1 BAB I KONSEP DASAR ELEMEN MESIN 1. Pengertian Elemen Mesin Secara kebahasaan mesin ditakrifkan sebagai perkakas untuk menggerakkan, atau membuat sesuatu yang dijalankan dengan roda-roda dan digerakan oleh tenaga manusia atau motor penggerak berbahan bakar minyak atau tenaga alam. Secara istilah mesin ditakrifkan sebagai semua alat yang mempunyai efisiensi. Efisiensi yang dimaksud adalah perbandingan antara luaran dengan masukan yang berkaitan dengan kerja. Pada umumnya, efisiensi yang diperhitungkan dengan mesin adalah efisiensi mekanis, termis, hidrolis, dan elektris. Kata elemen secara bahasa adalah bagian penting yang dibutuhkan dari suatu keseluruhan yang lebih besar. Dari beberapa definisi yang dikemukakan tersebut secara umum elemen mesin dapat dikatakan sebagai bagian dari suatu alat yang mempunyai efisiensi mekanis, termis, hidrolis maupun elektris. Beberapa contoh perkakas yang mempunyai efisiensi mekanis misalnya pesawat angkat, dongkrak, mesin pres, mesin tekuk, mesin perkakas. Perkakas yang mempunyai efisiensi termis misalnya ketel uap, motor bakar, mesin uap, turbin uap. Perkakas yang mempunyai efisiensi hidrolis misalnya pompa air, turbin air, sedangkan perkakas yang mempunyai efisiensi elektris yaitu pembangkit listrik, motor listrik, dsb. Beberapa alat seperti kalkulator, komputer sebetulnya juga mempunyai efisiensi namun tidak lazim disebut dengan istilah mesin, karena tidak berkaitan dengan kerja mekanis, termis, hidrolis maupun elektris. Mesin- mesin sebagaimana tersebut di atas bila akan terpisah menjadi bagian-bagian seperti baut, flensa, pegas, poros, bantalan, kopling, roda gigi, puli, dsb. Bagian-bagian yang menyusun mesin inilah yang disebut dengan istilah Elemen Mesin.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
KONSEP DASAR ELEMEN MESIN
1. Pengertian Elemen Mesin
Secara kebahasaan mesin ditakrifkan sebagai perkakas untuk menggerakkan, atau
membuat sesuatu yang dijalankan dengan roda-roda dan digerakan oleh tenaga
manusia atau motor penggerak berbahan bakar minyak atau tenaga alam. Secara
istilah mesin ditakrifkan sebagai semua alat yang mempunyai efisiensi. Efisiensi yang
dimaksud adalah perbandingan antara luaran dengan masukan yang berkaitan dengan
kerja. Pada umumnya, efisiensi yang diperhitungkan dengan mesin adalah efisiensi
mekanis, termis, hidrolis, dan elektris. Kata elemen secara bahasa adalah bagian
penting yang dibutuhkan dari suatu keseluruhan yang lebih besar.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan tersebut secara umum elemen mesin
dapat dikatakan sebagai bagian dari suatu alat yang mempunyai efisiensi mekanis,
termis, hidrolis maupun elektris. Beberapa contoh perkakas yang mempunyai
efisiensi mekanis misalnya pesawat angkat, dongkrak, mesin pres, mesin tekuk,
mesin perkakas. Perkakas yang mempunyai efisiensi termis misalnya ketel uap, motor
bakar, mesin uap, turbin uap. Perkakas yang mempunyai efisiensi hidrolis misalnya
pompa air, turbin air, sedangkan perkakas yang mempunyai efisiensi elektris yaitu
pembangkit listrik, motor listrik, dsb. Beberapa alat seperti kalkulator, komputer
sebetulnya juga mempunyai efisiensi namun tidak lazim disebut dengan istilah mesin,
karena tidak berkaitan dengan kerja mekanis, termis, hidrolis maupun elektris. Mesin-
mesin sebagaimana tersebut di atas bila akan terpisah menjadi bagian-bagian seperti
baut, flensa, pegas, poros, bantalan, kopling, roda gigi, puli, dsb. Bagian-bagian yang
menyusun mesin inilah yang disebut dengan istilah Elemen Mesin.
