1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan negara industri manufaktur dengan beragam inovasi di segala bidang. Terdapat banyak sekali perusahaan Jepang di dunia yang bergerak di bidang industri manufaktur seperti otomotif. Dari sekian banyak industri yang saham kepemilikannya dimiliki oleh Jepang, bisnis otomotif merupakan bisnis terbesar Jepang yang dari tahun ke tahun menuai keuntungan dan turut serta meningkatkan pendapatan nasional Jepang melalui kegiatan ekspornya ke luar negeri. Sedangkan di negara-negara Asia Tenggara, Jepang juga memiliki afiliasi cabang perusahaan di berbagai wilayah dan dari semua itu perusahan otomotif Jepang umumnya bergerak secara berkelompok. Industri otomotif Jepang merupakan salah satu industri yang tengah berkembang di kawasan Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Di kawasan ini, terdapat beberapa negara sebagai perakit otomotif baik kendaraan roda dua maupun roda empat seperti Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Pada tahun 2012 negara-negara tersebut mendapatkan penguasaan pasar tertinggi di kawasan Asia Tenggara dengan rincian, Thailand menguasai pasar sebesar 58%, Indonesia 25,1%, Malaysia 13,4 % serta Vietnam 1,7%. 1 1 Tita Florita Widayanti, Chapter I : Diplomasi Ekonomi Jepang Dalam Menghadapi Persaingan Industri Otomotif di Indonesia Tahun 2005-2013, Tesis, Yogyakarta: Jurusan HI, UGM, hal. 8.
31
Embed
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangeprints.umm.ac.id/40586/2/BAB I.pdf · Beberapa judul karya tulis ilmiah tersebut di atas merupakan penelitian tentang sistem keiretsu dilihat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jepang merupakan negara industri manufaktur dengan beragam inovasi di
segala bidang. Terdapat banyak sekali perusahaan Jepang di dunia yang bergerak
di bidang industri manufaktur seperti otomotif. Dari sekian banyak industri yang
saham kepemilikannya dimiliki oleh Jepang, bisnis otomotif merupakan bisnis
terbesar Jepang yang dari tahun ke tahun menuai keuntungan dan turut serta
meningkatkan pendapatan nasional Jepang melalui kegiatan ekspornya ke luar
negeri. Sedangkan di negara-negara Asia Tenggara, Jepang juga memiliki afiliasi
cabang perusahaan di berbagai wilayah dan dari semua itu perusahan otomotif
Jepang umumnya bergerak secara berkelompok.
Industri otomotif Jepang merupakan salah satu industri yang tengah
berkembang di kawasan Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Di kawasan ini,
terdapat beberapa negara sebagai perakit otomotif baik kendaraan roda dua maupun
roda empat seperti Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Pada tahun 2012
negara-negara tersebut mendapatkan penguasaan pasar tertinggi di kawasan Asia
Tenggara dengan rincian, Thailand menguasai pasar sebesar 58%, Indonesia 25,1%,
Malaysia 13,4 % serta Vietnam 1,7%.1
1 Tita Florita Widayanti, Chapter I : Diplomasi Ekonomi Jepang Dalam Menghadapi Persaingan
Industri Otomotif di Indonesia Tahun 2005-2013, Tesis, Yogyakarta: Jurusan HI, UGM, hal. 8.
2
Sejarah industri mobil di Jepang sendiri berasal dari era Taisho (1912-1926).
Setelah Perang Dunia I, sejumlah perusahaan dipandu oleh pemerintah dan tentara
kekaisaran untuk mulai memproduksi truk militer. Kemudian, perusahaan otomotif
seperti Toyota dan Nissan memulai bisnis-industri mereka. Hal tersebut pada
dasarnya merupakan langkah awal dari bisnis industri otomotif Jepang yang
kemudian tersebar secara multinasional.2
Sementara itu, sistem keiretsu baru muncul kemudian pasca PD II dengan
Mitsubishi, Mitsui, Sumitomo, Fuyo, Sanwa, dan Dai-Ichi Kangyo Bank (DKB)
sebagai penggerak bank sentral utama yang dikenal sebagai The Big Six.3 Industri
otomotif Jepang kemudian memasuki pasar regional Asia Tenggara dengan tetap
berpegang teguh pada nilai filosofi sekaligus strategi bisnis ekonomi klasik Jepang
yaitu keiretsu. 4 Dalam konteks binsis internasional Jepang di bidang otomotif,
Toyota adalah pelopor utama yang memprakarsai ide perdagangan bebas dengan
bargaining position berupa inovasi teknologi otomotif yang telah sukses
mendominasi Asia Tenggara pada kegiatan perdagangan internasional otomotif
melalui jaringan keiretsu global.
