BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Latar belakang dalam bab pendahuluan ini adalah untuk mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra SKPD, fungsi Renstra SKPD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, proses penyusunan Renstra SKPD, keterkaitan Renstra SKPD dengan RPJMD, Renstra K/L dan Renstra provinsi/kabupaten/kota, dan dengan Renja SKPD. Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. Cakupan perencanaan pembangunan nasional harus memperhatikan terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara pusat dan daerah. Perencanaan yang disusun dari tingkat pusat sampai daerah memiliki beberapa jenjang di antaranya rencana pembangunan jangka panjang, rencana pembangunan jangka menengah, dan rencana pembangunan tahunan. Oleh karena itu, demi menjaga keserasian dan tercapainya pemerataan pembangunan dari tingkat pusat hingga daerah, setiap kabupaten/kota diwajibkan melakukan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang untuk jagka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah untuk jangka waktu 5 tahun, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah untuk jangka waktu 1 tahun, dengan tetap mengacu pada dokumen perencanaan pemerintah di atasnya Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Renstra SKPD merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan indikasi kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas
75
Embed
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG...Renstra SKPD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, proses penyusunan Renstra SKPD, keterkaitan Renstra SKPD dengan RPJMD, Renstra K/L dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Latar belakang dalam bab pendahuluan ini adalah untuk
mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra SKPD, fungsi
Renstra SKPD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, proses
penyusunan Renstra SKPD, keterkaitan Renstra SKPD dengan
RPJMD, Renstra K/L dan Renstra provinsi/kabupaten/kota, dan
dengan Renja SKPD.
Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses
penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai
unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam
jangka waktu tertentu.
Cakupan perencanaan pembangunan nasional harus
memperhatikan terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik
antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah
maupun antara pusat dan daerah. Perencanaan yang disusun dari
tingkat pusat sampai daerah memiliki beberapa jenjang di antaranya
rencana pembangunan jangka panjang, rencana pembangunan jangka
menengah, dan rencana pembangunan tahunan. Oleh karena itu,
demi menjaga keserasian dan tercapainya pemerataan pembangunan
dari tingkat pusat hingga daerah, setiap kabupaten/kota diwajibkan
melakukan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
untuk jagka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah untuk jangka waktu 5 tahun, dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah untuk jangka waktu 1 tahun, dengan tetap
mengacu pada dokumen perencanaan pemerintah di atasnya
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Renstra SKPD
merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun
yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan
indikasi kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 2
dan fungsinya untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka menengah
SKPD yang selaras dengan strategi dan kebijakan daerah sebagaimana
tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD). Fungsi Renstra SKPD adalah sebagai pedoman dalam
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan
tahunan dan lima tahunan sesuai dengan target indikator kinerja
yang telah ditetapkan dalam Renstra. Proses penyusunan Renstra
mulai dari persiapan penyusunan Renstra, penyusunan rancangan
Renstra, penyusunan rancangan akhir Renstra dan penetapan
Renstra.
Pada dasarnya, Renstra SKPD harus dapat menjawab 3
pertanyaan dasar; (1) kemana pelayanan SKPD akan diarahkan
pengembangannya dan apa yang hendak dicapai dalam 5 (lima) tahun
Meningkatnya jumlah peternak sapi dan industri tahu
yang memiliki IPAL
Unit 60 69 115
Tingkat pencemaran udara dan air (SO2, CO dan NO2) % 100 100 100
Tingkat pencemaran udara dan air ( tingkat BOD, COD
dan TSS)
% 100 36 36
Persentase kasus pelanggaran lingkungan hidup yang
tertangani
% 100% 100% 100
Peningkatan pengelolaan daerah
tangkapan air dan resapan air di luar
kawasan hutan
Bertambahnya jumlah sumur resapan Unit 175 205 117
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 24
1. Peningkatan jumlah pelaku usaha yang mempunyai dokumen
lingkungan
a. Keberhasilan capaian indikator ini disebabkan adanya koordinasi
yang cukup baik antar SKPD dan juga pemrakarsa usaha dan
atau kegiatan yang cukup pro aktif dalam pengelolaan lingkungan
dan penekanan bahwa dokumen lingkungan merupakan
persyaratan diterbitkannya ijin usaha, membuat atensi
pemrakarsa usaha dan atau kegiatan dalam mengajukan
dokumen UKL/ UPL meningkat, selain itu kepedulian dan
kesadaran pelaku usaha terhadap permasalahan lingkungan juga
meningkat
b. Target 60 dokumen UKL/ UPL, tercapai 295 atau 491 %. Program
kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan
tingkat kinerja yang baik bahkan meningkat, namun demikian
masih perlu upaya-upaya yang lebih nyata untuk merealisasikan
apa yang ada pada dokumen UKL/UPL . dengan meningkatkan
monitoring, evaluasi dna pembinaan terhadap pelaksanaan
UKL/UPL
2. Meningkatnya jumlah peternak sapi dan industri tahu yang memiliki
IPAL
a. Keberhasilan capaian indikator ini semakin meningkatnya
kesadaran peternak/ industry tahu untuk mengelola limbahnya
menjadi lebih bermanfaat, baik secara ekologis maupun ekonomis..
sehingga banyak kelompok ternak dan industry tahu yang
mengajukan proposal bantuan pembuatan IPAL Biogas
b. Target 60 IPAL Biogas , tercapai 69 atau 115 %. Program kegiatan
secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan tingkat kinerja
yang baik , namun demikian perlu upaya-upaya peningkatan
dengan lebih selektif dalam pemilihan lokasi sesuai aspek
lingkungan, monitoring dan evaluasi terhadap keberadaan IPAL
Biogas yang telah dibuat, meningkatkan kesadaran
usaha/kegiatan untuk sedapat mungkin dapat secara mandiri
membuat IPAL Biogas tersebut ke depannya. Melalui
pembangunan IPAL Biogas, maka limbah yang berasal dari kotoran
ternak (sapi) dan industri tahu dapat dikendalikan (tidak dibuang
langsung ke media) dengan diolah melalui IPAL, parameter limbah
dapat diturunkan/dinetralisir hingga 75-90 %.
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 25
Dengan demikian tingkat pencemaran lingkungan dapat
diturunkan melalui keberadaan IPAL tersebut
Pencemaran Udara
a. Keberhasilan capaian target kinerja Hasil Kualitas udara
disebabkan bebrapa factor yang mempengaruhi hasil kualitas
udara, antara lain ketaatan usaha dan/atau kegiatan dalam upaya
pengendalian pencemaran udara, masih belum begitu padat arus
lalu lintas, kendaraan yang sesuai dengan uji emisi, masih cukup
banyak tanaman yang bisa meminimalisasi kadar cemaran udara.
