BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Problematik Desa Sudimoro terletak di Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten. Rata- rata penduduk Desa Sudimoro bermata pencaharian sebagai petani yang mengandalkan hasil produksi lahan sawah seluas 2.000 m 2 sampai 2.500 m 2 . Desa Sudimoro merupakan salah satu desa di Kecamatan Tulung yang mendapatkan bantuan program pengentasan kemiskinan dari pemerintah. Di antaranya bantuan PNPM Mandiri Pedesaan, Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), bantuan raskin, Jamkesmas dan bantuan-bantuan yang lain. Beberapa masyarakat sasaran merasakan adanya guliran bantuan ini. Perangkat desa pun menjadi sibuk dengan penyaluran bantuan tersebut. Dengan mengantongi beberapa data mengenai masyarakat sasaran, perangkat pun bergerak untuk melakukan penyaluran. Bantuan tersebut dapat berupa uang atau dalam bentuk barang. Bantuan ini diterima dengan antusias oleh warga, entah mereka membutuhkannya atau tidak. Bagi warga, biaya untuk kebutuhan sehari-hari dapat ditambah dengan adanya bantuan. Bagi perangkat desa, bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan kebutuhan masyarakat. 1
16
Embed
BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Problematikdigilib.uinsby.ac.id/105/4/Bab 1.pdf · contoh dalam bidang lingkungan hidup, ... 4 Hasil wawancara dengan Slamet ... Penyaluran bantuan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi Problematik
Desa Sudimoro terletak di Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten. Rata-
rata penduduk Desa Sudimoro bermata pencaharian sebagai petani yang
mengandalkan hasil produksi lahan sawah seluas 2.000 m2 sampai 2.500 m
2. Desa
Sudimoro merupakan salah satu desa di Kecamatan Tulung yang mendapatkan
bantuan program pengentasan kemiskinan dari pemerintah. Di antaranya bantuan
PNPM Mandiri Pedesaan, Bantuan Langsung Tunai (BLT) atau Bantuan
Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), bantuan raskin, Jamkesmas dan
bantuan-bantuan yang lain. Beberapa masyarakat sasaran merasakan adanya
guliran bantuan ini. Perangkat desa pun menjadi sibuk dengan penyaluran
bantuan tersebut. Dengan mengantongi beberapa data mengenai masyarakat
sasaran, perangkat pun bergerak untuk melakukan penyaluran. Bantuan tersebut
dapat berupa uang atau dalam bentuk barang. Bantuan ini diterima dengan
antusias oleh warga, entah mereka membutuhkannya atau tidak. Bagi warga,
biaya untuk kebutuhan sehari-hari dapat ditambah dengan adanya bantuan. Bagi
perangkat desa, bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan kebutuhan
masyarakat.
1
2
Sementara di sisi lain, kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai
potensi serta kelemahan yang dimiliki desa bersangkutan haruslah dapat
diindentifikasi oleh penduduk setempat. Selama ini baik itu pemerintah desa
maupun masyarakat lokal belum menyadari bahwa sebuah data dan informasi
yang valid mengenai diri mereka sendiri menjadi suatu hal yang tidak dianggap
penting. Buktinya dalam penyaluran beberapa bantuan atau program tidak tepat
sasaran, hanya mengambil sampel dipermukaan yang tentu saja tidak mewakili
seluruh masyarakat. Akibatnya potensi serta kekurangan wilayah baik itu lahan,
pertanian, sumber-sumber penghidupan mereka tidak begitu mendapat perhatian
yang serius oleh pemerintah setempat akibat kerusakan ekosistem yang menimpa
masyarakat. Hal ini merupakan bentuk lain dari dampak pembangunan yang
selama ini berjalan, yaitu sistem pembangunan top-down yang sedari dulu selalu
berdampak pada kerusakan lingkungan karena hanya mengejar pemecahan
masalah berdasarkan sebab ekonomi sehingga yang diusung pemerintah adalah
pertumbuhan ekonomi dari pada pembangunan berkelanjutan bagi rakyatnya.
Maka dari itu menjadi penting bahwa sistem data base desa baik berupa data
spasial maupun data sosial, data kerusakan ekosistem kawasan diketahui, dicari
dan dibentuk masyarakat sendiri secara partisipatif untuk kebijakan desa
khususnya, terlebih pemerintah daerah setempat. Terutama data mengenai
penduduk miskin sehingga penyaluran program pengentasan kemiskinan tersebut
dapat tepat sasaran dan menyelesaikan permasalahan.
3
Database yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data sosial dan data
spasial. Data sosial adalah semua keterangan atau kenyataan yang berada di
dalam masyarakat yang berkaitan dengan segi kemanusiaan; segi kependudukan,
ekonomi, kesehatan, pengeluaran rumah tangga, pertanian, dan peternakan.
Sedangkan data spasial adalah data yang memiliki referensi ruang kebumian
(georeference) dimana berbagai data atribut terletak dalam berbagai unit spasial.
Sekarang ini data spasial menjadi media penting untuk perencanaan pembangunan
dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan pada cakupan wilayah
continental, nasional, regional maupun lokal.1
Sistem informasi atau data yang berbasiskan keruangan pada saat ini
merupakan salah satu elemen yang paling penting, karena berfungsi sebagai
pondasi dalam melaksanakan dan mendukung berbagai macam aplikasi. Sebagai
contoh dalam bidang lingkungan hidup, perencanaan pembangunan, tata ruang,
manajemen transportasi, pengairan, sumber daya mineral, sosial dan ekonomi,
dan lain-lain. Oleh karena itu berbagai macam organisasi dan institusi
menginginkan untuk mendapatkan data spasial yang konsisten, tersedia serta
mempunyai aksesibilitas yang baik. Terutama yang berkaitan dengan perencanaan
1 Wikipedia, “Data Spasial”, dalam id.wikipedia.org/wiki/Data_spasial,diakses pada 26 September