2
2. Meminda (Mereview) Beberapa Hukum Dasar dan Statika Benda Tegar
Untuk analisis gaya dan tegangan yang bekerja pada elemen mesin, beberapa
hukum dasar yang perlu diingat kembali adalah :
Hukum Paralelogram Gaya.
Hukum tersebut mengatakan bahwa dua buah gaya yang beraksi pada suatu
zarah dapat diganti dengan sebuah gaya resultan, yang apabila ujung keduanya
dihubungkan dengan garis, akan membentuk jajaran genjang
Hukum Transmisibilitas Gaya
Hukum ini mengatakan bahwa suatu sistem gaya yang dikenakan pada benda
tegar akan memberikan aksi yang sama, asal terletak pada garis kerja
Hukum I Newton
Hukum ini sering dikenal dengan hukum keseimbangan gaya (Equilibrium).
Menurut hukum tersebut benda akan seimbang bila resultan gaya (ΣF) dan atau
momen (ΣM) yang dikenakan pada benda tersebut sama dengan nol. Secara singkat
hukum tersebut dapat dikatakan
Σ F = 0 (keseimbangan gaya)
Σ M = 0 (keseimbangan momen)
Hukum II Newton
Hukum ini mengatakan bahwa jika gaya/momen resultan yang dikenakan pada
benda tidak sama dengan nol, maka benda tersebut akan memperoleh percepatan
(linier atau anguler) berbanding lurus dengan besarnya gaya/momen resultan yang
bersangkutan. Secara singkat dapat dirumuskan :
a = ΣF/m (untuk gerak lurus)
α = ΣT/I (untuk gerak melingkar)
3
Hukum III Newton
Hukum ini mengatakan bahwa setiap benda yang mendapat gaya aksi akan
memberikan gaya reaksi yang besarnya sama dengan gaya aksi, namun arahnya
berlawanan. Secara singkat dapat ditulis :
Σ F aksi = - Σ F reaksi
Hukun I dan II Newton merupakan dasar dari dari kesetimbangan, baik
kesetimbangan gaya maupun kesetimbangan momen. Dari Hukum Newton tersebut
dapat diturunkan pedoman praktis yang berkaitan dengan keseimbangan gaya dan
keseimbangan momen sebagai berikut :
Keseimbangan Gaya
a. Dua buah gaya dapat seimbang hanya jika kedua gaya tersebut sama harganya,
berlawanan arahnya, dan bekerja pada garis kerja yang sama
b. Gaya yang berada dalam keseimbangan, bila dijumlahkan secara geometris akan
membentuk suatu sudut banyak tertutup
c. Tiga buah gaya setimbang bila terletak dalam satu bidang (koplanar), dan
berpotongan di satu titik (konkuren).
Keseimbangan Momen
a. Momen adalah perkalian antara gaya dengan lengan gaya dalam arah tegak lurus
terhadap gaya atau garis kerja gaya.
b. Momen resultan dari beberapa buah gaya sama dengan jumlah momen
komponennya
c. Jumlah momen sama dengan nol jika pusat momen terletak pada garis kerja gaya,
dan gaya berada dalam keseimbangan.
4
3. Diagram Benda Bebas (Free Body Diagram)
Pengertian
Diagram benda bebas, merupakan bagian potongan dari elemen atau struktur
yang dilengkapi gaya yang bekerja padanya. Diagram benda bebas banyak
digunakan baik untuk penyelesaian sistem mekanik statis atau dinamis.