Keiretsu network adalah jaringan perusahaan yang luas dengan kompetensi
terpisah namun kepemilikan (saham) saling terkait, bekerja erat untuk menjaga
hubungan strategis yang saling menguntungkan, dan afiliasi cabangnya hingga
2 Beginning of the Japanese Automobile Industry, diakses dari
kelas) 26 ekonomi dalam bidang bisnis-industri dan perdagangan otomotif oleh
negara non-Jepang yang melakukan ekspansi bisnis perdagangan otomotif hingga
sampai ke kawasan Asia Tenggara, hingga pada titik tertentu Jepang masih
mendominasi industri pasar otomotif di Indonesia.
Proteksi pasar yang kuat inilah yang merupakan bagian dari merkantilisme
negara Jepang sebagai negara industri dan pemasok nomor satu di Asia Tenggara
dalam sektor otomotif melalui sistem berantai keiretsu. Dalam merkantilisme
terkait dengan kebijakan ekonomi proteksionis di mana kebijakan ini bertujuan
untuk melindungi industri-industri dalam negeri yang sedang tumbuh (infant
industry) dari para pesaingnya di pasar internasional.27 Menurut beberapa temuan
data disebutkan bahwa, melakukan kerjasama bilateral dalam aspek ekonomi dan
perdagangan internasional otomotif dengan Jepang jauh lebih menguntungkan bagi
Indonesia dari pada dengan negara maju lain seperti AS dan Eropa, terutama dari
segi investasi PMA.
Perkembangan bisnis-industri manufaktur otomotif asal India dan China
baru-baru ini telah menjadi kompetitor baru bagi pabrikan otomotif Jepang di
Indonesia. Oleh sebab itu kebijakan proteksionis memungkinkan pemerintah
Indonesia mencoba membendung impor otomotif terutama pada komoditi bahan
utama (seperti baja, semen dan suku cadang mobil dari India dan China).28
26 Ben Rosamond, Hegemony: Political Science, diakses dari
https://www.britannica.com/topic/hegemony, (13/06/2017, 08.13 WIB). 27 Kebijakan Perdagangan Internasional, diakses dari http://www.ekonomi-
holic.com/2012/05/kebijakan-perdagangan-internasional.html, (13/06/2017, 10.41 WIB). 28 Pankaj K. Jha, India and China in Southeast Asia: An Evolving Theatre of Competition?,
diakses dari http://www.e-ir.info/2015/12/07/india-and-china-in-southeast-asia-an-evolving-
theatre-of-competition/, (13/06/2017, 11.08 WIB).
24
Pada saat bersamaan kebijakan ekonomi-politik proteksionis dikuatkan
dengan memaksimalkan produk dalam negeri, memperluas lapangan kerja,
memelihara tradisi nasional, mengurangi ketergantungan pada beberapa komoditi
utama sehingga dapat menjaga stabilitas nasional (dengan sistem ekonomi industri
mandiri). Dengan membatasi impor dapat menguntungkan produsen lokal.29
Kebijakan proteksionis dapat diimplementasikan dalam beberapa cara
seperti tarif perpajakan (bea masuk), hambatan non-tarif/NTB meliputi kuota dan
standar produk terkait tuntutan barang impor berkualitas (aman, berlabel, standar),
dan subsidi pemerintah yaitu bantuan pemerintah terhadap bisnis industri domestik
agar dapat bersaing dengan produk impor.30
1.6 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan studi pustaka di mana sumber-
sumber berasal dari pengkajian berbagai literatur/buku dan media elektronik yang
relevan dan dapat membantu penulis dalam menganalisa permasalahan yang dikaji.
