Bab VI
BABVI
SPESIFIKASI TEKNIS
A. SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pada tahap awal pembangunan (bulan 2009), terdapat
kemungkinan aktivitas pendidikan yang berada di lokasi masih
berlangsung. Berkaitan dengan hal ini, maka kontraktor harus
melakukan koordinasi dan kerjasama dalam pengaturan kegiatan dengan
pihak-pihak yang terkait dengan aktivitas yang masih ada.
2. Dalam proses pembersihan lokasi melalui pembongkaran ini
harus memperhatikan ketentuan untuk pembongkaran bangunan milik
negara. Semua bahan-bahan material hasil bongkaran yang masih dapat
dimanfaatkan harus dapat diamankan dan dilindungi untuk diserahkan
kepada pihak pemilik proyek.
3. Mobilisasi Peralatan
Kontraktor harus mempersiapakn seluruh peralatan yang akan
dipergunakan di tempat kerja untuk melaksanakan pekerjaannya dan
memperhitungkan biaya pengankutannya baik peralatan tersebut milik
Kontraktor maupun sewa.
4. Pembersihan halaman
Selama dan setelah proyek berlangsung (sebelum penyerahan
pekerjaan kepada pemilik) Kontraktor harus membersihkan seluruh
Site dari segala kotoran-kotoran, puing-puing dan segala macam
peralatan yang sudah tidak digunakan lagi/dibuang/dikeluarkan dari
Site.5. Direksi Kit
Kontraktor membuat bangunan direksi Kit dan menyediakan
peralatan/perlengkapan kantor yang diperlukan pada Direksi Kit
selama berlangsungnya proyek hingga selesai masa pemeliharaan
antara lain :
a. Menyediakan 1 (satu) set komputer dan menyediakan sarana
penunjangnya selama berlangsungnya proyek hingga selesainya masa
pemeliharaan pekerjaaan.
b. Jamuan rapat / snack untuk para tamu peserta rapat selama
berlangsunya proyek.
c. KM/WC khusus untuk Direksi dan Tamu (bisa memanfaatkan yang
ada asal tidak mengganggu kegiatan yang ada.d. 2 (dua) set meja 1
biro
e. 1 (satu) unit mesin ketik
f. 1 (satu) buah filling cabinet dan white board.
g. Peralatan lapangan antara lain : sepatu lapangan, jas hujan,
helm, meteran, untuk masing-masing personil pengawasan.
6. Gudang, Brak Kerja dan Los Kerja
Kontraktor diharuskan membuat Gudang yang diperlukan untuk
melindungi material-material dan peralatan-peralatan dari gangguan
cuaca (hujan dan lain-lain) serta menjamin terhadap adanya
pencurian. Untuk memudahkan pemeriksaan semua proses keluar
masuknya barang (material/peralatan) harus diatur dengan baik.
Untuk pengeluaran barang harus mendapat ijin dari Direksi Lapangan,
kecuali hal-hal khusus, selain itu Kontraktor juga harus membuat
Los Kerja, brak kerja dan WC umum untuk keperluan para pekerja,
sehingga tidak mengganggu aktivitas yang ada.
Los kerja
7. Pengukuran dan Pengujian Kualitas
Untuk pelaksanaan pengujian/pembuktian kualitas hasil pekerjaan
Kontraktor dilakukan oleh Badan-badan yang berwenang dan memiliki
sertifikasi (Komite Akreditasi Nasional) KAN / ISO dan telah
mendapat persetujuan Direksi Lapangan, termasuk biaya untuk
mengirim contoh-contoh atau mendatangkan pengujian ke lapangan,
mengadakan pengukuran letak serta ketinggiam kontstruksi bangunan,
jalan dan saluran, pembuatan patokpatok beton/kayu untuk keperluan
pengukuran tersebut ditanggung Kontraktor dan harus sudah
diperhitungkan. Pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan
Theodolite dan atau waterpass dan kontraktor diharuskan menyediakan
peralatan tersebut dengan Petugas yang melayaninya untuk
kepentingan pemeriksaan oleh Direksi Lapangan. Kontraktor harus
menyerahkan hasil-hasil pengukurannya tersebut kepada Pemberi Tugas
melalui Direksi Lapangan.8. Keamanan Proyek.
Kontraktor harus menjamin keamanan proyek untuk barang-barang
milik Kontraktor dan berpartisipasi aktif untuk keamanan tapak
secara keseluruhan. Hal ini perlu benar-banar diperhatikan pada
tahap awal pembangunan, di mana kemungkinan aktivitas sekolah yang
ada masih berlangsung di gedung A. Keamanan bangunan A yang pada
tahun anggaran 2008 belum dilaksanakan, maka keamanan dan keutuhan
bangunan harus diperhatikan oleh kontraktor, sehingga tidak terjadi
kerusakan atau kehilangan bagian-bagian bangunannya.9. Asuransi
pekerjaan
Kontraktor harus mengangsuransikan semua pekerjaan-pekerjaan
yang dilaksanakan terhadap segala aspek kemungkinan yang tidak
terduga asuransi jenis C.A.R (Contractors all Risk)
10. Jaminan Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)Kontraktor
harus mengadakan jaminan untuk Keselamatan & Kesehatan Kerja
(K3) semua pekerja proyek sesuai dengan peraturan Kepmen Pekerjaan
Umum Nomor 09/PER/M/2008 Tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum. Kontraktor harus menjamin keselamatan kerja buruh-buruhnya
sesuai dengan peraturan dan persyaratan tersebut yang diwajibkan
untuk masing-masing bidang pekerjaan. Untuk hal tersebut diatas,
Kontraktor harus menyediakan peralatan yang diperlukan, obat-obatan
(P3K) bagi keselematan kerja tersebut.
11. Fasilitas Pengadaan Air Kerja
Kontraktor harus menyediakan air kerja selama Proyek
berlangsung. Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal
dari PAM atau sumur pompa serta pemasangan dan pengadaan pipa-pipa
distribusi untuk supply air yang memenuhi syarat bagi keperluan
pelaksanaan pekerjaan. Karena adanya keterbatasan sumber air yang
tersedia di lokasi tapak, maka kontraktor harus mengadakan air dari
luar bila diperlukan.12. Fasilitas Penerangan (Listrik Kerja)
Kontraktor harus mengadakan listrik selama proyek berlangsung.
Biaya-biaya yang timbul selama jangka waktu pelaksanaan tersebut
menjadi beban dan tanggung jawab kontraktor. Penggunaan sumber
tenaga listrik tidak boleh mengganggu aktivitas yang ada dan harus
dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait.13. Keamanan Terhadap
Kebakaran.
Kontraktor harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran selama
proyek berlangsung yaitu: Tabung-tabung gas/zat kimia untuk pemadam
api dengan kapasitas minimal 10 Kg keadaan bagus secukupnya,
penempatan akan diatur oleh Direksi Lapangan. Kontraktor diharuskan
mengamankan proyek terhadap segala kemungkinan timbulnya bahaya
kebakaran.
14. Dokumen Foto Proyek.
Atas petunjuk Perencana/Direksi Lapangan Kontraktor harus
mengadakan foto-foto Dokumentasi Proyek lengkap dengan albumnya,
dan menyediakan sebuah kamera digital. Dokumen /Pemotretan
dilakukan oleh Kontraktor pada setiap tahap pekerjaan sejak
dimulainya Proyek hingga selesainya Proyek. Kontraktor harus
menyerahkan dokumentasi tersebut kepada Pemberi Tugas sebanyak 2
(dua) set setiap bulan untuk semua pemotretan lengkap dengan
albumnya.
15. Papan Nama Proyek
Papan nama proyek harus dipasang sedemikian rupa sehingga jelas
terbaca dari luar batas daerah kerja dan penempatannya atas
persetujuan Direksi Lapangan.
16. Pagar Proyek
Kontraktor harus membuat pagar sementara untuk keperluan
pengamanan proyek serta tidak menganggu kegiatan/operasional yang
ada sesuai dengan peraturan yang ada. Konstruksi pagar harus dapat
menutup secara pencapaian dan visual, sehingga tidak mengganggu
aktivitas pendidikan yang mungkin masih berlangsung.
17. PPPK
Penyediaan kotak obat lengkap beserta isinya, minimal kapas,
pembalut cepat, perban, plester dan obat-obat antara lain
mercurochrom, revanol, tensoplast atau sejenisnya, obat gosok,
diaform, boorwater, cawan cuci mata, obat tetes mata dan lain-lain
serta gunting kecil yang tajam untuk pertolongan pertama jika
terjadi kecelakaan selama berlangsungya Proyek.
18. Foto copy lichdruk (cetak)
Kontraktor harus menyediakan fasilitas biaya untuk keperluan
fotocopy dan lichdruck (cetak/blueprint) selama berlangsunya
proyek.19. Gangguan Lingkungan
Dengan memperhatikan fungsi lokasi sekitar proyek yang masih
berfungsi sebagai bangunan permukiman dan kantor, maka kontraktor
harus mempersiapkan dan mengatur manajemen proyek agar seminimal
mungkin terjadi gangguan terhadap lingkungan dan tidak mengganggu
fungsi kegiatan lain di sekitar tempat kerja.20. Kondisi jalur
pencapaian yang sempit dan sulit perlu menddapat perhatian utama
dari kontraktor, sehingga aktivitas kendaraan proyek yang ada tidak
menganggu sirkulasi warga di sekitarnya.B. SPESIFIKASI TEKNIK
PEKERJAAN SIPIL
PASAL I : PEKERJAAN TANAH
1. Penjelasan umum
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan penggalian (cut), pengangkutan
ke luar lokasi, penimbunan kembali dan pemadatan tanah untuk
halaman, serta penggalian dan pemadatan lantai dasar atau pondasi
sesuai dengan peil yang telah ditentukan.
2. Ruang lingkup
Penggalian tanah dan pengeluaran dari lokasi untuk persiapan
lahan, penimbunan dan pemadatan lapis perlapis dengan peil sesuai
dengan ketentuan dalam gambar.
3. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan.
Termasuk minimal seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut
:
a. Sesuai dengan SNI 2835-2008 tentang Tata Cara Perhitungan
Harga Satuan Pekerjaan Tanah Untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan
Perumahan
b. Pembongkaran dan pemindahan semua benda yang mungkin akan
menganggu pelaksanaan pekerjaan.
c. Melindungi benda-benda berharga yang dilapangan dan
benda-benda berfaedah lainnya.
d. Penyaluran dan pemeriksaan drainase
e. Penggalian, penimbunan dan pembuangan keluar lokasi f.
Pemadatan
g. Pindahan material-material yang tak berguna dan puing-puing ,
keluar proyek.
h. Menyediakan material-material pengisi yang baik dan memenuhi
syarat, jika diperlukan.
4. Syarat-syarat Umum
Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor harus mengadakan
pemeriksaan/ pengukuran dan pengecekan langsung ke lapangan guna
menentukan dengan pasti kondisi lapangan, bahan-bahan yang kelak
akan dijumpai dan keadaan lapangan sekarang yang nanti mungkin akan
mempengaruhi kelancaran pekerjaan.
5. Pembongkaran dan Pembersihan
a. Seluruh perintang yang berada dalam lapangan harus
disingkirkan, dan dibersihkan dari lapangan, kecuali hal-hal yang
dijelaskan dalam gambar harus dibiarkan tetap. Perlindungan harus
diberikan kepada hal-hal seperti itu. Sumur gali yang ada harus
dilindungi untuk digunakan kemudian.b. Pelaksanaan pekerjaan
pembongkaran tersebut haruslah sedemikian rupa sehingga menjamin
barang-barang berharga yang berada di lapangan tidak akan
rusak.
c. Perbaikan kerusakan pada benda-benda milik kepentingan umum,
negara atau pribadi di dalam atau di luar lapangan pekerjaan
bukanlah tanggung jawab Pemberi Tugas dan semuanya dipikul oleh
Kontraktor.
d. Pemindahan semua material-material akibat pembongkaran
puing-puing dan semua yang merintangi pekerjaan, harus menuruti dan
tunduk pada peraturan-peraturan pemerintah setempat.
e. Seluruh pohon-pohon, semak-semak, rumput-rumput dan
tumbuh-tumbuhan harus dipindahkan seluruhnya dari daerah yang akan
ditimbun, kecuali pohon-pohon yang dinyatakan harus tetap berada
disitu.
