BAB I Pendahuluan Katarak merupakan penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah diseluruh dunia. Katarak adalah perubahan lensa mata yang semula jernih dan tembus cahaya menjadi keruh, sehingga cahaya sulit mencapai retina, akibatnya penglihatan menjadi kabur. Katarak terjadi secara perlahan-lahan sehingga penglihatan penderita terganggu secara berangsur. Katarak tidak menular dari satu mata ke mata lain, tetapi katarak dapat terjadi pada kedua mata pada waktu yang tidak bersamaan. Perubahan ini dapat terjadi karena proses degenerasi atau ketuaan (jenis katarak ini paling sering dijumpai), trauma mata, infeksi penyakit tertentu (diabetes mellitus). Katarak dapat terjadi pula sejak lahir (cacat bawaan), karena itu katarak dapat dijumpai pada usia anak- anak maupun dewasa. Selain penglihatan yang semakin kabur dan tidak jelas, tanda-tanda awal terjadinya katarak antara lain merasa silau terhadap cahaya matahari dan daya penglihatan berkurang hingga kebutaan. Katarak biasanya terjadi dengan 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
Pendahuluan
Katarak merupakan penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah diseluruh dunia.
Katarak adalah perubahan lensa mata yang semula jernih dan tembus cahaya menjadi keruh,
sehingga cahaya sulit mencapai retina, akibatnya penglihatan menjadi kabur. Katarak terjadi
secara perlahan-lahan sehingga penglihatan penderita terganggu secara berangsur. Katarak tidak
menular dari satu mata ke mata lain, tetapi katarak dapat terjadi pada kedua mata pada waktu
yang tidak bersamaan. Perubahan ini dapat terjadi karena proses degenerasi atau ketuaan (jenis
katarak ini paling sering dijumpai), trauma mata, infeksi penyakit tertentu (diabetes mellitus).
Katarak dapat terjadi pula sejak lahir (cacat bawaan), karena itu katarak dapat dijumpai
pada usia anak-anak maupun dewasa. Selain penglihatan yang semakin kabur dan tidak jelas,
tanda-tanda awal terjadinya katarak antara lain merasa silau terhadap cahaya matahari dan daya
penglihatan berkurang hingga kebutaan. Katarak biasanya terjadi dengan perlahan dalam waktu
beberapa bulan. Daya penglihatan yang menurun mungkin tidak disadari karena merupakan
perubahan yang progresif. Katarak komplikata merupakan katarak akibat penyakit mata lain
seperti radang, dan proses degenerasi seperti ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaucoma, tumor
intra ocular, iskemia ocular, nekrosis anterior segmen, buftalmos, akibat suatu trauma dan pasca
bedah mata. Katarak komplikata dapat juga disebabkan oleh penyakit sistemik endokrin dan
keracunan obat. Katarak menyebabkan penurunan penglihatan bahkan kebutaan. Oleh karena
itu sangat penting untuk membahas katarak komplikata lebih mendalam.
1
BAB II
Anatomi Lensa
Lensa kristalina merupakan suatu struktur transparan bikonveks yang fungsinya adalah
menjaga kebersihan lensa, merefraksikan cahaya, dan memberikan akomodasi. Lensa tidak
memiliki suplai darah atau inervasi setelah perkembangan pada masa fetus, dan lensa bergantung
seluruhnya terhadap humor aqueous untuk memenuhi kebutuhan metabolismenya dan untuk
menghilangkan sisa pembuangannya. Lensa terletak disebelah posterior iris dan sebelah anterior
korpus vitreus. Lensa dipertahankan pada posisinya oleh zonulla Zinnii. Lensa tersusun atas
kapsula, epithelium lentis, korteks, dan nucleus.2 Lensa tumbuh secara terus menerus seumur
hidup. Saat lahir, ukurannya kurang lebih 6,4 mm diameter ekuatorial dan 3,5 mm diameter
anteroposterior dan beratnya kurang lebih 90 mg. Lensa orang dewasa ukuran diameter
ekuatorial 9 mm dan diameter anteroposterior 5 mm dan beratnya kurang lebih 255 mg.
