Top Banner
PRAKTIKUM NC / CNC KELOMPOK 22 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah dan Perkembangan Mesin - Mesin CNC 3A Tahun 1952 adalah awal penggunaan mesin perkakas yang dikendalikan dengan program yang dikenal dengan NC (Numerically Controlled). Dimulai di Amerika Serikat oleh John Pearson dan Massachusset Institute of Technology yang bekerja untuk US Air Force pada tahun 1970 merupakan era baru dalam perkembangan mesin NC tersebut. Seiring dengan perkembangan teknologi semikonduktor/mikroprosesor, maka berkembang pula sistem kendali/kontrol yang diterapkan. Selanjutnya terciptalah sistem kendali yang berbasis komputer yang kemudian dikenal dengan nama mesin CNC (Computerized Numerically Controlled Machine). Berbeda dengan pendahulunya, pada mesin-mesin CNC ini telah digunakan mikroprosesor yang dapat mengakses data jauh lebih banyak dan lebih cepat. Perkembangan selanjutnya dikenal mesin-mesin DNC (Direct Numerically Controlled) dan ANC (Adaptive Numerically Controlled) yang lebih canggih dan terintegrasi untuk produksi massal pada indusrtri-industri besar. Pada awal perkembangannya, mesin-mesin CNC merupakan mesin yang tergolong langka dan sangat mahal harganya, akan tetapi saat ini penggunaan mesin-mesin CNC di industri manufaktur cenderung semakin meluas. Hal ini dikarenakan: Tuntutan kualitas produksi Tuntutan produktivitas LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR 55 SEMESTER GENAP 2014/2015
39

BAB I II III

Nov 09, 2015

Download

Documents

CNC TU 3A
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PRAKTIKUM NC / CNC

KELOMPOK 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah dan Perkembangan Mesin - Mesin CNC 3A

Tahun 1952 adalah awal penggunaan mesin perkakas yang dikendalikan dengan program yang dikenal dengan NC (Numerically Controlled). Dimulai di Amerika Serikat oleh John Pearson dan Massachusset Institute of Technology yang bekerja untuk US Air Force pada tahun 1970 merupakan era baru dalam perkembangan mesin NC tersebut.

Seiring dengan perkembangan teknologi semikonduktor/mikroprosesor, maka berkembang pula sistem kendali/kontrol yang diterapkan. Selanjutnya terciptalah sistem kendali yang berbasis komputer yang kemudian dikenal dengan nama mesin CNC (Computerized Numerically Controlled Machine). Berbeda dengan pendahulunya, pada mesin-mesin CNC ini telah digunakan mikroprosesor yang dapat mengakses data jauh lebih banyak dan lebih cepat.Perkembangan selanjutnya dikenal mesin-mesin DNC (Direct Numerically Controlled) dan ANC (Adaptive Numerically Controlled) yang lebih canggih dan terintegrasi untuk produksi massal pada indusrtri-industri besar.Pada awal perkembangannya, mesin-mesin CNC merupakan mesin yang tergolong langka dan sangat mahal harganya, akan tetapi saat ini penggunaan mesin-mesin CNC di industri manufaktur cenderung semakin meluas. Hal ini dikarenakan: Tuntutan kualitas produksi

Tuntutan produktivitas

Harga mesin yang semakin murah

Sama halnya dengan mesin perkakas konvensional, banyak ragam mesin CNC sesuai dengan fungsi serta proses permesinan yang dilaksanakan antara lain:

1.Mesin Bubut (Turning)2.Mesin Frais (Milling)3.Mesin Cutter (Boring)4.Mesin Bor (Drilling)5.Mesin Gerinda (Grinding)dsbDewasa ini telah banyak pabrik pembuat mesin yang mengeluarkan produk mesin CNC dengan berbagai merek misalnya:1.EMCO(Austria)2.SIEMEN, FANUCPFAUTER(Jerman)3.MIKRON RISCHKA CSEPEL(Hungaria)4.TOYODA MITSUBISHI NISSINBHO(Jepang)5.CELTIC(Belgia)dsbBahkan Indonesia pun sudah merintis pembuatan mesin CNC, hasil kerjasama antara PT. PINDAD dan FANUC. Produknya adalah mesin CNC dengan merek dagang FANUC.1.2 Tahap Perencanaan Proses Pemesinan