Untuk kualitas udara/ Tingkat Pencemaran Udara, berdasarkan
hasil uji yang dilakukan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Boyolali Tahun 2015 terhadap lokasi pantau yang telah ditentukan
meliputi Kawasan Perumahan (Pemukinan Surowedanan, RS
Pandan Arang), Kawasan Perusahaan (PT Prima Sejahtera, (PT
Wika Beton, PT Bengawan Readymix, CV Mugiharjo) dan Kawasan
Padat Lalu Lintas (Terminal Boyolali, Pasar Sunggingan), Kawasan
Perkantoran ( Kantor Bupati ) semua parameter masih dibawah
baku mutu yang telah ditentukan sehingga capaian kinerjanya
adalah 100 %.
b. Target 100% memenuhi baku mutu, dapat tercapai 100 %
parameter yang dibawah baku mutu yang dipersyaratkan sesuai
lokasi, apabila dilihat dari sisi kualitas udara pada lokasi lokasi
pantau memang masih dibawah baku mutu, dan menunjukkan
kinerja yang baik. Namun ke depan tetap perlu dilakukan upaya-
upaya untuk mempertahankan tingkat kualitas udarar dengan
meningkatkan koordinasi dengan dinas/ instansi terkait (DPU,
Perhubungan, perindustrian dll), pembinaan usaha dan/atau
kegiatan dalam upaya pengendalian pencemaran udara,
peningkatan kesadaran masyarakat untuk tetap menjaga
kebersihan udara misalnya dengan pananaman pohon, tidak
membakar sampah dll
Pencemaran air
a. Kegagalan capaian indicator kinerja tingkat kualitas air
disebabkab beberpa factor yang mempengaruhi tingkat
pencemaran air di lokasi pantau, antara lain pembuangan limbah
domestic, baik padat maupun cair ke badan air, pengunaan
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 26
pupuk kimia dan obat-obatan pertanian yang kurang
memperhatikan sisi lingkungan dan adanya erosi lapisan tanah
bagian atas ek badan air karena kurangnya tanaman penahan
tanah dari arus air hujan
b. Target 100% memenuhi baku mutu, hanya tercapai 43 %
parameter yang dibawah baku mutu yang dipersyaratkan (untuk
kelas air II), apabila dilihat dari sisi kualitas air pada lokasi lokasi
pantau memang masih kurang menggembirakan, hal disebabkan
beberapa factor yang telah disebutkan di atas, namun demikian
bukan berarti program/ kegiatan tidak menunjukkan kinerja
yang baik. Ke depan perlu dilakukan upaya-upaya untuk
meningkatkan kualitas air dengan meningkatkan koordinasi
dengan dinas/ instansi terkait (pertanian, perindustrian dll),
peningkatan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan limbah
rumah tangga, peningkatan kesadaran petani dalam pengelolaan
lahan dsb.
3. Persentase kasus pelanggaran lingkungan hidup yang tertangani
a. Keberhasilan capaian indikator ini dikarenakan adanya
dikarenakan adanya kerjasama dan koordinasi yang baik dengan
pihak-pihak terkait permasalahan lingkungan yang terjadi.
b. Keberhasilan capaian indikator ini dikarenakan adanya
dikarenakan adanya kerjasama dan koordinasi yang baik dengan
pihak-pihak terkait permasalahan lingkungan yang terjadi.
c. Target 100% aduan dapat ditindaklanjuti , tercapai 100 atau 100
%. Artinya setiap adanya aduan dugaan terjadi pencemaran dan
atau perusakan lingkungan telah ditindaklanjuti. Program
kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat menunjukkan
tingkat kinerja yang baik , namun tentu saja mungkin belum
dapat memuaskan semua pihak, terutama pihak yang merasa
kalah, oleh karena itu kedepan perlu benar-benar diupayakan
dalam menangani permasalahan dapat member rasa keadilan dan
kepuasan kepada semua pihak, sehingga tidak menimbulkan
permasalahan baru, mengatasi masalah tanpa masalah baru.
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 27
Bertambahnya jumlah sumur resapan.
a. Keberhasilan capaian indikator ini dikarenakan adanya
koordinasi dan kerja sama dengan pihak terkait/ dinas instansi
dalam penempatan lokasi sumur resapan yang sesuai dengan
kriteria dan tujuan pembuatan sumur resapan tersebut, serta
banyaknya permintaan terhadap dibangunnya sumur resapan
tercapai 205 atau 117 %.
b. Program kegiatan secara umum telah sesuai dan dapat
menunjukkan tingkat kinerja yang baik, namun demikian perlu
upaya-upaya peningkatan dengan lebih selektif dalam pemilihan
lokasi sesuai aspek lingkungan, monitoring dan evaluasi
terhadap keberadaan sumur resapan Biogas yang telah dibuat
sehingga diketahui kondisi terkini dan pemanfaatannya apakah
masih terawatt dan apakah masih dapat berfungsi sebagaimana
yang diharapkan, sehingga tidak sekedar bisa membuat saja,
namun perlu juga diperhatikan aspek pemeliharaannya yang
masih sering dilupakan
Tabel 8
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Boyolali
Selama 5 (lima) tahun pelaksanaan Renstra 2010 – 2015 , sumber
dana yang dikelola Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali
terdiri dari APBD Kabupaten dan Dana Alokasi Khusus Bidang
Lingkungan Hidup (DAK-LH), dimana setiap tahunnya mengalami
peningkatan sekitar 16-98 %, yang disajikan pada grafik dibawah ini:
-
2,000,000,000
4,000,000,000
6,000,000,000
8,000,000,000
10,000,000,000
12,000,000,000
14,000,000,000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pertumbuhan pendanaan BLH2011 - 2015 Anggaran
Pertumbuhan pendanaan BLH2011 - 2015 Realisasi
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 28
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa pagu anggaran yang
dikelola Badan Lingkungan Hidup setiap tahunnya mengalami peningkatan
antara 16-98%, dengan peningkatan yang cukup significant terjadi pada
tahaun anggaran 2014 serta 2015. Adapun rincian pagu dan realisasi
anggaran setiap program dan kegiatan per tahun disajikan pada Lampiran
II dokumen ini
2.5. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali.
Dinamika lingkungan internal dan eksternal baik tantangan
maupun peluang yang akan dihadapi, perlu menjadi perhatian agar
peningkatkan kinerja pelayanan Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Boyolali dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan dapat
tercapai. Hal ini diperlukan guna mempertajam kebijakan pelayanan
Bappeda untuk mendukung pencapaian target dan sasaran Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah.
