1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan teknologi yang berkembang pesat di Indonesia, masyarakat menginginkan pergerakan yang cepat, efektif, dan efisien. Kebiasaan dan aktivitas masyarakat berbasis teknologi tersebut dikenal sebagai digitalisasi. Digitalisasi membawa perubahan yang signifikan terhadap cara setiap orang menjalankan kegiatan ekonomi dan penyebaran informasi. Tanpa kita sadari, semua aktivitas yang kita lakukan sekarang ini hampir semua beroperasi secara digital. Mulai dari aktivitas belajar, rumah sakit, transportasi, hingga aktivitas bisnis sehari-hari. Kemajuan teknologi di era revolusi industri 4.0 diikuti suatu pengaplikasian kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang berpotensi untuk meningkatkan pendapatan global dan kualitas hidup bagi masyarakat dunia (Prasetyo, 2018). Revolusi industri 4.0 akan mengacu kepada teknologi seperti kecerdasan buatan, kendaraan otomatis dan internet yang saling mempengaruhi kehidupan manusia (CNBC.com, 2019) Perkembangan teknologi juga dipengaruhi oleh gaya hidup penggunaan internet dalam kehidupan sehari-hari. Internet memiliki beberapa manfaat diantaranya membantu pengguna untuk mendapatkan infomasi dari web, untuk berkirim pesan dengan pengguna lainnya, untuk mendapatkan hiburan, untuk diskusi dalam suatu grup, dan transfer file antar komputer (Laudon & Laudon, 2014). Selain penggunaan internet yang semakin meningkat, penggunaan terhadap teknologi smartphone saat ini pun juga meningkat. Smartphone memberikan
17
Embed
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianrepository.uph.edu/8305/5/CH1_watermark.pdf · Digitalisasi membawa perubahan yang signifikan terhadap cara setiap orang menjalankan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Seiring dengan perkembangan teknologi yang berkembang pesat di
Indonesia, masyarakat menginginkan pergerakan yang cepat, efektif, dan efisien.
Kebiasaan dan aktivitas masyarakat berbasis teknologi tersebut dikenal sebagai
digitalisasi. Digitalisasi membawa perubahan yang signifikan terhadap cara setiap
orang menjalankan kegiatan ekonomi dan penyebaran informasi. Tanpa kita sadari,
semua aktivitas yang kita lakukan sekarang ini hampir semua beroperasi secara
digital. Mulai dari aktivitas belajar, rumah sakit, transportasi, hingga aktivitas bisnis
sehari-hari.
Kemajuan teknologi di era revolusi industri 4.0 diikuti suatu pengaplikasian
kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang berpotensi untuk
meningkatkan pendapatan global dan kualitas hidup bagi masyarakat dunia
(Prasetyo, 2018). Revolusi industri 4.0 akan mengacu kepada teknologi seperti
kecerdasan buatan, kendaraan otomatis dan internet yang saling mempengaruhi
kehidupan manusia (CNBC.com, 2019)
Perkembangan teknologi juga dipengaruhi oleh gaya hidup penggunaan
internet dalam kehidupan sehari-hari. Internet memiliki beberapa manfaat
diantaranya membantu pengguna untuk mendapatkan infomasi dari web, untuk
berkirim pesan dengan pengguna lainnya, untuk mendapatkan hiburan, untuk
diskusi dalam suatu grup, dan transfer file antar komputer (Laudon & Laudon,
2014). Selain penggunaan internet yang semakin meningkat, penggunaan terhadap
teknologi smartphone saat ini pun juga meningkat. Smartphone memberikan
2
kemudahan bagi orang-orang dalam menjalankan aktivitas melakukan pembayaran
atas pembelian sehari-hari dengan menggunakan perangkat seluler.
Penggunaan internet dimulai pada tahun 1990 di Indonesia, kemudian saat ini
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan pengguna internet terbanyak di
dunia (kompas.com, diakses 17/11/2019). Pada tahun 2019, dilakukan survei secara
nasional untuk mengetahui jumlah penetrasi dan perilaku internet di Indonesia oleh
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Data lapangan di ambil
antara 9 Maret hingga 14 April 2019 kepada para pengguna yang telah berinternet
lebih dari tiga bulan, guna menghasilkan data valid per akhir tahun 2018. Teknik
sampling yang digunakan adalah probability sampling dan multistage random
sampling. Jumlah sampel yang diteliti ada 5900 sampel dengan margin of error
sekitar 1,28% dan level of confidence 95%.
Hasil survei tersebut menunjukkan, total pengguna internet di Indonesia
berada di kisaran 171 juta pengguna aktif atau sekitar 65% dari total jumlah
penduduk Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 96% pengguna mengakses
internet melalui perangkat mobile (APJII, 2018). Berdasarkan data tersebut, dapat
kita simpulkan bahwa arah trend pengguna internet adalah mengakses internet
melalui mobile devices. Kesimpulan lain yang didapat adalah penduduk Indonesia
saat ini telah menjadikan internet sebagai bagian dari kebutuhan pokok. Penetrasi
penggunaan internet di Indonesia sampai tahun 2018 seperti Gambar 1.1.
