BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang giat-giatnya mengadakan pembangunan di semua sektor kehidupan masyarakat. Hakekat pembangunan Indonesia adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945 alinea ke-4 yaitu: “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial” 1 Pembangunan suatu negara tercermin dalam tujuan nasional yang dibuat oleh negara tersebut. Salah satu tujuan nasional Indonesia yaitu bidang pendidikan, yang berupaya mencapai masyarakat adil dan makmur baik jasmani maupun rohani. Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas guna memenuhi kebutuhan pembangunan dewasa guna ini dan masa yang akan datang. Salah satu upaya yang perlu dilakukan dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut yaitu melalui pendidikan. “Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya 1 Indonesia, Undang- Undang Dasar, 2008, UUD 1945 Amandemen Undang-Undang Dasar 1945, Interaksar,Tangerang, hal. 4
13
Embed
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalahrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9715/1/T1_162011012_BAB I.pdfIndonesia adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang giat-giatnya mengadakan
pembangunan di semua sektor kehidupan masyarakat. Hakekat pembangunan
Indonesia adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia Tahun 1945 alinea ke-4 yaitu:
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah
negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial”1
Pembangunan suatu negara tercermin dalam tujuan nasional yang dibuat oleh
negara tersebut. Salah satu tujuan nasional Indonesia yaitu bidang pendidikan,
yang berupaya mencapai masyarakat adil dan makmur baik jasmani maupun
rohani. Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas guna memenuhi
kebutuhan pembangunan dewasa guna ini dan masa yang akan datang. Salah satu
upaya yang perlu dilakukan dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas tersebut yaitu melalui pendidikan.
“Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
1Indonesia, Undang- Undang Dasar, 2008, UUD 1945 Amandemen Undang-Undang Dasar
1945, Interaksar,Tangerang, hal. 4
untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.2
Pendidikan di Indonesia terbagai menjadi beberapa jalur pendidikan yang
dijelaskan dalam undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yaitu
“Jalur pendidikan terbagi menjadi tiga jalur, yaitu jalur
pendidikan formal, non-formal, dan informal. Pendidikan
formal yaitu jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi. Sedangkan yang dimaksud pendidikan non-
formal yaitu, jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, dan
pendidikan informal yaitu jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan.”3
Keluarga menjadi lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak,
baik ditinjau dari sudut urutan waktu maupun dari sudut identitas dan tanggung
jawab pendidikan yang berlangsung dalam keluarga. Keluarga yang bahagia suatu
hal yang sangat penting dalam perkembangan anak. Berbeda halnya dengan anak
yang tidak memiliki keluarga. Mereka hidup tanpa perlindungan orang tua
ataupun sanak saudara. Pemerintah melakukan upaya pelindungan bagi anak
terlantar dalam bentuk pendirian lembaga-lembaga sosial sepert panti asuhan yang
didirikan oleh masyarakat dengan diawasi langsung oleh pemerintah dalam proses
penyelnggaraannya.
Kepmensos No. 50/HUK/2004, menjelaskan tugas panti asuhan anak yaitu
memberikan bimbingan dan pelayanan bagi anak yatim, piatu, dan yatim piatu
yang kurang mampu, terlantar agar potensi dan kapasitas belajarnya pulih
2Ara Hidayat, Imam Machali, 2010, Pengelolaan Pendidikan Konsep, Prinsip dan Aplikasi
dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah, Pustaka Educa, Bandung, hal. 31. 3 Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
kembali dan dapat berkembang secara wajar.4 Bentuk keluarga yang mereka
miliki di panti asuhan tentunya berbeda jika dibandingkan dengan keluarga
mereka yang sesungguhnya dengan orang tua lengkap. Walaupun pada dasarnya
panti asuhan bagi anak-anak asuh yang tinggal didalamnya adalah sebuah rumah
dan keluarga.
Peran lembaga Panti Asuhan di era global ini menjadi sangat penting. Hal itu
dikarenakan lembaga ini memiliki tanggung jawab yang berat terkait dengan
mempersiapkan generasi penerus bangsa ini bagi mereka yang “kurang
beruntung” dari sisi ekonomi maupun pengasuhan orangtua serta memberikan
rasa nyaman dalam konteks kesejateraan dari anak asuh itu.
Kedua orang tua sangat menentukan kehidupan manusia selanjutnya dari
perkembangan potensi-potensinya. Potensi anak akan berkembang sesuai dengan
kesempatan dan suasana yang diberikan oleh kedua orang tuanya sebagai
lingkungan pendidikan pertama dan utama dan juga pendidik utama dan pertama.
Keluarga bagaikan sekolah pertama yang dimasuki anak-anak, sementara orang
tua laksana guru pertama dan utama tempat anak belajar.
Gambaran tersebut tidak selamanya mampu dirasakan oleh setiap anak.
Diantara mereka ada yang terpisahkan dari orangtua yang dicintainya, ayah, ibu,
saudara karena sebuah kondisi yang memaksa. Kondisi tersebut bisa dirasakan
karena faktor ekonomi, baik dari mereka (anak) yang sesungguhnya tidak yatim
namun kurang mampu, atau karena memang ditinggal salah satu atau bahkan
4 Indonesia, Keputusan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomer : 50 / HUK / 2004
(http://www.kemsos.go.id/ diakses tanggal 23 februari 2015)