PRAKTIKUM NC / CNC
KELOMPOK 05
BAB VIIPENDAHULUAN
7.1 Perkembangan Mesin Mesin CNC 3A
Dibandingkan dengan mesin perkakas konvensional yang digerakkan
secara manual semi otomatis maka mesin CNC mempunyai beberapa
kelebihan, antara lain : Teliti (Accurate)Mesin CNC memilik
ketelitian sampai 0,01 mm sedangkan mesin milling konvensional
memiliki ketelitian 0,1 mm. Cepat (Productive)Mesin Milling CNC
mampu memproduksi banyak dengan waktu singkat karena hanya sekali
membuat program dapat menghasilkan banyak produk. Luwes
(Flexibility)Dapat mengerjakan berbagai bentuk benda kerja. Tepat
(Precision)Benda kerja yang dihasilkan mesin milling CNC dimensinya
mendekati dengan desain dari pada konvensional.
Dalam perkembangan industri yang sangat pesat, dibutuhkan sebuah
alat perkakas yang mampu menghasilkan produk dengan cepat dan hasil
yang baik. Mesin milling merupakan salah satu alat perkakas yang
mampu memenuhi kebutuhan tersebut karena mesin milling mampu
bergerak kedalam 3 sumbu. Dengan perkembangan teknologi dalam metro
prosesor yang mampu mengandalkan gerak dalam sumbu tersebut dengan
bantuan numerical control, karena dengan menggunakan NC kita mampu
mengendalikan mesin milling dengan akurat, presisi, dan teliti.
Dengan begitu berkembanglah mesin milling berbasis CNC, dimana
kita dapat mengambil data dari proses pengerjaan benda kerja
sehingga kita mampu mengembangkan prosedur pengerjaan dalam
menghasilkan produk.7.2 Tahap Perencanaan Proses PermesinanProses
pemesinan adalah proses pemotongan atau pembuangan sebagian bahan
dengan maksud untuk membuat produk. Pemakaian mesin perkakas CNC
dalam proses pemesinan adalah sebagai suatu metode atau prosedur
yang baru dalam mengorganisasikan informasi yang dibutuhkan dalam
perencanaan proses pemesinan.
Tahap perencanaan pemesinan untuk memproduksi suatu benda kerja
dengan menggunakan mesin perkakas CNC mencakup berbagai aspek
pendukung, diantaranya: 1. Gambar teknik yang mencantumkan geometri
secara detail
Dalam proses pemesinan suatu benda kerja, terlebuh dahulu kita
harus menggambar produk yang diinginkan dengan mencantumkan
geometri secara detail. Hal ini akan membantu kita dalam menentukan
pemrogaman CNC-nya.
2. Spesifikasi material dari benda kerja
Jenis benda kerja yang akan digunakan adalah alumunium dan pahat
pahat pada CNC 3A ada beberapa macam seperti pahat facing, pahat
bor, dan pahat kantong.
3. Pemilihan parameter pemotongan Parameter pemotongan yang akan
digunakan adalah depth of cut (kedalaman pemotongan), kecepatan
pemotongan dan kecepatan asutan.4. Perencanaan urutan proses
pemesinan Urutan proses pemesinan yang akan dilakukan setelah
menyiapkan benda kerja adalah yang pertama yaitu proses
pengefraisan setelah itu adalah melakukan proses pengefraisan
kantong menggunakan pahat kantong.
5. Pembuatan program komputer atau data HC
Program komputer atau yang disebut sebagai manuscript harus
dibuat terlebih dahulu sebelum melakukan pemesinan. Manuscript
terdiri dari kode kode huruf, angka dan simbol yang akan
diterjemahkan oleh sebuah perangkat komputer yang disebut machine
control menjadi bentuk gerakan persumbuan sesuai dengan perintah
program yang telah dibuat.
