Top Banner

of 20

BAB I

Oct 17, 2015

Download

Documents

BAB I
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IPENDAHULUAN

Saat ini biaya energi merupakan bagian biaya paling penting dalam pengoperasian suatu pabrik, sehingga pengoperasian suatu pabrik lebih efektif dengan cara memanfaatkan energi dari proses operasi. Dengan menggunakan uap panas buangan,energi ini dapat digunakan untuk membantu penguapan pelarut air dalam proses pada bahan baku utama. Akibatnya penurunan jumlah steam dari boiler yang dibutuhkan untuk memasak bahan baku, sehingga terjadi peningkatan efisiensi energi. Pemakaian evaporator adalah kunci dalam melaksanakan strategi ini.Evaporator adalah alat yang banyak digunakan dalam industri kimia untuk memekatkan suatu larutan. Pada proses fisik, evaporator memerlukan energi untuk mengubah cair menjadi uap. Evaporator menggunakan proses penguapan untuk menurunkan pelarut, evaporator membutuhkan panas dalam pengoperasiannya. salah satu sumber panas untuk evaporator berasal dari uap air yang terbentuk dari boiler steam atau buangan uap proses lain. Perbedaan macam-macam tipe evaporator berdasarkan prinsip cara perpindahan panas yang diterapkan. Pada umumnya tipe evaporator ada tiga yaitu rising film, falling film, dan forced circulation evaporator. Falling film evaporator umumnya banyak digunakan dibanding rising film evaporator.Falling film evaporator memiliki waktu tertahan yang pendek, dan menggunakan gravitasi untuk mengalirkan liquida yang melalui pipa. Pada saat sekarang ini falling film evaporator sangat meningkat penggunaanya di dalam proses industri kimia untuk memekatkan fluida terutama fluida yang sensitif panas (misal sari buah dan susu), karena waktu tertahan pendek, cairan tidak mengalami pemanasan berlebih selama mengalir melalui evaporator.Laju perpindahan panas pada falling film evaporator dapat dinaikkan dengan menurunkan suhu permukaan liquida yaitu dengan cara penghembusan udara panas sehingga tekanan parsial uap akan turun. Hal ini menggantikan prinsip evaporasi secara vakum yang memungkinkan penguapan pada suhu rendah. Perlu diperhatikan dalam penerapan prinsip falling film evaporator adalah mengatur agar seluruh permukaan evaporator terbasahi secara continue, dan film yang dihasilkan mempunyai ketebalan yang seragam. Sehingga distributor umpan yang akan dipakai harus didesain secara tepat. Berbagai cara distribusi umpan, dibuat untuk menjamin keseragaman tebal film, antara lain memakai distributor tipe overflow weir, peletakan evaporator harus benar-benar tegak.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Deskripsi Evaporator atau sering juga disebut boiler, freezer, froster, cooling coil, chilling unit, dan lain-lain. Fungsi dari evaporator adalah untuk menyerap panas dari udara atau benda di dalam mesin pendingin dan mendinginkannya. Kemudian membuangnya kalor tersebut melalui kondensor di ruang yang tidak didinginkan. Kompresor yang sedang bekerja menghisap bahan pendingin gas dari evaporator, sehingga tekanan di dalam evaporator menjadi rendah dan vakum.Evaporator fungsinya kebalikan dari kondensor, yaitu tidak membuang panas kepada udara di sekitarnya, tetapi untuk mengambil panas dari udara di dekatnya. Kondensor ditempatkan di luar ruangan yang sedang didinginkan, sedangkan evaporator ditempatkan di dalam ruangan yang sedang didinginkan. Kondensor terletak pada sisi tekanan tinggi, yaitu diantara kompresor dan alat pengatur bahan pendingin. Evaporator terletak pada sisi tekanan rendah, yaitu diantara alat pengatur bahan pendingin dan kompresor.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Proses EveporatorDalam konsep pemindahan panas sehingga menjadi dingin evaporator merupakan bagian yang dalam mekanisme ini. Proses percepatan yang terjadi tergantung dari beberapa faktor, yaitu :1. Bahan pipaPada panjang pipa evaporator terjadi proses perpindahan panas secara konveksi. Maka dari itu bahan pipa yang digunakan harus mempunyai kemampuan penghantar panas yang baik dan tahan karat. Biasanya bahan yang digunakan adalah bahan dari aluminium, tembaga, kuningan dan baja tahan karat (stainless steel). Aluminium dan tembaga mempunyai sifat penghantar panas yang baik tetapi tidak asam. Baja mempunyai sifat tahan karat dan korosi akan tetapi kurang baik dalam menghantarkan panas. Dalam praktik, pemilihan bahan ini disesuaikan dengan kondisi kerja AC.2. Luas permukaanPerpindahan panas dari satu sisi ke sisi lain sangat tergantung pada luas permukaan evaporator. Semakin luas permukaan tempat berlangsungnya perpindahan panas, semakin cepat laju perpindahan panas yang terjadi. Sepanjang luas permukaan evaporator diberikan sirip-sirip yang tersusun rapi argar panas diserpa lebih banyak dan luas.

