Top Banner
Proposal BeST Disdik Kota Bandung 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tidak disangkal lagi bahwa setiap lapangan kehidupan dan kegiatan manusia memerlukan informasi. Sanders (1973) bahkan mengemukakan terdapat tiga elemen dasar kegiatan manusia, yaitu : informasi, energi dan material. Informasi adalah juga substansi dari seluruh aktifitas intelektual manusia. Maka berkaitan dengan itu pula informasi bukan hanya dibutuhkan bagi penyelenggaraan pendidikan melainkan sebagai bagian esensial dari pendidikan itu sendiri. Ada lima hal yang dapat memberikan tekanan terhadap tuntutan pengembangan informasi bagi organisasi-organisasi sosial seperti halnya organisasi kependidikan (Sanders,1973), antara lain: 1. Peningkatan volume pekerjaan tulis menulis Hal ini terjadi karena bertambahnya tuntutan terhadap data dari luar dan permintaan para pimpinan terhadap informasi yang banyak. 2. Permintaan ketepatan waktu Dalam pertambahan volume informasi sering terjadi pengurangan kecepatan dalam pemrosesan. Pimpinan meminta informasi yang tepat waktu 3. Permintaan Kualitas Pimpinan Sekolah bertanggung jawab dalam mengawasi kegiatan tiap unit kerja (kurikulum, kesiswaan, sarana, humas dan tata usaha). Oleh karena itu diperlukan informasi yang akurat untuk melakukan pengawasan. Akan tetapi manakala suatu operasi pengolahan data tertahan dan melampaui kemampuan rencana semula, maka ketidakakuratan mulai terlihat. Kurangnya pengawasan mengakibatkan lemahnya unjuk kerja, maka dari itu sewajarnya dituntut suatu kualitas informasi yang lebih baik.
102

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Feb 08, 2018

Download

Documents

vothu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Tidak disangkal lagi bahwa setiap lapangan kehidupan dan kegiatan

manusia memerlukan informasi. Sanders (1973) bahkan mengemukakan

terdapat tiga elemen dasar kegiatan manusia, yaitu : informasi, energi dan

material. Informasi adalah juga substansi dari seluruh aktifitas intelektual

manusia. Maka berkaitan dengan itu pula informasi bukan hanya

dibutuhkan bagi penyelenggaraan pendidikan melainkan sebagai bagian

esensial dari pendidikan itu sendiri.

Ada lima hal yang dapat memberikan tekanan terhadap tuntutan

pengembangan informasi bagi organisasi-organisasi sosial seperti halnya

organisasi kependidikan (Sanders,1973), antara lain:

1. Peningkatan volume pekerjaan tulis menulis

Hal ini terjadi karena bertambahnya tuntutan terhadap data dari luar

dan permintaan para pimpinan terhadap informasi yang banyak.

2. Permintaan ketepatan waktu

Dalam pertambahan volume informasi sering terjadi pengurangan

kecepatan dalam pemrosesan. Pimpinan meminta informasi yang tepat

waktu

3. Permintaan Kualitas

Pimpinan Sekolah bertanggung jawab dalam mengawasi kegiatan tiap

unit kerja (kurikulum, kesiswaan, sarana, humas dan tata usaha). Oleh

karena itu diperlukan informasi yang akurat untuk melakukan

pengawasan. Akan tetapi manakala suatu operasi pengolahan data

tertahan dan melampaui kemampuan rencana semula, maka

ketidakakuratan mulai terlihat. Kurangnya pengawasan mengakibatkan

lemahnya unjuk kerja, maka dari itu sewajarnya dituntut suatu kualitas

informasi yang lebih baik.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

2

4. Tekanan dari perubahan lingkungan luar

Perubahan yang cepat telah terjadi di bidang sosial, ekonomi dan

teknik. Bagaimanapun hal tersebut mempunyai pengaruh yang berarti

bagi lingkungan dimana suatu sekolah berada dan bagi informasi yang

harus sekolah miliki.

5. Biaya

Peningkatan biaya pekerjaan dalam operasional pengolahan data

akhirnya menuntut perhatian dari pimpinan sekolah. Namun akan

terjadi penghematan pada bidang pekerjaan yang lain.

Maka dari itu untuk mengakomodasi beberapa hal tersebut diatas maka

dunia pendidikan pun perlu dikembangkan pemanfaatan teknologi informasi

dan komunikasi yang meliputi 3 hal pengelolaannya antara lain : e-

Administration, e-Learning dan e-Library dimana ke tiga hal ini merupakan

core bisnis dari pendidikan itu sendiri. Berikut landasan teori mengenai ketiga

hal tersebut :

Konsep Dasar e-Pendidikan :

1. e-Learning

Beberapa pengertian e-learning:

e-Learning atau Internet enabled learning menggabungkan metode

pengajaran dan teknologi sebagai sarana dalam belajar. (Dr. Jo

Hamilton-Jones).

e-Learning adalah proses belajar secara efektif yang dihasilkan dengan

cara menggabungkan penyampaian materi secara digital yang terdiri

dari dukungan dan layanan dalam belajar. (Vaughan Waller, 2001)

E-learning refers to technology-enabled learning, including online

programs, computer- or Web-based training, virtual classrooms and

digital collaboration, and technology-assisted distance learning.

(Motorolla University)

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

3

E-learning is a term used to describe electronically delivered learning

methods such as CD-ROM, web-based learning, online assessments,

web-based reinforcement tools, and online coaching. (Collaborative E-

Learning Communities)

e-Learning adalah proses instruksi yang melibatkan penggunaan peralatan

elektronik dalam menciptakan, membantu perkembangan, menyampaikan,

menilai dan memudahkan suatu proses belajar mengajar dimana pelajar

sebagai pusatnya serta dilakukan secara interaktif kapanpun dan dimanapun.

Beberapa keuntungan e-learning antara lain (1) e-learning dapat

mempermudah akses bagi siswa dalam berinteraksi dengan sekolahnya, (2) e-

learning dapat meningkatkan daya saing sekolah.

Materi pelajaran yang dapat di download di internet, tatap muka virtual, nilai

dapat diakses secara online, pengecekan kehadiran (absensi) secara online

akan menjadi nilai tambah yang baru bagi sekolah yang berbasis e-learning.

Pada pengelolaan siswa, mata pelajaran, nilai, ijazah dan data pendidikan

lainnya membutuhkan content system management (CSM).

Model pembelajaran e-learning memiliki dua model yaitu (1) syncronous dan

(2) asynchronous. Syncronous meniru model belajar di kelas, yaitu antara

siswa dan guru berinteraksi langsung secara real-time melalui audio, video,

chart room pada internet. Sedangkan Asyncronous, siswa diberikan

kebebasan untuk membuka materi pelajaran dan tugas sesuai dengan waktu

siswa, ini berarti non real-time, interaksi dapat dilakukan melalui e-mail, milis,

blog dan fasilitas lainnya.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

4

Tabel 2.1 Konvensional vs e-Learning

Konvensional e-Learning

Kelas • Fisik – Ruang Terbatas

• Synchronous

• Virtual-Ruang tdk terbatas

• Kapanpun, dimanapun

Konten • ppt/transparensi/dll

• Textbooks/library

• Video

• Kolaborasi

• Multimedia / simulasi

• Digital library

• On demand

• Komunikasi Syncronus &

Asyncronous

Personalisasi • Jalur belajar terbatas • Jalur dan waktu belajar sesuai

dengan keinginan pembelajar

Tujuan e-Learning

meningkatkan daya serap siswa atas materi yang diajarkan;

meningkatkan partisipasi aktif dari siswa;

meningkatkan kemampuan belajar mandiri siswa;

meningkatkan kualitas materi pendidikan dan pelatihan,

meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat

teknologi informasi,

memperluas daya jangkau proses belajar-mengajar dengan menggunakan

jaringan komputer, tidak terbatas pada ruang dan waktu

dan lain-lain

Keunggulan pendidikan berbasis e-learning adalah

bentuk data berupa teks, gambar, suara, dan video bisa ditampilkan

secara dinamis, dibandingkan buku yang hanya menampilkan teks dan

gambar yang statis.

Kapasitas penyimpanan data pada hard disk (HDD) server dan CD klien

sangat besar, dibandingkan buku atau media konvensional lainnya.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

5

menghemat ruangan yang diperlukan untuk komputer yang terletak di

atas sebuah meja, dibandingkan buku dan rak perpustakaan yang

membutuhkan ruangan yang lebih besar.

Perangkat Pengakses

Telepon

Komputer multimedia

PDA / Telepon Seluler

Kios Info / Akses Publik

Perangkat khusus: kertas elektronik

Format dari data

Format proprietary dari Microsoft (Office), ebook

Adobe PostScript (PS), PDF

Format portable: HTML, XML

Grafik: GIF, JPEG, PNG

MP3 (audio)

Tabel 2.1 Media e-Learning

Nama Media Kelebihan Kekurangan Print Relatif murah, mudah dibawa, mudah

tersedia Tidak ada interaksi, membutuhkan kemampuan membaca, ada waktu delay

Voicemail

Relatif murah, mudah digunakan; meningkatkan interaksi

Panjangnya terbatas, tidak bergambar

Audiotape

Relatif murah, mudah diakses, mudah diperbanyak

Tidak ada gambar, tidak ada interaksi

Audioconference

Biaya relatif murah, mudah di set up

Tidak ada gambar, tidak ada interaksi, membutuhkan perangkat keras

E-mail

Fleksibel, interaktif, convenient

Membutuhkan perangkat keras, banyak variasi perangkat lunak

Online Chat

Interaksi secara waktu nyata, umpan balik sangat cepat

Membutuhkan perangkat lunak, perlu terjadwal, membuthkan perangkat keras

Web-based Education

Dapat multimedia, akses global, interaktif

Membutuhkan komputer, membutuhkan akses ke web, mungkin lambat

Videotape

Relatif murah, mudah diakses, mudah diperbanyak, mempunyai elemen suara dan gambar

Tidak ada interaksi, membutuhkan perangkat keras

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

6

Nama Media Kelebihan Kekurangan Satellite Videoconference

Realisme tinggi, dapat interaktif Perangkat keras relatif mahal, perlu penjadwalan

Microwave Videoconference

Microwave Videoconference

Daerah cakupan terbatas, perlu penjadwalan

Cable/Broadcast Television

Mudah digunakan, mudah diakses, termasuk suara dan gambar

Biaya produksi tinggi, membutuhkan perangkat keras, tidak ada interaksi, perlu penjadwalan

2. e-LIBRARY

e-Library (electronic library) atau perpustakaan elektronik atau juga

dikenal dengan perpustakaan maya adalah sebuah sistem informasi yang

terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software),

pengelolaan, pelayanan serta penyediaan (akses) informasinya.

Dalam perpustakaan elektronik, bahan-bahan pustaka tidak hadir

dalam bentuk fisik (disebut maya) yang umumnya ada dalam perpustakaan

konvensional. Perpustakaan elektronik merupakan provider atau penyedia

informasi, transaksi atau layanan informasinya bersifat elektronik, serta

menyediakan bahan-bahan pustaka (item) selain dalam bentuk data elektronik

juga dalam bentuk yang lain seperti yang umumnya ada dalam perpustakaan

konvensional.

Perpustakaan elektronik merupakan salah satu alternatif dalam

menyediakan sumber informasi untuk kegiatan pembelajaran jarak jauh

(distance learning), mengingat user atau pengguna perpustakaan berada di

tempat yang tidak diketahui keberadaannya. Ini dimungkinkan dengan adanya

teknologi internet yang sudah berkembang dengan sangat pesat dewasa ini.

Dunia perpustakaan semakin hari semakin berkembang dan bergerak

ke depan. Perkembangan dunia perpustakaan ini perlu didukung oleh

perkembangan teknologi informasi, dimana pemanfaatannya telah merambah

ke berbagai bidang.

Hingga saat ini tercatat beberapa permasalahan di dunia perpustakaan

yang coba diatasi dengan menggunakan teknologi informasi. Adapun alasan

yang mendasari pemikiran tentang perlunya penggunaan teknologi informasi

di perpustakaan adalah sebagai berikut:

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

7

(1) Perkembangan teknologi informasi di komputer semakin membuka

peluangpeluang baru bagi perpustakaan untuk mengimplementasikan

penggunaannya secara murah dan mudah.

(2) Perpustakaan sebagai lembaga edukatif, informatif, preservatif dan

rekreatif yang diterjemahkan sebagai bagian dari aktifitas ilmiah, tempat

penelitian, tempat pencarian data/informasi yang otentik, tempat

menyimpan, tempat rekreasi edukatif, perlu didukung dengan sistem

teknologi informasi masa kini dan masa yang akan datang yang sesuai

kebutuhan untuk mengakomodir aktifitas tersebut, sehingga informasi dari

seluruh koleksi yang ada dapat diakses oleh berbagai pihak yang

membutuhkannya.

(3) Volume pekerjaan perpustakaan mengelola puluhan ribu hingga ratusan

ribu, bahkan bisa jutaan koleksi, dengan layanan mencakup masyarakat

sekolah (peserta didik, tenaga kependidikan, dan masyarakat luas), perlu

didukung dengan sistem otomasi yang futuristik (punya jangkauan

kedepan), sehingga dapat memberikan layanan yang prima, yaitu layanan

yang dapat mempermudah pencarian informasi di dalam koleksi obyek

informasi seperti dokumen , gambar dan database dalam format digital

dengan cepat, tepat, dan akurat

Konsep penggunaan teknologi informasi yang ditawarkan di

perpustakaan diantaranya adalah e-library atau perpustakaan digital. Pada

dasarnya, perpustakaan digital itu sama saja dengan perpustakaan biasa,

hanya saja memakai prosedur kerja berbasis komputer dan sumber

informasinya digital. Koleksi perpustakaan digital tidak terbatas pada dokumen

elektronik pengganti bentuk cetak saja tetapi juga artefak digital yang tidak

bisa digantikan dalam bentuk tercetak.

Perpustakaan digital melayani mesin, manajer informasi, dan pemakai

informasi. Manajemen koleksinya meliputi penyimpanan dan pelayanan

bantuan penelusuran informasi. Sayangnya, pertumbuhan perpustakaan

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

8

digital masih dilakukan dengan trial and error, sehingga timbul kesan

pemborosan dan kesiasiaan.

Keadaan seperti ini sebenarnya bisa dikurangi sehingga menekan biaya

dan waktu yang tidak perlu, antara lain dengan survei dan studi banding yang

kuat. Lahirnya perpustakaan digital di Indonesia ini disambut baik para

pengelola informasi atau pustakawan. Kebanyakan pustakawan terbuka

terhadap perubahan teknologi, tetapi juga masih mengingat fungsi tradisional

mereka, yaitu membantu orang untuk mencari informasi, baik dalam bentuk

digital atau tercetak.

Sosialisasi program perpustakaan digital terhadap para anggota

jaringan dan para pengguna itu penting. Dalam hal ini, perlu peningkatan

kesadaran akan fungsi utama mereka, yaitu memberikan kemudahan akses

pengguna terhadap informasi. Untuk mempermudah akses, pustakawan perlu

mendorong pengguna perpustakaan digital untuk melek informasi

(information literate). Pengguna perpustakaan yang seperti ini adalah mereka

yang sadar kapan memerlukan informasi dan mampu menemukan informasi,

mengevaluasinya, dan menggunakan informasi yang dibutuhkannya itu secara

efektif dan beretika Pada tahap pembangunan dan pemberdayaan

perpustakaan, perhatian diarahkan pada penyelesaian bangunan fisik,

penyediaan sarana lainnya seperti utilities, jaringan informasi, pengisian

dengan isi materi koleksi.

Pada tahap pengembangan perpustakaan secara umum, termasuk

pengembangan fungsi dan program kegiatan, serta pengembangan koleksi

terus menerus. Untuk kategori operasi, fokusnya makin diberikan pada

pengembangan organisasi pengelola, pengembangan sistem operasi

perpustakaan, pelaksanaan pemberian pelayanan, pembuatan

programprogram baru, upaya untuk makin mandiri dengan mengurangi

ketergantungan pada sumbangan, serta mobilisasi dana dan sumber daya

baik secara berkala maupun permanen.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

9

Semua penjelasan ini adalah untuk meyakinkan semua pihak bahwa

rangkaian pekerjaan yang harus dilakukan ke depan adalah masih sangat

panjang karena itu harus dilakukan dengan sebaikbaiknya.

Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk melayani 1 orang pengguna

jasa perpustakaan dalam pelayanan sirkulasi kurang lebih 3 sampai dengan 5

menit. Sedangkan, apabila menggunakan sistem komputer dibutuhkan waktu

kurang dari 30 detik. Hal ini mengindikasikan bahwa perpustakaan yang masih

menggunakan sistem konvensional kurang optimal dalam hal pelayanan.

Salah satu jawaban atas permasalahan tersebut adalah adanya suatu aplikasi

program perpustakaan yang serba komputer (perpustakaan digital).

Digitasi perpustakaan merupakan salah satu jawaban terhadap

pelayanan sirkulasi dan pelayanan informasi yang selama ini dikeluhkan

masyarakat pengguna jasa perpustakaan. Hal ini tentunya dapat mengeliminir

image negatif terhadap perpustakaan yang selama ini barangkali identik

dengan tempat yang kurang berperan dalam dunia informasi, menjadi sebuah

tempat yang secara aktif memberikan layanan informasi kepada penggunanya

baik yang bersifat ilmiah, edukatif, rekreatif, ataupun fungsifungsi lainnya

Beberapa keunggulan perpustakaan digital diantaranya adalah sebagai

berikut:

(1) long distance service,

(2) akses yang mudah,

(3) murah (cost efective),

(4) pemeliharaan koleksi secara digital,

(5) jawaban yang tuntas,

(6) jaringan global.

Manfaat perpustakaan digital diantaranya adalah :

(1) media penyebaran pengetahuan

(2) untuk penyimpanan (repository)

(3) untuk perawatan/preservasi

(4) media promosi/etalase hasil karya civitas akademika,

(5) mencegah duplikasi dan plagiat

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

10

3. e-ADMINISRATION

e-Administrasi adalah sistem elektronik berbasis ICT yang di aplikasikan

bagi pengelolaan / administrasi sekolah, mulai dari pendaftaran siswa baru,

administrasi kelas, nilai siswa, data guru dan tata usaha, sampai dengan data

alumni.

e-Administrasi yang dirancang adalah SIAP ONLINE (Sistem

Informasi Aplikasi Pendidikan Online) yaitu Sistem pengelolaan data dan

informasi pendidikan berbasis web.

Yang melatarbelakangi Program SIAP dan e-Administrasi adalah :

• Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen, dan proses

kerja secara elektronis belum sepenuhnya di terapkan di sekolah.

• Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi.

• Integritas dan sinkronisasi data.

Data dan Informasi Pendidikan yang dikembangkan :

Manfaat yang diperoleh :

• Layanan online yang mudah, nyaman, dan lengkap

• Basis data pendidikan yang akurat dan terpadu bagi Dinas Pendidikan.

• Kemudahan administrasi pendidikan di sekolah.

• Akses informasi yang mudah dan cepat bagi orang tua siswa.

• Fitur layanan yang selalu mengikuti perkembangan teknologi terkini.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

11

Konfigurasi SIAP Online

Fitur SIAP Online

SIAP Sekolah terdiri atas:

• SIAP Sekolah untuk Operator Sekolah

• SIAP Dinas untuk Administrator Dinas Pendidikan

SIAP Sekolah untuk Operator Sekolah

• Layanan Biodata

• Layanan Manajemen Kelas

• Layanan Penjadwalan

• Layanan Penilaian

• Layanan Tingkat Kehadiran

• Layanan Surat Menyurat Elektronik (email)

• Layanan Pencarian

• Layanan Pelaporan

SIAP Dinas untuk Administrator Dinas Pendidikan

• Layanan Manajemen Kurikulum

• Layanan Manajemen SchoolNet

• Layanan Info Dinas Pendidikan

• Layanan Surat Menyurat Elektronik (email)

• Layanan Pelaporan

Pemerintah Kota Bandung sangat mendukung terhadap komitmen

pemerintah pusat dalam melaksanakan program tuntas wajib belajar

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

12

pendidikan dasar 9 tahun pada tahun 2008. Untuk mencapai tujuan ini,

Pemerintah Kota Bandung telah menyusun rencana strategis yang

disesuaikan dengan prioritas pemerintah pusat dalam hal peningkatan

akses terhadap pendidikan dasar (Melalui pembangunan sarana

sekolah menengah pertama dan menambah ruang kelas), peningkatan

mutu (Melalui penyempurnaan standar dan sistem pengelolaan sekolah,

guru, materi pengajaran dan siswa), dan penguatan tata kelola (Melalui

penguatan sistem perencanaan keuangan, pengelolaan keuangan, dan

pemantauan kinerja sekolah) serta mekanisme akuntabilitas dalam

bidang pendidikan (Peningkatan volume, efektifitas dan perimbangan

mobilisasi sumber daya dan alokasi di bidang pendidikan).

