-
BAB 6
METODE METODE PENGEREMAN
1. RANGKAIAN KONTROL JOGGING (INCHING)
Jogging atau inching didefinisikan oleh NEMA sebagai penutupan
berulang secara cepat
dari suatu rangkaian untuk mengasut suatu motor dari keadaan
istirahat yang bertujuan
untuk mencapai suatu pergerakan kecil dari mesin yang
dikendalikan. Istilah jogging
sering kali digunakan jika berkenaan dengan pengasut yang
langsung terhubung ke jala jala sementara istilah inching digunakan
untuk pengasut dengan pereduksian tegangan.
Secara umum, bagaimanapun juga, kedua istilah tersebut dapat
digunakan secara
interchange-ably (bergantian) karena mereka mencegah munculnya
suatu rangkaian
holding (penahan).
Gambar 6.1 merupakan diagram garis suatu rangkaian jogging yang
sangat sederhana.
Tombol stop dibiarkan terbuka secara mekanis seperti ditunjukkan
gambar 6.2. Karena
tombol stop dibiarkan terbuka, maka kontak tidak dapat menahan
koil energized setelah
tombol start ditutup. Kekurangan dari suatu rangkaian yang
terhubung dengan cara
seperti ini adalah bahwa hilangnya fitur keamanan lock-stop.
Rangkaian ini dapat
mengalami kesalahan untuk suatu rangkaian kontrol tiga-kawat
konvensional.
Gambar 6.1 Pushbutton lockout-on-stop mekanis
Gambar 6.2 Pushbutton lock-stop pada rangkaian jogging
Gambar 6.3 menggambarkan skema sederhana lainnya untuk rangkaian
jogging. Kontak
kontak pushbutton yang N.C. pada gambar 6.3 B terpasang seri
dengan kontak rangkaian penahan pada pengasut magnetik. Ketika
tombol jog ditekan, kontak kontak normally open meng-energize
magnet pengasut, sementara kontak kontak normally closed memutuskan
rangkaian holding. Ketika tombol dilepas, maka dari itu,
pengasut
-
tersebut secepatnya membuka untuk memutuskan motor dari jala
jala. Suatu pemasangan jogging dapat digunakan untuk menghindari
panutupan kontak kontak normally closed dari tombol jog. Alat ini
menjamin bahwa rangkaian penahan pengasut
terbentuk kembali jika tombol jog dilepaskan terlalu cepat.
Jogging dapat diulang dengan
menutup kembali tombol jog dan dapat diteruskan hingga
pemasangan (attachment)
jogging dilepaskan.
Jogging dengan menggunakan suatu relay kontrol
Penggunaan suatu rangkaian jogging berarti bahwa pengasut dapat
di-energizedhanya
selama tombol jog ditekan. Hasilnya, operator mesin tersebut
memiliki kontrol tiap waktu
dari kendali motor.
Penambahan suatu relay kontrol ke suatu rangkaian jogging
berdampak pada kontrol
yang lebih besar daripada kendali motor. Suatu rangkaian jogging
relay kontrol
ditunjukkan pada gambar 6.3. Ketika tombol start ditekan, relay
kontrol energized dan
suatu rangkaian holding terbentuk, untuk rangkaian kontrol dan
magnet pengasut.
Tombol jog dihubungkan untuk membentuk suatu rangkaian menuju ke
magnet pengasut.
Rangkaian ini bebas dari relay kontrol. Hasilnya, tombol jog
dapat ditekan untuk
memperoleh aksi jogging atau inching.
Gambar 6.3 Jogging diperoleh dengan penggunaan tambahan relay
kontrol
Rangkaian rangkaian jogging lainnya pada umumnya ditunjukkan
pada gambar 6.4. Pada gambar 6.4 A, penekanan tombol start
mengenergize relay kontrol, yang mana
akibatnya mengenergize koil pengasut. Kontak relay dan interlock
pengasut normally
open kemudian membentuk suatu rangkaian holding sekitar tombol
start. Ketika tombol
jog ditekan, koil pengasut energized secara independen dari
relay dan suatu rangakaian
holding tidak terbentuk. Akibatnya, suatu aksi jogging dapat
diperoleh.