Ketebalan relatif korteks meningkat sesuai dengan usia. Pada saat bersamaan, lensa mengadopsi
suatu bentuk kurva yang semakin bertambah sehingga lensa yang lebih tua memiliki kekuatan
refraksi yang lebih tinggi. Indeks refraksi menurun sesuai usia, kemungkinan sebagai hasil
bertambahnya partikel-partikel protein insolubel. Oleh karenanya, mata yang menua mungkin
menjadi lebih hiperekoik atau miopik sesuai dengan usia.2
Kapsula lentis merupakan suatu membrane basalis yang transparan dan elastic disusun
oleh kolagen tipe IV didasari oleh sel-sel epitel. Lapisan terluar kapsula lentis, lamella zonularis,
juga berfungsi sebagai tempat perlekatan serabut-serabut zonula. Kapsula lentis paling tebal di
daerah pre-ekuatorial anterior dan posterior dan paling tipis di region kutub posterior sentral.2
2
Tepat dibelakang kapsul lensa anterior terdapat satu lapis sel epitel yang disebut epithelium
lensa. Sel-sel ini secara metabolit aktif dan dapat melakukan semua aktivitas sel normal,
termasuk biosintesis DNA, RNA, protein, dan lipid, dan juga meghasilkan ATP untuk memenuhi
kebutuhan energi lensa. Sel-sel epitel bersifat mitotis, dengan aktivitas terbesar sintesis DNA
fase premitosis terjadi dalam suatu cincin di sekeliling lensa anterior yang dikenal zona
germinativum. Sel-sel yang baru terbentuk ini bermigrasi kearah ekuator, dan berdiferensiasi
menjadi serabut-serabut.2 Setelah serabut-serabut baru mulai terbentuk, mereka menambah dan
memadatkan serabut-serabut yang terbentuk sebelumnya, dengan lapisan tertua di bagian paling
tengah. Serabut-serabut yang terluar merupakan serabut yang paling baru dibentuk dan
membentuk korteks lensa. 2
Sutura lentis dibentuk oleh penyusunan interdigitasi prosessus sel apical (sutura
anterior) dan prosessus sel basalis (sutura posterior). Sutura Y terletak di dalam nucleus
lentis, zona optis multiple dapat dilihat menggunakan biomikroskop slit-lamp. Zona perbatasan
ini terjadi karena tingkatan sel-sel epitel dengan kepadatan optis yang berbeda yang menetap
seumur hidup.2
3
Gambar 1. Anatomi Lensa.
4
BAB III
Katarak
Katarak adalah kekeruhan lensa. Katarak memilikin derajat kepadatan yang sangat
bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagai hal, tetapi biasanya berkaitan dengan penuaan.
Penelitian-penelitian mengidentifikasi adanya katarak pada sekitar 10% orang Amerika Serikat,
dan prevalensi ini meningkat sampai sekitar 50% untuk mereka yang berusia antara 65 sampai 74
tahun dan sampai sekitar 70% untuk mereka yang berusia lebih dari 75 tahun. Sebagian kasus
bersifat bilateral, walaupun kecepatan perkembangannya pada masing-masing mata jarang sama.
Katarak traumatic, katarak congenital, dan jenis-jenis lain lebih jarang dijumpai.4
Lensa katarak memiliki ciri berupa edema lensa, perubahan protein, peningkatan
proliferasi, dan kerusakan kontinuitas normal serat-serat lensa. Secara umum, edema lensa
bervariasi sesuai stadium perkembangan katarak. Katarak imatur (insipien) hanya sedikit opak.
