Top Banner
18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kawasan Negara Republik Indonesia menunjukan keanekaragaman kondisi geografis dan corak kehidupan serta sifat masyarakat yang multi etnis. Corak dan sifat masyarakat yang majemuk merefleksikan ragam budaya yang terbesar di seluruh Indonesia (R. Warsito, 2012 : 94). Budaya tersebut mempunyai nilai-nilai sosial dan seni yang tinggi. Masing-masing budaya memiliki ciri khas tersendiri yang akan membentuk suatu kebudayaan lokal. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri sebagai identitas bangsa (jurnal seni naluri reog brijo lor, Putra Cahyo Rumbiyardi dan Sariratun). Keanekaragaman kebudayaan di Indonesia juga dilengkapi dengan kehadiran pendukung kebudayaan dari bangsa- bangsa lain, (R.Warsito. 2012 : 96). Indonesia terdiri atas beberapa daerah yang masing-masing daerah memiliki ciri khas tersendiri, Seperti Jawa Tengah yang mempunyai banyak kesenian yang beragam sesuai dengan daerah asalnya, tetapi tidak semua masyarakat mengetahui keberadaannya. Ada beberapa kesenian Jawa yang masih dapat kita saksikan penampilannya saat ini, diantaranya Seni Burok atau Burokan, Sintren, Dogdog Kaliwon, Kuntulan, Calung, Barongan, Wayang Golek, Wayah Kulit Tari Topeng Brebes, Tari Topeng Sinok, Reog Banjarharjo, Angklung, Jaipong, dan sebagainya. Dari sekian banyak suku di Indonesia, suku Jawa di Jawa Tengah merupakan salah suku yang tidak dapat melepaskan diri dari musik dalam Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017
23

BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

Feb 25, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kawasan Negara Republik Indonesia menunjukan keanekaragaman kondisi

geografis dan corak kehidupan serta sifat masyarakat yang multi etnis. Corak dan

sifat masyarakat yang majemuk merefleksikan ragam budaya yang terbesar di

seluruh Indonesia (R. Warsito, 2012 : 94). Budaya tersebut mempunyai nilai-nilai

sosial dan seni yang tinggi. Masing-masing budaya memiliki ciri khas tersendiri

yang akan membentuk suatu kebudayaan lokal. Budaya lokal Indonesia sangat

membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta

memiliki keunikan tersendiri sebagai identitas bangsa (jurnal seni naluri reog brijo

lor, Putra Cahyo Rumbiyardi dan Sariratun). Keanekaragaman kebudayaan di

Indonesia juga dilengkapi dengan kehadiran pendukung kebudayaan dari bangsa-

bangsa lain, (R.Warsito. 2012 : 96). Indonesia terdiri atas beberapa daerah yang

masing-masing daerah memiliki ciri khas tersendiri, Seperti Jawa Tengah yang

mempunyai banyak kesenian yang beragam sesuai dengan daerah asalnya, tetapi

tidak semua masyarakat mengetahui keberadaannya. Ada beberapa kesenian Jawa

yang masih dapat kita saksikan penampilannya saat ini, diantaranya Seni Burok

atau Burokan, Sintren, Dogdog Kaliwon, Kuntulan, Calung, Barongan, Wayang

Golek, Wayah Kulit Tari Topeng Brebes, Tari Topeng Sinok, Reog Banjarharjo,

Angklung, Jaipong, dan sebagainya.

Dari sekian banyak suku di Indonesia, suku Jawa di Jawa Tengah

merupakan salah suku yang tidak dapat melepaskan diri dari musik dalam

Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017

Page 2: BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

19

kehidupan sehari-hari. Hampir setiap daerah di wilayah Indonesia memiliki musik

daerah atau musik tradisional dengan lagu serta peralatan yang berbeda-beda.

Pada umumnya, musik di Indonesia masih sederhana dan kental dengan unsur

kesederhanaannya. Musik bagi mereka bukanlah sekedar hiburan, Akan tetapi

musik bersatu dengan kebudayaan lainnya. Kemampuan bangsa Indonesia

beradaptasi dalam menerima pengaruh budaya-budaya di masa lampau dapat

memperkecil perbedaan-perbedaan, sehingga menumbuhkan sifat dan

karakteristik yang umum dari bangsa tersebut, (R.Warsito. 2012 : 97). Namun jika

ditelusuri lebih jauh, alat musik atau alat kesenian lainnya bukan hanya menjadi

sebuah alat penghibur yang bisa dimainkan kapan saja.

