Top Banner
7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 1/22 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sekitar 50-90% perempuan hamil mengalami keluhan mual dan muntah. Keluhan ini biasanya disertai dengan hipersalivasi, sakit kepala, perut kembung, dan rasa lemah pada badan. Keluhan-keluhan ini secara umum dikenal sebagai “morning sickness.” Istilah ini sebenarnya kurang tepat karena 80% perempuan hamil mengalami mual dan muntah sepanjang hari. Apabila mual dan muntah yang dialami mengganggu aktivitas sehari- hari atau menimbulkan komplikasi, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum. Komplikasi yang dapat terjadi adalah ketonuria, dehidrasi, hipokalemia dan penurunan berat badan lebih dari 3 kg atau 5% berat badan. Mual dan muntah pada kehamilan biasanya dimulai pada kehamilan minggu ke-9 sampai ke-10, memberat pada minggu ke-11 sampai ke-13 dan berakhir pada minggu ke-12 sampai ke-14. Hanya pada 1-10% kehamilan gejala berlanjut melewati minggu ke-20 sampai ke-22. Pada 0,3-2% kehamilan terjadi hiperemesis gravidarum yang menyebabkan ibu harus ditata laksana dengan rawat inap. Hiperemesis gravidarum jarang menyebabkan kematian, tetapi angka kejadiannya masih cukup tinggi. Hampir 25% pasien hiperemesis gravidarum dirawat inap lebih dari sekali. Terkadang, kondisi hiperemesis yang terjadi terus-menerus dan sulit sembuh membuat pasien depresi. Pada kasus-kasus ekstrim, ibu hamil bahkan dapat merasa ingin melakukan terminasi kehamilan. Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan hiperemesis gravidarum antara lain hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya, berat badan berlebih, kehamilan multipel, penyakit trofoblastik, nuliparitas dan merokok (Gunawan et ll, 2011).
22

BAB I-III Askep HEG.docx

Mar 02, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB I-III Askep HEG.docx

7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 1/22

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sekitar 50-90% perempuan hamil mengalami keluhan mual dan

muntah. Keluhan ini biasanya disertai dengan hipersalivasi, sakit kepala,

perut kembung, dan rasa lemah pada badan. Keluhan-keluhan ini secara

umum dikenal sebagai “morning sickness.” Istilah ini sebenarnya kurang

tepat karena 80% perempuan hamil mengalami mual dan muntah sepanjang

hari.

Apabila mual dan muntah yang dialami mengganggu aktivitas sehari-

hari atau menimbulkan komplikasi, keadaan ini disebut hiperemesis

gravidarum. Komplikasi yang dapat terjadi adalah ketonuria, dehidrasi,

hipokalemia dan penurunan berat badan lebih dari 3 kg atau 5% berat badan.

Mual dan muntah pada kehamilan biasanya dimulai pada kehamilan

minggu ke-9 sampai ke-10, memberat pada minggu ke-11 sampai ke-13 dan

berakhir pada minggu ke-12 sampai ke-14. Hanya pada 1-10% kehamilan

gejala berlanjut melewati minggu ke-20 sampai ke-22. Pada 0,3-2%

kehamilan terjadi hiperemesis gravidarum yang menyebabkan ibu harus ditata

laksana dengan rawat inap.

Hiperemesis gravidarum jarang menyebabkan kematian, tetapi angka

kejadiannya masih cukup tinggi. Hampir 25% pasien hiperemesis gravidarum

dirawat inap lebih dari sekali. Terkadang, kondisi hiperemesis yang terjadi

terus-menerus dan sulit sembuh membuat pasien depresi. Pada kasus-kasus

ekstrim, ibu hamil bahkan dapat merasa ingin melakukan terminasi

kehamilan.

Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan hiperemesis

gravidarum antara lain hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya,

berat badan berlebih, kehamilan multipel, penyakit trofoblastik, nuliparitas

dan merokok (Gunawan et ll, 2011).

Page 2: BAB I-III Askep HEG.docx

7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 2/22

2

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan penulisan laporan kasus ini diharapkan

mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan hiperemesis

gravidarum dengan menerapkan proses keperawatan.

