Top Banner
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan (Syamsuddin, 1986:2). Bahasa merupakan alat yang dipakai untuk memengaruhi dan bahasa sebagai tanda yang jelas dari kepribadian yang baik dan buruk. Bahasa yang benar digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia itu meliputi kaidah ejaan, pembentukan kata, penyusunan kalimat, dan penataan penalaran. Selain bahasa yang baik, ada pula bahasa yang buruk dengan pola sistematis kaidahnya kurang ditata baik sehingga struktur kalimat tertata tidak beraturan dan dalam pengucapan baik dalam penulisan. Pada hakikatnya pengucapan bahasa antarpenutur mampu disampaikan melalui ekspresi bahasa lisan. Wacana percakapan adalah interaksi lisan bersemuka antara dua partisipan atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu (Jumadi, 2005:35). Bahasa lisan lebih dinamis daripada bahasa tulis (www.google/...Ragam Bahasa,/27,10,2011). Sebagai alat komunikasi, bahasa digunakan untuk mengomunikasikan pikiran dan perasaan yang dapat berupa pikiran dan perasaan yang baik dan dapat pula sebaliknya. Dalam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat
27

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

Mar 08, 2019

Download

Documents

trankiet
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa sebagai alat dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan,

keinginan dan perbuatan (Syamsuddin, 1986:2). Bahasa merupakan alat yang dipakai

untuk memengaruhi dan bahasa sebagai tanda yang jelas dari kepribadian yang baik

dan buruk. Bahasa yang benar digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa

Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia itu meliputi kaidah ejaan,

pembentukan kata, penyusunan kalimat, dan penataan penalaran. Selain bahasa yang

baik, ada pula bahasa yang buruk dengan pola sistematis kaidahnya kurang ditata baik

sehingga struktur kalimat tertata tidak beraturan dan dalam pengucapan baik dalam

penulisan.

Pada hakikatnya pengucapan bahasa antarpenutur mampu disampaikan

melalui ekspresi bahasa lisan. Wacana percakapan adalah interaksi lisan bersemuka

antara dua partisipan atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu (Jumadi, 2005:35).

Bahasa lisan lebih dinamis daripada bahasa tulis (www.google/...Ragam

Bahasa,/27,10,2011). Sebagai alat komunikasi, bahasa digunakan untuk

mengomunikasikan pikiran dan perasaan yang dapat berupa pikiran dan perasaan

yang baik dan dapat pula sebaliknya. Dalam bahasa lisan ini, pembicara dapat

memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

2

untuk mengungkapkan ide. Dalam ilmu komunikasi, yang dimaksud dengan

komunikasi verbal dalam pernyataan emosi tidak hanya lisan tetapi meliputi

komunikasi nonverbal. Dengan kata lain, komunikasi verbal merupakan proses

penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan

bahasa secara lisan. Melalui komunikasi lisan penutur tentu berharap apa yang

disampaikan dapat dipahami secara tepat oleh sesama, sedangkan komunikasi

nonverbal merupakan bahasa tubuh manusia yang berperan untuk menyampaikan

sesuatu dalam bentuk isyarat, seperti ekspresi muka yang marah dan mata yang

melotot.

Sikap bahasa siswa SMP saat ini yang sering muncul ketika salah satu di

antara siswa tersebut mengekspresikan posisi mental atau perasaan terhadap bahasa

sendiri atau bahasa orang lain. Artinya, bahasa Indonesia kata sikap dapat mengacu

pada bentuk tubuh, posisi berdiri yang tegak, prilaku atau gerak-gerik, dan perbuatan

atau tindakan yang dilakukan berdasarkan pandangan, yaitu pandangan pendirian,

keyakinan, atau pendapat sebagai reaksi atas adanya suatu hal atau kejadian. Sikap

bahasa adalah posisi mental atau perasaan terhadap bahasa sendiri atau bahasa orang

lain (Kridalaksana, 2001:197).

Sikap bahasa dapat diselidiki dengan mengetahui kapasitas nilai keseharian

siswa dan nilai akhir siswa yaitu rendah, sedang dan tinggi. Penulis mengangkat

penyelidikan ini untuk memudahkan dan lebih tepat menentukan siswa yang akan

dijadikan objek penelitian yang lebih akurat. Pernyataan emosi siswa berbahasa

dapat dikaji dengan mengetahui kapasitas nilai keseharian siswa dan nilai rapor akhir

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

3

siswa, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Penulis mengangkat objek ini untuk

memudahkan dan menentukan siswa yang lebih akurat. Siswa SMP remaja yang

sering atau tergantung dengan situasi dapat menyatakan suatu pernyataan emosi

karena faktor keadaan tidak sengaja atau disengaja dan tuntutan lingkungan, artinya

ketika pembicara (decoding) sebagai pembicara pertama yang membuka dialog tanpa

sengaja mengatakan kata atau kalimat yang kurang baik didengar dan melukai

perasaan pendengar (deconding) adalah penerima yang mengalami ketersinggungan.

Dalam keadaan tersebut, komunikasi verbal berubah menjadi tidak seimbang dengan

perasaan tenang biasanya sehingga penyiar dan penerima mengalami gangguan

emosional secara tidak langsung melukai perasaan masing-masing. Di samping itu,

output adalah satuan lingual yang diproduksi oleh pembicara dan input adalah satuan

lingual yang diterima oleh pendengaran (Dharmowijono dan Suparwa, 2009:30-32).

Perasaan yang dimiliki siswa SMP sangat berbeda dengan yang lain, hal itu

dapat dikaji melalui suatu proses berbahasa, tingkah laku dan karakter-karakter.