Seni merupakan ekspresi dari karakter jiwa yang dieksplorasikan terhadap

kehidupan sehari-hari, sehingga kesenian setiap daerah atau etnis memiliki

karakteristik tersendiri. Seni adalah segala sesuatu yang memiliki nilai keindahan,

kehalusan, serta ramai. Seni juga diartikan sebagai kemampuan untuk

menciptakan suatu yang sungguh-sungguh bagus atau luar biasa (Badudu, 1994 :

1280, dalam Sujarwa, 2014 : 313). Hasil karya ini lahir bukan karena didorong

oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok, melainkan

oleh kebutuhan spiritualnya untuk melengkapi dan menyempurnakan derajat

kemanusiaannya. Suatu karya seni mencerminkan identitas masyarakat dimana

mereka tinggal, baik berupa adat istiadat maupun tata cara kehidupannya Bagus

Susetyo (dalam jurnal seni musik, vol 2, 2013). Seni tradisional tidak lepas dari

masyarakat pendukungnya, karena pada dasarnya seni budaya tumbuh dan

berkembang dari leluhur masyarakat daerah pendukungnya.

Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017

Page 3: BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

20

Suatu hasil karya seni adalah wujud yang menjdai wadah seni. Wujud seni

dikatakan bermutu apabila wijud itu mampu memperlihatkan keindahan serta

berisi suatu pesan dan menyampaikan pesan tertentu kepada orang lain (Bastomi,

1992 : 80). Bentuk lahiriah suatu seni dapat diamati dan dihayati. Bentuk hasil

seni ada yang visual yaitu hasil seni yang dapat dihayati dengan indra pandang

yaitu seni rupa, tetapi ada yang hanya dapat dihayati oleh indra melihat dan indra

mendengar yaitu seni musik (Bastomi, 1992 : 2).

Karya seni yang tidak diketahui penciptanya atau penciptanya secara

kolektif pada suatu kelompok masyarakat di daerah tertentu (Bastomi dalam

aesijah, 2011:21). Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. Seni pertunjukan yang

dimaksud di sini adalah seni pertunjukan yang dikonsep sebagai satu kesatuan

pertunjukan yang memuntai tempa dan tujuan tertentu, baik untuk kepentingan

orang banyak, maupun bagi seni itu sendiri. Jenis-jenis seni pertunjukan meliputi

seni musik, seni tari, seni rupa, dan seni drama. Seni pertunjukan merupakan

sebuah ungkapan budaya, wahana untuk menyampaikan nilai-nilai budaya dan

perwujudan norma-norma, estetik-estetik yang berkembang sesuai dengan zaman

dan wilayah dimana bentuk seni pertunjukan itu tumbuh dan berkembang

(Susetyo, 2009:1 dalam Galuh Prestisa, JSM 2,1 2013).

Salah satu desa di daerah Brebes yang konsisten melestarikan peninggalan

budaya ini adalah Desa Jipang. Mulai dari pertunjukan musik bambu yang

dinamis serta atraktif. Pagelaran kesenian Jawa Tengah seperti calung tersedia di

Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017

Page 4: BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

21

Desa Jipang ini. Calung sangat popular dimasyarakat Jipang karena Desa Jipang

yang hanya memiliki kesenian ini di daerah Brebes.

Kesenian calung merupakan kesenian yang berasal dari Provinsi Jawa Barat

yang berkembang dan meluas ke wilayah kabupaten Brebes yang berbatasan

langsung dengan Provinsi Jawa barat, khususnya di Desa Jipang. Dilihat dari

kacamata sejarah, masyarakat Desa Jipang Kecamatan Bantarkawung merupakan

keturunan orang Sunda yang berasal dari masyarakat kerajaan Padjajaran yang

melarikan diri dari perang Bubat dan menemukan wilayah untuk bermukim dan

melangsukan hidup, kemudian mempunyai anak dan cucu yang sampai sekarang

masyarakat Desa Jipang menggunakan kebudayaan Sunda. Kesenian Calung

merupakan kesenian yang diturun-temurukan kepada anak cucu mereka, supaya

kesenian ini tetap lestari dengan perkembangan jaman yang semakin modern. Alat

musik bambu seperti calung sudah menjadi kesenian khas Sunda. Ada beberapa

alat musik bambu yang kini masih bertahan diantaranya calung jinjing, calung

rantai, angklung. Namun dalam penelitian ini saya fokuskan terhadap kesenian

Calung Jinjing.

Pengambilan periode yang dimulai pada tahun 1985 dilihat dari kebangkitan

kembali musik calung yang sempat terlupakan. Kemunculan kembali calung tidak

lagi sebagai alat ritual melainkan sebagai kesenian daerah yang memiliki daya

tarik tersendiri, yaitu : pementasan calung disertai dengan lawakan yang

dimasukan pada tengah-tengah lagu yang sedang berjalan. Sedangkan batasan

tahun hingga 2015 sebagai pembanding kesenian calung pada saat ini. Selama

periode 1985-2015 peneliti mengkaji menganai bagaimana berdiri,

Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017

Page 5: BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

22

perkembangan, kemundurannya, prestasi, serta cara untuk melestarikan. Selain itu

juga pemilihan Desa Jipang dikarenakan kesenian Calung hanya tumbuh dan

berkembang di daerah tersebut. Atas dasar itu maka skripsi ini berjudul

“Perkembangan Sanggar Seni Calung Musik Gebyar Binangkit di Desa Jipang

Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes (Kajian Histori Tahun 1985-2015)”.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan utama yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah

“Bagaimana perkembangan Kesenian Calung di Desa Jipang pada tahun 1985-

2015?” Agar kajian penelitian ini dapat menjadi lebih fokus, maka rumusan

masalah tersebut dibatasi dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai

berikut:

1. Bagaimana kondisi umum Desa Jipang ?

2. Bagaimana asal usul, karakteristik, dan teknik permainan Seni Calung ?

3. Bagaimana perkembangan Sanggar Seni Calung Gebyar Binangkit ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan

dilaksanakannya penulisan yang berjudul “Bagaimana perkembangan Kesenian

Calung di Desa Jipang pada tahun 1985-2015?” Adapun tujuan yang hendak

dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi kondisi umum Desa Jipang Kecamatan Bantarkawung

Kabupaten Brebes.

2. Mengungkap asal usul, karakteristik, dan teknik permainan seni calung

Desa Jipang Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes.

Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017

Page 6: BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

23

3. Mendeskripsikan perkembangan Sanggar Seni Calung Gebyar Binangkit di

Desa Jipang Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi inspirasi dan

mengembangkan ilmu sejarah perkembangan kesenian tradisional.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penulis

atau peminat yang tertarik untuk mengkaji kebudayaan yang

terkandung dalam kesenian tradisional pada masyarakat.

c. Hasil penelitian ini juga dapat dipandang sebagai pendokumentasian

kesenian tradisional Calung yang diharapkan dapat mendukung

pelestarian kebudayaan setempat.

2. Manfaat praktis

a. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat

luas yang perlu memahami kesenian tradisional terutama mengenai

kesenian Calung, sehingga dapat berpartisipasi mengembangkan

calung.

b. Bagi pembuat kebijakan dapat dijadikan sebagai dasar program

pembangunan seni budaya masyarakat.

c. Bagi generasi muda supaya dapat tertarik, mengenal, ikut serta,

antusias, memainkan, dan berperan langsung untuk melestarikan dan

mengembangkan kesenian Calung.

Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017

Page 7: BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

24

E. Kajian Pustaka

1. Sanggar Seni Musik Tradisonal Calung

Sanggar adalah suatu wadah, tempat atau perkumpulan baik individu atau

kelompok yang pada umumnya program serta tujuan demi munculnya ide-ide

baru, kemudian dikembangkan sehingga hasilnya dapat disampaikan pada

masyarakat umum dan diterima serta dapat dinikmati masyarakat, Setyawati

(dalam jurnal seni tari Shara Marsita Miradamiwati, 3 : 2014). Sanggar

merupakan suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh suatu komunitas atau

sekumpulan orang untuk berkegiatan seni seperti seni musik, seni tari, seni lukis,

seni peran dan sebagainya. Kegiatan yang ada dalam sebuah sanggar seni berupa

kegiatan pembelajaran tentang seni, yang meliputi proses dari pembelajaran,

penciptaan hingga produksi dan sebagian besar dilakukan di dalam sanggar

(tergantung ada tidaknya fasilitas dalam sanggar), sanggar seni termasuk ke dalam

jenis pendidikan nonformal. Dapat disimpulkan sanggar seni adalah tempat atau

wadah bagi manusia melakukan dan mempelajari suatu kesenian yang bertujuan

untuk menjaga kelestarian budaya di masyarakat Yulistio (dalam jurnal seni tari,

vol 3 : 2014). Sanggar seni adalah tempat berkreativitas yang berkaitam tentang

kesenian

Seni menurut Schopenhauer (dalam Yeniningsih, 2007 : 215), merupakan

segala usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk menyenangkan. Seni mengarah

pada suatu tujuan, yaitu mengungkapkan perasaan manusia. Hal tersebut berkaitan

dengan apa yang dialami oleh seorang seniman atau pelaku seni ketika

Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017

Page 8: BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

25

menciptakan suatu karya seni, Bagus Susetyo (dalam jurnal seni musik vol 2,

2013).

Musik adalah pengahayatan isi hati manusia yang diungkapkan dalam

bentuk bunyi yang teratur dalam melodi atau ritme serta mempunyai unsur atau

keselarasan yang indah (Sunarko, 1985:5). Istilah musik dikenal dari bahasa

Yunani yaitu musike (Hardjana. 1983:5-6). Musike berasal dari kata muse-muse,

yaitu sembilan dewa yunani dibawah dewa Apollo yang melindungi seni dan ilmu

pengetahuan, Sila Widhyatama (dalam jurnal seni musik vol 1, 2012). Menurut

(kbbi, 2014 : 330) musik merupakan ilmu atau seni menyusun nada atau suara

dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi

suara yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan nada atau suara yang

disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama lagu dan keharmonisan,

terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi.