2. Tujuan Untuk Perawat

a. Mengetahui dan mengawasi kesehatan ibu, mendeteksi dini penyakit

penyerta dan komplikasi persalinan.

b. Menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan

yang tinggi bagi ibu dan bayinnya.

c. Menetapkan dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal

terhadap persalinan normal.

d. Mengetahui tentang pulihnya kesehatan ibu optimal.

e. Menurunkan mobiditas dan mortalitas ibu dan perinatal.

3. Tujuan Untuk Klien

a. Agar klien mampu menyiapkan persalinan normal.

b. Agar klien mempersiapkan pemeliharaan bayi dan laktasi

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Pengembangan Masyarakat

Hasil makalah ini dapat dijadikan bahan pustaka untuk menambah

wawasan dan pengetahuan tentang perdarahan post partum.

2. Bagi Profesi Keperawatan

Diharapkan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatanyang paripurna khususnya bagi ibu hamil dalam mengembangkan

kemampuan dan ketrampilan mencapai persalinan normal.

3. Bagi Program Kesehatan

Hasil makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pikiran dalam menjalankan dan merencanakan rumusan program

peningkatan penanganan tanda bahaya ibu hamil khususnya hiperemesis

gravidarum.

Page 3: BAB I-III Askep HEG.docx

7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 3/22

3

D. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini

adalah dengan metode deskrisif dan teknik pengumpulan data menggunakan

study kepustakaan meliputi sumber buku dan internet.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini adalah :

1. BAB I : pendahuluan terdiri dari latar belakang penulisan makalah ini,

tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan makalah dan

sistematika penulisan.

2. BAB II : tinjauan teori meliputi pengertian, etiologi, patofisiologi,

manifestasi klinis, klasifikasi, pencegahan, penanganan, prosedur

diagnostik, komplikasi, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan.

3. BAB III: penutup meliputi simpulan dan saran

Page 4: BAB I-III Askep HEG.docx

7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 4/22

4

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang

wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I.Mual biasanya terjadi

pada pagi hari, tetapi dapat pula tmbul setiap saat dan malam hari. (Sarwono

Prawirohardjo, 2002)

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada

wanita hail, sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan

umumnya menjadi buruk, sebagai akibatnya terjadilah dehidrasi. (Ratna

Hidayati, 2009)

B. Etiologi

Yang menjadi penyebab Hiperemesis Gravidarum (Ratna Hidayati,

Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis,Salemba

Medika, Jakarta, 2009 hal 66):

1. Sering terjadi pada primigravida, Molahidatidosa, dan kehamilan ibu

akibat peningkatan kadar HCG.

2. Faktor organik, karena masuknya vili moriales dalam sirkulasi maternal

dan perubahan metabolic.

3. Faktor Psikologis: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa

takut pada kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab, dan

sebagainya.

4. Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes, dan sebagainya.

5. Masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan

metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu

terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.

6. Alergi sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadapanak juga

disebut sebagai salah satu faktor organik.

Page 5: BAB I-III Askep HEG.docx

7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 5/22

5

7. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini,

rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan

dan persalin, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat

menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah

sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau

sebagai pelarian kesukaran hidup.

C. Patofisiologi

Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena

peningkatan Hormone Chorionic Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi faktor

mual dan muntah. Peningkatan kadar hormon progesteron menyebabkan otot

polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas

menurun dan lambung menjadi kosong. Hiperemesis gravidarum yang

merupakan komplikasi ibu hamil muda bila terjadi terus menerus dapat

mengakibatkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, serta dapat

mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk

keperluan energi (Winkjosastro, 2007 hal 185).

Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan

dengan malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya non protein

nitrogen, asam urat, dan penurunan klorida dalam darah, kekurangan vitamin

B1, B6, B12, dapat mengakibatkan terjadinya anemia (Mitayani, 2009 hal 56).

D. Pathway

Terlampir

Page 6: BAB I-III Askep HEG.docx

7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 6/22

6

E. Manifestasi Klinis

Hiperemesis Gravidarum dibagi menjaddi tiga tingkatan gejala (Ratna

Hidayati, Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan

Patologis,Salemba Medika, Jakarta, 2009 hal 67):

1. Hiperemesis Gravidarum Tingkat I

a. Termasuk tingkat ringan.

b. Mual muntah terus-menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau

makan, penurunan berat badan dan nyeri pada epigastrium, peningkatan

denyut nadi, penurunan tekanan darah, turgor kulit berkurang, lidah

kering, serta mata cekung.

