Top Banner
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dan tidak dapat hidup sendiri dalam memenuhi kebutuhannya. Sejak lahir manusia selalu berinteraksi dengan orang lain. Ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, semua kegiatan yang dilakukan manusia selalu berhubungan dengan orang lain. Interaksi manusia dengan manusia tersebut menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup bersama dan tidak dapat hidup sendiri dalam memenuhi kebutuhannya. Kerjasama yang baik dalam kehidupan akan sangat membantu manusia dalam menjalankan hidup. Manusia yang satu akan melengkapi manusia yang lain. Sedangkan manusia disebut makhluk individu karena manusia itu tercipta dengan kepribadian, keunikan, kekurangan dan kelebihan, masing- masing sangat berbeda satu dengan yang lainnya. Selain itu disebut makhluk individu karena manusia itu mempunyai pola pikir, kehendak, kemauan sendiri- sendiri, yang seringkali bertentangan dengan orang lain. Tetapi karena banyaknya jumlah manusia, seringkali ada kesamaan tujuan, keinginan, minat, dan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat dikatakan manusia adalah merupakan makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, dalam upaya pencapaian kebutuhannya, manusia harus berhadapan dengan manusia lain yang juga mempunyai kepentingan untuk
23

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

Aug 06, 2019

Download

Documents

tranhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dan tidak dapat

hidup sendiri dalam memenuhi kebutuhannya. Sejak lahir manusia selalu

berinteraksi dengan orang lain. Ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari,

semua kegiatan yang dilakukan manusia selalu berhubungan dengan orang lain.

Interaksi manusia dengan manusia tersebut menunjukkan bahwa manusia

adalah makhluk sosial yang selalu hidup bersama dan tidak dapat hidup sendiri

dalam memenuhi kebutuhannya. Kerjasama yang baik dalam kehidupan akan

sangat membantu manusia dalam menjalankan hidup. Manusia yang satu akan

melengkapi manusia yang lain.

Sedangkan manusia disebut makhluk individu karena manusia itu

tercipta dengan kepribadian, keunikan, kekurangan dan kelebihan, masing-

masing sangat berbeda satu dengan yang lainnya. Selain itu disebut makhluk

individu karena manusia itu mempunyai pola pikir, kehendak, kemauan sendiri-

sendiri, yang seringkali bertentangan dengan orang lain. Tetapi karena

banyaknya jumlah manusia, seringkali ada kesamaan tujuan, keinginan, minat,

dan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi.

Dari segala uraian di atas maka dapat dikatakan manusia adalah

merupakan makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai

makhluk sosial, dalam upaya pencapaian kebutuhannya, manusia harus

berhadapan dengan manusia lain yang juga mempunyai kepentingan untuk

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

memenuhi kebutuhan individualnya, sehingga kerap terjadi suatu konflik

kepentingan antar manusia. Sebagai jalan tengah untuk mengurangi resiko

terjadinya konflik, dimunculkan suatu nilai, norma, atau aturan bersama yang

disebut dengan etika bersama. Etika bersama inilah yang kemudian secara

berkelanjutan dari generasi ke generasi menjadi suatu norma bersama dan

akhirnya berkembang menjadi budaya.1

Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar,

berpikir, merasa, mempercayai, dan mengusahakan apa yang patut menurut

budayanya. Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktik komunikasi,

tindakan-tindakan sosial, kegiatan ekonomi, politik dan teknologi, semua itu

berdasarkan pola-pola budaya. Apa yang mereka lakukan, bagaimana mereka

bertindak, merupakan respons terhadap fungsi-fungsi budayanya.2

Di dalam kebudayaan terkandung banyak aspek yang merupakan karya

atau buah budi kelompok manusia.3 Dengan budaya itulah manusia berusaha

mencukupi kebutuhan hidupnya akan nilai-nilai sebagai acuan. Manusia tidak

dapat dilepas dari kebudayaan, sehingga dimana ada manusia, disitu ada pula

kebudayaan.4 Manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang erat

sekali.5

1 Suranto Aw, Komunikasi Sosial Budaya, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010) hlm. 22-23 2 Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si, Komunikasi Antar Budaya Satu Perspektif Multidimensi,

(Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2011) hlm. 19 3 Tim Ditjenbud, Strategi Pembinaan dan Pengembangan Kebudayaan Indonesia,( Dit Jenbud,

