BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangKemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan modern yang semakin pesat dan canggih di zaman sekarang
ini, ternyata tidak mampu mengeser atau mengesampingkan begitu saja
obat tradisional, tetapi justru hidup berdampingan dan saling
melengkapi. Hal ini terbuktidari banyaknya peminatpengobatan
tradisional. Namun yang menjadi masalah dan kesulitan bagi para
peminat obat tradisional adalah kurangnya pengetahuandan informasi
yang memadai menganai berbagai jenis tumbhan yang dipakaisebagai
obat tradisional untuk pengobatan penyakit tertentu terutama
tentang penyakit kolesterol tinggi (hiperlipidemia) (Dalimartha,
2000).Hiperlipidemia terjadi peningkatan parameter lipid seperti
kadar kolesterol total, lipoprotein densitas sangat rendah (very
low density lipoprotein, VLDL), lipoprotein densitas rendah (low
density lipoprotein,LDL) dan trigliserida serta penurunan kadar
lipoprotein densitas tinggi (high density lipoprotein,HDL)
(Guyton&Hall, 1997; American Diabetes Association, 2007).
Kondisi hiperlipidemia terutama hiperkolesterolemia menyebabkan
terjadinya peningkatan kadar LDL yang akan mudah teroksidasi
sehingga terbentuk gugus hidroksil pada sel endotelium dan otot
polos pembuluh darah. LDL (low densitylipoprotein) merupakan
lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar pada manusia (70% total)
yang berfungsi membawa kolesterol ke jaringan perifer untuk
sintesis membran plasma dan hormon steroid.Salah satu tanaman yang
banyak digunakan dalam menurunkan kadar kolesterol adalah seledri
(Apium graveolens). Bagian dari seledri semuanya dapat dimanfaatkan
mulai dari batang, daun, biji ataupun akarnya. Kandungan kimia
dalam seledri seperti flavonoid, koumarin, furanokumarin,
isokuersetin, umbilliferon, asparagin, selenium serta minyak atsiri
(1.5-3%) yang terdiri dari limonen (60-70%), phtalida, beta-selinen
dan asam lemak tidak jenuh (Juheini, 2002). Senyawa kimia yang
dapat menurunkan kadar kolesterol yaitu flavonoid berpotensi
menurunkan kadar kolesterol (Nurwahyuni, 2006) dengan mekanisme
upregulasi mRNA reseptor LDL (Pal et.al., 2002; Morin et al.,2008).
Flavonoid yang terdapat pada tumbuh tumbuhan bila dikonsumsi secara
rutin dapat melindungi tubuh dari penyakit kardiovaskuler dan
beberapa penyakit kronik lain (Knekt et al.,2002; Chepulis dan
Starkey, 2008). Selain itu, flavonoid mampu memperbaiki fungsi
endotel pembuluh darah (Engler et al.,2004), dapat mengurangi
kepekaan LDL terhadap pengaruh radikal bebas (Stein et al., 1999;
Ling et al.,2001), antiinflamasi, antioksidan yang baik dan
bersifat hipolipidemik (Davalos, 2006; Castilla et al., 2006;
Kelleyet al., 2006).Banyaknya manfaat yang didapat dari tanaman
seledri sehingga dilakukan penelitian lebih lanjut. Hala ini
memungkinkan untuk mengetahui efektifitas tumbuhan seledri dalam
menurunkan kadar kolesterol. Tumbuhan seledri sebelumnya diproses
untuk mendapakan ekstrak seledri yang selanjutnya akan dibuat
sediaan tablet dimana telah terbukti dapat menurunkan kadar
kolesterol. Sediaan tablet memiliki sifat yang sangat cocok untuk
zat yang susah larut dalam air, dapat mengandung zat aktif besar
dalam volume sediaan kecil, dapat dijadikan produk dengan pelepasan
yang bisa diatur, mudah dibawa, disimpan dan sediaan yang mudah
diproduksi massal dengan pengemasan yang mudah dan murah.
1.2 Perumusan Masalah1.2. 1 Apakah ekstrak seledri memiliki efek
menurunkan kolesterol (hiperlipidemia) pada mencit pemberian secara
oral?1.2. 2 Bagaimana cara kerja pembuatan tablet ekstrak
seledri?