Gambar sirip-sirip evaporator.

3. Faktor film (kerak)Faktor film suatu permukaan pada sirip-sirip evaporator berkaitan dengan laju kecepatan udara yang melaluinya. Bila kecepatan udara yang melaluinya terlalu rendah maka akan terbentuk lapisan kerak permukaan sirip-sirip sehingga akan menghambat laju perpindahan panas.

Gambar kerak pada evaporator.4. Bahan pendingin (refrigerant)Perpindahan panas bahan pendingin cair ke cair lebih baij daripada cair ke gas. Namun kenyataanya perindahan panas lebih sering terjadi antar udara denga refrigeran uap. Perpindahan panas dari gas ke gas mempunyai proses yang kurang cepat. Oleh karena itu pemakaian refrigerant hendaknya disesuaikan dengan kondisi kerja evaporator.5. Konstruksi pipa evaporatorPipa atau koil evaporator yang digunakan terdiri berbagai macam tipe tergantung kondisi dan kebutuhan metalasi. Perbedaan jenis pipa yang digunakan satu dengan yang lain terletak pada sistem pengaliran udara pada pipa evaporator dan pengaliran air yang terkondensasi. Beberapa tipe pipa evaporator yang biasa digunakan adalah sebagai berikut :a. Pipa tipe slantPada tipe ini biasanya digunaka untuk mengalirkan udara yang mengarah ke atas, bawah dan horisontal. Dimana struktur pipa merupakan satu kesatuan panel yang dipasang mempermudah pengaliran hasil kondensasi. Bak penampungan air hasil kondensasi ditempatkan di bagian bawah.

Gambar pipa tipe slant.

b. Pipa tipe AUntuk tipe ini aliran udara mengarah ke atas atau ke bawah saja terkadang pipa tipe A juga digunakan untuk mengalirkan udara secara horisontal. Namun untuk posisi mengalirkan udara yang arahnya horisontal tidak umum pada tipe A ini, biasanya untuk kondisi ini dipakai pipa evaporator tipe H. Bak penampungan air hasil kondesasi diletakkan di bawah bentuk A.

Gambar pipa tipe A.

c. Pipa tipe HPipa tipe H biasanya digunakan untuk mengelirkan udara secara horisontal. Bak penampungan hasil kondensasi terletak di bagian bentuk H. Namun bila tipe H ini digunakan untuk mengalirkan udara secara vertikal maka bak penampungan harus ditempatkan khusus yang memungkinkan air hasil kondensasi tertampung dengan baik.

Gambar pipa tipe H.