6. Pelaksanaan proses pemesinan
Setelah menulis manuscript dan melakukan urutan proses pemesinan
yang sudah direncanakan sebelumnya, kita dapat melakukan plotter
,dry run dan yang terakhir adalah mengeksekusi benda kerja.
7. Pengukuran kualitas produk yang dihasilkan
Setelah proses pemesinan berakhir dan terbentuknya produk, kita
harus melakukan pengukuran kualitas produk tersebut dalam segi
dimensi maupun kecacatan produk tersebut.7.3 Manfaat Penggunaan
Mesin CNC 3A
1. Kemampuan mengulang
Pada saat pembuatan benda kerja, mesin CNC ini mampu mengulangi,
membuat beberapa benda dengan bentuk yang sama persis dengan
aslinya. 2. Keserbagunaan
Mesin CNC dapat digunakan untuk berbagai bentuk
pengerjaan/bermacam-macam kontur sesuai dengan kebutuhan.
3. Kemampuan kerja
Mesin CNC dapat memproduksi benda kerja secara terus menerus
dengan hasil yang baik, sehingga dapat meningkatkan produktifitas
pengerjaan.4. Ketelitian tinggi
5. Waktu proses lebih singkat 7.4 Tujuan Praktikum
1. Memahami operasional mensin TU CNC-3A (untuk 3 sumbu) dan
simulasi gerakan pahat.
2. Mampu membuat program mesin TU CNC-3A untuk geometri suatu
komponen serta mengeesekskusinya.
3. Mengetahui simulasi gerakan pahat dengan atau tanpa bantuan
plotter mesin TU CNC-3A.
4. Melatih praktikan untuk menganalisa proses pelaksanaan
produksi suatu komponen menggunakan mesin TU CNC-3A
BAB VIIIDASAR TEORI8.1 Bagian Bagian Utama dan Spesifikasi
Mesin
Gambar 8.1 Mesin Milling TU 3A
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya
Spesifikasi Mesin Frais / Milling Machine Merk
: Emco (Austria)
Jenis
: Milling / Frais
Model
: TU CNC 3A
Spindel utama : - Putaran : 50 3200 rpm
- Daya input : 500 watt
- Daya output : 300 watt Jumlah pahat : 5 buah
Gerakan makan : - Jarak sumbu x : 0 199,99 mm
- Jarak sumbu y : 0 99,99 mm
- Jarak sumbu z : 0 199,99 mm
- Feed
: 2 499 mm/min
2 199 inch/min
- Feed overite : PU = 0 120 %
TU = 30 400 %
Ketelitian : 0,01 mmA. Bagian Mekanik
1. Motor Utama
Fungsi dari motor utama sendiri digunakan untuk menggerakkan
spindle. Motor ini adalah jenis motor DC dengan kecepatan putaran
sebagai berikut :
- Panjang putaran 50 300 putaran/menit
- Tenaga 500 watt
Gambar 8..2 Motor Utama
Sumber : Laboraturium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya2.
Eretan (support) Eretan adalah penggerak jalannya mesin 3 axis yang
memiliki dua fungsi gerakan kerja yang posisi vertikal dan
horizontal yang masing masing dibagi dalam 3 bagian gerakan. 3
gerakan ini meliputi :
- Eretan memanjang sumbu x ( 0 199,99 mm )
- Eretan memanjang sumbu y ( 0 99,99 mm )
- Eretan tegak lurus sumbu z ( 0 199,99 mm )
Gambar 8.3 Eretan
Sumber : Laboraturium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya3.
Step Motor
Step motor adalah motor penggerak eretan. Pada mesin yang akan
digunakan pada praktikum kali ini hanya memiliki 3 step motor. Step
motor ini dapat menggerakkan eretan dalam 3 gerakan yaitu ke arah
sumbu x, y, dan z. Jenis dan ukuran step motor sama.