Konsep pemesinan untuk memproduksi suatu benda kerja dengan menggunakan perkakas CNC 3A membutuhkan perencanaan proses pemesinan, diantaranya :

1. Gambar teknik yang mencantumkan geometri secara detail

Dalam proses pemesinan suatu benda kerja, terlebih dahulu kita harus menggambar produk yang diinginkan dengan mencantumkan geometri secara detail. Hal ini akan membantu kita dalam menentukan pemrograman CNCnya. Gambar teknik tersebut dapat berupa gambar manual atau menggunakan software komputer.

2. Spesifikasi pahat dan jenis benda kerja

Jenis benda kerja yang digunakan adalah alumunium, dan pahat-pahat CNC 3A ada beberapa macam seperti pahat sisi kanan, pahat sisi kiri, pahat netral, pahat grooving.3. Pemilihan parameter pemotongan

Parameter yang akan digunakan adalah dept of cut (kedalaman pemotongan) kecepatan pemotongan, dan kecepatan asutan.

4. Perencanaan urutan proses pemesinan

Urutan proses pemesinan yang akan dilakukan setelah menyiapkan benda kerja adalah yang pertama yaitu operasi kaset untuk menyiapkan program ke memori kemudian pengeplotan untuk mengetahui gerak pahat apakah sudah sesuai dengan gambar yang direncanakan, kemudian menyeting pahat untuk mengetahui kedudukan pahat. Lalu proses dry run untuk mengetahui apakah gerakan pahat sudah aman atau belum.1. Pembuatan program komputer atau data NC.

Sebelum kita melakukan proses pemesinan dengan CNC 3A terlebih dahulu kita membuat program komputernya atau yang disebut sebagai manuscript. Manuscript ini terdiri dari kode-kode huruf angka dan simbol yang akan diterjemahkan oleh sebuah perangkat komputer yang disebut machine control unitmenjadi bentuk gerakan persumbuan sesuai dengan perintah program yang telah dibuat.

2. Pelaksanaan proses pemesinan

Setelah menulis manuscript dan melakukan urutan proses pemesinan yang sudah direncanakan sebelumnya, kita dapat mengeksekusi atau menjalankan program.

3. Pengukuran kualitas produk

Setelah proses pemesinan berakhir dan terbentuknya produk, kita harus melakukan pengukuran kualitas produk tersebut dalam segi dimensi maupun kecacatan tersebut.1.3 Manfaat Penggunaan Mesin CNC 3ADibandingkan dengan mesin perkakas konvensional yang digerakkan secara manual semi otomatis maka mesin CNC mempunyai beberapa kelebihan seacar umum, antara lain :

Teliti (Accurate)

Mesin CNC memilik ketelitian sampai 0,01mm sedangkan mesin milling konvensional memiliki ketelitian 0,1mm.

Cepat (Productive)

Mesin Milling CNC mampu memproduksi banyak dengan waktu singkat karena hanya sekali membuat program dapat menghasilkan banyak produk.

Luwes (Flexibility)

Dapat mengerjakan berbagai bentuk benda kerja.

Tepat (Precision)

Benda kerja yang dihasilkan mesin milling CNC dimensinya mendekati dengan desain dari pada konvensional.Kegunaan dari mesin CNC TU 3A sama dengan mesin milling, yaitu digunakan untuk membuat alur, lubang, roda gigi, meratakan permukaan dan sebagainya. Tetapi dengan menggunakan mesin CNC TU - 3A kita mendapat keuntungan diantaranya :1. Kemampuan mengulang Pada saat membuat benda kerja,mesin CNC ini mampu mengulangi membuat beberapa benda dengan bentuk yang sama persis dengan aslinya.

2. Keserbagunaan Mesin CNC dapat digunakan untuk berbagai bentuk pengerjaan atau bermacam-macamkontur sesuai dengan kebutuhan.

3. Kemampuan kerja Mesin CNC dapat memproduksi benda kerja secara terus menerus dengan hasil yang baik, sehingga dapat meningkatkan produktivitas pengerjaan.

1.4 Tujuan praktikum

1. Memahami operasional mesin TU CNC-3a ( untuk 3 sumbu) dan simulasi gerak pahat2. Mampu membuat program mesin TU CNC-3A untuk geometri suatu komponen serta mengeksekusinya

3. Mengetahui simulasi gerak pahat dengan atau tanpa bantuan plotter mesin TU CNC-3A

4. Melatih praktikan untuk menganalisa proses pelaksanaan produksi suatu komponen menggunakan mesin TU CNC-3ABAB II

DASAR TEORI2.1 Bagian bagian Utama dan Spesifikasi Mesin

Mesin CNC TU - 3A adalah salah satu mesin perkakas dengan teknik pengerjaan secara otomatis yang dikontrol dengan computer, yaitu intruksi numerical yang dinyatakan dalam suatu program.

Gambar 2.1 Mesin Milling CNC TU 3A

Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas BrawijayaSpesifikasi Mesin CNC TU 3A Merk

: Emco (Austria)

Jenis

: Milling / Frais Model

: TU CNC 3A

Spindel utama: - Putaran

: 50 - 320 rpm

- Daya Input : 500 W

- Daya Output : 300 W

Jumlah pahat: 5 buah

Gerakan pahat: - jarak sumbu x = 0-99,99 mm

jarak sumbu y = 0-199,99 mm

jarak sumbu z = 0-199,99 mm

Feed = 2-499 mm/min = 2 -199 mm/min

Feed Overite = PU : 0 -120 %

= TU : 30 40 %

Ketelitian

: 0,01 mm1. Bagian Mekanika. Motor UtamaFungsi dari motor utama adalah untuk menggerakkan spindel sehingga chuck ikut berputar. Motor ini adalah motor jenis DC dengan kecepatan putaran bervariasi. Identifikasi dari motor ini adalah sebagai berikut :

Panjang Putaran = 50 300 putaran / menit

Tenaga

= 500 W

Gambar 2.2 Motor UtamaSumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijayab. Eretan

Eretan adalah penggerak jalannya mesin 3 aksis yang memiliki dua fugsi gerakkan kerja yaitu pada posisi vertikal dan posisi horizontal yang masing- masing dibagi tiga bagian pergerakan.

Gambar 2.3 Eretan

Sumber : Anonymous 1c. Step Motor

Step motor adalah motor penggerak eretan, terdapat 2 step motor. Satu step motor untuk penggerak sumbu x dan y dan satu step motor untuk penggerak sumbu z. Identifikasi dari step motor ini adalah:

Jumlah 1 putaran 72 langkah

Momen putaran 0,5 Nm

Kecepatan gerak Variabel

Gerakan cepat maksimum

= 100 mm/menit

Gerakan pengoperasian program= 2 499 mm/menit

Gambar 2.4 Step MotorSumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijayad. Rumah Alat Potong

Digunakan untuk menjepit penjepit alat potong (tool holder) pada waktu proses pengerjaan benda kerja. Adapun sumber putaran dihasilkan dan putaran utama yang mempunyai kecepatan putaran antara 50 500 putaran/menit. Pada mesin milling CNC TU-3A ini hanya memungkinkan menjepit alat potong untuk proses pengerjaan dengan layanan mesin CNC.

Gambar 2.5 Rumah Alat PotongSumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijayae. Alat Potong / Pahat

Alat potong yang digunakan untuk membentuk benda kerja dengan cara mengkikis benda kerja. Jenis pahat ada bermacam macam tergantung penggunannya.

Gambar 2.9 Pahat

Sumber : Anonymous 2f. Meja Mesin (Sliding Bed)Meja mesin berfungsi sebagai papan luncur gerakan sketsa mesin.Meja mesin terletak di atas eretan, sehingga meja mesin digerakkan oleh eretan. Kebersihan harus tetap dijaga karena kerusakkan dari permukaan meja akan mempengaruhi hasil plotter.

Gambar 2.10 Meja mesin

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya2.Bagian Pengendali Kontrol

Bagian kontrol yang merupakan box control tulisan mesin yang berisi tombol tombol dan sakelar yang dilengkapi motor.Adapun pengendali sistemkontrol tersebut adalah sebagai berikut.

Gambar 2.11 Kontrol Panel CNC TU 3A

Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya.1. Sakelar Utama

Sebagai pintu masuk aliran listrik ke kontrol pengendali (sakelar pada posisi 1 mesin ON, sakelar pada posisi 0 mesin OFF).

Gambar 2.12 Sakelar Utama

Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya.2. Lampu Kontrol Sakelar Utama

Sebagai indikator sumbu utama.

Gambar 2.13 Lampu Kontrol Sakelar Utama

Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya.

3. Tombol Darurat

Untuk memutus aliran listrik ke mesin, digunakan juga jika terjadi kesalahan program.

Gambar 2.14 Tombol Darurat

Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya.4. Sakelar Sumbu Utama

Sakelar yang digunakan untuk memutar / menjalankan sumbu utama.Jika sakelar menunjuk ke CNC, maka mesin bergerak otomatis.Jika menunjuk ke 1, maka mesin bergerak manual.

Gambar 2.15 Sakelar Sumbu Utama

Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya

5. Pengatur Kecepatan Sumbu Utama

Sebagai Pengatur kecepatan putar alat potong pada sumbu utama. Kecepatan putarnya antara 300 2000 putaran / menit.

Perbedaan antara pengatur kecepatan pada CNC TU 2A dan CNC TU 3A adalah: Pada CNC TU 2A, pengatur kecepatannya terdapat indikator presentase kecepatannya.

Pada CNC TU 3A, pada pengatur kecepatannya hanya terdapat angka angka dari kecepatannya.

Gambar 2.16 Pengatur Kecepatan Sumbu Utama

Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya

6. Amperemeter

Menunjukkan pemakaian arus aktual dari motor penggerak alat potong mesin milling CNC TU-3A. Arus maksimum yang digunakan pada motor penggerak adalah 4A.

Gambar 2.17 Amperemeter

Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya.7. Tombol Aktif Pelayan Manual

Sebagai pengatur untuk menambah dan mengurangi posisi X+; X-; Z pada pelayanan manual.

Gambar 2.18 Tombol Aktif Pelayan Manual

Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya

8. Tombol Gerakan Cepat

Menggerakkan pahat ke arah x,y,z secra manual dengan cepat.

Gambar 2.19 Tombol Gerakan Cepat

Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya.9. Tombol Pengatur Kecepatan Asutan

Sebagai pengatur kecepatan asutan hanya digunakkan pada pengoperasian manual.

Gambar 2.20 Tombol Pengatur Kecepatan Asutan

Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Unveritas Brawijaya10. Tombol Matrik / Inchi

Untuk mengatur satuan atau memilih satuan yang digunakkan dalam program.

Gambar 2.21 Tombol Matrik / Inchi

Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya.11. Indikator Jalannya Proses

Sebagai display atau tampilan yang menunjukkan jalannya proses.

Gambar 2.22 Indikator Jalannya Proses

Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya12. Lampu Kontrol Pelayanan Manual

Lampu indikator pergerakan pahat ke arah sumbu x,y,z secara manual.

Gambar 2.23 Lampu Indikator Pelayanan Manual

Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya13. Tombol Pelayan Manual / CNC

Sebagai menu pilihan untuk memilih pelayanan CNC/manual

Gambar 2.24 Tombol Pelayan Manual / CNC

Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya.14. Tombol Hapus

Untuk menghapus data yang salah.

Gambar 2.25 Tombol Hapus

Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya.15. Tombol Pemindah Sajian

Untuk memindahkan kursor dalam penulisan program.

Gambar 2.26 Tombol Pemindah Sajian

Sumber : Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya.16. Tombol Memori

Untuk menyimpan data/program yang di ketik/di masukkan

Gambar 2.27 Tombol Memori

Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya.17. Tombol Miss CleanerUntuk mengecek kesalahan program.

Gambar 2.28 Tombol Miss Cleaner

Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya.18. Tombol REV

Untuk memindah kursor kembali ke nomor blok program sebelumnya.

Gambar 2.29 Tombol REV

Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya.19. Tombol FWD

Untuk memindah kursor menuju ke nomor blok program berikutnya.

Gambar 2.30 Tombol FWD

Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya.20. Tombol START

Untuk mengeksekusi program secara keseluruhan.

Gambar 2.31 Tombol START

Sumber: Laboratorium Otomasi Manufaktur Universitas Brawijaya.2.2Prinsip Kerja Mesin CNC 3A

Prinsip kerja mesin CNC TU 3A adalah meja bergerak melintang dan horizontal, sedangkan pisau / pahat berputar. Untuk arah gerak persumbuan tersebut diberi lambang persumbuan sebagai berikut:

Gambar 2.32 Skema Pergerakan Koordinat Mesin CNC TU3A

Sumber: Anonymous 3a) Sumbu x untuk arah gerakan horizontal

Untuk sumbu x, arah positif tejadi bila gerakan pahat menuju arah kanan, sedangkan arah negatif adalah arah gerakan pahat menuju arah kiri. Jarak sumbu x adalah 0 199 mm.b) Sumbu y untuk arah gerakan melintang

Untuk sumbu y, gerakan positif seandainya pahat bergerak mendekati kita dan negatif jika pahat bergerak menjahui kita. Jarak sumbu y adalah 0 199 mm.c) Sumbu z untuk arah gerakan vertikal

Kedudukan sumbu yang satu dengan lainnya tegak lurus, untuk sumbu z, arah positif adalah arah dimana gerakan pahat menuju ke atas, sedangkan arah negatif adalah arah gerakan pahat ke bawah. Jarak sumbu z adalah 0 199 mm.

2.3Sistem Koordinat Mesin CNC TU 3A

Secara umum, cara mengoperasikan mesin CNC dengan cara memasukkan perintah numerik melalaui tombol-tombol yang tersedia pada panel instrument di tiap - tiap mesin. Setiap jenis mesin CNC mempunyai karakteristik tersendiri sesuai dengan pabrik yang membuat mesin tersebut. Namun demikian secara garis besar dari karakteristik cara mengoperasikan mesin CNC dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu :

a. Sistem Absolut

Pada sistem ini titik awal penempatan alat potong yang digunakan sebagai acuan adalah menetapkan titik referensi yang berlaku tetap selama proses operasi mesin berlangsung. Untuk mesin bubut, titik referensinya diletakkan pada sumbu (pusat) benda kerja yang akan dikerjakan pada bagian ujung. Sedangkan pada mesin frais, titik referensinya diletakkan pada pertemuan antara dua sisi pada benda kerja yang akan dikerjakan.

Keterangan:

Misalnya bor berada pada titik awal di B kemudian bergerak menuju titik C. selanjutnya bor ingin bergerak menuju titik D maka titik acuannya dari titik B.b. Sistem Inkremental

Pada sistem ini titik awal penempatan yang digunakan sebagai acuan adalah selalu berpindah sesuai dengan titik actual yang dinyatakan terakhir. Untuk mesin bubut maupun mesin frais diberlakukan cara yang sama. Setiap kali suatu gerakan pada proses pengerjaan benda kerja berakhir, maka titik akhir dari gerakan alat potong itu dianggap sebagai titik awal gerakan alat potong pada tahap berikutnya.

Keterangan:

Misalnya bor berada pada titik awal di A kemudian bergerak menuju titik B. Selanjutnya bor ingin bergerak menuju titik C maka titik acuannya dari titik B. Karena titik terakhir bor menjadi titik acuan awal.

2.4 Perintah-Perintah Pemrograman

Fungsi G (G-kode),format blokG (going) adalah perintah dasar untuk menggerakkan pahat.

G00: Gerakan cepat V: N3/G00/X5/Y4/Z5

H: N3/G00/X4/Y5/Z5G01: Interpolasi lurus V: N3/G01/X5/Y4/Z5/F3

H: N3/G01/X4/Y5/Z5/F3

G02: Interpolasi melingkar searah jarum jam

Kuadran:

V: N3/G02/X/5/Y4/Z5/F3

H: N3/G02/X/4/Y5/Z5/F3

N3/M99/J2/K2 (lingkaran sebagian)G03 : Interpolasi melingkar berlawanan arah jarum jamKuadran;

V: N3/ G02/G03 /X5/Y4/Z5/F3

H: N3/ G02/G03 /X4/Y5/Z5/F3

N3/M99/J2/K2(lingkaran sebagian)

G04: Lamanya tinggal diam

N3/G04/X5

G21: Blok kosong

N3/G21

G25: Memanggil sub. program

N3/G25/L(F)3

G27: Instruksi melompat

N3/G27/L(F)3

G40: Komensasi radius pisau hapus

N3/G40

G45: Penambahan radius pisau

N3/G45

G46: Pengurangan radius pisau

N3/G46

G47: Penambahan radius pisau 2 kali

N3/G47

G48: Pengurangan radius pisau 2 kali

N3/G48

G64: Motor asutan tanpa arus (Fungsi penyetelan)

N3/G64

G65: Pelayanan pita magnet (Fungsi penyetelan)

N3/G65

G66 : Pelaksanaan antar aparat dengan RS 232

N3/G66

G72: Siklus pengefraisan kantong

V: N3/G72/X5/Y4/Z5/F3

H: N3/G72/X4/Y5

G73: Siklus pemutusan tatal

N3/G73/Z5/F3

G74 : Siklus penguliran (jalan kiri)

N3/G74/K3/Z5/F3

G81: Siklus pemboran tetap

N3/G81/Z5/F3

G82: Siklus pemboran tetap dengan tinggal diam N3/G82Z5/F3

G83: Siklus pemboran tetap dengan pembuangan total

N3/G83Z5/F3

G84 : Siklus penguliran

N3/G84/K3/Z5/F3

G85: Siklus mereamer tetap

N3/G85/Z5/F3

G89: Siklus mereamer tetap dengan tinggal diam

N3/G89/Z5/F3

G90: Pemrograman nilai absolut

N3/G90

G91: Pemrograman nilai inkremental

N3/G91

G92: Penggeseran titik referensi

V: N3/G92/X5/Y4/Z5

H : N3/G92/X4/Y5/Z5

V= vertikal/tegak

H=Horizontal/mendatar

Fungsi M, Format blok

M (Miscellaneous) adalah fungsi pembantu untuk mengontrol on/off function yang ada pada mesin serta membantu melengkapi perintah dengan menggunakan G code.

M00: Diam

N3/M00

M03: Spindle frais hidup, searah jarum jam

N3/M03

M05: Spindle frais mati

N3/M05

M06: Penggeseran alat, radius pisau frais masuk

N3/M06/D5/S4/Z5/T3

M17: Kembali ke program pokok

N3/M17

M08

M09

M20 (Hubungan keluar

M21

N3/M2

M22

M23

M26: Hubungan Keluar - impuls

N3/M26/H3

M30: Program berakhir

N3/M30

M98: Kompensasi kocak/kelonggaran otomatis

N3/M98/X3/Y32/Z3

M99: Parameter dari interpolasi melingkar (dalam hubungan dengan G02/G03)

N3/M99/J3/K3Tanda tanda Alarm

A00: Salah kode G/M

A01: Salah Radius/M99

A02: Salah nilai z

A03: Salah nilai F

A05: Tidak ada kode M30

A06: Tidak ada kode M03

A07: Tidak ada arti

A08: Pita habis pada penyimpanan kaset

A09: Program tidak ditemukan

A10: Pita kaset dalam pengamanan

A11: Salah Pemuatan

A12: Salah pengecekan

A13: Penyetelan inchi/mm dengan memori program penuh

A14: Salah posisi kepala frais/penambahan jalan dengan LOAD /M atau /MA15: Salah nilai Y

A16: Tidak ada nilai radius pisau frais

A17: Salah sub. program

A18: Jalannya kompensasi radius pisau frais lebih kecil dari nolKombinasi tombol

+

: menyisipkan 1 baris blok program

+

: menghapus 1 baris blok program

+

: kembali ke program awal

+

: eksekusi program berhenti sementara

+

: menghapus program keseluruhan +

: menghapus alarm

+ : pengecekan program selain dengan M2.4 Penentuan Parameter PermesinanMendapatkan asutan dan dalamnya pemotongan

Gambar 2.33 Grafik pengefraisan

Sumber : Buku panduan praktikum CNC programingContoh pembacaan grafik :Diketahui: diameter pisau freish di 20mm

harga t: 2,5cm

Potongkan harga t ke kanan hingga memotong garis d=20mm, kemudian tarik ke bawah hingga mendapat harga feed 70mm/menit.

Pemboran

Gambar 2.34 Grafik Pemboran

Sumber : Buku Panduan Praktikum CNC ProgramingContoh pembacaan grafik:

Diketahui: bahan aluminium

d: 9 mm

tarik dari nilai diameter ke kenan dan potongkan dengan garis aluminium, maka akan menemukan harga F= 150mm/menit.

Mendapatkan kecepatan putaran

Gambar 2.35 Grafik Kecepatan (Putar)-Kecepatan Potong Asutan

Sumber: Buku Panduan Praktikum CNC ProgammingContoh pembacaan grafik:

Diketahui: d: 20mm (diameter pisau frais)

Vs: 25mm/menitPotongkanlah garis diameter dengan Vs tarik ke kiri dan akan menemukan v= 400 rpm.

2.5 Macam-macam Pahat CNC 3A

1. End Mill adalah jenis tool yang digunakan untuk proses milling kasar dan akhir.

Gambar 2.36 End MillSumber : Anonymous 42. Ball nose Mill adalah jenis tool yang nilai corner radius selalu setengah dari nilai diameter.

Gambar 2.37 Ball Nose MillSumber : Anonymous 53. Dovetail Mill adalah jenis tool yang digunakan untuk permesinan slot bentuk ekor merpati.Gambar 2.38 Dovetail MillSumber : Anonymous 64. Face Mill adalah jenis tool yang digunakan untuk milling permukaan.

Gambar 2.39 Face cutterSumber : Anonymous 75. Lollipop Mill adalah jenis tool yang digunakan dalam operasi 5-axis simultan.

Gambar 2.40 Lollipop Mill

Sumber : Anonymous 86. Thread Mill adalah jenis tool yang digunakan untuk membuat ulir dalam atau luar.

Gambar 2.41 Thread MillsSumber : Anonymous 97. Reamer adalah jenis tool yang digunakan untuk membuat lubang presisi.

Gambar 2.42 ReamerSumber : Anonymous 10BAB III

METODE PRAKTIKUM3.1 Persiapan Praktikum

Sebelum praktikum, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan disiapkan agar pelaksanaanya berjalan lancar :

1.Menyiapkan manuskrip program dan program harus sudah benar agar pada saat pengetikan program tidak memakan waktu yang lama.

2.Menyiapkan alat bantu berupa alat tulis, kalkulator, dll.3.Menyiapkan benda kerja.

4.Memeriksa kondisi mesin CNC.

5. Menyiapkan jangka sorong.

3.2 Prosedur Permesinan

3.2.1 Pelayanan RS-232

a. Proses dikomputer.

1. Hubungkan kabel Rs-232 antara CPU dan mesin CNC yang akan digunakan.

2. Nyalakan komputer/CNC.

3. Ketik DIR.

4. Ketik SER IN.

5. Memberi nama program.

b. Proses di CNC.