C. Prinsip Kerja Evaporator1. Penguapan atau evaporasi merupakan perubahan wujud zat dari cair menjadi uap2. Penguapan bertujuan memisahkan pelarut (solven) dari larutan sehingga menghasilkan larutan yang lebih pekat.3. Evaporasi merupakan proses pemisahan termal, dipakai secara luas untuk memekatkan cairan dalam bentuk larutan, suspensi, maupun emulsi dengan cara menguapkan pelarutnya, umumnya air, dari cairan.4. Evaporasi menghasilkan cairan yang lebih pekat, tetapi masih berupa cairan pekat yang dapat dipompa sebagai hasil utama, meski kadang-kadang ada pula cairan volatil sebagai hasil utama, misalnya selama pemulihan pelarut.

D. Pembagian Proses Evaporasi1. Evaporasi tipe lapisan tipis (film)Tipe ini melibatkan lapisan tipis hasil melalui permukaan perpindahan panas, untuk menghasilkan tahanan minimal pada perpindahan panas.2. Evaporasi tipe tekanan tinggiTipe ini melibatkan pemanasan tinggi suatu produk di atas titik didih normalnya, dengan cara menambahkan tekanan sehingga tak terjadi pedidihan pada badan evaporator. Proses ini umumnya dikenal sebagai prinsip pemanasan dan kilat.Proses evaporasi digunakan untuk alasan-alasan tertentu, antara lain :1. Produk perlu mempunyai konsentrasi bahan non volatil yang tinggi.2. Mutu dan stabilitas produk itu dapat diperbaiki dengan menghilangkan air.3. Mengurangi volume fluida akan mengurangi biaya transportasi dan penyimpanan.4. Menghilangkan air akan mengurangi biaya penanganan limbah.5. Memekatkan larutan agar dapat digunakan kembali.6. Daur-ulang fluida yang dimurnikan dengan pengembunan uap.

E. Jenis-Jenis Evaporator1. Berdasarkan prinsip kerjanya evaporator dapat dibagi menjadi dua macam :a. Evaporator banjir (Flooded evaporator)Evaporator banjir mempunyai sebuah tabung untuk menampung refrigerant cair dan gas. Dari tabung tersebut refrigeran cair mengalir ke evaporator lalu menguap. Sisa refrigerant yang tidak sempat menguap di evaporator kembali ke dalam tabung, di mana bahan pendingin cair dan gas memisah. Refrigerant gas pada bagian atas dihisap melalui saluran hisap oleh kompresor, sedangkan cairan mengalir kembali ke evaporator. Tabung di sini juga berfungsi sebagai akumulator. Tinggi permukaan cairan di dalam evaporator diatur oleh keran pelampung agar tinggi permukaannya tetap. Tinggi permukaan refrigeran cair dibuat agar selalu hampir mengisi penuh evaporator. Evaporator hampir selalu terisi dengan refrigerant cair, maka evaporator semacam ini dinamakan evaporator banjir.

Gambar evaporator banjir.Keterangan :1. 20

2. Saluran masuk3. Pelampung4. Campurann cair dan gas5. Permukaan cairan6. Akumulator7. Penahan cairan8. Saluran keluar

Keuntungan evaporator banjir yaitu dapat membuat permukaan bagian dalam evaporator selalu dalam keadaan basah pada senua keadaan beban, sehingga efisiensi perpindahan kalor sangat besar. Melalui dinding-dinding evaporator terjadi perpindahan kalor secara konduksi, sehingga refrigeran menguap. Evaporator banjir memerlukan jumlah refrigerant yang lebih banyak daripada evaporator kering. Untuk mengembalikan minyak pelumas bersama refrigerant gas dari evaporator banjir ke kompresor sangat sukar.Pada kenyataannya refrigerant gas harus mengalir dengan kecepatan rendah agar tidak membawa cairan yang sedang mendidih ikut terbawa kembali ke kompresor. Kerugian lain dari evaporator banjir adalah bentuknya yang besar, memerlukan banyak tempat di dalam ruangan yang sedang didinginkan.b. Evaporator kering (Dry or Direct-expansion evaporator)Hanya terdiri dari sebuah pipa tembaga yang panjang. Refrigerant masuk dari salah satu ujungnya, sambil menguap wujudnya berubah dari cair menjadi gas dan mengambil panas dari sekitarnya, lalu keluar dari ujung yang lain sebagai gas dingin atau gas panas lanjut.