2. Hiperemesis Gravidarum Tingkat II

a. Termasuk tingkat sedang.

b. Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan ibu menderita

lebih parah, apatis, turgor kulit mulai buruk, lidah kering dan kotor,

nadi teraba lemah dan cepat, peningkatan suhu tubuh (dehidrasi),

ikterus ringan, penurunan berat badan, mata cekung, penurunan tekanan

darah, haemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi, dapat juga terjadi

acetonuria, serta napas bau aceton.

3. Hiperemesis Gravidarum Tingkat III

a. Termasuk tingkat berat.

b. Keadaan umum buruk, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai

koma, nadi teraba lemah dan cepat, dehidrasi berat, suhu badan

meningkat, penurunan tekanan darah, serta terjadi ikterus. Jika sampai

timbul komplikasi dapat berakibat fatal, berupa: Mempengaruhi susunan saraf pusat

Encefalopati Wernicke dengan adanya nistagmus, diplopia, dan

perubahan mental.

Page 7: BAB I-III Askep HEG.docx

7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 7/22

7

F. Pemeriksaan diagnosis

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien hiperemesis

yaitu:

USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi

janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin,

melokalisasi plasenta.

Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.

Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.

G. Penatalaksanaan

Konsep pengobatan yang diberikan antara lain sebagai berikut:

1. Isolasi dan terapi psikologis.

a. Isolasi di ruangan yang dilakukan dengan baik dapat meringankan

Hiperemesis Gravidarum karena perubahan suasana rumah tangga.

b. Konseling dan edukasi (KIE) tentang kehamilan yang dilakukan untuk

menghilangkan faktor psikis rasa takut.

c. Memberi informasi tentang diit ibu hamil dengan makan tidak sekaligus

banyak, tetapi dengan porsi yang sedikit namun sering.

d. Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, karena akan membuat ibu

hamil mengalami pusing, mual, dan muntah.

2. Pemberian cairan pengganti.

Pada keadaan darurat dapat diberikan cairan pengganti, sehingga

dehidrasi dapat diatasi. Cairan pengganti yang dapat diberikan antara lain:

a. Glukosa 5% - 10%

b. Cairan yyang ditambah Vitamin C, B Kompleks, atau Kalium yang

diperlukan untuk kelancaran metabolisme selama rehidrasi

keseimbangan cairan (baik yang masuk dan keluar), nilai tekanan

darah, jumlah nadi, suhu, dan rerata pernapasan harus terpantau.

Lancarnya pengeluaran urine memberikan petunjuk bahwa keadaan

ibu berangsur-angsur membaik.

Page 8: BAB I-III Askep HEG.docx

7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 8/22

8

3. Obat yang dapat diberikan.

Sebagai seorang perawat yang profesional pemberian obat pada

hiperemesis gravidarum sebaiknya berkolaborasi dengan dokter, sehingga

dapat dipilih obat-obatan yang tidak bersifat teratogenik, dapat

menyebabkan kelainan congenital, cacat bawaan bayi.

Sediaan obat yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis

gravidarum diantaranya adaalah sebagai berikut:

a. Sedatif ringan

b. Fenobartibal (luminal) 30mg

c. Kalium

d. Antihistamin

e. Dramamin

f. Afopreg

g. Vitamin, terutama Vitamin B Kompleks

h. Vitamin C

i. Anti alergi

4. Menghentikan kehamilan.

Beberapa kasus pengobatan ibu dengan kasus hiperemesis

gravidarum yang tidak berhasil menjadi kemunduran dan kondisi ibu

semakin menurun, sehingga pertimbangan untuk mengakiri kehamilan.