6. Perlindungan terhadap Benda-benda Berfaedah
a. Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh mesin-mesin,
pompa-pompa, alat listrik dan barang-barang berharga lainnya harus
dilindungi dari kerusakan dan bila sampai menderita kerusakan
direparasi/diganti oleh kontraktor dari tanggunggan biayanya
sendiri. Bila suatu alat/pekerjaan/pelayanan dinas yang sedang
bekerja ditemui di lapangan dan hal tersebut tidak dijumpai pada
gambar, atau dengan cara lain dapat diketahui oleh Kontraktor dan
ternyata diperlukan perlindungan/pemindahan, Kontraktor harus
bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk
menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak
menganggu. Bila pekerjaan terganggu sebagai akibat pekerjaan
Kontraktor, Kontraktor harus segera mengganti kerugian-kerugian
yang terjadi yang dapat berupa perbaikan dari barang yang rusak
akibat pekerjaan Kontraktor, dan sama sekali bukan tanggung jawab
dari Pemberi tugas.
b. Sarana (utilities) eksisting yang ditemukan di bawah tanah
dan terletak di dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan ke luar
lapangan ke tempat yang disetujui Pemberi Tugas.
7. Pekerjaan Galian Tanah
a. Semua galian tanah harus dilaksanakan sesuai gambar dan
syarat-syarat yang sudah ditentukan.
b. Dasar dari semua galian harus horizontal (waterpass) dan jika
terdapat akar-akar pohon atau bagian-bagian tanah yang gembur, maka
bagian-bagian tersebut harus digali dan disingkirkan. Selanjutnya
lobang-lobang yang terjadi akibat penggalian tersebut diisi kembali
dengan pasir kemudian disiram dan dipadatkan sehingga didapat dasar
galian yang padat dan waterpass.
c. Untuk menjaga kemungkinan tergenangnya air di dalam galian,
baik pada saat penggalian maupun pada saat pekerjaan lainnya
dilakukan, pemborong harus menyediakan pompa air atau lumpur yang
dapat bekerja secara terus menerus sesuai kebutuhan.
d. Kontraktor harus menyediakan pengaman dinding-dinding galian
terhadap bahaya longsor, dengan memasang suatu sistem dinding
penahan tanah atau penunjang-penunjang sementara.
e. Kontraktor harus mengambil tindakan pengamanan terhadap
pondasi/bangunan-bangunan yang lain yang letaknya cukup dengan
lobang galian hingga bangunan-bangunan tersebut dijamin tidak akan
mengalami kerusakan (misalnya : terjadi retak-retak, miring, amblas
dan lain-lain.
f. Adanya kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat kelalaian
Kontraktor adalah tanggung jawab Kontraktor untuk biaya
perbaikannya.
g. Pemeriksaan permukaan tanah dari air, kontraktor diminta
untuk mengawasi hal-hal seperti di bawah ini :
1) Tidak diperkenankan air tergenang didalam/diluar/disekitar
lapangan pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan.
2) Melindungi semua penggalian bebas dari seepage, overflow dan
genangan air, juga oleh sumur-sumur pompa, saluran pembuang dan
hal-hal lain yang mungkin terjadi.
8. Pekerjaan Pembuangan atau Pengangkutan Tanah keluar Lokasi
Pekerjaana. Besarnya volume penggalian dan terbatasnya jangka waktu
pelaksanaan kontraktor harus menggunakan alat-alat berat untuk
proses penggalian, pembuangan dan penimbunan dalam jumlah yang
cukup. Hal ini menuntut kontraktor untuk melakukan majemen proyek
yang baik sehingga dampak pengaruh bagi aktivitas rumah sakit dapat
dibatasi.
b. Sisa tanah galian yang tidak digunakan lagi harus dibuang ke
luar lokasi rumah sakit. Lokasi pembuangan tanah harus dipilih dan
dipersiapkan oleh kontraktor dengan mempertimbangkan aspek gangguan
lingkungannya.
c. Mobilisasi, operasional dan demobilisasi alat-alat berat
(seperti bachoe, buldozer, truk dll.) yang digunakan kontraktor
harus memperhatikan kemampuan dan kapasitas sarana lingkungan
seperti bangunan yang dipertahankan, jalan, pagar, dll. Sehingga
tidak merusak sarana yang telah ada. Semua kerusakan yang terjadi
akibat hal tersebut di atas menjadi tanggungjawab kontraktor untuk
memperbaikinya seperti kondisi dan fungsi semula.
d. Kontraktor harus melakukan pengaturan sirkulasi kendaraan
secara baik dan aman serta tidak mengganggu sirkulasi lingkungan
dan internal tapak. Rencana perubahan atau pengaturan demi
kelancaran pekerjaan harus selalu dikoordinasikan dengan owner dan
konsultas pengawas.
e. Untuk mengurasi dampak debu yang ditimbulkan dalam proses
pengangkutan material, maka semua muatan tanah dalam truk harus
ditutup dengan penutup yang memadai (terpal atau plastik).
f. Pengaruh dan keamanan sirkulasi keluar masuk kendaraan proyek
dari dan ke lokasi harus diatur secara aman.
9. Bahan Pengisi
Bahan pengisi harus cukup baik dan disetujui oleh Perencana
maupun Direksi Lapangan, yang diambil dari daerah lapangan
(setempat) dan bahan yang telah disetujui yang diambil dari daerah
di luar lapangan pekerjaan (didatangkan) dan merupakan bahan yang
kaya dengan tanah berbatu kerikil (granulat soils) dan bersih dari
akar-akar tumbuhan dan humus.
10. Pekerjaan Pengurugan Kembali
a. Seluruh pengurugan harus dibawah Pengawasan Direksi Lapangan,
yang harus menyetujui seluruh bahan pengisi lebih dahulu sebelum
digunakan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pengurugan
tanpa seijin dari Direksi Lapangan.
b. Alat pemadat yang digunakan sesuai dengan jenis tanah maupun
lokasi pemadatan.
c. Urugan pasir dilakukan di daerah :
1) Di bawah semua lantai bangunan sesuai gambar.
2) Di bawah saluran pembuangan, trench kabel/pipa sesuai dengan
gambar.
11. Penyelesaian akhir
a. Seluruh daerah lapangan dari proyek, termasuk penggalian dan
penimbunan, haruslah daerah yang betul-betul seragam dan halus
butiran-butiran butirannya dan bebas dari permukaan yang tak
rata.
b. Seluruh lapisan akhir (finish grade) termasuk lapisan bawah
(sub grade) harus digilas sampai tercapai derajat kepadatan sebesar
90 % dari derajat kepadatan maksimum.
12. Pembersihan
Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat/kualitas
sebagai tanah urugan/urugan kembali atau kelebihan tanah dari yang
diperlukan untuk urugan, juga seluruh sisa-sisa puing-puing
reruntuhan-reruntuhan, sampah-sampah harus disingkirkan dari
lapangan pekerjaan, mengikuti petunjuk Direksi Lapangan dan Pemberi
Tugas. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab
kontraktor.
PASAL II : PEKERJAAN PAPAN BANGUNAN (BOUW PLANK)
1. Sebelum pekerjaan Papan Bangunan dimulai, tanah harus
diratakan dan bersih dari semak-semak dan kotoran-kotoran lain
dalam areal bangunan.
2. Papan Bangunan dipasang pada patok-patok dari Kayu kelas II,
lurus dan kuat tertancap di tahan sehingga tidak bisa digerakkan
atau diubah-ubah.
3. Papan Bangunan dipakai kayu kelas II lurus dan diserut pada
bagian atasnya (satu sisi). Keseluruhan tinggi papan bangunan ini
harus sama.
4. Papan Bangunan harus dipasang sedemikian rupa (jaraknya dari
dinding keluar bangunan karena tempat yang tidak memungkinkan)
dimana as-as dari kolom-kolom bangunan ditandai dengan jelas
sehingga mudah untuk pengecekan
5. Penggunaan theodolit dan waterpas wajib digunakan (bila
dituntut oleh pengawas lapangan) oleh kontraktor pada saat
pemasangan bouwplank.
PASAL III : PEKERJAAN PONDASI
1. Kriteria pondasi plat beton setempat.
a. Sesuai dengan SNI 2836-2008 tentang Tata Cara Perhitungan
Harga Satuan Pekerjaan Pondasi untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan
Perumahan
b. Pondasi utama kolom utama terdiri dari pondasi plat beton
setempat dengan mutu beton K-225
c. Baja tulangan yang digunakan sesuai spesifikasi ini dan
gambar
d. Tanah dasar pondasi harus didapatkan sampai mencapai 90 %
dari kepadatan maksimum menurut standar AASHTA T 180 74 atau ASTM d
1557 70
e. Bahan Bekisting : Kayu, Logam, multiplex atau pasangan
bata.
2. Pelaksanaan Pondasi Setempat
a. Penggalian harus dilakukan terlebih dahulu sampai elevasi
tanah yang ditentukan/ditunjuk sesuai dengan gambar, tanah dasar
galian kemudian dipadatkan.
b. Setelah tanah dasar siap, maka dilakukan pengurugan pasir
setebal 10 cm dan selanjutnya dibuat lantai kerja dengan beton
tumbuk 1 : 3 : 5.
c. Setelah lantai kerja dipasang dengan tebal 5 cm dengan
persetujuan direksi dan Konsultan pengawas. Selanjutnya
dipasang/disetel besi tulangan sesuai gambar dengan dipasang beton
docking setebal 5 cm. d. Setelah itu segera pengecoran pondasi
dilaksanakan dalam keadaan kering atau aman dari basahnya air, jika
terdapat air di dalamnya harus di pompa keluar (dewatering).
Pemborong harus menyediakan pompa air yang siap pakai dalam jumlah
yang cukup. Dewatering harus terus dilakukan selama pengecoran
sampai 5 jam setelah selesai pengecoran.
e. Mutu beton untuk pondasi adalah K-225.
PASAL IV : BEKISTING DAN LANTAI KERJA
1. Sesuai dengan SNI 7395-2008 tentang Tata Cara Perhitungan
Harga Satuan Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding untuk Konstruksi
Bagunan Gedung dan Perumahan
2. Semua bagian-bagian konstruksi beton bertulang yang langsung
diatas tanah harus duduk diatas lantai kerja, yang merupakan
lapisan setebal 5 cm dari adukan beton dengan campuran 1 pc : 3ps :
5 kr.
3. Pengadukan dari campuran untuk lantai kerja tersebut harus
menggunakan mesin pengaduk beton.
4. Pembuatan bekisting secara umum harus memenuhi syarat-syarat
pada SKSNI 1989 mengenai Konstruksi Beton.
5. Syarat tambahan untuk pembuatan bekisting :
a. Sebelum pengecoran dilakukan, bekisting harus dikontrol,
yaitu supaya poer/sloof setelah beton mengeras tidak melendut ke
bawah.
b. Dudukan dari penunjang harus diperiksa, apakah sudah cukup
padat/stabil untuk menahan beban-beban tambahan waktu cor beton
dilakukan.
c. Pelepasan bagian atau seluruhnya dari bekisting dan
penunjang-penunjangnya harus ada persetujuan dari Direksi
Lapangan.
PASAL V : PEKERJAAN BETON BERTULANG
1. Sesuai dengan SNI 7394-2008 tentang Tata Cara Perhitungan
Harga Satuan Pekerjaan Beton untuk Konstruksi Bagunan Gedung dan
Perumahan
2. Seluruh pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat seperti
terperinci beton, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Lapangan dan
disetujui oleh Konsultan Perencana sehubungan dengan keadaan
lapangan.
3. Seluruh pekerjaan beton harus mengikuti bentuk dan
ukuran-ukuran seperti terdapat dalam gambar-gambar rencana
pelaksanaan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Lapangan, dan
disetujui oleh Konsultan Perencana.