2. PLUGGING
Plugging didefinisikan oleh NEMA sebagai suatu sistem pengereman
dimana hubungan
motor dibalik sehingga motor menghasilkan suatu torsi balik yang
bertindak sebagai
suatu gaya perlambatan.
-
Mem-plugging suatu motor menuju keadaan diam dari satu arah
saja
Pada gambar 6.5, putaran forward (maju) motor menutup kontak
saklar plugging yang
normally open. Ketika tombol stop ditekan, kontaktor mati dan
kontaktor reverse
(mundur) energized melalui saklar plugging dan interlock forward
(maju) yang normally
closed. Hasilnya, hubungan motor dibalik dan motor direm hingga
berhenti. Ketika motor
berhenti, saklar plugging membuka untuk memutuskan kontaktor
reverse (mundur).
Kontaktor ini digunakan hanya untuk menghentikan motor yang
menggunakan operasi
plugging dan tidak digunakan untuk menjalankan motor secara
terbalik.
Gambar 6.5 Plugging motor untuk menghentikan dari satu arah
saja
Plugging dengan menggunakan relay pewaktuan
Suatu relay penunda waktu dapat digunakan pada suatu rangkaian
plugging motor,
gambar 6.6. Jika tombol stop ditekan sementara dan rangakaian
normally open tidak
terlengkapi , maka motor akan tetap berada dalam keadaan diam.
Tapi, jika tombol stop
darurat ditekan untuk melengkapi rangkaian normally open dari
pushbutton (tombol
tekan), maka kontaktor S energized melalui kontak kontak yang
tertutup ( TD dan R ). Kontaktor S menutup dan menghubungkan ulang
terminal terminal motor, yang mana menyebabkan diterapkannya torsi
mundur. Ketika koil relay deenergized, pembukaan
kontak TD dapat diperlambat. Waktu lag diatur sehingga kontak TD
membuka pada atau
sekitar rpm nol dari tuas motor.
-
Gambar 6.6 Plugging dengan relay penunda waktu
Rangkaian bolak balik untuk saklar plugging
Rangkaian pada gambar 6.7 adalah rangkaian untuk satu arah saja.
Ketika tombol tekan
stop ditekan dan secepatnya dilepaskan, motor dan mesin yang
dikendalikan akan menuju
keadaan diam. Jika tombol stop ditekan, maka motor akan direm
menuju keadaan
berhenti.
Gambar 6.7 Menahan tombol stop akan menghentikan motor dalam
satu arah
Pada gambar 6.8, motor dapat diasut dalam dua arah, dan ketika
tombol stop ditekan,
motor dapat di-plug hingga berhenti dari kedua arah.
-
Gambar 6.8 Penekanan tombol stop menghentikan motor untuk kedua
arah
Pada gambar 6.9, operasi dilakukan dalam satu arah. Motor
tersebut di-plug hingga
berhenti ketika tombol stop ditekan. Jogging mungkin terjadi
dengan penggunaan suatu
relay kontrol.
Gambar 6.9 Penekanan tombol stop menghentikan motor dalam satu
arah
Gambar 6.10 menunjukkan suatu rangkaian yang mana dapt
mengontrol arah dari putaran
motor dalam dua arah. Jogging dapat dilakukan pada arah forward
dan reverse jika relay
kontrol jogging. Motor dapat di-plug sampai keadaan diam dari
kedua arah tersebut
dengan menekan tombol stop.
-
Gambar 6.10 Penggunaan relay pengontrol jogging menghentikan
motor motor pada
salah satu arah.
Rangkaian pada gambar 6.11 menyediakan kontrol pada kedua arah
menggunakan suatu
saklar pemilih kontak dengan posisi forward, off, dan reverse.
Plugging dapat dilakukan
dalam kedua arah putaran ketika saklar di-off-kan. Perlindungan
tegangan rendah tidak
disediakan oleh rangkaian ini.