Beberapa faktor internal yang terdapat di dalam lingkungan Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali adalah:
2. Tantangan
a. Belum optimalnya koordinasi antar sektor dan daerah dalam rangka
penyusunan perencanaan program kegiatan pengelolaan lingkungan
hidup
b. Terbatasnya data dan informasi tentang sumber daya alam dan
lingkungan hidup
c. Rendahnya kapasitas aparatur dan masyarakat dalam pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup
d. Masih tingginya tingkat pencemaran, baik air, udara, B3, padat /
sampah yang disebabkan oleh usaha dan/atau kegiatan UMKM,
menengah/besar, pertanian, domestik, rumah sakit, hotel,
transportasi maupun kegiatan lainnya
e. Tingginya tingkat kerusakan lingkungan karena kerusakan tanah
untuk produksi biomasa, telah menurunkan daya dukung lingkungan
dan mengancam keseimbangan ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS)
f. Banyaknya alih fungsi lahan
g. Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang dan tenaga ahli /
analis yang dibutuhkan oleh laboratorium lingkungan Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 29
2. Peluang
a. Adanya peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup
b. Ketersediaan anggaran, sarana dan prasarana
c. Kepedulian keterlibatan swasta dalam penanganan masalah
lingkungan hidup melalui dana Corporate Social Responsibillity (CSR).
d. Kesadaran masyarakat dalam melakukan pelestarian lingkungan
semakin meningkat
e. Perkembangan teknologi informasi untuk mendukung peningkatan
kinerja
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 30
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Dan Fungsi
Pelayanan SKPD
Dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan pada era
otonomi daerah sebagai kelanjutan dari era penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan sebelumnya, hampir semua daerah
di Indonesia termasuk Kabupaten Boyolali dihadapkan pada berbagai
permasalahan lingkungan hidup yang semakin meningkat. Fenomena
terjadinya permasalahan lingkungan baik berupa pencemaran dan
kerusakan lingkungan maupun problem lingkungan social, tidak
mungkin terjadi dalam waktu sesaat pada periode terakhir tetapi
permalsalahan tersebut tentunya sesuai prosses kejadiannya telah
berlangsung lama dari periode waktu ke waktu
Analis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat
menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah
untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya.
Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan
akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan
secara moral serta etika birokratis dapat dipertanggungjawabkan.
Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar layanan
SKPD senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan dan
aspirasi pengguna layanan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat
dari masyarakat dan lingkungan eksternalnya merupakan
perencanaan dari luar ke dalam yang tidak boleh diabaikan.
Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah kondisi
atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam
perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi
SKPD dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu
trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan
menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal
tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk
meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 31
Suatu isu strategis bagi SKPD diperoleh baik berasal dari analisis
internal berupa identifikasi permasalahan pembangunan maupun
analisis eksternal berupa kondisi yang menciptakan peluang dan
ancaman bagi SKPD di masa lima tahun mendatang.
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali merupakan urusan
wajib, mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang lingkungan hidup.
Identifikasi isu-isu strategis terkait dengan tugas dan fungsi Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali adalah berikut :
Tabel 9
Identifikasi Isu-isu Strategis terkait Tupoksi Badan Lingkungan
Hidup
No. Tupoksi Isu Strategis/Permasalahan
1. membantu Bupati
dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah di
bidang lingkungan
hidup
Permasalahan daya dukung
lingkungan hidup yang
berkelanjutan, antara lain belum
optimalnya penanganan
persampahan, pencemaran dan
bencana alam, sedangkan isu
strategis Perlindungan Lingkungan
Hidup Implementasi Green economi
antara lain :
a. Isu Peningkatan Tanggap Bencana
b. Isu Pengendalian Pemanfaatan
Sumber Daya Alam
c. Isu Pelestarian Lingkungan Hidup
Dengan Adanya Perencanaan
Pembangunan Berkelanjutan
1.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati 2016-
2021 Kabupaten Boyolali
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Boyolali Tahun 2016-2021 menetapkan visi yang merupakan rumusan
umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan, yaitu "Pro Investasi Mewujudkan Boyolali Yang Maju
dan Lebih Sejahtera".
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 32
Sebagai upaya untuk mencapai Visi tersebut, telah ditetapkan
Misi pembangunan Kabupaten Boyolali, yaitu :
a. Boyolali melanjutkan semangat Pro Investasi.
b. Boyolali membangun untuk lebih maju dan berkelanjutan.
c. Boyolali bersih, berintegritas, sejahtera.
d. Boyolali sehat, produktif dan berdaya saing.
e. Boyolali lumbung padi dan pangan nasional
f. Boyolali kota susu, produsen daging dan hasil ternak/perikanan
g. Boyolali lebih maju dan berteknologi.
Badan Lingkungan Hidup Kabupatan Boyolali mempunyai
tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah di bidang lingkungan hidup. Dalam melaksanakan tugas pokok
tersebut, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali mempunyai
fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di
bidang lingkungan hidup;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang lingkungan hidup;
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya
Dalam rangka mendukung pencapaian Visi dan Misi Bupati,
terkait dengan tugas pokok dan fungsi Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Boyolali tersebut di atas adalah untuk mendukung :
1. Misi ke 1, yaitu Boyolali, melanjutkan semanagat Pro Investasi
(Uraikan keterkaitan tupoksi SKPD dengan Misi terkait)
Sesuai tugas pokok Badan Lingkungan Hidup yaitu membantu
Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
lingkungan hidup dan fungsi sebagai pemberian dukungan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang lingkungan hidup
tentu sangat berkepentingan terhadap misi ini. Misi ini
berorientasi pada penyediaan sistem layanan investasi yang
kondusif guna meningkatkan daya tarik bagi investor dan kenaikan
nilai investasi, dalam koridor investasi berawasan keberlanjutan
lingkungan hidup. Misi pro investasi dimaksudkan mendinamisir
dunia usaha, aktivitas perekonomian dan hubungan industrial
yang berwawasan lingkungan, misi ini sebagai dasar kebijakan
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 33
yang mensinergikan tumbuhnya investasi dengan keberlanjutan
lingkungan. Jadi pengembangan investasi di Kabupaten Boyolali
diprioritaskan pada pengembangan kota ramah lingkungan
Konsep Kabupaten Hijau adalah konsep pembangunan yang berwawasan
keberlanjutan kehidupan generasi yang akan datang di planet bumi.
Elemen Kabupaten Hijau meliputi :
a. Perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan;
b. Ruang terbuka hijau yang ideal ;
c. Konsumsi energi yang efisien;
d. Pengelolaan limbah;
e. Bangunan hemat energi;
f. Sistem transportasi berkelanjutan;
g. Pelibatan aktif masyarakat sebagai “ komunitas hijau ”
Badan Lingkungan Hidup akan mempunyai peran yang sangat krusial
dalam pelaksanaan misi ini, karena lingkungan hidup sebagai kata kunci
untuk mendukung semangat pro investasi bukan sebagai penghambat
dan penghalang masuknya investasi ke Kabupaten Boyolali, Badan
Lingkungan Hidup sebagai pengawal pelaksanaan pembangunan dengan
Konsep Kabupaten Hijau nya.
Dengan berpedoman pada RPJMD maka Badan Lingkungan
Hidup sesuai tugas dan fungsinya bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan program-program yang berkontribusi dalam menunjang
keberhasilan mewujudkan target capaian program prioritas utama.