Dalam membuat diagram benda bebas yang dilakukan adalah melepaskan
benda yang akan diperhatikan dari segala benda lain yang bersentuhan, pada titik
sentuh diganti dengan gaya reaksi, selanjutnya semua gaya aksi dan gaya reaksi
yang bekerja pada elemen digambar. Gaya aksi yang bekerja pada suatu elemen
dapat berupa :
1. gaya berat elemen mesin yang bersangkutan
2. gaya karena daya yang ditransmisikan
3. gaya luar
4. gaya karena perubahan suhu
5. gaya tumbukan
6. gaya pegas.
7. gaya inersia
8. gaya gesek
9. dll.
Gaya reaksi merupakan gaya perlawanan dari tumpuan yang menahan benda
berada dalam keseimbangan, baik itu keseimbangan statis maupun dinamis. Gaya
reaksi pada suatu sistem mekanik atau mesin biasanya timbul pada persentuhan
antara satu elemen dengan lainnya misalnya : bantalan, pin, roda gigi, poros, link,
sliding members, kabel, dinding, lantai, dan sebagainya.
Penggambaran gaya aksi dan reaksi pada suatu elemen tidak dapat
sembarangan, tetapi harus mengacu pada hukum dan teori yang telah mapan.
5
S
Sebagai contoh :
1. gaya gravitasi bumi arahnya harus ke bawah.
2. gaya normal arahnya selalu tegak lurus permukaan sentuh.
3. gaya gesek arahnya berlawanan dengan arah gerak benda.
4. gaya tekan pada permukaan roda gigi yang berpasangan digambar searah
dengan sudut tekan.
5. tumpuan jepit atau dilas akan memberikan reaksi gaya vertikal, horizontal dan
momen bengkok.
6. tumpuan engsel akan memberikan reaksi gaya vertikal dan horizontal.
7. tumpuan rol akan memberikan reaksi gaya vertikal saja.
8. tumpuan luncur (sliding) akan memberikan reaksi seperti reaksi gaya normal
bila gesekannya diabaikan.
9. dan sebagainya.
Contoh sederhana menggambar diagram benda bebas, disajikan berikut ini.
Gambar 1. Bola terletak pada dinding, ditahan seutas tali.
Gambar 2. Gaya yang bekerja pada bola.
R
W
6
W
S
R
Gambar 3. Diagram benda bebas yang melukiskan seluruh gaya pada bola.
Pada Gambar 1 terlihat sebuah bola di dinding yang diikat dengan seutas tali.
Untuk mencari besarnya gaya penahan pada tali (S), langkahnya adalah: (1)
semua tumpuan dan tali penahannya dihilangkan; (2) menggantikan tumpuan dan
tali penahan yang dihilangkan tersebut dengan gaya (lihat Gambar 2); dan (3)
menggambar kembali semua gaya aksi dan gaya reaksi yang timbul pada bola
(lihat Gambar 3). Yang terakhir ini disebut dengan diagram benda bebas dari
bola tersebut.
Gaya aksi yang bekerja pada bola adalah gaya tarik menarik antara bola
dengan bumi yang dikenal dengan istilah bobot (W). Arah gaya tersebut selalu
digambar ke bawah menuju pusat bumi, dan titik tangkapnya berada di pusat bola.
Gaya reaksi yang timbul, dibayangkan sebagai gaya yang menahan bola agar bola
tidak jatuh. Dalam hal ini gaya reaksi pasti terjadi pada dinding dan tali, sebab
bila tidak ditahan dinding, tali akan lurus ke bawah dan bila tidak ditahan tali,
bola akan jatuh.
Dengan mengacu pada teori yang ada, yakni tali hanya dapat menarik dalam
arah panjangnya dan dinding hanya dapat melawan tekanan normal dari bola,
maka akan menghasilkan : (1) gaya reaksi pada dinding (R) arahnya menuju pusat
bola tegak lurus dinding; dan (2) gaya tali (S) arahnya meninggalkan pusat bola
searah dengan tali. Dengan demikian lengkaplah diagram benda bebas yang kita
7
buat. Selanjutnya, jika bobot bola (W) diketahui maka dengan Hukum Newton I
gaya penahan tali (S) dan gaya reaksi pada dinding (R) dapat dihitung.