Tradisional merupakan istilah turunan dari kata radisi. Tradisi adalah

sebagai suatu situasi proses sosial yang unsur-unsurnya diwariskan atau

diturunkan dari angkatan satu ke angkatan yang lain (Humardani dalam Aesijah,

2011 : 22). Tradisional sikap dan cara berfikir serta bertindak yang selalu

berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun-menurun

menurut tradisi adat (kbbi, 2014 : 583). Adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek

moyang) yang masih dijalankan dalam msayarakat yang beranggapan bahwa cara-

cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik dan benar (kbbi, 2014 :

582).

Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017

Page 9: BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

26

Calung berasal dari kata ca yang artinya baca, maca, dan, waca, sedangkan

lung berasal dari kata linglung (bingung). Dimasa lampau Waditra Calung

disajikan sebagai alat mandiri (tunggal, biasanya dimainkan ditempat-tempat sepi

oleh orang-orang yang sedang menunggu padi, diladang atau sawah, sambil

menghalau burung. Bagi yang memainkannya, Calung merupakan musik pelipur

lara atau pelipur hati yang sedang bingung (maca hate anu keur liwung), (Ubun

Kubarsah.R, 1994 : 62).

Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, berdasarkan bentuk

penyajiannya maka kesenian Calung merupakan salah satu kesenian tradisional

yang termasuk dalam kategori seni musik. (Umar Kayam, 1981 :60) menjelaskan

tentang ciri-ciri kesenian tradisional ialah sebagai berikut : (a) Seni tradisional

memilki jangkauan terbatas pada lingkungan kultur yang dapat menunjangnya. (b)

Seni Tradisioanal merupakan sebuah pencerminan dari satu kultur yang

berkembang sangat perlahan, disebabkan karena dinamika dari masyarakat

penunjangnya yang memang demikian. (c) Merupakan bagian dari suatu kosmos

kehidupan yang bulat dan tidak terbagi-bagi dalam pengkotakan spesialisasi. (d)

Seni tradisional bukan merupakan hasil kreatifitas individu-individu tetapi tercipta

secara anonim bersama dengan sifat kolektifitas masyarakat yang

menunjangnnya.

2. Penelitian yang relevan

Penelitian terhadap perkembangan Kesenian Tradisional sebelumnya telah

dilakukan oleh beberapa peneliti dengan kajian yang berbeda antara lain :

Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017

Page 10: BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

27

Penelitian Eva Rosdiana (2016) yang berjudul Perkembangan Komunitas

Kesenian Jepin Tunas Muda Sapto Renggo Margo Utomo di Dukuh Sayangan

Desa Penanggungan Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara Tahun

2005-2015. Bahwa penelitian tersebut dijelaskan mengenai gerakkan pada

Kesenian Jepin, instrumen pengiring.

Penelitian Evi Afriyanto (2011) yang berjudul Apresiasi Masyarakat Desa

Jipang Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes Terhadap Musik Kesenian

Tradisional Calung. Bahwa penelitian tersebut dijelaskan mengenai masyarakat

Desa Jipang dapat menikmati, memahami, menghayati, dan menghargai musik

calung.

Penelitian Lani Candilanita (2015) yang berjudul Perkembangan Kesenian

Lengger Banyumas Grup Tri Eko Budoyo di Desa Danasri Kecamatan

Nusawungi Kabupaten Cilacap. Bahwa penelitian tersebut dijelaskan mengenai

bentuk pertunjukan Kesenian Lengger, perkembangan Kesenian Lengger, dan

tanggapan masyarakat terhadap Kesenian Lengger Banyumas.

Dari ketiga penelitian tersebut terdapat kesamaan yaitu sama-sama meneliti

mengenai Kesenian Tradisional. Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh

peneliti dalam penelitian ini, mengkaji Perkembangan Sanggar Seni Tradisional

Calung Gebyar Binangkit. Dapat disimpulkan penelitian yang berfokus pada

proses perkembangan seni tradisional calung yang dibawah naungan sanggar

Gebyar Binangkit di Desa Jipang Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes ini

bisa dikatakan penelitian yang pertama dan masih orisinil.

Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017

Page 11: BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

28

F. Landasan Teori dan Pendekatan

1. Landasan Teori

Dengan kajian teori – teori yang kuat, penelitian yang ditulis menjadi

semakin jelas. Maka dari itu, teori sangat diperlukan dalam mengembangkan

suatu penelitian agar suatu masalah dapat terpecahkan.

a. Kesenian Tradisional

Kesenian adalah salah satu penyangga kebudayaan dan

berkembang menurut kondisi dari kebudayaan itu. Kebudayaan tidak

pernah berdiri lepas dari masyarakat. Sebagai salah satu bagian yang

penting dari masyarakat, kesenian merupakan kreatifitas dari

kebudayaan dan pada dasarnya semua bentuk kesenian dianggap

berasal dari ritual (kesukaan) kuno (Umar dan Lindsay dalam

Sutardjo, 2008:54). Kesenian sebagai salah satu aspek kebudayaan

yang memiliki arti penting dalam kehidupan masyarakat.

Tradisional bisa diartikan : segala yang sesuai dengan tradisi,

sesuai dengan kerangka pola - pola bentuk maupun penerapan yang

selalu berulang Dapat disimpulkan bahwa tradisional adalah segala

apa yang dituturkan atau diwariskan secara turun – temurun dari orang

tua atau dari nenek moyang.

