchronous b. Asynchronous 5 Maturity Level 0 : Ignore 1:Aware 2:Plan
3:Execute 4.Measure 5:Excel
6 Jumlah SMA/MA,SMK 250
BeST One BeST Two BeST Three BeST Four BeST Five No Parameter
2008 2009 2010 2011 2012 Jml Sekolah 100 287 287 287 287a.SD 30 243 243 243 2431 b SMP 70 44 44 44 44Pembuatan Konten a. SD-UASBN 3 2 2 2 22 b. SMP-UN 4 2 2 2 2
3 Sasaran/Orientasi Hanya Sekolah
Link ke Dunia Luar
Government & Industri
Society Learning
Learn how to Learn
4 Sumber Pendanaan Block Grant
AUSAID Kemitraan Kemitraan Kemitraan Kemitraan
Jumlah Guru di latih a.SD 360 2916 2916 2916 29165 b SMP 980 616 616 616 616Model e-Learning
BeST One, sumber pendanaan berasal dari Block Grant AUSAID yang
orientasinya sebagai pemicu inovasi sekolah di lingkungan pendidikan
dasar di Kota Bandung.
BeST Two, Three, Four dan Five sumber pendanaan berasal dari APBD
Kota Bandung yang dialokasikan sebagai sumber pendanaan publik
(common program) , APB Sekolah yang diorientasikan bagi program
BeST di sekolah masing-masing dan Kemitraan yang akan di kordinir oleh
Dinas Pendidikan Kota Bandung.
Sumber pendanaan Kemitraan berasal dari rekananan perusahaan yang
memiliki kepedulian terhadap pendidikan.
Diagram 4.1 Alur Pendanaan BeST
B. RENCANA ANGGARAN BIAYA
Rencana anggaran biaya BeST terdiri dari :
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
85
1. Manajemen = 10%
2. e-Administration + e-Library = 40%
3. e-Learning = 40%
4. Pelatihan = 10%
Dengan rincian :
1. Manajemen = Rp. 100,000,000,-
2. e-Learning = Rp. 300,000,000,-
3. Pelatihan = Rp. 100,000,000,-
4. e-Administrasi+e-Library = Rp. 300,000,000,-
Jumlah = Rp. 800,000,000,-
Tabel 4.1 RAB BeST One
No Kegiatan Jumlah Satuan Harga (Rp.)
1 Manajemen Rapat Koordinasi antara : a. Dinas Pendidikan Kota Bandung 4 Kali b. Biro PKLN 3 Kali c. Konsultan 3 Kali d. Stakeholder 2 Kali
Analisis Kebutuhan Sistem dan Penyusunan Proposal 1 Kali
Pembentukan Tim Pengelola Jaringan Informasi Pendidikan kota Bandung 2 Kali
Kesekertariatan 1 Paket
100.000.000,-
2 e-Administration Insfrastruktur : a. Hardware 1 Paket b. Jaringan 1 Paket c. Software 1 Paket d. Brainware 8 Orang e. Sewa Server Ke Telkom 1 Paket Pengembangan SDM : a. Sosialisasi 1 Kali b. Workshop 1 Kali c. TOT 1 Kali d. Diklat Operator Sekolah 1 Kali
350.000.000,-
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
86
No Kegiatan Jumlah Satuan Harga (Rp.)
e. Trainer/Narasumber 46 Jam Maintenance Installasi 1 Kali Perbaikan 2 Kali Update data 4 Kali Monitoring dan Evaluasi 2 Kali
3 e-Learning
Insfrastruktur : a. Hardware 1 Paket b. Jaringan 1 Paket c. Software 1 Paket d. Brainware 8 Orang e. Sewa ke Icon+ 1 Paket f. e-Kios BeST 5 Unit Pengembangan SDM : a. Sosialisasi 1 Kali b. Workshop 2 Kali c. TOT 1 Kali d. Diklat MGMP 2 Kali e. Trainer/Narasumber 92 Jam f. Reward : SD 60 Paket SMP 36 Paket SMA 51 Paket Maintenance Installasi 1 Kali Perbaikan 1 Kali Update data 4 Kali Monitoring dan Evaluasi 2 Kali
350.000.000,-
TOTAL 800.000.000,-
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
87
BAB V RENCANA TEKNIS PENGEMBANGAN
A. RENCANA STRATEGIS 1. Program Jangka Panjang
Rencana BeST lima tahun ke depan dapat di uraikan sbb :
a. 2008 BeST ONE (Only Education), konsep implementasi BeST
dengan prioritas hanya untuk lingkungan / komunitas pendidikan
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
88
b. 2009 BeST TWO (To World Orientation), konsep implementasi BeST
dengan prioritas orientasi link ke dunia luar, baik regional, nasional
maupun internasional.
