Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan- tujuan tertentu. Beberapa ahli dan peneliti telah menggolongkan penelitian ke dalam berbagai jenis ragam penelitian sesuai kriteria yang diterapkan menurut kepentingan penelitian. Penelitian dapat digolongkan / dibagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteria- kriteria tertentu, antara lain berdasarkan pendekatan, berdasarkan fungsi dan berdasarkan tujuan. Apa dan bagaimana sebenarnya jenis-jenis penelitian di atas, maka makalah ini hadir untuk sedikit menguraikan dan menjelaskan hal-hal tersebut. B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan batasan masalah dan rumusan masalah pada pembahasan kali ini, sebagai berikut: 1. Bagaimanakah jenis-jenis penelitian dilihat dari segi pendekatannya ? 2. Bagaimanakah jenis-jenis penelitian dilihat dari segi fungsinya ? 3. Bagaimanakah jenis-jenis penelitian dilihat dari segi tujuannya ? BAB II PEMBAHASAN
28

BAB I PENDAHULUAN

Jan 23, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I PENDAHULUAN

BAB IPENDAHULUAN

 A.   Latar Belakang MasalahSecara umum penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Beberapa ahli dan peneliti telah menggolongkan penelitian ke dalam berbagai jenis ragam penelitian sesuai kriteria yang diterapkan menurut kepentingan penelitian. Penelitian dapat digolongkan / dibagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, antara lain berdasarkan pendekatan, berdasarkan fungsi dan berdasarkan tujuan.

Apa dan bagaimana sebenarnya jenis-jenis penelitian di atas, maka makalah ini hadir untuk sedikit menguraikan dan menjelaskan hal-hal tersebut.

 

B.   Batasan Masalah dan Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan batasan masalah dan rumusan masalah pada pembahasan kali ini, sebagai berikut:

1. Bagaimanakah jenis-jenis penelitian dilihat dari segi pendekatannya ?

2. Bagaimanakah jenis-jenis penelitian dilihat dari segi fungsinya ?3. Bagaimanakah jenis-jenis penelitian dilihat dari segi tujuannya ?

   

BAB IIPEMBAHASAN

Page 2: BAB I PENDAHULUAN

 A.   Jenis-Jenis Penelitian Berdasarkan PendekatanPenelitian untuk membuktikan atau menemukan sebuah kebenaran dapat menggunakan dua pendekatan, yaitu penelitian kualitatif dan penelitian  kuantatitatif.

1. 1.         Penelitian KualitatifPenelitian ini adalah jenis penelitian yangmenghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai(diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedurstatistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi(pengukuran). Penelitian kualitatif secara umum dapatdigunakan untuk penelitian tentang kehidupanmasyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasiorganisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain. Salah satualasan menggunakan pendekatan kualitatif adalahpengalaman para peneliti dimana metode ini dapatdigunakan untuk menemukan dan memahami apa yangtersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakansesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan.[1]Pada intinya penelitian kualitatif adalah penelitian yang perlu dilakukan seusai suatu masalah diteliti secara kuantitatif, tetapi belum terungkapkan penyelesaiannya. Boleh dikatakan, jika kita belum puas dan ingin mengetahui lebih mendalam tentang suatu masalah, padahal kita tidak bisa menduga atau sukarnya membuat asumsi-asumsi, maka penelitian kualitatif cocokdilakukan. Oleh karena itu, salah satu ciri dari penelitian kualitatif adalah sukarnya kita merumuskan hipotesis. Selain itu, karena kedalaman dan keintensifan penyelidikan suatu masalah, penelitian kualitatif mempunyai sampel yang sedikit, mengahabiskanwaktu yang relatif lama (karena lebih memperhatikan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN

proses daripada hasil), dan tidak adanya tes signifikasi.[2]

1. 2.         Penelitian KuantitatifPenelitian kuantitatif biasanya dipakai untuk menguji suatu teori, untuk untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk menunjukkan hubungan antar variabel, ada pula yang bersifat mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman, atau mendeskripsikan banyak hal. Penelitian kuantitatif menyajikan proposal yang bersifat lengkap, rinci, prosedur yang spesifik, literatur yang yang lengkap, dan hipotesis yang dirumuskan dengan jelas. Pada penelitian kualitatif, proposalnya lebih singkat dan tidak banyak kajian literatur, pendekatan dijabarkan secara umum, dan biasanya tidak menyajikan rumusan hipotesis.[3]Metode kuantitatif  secara praktif observasi diasosiasikan dengan istilah ”pengukuran”. Adapun tingkat pengukuran yaitu dengan menentukan formula statitistik dan kusioner bila hal ini ingin diterapkan dalam penelitian filsafat model penelitian lapangan, seharusnya peneliti mempunyai kemahiran dalam bidang statistik.[4]Agar lebih jelas letak perbedaan antara penelitian kuantiatif dan penelitian kualitatif, bisa dilihat daritabel di bawah ini.

Tabel Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Penelitian Kuantitatif[5]

KUANTITATIF KUALITATIF

Berbentuk Angka/Scoring

 Bentuk deskripsi atau dokumen pribadi (Kata, kalimat, skema, gambar)

Page 4: BAB I PENDAHULUAN

Menguji Teori  Mengembangkan Konsep

Angket  Rekaman Tape

Hitungan,bilangan,ukuranPernyataan dari masyarakat setempat

Hipotesis ditentukan sejakawal berdasarkan teori yang ada

Hipotesis bisa ada atau tidak ada pada saat penelitian dan dibuktikan dengan menggali datalebih dalam lagi

Memberikan gambaran secarastatistik untuk menunjukkan hubungan antarvariabel

Mengembangkan teori dari kondisi di lapangan

B.   Jenis-Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsi1. 1.      Penelitian Dasar

 Penelitian dasar adalah penelitian yang dilakukan diarahkan sekedar untuk memahami masalah dalam organisasi secara mendalam (tanpa ingin menerapkan hasilnya). Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis. Jadi penelitian murni/dasar berkenaan dengan penemuan dan pengembangan ilmu

Penelitian dasar yang sering disebut basic research atau pure researchdilakukan untuk memperluas batas-batas ilmu pengetahuan. Penelitian dasar ini tidak ditujukan

Page 5: BAB I PENDAHULUAN

secara langsung untuk mendapatkan pemecahan bagi suatu permasalahan khusus. Penelitian dasar ini dilakukan untuk memverifikasi teori yang sudah ada atau mengetahui lebih jauh tentang sebuah konsep. Hal pertama kali yang harus dilakukan dalam penelitian dasar adalah pengujian konsep, atau hipotesis awal dan kemudian pembuatan kajian lebih dalam secara kesimpulantentang fenomena yang diamati.