Kebudayaan baru mucul diperkotaan yaitu budaya urban yang

merupakan suatu produk dari modernisasi yang terjadi sejak awal

abad ke-20. Menurut Kuntowijoyo (dalam jurnal JIPS, Tanto Sukardi,

no 22 tahun XII, edisi Januari-Juni : 2004), munculnya budaya urban

Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017

Page 12: BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

29

atau modern perkotaan di Indonesia itu sebagai akibat dari adanya

perubahan yang telah terjadi melalui dua jalur, yaitu : 1) akibat gerak

gelombang westernisasi dan modernisasi yang datang melalui sistem

ekonomi uang (monetisasi), kapitalisme niaga, kapitalisme industri,

dan sistem pendidikan modern yang diintrodusir oleh kaum liberal

Belanda dengan politik etisnya. 2) Sebagai akibat dari gerak

gelombang nasionalisme yang merupakan tali pengikat solidaritas

baru, dalam membentuk suatu negara kebangsaan yang merdeka

melalui simbolis. Dari titik kesadaran ini kemudian muncul nilai-nilai

baru, jiwa baru, dan hubungan sosial yang baru bersamaan dengan

lahirnya kelas menengah yang baru dalam masyarakat. (Jurnal JIPS,

Tanto Sukardi, no 22 tahun XII, edisi Januari-Juni, 40 : 2004). Salah

satu kehidupan manusia yang membedakan dengan makhluk lain

adalah adanya proses penciptaan dan pengetahuan yang selalu

berkembang. Manusia tidak sekedar meniru kelakuan atau perilaku

dari generasi yang sebelumnya, melainkan juga adanya perluasan

peniruan, baik aspek nilai, kebendaan, fungsi maupun keberagamaan

(sumber).

Dewasa ini masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari

kebudayaan asing, karena dalam kehidupannya masyarakat Indonesia

sangat tergantung dari kebudayaan yang diikutinya. Begitu juga

kemajuan suatu kebudayaan memerlukan dukungan dan kreativitas

anggota masyarakat. Kemajuan budaya indonesia dapat digambarkan

Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017

Page 13: BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

30

sebagai suatu bentuk konfigurasi semacan mosaik. Dalam prakteknya

bentuk budaya tradisional sebagai suatu ekspresi dari struktur hirarkis

masyarakat feodal tradisional dipisahkan ke dalam pengelompokkan

yang dikotomis, yaitu budaya agung (tradisi agung) dan budaya jelata

(tradisi kecil). Budaya agung berkembang di pusat-pusat kebudayaan

seperti istana, keraton, yang didukung oleh golongan bangsawan dan

elit tradisional feodal (Jurnal JIPS, Tanto Sukardi, no 22 tahun XII,

edisi Januari-Juni, 40 : 2004). Sementara budaya jelata merupakan

pemaknaan dari tradisi yang berlangsung dalam masyarakat petani di

pedesaan dalam kehidupan sehari-hari, yang bersifat kolektif dan

anonym, terbatas pada komunitas kecil, dan tidak terdidik Redfield

(dalam jurnal JIPS, Tanto Sukardi, no 22 tahun XII, edisi Januari-Juni

: 2004). Dinamika perubahan dalam masyarakat urban itu pada

gilirannya mengakibatkan terjadinya pergeseran kota-kota dengan

segala atributnya, kemudian kota-kota berkembang menjadi

metropolis yang melebar dan berperan sebagai pusat-pusat budaya

modern.

Sejumlah kesamaan karakteristik kebudayaan sebagian

pengalaman hidup yang dimiliki oleh sebagian kelompok orang.

Kesamaan itu berasal dari satu sumber yang sama tetapi dapat

diteriman dengan positif oleh beberapa komunitas yang satu sama lain

berbeda kebudayaan induknya. (sumber). Manusia berkembang secara

bertahap dari tata hidup yang rendah atau homogen hingga mencapai

Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017

Page 14: BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

31

kelengkapan tata hidup berikutnya atau heterogen (sumber).

Kebudayaan manusia berkembang secara linier alamiah atau bertahap

sebagaimana tahap tata hidupnya. Oleh karena itu pengikut pemikiran

ini mempostulatakan kebudayaan adanya kebudayaan rendah dan

tinggi “terbelakang dan maju”.

Masyarakat beranggapan bahwa tradisional dan modern adalah

dua hal yang saling berlawanan membentuk oposisi biner. Hal tersebut

kemudian memicu anggapan bahwa tradisional adalah hal-hal yang

berbau kuno dan tidak dapat menyesuaikan dengan perkembangna

zaman, sedangkan modern mengacu kepada sifat-sifat yang terbarukan

(up to date) dan selalu menyesuaikan dengan perkembangan. Pada

kasus perkembangan seni banyak orang menganggap bahwa kesenian

tradisional akan kalah dengan kesenian modern karena kesenian

modern dianggap lebih mampu dalam hal memuaskan jiwa atau batin

masyarakat. Kesenian modern diartikan sebagai kesenian yang lahir

mengikuti gerak zaman dan selalu kontemporer (terbarukan).