Gambar evaporator kering.Keterangan :1. 2. Saluran masuk3. Kran ekspansi4. Campurann cair dan gas5. Cairan yang menguap menjadi gas panas lanjut6. Bulb7. Saluran keluar

Di dalam evaporator selalu terisi campuran refrigerant dalam wujud cair dan gas. Tidak ada kemungkinan dari refrigerant gas atau cair utnuk bersirkulasi kembali di dalam evaporator, atau untuk menambah refrigerant di dalam evaporator seperti pada evaporator banjir. Waktu refrigerant mengalir sepanjang pipa, aliran yang cepat dapat menambah kapasitas perpindahan kalor. Tetapi aliran yang cepat dapat membuat penurunan tekanan (pressure drop) yang besar dan dapat mengurangi jumlah refrigerant yang mengalir. Evaporator untuk suatu beban yang tertentu harus mempunyai panjang pipa dan diameter pipa yang tertentu. Evaporator dengan pipa yang panjang, jumlah penurunan tekanannya menjadi bertambah besar, sehingga jumlah beban maksimum berkurang. Beban maksimum dari evaporator dipengaruhi oleh suhu refrigerant di dalam evaporator juga oleh perbedaan suhu antara refrigeran dan zat yang sedang didinginkan. Evaporator untuk lemari es biasanya dibuat dari bahan : aluminium, tembaga, baja tahan karat, besi yang dilapisi seng atau plastik dan lain-lain. Bentuk atau konstruksi evaporator kering untuk lemari es ada tiga macam, antara lain :1) Permukaan datar (plate surface)2) Pipa (bare tube)3) Pipa dengan sirip-sirip (finned tube)2. Berdasarkan bentuk dan permukaan koilnya, evaporator dibagi menjadi tiga macam, yaitu :a. Evaporator pipa telanjang (bare tube evaporator)b. Evaporator pelat (plate surface evaporator)c. Evaporator bersirip (finned evaporator)3. Berdasarkan bentuk dan penggunaannya, evaporator dibagi menjadi tiga macam, yaitu :a. Evaporator jenis ekspansi keringCairan refrigerant yang diekspansikan melalui katup ekspansi pada waktu masuk ke evaporator sudah dalam keadaan campuran cair dan uap, sehingga keluar dari evaporator dalam kering. Karena sebagian besar evaporator terisi oleh uap refrigerant, maka perpindahan kalor yang terjadi tidak begitu besar, jika dibandingkan dengan keadaan dimana refrigeran dimana evaporator terisi oleh refrigerant cairan.Evaporator jenis ini tidak memerlukan cairan refrigerant dalam jumlah yang besar, disamping itu jumlah minyak pelumas yang tertinggal di dalam evaporator sangat kecil. Jumlah refrigerant yang masuk kedalam evaporator dapat diatur oleh katup ekspansi sehingga semua refrigerant meningggalkan evaporator dalam bentuk uap jenuh, dan bahkan dalam keadaan super panas.b. Evaprator jenis super basahEvaporator jenis setengah basah adalah evaporator dengan kondisi refrigerant diantara diantara evaporator jenis ekspansi kering dan evaporator jenis basah. Dalam evaporator jenis ini, selalu terdapat refrigerant cair dalam pipa penguapnya. Oleh karena itu, laju perpindahan kalor dalam evaporatort jenis setengah basah lebih tinggi dari pada yang dapat diperoleh pada jenis ekspansi kering, tetapi lebih rendah dari pada yang diperoleh pada jenis basah. Pada jenis basah ekspansi kering, refrigerant masuk dari bagian atas dari koil sedangkan pada evaporator jenis setengah basah, refrigerant dimasukkan dari bagian bawah koil evaporator.c. Evaporator jenis basahDalam evaporator jenis basah, sebagian dari jenis evaporator terisi oleh cairan refrigerant. Proses penguapannya terjadi seperti pada ketel uap. Gelembung refrigerant yang terjadi karena pemanasan akan naik, pecah pada permukaan cair atau terlepas dari permukaannya. Sebagian refrigeran kemudian masuk ke dalam akumulator yang memisahkan uap dari cairan maka refrigerant yang ada dalam bentuk uap sajalah yang masuk ke dalam kompresor. Bagian refrigerant cair yang dipisahkan didalam akumulator akan masuk kembali kedalam evaporator, bersama-sama dengan refrigerant (cair) yang berasal dari kondensor. Tabung evaporator terisi oleh cairan refrigerant. Cairan refrigerant meyerap kalor dari fluida yang hendak di dinginkan (air larutan garam), yang mengalir di dalam pipa uap refrigeran yang terjadi dikumpulkan di bagian atas dari evaporator sebelum masuk ke kompresor. Tinggi permukaan cairan refrigerant yang ada di dalam evaporator diatur oleh pelampung. Jumlah refrigeran yang dimasukkan ke dalam tabung evaporator di sesuaikan dengan beban pendingin.