Identifikasinya adalah :
- Jumlah 1 putaran sama dengan 72 langkah
- Momen putaran 0,5 Nm
- Gerak cepat maksimal 100 m / menit
- Gerak pengoperasian program 2 499 mm / menit
Gambar 8.4 Step Motor
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin
Universitas Brawijaya4. Ragum Ragum berfungsi untuk menjepit benda
kerja. Pada ragum ini dilengkapi dengan stopper yang dapat
digunakan untuk penyangga benda kerja. Cara kerja alat ini secara
manual.
Gambar 8.5 Ragum
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Univeritas
Brawijaya
5. Rumah Alat Potong
Alat ini digunakan untuk menjepit alat potong ( tool holder )
pada waktu proses pengerjaan benda kerja. Rumah alat potong pada
mesin milling digunakan untuk menjepit alat potong pada waktu
proses pengerjaan benda kerja. Untuk proses pengerjaan dengan
layanan mesin cnc dapat mempergunakan lebih dari satu alat potong
karena data alat potong dapat disimpan dalam memori mesin.
Sedangkan proses penggantian alat potong dilakukan secara
manual.
Gambar 8.6 Rumah Alat Potong
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Univeritas Brawijaya 6.
Alat Potong / Pahat
Alat potong yang digunakan untuk membentuk benda kerja dengan
cara mengikis benda kerja. Jenis pahat ada bermacam macam
tergantung pada proses pengerjaan benda kerja.Gambar 8.7 Alat
Potong
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Univeritas Brawijaya7.
Meja Mesin
Meja mesin berfungsi sebagai papan luncur gerakan sketsa mesin.
Untuk itu kebersihan harus selalu dijaga karena kerusakan dari
permukaan meja mesin akan sangat mempengaruhi kerusakan hasil
plotter.
Gambar 8.8 Meja Mesin
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Univeritas Brawijaya B.
Bagian Kontrol Panel CNC TU-3A Adapun bagian-bagian panel CNC TU-3A
seperti dijelaskan pada gambar di bawah ini:
Gambar 8.9 Kontrol Panel CNC TU 3A
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Univeritas
BrawijayaKeterangan gambar :
1. Saklar Utama Untuk menghidupkan dan mematikan mesin CNC
TU3A
Gambar 8.10 Saklar Utama
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin
Universitas Brawijaya
2. Lampu kontrol saklar utama
Apabila saklar utama diputar ke posisi 1 maka lampu akan menyala
(indicator mesin hidup atau mati).
Gambar 8.11 Lampu Kontrol Saklar Utama
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin
Universitas Brawijaya3. Tombol darurat
Tombol ini berfungsi untuk memutus arus listrik menuju mesin.
Hal ini dilakukan karena agar tidak terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan.
Gambar 8.12 Tombol Emergency
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin
Universitas Brawijaya 4. Saklar untuk sumbu utama
Saklar ini berfungsi untuk memutar sumbu utama yang dilambangkan
dengan rumah-rumah pahat.
Gambar 8.13 Saklar Penggerak Sumbu Utama
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin
Universitas Brawijaya 5. Pengatur kecepatan putar sumbu utama
Berfungsi untuk menentukan kecepatan putar pahat. Kecepatan putar
antara 300 - 2000 rpm. Jika diputar kekanan maka putaran alat
potong semakin tinggi.
Gambar 8.14 Saklar Pengatur Kecepatan Sumbu Utama
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin
Universitas Brawijaya6. Amperemeter
Pengukur arus pada saat proses machining
Gambar 8.15 Amperemeter
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin
Universitas Brawijaya
7. Tombol asutan Pelayanan manual
Tombol untuk gerakan manual kearah x,y,z. Simbol asutan untuk
asutan menunjukkan arah geakan dan tombol yang sesuai eretan
bergerak dengan asutan yang semula ditentukan.
Gambar 8.16 Pelayanan Manual Sumber : Laboratorium Otomasi
Manufaktur Teknik Mesin Universitas Brawijaya8. Tombol Gerkan
Cepat
Jika menekan tombol asutan dan tombol gerakan cepat secara
bersamaan berarti melaksanakan gerakkan cepat dari eretan
memanjang, melintang, dan vertikal.