Kedaan yang memerlukan pertimbangan untuk mengakiri kehamilan

diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Gangguan jiwa

b. Gangguan penglihatan

c. Gangguan fisiologi tubuh

Page 9: BAB I-III Askep HEG.docx

7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 9/22

9

H. Komplikasi

Komplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum antara lain:

a. Komplikasi ringan:

Kehilangan berat badan, dehodrasi, asidosis dari kekurangan gizi,

alkalosis, hipokalemia, kelemahan otot, kelainan elektrokardiografik,

tetani, dan gagguan psikologis.

b. Komplikasi yang mengancam kehidupan:

Rupture oesophageal berkaitan dengan muntah yang berat,

encephalophaty wernicke’s, mielinolisis pusat pontine, retinal haemorage,

kerusakan ginjal, pneumomediastinum secara spontan, keterlambatan

pertumbuhan didalam kandungan, dan kematian janin.

I. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian Fokus

1. Data Subjektif

Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak

dapat menahan makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa

pasien mengeluh air liurnya berlebihan/hipersalivasi.

Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak

datang dan mengetahui bahwa mereka hamil. Tetapi kadang-kadang

pasien tidak dapat memberikan informasi yang penting ini, sehingga

mengaburkan diagnosis.

2. Data Objektif

Pemeriksaan fisik Pemeriksaan umum: kulit dan membrane mukosa sering tampak

kering dan turgor menurun. Pasien dapat menjadi kurus. Vomitus

yang iritatif dapat membuat erosi pada bibir dan wajah; lidah

tampak merah, kering dan pecah-pecah. Faring kering dan merah,

dan pernapaan berbau busuk dengan bau seperti buah-buahan

yang khas untuk ketoasidosis.

Page 10: BAB I-III Askep HEG.docx

7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 10/22

10

Takikardia dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi

hipovolemia. Pada penyakit yang berat dan berkepanjangan,

aberasi mental, delirium, sakit kepala, stupor dan koma dapat

terjadi

Pemeriksaan abdomen: temuan ini biasanya normal, meskipun

rasa sakit dihepar dapat ditemukan

Pemeriksaan pelvis: uterus lunak dan membesarkan sesuai dengan

umur gestasi

Kebutuhan Dasar Khusus

Aktifitas istirahat

Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali

per menit).

Integritas ego

Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan

persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak direncanakan.

Eliminasi

Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi

berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.

Makanan/cairan

Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri

epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran

mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau

aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.

Pernafasan

Frekuensi pernapasan meningkat.

Keamanan

Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam

koma

Page 11: BAB I-III Askep HEG.docx

7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 11/22

11

Seksualitas

Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka

dilakukan abortus terapeutik.

Interaksi social

Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran,

respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap

hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.

Tes Laboratorium

Pemeriksaan darah lengkap dengan apusan darah: nilai

hemoglobin dan hematokrit yang meningkat menunjukkan

hemokosentrasi berkaitan dengan dehidrasi. Anemia yang

mungkin merupakan konsekuensi dari mal nutrisi.

Urinalisis: urin biasanya hanya sedikit dan mempunyai kosentrasi

tinggi sebagai akibat dehidrasi. Aseton menunjukkan asidosis

starvasi.

b. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia, mual-muntah

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kehilangan cairan secara aktif

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

Page 12: BAB I-III Askep HEG.docx

7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 12/22

12

c. Nursing Care Plan

No Diagnosa

keperawatan

Perencanaan

Tujuan Intervensi Rasional

1. Ketidakseimba

ngan nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan

anoreksia,

mual-muntah

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama

3x24jam

pemenuhan

nutrisi klien

terpenuhi

Dengan

kriteria hasil :

1. Berat badan

ideal. Bising usus

normal

. Membrane

mukosa

lembab

1. Timbang dan catat berat

badan pasien pada jam yang

sama setiap hari

2. Pantau asupan dan haluaran

pasien

3. Kaji dan catat bising usus

pasien satu kali setiap

ergantian tugas jaga

4. Auskultasi dan catat suara

napas pasien setiap 4 jam

Untuk mendapatkan

pembacaan yang

paling akurat

Karena berat badan

dapat meningkat

sebagai akibat dari

retensi cairan

Untuk memantau

peningkatan dan

penurunannya

Untuk memantau

aspirasi

2. Gangguan

keseimbangancairan dan

elektrolit

berhubungan

dengan

kehilangan

cairan secara

aktif

Setelah

dilakukantindakan

keperawatan

selama 3x24

jam

diharapkan

kebutuhan

cairan lektrolit

1. Pantau dan catat TTV setiap

2 jam atau sesering mungkinsesuai keperluan sampai

stabil. Kemudian pantau dan

catat TTV setiap 4 jam

2. Ukur asupan dan haluaran

setiap 1 sampai 4 jam. Catat

Takikardia, dispnea,

atau hipotensi dapatmengindikasikan

kekurangan volume

cairan atau

ketidakseimbangan

elektrolit.