1.3 Tujuan 1.3. 1 Untuk mengetahui efektifitas ekstrak seledri
dalam menurunkan kadar kolesterol pada mencit pemberian secara
oral.1.3. 2 Untuk mengetahui cara kerja pembuatan tablet ekstrak
seledri.1.4 ManfaatPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek
dari ekstrak seledri terhadap penurunan kadar kolesterol pada
mencit yang diinduksi dengan lemak daging sapi dan untuk mengetehui
cara kerja pembuatan tablet dengan zat aktif ekstrak seledri.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA2. 1 Klasifikasi TanamanSeledri
adalahsalah satu dari sekian khasanah kekayaan alami yang memiliki
berbagai macam manfaat dalam kehidupan manusia. Seledri telah lama
digunakan oleh manusia sebagai penyedap masakan. Selain itu seledri
dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk menurunkan tekanan
darah tinggi dan sebagai sampo yang dapat menghitamkan rambut
(Raina 2011). Sebagai antihiperlidemia, seledri mempunyai kelebihan
atau keuntungan dibanding antihiperlidemia yang lain. Keuntungan
atau manfaat seledri dibanding obat antihipelidemia lain antara
lain (I) tanaman seledri mudah didapat, (2) proses meramunya lebih
mudah dan cepat, (3) hanya membutuhkan sedikit ketelitian dan
kesabaran.
2.1.1 Taksonomi seledri ( Barnes, Anderson, Philipson, 2007)
Kingdom : Plantarum Divisi : Spermatophyta Sub-divisi :
Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Umbelliferales Famili
: Umbelliferae Genus : Apium Species : Apium graveolens L. 2.1.2
Deskripsi tanaman seledri : Seledri biasanya tumbuh dengan
ketinggian 1sampai 2 kaki. Batangnya agak keras dan bergalur,
memiliki daun majemuk (segmented) dengan tepi bergerigi. Selama
bulan Juni dan Juli, mengeluarkan bunga kecil yang berwarna putih
yang nantinya berkembang menjadi buah dengan biji yang halus. Tanah
yang basah dengan sifat asam merupakan lingkungan pertubuhan yang
sesuai untuk seledri. Biji seledri memiliki bau yang khas dengan
rasa agak pahit. Pascal menerapkan nama umum ke beberapa seledri
hijau. Di Eropa, seledri merupakan istilah yang sering digunakan
pada sayuran akar, Apium graveolen L. varitas Rapaceum, DC. Seledri
liar dapat mengacu pada Vallisneria spiralisl., merupakan tumbuhan
akuatis yang tumbuh menahun.[1]2.1.3 Kandungan Kimia
SeledriKandungan kimia yang terdapat pada seledri antara lain
kumarin, flavonoid (apiin dan apigenin), dan steroid (Perry, 1985).
Kandungan senyawa kimia pada daun seledri adalah apiin, apigenin,
manitol, inositol, asparagin, glutamin, kholin, dan linamarose
(Perry 1980). Selain itu kandungan kimia seledri adalah tanin
(Dalimarta 2000).
Seluruh herba seledri mengandung glikosida apiin (gilkosida
flavon), isoquersetin dan umbelliferon. Seledri juga mengandung
mannife, asparagine, glutamine, choline, linamaros, pro vitamin A,
vitamin C dan B. Kandungan asam-asam dalam minyak atisiri pada biji
antara lain asam-asam resin, asam-asam lemak terutama palmitat,
oleat, linoleat dan petrosilinat. Senyawa kumarin lain ditemukan
dalam biji yaitu bergapten, seselin, isomperatorin, osthenol dan
isopimpinelin (Sudarsono, dkk, 1996).
2.1.4 Efek Farmakologi SeledriSecara tradisional tanaman seldri
digunakan sebagai pemacu enzim pencernaan atau sebagai penambah
nafsu makan, peluruh kencing dan penurun tekanan darah, disamping
itu digunakan pula untuk memperlancar keluarnya air seni,
mengurangi rasa sakit pada rematik dan gout, juga digunakan sebagai
antikejang (Sudarsono dkk,1996).
2. 2 Lipoprotein2.2.1 Pengertian LipoproteinLipoprotein adalah
gabungan molekul lipid dan proteinyang disintesis didalam hati.