c. 2010 BeST THREE (THRough e-Education Enterprise), konsep
implementasi BeST dengan terobosan komunikasi tidak hanya
dalam lingkungan / komunitas pendidikan akan tetapi komunitas
lain seperti industri dan government.
d. 2011 BeST FOUR (FOr oUR live), konsep implementasi BeST untuk
kehidupan (society learning) secara luas.
e. 2012 BeST FIVE (For long lIVe Education), konsep implementasi
BeST untuk pembelajaran sepanjang hayat. ICT digunakan untuk
belajar bagaimana belajar (learn how to learn).
2. Program Jangka Pendek
Rencana jangka pendek BeST adalah merupakan program yang disusun
untuk satu tahun pertama yaitu tahun 2008 dimulai bulan Mei 2008
sampai dengan Mei 2009.
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
89
BeST
1. LMS
2 CMS
1 e-Adm Dinas
2 e-Adm Sekolah
1. e-Learning
3.e-Library
2. e-Administrasi
5. e-Community
1. Konten
2. Infrastuktur
3. SDM
6. Regulasi
3. Operator
1. Aturan
e
1. Pelatihan
4. Pustakawan
2. Workshop
1. Data Centre
Dinas2.
Server Sekolah
3. LAN Sekolah
5. Intranet Pend
Kota Bdg
6. Internet
2. MGMP/KKG
1. Guru
4 Manajemen
1. Koordinasi
5. Pembentukan
Tim
2.Feasibility Study
3. Analisis Sistem
4. Pembuatan Proposal
7. Benchmark
8. Maintenance
4. e-KIOS
9. Monev
Program satu tahun peratama sbb :
1. Peta potensi ICT sekolah di Kota Bandung
2. Membangun Komitmen bersama antar stakeholders pendidikan
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
90
3. Pembangunan e-Learning
4. Pembangunan e-Library
5. Pembangunan e-Administration
6. Ditetapkannya 100 Kepala Sekolah Cyber
7. Ditetapkannya 100 Guru Cyber
8. Ditetapkannya 100 Siswa Cyber
9. Implementasi Sistem untuk 100 sekolah
a. SD 30 Sekolah
b. SMP 70 Sekolah
1. Tingkat SD
NO NAMA SEKOALH ALAMAT
1 SDN ANDIR KIDUL 1 JL. AH. NASUTION 38A
2 SDN UJUNGBERUNG 5 JL. CIGENDING NO. 1
3 SDN NILEM JL. NILEM 10
4 SDN KARANG PAWULANG JL. KARAWITAN NO. 81
5 SDS BPI JL. HALIMUN NO. 40
6 SDS KARTIKA X-2 JL. GATOT SUBROTO NO. 160
7 SDN PELITA JL. RAJAMANTRI KIDUL NO. 4
8 SDN PASIRKALIKI 96 JL. HOS. COKROAMINOTO NO. 110
9 SDN DR. CIPTO JL. DR. CIPTO
10 SDN GRIBA ANTAPANI ANTAPANI
11 SDN MERDEKA 5/6 JL. MERDEKA NO. 9
12 SDN BANJARSARI 1 JL. MERDEKA NO. 22
13 SDN SOKA 34-4 JL. SOKA NO. 34
14 SDN KIARACONDONG 3 JL. H. IBRAHIM ADJIE NO. 355
15 SDN SEJAHTERA 1 JL. SEJAHTERA NO. 12
16 SDN RAYA BARAT JL. JEND. SUDIRMAN NO. 587
17 SDN JAKAPURWA 1 JL. JAKAPURWA NO. 40