1.6.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini meliputi ‘Bisnis otomotif Jepang di kawasan
Asia Tenggara (Indonesia)’ sebagai Unit Analisa (variabel dependent), dan
‘Peranan keiretsu network (Toyota TNC)’ sebagai Unit Eksplanasi (variabel
independent).
29 Protectionism, diakses dari http://www.investopedia.com/terms/p/protectionism.asp,
(13/06/2017, 11.15 WIB). 30 Ibid.
25
1.6.2 Metode/Tipe Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode deskritif untuk menggambarkan
isu yang diteliti dengan menggunakan landasan kerangka konsep/teori yang relevan.
1.6.3 Teknik Analisis Data
Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan mengumpulkan catatan-catatan dan data-data yang ada melalui beberapa
referensi dan sumber dalam analisanya.
1.6.4 Teknik Pengumpulan Data (Heuristik)
Adapun dalam pengumpulan data pada penelitian kasus ini penulis
menggunakan dua metode sebagai berikut :
1. Studi kepustakaan (Library Research), bertujuan untuk memperoleh
pengetahuan dan data dari beberapa buku, jurnal dan literatur lainnya yang
berhubungan dengan kasus yang diteliti.
2. Internet, bertujuan untuk mencari bahan, data dan referensi yang relevan dari
beberapa penyedia layanan situs dan berita yang membahas tentang sistem
keiretsu/keiretsu network pada umumnya, dan bisnis otomotif Jepang di
kawasan Asia Tenggara khususnya.
1.6.5 Ruang Lingkup Penelitian
a. Batasan Waktu
Adapun batasan waktu dalam penelitian ini mulai dari tahun 2003 dengan
strategi inovasi dan ekspansi Toyota di kawasan Asia Tenggara (terutama di
Indonesia), hingga tahun 2016 di mana penulis berasumsi bahwa terdapat
perkembangan yang signifikan dan stabil pada rentang waktu tersebut, sebagaimana
26
beberapa sumber menjelaskan bahwa bisnis otomotif Jepang di kawasan Asia
Tenggara pada rentang waktu tersebut perkembangannya sangat signifikan dan
stabil di negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand, Indonesia, Malaysia dan
Vietnam.
Penelitian ini tetap merunut dari tahun 1950-an, ketika keiretsu muncul
sebagai pengganti dari zaibatsu pasca Perang Dunia II, dengan terjalinya hubungan
antara Jepang dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Keiretsu
memunculkan ide-ide dan inovasi baru di segala bidang terutama teknologi industri
otomotif hingga abad ke-21 ini. Industri bisnis otomotif Jepang berkembang di
kawasan Asia Tenggara dengan membuka cabang atau afiliasi perusahaan baru
sebagai penyuplai/pemasok, perakit, hingga distributor.
b. Batasan Materi
Adapun batasan materi pada penelitian ini adalah menganalisa peran serta
keterlibatan jaringan keiretsu (Toyota TNC) terhadap perkembangan bisnis-industri
otomotif Jepang di kawasan Asia Tenggara (Indonesia) pada konteks ekonomi
politik dalam bisnis internasional Jepang. Dalam kasus penelitian ini penulis
membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut.
1. Penjelasan tentang definisi dari keiretsu network , mengenal jenis-jenis keiretsu
dan apa saja dinamika yang terjadi di dalamnya pada konteks ekonomi politik
dalam dunia bisnis internasional Jepang di sektor perdagangan otomotif.
2. Penjelasan tentang awal mula bisnis otomotif di Jepang berbais keiretsu yang
kemudian berkembang hingga ke kawasan Asia Tenggara (Indonesia).
27
3. Penjelasan tentang nama-nama atau daftar perusahaan otomotif Jepang berbasis
keiretsu yang memiliki anak perusahaan, aliansi dagang, maupun afiliasi
perusahaan di Jepang dan Asia Tenggara (Indonesia).
4. Penjelasan tentang sejauh mana kontribusi Toyota TNC terhadap pendapatan
nasional Jepang dan sejauh mana Toyota TNC dapat menyokong perekonomian
domestik negara afiliasi cabangnya di kawasan Asia Tenggara (Indonesia).