Tiap jenis lipoprotein berbeda dalam ukuran, densitas dan
mengangkut berbagai jenis lipida dalam jumlah berbeda pula (Sunita
Almatsier, 2002).Partikel-partikel lipoprotein memiliki sifat-sifat
khusus dan berbeda pada proses pembentukan artherosklerosis ( Imam
Suharto, 2004). Adapun partikel-partikel lipoprotein tersebut
antara lain :a) LDL ( Low Density Lipoprotein )Merupakan
lipoprotein yang mengangkut paling banyak kolesterol dalam darah.
Kadar LDL yang tinggi menyebabkan pengendapan kolesterol di dalam
arteri.b) VLDL ( Very Low Density Lipoprotein )Lipoprotein yang
membawa sebagian besar trigliserida dalam darah, di dalam proses
sebagian VLDL berubah menjadi LDL. VLDL adalah partikel lipoprotein
dengan diameter 40 80 nm dan mempunyai densitas 0.95 1,006 g/ml.
VLDL mengandung 50 60 % triglioresid, 8 14 % phospholipid dan 5 10
% protein (Michael Bishop, 2000).c) IDL ( Intermedite Density
Lipoprotein )IDL merupakan bagian dan tersusun dari degradasi LDL.
IDL adalah salah satu dari lima grup mayor lipoprotein yang
tersedia pada kegemukan dan kolesterol untuk memindahkan dengan
solusi water based dari aliran darah. Masing-masing bagian dari
partikel IDL terdiri dari protein yang melingkari varian fatty
acid, tersedia sebagai partikel pelarut air, yang mana fatty acid
berpindah pada lingkungan darah cair sebagai bagian dari system
transport dengan tubuh. Ukuran diameter pada umumnya, 25-35 nm.d)
HDL ( High Density Lipoprotin )HDL merupakan lipoprotein yang
mengangkut kolesterol yang lebih sedikit. HDL sering disebut
sebagai kolesterol yang baik karena dapat membuang kelebihan
kolesteroldi pembuluh arteri kembali ke liver untuk diproses dan
dibuang. Jadi HDL mencegah kolesterol mengendap di pembuluh arteri
dan melindungi dari artherosklerosis.
2. 3 Kolesterol Kolesterol merupakan produk khas hasil
metabolisme hewan. Dengan demikian semua makanan yang berasal dari
hewan, seperti kuning telur, daging, hati, dan otak sudah jelas
mengandung kolesterol (Murray, et. al., 1996 : 248). Biosintesis
kolesterol terbanyak berlangsung dalam jaringan hati, kulit,
kelenjar lemak ginjal, kelenjar kelamin.
Kolesterol dapat larut dalam pelarut organik, misalnya eter,
kloroform, benzene, karbon disulfida, aseton, dan alkohol panas,
tetapi tidak larut dalam air, asam atau basa. Pada konsentrasi
tinggi, kolesterol mengkristal dalam bentuk kristal tak berwarna,
tidak berasa, tidak berbau, dan memiliki titik lebur 150oC 151oC
(Anna Poedjiadi, 1994 : 147 - 150). Di udara terbuka atau terkena
sinar matahari langsung, kolesterol akan teroksidasi secara lambat
menjadi senyawa yang memiliki titik lebur lebih rendah dan akan
berubah sifat reaksinya (Otto, 1982 : 213 - 216).
2. 4 Hiperlipidemia
Kadar lipid yang tinggi (hiperlipidemia) merupakan suatu keadaan
adanya penumpukan berlebihan beberapa komponen lipid di dalam
darah. Hiperlipidemia biasanya ditandai dengan peningkatan dan
penurunan fraksi lipid dalam plasma, terutama kenaikan kadar
kolesterol total, LDL-kolesterol, trigliserida, dan penurunan kadar
HDL-kolesterol. Beberapa penelitian terakhir mengindikasikan bahwa
diet tinggi lipid menyebabkan peningkatan kadar kolesterol total
dan LDL-kolesterol darah, sehingga memicu penebalan dinding
pembuluh darah atau dikenal dengan sebutan aterosklerosis (Chew
& Park 2004). Bila terjadi penyempitan pada pembuluh darah yang
membawa sari makanan dan oksigen ke jantung akan menyebabkan
terjadinya penyakit jantung koroner (Arab & Steck
2000).Hiperlipidemia adalah bila terdapat peningkatan dari salah
satu atau lebih dari kolesterol, kolesterol ester, fosfolipid, atau
trigliserid. Kadar lipid yang abnormal dapat berkontribusi pada
penyakit jantung koroner, peripheral vascular disease, stroke, dan
problem kesehatan lainnya. Pasien dengan hiperlipidemia juga
memiliki hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, atau gabungan
dari keduanya (Braundwald, 2001).