Gambar 6.11 Penggunaan saklar pemilih kontak
Rangkaian pada gambar 6.12 mengakibatkan motor berputar pada
satu arah saja. Saklar
plugging digunakan sebagai suatu interlock kecepatan. Solenoida
atau koil F tidak akan
bekerja hingga motor utama mencapai kecepatan runningnya.
Aplikasi umum dari
-
rangkaian ini adalah untuk menyediakan sebuah interlock bagi
suautu sistem konveyor.
Motor konveyor feeder tidak dapat diasut hingga konveyor utama
bekerja.
Gambar 6.12 Penggunaan saklar plugging sebagai suatu interlock
kecepatan
Proteksi anti-plugging
Proteksi antiplugging sesuai dijelaskan oleh NEMA, diperoleh
jika suatu alat mencegah
aplikasi suatu torsi balik hingga kecepatan motor dikurangi ke
nilai yang dapat diterima.
Suatu rangkaian antiplugging ditunjukkan pada gambar 6.13.
Dengan bekerjanya motor
pada satu arah saja, sebuah kontak pada saklar antiplugging
membuka rangkaian kontrol
dari kontaktor yang digunakan untuk memperoleh putaran pada arah
yang berlawanan.
Kontak ini takkan menutup hingga kecepatan motor dikurangi
setelah kontaktor lain
dapat di-energized-kan.
Gambar 6.13 Proteksi antiplugging ; motor akan dibalik
putarannya tetapi tidak di-plug
-
Rangkaian antiplugging bolak balik
Arah putaran motor dikendalikan oleh saklar pemilih pengasut
motor ditunjukkan pada
gambar 6.14. Saklar antiplugging melengkapi atau menggenapi
rangkaian reverse hanya
jika motor melambat hingga suatu kecepatan yang aman. Proteksi
undervoltage tidak
tersedia pada rangkaian ini.
Gambar 6.14 Antiplugging dengan saklar pemilih arah putaran
Gambar 6.15 Rangkaian antiplugging yang menggunakan saklar
pemisah dan dilengkapi
proteksi tegangan-rendah
Pada gambar 6.15, arah putaran motor dipilih menggunakan saklar
pemilih dua posisi,
dengan kontak yang tetap. Motor diasut dengan menggunakan tombol
tekan. Arah
putaran tidak dapat dibalik hingga motor melambat ke kecepatan
yang aman. Proteksi
tegangan rendah disediakan oleh suatu station, start stop, 3
kawat.
-
3. REM ELEKTRIK
Rem elektrik atau yang biasa disebut rem magnetik, rem gesekan
dan rem mekanis, telah
digunakan sejak awal tahun 1900. suatu rem elektrik biasanya
terdiri dari dua permukaan
atau bantalan gesek, yang dapat dibuat melekat pada suatu roda
pada batang motor.
Tegangan motor menahan bantalan pada roda dan pengereman terjadi
sebagai hasil dari
gesekan antara bantalan dengan roda. Suatu mekanisme solenoida
digunakan untuk
melepas bantalan tersebut.
Pada suatu rem yang dioperasikan secara magnetik, bantalannya
ditahan pada posisi
terlepas oleh sebuah magnet sepanjang koil magnet energized.
Bagaimanapun juga, jika
suatu peralatan pilot menginterupsi daya atau terjadi gangguan
daya, maka bantalan rem
akan diterapkan untuk menyediakan pemberhentian yang cepat dan
baik. Ujung ujung koil dari suatu rem magnetik ac biasanya
terhubung langsung ke terminal terminal motor. Jika suatu skema
pengasutan dengan pengurangan tegangan digunakan, maka koil
rem harus terhubung untuk menerima tegangan penuh.
Gambar 6.16 Pengkawatan koil rem ac untuk pengasutan DOL. Relay
dan kontaktor
kontrol digunakan untuk mengontrol rem magnetik.