Gambar 8.17 Tombol Gerakan Cepat
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin
Universitas Brawijaya9. Tombol pengatur kecepatan asutan Pelayanan
manual
Tombol ini berfungsi untuk mengatur kecepatan asutan dan eretan
mesin, tombol ini hanya digunakan untuk operasi manual.
Gambar 8.18 Tombol Pengatur Kecepatan Asutan
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin
Universitas Brawijaya
10. Tombol Metrik (mm) / Inch
Tombol ini berfungsi untuk mengatur ukuran dimensi bekerjanya
mesin kedalam satuan metrik atau satuan inchi.
Gambar 8.19 Saklar Untuk Memilih Satuan
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin
Universitas Brawijaya 11. Sajian menunjukkan jalannya proses
Dalam arah x+, y+, z+ dalam mm. Tanda mm adalah tanda titik pada
sajian.
Gambar 8.20 Sajian Menunjukkan Jalannya
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin
Universitas Brawijaya 12. Lampu kontrol Pelayanan manual
Bila menggunakan pelayanan manual untuk eretan maka lampu akan
menyala.
Gambar 8.21 Lampu kontrol Pelayanan manual
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin
Universitas Brawijaya 13. Tombol pelayanan manual / CNC
Jika menekan tombol [H/C] maka nyala akan beralaih dari
pelayanan manual ke pelayanan CNC. Jika ditekan kembali maka nyala
akan kembali ke semula.
Gambar 8.22 Tombol Pelayanan CNC atau Manual
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin
Universitas Brawijaya14. Tombol hapus
Jika menekan tombol [DEL] maka akan menghapus satu data.
Gambar 8.23 Tombol Hapus
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin
Universitas Brawijaya 15. Tombol pemindahan sajian
Untuk memindahkan kursor, misalnya jika menekan tombol [] maka
sajian yang ada pada jatuhnya x melompat ke jalannya y.
Gambar 8.24 Tombol Pemindah Sajian
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin
Universitas Brawijaya16. Tombol memori Untuk memasukkan data
kedalam memori mesin.
Gambar 8.25 Tombol Memori
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin
Universitas Brawijaya 17. Tombol Miscellaneous
Untuk mengecek kesalahan program.
Gambar 8.26 Tombol pelayanan manual CNC TU 3A
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Teknik Mesin
Universitas Brawijaya8.2 Prinsip Kerja Mesin CNC 3A Mesin Frais CNC
TU-3A menggunakan sistem persumbuan dengan dasar sistem koordinat
Cartesius. Prinsip kerja mesin CNC TU-3A adalah meja bergerak
melintang dan horizontal sedangkan pisau / pahat berputar. Untuk
arah gerak persumbuan Mesin Frais CNC TU-3A tersebut diberi lambang
pesumbuan sebagai berikut :
a) Sumbu X untuk arah gerakan horizontal, jarak sumbu x :
0-199.99 mm
b) Sumbu Y untuk arah gerakan melintang, jarak sumbu y : 0-99.99
mm
c) Sumbu Z untuk arah gerakan vertikal, jarak sumbu z : 0-199.99
mm
Gambar 8.27 Prinsip Kerja Mesin CNC 3A
Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Univeritas Brawijaya 8.3
Sistem Koordinat mesin CNC 3A Secara umum, cara pengoperasian mesin
CNC dengan cara memasukkan perintah numerik melalui tombol-tombol
yang tersedia pada panel instrumen di tiap-tiap mesin. Setiap jenis
mesin CNC mempunyai karakteristik tersendiri sesuai pabrik yang
membuat mesin tersebut. Nemun demikian secara garis besar dari
karakteristik cara pengoperasian mesin CNC dapat dilakukan dengan
dua macam cara :
1. Sistem Koordinat Absolut
Semua program dimulai dari titik awal yang sama. Seperti contoh
pemberian ukuran pada gambar berikut, pemberian jarak lubang pada
sumbu tegak dan sumbu mendatar diukur dari satu titik awal
(referensi) yang sama.
Contoh :
Gambar 8.28 Metode Absolut
Sumber : Anonymous (2014)2. Sistem Koordinat Inkremental
Akhir pemrograman merupakan titik awal dari pemrograman
berikutnya. Seperti pada contoh pemberian ukuran pada gambar
berikut, pemberian ukuran jarak lubang pada sumbu tegak dan sumbu
mendatar diukur secara paralel, setiap titik akhir pengukuran
menjadi titik awal untuk pengukuran berikutnya.
Contoh :
Gambar 8.29 Metode Inkremental
Sumber: Anonymous (2014)8.4 Perintah-Perintah Pemrograman a.
Fungsi G, format blok
Fungsi G (going) code, terdiri dari G00 sampai dengan G99,
merupakan perintah utama yang digunakan untuk menggerakkan pahat ke
target point.
G 00: Gerakan cepat
V : N3/ G 00 / x5/y4/ z5
H : N3/ G 00 / x4/y5/ z5
G 01: Interpolasi lurus
V : N3/ G 01/ x5/y4/ z5
H : N3/ G 01 / x4/y5/ z5
G 02: Interpolasi melingkar/arah ke kanan
V : N3/ G 02/ x5/y4/ z5/ F3
H : N3/ G 02 / x4/y5/ z5/ F3
G 03: Interpolasi melingkar/arah ke kiri
V : N3/ G 03/ x5/y4/ z5/ F3
H : N3/ G 03 / x4/y5/ z5/ F3
G 04: Lamanya tinggal diam
N3/ G 04/ x5
G 21: Blok kosong
N3/ G 21 G 25: Pemanggilan sub program
N3/ G 25 / L(F)3
G 27: Perintah melompat
N3/ G 27 / L(F)3
G 40: Kompensasi Radius Pisau Hapus
N3/ G 40
G 45: Penambahan radius pisau
N3/ G 45
G 46: Pengurangan radius pisau
N3/ G 46
G 47: Penambahan radius pisau dua kali
N3/ G 47 G 48: Pengurangan radius pisau dua kali
N3/ G 48
G 64: Motor asutan tanpa arus (fungsi penyetelan)
N3/ G 64
G 65: Pelayanan pita magnet (fungsi penyetelan)
N3/ G 65
G 66: Pelayanan antar aparat dengan RS 232
N3/ G 66
G 72: Siklus pengefraisan kantong
V : N3/ G 72/ x5/y4/ z5
H : N3/ G 72/ x4/y5/ z5
G 73: Siklus pemutusan tatal
N3/ G 73 / z5 / F3
G 74: Siklus penguliran (jalan kiri)
N3/ G 74 /k3 / z5/ F3
G 81: Siklus pemboran tetap
N3/ G 81 / z5/ F3
G 82: Siklus pemboran tetap dengan tinggal diam
N3/ G 82 / z5/ F3
G 83: Siklus pemboran tetap dengan pembuangan tatal
N3/ G 83 / z5/ F3
G 84: Siklus penguliran
N3/ G 84 /z5/ F3
G 85: Siklus mereamer tetap
N3/ G 85 / z5 /F3
G 89: Siklus mereamer tetap dengan tinggal diam
N3/ G 89 / z5 /F3
G 90: Pemrograman nilai absolute
N3/ G 90
G 91: Pemrograman nilai incremental
N3/ G 91 G 92: Penggeseran titik referensi
V : N3/ G 92/ x5/y4/ z5
H : N3/ G 92/ x4/y5/ z5
b. Fungsi M, format blok
M (miscellaneous) terdiri dari M00 sampai M30 merupakan fungsi
pembantu untuk mengontrol on/off function yang ada pada mesin serta
membantu melengkapi perintah dengan menggunkanan kode.