Dalam perjalanan pelaksanan program tentunya terdapat faktor
penghambat dan pendorong dalam urusan pelayanan pada Badan
Lingkungan Hidup, sebagaimana diuraikan tabel berikut ini
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 34
Tabel 10
Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD
Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah
Visi Pro Investasi Mewujudkan Boyolali Yang Maju dan Lebih Sejahtera
No
Misi dan
Program KDH dan
Wakil KDH
terpilih
Permasalahan Pelayanan
SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
1
Misi 1 : Boyolali,
melanjutkan semangat Pro
Investasi
Permasalahan
daya dukung lingkungan
hidup yang berkelanjutan,
antara lain belum optimalnya
penanganan persampahan,
pencemaran dan bencana
alam
1. Profesionalisme
SDM yang belum
memadai seseuai dengan tuntutan
kompetensi. 2. Jumlah SDM
yang terbatas 3. Pemanfaatan
sarana dan prasarana yang belum optimal
1. Belum sinergisnya
mekanisme kerja dan koordinasi
inter maupun antar Bidang/ Sekretaiat serta
dengan dinas/instansi
terkait
1. Sumberdaya
yang berkualitas
2. Integritas
Kepemimpin
an di Badan
Lingkungan
Hidup
3. Sarana dan
Prasarana
yang
dimiliki.
4. Adanya
dukungan
dana dari
APBD dan
Pusat.
2.
1.3 Telaahan Renstra Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan
Renstra Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah
Telaahan terhadap Renstra Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dan Renstra Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa
Tengah dimaksudkan untuk menilai keserasian, keterpaduan,
sinkronisasi dan sinergitas antara Renstra Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Boyolali dengan Renstra Kementerian/Provinsi
Jawa Tengah sesuai dengan urusan yang menjadi kewenangan serta
tugas dan fungsinya masing-masing.
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 35
Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi:
a. apakah capaian sasaran pelaksanaan Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Boyolali telah berkontribusi terhadap pencapaian
sasaran Renstra SKPD provinsi dan Renstra K/L; dan
b. apakah tingkat capaian kinerja Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Boyolali melebihi/sama/kurang dari sasaran Renstra
SKPD provinsi atau Renstra K/L.
1.3.1. Renstra Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Sejalan dengan visi pembangunan nasional Tahun 2015-2019 maka
Kementerian LHK juga mempunyai visi yang sama yaitu “Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong”. Sedangkan tujuan pembangunan Tahun 2015-2019 yang
akan dilaksanakan adalah memastikan kondisi lingkungan berada pada
toleransi yang dibutuhkan untuk kehidupan manusia dan sumberdaya
berada rentang populasi yang aman, serta secara paralel meningkatkan
kemampuan sumberdaya alam untuk memberikan sumbangan bagi
perekonomian nasional.
Sedangkan sasaran strategis pembangunan Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Tahun 2015-2019 adalah :
a. Menjaga kualitas lingkungan hidup untuk meningkatkan daya dukung
lingkungan, ketahanan air dan kesehatan masyarakat, dengan indikator
kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup berada pada kisaran 66,5-
68,6, angka pada tahun 2014 sebesar 63,42. Anasir utama pembangun
dari besarnya indeks ini yang akan ditangani, yaitu air, udara dan
tutupan hutan;
b. Memanfaatkan potensi Sumberdaya hutan dan lingkungan hutan secara
lestari untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang
berkeadailan, dengan indikator kinerja peningkatan kontribusi SDH dan
LH terhadap devisa dan PNBP. Komponen pengungkit yang akan
ditangani yaitu produksi hasil hutan, baik kayu maupun non kayu
(termasuk tumbuhan dan satwa liar) dan eksport;
c. Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta
keberadaan SDA sebagai sistem penyangga kehidupan untuk mendukung
pembangunan berkelanjutan, dengan indikator kinerja derajat
keberfungsian ekosistem meningkat setiap tahun.
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 36
Sejalan dengan sasaran strategis yang akan dicapai Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan yaitu Menjaga kualitas lingkungan
hidup untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, ketahanan air dan
kesehatan masyarakat, dengan indikator kinerja Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup, (IKLH), Badan Lingkungan Hidup yang mempunyai
tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang
lingkungan hidup juga menetapkan nilai Indek Kualitas Lingkungan
Hidup IKLH merupakan gambaran atau indikasi awal yang memberikan
kesimpulan cepat dari suatu kondisi lingkungan pada lingkup dan
periode tertentu. Adapun rencana strategi pencapaian yang akan
dilaksanakan adalah :
- Lebih meningkatkan nilai kualitas udara, dengan harapan dapat
menutup nilai dari tutupan vegetasi;
- Meningkatkan status mutu air sungai menjadi sesuai dengan baku
mutu yang dipersyaratkan;
- Menambah tutupan vegetasi.
1.3.2. Telaah Renstra Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah sebagai salah
satu perangkat daerah Provinsi Jawa Tengah memiliki kewajiban untuk
turut serta dalam mewujudkan visi Pembangunan Jawa Tengah 2013-
2018, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2013-2048 yaitu “Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan
Mandiri.”
Tujuan pembangunan lingkungan hidup tahun 2013-2018 adalah :
a. Meningkatkan upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan
b. Meningkatkan upaya mitigasi dan adaptasi bencana , kelestarian
ekosistem serta penanganan kawasan dataran tinggi Dieng;
c. Meningkatkan upaya pengendalian kerusakan lingkungan dan
pelestarian ekosistem melalui konservasi.
d. Meningkatkan kemitraan bersama masyarakat dan pemangku
kepentingan lainnya, keterampilan dan kemandirian.
Sedangkan sasaran strategis yang akan dilaksanakan tahun 2013-
2018 adalah:
a. Meningkatnya kinerja pengelolaan imbah UMKM, industry
menengah dan besar; ADIPURA; penanganan kasus lingkungan;
kualitas dokumen AMDAL; dan kualitas laboratorium lingkungan;
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 37
b. Meningkatnya penanganan kerusakan di wilayah pesisir; informasi
status mutu udara ambient; penanganan kawasan dataran tinggi
Dieng;
c. Meningkatnya kualitas dan kuantitas RTH;
d. Meningkatnya penanganan lahan kritis kawasan lindung di luar
kawasan hutan
e. Meningkatnya kapasitas dalam pengelolaan lingkungan hidup;
f. Meningkatnya pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam
PLH.