2. 5 Patofisiologi HiperlipidemiaBila adanya defek atau gangguan
pada jalur metabolisme (gambar 2.1) maka dapat terjadi
hiperlipoproteinemia. Defek ini dapat disebabkan karena produksi
berlebihan dari lipoprotein atau adanya penurunan katabolisme
lipid. Konsentrasi lipoprotein bergantung keseimbangan antara
masukan dan 7 bersihan. Pada kondisi stabil, masukan dan keluaran
lipoprotein adalah konstan. Saat terjadi peningkatan dari masukan
lipoprotein, terjadi mekanisme kompensasi untuk mengatasi kenaikan
tersebut. Pada beberapa kasus, kompensasi dapat hampir sempurna,
dan peningkatan konsentrasi lipoprotein dapat minimal. Namun pada
kasus lain yang kompensasinya tidak sempurna bahkan buruk, dapat
berkembang menjadi hiperlipidemia. Ketidakseimbangan masukan dan
bersihan itu dapat terjadi bila adanya penurunan bersihan
(clearance) LDL, terhambatnya lipolisis, adanya remnant removal
defect, dan produksi lipoprotein yang berlebihan (Grundy,
1984).Hiperlipidemia primer terbukti terjadi akibat kelainan
genetik yang mengkode enzim, apoprotein, atau reseptor yang
terlibat dalam metabolisme lipid. Beberapa tipe hiperlipidemia
dapat ditandai dengan menentukan profil lipoprotein dalam plasma.
Klasifikasi WHO membagi kasus menjadi tipe I hingga V. Sayangnya,
klasifikasi ini tidak menunjukkan penyebab hiperlipidemia (primer
maupun sekunder). Salah satu konsekuensi hiperlipidemia yang paling
penting (terutama WHO tipe IIa) adalah peningkatan kolesterol
serum, yang terutama mencerminkan kolesterol LDL, merupakan faktor
predisposisi terjadinya ateroma. Hiperkolesterolemia familial (tipe
IIa) merupakan suatu gangguan genetik kodominan autosomal yang
terjadi dalam bentuk heterozigot pada sekitar 1 dari 500 individu.
Yang lainnya memiliki peningkatan resiko poligenik.
Hiperkolesterolemia familial terjadi akibat mutasi dalam gen untuk
reseptor LDL. Selain itu, satu lipoprotein tertentu (a)
meningkatkan resiko penyakit jantung iskemik dan penyakit
serebrovaskular, tidak tergantung pada kadar LDL.
Hiperkolesterolemia familial yang tidak diobati memiliki prognosis
sangat buruk. 50% kemungkinan hiperlipidemia aterosklerosis
premature sebelum usia 50 tahun. Sebagian kasus ini memerlukan
perhatian medis karena skrining rutin kolesterol serum. Yang
lainnya berobat karena timbulnya komplikasi ateroma pada usia muda
(misal, penyakit jantung iskemik atau serebrovaskular)
(Adam,2009).
2. 6 Etiologi HiperlipidemiaHiperlipidemia biasanya disebabkan
oleh :1)Riw ayat keluarga dengan hiperlipidemia2)Obesitas3)Diet
kaya lemak4)Kurang melakkuakn olahraga5)Penggunaan alcohol6)Merokok
sigaret7) Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik8)Kelenjar
tiroid yang kurang aktifSebagian besar kasus peningkatan kadar
trigliserida dan kolesterol total bersifat sementara dan tidak
berat, dan terutama merupakan akibat dari makan lemak. Pembuangan
lemak dari darah pada setiap orang memiliki kecepatan yang berbeda.
Seseorang bisa makan sejumlah besar lemak hewani dan tidak pernah
memiliki kadar kolesterol total lebih dari 200 mg/dl, sedangkan
yang lainnya menjalani diet rendah lemak yang ketat dan tidak
pernah memiliki kadar kolesterol total di bawah 260mg/dl. Perbedaan
ini tampaknya bersifat genetik dan secara luas berhubungan dengan
perbedaan kecepatan masuk dan keluarnya lipoprotein dari aliran
darah (Balai Informasi Tekhnologi Lipid, 2009).