Untuk mendukung plaksanaan wajar dikdas 9 tahun perlu adanya dasar

hukum untuk melaksanakannya, yaitu :

1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Jo

PERPU No.3 Tahun 2005 jo Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang

Pemerintah Daerah.

3 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

4 Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 06 Tahun 2004 tentang Rencana

Strategis (Renstra) Kota Bandung.

Untuk mendukung program di atas Pemerintah melakukan berbagai

upaya diantaranya dengan adanya program kerjasama antara Indonesia dan

Australia dengan Program “Inovasi Teknologi Informasi dan Komunikasi”

untuk pendidikan guna memberikan dorongan untuk menuntaskan wajar

dikdas 9 tahun. Pemerintah Kota Bandung sangat antusias dengan adanya

program tersebut sehingga pemerintah Kota Bandung memprogramkan suatu

program diantaranya BeST (Bandung e-Education of School Transformation)

merupakan konsep transformasi sistem pendidikan dasar sekolah di Kota

Bandung serta dengan adanya dalam dengan mengubah paradigma model

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

13

pembelajaran dari model konvensional ke model berbasis ICT dengan

pendekatan e-learning, e-library dan e-administration. e-Learning merupakan

konsep transformasi sistem pembelajaran sekolah dari model konvensional ke

model berbasis ICT. e-Library merupakan konsep transformasi dari

perpustakaan manual ke model pustaka maya. e-Administration merupakan

konsep transformasi dari sistem adminstrasi sekolah manual ke sistem

informasi adminstrasi sekolah berbasis ICT.

Kota Bandung sebagai kota pendidikan mempunyai konsep pendidikan

berbasis ICT yang dinamakan BeST. Rencana BeST lima tahun ke depan

dapat di uraikan sbb :

1. 2008 BeST ONE (ONnly Education), konsep implementasi BeST dengan

prioritas hanya untuk lingkungan / komunitas pendidikan

2. 2009 BeST TWO (To World Orientation), konsep implementasi BeST

dengan prioritas orientasi link ke dunia luar, baik regional, nasional

maupun internasional.

3. 2010 BeST THREE (THRough E-education Enterprise), konsep

implementasi BeST dengan terobosan komunikasi tidak hanya dalam

lingkungan / komunitas pendidikan akan tetapi komunitas lain seperti

industri dan government.

4. 2011 BeST FOUR (FOr oUR live), konsep implementasi BeST untuk

kehidupan (society learning) secara luas.

5. 2012 BeST FIVE (For long lIVe Education), konsep implementasi BeST

untuk pembelajaran sepanjang hayat. ICT digunakan untuk belajar

bagaimana belajar (learn how to learn).

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

14

Gbr. 2.1 Kerangka Fikir BeST

Gbr. 2.2 Skema Pemikiran BeST

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

15

Gbr. 2.3 Inisiatif BeST

Gbr. 2.4 Peranan Stakeholder BeST

Berikut sebaran sekolah di lingkungan Kota Bandung

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

16

Guru e-Learning :

Mengerti dan memahami strategi e-learning yang efektif,

Mengidentifikasi karakteristik siswa,

Mendesain dan mengembangkan materi ajar yang interaktif sesuai

dengan perkembangan teknologi baru,

Mengadaptasi strategi mengajar untuk menyampaikan materi secara

elektronik,

Mengorganisir materi dalam format yang mudah untuk dipelajari,

Melakukan training dan praktek secara elektronik,

Terlibat dalam perencanaan, pengembangan, dan pengambilan

keputusan,

Mengevaluasi keberhasilan pembelajaran, attitude dan persepsi para

siswa,

dan lain-lain

Peran Pemerintah

Menciptakan iklim industri konten e-Learning yang kompetitif,

dinamis, dan bermoral

Edukasi masyarakat, pembinaan moral dan pemberdayaan industri

konten e-Learning termasuk pengembangan solusi teknis

Menjembatani komunikasi sinergis diantara semua stake holders

dalam industri konten e-Learning dalam memaksimalkan tujuan kode

etik konten yang beredar

Memastikan pematuhan Kode etik Konten

Perlindungan hukum bagi masyarak pengguna e-Learning dan produk

multimedia dari kerugian akibat konten yang tidak dingini

Menangani pengaduan dan penegakan secara efektif dan efisien

Peran Masyarakat

Fungsi kontrol dan konsultasi : memberi masukan terhadap barbagai

aspek dari kode etik konten

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

17

Melaporkan dan memberikan masukan informasi pengguna (user)

Sosialisasi e-Learning sehat dan pencegahan dampak buruk konten

terlarang

Pengembangan dan sosialisasi penggunaan solusi teknis dalam

mencegah dampak buruk konten terlarang

Pembuat Konten

Menghindari pembuatan konten yg tidak sesuai dengan norma

kesopanan, kepantasan dan kesusilaan yang diterima secara umum

oleh masyarakat Indonesia yang beragama dan berbudaya

Tidak mencemari dan/atau menyinggung perasaan masyarakat

secara umum

Tidak mendorong kepada perbuatan kriminal

Tidak mengganggu ketenteraman masyarakat dan bersifat

mengancam atau aniaya

Operator Network

Memberikan layanan jasa jaringan yang sehat, terjangkau dan sesuai

dengan kebutuhan bagi komunitas pendidikan

Memiliki mekanisme internal terhadap pencegahan pemuatan konten

yang dilarang dan bekerjasama dengan pemerintah.

Memasukan iklan-iklan yang terseleksi untuk komunitas pendidikan

Pengelola Distribusi Konten

Pengelola distribusi konten perlu mengakomodasi ketentuan standar

kode etik kedalam standar isi perjanjian penyediaan konten (antara

pengembangnkonten dan pengelola distribusi konten )

Memiliki mekanisme internal untuk mencegah atau menindak

terhadap pemuatan konten yang dilarang, baik melalui peringatan

atau pencabutan konten.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

18

Sekolah

Melakukan uji kompetensi

Memberikan sertifikasi

Membimbing dan layanan konsultasi

Mengembangkan standar kompetensi

Strategi model BeST :

Konsep pengembangan e-Pendidikan dengan pendekatan

pemberdayaan komunitas.

Dimana komunitas dalam hal ini komunitas pendidikan

Komunitas mempunyai peran yang aktif di dalam memanfaatkan

jaringan dan pengembangan konten,

Pemerintah daerah berfungsi sebagai pengendali mutu dan

mengontrol keseimbangan terhadap kode etik yang dapat merugikan

terhadap masyarakat akibat adanya perkembangan produk kreatif

dalam kegiatan e-Pendidikan tersebut.

Pendekatan model seperti yang dikembangkan WIKIPEDIA, dengan

adanya jaringan maka akan terbentuk suatu komunitas, dengan

adanya komunitas maka akan terjadi suatu proses kolaborasi

informasi dan hal ini akan merubah segalanya terhadap informasi di

komunitas pendidikan.

Wikipedia, sebuah konsep terobosan dalam membangun open

knowledge society, ciri dari konsep ini adalah terbuka, saling berbagi

dan membentuk kelompok/group.

Wikipedia adalah sebuah konsep "free encyclopedia". Artinya yang

paling utama adalah tidak dipungut kompensasi apapun untuk

membaca, menggunakan atau menyebarluaskannya. Arti berikutnya,

tentu saja tidak pula ada kompensasi bagi yang berkontribusi menulis

dan menyumbangkan informasi yang dimasukkan ke Wikipedia.

Kemudian, tidak ada larangan bagi siapapun untuk ikut menyumbang

informasi, tentang apapun informasi itu.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

19

Wikipedia menerapkan konsep dimana ada banyak editor (yang

bekerja sukarela) untuk melakukan verifikasi dan kontrol terhadap

materi yang masuk, tapi membiarkan pintu masuk terbuka untuk

masuknya jutaan materi dalam waktu singkat

Unsur yang terkait pada proses pengembangan BeST

Pemerintah Daerah sebagai penjamin mutu dan kontrol regulasi

Lembaga Pendidikan sebagai penjamin mutu sertifikasi kompetensi

Komunitas Pendidikan sebagai produsen dan pengguna

Komunitas Agama/masyarakat sebagai kontrol etika sosial

Komunitas Provider jaringan dan lainnya sebagai suporting jaringan

Regulasi Kode etik Konten dari Departemen Komunikasi dan

Informatika Republik Indonesia.

Seperti kita ketahui sistem pendidikan sekolah di Indonesia pada

umumnya dan di Kota Bandung khususnya masih banyak menggunakan cara

yang konvensional, Proses belajar mengajar masih dilakukan secara

tradisional, bahan pustaka masih diperoleh dengan fisik melalui perpustakaan

dan pengelolaan/administrasi sekolah masih dilakukan secara manual.

Pembelajaran sekolah berbasis e-learning bertujuan untuk mendorong

dan meningkatkan kemampuan belajar mandiri siswa dan meningkatkan

kualitas materi pembelajaran. Perpustakaan maya (e-library) bertujuan untuk

menyediakan bahan pustaka sebagai materi ajar siswa dan Sistem

administrasi sekolah (e-administration) bertujuan menyediakan sistem

informasi admninstrasi pendidikan.

Perkembangan dunia menuju online learning dewasa ini sangat cepat

tidak terkecuali di Indonesia. Pemerintah melalui Depdiknas kini sedang

gencar-gencarnya melakukan upaya literacy dibidang pendidikan on-line

(melek pendidikan on-line) kata lain dari e-literacy education. Dimulai dengan

pencanangan program JARDIKNAS (Jaringan Pendidikan Nasional), dengan

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

20

menggulirkan Program-Program : Block grant pengadaan peralatan ICT,

Pembentukan ICT Centre, Pelatihan Jardiknas, D3-TKJ (Teknisi Komputer dan

Jaringan), Pembentukan DAPODIK (Data Pokok Pedidikan), rintisan

pendidikan jarak jauh (PJJ) dan program-program lainnya.

Bahkan pemerintah pusat melakukan berbagai kerjasama dalam dan luar

negeri dalam mensukseskan wajar dikdas 9 tahun diantaranya Perjanjian

pinjaman untuk Kemitraan Australia-Indonesia, yaitu Partnership Loan

Agreement, telah ditandatangani pada 27 Juni 2006, dan Project Loan

Agreement, Project Grant Agreement dan Subsidiary Arrangement for Basic

Education Program telah pula ditandatangani oleh Pemerintah Australia dan

Pemerintah Indonesia pada 12 Juli 2006.

Australia Indonesia Basic Education Program (AIBEP) diharapkan dapat

memberikan kontribusi terhadap prioritas Pemerintah Indonesia dalam bidang

pendidikan, melalui peningkatan: (i) tingkat pendidikan rata-rata calon pekerja

atau tenaga kerja; dan (ii) tingkat pekerjaan formal dan pendapatan rumah

tangga.

Untuk mempercepat implementasi pendidikan dasar tersebut dilakuakn

pembelajaran yang berbasis ICT, maka pemerintah yang dalam hal ini Dinas

Pendidikan Kota Bandung, Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri

(BPKLN) bekerjasama dengan Badan Kerjasama Pembangunan Internasional

Australia (AusAID-Australian Government Overseas Aid Program) meluncurkan

program pengembangan komunitas khususnya pendidikan untuk

mengembangkan model pendidikan sekolah berbasis ICT.

Kota Bandung yang terkenal dengan sebutan Paris Van Java, didirikan

pada tahun 1488 sebagai bagian dari kerajaan Pajajaran merupakan kota

yang penuh dengan ukiran sejarah besar dan pusat-pusat kegiatan. Tahun

1955, tepatya tanggal 18 April 1955 kota Bandung di jadikan sebagai tempat

penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA). Tahun 2005, tepatnya tanggal

19-24 April 2005 telah dilaksanakan Konferensi Tingkat Tinggi Negara-negara

Asia-Afrika di Kota Bandung dan Jakarta.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

21

Sebagai pusat kegiatan, kota Bandung sampai saat ini tercatat

merupakan kota tempat markasnya atau kantor pusat PT. Pos Indonesia, PT.

Telkom, Museum Geologi, Gedung Konfrensi Asia Afrika (Gedung Merdeka),

tempat Perguruan Tinggi terkemuka ITB, UNPAD, UIN, IPDN dan PT. Kereta

Api Indonesia. Sekilas kegiatan-kegiatan yang berpusat di Kota Bandung

tersebut adalah merupakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan bidang

perhubungan, telekomunikasi, pendidikan dan budaya yang pada era kini dan

kedepan akan bergeser menggunakan TIK (Teknologi Informasi dan

Komunikasi).

Kota Bandung sebagai kota pendidikan sudah selayaknya menjadi kota

terdepan dalam mengaplikasikan ICT (Information and Communication

Technology), baik bagi kepentingan Proses Pembelajaran On-line (e-

Learning) maupun bagi Proses Pengelolaan Data bagi kepentingan

Perencanaan dan Pengendalian Pendidikan.

Berdasarkan data pada http://nisn.jardiknas.org tanggal 20 Mei 2008,

saat ini kota Bandung memiliki 1,664 buah dengan jumlah siswa 422.020

orang. Terdiri dari Sekolah Dasar (SD) 1,002 dengan jumlah siswa 224,222

orang, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 244 dengan jumlah siswa 101,183

orang, Sekolah Menengah Atas (SMA) 167 dengan jumlah siswa 64,854 orang,

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 93 dengan jumlah siswa 31,761 orang.

Kota Bandung telah memiliki modal dasar bagi program e-Pendidikan antara

lain berupa infrastuktur, SDM, pengalaman pengelolaan PSB (Penerimaan

Siswa Baru) on line, dan lain-lain.

Potensi bagi pengembangan e-Pendidikan di kota Bandung cukup

memiliki modal dasar yang besar, ini di tunjukkan dari data hasil survey

mahasiswa D3-TKJ (Teknisi Komputer dan Jaringan) tentang data komputer

dan koneksi internet sekolah-sekolah di Bandung menunjukan angka yang

menggembirakan.

Pada umumnya sekolah-sekolah di Bandung sudah memiliki komputer

dan koneksi internet, hanya data menunjukan dari tingkatan sekolah semakin

keatas semakin baik. Sekolah Menengah Atas (SMA) misalnya memiliki

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

22

komputer dan koneksi internet yang jauh lebih baik dari Sekolah Menengah

Pertama (SMP), SMP memiliki komputer dan koneksi internet yang lebih baik

dari Sekolah Dasar (SD). Data menunjukan dari 54 SD yang disurvey 27,78%

sudah memiliki laboratorium komputer dan 3,70% sudah memiliki koneksi

internet. Sudah banyak SD yang memilikin komputer Pentium 4 (25,73%).

SMP dari 71 sekolah yang disurvey 60,56% sudah memiliki laboratorium

komputer dan 29,58% sudah memiliki koneksi internet. Sudah banyak SMP

yang memilikin komputer Pentium 4 (29,19%). Bahkan sebagian sekolah

sudah memiliki alat proyektor (LCD) sebesar 23,94%. Rata-rata jumlah

komputer yang dimiliki SMP di Bandung adalah 13 unit.

Sedangkan untuk SMA dari 71 sekolah yang disurvey 78,18% sudah

memiliki laboratorium komputer dan 40% sudah memiliki koneksi internet dan

memiliki memiliki web serta komunitas siswa pecinta IT. Sudah banyak SMA

yang memiliki komputer Pentium 4 (45,31%). Bahkan sebagian sekolah sudah

memiliki alat proyektor (LCD) sebesar 47,27%. Rata-rata jumlah komputer

yang dimiliki SMA di Bandung adalah 15 unit. Bahkan kini banyak sekolah

SMP, SMA dan SMK yang memiliki laboratorium Multimedia.

Indikator lain bagi modal dasar pengembangan e-Pendidikan di kota

Bandung yaitu berupa aktivitas yang terkait dengan pendidikan yang di

representasikan melalui situs pendidikan, baik di lingkungan institusi,

komunitas maupun individu seperti situs www.disdikkotabandung.com dan

www.jipkotabandng.or.id, www.simdik.disdikkotabandung.com untuk situs

Institusi, www.mgmptik.info untuk situs komunitas dan www.oktora.info

untuk situs personal.

Namun demikian tantangannya adalah bagaimana mengintegrasikan

semua potensi tersebut bagi pengelolaan pendidikan secara menyeluruh, baik

bagi kepentingan proses pendidikan itu sendiri (proses belajar mengajar)

maupun proses pengelolaan data pendidikan bagi kepentingan sekolah

maupun pengendalian birokrasi.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

23

Permasalahan yang dihadapi Kota Bandung yaitu sebagian besar

sekolah belum memanfaatkan ICT sebagai bagian dari sistem pendidikannya,

baik untuk e-learning, e-library maupun e-administration.

Pada model pembelajaran konvensional seolah-olah hanya ruang

kelaslah yang menjadi wilayah belajar murid, proses belajar mengajar siswa

tampak bersikap pasif. Mereka hanya menerima ilmu saja dan dalam

memahami pelajaran cenderung untuk selalu menghafal buku catatan.

Dalam penguasaan bidang ilmu seolah-olah guru serba tahu secara

mutlak, ceramah merupakan metode yang lazim diterapkan. Murid-murid

kurang terlibat secara aktif dan inilah penyebab suasana kelas dan suasana

belajar menjadi serba membosankan. Dalam pelaksanaan proses belajar

mengajar peran guru tidak hanya sekedar membantu proses pembelajaran

atau sebagai seorang pengambil keputusan instruksional. Tetapi lebih dari itu

guru harus dapat berperan sebagai konselor, motivator dan fasilitator agar

proses pembelajaran anak didik tidak sekedarnya saja.

Profil Guru konvensional selalu mengajar dengan setumpuk buku di

tangannya, menyampaikan materi dengan cara menulis dipapan tulis, waktu

terbesarnya dihabiskan hanya untuk mencatat, selalu memberikan materi

dengan model satu arah, selalu kehabisan waktu untuk diskusi dan ciri-ciri

lainnya.

Ciri sekolah konvensional ditandai dengan adanya ruang kelas, papan

tulis lengkap dengan kapur/spidol dan penghapusnya, sederet kursi dan

bangku untuk murid/siswa, meja dan kursi untuk guru, jadwal pelajaran yang

ditempel di dinding, dan ciri-ciri lainya.

Pengelolaan sekolah juga dilakukan dengan cara konvensional mulai

dari pendataan penerimaan murid baru, pengolahan data siswa, data nilai,

data guru, data perlengkapan sekolah, data kegiatan siswa, data raport,

bahkan sampai data ijazah.

Buku pustaka masih harus dibawa oleh siswa silih berganti setiap hari,

sampai cara berjalan siswa tidak lagi tegak melainkan condong kebelakang

karena dipunggungnya terlalu banyak beban membawa buku yang disimpan

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

24

dalam tas. Kalau mau mengakses buku harus mencari dan meminjam

diperpustakaan dengan koleksi yang sangat terbatas.

Pada perkembangan selanjutnya sekolah mulai melakukan inovasi baik

dalam proses belajar mengajar maupun pengelolaan sekolah. Proses belajar

mengajar misalnya mulai dikembangkan konsep-konsep seperti School Based

Management (Manajemen Berbasis Sekolah-MBS), Learning how to learn

(Belajar mengenai cara mereka belajar), discovery (cara belajar secara

penemuan), secara kreatif, analisa, dan kritis, life-long learners (belajar

seumur hidup). Contextual Learning, Pakem, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan) dan lain-lain.

MBS pada hakikatnya adalah penyerasian sumber daya yang dilakukan

secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan

(stakeholder) yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses

pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu

sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Contextual Learning :

"A conception that helps teachers relate subject matter content to real world situations and motivates students to make connections between knowledge and its applications to their lives as family members, citizens, and workers." (BEST, 2001). Satu konsep yang membantu guru-guru menghubungkan isinya mata

pelajaran dengan situasi keadaan di dunia (real world) dan memotivasikan

siswa untuk lebih paham hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya

kepada hidup mereka sebagai anggota keluarga, masyarakat, dan karyawan-

karyawan.

PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Fokus PAKEM adalah pada kegiatan siswa di dalam bentuk group, individu, dan kelas, partisipasi di dalam proyek, penelitian, penyelidikan, penemuan, dan beberapa macam strategi yang hanya dibatas dari imaginasi guru. (Phillip Rekdale,Jakarta, November 2005). KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) adalah kurikulum

operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan

pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

25

struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender

pendidikan, dan silabus. Pada pengelolaan data sekolah sudah mulai

menggunakan alat bantu (tools) ICT.

