1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses pembelajaran peserta didik yang direncanakan, dilaksanakan dan evaluasi secara sistematis agar peserta didik dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. 1 Untuk memperoleh ilmu pengetahuan, diperlukan adanya kegiatan belajar mengajar. Namun kenyataan yang terjadi, proses kegiatan belajar di sekolah masih banyak yang berpusat pada guru, dimana guru memandang pengertian mengajar sebagai kegiatan menyampaikan materi pelajaran. Pendekatan ini sangat merugikan siswa karena membuat siswa tidak bergairah dan tidak adanya semangat. Kegiatan belajar mengajar hanya satu arah dan hanya terjadi transfer informasi. Hal ini terjadi hampir semua mata pelajaran, termasuk pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Banyak faktor yang mempengaruhi dalam keberhasilan belajar mengajar ini, seperti faktor internal dan eksternal. Dan tidak hanya guru dan murid yang berperan dalam keberhasilan ini, akan tetapi juga harus didukung oleh aspek lain. Salah satu aspek penting yang mendukung dalam proses pencapaian tujuan 1 Kokom Komalasari, Pemebelajaran Konstekstual, (Bandung: Refika Aditama), hlm. 60.
12
Embed
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitianetheses.iainkediri.ac.id/1579/2/932108415_BAB I.pdfPendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dalam Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas X-OTKP
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses
pembelajaran peserta didik yang direncanakan, dilaksanakan dan evaluasi secara
sistematis agar peserta didik dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara
efektif dan efisien.1
Untuk memperoleh ilmu pengetahuan, diperlukan adanya kegiatan belajar
mengajar. Namun kenyataan yang terjadi, proses kegiatan belajar di sekolah
masih banyak yang berpusat pada guru, dimana guru memandang pengertian
mengajar sebagai kegiatan menyampaikan materi pelajaran. Pendekatan ini sangat
merugikan siswa karena membuat siswa tidak bergairah dan tidak adanya
semangat. Kegiatan belajar mengajar hanya satu arah dan hanya terjadi transfer
informasi. Hal ini terjadi hampir semua mata pelajaran, termasuk pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Banyak faktor yang mempengaruhi dalam keberhasilan belajar mengajar
ini, seperti faktor internal dan eksternal. Dan tidak hanya guru dan murid yang
berperan dalam keberhasilan ini, akan tetapi juga harus didukung oleh aspek lain.
Salah satu aspek penting yang mendukung dalam proses pencapaian tujuan
Tekhnik Jigsaw untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi pada siswa
Kelas X Akuntansi 3 SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa terhadap mata
pelajaran akuntansi pada siswa Kelas X Akuntansi 3 SMK Negeri 7 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2011/2012.
Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw dapat
meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi pada siswa kelas X Akuntansi 3 SMK
Negeri 7 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Hal tersebut didukung dengan data
penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan pada aspek membaca materi
Akuntansi, bertanya tentang materi yang belum dipahami, mendengarkan
penjelasan guru maupun diskusi kelompok, mencatat materi Akuntansi,
mengerjakan tugas dan latihan, semangat bekerjasama dalam kelompok, berani
mengemukakan pendapat dalam diskusi, dan menjawab pertanyaan maupun
menanggapi pendapat orang lain. Perhitungan rata-rata skor Keaktifan Belajar
Akuntansi pada setiap siklus juga menunjukkan peningkatan. Pada siklus I
diperoleh rata-rata skor Keaktifan Belajar Akuntansi sebesar 61,42% dan pada
siklus II diperoleh skor 86,07% atau peningkatan yang terjadi dari siklus I ke
5Maria Ifa, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Menuingkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas X SMK Negeri 3 Boyolangu Pada Standart Kompetensi Menerapkan
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja”, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 2 (2013), 715-722.
9
siklus II adalah 24,65%. Sedangkan pada siklus III diperoleh skor 91,43% maka
peningkatan yang terjadi dari siklus II ke siklus III adalah sebesar 5,35%. Secara
keseluruhan peningkatan skor Keaktifan Belajar Akuntansi yang terjadi dari siklus
I hingga siklus III adalah sebesar 30,01%.6
Ketiga, Jurnal yang ditulis oleh Khoirul Musthofa, dengan judul “
Pembelajaran Fisika dengan Cooperative Learning Tipe Jigsaw Untuk
Mengoptimalkan aktivitas dan Kemampuan Kognitif Siswa Kelas X-6 SMA
MTA Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan aktivitas dan
kemampuan siswa kelas X 6 SMA MTA Surakarta.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ketuntasan
kemampuan kognitif dari 18,75% pada tahap awal Jurnal Pendidikan Fisika
(2013) Vol.1 No.1 halaman 62 menjadi 25% sebagai hasil dari tindakan pertama.
Hasil ini masih sangat jauh dari target yaitu ketuntasan sebesar 70%. Maka pada
tindakan kedua dilakukan banyak perbaikan, diantaranya dengan pembimbingan
dan penekanan untuk melakukan belajar kelompok di luar kelas, terutama di
asrama.Selain itu, juga penekanan pada optimalisasi pemanfaatan sumber belajar
yang tersedia, baik dari buku maupun internet.Langkah ini memberikan pengaruh
yang sangat signifikan pada kemampuan kognitif siswa, terbukti ketuntasan
kemampuan kognitif siswa sebagai hasil dari tindakan kedua ini meningkat tajam
menjadi 72%. Hal ini menunjukkan selalu terjadi peningkatan persentase
ketuntasan pada nilai kemampuan kognitif siswa pada rangkaian proses
6Lorentya Yulianti, “Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Tekhnik Jigsaw untuk
Meningkatkan Keaktifan Belajar Akuntansi pada siswa Kelas X Akuntansi 3 SMK Negeri 7
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”, Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia, 1 (2012), 66-77.