Katarak matur yang keruh total (tahap menengah lanjut) mengalami sedikit edema. Apabila
kandungan air maksimum dan kapsul lensa teregang, katarak disebut mengalami intumesensi
(membengkak). Pada katarak hipermatur (sangat lanjut), air telah keluar dari lensa dan
meninggalkan lensa yang sangat keruh, relative mengalami dehidrasi, dengan kapsul berkeriput.4
Pada katarak congenital, kelainan utama terjadi di nucleus lensa-nukleus fetal atau
nucleus embrional, bergantung pada waktu stimulus kataraktogenik – atau di kutub anterior atau
posterior lensa apabila kelainannya terletak di kapsul lensa. Pada katarak akibat usia, kelainan
mungkin terutama mengenai nucleus (sklerosis nucleus), korteks (kekeruhan koroner atau
kuneiformis), atau daerah subkapsul posterior. Katarak yang menyertai uveitis dan terapi steroid
5
sistemik juga sering merupakan tipe subkapsul posterior.4 Sebagian besar katarak tidak dapat
dilihat oleh pengamat awam sampai menjadi cukup padat (matur atau hipermatur) dan
menimbulkan kebutaan. Namun, katarak, pada stadium perkembangannya yang paling dini,
dapat diketahui melalui pupil yang didalatasi maksimum dengan oftalmoskop, kaca pembesar,
atau slitlamp. Fundus okuli menjadi semakin sulit dilihat seiring dengan semakin padatnya
kekeruhan lensa, sampai reaksi fundus sama sekali hilang. Pada stadium ini katarak biasanya
telah matang dan pupil mungkin tampak putih. 4
Derajat klinis pembentukan katarak, dengan menganggap bahwa tidak terdapat penyakit
mata lain, dinilai terutama dengan uji ketajaman penglihatan Snellen. Secara umum, penurunan
ketajaman penglihatan berhubungan langsung dengan kepadatan katarak. Namun beberapa orang
yang secara klinis memperlihatkan katarak yang cukup bermakna berdasarkan pemeriksaan
dengan oftalmoskop atau slitlamp dapat melihat cukup baik sehingga dapat melaksanakan
aktivitasnya sehari-hari. Yang lain mengalami penurunan ketajaman penglihatan berlebihan
dibandingkan dengan derajat kekeruhan lensa yang diamati. Hal ini disebabkan distorsi bayangan
oleh lensa yang mengalami kekeruhan parsial. The Cataract Management Guideline Panel
menganjurkan bahwa petunjuk terbaik untuk perlu tidaknya tindakan bedah adalah penilaian
berdasarkan gambaran klinis dan uji ketajaman penglihatan Snellen dengan memperhatikan
fleksibilitas berkaitan dengan kebutuhan fungsional dan visual spesifik pasien, lingkungan, dan
faktor resiko lain-yang kesemuanya dapat berbeda-beda. 4
Pembentukan katarak secara kimiawi ditandai oleh penurunan penyerapan oksigen dan
mula-mula terjadi peningkatan kandungan air diikuti oleh dehidrasi. Kandungan natrium dan
kalsium meningkat; kandungan kalium, asam askorbat, dan protein berkurang. Pada lensa yang
6
mengalami katarak tidak ditemukan glutation. Usaha-usaha untuk mempercepat atau menahan
perubahan-perubahan kimiawi ini dengan terapi medis sampai saat ini belum berhasil.4
7
BAB IV
Katarak Komplikata
Katarak komplikata merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang, dan
proses degenerasi seperti ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaukoma, tumor intra ocular,
iskemia ocular, nekrosis anterior segmen, buftalmos, akibat suatu trauma dan pasca bedah mata . 1
Katarak komplikata dapat juga disebabkan oleh penyakit sistemik endokrin (diabetes mellitus,
hipoparatiroid, galaktosemia, dan miotonia distrofi) dan keracunan obat (tiotepa intravena,
steroid lokal lama, steroid sistemik, oral kontra septic dan miotika antikolinesterase). Katarak
komplikata memberikan tanda khusus dimana mulai katarak selamanya di daerah bawah kapsul
atau pada lapis korteks, kekeruhan dapat difus, pungtata ataupun linear. 1
Dikenal dua bentuk yaitu bentuk yang disebabkan kelainan pada polus posterior terjadi
akibat penyakit koroiditis, retinitis pigmentosa, ablasi retina, kontusio retina dan myopia tinggi
yang mengakibatkan kelainan badan kaca. Biasanya kelainan ini berjalan aksial yang biasanya
tidak berjalan cepat dalam nucleus, sehingga sering terlihat nucleus lensa tetap jernih. Katarak
akibat myopia tinggi dan ablasi retina memberikan gambaran agak berlainan.1
Katarak akibat kelainan polus anterior bola mata biasanya akibat kelainan kornea berat,
iridosiklitis, kelainan neoplasma dan glaucoma. Pada iridosiklitis akan mengakibatkan katarak
subkapsularis anterior. Pada katarak akibat glaucoma akan terlihat katarak diseminata pungtata