4. Mutu beton ditentukan K-225 untuk beton struktur atas dan
struktur bawah.
5. Sebelum pengecoran semua bagian yang akan di cor dibersihkan
dahulu dari kotoran-kotoran, jika besi tulangan berkarat
dibersihkan dan disiram sampai bersih.
PASAL VI : PEKERJAAN SLOOF, KOLOM, BALOK DAN KOLOM PRAKTIS
1. Sesuai dengan SNI 7394-2008 tentang Tata Cara Perhitungan
Harga Satuan Pekerjaan Beton untuk Konstruksi Bagunan Gedung dan
Perumahan2. Seluruh pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat
seperti terperinci beton, kecuali ditentukan lain oleh Direksi
Lapangan dan disetujui oleh Konsultan Perencana sehubungan dengan
keadaan lapangan.
3. Seluruh pekerjaan beton harus mengikuti bentuk dan
ukuran-ukuran seperti terdapat dalam gambar-gambar rencana
pelaksanaan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Lapangan dan
disetujui oleh Konsultan Perencana.
4. Mutu beton ditentukan K-225 untuk beton struktur atas dan
struktur bawah.
5. Sebelum pengecoran semua bagian yang akan dicor dibersihkan
dahulu dari kotoran-kotoran, jika besi tulangan berkarat
dibersihkan dan disiram sampai bersih.
6. Pekerjaan sloof, kolom, balok dan plat dalam pekerjaan ini
meliputi pekerjaan struktur dimana bentuk ukuran-ukurannya sesuai
dengan gambar.
7. Sebelum pengecoran sloof, bagian atas pondasi harus
dibersihkan dari kotoran-kotoran, lumpur dan disiram sampai bersih,
serta disiram dengan air semen.
8. Pengecoran kolom-kolom harus dilakukan bertahap, tiap tahap
dengan tinggi jatuh 150 cm.
9. Kolom praktis (15x15) dipasang setiap luas dinding max. 12 m2
dan dilokasi penempatan kusen.
PASAL VII : PEKERJAAN PASANG BATU.
a. Pekerjaan Pasangan Batu Kali.
a. Lingkup Pekerjaan:
Meliputi semua pekerjaan batu kali seperti tercantum pada gambar
rencana.
b. Referensi :
Seluruh pekerjaan pasangan batu kali harus mengikuti
ketentuan-ketentuan yang berlaku.dan atau sesuai dengan SNI
2836-2008 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
Pondasi untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahanc. Material
:
1) Batu kali
Batu kali yang digunakan adalah batu kali dengan kualitas baik,
ukuran minimum 20-30 cm dan berupa batu pecah (tidak bulat).
2) Adukan
Bahan yang dipergunakan untuk adukan harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
Pasir harus bersih, tajam dan bebas dari tanah liat ataupun
kotoran lain.
Semua PC yang digunakan harus berasal dari satu merk.
Air yang dipergunakan harus bersih, segar, tawar dan bebas dari
benda-benda yang merusak seperti : minyak, asam, basa, zat organik
dan lain-lain.
d. Pemasangan
1) Semua bahan-bahan yang dipakai dan cara pengerjaannya harus
atas persetujuan Direksi Lapangan.
2) Batu kali sebelum dipasang harus dibasahi dengan air dan
bersih dari kotoran.
3) Air yang dipergunakan untuk pekerjaan pasangan harus air
bersih dan air tawar.
4) Pekerjaan pasangan harus emmpunyai ikatan yang baik,
lubang-lubang diantara batu-batu besar harus diisi dengan adukan
dan batu-batu pecahan kecil.
5) Tidak boleh sekali-sekali memukul batu kali dengan martil
besar pada waktu pemasangan.
6) Perbandingan bahan dalam adukan harus 1 pc : 3 ps untuk
pasangan batu kali kedap air, serta 1 pc : 6 ps untuk pasangan
tidak kedap air.
b. Pekerjaan Pasangan Batu Bata.
a. Lingkup Pekerjaan :
Meliputi semua pekerjaan pasangan batu bata seperti tercantum
dalam gambar rencana.
b. Referensi :
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti ketentuan
NI-8.
c. Material :
1) Batu Bata :
Batu bata harus berukuran sama dan mempunyai kualitas kelas 1,
harus terbakar matang dan tidak retak/pecah.
2) Adukan :
Adukan terdiri dari bahan-bahan yang memenuhi syarat sebagai
berikut :
Pasir harus bersih, tajam, bebas dari tanah liat ataupun
kotoran-kotorannya.
Semua PC yang dipergunakan harus berasal dari satu merk.
Air yang dipakai harus bersih, segar, tawar dan bebas dari
benda-benda asing yang merusak.
Campuran bahan spesi 1 pc : 3 psr untuk pasangan dinding kedap
air, serta 1 pc : 6 ps untuk pasangan tidak kedap aird. Pemasangan
:
1) Bata sebelum dipasang harus dibasahi terlebih dahulu dan
dibersihkan dari kotoran dengan cara merendam dalam air hingga
buihnya habis.
2) Bahan-bahan perekat sebelum diaduk harus diayak dengan ayakan
kawat kasa dengan ukuran renggang 0,5 cm dan diletakkan dengan
sudut paling kecil 50 0(lima puluh derajat) terhadap bidang
horizontal.
3) Pekerjaan dapat dimulai hanya bila aligment horizontal atau
vertikal dari pondasi mempunyai kesalahan tidak lebih dari 2,5 cm
bila dijumlahkan. Bila lebih, cara memperbaiki permukaan pondasi
harus diajukan untuk mendapatkan persetujuan Perencana/Direksi
Lapangan.
4) Tiap unit batu bata harus diletakkan secara benar, rata air,
utuh, dan tertib.
5) Tiap unit harus dipotong dengan tepat dan rapi, bila
digunakan lubang untuk saluransaluran plumbing, elektrikal dan
lain-lain lubang ini nantinya harus ditutup dengan rapi.
6) Pada daerah pengecoran adukan pasangan batu bata harus
disusun berselang-seling ke atas hingga tidak membentuk satu garis
vertikal.
PASAL VIII : BAHAN UMUM SEMENc. Penjelasan Umum
Semua semen harus semen portland yang disesuaikan dengan
persyaratan dalam SNI 15-2049-2004 tentang Portland Cement atau
ASTM 150 Type 1 atau standar Inggris B.S 1,2 dan diusahakan agar
satu merk saja yang digunakan untuk seluruh pekerjaan beton.
d. Pemeriksaan dan Pengujian
a. Contoh pemeriksaan dan pengujian dari semua semen harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dan contoh pemeriksaan dan pengujian
demikian harus sesuai dengan SNI 15-2049-2004 atau ASTM 150 atau
sebagaimana ditentukan oleh Direksi Lapangan. Kontraktor harus
memberitahukan kepada Direksi Lapangan kapan dan dimana semen itu
dihasilkan dan Direksi Lapangan senantiasa berhak untuk memeriksa
bahan-bahan, hasil pemeriksaan analisa oleh Laboratorium dan
pemeriksaan yang diadakan di tempat penimbunan semen dan mengambil
contoh-contoh dari semen untuk pemeriksaan. Kontraktor harus
bersedia untuk memberikan bantuan yang diperlukan bagi Direksi
Lapangan untuk mengambil contoh.
b. Perencana/Direksi Lapangan dapat memeriksa semen yang
disimpan dalam gudang setiap waktu sebelum digunakan. Semen yang
tidka dapat diterima oleh pemeriksa harus tidak dipergunakan atau
diafkir. Jika semen yang dinyatakan tidak memuskan dan telah
dipergunakan untuk beton, spesi atau spesi injeksi, maka spesi atau
spesi injeksi demikian harus diperintahkan untuk dibuang dan
diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban
Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan semua semen dan beton yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan tanpa pembebanan biaya pada Pemberi
Tugas. Semen dapat diafkir atas kebijaksanaan Perencana/Direksi
Lapangan apabila tidak sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan.
Semen dapat diterima berdasarkan hasil penyelidikan selama 7
(tujuh) hari, disertai riwayat kualitas dari penghasil semen selama
12 bulan yang terakhir atau hasil penyelidikan selama 28 hari pada
daftar penyelidikan biasa.
e. Tempat Penyimpanan
a. Kontraktor harus menyediakan tempat penyinmpanan yang sesuai
untuk semen pada tempat-tempat yang baik, untuk memudahkan pada
pekerjaan dan semen tiap saat harus dengan cermat terlindung
terhadap kelembaban dan angin.
b. Gudang-gudang semen harus tahan terhadap iklim, harus
berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal 30 cm dari tanah, harus
cukup untuk memuat semen dalam jumlah cukup besar untuk mencegah
kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan dan harus mempunyai ruang
lantai yang cukup untuk menyimpan tiap muatan truk semen secara
terpisah-pisah dan memberi jalan yang mudah untuk mengambil contoh,
menghitung zak-zak dan memindahkannya. Hendaknya semen dalam zak
jangan ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.
c. Untuk mencegah semen dalam zak disimpan terlalu lama sesudah
penerimaan. Kontraktor hendaknya mempergunakannya menurut
kronologis yang diterima di lapangan. Semua zak kosong harus
disimpan dengan rapi atau diberi tanda yang telah disetujui doleh
Perencana/Direksi Lapangan.
d. Untuk semen yang diragukanmutunya dan terjadi kerusakan
akibat salah penyimpanan dan dianggap sudah rusak/membantu dapat
ditolak pemakaiannya tanpa melalui pengetesan lagi. Bahan yang
tidak dipakai harus dibunag dari lapangan dalam waktu paling lambat
2 x 24 jam.
e. Kontraktor harus mengambil pengelola gudang yang cakap, yang
mengawasi gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang
cocok dari penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya. Tindasan dari
catatan-catatan harus disediakan untuk direksi lapangan bila
dikehendaki yaitu jumlah dari semen yang dipergunakan selama hari
itu ditiap bagian pekerjaan.
f. Pengukuran dan Pembayaran
Harga-harga satua yang ditawarkan Biil Of Quantity untuk jenis
pekerjaan yang perlu , dimana juga termasuk semen harus menurut
harga pembelian dari pengangkutan, pembingkaran, penyimpanan dan
penempatan pada tempat-tempat dari pemakaian terakhir untuk beton,
spesi pasangan siaran atau jenis pekerjaan.
PASAL IX : BAHAN UMUM PASIR, BATU DAN AGREGATg. Agregat dan
Bahan-bahan Bangunan Pasangan / Plesteran Umum
a. Lingkup Pekerjaan :
Semua bahan pasir, kerikil dan bahan-bahan bangunan pasangan /
plesteran dinding yang dipakai untuk semua bangunan dan pekerjaan
yang akan dilaksanakan termasuk dalam dokumen kontrak, dan untuk
semua tujuan yang bersangkutan dan yang mungkin dikehendaki oleh
Direksi Pelaksana harus sesuai dengan berkas permintaan yang
diajukan dan berlaku sebelumnya, kecuali ada perjanjian permintaan
yang dirubah sendiri oleh Direksi Pelaksana untuk jenis pekerjaan
tertentu.
b. Penjelasan Umum :
Semua agregat yang terdiri dari bahan pasir, kerikil, batu dan
bahan-bahan bangunan untuk plesteran yang akan digunakan sesuai
dengan SNI 03-3984-1995 tentang Spesifikasi Agregat Ringan untuk
Beton Isolasi, SNI 03-6820-2002 tentang Spesifikasi Agregat Halus
untuk Pekerjaan Adukan dan Plesteran dengan Bahan Dasar Semen dan
Dokumen Kontrak untuk semua tujuan yang dikehendaki oleh Direksi
Lapangan.
c. Pengangkutan Dan Penyimpanan :
1) Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan
menimbun semua pasir, kerikil dan bahan plesteran dan pasangan
sebagaimana diminta untuk melaksanakan pekerjaan bangunan yang
terperinci di sini, dengan mendapatkan persetujuan dari Pengawas /
Direksi Lapangan.
2) Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan.
3) Kontraktor harus membersihkan dan memperbaiki saluran buangan
dan semua tempat untuk penimbunan dan harus mengatur semua
pekerjaan penimbunan bahan-bahan tersebut, agar sesedikit mungkin
bahan yang tercampur tanah atau bahan lain pada waktu banjir maupun
air rembesan.
4) Kontraktor harus menanggung sendiri segala biaya untuk
pengolahan kembali pasir, kerikil maupun bahan pasangan batu yang
terpisah atau kotor karena penimbunan yang tidak sempurna.
5) Kontraktor harus mengatur semua pekerjaan penimbunan sehingga
ketinggian penimbunan tidak lebih dari 1,25 m. Semua bahan timbunan
itu tidak boleh dipindahkan dari timbunan, kecuali oleh truk untuk
menempatkan lapisan-lapisan berikutnya.
6) Kontraktor harus menyediakan alat0alat yang efektif untuk
mencegah pecahnya batu yang disebabkan oleh truk-truk yang melalui
timbunan.
h. Pasir
a. Di dalam spesifikasi ini dipakai bermacam-macam jenis pasir
untuk pekerjaan bangunan yang ditetapkan sebagai berikut :
1) Pasir Buatan : pasir yang dihasilkan oleh mesin pemecah
batu.
2) Pasir Alam : pasir yang disediakan oleh Kontraktor yang
berasal dari sungai atau pasir alam yang didapat atas persetujuan
Direksi Lapangan.
3) Pasir Paduan : paduan pasir dari buatan dan pasir alam dengan
perbandingan campuran tertentu sehingga didapat gradasi (susunan
butiran) yang terperinci seperti dalam ayat 3.
b. Semua pasir alam yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembangunan
harus disediakan oleh Kontraktor dan dapat diperoleh dari Sungai
atau dari tempat lain sumber alam yang disetujui. Jika pasir alam
didapat dari sumber-sumber yang tidak dimiliki atau tidak dikuasai
oleh Kontraktor, maka Kontraktor harus mengadakan persetujuan yang
perlu dengan pemiliknya dan haryus membayar sewa / biaya lain yang
bersangkjutan dengan hal tersebut.
c. Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan
sebagai persetujuan keseluruhan untuk semua bahan yang diambil dari
alam tersebut, dan Kontraktor harus bertanggung jawab untuk
kualitas satu demi satu dari bahan sejenis yang dipakai dalam
pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan
untuk pemeriksaan pendahuluan, contoh yang cukup, seberat 15 kg
dari pasir alam yang disulkan untuk dipakai paling sedikit 14 hari
sebelum diperlukan.
d. Timbunan pasir alam harus dibersihkan oleh Kontraktor dari
semua tumbuh-tumbuhan dan dari bahan-bahan lain yang tidak
dikehendaki dan segala macam tanah yang dapat dipakai. Bahannya
harus diayak dan dicuci sebagaimana diperlukan untuk menghasilkan
pasir alam sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan
disini.
e. Kebersihan dan kualitas
Pasir harus bersih dan bebas dari lumpur atau tanah liat, dan
hal-hal yang dapat merusak substansi yang merugikan beratnya tidak
boleh lebih dari 5 %.
f. Gradasi untuk beton
Semua pasir yang akan dipakai untuk produksi beton dalam
spesifikasi ini harus pasir alam dan bila terpaksa dikehendaki
harus campuran dalam proporsi perbandingan yang tepat antara pasir
buatan dan pasir alam. Pasir harus mempunyai Modulus kehalusan
butir antara 2 sampai 3,2 atau jika diselidiki dengan saringan
standar, sesuai dengan standar Indonesia untuk beton PBI 1971 pasal
3.5 dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
g. Pengukuran dan pembayaran
Harga satuan yang ditawarkan dalam Bill of Quantity untuk jenis
pekerjaan dimana pasir, kerikil, batu pasangan batu kosong maka
harga tersebut meliputi harga pembelian, pengolahan (processing),
pengangkutan, penimbunan/penyimpanan, menyaring dan mencuci kembali
bila dikehendaki, dan menempatkan pada tempat-tempat dan
pemakaian-pemakaian terakhir. Semua biaya untuk menyediakan pasir,
kerikil dan bahan-bahan pasangan harus dimaksukkan dalam harga
satuan, yang diajukan dalam daftar penawaran untuk jenis-jenis
pekerjaan yang dikehendaki, dimana bahan-bahan itu digunakan.
i. Agregat Kasar
a. Agregrat kasar harus didapat dari sumber yang telah
disetujui, yang terdiri dari batu pecah atau bahanj pengisi bahan
atau kombinasinya.
b. Kebersihan dan Mutu :
Agregrat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang
halus dan mudah pecah, tipis atau panjang-panjang serta bersih dari
alkali dan bahan-bahan organis atau dari substannsi yang merusak
dalam jumlah yang merugikan. Besarnya prosentase dari semua
substansi ynag tidak boleh mencapai 3 % dalam beratnya. Agregrat
kasar harus berbentuk baik, keras, padat, awet dan tidak
berpori-pori.
c. Gradasi
Agregrat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada
dalam batas-batas sebagaimana terperinci untuk pekerjaan-pekerjaan
khusus. Agregrat kasar harus mempunyai modulus kehalusan butir
antara 6 sampai 7,5 atau bila diselidiki dengan saringan standar
harus sesuai dengan standar Indonesia untuk beton SKSNI 1989.
d. Agregrat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika
diperiksa oleh Direksi Lapangan tidak sesuai dengan ketentuan
gradasi, maka Kontraktor harus menyaring kembali atas beban
sendiri, untuk menghasilkan agregrat sampai disetujui Direksi
Lapangan.
SARINGAN NO.PRESENTASE SATUAN TIMBANGAN TERTINGGAI DI
SARINGAN
40 15
86 12
1610 25
3010 30
5015 35
10012 20
PAN3 7
Jika prosentase satuan tertinggal dalam saringan No. 16 adalah
20% (dua puluh persen) atau kurang, batas maksimum untuk prosentase
satuan dalam saringan No. 8 dapat naik sampai 20%.
e. Gradasi untuk Pasangan Batu
Pasir untuk spesi/mortar yang digunakan untuk lapisan batu atau
batu bata, plesteran, pasangan batu atau batu bata harus pasir
alam, bila diselidiki dengan standar harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan berikut:
SARINGAN NO.PRESENTASE SATUAN TIMBANGAN TERTINGGAI DI
SARINGAN
8100
10015 (maksimum)
f. Segala pasir alam dan pasir campuran harus disediakan untuk
penyelidikan Direksi Lapangan untuk ditetapkan apakah pasir yang
dihasilkan sesuai dengan permintaan dalam spesifikasi ini.
Kontraktor harus menyediakan bantuan tersebut tanpa memungut biaya,
buila Direksi Lapangan memutuskan untuk melakukan percobaan.
j. Bahan Pasangan Batu
a. Batu harus didapat dari tempat pengambilan/gunung batu yang
telah disetujui. Batu yang akan dipergunakan adalah batu pecah
berasal dari gunung batu atau batu-batu besar yang bermutu baik,
mempunyai berat jenis minimal 2,4. Kekuatan tekanan tidak boleh
kurang dari 400 kg/cm2 (40 Mpa).
b. Kualitas
a. Untuk dipakai di dalam pekerjaan pasangan, pasangan batu
kosong dan sebagai perkerasan jalan, batu harus keras kekar, berisi
(kompak), awet bebas dari cacat dan celah.
c. Batu untuk pasangan batu kosong (pitching) harus mempunyai
berat antara 10 kg sampai 25 kg sebuah, dan dibelah paling tidak
pada satu sisi.
d. Batu untuk pasangan batu harus dibuat menurut ukuran dan
bentuk sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana
disetujui oleh Perencana/Direksi Lapangan
PASAL X : BAHAN UMUM BETON UMUMk. Lingkup Pekerjaan
Semua beton yang dikehendaki untuk digunakan pada semua bagian
bangunan yang akan dikerjakan dengan spesifikasi ini dan semua
maksud yang berhubungan dan sebagimana diminta oleh Direksi
Lapangan harus terdiri dari bahan-bahan yang terperinci disini dan
harus dicampur dengan perbandingan yang sesuai, dicor dan dituang
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tersebut disini.
l. Bahan
a. Semen portland harus sesuai dengan syarat-syarat dan
ketentuan yang ditetapkan dalam Bahan Umum dan SNI 03-4433-1997
tentang Spesifikasi Beton Siap Pakai.b. Semua besi beton harus
sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang ditetapkan dalam
Bahan Umum.
c. Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton
spesi/mortar dan spesi injeksi dalam spesifikasi ini, disediakan
oleh Kontraktor sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan untuk
pasir dan agregat kasar yang ditetapkan dalam Bahan Umum.
d. Air yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan sebelumnya untuk Bahan
Umum.
m. Spesi Injeksi (Grout)
Semua spesi injeksi yang diperlukan digunakan untuk pengangkutan
mesin-mesin/alat-alat lain dan pekerjaan baja atau sebagai yang
dikehendaki oleh Direksi Lapangan harus disediakan Kontraktor.
Kecuali bila ditentukan lain, semua bahan untuk grout harus seseuai
dengan ketentuan-ketentuan yang terperinci untuk beton. Spesi
injeksi terdiri dari campuran 1pc: 3psr dengan air yang cukup untuk
mendapatkan kekentalan yang tepat.
n. Kelas dan Mutu Beton
Kelas dan mutu beton harus sesuai dengan standar beton Indonesia
NI 2 PBI 1971 menurut tabel berikut ini:
KlasMutu( bk
(kg/cm2)( bm dengan S=46
(kg/cm2)Kategori dari Bangunan (tujuan)Pengawasan terhadap
Kualitas AgregatPengawasan Terhadap Kekuatan Tekan
IB 0----Non strukturalPemerikasaan dengan mataTidak ada
Pengujian
IIB 1----StrukturalPemeriksaan dengan telitiTidak ada
Pengujian
K 125125200StrukturalPengujian dengan mendetail dengan
mengadakan analisaPengujian akan diadakan kontinyu
K 175175250StrukturalPengujian dengan mendetail dengan
mengadakan analisaPengujian akan diadakan kontinyu
K 225225300StrukturalPengujian dengan mendetail dengan
mengadakan analisaPengujian akan diadakan kontinyu
IIIK>125> 125> 300StrukturalPengujian dengan mendetail
dengan mengadakan analisaPengujian akan diadakan kontinyu
( bk adalah sejumlah kekuatan tekan karakteristik yang
ditentukan dari hasil-hasil sejumlah besar percobaan-percobaan
benda-benda uji. Hanya 5% dari hasil percobaan yang diijinkan
berada di bawah harga tersebut.
( bk_adalah harga kekuatan tekan rata-rata. Bilamana tidak
ditentukan lain kekuatan tekan dari beton adalah selalu kekuatan
hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 cm diuji pada umur 28
hari.
Rumus untuk kalkulasi adalah sebagai berikut:
Dimana:
N= Jumlah contoh yang harus diuji minimum 20
( b= Kekuatan tekan beton yang didapat dari masing-masing benda
uji
( bm= (kg/cm2) kekuatan beton rata-rata
S= Standar deviasi (kg/cm2)
Kriteria yang umumnya diterima oleh Bureau of Reclamation USA
untuk menentukan kelas kekuatan ialah persyaratan bahwa 80% dari
hasil pengujian sejumlah benda-benda uji harus lebih besar dari
kelas kekauatan tekan yang ditentukan benda tersebut.
