BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Neurodermatitis Sirkumskripta atau juga dikenal sebagai Liken
Simpleks Kronikus adalah peradangan kulit kronis, gatal,
sirkumskrip, dan khas ditandai dengan likenifikasi. Keluhan dan
gejala dapat mucul dalam waktu hitungan minggu sampai
bertahun-tahun. Keluhan utama yang dirasakan pasien dapat berupa
gatal dan seringkali bersifat paroxismal.1,2,3
Lesi kulit yang mengalami likenifikasi umumnya akan dirasakan
sangat nyaman bila digaruk sehingga terkadang pasien secara refleks
menggaruk dan menjadi kebiasaan yang tidak disadari. Pada stadium
awal kelainan kulit yang terjadi dapat berupa eritem dan edema atau
kelompok papul, selanjutnya karena garukan berulang, bagian tengah
menebal, kering dan berskuama serta pinggirnya
hiperpigmentasi.2,3Etiopatogenesis dari neurodermatitis
sirkumskripta belum diketahui, diduga pruritus memainkan peranan
karena pruritus berasal dari pelepasan mediator atau aktivitas
enzim proteolitik. Disebutkan juga bahwa garukan dan gosokan
mungkin respon terhadap stres emosional.1
Belum ada penelitian terbaru mengenai insiden Neurodermatitis
Sirkumskripta, terakhir dilakukan oleh Julius L. Danto dkk. Pada
3700 kasus penyakit kulit, didapatkan angka kejadian
neurodermatitis sirkumskripta sebesar 14,6% pada masyarakat china.7
Terbilang cukup besar dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan
masyarakat. Sehingga peningkatan dan pengembangan pengetahuan
mengenai etiopatogenesis serta penelitian mengenai metode
penatalaksanaan neurodermatitis sirkumskripta menjadi sangat
urgensi.1.2. Rumusan masalah
Laporan kasus ini membahas mengenai analisis kasus
neurodermatitis sirkumskripta yang ditemukan di poli kulit dan
kelamin di RSUD Palembang BARI1.3. Tujuan penulisan
Penulisan laporan kasus ini bertujuan untuk menambahkan
pengetahuan mengenai neurodermatitis sirkumskripta.
1.4. Metode penulisan
Penulisan laporan kasus ini menggunakan metode tinjauan pustaka
dengan mengacu pada berbagai literatur dan kepustakaan berupa buku
dan jurnal kemudian dibandingkan dengan temuan kasus.1.5. Manfaat
penulisan
1.5.1
Menambah wawasan mengenai ilmu kedokteran pada umumnya, dan ilmu
penyakit kulit dan kelamin pada khususnya.
1.5.2
Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang
mengikuti kepaniteraan klinik bagian ilmu penyakit kulit dan
kelamin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Definisi
Neurodermatitis sirkumskripta atau juga dikenal dengan liken
simplek kronis adalah penyakit peradangan kulit kronis, gatal,
sirkumskrip ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak
lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat
garukan atau gosokan yang berulang-ulang dalam jangka waktu yang
lama karena berbagai rangsangan pruritogenik tertentu pada kulit
sehingga garis kulit tampak lebih menonjol menyerupai kulit batang
kayu. Penyakit ini memiliki predileksi di punggung, leher, dan
ekstremitas terutama pergelangan tangan dan
lutut.1,2,3,4Neurodermatitis sirkumskripta merupakan proses yang
sekunder ketika seseorang mengalami sensasi gatal pada daerah kulit
yang spesifik dengan atau tanpa kelainan kulit yang mendasar yang
dapat mengakibatkan trauma mekanis pada kulit yang berakhir dengan
likenifikasi.1,2,5
Gambar 1. Gambaran likenifikasi pada neurodermatitis
sirkuskripta2.2Epidemiologi
Neurodermatitis sirkumskripta atau juga dikenal dengan liken
simplek kronis jarang terjadi pada usia anak- anak, tetapi lebih
sering pada usia dewasa keatas, yaitu usia 30-50 tahun. Pada pasien
yang memiliki riwayat dermatitis atopik dapat menderita
neurodermatitis sirkumskripta pada onset usia yang lebih muda,
yaitu rata-rata 19 tahun. Wanita lebih sering menderita dari pada
pria dengan insidensi lebih banyak pada kelompok ras Asia dan
kelompok ras asli Amerika.2,3,62.3Etiologi
Penyebab neurodermatitis sirkumskripta belum diketahui secara
pasti, namun diduga pruritus memainkan peranan karena pruritus
berasal dari pelepasan mediator atau aktivitas enzim proteolitik.