Tindakan ekspresi yang sering dijumpai berupa perasaan gembira, rasa sayang,

tertawa, tetapi terkadang perasaan gembira dapat berubah menjadi marah, jengkel,

benci, dendam dan seterusnya, perasaan-perasaan seperti ini disebut sebagai emosi

(Albin, 1986:19). Secara umum pernyataan emosi siswa SMP berbeda-beda.

Kemarahan setiap orang tidak bisa ditebak secara pasti karena gejala yang

diperlihatkan kadang kala tidak sesuai dengan kenyataannya. Misalnya, siswa yang

jengkel belum tentu dia emosi begitu pula siswa yang marah terkadang bisa saja

tenang bahkan malah tertawa. Hartley (1982:16 dalam Pateda, 1986:1) mengatakan

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

4

bahwa psikolinguistik membahas hubungan bahasa dengan otak dalam memores dan

menghasilkan ujaran-ujaran dan dalam akusisi bahasa. Ini membuktikan bahwa setiap

pikiran dalam ujaran akusisi bahasa di otak berbeda bentuk pengungkapannya.

Siswa yang ditentukan dengan nilai rapor rendah, sedang, dan tinggi bukanlah

suatu hal baru yang patut untuk disalahartikan. Pada tingkat perbedaan, besar

kemungkinan sikap dan prilaku anak-anak siswa yang telah dibagi tersebut berbeda

dalam tingkah laku mereka yang dirunut dari pernyataan emosi berbahasa Indonesia

siswa SMP tersebut.

Pernyataan emosi berbahasa Indonesia pada siswa SMP dapat berbentuk kata,

frasa, klausa dan kalimat, baik kalimat yang berfungsi menggenerasikan struktur

batin yang mempresentasikan makna kalimat. Hasil penerapan struktur batin tersebut

bisa dikenai aturan transformasi untuk mengubahnya menjadi struktur lahir. Keluaran

dari komponen sintaktik tanpa transformasi disebut struktur batin, sedangkan

keluaran setelah transformasi dinamakan struktur lahir. Komponen sintaksis

mempunyai dua bagian utama, yaitu kaidah dasar dan kaidah transformasi. Kaidah

dasar berisi sejumlah kaidah pola kalimat (struktur frasa) dan leksikon yang berfungsi

sebagai daya generatif untuk menciptakan kalimat dalam struktur batinnya. Struktur

batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat struktur lahir.

Sebagai contoh, I Wayan Budi Darmawan adalah siswa SMP Dharma

Wiweka. Sosok Budi pendiam dan tidak banyak bergaul dengan teman-temannya.

Terkadang ketika mata pelajaran Matematika, Budi mulai merasa marah pada dirinya

yang kurang pintar. Emosi yang timbul dalam dirinya adalah bersikap tenang, tetapi

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

5

dalam pikiran dan perasaannya emosi karena dirinya kurang pintar di antara teman-

teman lain. Ungkapan kalimat yang diungkapkan sebagai berikut.

Bu Murni mudah-mudahan tidak bersekolah untuk mengajar hari ini.

Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai contoh kalimat di atas dalam

bentuk kalimat harapan dengan kata mudah-mudahan. Kajian ini membentuk

komponen semantik pemberian linguistik yang memberikan penjelasan mengenai

kemampuan berbicara siswa untuk menentukan arti kalimat yang diucapkan dalam

bentuk pernyataan harapan. Selain membentuk komponen semantik membahas arti

dan atau makna (Verhaar, J.W.W, 2010:67). Bisa saja kalimat yang diungkapkan I

Wayan Budi Darmawan hanya sedikit dalam satu pernyataan emosi, tetapi dalam hati

penutur atau sebut saja Satria Wibawa lebih mengeskpresikan atau meluapkan semua

dialog kata-kata.

Contohnya:

1) Bangsat

2) Brengsek

3) Aduh !

4) Males

Kata yang diungkapkan oleh I Wayan Budi Darmawan dalam satu pernyataan

emosi pada penutur ke petutur atau hanya mengekspresikan pada dirinya lewat

ungkapan semua amarah dalam bentuk dialog disebut Parsprototo merupakan majas

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

6

yang menyebutkan sebagian atau salah satu bagian untuk menyatakan hal atau benda

secara keseluruhan (KBBI, 1997: 402). Ungkapan emosi seseorang yang tidak bisa

diluapkan dengan kalimat, tetapi hanya dengan satu kata. Pada ungkapan tersebut

sering digunakan oleh siswa ketika guru mengajukan pertanyaan kepada siswa

terkadang siswa tersebut tidak bersuara, tetapi ekspresi wajah dan bahasa dalam hati

lebih terlihat.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel pada SMP Dharma Wiweka

berdasarkan nilai rata-rata, nilai ulangan murni cawu dua kelas VIII tahun ajaran

2013/2014. Dalam kaitan pentingnya pernyataan emosi pada diri siswa sebagai salah

satu faktor penting untuk lebih mengetahui emosi siswa tersebut dengan menentukan

nilai rapor.

Penelitian ini mengenai “Pernyataan Emosi Berbahasa Indonesia Siswa SMP

Dharma Wiweka Denpasar: Kajian Psikolinguistik” belum ada yang meneliti

mengenai ungkapan emosi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian ini. Siswa yang diteliti tidak semua tetapi siswa yang ditentukan sesuai

kebutuhan. Analisis dilakukan pada ungkapan dialog spontanitas yang terjadi di

ruang kelas atau di luar kelas, karena pada siswa SMP memiliki emosi yang belum

stabil Penelitian ini ditekankan pada dialog dalam bentuk kalimat dan kata.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

7

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, rumusan masalah yang

diteliti adalah sebagai berikut.