Kelas kekuatan yang ditentukan adalah:
Kelas I
: 160 kg/cm2 dengan benda uji kubus 15 x 15 cm pada umur 28
hari
Kelas II: 200 kg/cm2 dengan benda uji kubus 15 x 15 cm pada umur
28 hari
Kelas III: 225 kg/cm2 dengan benda uji kubus 15 x 15 cm pada
umur 28 hari
o. Komposisi/Campuran Beton
a. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil/batu
pecah, air yang ditentukan sebelumnya. Semuanya dicampur dalam
perbandingan yang tepat dan diubahsebaik-baiknya sampai pada
kekentalan yang baik/tepat.
b. Spesi injeksi (grout) harus terdiri dari semen portland,
pasir, air dan suatu bahan pengisi yang tidak susut yang disetujui
oleh Direksi Lapangan semua dicampur dengan perbandingan yang
sesuai dan kekentalan yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
p. Pengujian dari Konsistensi Beton dan Benda Uji Beton
a. Pengujian dari konsistensi beton dan benda uji beton,
banyaknya air yang dipakai untuk beton mempunyai konsistensi yang
baik dan untuk menyesuaikan variasi kandungan butir atau gradasi
dari agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk (mixer). Penambahan
air untuk mencairkan kembalai beton beku hasil pengadukan yang
terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang adalah tidak
diperkenankan. Konsistensi beton untuk stiap kali pengadukan haus
seragam. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump), untuk
berbagai pekerjaan beton harus sesuai SK SNI T-15-1991-03. Direksi
Lapangan berhak menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal
tersebut dapat dilaksanakan (praktis) dan akan menghasilkan beton
berkualitas lebih tinggi atau alasan penghematan.
b. Kekuatan tekan dari beton ahrus ditetapkan Direksi Lapangan
melalui engujian biasa dengan silender diameter 150 mm dan tinggi
300 mm, apabila digunakan kubus 15 x 15 cm hasil ujinya harus
dikonversikan dengan rumus:
fc = kuat tekan beton yang disyaratkan (Mpa)
fck = kuat tekan beton (Mpa) yang didapat dari pengujian desak
kubus beton dengan sisi 15 cm.
Dibuat dan diuji sesuai dengan SK SNI T-15 1991-03.
Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang baik yang diperlukan
untuk mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan/pengujian. Frekuensi
pemeriksaan akan ditetapkan oleh Direksi Lapangan berdasarkan
tingkat pengecoran struktur untuk mendapatkan kepastian bahwa beton
yang dipasang adalah sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan
perencanaan.
q. Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah
dari masing-masing bahan pembentuk beton. Perlengkapan-perlengkapan
tersebut dan cara pengerjaannya harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi Lapangan.
r. Mengaduk
a. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam
mesin pengaduk beton yaitu Batch Mixer atau Portable Continous
Mixer selama sedikitnya 1,5 menit sesudah semua bahan (kecuali
untuk air dalam jumlah yang penuh) ada dalam mixer. Waktu
pengadukan ditambah apabila mesin pengaduk berkasitas lebih besar
dari 1,5 m3. Direksi Lapangan menambah waktu pengadukan jika
pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil
adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang seragam/merata.
Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke
adukan, kecuali bila dimintakan adanya perubahan dalam komposisi.
Air harus dituang lebih dulu selama pekerjaan mencampur.
Pengaduklan dengan waktu yang terlalu lama sehingga membutuhkan
penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki
tidak diperkenankan.
b. Truk pengaduk (truck mixer) hanya diperkenankan jika tiap
kali penagdukan mempunyai konsistensi dan mutu yang merata dan
sama. Beton yang tertinggal dalam truk pengaduk sekian lama yang
memerlukan tambahan air yang cukup untuk memungkinkan pemasangan
yang memuaskan harus atas tanggungan kontraktor. Jika penagdukan
memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki. Mesin
pengaduk yang disentralisir (batching, mixing plant) harus diatur
sedemikian hingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan mudah
dari stasiun operator. Mesin penagduk tidak boleh dibebani melebihi
dari kapasitas yang telah ditentukan kecuali telah nyata-nyata
diperkenankan. Tiap mesin pengaduk dilengkapi dengan alat mekanis
untuk mengatur waktu dan menghitung jumlah adukan.
s. Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dihitung tidak boleh kurang dari 320
Ctidak lebih dari 450 C. Bila suhu dari beton yang ditaruh berada
antara 270 C dan 320 C, beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk
kemudian langsung dicor pada waktu iklim sedemikian sehingga suhu
dari beton melebihi 320 C, sebagai yang diatur oleh Direksi
Lapangan, Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang efektif,
umpamanya mendinginkan agregat, mencampur air dan mengecor pada
waktu malam hari, bila perlu mempertahankan suhu beton, untuk dicor
pada suhu di bawah 320 C.
t. Rencana Cetakan
Cetakan haruslah sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batas-batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana
pada gambar-gambar atau seperti ditetapkan oleh Direksi Lapangan.
Bahan yang dipakai dan gambar rencana cetakan dimulai, tetapi
persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggungjawab
Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya
perbaikan kerusakan-kerusakan yang mungkin dapat timbul waktu
pemakaian. Sewaktu-waktu Direksi Lapangan dapat mengafkir sesuatu
bagian dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan
Kontraktor harus segera menagmbil bentuk yang diafkir dan
menggantinya atas beban biaya sendiri.
u. Konstruksi Cetakan
a. Cetakan untuk mencetak beton menurut model yang ditentukan
harus digunakan cetakan yang dibuat dari logam atau lembaran
plywood atau papan kayu yang dipres atau dari papan yang dipasah
halus dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan
permukaan yang sempurna.
b. Cetakan harus kuat dan kaku pada tempatnya serta tetap
bentuknya selama pembebanan dan selam berlangsungnya pekerjaan
fibrasi pemadatan beton. Semua cetakan kayu pada permukaan harus
diketam rata/digosok dengan kertas pasir untuk menghilangkan
tanda-tanda bekas dari cetakan. Usaha-usaha yang sesuai dan efektif
harus dikerahkan dalam pekerjaan cetakan untuk menguatkan bagian
pinggir dan ujung, untuk menghindari terbentuknya penggelembungan
sisi-sisi pinggiran tersebut atau kerusakan-kerusakan permukaan
beton yang telah diselesaikan.
c. Semua cetakan yang dibangun harus teguh. Alat-alat yang
sesuai dan cocok untukmembuka cetakan tanpa merusak permukaan dari
beton yang telah dicetak harus tersedia dan digunakan hanya setelah
disetujui oleh Direksi Lapangan. Sebelum beton dicor, permukaan
dari cetakan sebaiknya diminyaki dengan minyak yang biasa
diperdagangkan. Penggunaan minyak untuk cetakan harus berhati-hati
untuk mencegah kontak dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya
daya lekat. Champer Strip harus ditempatkan di sudut dari
cetakan-cetakan untuk menghasilkan tepi-tepi yang melereng pada
permukaan beton yang selalu kelihatan.
d. Sambungan-sambungan cetakan harus rapat sehingga dapat
mencegah kebocoran-kebocoran adukan selama pengecoran.
e. Cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya
sehingga dicegah pengembangan atau lain gerakan selama penuangan
beton. Cetakan dapat disangga selama pengecoran beton pada
pilar-pilar beton, kaki-kai logam (tetal pedestal) atau oleh
cara-cara laian yang disetujui. Penyangga cetakan (perancah) harus
diberi jarak antara yang tepat sehingga tidak akan ada kemungkinan
penurunan cetakan selama pelaksanaan.
f. Khusus unutk pondasi dibuatkan permanen terbuat dari pasangan
batu-bata setengah batu seperti yang terlihat pada gambar.
v. Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja
tulangan beton, pemasangan instalasi-instalasi yang harus ditanam,
penyokong, pengikat dan penyiapan permukaan-permukaan yang
berhubungan dengan pengecoran telah disetujui Direksi Lapangan.
Beton tidak boleh dicor dalam air tanap ijin tertulis dari Direksi
Lapangan dan cara mengecor beton harus menurut persetujuan. Beton
tidak boleh berhubungan dengan air yang mengalir sebelum beton
tersebut cukup keras. Semua permukaan cetakan dan material tertanam
yang dilekati spesi/mortel adukan beton yang lebih dahulu dicor
harus dibersihkan dari adukan-adukan tersebut sebelum pengecoran
dilanjutkan.
b. Sesaat sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat
pengecoran beton (cetakan, lantai kerja) harus bersih dari air yang
menggenang, reruntukan atau bahan lepas, permukaan dengan bahan
yang menyerap pada tempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan
rata sehingga kelembaban (air) dari beton yang baru dicor tidak
akan diserap.
c. Semua bagian beton yang berhubungan dengan tanah sebagai
dasarnya harus diberikan pasir 5 cm dengan adukan 1:3:5 di bawah
konstruksi tersebut. Lantai kerja harus dihamparkan secara merata
(univorm) di atas tanah dasar fondasi dan dibiarkan mengeras selama
sedikitnya 24 jam baru beton sebenarnya dicor.
d. Permukaan-permukaan construction joints harus bersih dan
lembab ketika ditutup dengan beton atau adukan. Pembersihan harus
berupa pembuangan semua kotoran, beton yang mengelupas atau rusak,
bahan-bahan asing yang menutupinya. Permukaan construction joints
harus dibersihkan dengan cara-cara yang disetujui dan kemudian
dicuci seluruhnya dengan penyemprotan air dengan tekanan udara
segera sebelum pengecoran beton baru. Pencucuian harus dilaksanakan
pada kesempatan terakhir dari pengecoran beton. Semua
genangan-genangan air harus dibuang dari permukaan construction
joints sebelum beton baru dicor dan disiram air semen.
e. Semua construction joints atau expension joints (siar muai)
seperti ditunjukkan pada gambar harus dibersihkan seluruhnya dari
kelebihan-kelebihan beton/material lain dengan penggaruk
(scraving), memahat atau cara lain yang disetujui Direksi
Lapangan.
f. Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan
beton harus sedemikian sehingga beton dengan komposisi dan
kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan tanpa
adanya pemisahan antara kerikil dan spesinya, yang menyebabkan
perubahan nilai slumps. Dalam segala hal, beton yang akan dicor
harus melalui jarak yang terendek ketempat terakhir.
g. Beton dicor hanya waktu Direksi Lapangan atau wakilnya yang
ditunjuk serta pengawas Kontraktor yang setaraf ada di tempat
kerja. Setelah permukaan disiapkan, permukaan construction joints
yang akan dicor, harus dilapisi dengan penutup yang terbuat dari
air semen setelah itu ditutup dengan lapisan spasi/matel kira kira
setebal 2 cm dan harus mempunyai perbandingan semen dan pasir
seperti campuran beton yang bersangkutan kecuali ditentukan lain,
demikian juga konsistensinya. Adukan harus dihamparkan merata dan
juga pada permukaan yang tidak teratur.
h. Penyampuran kembali beton yang sudah mengeras tidak
diperkenankan. Dalamsemua hal, beton yang akan dituang/dicor harus
diusahakan agar pengangkutannya ketempat posisi terakhir sependek
mungkin.
i. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang
disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi atau sudut
yang cukup besar atau bertumbuk dengan baja tulangan, baik
diijinkan dan dimana pemisahan yang mungkin terjadi. Kontraktor
harus mempersiapkan drop chutes dan baffles atau alat lain yang
cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
j. Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan (joints),
semua penuangan beton harus selalu kira-kira berlapis-lapis
horizontal dan umumnya tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Direksi
Lapangan mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila
pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi
spesifikasi-spesifikasi ini.
k. Dalam mengecor beton pada daerah terbuka yang luas dan tebal,
Kontraktor harus menjaga agar daerah beton baru yang terbuka
seminimum mungkin, dengan cara pertama-tama menuang beton menurut
lebar yang penuh dan sampai tinggi yan gpenuh pada daerah yang
terbatas pada ujung bangunan dan kemudian melanjutkan tahap
berikutnya dengan cara yang sama sampai seluruh daerah dari
bangunan. Lereng yang terbentuk oleh pinggiran pengecoran yang
tidak dibatasi dengan cetakan (masih akan dilanjutkan) harus dijaga
agar berbentuk lereng yang terjal (securam mungkin) supaya luasnya
tetap minim. Beton disekitar tepi lereng ini tidak boleh digetar
(dengan vibrator) sebelum beton yang berdampingan terhadapnya
dituang, kecuali jika kondisinya sedah mengeras sedemikian sehingga
beton berikutnya tidak sempurna penyatuannya dengan beton yang
lebih dahulu dituang. Setiap tahap penuangan beton harus dipadatkan
betul-betul (dengan vibrator atau alat lain) seluruhnya sebelum
tahap berikutnya dimulai.
l. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan atau waktu
lama berakibat spesi/mortel terpisah dari agregat kasar. Selama
hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada
construction joints dan air semen atau spesi yang hanyut dan
terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan.