Neurodermatitis sirkumskripta ditemukan pada regio yang mudah
dijangkau tangan untuk menggaruk. Sensasi gatal memicu keinginan
untuk menggaruk atau menggosok yang dapat mengakibatkan lesi yang
bernilai klinis, namun patofisiologi yang mendasarinya masih belum
diketahui.2,3Hipotesis mengenai pruritus dapat oleh karena adanya
penyakit yang mendasari, misalnya gagal ginjal kronis, obstruksi
saluran empedu, limfoma Hodgkin, hipertiroidia, penyakit kulit
seperti dermatitis atopik, gigitan serangga, dan aspek psikologik
dengan tekanan emosi.6Faktor penyebab dari neurodermatitis
sirkumskripta dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 2,3 1. Faktor
Interna
a. Dermatitis AtopikAsosiasi antara neurodermatitis
sirkumskripta dan gangguan atopik telah banyak dilaporkan, sekitar
26% sampai 75% pasien dengan dermatitis atopik terkena
neurodermatits sirkumskripta.b. Psikologis
Anxietas telah dilaporkan memiliki prevalensi tertinggi yang
mengakibatkan neurodermatitis sirkumskripta. Anxietas sebagai
bagian dari proses patologis dari lesi yang berkembang. Telah
dirumuskan bahwa neurotransmitter yang mempengaruhi perasaan,
seperti dopamin, serotonin, atau peptida opioid, memodulasikan
persepsi gatal melalui penurunan jalur spinal.2. Faktor eksternaa.
LingkunganFaktor lingkungan seperti panas dan udara yang kering
dapat berimplikasi dala menyebabkan iritasi yang dapat menginduksi
gatal. Suhu yang tinggi memudahkan seseorang berkeringat sehingga
dpat mencetuskan gatal, hal ini biasanya menyebabkan neurodermatits
sirkumskripta pada daerah anogenital.b. Gigitan Serangga
Gigitan seranga dapat meyebabkan reaksi radang dalam tubuh yang
mengakibatkan rasa gatal.
2.4Patogenesis
Stimulus untuk perkembangan neurodermatitis sirkumskripta adalah
pruritus. Pruritus sebagai dasar dari gangguan kesehatan dapat
berhubungan dengan gangguan kulit, proliferasi dari nervus, dan
tekanan emosional. Pruritus yang memegang peranan penting dapat
dibagi dalam dua kategori besar, yaitu pruritus tanpa lesi dan
pruritus dengan lesi. Pasien dengan neurodermatitis mempunyai
gangguan metabolik atau gangguan hematologik. Pruritus tanpa
kelainan kulit dapat ditemukan pada penyakit sistemik, misalnya
gagal ginjal kronik, obstruksi kelenjar biliaris, Hodgkins
lymphoma, polisitemia rubra vera, hipertiroidisme, gluten-sensitive
enteropathy, dan infeksi imunodefisiensi. Pruritus yang disebabkan
oleh kelainan kulit yang terpenting adalah dermatitis atopik,
dermatitis kontak alergi, dan gigitan serangga.4,5Pada pasien yang
memiliki faktor predisposisi, garukan kronik dapat menimbulkan
penebalan dan likenifikasi. Jika tidak diketahui penyebab yang
nyata dari garukan, maka disebut neurodermatitis sirkumskripta.
Adanya garukan yang terus-menerus diduga karena adanya pelepasan
mediator dan aktivitas enzim proteolitik. Walaupun sejumlah
peneliti melaporkan bahwa garukan dan gosokan timbul karena respon
dari adanya stress. Adanya sejumlah saraf mengandung immunoreaktif
CGRP (Calsitonin Gene-Related Peptida) dan SP (Substance Peptida)
meningkat pada dermis. Hal ini ditemukan pada prurigo nodularis,
tetapi tidak pada neurodermatitis sirkumskripta. Sejumlah saraf
menunjukkan imunoreaktif somatostatin, peptide histidine,
isoleucin, galanin, dan neuropeptida Y, dimana sama pada
neurodermatitis sirkumskripta, prurigo nodularis dan kulit normal.