Dari sasaran tersebut diatas, hampir semuanya sejalan dengan yang
dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup kabupaten Boyolali kecuali
pada penanganan kawasan dataran tinggi Dieng dan penanganan lahan
kritis kawasan lindung di luar kawasan hutan. Sedangkan program dari
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 yang
dapat diakses oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali dalam
mendukung pengelolaan lingkungan hidup di Jawa Tengah adalah :
a. Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup;
b. Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam;
c. Peingkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup;
d. Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
e. Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Tabel 11
Komparasi Capaian Sasaran Renstra Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali terhadap Sasaran Renstra Provinsi dan Renstra K/L
No Indikator Kinerja
Capaian Sasaran
Renstra SKPD
Kabupaten Boyolali
Sasaran pada Renstra SKPD
Provinsi
Sasaran pada
Renstra K/L
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Jumlah aduan yang
ditindaklanjuti
15 kasus 20 kasus 50 kasus
2 Program Adipura 5 kali 19 kabupaten 25 provinsi
3 Jumlah tanaman ttutupan lahan
diluar kawasan hutan
15000 batang 100000 batang 1 juta batang
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 38
1.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis
a. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.
Sedangkan kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama
lindung atau budidaya.
Telaahan rencana tata ruang wilayah ditujukan untuk
mengidentifikasi implikasi rencana struktur dan pola ruang
terhadap kebutuhan pelayanan SKPD. Dibandingkan dengan
struktur dan pola ruang eksisting maka SKPD dapat
mengidentifikasi arah (geografis) pengembangan pelayanan,
perkiraan kebutuhan pelayanan, dan prioritas wilayah pelayanan
SKPD dalam lima tahun mendatang. Dikaitkan dengan indikasi
program pemanfaatan ruang jangka menengah dalam RTRW, SKPD
dapat menyusun rancangan program beserta targetnya yang sesuai
dengan RTRW tersebut
Tabel 12
Sinkronisasi RTRW Kab. Boyolali dengan RPJMD
Kabupaten Boyolali dan Renstra SKPD
RTRW 2011 - 2031 RPJMD Kab Boyolali 2016-
2021 Renstra SKPD
Tujuan RTRW:
“Mewujudkan Pemerataan
Pembangunan Yang Terintegrasi
di Seluruh Wilayah Kabupaten
Boyolali yang Berbasis Pertanian
dan Pengembangan Aneka
Industri”
Misi 1: Boyolali,
Meneruskan semangat Pro
Investasi
Misi 2: Boyolali membangun
untuk lebih maju dan
berkelanjutan.
Misi 4: Boyolali, sehat,
produktif, berdaya saing
Misi 5: Boyolali, lumbung
padi dan pangan nasional
Misi 6: Boyolali kota susu,
produsen daging dan hasil
ternak/perikanan
Misi 7: Boyolali Lebih maju
dan berteknologi
Misi 1: Boyolali,
melanjutkan semangat
pro investasi
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 39
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah:
Tujuan dan Sasaran
RPJMD
Tujuan dan Sasaran
Renstra SKPD
1. Pengembangan kawasan
strategis sesuai kepentingan
fungsi daya dukung lingkungan:
(i) meningkatkan kegiatan yang
mendorong pengembalian fungsi
lindung; (ii) menjaga kawasan
lindung dari kegiatan budidaya;
(iii) mempertahankan luasan
hutan lindung; (iv) meningkatkan
keanekaragaman hayati
kawasan lindung; dan (v)
mengembangkan ruang terbuka
hijau pada kawasan
perlindungan setempat, kawasan
perlindungan bawahannya, dan
ruang evakuasi bencana alam.
Tujuan 2: Meningkatkan
daya saing perekonomian
yang bersahabat dengan
lingkungan
Sasaran:
1. Terwujudnya tata kelola
daerah yang ramah
lingkungan;
Tujuan/Sasaran :
Meningkatkan daya saing
perekonomian yang
bersahabat dengan
lingkungan
Sasaran:
1. Terwujudnya tata kelola
daerah yang ramah
lingkungan
b. Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat
KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh,
dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana,
dan/atau program.
KLHS memuat kajian antara lain;
1. kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
untuk pembangunan;
2. perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup;
3. kinerja layanan/jasa ekosistem;
4. efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
5. tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap
perubahan iklim; dan
6. tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 40
Tabel 13
Hasil Integrasi KLHS Terhadap Dokumen RPJMD dan Renstra SKPD
No Muatan
Substansi RPJMD
Integrasi KLHS Terhadap RPJMD Integrasi KLHS
Terhadap Renstra SKPD
1. Isu strategis
(Bab IV)
Isu strategis pembangunan
berkelanjutan diatas dapat diintegrasikan
kedalam BAB IV: Subbab 4.2: Isu
Strategis. Adapun secara rinci integrasi
isu strategis sebagai berikut :
4.2.1. Isu Strategis Perlindungan
Lingkungan Hidup
Implementasi Green Economy
1). Point b: Isu Pengendalian
Pemanfaatan Sumber Daya
Alam
Diusulkan ada tambahan
kalimat terkait permasalahan:
Kerusakan lingkungan akibat
aktivitas pertambangan di
kawasan lindung.
2). Point c: Isu Pelestarian
Lingkungan Hidup Dengan
Adanya Perencanaan
Pembangunan Berkelanjutan
Diusulkan ada tambahan
kalimat terkait permasalahan:
Kemerosotan
keanekaragaman hayati,
Meningkatnya luasan lahan
kritis, Ketersediaan sumber air
baku menurun, dan
Menurunnya kualitas sumber
daya air bersih.
Pelayanan terhadap
masyarakat terkait
dengan fasilitasi
dokumen lingkungan
dan Ijin Lingkungan
2. Visi, misi,
tujuan dan
sasaran (Bab
V)
Berdasarkan kajian konsistensi visi, misi,
tujuan dan sasaran, strategi dan arah
kebijakan, kebijakan umum dan program
pembangunan daerah (RPJMD)
rancangan awal RPJMD Kabupaten
Boyolali Tahun 2016-2021 terhadap
prinsip pembangunan berkelanjutan
yang meliputi Prinsip Keterkaitan,
Kegiatan terkait
dengan konservasi
lahan terbuka hijau.
Pelayanan terhadap
masyarakat terkait
dengan Fasilitasi
Penyusunan
Dokumen
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 41
No Muatan
Substansi RPJMD
Integrasi KLHS Terhadap RPJMD Integrasi KLHS
Terhadap Renstra SKPD
Keseimbangan, dan Keadilan, maka
diusulkan untuk menambahkan
beberapa hal:
1). Catatan Perbaikan terhadap Tujuan
dan Sasaran:
Dalam pembangunan berkelanjutan
aspek lingkungan mengandung arti
bahwa pembangunan yang dilakukan
harus dapat mengurangi sebesar-
besarnya penurunan kualitas
lingkungan hidup dan harus dapat
mensejahterakan masyarakat.