Suatu pengecoran yang sudah dimulai pada suatu bagian bangunan,
tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai.
m. Ember-ember/broket beton yang dipakai harus sanggup menuang
dengan tepat slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran
pada waktu penuangan dan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya
0,35 m3 sekali tuang. Ember beton harus mudah untuk
diangkat/dilekatkan dengan alat lainnya dimana diperlukan terutama
bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
n. Keadaan construction joints harus mendekat horizontal jika
tidak ada ketentuan lain dari yang ditunjukkan pada gambar atau
diperintahkan oleh Direksi Lapangan, jika beton dicor menjadi satu
kesatuan (monolithically) di sekitar celah-celah yang mempunyai
dimensi-dimensi vertikal lebih dari 60 cm, beton pada deck, pelat
lantai berbagai lantai, berbagai balok (beams, girders) atau satu
kesatuan suatu bangunan dicor setara dengan pendukungnya.
o. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan yang
mungkin, sehingga bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup
rapat-rapat pada semua permukaan-permukaan dari cetakan dan
material yang dilekatkan.
w. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan
a. Waktu dan cara pembukaan pemindahan cetakan harus seperti
petunjuk dari Direksi Lapangan dan pekerjaan ini harus dikerjakan
dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton
yang masih muda tidak diizinkan untuk dibebani. Segera sesudah
cetakan-cetakan dibuang, permukaan beton harus diperiksa dengan
teliti dan permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera
diperbaiki sampai disetujui Direksi Lapangan.
b. Bagin struktur beton vertikal boleh dibongkar bekistingnya
setelah 7 hari dengan syarat bahwa betonnya sudah cukup keras.
Bagian struktur beton yang disangga dengan penumpu tidak boleh
dibongkar sebelum betonnya mencapai kekuatan yang cukup untuk
menyangga beratnya sendiri dan beban-beban pelaksanaan atau
beban-beban lain yang akan menimpa struktur beton tersebut. Dalam
hal apapun bekisting pada jenis struktur ini tidak boleh dibongkar
sebelum berumur 21 hari, demikian juga bekisting yang dipakai untuk
curing beton tidak boleh dibongkar sebelum beton ditentukan
matang.
x. Perawatan (Curing)
a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti
ditentukan disini. Direksi Lapangan berhak menentukan cara
perawatan bagaimana yang harus digunakan.
b. Beton yang dirawat (cured) dengan air harus tetap basah
paling sedikit 14 hari terus menerus segera sesudah beton cukup
keras untuk mencegah kerusakan, dengan cara penyiraman mekanis,
atau cara-cara yang disetujui yang akan menjaga permukaan selalu
basah. Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi
maksud spesifikasi air untukcampuran beton.
y. Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap
kerusakan-kerusakan sebelum penerimaan oleh Direksi Lapangan.
Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar-sinar
matahari yang langsung paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran.
Perlindungan semacam ini harus dilakukan secepatnya dapat
dilaksanakan sesudah pengecoran beton tanpa cetakan atau sesudah
pembukaan cetakan-cetakan.
z. Penyempurnaan Permukaan Beton
a. Penyempurnaan permukaan-permukaan beton harus dilaksanakan
oleh tukang yang ahli dan disaksikan oleh Direksi Lapangan.
Kontraktor harus membersihkan semua permukaan beton yang terbuka,
dan kerak-kerak dan karat kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi
Lapangan.
b. Permukaan atap yang biasanya datar, harus dibuat miring untuk
drainage. Permukaan yang sempit, misalnya puncak tembok dan
pinggiran trotoir, harus dimiringkan kira-kira 2 mm tiap meter,
lebar permukaan yang lebih luas seperti lantai dan atap, harus
dimiringkan kira-kira 1 mm tiap meter.
aa. Perbaikan Permukaan Beton
a. Pembukaan cetakan ada beton yang tidak terletak sesuai gambar
atau diluar garis atau tidak vertikal atau tidak waterpass dan
ternyata ada permukaan yang rusak, maka hal itu dianggap sebagai
tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus diafkir/dibuang dan
diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri kecualai bila Direksi
Lapangan memberikan ijinnya untuk menambah tempat yang rusak,
dimana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum
dalam pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan adalah
yang terdiri dari sarang kerikil, kerusakan karena cetakan,
lubang-lubang karena kropos, lubang-lubang baut, ketidakrataan
kerena pengaruh sambungan cetakan dan bergeraknya cetakan.
Ketidakrataan dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau
dengan alat lain dan seterusnya digosok dengan batu gerinda. Sarang
kerikil harus dipahat dan dibuang. Lubang-lubang pahatan harus
diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian hingga pengisian
akan terikat (terkunci) di tempatnya. Semua lubang harus terus
menerus dibasahi selam 24 jam sebelum dicor dan seterusnya
disempurnakan.
c. Cacat lubang baut angker dan tempat cungkilan dari sarang
kerikil, diisi denga spesi/mortel tambalan yang kering. Spesi
penambal harus dikerjakan dengan lapisan-lapisan yang tipis dan
selalu dipadatkan dengan alat yang tepat. Ketelitian diharapkan
pada pengisian baut-baut angker dan lubang-lubang pipa hingga
seluruhnya dapat diisi penuh dengan spesi yang padat.
ab. Penyekat-penyekat
a. Penyekat-penyekat air (water stops) dari karet atau polyvnyl
harus ditempatkan pada sambungan-sambungan struktur bangunan
terutama pada pengecoran (karena adanya delatasi) dan batas anatra
lantai dan dinding basement. Kontraktor harus menyiapkan semua
penyekat air, termasuk lem karet, rubber semen, pasak, mur dan
bahan penyambung lainnya. Kontraktor harus membuat semua sambungan,
penyatuan, dan lengkungan (joints and bends), pasak untuk penyekat
air, pertemuan perpotongan-perpotongan yang dibuat secara khusu
sesuai dengan gambar-gambar atau seperti ditunjukkan oleh Direksi
Lapangan. Semua penyatuan sambungan harus diletakkan sesuai dengan
petunjuk pabrik pembuat dan penggunaan material yang disyahkan oleh
pabrik dan harus dibentuk sedemikian hingga menghasilkan sambungan
yang kuat dan kedap air. Penyekat air dengan lebar 23 cm haruslah
penyekat air karet alam tiga gelembung (three bulb natural water
stop), dengan tebal minimum 0,95 cm seperti yang dihasilkan oleh
Cates Rubber Company, Denver, Colorado, USA atau penyekat air
terbuat dari PVC Lucky Water Stop type LW 9.
b. Kontraktor harus melaksanakan pemeliharaan yang cocok untuk
menunjang dan melindungi penyekat air selama pekerjaan
berlangsung.
ac. Additive
Penggunaan additive untuk campuran beton boleh dilakukan jika
sudah disertai percobaan laboratorium guna mendapatkan hasil yang
baik. Jenis additive digunakan POZZOLITH 300 R atau yang setaraf.
Dalam segala hal bahan additive harus memnuhi persyratan ASTM atau
JIS.
ad. Pengukuran dan pembayaran
Semua beton dan spesi injeksi yang diminta untuk pekerjaan dalam
spesifikasi-spesifikasi ini harus tercakup dalam harga satuan yang
ditawarkan. Dalam Bill of Quantities untuk bagian-bagian yang
sesuai dimana beton dan spesi injeksi dipergunakan. Harga satuan
yang ditawarkan untuk pekerjaan semacam itu kerikil/batu pecah,
bahan penambah (admixture), non shrink compound, cetakan-cetakan
minyak, cetakan pengolaan, pemerliharaan temperature, pengangkutan,
persiapan untuk pengecoran, pembukaan cetakan-cetakan, perawatan
(curing) perlindungan, penyempurnaan dan perbaikan permukaan beton
serta semua pekerjaan-pekerjaan lainnya, sesuai
persyaratan-persyaratan dan keperluan-keperluan yang termaktub
disini.
PASAL XI : BAJA TULANGAN BETON
ae. Bahan (Material) dan Ukuran Batang
Semua baja tulangan beton harus baru dengan mutu baja U24 untuk
tulangan plat lantai dan U39 Ulir (BJTD 40) untuk tulangan balok,
kolom dan pondasi dengan ( > 12 mm sedangkan untuk ( < 12 mm
dipergunakan U24 polos (BJTP 24), ukuran sesuai standar Indonesia
untuk Beton SNI 07-2052-2002 tentang Baja Tulangan Beton atau ASTM
Designation A.15 dan harus disetujui Direksi Lapangan. Kontraktor
dapat diminta untuk memberikan surat keterangan tentang pengujian
oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan untuk
disetujui oleh Direksi Lapangan. Diameter baja tulangan beton harus
sesuai dengan gambar, bila kemungkinan karena keadaan lapangan
harus diadakan penggantian/penyesuaian diameter harus terlebih
dahulu disetujui oleh Konsultan Perencana dan Direksi Lapangan.
af. Tulangan
Khusus untuk tulangan beton struktur plat/lantai atap harus
menggunakan tulangan jaring besi dengan ukuran/diameter yang sesuai
dengan kebutuhan yang disyaratkan dalam perhitunmgan dan disetujui
oleh Konsultan Perencana dan Direksi Lapangan.
ag. Pembongkaran/pembentukan dan Pembersihan
Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari
serpihan, karat, minyak, dan pelapisan yang akan merusak atau
mengurangi daya rekatnya. Baja tulangan beton harus
dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan
ukuran-ukuran yang tertera pada gambar konstruksi yang diberikan
Kontraktor. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau
dibengkokkan kembali dengan cara yang dapat merusak bahannya. Baja
tulangan dengan bengkokan yang tidak ditunjukkan dalam gambar tidak
boleh dipakai. Semua batang harus dibengkokkan dalam keadaan
dingin, pemasangan dari besi beton hanya dapat diperkenankan bila
seluruh cara-cara pengerjaan disetujui oleh Direksi Lapangan.
ah. Pemasangan
a. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan
gambar/perhitungan dan dipastikan tidak terjadi pergeseran dengan
pemakaian kawat pengikat tulangan beton atau alat klem yang sesuai
pada perpotongan/pertemuan tulangan. Rangka tulangan harus didukung
oleh ganjal blok beton, perenggang (specer) atau logam gantungan
(metal hangers) sebagaimana dibutuhkan. Dalam segala hal untuk besi
beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat,
sehingga tidak akan ada bagian yang turun.
b. Jarak terkecil antara batang yang pararel tidak boleh kurang
dari diameter pengenal batang terbesar dan tidak boleh kurang dari
4/3 kali ukuran terbesar agregat kasar.
c. Pada permukaan dari pondasi pelat, dinding penahan tanah dan
lain bagian-bagian struktural yang prinsip dimana beton dituang
langsung pada tanah, tulangan harus diselubungi dengan beton (semut
beton) setebal paling sedikit 5 cm.
PASAL XII : AIR UNTUK BETON
ai. Mutu air dapat diuji sesuai dengan SNI 03-6817-2002 tentang
Metode Pengujian Mutu Air untuk digunakan dalam Beton
aj. Air yang dipakai untuk semua beton, spesi/mortel dan spesi
injeksi harus bebas dari lumpur, minyak, asam dan bahan organik
basa, garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
Air tersebut harus diuji oleh Direksi Lapangan untuk menetapkan
sesuai tidaknya dengan ketentuan ini.
ak. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, dianjurkan
untuk mengirimkan contoh air itu ke lembaga Pemeriksaan Bahan yang
diakui, diselidiki sampai seberapa jauh air itu mengandung zat yang
dapat merusak beton/tulangan.
al. Apabila pemeriksaan contoh air tersebut diatas tidak dapat
dilakukan, maka dalam hal adanya keraguan mengenai air harus
diadakan percobaan perbandingan antara kekuatan tekan mortel
semen+pasir dengan memakai air itu dibandingkan dengan air suling.