1. 2.      Penelitian TerapanPenelitian terapan adalah penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan terus-menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia baik secara individual maupun secara kelompok. Hasil penelitian tidak perlu sebagai suatu penemuan baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari penelitian yang telah ada. Penelitian Terapan adalah penelitian yang diarahkan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.Penelitian terapan memilih masalah yang ada hubungannya dengan keinginan masyarakat serta untuk memperbaiki praktik-praktik yangada. Penelitian terapan harus dengan segera mengumumkanhasil penelitiannya dalam waktu yang tepat supaya penemuan tersebut tidak menjadi kadaluarsa. Contoh penelitian terapan di antaranya termasuk survei konsumen yang dilakukan oleh sebuah toko dan supermarket, penelitian tindakan tentang alat-alat ternologi pertanian dan alat produksi dalam suatu perusahaan. Penelitian pendidikan yang berkaitan denganbagaimana meningkatkan keinginan belajar siswa, implementasi kurikulum, peningkatan kualitas, dan sebagainya.[6]                         

1. 3.      Penelitian Evaluatif

Page 6: BAB I PENDAHULUAN

 Penelitian evaluatif adalah suatu penelitian yang bermaksud mengevaluasi pelaksanaan dan dibedakan lagi ke dalam dua macam: evaluasi sumatif dan dan evaluai formatif (pencapaian tujuan suatu program). Evaluasi sumatif dilakukan untuk meneliti pencapaian tujuan suatu program dan lazimnya dilakukan pada akhir kegiatan dari pelaksanaan suatu program. Evaluasi formatif dilakukan untuk meneliti pelaksanaan program yang sedang berjalan, guna mencari umpan balik bagi perbaikan program itu sendiri jika ternyata ada unsur-unsur program yang secara teknis tidak mungkin dapat dilaksanakan. [7]Penelitian evaluatif (Evaluation research) difokuskan pada suatu kegiatan dalam suatu unit tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses ataupun hasil kerja, sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi, atau lembaga 

C.   Jenis-Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan       1.  Penelitian Deskriptif            Penelitian deskriptif menghadirkan gambaran tentang situasi atau fenomena sosial secara detil. Dalam penelitian ini, peneliti memulai penelitian dengan desain penelitian yang terumuskan secara baik yang ditujukan untuk mendeskripsikan sesuatu secara jelas. Penelitian deskriptif biasanya berfokus pada pertanyaan ”bagaimana (how)” dan ”siapa (who)”. Bagaimana fenomena tersebut terjadi? Siapa yang terlibat didalamnya?. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN

perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.[8] Dalam studi ini para peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apa adanya.Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung. Furchanmenjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapatpada penelitian eksperiman. [9]a.    Karakteristik Penelitian Deskriptif

       Penelitian deskriptif mempunyai karakteristik-karakteristik seperti yang dikemukakan  bahwa (1) penelitian deskriptif cendrung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan obyektivitas, dan dilakukansecara cermat. (2) tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan, dan (3) tidak adanya uji hipotesis.[10]b.    Jenis-jenis Penelitian Deskriptif

Furchan  menjelaskan, beberapa jenis penelitian deskriptif, yaitu:[11]1.   Studi kasus, yaitu, suatu penyelidikan intensif tentang individu, dan atau unit sosial yang dilakukan

Page 8: BAB I PENDAHULUAN

secara mendalam dengan menemukan semua variabel pentingtentang perkembangan individu atau unit sosial yang diteliti

2.  Survei. Studi jenis ini merupakan studi pengumpulandata yang relatif  terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi tentang variabel dan bukan tentang individu

3.   Studi perkembangan. Studi ini merupakan penelitianyang dilakukan untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya bagaimana sifat-sifat anak pada berbagai usia, bagaimana perbedaan mereka dalam tingkatan-tingkatan usia itu, serta bagaimana mereka tumbuh dan berkembang

4.  Studi tindak lanjut, yakni, studi yang menyelidiki perkembangan subyek setelah diberi perlakukan atau kondisi tertentu atau mengalami kondisi tertentu.

5.    Analisis dokumenter. Studi ini sering juga disebut analisi isi yang juga dapat digunakan untuk menyelidiki variabel sosiologis dan psikologis.

6.   Analisis kecenderungan. Yakni, analisis yang dugunakan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang dengan memperhatikan kecenderungan-kecenderunganyang terjadi.

7.   Studi korelasi. Yaitu, jenis penelitian deskriptifyang bertujuan menetapkan besarnya hubungan antar variabel yang diteliti.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN

 

       2.  Penelitian Prediktif            Penelitian prediktif adalah suatu penelitian yang digunakan untuk meramalkan gejala yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang, berdasarkanproteksi dari hasil penelaahan terhadap gejala yang diamati melalui evaluasi atau penyelidikan saat ini. Penelitian deskriptif dilakukan secara koreksional dan kecenderungan melalui penelitian koreksional, selain dapat dicari ada korelasi yang dicari variabelnya dan dapat dihitung regesinya. Penelitian prediktif dilakukan menurut kecenderungan, dalam perkembangan selama jangka waktu tertentu. Prediksi tentang jumlah penduduk lima atau sepuluh tahun yang akan datang bisa dihitung berdasarkan perkembangan penduduk.[12]        3.  Penelitian Improftif            Penelitian Improftif adalah penelitian eksperimental sebagai bagian dari metode penelitian danpengembangan atau sebagai metode tersendiri untuk mengetahui pengaruh dari hal lainnya.[13] Penelitian improftif (improvetive reasearch) ditujukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau menyempurnakan suatu keadaan, kegiatan atau pelaksanaan suatu program. 

       4. Penelitian EksplanatifPenelitian ini dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian/gejala terjadi. Hasil akhir dari penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab akibat.Tujuan penelitian eksplanatif adalah untuk memberikan penjelasan mengapa sesuatu terjadi atau menjawab pertanyaan ”mengapa (why)”, untuk

Page 10: BAB I PENDAHULUAN

menguhubungkan pola-pola yang berada namun memiliki keterikatan dan menghasilkan pula hubungan sebab akibat.[14] 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

Page 11: BAB I PENDAHULUAN

PENUTUP A.   KesimpulanBerdasarkan pemaparan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan pada pembahasan kali ini sebagai berikut:

Penelitian untuk membuktikan atau menemukan sebuah kebenaran dapat menggunakan 2 pendekatan, yaitu penelitian kualitatif dan penelitiankuantatitatif.