Penjelasan di atas tentu saja bisa benar dan bisa pula salah.

Menjadi benar jika kita melihat realitas di lapangan bahwa sebagian

besar kesenian yang lahir pada masa lampau yang dianggap sebagai

seni tradisional sebagian telah mengalami kekurangan pendukung,

sehingga ada kekhawatiran akan mengalami kepunahan. Sementara di

sisi lain, generasi yang lahir belakangan telah melahirkan kesenian

baru yang sama sekali berdeda dengan kesenian sebelumnya dan

Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017

Page 15: BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

32

memiliki pendukung yang jauh lebih banyak dan lebih eksis. Kondisi

semacam itu oleh sebagian kalangan dianggap menghawatirkan jika

betul-betul punah. Dengan mengacu pada kreativitas yang

berkembang tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa bermacam-

macam perbedaan sistem budaya, adanya tekanan-tekanan dan

ancaman, serta adanya perubahan silang antar unsur budaya yang

merupakan pendorong untuk berkreativitas. Seni modern yang

merupakan unsur penting budaya nasional Indonesia modern mampu

melakukan transformasi diri dengan mengangkat khasanah

vocabulary, unsur-unsur budaya lokal tradisional sebagai sumber

inspirasi yang melahirkan karya seni modern yang berbobot yang

diakui masyarakat internasional.

Untuk mengembangkan seni pertunjukan tradisional

mengandung nilai besar dengan usaha perluasan pandangan sebagai

usaha pernyiapan prasarana dan tujuan untuk memperbesar

kemungkinan berkarya. Dapat diartikan bahwa untuk

mempertahankan kesenian tradisional tidak semata-mata dengan

menjadikan barang mati. Alasan pertama untuk mempertahankan

kesenian tradisional adalah pengenalan secara luas, membentuk suatu

keakraban dengan sesuatu yang dikenal, sebagai sesuatu landasan

untuk menggerakan karya bagi seniman dan terwujudnya apresiasi

bagi si penikmat (Sedyawati.Edi, 1981 : 51). Suatu hal lain yang

membuat usaha menghidupkan kesenian tradisional adalah kenyataan

Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017

Page 16: BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

33

adanya pengaruh dari luar tradisi yang memungkinkan adanya

timpangnya keseimbangan yang menganggap segala sesuatu yang

datang dari luar sebagai tanda kemajuan. Maka yang patut diusahakan

adalah membuat kesenian tradisional tidak kehilangan hidupnya dan

membuatnya senatiasa mampu menyediakan iklim merdeka dalam

mewujudkan aspirasi dari seniman dan aspirasi dari masyarakat.

2. Pendekatan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Antropologi

Budaya dan Sosiologi untuk memperjelas analisis penelitian yang berjudul

“Perkembangan Sanggar Seni Calung Gebyar Binangkit, Desa Jipang

Kecamatan Bantarkawung Tahun 1985-2015”.

a. Antropologi Budaya teridiri dari dua buah kata yaitu kata Antropologi

dan kata budaya. Secara harfiah Antropologi berasal dari bahasa

Yunani yaitu dari kata antropos yang berarti manusia dan kata logos

yang berarti ilmu atau studi (T.O. Ihroni, 1999:1). Budaya adalah daya

dari budi yang berupa cipta, rasa dan karsa (R.Warsito, 2012:49). Jadi

Antropologi budaya merupakan ilmu ysng yang mempelajari

bagaimana manusia dengan akal dan struktur fisiknya yang unik,

mengubah lingkungannya yang tidak ditentukan oleh pola naluriah,

melainkan berhasil mengubah lingkungan hidupnya berdasarkan

pengalaman dan pengajaran dalam arti seluas-luasnya (R.Warsito,

2012:12). Antropologi budaya ini akan membantu penulis dalam

Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017

Page 17: BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

34

menganalisi budaya masyarakat yang berkaitan dengan perkembangan

Sanggar Seni Calung Gebyar Binangkit.

b. Pendekatan Sosiologi, adalah suatu landasan kajian sebuah studi atau

penelitian untuk mempelajari hidup bersama dalam masyarakat.

Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari struktru sosial dan

proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Sosiologi

tidak menetapkan kearah mana sesuatu seharusnya berkembang dalam

arti memberi petunjuk-petunjuk yang menyangkut kebijaksanaan

kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama tersebut. Sosiologi

berusaha memahami hakekat masyarakat dalam kehidupan kelompok,

baik struktur, dinamika, institusi, dan interaksi sosialnya (Selo

Soeamrdjan dan Soelaeman Soemardi, dalam buku Soerjono

Soekanto, 2015 : 17). Pendekatan sosiologi ini dapat membantu

peneliti dalam menganalisis kondisi umum masyarakat Desa Jipang

Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes, seperti sistem

pemerintahan desa, pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi,

dan mata pencaharian.

G. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian pasti memerlukan suatu metode tertentu untuk

membantu penulis dalam melakukan penelitian yang bertujuan agar hasil yang

didapatkan sesuai dengan tujuan awal penelitian. Di dalam penelitian ini

digunakan metode sejarah, karena berkaitan dengan masa lampau yang sudah

Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017

Page 18: BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

35

terjadi. Pengertian metode sejarah disini yaitu, suatu proses menguji, menganalisis

secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau.

Ada empat tahap dalam penelitian sejarah yang meliputi : (1) heuristik, (2)

kritik, (3) interpretasi, dan (4) historiografi.

1. Heuristik

Heuristik berasal dari bahasa Yunani “Hueriskan yang artinya memperoleh

(Renier,1997:113). Heuristik adalah tahap mengumpulkan sumber-sumber sejarah

(A.Daliman, 2012:51). Dengan demikian dapat dipahami bahwa heuristik adalah

upaya penelitian yang mendalam untuk menghimpun jejak sejarah atau pelacakan

sumber berupa (sumber lisan, dokumen-dokumen, dan benda) agar dapat

mengetahui segala bentuk peristiwa atau kejadian-kejadian bersejarah dimasa

lampau (jurnal Alian,2012:8). Pada langkah heuristik, dilakukan dengan cara,

sebagai berikut :

1) Obervasi

Observasi merupakan langkah awal dalam melakukan

penelitian, observasi dilakukan untuk mengetahui secara detail tentang

lokasi maupun kondisi tempat (Desa Jipang) yang akan diteliti yaitu

Sanggar Seni Calung Gebyar Binangkit.

2) Wawancara

Wawancara merupakan cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data atau keterangan lisan dari seseorang yang disebut

responden melalui suatu percakapan yang sistematis dan terorganisir

yang dilakukan oleh peneliti sebagai pewawancara (interviewer)

Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017

Page 19: BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

36

dengan sejumlah orang sebagai responden atau yang diwawancarai

(interview) untuk mendapatkan sejumlah informasi yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti (Ulber Silalahi, 2009:312). Wawancara

disini sebagai kegiatan komunikasi verbal dengan tujuan mendapatkan

gambaran yang menyeluruh, juga akan mendapatkan informasi yang

penting. Peneliti mencari sebanyak-banyaknya pelaku sejarah yang

terlibat. Pencarian ini melibatkan pelaku, penyaksi, tokoh sejarah dan

pelaku lain yang perlu diwawancarai mengenai perkembangan

Sanggar Seni Calung Gebyar Binangkit. Peneliti dalam wawancara

menggunakan wawancara pembicara informal. Pada jenis wawancara

ini pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada spontanitas

dalam mengajukan pertanyaan pada terwawancara. Hubungan

wawancara dengan terwawancara dalam suasana pembicaraan biasa

dalam kehidupan sehari-hari.

3) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu catatan tertulis atau gambar yang

tersimpan tentang sesuatu yang terjadi, berupa foto-foto grup calung

Gebyar Binangkit, Arsip (piagam), dan surat kabar. Dokumentasi

merupakan bukti fisik berupa foto yang diambil pada saat

mengadakan penelitian, dalam kegiatan observasi, wawancara dan

pengamatan kegiatan sanggar (Jurnal Penelitian Kualitaif, Fitria

Ismail,dkk, 2013:9).

Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017

Page 20: BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

37

2. Kritik

Setelah selesai dilaksanakannya langkah pengumpulan sumber-sumber

sejarah (heuristik), maka langkah berikutnya adalah mengadakan kritik

(verifikasi) sumber. Kritik sumber (verifikasi) adalah upaya untuk mendapatkan

informasi yang hendak diuji terlebih dahulu validitasnya dan reliabilitasnya,

sehingga data tersebut sesuai dengan fakta-fakta sejarah (A.Daliman, 2012:66).

terdapat dua kritik sumber, eksternal dan internal. Kritik ekstern adalah mencari

otentisitas atau keontetikan (keaslian) sumber dan kritik intern adalah penentuan

yang menilai apakah sumber itu memiliki kredibilitasnya (kebiasaan untuk

dipercaya) atau tidak (Sugeng Priyadi, 2011:75). Melalui kritik sumber diinginkan

setiap data-data sejarah yang diberikan informan hendak diuji terlebih dahulu

validitasnya dan reliabilitasinya, sehingga semua data itu sesuai dengan bukti-

bukti dan fakta-fakta sejarah yang sesungguhnya.