Air tersebut dapat dipakai apabila kekuatan tekan mortel dengan
memakai air tersebut pada umur 7 dan 21 hari paling sedikit 90%
dari kekuatan mortel dengan memakai air suling pada umur yang
sama.
PASAL XIII : PEKERJAAN FINISHING BETON
am. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah pekerjaan waterproofing untuk
atap, reservoir, basement dan yang ditunjukkan dalam ambar
rencana.
an. Referensi
Semua pekerjaan ini harus mengikuti semua petunjuk dari pabrik
yang bersangkutan.
ao. Material
Menggunakan lapisan waterproofing dari SEALCOTE produksi ACUM
atau yang setara dan mempunyai sertifikat ex Eropa.
PASAL XIV : PEKERJAAN BAJA RINGAN STRUKTUR RANGKA ATAP
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dari semua bahan tenaga,
peralatan, perlengkapan serta pemasangan dari semua pekerjaan baja
yang bersifat struktural.
ap. Syarat-syarat Umum
a. Semua material Kontraktor baja ringan yang digunakan harus
memenuhi persyaratan Peraturan Baja dan dengan hasil tes ASTM A
36-70a, dengan T baja St 37, atau dengan peraturan lain yang
tekait.b. Kontraktor dapat meminta untuk memberikan Surat
Keterangan tentang pengujian dan sertifikasi untuk konstruksi baja
ringan yang digunakan.
c. Perhitungan sistem, bentuk dan ukuran dan dimensi struktur
harus dilakukan menggunakan software dari produk baja ringan yang
digunakan, dan secara resmi dikeluarkan oleh produsen dan
distributornya dengan mendapat persetujuan dari pengawas dan
Direksi Lapangan. Pengawas dan direksi lapangan harus mendapatkan
hasil dari analisis struktur ini sebelum proses pemesanan
dilakukan.d. Bentuk dan dimensi batang kuda-kuda, gording, usuk,
ikatan dll. harus ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan kekuatan
struktur melalui software olrh produser.
e. Dimensi usuk atau reng harus memperhatyikan ukuran dan jenis
penutup atap yang akan digunakan dengan persetujuan
Pengawas/Direksi Lapangan.
f. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan secara fabrikasi, dan
kemudian baru dirakit dengan gording, usuk, dll di lokasi.
g. Jumlah dan dimensi batang-batang baja ringan di lapangan
harus sesuai dengan spesifikasi gambar dan tabel dimensi yang telah
disetujui Pengawas dan direksi Lapangan.h. Kontraktor dan produsen
rangka atap baja ringan harus bertanggungjawab dan memberikan
garansi mengenai kekuatan struktur serta daya tahannya terhadap
karat.
i. Kontraktor harus memperhitungkan segala komponen penyambung
yaitu plat besi, mur/baut, paku seng dan bahan lain untuk
pengikat/penyambung sesuai dengan gambar konstruksi.
j. Kontraktor harus memeperhitungkan segala biaya pengangkutan
dari sumber konstruksi baja sampai di lokasi pekerjaan.
k. Kontraktor bertanggungjawab terhadap keamanan/kerusakan
barang tersebut sampai ke tempat tujuan. Segala kehilangan,
kerusakan, adakn menjadi resiko Kontraktor.
l. Pekerjaan baja harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan
yang tertera dalam gambar lengkap dengan penyangganya, alat untuk
memasang dan menyambungnya, pelat-pelat siku dan sebagainya.
m. Pengerjaan harus bertaraf satu, semua pekerjaan ini harus
diselesaikan bebas dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.
n. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan
dipasang dengan hati-hati untuk menghasilkan tampak yang rapi.
Semua perlengkapan atau barang-barang/Pekerjaan laian yang perlu
demi kesempurnaan pemasangan, walaupun tidak secara khusus
diperlihatkan dalam gambar atau dipersyaratkan disini, harus
diadakan/disediakan, kecuali jika diperlihatkan atau dipersyaratkan
lain.
o. Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya
ditempat pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja untuk
memasang Pekerjaan pada tempatnya, terutama pada bagian-bagian yang
terhalang oleh benda lain.
p. Setiap bagian Pekerjaan yang buruk dan tidak memenuhi
ketentuan yang ada akan ditolak dan harus diganti. Pekerjaan yang
selesai harus bebas dari puntiran-puntiran, bengkokan dan sambungan
yang menganga.
q. Konstruksi baja yang telah dikerjakan harus segera dilindungi
terhadap pengaruh-pengaruh udara, hujan dan lain-lain dengan cara
yang memenuhi syarat harus dikerjakan di pabrik.
r. Sebelum bagian dari konstruksi dipasang dimana semua bagian
yang perlu sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari tahi
besi, maka bagian-bagian itu harus diperiksa dalam keadaan tidak
dicat.
aq. Bahan-bahan
a. Bahan-bahan yang dipakai untuk Pekerjaan baja harus diperoleh
dari produsen rangka atap baja ringan yang dikenal dan disetujui
dan yang tidak ada karatnya, bagian-bagian dan lembaran-lembaran
tidak bengkok atau cacat. Potongan-potongan (profil) yang tepat,
bentuk, tebal, ukuran, berat dan detail-detail konstruksi yang
ditunjukkan pada gambar harus disediakan.
b. Bahan baja ini kecuali ditunjukkan atau dipersyaratkan lain
harus sesuai dengan PUBB-1956.
ar. Penyambungan dan Pemasangan
a. Baut-baut dan mur harus bermutu tinggi untuk keperluan
bangunan. Ukuran-ukurannya harus sesuai dengan yang tertera dalam
gambar. Baut yang digunakan dari jenis yang sudah ditetapkan sesui
standard produsen yang telah bersertifikat.b. Pemasangan di tempat
pembangunan.
1) Kontraktor berkewajiban menjaga keadaan yang ada di lapangan.
Agar tumpukan barang-barang yang telah diserahkan kepadanya tetap
baik keadaannya dan jika perlu untuk menyokong bagian-bagian
konstruksi yang harus diangkut, diberi kayu penutup.
2) Bilamana menurut pertimbangan Pengawas Lapangan dianggap
terlalu lama waktunya antara waktu mengangkut bagian-bagian yang
tertumpuk dengan waktu pemasangan, maka harus dijaga dengan cara
yang tepat supaya jangan rusak karena perubahan udara.
3) Baut-baut, paku keling dan sebagainya, harus disimpang dalam
los tertutup.
c. Memotong dan menyelesaikan pinggiran bekas irisan, gilingan,
masakan dan lain-lain:
1) Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan
bersih, tidak diperbolehkan bekas jalur, beram-beram, dan
lainnya.
2) Bila bekas potongan/pembakaran dengan mesin diperoleh
pinggiran bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang
sekurang-kurangnya selebar 2,5 mm, kecuali kalau keadaannya sebelum
dibuang setebal 2,5 mm sudah tidak nampak lagi jalur-jalur.
3) Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi tidak perlu
membuang bekas-bekas potongan.
d. Menembus, mengebor, dan meluaskan lobang:
1) Pada keadaan akhir diameter lebar untuk baut yang dibubut
dengan tepat dan sebuah baut hitam yang tepat boleh berbeda
masing-masing sebanyak 0,1 mm dan 0,4 mm daripada diameter batang
baut-baut itu.
2) Semua lubang-lubang harus dibor
3) Untuk lubang-lubang bagian dalam konstruksi yang disambung
dan yang harus dijadikan satu dengan alat penyambung, dibor
sekaligus sampai diameter sepenuhnya dan apabila ternyata tidak
sesuai, maka perubahan-perubahan lubang tersebut dibor atau
diluaskan dan penyimpangannya tidak boleh melebihi 0,5 mm.
4) Semua lobang-lobang harus benar-benar bulat berdiri siku-siku
pada bidang-bidang dan bagian-bagian konstruksi yang akan
disambung
5) Semua lobang sebelum pemasangan harus diberam. Memberam tidak
boleh dilakukan dengan mempergunakan besi-besi penggarut..
e. Mur dan Baut
1) Baut yang dipergunakan untuk konstruksi harus mempunyai
ukuran yang sesuai dengan yang tercantum dalam spesifikasi rangka
baja atap ringan.2) Kekuatan bahan baut minimal harus sama dengan
kekuatan baja profil dan pelat simpul,3) Pemasangan mur atau baut
harus benar-benar kokoh serta mempunyai kekokohan yang merata
antara satu dengan yang lainnya.
PASAL XV : PEKERJAAN CAT BESI
as. Cat besi dipakai untuk bagian-bagian bangunan yaitu pada
bagian-bagian yang terbuat dari besi (kecuali telah dilindungi
dengan bahan anti karat), sesuai yang disebutkan/tertera dalam
gambar rencana.
at. Sebelum pengecatan, maka komponen-komponen dari besi yang
akan di cat harus dibersihkan dan dimeni dahulu dengan meni jenis
alkyd Primer dari Patana atau yang setara atas persetujuan
Perencana/Direksi Lapangan.
au. Hasil akhir dari pekerjaan pengecatan besi, harus
benar-benar rapi, tidak bergelombang, rata dan tidak ada
cacat-cacat. Apabila diketahui pekerjaan tidak mencapai sebagaimana
yang disebutkan dalam buku spesifikasi teknik, maka Kontraktor
berkewajiban mengganti dan mengulangi pekerjaan tersebut, sampai
dinyatakan oleh Perencana/Direksi Lapangan diterima baik.
PASAL XVI : PEKERJAAN HALAMAN
av. Penjelasan
Pekerjaan pembuatan dan perbaikan halaman yang rusak akibat
pelaksanaan pekerjaan, dimana Kontraktor menerima keadaan level
tanah sesuai dengan keadaan lapangan, serta pekerjaan Kansteen
sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
aw. Ruang Lingkup
Pekerjaan ini meliputi Pekerjaan penggalian/pengurugan,
pembuatan badan jalan, pemadatan dan finishing dengan
Hotmix/Interblock untuk jalan dan parkir dan pembuatan kanstin,
sesuai gambar rencana atau yang ditunjukkan oleh Perencana/Direksi
Lapangan.
a. Pekerjaan Halaman.
1) Material:
Sirtu
Pasir extra beton
Interblock (8 cm untuk parkir, 6 cm untuk pavement)
2) Pelaksanaan.
Umum:
Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan meneliti kondisi
lapangan atau sesuai petunjuk Perencana/Direksi Lapangan.
Seluruhmaterial yang masuk ke dalam site dan material yang akan
digunakan harus atas persetujuan Perencana/Direksi Lapangan.
Interblock yang digunakan harus dalam satu merek dan mempunyai
bentuk dan type yang sama sesuai gambar rencana atau atas
persetujuan Perencana/Direksi Lapangan.
Sub Grade
Tanah yang sudah digali/diurug sampai sesuai elevasinya kemudian
dipadatkan dengan steel roller 6-8 Ton sampai mencapai kepadatan
yang optimum. Permukaan tanah yang masih labil harus dipadatkan
apabila ternyata masih labil, harus segera digali dan diganti
dengan material lain yang memenuhi syarat dan dipadatkan kembali.
Tanah yang sudah dipadatkan harus dites hingga mencapai minimal CBR
3%. Tes laboratorium harus atas sepengetahuan/persetujuan
Perencana/Direksi Lapangan.
Sub Base
Terdiri atas lapisan sirtu dengan kualitas baik ketebalan
minimum mencapai 20 cm jadi/padat
Semua material sirtu yang masuk ke dalam site harus yang telah
disetujui Perencana/Direksi Lapangan, apabila tidak memenuhi syarat
harus segera dikeluarkan dari site.
Hamparan sirtu harus merata di atas permuaan tanah yang sudah
dipadatkan, kemudian dipadatkan dengan Steel roller 6-8 Ton.