M 00 : Diam
N3/ M 00
M 03 : Spindel frais hidup, searah jarum jam
N3/ M 03
M 05 : Spindel frais mati
N3/ M 05
M 06 : Penggeseran alat, radius pisau frais masuk
N3/ M 06/ D5 / S4 / z5/ T3
M 17 : Kembali ke pokok program
N/ M 17
M 08
M 09
M 20
Hubungan keluar
M 21
N3/ M2
M 22
M 23
M 26 : Hubungan keluar impuls
N3/ MH 26/ H3
M 30 : Program berakhir
N3/ M 30
M 98 : Kompensasi kocak/ kelonggaran otomatis
N3/ M 98/ x3/ y32/ z3
M 99 : Parameter dari interpolasi melingkar
(dalam hubungan dengan G 02/ G 03) N3/ M 99/ j3 / k3c. Kode
Alarm
Alarm akan muncul pada layar dengan ketentuan sebagai
berikut:
A00 : Salah perintah G,M
A01 : Salah radius ( M99 )
A02 : Salah harga x
A03 : Salah harga f
A04 : Salah harga z
A05 : Kurang perintah M30
A06 : Tidak ada kode M03
A07 : Tidak ada arti
A08 : Pita habis pada penyimpanan kaset
A09 : Program tak ditemukan
A10 : Pita kaset dalam pengamanan
A11 : Salah pemuatan
A12 : Salah pengecekan
A13 : Salah inch / mm dengan memori program penuh
A14 : Salah satuan jalan pada program terbaca
A15 : Salah harga y
A16 : Tidak ada nilai radius pisau frais
A17 : Salah sub program
A18 : Jalannya kompensasi radius pisau frais lebih kecil dari
n
d. Kombinasi Tombol-Tombol Eksekusi+=Menyisipkan 1 baris blok
program
+=Menghapus 1 baris blok program
+=Menghapus kembali ke awal program
+=Eksekusi program berhenti sementara
+=Menghapus program keseluruhan
+=Menghapus alarm
8.5 Penentuan Parameter Permesinan 1. Mendapatkan asutan dan
dalamnya pemotongan Prosedur
Bahan : Almunium Perhatikan grafik Dalamnya Pemotongan Diameter
Alat Potong Asutan
Gambar 8.30 Grafik Dalamnya Pemotongan Diameter Alat Potong -
Asutan
Sumber : Modul Praktikum CNC 2010 Universitas Brawijaya
Contoh:
a) Dalamnya pemotongan t = 10mm
Diameter pisau frais d = 10mm
Pilih diameter pisau d = 10mm pada grafik
Tentukan harga t = 10mm pada sumbu vertikal
Tentukan ke kanan hingga memotong grafik d = 10 mm, kemudian
tarik garis ke bawah hingga didapat harga asutan(feed) = 6
mm/menit
Contoh perhitungan :
Jika diketahui diameter pisau 40 mm, maka untuk mendapatkan
kecepatan pemotongan ditentukan dengan interpolasi:DV
2530
3240
40X
Interpolasi: X = 21,4 + 30X = 51,4 mm/menit
b ) Bila diketahui F = 200 mm / menit;
Diameter pisau frais d = 10 mm. Dari grafik tersebut, tentukan
harga F = 200 mm / menit (pada sumbu horizontal). Kemudian tarik
keatas hingga memotong grafik d = 10mm, serta tarik kekiri hingga
didapatkan kedalaman pemotongan 4,2 mm.
Gambar 8.31 Dalamnya Pemotongan Diameter Alat Potong Asutan
Sumber : Modul Praktikum CNC 2010 Universitas BrawijayaContoh
:
Jika diameter pisau d = 40mm, maka untuk mendapatkan kecepatanya
menggunakan metode interpolasi:DV
180
4X
5400
Interpolasi
240 = x -80x= 320 mm/menit
2. Mendapatkan Kecepatan Putaran Perhatikan grafik Kecepatan
(putaran) - Kecepatan potong Asutan
Tentukan harga diameter pisau frais (sesuai yang aktif).