2. 7 Mekanisme Kerja Flavonoid Sebagai
AntihiperlipidemiaStruktur kimia flavonoid :
Flavonoid mengurangi sintesis kolesterol dengan cara menghambat
aktivitas enzim acyl-CoA cholesterol acyl transferase (ACAT) pada
sel HepG2 yang berperan dalam penurunan esterifikasi kolesterol
pada usus dan hati, serta menghambat aktivitas enzim
3-hidroksi-3-metil-glutaril-CoA yang menyebabkan penghambatan
sintesis kolesterol. Saponin dapat berikatan dengan asam empedu dan
kolesterol (dari makanan) membentuk misel yang juga tidak dapat
diserap oleh usus. Sedangkan tannin di dalam tubuh akan berikatan
dengan protein tubuh dan akan melapisi dinding usus, sehingga
penyerapan lemak terhambat. Berdasarkan hal ini, diduga buah
karamunting yang mengandung flavonoid, saponin, dan tannin mampu
menurunkan kadar kolesterol darah (Metwally, 2009; Terao, 2008;
Hargono, 1986).
2. 8 MaserasiMaserasi adalah proses pengekstrakan simplisia
dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau
pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Secara teknologi
termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi
pada keseimbangan (Sidik dan Mudahar, 2000). Maserasi digunakan
untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah
larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang mudah
mengembang dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, sitrak,
dan lain-lain. Maserasi dilakukan dengan merendam serbuk simplisia
dalam cairan penyari. Cairan penyari yang digunakan dapat berupa
air, etanol, air-etanol, ataupelarut lain.Cairan penyari akan
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung
zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif didalam sel dan diluar sel,
maka larutan terpekat akan terdesak keluar.Peristiwa ini berulang
sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel
dan didalam sel.Pada umumnya maserasi dilakukan dengan cara 10
bagian simplisia dengan derajat kehalusan yang cocok, dimasukkan
kedalam bejana kemudian dituangi dengan 75 bagian cairan penyari,
ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil
berulang-ulang diaduk. Setelah 5 hari diserkai, ampas diperas. Pada
ampas ditambahkan cairan penyari secukupnya, diaduk dan diserkai
sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian. Bejana
ditutup, dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2
hari kemudian endapan dipisahkan.Pengadukan pada proses maserasi
dapat menjamin keseimbangan konsentrasi bahan yang diekstraksi
lebih cepat didalam cairan penyari. Hasil penyarian dengan cara
maserasi perlu dibiarkan selama waktu tertentu.Hal ini dilakukan
untuk mengendapkan zat-zat yang tidak diperlukan tetapi ikut
terlarut dalam cairan penyari, seperti: malam dan lain-lain.Prinsip
Maserasi. Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari
pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan
masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena
adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di
luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar
dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses
difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan
konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama
proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari
setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya
dipekatkan.Maserasi dapat dimodifikasi menjadi beberapa metode
yaitu : 1. DigestiDigesti adalah cara maserasi dengan menggunakan
pemanasan lemah, yaitu pada suhu 40-50oC. Cara maserasi ini hanya
dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan terhadap
pemanasan. 2. Maserasi dengan mesin pengadukPenggunaan mesin
pengaduk berputar terus-menerus waktu proses maserasi dapat
dipersingkat 6-24 jam. 3. RemaserasiCairan penyari dibagi 2 seluruh
serbuk simplisia dimaserasi dengan cairan penyari pertama, sesudah
dienap-tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cairan
penyari yang kedua. 4. Maserasi melingkarMaserasi dapat diperbaiki
dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu bergerak dan
menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali secara
berkesinambungan melalui serbuk simplisia dan melarutkan zat
aktifnya.