2000) hlm. 2 4Suranto Aw, ibid, hlm. 25 5 Dr. R. Soekmono, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 1, (Yogyakarta : Kanisius, 1973)

hlm. 9

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Kebudayaan Indonesia juga mempunyai nilai-nilai dasar yang

berhubungan dengan latar belakang sosial masyarakat Indonesia itu sendiri.6

Kekayaan alam dan keragaman budaya adalah anugerah terbesar bangsa

Indonesia.7 Madura adalah satu dari beberapa suku di Indonesia yang memiliki

kearifan budaya yang cukup menarik dan beraneka ragam. Madura terkenal

dengan kekhasan dan keunikan nilai-nilai budaya.Penggunaan istilah khas

menunjuk pada pengertian bahwa entitas etnik Maduramemiliki kekhususan-

kultural yang tidak serupa dengan etnografi komunitas etniklain.8

Salah satu budaya Madura yang sudah tidak asing dikalangan

masyarakat umum adalah karapan sapi. Karapan sapi adalah acara tahunan

paling terkenal di Madura. Karapan sapi biasanya diadakan dua kali dalam

sebulan setelah masa panen di bulan September hingga Oktober untuk

memperebutkan piala bergilir presiden. Di bulan November tahun 2013,

penyelenggaraan piala presiden berganti nama menjadi Piala Gubernur. Acara

yang dimulai setiap satu September ini diselenggarakan di tiga tempat berbeda

Bangkalan, Sampang, dan finalnya di Pamekasan.9 Itu hanyalah salah satu dari

beberapa budaya Madura yang lainnya.

Semua kebudayaan yang ada dalam kehidupan manusia pastinya tidak

akan lepas dari komunikasi. Budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan,

oleh karena budaya tidak hanya menentukan siapa bicara siapa, tentang apa, dan

6 Tim Ditjenbud, Strategi Pembinaan dan Pengembangan Kebudayaan Indonesia,( Dit Jenbud,

2000) hlm. 13 7 Samsul Ma’arif, The History Of Madura ……………………….. hlm. 13 8Mahrus Ali, Akomodasi Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Madura Mengenai Penyelesaian Carok

Dalam Hukum Pidana, (Yogyakarta : Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, 2010), Jurnal

hukum no.1 vol.17, hlm. 88 9Samsul Ma’arif, ibid, hlm.160

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

bagaimana komunikasi berlangsung, tetapi budaya juga turut menetukan orang

yang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan dan kondisi-

kondisinya untuk mengirim, memperhatikan, dan menafsirkan pesan.

Sebenarnya, seluruh perbendaharaan perilaku manusia sangat tergantung pada

budaya manusia dibesarkan. Konsekuensinya, budaya merupakan landasan

komunikasi. Bila budaya beraneka ragam, maka beragam pula praktik-praktik

komunikasi.10

Dalam penelitian ini peneliti mencoba menganalisis budaya remo

sebagai komunikasi pada masyarakat etnis madura. Dalam budaya remo yang

umumnya dilakukan hanya dalam waktu beberapa tahun sekali untuk tiap orang

ini banyak hal yang bisa dianalisis, seperti bentuk budaya dari remo itu serta

tata cara ketika budaya remo dilakukan oleh masyarakat Madura. Ketika budaya

remo itu diadakan, di dalamnya pasti terdapat beberapa komunikasi budaya

yang terjadi antara pelaksana budaya maupun yang ikut serta dalam budaya

tersebut. Dengan adanya budaya remo sebagai komunikasi budaya dikalangan

etnis Madura menjadikan peneliti untuk menjadi obyek analisis dalam

penelitian ini.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, agar tidak terjadi pembahasan yang

menyimpang maka dirumuskan masalah yang akan diangkat dalam penelitian

10Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si, Komunikasi Antar Budaya Satu Perspektif Multidimensi,

(Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2011) hlm. 20

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

ini yaitu: Bagaimana budaya remo menjadi komunikasi budaya dikalangan etnis

Madura?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka

tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui budaya remo sebagai

komunikasi budaya dikalangan etnis Madura.

D. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, peneliti berharap agar penelitian ini

bermanfaat untuk:

1. Secara Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memperdalam dan

memperluas wawasan yang positif tentang analisis isi suatu

penelitian sehingga dapat memperluas wawasan pengetahuan

tentang budaya bagi studi Ilmu Komunikasi.

2. Secara Praktis

a. Untuk Diri Sendiri

Bisa memberikan pengalaman tersendiri bagi peneliti

dan dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat

digunakan menjadi sumber informasi untuk pembuatan

penelitian selanjutnya.

b. Untuk Fakultas dan Kampus UIN Sunan Ampel Surabaya

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Diharapkan penelitian ini bisa berguna untuk khalayak

sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan budaya

yang ada disekitar kita.

c. Untuk Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan bagi masyarakat untuk memahami salah satu

budaya lokal.

E. Kajian Penelitian Terdahulu

Dalam suatu penyusunan penelitian tidak lepas dengan adanya suatu

hasil penelitian terdahulu yang relevan, sehingga dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan dengan penelitian yang disusun oleh peneliti.

1. Nama Peneliti : Walidul Umam

Jenis Karya : Skripsi

Tahun : 2015

Judul Skripsi : Tradisi Sangkolan Di Kalangan Masyarakat Desa

Bunten Barat Kecamatan Ketapang Kabupaten Sampang Madura

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah

kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sangkolan sebagai

salah satu cara pembagian harta waris yang dilakukan oleh masyarakat

Madura merupakan cara yang telah dilakukan secara turun-temurun dengan

berbagai dengan berbagai macam pemahaman dan praktek yang berbeda

dari setiap kelompok strata sosial yang ada di Madura. Fokus penelitian ini

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

yaitu pada hukum yang berlaku di masyarakat, dengan memperhatikan

bagaimana penerapan hukum kewarisan (tradisi sengkolan) di masyarakat

Desa Bunten Barat Kec. Ketapang Kab. Sampang Madura, serta

menganalisisnya.

2. Nama Peneliti : Faishal Rimzani

Jenis Karya : Skripsi

Tahun : 2013

Judul Skripsi : Fenomena Identitas Diri Mahasiswa Madura

Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kualitatif. Mendeskripsikan fenomena status identitas diri mahasiswa

Madura Fakultas Dakwah dan Komunikasi secara holistik dan apa adanya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa Madura ditunjukkan

dengan sikap tegas dan bangga meskipun banyak stereotype miring terus

berlaku bagi diri mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui dan mendeskripsikan secara mendalam dinamika dari status

identitas diri mahasiswa Madura Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan tidak menghilangkan unsur identitas

etnisnya. Perbedaan dalam penelitian tersebut yakni lebih fokus kea rah

identitas diri Madura tanpa menjelaskan budaya yang ada di Madura.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

F. Definisi Konsep

1. Budaya Remo

Remo adalah salah satu bentuk kebudayaan yang ada di Madura

khususnya diwilayah kabupaten Bangkalan dan Sampang.11 Pada dasarnya

remo adalah suatu bentuk perayaan yang di adakan oleh seseorang yang

memiliki hajat seperti pernikahan, khitan, tingkepan dan lain sebagainya.

Secara ekonomi dengan mengadakan remo, seseorang dapat mengumpulkan

uang dalam jumlah yang relatif besar hanya dalam jangka waktu

semalam.12

Sistem remo hampir sama dengan arisan, yaitu setiap peserta yang

hadir harus menyerahkan sejumlah uang kepada pemilik acara. Dimana

uang yang diserahkan tersebut adalah sebuah hutang yang harus

dikembalikan. Dalam menyelenggarakan remo tidak diatur berdasarkan

periode waktu tertentu.

Remo merupakan suatu budaya yang di adakan ketika seseorang

memiliki hajat. Seperti acara pertemuan dengan tamu yang telah di undang.

Hiburan yang disediakan dalam remo berupa musik atau sandur Madura,

yakni kesenian tari dari Madura. Remo juga menjadi suatu wadah

11 Dr. A. Latief Wiyata, Carok Konflik Kekerasan dan Harga Diri Orang Madura, (Yogyakarta :

LkiS Pelangi Aksara, 2002) hlm. 71 12 Ibid, hlm. 73

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

berkumpulnya blater atau orang yang dianggap jago atau orang yang

terpandang dikalangan masyarakat.