Kepadatan sirtu harus dilakukan pengetesan, dan harus mencapai
minimal CNR 10%, atau atas petunjuk Perencana/Direksi Lapangan.
Permukaan sirtu yang masih labil, harus terus dipadatkan, dan
apabila ternyata tetap labil maka permuakaan sirtu harus digali dan
diganti dengan material yang baru dan memenuhi syarat, kemudian
dipadatkan kembali.
Pelaksanaan pemadatan harus disertai dengan air agar dapat
dicapai keadaan yang optimal.
Apabila diketahui ada bagian yang kurang pasirnya, harus segera
ditambah dan sebaliknya apabila terlalu banyak batunya harus
dikurangi samapai benar-benar mendapat komposisi yang
disyaratkan.
Pekerjaan lapisan berikutnya baru boleh dikerjakan apabila
seluruh pekerjaan Sub Base dapat diterima baik oleh
Perencana/Direksi Lapangan.
Lapisan Pasir:
Pasir yang dihamparkan adalh pasir extra beton dengan kualitas
baik, tidak mengandung lumpur, kotoran, dan material lain.
Pasir extra beton dihampar rata setebal 5 cm jadi/padat
Inter block
-Interblock yang digunakan adalah yang sesuai dengan standar
pabrik dan sudah dilakukan pengetesan
Interblockyn digunkan adalah Type S dan minimal tebal 8 cm untuk
halaman parkir dan 6 cm untuk plaza dan pedestrian
Kansteen pemisah antara pinggir hotmix dengan pinggir
Interblockparkir yang dipakai adalah beton tepi precast dengan
ukuran 25x5x60 cm dengan bahan yang dengan Interblock, yang satu
dengan yang lain saling mengkait. Kansteen pemisah tersebut di atas
termasuk dalam Pekerjaan lapangan parkir.
Interblock dipasang di atas permukaan pasir yang telah padat dan
diratakan.
Perataan permukaan pasir yang keringhr menggunakan papan yang
lurus dan rata
Celah-celah/nat pada pasangan Interblock tidak boleh lebih besar
dari 4 mm dan kemudian dipadatkan dan diratakan dengan stamper
dorong khusus untuk interblok, apabila ada celah atau tidak rata,
maka harus distamper ulang.
Material Interblock yang dipasang harus sama ukurannya dan
typenya harus sesuai dengan gambar/spesifikasi serta tidak cacat
(retak, gompal, kotor, dan warnanya berubah).
b. Pekerjaan Kansteen.
1) Kansteen sebagai pembatas antara pinggir jalan dengan jalur
hijau dan antara pinggir parkir dengan jalur hijau.
2) Kansteen dibuat dari beton bertulang dengan campuran 1:2:3,
dibuat expose dengan model berbentuk huruf L.
3) Ukuran bentuk dan tulangannya sesuai dengan gambar
rencana.
4) Pertemuan antara Kansteen dengan pinggir jalan maupun pinggir
parkir, elevasinya harus sama/rata sesuai gambar.
5) Pada daerah-daerah tikungan, kansteen dibuat sesuai keadaan
setempat.
6) Kansteen yang retak, gompal, permukaannya kasar, tidak rata
dan kotor terkena bahan lain, tidak boleh dipasang dan harus
dikeluarkan dari site.
c. Seluruh pekerjaan jalan hotmix, lapangan parkir, pedestrian,
dan kansteen serta bagian-bagian lain yang menunjang harus
dikerjakan sesuai dengan prosedur dan standar-standar pelaksanaan
untuk pekerjaan dimaksud. Hasil akhir dari Pekerjaan tersebut harus
benar-benar dapat berfungsi dengan baik, tidak cacat dan dapat
diterima dengan baik oleh Perencana/Direksi Lapangan.
C. SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASAL I : PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat yang dibutuhkan dalam terlaksananya
pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan pemasangan batu kali meliputi seluruh detail yang
dinyatakan/disebutkan dalam gambar rencana atau sesuai petunjuk
Pengawas/Direksi Lapangan.
2. Referensi/Persyaratan Bahan
a. Batu kali
Batu kali yang digunakan adalah batu kali dengan kualitas baik
ukuran minimum ( 20-30 cm dan berupa batu pecah (bukan bulat)
b. Adukan
Bahan yang digunakan untuk adukan harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
1) Pasir harus bersih, tajam dan bebas dari tanah liat maupun
kotoran lainnya.
2) Semua PC yang digunakan harus berasal dari satu merk.
3) Air yang digunakan harus bersih, segar, tawar dan bebas dari
benda-benda yang merusak (minyak, asam, basa, dan zat organik
lainnya)
4) Perbandingan bahan dalam adukan harus 1PC : 8 PS, untuk semua
pasangan batu kali.
3. Pemasangan/Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Seluruh pekerjaan pasangan pondasi batu kali haarus mengikuti
ketentuan-ketentuan yang berlaku
b. Semua bahan yang dipakai cara pengerjaannya harus atas
persetujuan Perencana/Direksi Lapangan
c. Batu kali sebelum dipasang harus dibasahi dengan air dan
dibersihkan dari kotoran.
d. Pekerjaan pasangan harus mempunyai ikatan yang baik, kokoh,
sehingga tidak retak ataupun turun. Jika terjadi
keretakan/penurunan dinding yang diakibatkan oleh penurunan
pondasi, harus diperbaiki/diganti atas biaya Kontraktor.
e. Tidak boleh memukuli batu kali dengan martil besar di tempat
pemasangan.
PASAL II : PEKERJAAN PEMASANGAN BATU BATA
4. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat yang dibutuhkan dalam terlaksananya
pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan pemasangan batu bata meliputi seluruh detail yang
dinyatakan/disebutkan dalam gambar rencana atau sesuai petunjuk
Pengawas/Direksi Lapangan.
5. Referensi/Persyaratan Bahan
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti
ketentuan:
1) Batu bata harus memenuhi N-10
2) Semen Portland harus memenuhi NI-8
3) Pasir harus memenuhi NI-34) Air harus memenuhi PVB-1-1982b.
Batu bata harus berukuran sama (110x220x60 mm) dan mempunyai
kualitas kelas 1 (ex lokal), harus terbakar matang dan tidak
retak/pecah
c. Adukan
Adukan terdiri dari bahan-bahan yang memenuhi sayarat sebgai
berikut:
1) Pasir harus bersih, tajam dan bebas dari tanah liat maupun
kotoran lainnya.
2) Semua PC yang digunakan harus berasal dari satu merk.
3) Air yang digunakan harus bersih, segar, tawar dan bebas dari
benda-benda yang merusak (minyak, asam, basa, dan zat organik
lainnya)
4) Perbandingan bahan dalam adukan harus 1PC : 6 PS, untuk semua
pasangan batu kali.
6. Pemasangan/Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pasangan batu bata dengan menggunakan asukan campuran 1PC:3PS
untuk semua pasangan mulai dari sloof sampai dengan 20 cm di atas
permukaan lantai 0.00 dan dinding di sekeliling toilet dan
daerah-daerah basah sampai (240 cm di atas permukaan lantai 0.00.b.
Bahan-bahan perekat sebelum adukan harus diayak dengan ayakan kawat
kasaa dengan ukuran renggang 0,5 cm dan diletakkan dengan sudut
paling kecil 50 derajat dengan bidang horisontal.
c. Stegger tempat berpijak tidak boelh menembus tembok.
d. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai
dari permukaan sloof sampai ketinggian (30cm di atas permukaan
lantai dasar, dinding di daerah basah sampai ketinggian ( 200 cm
dari permukaan lantai serta semua dinding yang menggunakan
simbol/aduk trasram/kedap air digunakan aduk rapat air dengan
campuran 1PC:3PS
e. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air
hingga jenuh sehingga buihnya habis
f. Setelah batu bata terpasang dengan adukan, nad/siar-siar
harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan
kemudian disiram dengan air
g. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi
dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta
dibersihkan.
h. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap
terdiri maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom
praktis.
i. Bidang dinding 0.5 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2
tambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran
12x12 cm, dengan tulangan pokok ( 4-10 mm, begel ( 6 mm jarak 20
cm
j. Pembuatan lubang pada pemasangan untuk perancah/stiger sama
sekali tidak dibenarkan.
k. Pembuatan lubang pada pemasangan batu bata yang berhubungan
dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat
stek-stek besi beton ( 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu
ditanam dengan baik ada bagian pekerjaan beton dan bagian yang
ditanam dalam pasangan batu batu sekurang-kurangnya 30 cm kecuali
ditentukan lain ats persetujuan Perencana/Direksi Lapangan.
l. Tidak diperkenankan memasang batu bata yang patah dua
melebihi 5%. Batu bata yang patah dari 2 (dua) bagian tidak boleh
digunakan.
m. Pasangan batu bata untuk dinding bataharus menghasilkan
dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 bata finish adalah
25 cm, pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar
tegak lurus.
n. Pekerjaan dapat dimulai hanya bila aligment horisontal atau
vertikal dari pondasi mempunyai kesalahan tidak melebihi 2,5 cm
bila dijumlahkan, bila melebihi cara memperbaiki permukaan pondasi
harus diajukan untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas/Direksi
Lapangan.
o. Tiap unit harus dipotong dengan tepat dan rapih, bila
dipergunakan lubang untuk saluran plumbing, elektrikal dan lainnya
lubang ini nantinya harus ditutup kembali dengan rapih.
p. Pada daerah pengecoran adukan pasangan batu bata harus disusn
berselang-selang dari bawah ke atas hingga tidak membentuk satu
garis vertikal.
q. Tebal dinding. Hasil akhir pasangan dinding bata dengan
ketebalan 15 cm, rata dan tidak bergelombang, dengan sudut yang
membentuk siku.
PASAL III : PEKERJAAN PLESTERAN DINDING
ax. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat yang dibutuhkan dalam terlaksananya
pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding
bagian dalam dan luar serta seluruh detail yang disebutkan dalam
gambar.
ay. Material/Persyaratan Bahan.
a. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih untuk satu
product untuk seluruh pekerjaan)
b. Pasir harus memenuhi NI-3c. Air harus memenuhi NI-3d.
Penggunaan adukan plesteran:
az. Adukan 1PC:3PS dipakai untuk plesteran rapat air.
ba. Adukan 1:3:10 dipakai untukseluruh plesteran didnding
lainnya.
bb. Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan
PC.
bc. Pemasangan/Persyaratan Pelaksanaan
a. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan
yang digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Perencana/Direksi Lapangan, dan persyaratan tertulis dalam uraian
dan syarat pekerjaan ini.
b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan
bidang beton atau pasangan batu bata telah disetujui oleh
Perencana/Direksi Lapangan sesuai suraian dan syarat pekerjaan yang
tertulis dalam buku ini.
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua
petunjuk dalam Gambar Arsitektur terutama pada gambar detail dan
gamabr potongan mengenai ukuran tebal/peil dan bentuk
profilnya.
d. Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam
volume, cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
bd. Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batau bata
yang berhubungan dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata di
bawah permukaan tanah sampai ketinggian ( 30 cm dari permukaan
lantai dan 200 cm dari permukaan lantai untuk kamar mandi,
WC/toilet dan daerah basah lainnya dipakai aduk plesteran
1PC:3PS.
be. Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai
mendapatkan campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah
plesteran berumur 8 hari (kering benar).bf. Semua jenis adukan
perekat tersebut di atas harus disiapkan sedemikan rupa sehingga
selalu dalam keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar
jarak waktu pencampuran aduk tersebut dengan pemasangannya tidak
melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap air.
a. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah
selesai pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing untuk
seluruh bangunan.
b. Untuk beton sebelum dipleter permukaannya harus dibersihkan
dari sisa-sisa bekisting dan kemudian dikretek (scrath) terlebih
dahulu dan semua lebung-lubang bekas pengikat bekesting atau form
tie harus ditutup aduk plester.
c. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang
yang akan difinish dengan cat dipakai plest