Rem magnetik menyediakan suatu aksi pengereman yang mulus dimana
membuat
mereka hanya khusus beban dengan inersia tinggi. Dikarenakan rem
rem ini memberikan dan melepaskan tekanan pengereman secara halus
pada kedua arah, maka
mereka biasa digunakan pada keran, pengungkit, lift, dan mesin
lainnya dimana diperluka
untuk membatasi getaran pengereman.
REM CAKRAM MAGNETIK
Secara umum, rem cakram dapat dipasang kapan pun rem bantalan
digunakan. Sebagai
tambahan, rem cakram dapat dipasang dimana pertimbangan
penampilan dan ruang
melarang penggunaan rem bantalan.
-
Rem cakram magnetik digunakan pada peralatan mesin, pengungkit,
konveyor, gergaji,
pintu, dan instalasi lainnya. Kontrol torsi dan pemakaian rem
cakram hampir sama
dengan yang berlaku bagi rem bantalan padapengaturannya yang
serupa. Suatu rem
cakram adalah suatu unit yang ada dan terpasang pada ujung sabuk
dari motor. (Bagian
ujung sabuk ini bekerja pada batang motor.) Aksi pengereman
terdiri dari tekanan yang
dilepaskan oleh suatu solenoida dan diterapkan oleh suatu pegas
pada sisi sisi suatu cakram atau cakram cakram.
REM MEGNETIK DC
Rem megnetik dc dirancang serupa dengan rem bantalan ac.
Bagaimanapun juga, untuk
rem magnetik dc, koil pengoperasiannya dibelit shunt untuk
pengkawatan DOL dan
dibelit seri untuk dihubungkan seri dengan jangkar motor dc. Rem
belitan dc pick up
pada sekitar 80 % tegangan nominalnya. Rem belitan seri pick up
pada sekitar 40% arus
beban penuh dari motor dan drop out (diset) pada saat arus
mencapai 10 % dari nilai
beban penuh.
Beberapa kelebihan rem magnetik dc dibanding rem ac pada
pemakaian dengan belitan
shunt :
Tidak digunakannya magnet magnet yang berlaminasi
Jangkar dn magnet yang terbentuk dari baja.
Tidak ada hantaman yang merusak.
Pengaturan dan pelepasan yang cepat.
Tidak adanya chatter ac.
Pergerakan jangkar yang singkat.
Tak ada koil yang terbakar akibat bantalan yang mana bisa
mempengaruhi celah udara.
Gambar 6.17 Pengkawatan rem shunt dc dengan pengkawatan
motor
4. PENGEREMAN DINAMIS
Suatu motor dapat dihentikan dengan cara memutuskannya dari
sumber. Bagaimanapun
juga, suatu cara lain untuk menghentikan motor lebih cepat
adalah jika dihubung
sehingga ia berlaku sebagai suatu generator. Metode pengereman
ini disebut sebagai
pengereman dinamis.
-
Ketika motor dihubung ulang sehingga medan dieksitasi dan
terdapat jalur tahanan yang
rendah pada jangkar, aksi generator mengubah sebagian energi
mekanis putaran menjadi
energi listrik (sebagai panas dalam resistor). Hasilnya adalah
motor melambat lebih
cepat. Namun, seiring motor melambat, aksi generator berkurang,
arus berkurang, dan
pengereman juga berkurang. Oleh karena itu, suatu motor tak
dapat dihentikan oleh
pengereman dinamis saja.
Suatu motor yang menggerakkan sebuah pengungkit tungkai akan
menyebabkan beban
berhenti terlalu cepat jika langsung diputuskan dari sumber.
Dalam hal ini dibutuhkan
adanya pengereman. Sedikit variasi dari metode pengereman
dinamis yang dijelaskan
diatas sangat cocok untuk situasi ini.