1.7 Argumen Dasar
Dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi bisnis-industri
manufaktur otomotif Jepang di Kawasan Asia Tenggara, keiretsu network sebagai
salah satu instrument of power negara Jepang memainkan peran penting dalam
persaingan pasar bebas otomotif/transportasi di Indonesia. Hadirnya aktor TNC
seperti Toyota dengan power atau kemampuan berupa modal dan inovasi teknologi
yang dimiliki dapat mempengaruhi kebijakan aktor birokrat Jepang pada integrasi
B2B (Business to Business) dalam wadah kerjasama bilateral EPA (Economic
Partnership Agreement).
Bisnis-industri otomotif Jepang di kawasan Asia Tenggara tetap bertahan
hingga beberapa dekade bukan hanya karena kedekatan wilayah geografis
perdagangan, akan tetapi terdapat peranan dari jaringan keiretsu yang memiliki
struktur khusus dan kompleks, sehingga membuatnya tetap dominan dalam pentas
perdagangan bebas otomotif di Indonesia. Industri suku cadang otomotif adalah
salah satu inovasi strategi dalam bisnis internasional Jepang sebagai upaya ekspansi
dan proteksi bagi bisnis-industri manufaktur otomotifnya di Indonesia yang juga
dapat menyerap tenaga kerja baru.
28
1.8 Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan skripsi dengan judul “Peranan Keiretsu
Network Terhadap Bisnis Otomotif Jepang di Kawasan Asia Tenggara
(Analisis Kajian Toyota TNC di Indonesia ini),” penulis membaginya menjadi 5
(lima) bab utama yang meliputi pendahuluan, pembahasan, dan penutup.
Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memuat pemetaan isi atau
kerangka dari keseluruhan karya tulis ilmiah (skripsi) yang sekalligus memuat
ikhtisar skripsi per tiap bab. Pada bab-1 memuat Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian, Argumen
Dasar, dan Sistematika Penulisan.
Pada bab-2 memuat pembahasan tentang eksistensi keiretsu sebagai salah
satu instrumen negara Jepang dalam upaya ekspansi ekonomi global. Pada
pembahasan bab-2 ini, penulis pengelompokan beberapa sub-bab pokok dalam
pembahsannya, yang meliputi Industri Jepang dan Keiretsu Network, Otomotif
Jepang di Asia Tenggara, Keiretsu Network di Indonesia, Keiretsu Network dan
Birokrasi yang terbagi atas; Politik Luar Negeri Jepang Terhadap ASEAN, dan
Bingkai Ekonomi Politik dalam Bisnis Internasional Jepang. Pada akhir bab ini
memuat pembahasan tentang Ekspansi dan Kontribusi Toyota Keiretsu.
Memasuki pembahasan bab-3 memuat tentang Peranan Keiretsu Network
Terhadap Bisnis Otomotif di Indonesia, Strategi Kerjasama Permodalan Keiretsu
di Indonesia, Sokongan Japan International Cooperation Agency (JICA) dan
Offical Development Assistance (ODA), serta Hengkangnya Ford di Indonesia 2016
terkait pentingnya membangun industri suku cadang sebagai bentuk upaya investasi.
29
Selanjutnya, pada bab-4 akan membahas secara khusus terkait dengan
campuran kebijakan perdagangan bebas yang kompleks dengan kebijakan
proteksionis sebagaimana terlihat dalam kondisi era globalisasi abad-21. Dalam bab
ini akan membahas tentang Globalisme dan Proteksionisme Bisnis-Industri
Otomotif Indonesia, yang memuat beberapa sub bab; Pengaruh Globalisasi dan
Dominasi Otomotif Jepang di ASEAN, Mitra Komprehensif Jepang – Indonesia
yang terbagi atas Peran JI-EPA (Japan-Indonesia Economic Partnership
Agreement), Kartel Roda Dua Antara Honda dan Yamaha Motors, dan Kesepakatan
Bilateral Pembangunan Pelabuhan Patimbang, Subang. Sub bab terakhir akan
memuat Evaluasi Efektivitas Kemitraan Strategis Keiretsu Jepang - ASEAN 5.
Sedangkan pada bab-5 berisi penutup yang memuat kesimpulan dan saran
bagi penulis selanjutnya. Dalam bentuk tabel, maka sistematika penulisan karya
tulis ilmiah (skripsi) ini dikelompokan sebagai berikut.
30
Tabel 1.2
Sistematika Penulisan
BAB I Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat