BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan komputer saat ini mengalamai banyak perubahan yang begitu pesat seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompeks baik pada bidang bisnis, kesehatan, pendidikan, psikiologi, permainan dan sebagainya. Bidang bisnis merupakan salah satu bidang yang sangat bayak mengguanakan sistem komputerisasi untuk mebantu kegaiatan Oprasional dan komunikasi antar bagian. Visual Basic merupakan salah satu program yang berdasarkan GUI (Graphical User Interfice), sehingga tidak perlu membuat instruksi pemrograman dengan kode baris cukup dengan pembuatan Program yang berbasis objek. Visual Basic juga didukung oleh bahasa basic yang mudah dikenal. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan komputer saat ini mengalamai banyak perubahan yang begitu
pesat seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompeks baik
pada bidang bisnis, kesehatan, pendidikan, psikiologi, permainan dan sebagainya.
Bidang bisnis merupakan salah satu bidang yang sangat bayak mengguanakan sistem
komputerisasi untuk mebantu kegaiatan
Oprasional dan komunikasi antar bagian.
Visual Basic merupakan salah satu program yang berdasarkan GUI
(Graphical User Interfice), sehingga tidak perlu membuat instruksi pemrograman
dengan kode baris cukup dengan pembuatan Program yang berbasis objek. Visual
Basic juga didukung oleh bahasa basic yang mudah dikenal. Bahasa basic merupakan
bahasa yang mendukung pernyataan, fungsi dan keyboard yang langsung terhubung
dengan windows.
PT Tenma Cikarang Indonesia merupakan sebuah industri yang bergerak di
bidang proses pengolahan plastik dan metal. Sistem pengolahan data pada PT Tenma
Cikarang Indonesia khususnya di bidang Maintenence (Production Engineering)
masih banyak yang menggunakan sistem manual seperti sistem persediaan sparepart
yang masih menggunakan kartu stok dan proses transaksi yang meggunakan logbook
untuk menulis pemakaian sparepart. Dari ketertarikan kasus tersebut penulis
1
mengankat sebuah judul yaitu: “PEMBUATAN PROGRAM PERSEDIAAN
SPAREPART PADA PT TENMA CIKARANG INDONESIA”.
1.2. Maksud dan Tujuan
Penulisan tugas akhir ini mepunyai beberapa maksud dan tujuan, antara lain
sebagai berikut:
1. Untuk menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang di dapat
selama masa perkuliahan secara nyata.
2. Menganalisa dan mengabil kesimpuan sistem yang terdapat pada PT Tenma
Cikarang Indonesia.
3. Menambahkan satu sistem komputerisasi pada PT TENMA CIKARANG
INDONESIA khususnya untuk bagian Production Engineering (PE) dalam
mengolah data persediaan sparepart.
Sedangkan tujuan dari penuliasan tugas akhir ini adalah sebagai salah satu
syarat guna menyelesaikan Program Diploma III (D3) Jurusan Komputerisasi
Akutansi, yang telah ditetapkan oleh Akademi Manajemen Informatika dan
Komputer Bina Sarana Informatika.
1.3. Metode Pengumpulan Data
Dalam menulis Tugas Akhir ini penulis menggunakan beberapa metode
pengumpulan data yang digunakan, diantaranya yaitu:
2
1. Observasi (Observation)
Metode observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data yang
dilakukan penulis dengan mengamati secara langsung kegiatan yang
berhubungan dengan persediaan spare part mesin pada PT Tenma Cikarang
Indonesia, dan mencatat secara sistematis untuk bahan penelitian tugas akhir.
2. Wawancara (Interview)
Dalam metode ini penulis melakukan tanya jawab secara langsung dengan
karyawan administrasi maintenence bagian Production Engineering.
3. Studi Pustaka (Library Research)
Penulis menggunakan buku-buku sebagai referensi dan acuan yang berkenaan
dengan masalah ini sehingga dapat dijadikan perbandingan untuk mendapatkan
ide baru dan landasan penulis dalam membuat program pengolahan data.
Metode ini menjadi referensi penulis dalam mencari teori yang akan menjadi
pegangan dalam memahami dan menganalisa setiap masalah yang ada dan juga
sebagai penunjang dalam penulisan Tugas Akhir (TA) agar mencapai hasil yang
maksimal.
1.4. Ruang Lingkup
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis membatasi ruang lingkup
mengenai proses pembuatan perancangan program persediaan sparepart mulai dari
proses input data user, data sparepart, proses transaksi sparepart masuk dan keluar,
membuat laporan yang terdiri dari laporan data user, laporan sparepart masuk,
sparepart keluar, stok sparepart, dan laporan PO. Diharapkan dengan batasan
3
tersebut penulis dapat menjelaskan aplikasi program persediaan sparepart secara
lebih spesifik.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Program
Pada umumnya program adalah sederetan instruksi atau statement yang
tentunya dalam bahasa yang dimengerti oleh komputer. Instruksi tersebut berfungsi
untuk mengatur pekerjaan apa saja yang akan dilakukan oleh komputer agar dapat
mengasilkan suatu hasil atau keluaran yang diharapkan.
Menurut Sutarman (2009:3) “Program adalah barisan perintah/instruksi yang
disusun sehinga dapat dipahami oleh komputer dan kemudian dijalankan sebagai
barisan perhitungan numerik, dimana barisan perintah tersebut berhingga, berakhir,
dan menghasilkan output”.
2.1.1. Konsep Dasar Pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0
Pada penulisan tugas akhir ini, penulis memilih menggunakan bahasa
pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0 karena bahasa pemrograman tersebut
memiliki lingkungan kerja yang bersifat usser friendlly.
Menurut Nugroho dan Subiantoro (2008:1) kata “Visual” menunjukan cara
yang digunakan untuk membuat Graphical User Interface (GUI). Dengan cara ini,
anda tidak lagi menuliskan instruksi pemrograman dalam kode-kode baris, tetapi
secara mudah anda dapat melakukan drag dan dropt objek-objek yang digunakan.
Sedangkan kata “Basic” merupakan bagian bahasa BASIC (Begginers All Purpose
Symbolic Instruction Code), yaitu sebuah bahasa pemrograman yang dalam
5
sejarahnya sudah banyak digunakan oleh para programmer untuk menyusun aplikasi.
Visual Basic dikembangkan dari bahas pemrograman BASIC.
Dalam pengembangan aplikasi visual bassic menggunakan visual untuk
merancang user-interface dalam bentuk form, sedangkan untuk kodingnya
menggunakan dialog bahasa basic yang cenderung mudah dipelajari. Visual basic
telah menjadi tools yang dikenal bagi para pemula maupun para developer.
1) Memulai Visual Basic 6.0
Setelah menginstal program Visual Basic 6.0, Anda dapat memulai
menggunakan tombol Start pada Taskbar Windows, pilih All Programs, dan
arahkan ke pilihan Micosoft Visual Bassic 6.0. Berikut tampilanya gambaranya.
Gambar 1.1 Membuka Program Visual Bassic 6.0
Setelah anda berhasil menjalankan Visual Bassic untuk pertama kalinya, anda
akan melihat tampilan logo Visual Bassic 6.0 dan tidak lama kemudian muncul
kotak dialog seperti berikut.
6
Gambar 1.2 Kota Dialog New Project
Kotak dialog tersebut meminta konfirmasi kepada anda untuk memilih tipe
proyek yang ingin dibuat. Dalam hal ini pilih tipe proyek Standar EXE. Klik
tombol open untuk melanjutkan. Setlah mengklik tombol open akan muncul
sebuah layar program Visual bassic 6.0 seperti berikut.
Gambar 1.3 Tamplan interface Visual Bassic
Tampilan di atas dapat disebut dengan lingkungan Integrated Development
Environment (IDE). Pada lingkungan tersebut anda dapat melakukan berbagai
aktivitas, yaitu proses editing, compling, dan debugging seperti cara pada
umumnya.
7
Komponen/Objek Form
File Proyek/Desain
Jendela Properties
Form Desainer
2. Bagian Penting Visual basic 6.0
a. Menu Bar
Menu bar akan menampilkan akan menampilkan perintah-perintah yang dapat
anda gunakan saat anda bekerja pada Visual Basic.
b. Context Menu
Context Menu juga disebut dengan Menu Konteks, berisi shortcut yang suatu
saat bisa anda gunakan untuk membuka sebuah context menu suatu objek.
c. Toolbar
Fasilitas ini dapat mempercepat pengaksesan perintah-perintah yang ada
dalam pemrograman. Anda dapat mengklik tombol-tombol dalam toolbar ini
untuk melakukan aksi tertentu.
d. Toolbox
Sebuah jendela yang berisi komonen dan objek form yang akan anda gunakan
untuk mendesain atau “membangun” sebuah form dan report.
e. Jendela Project Explorer
Jendela Project Explorer ini menampilkan daftar form, modul, serta objek
yang lain yang ada dalam project yang aktif.
e. Jendela Propertis
Jendela Propertis ini dapat anda gunakan untuk mengatur properti sebuah
objek atau kontrol yang anda pilih.
f. Jendela Objek Browser
8
Jendela Objek Browser ini merupakan daftar objek yang ada dalam proyek
yang aktif. Anda dapat menggunakan Objek Browser untuk menampilkan
objek yang ada di dalam Visual Basic dan aplikasi lain.
g. Jendela Form Designer
Jendela Form Designer adalah sebuah jendela yang dapat anda gunakan untuk
mendesain interface.
h. Jendela Code Editor
Jendela Code Editor atau Editor Code digunakan untuk memasukan kode
aplikasi.
i. Jendela Form Layout
Jendela Form layout dapat digunakan untuk mengontrol posisi form pada
jendela aplikasi anda, dengan sistem grafik dalam sebuah layar.
2. Mendesain Form dan Menulis Kode
Setelah anda aktif pada sebuah form, setiap objek yang di klik ganda (double
click) akan berpindah pada halaman form. Selain itu, anda juga dapat memilih
salah satu objek dan menggambarkanya pada form (drag).
3. Memahami Struktur Penulisan Kode
Setelah selesai mendesain form, apabila anda hendak melakukan Coding (Istilah
pemrograman pada saat menuliskan kode-kode program), anda dapat mengklik
ganda pada objek yang hendak diberikan tugas pada saat event (kejadian)
dikerjakan.
9
a. Mengaktifkan Batuan
Pada Visual Basic, anda dapat memanggil fasilitas bantuan jika mengalami
kesultan dalam menuliskan kode. Caranya ada 3, yaitu:
- Bantuan berbentuk MSDN, dari halaman kode panggil dengan menekan F1
dari keyboard.
- Bantuan Berbentuk Objek Browser, dari halaman kode panggil dengan
menekan F12 dari keyboard.
- Bantuan berbentuk jendela properties, isi bantuan berupa tampilan jendela
propertis berukuran mini. Semua variabel/identitas objek yang telah di
desain akan ditampilkan dengan menekan Ctrl+Space Bar saat menuliskan
satu perintah.
- Tekhnik Menyimpan Program
Dalam membuat program, sebaiknya anda mengelompokan setiap file-file
kode dan file-file gambar pada direktori yang berbeda. Anda dapat
mengklik ikon Save ( ) yang bergambar disket pada toolbar.
4. Menjalankan Program untuk Melihat Hasil
Jika semua dsain frm telah selsai dan kode telah selsai di tulis anda dapat
menjalankan program dengan cara mengklik ikon Run atau menekan F5.
2.1.2. Persediaan Barang
Reeve Fess (398:2008) ”mendefinisikan persediaan merupakan barang dagang
yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis perusahaan, dan
disimpan untuk tujuan itu”.
10
Menurut Soemarso (384:2004) ”persediaan adalah barang-barang yang dimiliki
perusahaan untuk dijual kembali”.
2.2. Peralatan Pendukung (Tools Program)
Peralatan pendukung merupakan media/alat yang sangat dibutuhkan untuk
mempermudah dalam pembuatan program. Peralatan pendukung yang digunakan
penulis adalah sebagai berikut:
A. Normalisasi
Normalisasi adalah suatu proses memperbaiki/membangun dengan model data
relasional, dan secara umum lebih tepat dikoneksikan dengan model data logika.
Menurut Al-Bahra (2013:176) ada beberapa tahapan proses normalisasi yaitu:
1. Bentuk Tidak Normal (Unormalized Form)
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan di rekam, tidak ada keharusan
mengikuti format tertentu,dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data
diduplikatkan apa adanya sesuai dengan saat mennginput.
2. Bentuk Normal ke Satu, (First Normal Form/1 NF)
Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang berulang agar
menjadi satu harga tunggal yang berinteraksi diantara setiap baris pada satu tabel,
dan setiap atribut harus mempunyai nilai data yang atomic (bersifat atomic value).
Atom adalah zat terkecil yang masih memiliki sifat induknya, bila dipecah lagi
maka ia tidak bisa memiliki sifat induknya. Adapun syarat normal kesatu (1-NF),
diantaranya:
11
a) Setiap data dibentuk dalam file-file, data dibentuk dalam satu record demi
satu record nilai dari filed berupa “atomatic value”.
b) Tidak ada set atribut yang berulang atau bernilai ganda.
c) Telah ditentukanya primary key untuk tabel/ relasi tersebut.
d) Tiap atribut aya memiliki satu pengertian
Langkah pertama yang dilakukan pada tabel adalah menghilangkan elemen data
yang berlang dengan data-data yang sesuai pada setiap baris.
3. Bentuk Normal Kedua (Secon Normal Form/2 NF)
Bentuk normal kedua didasari atas konsep full funcitional dependency
(ketergantungan fungsional sepenuhnya) yang dapat di definisikan sebagai berikut:
Jika A dan B adalah atribut-atribut dari satu relasi, B diakatakan full
funcitional dependency (ketergantungan fungsional sepenuhnya) terhadap A. Jika
B adala tergantung fungsional terhadap A, tetapi secara tepat memiliki
ketergantungan funsional dari subset (himpunan bagian) dari A.
Syarat normal kedua (2-NF) haruslah memiliki primary keynya. Primary key
tersebut haruslah lebih sederhana, lebih unik, dapat mewakili atribute yang lain
yang menjadi anggotanya, dan lebih sering digunakan pada tabel/relasi tersebut.
4. Bentuk Normal Ketiga (Thrid Normal Form /3 NF)
Walaupun relasi 2-NF memiliki redudansi yang lebih sedikit dari pada relasi1-NF,
namun relasi tersebut masih mengalami kendala bila terjadi anomaly peremajaan
(update) terhadap relasi tersebut. Adapun syarat Normal Ketiga (Third Normal
Form /3 NF), diantaranya:
1. Benuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua.
12
2. Atribute bukan kunci (non-key) harus tidak memiliki ketergantungan transitif,
dengan kata lain satu atribut bukan kunci (non-key) tidak boleh memiliki
ketergantungan fungsional (functional dependency) terhadap atribut bukan
kunci lainnya, selruh atribut bukan kuci pada satu relasi itu saja.
B. Diagram Alur (Flowchart)
Menurut Kurniadi (2011:161) “flowchart adalah penggambaran ecara grafik
dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program”.
Diagram alur dapat menunjukkan dengan jelas arus pengendalian suatu algoritma
yakni bagaimana melaksanakan suatu kegiatan secara logis dan sistematis. Suatu
diagram alur dapat memberikan gambaran dua dimensi yang berupa simbol-simbol
grafis, masing-masing simbol telah ditetapkan terlebih dahulu fungsi dan artinya.
Simbol-simbol tersebut digunakan untuk menunjukkan berbagai kegiatan operasi
dan jalur pengendalian. Secara garis besar flowchart dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Sistem Flowchart
Simbol-simbol yang menggambarkan urutan prosedur secara detail di dalam
suatu sistem komputerisasi dan bersifat fisik.
2. Program Flowchart
Simbol-simbol yang menggambarkan proses secara rinci dan detail antara
instruksi yang satu dengan yang lainnya di dalam suatu program komputer dan
bersifat logis.
Sebelum membuat program, yang harus kita lakukan terlebih dahulu adalah
membuat flowchart atau diagram alur. Flowchart yang sering digunakan adalah
13
program flowchart. Teknik pembuatan program flowchart dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. General Way
Teknik pembuatan flowchart dengan cara ini lazim digunakan dalam menyusun
logika suatu program, yang menggunakan perulangan suatu proses secara tidak
langsung (Non Direct Loop).
2. Iteration Way
Teknik pembuatan flowchart dengan cara ini biasanya dipakai untuk pembuatan
logika program yang cepat serta bentuk permasalahan yang kompleks, dimana
pengulangan proses yang terjadi bersifat langsung (Direct Loop).
C. HIPO
Menurut Ladjamudin (2013:211), HIPO (Hirarchy Plus Input-Process-
Output) merupakan teknik untuk mendokumentasikan sistem pemrograman. HIPO
dikembangkan oleh personal IBM yang percaya bahwa dokumentasi sistem
pemrograman yang dibentuk dengan menekankan pada fungsi-fungsi sistem akan
mempercepat pencarian prosedur yang akan dimodifikasi, karena HIPO
menyediakan fasilitas lokasi dalam bentuk kode dari tiap prosedur dalam satu
sistem.
HIPO dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dari macam-macam
pemakai yang menggunakan dokumentasi untuk tujuan-tujuan yang berbeda.
Diagram HIPO memiliki 3 jenis diagram, diantaranya yaitu:
1. Daftar Isi Visual (DIV)
14
DIV merupakan digram pertama dari HIPO yang terdiri dari satu atau
lebih diagram hirarki. Diagram ini berisikan nama dan no identifikasi dari
semua program HIPO untuk diagram ringkas dan rinci secara terstruktur.
DIV juga menunjukan struktur paket diagram dan hubungan fungsi dalam
bentuk hirarki. Dengan kata lain sasaran DIV adalah untuk menggambarkan
fungsi-fungsi utama yang akan dihasilkan oleh sistem dan hubungan-
hubungan antara tiap fungsi. Tiap kotak dalam DIV berkaitan dengan diagram
ringkas HIPO, deskripsi dan nomor identifikasi tiap deskripsi ditampilkan
dalam kotak tersebut.
2. Diagram Ringkas
Diagram ringkas ini merupakan diagram kedua dari paket HIPO yang
menjelaskan fungsi dan referensi utama yang diperlukan dalam program detail
untuk memperluas fungsi sehingga cukup rinci.
Diagram ringkas menerangkan input, proses dan output dari sistem secara
garis besar (yaitu nama file/ record input atau output).
Bagian input berisiskan item-item data yang dipakai oleh bagian
proses, termasuk item-item input utama yang dipakai pada diagram tingkat
yang lebih rendah. Bagian proses berisiskan urutan langkah-langkah yang
menerangkan fungsi yang sedang dilaksanakan. Item input digubungkan
dengan satu proses anak panah. Bagian output berisikan item-item data yang
dibentuk atau dimodifiasi pada bagian proses termasuk semua item output
utama yang ditampilkan pada diagram tingkat yang lebih rendah. Item output
dihubungkan dengan proses juga dengan anak panah.
15
Suatu penjelasan di ikut sertakan juga dalam diagram ringkas,
sehingga dapat memperjelas tahap-tahap proses, item data input, maupun
output. Penjelasan ini juga mengacu dalam diagram HIPO pada tingkat yang
lebih redah, kode dan dokumentasi non-HIPO. Penjelasan ini berupa
tabel/daftar yang berisikan penjelasan tertulis tentang proses yang
digambarkan pada diagram tersebut.
3. Diagram Rinci
Diagram rinci HIPO berisikan elemen-elemen dasar sistem,
menerangkan fungsi-fungsi kasus, menampilkan item-item input dan output
secara rinci (yaitu nama fild input yang digunakan dan output yang
dihasilkan), dan memberikan referensi terhadap diagram HIPO yang lain
seperti flowchart dan tabel keputusan dari logika yang rumit.
D. Teknik Pengkodean
Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011:96) “Sistem pengkodean terdiri
dari himpunan karakter, simbol-simbol yang dapat diterima dan telah dinyatakan
digunakan untuk mengidentifikasikan objek tertentu”.
Fungsi sistem kode yaitu:
1. Menyediakan identifikasi ringkas mengenai informasi perkiraan atau rekening-
rekening yang digunakan dalam proses pencatatan transaksi keuangan
perusahaan.
2. Mempermudah bagian pencatatan dalam membukukan transaksi pada rekening
atau perkiraan yang digunakan.
3. Menggolongkan perkiraan perusahaan sesuai dengan klasifikasi.
16
4. Menjadikan pencatatan atau pembukuan perusahaan lebih rapi dan tersusun
dengan baik.
5. Mempermudah dalam pembuatan database perusahaan.
Menurut Baridwan (2013:51) ada beberapa macam kode yang dapat digunakan,
yaitu:
a. Kode Dengan Huruf (Alphabetic)
Kode Alphabetic dapat dibuat dengan menggunakan huruf. Ada berbagai macam
cara yang dapat digunakan untuk membuat kode dengan huruf, yaitu:
1) Dengan Singkatan (Memonic)
Kode huruf yang merupakan singkatan dapat dibuat sedemikian rupa
sehingga memberikan arti yang jelas bagi yang membaca kode itu.
2) Dengan Kombinasi Beberapa Abjad
Kode ini dibuat dengan mengkombinasikan beberapa huruf untuk
memwujudkan suatu data. Dengan menggunakan angka maka kombinasi
yang tersedia adalah sepuluh digit, yaitu 0 sampai 9 tetapi dengan kode
huruf akan tersedia 26 huruf, yaitu A samapi Z. Kelemahan dari kode yang
menggunakan kombinasi huruf ini adalah susah diingat sehingga dapat
menimbulkan lebih banyak kesalahan.
b. Kode Dengan Angka (Numeric)
Kode dengan angka sering digunakan dalam sistem informasi akuntansi dalam
suatu perusahaan. Macam-macam cara membuat kode angka:
17
1) Kode Urut Nomor
Pemberian kode dengan angka yang urut dari nomor yang kecil ke nomor
yang besar merupakan cara pemberian kode yang paling sederhana.
Kelebihan kode urut angka ini adalah dapat dilakukannya pengawasan
terhadap penggunaan formulir. Bila formulir atau bukti hilang atau
dibatalkan, maka dapat diketahui dari nomor yang ada. Kelemahan kode ini
yaitu bila kode ini untuk elemen-elemen yang urutannya mengalami
perubahan maka kode ini tidak memungkinkan untuk dimasukkan ke dalam
kelompok yang sama.
2) Kode Blok
Dalam pembuatan kode blok ini, kode yang dibuat dengan membentuk
blok angka. Sebagai contoh penggunaan kode blok adalah klasifikasi dan
kode rekening suatu perusahaan.
3) Kode Kelompok
Kode kelompok diberikan dengan memberikan nomor kode untuk setiap
kelompok, golongan, subgolongan dan jenis rekening.
Contoh penyusunan kode kelompok untuk klasifikasi rekening sebagai
berikut:
Klasifikasi X X X X
Kelompok barang
Golongan barang
Subgolongan barang
Jenis barang
18
4) Kode Kelompok Desimal
Cara pemakaian kode ini adlah seperti cara kode kelompok, yaitu
digunakan beberapa digit kode, dimana setiap digit dipakai untuk kode dari
kelompok golonngan, subgolongan dan jenis rekening. Dalam kode
kelompok desimal setiap digit hanya terdiri satu angka, yaitu mulai 0
smapai 9. Dalam kode kelompok setiap kode barang digunakan lebih dari
satu digit, dan angkanya tidak harus dimulai dengan 0.
c. Kombinasi Huruf dan Angka (alphanumeric)
Kode ini dibuat dengan mengkombinasikan huruf dan angka sehingga dapat
menggabungkan kelebihan dari kode huruf dan kode angka. Contoh kode huruf dan
kode angka pada data sparepart sebagai berikut:
Klasifikasi Kode
Konsumebel KL
Utility UY
Maintenence ME
Dengan memakai kombinasi ini diharapkan setiap kode akan memberikan
pengertian isi elemnya dengan lebih jelas.
19
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Perusahaan
Satu perusahaan dapat ditinjau dari peradaban modern yang terdiri dari
berbagai kelompok yang visi dan misi dengan tujuan yang berbeda-beda. Secara
umum tujuan dari perusahaan adalah untuk mewujudkan pentingan para karyawan
khususnya dan kepentingan masyarakat pada umumnya.
PT Tenma Cikarang Indonesia menetapkan beberapa bagian yaitu dengan
mengelompokan unit-unit kegiatan dengan fungsinya dibawah koordinasi seorang
pemimpin. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanan dari tugas dan
fungsi satu organisasi, sebagai satu sistem yang saling berhubungan dan
ketergantungan seorang atasan dan bawahanya.
3.1.1. Sejarah Perusahaan
PT Tenma Cikarang Indonesia beralamat di Deta Silicon Industrial Park, Jl
Kruing 3 Blok L-5 Sukaraesmi Cikarang selatan. PT Tenma Cikarang Indonesia
telah mengalami beberapa kali perubahan nama, berawal dari PT Summitplast yang
didirikan pada tahun 1992. Summitplast adalah sebuah perseroan terbatas yang
didirikan berdasarkan hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia. Pada 1 januari
2011 PT Summitplast berubah nama menjadi PT Tenma Indonesia setelah bergabung
dengan PT Showpla Indo yang berada di Cibitung. Pada April 2014, telah ada
20
perubahan lagi menjadi PT Tenma Cikarang Indonesia setelah ada peralihan PT
Tenma Indonesia menggunakan pabrik di Cibitung Factory.
PT Tenma Cikarang Indonesia memiliki lahan tanak sekitar 24.907 m2 yang
digunakan untuk area produksi 11.753 m2, area kantor 1.780 m2 dan 5370 m2. PT
Tenma Cikarang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Industri Pelastik
dam Logam, khususnya:
1. Plastics injection manufacturing ( Pembuatan pelastik dengan proses inject
untuk elektronik dan produk otomotif).
2. Screen Printing (Printing untuk produk elektronik)
3. Pad Printing
4. Sub Assembling
5. Tools and mould maker, plishing and repairing.
Adapun customers dari PT Tenma Cikarang Indonesia, adalah sebagai berikut :
1. Indonesia EPSON Industries
2. Sanyo Electronics Indonesia
3. Sharp Electronics Indonesia
4. Panasonic Manufacturing Indonesia
5. Yamaha Music Manufacturing Asia
21
3.1.2. Struktur Organisasi
Sumber : PT Tenma Cikarang Indonesia
Gambar III.1
Strukuktur Organisasi
Dilihat dari struktur organisasi diatas terlihat jelas adanya bagian atau badan
yang mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda, adapun tugas dan fungsinya sebagai
berikut :
1. Direktur
a. Tugas
1) Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian
(manager)
2) Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan
b. Fungsi
1) Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan
perusahaan
2) Menyetujui anggaran tahunan perusahaan
22
2. Manager Accounting
a. Tugas
1) Memimpin dan menerapkan pedoman sistem keuangan menurut pedoman
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
2) Memimpin penyusunan laporan keuangan dan mengkonsolidasikan semua
laporan keuangan tersebut untuk pihak manajemen.
3) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada
bawahannya menurut sistem dan prosedur yang ditentukan.
4) Membuat laporan-laporan manajemen dari bagiannya secara periodik.
b. Fungsi
1) Memimpin dan menerapkan pedoman sistem akuntansi yang telah
ditetapkan agar menghasilkan informasi yang berguna baik bagi
manajemen dalam menjalankan fungsinya maupun diperlukan untuk