Haluaran urine yang

rendah dan berat jenis

Page 13: BAB I-III Askep HEG.docx

7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 13/22

13

klien

seimbang

dengan

kriteria hasil:

1.Membrane

mukosa

lembab

2.CRT kurang

dari 3 detik

3.TTV normal

dan laporkan perubahan

yang signifikan termasuk

urine, feses, muntahan,

drainase luka, drainase

nasogastrik, drainase slang

dada, dan haluaran yang

lain.

. Timbang pasien pada waktu

yang sama setiap hari

. Kaji turgor kulit dan

membrane mukosa mulut

setiap 8 jam

. Berikan perawatan mulut

dengan cermat setiap 4 jam

. Periksa berat jenis urin setiap

8 jam

urine yang tinggi

mengindikasikan

hipovolemia

Untuk memberikan

data yang lebih akurat

dan konsisten. Berat

badan merupakan

indicator yang baik

untuk status cairan.

Untuk memeriksa

dehidrasi

Untuk menghindari

dehidrasi membrane

mukosa

Peningkatan berat

jenis urine dapat

mengindikasikan

dehidrasi

3. Intoleransi

aktivitas

berhubungan

dengan

kelemahan

fisik

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3x24

jam terjadi

1.Kaji tingkat berfungsi pasien

dengan menggunakan skala

mobilitas fungsional.

Komunikasikan tingkat ini

pada staf

Komunikasi diantara

anggota staf dapat

meyakinkan

kontiunitas perawatan

dan mempertahankan

kemandirian

Page 14: BAB I-III Askep HEG.docx

7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 14/22

14

peningkatan

toleransi

aktivitas

dengan

kriteria hasil :

1. Melaporkan

dan

mendemonst

rasikan

peningkatan

aktivitas

fisik yang

dapat diukur

2. Skala

mobilitas 0-

1

3. Skala

kekuatan

otot 5 (dapat

melawan

tahanan

4. Klien

terlihat

segar

2. Kecuali dikontraindikasikan,

lakukan ROM setiap 2

sampai 4 jam. Tingkatkan

dari pasif ke aktif, sesuai

toleransi pasien.

3.Kaji kehilangan/gangguan

keseimbangan gaya jalan,

kelemahan otot

4.Awasi TD, nadi, pernapasan,

selama dan sesudah aktivitas.

Catat respon terhadap tingkat

aktivitas (mis. Peningkatan

denyut jantung/TD, disritmia,

pusing, dispnea, takipnea,

dan sebagainya)

Latihan ROM dapat

mencegah kontraktur sendi dan atrofi otot

Menunjukkan

perubahan neurologi

karena defisiensi

vitamin B12

mempengaruhi

kamanan pasien

/resiko cedera

Manifestasi

kardiopulmonal dari

upaya jantung dan

paru untuk membawa

jumlah oksigen

adekuat ke jaringan

Page 15: BAB I-III Askep HEG.docx

7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 15/22

15

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny.E DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

DI RUANG BOUGENVILE RSUD TUGUREJO SEMARANG

I. Pengkajian

Riwayat Keperawatan

Tanggal Pasien Datang : 29 Oktober 2013

Jam Pasien Datang : 17.00 WIB

Tanggal Pengkajian : 30 Oktober 2013

Jam Pengkajian : 21.00 WIB

Diagnosa Medis : Hiperemesis Gravidarum

A. Biodata Pasien

1. Biodata Klien

Nama : Ny. E

Umur : 33 th

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Boja

2. Biodata penanggung jawab

Nama : Tn. J

Umur : 34 th

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Boja

Hub dgn klien : Suami

Page 16: BAB I-III Askep HEG.docx

7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 16/22

16

B. Riwayat Kesehatan Umum

1. Riwayat Penyakit Dahulu

Ny.E mengatakan bahwa dulu ia tidak pernah menderita penyakit

keturunan seperti DM dan Hipertensi. Namun klien mengatakan

mempunyai riwayat penyakit maagh

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Ny. E sedang mengandung anak kedua dan usia kehamilannya 12