2. Komunikasi Budaya

Komunikasi sering dinamakan juga sebagai sistem informasi, yaitu

segenap unsur yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan dalam

upaya membuat, menerima dan memberikan sesuatu pada orang lain dengan

maksud tertentu.13

Bidang kajian komunikasi budaya (cultural communication)

mencakup bentuk-bentuk ekspresi simbolik baik yang bersifat artefak,

seperti lukisan, wayang, patung, gapura, candi, bangunan arsitektur, dan

museum maupun yang bersifat nonartefak, seperti tari, tembang, nyanyian,

pentas teater/drama, musik, dan puisi. Kata “kultural” dalam hubungan ini

digunakan untuk menunjuk sifat dari wujud ekspresi simbolik yang ada

untuk mengekspresikan pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, dan informasi

dalam berbagai bentuk lambang-lambang pesan. Dengan demikian, yang

dimaksud komunikasi kultural disini tidak lain adalah komunikasi dengan

menggunakan simbol-simbol yang berakar pada sejarah dan budaya

masyarakat yang pada umumnya berlangsung secara apresiatif dan

kadangkala juga bersifat lintas generasi.14

13 Yoyon Mudjiono, Ilmu Komunikasi, (Surabaya : Jaudar Press, 2012) hlm. 3 14 Pawito, Ph. D, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta : LkiS Pelangi Aksara, 2008) hlm.

18-19

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

Komunikasi budaya merupakan bentuk komunikasi berdasarkan

atas kesamaan budaya. Persamaan budaya, bahasa, dapat menjadikan suatu

komunikasi berjalan dengan efektif. Persamaan norma dan adat yang dianut

dalam suatu wilayah budaya yang sama memberikan pola pemikiran dan

pemahaman yang dapat meminimalisir kesalah pahaman. Persamaan bahasa

khususnya, menjadi faktor yang paling menonjol dalam keberhasilan suatu

komunikasi. Berbagai macam bentuk kebudayaan yang ada dalam suatu

kehidupan bermasyarakat memunculkan suatu makna dan pesan. Hasil dari

budaya tersebut yang pada akhirnya diteruskan secara turun temurun.

Bahkan tersebar hingga keluar dari wilayah budaya itu sendiri. Dalam

proses tersebut tentunya tidaklah lepas dari peranan komunikasi.

3. Etnis Madura

Identitas etnis seringkali disebut juga sebagai identitas budaya,

dimana identitas etnis seseorang merupakan nilai dari sebuah konstruksi

(proses) sosial budaya setempat. Etnis Madura dalam dinamika

perkembangannya tidak mengalami perubahan yang signifikan hingga

dewasa ini. Stigma maupun stereotype negatif masih sering menjadi catatan

merah. Stereotype tersebut sudah berlangsung sejak masa kolonial, dan

mengakar sehingga tidak tergoyahkan oleh perkembangan dan perubahan

yang mungkin ada dan terjadi.15

15 Mien Ahmad Rifai, Manusia Madura, Pembawaan, Perilaku, Etos Kerja, Penampilan Dan

Pandangan Hidupnya, Seperti Diceritakan Peribahasanya, (Yogyakarta : Pilar Media, 2007) hlm.

190

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

Etnis Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan,

masyarakat Madura juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja keras.

Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan masyarakat Madura,

mereka memiliki sebuah falsafah: katembheng pote mata, angok pote tolang

(lebih baik mati daripada harus menanggung malu). Sifat yang seperti inilah

yang melahirkan tradisi carok pada sebagian masyarakat Madura.16 Etnis

Madura juga dikenal sebagai etnis yang sangat taat dengan agama

khususnya agama Islam.

G. Kerangka Pikir

Alur penelitian yang digunakan dalam penelitian Budaya Remo Sebagai

Komunikasi Etnis Madura. Metode deskriptif adalah suatu analisis yang

menjelaskan gambar karakteristik isi. Dengan menggunakan metode deskriptif

maka penelitian hanya dilakukan dengan memaparkan atau menjelaskan suatu

peristiwa. Tanpa menjelaskan hubungan, menguji hipotesis atau membuat

prediksi.17 Dengan menggunakan metode analisis isi deskriptif, maka variabel

dilukiskan variabel demi variabel, satu demi satu.