1) Situasi psikolinguistik apa sajakah yang menyertai pernyataan emosi pada

siswa?

2) Ungkapan verbal apa saja yang merupakan penyebab emosi pada siswa

dengan kajian struktur batin dan truktur lahir?

3) Faktor-faktor nonverbal apa sajahkah yang menunjukkan ungkapan emosi

siswa?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian akan dirumuskan menjadi dua, yakni tujuan secara umum

dan secara khusus. Kedua tujuan itu diuraikan seperti berikut.

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memberikan sumbangan pada

linguistik dan lebih dikembangkan oleh mahasiswa Universitas Udayana dengan

matakuliah Psikolinguistik guna mengupas habis situasi emosi dan faktor yang

terjadi. Selain itu, dapat mengapresiasikan pedoman karya penelitian bagi guru yang

ingin mengetahui perkembangan-perkembangan prilaku dalam pernyataan emosi

berbahasa Indonesia siswa khususnya di sekolah SMP Dharma Wiweka Denpasar.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

8

1.3.2 Tujuan Khusus

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, secara khusus tujuan

penelitian ini dapat disajikan sebagai berikut.

1) Untuk mengetahui situasi psikolinguistik yang menyertai pernyataan emosi

pada siswa.

2) Untuk mengetahui ungkapan verbal yang merupakan penyebab emosi pada

siswa dengan kajian struktur batin dan struktur lahir.

3) Untuk megetahui faktor-faktor nonverbal yang menunjukkan ungkapan emosi

siswa.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat teoretis dan manfaat

praktis. Kedua manfaat tersebut bisa dipaparkan sebagai berikut.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Secara teoretis, hasil penelitian yang dilakukan ini dapat bermanfaat untuk

memperkaya kajian keilmuan Psikolinguistik. Penelitian ini menerapkan teori

linguistik sebagai manfaat dari teori psikolinguistik yang telah dipelajari. Hal ini

diharapkan akan menunjang pengembangan penelitian pada masa mendatang dalam

bidang kajian sintaksis khususnya mengenai pernyataan emosi berbahasa Indonesia

siswa SMP pada saat situasi emosi.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

9

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk memberikan masukan kepada

mahasiswa Universitas Udayana, bahwa dengan mempelajari ilmu psikolinguistik

akan memperkaya pengetahuan di bidang bahasa dan bidang kejiwaan sehingga

memperpadukan kedua ilmu tersebut sebagai data yang berkorespondensi.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan ini hanya terbatas pada pernyataan emosi

berbahasa Indonesia siswa SMP, dalam ungkapan ekspresi emosi berbahasa

nonverbal dan verbal dengan ungkapan berbicara, tingkah laku, baik di kelas maupun

di luar kelas serta dialog yang dikaji berupa bentuk kalimat yang diungkapkan oleh

akusisi bahasa. Fokus penelitian dikhususkan pada siswa kelas VIII SMP Dharma

Wiweka tahun ajaran 2013/2014.

1.6 Kajian Pustaka

Penelitian tentang analisis psikolinguistik keemosian siswa berbahasa

Indonesia di SMP Dharma Wiweka Denpasar sampai pada saat ini belum pernah

dilakukan. Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini, berdasarkan

tinjauan maka ada sejumlah sumber yang relevan untuk dikaji.

Pertama, Darma Laksana (2003) melakukan penelitian dalam disertasinya

berjudul “Tabu dalam Bahasa Bali”, Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian

itu berasal dari pandangan Douglas, penggolongan sumpah serapah dari Montagu.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

10

Data yang dianalisis dalam penelitian itu adalah data bahasa Bali “Lumrah”, yaitu

Bahasa Bali sebagaimana yang digunakan oleh orang Bali sehari-hari. Temuan dalam

kajian itu ada beberapa hal yaitu Darma Laksana menyatakan bahwa orang Bali

mewujudkan prilaku verbalnya atas tabu dalam kebudayaannya dengan menggunakan

metafora dan metonimia (bahasa majas), teknonim serta penggunaan sumpah serapah.

Lebih lanjut, Darma Laksana menyatakan bahwa dalam masyarakat Bali, variabel

yang dominan mempengaruhi adalah perbedaan jenis kelamin dan asal kabupaten.

Hal tersebut sehubungan tentang penelitian ini. Kajian itu, memiliki kontribusi dalam

hal mengetahui bagaimana bentuk, makna, fungsi, pelanggaran dan sanksi tabu dalam

bahasa Bali sehingga dapat dijadikan pembanding dalam penelitian ini.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Nengah Suandi (2007) dengan

disertasinya berjudul “Tindakan Komunikasi Verbal dan Nonverbal Masyarakat

Pedesaan Bali”, dalam rangka mewujudkan komunikasi yang efektif di lingkungan

masyarakat bilingual sekaligus yang situasinya diglosik seperti dalam masyarakat

pedesaan di Bali yang hingga kini masih mengenal adanya sistem “Wangsa”.

Keharusan memilih dan memilah bahasa dan ragam bahasa terutama yang berkaitan

dengan “sor singgih basa” tampaknya tidak dapat dihindarkan dengan tindakan

berkomunikasi antarsesama masyarakat pedesaan Bali dan masyarakat lainnya.