Terkait dengan tujuan ke 2 RPJMD
“Meningkatkan daya saing
perekonomian yang bersahabat
dengan lingkungan”, menurut kamus
besar bahasa indonesia, arti kata
bersahabat dengan kata dasar
“sahabat” adalah teman. Hal ini
kurang sesuai dengan konsep dari
pembangunan berkelanjutan di mana
aspek lingkungan dipandang sebagai
“cara pandang” secara menyeluruh
sebagai supply dalam aspek sosial
dan ekonomi dalam pemenuhan
kebutuhan hidup. Dalam kamus
bahasa indonesia, cara pandang
disebut juga dengan “wawasan”,
sehingga alternatif perbaikan pada
tujuan ke 2 RPJMD lebih ditekankan
pada perbaikan kosa kata yang
digunakan dan diharapkan dapat
memperluas arti, sehingga
pembangunan yang berwawasan
lingkungan mempunyai artian upaya
sadar dan terencana yang dilakukan
menggunakan dan mengelola
sumberdaya secara bijaksana dalam
pembangunan yang terencana dan
Lingkungan
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 42
No Muatan
Substansi RPJMD
Integrasi KLHS Terhadap RPJMD Integrasi KLHS
Terhadap Renstra SKPD
berkesinambungan.
Usulan kalimat Tujuan 2:
Meningkatkan daya saing
perekonomian yang berwawasan
lingkungan
3. Strategi dan
arah
kebijakan
umum (Bab
VI)
Adapun secara rinci integrasi strategi
dan arah kebijakan umum sebagai
berikut :
a. Strategi Pembangunan Daerah
Berdasarkan hasil kajian KLHS
Rancangan Akhir RPJMD Kabupaten
Boyolali Tahun 2016-2021,
dirumuskan beberapa masukan terkait
dengan program dan kegiatan
prioritas yang diindikasikan
menimbulkan dampak terhadap
pelestarian lingkungan dan
keanekaragaman hayati. Program
tersebut meliputi :
1) Pengembangan kinerja
pengelolaan persampahan
Kegiatan terkait
dengan Pengelolaan
Sampah secara
mandir melalui Bank
Sampah, serta
Penanganan
Sampah B3
4. Kebijakan
umum dan
program
pembangunan
daerah (Bab
VII)
Adapun secara rinci integrasi kebijakan
umum dan program pembangunan
daerah sebagai berikut:
1). Tabel VII.1. Misi 1, Boyolali
melanjutkan semangat Pro Investasi
Urusan: Lingkungan Hidup
Kebijakan 3:
Meningkatkan pengelolaan sampah
mandiri
Tambahkan muatan substansi dalam
kebijakan umum terkait: Upaya
dalam meningkatkan sarana dan
prasarana pengelolaan sampah yang
ramah lingkungan
Kegiatan terkait
dengan Pengelolaan
Sampah secara
mandir melalui Bank
Sampah, serta
Penanganan
Sampah B3
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 43
1.5 Penentuan Isu-isu Strategis
Dalam penentuan isu-isu strategis Renstra Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Boyolali menggunakan konsep dan prinsip
manajemen analisis (SWOT) yang meliputi kekuatan (Strenghts),
kelemahan (Weaknesses), peluang (Oportunities) serta tantangan
(Threats). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis SWOT
adalah hal-hal apa saja yang menyebabkan visi, misi, target pada
periode 2010-2015 yang belum dapat tercapai secara optimal.
Selanjutnya untuk di tindak lanjuti pada periode 2016-2021.
Belum tercapainya target pada periode 2010-2015 diakibatkan oleh
beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Permasalahan daya dukung lingkungan hidup yang berkelanjutan,
antara lain belum optimalnya penanganan persampahan,
pencemaran dan bencana alam
2. Sumber daya manusia yang belum memadai baik secara kualitas
maupun kuantitas.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka isu-isu strategis yang
diangkat dalam Renstra Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Boyolali Tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut :
1. Perlindungan Lingkungan Hidup Implementasi Green economi
2. Peningkatan Tanggap Bencana
3. Pengendalian Pemanfaatan Sumber Daya Alam
4. Pelestarian Lingkungan Hidup Dengan Adanya Perencanaan
Pembangunan Berkelanjutan
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 44
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Visi dan Misi SKPD
Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi
masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas dan
fungsi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang akan datang. Visi dan misi
SKPD harus jelas menunjukkan apa yang menjadi cita-cita layanan terbaik
SKPD baik dalam upaya mewujudkan visi dan misi kepala daerah maupun
dalam upaya mencapai kinerja pembangunan daerah pada aspek
kesejahteraan, layanan, dan peningkatan daya saing daerah dengan
mempertimbangkan permasalahan dan isu strategis yang relevan.
Sehubungan dengan hal di atas, maka Visi ( Bupati Boyolali)
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali adalah :
“"Pro Investasi Mewujudkan Boyolali Yang Maju dan Lebih Sejahtera"
Makna pernyataan visi Bupati Kabupaten Boyolali 2016-2021
dijabarkan berikut ini guna membangun kesamaan persepsi, sikap
(komitmen), dan perilaku (partisipasi) segenap pemangku kepentingan
dalam setiap tahapan proses pembangunan selama lima tahun kedepan.
Pro investasi, berarti melanjutkan peningkatan kemudahan segala
layanan dan perijinan investasi, Visi pro investasi diupayakan melalui (i).
Pengembangan sistem “one stop service”; (ii). Membuka pusat informasi
investasi (iii). Penataan regulasi yang menjamin investasi dan eksekusi
sistem produksinya tidak membahayakan keberlanjutan lingkungan serta
humanis; (iv) peningkatan sarana prasarana dan aparat pelaksana yang
memadai.
Maju, mewakili gambaran kondisi peningkatan kualitas kehidupan
masyarakat Kabupaten Boyolali secara fisik maupun non fisik didukung
oleh sumberdaya manusia yang unggul dan berdaya saing. Maju juga
diarahkan pada terbentuknya kemandirian berbasis potensi unggulan
daerah melalui sinergitas pemangku kepentingan dan kerjasama antar
daerah. Indikator yang digunakan mengukur adalah tercapainya (i). Daya
saing perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan
sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi (ii).
Terbangunnya jaringan sarana dan prasarana pembangunan, pemerintahan
dan pelayanan yang merata yang berdampak pada berkurangnya
kesenjangan antar wilayah, pembangunan perdesaandan daerah terpencil
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 45
(iii). Peningkatan kapasitas keuangan daerah, dan (iv). Meningkatnya
investasi pembangunan. Visi Maju akan dicapai melalui misi meningkatkan
pembangunan prasarana dan sarana daerah serta memanfaatkan dan
mengelola sumber daya alam berbasis kelestarian lingkungan hidup.
Sejahtera, direpresentasikan dengan konsep nyaman, aman, dan
mapan. Ketiga konsep ini mewakili kondisi masyarakat yang terpenuhi
kebutuhan ekonomi maupun sosial, secara adil dan merata.
Nyaman, berarti mengembangkan Kabupaten Boyolali sebagai daerah
yang nyaman untuk tempat tinggal, tempat berusaha atau bekerja,
mengakses pelayanan publik, tempat persinggahan, rekreasi, dan berkreasi
melestarikan adat istiadat.
Aman, mencerminkan kondusivitas wilayah mencakup tertib
pemerintahan dan, tertib bermasyakat pendukung terwujudnya keamanan
dan ketentraman masyarakat.
