1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di Indonesia, pasar modal sangat berperan penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi sektor riil, hal ini dapat dilihat dari seiring pertumbuhan pasar modal di Indonesia, dalam hal ini adalah aktivitas yang terdapat di Bursa Efek Indonesia, akan seiring pula dengan bertambahnya jumlah entitas yang aktivitasnya terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia (listing).Total perusahaan yang listing di BEI per September 2018 adalah 597 perusahaan (www.idx.co.id). Perusahaan yang tercatat di BEI dikelompokan kedalam 3 sektor besar, yang pertama yaitu sektor utama industri penghasil bahan baku, yang kedua sektor industri manufaktur, dan yang ketiga sektor industri jasa. Adapun dalam penelitian ini akan mengambil sektor manufaktur sebagai objek penelitian terkait. Perusahaan manufaktur di bursa BEI digolongkan kedalam 3 sektor. Yaitu: sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri barang konsumsi. Industri manufaktur adalah sebuah industri yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi dan mendistribusikannya ke konsumen. Sektor industri manufaktur sebagai salah satu sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional karena sektor ini memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Seiring dengan perkembangan teknologi, di Indonesia telah banyak berdiri sejumlah perusahaan manufaktur yang terus bekerja keras memproduksi barang untuk memenuhi setiap kebutuhan masyarakat Indonesia yang berperan sebagai konsumen. Perusahaan manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur disebuah negara juga dapat digunakan untuk melihat perkembangan industri secara nasional di negara itu. Perusahaan manufaktur saat ini berkembang sangat pesat setiap tahunnya baik dari segi laporan keuangan maupun saham yang telah go publik. Prospek bisnis di bidang manufaktur juga terbukti sangat menguntungkan setiap tahunnya yang nantinya akan menarik para investor untuk menanamkan modalnya kepada
18
Embed
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri manufaktur disebuah negara juga dapat digunakan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Di Indonesia, pasar modal sangat berperan penting dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi sektor riil, hal ini dapat dilihat dari seiring pertumbuhan
pasar modal di Indonesia, dalam hal ini adalah aktivitas yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia, akan seiring pula dengan bertambahnya jumlah entitas yang aktivitasnya
terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia (listing).Total perusahaan yang listing di
BEI per September 2018 adalah 597 perusahaan (www.idx.co.id). Perusahaan yang
tercatat di BEI dikelompokan kedalam 3 sektor besar, yang pertama yaitu sektor
utama industri penghasil bahan baku, yang kedua sektor industri manufaktur, dan
yang ketiga sektor industri jasa. Adapun dalam penelitian ini akan mengambil
sektor manufaktur sebagai objek penelitian terkait. Perusahaan manufaktur di bursa
BEI digolongkan kedalam 3 sektor. Yaitu: sektor industri dasar dan kimia, sektor
aneka industri, dan sektor industri barang konsumsi.
Industri manufaktur adalah sebuah industri yang mengolah bahan mentah
menjadi barang jadi dan mendistribusikannya ke konsumen. Sektor industri
manufaktur sebagai salah satu sektor penting dalam pembangunan ekonomi
nasional karena sektor ini memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Seiring dengan perkembangan teknologi, di
Indonesia telah banyak berdiri sejumlah perusahaan manufaktur yang terus bekerja
keras memproduksi barang untuk memenuhi setiap kebutuhan masyarakat
Indonesia yang berperan sebagai konsumen. Perusahaan manufaktur merupakan
penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan industri
manufaktur disebuah negara juga dapat digunakan untuk melihat perkembangan
industri secara nasional di negara itu.
Perusahaan manufaktur saat ini berkembang sangat pesat setiap tahunnya baik
dari segi laporan keuangan maupun saham yang telah go publik. Prospek bisnis di
bidang manufaktur juga terbukti sangat menguntungkan setiap tahunnya yang
nantinya akan menarik para investor untuk menanamkan modalnya kepada
2
perusahaan tersebut. Saham perusahaan manufaktur setiap tahun juga mengalami
kenaikkan karena banyak investor yang tertarik menanamkan modalnya disektor
perusahaan ini untuk keperluan investasi guna memenuhi kebutuhan dimasa yang
akan datang.
Tabel 1.1 Kontribusi PDB Sektor Manufaktur Tahun 2014-2016
Sumber: www.bps.go.id , data yang telah diolah penulis, 2018
Industri manufaktur mempunyai kontribusi yang besar terhadap PDB nasional
jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Tabel 1.1 menggambarkan bahwa
kontribusi sektor industri manufaktur terhadap PDB nasional selama Tahun 2014
hingga Tahun 2016 cenderung bertambah besar mendekati 19 persen. Sementara
kontribusi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang juga memiliki
kontribusi besar terhadap PDB nasional dalam periode waktu yang sama
berkontribusi secara fluktuatif di sekitaran 13 persen. Kondisi seperti itu
menunjukkan bahwa industri manufaktur masih memiliki peranan yang penting
dalam pembentukan PDB nasional baik untuk sektor industri manufaktur itu sendiri
maupun keterkaitannya dengan sektor lain dalam perekonomian Indonesia.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan, dengan jumlah
penduduk yang terus meningkat di Indonesia, tingkat konsumsi masyrakat pun ikut
bertambah. Tingkat konsumsi yang besar dapat menarik para investor asing maupun
domestik untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Terbukti pada tahun 2016
yang dikutip dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), perusahaan
manufaktur masih menjadi sektor penyumbang investasi terbesar di Indonesia
dengan kontribusi 55% dengan penanaman modal asing (PMA) di industri
manufaktur naik dari US$ 11,8 miliar menjadi US$ 16,7 miliar, sedangkan
Uraian 2014 2015 2016
PDB Nasional(%) 5,01 4,88 5,02
PDB Industri Pengolahan(%) 5,61 5,05 4,42
Kontribusi Industri Pengolahan(%) 17,88 18,19 18,20
Kontribusi pertanian, kehutanan dan
perikanan(%)
13,34 13,49 13,45
3
penanaman modal dalam negeri (PMDN) dari Rp 89 triliun menjadi Rp 106,8 triliun
dibandingkan dari sektor jasa Rp 81 triliun dan sektor utama sebesar Rp 22 triliun.