Nengah suandi mengungkapkan bahwa tindak komunikasi dapat dibedakan

atas dua macam, yaitu tindakan komunikasi verbal dalam penelitian ini adalah

tindakan seseorang dalam berkomunikasi yang berupa ucapan atau kata-kata,

sedangkan tindakan komunikasi nonverbal adalah tindakan seseorang dalam

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

11

berkomunikasi bukan berupa ucapan tetapi gerakan anggota badan seperti gerakan

kepala, gerakan tangan, atau kombinasi satu dengan yang lain. Lebih lanjut, Nengah

Suandi mengkaji dalam kajiannya bahwa tindakan komunikasi masyarakat pedesaan

Bali dalam memilah dan memilih ragam bahasa masih ada yang mengira bahwa

penggunaan dua bahasa dapat berpenggaruh negatif adapula yang mengira positif

penggunaan bahasa tersebut tergantung pada siapa yang membawakannya dalam

bentuk tindakan komunikasi verbal dan nonverbal.

Ketiga, Dianita (2006) melakukan penelitian dengan disertasi berjudul

“Makian dalam Bahasa Madura”. Dianita mengkaji bahwa makian merupakan salah

satu tuturan spontan dalam setiap masyarakat tutur seperti juga dalam masyarakat

tutur. Secara psikologis, emosi merupakan stimulus makian yang melahirkan makian

sebagai responnya. Makian dalam bahasa Madura bersumber dari beberapa referensi

seperti bagian tubuh manusia, binatang, makhluk halus, kekurangan mental, sesuatu

yang buruk, seks, dan fisik seseorang.

Keempat, Simpen (2011) dalam orasi ilmiahnya berjudul “Fungsi Bahasa dan

Kekerasan Verbal dalam Masyarakat”, memaparkan bahwa kekerasan verbal masih

saja terjadi di masyarakat yaitu, kekerasan verbal di rumah, sekolah atau kampus, dan

di tempat kerja. Simpen menyatakan bahwa kekerasan verbal bersumber dari gender,

usia, serta kekayaan, atau kepintaran.

Kelima, penelitian Rajeg (2013) berjudul “Metafora Bahasa Indonesia”.

Penelitian ini berfokus pada metafora emosi bahasa Indonesia, metafora yang dikaji

oleh Rajeg merupakan fenomena yang menarik dan dapat ditemukan dalam

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

12

kehidupan sehari-hari. Metafora konseptual yang khas emosi dalam bahasa Indonesia

ialah kontrol objek bergerak dengan ungkapan verbal dan kekuatan alam untuk emosi

amarah, lanjut Rajeg menyatakan metafora linguistik sebagai fenomena bahasa dan

metafora konseptual sebagai fenomena pikiran yang difokuskan pada metafora emosi

dalam bahasa Indonesia.

Keenam, Sabilah (2014) dalam makalah seminar nasional bahasa ibu berjudul

“Struktur dan Peran Verbal Emosi Bahasa Jawa Timur melalui Teori Natural

Semantics” memaparkan bahwa verba emosi Bahasa Jawa Timur tergolong

klasifikasi verba keadaan yang penerapan makna aslinya direpresentasikan oleh

leksikon rasa „merasakan‟. Dimensi baru pada verba keadaan verbal emosi bahasa

jawa timur sering muncul berupa pemetaan eksponen dan eksplikasi berbentuk

parafrasa terhadap leksikon verba keadaan. Variasi makna polisemi takkomposisi

banyak ditemukan karena Bahasa Jawa memiliki tingkatan bahasa yang disebut

dengan undhak-undhuk yaitu Jawa Krama Inggil, Madya dan Ngoko.

Baik Darma Laksana, Nengah Suandi, Dianita, Simpen, Made Rajeg maupun

Sabilah, penelitiannya mencangkup masyarakat pada umumnya. Artinya, penelitian

terhadap pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa SMP Dharma Wiweka belum

dilakukan secara khusus. Yang membedakan penelitian yang dilakukan ini dengan

penelitian sebelumnya adalah sasaran objek kajiannya. Objek kajian pada penelitian

yang dilakukan ini adalah kekerasan verbal yang terjadi dalam berbahasa Indonesia di

Kota Denpasar. Lebih khusus lagi adalah siswa SMP. sebaliknya, pada penelitian

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

13

sebelumnya adalah masyarakat Bali, masyarakat Madura, dan masyarakat Jawa

Timur.

1.7 Konsep Penelitian

Konsep-konsep yang dijelaskan dalam penelitian ini pengertian linguistik,

psikolinguistik, proses kognitif, emosi, dan fungsi bahasa.

a) Linguistik

Linguistik adalah ilmu bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai

objek kajiannya (Chaer, 2002:3). Linguistik sangat luas kajiannya. Oleh karena itu,

linguistik memiliki berbagai cabang linguistik. Pertama, menurut objek kajiannya

dibagi menjadi dua, yaitu linguistik mikro yang mengkaji struktur internal bahasa itu

sendiri, sedangkan linguistik makro adalah linguistik yang bidang kajiannya adalah

faktor di luar bahasa. Kedua, menurut kajiannya ada dua yaitu linguistik teoritis dan

linguistik terapan. Ketiga, ada dua yaitu linguistik sejarah dan sejarah linguistik.

Dalam kaitannya dengan psikologi, linguistik lazim diartikan sebagai ilmu yang

mencoba mempelajari hakikat bahasa, struktur bahasa, bagaimana bahasa itu

diperoleh, bagaimana bahasa itu bekerja, dan bagaiman bahasa itu berkembang.

Dalam konsep ini tampak bahwa yang namanya psikolinguistik dianggap sebagai

cabang dari lingusitik, sedangkan linguistik itu sendiri dianggap sebagai cabang dari

psikologi (Chaer, 2002:5).