10
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran koopaeratif tipe jigsaw, dan
akhirnya tercapai target awal pada siklus yang kedua.7
Keempat, skripsi yang ditulis oleh Aris Munandar, dengan judul "Peningkatan
Prestasi Belajar Akidah Akhlak materi Akhlak Terpuji melalui metode jigsaw pada siswa
kelas VII MTs Negeri WonosegoroTahun Pelajaran 2017/2018 ”. Untuk mengetahui
apakah metode Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar Akidah Akhlakpada peserta
didik kelas VII MTs Negeri Wonosegoro Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini
dilakukan pada siswa kelas VII MTs Negeri WonosegoroTahun Pelajaran 2017/2018.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa,
Penerapan model pembelajaran Jigsaw juga dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa, ini terbukti dengan meningkatknya nilai motivasi belajar pada siklus
pertama diperoleh 69% dari jumlah siswa, pada siklus kedua diperoleh 82% dari
jumlah siswa, pada siklus ketiga sebesar 89% dari jumlah siswa. Penerapan model
pembelajaran Jigsaw juga dapat meningkatkan kerjasama dalam mengikuti proses
pembelajran, ini terbukti dengan meningkatnya nilai kerjasama siswa pada siklus
pertama diperoleh 72% dari jumlah siswa, pada silus kedua diperoleh 79% dari
jumlah siswa, dan pada siklus ketiga sebesar 87% dari jumlah siswa.
Pembelajaran dengan menggunakan Jigsaw dapat meningkatkan hasil atau
prestasi belajar Akidah Akhlak siswa yang ditandai dengan tuntasan belajar siswa
7Khoirul Musthofa, “Pembelajaran Fisika dengan Cooperative Learning Tipe Jigsaw Untuk
Mengoptimalkan aktivitas dan Kemampuan Kognitif Siswa Kelas X-6 SMA MTA Surakarta”,
Jurnal Pendidikan Fisika, 1 (April, 2013), 55.
11
dalam setiap siklus yaitu siklus I diperoleh 72%, II diperoleh 79%, dan III
diperoleh 89%. 8
Kelima, yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Nurasmah Harahap dengan
judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak Siswa melalui Metode
Jigsaw Learning pada siswa kelas X IPA MAN 2 Medan”. Penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan keaktifan siswa terhadap mata pelajaran Akidah Akhlak
materi akhlak kepada orang tua dan guru di kelas X IPA 8 Man 2 Model Medan.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode jigsaw Learning
dapat meningkatkan hasil belajar Akidah Akhlak siswa. Hal ini dibuktikan dengan
adanya peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa dari siklus I ke siklus II dan
III yaitu nilai hasil belajar pada tes akhir dan keaktifan siswa siklus I adalah 80 %
siswa mendapat nilai ≥ 75 dan nilai rata-rata keaktifan siswa 1,9, sedangkan pada
tes akhir dan keaktifan siswa siklus II adalah 82,5 % siswa mendapat nilai ≥ 75
dan nilai rata-rata keaktifan siswa 2,3 serta siklus III adalah 95 % siswa mendapat
nilai ≥ 75 dan nilai rata-rata keaktifan siswa adalah 3,4. Hal ini menunjukkan
peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa dengan menggunakan metode
Jigsaw Learning.9
Keenam, yaitu skripsi yang ditulis oleh Abdullah yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Strategi Pembelajaran Jigsaw pada Mata
Pelajaran Akidah Akhlak terhadap Siswa – Siswa Kelas VII Madrasah
8Aris Munandar, Peningkatan Prestasi Belajar Akidah Akhlak materi Akhlak Terpuji melalui
metode jigsaw pada siswa kelas VII MTs Negeri Wonosegoro"(Skripsi, IAIN Salatiga, 2018). 9Nurasmah Harahap, “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak Siswa melalui Metode
Jigsaw Learning pada siswa kelas X IPA MAN 2 Medan”,Genta Mulia (2017).
12
Tsanawiyah YAPNI Lubuk Pakam.”. sebanyak 120 orang, dengan sampel
sebanyak 20 orang siswa. Metodologi penelitian dilakukan melalui observasi,
wawancara, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan
menggunakan model Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data,
pemaparan data, dan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1)
Pada tes pra siklus terlihat bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa secara klasikal
hanya mencapai 35% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 7 orang dan 65%
dengan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 13 orang, (2) Pada tindakan
siklus I yaitu dengan menerapkan strategi pembelajaran jigsaw diperoleh 15 orang
siswa tuntas (75%) dan 5 orang siswa belum tuntas (25%). (3) Pada siklus II, 18
orang siswa yang tuntas (90%) dan hanya 2 orang siswa yang belum tuntas (10%).
Maka, pembelajaran Akidah Akhlak dengan menerapkan strategi jigsaw ini dapat
meningkatkan hasil belajar siswa – siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah YAPNI
Lubuk Pakam.10
10
AbdullahUpaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Strategi Pembelajaran Jigsaw pada Mata
Pelajaran Akidah Akhlak terhadap Siswa – Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah YAPNI