F. Perpindahan Kalor Di Dalam Evaporator1. Koefisien perpindahan kalorFaktor yang mempengaruhi koefisien perpindahan kalor adalah kecepatan aliran fluida atau benda yang akan didinginkan, disamping itu makin besar luas bidang benda yang hendak diinginkan atau dekat dengan bidang pendingin juga mempengaruhi koefisien perpindahan kalor. Untuk temperatur penguapan refrigeran, temperatur benda atau fluida yang akan didinginkan akan dipengaruhi oleh kecepatan aliran dari zat yang hendak didinginkan.Di dalam evaporator, banyaknya perpindahan kalor dihitung berdasarkan perbedaan rata-rata temperatur, makin besar perbedaan temperatur, makin kecil ukuran penukar kalor (luas bidang perpindahan kalor) yang bersangkutan, namun dalam hal tersebut diatas, temperatur penguapannya menjadi rendah.2. Kapasits (Q) pendingin di dalam evaporatorKapasitas suatu mesin pendingin ialah kemampuan mesin tersebut untuk menyerap panas dari benda yang didinginkan, umumnya dinyatakan dalam Kkal/jam atau Btu/jam. Satuan lain yang sering dipakai ialah Ton of Refrigeration (TR) atau Refrigeration Ton (RT). Satuan ini dihitung berdasarkan panas pencairan 1 ton es selama 24 jam.[ Dimana tiap 1 lb es yang mencair membutuhkan panas 144 btu, maka :

Kapasitas mesin pendingin pada umumnya ditentukan tiga hal, yaitu ; jumlah refrigerant yang diuapkan tiap jam, temperatur penguapan refrigerant di dalam evaporator, jenis refrigerant yang digunakan.

G. Perbedaan Temperatur Rata-RataDi dalam evaporator, banyaknya perpindahan kalor dihitung berdasarkan perbedaan temperatur rata-rata logaritmit. Makin besar perbedaan tenperatur rata-rata, makin kecil ukuran penukar kalor (luas bidang perpindahan kalor) yang bersangkutan.Namun dalam hal tersebut, temperatur penguapannya menjadi rendah sehingga kemampuan kompresor berkurang dan kerugian biaya perasional semakin besar.Oleh karena itu, perbedaan temperatur rata-rata ditetapkan dengan memperhatikan pertimbangan faktor ukuran penukar kalor dan kemampuan kompresor, jenis evaporator, temperatur pendingin, dll.