Selain dari kontribusi PDB nasional dan investasi, perusahaan sektor
manufaktur menghasilkan earning per share yang lebih besar dibandingkan dengan
sektor utama. Berikut adalah gambar rata-rata earning per share yang dibagikan
dari sektor manufaktur dan sektor utama dari tahun 2013-2016.
Gambar 1.1 Rata-rata EPS Sektor Manufaktur tahun 2013-2016
Sumber: data yang telah diolah, penulis 2018
Gambar 1.2 Rata-rata EPS Sektor Utama Tahun 2013-2016
Sumber: data yang telah diolah penulis,2018
Berdasarkan gambar 1.1 rata-rata earning per share yang dibagikan oleh sektor
manufaktur mengalami penurunan dari setiap tahunnya dan gambar 1.2
menunjukan rata-rata earning per share yang dibagikan oleh sektor utama
mengalami fluktuatif yang cenderung menurun dari tahun 2013-2016. Namun, rata-
rata pembagian earning per share yang paling besar dilakukan oleh sektor
manufaktur. Meskipun pembagian earning per share pada tahun 2013-2016
908,283
397,854
176,498 143,719
0
200
400
600
800
1000
2013 2014 2015 2016
Rata-rata EPS Sektor Manufaktur
53,38576
45,83176
23,55591
40,63325
0
10
20
30
40
50
60
2013 2014 2015 2016
Rata-rata EPS Sektor Utama
4
mengalami penurunan, namun nilai yang dibagikan masih tergolong tinggi jika
dibandingkan dengan sektor utama. Dengan demikian, perusahaan sektor
manufaktur dipilih karena pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia
mengalami peningkatan tiap tahunnya baik dari segi kontribusi PDB, investasi dan
maupun dilihat dari pembagian earning per share yang dilakukan sektor
perusahaan masing-masing dan membuat investor lebih memilih perusahaan
manufaktur sebagai keputusan investasi yang tepat dibandingkan sektor lainnya.
1.2 Latar Belakang Penelitian
Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk
melakukan usahanya serta demi tercapainya tujuan perusahaan. Menurut Harahap
(2014) tujuan perusahaan adalah kesinambungan perusahaan, laba jangka panjang,
dan pengembangan usaha. Namun, perusahaan tidak selalu memiliki dana yang
cukup untuk membiayai semua kegiatan operasionalnya. Oleh sebab itu,
perusahaan kerap dihadapi dengan permasalahan-permasalahan seperti bagaimana
memperoleh, menggunakan dan mengembalikan dana tersebut dengan suatu tingkat
pengembalian yang memuaskan pihak pemberi dana.
Salah satu alternatif perusahaan dalam memperoleh dana adalah pasar modal.
Pasar modal menurut Tandelilin (2014:26) adalah pertemuan antara pihak yang
memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara
menjual belikan sekuritas. Dalam pasar modal terdapat investor yang akan membeli
atau menanamkan modalnya di perusahaan yang kemudian akan menjadi sumber
dana perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasinya. Sebuah perusahaan pasti
menginginkan nilai perusahaan meningkat secara optimal. Optimalisasi nilai
perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan
fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan
memengaruhi keputusan keuangan yang lainnya dan berdampak pada nilai
perusahaan. Salah satu dari sekian banyak keputusan keuangan dalam sebuah
perusahaan adalah menentukan nominal laba bersih yang dibagikan sebagai
pembayaran dividen kepada investor atau pemilik modal perusahaan.
5
Umumnya pemilik modal atau investor menginginkan keuntungan yang tinggi,
dan pembayaran dividen dari perusahaan bersangkutan sebagai konsekuensi atas
penyertaan modal pada perusahaan tersebut. Perusahaan dihadapkan pada suatu
permasalahan keputusan tentang kebijakan pembayaran dividen yang akan
diberikan kepada pemegang saham.
Menurut Hermuningsih (2012:80) dividen adalah sebagian keuntungan
perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Sehingga hanya perusahaan
yang menghasilkan keuntungan yang dapat membagikan dividen karena dividen
berasal dari keuntungan perusahaan. Menurut Musthafa (2017:141) Kebijakan
dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir
tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan
dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi kembali dalam perusahaan.
Menurut Brigham dan Houtston (2014:95) terdapat lima jenis dividen: Cash