Pilih kecepatan potong yang benar untuk bahan yang akan
dikerjakan
Potongkan antara kedua harga tersebut pada grafik Kecepatan
(putaran) - kecepatan potong asutan
Gambar 8.32 Grafik Kecepatan (Putar) Kecepatan Potong -
Asutan
Sumber : Modul Praktikum CNC 2010 Universitas Brawijaya
Contoh:
Jika Diameter mata bor 4mm, maka untuk mendapatkan pemboran
dilakukan metode interpolasi:DV
325
4x
535
Interpolasi
5 = x -25
x= 30 mm/menit8.6 Macam Macam Pahat CNC 3A Macam pahat yang
digunakan pada mesin miling CNC TU-3A adalah sebagai berikut :
a) Face Milling Cutter Sebuah face milling terdiri dari beberapa
sisi potong yang dirancang untuk menahan tip karbida
Gambar 8.33 Face Milling Cutter
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Univeritas Brawijaya b)
End Mills Merupakan cutter dengan sisi potong pada ujung muka dan
pada posisi sisi spiralnya. End mills dibuat dari diameter 0,5-50
mm dengan tipe tangkai yang bermacam-macam, ada yang bertangkai
lurus dan ada yang konus.
Gambar: 8.34 End Mill Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur
Univeritas Brawijaya c) Reamers Alat potong yang digunakan untuk
memperbesar sebuah lubang dan biasanya yang dihasilkan berukuran
presisi.
Gambar 8.35 Reamers Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur
Univeritas Brawijaya d) Pahat kantong Berfungsi untuk membuat
lubang dan pemakanan.
Gambar 8.36 Pahat Kantong
Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Univeritas
Brawijaya
BAB IXMETODE PRAKTIKUM
9.1 Persiapan Praktikum
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan
1. Manuskrip program
2. Pahat dan alat bantu antara lain :
Tempat plotter
Plotter tool
Kunci untuk melepaskan dan memasang pahat
3. Benda kerja
4. Pemeriksaan kondisi mesin CNC
9.2 Prosedur Permesinan
9.2.1 Pelayanan Rs-232
Rs-232 adalah nama yang memiliki kepanjangan Recommended
Serial-232 yaitu serial port yang digunakan sebagai jalur untuk
pertukaran data antara komputer dengan perangkat kerja (seperti
modem, scanner, plotter, printer, dll) yang menentukan hubungan
antarmuka kelistrikan,mekanik dan fungsional. Kabel Rs-232 dapat
membawa data sebesar 20 Kbps hingga 15 meter tanpa menggunakan
penguat. Saat ini penggunaan dari Rs-232 sudah banyak digantikan
oleh Universal Serial Bus (USB). Port ini sendiri memiliki 2 jenis
socket yang digunakan yaitu DB-9 dan DB-25. A. Proses penyimpanan
program di komputer
1. Masukkan disket
2. Hubungkan kabel RS 232 antara CPU dan mesin CNC yang akan
digunakan
3. Nyalakan komputer/CNC
4. Ketik DIR
5. Ketik SER OUT
6. Memberi nama programB. Proses penyimpanan program di mesin
CNC
1. CNC mode
2. Tekan untuk pindah ke kolom G
3. Tekan 4. Tekan + + 5. Tekan C. Memanggil program di
komputer
1. Masukkan disket
2. Hubungkan kabel RS 232 antara CPU dan mesin CNC yg akan di
gunakan
3. Nyalakan computer / CNC
4. Ketik DIR
5. Pilih jenis program akan dipanggil
6. Ketik SER IN
D. Memanggil program di mesin CNC
1. CNC Mode
2. Tekan 3. Tekan 4. Tekan + + 5. Tekan 9.2.2 Pengeplotan
Pengeplotan dilakukan untuk melihat gerakan pahat apakah sesuai
dengan model benda kerja yang akan dibuat. Langkah-langkahnya:
1. Ambil plat alas simulasi dan jepitkan di ragum.
2. Letakkan kertas yang sudah di beri gambar penampang bahan
benda kerja pada plat.