Hal tersebut menimbulkan pemikiran bahwa proliferasi nervus akibat
dari trauma mekanik, seperti garukan dan goresan. SP dan CGRP
melepaskan histamin dari sel mast, dimana akan lebih menambah rasa
gatal. Membran sel schwann dan sel perineurium menunjukkan
peningkatan dan p75 nervus growth factor, yang kemungkinan terjadi
akibat dari hyperplasia neural. Pada papilla dermis dan dibawah
dermis alpha-MSH (Melanosit Stimulating Hormon) ditemukan dalam sel
endotel kapiler.4,52.5Gejala Klinis
Gatal yang berat merupakan gejala dari liken simpleks kronik.
Penderita mengeluh gatal sekali, bila timbul malam hari dapat
mengganggu tidur. Rasa gatal memang tidak terus menerus, biasanya
pada waktu yang tidak sibuk, bila muncul sulit ditahan untuk tidak
digaruk. Penderita merasa enak bila digaruk, setelah luka
baruhilang rasa gatalnya untuk sementara (karena diganti dengan
rasa nyeri). Keparahan gatal dapat diperburuk dengan berkeringat,
suhu atau iritasi dari pakaian. Gatal juga dapat bertambah parah
pada saat terjadi stress psikologis.6Tempat yang biasa terjadi
liken simpleks kronik adalah di skalp, tengkuk, samping leher,
lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha
bagian medial, lutut, tungkai bawah lateral, pergelangan kaki
bagian bagian depan, dan punggung kaki. Neurodermatitis di daerah
tengkuk (lichen nuchae) umumnya hanya pada wanita, berupa plak
kecil, di tengah tengkuk atau dapat meluas hingga ke skalp.
Biasanya skuamanya banyak menyerupai psoriasis.6
Gambar 2. Daerah predileksi neurodermatitis sirkumskriptaPada
liken simpleks kronik, penggosokan dan penggarukan yang berulang
menyebabkan terjadinya likenifikasi (penebalan kulit dengan
garis-garis kulit semakin terlihat) plak yang berbatas tegas dengan
ekskoriasis, sedikit edematosa, lambat laun edema dan eritema
menghilang. Bagian tengah berskuama dan menebal, sekitarya
hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas. Biasanya,
hanya satu plak yang tampak, namun dapat melibatkan lebih dari satu
tempat.6Variasi klinis dapat berupa prurigo nodularis, akibat
garukan atau korekan tangan penderita yang berulang-ulang pada
suatu tempat. Lesi berupa nodus berbentuk kubah, permukaan
mengalami erosi tertutup krusta dan skuama, lambat laun menjadi
keras dan berwarna lebih gelap (hiperpigmentasi).6
2.6Diagnosis Banding
Kasus-kasus primer yang umumnya menyebabkan likenifikasi adalah
:4,51. Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi adalah inflamasi dari kulit yang
diinduksi oleh bahan kimia yang secara langsung merusak kulit dan
oleh sensitifitas spesifik pada kasus. penderita umumnya mengeluh
gatal. Kelainan kulit tergantung pada keparahan dermatitis dan
lokalisasinya. Pada yang akut dimulai dengan bercak eritematous
yang berbatas jelas kemudian diikuti dengan edema, papulovesikel,
vesikel atau bulla. Vesikel atau bulla dapat pecah menimbulkan
erosi dan eksudasi.4,52. Plak psoriasis
Psoriasis merupakan gangguan peradangan kulit yang kronik,
dengan karakteristik plak eritematous, berbatas tegas, berwarna
putih keperakan, skuama yang kasar, berlapis-lapis, transparan,
disertai fenomena tetesan lilin, auspitz dan kobner. Llokasi
terbanyak ditemukan didaerah ekstensor. Penyebabnya belum diketahui
secara pasti, tetapi beberapa hipotesa telah mendapatkan bahwa
penyakit ini bersifat autoimun, dan residif.1,4,5
3. Liken Planus
Lesi yang pruritis, erupsi popular yang dikarakteritikkan dengan
warna kemerahan berbentuk polygonal, dan kadang berbatas tegas.