3
Gambar 1.1 Penetrasi Pengguna Internet di Indonesia
Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet di Indonesia, 2019
Berdasarkan hasil survei APJII jumlah pengguna internet di Indonesia pada
2017-2018 bertambah 27,91 juta jiwa menjadi 171,18 juta jiwa atau bertumbuh
sebanyak 10,12%. Artinya di tahun 2018, penetrasi pengguna internet di tanah air
meningkat menjadi 64,8% dari total penduduk yang mencapai 264,16 juta jiwa.
Berdasarkan penyebaran, pulau jawa masih menjadi wilayah pengguna internet
terbesar di Indonesia, yakni mencapai 55%, Sumatera 21%, dan Kalimantan 6%.
Kemudian diikuti Sulawesi, Maluku dan Papua sebesar 10% serta Bali dan Nusa
Tenggara sebesar 5% (APJII, 2019).
Internet tidak lagi harus diakses dengan menggunakan komputer namun
sudah beralih ke penggunaan telepon seluler atau smartphone. Dapat dilihat pada
Gambar 1.2, sebanyak 96% pengguna internet melakukan aktivitas di dunia maya
memakai telepon seluler (handphone), 42% memakai laptop/netbook, 13%
memakai tablet, dan personal computer (PC) sebesar 30% (APJII, 2018).
4
Gambar 1.2 Perangkat Penggunaan Internet di Indonesia
Sumber: Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet di Indonesia, 2019
Indonesia adalah negara dengan populasi pengguna smartphone terbesar
keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Pengguna aktif
smartphone di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Seperti
diproyeksikan oleh Statista pada Gambar 1.3, jumlah penetrasi penggunaan smartphone
di Indonesia mencapai 28% di tahun 2019, meningkat sebanyak 2% dari tahun 2018.
Diproyeksikan hingga tahun 2023, penggunaan smartphone di Indonesia akan mencapai
33% dari total jumlah penduduk Indonesia.
Gambar 1.3 Pertumbuhan Penetrasi Smartphone di Indonesia
Sumber: Statista, 2019
5
Fungsi smartphone digunakan untuk berkomunikasi dan dilengkapi fitur-fitur
menarik seperti radio, kamera digital, perangkat lunak pemutar audio (media
player), video, dan sosial media. Teknologi smartphone digunakan sebagai media
penyimpanan data, pengeditan atau pengolahan data, pengiriman email, browsing,
dan berbagai kemudahan lainnya. Smartphone yang merupakan barang mewah kini
telah menjadi barang primer. Pada saat ini, dapat dikatakan tidak ada masyarakat
yang tidak menggunakan smartphone.
Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII), pertumbuhan pengguna internet di Indonesia mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Hasil riset APJII juga menggambarkan bahwa mayoritas
pengguna internet memanfaatkan internet untuk melakukan jual beli online (online
shopping) sebanyak 49,02%, sebanyak 45,15% untuk mencari harga, 41,04%
untuk membantu pekerjaan, 37,82% untuk mencari informasi membeli, dan
terakhir 26,19% untuk mencari kerja pada tahun 2019 (APJII, 2019).
Perdagangan elektronik atau e-commerce adalah sistem penjualan yang
berkembang setelah ditemukannya internet di Indonesia. Sistem pemasaran atau
penjualan seperti ini dapat menjangkau seluruh dunia pada saat yang bersamaan
tanpa harus mendirikan toko di setiap wilayah. Penjualan dan pemasaran juga
dianggap lebih efektif dan efisien dengan hanya memanfaatkan teknologi yang
digunakan seperti handphone, tablet, ataupun personal computer yang sudah
terhubung ke internet. E-commerce tidak hanya sekedar tempat membeli dan
menjual produk, namun e-commerce meliputi seluruh proses pemasaran,
penjualan, pengiriman, pelayanan, pembayaran para pelanggan kepada penjual.
Saat ini, sistem e-commerce dipercaya dapat membantu para pelaku usaha kecil
6
menengah untuk memperkenalkan produknya lebih luas, bahkan dapat memasuki
pasar global, sehingga konsumen kemudahan lebih dalam melakukan pencarian
dan pembelian produk yang diinginkannya. Berikut adalah proyeksi pertumbuhan
transaksi e-commerce di Indonesia sampai dengan tahun 2022 pada Gambar 1.4.
Gambar 1.4 Pertumbuhan Transaksi e-commerce Indonesia Tahun 2016-2022
Sumber: Statista, 2018
Gambar 1.4 menunjukkan peningkatan transaksi e-commerce pada tahun
2018 menjadi 8,6 Miliar dolar AS atau sekitar 120,6 Triliun rupiah (kurs Rp 14,000
per dolar AS), meningkat sebesar 1,5 Miliar dolar AS (sekitar 21 Triliun rupiah)
dari tahun 2017. Diproyeksikan hingga tahun 2022, jumlah transaksi e-commerce
di Indonesia dapat mencapai 16,5 Miliar dolar AS (sekitar 231,3 Triliun rupiah),
meningkat sebesar 7,9 Milyar dolar AS (sekitar 110,7 Triliun rupiah) dari tahun
2018.
Jumlah populasi yang mencapai 260 juta penduduk membuat potensi
perkembangan perdagangan elektronik Indonesia sangat besar. Hal itu didukung
dengan penetrasi pengguna internet yang terus tumbuh, harga sambungan internet