Dilihat dari fungsinya, maka penelitian terbagi atas 3 macam, yaitu penelitian dasar, penelitian terapan dan penelitian evaluatif

  Berdasarkan tujuan, penelitian terbagi atas 4 macam, yaitu penelitian deskriptif, penelitian prediktif, penelitian improftif dan penelitian eksplanatif

           

   

  

DAFTAR PUSTAKA  

 

Page 12: BAB I PENDAHULUAN

A, Furchan,  Pengantar Penelitian dalam Pendidikan,Cet.I, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2004 

Nuraida, Metode Penelitian, Cet. I, Jakarta:Aulia Publishing House, 2008 

Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah,Cet.II, Bandung: Pustaka Setia, 2005 

Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat,Cet.I, Jakarta: PT Grafindo Persada, 1996 

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Cet.I,  Jakarta:Alfabeta, 2005 

Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,Cet.I, Bandung:Rosdakarya, 2006 

Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori dan Aplikasi, Cet.II,  Jakarta:Bumi Aksara, 2006 

 

[1] Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah (Cet.II; Bandung: Pustaka Setia, 2005), h.20[2] Ibid., h.17[3] Ibid., h.25

Page 13: BAB I PENDAHULUAN

[4] Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat (Cet.I; Jakarta: PT Grafindo Persada, 1996), h.62[5] Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori dan Aplikasi (Cet.II;Jakarta:Bumi Aksara, 2006), h. 45[6] Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Cet.I; Jakarta:Alfabeta, 2005), h. 98[7] Nuraida, Metode Penelitian (Cet. I; Jakarta:Aulia Publishing House, 2008),h.78[8] Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Cet.I; Bandung:Rosdakarya, 2006),h.19 

[9] Furchan, A, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan(Cet.I;Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2004),   h.35 

[10] Ibid[11] Ibid., h. 37[12] Nuraida, Op.Cit., h.79[13] Ibid[14] Sukmadinata, Op.Cit.,h. 20

enin, 16 April 2012

DASAR PENELITIAN SOSIAL DAN PENELITIAN SOSIAL

A.    PendahuluanSetiap kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan selalu

berlandaskan filosofi Hakikat filosofi adalah kebenaran yangdiperoleh melalui berpikir logis, sistematis, metodis. Kebenaranadalah kenyataan apa adanya yang sesuai dengan logika sehat.Kebenaran juga sekaligus menjadi tujuan pengembangan ilmupengetahuan karena bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN

Berpikir logis adalah berpikir secara bernalar menurutlogika yang diakui ilmu pengetahuan dengan bebas sedalam-dalamnyasampai ke dasar permasalahan guna mengungkapkan kebenaran.Sistematis adalah berpikir dan berbuat yang bersistem, yaituruntun, berurutan, tidak tumpang tindih. Metodis adalah berpikirdan berbuat menurut metode tertentu yang kebenarannya diakuimenurut penalaran.

Penelitian sosial merupakan proses kegiatan mengungkapkansecara logis, sistematis, dan metodis gejala sosial yang terjadidi sekitar kita untuk direkonstruksi guna mengungkapkan kebenaranbermanfaat bagi kehidupan masyarakat dan ilmu pengetahuan.Kebenaran dimaksud adalah keteraturan yang menciptakan keamanan,ketertiban, keseimbangan, dan kesejahteraan masyarakat.

Pelaksanaan kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan yangbermanfaat memerlukan peningkatan kemampuan meneliti bagi dosenilmu-ilmu sosial. Kemampuan meneliti tersebut terutama diarahkankepada tiga manfaat, yaitu :

1.      Pengembangan institusi, dilaksanakan melalui kegiatanpenelitian sosial yang dilakukan oleh dosen yunior.

2.      Inovasi dan pengembangan ilmu pengetahuan (dan teknologi),dilaksanakan melalui kegiatan penelitian sosial yang dilakukanoleh dosen senior.

3.      Pemecahan masalah, dilaksanakan melalui kegiatan penelitiansosial yang dilakukan secara kerja sama dengan berbagai instansipemerintah, swasta dan industri.

Filosofi penelitian sosial mendasari kegiatan ilmiah yangberupaya mencari kebenaran hakiki dari setiap gejala sosial yangada. Sebagaimana dikemukakan oleh Theo Huijbers, filosofi adalahkegiatan intelektual yang metodis dan sistematis, secara refleksimenangkap makna yang hakiki dari keseluruhan yang ada. Objekfilosofi bersifat universal mencakup segala yang dialami manusia.

Berpikir filosofi adalah mencari arti  yang sebenarnya darisegala hal yang ada melalui pandangan cakrawala  paling luas.Metode pemikiran filosofi adalah refleksi atas pengalaman danpengertian tentang suatu hal dalam cakrawala yang universal.Pengolahan pikirannya secara metodis dan sistematis.Tujuannyaadalah kebenaran yang menyejahterakan masyarakat.

B.    Dasar Penelitian Sosial1.      Keingintahuan

Page 15: BAB I PENDAHULUAN

Karena masyarakat itu berkembang, maka ilmu sosial jugaberkembang, namun perkembangan tersebut tidak dapat diketahuisecara pasti sebagai hal yang baru. Oleh sebab itu, laludilakukan upaya tertentu untuk memperoleh pengetahuan baru. Apayang mendorong orang sehingga berkehendak memper- olehpengetahuan baru tentang gejala sosial? Faktor pendorong tersebutadalah keingintahuan (curiousity). Keingintahuan itu munculkarena ketidakpuasan terhadap gejala sosial yang ada. Untukmemperoleh jawaban dari keingintahuan tersebut, orang perlumelakukan kegiatan yang menggunakan metode yang diakui secarakeilmuan. Kegiatan yang dimaksud  disebut penelitian sosial.