Sering ditemukan pada permukaan fleksor dari ekstremital, genitalia
dan membrane mukus. Mirip dengan reaksi mediasi imunologis. Liken
planus ditandai dengan papul-papul yang mempunyai warna dan
konfigurasi yang khas. Papul-papul berwarna merah biru, berskuama,
dan berbentuk siku-siku.4,54. Dermatitis atopi
Peradangan kulit kronis yang residif disertai gatal, yang
umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak. Sering
berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat
atopi pada keluarga atau penderita. Kelainan kulit berupa papul
gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi,
distribusinya di lipatan. Gambaran lesi kulit pada remaja dan
dewasa dapat berupa plak papuler, eritematosa, dan berskuama atau
plak likenifikasi yang gatal.4,5
2.7Pemeriksaan Penunjang1. Tes laboratoriumPada pemeriksaan
laboratorium tidak ada tes yang spesifik untuk neurodermatitis
sirkumskripta. Tetapi walaupun begitu, satu studi mengemukakan
bahwa 25 pasien dengan neurodermatitis sirkumskripta positif
terhadap patch test. Pada dermatitis atopik dan mikosis fungiodes
bisa terjadi likenefikasi generalisata oleh sebab itu merupakan
indikasi untuk melakukan patch test. Pada pasien dengan pruritus
generalisata yang kronik yang diduga disebabkan oleh gangguan
metabolik dan gangguan hematologi, maka pemeriksaan hitung darah
harus dilakukan, juga dilakukan tes fungsi ginjal dan hati, tes
fungsi tiroid, elektroporesis serum, tes zat besi serum, tes
kemampuan pengikatan zat besi (iron binding capacity), dan foto
dada. Kadar IgE dapat meningkat pada neurodermatitis yang atopik,
tetapi normal pada neurodermatitis nonatopik. Bisa juga dilakukan
pemeriksaan potassium hydroksida pada pasien liken simpleks genital
untuk mengeleminasi tinea cruris.7,8,92. HistopatologiGambaran
histopatologik neurodermatitis sirkumskripta berupa ortokeratosis,
hipergranulosis, akantosis, dengan rate ridges memanjang teratur.
Bersebukan sel radang limfosit dan histiosit di sekitar pembuluh
darah dermis bagian atas, fibroblas bertambah, dan kolagen menebal.
Pada prurigo nodularis akantosis pada bagian tengah lebih tebal,
menonjol lebih tinggi dari permukaan, sel Schwan berproliferasi,
dan terlihat hiperplasi neural. Kadang terlihat krusta yang menutup
sebagian epidermis.7,8,92.8 Penatalaksanaan2,3,9,10Terapi
Neurodermatitis Sirkumskripta bertujuan untuk memutus itch-scratch
cycle, karena pada dasarnya tindakan menggaruk lesi yang terasa
gatal justru akan memperberat lesi, dan memperberat gatal yang
dirasakan. Penyebab sistemik dari gatal harus diidentifikasi.
Hal ini lah yang menyebabkan penatalaksanaan Dermatitis
Sirkumskripta menjadi sangat sulit. Harus dijelaskan berkali-kali
untuk tidak menggaruk atau menggosok lesinya.1. Medika
mentosaPengobatan utama dari neurodermatitis adalah untukmengurangi
pruritus dan memperkecil luka akibat garukan atau gosokan.Pemberian
kortikosteroid dan antihistamin oral bertujuan untuk mengurangi
reaksi inflamasi yang menimbulkan rasa gatal. Pemberian steroid
topikal, membantu mengurangi hyperkeratosis atau mengurangi liken.
Pemberian steroid mid-potent diberikan pada reaksi radang yang
akut, tidak direkomendasikan untuk daerah kulit yang tipis (vulva,
scrotum, axilla dan wajah). Pada pengobatan jangka panjang
digunakan steroid yang low-potent, pemakaian high-potent steroid
hanya dipakai kurang dari 3 minggu pada kulit yang tebal. Beberapa
obat kortikosteroid yang dipakai dalam pengobatan neurodermatitis
yaitu :a. Clobetasol (Temovate)Termasuk dalam superpotent steroid
topikal : menekan mitosis dan meningkatkan sintesis protein
sehingga mengurangi inflamasi dan menyebabkan vasokontriksi.b.