ICT kini sudah digunakan secara luas dalam segala aspek kehidupan

termasuk untuk bidang pendidikan yang lebih dikenal dengan e-learning,

dalam beragam bentuk dan orientasinya seperti ODL (open distance learning),

e-learning model pembelajaran jarak jauh dan lain-lain.

Pada akhirnya pendidikan sekolah termasuk di Kota Bandung yang

mempunyai multi basic cara model pembelajaran maka seharusnya dilakukan

transformasi (perubahan) dari bentuk konvensional ke bentuk pendidikan

berbasis ICT. Model pendidikan berbasis ICT di Kota Bandung dinamakan

BeST (Bandung e-Education of school transformtion).

Tantangan tersebut dijawab melalui program kerja Dinas Pendidikan

Kota Bandung dijabarkan sebagai berikut:

1. Visi

Untuk mendukung Visi Pemerintah Kota Bandung, maka Dinas

Pendidikan Kota Bandung telah merumuskan visi Dinas sebagai berikut :

“Terwujudnya Warga Kota Yang Cerdas, Produktif dan Berakhlak Mulia

Pada 2008, Guna Mendukung Bandung Sebagai Kota Jasa

BERMARTABAT “.

Untuk merealisasikan keinginan, harapan, cita-cita, serta tujuan yang

tertuang dalam visi yang telah ditetapkan, maka dalam rangka

memahami visi tersebut, dapat diuraikan maknanya sebagai berikut :

Pertama : Warga masyarakat yang cerdas adalah warga masyarakat

yang memiliki keunggulan, kritis, mandiri, kreatif, dan

inovatif, sebagai perwujudan dari kecerdasan inteletual,

kecerdesan emosional, dan kecerdasan sosial.

Kedua : Warga masyarakat yang produktif adalah warga

masyarakat proaktif, partisipatif, apresiatif, aktualitatif

dan mampu memberikan manfaat bagi yang lain.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

26

Ketiga : Warga masyarakat yang berakhlak mulia adalah warga

masyarakat yang religius, beretika, bermoral, taat hokum,

disiplin, toleran serta memiliki kecerdasan spiritual, dan

kesalehan sosial.

yang ditujukan guna mendukung Kota Bandung sebagai Kota Jasa Yang

Bermartabat (Bersih, Makmur, Taat, dan Bersahabat).

2. Misi

Untuk mendukung Visi Dinas Pendidikan Kota Bandung, maka Dinas

Pendidikan Kota Bandung telah merumuskan misi Dinas, yaitu :

a. Meningkatkan dan memantapkan capaian angka Melek Hurup

penduduk Kota Bandung.

b. Meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi

Murni (APM) di setiap jenjang pendidikan formal dan non formal,

c. Meminimalisir dan menghilangkan angka putus sekolah (Drop Out)

pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

d. Meningkatkan dan memantapkan angka rata-rata lama sekolah

penduduk Kota Bandung menjadi 12 tahun (lulus Sekolah Menengah).

e. Meningkatkan aksesibilitas dan daya tampung

f. Meningkatkan upaya rehabilitasi dan revitalisasi inprastruktur

g. Meningkatkan dan optimalisasi sarana prasarana pembelajaran.

h. Mengembangkan dan menguatkan System, Manajemen,

Kelembagaan serta peningkatan mutu pembelajaran disemua satuan

pendidikan.

3. Program

a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

c. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

d. Fasilitas Pindah/Purna Tugas PNS

e. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Pencapaian

Kinerja dan Keuangan

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

27

g. PAUD

h. Wajar Dikdas 9 Tahun

i. Pendidikan Menengah

j. Pendidikan Non Formal

k. Pendidikan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

l. Manajemen pelayanan Pendidikan

m. Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olah raga

4. Peta Pendidikan

DATA SEKOLAH DENGAN LAB KOMPUTER, JUMLAH KOMPUTER TIPE

KOMPUTER

a. SEKOLAH DASAR

KONEKSI JMLH TOTAL JMLH JMLH JMLH JMLH JMLH No NAMA SEKOLAH

INTRNET LAB KOMP UNT PC P1 P2 P3 P4 PROYE-

KTOR 1 SD Al-Amin 0 0 0 0

2 SD ASSALAAM 1 BANDUNG 0 0 0

3 SD BUDI ASIH BANDUNG 0 0 3 2 1 0

4 SD Darul Hikam 1 1 24 24 1

5 SD Islam IBNU SINA Kota Bandung 0 0 6 2 4 1

6 SD KRISTEN YAHYA 0 0 0

7 SD Pertiwi 0 1 24 21 1 0

8 SDIT IBNU TAIMIYAH 0 0 0

9 SDN Babakan Sentral I 0 0 1 1 0

10 SDN Babakan Sentral II 0 0 1 1 0

11 SDN Babakan Sentral III 0 0 1 1

12 SDN BANDUNG KULON 1 0 0 6 6 0

13 SDN CIDADAP II 0 0 4 2 2 0

14 SDN Cijawura 04 0 0 0

15 SDN Cijawura 07 0 0 0

16 SDN Cikadut 2 0 0 0 0

17 SDN Cikutra 2 0 0 1 1 0

18 SDN Cikutra 4 0 0 1 1 1

19 SDN Cikutra 6 0 0 1 1 1

20 SDN CILANDAK 0 0 0

21 SDN Cimincrang 0 0 0

22 SDN Cipaheut 0 0 2 2 0

23 SDN Cipedes II 0 0 2 2 0

24 SDN Coblong VI 0 0 0 0

25 SDN Gentra Masekdas 1 0 0 0

26 SDN GRIBA 13/2 0 0 0

27 SDN GRIBA 14/2 0 0 0 0

28 SDN GRIBA 14/3 0 0 0 0

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

28

KONEKSI JMLH TOTAL JMLH JMLH JMLH JMLH JMLH No NAMA SEKOLAH

INTRNET LAB KOMP UNT PC P1 P2 P3 P4 PROYE-

KTOR 29 SDN GRIBA 27/1 0 1 10 10 0

30 SDN Margahayu Raya 03 0 0 0

31 SDN MARGAHAYU RAYA 1 0 1 11 10 1 0

32 SDN MARGAHAYU RAYA 2 0 1 11 10 1 0

33 SDN Margasari 01 Bandung 0 0 0

34 SDN Moh. Toha II 1 1 12 12 1

35 SDN Neglasari 2 0 0 0 0

36 SDN Neglasari 5 0 0 0 0

37 SDN PAGARSIH I 0 1 10 10 0

38 SDN PERCOBAAN PAJAGALAN 58 0 0 0

39 SDN Rancabolang 1 0 0 0

40 SDN Rancabolang 4 0 1 20 15 5 0

41 SDN Rancasawo 02 0 0 0

42 SDN Rancasawo 03 0 0 0 0

43 SDN Sukaluyu 3 0 1 16 15 1 0

44 SDN Sukaluyu II 0 0 0 0

45 SDN Sukarela 01 0 0 0 0

46 SDN Taruna Karya 2 0 1 6 1 5 0

47 SDN Taruna Karya 3 0 0 0

48 SDN Taruna Karya 5 0 1 5 2 3 0

49 SDN Tilil 3 0 0 0

50 SDN Turangga 04 0 1 6 6 0

51 SDN TURANGGA 2 0 0 7 6 1 0

52 SDN Ujung Berung 1 0 1 15 15

53 SDN Ujung Berung 5 0 1 12 9 3 0

54 SDS ASSALAAM 2 BANDUNG 0 1 23 1 22 1

Jumlah 2 15 241 6 8 163 62 6

No. Data : Jumlah %

1 Seluruh SD yg di survey 54

2 Memiliki koneksi internet 2 3,70

2 Memiliki Lab Komputer 15 27,78

3 jml computer 15 sekolah 241

4 variasi komputer :

P1 6 2,49

P2 8 3,32

P3 163 67,63

P4 62 25,73

5 Memiliki Infokus 6 0,11

Analisis : %

1 SD di Kota Bandung yg sdh memiliki koneksi internet 3,70

2 SD di Kota Bandung yg sdh memiliki Lab.Komputer 27,78

3 Rata-rata tiap sekolah memiliki unit komputer 4

4 Rata-rata memiliki komputer P4 25,73

5 Telah memiliki alat LCD / Infocus 0,11

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

29

b. SMP

KONEKSI JUMLAH TOTAL JUMLAH No NAMA SEKOLAH

INTRNET LAB KOMP UNT PC P1 P2 P3 P4 INFOCUS/ LCD

1 MTS MUHAJIRIN 0 1 5 5 0

2 MTs Sirnamiskin 0

3 MTSN 2 Kota Bandung 0 1 10 5 5 0

4 SMP Al-Falah 0

5 SMP DEWI SARTIKA 0

6 SMP IT BAITUL ANSHOR 0

7 SMP Jendral Sudirman 0

8 SMP Muhamadiyah 1 0

9 SMP Muhamadiyah 5 0 1 12 5 6 1 0 0

10 SMP MUHAMMADIYAH 10 0 1 10 8 2

11 SMP Muhammadiyah 6 0 1 8 1 6 1

12 SMP MUHAMMADIYAH 8 1 1 23 20 3 0

13 SMP Muslimin 0

14 SMP Mutiara 0 1 20 20 0

15 SMP Mutiara 3 1 1 16 12 4

16 SMP NEGERI 16 BANDUNG 1 1 20 20 1

17 SMP Negeri 21 Bandung 1 1 25 2 2 3 18 2

18 SMP Negeri 26 Bandung 0

19 SMP Negeri 29 Bandung 1 1 20 19 1

20 SMP Negeri 31 Bandung 1 1 34 28 2 4 1

21 SMP Negeri 33 Bandung 1 1 26 1 25

22 SMP Negeri 34 Bandung 1 1 45 15 25 1

23 SMP Negeri 37 Bandung 1 1 30 20 10

24 SMP Negeri 45 Bandung 1 1 20 15 10 -

25 SMP Negeri 47 Bandung 0 1 14 8 6

26 SMP Negeri 49 Bandung 1 1 26 2 24 1

27 SMP NUGRAHA BANDUNG 0

28 SMP Nusantara Raya 0

29 SMP Pasundan 3 Bandung 1 1 33 28 5 0 0 0

30 SMP PASUNDAN 3 BANDUNG 1 1 22 20 2 0

31 SMP Pasundan 6 Bandung 0

32 SMP PASUNDAN 7 BANDUNG 0

33 SMP Pelita 0 1 8 4 2 2 0

34 SMP Pertiwi 0 1 8 8 0

35 SMP PGII 1 BANDUNG 0 1 10 10 1

36 SMP PGII-2 Bandung 0 1 20 6 14 0

37 SMP PGRI 5 BANDUNG 0 0 5 2 3

38 SMP Plus Al-Ghifari 0

39 SMP WYATA DHARMA 0 1 15 13 2 1

40 SMP YAYASAN MADYA 0 1 15 15 1

41 SMP YBBG 1 0 0 6 3 3

42 SMP YKPPK 0 1 5 5

43 SMPK YAHYA 1 2 90 45 45 2

44 SMPN 1 BANDUNG 0 1 15 15 0

45 SMPN 10 BANDUNG 1 1 26 3 1 22 0

46 SMPN 12 BANDUNG 0

47 SMPN 13 BANDUNG 1 1 40 35 5 2

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

30

KONEKSI JUMLAH TOTAL JUMLAH No NAMA SEKOLAH

INTRNET LAB KOMP UNT PC P1 P2 P3 P4 INFOCUS/ LCD

48 SMPN 15 BANDUNG 0

49 SMPN 19 BANDUNG 1 1 20 5 15 0

50 SMPN 20 BANDUNG 1 1 16 2 12 2 0

51 SMPN 22 BANDUNG 0

52 SMPN 23 BANDUNG 0 1 24 20 4 0

53 SMPN 24 0

54 SMPN 27 0

55 SMPN 42 0

56 SMPN 44 1 1 25 5 20 1

57 SMPN 45 0 - 4 4 0

58 SMPN 46 0 - 1 1 0

59 SMPN 47 0

60 SMPN 48 1 1 57 25 32 1

61 SMPN 49 0 2 19 17 2 1

62 SMPN 50 0

63 SMPN 51 0

64 SMPN 52 0 1 9 9 0

65 SMPN 52 0 1 22 22 0

66 SMPN 53 0 1 7 7 0

67 SMPN 54 0

68 SMPN 55 0

69 SMPN 56 0

70 SMPN 9 BANDUNG 1 1 15 15 1

Jumlah 21 43 901 53 203 382 263 17

No. Data : Jumlah %

1 Seluruh SMP yg di survey 71

2 Memiliki koneksi internet 21 29,58

2 Memiliki Lab Komputer 43 60,56

3 jml komputer 43 sekolah 901

4 variasi komputer :

P1 53 5,88

P2 203 22,53

P3 382 42,40

P4 263 29,19

5 Memiliki Infokus 17 23,94

Analisis : %

1 SMP di Kota Bandung yg sdh memiliki koneksi internet 29,58

2 SMP di Kota Bandung yg sdh memiliki Lab.Komputer 60,56

3 Rata-rata tiap sekolah memiliki unit komputer 13

4 Rata-rata memiliki komputer P4 29,19

5 Telah memiliki alat LCD / Infocus 23,94

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

31

c. SMA dan SMK

KONEKSI JMLH TOTAL JUMLAH No NAMA SEKOLAH

INTRNET LABKOMP UNT PC P1 P2 P3 P4 INFOCUS/ LCD

1 MA AL-INAYAH 0

2 MAN 1 BANDUNG 1 2 43 40 3 1

3 MAN 2 KOTA BANDUNG 1 1 27 22 5 1

4 MAS AL-ISTIQOMAH CIJERAH 0 1 8 8 0

5 SKM Tamansiswa 1 1 20 10 10

6 SMA 19 BUMI SILIWANGI 0

7 SMA BINA DHARMA I BANDUNG 0 1 8 7 1 0

8 SMA INDONESIA RAYA BANDUNG 1 1 10 7 3 0

9 SMA JENDRAL SUDIRMAN 0

10 SMA KIFAYATUL ACHYAR 0

11 SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDUNG 1 1 10 5 5 0

12 SMA MUTIARA 1 BANDUNG 1 1 17 17 -

13 SMA Negeri 15 Bandung 0

14 SMA PGII 1 1

15 SMA PGRI 2 BANDUNG 0

16 SMA PURAGABAYA 0

17 SMA TAMANSISWA 0

18 SMAN 11 BANDUNG 0

19 SMAN 12 BANDUNG 1 1 40 20 20 1

20 SMAN 14 BANDUNG 0

21 SMAN 16 BANDUNG 1 1 20 15 5 1

22 SMAN 18 BANDUNG 0

23 SMAN 21 BANDUNG 0

24 SMAN 23 BANDUNG 0

25 SMAN 25 BANDUNG 1 1 28 1 27 1

26 SMAN 26 BANDUNG 1 1 28 29 3

27 SMAN 3 BANDUNG 0

28 SMAN 5 BANDUNG 1 1 50 10 40 7

29 SMAN 6 BANDUNG 1 1 27 27 0

30 SMIP DHARMA BHAKTI BANDUNG 0

31 SMIP YPPT BANDUNG 1 1 15 15 -

32 SMK ANGKASA HUSEIN BANDUNG 0

33 SMK Citra Pembaharuan Bandung 0

34 SMK Dhiana Sakti PKBM Prima Bdg 0

35 SMK INFORMATIKA BANDUNG 1 2 30 20 10 1

36 SMK MERDEKA BANDUNG 0

37 SMK MUHAMADIYAH 2 CIBIRU BANDUNG 0

38 SMK MUSLIMIN I BANDUNG 0

39 SMK PASUNDAN 1 BANDUNG 0

40 SMK PELITA BANDUNG 0

41 SMK PRAKARYA 0 3 30 10 10 10 1

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

32

KONEKSI JMLH TOTAL JUMLAH No NAMA SEKOLAH

INTRNET LABKOMP UNT PC P1 P2 P3 P4 INFOCUS/ LCD

INTERNASIONAL

42 SMK PUTRA PADJAJARAN 0 1 20 20 0

43 SMK VIJAYAKUSUMA 0 1 20 20 0

44 SMK WIRASWASTA 2 BANDUNG 0

45 SMKN 1 BANDUNG 0

46 SMKN 10 BANDUNG 0

47 SMKN 11 BANDUNG 1 5 100 50 50

48 SMKN 12 BANDUNG 1 2 42 10 32 0

49 SMKN 14 BANDUNG 1 6 100 20 20 20 40 3

50 SMKN 15 BANDUNG 1 1 20 20 -

51 SMKN 2 BANDUNG 0

52 SMKN 3 BANDUNG 0

53 SMKN 4 BANDUNG 1 4 84 30 54 4

54 SMKN 7 BANDUNG 1 1 20 18 2 1

55 SMKN 9 BANDUNG 1 1 15 15 1

Jumlah 22 43 832 35 91 330 377 26

No. Data : Jumlah %

1 Seluruh SMP yg di survey 55

2 Memiliki koneksi internet 22 40,00

2 Memiliki Lab Komputer 43 78,18

3 jml komputer 43 sekolah 832

4 variasi komputer :

P1 35 4,21

P2 91 10,94

P3 330 39,66

P4 377 45,31

5 Memiliki Infokus 26 47,27

Analisis : %

1 SMA di Kota Bandung yg sdh memiliki koneksi internet 40,00

2 SMA di Kota Bandung yg sdh memiliki Lab.Komputer 78,18

3 Rata-rata tiap sekolah memiliki unit komputer 15

4 Rata-rata memiliki komputer P4 45,31

5 Telah memiliki alat LCD / Infocus 47,27

5. Analisis Kondisi

a. ANALISIS SWOT

1). Potensi dan Kelemahan Internal

a). Potensi

• Adanya SDM yang berkualifikasi Strata S1 dan Strata S2

Bidang Komputer

• Adanya keinginan yang kuat untuk akses informasi

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

33

• Jumlah komputer yang cukup untuk mewakili tiap sekolah

yang ada

• Sebagian besar komuter sudah terhubung ke dalam LAN

WAN

b). Kelemahan

• Keterbatasan anggaran biaya untuk pengembangan

program BeST

• Belum banyak SDM yang menguasai ICT

2). Potensi dan Tantangan Eksternal

a). Potensi

• Kemajuan ICT yang sangat cepat

• Adanya beberapa sekolah yang proaktif dalam

memanfaatkan ICT

• Informasi dari beberapa pihak disalurkan melalui ICT

b). Kelemahan

• Arus informasi yang sangat cepat

• Akses ke berbagai lembaga dan sumber informasi

sebagian besar melalui teknologi informasi

Hal tersebut tentu harus dibuatkan strategi daintaranya

dikembangkan pembangunan infrastruktur BeST

b. Letak Geografis

Kota Bandung terletak di wilayah jawa barat dan merupakan

ibukota propinsi jawa barat. Kota Bandung terletak diantara 1070 BT

dan 62.220 LS. Lokasi Kota Bandung cukup strategis apabila ditinjau

dari letak geografis, karena terletak pada pertemuan poros jalan raya

yang ditandai dengan barat-timur yang memudahkan hubungan

dengan ibukota Negara, utara-selatan yang memudahkan lalu lintas

ke daerah perkebunan (Subang dan Pangalengan).

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

34

Secara topografi Kota Bandung terletak pada ketinggian 768 m

diatas permukaan laut (dpl), titik tertinggi di daerah utara dengan

ketinggian 1050 m dan terendah di daerah selatan 675 m di atas

permukaan laut. Di wilayah Kota Bandung Kota Bandung bagian

selatan sampai jalur lalu lintas kereta api, permukaan tanah relatif

datar sedangkan di wilayah kota bagian utara berbukit yang

menjadikan panorama yang indah.

Keadaan geologis dan tanah yang ada di Kota Bandung dan

sekitarnya terbentuk pada zaman kwarter dan mempunyai lapisan

tanah alluvial hasil letusan gunung tangkuban perahu. Jenis material

bagian utara umumnya merupakan jenis andosol di bagian selatan

serta di bagian timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan

bahan endapan liat. Di bagian tengah dan barat tersebar jenis tanah

andosol.

Berdasarkan letak geografis kota bandung, maka Kota

Bandung memiliki potensi untuk pembangunan daerah tujuan wisata

serta pengembangan agro bisnis yang berbasis hasil pertanian.

c. Demografi

Luas Kota Bandung 16.729,50 ha yang rincian penggunaannya

adalah : (1) perumahan = 11.807 ha, (2) taman kota = 1.133.316,75

m2, (3) perdagangan = 72 ha, (4) perkantoran 25 ha, (5) industry =

265 ha, (6) lainnya = 1.344 ha.