Penelitian adalah terjemahan dari istilah  bahasa Inggrisresearch yang terdiri dari re artinya ulang dan  search artinyamencari. Jadi,  research atau penelitian itu adalah kegiatanmencari ulang, mengungkapkan kembali gejala, kenyataan yang sudahada untuk direkonstruksi dan diberi arti guna memperolehkebenaran yang dimasalahkan. Ungkapan kembali itu didasari olehkeingin- tahuan tentang keadaan gejala sosial yang dijadikanmasalah, misalnya :

a.       Maraknya prostitusi dalam masyarakat perkotaan di Indonesiakini akibat pengaruh kesulitan ekonomi. Informasi gejala sosial:Indonesia menduduki urutan kedua bisnis prostitusi dengan omzetpenghasilan rata-rata per tahun Rp11 triliun. Gejala pendukung:di tempat hiburan malam, di hotel-hotel, di panti pijat, ada PSKwalaupun tersembunyi.

b.      Maraknya perjudian dalam masyarakat kini akibat lemahnyapengawasan dan penegakan hukum oleh pemerintah. Informasi gejalasocial: Jakarta adalah salah satu kota besar bisnis perjudiandengan omzet penghasilan rata-rata per tahun Rp40 triliun. Gejalapendukung:  di pusat-pusat hiburan, di media elektronik, dihotel-hotel, ada pertaruhan dengan menggunakan uang, menontonsepaka bola menggunakan taruhan uang dari jumlah kecil hinggajumlah besar.

c.       Semrawutnya lalu lintas di kota Bandar Lampung akibatrendahnya kesadar- an hukum pengemudi angkot. Informasi gejalasosial: jalan raya dijadikan tempat parkir kendaraan bermotor,tempat dagang kaki lima, tempat dagang asongan, jumlah angkotmakin bertambah setiap tahun.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN

d.      Makin tinggi tingkat kesejahteraan keluarga, makin rendahtingkat perilaku menyimpang oleh anggota keluarga yangbersangkutan. Informasi gejala social: Di kalangan masyarakatkaya (the haves) justru banyak terjadi mabuk-mabukan, prostitusi,narkoba. Di kalangan selebritis justru banyak terjadi kehancuranrumah tangga perceraian suami isteri (broken home).

e.       Merajalelanya korupsi di kalangan pejabat negara akibatlemahnya sistem pengawasan dan penegakan hukum. Informasi gejalasosial: pejabat korup cenderung bebas dari tuntutan hukum ataumemperoleh hukuman lebih ringan. Pejabat korup sulitdiberhentikan dari pegawai negeri sipil (PNS). Karena penelitianitu menyangkut berbagai aspek kehidupan masyarakat, maka disebutpenelitian sosial.

Penelitian sosial menggunakan metode ilmiah yang sesuaidengan bidang ilmu sosial yang diteliti. Untuk itu mutlakdiperlukan penguasaan ilmu sosial yang bersangkutan dengan baik.Misalnya, penelitian bidang hukum, ekonomi, sosiologi, psikologi,antropoligi sosial harus didukung oleh penguasaan dengan baikbidang ilmu yang bersangkutan. Ilmu adalah produk dari prosesberpikir logis yang didukung oleh  fakta empiris. Penguasaan ilmu sosial dengan baik merupakan modal dasar melakukanpenelitian sosial guna memperoleh pengetahuan atau temuan baru dibidang ilmu sosial.

2.      Proses Berpikir LogisDalam kegiatan penelitian sosial dikenal dua proses

berpikir, yaitu proses berpikir logis dan proses berpikirkausalitas. Proses berpikir logis dibedakan lagi menjadi prosesberpikir induktif dan proses berpikir deduktif. Kedua prosesberpikir tersebut dijelaskan dengan contoh-contoh dalam uraianberikut :

a.       Proses berpikir induktifProses berpikir Induktif adalah suatu proses berpikir untuk

menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari kasus yangbersifat khusus (individual). Proses berpikir induktif dimulaidari pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khasdan terbatas,  yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifatumum. Pengetahuan yang dihasilkan dari proses berpikir induktifmerupakan esensi dari fakta-fakta yang dikumpulkan. Contoh:Berdasarkan statistik tahun 2001 di Kabupaten Lampung Selatan

Page 17: BAB I PENDAHULUAN

tingkat pendapatan penduduk umumnya rendah, sehingga sedikitjumlah penduduk yang mampu membayar premi asuransi jiwa. Demikianjuga di Kabupaten Lampung Timur dan Kabupaten Way Kanan terdapatkondisi yang sama dengan Kabupaten Lampung Selatan. Tetapi diKota Bandar Lampung yang pendapatan per kapita cukup tinggi,sebagian besar penduduk mengadakan asuransi jiwa. Oleh karenaitu, di setiap kabupaten yang tingkat pendapatan penduduknyarendah, asuransi jiwa sulit berkembang.

Proses berpikir induktif memungkinkan penyusunan pengetahuansecara sistematis, yang mengarah kepada beberapa pernyataan yangbersifat fundamental. Suatu pengetahuan harus diyakinikebenarannya melalui dua tahap keyakinan, yaitu keyakinan karenatahu (know) dan keyakinan karena pengalaman (empirical).Keyakinan karena tahu merupakan dasar merumuskan masalah yangditeliti seperti dalam contoh tadi: “Faktor-faktor apakah yangmenjadi penyebab sulitnya asuransi jiwa berkembang di beberapakabupaten dalam Provinsi Lampung”. Untuk mengetahui hal tersebutkemudian dilakukan penelitian.

Keyakinan karena pengalaman merupakan hasil penelitian yangdiperoleh berdasarkan data empiris yang dikumpulkan dari beberapalokasi kabupaten di daerah Lampung seperti contoh tadi.Pernyataan secara sistematis yang bersifat fundamental hasilproses berpikir induktif tersebut adalah sebagai berikut :

1)      Apabila pertumbuhan ekonomi rendah, tingkat pendapatanpenduduk juga rendah.

2)      Makin rendah tingkat pendapatan, makin rendah minat pendudukmembayar premi asuransi jiwa.

3)      Di daerah kabupaten yang tingkat pendapatan penduduknyarendah, asuransi jiwa sulit berkembang.

b.      Proses berpikir deduktifProses berpikir deduktif adalah suatu proses berpikir untuk

menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yangbersifat umum. Proses berpikir deduktif biasanya menggunakan polaberpikir yang disusun dari dua buah pernyataan serta sebuahkesimpulan (silogismus). Pernyataan yang mendukung silogismusdisebut premis yang dibedakan sebagai premis mayor dan premisminor. Berdasarkan kedua premis tersebut ditarik kesimpulan.Contoh: Di setiap kabupaten dalam Provinsi Lampung didirikanPengadilan Agama (premis mayor). Way Kanan adalah kabupaten yang

Page 18: BAB I PENDAHULUAN

baru dibentuk (premis minor). Jadi, di Kabupaten Way Kanan perlujuga didirikan Pengadilan Agama (kesimpulan). Ketepatan menarikkesimpulan dalam proses berpikir deduktif tergantung dari tigahal, yaitu :

1)      kebenaran premis mayor;2)      kebenaran premis minor;3)      kebenaran penarikan kesimpulan.