Dalam kritik disini yang pertama dilakukan adalah menetukan sifat sumber

itu (apakah resmi/formal atau tidak resmi/informal), sebab sumber tidak

resmi/informal dinilai lebih berharga daripada sumber resmi, sumber tidak resmi

bukan dimaksudkan untuk dibaca orang banyak (untuk kalangan bebas) sehingga

isinya bersifat apa adanya, terus terang, tidak banyak yang disembunyikan, dan

objektif. Kedua menyoroti sumber harus dipastikan bahwa kesaksiannya dapat

dipercaya, untuk itu harus mampu memberikan kesaksian yang benar dan harus

dapat menjelaskan mengapa ia menutupi (merahasiakan) suatu peristiwa, atau

sebaliknya melebih-lebihkan karena ia berkepentingan di dalammnya. Ketiga

membandingkan kesaksian dari berbagai sumber dengan menjajarkan kesaksian

Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017

Page 21: BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

38

para saksi yang tidak berhubungan satu sama lain sehingga informasi yang

diperoleh objektif.

3. Intepretasi

Dengan demikian, setelah kritik selesai maka langkah berikutnya adalah

melakukan interpretasi atau penafsiran dan analisis terhadap data yang diperoleh

dari berbagai sumber. Interpretasi adalah upaya penafsiran fakta-fakta sejarah

dalam kerangka rekontruksi realitas masa lampau (A.Daliman,2012:83). (Miles

dan Hubberman dalam Tohirin, 2012:141) menjelaskan analisis merupakan

langkah-langkah untuk memperoses temuan penelitian yang telah ditranskipkan

melalui proses reduksi data, yaitu data disaring dan disusun kembali, dipaparkan,

diverifikasi atau dibuat kesimpulan (Jurnal Penelitian Kualitatif, Firia Ismail,dkk,

2013:9). Penafsiran fakta harus bersifat logis terhadap keseluruhan konteks

peristiwa sehingga berbagai fakta yang lepas satu sama lainnya dapat disusun dan

dihubungkan menjadi satu kesatuan yang masuk akal, inilah permulaan

mengadakan penafsiran fakta.

4. Historiografi

Historiografi adalah penulisan sejarah Alian (dalam Jurnal, 2012:12).

Historiografi merupakan rekontruksi yang imajinatif dari masa lampau

berdasarkan data yang diperoleh dengan menempuh proses (Gootschalk,

1986:32). Tahapan ini merupakan tahapan akhir dalam langkah-langkah penulisan

dengan cara merangkaikan berbagai interpretasi sebelumnya menjadi sebuah

karya tulis. Dalam hal ini penulis menyajikan hasil temuannya pada tiga tahap

yang dilakukan sebelumnya dengan cara menyusunnya dalam suatu tulisan yang

Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017

Page 22: BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

39

bermakna dalam bahasa yang sederhana dan menggunakan tata bahasa penulisan

yang baik dan benar. Penyajian laporan hasil penelitian dari awal hingga akhir,

yang meliputi masalah-masalah yang harus dijawab.

H. Sistematika Penyajian

Agar penulisan skripsi ini tersusun secara sistematis, maka penulisan skripsi

ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:

Bab pertama pendahuluan, pada bab ini peneliti berusaha untuk

memaparkan dan menjelaskan mengenai latar belakang masalah yang menjadi

alasan peneliti untuk melakukan penelitian dan penulisan skripsi, rumusan

masalah yang menjadi beberapa permasalahan untuk mendapatkan data-data

temuan di lapangan, pembatasan masalah guna memfokuskan kajian penelitian

sesuai dengan permasalahan utama, tujuan penelitian dari penelitian yang

dilakukan, manfaat penelitian, metode dan teknik penelitian serta struktur

organisasi dalam penyusunan skripsi.

Bab kedua Peneliti akan membahas mengenai kondisi umum Masyarakat

Desa Jipang Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes yang meliputi kondisi

administratif Desa Jipang dan kondisi sosial budaya Desa Jipang.

Bab tiga peneliti membahas mengenai Asal-usul, karakteristik Calung Desa

Jipang Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes, dan Teknik Permainan

Calung.

Bab empat peneliti membahas mengenai perkembangan Sanggar Seni

Calung Gebyar Binangkit Desa Jipang Kecamatan Bantarkawung Kabupaten

Brebes tahun 1985-2015 yang meliputi periodisasi perkembangan Sanggar Seni

Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017

Page 23: BAB I PENDAHULUANrepository.ump.ac.id/4456/2/BAB I_SINGGIH DARMAPUTRA...Hasil karya ini lahir bukan karena didorong oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok,

40

Calung Gebyar Binangkit, prestasi yang diraih oleh Sanggar Seni Calung Gebyar

Binangkit, prestasi sanggar Gebyar Binangkit, cara melestarikan seni calung, dan

presiasi masyarakat terhadap kesenian tradisional calung

Bab lima Simpulan dan Saran, bab terakhir ini berisi suatu kesimpulan dari

pembahasan pada bab empat dan hasil analisis yang peneliti lakukan merupakan

kesimpulan secara menyeluruh yang menggambarkan “Perkembangan Sanggar

Seni Calung Binangkit Desa Jipang Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes

berdasarkan rumusan masalah yang peneliti ajukan dalam penelitian ini. Adapun

saran yang peneliti tujukan kepada masyarakat kepada umumnya dan pemerintah

khususnya untuk turut serta dalam upaya melestarian kesenian tradisional.

Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017