Fluocinolon 0,01% atau 0,025% krim (Synalar, Fluonid)Merupakan
topikal steroid yang medium potent yang menhambat proliferasi sel,
juga sebagai imunosuprosor, anti-proliferasi, dan anti-inflamasi.c.
Hydrocortisone Valerate krim 0,02% (Westcort)Salah satu derivat
dari adrenokortikosteroid yang sesuai untuk penggunaan pada kulit
atau selaput lender eksternal.d. Fluocinonide krim 0,1% atau 0,05%
(Lidex)Merupakan kortikosteroid topikal yang menghambat proliferasi
sel.Antipruritik Memberikan efek pengendalian terhadap pelepasan
histamine secara endogen. Sehingga dapat, mengurangi efek gatal,
efek sedasi dan menyebabkan kantuk. Obat ini bekerja menstabilkan
membran saraf dan mencegah transmisi dan inisiasi dari impuls
saraf, dan menghasilkan anastesi lokal.beberapa macam obat yang
digunakan sebagai antipruritik yaitu :a. Diphenhydramine (Benadryl,
Benylin, Diphen, Allermax)Mengurangi rasa gatal yang disebabkan
oleh pelepasan histamine.b. Chlorpheniramine
(Chlor-Trimeton)Penghambat histamine atau H1-Reseptor pada sel
efektor di pembuluh darah dan traktus respiratori.c. Hydroxyne
(Atarax, Vistaril)Antagonis H1-Reseptor pada bagian luar, dan
menekan aktifitas dari histamin.d. Doxepin (Sinequan,
Zonaton)Penghambat aktifitas histamin dan asetilkolin.
Penggunaannya dapat memberikan efek sedasi, dan penyerapannya
tinggi pada pemberian secara topikal.
Jika terdapat suatu infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik
topical ataupun oral. Perlu diberikan nasehat untuk mengatur emosi
dan perilaku yang dapat mencegah gatal dan garukan.2. Non Medika
mentosa
Menjelaskan kepada pasien untuk tidak menggaruk pada bagian lesi
nya, dikarenakan dapat menyebabkan infeksi serta akan memperburuk
keadaan penyakitnya. Apabila terasa gatal cukup di usap secara
lembut dengan menggunakan kain, untuk mengurangi rasa gatal dapat
diberikan antipruritus.10 2.9KomplikasiPenggarukan yang terjadi
berulang-ulang dapat menimbulkan suatu infeksi atau peradangan
kulit. Dapat pula meninggalkan jaringan parut dan perubahan warna
kulit yang bertambah gelap (hiperpigmentasi).2,32.10Prognosis
Prognosis pada pasien LSK adalah baik, pruritus dapat diatasi
tetapi dapat terjadi perubahan ringan seperti jaringan parut dan
pigmentasi. Kekambuhan sangat mungkin terjadi kembali bisa karena
stress psikis, udara panas, kelembaban maupun terjadinya iritasi
kulit atau alergi.6BAB IIILAPORAN KASUS3.1 Identifikasi
Nama
: Tn. Z
Umur
: 61 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: JL. Bungaran 2 no. 257 RT/RW 6/01 Kel. 8 UluNo. RM : 3841553.2
Anamnesa (Dilakukan secara Autoanamnesis 5 Maret 2014, pukul 11.00
WIB)
Keluhan Utama :
Kulit kemerahan disertai rasa gatal pada pergelangan kaki
sebelah kanan yang terjadi sejak 5 bulan yang lalu.Keluhan Tambahan
: Pasien mengeluh kulitnya mengelupas.
Riwayat Perjalanan Penyakit :
Sejak 5 bulan yang lalu pasien mengaku timbul bintil kemerahan
yang terasa gatal pada pergelangan kaki sebelah kanan. Bintil
mula-mula sedikit namun lama kelamaan bintil kemerahan bertambah
banyak dan makin terasa gatal. Gatal tidak disertai panas ataupun
nyeri.
Sejak 3 bulan yang lalu bintil kemerahan tersebut pecah karena
digaruk pasien namun kulit kemerahan masih tetap ada. Kulit
kemerahan dan terasa gatal kemudian semakin lama semakin meluas
karena digaruk hingga melingkar ke pergelangan kaki dan meluas ke
punggung kaki, kulit juga menjadi kering dan mengelupas. Rasa gatal
hilang timbul, tidak disertai perih, tidak nyeri, tidak ada rasa
terbakar atau panas.