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

14

b) Psikolinguistik

Psikolinguistik adalah ilmu hibrida yakni, ilmu yang merupakan gabungan

antara dua ilmu psikologi dan lingustik (Dardjowidjojo, 2012:2). Psikolinguistik

bermula dari adanya ketertarikan pakar linguistik pada bidang psikologi dan adanya

pakar psikologi yang berkecimpung dalam linguistik. Kemudian berlanjut dengan

adanya kerja sama antara pakar linguistik dan pakar psikologi, dan kemudian muncul

pakar-pakar psikolinguistik sebagai disiplin ilmu.

Psikolinguistik merupakan sebuah disiplin ilmu yang berada di antara

psikologi dan linguistik atau kebahasaan. Dengan kata lain, psikolinguistik

merupakan disiplin ilmu yang bertujuan mencari satu teori bahasa yang secara

linguistik bisa diterima dan secara psikologi dapat menerangkan hakikat bahasa dan

pemerolehannya. Lado (dalam file.upi.edu/…Psikolinguistik/, 2013) mendefinisikan

psikolinguistik sebagai pendekatan gabungan melalui psikologi dan linguistik bagi

telaah atau studi pengetahuan bahasa, bahasa dalam pemakaian, perubahan bahasa,

dan hal-hal yang berkaitan dengan itu, yang tidak mudah dicapai atau didekati

melalui salah satu dari kedua ilmu tersebut secara terpisah atau sendiri-sendiri.

Objek psikolinguistik adalah bahasa, gejala jiwa, dan hubungan di antara

keduanya. Bahasa yang berproses dalam jiwa manusia yang tercermin dalam gejala

jiwa. Bahasa dilihat dari aspek psikologis, yakni proses bahasa yang terjadi pada

otak, baik pada otak pembicara maupun otak pendengar. Psikolinguistik mencoba

menguraikan proses-proses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

15

kalimat- kalimat yang didengarkannya pada waktu berkomunikasi dan bagaimana

kemampuan berbahasa itu diperoleh oleh manusia.

Secara teoritis tujuan utama psikolinguistik adalah mencari satu teori bahasa

yang secara linguistik bisa diterima dan secara psikologi dapat menerangkan hakikat

bahasa dan pemerolehannya. Dengan kata lain psikolinguistik mencoba menerangkan

hakikat struktur bahasa dan bagaimana struktur itu diperoleh, digunakan pada waktu

bertutur dan pada waktu memahami kalimat-kalimat itu.

Dikaitkan dengan komunikasi, psikolinguistik memusatkan perhatian pada

modifikasi pesan selama berlangsungnya komunikasi dalam hubungan dengan ujaran

dan penerimaan atau pemahaman ujaran dalam situasi tertentu. Berdasarkan batasan-

batasan yang disebutkan di atas, terdapat pandangan sebagai berikut. Psikolinguistik

membahas hubungan bahasa dengan otak. Psikolinguistik berhubungan langsung

dengan proses dan menafsirkan kode. Psikolinguistik sebagai pendekatan,

psikolinguistik menelaah pengetahuan bahasa, pemakaian bahasa. Perubahan bahasa,

dan psikolinguistik membicarakan proses yang terjadi pada pembicara dan pendengar

dalam kaitannya dengan bahasa.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa objek psikolinguistik adalah

bahasa juga, tetapi bahasa yang berproses dalam jiwa manusia yang tercermin dengan

gejala jiwa. Dengan kata lain, bahasa yang dilihat dari aspek-aspek psikologi. Orang

yang sedang emosi akan lain perwujudan bahasa yang digunakan dengan orang yang

sedang bergembira. Titik berat psikolinguistik adalah bahasa, dan bukan gejala jiwa.

Itu sebabnya, dalam batasan-batasan psikolinguistik selalu ditonjolkan proses bahasa

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

16

yang terjadi pada otak, baik proses yang terjadi di otak pembicara maupun proses

yang terjadi di otak pendengar.

c) Kognitif

Menurut Kurt Lewin (dalam Soemanto, 2012:129), kognitif merupakan

tingkah laku hasil interaksi antarkekuatan-kekuatan, baik yang dari luar diri individu,

tujuan, kebutuhan, tekanan kejiwaan maupun dari luar individu seperti tantangan dan

permasalahan. Kognitif melibatkan siswa dalam situasi belajar secara langsung dan

memperoleh pemecahan masalah dalam proses belajar mengajar di ruang kelas

berupa tingkah laku siswa dengan pernyataan emosi berbahasa Indonesia dengan

berbagai situasi pada setiap siswa yang dibagi berdasarkan nilai rendah, sedang dan

tinggi, artinya untuk menentukan siswa emosi harus ditinjau dari segi nilai

keseharian dan nilai rapot barulah siswa tersebut ditetapkan sebagai siswa emosi.

Istilah yang perlu dimengerti juga adalah kognisi. Kognisi adalah istilah yang

mencakup segenap model pemahaman, yakni persepsi, imajinasi, penangkapan

makna, penilaian, dan penalaran. Kognisi adalah konsep umum yang mencakup

semua bentuk mengenal, termasuk di dalamnya mengamati, melihat, memperhatikan,

memberikan, menyangka, membayangkan, memperkirakan, menduga, dan menilai.

Karena itu, pendidikan tidak cukup dengan sekedar mengejar masalah kecerdasan

emosionalnya saja. Berbagai potensi anak didik atau subyek belajar lainnya juga

harus mendapatkan perhatian yang proporsional agar berkembang secara optimal.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

17

Oleh karena, itu aspek rasa atau emosi maupun keterampilan fisik juga perlu

mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang.

d) Emosi

Emosi adalah perasaan yang dialami muncul dalam diri dengan berbagai nama

seperti sedih, gembira, kecewa, semngat, marah, benci, dan cinta (Albin, 1986:11).