1. CNC mode

2. Tekan 3. Tekan 4. Tekan 5. Tekan c. Memanggil program.

1. Hubungkan kabel Rs-232 antara CPU dan mesin CNC yang akan digunakan.

2. Nyalakan komputer/CNC.

3. Ketik DIR.

4. Pilih jenis program.5. Ketik SER OUT.3.2.1 Pengeplotan

Pengeplotan berfungsi untuk mengetahui apakah gerakan pahat atau pemotongan sudah sesuai dengan gambar yang direncanakan. Langkah langkah pengeplotan:

1. Catat waktu mulai

2. Pilih operasi ke manual, tekan H/C

3. Gerakan tool turret keposisi pada pemasangan plotter untuk eksekusi program

4. Pasang tangkai plotter dan atur posisi pena serta kertas

5. Tempelkan atau posisikan plotter pada saat start point

6. Pilih CNC mode, ganti feed menjadi >200

7. Panggil program

8. Atur putaran spindle

9. Mulailah eksekusi program dengan plotter, tekan Start

10. Lakukan pengeplotan hingga selesai

11. Catat waktu mulai

12. Konsultasikan hasilnya dengan asisten3.2.3Setting Pahat dan Benda Kerja

Setting pahat pada mesin CNC TU-3A meliputi dua langkah, yaitu setting manual dan Tool offset Setting pahat manual : setting ini adalah pemasangan pahat pada rumah alat potong

Tool offset : pengambilan data kompensasi pahat, setting ini bertujuan untuk mencari nilai kompensasi pahat terhadap benda kerja dimana nantinya nilai kompensasi ini juga berfungsi unutk menggeser pahat berikutnya yang akan dipakai dalam proses permesinan CNC TU-3A

Langkah-langkahnya:

1. Monitor pada posisi Manual mode.2. Pasang tool pertama pada rumah alat potong, jepit benda kerja pada ragum.

3. Pasang lagi pada axis z sampai diatas permukaan benda kerja, catat z nya (harga dalam nanti dimasukkan ke blok tool change M06 Z )

4. Tool diganti dan dicatat lagi nilai Z nya.

Setting benda Kerja dilakukan untuk menentukan titik referensi dari permukaan benda kerja yang akan dikenai proses permesinan.

Langkah-langkahnya:

1. Monitor pada posisi manual mode.2. Tool adalah tool pertama dalam seluruh proses.

3. Main Spindle Switch di posisi I, Speed diatur.

4. Pahat disentuhkan pada permukaan benda kerja dalam arah x, tekan DEL lalu masukan radius pahat.

5. Pahat disentuhkan pada permukaan benda kerja dalam arah y, tekan DEL lalu masukan radius pahat.

6. Pahat disentuhkan pada permukaan benda kerja dalam arah z, tekan DEL.

7. Kembalikan Main Spindle Switch pada posisi 0.

8. Atur Xm, Ym, Zm pada manual mode dengan G92 X,Y,Z dalam CNC mode.

9. Setting Start Point Tool selesai.3.2.4 Dry Run

Proses ini dilakukan untuk melihat apakah gerakan pahat membahayakan atau tidak. Hal ini dalam artian membahayakan bagi pahat itu sendiri ataupun ragum (pahat mengenai ragum). Perbedaan dengan plotter disini adalah ketika plotter menggunakan speed eksekusi dan pen plotter, maka pada dry run menggunakan pahat langsung dan speednya dirubah.

Langkah-langkahnya:

1. Sebelum dilakukan simulasi program dan parameter telah dibetulkan (nilai F ke nilai pengeplotan, nilai z ke nilai awal).

2. CNC mode.

3. Kursor ke N00.

4. Benda kerja dilepas dari ragum.

5. Main Spindle Switch pada posisi CNC.

6. Klik tombol START.

7. Waktu dicatat.

3.2.5Eksekusi Program

Proses ini dilakukan setelah tahap pengeplotan dan dry run selesai dengan menaruh pahat di rumah alat potong dan benda kerja diragum. Langkahnya sebagai berikut :

1. Benda kerja dipasang pada ragum, kemudian Setting start point tool.2. CNC mode.

3. Kecepatan spindle diatur.

4. Arahkan kursor ke N00.

5. Main Spindle Switch pada CNC.

6. Klik tombol START.

7. Waktu dicatat.

8. Selama operasi, tekan INP+FWD bersamaan jika terjadi gerakan pahat yang membahayakan.A(0,0)

B

C

D

3

1

4

B

1

4

0

LABORATORIUM OTOMASI MANUFAKTUR

56SEMESTER GENAP 2014/2015