2. 9 Tablet Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat
secara kempa cetak dalam tabung pipih atau serkuler,kedua
permukaannya rata atau cembung mengandung satu jenis bahan obat
atau lebih dengan atau bahan tambahan.Tablet kempa dibuat dengan
memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetak
baja.Tablet di buat dengan 3 cara umum yaitu granulasi
basah,granulasi kering dan kempa langsung.Tujuan granulasi basah
dan kering adalah untuk meningkatkan aliran campuran atau kemampuan
kempaGranulasi kering dilakukan dengan cara menekan masa serbuk
pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar yang tidak
berbentuk baik,kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul
dengan ukuran partikel yang diinginkan.Keuntungan granulasi kering
adalah tidak diperlukan panas dan kelembaban dalam proses granulasi
(Anonim, 2004)Menurut FI edisi III,tabletadalah sediaan padat
mengandung bahan obat,dengan atau bahan pengisi.Tablet berbentuk
kapsul,pada umumnya disebut kaplet.Bolus adalah tablet besar yang
digunakan untuk hewanbesar (Anonim,1979).Dalam pembuatan tablet,zat
berkhasiat,zat lain kecuali zat-zat pelicin dibuat granul (butiran
kasar),karena serbuk halus tidak mengisicetakan tablet dengan
baik,maka dibuat granul agar mudah mengalir (free flowing) mengisi
cetakan serta menjaga agar tablet tidak retak (caping).Cara
pembuatan granul ada 2macam :a.Cara BasahZat berkhasiat,zat pengisi
dan zat penghancur dicampur baik-baik,lalu dibasahi dengan
larutanbahan pengikat,bila perlu ditambah bahan pewarna.Setelah itu
diayak menjadi granul dan dikeringkan dalam almari pengering pada
suhu 40-50.Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul
dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan
dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet.b.Cara kering atau
disebut slugging atau pre compressionDikerjakan sebagai berikut:Zat
berkhasiat,zat pengisi,zat penghancur,bila perlu zat pengikat dan
zat pelicin dicampur dan dibuat dengan cara kempa cetak menjadi
tablet yang besar(sugging,setelah itu tablet yang terjadi dipecah
menjadi granul lalu diayak,akhirnya dikempa cetak menjadi tablet
yang dikehendaki dengan mesin tablet) (Anief,1988).Syarat-syarat
tablet (Anief,2007):Memenuhi keseragaman ukuranMemenuhi keseragaman
bobotMemenuhi waktu hancurMemenuhi keseragaman isi zat
berkhasiatMemenuhi waktu larut (dissolution test)
Nama tablet (tabuletta,tabletta) berasal dari kata tabulletta
lempeng pipih,papan tipis.Beberapa farmakope mencantumkan tablet
dengan nama kompresi/cetak langsung sebagai petunjuk cara
pembuatan.Tablet adalah sediaan obat padat takaran tinggi.Sediaan
ini dicetak dari serbuk kering ,kristal/granulat.Umumnya dengan
bahan pembantu pada mesin yang sesuai dengan menggunakan tekanan
tinggi.Bentuk luar tablet sangat mempengaruhi keutuhan tablet saat
transportasi dan penyimpanan.Jenis tablet dan penggunaannya:Tablet
peroral,tablet oral,meliputi tablet hisap,sublingual dan
buchal,tablet parenteral,meliputi tablet injeksi dan tablet
implantasi.Serta tablet untuk penggunaan luar meliputi tablet
larut,mata,vaginal,dental resorpsi kerja lokal dipermukaan tubuh
dan lubang-lubang tubuh(Voight,1984). Sediaan lepas lambat memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan beberapa sediaan tablet
konvensional. Keunggulan tersebut antara lain mengurangi frekuensi
pemberian, mengurangi efek merugikan karena tidak ada fluktuasi
kadar obat di dalam darah, serta durasi efek terapi yang diinginkan
lebih panjang. Pelepasan obat yang diperlambat dapat dicapai dengan
berbagai cara, diantaranya adalah salut penghalang, tablet matriks,
tablet kerja berulang, resin penukar ion dan pembentukan kompleks
obat. Tablet matriks terbagi atas matriks lemak malam, tablet
matriks platik, dan tablet matriks hidrofilik. Mekanisme pelepasan
obat dari tablet matriks adalah secara erosi dan difusi. Kecepatan
pelepasan obat dari sistem matriks bergantung pada jenis dan jumlah
polimer yang digunakan (Jamzad S, 2005).