minggu. Ny.E mengatakan 1 hari yang lalu merasa mual dan

muntah berlebih disertai nyeri pada baian perut tengah atas. Ny..E

tidak mau makan karena akan muntah jika ada makanan masuk,

Ny.E hanya minum saja. Yang dimuntahkan oleh Ny.E berupa

Air. Kemudian karena kondisinya tidak membaik akhirnya Ny.E

dibawa keluarganya ke RSUD Tugurejo pada tanggal 29 Oktober

2013 untuk mendapatkan penanganan secara intensif. Oleh dokter

Ny.E didiagnosa Hiperemesis Gravidarum

3. Keluhan Utama

Mual dan muntah berlebih

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Ket: : Laki-laki

: Perempuan

X : Meninggal

X X X

33

Page 17: BAB I-III Askep HEG.docx

7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 17/22

17

: Pasien

: Tinggal serumah

DS : Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang pernah

menglami kondisi mual muntah yang berlebihan seperti ini.

5. Alergi

Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi

6. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan

Tidak ada kebiasaan yang mengganggu kesehatan ataupun

kehamilan

7. Riwayat Sosial

Hubugan sosial klien dengan orang-orang sekita baik. Kadang

klien mengikuti pengajian

8. Personal Higiene

Mandi

Gosok gigi

Cuci rambut

Potong kuku

Ganti pakaian

Sebelum sakit

2x sehari

2x sehari

2 hari sekali

7 hari sekali

2x sehari

Selama sakit

2x sehari

2x sehari

1x

Belum pernah

2x sehari

Masalah/Keluhan : tidak ada

9. Riwayat Keperawatan untuk pola nutrisi metabolik

Makan pagi

Makan Siang

Makan Malam

Kudapan

Minum

Sebelum sakit

Nasi+Lauk (Tempe) habis 1 porsi

Nasi+Luk (Tempe+Sayur) Habis 1 porsi

Nasi+Lauk (Tempe) habis 1 porsi

Roti kering

± 8 gekas sehari

Selama sakit

Tidak mau makan

Makan sedikit

Makan sedikit

± 3 gelas sehari

Page 18: BAB I-III Askep HEG.docx

7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 18/22

18

Masalah/keluhan : Klien sering mual muntah sehingga tidak mau

makan, hanya minum saja.

10. Riwayat keperawatan untuk pola eliminasi

Sebelum sakit

BAK

Frekuensi : 3-4x sehari

Jumlah urine :

Warna : kuning

Bau : khas urine

Selama sakit

BAK

Frekuensi : 2-3x sehari

Jumlah urine :

Warna : kuning

Bau : khas urine

Masalah/keluhan : tidak ada

BAB

Frekuensi : 1x sehari

Jumlah Feses :

Warna : kuning

Konsistensi : lunak

BAB

Frekuensi : belum pernah

Jumlah Feses :

Warna :

Konsistensi :

Masalah/keluhan : tidak ada

11. Riwayat keperawatan untuk pola aktivitas latihan

Selama dirawat dirumah sakit dalam melakukan aktivitas

terkadang dibantu oleh keluraganya

12. Riwayat keperawatan untuk pola istirahat dan tidur

Tidak ada maslah dalam pola tidur klien sebelum dan selama sakit

13. Pengetahuan tentang kehamilan

Klien mengatakan ini kehamilan kedua jadi, klien sudah tahu

tentang perawtan kehamilan dan persiapan persalinan.namun baru

kali ini klien menderita mual muntah yang berlebih

Page 19: BAB I-III Askep HEG.docx

7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 19/22

19

14. Adaptasi psikologis terhadap kehamilan

Persepsi klien tentang kehamilan baik. Kehamilan ini tidak namun

klien siap untuk menjalani kehamilan sampai proses kelahiran

nanti. Dukungan dati suami/keluarga baik.