Sejak 2 bulan yang lalu pasien mengeluh muncul keluhan serupa
pada punggung kaki sebelah kirinya. Karena terasa gatal pasien
sering menggaruk dengan menggunakan sikat dan sisir. Selain itu
pasien sering memberi salap pada bagian kaki yang terasa gatal
namun rasa gatal bertambah dan bahkan kulitnya terasa menebal dan
membengkak.
Sejak 1 minggu terakhir rasa gatal bertambah dan kulit yang
menebal dan kaki terasa membengkak dirasakan semakin bertambah
hingga terasa mengganggu. Kemudian pasien berobat ke Poliklinik
Kulit dan Kelamin RSUD Palembang BARI untuk keluhannya tersebut.
Riwayat penyakit dahulu :
-Riwayat pernah menderita penyakit yang sama disangkal.
-Riwayat alergi makanan dan obat (-)
-Riwayat HHD sejak 2 tahun lalu (+)-Riwayat DM (-)
-Riwayat asma dan rhinitis (-)
Riwayat penyakit Keluarga
-Tidak ada yang menderita sakit sama dengan OS dalam
keluarga
-Riwayat asma dan rhinitis (-)
Riwayat pengobatan
Pasien belum pernah berobat ke dokter atau tenaga medis lainnya,
namun pasien mengaku mengkonsumsi metilprednisolon dan menggunakan
decoderm salap yang dibelinya di apotek namun tidak ada
perubahan.3.3 Pemeriksaan Fisik
Status generalisata
Keadaan umum : normal
Kesadaran : compos mentisTanda vital
TD : 150/100 mmHgNadi : 100x/menitRR : 24x/menit
Suhu : tidak diperiksa
Kepala : dalam batas normalLeher
: dalam batas normalThorax : dalam batas normalAbdomen : dalam
batas normalEkstremitas : superior dalam batas normal, inferior
terdapat kelainan kulitStatus Dermatologikus :
Pada regio dorsum pedis dextra et sinistra dan regio 1/3 distal
cruris dextra anterior tampak plak eritematosus sebagian
hiperpigmentasi, ukuran 30x26 cm disertai skuama sedang sampai
kasar berwarna putih. Tampak papul eritem multiple berukuran milier
yang sebagian diskret dan konfluens serta terdapat likenifikasi dan
erosi.
Gambar 9. Lokasi efloresensi Gambar 10. Efloresensi temuan
kasus3.4 Resume
Sejak 5 bulan yang lalu pasien mengaku timbul bintil kemerahan
yang terasa gatal pada pergelangan kaki sebelah kanan. Bintil
mula-mula sedikit namun lama kelamaan bintil kemerahan bertambah
banyak dan makin terasa gatal. Gatal tidak disertai panas ataupun
nyeri.
Sejak 3 bulan yang lalu bintil kemerahan tersebut pecah karena
digaruk pasien namun kulit kemerahan masih tetap ada. Kulit
kemerahan dan terasa gatal kemudian semakin lama semakin meluas
karena digaruk hingga melingkar ke pergelangan kaki dan meluas ke
punggung kaki, kulit juga menjadi kering dan mengelupas. Rasa gatal
hilang timbul, tidak disertai perih, tidak nyeri, tidak ada rasa
terbakar atau panas.
Sejak 2 bulan yang lalu pasien mengeluh muncul keluhan serupa
pada punggung kaki sebelah kirinya. Karena terasa gatal pasien
sering menggaruk dengan menggunakan sikat dan sisir. Selain itu
pasien sering memberi salap pada bagian kaki yang terasa gatal
namun rasa gatal bertambah dan bahkan kulitnya terasa menebal dan
membengkak.