18 SDN COBLONG COBLONG
19 SDN PAJAGALAN 58 JL. PAJAGALAN 58
20 SDN PASIR POGOR JL. PASIR SUCI NO. 8
21 SDN CEMPAKA ARUM JL. UMAR BIN KHOTOB
22 SDN MOCH. TOHA 4 JL. MOH. TOHA NO. 22
23 SDN LENGKONG KECIL JL.LENGKONG KECIL NO 55
24 SDN SUKASENANG JL.PHH MUSTOFA
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
91
NO NAMA SEKOALH ALAMAT
25 SDN KRESNA JL.KRESNA NO.47
26 SDN CIBEUREUM XI JL.ASRAMA KIPAL
27 SDN CIJAGRA 1 JL.SITULEMBANG NO 1
28 SDN ASMI 3 JL.ASMI NO 2
29 SDN SUKARASA 5 JL.PAK GATOT NO. 5
30 SDN TURANGGA 2 JL.SALAK NO.3
31 SDN TUNAS HARAPAN JL.CIJERAH NO.116 2. Tingkat SMP
NO NAMA SEKOLAH ALAMAT
1 SMP NEGERI 1 Jl. Kesatrian No. 16
2 SMP NEGERI 2 Jl. Sumatra
3 SMP NEGERI 3 Jl. Dewi Sartika 115
4 SMP NEGERI 4 Jl. Samoja No. 5
5 SMP NEGERI 5 Jl. Sumtra No. 40
6 SMP NEGERI 6 Jl. H. Uakub No. 36
7 SMP NEGERI 7 Jl. Ambon No. 23
8 SMP NEGERI 8 Jl. Cigending
9 SMP NEGERI 9 Jl. Semar No. 5
10 SMP NEGERI 10 Jl. Dewi Sartika
11 SMP NEGERI 11 Jl. Samsudin
12 SMP NEGERI 12 Jl. Setia Budi
13 SMP NEGERI 13 JL. MUTIARA NO. 15
14 SMP NEGERI 14 JL. LAPANGAN SUPRATMAN NO. 7
15 SMP NEGERI 15 JL. SUKAJADI NO. 223
16 SMP NEGERI 16 JL. H. MUSTOPA NO. 53
17 SMP NEGERI 17 JL. ARCAMANIK ENDAH
18 SMP NEGERI 18 Jl. SMP 18
19 SMP NEGERI 19 JL. SADANG SERANG / SADANG LUHUR II
20 SMP NEGERI 20 JL. CENTEH NO. 5
21 SMP NEGERI 21 JL. CARINGIN GG. LUMBUNG
22 SMP NEGERI 22 JL. WR. SUPRATMAN
23 SMP NEGERI 23 JL. ARJUNA NO.
24 SMP NEGERI 24 JL. MADESA
25 SMP NEGERI 25 JL. PAJAGALAN NO. 67
26 SMP NEGERI 26 JL. CIBOGO NO. 78
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
92
NO NAMA SEKOLAH ALAMAT
27 SMP NEGERI 27 JL. YUDHA WASTU KENCANA I
28 SMP NEGERI 28 JL. SOLONTONGAN NO. 2
29 SMP NEGERI 29 JL. GEGERARUM
30 SMP NEGERI 30 JL. SEKEJATI
31 SMP NEGERI 31 JL. BINONG JATI NO.. 139
32 SMP NEGERI 32 JL. ARJUNA NO. 2
33 SMP NEGERI 33 JL. BABAKAN TAROGONG
34 SMP NEGERI 34 Jl. Waas
35 SMP NEGERI 35 JL. DAGO POJOK NO. 8
36 SMP NEGERI 36 JL. CARINGIN
37 SMP NEGERI 37 JL. BABAKAN SARI
38 SMP NEGERI 38 Jl. Borobudur Cibaduyut
39 SMP NEGERI 39 JL. TERUSAN HOLIS
40 SMP NEGERI 40 JL. NANGKA SUNI NO. 75
41 SMP NEGERI 41 Jl. Arjuna No. 18
42 SMP NEGERI 42 JL. RANCASAWO MANJAHLEGA
43 SMP NEGERI 43 Jl. Manjahlega Margacinta
44 SMP NEGERI 44 JL. CIMANUK NO. 1
45 SMP NEGERI 45 Jl. Yogyakarta No. 1
46 SMP NEGERI 46 Jl. Cigagak Cibiru
47 SMP NEGERI 47 Jl. Budi Clember