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN3.1 Alat Mortir dan stemper Gelas
ukur Beaker glass Botol Cawan Batang pangaduk Gelas arloji Nampan
Pengayak Oven Corong Statif Klem 3.2 Bahan Ekstrak seledri Alkohol
70 % Aquadest Amilum manihot CMC Na Amprotab Nipasol Mg. Stearat
Talk
3.3 Formulasi R / ekstrak seledri 155 mgAmilum manihot30
mgAmprotab0,1 mgCMC Na75 mgMg stearat25 mgTalk 10 mg3.3 Cara
pembuatan ekstrak seledri
Ditimbang simplisia seledri sebanyak 105 gramDimasukkan dalam
botolDitambah etanol 70 % sebanyak 735 mlBotol ditutup, lalu
dikocok 24 jamSetelah 24 jam, sediaan disaring dengan kain
flanelEkstrak diuapkan hingga didapat ekstrak kental,
disisihkan
3.4 pengujian ekstrak ke mencit
Mencit diinduksi dengan kuning telur dan lemak sapi untuk
meningkatkan kadar kolesterol selama 18 hariSetelah diukur kadar
glukosa darahMencit diinduksi ekstrak seledri, tunggu selama 6 jam
lalu diukur kadar glukosa darah mencit
3.5 Cara pembuatan tablet
Ditimbang CMC Na sebanyak , ditabur diatas air panas tunggu 15
menit hingga mengembang
Setelah mengembang diaduk ad homogen, ditambahkan ekstrak
seledri sebanyak dan amilum manihot sebanyak
Ditambah amprotab (pengikat) sedikit demi sedikit, aduk ad
terbentuk granul
Kemudian diayak dengan pengayak no. 12
Granul di oven selama 15 menit
Setelah 15 menit, granul ditambah mg stearat dan talk
Dimasukkan dalam mesn pencetak tablet dengan massa 500 mg
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil4.1.1 Organoleptisa) Warna :
hijau tuab) Bau : khas seledric) Rasa : agak pahitd) Bentuk :
granul, serbuk
4.1.2 Waktu Hancur Tidak ada pengujian4.1.3 Keseragaman Bobot
Tablet Tidak ada pengujian4.1.4 Perhitungan Rendemen
4.1.5 Uji waktu alirBerat granul = 29,05 gramWaktu alir = 4,05
detikTinggi = 2,8 cmDiameter = 4,6 cmKecepatan alir = 29,05 gram/
4,05 detik Sudut diam Alfa = tan-1 = tan-1 = tan-1 0,6087 = 31,330
Syarat < 25 = sangat baik25-40 =baik>400 = buruk
4.1.6 Uji kerapuhan Tidak ada pengujian4.1.7 Uji kekerasan
tablet Tidak ada pengujian
4.2 Pembahasan Hiperlipidemia adalah bila terdapat peningkatan
dari salah satu atau lebih dari kolesterol, kolesterol ester,
fosfolipid, atau trigliserid. Kadar lipid yang abnormal dapat
berkontribusi pada penyakit jantung koroner, peripheral vascular
disease, stroke, dan problem kesehatan lainnya. Pasien dengan
hiperlipidemia juga memiliki hiperkolesterolemia,
hipertrigliseridemia, atau gabungan dari keduanya (Braundwald,
2001).Simplisia seledri sebanyak 105 mg diekstraksi dengan metode
maserasi dimana sampel dimasukkan ke dalam wadah yang tertutup baik
dan terlindung cahaya lalu ditambahkan etanol 70% sebanyak 735 ml
sampai terendam sempurna selama 6 jam pertama sambil sekali-sekali
diaduk, kemudian diamkan selama 18 jam (Supplemen Farmakope Herbal,
2011). Proses maserasi dilakukan selama 5 hari dan 3 kali
pengulangan. Maserat disaring dan diuapka hingga diperoleh ekstrak
kental. Nilai rendemen yang didapat sebesar 23,866 % dengan berat
ekstrak sebanyak 25, 05 gram dan serbuk seledri sebanyak105
gram.Selanjutnya hasil ekstraksi diinduksikan pada mencit yang
sebelumnya telah mengalami perlakuan yaitu pemberian kuning telur
dan lemak sapi hingga kadar kolesterolnya tinggi. Setelah
penginduksian ekstrak seledri, mencit didiamkan selama 6 jam untuk
mendapatkan penurunan kadar kolesterol yang maksimal olek ekstrak.