Mencapai kematangan emosional merupakan tugas perkembangan yang sangat sulit

bagi remaja. Proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial emosional

lingkungannya, terutama lingkungan keluarga dan kelompok teman sebaya. Apabila

lingkungan tersebut kondusif, dalam arti kondisinya diwarnai oleh hubungan yang

harmonis, saling mempercayai, saling menghargai, dan penuh tanggung jawab,

remaja cenderung dapat mencapai kematangan emosionalnya. Sebaliknya, apabila

kurang dipersiapkan untuk memahami peran-perannya dan kurang mendapatkan

perhatian dan kasih sayang dari orang tua atau pengakuan dari teman sebaya, mereka

cenderung akan mengalami kecerdasan emosional, perasaan tertekan. Kehidupan

sosial pada jenjang siswa ditandai dengan menonjolnya fungsi kecerdasan dan

emosional.

Emosi merupakan luapan perasaan yang berkembang sebagai reaksi

psikologis-fisiologis dan surut dalam waktu singkat. Emosi bersifat subjektif, emosi

ada yang bersifat positif dan ada yang negatif. Para psikolog mengkaji emosi dengan

memberi perhatian yang sesuai dengan urgensinya dalam kehidupan manusia. Emosi

punya pengaruh terhadap kesehatan mental dan fisik manusia, serta pengaruh

terhadap perilaku pribadi dan sosial. Emosi dengan pengertian ini, berpengaruh

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

18

terhadap segala aspek kepribadian individu, luar dan dalam. Emosi dirasakan secara

psiko-fisik karena terkait langsung dengan jiwa dan fisik.

e) Fungsi Bahasa

Fungsi bahasa adalah alat interaksi sosial, dalam arti alat untuk

menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan (Chaer, 2002:33). Dalam

kajian psikolinguistik, para ahli linguistik menemukan bahwa bahasa itu bukan hanya

memengaruhi pikiran melainkan juga berfungsi meningkatkan pikiran. Fungsi

demikian itu dapat dirasakan oleh siapa saja yang belajar melalui jasa bahasa, lisan

atau tertulis. Wardhaugh mengatakan bahwa fungsi bahasa adalah alat komunikasi

manusia, baik lisan maupun tulisan. Namun, fungsi ini sudah mencangkup lima

fungsi dasar yang menurut Kinneavy yang diambil salah satunya disebut fungsi

ekspresi. (Michel, 1967:51 dalam Chaer, 2002:33).

Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi sosial. Ini adalah dasar atau hakikat

bahasa sejak kelahirannya. Sebagai alat komunikasi, bahasa dipakai untuk

berinteraksi antarwarga masyarakat bahasa itu. Karena bahasa digunakan manusia

dalam segala tindak kehidupan, sedangkan perilaku dalam kehidupan itu sangat luas

dan beragam, fungsi-fungsi bahasa itu bisa menjadi sangat banyak sesuai dengan

banyaknya tindak dan perilaku serta keperluan manusia dalam kehidupan.

1.8 Landasan Teori

Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan atas beberapa

acuan teori yang relevan dengan masalah yang dibahas. Masalah yang dibahas

berkaitan dengan dua bidang kajian ilmu, yaitu linguistik dan psikolinguistik. Adapun

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

19

teori yang digunakan adalah teori belajar bahasa, teori sampling, teori transformasi

generatif, teori peristiwa tutur, dan teori kecerdasan emosional. Teori-teori tersebut

dijelaskan sebagai berikut.

a) Teori Belajar Bahasa

J.B Watson merupakan sarjana pertama di Amerika Serikat yang

mengungkapkan teori belajar bahasa. Teori Watson ini yang dipakai membahasa

masalah pada nomor satu dan dua dalam penelitian ini. Watson berpendapat bahwa

belajar merupakan proses terjadi refleks atau respon bersyarat melalui stimulus

pengganti. Manusia dilahirkan dengan beberapa refleks dan reaksi emosional berupa

takut, cinta, marah (Soemanto, 2012:125). Semua tingkah laku lainnya terbentuk oleh

hubungan stimulus respon baru melalui conditioning. Belajar dalam teori

behaviorisme ini selanjutnya dikatakan sebagai hubungan langsung antara stimulus

yang datang dari luar dan respons yang ditampilkan oleh individu. Respons tertentu

akan muncul dari individu, jika diberi stimulus dari luar.

Teori belajar bahasa, yaitu pengaruh lingkungan (pendidikan, belajar,

pengalaman) dalam perkembangan individu. Watson berpendapat bahwa reaksi-

reaksi kodrati yang dibawa sejak lahir itu sedikit sekali. Kebiasaan itu terbentuk

dalam perkembangan karena latihan dan belajar. Watson mengadakan eksperimen

tentang perasaan takut pada anak menggunakan tikus atau kelinci. Dari hasil

percobaannya dapat ditarik kesimpulan bahwa perasaan takut pada anak dapat diubah

dan dilatih. Anak mulanya tidak takut pada kelinci dibuat menjadi takut kepada

kelinci. Kemudian anak itu dilatih pula untuk tidak takut lagi terhadap kelinci.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

20

b) Teori Sampling

Penelitian ini menggunakan teori sampling untuk membahas masalah pada

nomor satu. oleh Godfrey H. Thomson pada tahun 1916, 1948 mengajukan sebuah

teorinya yang disebut teori sampling (Soemanto, 2012:146). Menurut teori ini,

intelegensi merupakan berbagai bidang pengalaman itu terkuasai oleh pikiran

manusia tetapi tidak semuanya sebagai gambaran, misalnya saja dunia nyata terdapat

kemampuan atau bidang-bidang pengalaman setiap kelas yang diambil A, B, C, D, E,

F, G, H, I. kecerdasan emosional bergerak dengan sampel artinya yang diteliti hanya

kelas E, F, G, H, I.