Mapan, adalah tingginya pendapatan masyarakat sehingga
meningkatnya daya beli untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan,
papan, kesehatan, pendidikan dan kebutuhan dasar lainnya
Tabel 14
Penyusunan Penjelasan Visi
Visi Pokok-
pokok Visi Penjelasan Visi
Pro Investasi
Mewujudkan Boyolali Yang Maju
dan Lebih Sejahtera
Pro investasi
peningkatan kemudahan segala layanan dan perijinan investasi
Maju
gambaran kondisi peningkatan kualitas
kehidupan masyarakat Kab. Boyolali secara fisik maupun non fisik didukung oleh sumberdaya manusia yang unggul dan
berdaya saing
Sejahtera
konsep nyaman, aman, dan mapan. Ketiga konsep ini mewakili kondisi masyarakat yang
terpenuhi kebutuhan ekonomi maupun sosial, secara adil dan merata
Aman
kondusivitas wilayah mencakup tertib pemerintahan dan, tertib bermasyakat
pendukung terwujudnya keamanan dan ketentraman masyarakat
Nyaman
mengembangkan Kab. Boyolali sebagai daerah
yang nyaman untuk tempat tinggal, tempat berusaha/bekerja, mengakses pelayanan
publik, tempat persinggahan, rekreasi, dan berkreasi melestarikan adat istiadat
Mapan
tingginya pendapatan masyarakat sehingga meningkatnya daya beli untuk memenuhi
kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan kebutuhan dasar
lainnya
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 46
Misi SKPD adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang
akan dilaksanakan untuk mendukung mewujudkan visi Kepala
daerah. Rumusan misi SKPD yang baik membantu lebih jelas
penggambaran visi SKPD yang ingin dicapai, serta menguraikan
upaya-upaya apa yang harus dilakukan oleh SKPD bersangkutan.
Dalam suatu dokumen perencanaan, rumusan misi menjadi
penting untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran yang
ingin dicapai, dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk
mencapai visi SKPD.
Rumusan misi dalam dokumen Renstra SKPD dikembangkan dengan
memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis, baik eksternal dan
internal yang mempengaruhi (kekuatan, kelemahan, peluang, dan
tantangan) pembangunan daerah. Misi disusun untuk memperjelas
jalan, atau langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai
perwujudan visi SKPD. Oleh karena itu, pernyataan misi sebaiknya
menggunakan bahasa yang sederhana, ringkas, dan mudah dipahami
tanpa mengurangi maksud yang ingin dijelaskan
Penjabaran misi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali
dengan memperhatikan Visi dan Misi Bupati Boyolali yang tertuang
dalam RPJMD Kabupaten Boyolali tahun 2016-2021 adalah sebagai
berikut :
1. Misi 1 Boyolali, “ melanjutkan semangat Pro Investasi “
Sesuai tugas pokok Badan Lingkungan Hidup yaitu membantu
Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang
lingkungan hidup dan fungsi sebagai pemberian dukungan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang lingkungan hidup
tentu sangat berkepentingan terhadap misi ini. Misi ini
berorientasi pada penyediaan sistem layanan investasi yang
kondusif guna meningkatkan daya tarik bagi investor dan kenaikan
nilai investasi, dalam koridor investasi berawasan keberlanjutan
lingkungan hidup. Misi pro investasi dimaksudkan mendinamisir
dunia usaha, aktivitas perekonomian dan hubungan industrial
yang berwawasan lingkungan, misi ini sebagai dasar kebijakan
yang mensinergikan tumbuhnya investasi dengan keberlanjutan
lingkungan. Jadi pengembangan investasi di Kabupaten Boyolali
diprioritaskan pada pengembangan kota ramah lingkungan
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 47
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Boyolali
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu
dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan
permasalahan, dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi.
Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang
diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional,
untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke
depan.
Dengan berpedoman terhadap visi dan misi yang telah
ditetapkan, maka selanjutnya dirumuskan pernyataan tujuan dan
sasaran yang mendukung pencapaian visi dan pelaksanaan misi.
Rumusan tujuan dan sasaran jangka menengah Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2021 beserta indikator
kinerjanya, disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 15 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan SKPD
NO. TUJUAN SASARAN INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA PADA TAHUN KE-
1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Meningkatkan
daya saing
perekonomian
yang
bersahabat
dengan
lingkungan
1. Terwujudnya
tata kelola
daerah yang
ramah
lingkungan,
Luasan RTH 132,43 135,43 138,43 141,43 143,73
sumur resapan
dan sejenisnya
1540 1540 1540 1540 1540
Cakupan
pengelolaan
sampah
mandiri
2 2 2 2 2
2.
Meningkatnya
aktivitas
perekonomian
yang
bersahabat
dengan
lingkungan
(green
economy)
Prosentase
aduan dugaan
pencemaran
dan/atau
prusakan
lingkugnan
ditindaklanjuti
100 100 100 100 100
Prosentase
usaha/kegiatan
yang ramah
lingkungan
10 12 15 18 20
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 48
4.3 Strategi dan Kebijakan SKPD
Strategi dan kebijakan dalam Renstra SKPD adalah strategi dan
kebijakan SKPD untuk mencapai tujuan dan sasaran jangka
menengah SKPD yang selaras dengan strategi dan kebijakan daerah
serta rencana program prioritas dalam RPJMD. Strategi dan kebijakan
jangka menengah SKPD menunjukkan bagaimana cara SKPD
mencapai tujuan, sasaran jangka menengah SKPD, dan target kinerja
hasil (outcome) program prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan
fungsi SKPD. Strategi dan kebijakan dalam Renstra SKPD selanjutnya
menjadi dasar perumusan kegiatan SKPD bagi setiap program prioritas
RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi SKPD.
Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan
komperhensif tentang bagaimana SKPD mencapai tujuan dan sasaran
dengan efektif dan efisien. Dengan pendekatan yang komprehensif,
strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan
tranformasi, reformasi, dan perbaikan kinerja birokrasi. Perencanaan
strategik tidak saja mengagendakan aktivitas pembangunan, tetapi
juga segala program yang mendukung dan menciptakan layanan
masyarakat tersebut dapat dilakukan dengan baik, termasuk di
dalamnya upaya memberbaiki kinerja dan kapasitas birokrasi, sistem
manajemen, dan pemanfaatan teknologi informasi.
Strategi dan arah kebijakan yang dipilih Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Boyolali untuk mencapai tujuan dan sasaran
jangka menengah (Renstra) diselaraskan dengan strategi dan
kebijakan RPJMD Kabupaten Boyolali. Dalam pemilihan strategi
dimaksud menggunakan analisa SWOT sebagaimana matrik berikut
ini :
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 49
Tabel 16
Penentuan Alternatif Strategi
Matrik SWOT
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Peluang (O) :
1. Adanya peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup
2. Adanya dukungan dana/ fasilitas dari Pemerintah dan Provinsi
3. Adanya dukungan dari dunia usaha /Coorporate Social Responsibility (CSR).
4. Adanya perkembangan teknologi dan informasi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja.
5. Adanya program peningkatan
Sumber Daya Manusia (SDM)
melalui kegiatan pendidikan dan
pelatihan.