3. Letakkan magnet pada ujung-ujung kertas sebagai penahan agar
kertas tidak geser.
4. Ambil plotter tool atur sesuai radius.
5. Monitor dalam CNC mode, rubah F max 400 kedalaman z : -200
maximum.
6. Manual Mode: turun spindle dengan SHAPE \* MERGEFORMAT
sampai sedikit di atas kertas7. main spindle Switch posisi 1
(spidle berputar)8. Posisikan start point tool.9. CNC mode :kursor
di N0010. main spidle switch di posisi CNC.11. Tekan START.9.2.3
Setting Pahat dan Benda Kerja
A. Setting tool offset (Pahat)
Setting pahat dilakukan untuk mencari nilai kompensasi pahat
terhadap benda kerja. Langkah-langkahnya:1. Monitor dalam Manual
Mode.
2. Pasang tool pertama dan jepit benda kerja pada ragum.3. Pahat
referensi, pahat racing4. Turunkan lagi dalam arah Z, sampai sampai
di atas permukaan benda sedikit. Catat nilai z.....nya. (harga ini
nanti dimasukkan di blok tool charge M06 z.....)
5. Lepas tool pertama, ganti tool kedua. Catat z .......nya
6. Dan untuk pahat seterusnya.B. Setting Start Point Tool (Benda
Kerja)Setting benda kerja dilakukan untuk menentukan titik 0 pahat
pada benda kerja, langkah langkah pada setting benda kerja
adalah:1. Monitor pada Manual mode.
2. Tool adalah tool pertama dalam seluruh proses.
3. Main spindel switch pada 1 atur speed.
4. Sentuhkan pahat pada permukaan dalam arah X, tekan kemudian
kurangi radius pahat.5. Sentuhkan pahat pada permukaan dalam arah
Y; tekan kemudian kurangi radius pahat.6. Sentuhkan pahat pada
permukaan dalam arah Z ; tekan 7. Kembalikan Main Spindle Switch
pada 0.
8. Atur xm, ym, zm pada manual mode yang sesuai dengan G >
xy...zdalam CNC mode.
9. Selesai.Perhatian : harga z dicatat dalam tool data sheet
pada baris Hz (Hz k dikososngi)9.2.4 Dry RunUji lintasan pahat
dengan menjalankan program CNC tanpa benda kerja (dry-run),
bertujuan agar terhindar dari kemungkinan yang tidak diinginkan
seperti menabrak benda kerja, perlengkapan cekam, atau peralatan
lainnya.
Langkah langkah dry run adalah :
1. CNC mode
2. Lakukkan setting pahat
3. Lakukkan setting benda kerja.
4. Atur posisi pahat pada titik referensi (G92), kursor di
N00.
5. Benda kerja di lepas.
6. Main spindle switch pada CNC.
7. Tekan START9.2.5 Eksekusi Program
Sama dengan tahapan dry run, yangmembedakan disini eksekusi
benda kerja terpasang pada ragum. Langkah-langkah :1. CNC mode
2. Lakukkan setting pahat
3. Lakukkan setting benda kerja.
4. Atur posisi pahat pada titik referensi (G92), kursor di
N00.
5. Benda kerja di lepas.
6. Main spindle switch pada CNC.
7. Tekan STARTZ
Y
X
TitikXYZS8-415S ( A-5-40A ( B5-40B ( C540C ( D-540D ( A-5-40
TitikXYZS000S ( A30-15A ( B1000B ( C080C ( D-1000D ( A0-80
Z
LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR SEMESTER GENAP 2014/2015