Dengan model pengerjaan seperti ini, akan selalu dijumpai dua macam gaya
yang bekerja pada sistem mekanik atau mesin, yakni gaya aksi dan gaya reaksi.
Selanjutnya gaya aksi dan reaksi akan membentuk suatu sistem gaya yang berada
dalam kesetimbangan, baik itu kesetimbangan statis maupun kesetimbangan
dinamis.
Pada analisis dinamis untuk mekanisme yang gaya inersianya jauh lebih kecil
dibandingkan dengan gaya statikanya, gaya inersia tersebut dapat diabaikan dan
cukup dianalisis secara statika saja. Contoh dari mekanisme tersebut misalnya
mesin angkat, mesin pengeruk tanah, mesin pertanian, dan mesin lainnya yang
bergerak lambat. Untuk mekanisme yang bergerak cepat seperti motor bakar,
mesin tenun, mesin jahit, mesin tik, gaya inersianya dapat menjadi relatif besar,
sehingga untuk ini dipakai analisis keseimbangan dinamis menurut prinsip
d'Alembert dengan memasukkan gaya inersia sebagai gaya semu. Analisis
selanjutnya identik dengan analisis statika.
Jadi dengan pertolongan diagram benda bebas, dapat ditentukan sistem gaya
yang bekerja pada suatu konstruksi permesinan secara tepat. Pembuatan diagram
benda bebas tersebut, mestinya merupakan langkah pertama yang harus dilakukan
dan diharapkan tidak keliru. Adanya kekeliruan pada langkah ini akan
menyebabkan kesalahan pada langkah berikutnya.
Peranan Diagram Benda Bebas Pada Perancangan Elemen Mesin
Perancangan (desain) merupakan proses kreatif yang dilakukan sebagai
cerminan tentang adanya keinginan untuk berbuat sesuatu, baik itu sesuatu yang
baru atau perbaikan dari produk lama. Setiap orang yang melakukan perancangan
akan melakukan serangkaian kegiatan yang disebut dengan istilah proses
8
perancangan. Langkah-langkah proses perancangan tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Identifikasi kebutuhan, yang biasanya didapat dari hasil riset pasar atau
lapangan.
2. Perumusan masalah dan spesifikasi, yang merupakan kegiatan penyusunan
secara jelas berdasar hasil riset pasar atau lapangan.
3. Sintesis, yang merupakan penciptaan beberapa alternatif produk melalui
pemodelan geometrik.
4. Analisis dan optimasi, yang dilakukan untuk mendapatkan hasil yang sebaik-
baiknya.
5. Evaluasi dan pemindaan (review).
6. Pembuatan gambar kerja atau dokumen untuk pembuatan produk dilanjutkan
dengan pembuatan bentuk awal (prototipe) bila produk akan diproduksi secara
massal.
Urutan di muka tidak mutlak, tergantung pada jenis produk, bidang produk dan
kebaruan produk.
Pada proses perancangan keadaan seperti ilmu pengetahuan, material, metoda,
pasar dan sebagainya, akan memicu dan memacu orang untuk memiliki sejumlah
keinginan. Apabila keinginan atau kebutuhan tersebut dapat terkenali
(teridentifikasi) dengan baik, maka orang akan berusaha melakukan usaha kreatif
yaitu melakukan sintesis kebutuhan untuk dijadikan model matematis atau grafis
dalam tahap penganggitkan (konseptualisasi).
Anggitan atau model yang mungkin diwujudkan secara nyata selanjutnya
dianalisis kelayakannya secara berulang. Anggitan atau model yang layak akan
dipilih, selanjutnya diproduksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam
perancangan elemen mesin atau konstruksi permesinan, pada proses penganggitan
(konseptualisasi) umumnya diperlukan dasar-dasar analisis yang meliputi : (1)