Tantangan (T): 1. Banyaknya usaha/kegiatan yang
berpotensi menimbulkan pencemaran/ kerusakan lingkungan
2. Aspek lingkungan dianggap sebagai penghambat perkembangan industri
3. Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan.
4. Penurunan kualitas lingkungan 5. Pesatnya laju pertumbuhan industri
dan transportasi. 6. Banyaknya alih fungsi lahan. 7. Kurangnya penegakan dan kesadaran
hukum masyarakat. 8. Masih adanya sikap egosektoral/
egobidang pada unit kerja dan SKPD yang dapat menghambat pelaksanaan koordinasi
Kekuatan (S) :
1. Sumberdaya yang berkualitas 2. Integritas Kepemimpinan di
Badan Lingkungan Hidup
3. Sarana dan Prasarana yang
dimiliki.
4. Adanya dukungan dana dari
APBD dan Pusat.
3.
Alternatif Strategi :
1. Optimalkan kualitas SDM untuk meningkatkan pengelolaan lingkungan secara maksimal.
2. Manfaatkan integritas kepemimpinan di Badan Lingkungan Hidup untuk meningkatkan koordinasi dengan Stakeholder dalam rangka peningkatan PLH.
3. Optimalkan pemanfaatan fasilitas/ sarana untuk merespon adanya kemajuan teknologi untuk pengelolaan lingkungan yang baik.
4. Menegakkan peraturan di bidang lingkungan untuk peningkatan pengelolaan lingkungan.
Alternatif Strategi : 1. Optimalkan kualitas SDM Badan
Lingkungan Hidup untuk melakukan pembinaan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan lingkungan.
2. Memanfaatkan struktur organisasi yang jelas untuk membagi pekerjaan sesuai dengan tupoksi guna meningkatkan pelayanan terhadap penanganan masalah lingkungan.
1. 3.Optimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Kelemahan (W):
1. Profesionalisme SDM yang belum memadai seseuai dengan tuntutan kompetensi.
2. Jumlah SDM yang terbatas 3. Pemanfaatan sarana dan
prasarana yang belum optimal
4. Belum sinergisnya mekanisme kerja dan koordinasi inter maupun antar Bidang/ Sekretaiat serta dengan dinas/instansi terkait
Alternatif Strategi :
1. Meningkatkan kualitas SDM dengan mengirimkan peserta untuk mengikuti diklat dari pemerintah pusat dan provinsi.
2. Atasi kurang optimalnya pemanfaatan sarana prasarana kerja dengan memanfaatkan dukungan dana/fasilitas dari Pusat dan Provinsi.
3. Atasi kurang optimalnya pemanfaatan sarana prasarana kerja dengan memanfaatkan dukungan dari dunia usaha/CSR
1. 4. Meningkatkan koordinasi inter maupun intra bidang/sekretariat serta dengan dinas/instansi terkait secara intensif.
Alternatif Strategi : 1. Atasi SDM yang kurang berkualitas
untuk menghadapi adanya ancaman terhadap pencemaran/ kerusakan lingkungan.
2. Atasi mekanisme kerja dan koordinasi inter maupun antar Bidang/Sekretariat yang belum optimal untuk menghadapi rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan.
3. Atasi belum optimalnya pemanfaatan sarana dan prasarana untuk menangani dampak pesatnya laju pertumbuhan pembangunan/ industri dan transportasi.
1.
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 50
Berdasarkan hasil analisa SWOT tersebut, maka telah dapat
dihasilkan beberapa strategi dan kebijakan untuk mencapai tujuan
dan sasaran jangka menengah SKPD yang selaras dengan strategi dan
kebijakan daerah serta rencana program prioritas dalam RPJMD.
Berikut disajikan tabel tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali tahun 2016-2021.
Tabel 17
Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan
VISI : Pro Investasi Mewujudkan Boyolali Yang Maju dan Lebih Sejahtera
MISI I : Boyolali melanjutkan semangat Pro Investasi
Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan
Tujuan 1
Meningkatkan
daya saing perekonomian yang
bersahabat dengan
lingkungan
1. Sasaran 1.1
Terwujudnya tata kelola daerah yang
ramah lingkungan,
2. Sasaran 1.2
Meningkatnya aktivitas
perekonomian yang bersahabat dengan
lingkungan (green economy)
1. Strategi 1.1
Reformasi tata kelola pemerintahan
yang kolaboratif
dan berwawasan
pembangunan berkelanjutan
Penegakan Regulasi
pengembangan bisnis/usaha ramah
lingkungan
Peningkatan
skema KPS (kerjasama
Pemerintah -Swasta) untuk peningkatan
kapasitas pembangunan
daerah
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 51
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Sebagai perwujudan dari beberapa kebijakan dan strategi dalam
rangka mencapai tujuan strategisnya, maka langkah operasionalnya harus
dituangkan dalam program dan kegiatan dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan tugas dan fungsi Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Boyolali. Kegiatan merupakan
penjabaran lebih lanjut dari suatu program sebagai arah dari pencapaian
visi dan misi organisasi, sedangkan program merupakan kumpulan
kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil, yang
dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam
rangka kerjasama dengan masyarakat guna mencapai sasaran
tertentu.Sementara itu yang dimaksud dengan indikator kinerja adalah
ukuran keberhasilan suatu program dan kegiatan baik kualitatif maupun
kuantitatif yang secara khusus dinyatakan sebagai pencapaian tujuan yang
dapat menggambarkan skala atau tingkatan yang digunakan sebagai alat
kegiatan pemantauan dan evaluasi baik kinerja input, output, outcome
maupun impact yang sesuai dengan sasaran rencana program dan
kegiatan.
Disisi lain, indikator sasaran diartikan sebagai ukuran tingkat
keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun yang
bersangkutan, sedangkan pagu indikatif adalah patokan batas maksimal
anggaran yang diberikan kepada SKPD dan penentuan alokasi belanjanya
dengan didasarkan pada kebutuhan dan prioritas program.
Rencana Program dan Kegiatan Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Boyolali beserta pendanaan indikatifnya untuk Tahun
2016 – 2021 disajikan dalam tabel berikut ini:
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BOYOLALI
RENSTRA TAHUN 2016-2021 Page 52
Tabel 18
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Boyolali
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Kode Program dan
Kegiatan
Indikator Data Capaian
pada Tahun Awal
Perencanaan
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit
Kerja
Lokasi
Kinerja Program
Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra
SKPD
SKPD Penang
gung
(outcome) dan Kegiatan
(output) target Rp (000) target Rp (000) target Rp (000) target Rp (000) target Rp (000) target Rp jawab