Selanjutnya untuk potensi ruang terbuka hijau (RTH) di Kota

Bandung yaitu : (1) jalur hijau, sungai = 110.420 m2, (2) lahan

kuburan = 115.570 m2, (3) jalur tegangan tinggi = 20.600 m2, (4)

jalan kereta api = 35.590 m2, (5) konservasi = 2.163.56 m2, (6)

pemukiman/pekarangan rumah = 4.849.006 m2, (7)

perkantoran/perdagangan = 612.056 m2, (8) industry = 244.291 m2.

Jumlah penduduk Kota Bandung pada bulan oktober 2004

berdasarkan profesi/pekerjaan : (1) belum bekerja = 117.543 orang,

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

35

(2) pedagang = 48.213 orang, (3) PNS = 92.342 orang, (4)

TNI/Polri = 14.232 orang, (5) Pegawai Swasta = 504.318 orang, (6)

Wiraswasta = 165.320 orang, (7) Buruh = 70.899 orang, (8)

Mahasiswa/pelajar = 493.765 orang, (9) Guru/dosen = 11.737 orang,

(10) BUMD/N = 467.962 orang, (11) Lain-lain = 495.331 orang.

d. Ekonomi

1). Mengembangkan system ekonomi yang bertumpu pada

mekanisme pasar dan jaminan adanya prinsip persaingan usaha

yang sehat dan perlindungan hak-hak konsumen sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2). Menignkatkan peran pemerintah daerah dalam menciptakan

suasana peluang usaha seluas-luasnya melalui regulasi perijinan

usaha yang bersifat transparan.

3). Memberdayakan pengusaha kecil, menengah dan koperasi agar

efisien, produktif dan berdaya saing melalui kegiatan pembinaan.

Bantuan pemerintah daerah dan lembga-lembaga keuangan lebih

diarahkan kepada pemberian fasilitas secara selektif, informative,

pendidikan dan pelatihan serta penentuan lokasi usaha.

4). Menata badan usaha milik daerah agar menjadi badan usaha yang

sehat dengan pengelolaan yang professional efisien dan

transaparan. Peningkatan badan usaha milik daerah dapat

dilakukan dengan kegitan privatisasi usaha yang bersifat legal

formal atau kegiatan kemitraan dengan koperasi dan swasta

dalam memperkuat struktur ekonomi kota bandung.

5). Melaksanaan pendataan ulang, memverifikasi dan

mengembangkan asset pemerintah daerah agar dapat dikelola

dan dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan masyarakat.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

36

e. Pendidikan

1). Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan

memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal yang

bermutu tinggi bagi seluruh warga kota dengan penyelengaraan

pendididkan dasar Sembilan tahun secara sistematis dan

kompherensif.

2). Meningktakan mutu dan jumlah tenaga kependidikan kepada

semua tingkatan sekolah dari sisi akademik dan profesionalisme

seiring dengan usaha-usaha peningkatan kesejahteraan

keluarganya.

3). Mendorong pembaharuan system pendidikan melalui diversifikasi

jenis-jenis pendidikan kejuruan dan pemanfaatan secara maksimal

muatan local pada kurikulum yang tersedian sesuai dengan

kepentingan daerah dan tuntutan pasar kerja yang sedang dan

akan berkembang.

4). Memberdayakan lembaga kependidikan sebagai tempat penyiapan

tenaga-tenaga terampil yang memiliki budaya dan berbudi pekerti

yang luhur.

5). Meningkatkan mutu pendidikan yang baik yang diselenggarakan

masyarakat dan pemerintah untuk memantapkan system

pendidikan yang efektif dan efisien dalam menghadapi

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi.

f. Kesehatan, ketenagakerjaan dan kependudukan

1). Menciptakan suasana kondusif yang dapat mendorong tumbuh

dan berkembangnya program Bandung Kota Sehat Tahun 2007.

2). Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan lembaga-lembaga

kesehatan melalui pemberdayaan Sumber Daya Manusia, sarana

dan prasarana serta tersedianya obat-obatan yang berkualitas

terjangkau oleh masyarakat.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

37

3). Meningkatkan penanganan kesehatan dan kebersihan lingkungan

secara maksimal serta menyediakan tenaga terdidik dan trampil

dalam menangani kesehatan ibu dan anak serta keluarganya.

4). Membina dan meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak terkait

dalam penanganan pemberantasan makanan dan minuman yang

berbahaya bagi kesehatan termasuk penyalahgunaan narkotoka,

Psikotropika dan zat adiktif lainnya.

5). Membina dan mengembangkan kemampuan lembaga Tri Partit

dalam hal keamanan, keselamatan kerja dan jaminan social

pekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

6). Meningkatkan pengendalian kualitas penduduk melalui penertiban

administrasi kependudukan secara legal formal termasuk

pengawasan selektif tenaga asing.

g. Kebudayaan, kesenian dan pariwisata

1). Mengembangkan nilai-nilai seni dan budaya daerah sebagai

warisan leluhur yang sesuai dengan moral, etika dan estetika.

2). Mengembangkan seni budaya daerah sebagai wahana apresiasi

kehidupan masyarakat.

3). Memelihara dan mengembangkan sentra-sentra seni dan budaya

daerah sebagai daya tarik pariwisata melalui kegiatan promosi

dalam dan luar negeri.

4). Mengembangkan inovasi dan kreasi pariwisata melalui pelestraian

dan pemanfaatan bangunan-bangunan yang memiliki citra

arsitektur bersejarah.

5). Mengembangkan pariwisata melalui pendektan kesisteman yang

utuh dan terpadu secara interdisipliner, bersifat partisipatoris dan

berkelanjutan.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

38

h. Peran Perempuan

1). Meningkatkan kedudukan dan peranan perempuan dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2). Memperlihatkan nilai-nilai sejarah perjuangan kaum perempuan

dan meningkatkan kualitas kemandirian organisasi-organisasi

perempuan melalui usaha-usaha pemberdayaan perempuan,

keluarga dan masyarakat.

i. Pemuda dan Olahraga

1). Menciptakan suasana kondusif bagi generasi muda agar mampu

berorganisasi dan berwirausaha secara benar dan baik sesuai

bakat, potensi serta minat sehingga tecipta daya saing,

keunggulan kompetitif dan kemandirian.

2). Menumbuhkembangkan budaya olahraga sejak dini melalui

pendidikan olahraga di sekolah dan masyarakat.

3). Melakukan pembinaan secara terus menerus olahraga prestasi

secara sistematis dan kompherensif melalui organisasi-organisasi

cabang olahraga.

Salah satu misi Kota Bandung untuk mencapai visi Bandung

BERMARTABAT adalah “ Mengembangkan Sumber daya Manusia (SDM) yang

handal dan relegius “ Misi tersebut telah dijabarkan oleh Dinas Pendidikan

Kota Bandung melalui visi Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam rencana

strategis 2004 – 2008 sebagai berikut “ Mewujudkan Masyarakat Kota

Bandung yang Cerdas, Produktif, dan Berakhlak Mulia, Menuju Bandung

Cerdas 2008 “.

Melalui Visi Dinas Perndidikan Kota Bandung tersebut Pemerintah Kota

Bandung berkeinginan untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada

warga Kotanya antara lain ditunjukkan dengan terlayaninya warga Kota

Bandung berusia sekolah (7-18 tahun) untuk dapat memperoleh pemerataan

kesempatan pendidikan sampai dengan menyelesaikan pendidikan menengah.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

39

Hal itu menunjukan bahwa Pemerintah Kota Bandung bertekad secara

sungguh- sungguh umtuk memantapkan diri dalam menuntaskan wajib

belajar pendidikan dasar 9 tahun sejalan dengan program prioritas

pembangunan pendidikan nasional, serta melaksanakan wajib belajar

pendidikan menengah (SMA, MA, SMK) sebagai upaya mensejahterakan

masyarakat Kota Bandung.

Perkembangan dari pelaksanaan program dan kegiatan untuk

mewujudkan visi Bandung Cerdas 2008 tersebut sejak tahun 2004-2007 telah

menunjukan hasil yang cukup baik, dengan diperolehnya “wajar Dikdas

Award” dari Propinsi Jawa Barat berturut-turut sejak tahun 2005, 2006, dan

2007, serta Anugerah Widyakrama, yaitu penghargaan tertinggi dari Presiden

RI untuk upaya penuntasan Wajar Dikdas 9 tahun. Sedangkan untuk rintisan

Wajib Belajar Pendidikan Menengah di Jawa Barat diberikan dalam bentuk

Anugerah Kota Vokasi tahun 2007. Kota Bandung memperoleh anugerah

tersebut untuk Kab/Kota yang termasuk cluster “A”.

Pencapaian hasil tersebut tentu saja memberikan motivasi untuk

seluruh masyarakat Kota Bandung, khususnya aparatur Pemerintah Kota di

bidang pendidikan, untuk memiliki optimisme yang kuat dalam melanjutkan

upaya untuk tercapainya Bandung Cerdas 2008 dalam rangka pencapaian visi

“Bandung sebagai Kota Jasa yang Bermartabat”.

Namun demikian, hasil yang telah dicapai juga seyogianya tidak

menjadikan aparatur pendidik untuk terlena dan melupakan berbagai

permasalahan pendidikan, karena hasil jaring aspirasi dan partisipasi

masyarakat (JASMARA) bidang pendidikan tahun 2005 telah menunjukan

adanya 11 permasalahan pendidikan yang harus mendapat perhatian untuk

diselesaikan melalui sejumlah program dan kegiatan.

Sebelas permasalahan pendidikan tersebut meliputi: (1) Infrastruktur

Pendidikan rusak; (2) Prasarana dan sarana Pendidikan terbatas; (3) Biaya

Pendidikan Mahal; (4) Partisipasi masyarakat belum optimal; (5)

Kesejahteraan guru rendah; (6) Kompetensi tenaga pendidik harus

ditingkatkan; (7) Kualitas peserta didik belum sesuai harapan; (8) Relevansi

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

40

Pendidikan dengan kebutuhan masyarakat; (9) Kurikulum pendidikan yang

dianggap beban siswa; (10) Peran Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah;

(11) Buku pelajaran yang berganti setiap tahun.

Tantangan lain yang dihadapi saat ini adalah perkembangan regulasi

dan perundang-undangan yang diarahkan pada peningkatan pelayanan publik

oleh birokrasi pemerintahan, secara dinamis akan mempengaruhi kinerja

organisasi pemerintahan, yang mau tidak mau harus sudah bergeser

paradigmanya dari kekuasaan kepada pelayanan. Terbitnya Peraturan

Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota, serta Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah, tentu akan mempengaruhi strategi pencapaian

rencana strategis Kota Bandung kedepan, karena terjadinya berbagai

perubahan baik dalam kewenangan maupun struktur organisasinya.

Mengingat Visi Kota Bandung sebagai Kota Jasa Yang Bermartabat

dalam Renstra Pemerintah Kota Tahun 2004-2008, merupakan cita-cita luhur

Pemerintah Kota untuk mensejahterakan masyarakatnya, maka Visi tersebut

masih relevan ditetapkan sebagai Visi Kota Bandung dalam Rencana Strategis

Kota Bandung 2008-2012, yaitu “Mewujudkan Masyarakat Kota Bandung yang

Cerdas, Sehat, Produktif, Berakhlak Mulia dan Cinta Linkungan guna

Mendukung Bandung Bermartabat”.

Gambaran Pengelolaan Pendidikan Kota Bandung sebagai berikut :

1. Gambaran Umum

Penyelenggaraan pembangunan bidang pendidikan di Kota Bandung

pada era otonomi daerah sesuai amanat Peraturan Daerah Kota Bandung

Nomor 20 tahun 2002 tentang penyelenggaraan pendidikan di Kota

Bandung, difokuskan pada perluasan dan pemerataan kesempatan

pendidikan dasar dan menengah dengan mengintensifkan program

akselerasi penuntasan wajar dikdas 9 tahun dan rintisan wajar dikmen 12

tahun. Untuk memperoleh gambaran perjalanan penyelenggaraan

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

41

pendidikan di Kota Bandung secara umum baik jenjang pendidikan dasar

dan pendidikan menengah dapat dilihat dari data hasil kegiatan program

tahun 2003/2004 s.d 2006/2007 meliputi Angka Melek Huruf (AMH) dan

Angka Lama Sekolah (ALM); Angka partisipasi Kasar (APK) dan Angka

Partisipasi Murni (APM), Angka Melanjutkan Sekolah, Angka Putus Sekolah

(DO), Indek Pendidikan dan Indek Pembangunan Manusia, Anggaran

Pendidikan, Jumlah dan bantuan Pendidikan, Hasil Ujian Nasional, dan

Prestasi Pendidikan Kota Bandung.

2. Angka Melek Huruf (AMH) dan Angka Lama Sekolah (ALM)

Dalam rangka meningkatkan Angka Melek Huruf (AMH), upaya yang

dilaksanakan Dinas Pendidikan Kota Bandung melalui Pogram Keaksaraan

berupa kegiatan kelompok keaksaraan fungsional yang program

pembelajarannya meliputi keaksaraan sesuai fungsi / vokasi yang

diperlukan warga belajar untuk meningkatkan kecakapan hidupnya.

Adapun data Angka Melek Huruf dan Angka Lama Sekolah tahun anggaran

2003/2004 s.d 2006/2007 tergambar dalam tabel dan grafik berikut :

Tabel 1.1. Angka Melek Huruf dan Angka Lama Sekolah

TAHUN No INDIKATOR 2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007

1 Angka Melek Huruf 99.57 99.60 99.65

2 Rata-rata Lama Sekolah 10.54 10.56 10.59

3 Indeks Pendidikan 98.80 90.29 90.80

4 Indeks Pembangunan Manusia

77.38 78.15 79.38

Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

42

Grafik 1.1. Angka Melek Huruf dan Angka Lama Sekolah

Berdasarkan data tersebut di atas menggambarkan bahwa Angka

Melek Huruf (AMH) di Kota Bandung dari tahun ke tahun menunjukkan

kenaikan, ini berarti jumlah angka buta huruf dari tahun ke tahun terus

mengalami penurunan, namun demikian pada tahun anggaran 2006/2007

masih tersisa angka buta huruf sebesar 0,35 % artinya masih ada 0,35 %

masyarakat Kota Bandung berusia > 15 tahun yang belum bisa membaca

dan menulis. Oleh karenanya upaya menuntaskan angka buta huruf ke

depan harus lebih optimal sehingga bebas buta huruf segera dapat

tercapai.

Adapun rata-rata lama sekolah dari tahun ke tahun juga

menunjukkan angka kenaikan, ini memberikan arti bahwa rata-rata

pendidikan masyarakat Kota Bandung kecenderungannya mengalami

peningkatan dimana pada tahun anggaran 2006/2007 rata-rata pendidikan

masyarakat Kota Bandung berada pada posisi 10,59 tahun ini berarti rata-

rata pendidikan masyarakat Kota Bandung berusian 7 – 18 tahun berada di

kelas XI sekolah menengah atas / kejuruan. Oleh karenanya upaya untuk

memperluas kesempatan dan pemerataan pendidikan kedepan harus lebih

optimal.

Secara otomatis peningkatan dari tahun ke tahun juga terjadi pada

Indeks Pendidikan karena indeks pendidikan sangat dipengaruhi oleh rata-

rata lama sekolah dang angka melek huruf.

0

20

40

60

80

100

120

2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007

Angka Melek Huruf Rata-rata Lama Sekolah Indeks Pendidikan Indeks Pembangunan Manusia

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

43

Demikian pula pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari tahun

ke tahun terus mengalami peningkatan karena Indeks Pembangunan

Manusia ditopang oleh tiga indikator komposif, yaitu indeks pendidikan,

indeks kesehatan, dan daya beli masyarakat Kota Bandung, namun

demikian upaya untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

harus terus dioptimalkan agar kesejahteraan masyarakat Kota Bandung

terus meningkat dengan cepat.

3. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah perbandingan antara jumlah

seluruh siswa pada jenjang sekolah tertentu (SD, SMP, SMA) terhadap

jumlah penduduk usia jenjang sekolah tersebut, sedangkan Angka

Partisipasi Murni (APM) adalah perbandingan jumlah anak usia sekolah

yang berada pada jenjang sekolah tertentu (SD, SMP, SMA) dengan

jumlah penduduk usia sekolah pada jenjang tersebut.

Pencapaian dan keberhasilan APK dan APM pada tingkatan SD/MI,

SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK, Paket B dan Paket C tersaji pada tabel dan

grafik berikut :

Tabel 1.2. APK dan APM SD/MI

TAHUN No

KELOMPOK

SISWA 2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007

1 Penduduk Usia Sekolah (7–12 th)

199.931 194.608 175.976 178.205

2 Siswa (7 – 12 th) 212.731 208.998 181.609 216.390

3 Jumlah Siswa 255.627 269.361 243.500 231.763

4 APK 127,86 % 138,41 % 138,37 % 130,05 %

5. APM 106,40 % 107,39 % 121,58 % 121,43 %

Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

44

Grafik 1.2. APK dan APM SD/MI

Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa Angka

Partisipasi Kasar (APK) di SD/MI Kota Bandung dari tahun ke tahun

mengalami fluktuasi atau naik turun, namun posisinya tetap berada diatas

100 %, ini berarti bahwa masyarakat Kota Bandung yang berusia 7 – 12

tahun memiliki kepedulian yang tinggi untuk tetap sekolah dan atau tingginya

masyarakat luar Kota Bandung yang bersekolah di SD/MI Kota Bandung

akibat Kota Bandung sebagai Ibukota Propinsi atau ketertarikan hal lainnya .

Adapun Angka Partisipasi Murni (APM) di SD/MI Kota Bandung dari

tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan naik kecuali pada tahun

anggaran 2006/2007 sedikit mengalami penurunan, namun demikian

posisinya tetap diatas 100 %, hal ini memberikan arti bahwa tingkat

kepedulian masyarakat Kota Bandung usia 7 – 12 tahun untuk tetap

bersekolah SD/MI sangat tinggi dan banyaknya masyarakat luar Kota Bandung

bersekolah SD/MI Kota Bandung.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007

APK APM

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

45

Tabel 1.3. APK dan APM SMP/MTs.

TAHUN No KELOMPOK SISWA

2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007

1 Penduduk Usia Sekolah (13–15 th) 114.566 105.334 96.840 104.959

2 Siswa (13 – 15 th) 81.391 82.287 101.993 98.888

3 Jumlah Siswa 115.426 112.545 109.463 119.709

4 APK 100,75 % 106,85 % 120,66 % 114,05 %

5. APM 71,04 % 78,12 % 85,18 % 92,31 %

Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung

Grafik 3.3. APK dan APM SMP/MTs

Grafik 1.3. APK dan APM SMP/MTs.

Dari data tersebut di atas memberi gambaran bahwa Angka

Partisipasi Kasar (APK) di SMP/MTs Kota Bandung dari tahun ke tahun

menunjukkan angka kenaikan kecuali pada tahun anggaran 2006/2007

mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, namun demikian tetap

berada pada posisi di atas 100 %, hal ini menunjukkan adanya peningkatan

kesadaran masyarakat Kota Bandung untuk bersekolah di SMP/MTs Kota

Bandung.

Adapun Angka Partisipasi Murni (APM) di SMP / MTs Kota Bandung

dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan,

hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat Kota Bandung

terus meningkat dan berada pada posisi cukup tinggi dimana pada tahun

2006/2007 telah mencapai 92,31%. Namun demikian perlu terus

dioptimalkan pelaksanaan program yang menunjang tercapainya wajar

0,00%20,00%40,00%60,00%80,00%

100,00%120,00%140,00%

2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007

APK APM

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

46

dikdas 9 tahun sehingga segera terealisasi untuk kemudian menyongsong

wajar dikmen 12 tahun.

Tabel 1.4. APK dan APM SMA/MA/SMK

TAHUN No KELOMPOK SISWA 2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007

1 Penduduk Usia Sekolah (16 – 18 th)

141.728 119.159 112.207

2 Siswa (16 – 18 th) 83.202 71.316 80.352

3 Jumlah Siswa 116.687 101.921 104.274

4 APK 82,33 % 85,53 % 92,93 %

5. APM 58,71 % 59,85 % 71,61 % Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung

Grafik 1.4. APK dan APM SMA/MA/SMK

Berdasarkan data tersebut di atas memberi gambaran bahwa Angka

Partisipasi Kasar (APK) di SMA/MA/SMK Kota Bandung dari tahun ke tahun

menunjukkan peningkatan yang cukup berarti, hal ini menunjukkan bahwa

tingkat kesadaran masyarakat berusia 16 – 18 tahun di Kota Bandung akan

pentingnya pendidikan di tingkat sekolah menengah terus meningkat dan

berada pada posisi cukup tinggi dimana pada tahun 2006/2007 mencapai

92,93 %.