Melaui pendekatan sosiokultural dalam komunikasi membahas

bagaimana berbagai pengertian, makna, norma, peran, dan aturan yang ada

bekerja dan saling berinteraksi dalam proses komunikasi. Teori sosiokultural

dalam ilmu komunikasi mendalami dunia interaksi dimana di dalamnya

16 https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Madura

17 Drs. Jalaluddin Rakhmat, M.Sc, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2004) hlm. 24

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

manusia hidup. Teori ini menekankan gagasan bahwa realitas dibangun melalui

suatu proses interaksi yang terjadi dalam kelompok, masyarakat, dan budaya.

Tradisi sosiokultural lebih terfokus pada pola-pola interaksi antar-

manusia daripada hal-hal yang berkaitan dengan sifat atau jiwa yang dimiliki

seorang individu. Interaksi adalah proses dan tempat dimana berbagai makna,

peran, aturan, dan nilai budaya saling bekerja.

Banyak pendukung teori sosiokultural memberikan perhatian pada

bagaimana identitas dibangun melalui interaksi yang terjadi dalam berbagai

kelompok sosial dan budaya. Identitas menjadi suatu bentuk penyatuan (fusion)

dari diri kita sebagai individu yang memiliki peran sosial dengan diri kita

sebagai anggota masyarakat, dan juga sebagai anggota budaya.18

Dengan menggunakan metode deskriptif maka penelitian hanya

dilakukan dengan memaparkan atau menjelaskan suatu peristiwa. Tanpa

menjelaskan hubungan, menguji hipotesis atau membuat prediksi.19 Dengan

menggunakan metode analisis isi deskriptif, maka variabel dilukiskan variabel

demi variabel, satu demi satu. Berikut ini peneliti gambarkan skema kerangka

pikir penelitian :

18Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa, (Jakarta : Kencana, 20103) hlm. 51-53 19 Drs. Jalaluddin Rakhmat, ibid, hlm. 24

Makna Sosial Ekonomi

Komunikasi Budaya

Pesan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Gambar 1.1 : Skema Kerangka Pikir

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode adalah aspek yang sangat penting dan besar pengaruhnya

terhadap berhasil tidaknya suatu penelitian, terutama untuk

mengumpulkandata. Sebab data yang diperoleh dalam suatu penelitian

merupakan gambaran dari obyek penelitian.

Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui

pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-

angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan

lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya.

Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin

menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci,

dan tuntas. Oleh karena itu pengguna pendekatan kualitatif dalam penelitian

ini adalah dengan mencocokkan antara realita dengan teori yang berlaku

dengan menggunakan metode deskriptif.

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut

Whitney dalam Moh. Nazir bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta

Interaksi simbolik

Etnis Madura

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-

masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat

serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan-hubungan,

kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses

yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

Penelitian deskriptif ditunjukan untuk : (1) mengumpulkan informasi aktual

secra rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2) mengidentifikasi masalah

atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, (3) membuat

perbandingan atau evaluasi, (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain

dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka

untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.20

2. Subyek, Obyek, dan Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan

sebagai instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan.

Sedangkan instrument pengumpulan data yang lain selain manusia adalah

berbagai bentuk alat-alat bantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang

dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian, namun

berfungsi sebagai instrument pendukung. Oleh karena itu, kehadiran

peneliti secara langsung dilapangan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk

memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara

20Ibid, hlm. 25

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

langsung dan aktif dengan informan dan atau sumber data lainnya di sini

mutlak diperlukan.

a. Subyek

Subyek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang,

benda, atau lembaga (organisasi). Subyek dari penelitian ini adalah

masyarakat kabupaten Bangkalan khususnya para pelaku budaya

remo.

b. Obyek

Obyek penelitian adalah sifat keadaan dari suatu benda, atau

yang menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitian. Sedangkan

obyek dari penelitian ini adalah komunukasi budaya etnis Madura

yang terdapat dalam budaya remo.

c. Lokasi Penelitain

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan

yaitu di beberapa tempat yang berada di kabupaten Bangkalan

Madura yaitu Klampis, Tlangoh, Macajah, dan Telagabiru. Peneliti

memilih tempat ini karena selain lokasi yang cukup strategis, budaya

remo sering dijumpai dan dilakukan oleh masyarakat Madura yang

belum tentu sama bahkan ada pada kabupaten lainnya di Madura.

3. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

Menurut S. Nasution data primer adalah data yang dapat

diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian. Sedangkan

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

menurut Lofland bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif

ialah kata-kata dan tindakan. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber

data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati serta

mewawancarai.21 Peneliti menggunakan data ini untuk mendapat

informasi langsung tentang model juga proses budaya remo yang

dilakukan etnis Madura serta peneliti dapat mengamati langsung proses

komunikasi yang ada dalam budaya remo serta melakukan wawancara

dengan beberapa orang Madura baik sebagai pelaksana budaya maupun

sebagai masyarakat yang hadir dalam budaya remo yang di fokuskan

dalam penelitian ini.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan

dan berbagai macam sumber lainnya. Data sekunder juga dapat berupa

majalah, buletin, publikasi dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran

dari badan resmi seperti kementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey,

studi histories, dan lain sebagainya. Peneliti menggunakan data

sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi

yang telah dikumpulkan melalui wawancara langsung.

4. Tahap-Tahap Penelitian

Moleong mengemukakan bahwa “Pelaksanaan penelitian ada empat

tahap yaitu : (1) tahap sebelum ke lapangan, (2) tahap pekerjaan lapangan,

21 Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007) hlm. 157

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

(3) tahap analisis data, (4) tahap penulisan laporan”.22 Dalam penelitian ini

tahap yang ditempuh sebagai berikut :

a) Tahap sebelum ke lapangan, meliputi kegiatan penentuan fokus,

penyesuaian pradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti,

mencakup observasi lapangan dan permohonan ijin kepada subyek

yang diteliti, konsultasi fokus penelitian, penyusunan usulan

penelitian.

b) Tahap pekerjaan lapangan, meliputi mengumpulkan bahan-bahan

yang berkaitan dengan budaya remo etnis Madura serta komunikasi

yang ada dalam budaya tersebut. Data tersebut diperoleh dengan

observasi, wawancara, dan dokumentasi di lokasi penelitian yaitu di

kabupaten Bangkalan, Madura.

c) Tahap analisis data, meliputi analisis data baik yang diperoleh

melalui observasi, dokumen maupun wawancara mendalam dengan

beberapa masyarakat di kabupaten Bangkalan, Madura. Kemudian

dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang

diteliti, selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan data dengan

cara mengecek sumber data yang didapat dan metode perolehan data

sehingga data benar-benar valid sebagai dasar dan bahan untuk

memberikan makna data yang merupakan proses penentuan dalam

memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.

d) Tahap penulisan laporan adalah tahap akhir dari proses pelaksanaan

penelitian. Setelah semua komponen-komponen terkait dengan data

22Ibid, hlm. 143

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

dan hasil analisis data serta mencapai suatu kesimpulan, peneliti

mulai menulis laporan dalam konteks laporan penelitian kualitatif.

Penulisan laporan disesuaikan dengan metode dalam penulisan

penelitian kualitatif dengan tidak mengabaikan kebutuhan peneliti

terkait dengan kelengkapa data.

5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam

penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan

data agar mendapat data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur

yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.

1. Observasi Langsung

Observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan

menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk

keperluan tersebut. Dalam kegiatan sehari-hari, kita selalu

menggunakan mata untuk mengamati sesuatu. Observasi ini

digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara

sistematik tentang bagaimana budaya remo yang dilakukan etnis

Madura serta komunikasi yang ada dalam budaya tersebut.

Tujuan menggunakan metode ini untuk mencatat hal-hal,

perilaku, perkembangan, dan sebagainya tentang budaya remo

sebagai komunikasi etnis madura khususnya di kabupaten

Bangkalan. Sewaktu kejadian tersebut berlaku sehingga tidak

menggantungkan data dari ingatan seseorang. Observasi langsung

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

juga dapat memperoleh data dari subyek baik yang tidak dapat

berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi

secara verbal.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka

antara si penanya dengan si penjawab dengan menggunakan alat

yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).