Sejak 1 minggu terakhir rasa gatal bertambah dan kulit yang
menebal dan kaki terasa membengkak dirasakan semakin bertambah
hingga terasa mengganggu. Kemudian pasien berobat ke Poliklinik
Kulit dan Kelamin RSUD Palembang BARI untuk keluhannya
tersebut.Status Dermatologikus :
Pada regio dorsum pedis dextra et sinistra dan regio 1/3 distal
cruris dextra anterior tampak plak eritematosus sebagian
hiperpigmentasi, ukuran 30x26 cm disertai skuama sedang sampai
kasar berwarna putih. Tampak papul eritem multiple berukuran milier
yang sebagian diskret dan konfluens serta terdapat likenifikasi,
dan erosi.3.5 Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium : ureum : 54 mg/dl, kreatinin : 1,74
mg/dl2. Prick test3.6 Pemeriksaan anjuran
1. Patch test2. Pemeriksaan histopatologi3.6 Diagnosis
Banding
1. Neurodermatitis sirkumskripta2. Dermatitis kontak alergi3.
Dermatitis atopik
3.7 Diagnosa kerja Sementara
Neurodermatitis sirkumskripta3.8 Tatalaksana
Umum :
1. Jangan menggaruk pada bagian kaki yang mengalami kelainan
kulit baik itu menggaruk dengan tangan, sisir bahkan sikat.2.
Segera keringkan bagian yang mengalami kelainan kulit tersebut
ketika terkena air atau keringatSpesifik : (topikal)
1. kortikosteroid topikal, betamethason dipropionat 0,05% salep
sehari 2 kali oles2. Antihistamin yaitu Cetirizine 10 mg, sehari 1
kali.3.9 Prognosis
Quo ad vitam
: dubia ad bonam Quo ad functionam
: dubia ad bonam Quo ad Sanationam
: Dubia ad bonam Quo ad Cosmetica
: Dubia ad bonamBAB IVANALISIS KASUSTn. Z datang dengan keluhan
timbul bercak berwarna kemerahan disertai gatal di punggung kaki
kanan sejak 3 bulan yang lalu. Selain itu, pasien juga mengeluh
kulitnya mengelupas. Pasien didiagnosa dengan neurodermatitis
sirkumskripta. Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.Anamnesis didapatkan timbul kemerahan dan kulit
mengelupas yang disertai rasa gatal pada daerah pergelangan kaki
sebelah kanan sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya terdapat bintil
kecil kemerahan dan terasa gatal kemudian semakin lama semakin
meluas karena digaruk hingga melingkar ke pergelangan kaki dan
meluas ke punggung kaki. Secara teori keluhan gatal merupakan
gejala klinis pada neurodermatitis. Garukan akibat rasa gatal
menyebabkan kulit pasien mengalami penebalan atau mengelupas.
Gejala tersebut merupakan khas pada neurodermatitis
sirkumskripta.Pemeriksaan fisik, status dermatologis didapatkan
lesi eritema, hiperpigmentasi, ukuran 30x26 cm disertai skuama
sedang sampai kasar berwarna putih, terdapat likenifikasi, dan
erosi. Pada neurodermatitis didapatkan gejala peradangan kulit
kronis, gatal, sirkumskrip, dan khas ditandai dengan likenifikasi.
Lokasi predileksi secara teori sesuai dengan temuan pada kasus
yaitu pada pergelangan kaki.
Diagnosis banding pada kasus ini adalah dermatitis kontak
alergi, neurodermatitis sirkumskripta, dan dermatitis atopik.
Penyingkiran diagnosis banding pada DA (dermatitis atopik) dengan
gejala kulit yang biasanya kering, pucat/redup, jari tangan teraba
dingin. penderita DA cenderung bertipe astenik dengan intelegensia
diatas rata-rata, sering merasa cemas, egois, frustasi, atau
tertekan. Gejala gatal hilang timbul sepanjang hari tetapi lebih
hebat pada malam hari. Garukan pada daerah gatal akan menimbulkan
kelainan seperti papul, likenifikasi, eritema, erosi, ekskoriasi,
eksudasi, dan krusta. faktor turunan merupakan dasar pertama untuk
timbulnya penyakit.Dermatitis kontak alergi memiliki gejala gatal
pada area yang terpajan/kontak dengan sensitizer/alergen. Pada tipe
akut : dimulai dari bercak eritematosa yang berbatas
tegas(sirkumskripta), kemudian diikuti oleh edema, papulovesikel,
vesikel, atau bula. Vesikel atau bula yang pecah dapat pecah
kemudian menimbulkan erosi dan eksudasi(basah). DKA di tempat
tertentu misalnya kelopak mata, penis, skrotum, gejala eritema dan
edema lebih dominan daripada vesikel. Pada tipe kronik : kulit
terlihat kering, berskuama (bersisik), papul, likenifikasi, mungkin
juga fisur, dan berbatas tidak tegas.Tatalaksana KIE merupakan
terpenting pada pasien ini yaitu jangan digaruk pada lesi dan
usahakan agar lesi tetap kering dari air ataupun keringat.