Suatu motor seri digunakan karena karakteristiknya untuk
mengangkat dan
menggerakkan beban yang berat. Suatu rem solenoida yang
terhubung seri dengan
sumber menjaga poros motor agar tidak berputar ketika tak ada
arus sumber. Unutk
menghentikan pengungkit tersebut, diperlukan untuk membuka
rangkaian yang menjuju
ke motor
Untuk merendahkan suatu beban, maka motor dihubung ulang sebagai
suatu generator
shunt. Yakni, medan seri dihubung seri dengan sebuah tahanan dan
kemudian gabungan
tersebut tadi dihubung langsung dengan sumber. Skema pengkawatan
lainnya yang
mungkin unutk motor seri dapat juga digunakan.
Jangkar dapat dihubungkan ke suatu tahanan unutk memperoleh
pengereman dinamis
seprti yang dijelaskan diatas; bagaimanapun juga, lebih beik
untuk menghubungkan
jangkar ke sumber secara langsung. Hasilnya adalah sebagian
energi mekanis
dikembalikan ke jala jala dan tahanan tidak diperlukan untuk
mengubah energi tadi menjadi panas. Proses ini disebut pengereman
regeneratif.
Jika kontrol digerakkan dari pengungkitan atau lowering
(perendahan) ke posisi stop,
maka beban akan diperlambat oleh pengereman dinamis sebelum rem
mekanis
memperlambat dengan bantalan rem.
Diagram skematis pada gambar 6.18 menunjukkan bagaimana
pengkawatan kontroler
dapat diubah - ubah untuk memperoleh operasi pengungkitan,
lowering, dan pengereman
pada kecepatan yang berbeda beda. Untuk menyederhanakan diagram
diagram tersebut, kontaktor kontrol dan komponen yang lainnya tidak
diperlihatkan.
-
Gambar 6.18 Pengkawatan ulang suatu kontroler tungkai untuk
operasi yang berbeda
beda.
-
Pada gambar 6.18, perhatikan bahwa untuk operasi pengungkit
maksimum (a), motor dc
seri dan rem menerima tegangan jala jala yang penuh dan arus
yang maksimum.
Pada posisi pengungkit menengah (b), motor diperlambat ketika
suatu tahanan dihubung
seri dengan motor. Bagaimanapun juga tahanan tersebut tidak
cukup besar untuk
membuat rem bekerja.
Pada posisi pengungkit lambat (c), sebagian arus dilewatkan di
motor oleh resistor yang
terhubung paralel. Hasilnya, motor diperlambat dan rem pun
menerima arus yang cukup
untuk tetap terbuka.
Pada posisi yang lebih rendah, (d) (f), proses regenerasi ke
jala jala mungkin untuk dilakukan. Tahanan pendisipasi mengatur
medan dan rem.
Rem tersebut di-deenergized-kan pada posisi off dengan
diterapkannya tekanan
pengereman maksimum.
Pengereman dinamis adalah suatu metode pengereman darurat atau
pengamanan yang
sederhana dan aman. Dikarenakan motor diubah menjadi suatu
generator dengan eksitasi
sendiri untuk memperoleh aksi perlambatan, maka pengereman tidak
membutuhkan
sumber tenaga dari luar. Mesin - mesin yang bekerja pada
kecepatan yang lebih tinggi
memiliki masalah pengereman yang tidak dijumpai pada mesin yang
berkecepatan
operasi rendah. Kebutuhan akan suatu perlambatan yang lebih
cepat sangatlah penting
jika ingin dihindari terjadinya kecelakaan. Pengereman dinamis
diterapkan pda seperlima
dari waktu yang diperlukan untuk mengatur sebagian besar dari
rem - rem shunt.
Dikarenakan batasan ruang, beberapa kendali (drives) tidak dapat
dilengkapi dengan rem
elektrik. Pada kasus lainnya, kelembaman dari roda rem tidak
dapat diterima karena ia
memperlambat proses percepatan dan perlambatan.