Tujuan penulis menggunakan metode ini, untuk memperoleh

data secara jelas dan kongkret tentang model juga proses budaya

remo yang dilakukan etnis Madura serta peneliti dapat mengamati

langsung proses komunikasi yang ada dalam budaya remo serta

melakukan wawancara dengan beberapa orang Madura baik sebagai

pelaksana budaya maupun sebagai masyarakat yang hadir dalam

budaya remo yang di fokuskan dalam penelitian ini.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pencarian data di lapangan yang

berbentuk gambar, arsip dan data-data tertulis lainnya. Peneliti perlu

mengambil gambar selama proses penelitian berlangsung untuk

memberikan bukti secara real bagaimana kondisi lapangan terkait

permasalahan yang ada di masyarakat. Arsip dan data lainnya

digunakan untuk mendukung data yang ada dari hasil observasi dan

wawancara.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat

ditentukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data.

Dari rumusan diatas dapatlah ditarik garis besar bahwa analisis data

bermaksud pertama-tama mengorganisasi data. Data yang terkumpul

banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan, komentar peneliti, gambar,

foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya.

Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan metode

pengumpulan data diatas, maka peneliti akan mengolah dan menganalisis

data tersebut dengan menggunakan analisis secara deskriptif-kualitatif,

tanpa menggunakan teknik kuantitatif.

Analisis deskriptif kualitatif merupakan suatu teknik yang

menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah

terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin

aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran

secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya.

7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut :

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam

pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan

dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan

keikutsertaan pada lata penelitian.

Peneliti dengan perpanjangan keikutsertaannya akan banyak

mempelajari ‘kebudayaan’, baik yang berasal dari diri sendiri

maupun dari responden, dan membangun kepercayaan subyek.

Dengan demikian, penting sekali arti perpanjangan keikutsertaan

peneliti guna berorientasi dengan situasi, juga guna memastikan

apakah konteks itu dipahami dan dihayati.

Di pihak lain, perpanjangan keikutsertaan juga dimaksudkan

untuk membangun kepercayaan para subyek terhadap peneliti dan

juga kepercayaan diri peneliti sendiri.

2. Ketekunan / Keajegan Pengamatan

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan

unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan

atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada

hal-hal tersebut secara rinci. Dengan kata lain, jika perpanjangan

keikutsertaan menyediakan lingkup, maka ketekunan

pengamatan menyediakan kedalaman.

3. Trianggulasi

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

itu. Teknik trianggulasi yang paling banyak digunakan ialah

pemeriksaan melaui sumber lainnya. Denzin membedakan

empat macam trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang

memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan

teori.23

I. Sistematika Pembahasan

Untuk menguraikan hasil penelitian ini, akan disampaikan dengan pola

bab dimana masing-masing bab akan diuraikan hasil kajian yang telah

dilakukan, baik secara teoritik maupun empirik. Untuk keperluan dimaksud,

maka laporan penelitian ini tersistematis sebagai berikut :

Bab I, yang merupakan bab pendahuluan berisi latar belakang mengapa

penelitian ini dilakukan, yang kemudian dilanjutkan dengan menguraikan

beberapa rumusan masalah, kerangka konseptual, tujuan dan manfaat penelitian

baik secara akademis maupun secara praktis.

Bab II, berisikan kajian teori yang menjadi landasan penelitian ini

dilakukan. Dasar pemikiran yang dapat dimunculkan pada bab ini adalah untuk

mengetahui secara jeli tentang konsep bahkan tentang teori yang dirasa

mempunyai relevansi.

Bab III, dalam bab ini, peneliti memberikan gambaran tentang data-

data yang diperoleh, baik primer maupun sekunder. Penyajian data dibuat

23 Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2009) hlm. 327-330

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangdigilib.uinsby.ac.id/13079/4/Bab 1.pdfdan lain-lain, yang akhirnya membentuk sebuah kelompok atau organisasi. Dari segala uraian di atas maka dapat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

secara tertulis dan dapat juga disertakan gambar, tabel, atau bagan yang

mendukung data.

Bab IV, dalam bab analisis data, peneliti memberikan gambaran tentang

data-data yang dikemas dalam bentuk analisis deskriptif. Setelah itu akan

dilakukan penganalisaan data dengan menggunakan teori yang relevan.

Bab V, dalam bab penutup, penulis menuliskan kesimpulan dari

permasalahan penelitian selain itu juga memberikan rekomendasi kepada para

pembaca laporan penelitian ini.