Kesimpulan yang berupa pengetahuan baru seperti pada contohtadi: Di Kabupaten Way Kanan perlu juga didirikan PengadilanAgama, pada hakikatnya bukan pengetahuan baru dalam artisebenarnya, melainkan hanya konsekuensi yang sudah diketahuisebelumnya. Dengan demikian, semua pengetahuan yang telahdibuktikan kebenarannya secara deduktif tetap benar apabilapostulat dan kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnyadianggap berlaku.

Tetapi mungkin juga pengambilan kesimpulan itu salah. Contohpengambilan kesimpulan yang salah adalah sebagai berikuit:     Disetiap kabupaten dalam Provinsi Lampung perlu didirikanPengadilan Agama (premis mayor). Di Kabupaten Way Kanan tidakpernah ada perceraian atau sengketa waris Islam (premis minor).Walaupun demikian, di Kabupaten Way Kanan perlu juga didirikanPengadilan  Agama (kesimpulan). Di mana letak kesalahankesimpulan tersebut? Kedua premis berlainan sifat, premis mayorbelum teruji kebenarannya, premis minor adalah fakta yang sudahteruji (tidak ada perceraian atau sengketa waris Islam).Kesimpulan yang diambil bisa benar dan bisa salah. Dikatakanbenar apabila sesuai dengan dan diterima oleh logika. Sebaliknya,dikatakan salah apabila tidak sesuai dengan dan tidak diterimaoleh logika. Sudah jelas tidak ada perceraian atau sengketa warisIslam, mengapa perlu didirikan Pengadilan Agama? Seharusnyakesimpulan yang diambil: Di Kabupaten Way Kanan, pendirianPengadilan Agama perlu ditunda karena masih   mubazir, atau: DiKabupaten Way Kanan belum perlu didirikan Pengadilan Agama.

c.       Proses Berpikir KausalitasPada dasarnya setiap proses berpikir selalu menghasilkan

pernyataan atau pengetahuan yang terdiri dari unsur sebab danunsur akibat. Unsur sebab adalah peristiwa atau keadaan yangmenyatakan mengapa sesuatu itu terjadi atau timbul. Misalnya,mengapa lalu lintas di Bandar Lampung tidak teratur? Jawabannya

Page 19: BAB I PENDAHULUAN

adalah: “sebab kesadaran hukum pengemudi rendah”, yang menjadisebab adalah kesadaran hukum pengemudi rendah. Jadi, yangdiungkapkan peneliti bukan tidak teraturnya lalu lintas,melainkan alasan (sebab) tidak teraturnya lalu lintas itulah yangperlu diteliti. Dalam contoh ini, yang perlu diteliti untukdibenahi  adalah rendahnya kesadaran hukum pengemudi, bagaimanacara meningkatkan kesadaran hukum mereka. Dalam metode penelitiansosial, unsur sebab ini disebut variabel bebas (independentvariable).

Unsur akibat adalah peristiwa atau keadaan baru yang terjadiatau timbul dari peristiwa atau keadaan yang sudah ada lebihdahulu. Akibat selalu terjadi lebih kemudian dari sebab. Dengankata  lain, jika peristiwa atau keadaan itu tidak ada, maka tidakterjadi atau tidak  timbul peristiwa atau keadaan baru.

Akibat adalah hasil dari sebab. Sebagai contoh, “PresidenSoeharto turun dari kekuasaannya akibat korupsi yang takterkendali”. Dalam contoh ini, korupsi yang tak terkendali adalahsebab, sedangkan Presiden Soeharto turun dari kekuasaannya adalahakibat. Apabila kalimat pernyataan tersebut dibuat dalam bentukaktif, maka pernyataannya lebih jelas: “Korupsi yang takterkendali mengakibatkan Presiden Soeharto turun darikekuasaannya”. Dalam metode penelitian sosial, unsur akibat inidisebut variable terikat (dependent variable).

Dalam penelitian  sosial  kedua jenis variable sebab akibatini selalu ada dan merupakan fakta atau gejala yang menjadi objekpenelitian untuk diungkapkan. Mungkin unsur sebab yang sudahdiketahui lebih dahulu, kemudian baru diteliti unsur akibat yangakan terjadi. Mungkin juga sudah diketahui akibat yang terjadi,kemudian baru diteliti dan diungkapkan sebabnya. Dalam filsafatilmu, hubungan sebab-akibat (causality) merupakan esensi kegiatanberpikir yang menjadi dasar berkembangnya ilmu pengetahuan,termasuk juga imu sosial.

Pada contoh  yang  telah  dikemukakan di atas:  “Lalu lintasdi Bandar Lampung tidak teratur sebab kesadaran hukum pengemudirendah”. Hal yang akan diungkapkan adalah unsur sebab, yaitu“kesadaran hukum pengemudi rendah”. Untuk itu, perlu diketahuifaktor-faktor apa saja yang termasuk dalam unsur sebab (kesadaranhukum pengemudi rendah). Artinya tinggi rendah tingkat kesadaran

Page 20: BAB I PENDAHULUAN

hukum pengemudi ditentukan oleh beberapa faktor yang terdapatdalam diri pengemudi, antara lain :

1)      tingkat pendidikannya;2)      pengetahuan tentang peraturan lalu lintas;3)      pengetahuan teknis kendaraan bermotor;4)      memiliki/tidak memiliki SIM;5)      mobil milik sendiri atau milik pengusaha;6)      lama pengalaman menjadi sopir, dst.

Faktor-faktor ini disebut variable bebas (independentvariables) yang menentukan tinggi rendahnya tingkat kesadaranhukum pengemudi. Faktor-faktor tersebut menjadi dasar penyusunankuesioner atau pedoman wawancara untuk mengumpulkan data yangmenjadi bahan dasar analisis.     

3.      Penelitian KualitatifPenelitian kualitatif seringkali digunakan dalam penelitian

sosial. Hal ini disebabkan gejala sosial seringkali tidak dapatditunjukkan secara kuantitatif, tidak dapat diukur. Metodologipenelitian kualitatif adalah suatu upaya yang sistematis dalampenelitian sosial. Termasuk di dalamnya adalah kaidah dan teknikuntuk memuaskan keingintahuan peneliti pada suatu gejala sosial,atau cara untuk menemukan kebenaran dalam memperoleh pengetahuanbaru.