Hasil yang didapat untuk kadar glukosa pada mencit tidak ada karena
tidak dilakukan penelitiannya.Ekstrak yang didapat kemudian dibuat
dalam bentuk tablet, Pembuatan Tablet Dibuat mucilagoCMC Na sampai
terbentuk gel. Ditimbang semua bahan obat dan bahan tambahan
seperti tercantum di formula. Dicampur ekstrak seledri dan
amilumsampai homogen. Ditambah bahan pengikat (amprotab) sedikit
demi sedikit sampai terbentuk masa granul yang baik, lalu diayak
dengan pengayak no.12 (dicatat volume bahan pengikat). Granul basah
kemudian dikeringkan dalam FBD (Fluid Bed Dryer) selama 15menit.
Setelah kering diayak lagi dan ditambah bahan pelican (Magnesium
Sterarat dan Talk), dicampur sampai homogen. Dimasukkan campuran
tersebut dalam Hopper (corong alimentasi) dan dibuat tablet. Berat
satu tablet 500mg. Kemudian dilakukan pengujian tablet karena alat
pembuatan tablet rusak maka pengujian dari sediaan yang dibuat
hanya pada pengujian sifat alir granul. Sifat alir yang didapat
dengan waktu alir 29,05 g/ 4,05detik dan sudut diam yang didapat
sebesar 31,330 Kode produksi yang digunakan untuk obat herbal TR
adalah obat tradisional lokal dan 9 nomor digit. Pemahaman tentang
digit kode produksi obat digit 1 dan 2 adalah produk obat herbal,
digit 3 dan 4 menunjukkan mulai didaftarkan ke DepKes, digit 5-8
menunjukkan nomor urut jenis produk yang terdaftar dan digit 9
menunjukkan jenis atau macam kemasan. Kode produk yang digunakan TR
142873856 karena belum terdaftar dalam Depkes nomor digit yang
digunakan tidak sesuai.
BAB VPENUTUP5.1 KesimpulanBerdasarkan hasil praktikum yang
dilakukan tidak dapat menyimpulkan bahwa ekstrak seledri dapat
menurunkan kadar kolesterol karena tidak dipraktekkan ke hewan uji
(mencit). Hasil dari organoleptis granul ekstrak seledri bau khas
seledri, warna hijau dan rasa agak pahit. Pembuatan tablet tidak
dapat dilakukan karena alat pencetak tablet rusak sehingga tidak
dapat dilakukan uji selanjutnya, hanya yang didapat waktu alir
granul 29,05 gram/ 4,05 detik, tinggi granul 2,8 cm dan diameter
4,6 cm. Nomor kode TR 142873856. 5.2 SaranPraktikum seharusnya ada
pengawasan dari dosen serta kurangnya alat praktikum yang ada di
laboratorium dan melengkapi bahan-bahan yang ada agar tidak meminta
pada laboratorium yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III. Jakarta :
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Anonim . 1995. Farmakope
Indonesiab, Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan.Anonim . 1977.
Materia Medika Indonesia, jilid I. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI.Arifin, helmi, dkk. 2013. Pengaruh Fraksi Herba Seledri (apium
graveolin) Terhadap Kadar Kolesterol Total Mencit Putih Jantan
Hiperkolesterol. : Universitas Andalas.Fatmawati, Emi, dkk. 2008.
Pengaruh Lama Pemberian Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis
paniculata) Terhadap Kadar Kolesterol, LDL, HDL, dan Trigliserida
Darah Tikus Jantan Diabetes. Malang : Universitas Negeri
Malang.Nugrahana, ilma, dkk. 2005. Karakeristik Granul dan Tablet
Propanolol Hidroklorida Dengan Metode Granulasi Peleburan. Jakarta
: FMIPA UI. Sofian, Ferry ferdiansyah, dkk. 2011. Efek Ekstrak
Etanol Buah Terung Ungu (Solanum melongena) Terhadap Kolesterol
Total dan Trigliserida Pada Tikus Putih Jantan Hiperlipidemi.
Bandung : Universitas Padjajaran.Subroto, Linda, dkk. 2010.
Hubungan Antara Kadar Kolesterol Pada Penderita stroke Di Rumah
Sakit Dr. Moewardi Surakarta. Surakarta : Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Umarudin, dkk. 2012. Efektifitas Ekstrak Tannin Seledri
Terhadap Profil Lipid Tikus Putih Hiperkolesterolemi. Semarang :
Universitas Negeri Semarang.
26