BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Menurut Hismendi, dkk (2013) pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat menghasilkan tingkat keuntungan optimal bagi investor. Surat berharga yang sering diperjual belikan pada pasar modal adalah saham. Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebut sebagai pemegang saham (Samsul, 2006: 45). Saham di Bursa Efek Indonesia di semua sektor tidak selamanya tingkat harganya sama. Setiap periode waktu harga saham mengalami kenaikan maupun penurunan (fluktuasi) tergantung dengan kekuatan permintaan dan penawaran di pasar modal. Fluktuasi harga saham di bursa akan menjadi pertimbangan sejumlah investor untuk berinvestasi. Mu Shun Wang (2006) mengatakan bahwa kepercayaan investor dapat mempengaruhi momentum pasar. Peningkatan ketidakpastian yang dihadapi oleh investor dapat mengurangi konsumsi barang tahan lama, yang dapat mempengaruhi pasar saham dan pada gilirannya mempengaruhi masa depan aspirasi konsumsi investor. Globalisasi pada era saat ini menyebabkan sebagian besar negara menaruh harapan besar pada pasar modal. Pasar modal dianggap memiliki peran penting dan strategis bagi ketahanan ekonomi suatu negara. Pada saat ini, pasar modal di
21
Embed
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah I.pdf · Melemahnya nilai rupiah sehingga mata uang ... Bursa Efek Indonesia adalah inflasi, jumlah uang beredar, nilai kurs dollar dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik dalam bentuk utang
ataupun modal sendiri. Menurut Hismendi, dkk (2013) pasar modal merupakan
salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat menghasilkan tingkat keuntungan
optimal bagi investor. Surat berharga yang sering diperjual belikan pada pasar
modal adalah saham. Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana
pemiliknya disebut sebagai pemegang saham (Samsul, 2006: 45).
Saham di Bursa Efek Indonesia di semua sektor tidak selamanya tingkat
harganya sama. Setiap periode waktu harga saham mengalami kenaikan maupun
penurunan (fluktuasi) tergantung dengan kekuatan permintaan dan penawaran di
pasar modal. Fluktuasi harga saham di bursa akan menjadi pertimbangan sejumlah
investor untuk berinvestasi. Mu Shun Wang (2006) mengatakan bahwa
kepercayaan investor dapat mempengaruhi momentum pasar. Peningkatan
ketidakpastian yang dihadapi oleh investor dapat mengurangi konsumsi barang
tahan lama, yang dapat mempengaruhi pasar saham dan pada gilirannya
mempengaruhi masa depan aspirasi konsumsi investor.
Globalisasi pada era saat ini menyebabkan sebagian besar negara menaruh
harapan besar pada pasar modal. Pasar modal dianggap memiliki peran penting
dan strategis bagi ketahanan ekonomi suatu negara. Pada saat ini, pasar modal di
Indonesia masih dalam kondisi berkembang dan sangat rentan terhadap kondisi
makroekonomi secara umum (Novianto, 2011).
Krisis moneter tahun 1997/1998 mengakibatkan perekonomian Indonesia
mengalami penurunan yang drastis. Melemahnya nilai rupiah sehingga mata uang
rupiah mengalami penurunan nilai mengakibatkan terjadinya inflasi. Kondisi ini
mengakibatkan semua bidang ekonomi terkena imbasnya. (Anton dkk, 2011).
Setiap investor di pasar modal, membutuhkan informasi yang relevan
dengan perkembangan transaksi di bursa. Hal ini akan menjadi pertimbangan
dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal (Hismedi dkk, 2013).
Setelah krisis 1997/1998, para investor berpikiran untuk berpindah investasi yang
selama ini hanya menitik beratkan pada bunga deposito. Pasar modal di Indonesia
yang biasa disebut dengan Bursa Efek Indonesia dilihat investor sebagai peluang
investasi lain yang memiliki return lebih baik dari deposito (Anton dkk, 2011).
Investasi merupakan kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh pelaku
ekonomi dengan memberikan komitmen terhadap sejumlah dana untuk diarahkan
kepada beberapa asset dimana asset tersebut dimaksudkan untuk ditahan selama
beberapa waktu dimasa yang akan datang (Novitasari, 2013). Besar kecilnya
resiko di pasar modal mempengaruhi investor untuk menanamkan modalnya.
Resiko tersebut biasanya dipengaruhi oleh kondisi negara khususnya di bidang
ekonomi, sosial dan politik. Keadaan ini juga mempengaruhi naik turunnya harga
saham. Maka dari itu, kondisi di BEI dapat direfleksikan atau dicerminkan dengan
kenaikan dan penurunan dari IHSG (Anton dkk, 2011).
Pergerakan indeks saham sangat sensitif terhadap perubahan fundamental
dari ekonomi dan perubahan harapan tentang prospek masa depan. Harapan
dipengaruhi oleh perubahan fundamental baik dari ekonomi makro maupun
ekonomi mikro. Hal tersebut dapat dibentuk baik secara rasional atau adaptif pada
ekonomi yang fundamental. Hal ini diasumsikan bahwa ekonomi domestic akan
menentukan peran dalam kinerja pasar saham. Namun, dalam ekonomi yang
terintegrasi secara global, variabel ekonomi dalam negeri juga berubah karena
subjek untuk kebijakan yang ditempuh dan diharapkan akan diadopsi oleh negara-
negara lain atau peristiwa yang mengglobal (Sharma dan Mahendru, 2009).
Banyak teori dan penelitian terdahulu yang mengungkapkan bahwa
pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Seperti faktor yang berasal dari luar negeri (eksternal) dan faktor yang
berasal dari dalam negeri (internal). Faktor yang berasal dari luar negeri tersebut
bisa datang dari indeks bursa asing negara lain (Dow Jones, Hang Seng, Nikkei,
dll), tren perubahan harga minyak dunia, tren harga emas dunia, sentimen pasar
luar negeri, dan lain sebagainya. Sedangkan faktor yang berasal dari dalam negeri
bisa datang dari nilai tukar atau kurs di suatu negara terhadap negara lain, tingkat
suku bunga dan inflasi yang terjadi di negara tersebut, kondisi sosial dan politik
suatu negara, jumlah uang beredar dan lain sebagainya. Pada umumnya bursa
memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja bursa efek lainnya adalah bursa
efek yang tergolong maju seperti bursa Amerika, Jepang, Inggris, dan sebagainya.
Selain itu bursa efek yang berada dalam satu kawasan juga dapat mempengaruhi
karena letak geografisnya yang saling berdekatan seperti, Indeks STI di
Singapura, Nikkei di Jepang, Hang Seng di Hong Kong, Kospi di Korea Selatan,
KLSE di Malaysia, dan lain sebagainya.
Beberapa faktor makro yang memengaruhi aktifitas investasi saham di
Bursa Efek Indonesia adalah inflasi, jumlah uang beredar, nilai kurs dollar dan
gross domestic product. Inflasi yang tinggi berdampak pada daya beli masyarakat
yang menurun dan harga faktor produksi meningkat. Fenomena ini memengaruhi
pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di BEI.
Gambar 1.1
Grafik Perkembangan Tingkat Inflasi
Periode Januari 2005 – Desember 2014
Sumber : www.bi.go.id
Secara historis, tingkat dan volatilitas inflasi Indonesia lebih tinggi
dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Tingkat inflasi Indonesia
mencapai rata-rata 8,5% per tahunnya, sementara dalam periode yang sama
negara-negara berkembang lain inflasinya hanya mencapai 3% sampai 5% per
tahun dalam periode 2005-2013. Puncak volatilitas inflasi Indonesia berhubungan