Penelitian kualitatif biasanya dimulai dengan suatupertanyaan penilaian mengenai suatu hal, misalnya:

a.       Mengapa sering terjadi kemacetan lalu lintas di kota Jakarta?b.      Mengapa perusahaan asuransi jiwa sulit berkembang di Kabupaten

Lamsel?c.       Mengapa pejabat cenderung ingin melakukan korupsi padahal itu

melanggar hukum?d.      Mengapa orang ingin mengonsumsi narkoba padahal dia tahu

barang itu  sangat berbahaya bagi kesehatan dirinya?e.       Mengapa interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat

cenderung berubah menjadi anarkhis?Penelitian  kualitatif merupakan alat untuk melihat sejauh

mana suatu proses terjadi pada gejala sosial. Penelitiankualitatif pada umumnya menilai fakta atau gejala sosial yangditeliti tidak menggunakan angka, melainkan cukup menggunakanstandar mutu atau kualitas yang dinyatakan dengan kata kata,misalnya:

Page 21: BAB I PENDAHULUAN

1)      rendah, sedang, tinggi;2)      kurang, cukup, banyak;3)      jelek, bagus, bagus sekali;4)      sebagian kecil, sebagian besar, pada umumnya.

Karena menggunakan penilaian relatif atau tidak pasti, makaada yang mengatakan hasil penelitian kualitatif itu tidakobjektif. Untuk menghindari hal itu, maka diupayakan tidak hanyamenggunakan analisis kualitatif, tetapi juga analisiskuantitatif.

Penelitian kualitatif pada umumnya mempunyai ciri-ciriberikut ini:

a)      Penyusunan proposal lebih mudah dengan variabel sederhana.b)      Alat pengumpul data sudah disusun lebih dahulu.c)      Bila menggunakan sampel dapat secara purposive.d)     Fakta (data) diperoleh langsung dari sumber pertama.e)      Analisis data dilakukan secara kualitatif. C.  Penelitian Sosial1.      Penelitian Sosial Sebagai Kegiatan Ilmiah

Penelitian sosial  merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkanpada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuanuntuk mempelajari satu atau beberapa gejala sosial tertentu,dengan jalan menganalisisnya. Selain itu, juga diadakanpemeriksaan yang mendalam terhadap fakta sosial tersebut untukkemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan yangtimbul dalam gejala yang bersangkutan.

Berdasarkan pengertian ini, dapat dinyatakan bahwapenelitian sosial dianggap sebagai penelitian ilmiah apabilamemenuhi kriteria berikut:

a.       didasarkan pada metode, sistematika, dan logika berpikirtertentu;

b.      bertujuan untuk mempelajari gejala sosial tertentu (dataprimer);

c.       guna mencari solusi atas permasalahan yang timbul dari gejalayang diteliti tersebut.

Penelitian sosial didasarkan pada metode, artinya semuakegiatan yang meliputi persiapan penelitian, proses penelitian,dan hasil penelitian menggunakan cara-cara yang secara umumdiakui dan berlaku  pada ilmu pengetahuan. Kegiatan persiapanpenelitian umumnya didahului dengan studi pustaka untuk menemukan

Page 22: BAB I PENDAHULUAN

konsep-konsep, teori-teori diteruskan observasi di lapangan untukmenjajagi gejala-gejala sosial yang akan dijadikan dasarperumusan masalah dan tujuan serta strategi penelitian. Semuanyaini kemudian dituangkan dalam bentuk proposal penelitian.

Proses penelitian merupakan kegiatan pelaksanaan penelitianberdasarkan jadwal yang telah ditetapkan dalam kurun waktutertentu, meliputi pengumpulan data sekunder dari perpustakaan(buku-buku literatur), dari perkantoran (arsip, dokumen) danpengumpulan data primer dari lapangan (lokasi penelitian).

Setelah data terkumpul, diteruskan dengan kegiatanpengolahan data dan analisis data. Hasil penelitian tersebutkemudian ditulis dalam bentuk laporan penelitian sesuai dengankaidah penulisan karya ilmiah yang siap untuk dipublikasikan.Laporan penelitian berupa karya ilmiah tersebut dapat berbentuklaporan jurnal penelitian, skripsi, tesis, atau disertasi.

Penelitian sosial selalu didasarkan pada sistem, yangmemiliki unsur-unsur sistem, yaitu subjek penelitian, objekpenelitian, perilaku (kegiatan) penelitian, hasil penelitian, danpublikasi hasil penelitian. Setiap  unsur sistem tersebutdikerjakan berdasarkan sistematika tertentu, baik format maupunsubstansi, seperti klasifikasi,  penggolongan, penandaan,  urutanpenyajian, analisis, dan interpretasi. Penelitian didasarkan padalogika berpikir tertentu, yaitu logika berpikir kausalitas(sebab-akibat) dalam melakukan analisis data, logika berpikirdeduktif atau induktif dalam pengambilan kesimpulan.

Penelitian sosial selalu mempunyai tujuan tertentu, baiktujuan proses maupun tujuan akhir. Tujuan proses misalnya“menganalisis data yang diperoleh guna membuktikan suatuperistiwa sosial sudah dilakukan atau tidak dilakukan”, sedangkantujuan akhir adalah hasil yang diperoleh berdasarkan tujuanproses.

Tujuan akhir misalnya “memperoleh gambaran lengkap tentangnorma sosial yang berlaku pada komunitas tertentu di suatuwilayah tertentu”, atau “pembeli memiliki barang yang dibelinyadan penjual memperoleh pembayaran harga barang yang dijualnyasesuai dengan perjanjian”, atau “memperoleh data lengkap mengenaitindak kekerasan suami terhadap istri dalam kehidupan keluarga dikota besar selama tahun 2005”. Tujuan yang dicapai dalampenelitian sosial merupakan solusi atas masalah yang diteliti.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN

2.      Strategi (Pendekatan) Penelitian SosialWalaupun bidang ilmu sosial terdiri dari  beberapa subbidang

ilmu, tidak berarti strategi penelitiannya akan berbeda  samasekali antara satu sama lain. Strategi penelitian sosial yangdigunakan pada subbidang ilmu sosial selalu ada kesamaan denganstrategi penelitian subbidang ilmu sosial yang lain. Strategipenelitian merupakan cara pendekatan untuk menyelesaikan ataumemecahkan atau mencari solusi yang efektif dan efisien terhadapmasalah penelitian yang telah dirumuskan, sehingga mencapaitujuan yang telah ditentukan.