c) Teori Transformasi Generatif

Penelitian ini menggunakan teori generatif yang membahas masalah pada

nomor dua dan nomor tiga mengenai hubungan bahasa dan pikiran. Noam Chomsky,

sarjana linguistik Amerika mengajukan kembali teori klasik yang disebut hipotesis

nurani (Chomsky, 1957, 1965, 1968 buku Darmowijono, 2009:12-14). Sebenarnya

teori ini tidak secara langsung membicarakan hubungan bahasa dengan pemikiran,

tetapi dapat menarik kesimpulan mengenai hal itu karena Chomsky sendiri

menegaskan bahwa pengkajian bahasa membukakan perspektif yang baik dalam

pengkajian proses mental (pemikiran) manusia. Hipotesis nurani mengatakan bahwa

struktur bahasa dalam adalah nurani. Artinya, rumus -rumus itu dibawa sejak lahir.

Pada waktu seorang anak-anak mulai mempelajari bahasa ibu, dia telah dilengkapi

sejak lahir dengan satu peralatan konsep dengan struktur bahasa dalam yang bersifat

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

21

universal.

Chomsky yang sejalan dengan pandangan rasionalis, bahasa-bahasa yang ada

di dunia adalah sama karena didasari oleh satu sistem yang universal hanyalah pada

tingkat dalamnya saja yang disebut struktur-dalam, pada tingkat luar atau struktur

luar bahasa-bahasa itu berbeda-beda. Chomsky berpendapat bahwa struktur-struktur

dalam bahasa adalah sama. Struktur dalam setiap bahasa bersifat otonom ada

hubungannya dengan sistem kognisi (pemikiran) pada umumnya termasuk

kecerdasan.

Menurut Chomsky, suatu teori linguistik yang memiliki kekuatan menjelaskan

harus mampu mengadakan evaluasi tata bahasa mana yang harus dipilih berdasarkan

kecocokkannya dengan data primer. Dalam model 1965 untaian akhir disebut sebagai

“Struktur Batin” dimana leksikalnya belum tersusun. Perbedaan antara kalimat inti

dan kalimat turunan, subkomponen dasar memberikan output struktur batin bagi

setiap kalimat bersifat unik dan menunjukkan penandaan yang menunjukkan jenis

kalimat serta jenis transformasi yang dituntut.. Korpus ujaran itu dapat diartikan

kesimpulan-kesimpulan umum atau kaidah umum tata bahasa yang dapat digunakan

untuk memprediksikan semua ujaran kalimat yang dapat dihasilkan oleh seorang

penutur asli bahasa itu. Generatif Transformasi dikemukakan oleh Noam Choamsky.

Dalam bukunya yang berjudul Syntactic Structure diutarakan bahwa bahasa berkaitan

dengan aktivitas mental yang sehubungan juga dengan probilitas dan bukan

berhadapan dengan data kajian yang tertutup dan selesai sehingga dapat dianalisis dan

didekskripsikan secara pasti.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

22

d) Teori Peristiwa Tutur

Proses komunikasi menimbulkan peristiwa tutur dan tindak tutur dalam satu

situasi tutur. Teori ini digunakan untuk membahas masalah nomor satu. Peristiwa

tutur adalah terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk

ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur, dengan

satu pokok tuturan di dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu (Chaer dan Agustina,

dan Lieonie, 2004:47). Misalnya, interaksi yang berlangsung antara siswa dan siswi

sekolah pada waktu tertentu dengan menggunakan bahasa sebagai alat

komunikasinya, maka hal itu disebut peristiwa tutur. Peristiwa tutur merupakan

gejala sosial, sedangkan tindak tutur merupakan gejala individu bersifat psikologis,

dan keberlangsungannya di tentukan oleh kemampuan bahasa penutur dalam

menghadapi situasi tertentu.

e) Teori Kecerdasan Emosional

Penelitian ini menggunakan teori kecerdasan emosional membahas masalah

pada nomor satu dan nomor dua. Goleman berpendapat bahwa kecerdasan emosional

adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan intelegensi,

menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui keterampilan, kesadaran

diri, motivasi diri dan lain-lain www.blogspot/...Kecerdasan Emosional/, 27, 10,

2011. Golemen mengatakan bahwa koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan

sosial yang baik. Golemen mengemukakan bahwa kecerdasan emosional adalah

kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

23

menghadapi kegagalan, mengendalikan emosinya pada porsi yang tepat untuk

memilah kepuasan, serta mengatur suasana hati serta mengatur keadaan jiwa.

1.9 Data dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.

Keadaan siswa mulai diamati dari 18 November sampai 18 Desember 2013. Tidak

semua siswa kelas VIII diambil sebagai sampel berjumlah tiga puluh, yang diambil

hanyalah yang relevan dengan tujuan penelitian. Siswa tersebut dipilih menggunakan

teknik purposive sampling. Soemanto, (2012:146) mengemukakan bahwa purposive

sampling merupakan berbagai kemampuan sampel untuk pemilihan sekelompok

subjek yang didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang

mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat dan inteligensi

siswa populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

1.9.1. Metode dan Teknik Penelitian

Penelitian ini menggunakan tiga metode dan teknik untuk memperoleh hasil

penelitian, yaitu metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik

penganalisian data, dan metode teknik penyajian analisis data. Uraian selanjutnya

dapat diperhatikan di bawah ini.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

24

1.9.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode simak, dan metode wawancara.

a) Metode Simak

Penelitian ini menggunakan metode simak. Metode simak berupa penyimakan

dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa (Mahsun, 2007:93). Menyimak

adalah langkah awal yang dilakukan dengan memperhatikan dan mempelajari

dengan seksama objek yang diteliti yaitu pernyataan emosi berbahasa Indonesia siswa

SMP Dharma Wiweka pada penggunaan bahasa siswa emosi yang terjadi dalam

situasi yang berbeda. Penggunaan bahasa baik lisan maupun tertulis jika

dimungkinkan, peneliti tampil dengan sosoknya sebagai orang yang sedang

menyadap pemakaian bahasa seseorang (berpidato di ruang kelas, diskusi, dan

dialog).