PENGEREMAN DINAMIS UNTUK PERALATAN RINGAN
Terdapat banyak metode yang berbeda beda untuk menyediakan
pengereman dinamis untuk mesin mesin produksi berukuran kecil. Pada
gambar 6.19, mekanisme pengasutan dengan pengurangan kecepatan
dihilangkan untuk menederhanakan
diagramnya. Ketika tombol stop ditekan, kontak normally closed A
membentuk
rangkaian pengereman melalui tahanan pengereman. Perhatikan
bahwa medan shunt
harus energized pada saat percepatan maupun perlambatan.
Kekuatan medan penuh harus
tersedia untuk keduanya. Jika suatu rheostat digunakan pada
medan shunt untuk kontrol
kecepatan, tahanannya dihilangkan baik secara manual maupun
otomatis. Saklar pemutus
harus terbuka ketika mesin sedang tidak beroperasi.
Gambar 6.20 merupakan modifikasi gambar 6.19. Rangkaian pada
gambar tersebut
menjamin bahwa tahanan pengereman tidak terhubung dengan jala
jala. Jika medan seri digunakan pada rangkaian pengereman, maka
diperlukan untuk menentukan apakah
karakteristik motor dc kompon diferensial atau kumulatif. Jika
ia adalah suatu motor
-
kompon dc kumulatif, maka arah arus medan seri harus dibalik
ketika ia digunakan pada
rangkaian pengereman. Operasi yang otomatis dapat disediakan
untuk keadaan semacam
itu.
Gambar 6.19 Pengkawatan pengereman dinamis untuk pengasut
motor.
Gambar 6.20 Pengasut motor dc yang dimodifikasi dengan
pengereman dinamis.
-
Gambar 6.21 Penggunaan tahanan pengasutan untuk pengereman
Gambar 6.21 memperlihatkan suatu diagram untuk sebuah rangkaian
pengereman yang
menggunakan tahanan pengasutan untuk pengereman. Rangkaian ini
memuaskan untuk
sejumlah keadaan jika siklus pengasutan dan penghentian tidak
melebihi kapasitas dari
tahanan. Suatu regulator kecepatan dirancang untuk operasi yang
terus menerus. Tahanan
yang tetap (R) pada rangkaian pengeremanadalah suatu tahanan
pembatas arus. Hal ini
mungkin tidak diperlukan ketika suatu regulator kecepatan
digunakan dikarenakan
bertambahnya kapasitasnya. Gambar 6.21 B menggambarkan rangkaian
kontrol untuk
mengatur kecepatan pengereman. Tahanan R adalah suatu tahanan
pembatas arus yang
mencegah terjadinya hubung singkat pada jangkar. Nilai R dipilih
sedemikian rupa
hingga kecepatan pengereman maksimum diperoleh ketika semua
tahanan dilepas oleh
regulator kecepatan.
PENGEREMAN DINAMIS UNTUK SUATU MOTOR SINKRON
Dikarenakan kemiripan konstruksi dari suatu motor sinkron dengan
suatu alternator
(generator ac), maka suatu motor sinkron dapat dihubung ulang
sebagai suatu alternator
untuk memberikan penghentian yang lebih cepat. Energi kinetik
dari rotor dan mesin
yang dikendalikan diubah menjadi energi listrik oleh aksi
generator dan kemudian
menjadi panas pada tahanan pendisipasi. Suatu metode yang dapat
digunakan untuk
pengereman dinamis pada motor sinkron ditunjukkan pada gambar
6.22. Ketika tombol
start ditekan, kontaktor A energized dan membuka rangkaian
tahanan yang terubung
dengan ujung ujung motor pada panel kendali. Kontaktor A
meng-energize koil M untuk membentuk rangkaian dan mengasut motor
langsung terhubung dengan jala-jala.
Koil relai waktu tunda TD energized dan siklus pewaktuannya pun
dimulai. Setelah
motor dibawa ke kecepatan tertentu oleh belitan belitan pada
rotor, maka kontak delay-in-closing N.O. meng-energize-kan
kontaktor DC B untuk menyuplai arus ke medan.