Menurut Robert K. Yin, dalam penelitian sosial ada beberapastrategi yang dapat digunakan, yaitu survei, studi kasus,eksperimen, sejarah, analisis arsip.

Pada penelitian sosial, strategi penelitian (pendekatanmasalah) yang umum digunakan adalah pendekatan studi kasus dansurvei. Dalam uraian berikutnya, strategi penelitian sosial yangdiutamakan untuk dibahas dibatasi hanya pada pendekatan studikasus dan pendekatan  survei, dengan alasan studi kasusmenggunakan logika berpikir induktif, sedangkan surveimenggunakan logika berpikir deduktif.   

D. Klasifikasi Penelitian SosisalBerdasarkan Sifat dan Tujuan Penelitian Soerjono Soekanto

melihat dari segi “sifat penelitian”, beliau membedakanpenelitian sosial menjadi tiga tipe, yaitu penelitianeskploratori, penelitian deskriptif, dan penelitian eksplanatori.

J. Vredenbregt melihat dari segi “tujuan penelitian”, beliaujuga membedakan penelitian sosial menjadi tiga tipe, yaitupenelitian eksploratori, penelitian deskriptif, penelitianeksplanatori.

Robert K. Yin melihat dari segi strategi studi kasus, adatiga tipe studi kasus penelitian sosial yaitu exploratory casestudy, descriptive case study, and explanatory case study.

Dengan demikian, ada tiga tipe penelitian sosial, yaitu:a.       penelitian eksploratori (exploratory study);b.      penelitian deskriptif (descriptive study);c.       penelitian eksplanatori (explanatory study).

Page 24: BAB I PENDAHULUAN

E.   Langkah-langkah Penelitian SosialWalaupun bidang ilmu sosial berbeda satu sama lainnya, tidak

berarti penelitiannya akan berbeda sama sekali antara satu samalain. Langkah-langkah yang akan ditempuh selalu mempunyaikesamaan.  Langkah-langkah penelitian sosial paling tidak adalahsebagai berikut :

1.      Rumusan MasalahRumusan masalah dapat diartikan sebagai suatu pernyataan

yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akanditeliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Rumusanmasalah dapat dibuat dalam bentuk kalimat tanya atau kalimatpernyataan, sekhusus mungkin tetapi tetap mencerminkan adanyahubungan antara berbagai variabel. Rumusan masalah yang jelasakan menghindari pengumpulan data yang tidak perlu, sehinggadapat menghemat biaya, waktu, dan tenaga.  Penelitian akan lebihterarah pada tujuan yang ingin dicapai. Para ilmuan mengatakan:Masalah yang dirumuskan dengan baik berarti setengah darikegiatan penelitian sudah selesai.

Adapun contoh rumusan masalah, antara lain mengenaipembagian harta bersama akibat perceraian suami dan istri adalahsebagai berikut:  “Sistem pembagian manakah yang dianggap cocokuntuk dijadikan dasar pembagian harta bersama akibat perceraian antara suami dan istri” di daerah Lampung? Mengapa sistempembagian yang dijadikan masalah? Karena hukum waris yang berlakudi Indonesia masih pluralistis, ada yang mengikuti ketentuanKUHPdt, ada yang mengikuti ketentuan hukum adat, dan ada yangmengikuti ketentuan hukum Islam. Dalam rumusan masalah tersebutterdapat beberapa faktor yang termasuk dalam lingkup masalah,yaitu:

a.       perceraian suami istri (sebab);b.      pembagian harta bersama (akibat);c.       sistem pembagian yang dianggap cocok (instrumen).d.      daerah Lampung (lokasi penelitian).2.      Strategi Penelitian (Pendekatan Masalah)

Setiap bidang ilmu mempunyai karakteristik penelitiannyamasing-masing, termasuk juga ilmu-ilmu sosial. Khusus mengenaistrategi penelitian (pendekatan masalah) sangat tergantung padajenis penelitian. Pendekatan masalah adalah proses penyelesaianatau mencari solusi yang efektif dan efisien terhadap masalah

Page 25: BAB I PENDAHULUAN

penelitian yang telah dirumuskan sehingga mencapai tujuan yangtelah ditentukan. Dalam ilmu sosial dikenal tiga jenispenelitian, yaitu penelitian normatif, penelitian terapan, danpenelitian empiris.

2.1.       Penelitian NormatifPada penelitian normatif, pendekatan masalah yang dapat

digunakan umumnya adalah content analysis approach. Untukmenggunakan content analysis approach, peneliti lebih dahulutelah merumuskan masalah dan tujuan penelitian. Masalah dantujuan penelitian perlu dirumuskan secara rinci, jelas, akurat.Makin rinci, jelas, dan akurat rumusan masalah, makin jelas,luas, dan pasti tujuan yang akan dicapai.

Dalam konteks  penelitian normatif, ada tiga tipependekatan  content analysis, yaitu: Pendekatan eksploratori(exploratory approach). Pendekata tinjauan/ulasan (reviewapproach). Pendekatan analisis komprehensif (comprehensiveanalysis) 

2.2.      Penelitian TerapanPada penelitian terapan, pendekatan masalah yang dapat

digunakan adalah applied approach. Untuk menggunakan appliedapproach, peneliti lebih dahulu telah merumuskan masalah dantujuan penelitian serta langkah-langkah yang akan ditempuh. Makinrinci, jelas, dan akurat rumusan masalah, makin jelas, luas, danpasti tujuan yang akan dicapai berdasarkan langkah-langkah yangditempuh dalam penelitian terapan. Rumusan masalah dan tujuanpenelitian dijadikan dasar pengumpulan, pengolahan, dan analisisdata serta dasar pembuatan sistematika hasil penelitian terapan.

Analisis data dilakukan secara kualitatif, komprehensif, danlengkap, sehingga menghasilkan produk penelitian terapan yanglebih sempurna.

3.      Rancangan PenelitianRancangan penelitian sosial pada dasarnya merupakan uraian

singkat tentang kerangka penelitian yang akan dilakukan.Rancangan penelitian sangat penting bagi seorang peneliti, disamping berisikan garis-garis besar pelaksanaan penelitian, jugadapat menjadi sarana untuk memperoleh dana pembiayaan dari pihaklain. Dilihat dari segi sistematika isi dan format rancanganpenelitian, dalam praktiknya tidak ada keseragaman. Kadang-kadang

Page 26: BAB I PENDAHULUAN

tergantung juga pada lembaga, instansi,  atau institusi masing-masing atau pihak pemberi dana.