15. Riwayat keperawatan untuk nilai / kepercayaan

Klien beragama islam, selam sakit dan dirawat di RSUD Tugurejo

klien belum pernah menjalankan shalat.

C. Riwayat Obstetrik

Status Obstetrikus : G 2 P 1 A 0

1. Riwayat menstruasi

a. Menarche : usia 12 th

b. Lama haid : 5 hari

c. Siklus haid : 28 hari

d. Jumlah :

e. Keluhan : tidak ada

2. Riwayat pernikahan

Status : Menikah

Umur waktu menikah : 24 th

Berapa kali menikah : 1 x

Lama menikah denagn suami skrg : 9 th

3. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Klien sudah pernah melahirkan sebelumnya secara spontan/normal

dengan dibantu bidan desa. Bayi normal.

4. Riwayat KB

Klien menggunakan KB suntik

Page 20: BAB I-III Askep HEG.docx

7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 20/22

20

5. Riwayat kehamilan sekarang

Hari pertama haid terakhir 28 Juni 2013, Hari perkiraan lahir 31

Maret 2014. Usia kehamilan saati ini 12 minggu. Klien selalu

mengunjungi ANC tepat waktu

D. Pemeriksaan Fisik

a. Penampilan umum : Komposmentis

b. Vital Sign

- Tekanan darah : 130/90 mmHg

- Suhu : 36,5 C

- Nadi : 84 x/mnt

- RR : 20 x/mnt

c. Pemeriksaan Fisik

1. Kepala dan muka

Inspeksi : Bentuk kepala ovale, rambut hitam, distribusi

rambut rata, kulit kepala tidak ada lesi, rambut

tampak bersih.

Palpasi : Tidak ada benjolan dan tidak ada luka, rambut

tidak rontok.

2. Mata dan telinga

Inspeksi : Kelopak mata sedikit gelap, konjungtiva

anemis, Sklera tidak ikterik, pupil isokor, sedikit

terdapat lingkar gelap di kelopak mata.

Daun telinga tidak ada lesi, lubang telinga

kurang bersih dan tidak terdapat lesi.

Tes pendengaran : Masih normal dengan membandingkan

suara getaran arpu tala antara klien dan

perawat sama.

Page 21: BAB I-III Askep HEG.docx

7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 21/22

21

3. Hidung

Inspeksi : Bentuk hidung simetris, lubang hidung sedikit

kotor dan masih ada bulu hidung,tidak terlihat

cuping hidung.

4. Mulut dan tenggorokan

Inspeksi : Bibir sedikit kering, lidah kotor, tidak ada

stomatitis, tidak ada tonsil, dan tidak tampak

bendungan vena jugularis.

5. Kulit

Inspeksi : Tidak ada lesi

Palpasi : Turgor kulit baik

6. Dada/jantung/paru

Inspeksi : Bentuk dada funel chest (Sternum menonjol),

tidak tampak Ictus Cordis

Auskulatsi : Terdengar bunyi vesikuler di kedua paru, suara

jantung normal (LupDub) dengan irama sama.

Palpasi : Taktil fremitus sama

Perkusi : resonan bagian paru, pekak bagian jantung.

7. Perut(Abdomen)

Inspeksi : Perut belum membesar

Auskultasi : DJJ x/mnt teratur

Palpasi : Inpartu: TFU cm,

8. Genitalia

Inspeksi : Inpartu: Tidak terpasang kateter.

Postpartu: Tidak terpasang kateter, banyak

darah yang keluar

Palpasi : Inpartu: VT pembukaan Lengkap

9. Extremitas atas

Inspeksi : Terpasang infus pada tangan kiri

Page 22: BAB I-III Askep HEG.docx

7/18/2019 BAB I-III Askep HEG.docx

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-iii-askep-hegdocx 22/22

22

Kekuaatan otot : Masih baik(mampu menahan tekanan yang

diberikan dari atas).

Ekstremitas bawah

Inspeksi : kedua kaki tidak tampak udem

Palpasi : pitting edema normal

Kekuatan otot : Masih baik(mampu menahan tekanan yang

diberikan dari atas).