Adapun Angka Partisipasi Murni (APM) di SMA/MA/SMK Kota

Bandung dari tahun ke tahun juga mengalami kenaikan sekalipun pada

tahun anggaran 2006/2007 berada pada posisi 71,61 % ini berarti

memberi gambaran bahwa kesadaran masyarakat berusia 16 – 18 tahun di

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007

APK APM

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

47

Kota Bandung akan pentingnya pendidikan sekolah menengah terus

meningkat, namun demikian perlu terus dioptimalkan pelaksanaan rintisan

program yang menunjang tercapainya wajar dikmen 12 tahun karena

masih ada rentang prosentase APM sebesar 28,39%.

Tabel 1.5. APK dan APM Paket B

TAHUN No KELOMPOK SISWA 2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007

1 Pontren Salafiyah - 3.260 2.128

2 Paket B 980 1.574 2.674

3 Paket B Pondok Pesantren - - 25

4 Siswa (1+2+3) usia 13 – 15 tahun

443 2.140 3.355

5 Total Penduduk Usia 13 – 15 th 105.334 96.840 104.959

6. APK (1+2+3) : 5 x 100 % 0,93 % 4,49 % 4,59 %

7. APM 4 : 5 x 100 % 0,42 % 2,21 % 3,19

Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung

Grafik 1.5. APK dan APM Paket B

Dari gambaran data diatas menunjukkan bahwa Angka Partisifasi

Kasar (APK) dan Angka Partisifasi Murni (APM) di paket B sama-sama

menunjukkan angka kenaikan dari tahun ke tahun, selain dari itu jumlah

peserta paket B juga terus mengalami kenaikan ini menunjukkan bahwa

minat masyarakat Kota Bandung yang tidak lulus dari SMP/MTs untuk

0,00%

1,00%

2,00%

3,00%

4,00%

5,00%

2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007

APKAPM

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

48

mengikuti Paket B terus miningkat dari tahun ke tahun, ini berarti

kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggaraan paket B terus

mengalami peningkatan.

Tabel 1.6. APK dan APM Paket C

TAHUN No KELOMPOK SISWA

2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007

1 Pontren Salafiyah -

2 Paket C 3.321

3 Paket C Pondok Pesantren -

4 Siswa (1+2+3) usia 16 – 18

tahun 1.288

5 Total Penduduk Usia 16 –

18 th 112.207

6. APK (1+2+3) : 5 x 100 % 2.95 %

7. APM 4 : 5 x 100 % 1.15 %

Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung

Grafik 1.6. APK dan APM Paket C

Dari gambaran data diatas bahwa APK dan APM Paket C pada tahun

anggaran 2006 / 2007, perlu terus dilakukan sosialisasi dan dioptimalkan

penyelenggaraanya agar animo masyarakat yang tidak lulus dari

SMA/MA/SMK pada penyelenggaraan paket C meningkat.

0,00%

0,50%

1,00%

1,50%

2,00%

2,50%

3,00%

3,50%

2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007

APK

APM

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

49

4. Angka Melanjutkan Sekolah

Angka melanjutkan sekolah merupakan jumlah siswa lulus dari

jenjang pendidikan tertentu yang melanjutkan pendidikan kejenjang

sekolah yang lebih tinggi. Berikut disajikan tabel dan grafik dari Angka

Melanjutkan Sekolah ke SMP /MTs dan SMA/MA/SMK.

Tabel 1.7. Angka Melanjutkan ke SMP/MTs.

LULUSAN SD/MI ANGKA MELANJUTKAN JALUR SEKOLAH LUAR SEKOLAH TOTAL TAHUN

LULUS JUMLAH LULUSAN

TAHUN MELAN JUTKAN

Σ % Σ % %

2004/2005 36.043 2005/2006 34.390 94,41 684 1,89 97,30

2005/2006 37.868 2006/2007 37.575 99,23 2.024 5,34 104,57

2006/2007 38.551 2007/2008 43.853 113,75 2.609 5,95 119,69

Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung

Grafik 1.7. Angka Melanjutkan ke SMP/MTs.

Grafik 1.8. Prosentase Angka Melanjutkan ke SMP/MTs.

05.000

10.00015.00020.00025.00030.00035.00040.00045.00050.000

2004/2005 2005/2006 2006/2007 2007/2008

Jml Jalur Sekolah Jml Jalur Luar Sekolah Jumlah Melanjutkan

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

2004/2005 2005/2006 2006/2007 2007/2008

% Jalur Sekolah % Jalur Luar Sekolah % Total

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

50

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa Angka Melanjutkan

Sekolah ke SMP/MTs menunjukkan adanya angka peningkatan dari tahun

ke tahun bahkan melebihi angka 100%, ini berarti bahwa kesadaran

masyarakat untuk tetap bersekolah di jenjang SMP/MTs cukup tinggi dan

animo masyarakat lulusan luar Kota Bandung untuk bersekolah di

SMP/MTs Kota Bandung cukup banyak hal ini dimungkinkan terjadi karena

lokasi SMP/MTs di Kota Bandung cenderung lebih mudah dijangkau atau

mencari kualitas pendidikan yang lebih baik atau ketertarikan yang lainnya,

dan atau keberhasilan Pemerintah Kota Bandung melaksanakan program

beasiswa retrival, bawaku sekolah maupun beasiswa transisi.

Tabel 1.8. Angka Melanjutkan ke SMA/MA/SMK

LULUSAN SD/MI ANGKA MELANJUTKAN JALUR SEKOLAH LUAR SEKOLAH TOTAL TAHUN

LULUS JUMLAH LULUSAN

TAHUN MELAN JUTKAN

Σ % Σ % %

2004/2005 32.635 2005/2006 33.807 103,59 1.617 4,59 108,54

2005/2006 33.356 2006/2007 33.935 101,74 938 2,81 104,55

2006/2007 34.179 2007/2008 34.916 102,16 1.029 3,01 105,17

Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung

Grafik 1.9. Angka Melanjutkan ke SMA/MA/SMK

05000

10000150002000025000300003500040000

2004/2005 2005/2006 2006/2007 2007/2008

Jml Jalur Sekolah Jml Jalur Luar Sekolah Jumlah Melanjutkan

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

51

Grafik 1.10 Prosentase Angka Melanjutkan ke SMA/MA/SMK

Berdasarkan Data tersebut di atas menunjukan Angka

melanjutkan Sekolah ke SMA/MA/SMK melalui jalur sekolah dari tahun ke

tahun ada peningkatan dan posisinya di atas angka 100%, ini berarti

bahwa banyak masyarakat lulusan luar Kota Bandung melanjutkan sekolah

di SMA/MA/SMK Kota Bandung atau adanya siswa yang melanjutkan tetapi

lulusan dua tahun sebelumnya atau lebih.

5. Angka Putus Sekolah (APS)

Angka Putus Sekolah (APS) adalah angka yang menunjukan jumlah

siswa yang karena sesuatu hal sehingga tidak lagi bersekolah di jenjang

sekolah tertentu. Berikut disajikan tabel dan grafik tentang Angka Putus

Sekolah (APS)

Tabel 1.9. Angka Putus Sekolah (APS)

2005/2006 2006/2007

No. Satuan

Pendidikan Jumlah

Siswa APS

%

APS

Jumlah

Siswa APS

%

APS

1 SD/MI 243.500 91 0,04 231.763 79 0,03

2 SMP/MTs 112.012 320 0,29 119.706 178 0,15

3 SMA/MA/SMK 101.921 641 0,63 104.274 607 0,58

Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung

0

20

40

60

80

100

120

2004/2005 2005/2006 2006/2007 2007/2008

% Jalur Sekolah % Jalur Luar Sekolah % Melanjutkan

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

52

Grafik 1.11 Jumlah Siswa Putus Sekolah Tiap Jenjang

Berdasarkan data tersebut di atas memberi gambaran bahwa dari

tahun Anggaran 2005/2006 sampai dengan 2006/2007 jumlah maupun

prosentase Angka Putus Sekolah mulai SD/MI sampai dengan SMA/MA/SMK

mengalami penurunan, hal ini mencerminkan bahwa upaya Pemerintah

Kota Bandung dalam rangka memberikan bantuan kepada siswa yang

putus sekolah melalui program beasiswa Retrival, beasiswa Transisi dan

Bawaku sekolah, dll cukup berhasil mengurangi angka putus sekolah di

jenjang SD/MI,SMP/MTs, maupun SMA/MA/SMK.

6. Indek Pedidikan dan Indek Pembangunan Manusia (IPM)

Angka Indek Pendidikan merupakan Angka Indikator Pencapaian

Angka Melek Huruf (AMH), Abgka Lama Sekolah (ALS), Angka Partisipasi

Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Putus Sekolah (APS)

dan Angka Melanjutkan. Adapun Indek Pembangunan Manusia (IPM)

merupakan Indikator pencapaian Indek Pendidikan, kesehatan dan daya

beli masyarakat. Berikut disajikan tabel dan grafik Indek Pendidikan dan

Indek Pembangunan Manuasia.

0100200300400500600700

2004/2005 2005/2006 2006/2007

SD SMP SMA

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

53

Tabel 1.12.

Indeks Pendidikan dan Indeks Pembangunan Manusia Kota Bandung

Tahun No Uraian

2004 2005 2006

1 Indeks Pendidikan 89,80 90,29 90,80

2 Indeks Pembangunan Manusia 77,38 78,15 79,38

Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung

Grafik 1.12. Indeks Pendidikan dan Indeks Pembangunan

Manusia Kota Bandung

Berdasarkan data di atas menunjukan bahwa Indek Pendidikan di

Kota Bandung dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal demikian

memberi gambaran bahwa penyelenggaraan pendidikan di Kota Bandung

jenjang SD, SMP, dan SMA terus mengalami kemajuan, hal ini memberikan

arti bahwa program-program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota

Bandung melalui Dinas Pendidikan Kota Bandung cukup efektif

meningkatkan penyelenggaraan pendidikan di Kota Bandung. Demikian

pula dengan Indek Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Bandung dari

tahun ke tahun mengalami peningkatan,dimana peningkatan terbesar

ditopang oleh Indek Pendidikan adapun indikator kesehatan dan daya beli

masyarakat Kota Bandung cenderung tidak mengalami perubahan, hal ini

disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk miskin Kota Bandung dan

cukup tingginya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular di

Kota Bandung.

70

75

80

85

90

95

2004 2005 2006

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

54

7. Anggaran Pendidikan

Anggaran Pendidikan merupakan salah satu komponen utama

yang menentukan kualitas pendidikan.

Berikut ini disampaikan Anggaran Pendidikan Dinas Kota Bandung

Tabel 1.13. Anggaran Pendidikan Kota Bandung

No TAHUN APBD

(1)

ANGG.

PENDIDIKAN (GAJI

& NON GAJI)

(2)

ANGG.

PENDIDIKAN (NON

GAJI)

%1 %2

1 2004 1.046.390.817.243 361.581.556.598 33.144.870.815 34.55 3.17

2 2005 1.127.019.510.088 381.607.015.531 47.836.931.097 33.85 4.24

3 2006 1.191.743.352.067 406.980.354.731 43.625.000.997 34.15 4.50

4 2007 1.607.212.920.432 571.895.823.579 105.194.724.727 35.58 6.55

Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Grafik 1.13. Anggaran Pendidikan Kota Bandung

Berdasarkan data tersebut di atas menunjukan bahwa Anggaran

Pendidikan untuk gaji dari tahun ke tahun mengalami peningkatan ini

berarti penghasilan tenaga pendidik dan kependidikan di Kota Bandung

mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Namun untuk menjelaskan

tingkat kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan di Kota Bandung

perlu mempertimbangkan faktor lainnya diantaranya adalah nilai inflasi.

-200400600800

1.0001.2001.4001.6001.800

2004 2005 2006 2007

(Mily

ar R

upia

h)

APBD ANGG PENDIDIKAN

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

55

Adapun Anggaran Pendidikan untuk non gaji juga mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun, namun demikian jumlah dan prosentasi

anggaran pendidikan non gaji masih sangat rendah dan masih terlalu jauh

dari apa yang diamanatkan oleh Undang-Undang Sisdiknas yaitu 20%,

oleh karenanya Pemerintah Kota Bandung terus meningkatkan anggaran

pendidikan non gaji secara signifikan sehingga semakin mendekati 20%

agar peningkatan mutu pendidik di Kota Bandung terus meningkat.

8. Jumlah dan Jenis Bantuan Pendidikan

Jenis bantuan pendidikan yang dilaksanakan di Kota Bandung

terdiri dari KBBS/BAWAKU Sekolah, Transisi dan Retrival, WAKAPS serta

Sekolah gratis.

a. KBBS/BAWAKU Sekolah adalah program Pemerintah Kota Bandung

sebagai salah satu kegiatan dalam rangka memperluas kesempatan

belajar bagi warga Kota Bandung untuk mewujudkan Bandung Cerdas

tahun 2008.

b. Transisi dan retrival adalah beasiswa membebaskan biaya pendidikan

bagi siswa tidak mampu dan meringankan bagi siswa yang lain, agar

memperoleh layanan pendidikan yang lebih bermutu.

c. WAKAPS adalah Amal Shodaqoh seluruh Pegawai Negeri Sipil di

lingkungan Pemerintah Kota Bandung untuk mengantarkan pendidikan

siswa kurang mampu.

d. Sekolah Gratis adalah penyediaan dana pengembangan sekolah untuk

pembebasan biaya sekolah (gratis).

Tabel 1.14 Jenis Bantuan Sekolah

Tahun No Jenis Bantuan

2003 2004 2005 2006 2007 2008

1 KBBS/BAWAKU (Siswa) 13.900 22.060 65.777

2 Transisi dan Retrival (Siswa) 3.058

3 WAKAPS (Siswa) 655

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

56

Tahun No Jenis Bantuan

2003 2004 2005 2006 2007 2008

4 Sekolah Gratis (Sekolah) 22

Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Bandung

Berdasarkan data di atas tampak bahwa program bantuan KBBS/

BAWAKU mulai digulirkan oleh Pemerintah Kota Bandung pada tahun 2005

dan tahun-tahun selanjutnya terus mengalami peningkatan dari jumlah

siswa yang menerimanya. Program KBBS dan BAWAKU ini secara nyata

telah menyumbang peningkatan Indek Pendidikan di Kota Bandung.

Adapun program bantuan Transisi, Retrival, WAKAPS dan sekolah

gratis baru mulai digulirkan oleh Pemerintah Kota Bandung pada tahun

2007, dengan program bantuan tersebut telah membantu membebaskan

dan meringankan beban biaya sekolah bagi beberapa orang tua siswa

sehingga mampu mencegah terjadinya siswa putus sekolah dan mampu

meningkatankan lama belajar siswa yang pada akhirnya mampu

meningkatkan Indek Pendidikan di Kota Bandung.

9. Hasil Ujian Nasional

Berikut disajikan tabel dan grafik Hasil Ujian Nasional tingkat SMP

Tabel 1.15 Hasil Ujian Nasional Tingkat SMP

2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007

No Statistik

Nilai B Ind. B Ing. Mat B IndB IngMatB

Ind.

B

Ing.Mat

B

Ind.

B

Ing.Mat

1 Rata-rata 6.17 5.65 5.58 7.80 7.80 6.98 7.78 6.99 7.21

2 Terendah 2.52 2.75 2.24 0.80 1.80 0.67 0.80 1.80 0.67

3 Tertinggi 9.08 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00 10.00

4 Lulus 97,77 % 95,93 %

Sumber Data : www.puspendik.com

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

57

Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa perolehan rata-

rata hasil Ujian Nasional SMP Kota Bandung dari tahun 2003/2004 ke

2005/2006 terjadi lonjakan kenaikan yang signifikan, hal ini

menggambarkan bahwa hasil Ujian Nasional pada tahun 2005/2006

hampir mencapai Standar Ketuntasan belajar Nasional yaitu 7,5. Namun

demikian nilai terendah yang dicapai siswa sangat rendah yaitu 0,8 untuk

mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Selain dari itu tingkat kelulusan siswa dari tahun 2005/2006 ke

tahun 2007/2008 mengalami penurunan sebesar 1,84%. Oleh karenanya

upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru harus terus

ditingkatkan sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih optimal yang

pada akhirnya dapat meningkatkan output pendidikan di Kota Bandung.

Tabel 1.16 Hasil Ujian Nasional Tingkat SMA Jurusan IPA

2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007 No Statistik

Nilai Bhs Ind.

Bhs Ing. Mat Bhs

Ind.BhsIng. Mat Bhs

Ind.Bhs Ing. Mat Bhs

Ind. Bhs Ing. Mat

1 Rata-rata 8.54 8.54 8.64 7.41 8.56 7.15

2 Terendah 3.00 2.80 1.67 1.80 2.00 0.33

3 Tertinggi 10.00 10.00 10.00 9.40 10.00 10.00

4 Lulus 97,88 % 96,66 %

Sumber Data : www.puspendik.com

Beradasarkan data tersebut di atas dapat disampaikan bahwa rata-

rata perolehan hasil Ujian Nasional SMA Jurusan IPA dengan mata

pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika dari tahun 2005/2006 ke

tahun 2006/2007 mengalami penurunan, tentu saja untuk mencari

penyebab terjadinya penurunanbukan hal yang mudah. Satu diantara

sejumlah penyebab penurunan adalah penerapan Naskah Soal Ujian

Nasioanal gabungan dari kurikulum 1994, 2004 dan KTSP (irisan) pada

tahun 2006/2007, dimana hal tersebut belum banyak dipahami oleh guru

sebagai ujung tombak pendidikan di lapangan.

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

58

Selain dari itu prosentasi tingkat kelulusan siswa juga mengalami

penurunan sebesar 1,22%, oleh karenanya upaya peningkatan mutu

pendidikan harus terus diupayakan melalui pelatihan bagi guru sehingga

kemampuan guru meningkat yang pada akhirnya dapat mengubah prilaku

guru dalam pembelajaran menuju arah yang optimal dan membudayakan

guru melakukan penilaian tindakan kelas dengan demikian tingkat kelulsan

Kota Bandung meningkat.

Tabel 1.17. Hasil Ujian Nasional Tingkat SMA Jurusan Bahasa

2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007 No Statistik

Nilai Bhs Ind.

Bhs Ing. Mat Bhs

Ind.Bhs Ing. Mat Bhs

Ind.Bhs Ing. Mat Bhs

Ind. Bhs Ing. Mat

1 Rata-rata 7.15 7.15 7.58 7.41 8.29 8.09

2 Terendah 3.00 4.00 3.00 4.60 5.40 6.40

3 Tertinggi 9.80 9.60 10.00 9.40 9.80 9.60

4 Lulus 97,99 % 100 %

Sumber Data : www.puspendik.com

Berdasarkan data di atas menunjukan bahwa hasil Ujian Nasioanal

SMA jurusan Bahasa di Kota Bandung mengalami kenaikan yang cukup

tinggi selain dari itu dari prosentase kelulusan siswa juga mengalami

kenaikan, oleh karenanya upaya peningkatan mutu pendidikan perlu terus

dioptimalkan sehingga kwalitas proses pembelajaran terus meningkat

untuk kemudian dapat mempertahankan hasil yang telah dicapai atau

bahkan dapat terus ditingkatkan.

Tabel 1.18. Hasil Ujian Nasional Tingkat SMA Jurusan IPS

2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007 No Statistik Nilai

Bhs Ind.

Bhs Ing. Mat Bhs

Ind.Bhs Ing. Mat Bhs

Ind.Bhs Ing. Mat Bhs

Ind. Bhs Ing. Mat

1 Rata-rata 7.97 7.97 8.12 6.74 8.06 6.44

2 Terendah 2.60 1.60 2.11 1.60 1.20 1.25

3 Tertinggi 10.00 10.00 9.74 9.40 10.00 9.75

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

59

2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007 No Statistik Nilai

Bhs Ind.

Bhs Ing. Mat Bhs

Ind.Bhs Ing. Mat Bhs

Ind.Bhs Ing. Mat Bhs

Ind. Bhs Ing. Mat

4 Lulus 96,99 % 92.89 %

Sumber Data : www.puspendik.com

Berdasarkan data di atas menunjukan bahwa hasil Ujian Nasioanal

SMA jurusan IPS di Kota Bandung untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia

dan matematika mengalami penurunan yang cukup tinggi, namun demikian

untuk mata pelajaran Bahasa Inggris mengalami kenaikan sekalipun kecil.