Pada perguruan tinggi tertentu biasanya telah ditetapkansistematika dan format berdasarkan buku pedoman yang telahdisepakati. Biasanya rancangan penelitian sosial diwujudkan dalambentuk proposal penelitian (research proposal).

4.      Observasi dan WawancaraObservasi adalah kegiatan yang dilakukan di lokasi

penelitian. Ada dua jenis observasi, yaitu observasiprapenelitian berupa peninjauan di lapangan, penjajagan awalmengenai segala hal yang berhubungan dengan penyusunan rancanganpenelitian dan kemungkinan memperoleh data yang diperlukan.

Selain itu, observasi merupakan kegiatan pengumpulan data dilokasi penelitian dengan berpedoman pada alat pengumpul data yangsudah disiapkan lebih dahulu. Alat pengumpul data di lapangandibuat berdasarkan rancangan penelitian. Penyusunan alatpengumpul data dilakukan dengan teliti karena menjadi pedomanpengumpulan data yang diperlukan. Selain observasi, alatpengumpul data biasanya berbentuk kuesioner, baik tertutup maupunterbuka, dan pedoman wawancara.

5.      Pengolahan dan Analisis  DataApabila data sudah terkumpul, maka langkah selanjutnya

adalah mengolah dan menganalisis data. Langkah ini sangat pentingdalam penelitian sosial.

Apabila kurang dipahami dan tidak dikerjakan dengan sungguhsungguh, maka hasil penelitian kurang memuaskan. Terhadap datayang sudah terkumpul dan diolah, peneliti segera menetapkananalisis apa yang sekiranya dapat dilakukan, analisis kualitatif,atau kuantitatif, atau kedua duanya. Pada tahap analisis data,secara nyata kemampuan metodologis  peneliti diuji karena padatahap ini ketelitian dan pencurahan daya pikir diperlukan secaraoptimal. Di sini diperlukan ketajaman berpikir. Apabila analisisdata yang dilakukan tidak sesuai dengan tipe dan tujuanpenelitian serta karakteristik data yang terkumpul, makaakibatnya sangat fatal.

Apabila data yang terkumpul kebanyakan bersifat pengukuran(berupa angka angka), maka analisis dilakukan secara kuantitatif.Tetapi apabila sulit diukur dengan angka, maka analisis data

Page 27: BAB I PENDAHULUAN

dilakukan secara kualitatif. Pada penelitian sosial umumnyaseringkali digunakan analisis  kualitatif. Data yang sudahdianalisis dibuat dalam bentuk laporan penelitian. Mengapapenelitian sosial seringkali menggunakan analisis kualitatif?Menurut Bambang Waluyo, analisis kualitatif digunakan apabila:

a.       Data yang terkumpul tidak berupa angka yang dapat diukur.b.      Data yang terkumpul sukar diukur dengan angka.c.       Hubungan antar variabel tidak jelas.d.      Sampel lebih bersifat nonprobabilitas.e.       Pengumpulan data menggunakan pedoman wawancara dan observasi.f.       Penggunaan teori sosial yang relevan sangat diperlukan.g.      Penggunaan analisis kualitatif sangat tepat pada penelitian

eksploratory, deskriptif, dan normatif.Analisis kuantitatif baru digunakan apabila data yang

diperoleh menunjukkan hal-hal seperti berikut:1)      Data berupa gejala yang terdiri dari angka-angka.2)      Sampel diambil dengan metode yang cermat dan teliti.3)      Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner tertutup.4)      Hubungan antar variabel sangat jelas.5)      Peneliti harus menguasai teori yang relevan.

Analisis kuantitatif lebih banyak digunakan pada penelitianeksplanatori. Tetapi pada penelitian deskriptif, analisiskualitatif dan kuantitatif dapat digunakan bersama-sama.

6.      Penulisan Laporan PenelitianLaporan penelitian merupakan hasil penyajian data yang sudah

diolah dan dianalisis ke dalam bentuk suatu karya tulis ilmiah.Penulisan laporan penelitian merupakan kerja terberat bagipeneliti. Peneliti diuji kemampuannya menulis karya ilmiah denganmenggunakan bahasa, kaidah penulisan ilmiah, sistematika isi, danformat yang baik dan benar sesuai dengan pedoman penulisan karyailmiah. Penulisan laporan penelitian memerlukan keahliantersendiri.

Melalui penulisan laporan penelitian akan diketahuikemampuan ilmiah peneliti paling sedikit meliputi empat aspekkemampuan berikut ini:

a.       Kemampuan menerapkan teori yang relevan.b.      Kemampuan menerapkan metode penelitian yang tepat.c.       Kemampuan membuat sistematika dan format laporan.d.      Kemampuan menggunakan bahasa yang baik dan benar.  

Page 28: BAB I PENDAHULUAN

F. PenutupDasar penelitian sosial adalah Keingintahuan, Proses

Berpikir Logis serta Penelitian Kualitatif.Klasifikasi penelitian sosial berdasarkan Sifat dan Tujuan

Penelitian melihat dari segi “sifat penelitian”, beliaumembedakan penelitian sosial menjadi tiga tipe, yaitu penelitianeskploratori, penelitian deskriptif, dan penelitian eksplanatori.

Langkah-langkah penelitian adalah sebagai berikut: RumusanMasalah, Strategi Penelitian (Pendekatan Masalah), RancanganPenelitian, Observasi dan Wawancara, Pengolahan dan Analisis Data, Penulisan Laporan Penelitian.

Daftar Rujukan/Pustaka

·         Arikunto, Suharsimi. 1993.  Prosedur Penelitian, SuatuPendekatan Praktek.Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

·         Bachtiar, Harsja. 1981. Penggolongan Ilmu Pengetahuan.Depdikbud. Jakarta.

·         Dirdjosisworo, Soedjono. 1998. Pengantar Ilmu Hukum. PenerbitRajawali. Jakarta.

·         Huijbers, Theo.  1995. Filsafat Hukum. Penerbit Kanisius.Yogyakarta.

·         Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum.Penerbit Citra Aditya Bakti. Bandung.

·         Koentjaraningrat, Ed. 1983. Metode-Metode PenelitianMasyarakat. Penerbit Gramedia. Jakarta. 

Diposkan oleh Heri Herdiana di 20.33 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke PinterestLabel: Hukum

Tidak ada komentar:Poskan Komentar