Rangkaian tahanan pelepas medan juga terbuka. Ketika tombol stop
ditekan, suplai arus
bolak-balik dihilangkan dari stator, akan tetapi koil pewaktuan
tetap energized sehingga
kontaknya tetap tertutup. Hasilnya, arus searah akan tetap
mengalir melalui rotor. Seiring
-
dengan berlanjutnya putaran, garis garis gaya magnetik rotor
memotong lilitan stator untuk membangkitkan sejumlah besar arus
yang menjaga kontak relay pewaktusn tetsp
tertutup. Kontak tersebut tetap tertutup selama rotor
mempertahankan jatuh tegangan
pada tahanan pengereman R2. Arus searah dipindahkan secara
otomatis dari motor pada
saat ia hampir mencapai keadaan diam. Metode penyinkronan semi
otomatis,
berpewaktuan ini dipilih untuk menggambarkan metode pengereman
ini karena alasan
kesederhanaannya. Dengan suatu modifikasi yang sederhana, maka
hal ini dapat
diadaptasi untuk segala sistem kontrol penyinkronan yang benar
benar otomatis.
Gambar 6.22 Pengereman dinamis pada motor sinkron.
5. PENGEREMAN ELEKTRIK
Prinsip pengereman elektrik digunakan pada motor rotor sangkar
maupun motor rotor
belitan. Ketika motor semacam itu hendak dihentikan, arus searah
diterapkan pada salah
satu atau ketiga fasa dari motor setelah tegangan ac
dihilangkan. Hasilnya, motor direm
secara cepat dan halus sampai mencapai keadaan diam. Suatu
kontroler pengereman
elektrik memberikan suatu penghentian positif yang lebih halus
dikarenakan torsi
pengereman berkurang secara cepat seiring kcepatan mendekati
nol. Torsi pengereman
ini umumnya dapat diatur-atur dengan penggunaan tahanan yang
bertap-tap.
-
Ketika dibandingkan dengan metode pengereman satu fasa yang
umumnya digunakan,
pengereman tiga fasa meningkatkan efisiensi pemberhentian dan
mengurangi panas yang
terjadi di dalam motor.
Suatu pemberhentian rem ekivalen dengan suatu pengasutan normal;
oleh karena itu,
jmlah pengasutan yang diijinkan yang dapat dilakukan tanpa
menyebabkan motor
mengalami panas yang berlebihan harus dikurangi.
Konstruksi
Suatu transformator dan penyearah menyediakan arus searah yang
diperlukan untuk
pengereman. Suatu pewaktuan yang dapat diatur-atur digunakan
untuk memberikan
pewaktuan yang dapat diandalkan untuk siklus pengereman. Suatu
pengasut pembalik
standarn dapat digunakan untuk menyuplai daya pada motor: arus
bolak balik pada operasi normalnya dan arus searah selama
pengereman.
Blok blok terminal tersedia untuk pengkawatan kontrol dan motor.
Tap tap pada tahanan pembatas arus berarti bahwa pengaturan torsi
pengereman dapat dilakukan pada
kisaran yang luas. Kontroler yang memiliki bagian bagian
pengereman dapat diperoleh untuk digunakan dengan pengasut motor
yang ada saat ini.
Urutan kerja rangkaian pengereman elektrik
Gambar 6.23 memperlihatkan diagram skematis dari suatu rangkaian
pengereman
elektrik pada umumnya. Ketika pengasut motor M energized, motor
bekerja seiring
tombol start menutup. Kontak tombol start yang normally closed
menjamin bahwa
kontaktor pengereman B deenergized sebelum motor terhubung
dengan suplai arus bolak
balik.
Sementara M energized, kontak interlok normally closed membuka
dan kontak time-
delay normally open menutup. Ketika tombol stop ditekan, M tidak
aktif; ketika interlok
M menutup ulang, kontaktor pengereman B energized. B tetap
energized hingga kontak
time delay M membuka. Kontak pewaktuan ini dapat diatur atur dan
harus diatur sehingga kontaktor B lepas seiring motor mencapai
keadaan berhenti sempurna.
Kontaktor pengereman B menghubungkan ketiga ujung terminal motor
ke sumber dc
melalui penyearah dan transformator. Arus searah yang diterapkan
pada sebuah motor
induksi mempolarisasi motor tersebut ke suatu medan magnetik
stasioner dan
menyebabkannya ter-rem hingga berhenti. Torsi pengereman dan
kecepatan pengereman
dapat diubah ubah dengan menghubung-ulangkan tahanan yang
memiliki tap tap seperti ditunjukkan pada gambar 6.23.
Suplai ac dan dc harus tidak dihubungkan ke motor pada saat yang
bersamaan. Oleh
karena itu, sangatlah penting supaya pengasut motor dan
kontaktor pengereman memiliki
interlok interlok yang mencukupi. Disarankan pula bahwa pengasut
motor harus dimasukkan sebagai satu kesatuan dengan rem. Jika suatu
unit pengereman hanya perlu
-
diterapkan ke suatu pengasut motor yang terpisah, maka
peng-interlock-an mekanis dapat
dihilangkan. Dalam hal ini, tombol start harus dilengkapi dengan
suatu kontak normally
closed dan pengasut motor harus memiliki kontak kontak interlock
normally closed ekstra.
Pengereman elektrik untuk motor rotor belitan
Gambar 6.23 Diagram garis dari motor rotor belitan yang
dilengkapi pengereman
elektrik. Metode pengasutan dan kontrol kecepatannya dapat
dipilih tersendiri.
Gambar diatas menunjukkan suatu contoh metode pengereman sebuah
motor induksi.
Walaupun mungkin untuk menggunakan sembarang metode pengasutan,
namun pada
gambar diatas ditunjukkan metode pengasutan DOL. Rangkaian
diatas menunjukkan
bahwa tahanan sekunder dihilangkan dan slip ring-nya dihubungkan
secara bersama.
Motor diasut dengan menekan tombol start untuk mengenergize koil
pengasut M. Motor
dapat dibawa ke keadaan berhenti dengan sedikit menekan tombol
stop. Jika diperluka
penghentian yang cepat, tombol stop harus ditekan baik baik
untuk menciptakan kontak pada bagian pushbutton yang terbuka.
Hasilnya, kontaktor B energized melalui kontak
delay-in-opening, berpewaktuan yang N.C. dan menutup interlock
M. Arus bolak balik dihilangkan dari stator oleh kontak kontak M
dan arus searah diterapkan oleh kontak
-
kontak B untuk menghasilkan suatu medan magnetik yang stasioner.
Hasilnya adalah penurunan kecepatan rotor yang cepat.
Kontak pewaktuan TD dapat diatur atur dan harus diset untuk
melepas kontaktor B seiring motor mencapai keadaan berhenti total.
Torsi pengereman dan kecepatan
pengereman dapat diubah ubah dengan mengatur besarnya tegangan
dc yang diterapkan dan besarnya tahanan sekunder rotor. Tegangan
pengereman dijaga kira kira sebesar 10 % tegangan nominal
motor.
Kecepatan pengereman motor bergantung pada rating motor dan
beban yang terhubung.
Misalnya, suatu motor sebesar satu pkdengan suatu beban
berkelembaman besar, seperti
roda gila atau konveyor, dapat dihentikan dalam sekitar satu
detik ataupun kurang dari
itu jika diperlukan. Suatu motor 125 pk berkecepatan rendah
dapat dihentikan, jika
mendesak, dalam dua atau tiga detik.
Adalah suatu pertanyaan apakah pengereman tiba tiba semacam ini
merusak motor atau peralatan yang bersangkutan. Efek dari
pengereman dengan metode ini lebih sedikit
dilafalkan dibandingkan dengan efek rem gesekan mekanis. Aksi
pengereman dari suatu
rem elektrik berbantalan dan berpegas (cushioned and resilient),
agak serupa dengan
memindahkan sepotong baja dengan sebuah bantalan karet. Efek
pengereman maksimum
terjadi pada sekitar 15 hingga 20% kecepatan motor rata -
rata.