Pertama, teknik yang digunakan adalah teknik simak libat cakap maksudnya

penulis melakukan penyadapan itu dengan cara berpartisipasi sambil menyimak

berpartisipasi dalam berbicara, menyimak pembicaraan atau langsung dalam dialog.

Kedua, teknik yang digunakan adalah teknik catat yang dilakukan ketika

menerapkan metode simak dengan teknik lanjutan di atas dengan penggunaan bahasa

secara tertulis, dalam penyadapan itu penulis hanya dapat menggunakan teknik catat

sebagai gandengan teknik simak bebas libat cakap, yaitu mencatat beberapa bentuk

yang relevan bagi penelitinya dari penggunaan bahasa sebagai tertulis tersebut.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

25

Ketiga, simak bebas libat cakap pada teknik ini penelitian melakukan

penyadapan dengan cara berpartisipasi sambil menyimak, berpartisipasi dalam

pembicaraan dan menyimak para informan dalam hal ini, peneliti terlibat langsung

dalam dialog (Mahsun, 2007:256) .

b. Metode Wawancara

Wawancara merupakan metode cakap karena cara yang ditempuh dalam

pengumpulan data adalah melakukan percakapan dengan informannya. Pada

pelaksanaan teknik wawancara semuka ini peneliti langsung melakukan percakapan

dengan penggunaan bahasa sebagai informan, maksudnya pancingan dapat muncul di

tengah-tengah percakapan (Mahsun, 2007:250). Setelah teknik simak dan pencatatan

selesai, dengan menggunakan teknik wawancara, siswa ditanyai lebih jelas tentang

penyebab terjadinya pernyataan emosi berbahasa Indonesia ketika sedang dalam

situasi tersebut.

Teknik wawancara juga digunakan untuk penyempurnaan hasil penelitian,

yaitu untuk melengkapi beberapa informasi yang kurang. Sasaran wawancara adalah

siswa SMP Dharma Wiweka kelas VIII dengan populasi 5 kelas dengan total seluruh

siswa 156, wawancara siswa yang bersampel 30 untuk mengetahui lebih lanjut. Siswa

yang telah di wawancarai maka diberi kuesioner yang berupa daftar pertanyaan dalam

bentuk diskusi sehinggah lebih mudah menentukan siswa yang emosi.

Data sekunder dikumpulkan dari kuesioner atau daftar pertanyaan 50 halaman

yang disebarkan kepada siswa dan respons dari responden penelitian ini dimaksudkan

untuk memudahkan penelitian dalam mengetahui fenomena emosi responden dalam

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

26

menuturkan pernyataan emosi berbahasa Indonesia. Sejumlah pertanyaan mengenai

pendapat penutur siswa tentang emosi yang dibagi atas beberapa pilihan yaitu selalu,

hampir selalu, sering, kadang-kadang, jarang, hampir tidak pernah, dan tidak pernah.

Pengumpulan data tersebut dikumpulkan untuk menentukan tingkat emosi siswa

dalam penelitian sehingga data ini mendapatkan hasil yang relevan.

1.9.3 Metode dan Teknik Pengolahan Data

Pada tahap analisis data penelitian ini menggunakan metode analitik deskriptif

secara kualitatif. Metode ini dilakukan dengan cara analisis data yang dikumpulkan

adalah setiap pernyataan emosi siswa berbahasa Indonesia berupa dialog atau

ekspresi lalu diolah dengan metode deskriptif analisis akan digunakan dalam usaha

mencari dan mengumpulkan data, menyusun, menggunakan serta menafsirkan data

yang sudah ada. Juga digunakan untuk menguraikan secara lengkap, teratur dan teliti

terhadap suatu objek penelitian.

Deskriptif adalah berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan apa

yang ada, baik kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh,

proses yang telah berlangsung dan berkembang. Dengan kata lain, metode deskriptif

adalah memberikan gambaran yang jelas dan akurat tentang material atau fenomena

yang diselidiki data deskriptif (Sudaryanto, 1992:16).

1.9.4 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Hasil penelitian ini disajikan dengan metode informal. Metode informal

adalah metode yang penyajiannya dalam bentuk kata-kata (Sudaryanto 1992:145).

Metode informal menyajikan kaidah atau hasil penelitian secara verbalitas atau

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I 20115.pdf · batin itu diubah dengan kaidah transformasi sehingga menjadi kalimat ... Ungkapan emosi disampaikan Budi sebagai

27

dikatakan metode informal merupakan penyajian data. Metode informal pada analisis

bentuk situasi psikolinguistik yang menyatakan kemarahan siswa dalam bentuk

emosi. Metode informal pada analisis ungkapan verbal yang merupakan penyebab

emosi pada siswa dengan kajian struktur batin dan struktur lahir dengan

diklasifikasikan berdasarkan pernyataan emosi siswa. Metode informal pada analisis

faktor yang menunjukkan ungkapan kemarahan siswa adalah menguraikan tuturan

yang sudah diklasifikasikan berdasarkan faktor penyebab terjadinya pernyataan emosi

dalam bentuk nonverbal.