48 SMP NEGERI 48 Jl. Batu Raden VIII No. 19
49 SMP NEGERI 49 Jl. Antapani No 49
50 SMP NEGERI 50 Jl. Pasirjati Ujungberung
51 SMP NEGERI 51 Jl. Derwati Rancasari
52 SMP NEGERI 52 Jl. Ciumbuleuit
53 SMPS PASUNDAN 12 JL. SARIRASA
54 SMPS BPI 1 JL. BURANGRANG NO. 8
55 SMPS TAMAN SISWA JL. TAMAN SISWA NO. 4
56 SMPS BHAYANGKARI JL. PALASARI NO. 46
57 SMPS MUHAMMADIYAH 1 JL. BANTENG DALAM NO. 6
58 SMPS NUGARAHA JL. PLN DALAM 4
59 SMPS PASUNDAN 6 JL. SUMATRA 141
60 SMPS PASUNDAN 7 JL. CIJERAH GG. PELITA
61 SMPS TARUNA BHAKTI JL. R.E. MARTADINATA NO. 52
62 SMPS PASUNDAN 1 JL. PSUNDAN 32
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
93
NO NAMA SEKOLAH ALAMAT
63 SMPS PASUNDAN 4 JL. KEBON JATI NO. 31
64 SMPS YWKA ELANG II NO. 3 BANDUNG
65 SMPS PGRI 7 JL. PANDANWANGI
66 SMPS YAS JL. PHH MUSTOFA NO. 115
67 SMPS VIJAYA KUSUMAH JL. MERDEKA
68 SMPS KARTIKA SILIWANGI 1 JL. BANGKA NO. 3
69 SMPS TULUS KARTIKA JL. RANCABOLANG NO. 140
70 SMPS DARUL HIKAM JL. IR H. JUANDA NO. 285 A
71 SMPS NASIONAL JL. SADANG SERANG NO. 17
72 SMPS PASUNDAN 2 JL. PSUNDAN 32
73 SMPS KARTIKA CHANDRA X-1 JL. GATOT SUBROTO
74 SMPS DEWI SARTIKA JL. KAUTAMAN ISTRI 12
75 SMPS SUMTRA 40 JL. PAHLAWAN NO. 21
76 SMPS ISTIQOMAH JL. PAHLAWAN NO. 65
77 SMPS AL-GHIFARI JL. CISARANTEUN KULON 140
78 SMPS PASUNDAN 3 GG. BAPA HUSEN
79 SMPS PGII 1 JL. PANATAYUDA NO. 8 7. Implementasi Sistem dalam bentuk e-Kios BeST untuk beberapa tempat,
antara lain :
a. Kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung
b. Stasiun Kereta Api Bandung
c. Pemkot Bandung
d. Bandung Super Mall (BSM)
e. Museum Geologi Bandung
8. Produksi Konten
9. Entry Data
10. Workshop Manajemen BeST
11. Workshop TOT Sistem e-Learning, e-Library, e-Administration
12. Diklat KKG/MGMP dalam Pemanfaatan Sistem e-Learning dan e-Library
13. Diklat Operator Sekolah dalam implementasi Sistem e-Administration
14. Training Pembuatan Bahan Ajar
15. Uji Coba oleh Siswa
Proposal BeST Disdik Kota Bandung
94
16. Pemeliharaan Jaringan
17. Pemeliharaan Sistem
18. Soft Opening
19. Launching
B. Kebijakan
1. Regulasi Kode Etik Konten dari Depkominfo
2. Regulasi Lokal
Perlunya dibentuknya Unit Organisasi Pelaksana E-Pendidikan
SOP Penyediaan Data dan Konten e-Pendidikan
Standar Operasional Prosedur Organisasi Pelaksana e-Pendidikan
C. Pembangunan Infrastuktur
Penyediaan perangkat keras untuk penyimpanan, pemrosesan dan akses