Upaya peningkatan mutu pendidikan harus terus digiatkan baik

dilevel MGMP sekolah, wilayah dan Kota Bandung untuk meningkatkan

output pendidikan diantaranya yaitu hasil Ujian Nasional.

10. Prestasi Yang diraih Kota Bandung

Prestasi yang diraih Kota Bandung Tahun 2007 dalam bidang

Pendidikan.

No. EVEN/LOMBA/KEJUARAAN NAMA/SEKOLAH PRESTASI

1 Lomba Kompetensi Siswa (LKS)

SMK Kota Bandung Juara Umum Prop Jawa Barat

2 Lomba Moivasi Belajar Mandiri (Lomojari)

SMP Negeri 8 Juara II Nasional

3 Sekolah Sehat SMP Negeri 7 Juara I Prov Jawa Barat

4 Sekolah Sehat SMP Negeri 7 Juara IV Tk. Nasional

5 Pengelola Koperasi Sekolah SMP

SMP Negeri 7 Juara I Prop. Jawa Barat

6 Sekolah Berbudaya Lingkungan (Model Adi Wyata)

SMP Negeri 7 Juara I Tk. Nasional

7 Guru Teladan Drs. Bambang Arianto

Juara I Prop Jawa Barat

8 Pengawas Teladan (TK/SD) Dra. Nita Suherneti, M.Si.

Juara II Nasional

9 Pengawas Teladan Dra. Yayat Ibayati Juara II Nasional

Page 60: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

60

No. EVEN/LOMBA/KEJUARAAN NAMA/SEKOLAH PRESTASI

(SMP/SMA)

10 Pekan Olah Raga Pelajar Wilayah

Kontingen Kota Bandung

Juara Umum Wil. Priangan

11 Sekolah Sehat TK Merpati Pos Juara Wil. Priangan

12 Sekolah Sehat SMK Negeri 7 Juara Wil. Priangan

13 Wajar Dikdas Award (Tahun ke 3)

Kota Bandung Anugrah Wajar Dikdas Jabar

14 Kota Vokasi Kota Bandung Anugrah Kota Vokasi Jabar

15 Olimpiade Sains (Matematika)

Ifan Adrian Koswara Medali Emas Tk. Nasional

16 Olimpiade Sains (Matematika)

Ifan Adrian Koswara Medali Perak Tk. Internasional

17 Olimpiade Sains (Biologi) SMP Negeri 7 Medali Perak Tk. Nasional

18 Olimpiade Sains (Matematika)

SMP Pribadi Medali Emas Tk. Nasional

19 Guru Agama Teladan H.Apip Sholehudin, S.Ag. (SMP Negeri 7)

Juara I Tk. Jawa Barat

Pemberian Reward kepada peorangan atau sekolah yang

berprestasi dibidangnya dan telah mengharumkan nama baik Dinas

Pendidikan Kota Bandung selama ini perlu terus ditingkatkan sehingga

mampu memberikan dorongan semangat untuk lebih berprestasi dimasa

yang akan datang.

Analisis Manajemen Pendidikan Di Kota Bandung

Salah satu pasal dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tercantum bahwa

Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan, membimbing,

membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pembangunan pendidikan

dewasa ini merujuk pada tiga pilar pembangunan pendidikan nasional,

yaitu: (1) pemerataan dan peningkatan aksesibilitas; (2) peningkatan

Page 61: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

61

mutu, relevansi, dan daya saing; dan (3) penguatan tata kelola,

akuntabilitas, dan pencitraan publik. Untuk menjabarkan ketiga pilar

pembangunan pendidikan nasional tersebut, harus ditopang oleh kebijakan

pemerintah daerah yang disertai dengan komitmen yang tinggi dari para

praktisi pendidikan dan masyarakat luas.

Salah satu wujud komitmen pemerintah Kota Bandung dalam

pembangunan pendidikan tersebut, tersurat dalam Peraturan Pemerintah

Daerah Kota Bandung Nomor 6 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis

Kota Bandung Tahun 2004-2008, yang menetapkan Visi “Kota Bandung

sebagai Kota Jasa yang BERMARTABAT” (Bersih, Makmur, Taat, dan

Bersahabat) dengan salah satu misinya adalah mengembangkan sumber

daya manusia yang handal dan religius. Kemudian, Renstra Kota Bandung

tersebut diakselerasi melalui 7 program strategis, yaitu:

1. Bidang Pendidikan; Bandung Cerdas 2008

2. Bidang Kesehatan; Bandung Sehat 2007

3. Bidang Kemakmuran; Laju pertumbuhan ekonomi 11% Tahun 2008

4. Bidang Lingkungan Hidup; Gerakan sejuta pohon 2006

5. Bidang Seni dan Budaya; Bandung Kota Seni dan Budaya 2008

6. Bidang Olahraga; Bandung Kota Berprestasi 2008

7. Bidang Agama; Bandung Kota Agamis 2008

Implementasi dari 7 program strategis tersebut, dipacu melalui 5

gerakan, yaitu: (1) gerakan menanam pohon dan hemat menampung air;

(2) gerakan cikapundung bersih; (3) gerakan sejuta bunga; (4) gerakan

udara bersih; dan (5) gerakan Pembibitan, Penanaman, Pemeliharaan, dan

Pengawasan Lingkungan Hidup (P4LH).

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan di Kota Bandung, tidak

hanya memfokuskan pada pemberdayaan Sumber Daya Manusia, akan

tetapi ikut memperhatikan pelestarian lingkungan hidup. Hal ini menjadi

indikator bahwa pembangunan SDM di Kota Bandung tidak hanya

berorientasi pada pembentukkan SDM yang cerdas secara akademik

semata, akan tetapi menjadi SDM yang memiliki kesadaran, cinta dan

Page 62: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

62

wawasan lingkungan. Secara formal, komitmen pendidikan berwawasan

lingkungan tersebut, tertuang dalam Peraturan WaliKota Bandung Nomor

31 Tahun 2007, yang memuat kurikulum untuk menanamkan pemahaman

sejak dini tentang Lingkungan Hidup dalam setiap jenjang pendidikan

dimulai TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA.

Upaya keras jajaran pemerintah Kota Bandung di bidang

pembangunan pendidikan ini, telah membuahkan hasil nyata. Hal tersebut

ditandai dengan diperolehnya beberapa penghargaan, seperti pada tahun

2005, 2006 meraih gelar Wajar Dikdas Award dan pada tahun 2007 selain

meraih gelar Wajar Dikdas dengan rintisan Wajar Dikmen juga mendapat

pengjhargaan pelaksanaan Kota Vocational yang menitikberatkan pada

pendidikan kejuruan.

Di samping perolehan sejumlah prestasi kerja tersebut,

pembangunan pendidikan di Kota Bandung sampai saat ini dihadapkan

pada berbagai permasalahan, yang telah diidentifikasi pada 11 problema,

yaitu: (1) bangunan sekolah, khususnya 40-50% dari jumlah SD, memiliki

tingkat kerusakan yang cukup memprihatinkan; (2) sarana dan prasarana

pendidikan, seperti laboratorium dan perpustakaan masih kurang

memadai; (3) biaya pendidikan mahal; (4) tingkat partisipasi masyarakat

selain orang tua masih terus ditingkatkan; (5) kesejahteraan guru; (6)

kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan; (7) kualitas peserta

didik belum sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan zaman;

(8) relevansi pendidikan dengan kondisi masyarakat; (9) beban pelajaran

yang memberatkan; (10) peran dewan pendidikan dan komite sekolah

masih belum optimal; dan (11) masalah buku pelajaran yang belum

terpenuhi sesuai kebutuhan peserta didik.

Dalam kaitannya dengan pengelolaan pendidikan di Kota Bandung,

ada beberapa faktor kunci yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan

mutu pengelolaan sekolah, yaitu:

Page 63: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

63

1. Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat

Dalam konteks otonomi daerah dan juga otonomi sekolah, maka

kepemimpinan kepala sekolah adalah hal yang sangat penting untuk

dimiliki dalam upaya meningkatkan mutu pengelolaan sekolah. Saya

lihat, evaluasi, dan analisis bahwa perjalanan implementasi Manajemen

Berbasis Sekolah yang telah dan sedang dilaksanakan dewasa ini,

cukup memberikan peluang dan pengalaman organisasi bagi para

kepala sekolah untuk meningkatkan keterampilan manajerial, sebagai

seorang leader dan manajer yang memiliki karakter sebagai seorang

visioner. Arti penting kepemimpinan kepala sekolah yang kuat ini,

karena pengelolaan sekolah, dihadapkan pada berbagai peluang dan

kebijakan otonomi pengelolaan sekolah, seperti: (1) adanya kewajiban

setiap sekolah untuk menyusun Rencana Pengembangan Sekolah

(RPS), Rencana Strategis (Renstra), dan Rencana Operasional Program

Sekolah (Renops); (2) penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP); dan (3) adanya berbagai peluang dana block grant

dari pemerintah pusat maupun daerah, yang mana hal tersebut

memerlukan keberanian yang ditunjang oleh keterampilan manajerial

kepala sekolah.

2. Kompetensi guru yang mumpuni

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Guru dan

Dosen, bahwa ada 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dewasa

ini, yaitu:

a. Kompetensi Pedagogik, berkaitan dengan kemampuan

menyelenggarakan pembelajaran dan berinteraksi dengan peserta

didik.

b. Kompetensi Kepribadian, berkaitan dengan kemampuan menata

dan mengendalikan diri sebagai manusia dewasa.

c. Kompetensi Profesional, berkaitan dengan kemampuan

melaksanakan fungsi dan tugas pokok berdasarkan keahlian.

Page 64: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

64

d. Kompetensi Sosial, berkaitan dengan kemampuan berinteraksi

dengan lingkungan dan masyarakat.

Dalam tataran operasional yang terkait dengan tugas dan

wewenang guru adalah dimana sekolah dihadapkan pada tugas-tugas

seperti: (1) guru harus membuat silabus, RPP, dan pelaksanaan

pembelajaran, sampai pada penilaian; (2) adanya program sertifikasi

guru yang esensinya menggiring kinerja guru secara profesional, dan

(3) adanya kebijakan pembukaan Sekolah Standar Nasional (SSN) dan

Sekolah Berbasis Internasional (SBI), yang berimplikasi terhadap mutu

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

3. Optimalisasi peran pengawas

Eksistensi peran pengawas ini, sesungguhnya memiliki peran

yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan mutu pengelolaan

sekolah dan pembelajaran. Hanya yang menjadi persoalannya, adalah

”bagaimana meningkatkan kompetensi pengawas dan memberdayakan

dalam konteks perannya sebagai supervisor, konsultan, dan advokator

bagi kepala sekolah dan guru dalam upaya meningkatan mutu

pengelolaan sekolah dan pembelajaran?” Sudah saatnya sekarang

adalah kita harus memberikan perhatian kepada upaya peningkatan

dan pemberdayaan peran pengawas. Hal penting lainnya, adalah

merubah budaya kinerja kepengawasan dari yang hanya berorientasi

pada pengawasan administratif, menjadi dikembangkan orientasinya

kepada pengawasan berbasis prestasi.

4. Penguatan tata kelola program sekolah

Ini adalah satu dari tiga pilar pembangunan pendidikan nasional,

yakni penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik.

Dengan adanya kebijakan dan program pemberdayaan sekolah, seperti

adanya otonomi pengelolaan sekolah, bantuan langsung ke sekolah,

tingginya peran serta masyarakat dalam mendukung pengelolaan

sekolah, jelaslah bahwa sekolah sebagai pihak pelaksana (eksekutif)

harus memiliki budaya dan kemampuan untuk mengelola berbagai

Page 65: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

65

program sekolah secara profesional dan disertai dengan

pertanggungjawaban kegiatan secara akuntable.

5. Peran serta masyarakat

Revitalisasi peran BP3 menjadi Komite Sekolah adalah

memberikan warna baru bagi pengelolaan sekolah yang memberikan

peluang bagi terlibatnya peran serta masyarakat secara lebih luas

dalam pengelolaan sekolah. Ini berarti pembinaan manajemen

pengelolaan SMP, tidak bisa melupakan komponen peran serta

masyarakat. Banyak SMP, yang mapan secara mandiri dalam

pembiayaan sekolah, karena adanya dukungan dari Komite Sekolah.

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK),

khususnya komputer dan internet, secara luas telah mempengaruhi

banyak aspek kehidupan manusia, termasuk dalam dunia pendidikan.

Pendidikan memainkan peran penting dalam membentuk keterampilan

dan keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi agar dapat

diaplikasikan dalam dunia kerja dan masyarakat. Selain itu, pendidikan

seharusnya dapat memanfaatkan potensi dari Teknologi Informasi dan

Komunikasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sudah mencapai

tahap di mana harga perangkat keras komputer berharga relatif murah

dibanding dengan kemampuan kerjanya yang sangat besar. Keadaan

ini mendorong masyarakat untuk berlomba-lomba memanfaatkan

komputer menjadi alat bantu penyaji informasi. Namun demikian

sekarang ini masih banyak didengar keluhan terhadap kegagalan

implementasi pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran di

sekolah. Oleh karena itu diperlukan pengembangan sumber daya

manusia nya sendiri dalam memanfaatkan teknologi informasi, guru

menjadi ujung tombak dalam pembelajaran berbasis teknologi

informasi, oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan teknis

operasional teknologi informasi perlu diselenggarakan pelatihan secara

berkelanjutan kepada guru-guru. Untuk dapat memanfaatkan TIK

Page 66: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

66

dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus

diwujudkan yaitu (1) siswa dan guru harus memiliki akses kepada

teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga

pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna,

dan dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan (3) guru harus

memilikio pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat

dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai

standar akademik. Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka

telah terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas

maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional di masa lalu (dan

masih ada pada masa sekarang), proses pembelajaran dipandang

sebagai: (1) sesuatu yang sulit dan berat, (2) upoaya mengisi

kekurangan siswa, (3) satu proses transfer dan penerimaan informasi,

(4) proses individual atau soliter, (5) kegiatan yang dilakukan dengan

menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan

terisolasi, (6) suatu proses linear. Sejalan dengan perkembangan TIK

telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaran yaitu

pembelajaran sebagai: (1) proses alami, (2) proses sosial, (3) proses

aktif dan pasif, (4) proses linear dan atau tidak linear, (5) proses yang

berlangsung integratif dan kontekstual, (6) aktivitas yang berbasis pada

model kekuatan, kecakapan, minat, dan kulktur siswa, (7) aktivitas

yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan

pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok.

Dengan dasar kesadaran itu Dinas Pendidikan Kota Bandung

bergerak dari satu pemikiran ke pemikiran lain untuk menggerakan

budaya sekolah secara bertahap berbasiskan Teknologi Informasi dan

Komunikasi.

Pemanfaatan aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk

menambah nilai proses pembelajaran dengan memadukan kegiatan

yang mendayagunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan

pembelajaran.

Page 67: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

67

Bentuknya berupa :

Penggunaan paket software umum

Penggunaan paket software khusus yang dikembangkan oleh guru

untuk tujuan pembelajaran.

Penggunaan perangkat komunikasi untuk kolaborasi on-line dan

pertukaran informasi.

Penggunaan internet sebagai sumber informasi dan penelitian.

Pengembangan e-Learning

EKAPITULASI BANTUAN DARI DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI

Jumlah Nama Sekolah No. Nama Perusahaan Jenis Bantuan

Uang yang Dibantu Ket

1 PT. BANK JABAR Renovasi Bangunan Sekolah

548.775.000 SDN. CIHAMPELAS

2 PT. CEMPAKA ARUM Tanah untuk Bangunan 2000 m2 SDN. CEMPAKA ARUM

PERMATA ESTATE Sekolah 3 BIO FARMA Meja Belajar 60 Buah SDN. SUKAWARNA Kursi Belajar 120 Buah 1, 2, 3 dan 5 Lemari 6 Buah Perbaikan Meja 60 Buah Perbaikan Kursi 120 Buah

4 BIO FARMA Perbaikan Benteng Sekolah 50 m2 SDN. SIRNAMANAH

5 BIO FARMA Meja Murid 15 Buah SDN. SUKAWARNA 2 Kursi Murid 30 Buah Meja Guru 2 Buah Kursi Guru 2 Buah Lemari 2 Buah 6 PT. MICROSOFT Komputer 1 Buah SDN. SEJAHTERA

7 DONATUR ORANG TUA Pembangunan Mesjid Sekolah 40.000.000 SDN. CEMPAKA ARUM

SISWA 8 KOPERASI JASA MARGA Meja dan Kursi 20 Set SDN. SUKAWARNA 5

Page 68: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

68

Jumlah Nama Sekolah No. Nama Perusahaan Jenis Bantuan

Uang yang Dibantu Ket

BHAKTI VI

9 PT. TELKOM Pembangunan WC 5.050.000 SDN. SARIJADI

SELATAN 2

10 BIO FARMA Meja Murid 20 Buah SDN. SARIJADI SELATAN 2

Kursi Murid 40 Buah Meja Guru 2 Buah Kursi Guru 2 Buah Lemari Buku 2 Buah Papan Tulis 2 Buah

11 PT. TELKOM Rehab Bangunan Sekolah 150.000.000 SDN. SARIJADI

SELATAN I

6 Lokal 12 BIO FARMA Meja 4.000.000 Kursi 4.000.000 Rehab Lemari 2.000.000 Rehab Bangku 4.000.000 Taman Sekolah 10.000.000

13 ILO - IPEC Meningkatkan Mutu Pendidikan 163.720.000 KOMPLEK LEUWI

PANJANG

Mengadakan Kunjungan ke (DIBANTU PGRI)

Orang Tua Anak yang Bekerja

pada Industri

Sepatu di Bandung

14 BIO FARMA Meja 20 SDN. CIBOGO Kursi 40 Ring Basket 2 Lemari 1

15 TELKOM 100.000.000 CIRANGRANG 3 Tdk ada data

16 BIO FARMA Meja Anak 40 Buah SDN. SUKASARI 3 Kursi Siswa 80 Buah Kursi Guru 3 Buah

Page 69: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

69

Jumlah Nama Sekolah No. Nama Perusahaan Jenis Bantuan

Uang yang Dibantu Ket

Meja Guru 3 Buah Lemari Buku 6 Buah 17 CV. BENGAWAN Perbaikan Jalan 154.906.895 SD. LEUWIPANJANG

18 PT. JASA MARGA Perbaikan Ruangan Belajar 1 Kelas SDN. SUKAWARNA 5

19 PLN APJ BANDUNG Rehab sekolah 6 Kelas SD GAMBIR 20 TELKOM SUPRATMAN kursi dan meja 40 set SD SABANG

21 HSBC/HONGKONG BANK Komputer 2 SD PANYILEUKAN 3

Alat Peraga Eksiklopedi

22 TAKSI 4848 Bahan

Bangunan, Genteng

SD SUKAWARNA

23 HOTEL GRAND AQUILA Bahan

Bangunan, Genteng

SD SUKAWARNA

24 KARANG SETRA Bahan

Bangunan, Genteng

SD SUKAWARNA

25 HOTEL PERMATA INT. Bahan

Bangunan, Genteng

SD SUKAWARNA

26 BSM Rehab Sekolah 125.000.000 SDN SUKAKARYA 27 JAVA TRAVEL 30.000.000 SD MARGASARI II 28 TELKOM SD CENTEH

29 BIO FARMA Kursi, Meja, dan Kursi

Perpustakaan

30 TELKOM Rehab Sekolah 75.000.000 SDN. SARIJADI SELATAN 1

Page 70: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

70

Jumlah Nama Sekolah No. Nama Perusahaan Jenis Bantuan

Uang yang Dibantu Ket

31 TELKOM Rehab Sekolah 75.000.000 SDN. SARIJADI SELATAN 1

32 TELKOM Pesawat FLEXIHOME 2 Buah SDN. SARIJADI

SELATAN 1, 2

33 BIO FARMA Meja Belajar 40 Buah SDN. SARIJADI SELATAN 1

Kursi Belajar 80 Buah Meja Guru 2 Buah Kursi Guru 2 Buah

Rehab Meja Belajar 20 Buah

Rehab Kursi Belajar 40 Buah

6. Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan dan Alternatif Pemecahan

a. Belum adanya infrastruktur SIAP dan E-Learning di Dinas

Pendidikan Kota Bandung

b. Pemecahannya : perlu dibangun infrastruktur SIAP dan E-Learning

c. Sumber daya manusia di bidang SIAP dan E-Learning belum

memadai,

d. pemecahannya : perlu adanya pelatihan pemanfaatan SIAP dan E-

Learning di kota Bandung

e. pemanfaatan teknologi SIAP dan E-Learning oleh kota Bandung

dan sekolah-sekolah belum

f. pemecahannya : perluasan pemanfaatan teknologi SIAP dan E-

Learning oleh kota Bandung dan sekolah-sekolah

g. Pendanaan yang belum memadai,

Pemecahannya : perlu adanya sharing dana oleh beberapa pihak.

Page 71: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

71

B. Visi DAN MISI

1. VISI

Menjadikan Kota Bandung sebagai Kota Trend-setter e-pendidikan di

Indonesia tahun 2012.

2. MISI

Untuk mendukung Visi Program BeST Kota Bandung, maka disusun

rancangan global proram sebagai berikut :

a. Menyiapkan infrastruktur mencakup perangkat keras (Hardware)

dan perangkat lunak (Software).

b. Menyediakan content bahan ajar dan administrasi.

c. Melatih SDM mencakup tenaga guru dan tenaga administrasi

d. Membentuk komunitas ICT Sekolah Indonesia

e. Melaksanakan kebijakan (regulasi lokal maupun nasional)

C. TUJUAN DAN SASARAN

1. Tujuan

Dalam rangka menuntaskan Wajar Dikdas 9 tahun di Kota Bandung

program ini bertujuan :

a. Mengembangkan e-Pendidikan untuk Pendidikan Dasar dimana

terlatihnya 100 guru yang sudah terlatih dalam e-learning.

b. Mengembangkan e-Administrasi dalam mengisi administrasi

Sistem Informasi Aplikasi Pendidikan dengan terlatihnya 100

orang tenaga operator.

c. Mengembangkan Learning Communities Pendidikan sebanyak

100 sekolah yang terkonekasi dan saling berhubungan antar

stakeholder.

2. Sasaran

a. Mempermudah siswa dalam mengakses bahan ajar bersifat

mandiri (selft learning materials)

Page 72: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

72

b. Mempermudah siswa, guru, pemerintah, dan publik mengakses

Informasi Pendidikan

c. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana guru dan siswa,

siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat

berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh

hal-hal yang protokoler.

D. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup BeST meliputi :

1. Program Membangun e-Pendidikan Kota Bandung mencakup sistem :

a. Insfrastruktur

b. Konten bahan ajar dan administrasi

c. Sumber Daya Manusia (SDM)

d. Pengaturan Kebijakan

e. Pembentukan komunitas

2. Stakeholder :

Untuk mewujudkan BeST Kota Bandung stakeholder yang terlibat

adalah:

a. Siswa

b. Guru

c. Sekolah/Owner

d. Disdikkota Bandung

e. Masyarakat

f. Goverment (Pusat, Daerah, Kabupaten/Kota)

g. Administrator

3. Sekolah yang dijadikan sebagai percontohan pengembangan program

BeST adalah 100 sekolah di Kota Bandung yang meliputi :

a. 30 Sekolah Dasar

b. 70 Sekolah Menengah Pertama

4. Sekolah yang di jadikan simpul kegiatan pendampingan program BeST

adalah melibatkan 8 Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan.

Page 73: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

73

BAB II

ORGANISASI

A. Profil Organisasi Disdik Kota Bandung

Nama Intansi : Dinas Pendidikan Kota Bandung

Nama Pimpinan : Drs. H. Oji Mahroji

SK. Jabatan :

Alamat : Jl. Jend. Ahmad Yani 239

Kecamatan : Sumur Bandung

Kota : Bandung

Provinsi : Jawa Barat

Telepon : 022-7106568

Faximili : 022-7106568

Web Site : www.disdikkotabandung.com

E-mail : [email protected]

No. Rekening Bank :

Page 74: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

74

B. Bagan Organisasi

Penanggung Jawab : Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung

Penasehat : Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung

Pembina : - Kepala Bidang Pendidikan Dasar Kota Bandung

- Kepala Bidang SMP Disdik Kota Bandung

- Kepala Bidang PSMAK Disdik Kota Bandung

- Kepala Bidang PNFI Disdik Kota Bandung

Pendamping : Solikin, S.Si, M.T. (STMIK ”AMIKBANDUNG”)

Ketua : Drs. A. Gaos, M.Pd

Sekretaris : Drs. Suprijadi (Pengawas Pendidikan Kota

Bandung)

Bendahara : Nine Noventi

Staf Sekretariat :

PELINDUNG

PENASEHAT

KOORD BID PENGEMBA-NGAN SDM

SEKERTARIS

KOORD BID MANAJEMEN

CONTENT

BENDAHARA

KOORD. BID PENGEMBA-

NGAN SISTEM

PEMBINA

PENDAMPING

KETUA

KOORD BID HUNGAN

MASYARAKAT

Page 75: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

75

1. Drs. Momon Msi,

2. Dadang Ridwan, S.Ip,

3. Benny Erwan, S.Pd,

4. Gun gun Pranajaya, S.Pd,

5. Dadang Priatna,

6. Yeyet N,

7. Rita S,

8. Nina Nurfarida,

9. Drs. Agusriah,

10. Atty S, S.Pd,

11. Suyono, S.Pd

12. Ony

13. Hartoyo

(Disdik Kota Bdg)

14. Drs. Nandi Supriadi, M.Pd (MKKS SMP)

15. Drs. Endang (SMKN 4)

16. Drs. Adjat Sudrajat (MKKS SMA)

17. Drs. H. Kosnandar, M.Pd (Korwas)

18. Drs. Suryono (ICT)

19. Drs. Haryanto (BCC)

Kord. Bid Pengembangan Sistem : Drs.Purwanto,MT (SMKN 4 Bdg)

Sie. Pengembangan Web : Alan Ridwan, S.Si (SMAN 24 Bdg)

Sie. Maintenance Web : Candra B, S.Kom (SMAN 15 Bdg)

Sie. Networking : Edi Mulyana (BCC)

Kord. Bid Manajemen Konten : Dra. Dedeh Suatini (Kepala SMAN

13 Bandung)

Sie. Produksi Konten : Mochammad Rizki Prayogi (SMPN

13 Bdg)

Sie. Verifikasi Konten : Drs. Rohiman (SMP 11 Bandung)

Sie Update Data : Andri Oktaviana (SMPN 2 Bandung

Page 76: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

76

Sie. Kontributor Konten : Inen Supriatna (SMP PGII 1)

Kord. Bid Pengembangan SDM : Firman Oktora, S.Si (SMAN 2

Bandung)

Sie. Pendidikan & Pelatihan : Agung Purnomo (SMAN 23 Bdg)

Sie. Monitoring & Bintek : Ida Desiana,SE (SDN Padasuka

Bdg)

Sie. Operator Sekolah : Ace Aliyudin (SMPN 19 Bdg)

Sie. Bina Prestasi : Hendi, ST (SMPN 28 Bdg)

Sie. Desiminasi Program : Yaddy Kusmayadi, ST (SMAN 3 Bdg)

Sie. Siswa IT : Agung Setyabudi (Ketua Forum

Siswa Pecinta IT)

Kord. Bid.Hubungan Masyarakat : Asep Hidayat, Amd (SMPN 4 Bdg)

Sie. Sosialisasi : Wuryanta, S.Pd (SMAN 9 Bdg)

Sie. Kerjasama : Cep Dedi, S.Pd (SMPN 14 )

Sie. Dokumentasi : Yayat (SMPN 7 Bandung)

Sie. e-Kios BeST : Wawan Widyawan, S.Kom

(SMAN15 Bdg)

Standard Operation Procedure (SOP)

Membangun Jaringan Informasi Pendidikan Kota Bandung melalui Program

BeST

1. Manajemen Pendidikan

Tugas :

a. Membuat Kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan BeST

b. Bertanggung jawab dalam implementasi BeST

c. Membentuk Tim Unit Pelaksana Teknis BeST

d. Melakukan Pengawasan Pelaksanaan Kegiatan

2. Unit Pelaksana Teknis

a. Ketua :

Mengelola kegiatan secara komprehensif

Perencanaan

Manajemen Proyek

Page 77: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

77

Manajemen SDM

Kordinasi

Motivator

b. Sekretaris

Mengelola dan mendokumentasikan hasil kegiatan ke dalam bentuk

surat dan laporan

c. Bendahara :

Mengelola kegiatan keuangan

Mengelola pemasukan dana

Mengelola poengeluaran dana

Membuat laporan keuangan

d. Bidang Pengembangan Sistem

Mengelola kegiatan pembangunan, perawatan dan perbaikan web

dan jaringan.

Tugas :

Mempersiapkan Infrastruktur

o Hardware : Server berikut aksesoris lainnya yang

mendukung, Jaringan

o Software : Webserver, Bahasa pemrograman, database dan

aplikasi lainnya

mengembangkan aplikasi berbasis web

server admin : melakukan instalasi sistem operasi, utilitas dan

aplikasi yang berkaitan dengan kebutuhan dari Perpustakaan

Digital

Aplication Admin : melakukan pengawasan pada aplikasi pustaka

maya agar layanan-layanan yang ada selalu dapat dipergunakan

dengan baik

Melakukan update data dan informasi pada web

Setup Server

Membangun Jaringan

Maintenance Jaringan

Page 78: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

78

e. Bidang Manajemen Konten

Mengelola sustainable konten baik materi pembelajaran maupun

data dan informasi sekolah

Tugas:

Produksi Konten Multimedia, animasi dan e-book

Verifikasi Konten

Mengumpulkan konten

Unggah / Upload koleksi data dan informasi

Entry Data Processing

f. Bidang Pengembangan SDM

Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang mampu

mengimplementasikan BeST

Tugas:

Melaksanakan workshop / diklat

Menyusun struktur kurikulum pelatihan

Membuat user manual

Menyusun Jadwal Monitoring dan Bimbingan Teknis

Desiminasi

Kordinasi dengan MGMP

Kordinasi dengan operator sekolah

g. Bidang Hubungan Masyarakat

Mengelola komunikasi baik internal maupun eksternal

Tugas:

Mempersiapkan kesekretariatan

Mengumpulkan dokumentasi kegiatan

Melakukan sosialisasi melalui media cetak ataupun elektronik

Melakukan kerjasama dengan pihak terkait

3. Konsultan

Sebagai tenaga ahli mendampingi kegiatan dalam bentuk saran dan

bantuan teknis lainnya.

HAK dan Kewajiban untuk regulasi

Page 79: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

79

BAB III PROGRAM KEGIATAN YANG DIKEMBANGKAN

A. Konsep dasar dari kegiatan yang diusulkan

Tranformasi model sekolah dari model konvensional ke model berbasis ICT melalui konsep e-learning, e-library, e-administrasi.

B. Permasalahan yang diidentifikasi

1. pada umumnya sekolah dasar dan sekolah menengah di Kota Bandung masih menerapkan sistem sekolah konvensional

2. pada proses pembelajaran sekolah di Bandung belum memanfaatkan pembelajaran berbasis ICT (e-Learning)

3. pada proses pengelolaan data sekolah belum sepenuhnya memanfaatkan ICT

4. pada penyediaan dukungan pustaka belum mengandalkan cara digital (digital library)

5. belum adanya asosiasi perkumpulan atau komunitas ICT yang lebih luas

C. Sasaran atau Target

1. Sasaran a. SD dan SMP b. guru mata pelajaran c. MGMP d. Tenaga administrasi

2. Target

a. Meningkatnya Angka Partisipasi Murni (APM) terutama di tingkat

SMP dalam program wajib belajar 9 tahun.

Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh

pendidikan baik formal maupun non formal yang bermutu tinggi

bagi seluruh siswa di kota Bandung dengan penyelengaraan

pendididkan dasar Sembilan tahun secara sistematis dan

kompherensif.

b. 100 Sekolah Pendidikan Dasar di Kota Bandung

Berikut peta data sebaran sekolah di Kota Bandung

c. Guru mata pelajaran

Semua Guru Mata Pelajaran ditingkat pendidikan dasar dapat

memanfaatkan ICT sebagai media pembelajaran.

Page 80: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

80

d. MGMP

Terciptanya inovasi guru ditiap MGMP dalam pembelajaran yang

berbasis ICT.

e. Tenaga administrasi

Tenaga administrasi di masing-masing sekolah dapat memanfaat

ICT dalam kegiatan administrasi sekolah.

D. Indikator atau output

Indikator keberhasilan program :

1. Meningkatnya Nilai APK dan APM pada pendidikan dasar sehingga

wajar dikdas 9 tahun tercapai terutama di tingkat SMP.

2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas bahan ajar berbasis ICT dalam

memperkaya konten e-learning dan e-library.

3. Transformasi Informasi dan komunikasi antar Stakeholder tercipta.

4. Terbentuknya 100 Kepala Sekolah Cyber

5. Terbentuknya 100 Guru Cyber

6. Terbentuknya 100 siswa Cyber

7. Terbentuknya komunitas Stakeholder yang melek ICT

8. Akurasi dan validitas data administrasi sekolah dapat terjaga.

9. Pelayanan data informasi administrasi pendidikan lebih cepat.

E. Kerangka waktu pelaksanaan dalam waktu 8 bulan

NO KETERANGAN Waktu

Rapat Koordinasi antara :

a. Dinas Pendidikan Kota Bandung b. Biro PKLN c. Konsultan

1

d. Stakeholder

30 Mei 2008, 7 Juni 2008

2 Analisis Kebutuhan Sistem 30 Mei – 10 Juni 2008

Page 81: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

81

NO KETERANGAN Waktu

3 Pembentukan Tim Pengelola Jaringan Informasi Pendidikan kota Bandung

2 Juni 2008

4 Penyusunan Proposal 2 – 15 Juni 2008 5 Penemrimaan Block Grant tahap I 29 Juli 2008 6 WorkShop Tim Pengelola 30 Juli 2008 7 Studi Banding 2- 9 Agustus 2008 8 Persiapan Setting Server 10 Agustus 2008 9 Pelaksanaan Pembangunan Web 10 – 30 Agustus

2008 10 Pelaksanaan Pembangunan SIAP 10 - 30 Agustus

2008 11 Pelaksanaan Pembangunan Jaringan (Kerjasama dengan

icon+) 10 – 30 Agustus 2008

12 Workshop TOT Operator 29 Agustus 2008 13 Diklat MGMP dan pengisi konten lainnya Tahap I 31 Agustus 2008

14 Diklat Operator Sekolah 31 Agustus 2008 15 Laporan Kemajuan Tahap I 1 Oktober 2008 16 Monitoring dan Evaluasi Tahap I 10 Oktober 2008 17 Penerimaan Block Grant Tahap II Oktober 2008 17 Workshop TOT MGMP Oktober 2008 18 Diklat MGMP dan pengisi konten lainnya Tahap Oktober 2008

19 Pembuatan Konten e-Learning Oktober – Nopember 2008

20 Workshop MGMP November 2008 21 Implementasi Program BeST (SIAP Dan e-Learning) Desember 2008 22 Pembangunan e-Kios Desember 2008 23 Membuat Laporan Tahap II Januari 2009 24 Monitoring dan evaluasi Januari 2009 25 Workshop hasil dan Grand Launching BeST April 2009 26 Laporan Akhir April 2009 27 Pengembangan Program Sustainability Tentatif

F. Program Kelanjutan kegiatan

Program BeST akan dilajutkan dengan menambah kuantitas partisipatif

sekolah di Kota Bandung yang sebelumnya diproramkan dari 100 sekolah

menjadi 200 sekolah dengan dana sharing alokasi APBD Kota Bandung.

Page 82: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

82

Tahapan BeST

Asumsi

1 Jumlah Sekolah

a. SD

1,002 b. SMP 244

2 Jumlah Mata Pelajaran

a. SD 11 b. SMP 12 3 Jml Guru

a. SD 10,681

b. SMP

7,075 4 Model e-Learning

a. Synchronous b. Asynchronous 5 Maturity Level 0 : Ignore 1:Aware 2:Plan

3:Execute 4.Measure 5:Excel

6 Jumlah SMA/MA,SMK 250

BeST One BeST Two BeST Three BeST Four BeST Five No Parameter

2008 2009 2010 2011 2012 Jml Sekolah 100 287 287 287 287a.SD 30 243 243 243 2431 b SMP 70 44 44 44 44Pembuatan Konten a. SD-UASBN 3 2 2 2 22 b. SMP-UN 4 2 2 2 2

3 Sasaran/Orientasi Hanya Sekolah

Link ke Dunia Luar

Government & Industri

Society Learning

Learn how to Learn

4 Sumber Pendanaan Block Grant

AUSAID Kemitraan Kemitraan Kemitraan Kemitraan

Jumlah Guru di latih a.SD 360 2916 2916 2916 29165 b SMP 980 616 616 616 616Model e-Learning

a.SD Sync&As

ync Sync&As

ync Sync&Async Sync&Asy

nc Async 6

b SMP Sync&As

ync Sync&As

ync Sync&Async Async Async Target Level Maturity BeST a.SD 0-3 4 4 5 5 7

b SMP 0-3 4 4 5 5

8 e-Library Data

Collection &

Selection

Data Collection

& Selection

Selection & Data

Warehouse Data

Analysis Knowledge

Page 83: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

83

9 Bandwith 64-384 Kbps 128 Kbps 256 Kbps 512 Kbps >= 1 Gbps

10 Regulasi Lokal

(Disdik Kota Bdg)

Lokal (Pemkot

Bdg)

Regional (Disdik Prov

Jbr)

Regional (Pemprov

Jbr) Nasional

11 Fasilitas PBM Electronis Laborator

ium Multimedi

a

Multimedia Classroom

Full Multimedia Classroom

Videoconference

Perangkat Akses

a. e-Learning Intranet Intranet & Internet

Intranet & Internet

Intranet, Internet, Mobile

Learning

Mobile Learning

b. e-Library Intranet & Internet

Intranet & Internet

Mobile Learning

Mobile Learning

Mobile Learning

12

c. e-Administration Intranet, Internet, Mobile

Learning

Intranet, Internet, Mobile

Learning

Intranet, Internet, Mobile

Learning

Intranet, Internet, Mobile

Learning

Intranet, Internet, Mobile

Learning 13 e-Kios 5 5 5 5 5

14 Infrastruktur Koneksi

Icon+ & Telkom

Icon+ & Telkom

Icon+ & Telkom

Icon+ & Telkom

Icon+ & Telkom

15 BeST SMA/MA,SMK - - 50 75 125

Page 84: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

84

BAB IV PENDANAAN & PEMANFAATANNYA

A. SUMBER DANA

BeST One, sumber pendanaan berasal dari Block Grant AUSAID yang

orientasinya sebagai pemicu inovasi sekolah di lingkungan pendidikan

dasar di Kota Bandung.

BeST Two, Three, Four dan Five sumber pendanaan berasal dari APBD

Kota Bandung yang dialokasikan sebagai sumber pendanaan publik

(common program) , APB Sekolah yang diorientasikan bagi program

BeST di sekolah masing-masing dan Kemitraan yang akan di kordinir oleh

Dinas Pendidikan Kota Bandung.

Sumber pendanaan Kemitraan berasal dari rekananan perusahaan yang

memiliki kepedulian terhadap pendidikan.

Diagram 4.1 Alur Pendanaan BeST

B. RENCANA ANGGARAN BIAYA

Rencana anggaran biaya BeST terdiri dari :

Page 85: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

85

1. Manajemen = 10%

2. e-Administration + e-Library = 40%

3. e-Learning = 40%

4. Pelatihan = 10%

Dengan rincian :

1. Manajemen = Rp. 100,000,000,-

2. e-Learning = Rp. 300,000,000,-

3. Pelatihan = Rp. 100,000,000,-

4. e-Administrasi+e-Library = Rp. 300,000,000,-

Jumlah = Rp. 800,000,000,-

Tabel 4.1 RAB BeST One

No Kegiatan Jumlah Satuan Harga (Rp.)

1 Manajemen Rapat Koordinasi antara : a. Dinas Pendidikan Kota Bandung 4 Kali b. Biro PKLN 3 Kali c. Konsultan 3 Kali d. Stakeholder 2 Kali

Analisis Kebutuhan Sistem dan Penyusunan Proposal 1 Kali

Pembentukan Tim Pengelola Jaringan Informasi Pendidikan kota Bandung 2 Kali

Kesekertariatan 1 Paket

100.000.000,-

2 e-Administration Insfrastruktur : a. Hardware 1 Paket b. Jaringan 1 Paket c. Software 1 Paket d. Brainware 8 Orang e. Sewa Server Ke Telkom 1 Paket Pengembangan SDM : a. Sosialisasi 1 Kali b. Workshop 1 Kali c. TOT 1 Kali d. Diklat Operator Sekolah 1 Kali

350.000.000,-

Page 86: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

86

No Kegiatan Jumlah Satuan Harga (Rp.)

e. Trainer/Narasumber 46 Jam Maintenance Installasi 1 Kali Perbaikan 2 Kali Update data 4 Kali Monitoring dan Evaluasi 2 Kali

3 e-Learning

Insfrastruktur : a. Hardware 1 Paket b. Jaringan 1 Paket c. Software 1 Paket d. Brainware 8 Orang e. Sewa ke Icon+ 1 Paket f. e-Kios BeST 5 Unit Pengembangan SDM : a. Sosialisasi 1 Kali b. Workshop 2 Kali c. TOT 1 Kali d. Diklat MGMP 2 Kali e. Trainer/Narasumber 92 Jam f. Reward : SD 60 Paket SMP 36 Paket SMA 51 Paket Maintenance Installasi 1 Kali Perbaikan 1 Kali Update data 4 Kali Monitoring dan Evaluasi 2 Kali

350.000.000,-

TOTAL 800.000.000,-

Page 87: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

87

BAB V RENCANA TEKNIS PENGEMBANGAN

A. RENCANA STRATEGIS 1. Program Jangka Panjang

Rencana BeST lima tahun ke depan dapat di uraikan sbb :

a. 2008 BeST ONE (Only Education), konsep implementasi BeST

dengan prioritas hanya untuk lingkungan / komunitas pendidikan

Page 88: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

88

b. 2009 BeST TWO (To World Orientation), konsep implementasi BeST

dengan prioritas orientasi link ke dunia luar, baik regional, nasional

maupun internasional.

c. 2010 BeST THREE (THRough e-Education Enterprise), konsep

implementasi BeST dengan terobosan komunikasi tidak hanya

dalam lingkungan / komunitas pendidikan akan tetapi komunitas

lain seperti industri dan government.

d. 2011 BeST FOUR (FOr oUR live), konsep implementasi BeST untuk

kehidupan (society learning) secara luas.

e. 2012 BeST FIVE (For long lIVe Education), konsep implementasi

BeST untuk pembelajaran sepanjang hayat. ICT digunakan untuk

belajar bagaimana belajar (learn how to learn).

2. Program Jangka Pendek

Rencana jangka pendek BeST adalah merupakan program yang disusun

untuk satu tahun pertama yaitu tahun 2008 dimulai bulan Mei 2008

sampai dengan Mei 2009.

Page 89: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

89

BeST

1. LMS

2 CMS

1 e-Adm Dinas

2 e-Adm Sekolah

1. e-Learning

3.e-Library

2. e-Administrasi

5. e-Community

1. Konten

2. Infrastuktur

3. SDM

6. Regulasi

3. Operator

1. Aturan

e

1. Pelatihan

4. Pustakawan

2. Workshop

1. Data Centre

Dinas2.

Server Sekolah

3. LAN Sekolah

5. Intranet Pend

Kota Bdg

6. Internet

2. MGMP/KKG

1. Guru

4 Manajemen

1. Koordinasi

5. Pembentukan

Tim

2.Feasibility Study

3. Analisis Sistem

4. Pembuatan Proposal

7. Benchmark

8. Maintenance

4. e-KIOS

9. Monev

Program satu tahun peratama sbb :

1. Peta potensi ICT sekolah di Kota Bandung

2. Membangun Komitmen bersama antar stakeholders pendidikan

Page 90: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

90

3. Pembangunan e-Learning

4. Pembangunan e-Library

5. Pembangunan e-Administration

6. Ditetapkannya 100 Kepala Sekolah Cyber

7. Ditetapkannya 100 Guru Cyber

8. Ditetapkannya 100 Siswa Cyber

9. Implementasi Sistem untuk 100 sekolah

a. SD 30 Sekolah

b. SMP 70 Sekolah

1. Tingkat SD

NO NAMA SEKOALH ALAMAT

1 SDN ANDIR KIDUL 1 JL. AH. NASUTION 38A

2 SDN UJUNGBERUNG 5 JL. CIGENDING NO. 1

3 SDN NILEM JL. NILEM 10

4 SDN KARANG PAWULANG JL. KARAWITAN NO. 81

5 SDS BPI JL. HALIMUN NO. 40

6 SDS KARTIKA X-2 JL. GATOT SUBROTO NO. 160

7 SDN PELITA JL. RAJAMANTRI KIDUL NO. 4

8 SDN PASIRKALIKI 96 JL. HOS. COKROAMINOTO NO. 110

9 SDN DR. CIPTO JL. DR. CIPTO

10 SDN GRIBA ANTAPANI ANTAPANI

11 SDN MERDEKA 5/6 JL. MERDEKA NO. 9

12 SDN BANJARSARI 1 JL. MERDEKA NO. 22

13 SDN SOKA 34-4 JL. SOKA NO. 34

14 SDN KIARACONDONG 3 JL. H. IBRAHIM ADJIE NO. 355

15 SDN SEJAHTERA 1 JL. SEJAHTERA NO. 12

16 SDN RAYA BARAT JL. JEND. SUDIRMAN NO. 587

17 SDN JAKAPURWA 1 JL. JAKAPURWA NO. 40

18 SDN COBLONG COBLONG

19 SDN PAJAGALAN 58 JL. PAJAGALAN 58

20 SDN PASIR POGOR JL. PASIR SUCI NO. 8

21 SDN CEMPAKA ARUM JL. UMAR BIN KHOTOB

22 SDN MOCH. TOHA 4 JL. MOH. TOHA NO. 22

23 SDN LENGKONG KECIL JL.LENGKONG KECIL NO 55

24 SDN SUKASENANG JL.PHH MUSTOFA

Page 91: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

91

NO NAMA SEKOALH ALAMAT

25 SDN KRESNA JL.KRESNA NO.47

26 SDN CIBEUREUM XI JL.ASRAMA KIPAL

27 SDN CIJAGRA 1 JL.SITULEMBANG NO 1

28 SDN ASMI 3 JL.ASMI NO 2

29 SDN SUKARASA 5 JL.PAK GATOT NO. 5

30 SDN TURANGGA 2 JL.SALAK NO.3

31 SDN TUNAS HARAPAN JL.CIJERAH NO.116 2. Tingkat SMP

NO NAMA SEKOLAH ALAMAT

1 SMP NEGERI 1 Jl. Kesatrian No. 16

2 SMP NEGERI 2 Jl. Sumatra

3 SMP NEGERI 3 Jl. Dewi Sartika 115

4 SMP NEGERI 4 Jl. Samoja No. 5

5 SMP NEGERI 5 Jl. Sumtra No. 40

6 SMP NEGERI 6 Jl. H. Uakub No. 36

7 SMP NEGERI 7 Jl. Ambon No. 23

8 SMP NEGERI 8 Jl. Cigending

9 SMP NEGERI 9 Jl. Semar No. 5

10 SMP NEGERI 10 Jl. Dewi Sartika

11 SMP NEGERI 11 Jl. Samsudin

12 SMP NEGERI 12 Jl. Setia Budi

13 SMP NEGERI 13 JL. MUTIARA NO. 15

14 SMP NEGERI 14 JL. LAPANGAN SUPRATMAN NO. 7

15 SMP NEGERI 15 JL. SUKAJADI NO. 223

16 SMP NEGERI 16 JL. H. MUSTOPA NO. 53

17 SMP NEGERI 17 JL. ARCAMANIK ENDAH

18 SMP NEGERI 18 Jl. SMP 18

19 SMP NEGERI 19 JL. SADANG SERANG / SADANG LUHUR II

20 SMP NEGERI 20 JL. CENTEH NO. 5

21 SMP NEGERI 21 JL. CARINGIN GG. LUMBUNG

22 SMP NEGERI 22 JL. WR. SUPRATMAN

23 SMP NEGERI 23 JL. ARJUNA NO.

24 SMP NEGERI 24 JL. MADESA

25 SMP NEGERI 25 JL. PAJAGALAN NO. 67

26 SMP NEGERI 26 JL. CIBOGO NO. 78

Page 92: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

92

NO NAMA SEKOLAH ALAMAT

27 SMP NEGERI 27 JL. YUDHA WASTU KENCANA I

28 SMP NEGERI 28 JL. SOLONTONGAN NO. 2

29 SMP NEGERI 29 JL. GEGERARUM

30 SMP NEGERI 30 JL. SEKEJATI

31 SMP NEGERI 31 JL. BINONG JATI NO.. 139

32 SMP NEGERI 32 JL. ARJUNA NO. 2

33 SMP NEGERI 33 JL. BABAKAN TAROGONG

34 SMP NEGERI 34 Jl. Waas

35 SMP NEGERI 35 JL. DAGO POJOK NO. 8

36 SMP NEGERI 36 JL. CARINGIN

37 SMP NEGERI 37 JL. BABAKAN SARI

38 SMP NEGERI 38 Jl. Borobudur Cibaduyut

39 SMP NEGERI 39 JL. TERUSAN HOLIS

40 SMP NEGERI 40 JL. NANGKA SUNI NO. 75

41 SMP NEGERI 41 Jl. Arjuna No. 18

42 SMP NEGERI 42 JL. RANCASAWO MANJAHLEGA

43 SMP NEGERI 43 Jl. Manjahlega Margacinta

44 SMP NEGERI 44 JL. CIMANUK NO. 1

45 SMP NEGERI 45 Jl. Yogyakarta No. 1

46 SMP NEGERI 46 Jl. Cigagak Cibiru

47 SMP NEGERI 47 Jl. Budi Clember

48 SMP NEGERI 48 Jl. Batu Raden VIII No. 19

49 SMP NEGERI 49 Jl. Antapani No 49

50 SMP NEGERI 50 Jl. Pasirjati Ujungberung

51 SMP NEGERI 51 Jl. Derwati Rancasari

52 SMP NEGERI 52 Jl. Ciumbuleuit

53 SMPS PASUNDAN 12 JL. SARIRASA

54 SMPS BPI 1 JL. BURANGRANG NO. 8

55 SMPS TAMAN SISWA JL. TAMAN SISWA NO. 4

56 SMPS BHAYANGKARI JL. PALASARI NO. 46

57 SMPS MUHAMMADIYAH 1 JL. BANTENG DALAM NO. 6

58 SMPS NUGARAHA JL. PLN DALAM 4

59 SMPS PASUNDAN 6 JL. SUMATRA 141

60 SMPS PASUNDAN 7 JL. CIJERAH GG. PELITA

61 SMPS TARUNA BHAKTI JL. R.E. MARTADINATA NO. 52

62 SMPS PASUNDAN 1 JL. PSUNDAN 32

Page 93: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

93

NO NAMA SEKOLAH ALAMAT

63 SMPS PASUNDAN 4 JL. KEBON JATI NO. 31

64 SMPS YWKA ELANG II NO. 3 BANDUNG

65 SMPS PGRI 7 JL. PANDANWANGI

66 SMPS YAS JL. PHH MUSTOFA NO. 115

67 SMPS VIJAYA KUSUMAH JL. MERDEKA

68 SMPS KARTIKA SILIWANGI 1 JL. BANGKA NO. 3

69 SMPS TULUS KARTIKA JL. RANCABOLANG NO. 140

70 SMPS DARUL HIKAM JL. IR H. JUANDA NO. 285 A

71 SMPS NASIONAL JL. SADANG SERANG NO. 17

72 SMPS PASUNDAN 2 JL. PSUNDAN 32

73 SMPS KARTIKA CHANDRA X-1 JL. GATOT SUBROTO

74 SMPS DEWI SARTIKA JL. KAUTAMAN ISTRI 12

75 SMPS SUMTRA 40 JL. PAHLAWAN NO. 21

76 SMPS ISTIQOMAH JL. PAHLAWAN NO. 65

77 SMPS AL-GHIFARI JL. CISARANTEUN KULON 140

78 SMPS PASUNDAN 3 GG. BAPA HUSEN

79 SMPS PGII 1 JL. PANATAYUDA NO. 8 7. Implementasi Sistem dalam bentuk e-Kios BeST untuk beberapa tempat,

antara lain :

a. Kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung

b. Stasiun Kereta Api Bandung

c. Pemkot Bandung

d. Bandung Super Mall (BSM)

e. Museum Geologi Bandung

8. Produksi Konten

9. Entry Data

10. Workshop Manajemen BeST

11. Workshop TOT Sistem e-Learning, e-Library, e-Administration

12. Diklat KKG/MGMP dalam Pemanfaatan Sistem e-Learning dan e-Library

13. Diklat Operator Sekolah dalam implementasi Sistem e-Administration

14. Training Pembuatan Bahan Ajar

15. Uji Coba oleh Siswa

Page 94: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

94

16. Pemeliharaan Jaringan

17. Pemeliharaan Sistem

18. Soft Opening

19. Launching

B. Kebijakan

1. Regulasi Kode Etik Konten dari Depkominfo

2. Regulasi Lokal

Perlunya dibentuknya Unit Organisasi Pelaksana E-Pendidikan

SOP Penyediaan Data dan Konten e-Pendidikan

Standar Operasional Prosedur Organisasi Pelaksana e-Pendidikan

C. Pembangunan Infrastuktur

Penyediaan perangkat keras untuk penyimpanan, pemrosesan dan akses

data

1. Web Server

Xeon 3.0 GHz EM64T, L2 Cache 2MB, 1GB DDR2 ECC SDRAM,

Single Channel U320 SCSI, 73GB HDD 10K SCSI Hot-swappable,

48x CD-ROM, VGA ATI Radeon 7000 16MB, GbE NIC, Tower 530W

non-redundant

2. Database Web Server

Xeon 3.2 GHz EM64T, L2 Cache 2MB, 1,5GB DDR2 ECC SDRAM,

Single Channel U320 SCSI, 2x73GB HDD 10K SCSI Hot-swappable,

48x CD-ROM, VGA ATI Radeon 7000 16MB, GbE NIC, Tower 530W

non-redundant.

3. e-Kios BeST

Spesifikasi minimal : P IV Core 2 Duo, Ram 1GB, HD 120Gb. (5 unit)

4. Terminal atau Client

Spesifikasi minimal : P IV Core 2 Duo, Ram 1GB, HD 120Gb. (2

unit)

Page 95: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

95

Pengadaan Software Pendukung

1. Sistem Operasi

Windows Server 2000

2. Aplikasi Pendukung

Moodle

Internet Browser

Database

Aplikasi SIAP

Macromedia Dreamweaver

Macromedia Flash

Microsoft Office

Pengembangan jaringan ( Intranet dan Internet)

1. Intranet menggunakan Icon+

2. Internet menggunakan Telkom

Penyediaan sarana dan prasarana pendukung implementasi BeST

1. Sekretariat

2. Scanner

3. Web Cam

4. IP Phone

5. ATK

Penyediaan domain untuk Web Serve

1. Domain

2. Hosting

D. Pengadaan Software Pendukung

Pembangunan Sistem

Page 96: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

96

1. e-Administration BeST

Membangun Sistem Infomasi Administrasi Pendidikan untuk

sekolah-sekolah dasar di Kota Bandung, dimana didalamnya

merupakan pengelolaan data dan informasi yang berkaitan dengan

administrasi sekolah. Maka dari itu dikembangkan aplikasi SIAP Kota

Bandung

a. Infrastruktur

b. Pengembangan SDM

c. Maintenance

2. e-Library BeST

Membangun Aplikasi yang menyediakan dan mengakomodasi

beberapa materi ajar dan referensi bacaan lainnya dalam bentuk e-

book yang bisa diakses oleh semua siswa di kota Bandung, sehingga

memberi kesempatan siswa diberbagai tempat dan dalam waktu

kapan pun bisa mendapatkan materi yang dibutuhkannya. Maka

dikembangkan lah aplikasi Pustaka Maya Kota Bandung.

a. Infrastruktur

b. Pengembangan SDM

c. Maintenance

3. e-Learning BeST

Membangun aplikasi yang mampu mengakomodasi kegiatan

pembelajaran secara online. Maka di kembangkanlah aplikasi E-

Learning Kota Bandung.

a. Infrastruktur

b. Pengembangan SDM

c. Maintenance

d. e-Kios BeST

Kios elektronik yang menyediakan informasi dalam bentuk e-Learning

dan e-Library serta e-Administration

a. Infrastruktur

Page 97: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

97

b. Pengembangan SDM

c. Maintenance

4. Manajemen Konten

a. Bahan Ajar

b. Data Sekolah

E. Pengembangan SDM

Tim Pengelola BeST

1. Pemberdayaan KKG / MGMP

a. Workhshop untuk TOT

b. Diklat untuk KKG dan MGMP

c. Pengadaan Konten

2. Pemberdayaan Operator Sekolah

a. Workhsop untuk TOT

b. Diklat Operator Sekolah

c. Entry data

3. Pemberdayaaan Forum Siswa IT

a. Workshop Pengurus

b. Diklat Siswa

c. Pengadaan Konten

4. Desiminasi Program

Penempatan SMA yang ditunjuk sebagai Unit Pembinaan Sekolah

Dasar yang berfungsi untuk melakukan desiminasi program BeST,

antara lain :

a. SMAN 2 Bandung

b. SMAN 3 Bandung

c. SMAN 8 Bandung

d. SMAN 11 Bandung

e. SMAN 24 Bandung

f. SMKN 4 Bandung

Page 98: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

98

Penempatan SMP yang ditunjuk sebagai Unit Pembantu Pembinaan

Sekolah Dasar yang berfungsi untuk melakukan desiminasi program

BeST, antara lain :

a. SMPN 1 Bandung

b. SMPN 2 Bandung

c. SMPN 4 Bandung

d. SMPN 13 Bandung

e. SMPN 14 Bandung

f. SMPN 17 Bandung

g. SMPN 28 Bandung

h. SMPN 34 Bandung

5. Stakeholders lainnya

Workshop dengan para Kabid

6. Kolaborasi

a. Disdik dengan Sekolah

b. Kerjasama dengan Telkom

c. Kerjasama dengan Icon+

d. Kerjasama dengan Perguruan Tinggi

7. Sosialisasi

a. Workshop

b. Launching BeST

c. Melakukan peresmian aplikasi BeST

d. Publikasi melalui Media Cetak atau elektronik

i. Media Cetak

j. Radio

k. TV

l. Website

8. Sustainability

a. Pola Kemitraan

Page 99: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

99

Agar program BeST berkelanjutan, maka di terapkan Pola

kemitraan. Pola kemitraan dimaksudkan sebagai bentuk

pengelolaan BeST dengan melibatkan berbagai pihak, baik

masyarakat maupun dunia industri seperti PT.Telkom, Icon

Plus/PLN, Bio Farma, Bank Jabar, Microsoft Indonesia, B-Mall,

Susu Dancow, Aqua, Coca Cola, Softex, Susu Milo, Telkomsel,

ExtraJoss dan lain-lain.

Pola kemitraan di wujudkan dalam bentuk donasi dan atau

sponsorship pada portal BeST yang secara teknis akan di kelola

dan diprogramkan oleh Tim Kemitraan.

b. Tim Kemitraan

Tim kemitraan adalah tim (taskforce) yang akan melakukan

pencarian sumber pendanaan bagi keberlangsungan BeST.

c. Regulasi

Regulasi adalah kebijakan pengaturan yang berkaitan dengan

implementasi program BeST, baik regulasi lokal, regional maupun

nasional.

Page 100: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

100

BeSTREGULASI

SekolahLokal

Regional

Disdik Kota dan atau Pemkot

Depdiknas

Disdik Prov dan atau Pemrov

Aturan PBM

PSB

Nasional

Aturan Ujian

etc

Pembuatan Materi Ajar

etc

etc

Ujian Nasional

Antar Disdik Kota/Kab

etc

d. Pemeliharaan Infrastruktur

e. Reward

f. Pembentukan Komunitas ICT Sekolah

Page 101: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

101

BAB VI PENUTUP

Keberhasilan BeST sangat ditentukan oleh peran dari semua pihak pemangku

hajat (stakeholder) yaitu Diknas yang dalam hal ini Biro PKLN, pembiayaan

program oleh AUSAID, dinas pendidikan kota Bandung, sekolah/pemilik,

siswa, guru/MGMP/KKG, orang tua/wali, dan masyarakat.

Page 102: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH · PDF fileProposal BeST Disdik Kota Bandung 3 E-learning is a term used to describe electronically delivered learning methods such as CD

Proposal BeST Disdik Kota Bandung

102

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 20 tahun 2002 tentang

penyelenggaraan pendidikan di Kota Bandung

2. Peraturan Pemerintah Daerah Kota Bandung Nomor 6 Tahun 2004 tentang

Rencana Strategis Kota Bandung Tahun 2004-2008,

3. Kebijakan Pemerintah Kota Bandung yang disebut Bandung Cerdas 2008

4. Konsep Dasar e-Pendidikan

5. Surat Pernyataan Dukungan dari 100 Sekolah

A. KERANGKA FIKIR