Gambar selisih temperature rata-rata.

H. Faktor KotoranAda tiga faktor kotoran, yaitu kotoran yang disebabkan karena pengotoran permukaan pipa pada zat yang hendak didinginkan, adanya lapisan minyak pelumas pada permukaan pipa pada sisi refrigerant, dan pengotoran karena adanya pembekuan air.

I. Bidang Perpindahan Kalor Dari Pipa PendinginPerpindahan kalor dari pipa pendingin sangat tergantung dari jenis zat yang akan didinginkan, yanh terjadi kontak langsung dengan pipa pendingin, dan tingkat keadaan refrigerant. Jadi pada temperatur yang sama, perpindahan kalor ke pada cairan dapat mencapai 2 4 kali lebih besar dari pada gas. Oleh karena itu, laju perpindahan kalor pada evaporator jenis ekspansi kering lebih kecil dari pada evaporator jenis basah sehingga dengan evaporator jenis basah dapat diperoleh ukuran evaporator yang lebih kecil.

J. Beberapa Jenis Konstruksi Evaporator1. Evaporator tabung dan koilPada jenis ini terdapat koil pipa tunggal / ganda di dalam sebuah silinder. Refrigerant mengalir di dalam koil pipa untuk mendinginkan air atau larutan garam yang ada pada bagian luar koil.Evaporator tabung koil dapat dibuat dengan mudah, sebab tidak memerlukan plat pipa untuk memasang ujung dan pangkal pipa seperti yang terdapat pada kondensor tabung dan pipa.

Gambar evaporator tabung dan koil.

Evaporator jenis ini umumnya dipakai pada mesin refrigerasi yang kecil, karena laju perpindahan kalornya sangat rendah.2. Evaporator tabung dan pipa jenis ekspansi keringPada jenis ini menggunakan banyak pipa yang dipasang dalam tabung. Refrigerant mengalir di dalam pipa, sedangkan cairan yang hendak didinginkan mengalir melalui bagian luar refrigerant yaitu di dalam tabung.

Gambar evaporator tabung dan pipa jenis kering (menggunakan pipa bersirip pada bagian dalam).

Gambar evaporator tabung dan pipa(menggunakan pipa U).

Di dalam silinder dipasang plat sekat yang berfungsi menunjang pipa refrigerant dan mengarahkan aliran cairan yang akan didinginkan, sehingga dapat mengalir tegak lurus pada pipa dengan kecepatan yang lebih tinggi. Dengan demikian, laju perpindahan kalornya semakin baik karena kontak cairan yang akan didinginkan dan pipa refrigerant dapat dibuat lebih baik.Sedangkan refrigerant mengalir melelui 2 atau 4 saluran yang dibentuk dengan cara memasang sekat-sekat di dalam ruangan tutup belakang dan tutup depan evaporator refrigerant menguap sempurna selanjutnya mengalir ke dalam kompresor.Pemasukan refrigerant ke dalam evaporator diatur oleh katup ekspansi otomatis termostatik, sehingga suhu panas uap refrigerant yang keluar dari evaporator dibuat konstan.Ciri-ciri evaporator tabung dan pipa jenis ekspansi kering :a. Jumlah refrigerat yang diperlukan tidak banyak.b. Pemasukan refrigerant dapat diatur dengan mudah dan cepat menggunakan katup ekspansi otomatis termostatik, sesuai dengan perubahan beban yang terjadi.c. Minyak pelumas dapat kembali ke kompresor dengan cepat, karena refrigerant mengalir di dalam pipa dengan kecepatan tinggi (refrigerant tidak ada yang tertinggal di dalam evaporator).d. Tahan aliran pada air pendingin kecil.e. Pipa refrigerant jarang rusak, karena jika ada pembekuan air terjadi pada permukaan luar pipa refrigerang.

Gambar pipa bersirip pada permukaan dalam.