Pemberian obat topikal yaitu kortikosteroid topikal kuat
betamethasone dipropionate salep. Bentuk sediaan salep cocok untuk
efloresensi likenifikasi dan sesuai lokasi efloresensi yang
terdapat pada bagian kulit yang tebal. Obat sistemik diberikan
antihistamin untuk mengurangi rasa gatal yaitu diberikan
cetirizine.BAB V
KESIMPULAN1. Neurodermatitis sirkumskripta adalah peradangan
kulit kronis, gatal, sirkumskrip, dan khas ditandai dengan
likenifikasi. Keluhan dan gejala dapat mucul dalam waktu hitungan
minggu sampai bertahun-tahun. Keluhan utama yang dirasakan pasien
dapat berupa gatal dan seringkali bersifat paroxismal.2. Pasien
bernama Tn. Z, 61 tahun, dengan diagnosis neurodermatitis
sirkumskripta. 3. Edukasi terhadap pasien yaitu jangan menggaruk
bagian kulit yang mengalami kelainan dan menjaga kebersihan tubuh
pasien.
4. Tatalaksana medikamentosa pada pasien diberikan salep
betamethason dipropionat yang dioles sehari sekali dan antihistamin
berupa cetirizine tablet 10 mg sekali sehari.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sularsito SA, Djuanda Suria. Neurodermatitis sirkumskripta.
Dalam Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi Keempat. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia: 2006:147-148
2. Susan Burgin, MD. Numular Eczema and Lichen Simplex
Chronic/Prurigo Nodularis. Dalam: Fitzpatrick TB, Eizen AZ, Woff K,
Freedberg IM, Auten KF, penyunting: Dermatology in general
medicine, 7th ed, New York: Mc Graw Hill. 2008: 158-162.3. Odom RB,
James WD, Berger TG. Atopic dermatitis, eczema, and noninfectious
immunodeficiency disorders. Dalam: Andrews Diseases of The Skin:
Clinical Dermatology. 9th ed. Philadelphia: WB Saunders: 2000:
69-94.
4. C.A. Holden & J. Berth-Jones. Lichen Simplex Chronic.
Dalam: Rooks Text Book of Dermatology. Blackwell Publishing.
2004:17.41-17.43.
5. Gulsum Gencoglan et al. Therapeutic Hotline: Treatment of
prurigo nodularis and lichen simplex chronicus with gabapentin.
Dermatologic Therapy Volume 23,Issue 2, March/April 2010:194198.6.
Hogan D J, Mason S H. Lichen Simplex Chronicus. Diakses dari
www.emedicine.com 24 Februari 2011 pukul 16.47 WIB.
7. Dalton, L Julius. Incidence Of Lichen Simplex Chronicus In
Orientals And Caucasians. Canad. M. A. J: Dec. 15, 1956, vol. 75.8.
Rajalakshmi R, Thappa DM, Jaisankar TJ, et al. Lichen simplex
chronicus of anogenital region: A clinico-etiological study. Indian
J Dermatol Venereol Leprol 2011 Jan-Feb; 77(1):28-36.9. Stewart KM.
Clinical care of vulvar pruritus, with emphasis on one common
cause, lichen simplex chronicus. Dermatol Clin 2010Oct;
28(4):669-80.10. Richards RN. Update on intralesional steroid:
focus on dermatoses. J Cutan Med Surg 2010 Jan-Feb; 14(1):19-23.11.
Tony B, B S, C N, G C. Rooks Textbook Of Dermatology. 7th ed.12. J
B, Coulsen I, English J. Guidelines for the management of contact
dermatitis: an update. BJD Bristish Journal of Dermatology. 2008
10th December.13. M G, Jane, Kels. 2007.Color Atlas of
Dermatopathology. New York: Vanderbilt Avenue.14. Buxton PK.
2003.ABC of Dermatology. 4th ed. London: tovistock square.15. Wolff
C, AJ R, S D. 2005.Fitzpatricks Color Atlas & Synopsis Of
Clinical Dermatology. 5th ed. New York: McGraw-Hill.PAGE 1