Kelemahan dari evaporator dan pipa jenis ekspansi kering dibandingkan dengan evaporator jenis basah adalah karena kecepatan aliran air pendingin yang lebih rendah. Disamping itu, laju perpindahan kalornya lebih rendah karena refrigerant yang mengalir di dalam pipa pada fase uap. Kelemahan tersebut dapat diatasi dengan cara memasang sirip pada bagian dalam pipa refrigerant.3. Koil dengan pendingin udaraKoil dengan pendingin udara seperti yang dipakai untuk mendinginkan udara pada penyegar udara terdiri dari koil pipa bersirip pada bagian luarnya. Ada dua jenis koil dengan pendingin udara, yaitu jenis ekspansi langsung dan ekspansi tidak langsung.Pada jenis ekspansi langsung, refrigerant diuapkan secara langsung di dalam pipa evaporator. Sedangkan pada ekspansi tidak langsung, udara didinginkan oleh refrigerant sekunder seperti air atau larutan garam yang mengalir melalui pipa tersebut. Sirip-sirip yang dipasang pada bagian luar pipa digunakan untuk memperbesar luas bidang perpindahan kalor yang berhubungan dengan udara, karena konduktifitas termalnya kecilBeberapa hal yang perlu diperhatikan pada evaporator jenis ekspansi langsung dengan pendingin udara :a. Kecepatan aliran udara pendingin melaui koil pendingin adalah 2 3 m/detik atau rata-rata 2,5 m/detik.b. Untuk memperoleh efisiensi yang optimal, aliran refrigerant hendaknya berlawanan dengan arah aliran udar pendingin.c. Dengan naiknya temperatur penguapan refrigerant, biaya operasional kompresor semakin murah tetapi koil memerlukan luas bidang perpindahan kalor yang lebih besar. d. Bila udara mengalir melalui koil dengan kecepatan tinggi, sebaiknya menggunakan aluminator untukmencegah tersemburnya air yang mengembun pada permukaan pipa.e. Sebaiknya menggunakan koil pendingin yang panjang dan lebar nutuk mengurangi biaya instalasi.

Gambar evaporator koil bersirip plat jenis ekspansi langsung.BAB IIIKESIMPULAN

Proses evaporasi adalah proses berubahnya sebuah zat / substansi yakni zat cair menjadi zat gas atau uap air. Perubahan fase zat ini melibatkan sejumlah energi kalor dalam prosesnya. Energi ini dapat diperoleh dari Panas matahari (radiasi), dari atmosfer (konduksi), atau dari bumi itu sendiri (konduksi). Proses evaporasi ini merupakan salah satu tahap dalam proses terjadinya hujan. Manusia memanfaatkan proses evaporasi untuk berbagai kebutuhan. Misalnya proses pembuatan garam. Air laut dipanaskan, hingga molekul airnya menguap. Dengan menguapnya air, maka kandungan garam akan tertinggal sebagai endapan garam.Proses evaporasi digunakan untuk alasan-alasan tertentu, antara lain :1. Produk perlu mempunyai konsentrasi bahan non volatil yang tinggi.2. Mutu dan stabilitas produk itu dapat diperbaiki dengan menghilangkan air.3. Mengurangi volume fluida akan mengurangi biaya transportasi dan penyimpanan.4. Menghilangkan air akan mengurangi biaya penanganan limbah.5. Memekatkan larutan agar dapat digunakan kembali.6. Daur-ulang fluida yang dimurnikan dengan pengembunan uap.

SUMBER

Prasetyono, Dwi Sunar. (2003). Pedoaman Lengkap Teknik Memperbaiki Kulkas & AC. Absolut. Yogyakata.

Sumanto. (2000). Dasar-dasar Mesin Pendingin. Andi Offset. Yogyakarta.

W.F. Stoecker dan J.W. Jones. Alih bahasa Supratman Hara; 1992, Refrigerasi dan Pengkondisian Udara, edisi kedua, Erlangga.