-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 1
3.1 Ketentuan Teknis Perencanaan
Metodologi merupakan pedoman dari pendekatan yang dilakukan
dalam merencanakan pekerjaan ini. Sedangkan Rencana Kerja
adalah
penjabaran lingkup pekerjaan dan metodologi kedalam
langkah-langkah
yang riil/nyata guna mencapai maksud dan tujuan pekerjaan.
Pekerjaan Penyusunan Kawasan Minapolitan Kabupaten Sidoarjo
akan
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Persiapan umum, termasuk studi awal dan pengkajian literatur
untuk
menentukan langkah-langkah pekerjaan yang perlu dilakukan
dalam
analisis;
2. Pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari dinas dan
perusahaan terkait;
3. Pengumpulan data primer dengan melakukan survei lapangan
dan
studi pustaka pada lokasi yang memiliki karakteristik sama
dengan
lokasi yang ditinjau;
4. Pengolahan dan analisis data;
5. Pembuatan Laporan;
Secara diagram, alur studi ditampilkan pada Gambar 3.1
BAB III METODOLOGI
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 2
Analisis Evaluatif Analisis Kondisi fisik lahan Analisis
Ketersediaan Lahan Analisis Kemampuan Lahan Analisis Kesesuaian
Lahan
Analisis Deskriptif Mendeskripsikan karakteristik fisik dan non
fisik perikanan budidaya dan aspek pendukungnya.
Analisis linkage system Mendeskripsikan keterkaitan ke depan dan
ke belakang pengembangan kawasan minapolitan di wilayah studi.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan
sektor perikanan perikanan budidaya dengan analisis evaluatif
menggunakan analisis faktor
Analisis SWOT Metode development dengan IFAS-EFAS
Proses
Stategi dan konsep pengembangan
Arahan pengembangan Kawasan Minapolitan di
Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo
Arah Kegiatan
Arahan fisik
Kesimpulan dan Saran
Output Survei
Pendahuluan
Identifikasi Masalah
Studi Literatur
Bagaimana karakteristik fisik, non fisik perikanan budidaya di
Kecamatan Candi?
Apa saja faktor yang
mempengaruhi
pengembangan kawasan
minapolitan di Kecamatan
Candi?
Bagaimana konsep rencana pengembangan perikanan kawasan budidaya
di Kecamatan Candi?
Kondisi fisik dasar:
Guna Lahan Jenis tanah dan tekstur
tanah Ketebalan & kedalaman
lapisan tanah Derajat kelerengan dan
erositas tanah Curah hujan Sistem Irigasi
Kelembaban, Suhu
Kondisi sosial Kependudukan, meliputi: Jumlah penduduk Mata
pencaharian
penduduk - Tingkat pendidikan
penduduk
Perekonomian (PDRB Kabupaten Sidoarjo)
Sistem Transportasi Utilitas
Input
Karakteristik Subsistem Minabisnis: Subsistem Minabisnis
hulu
(up stream minabusiness) Subsistem usaha
perikanan budidaya (on farm minabusiness)
Subsistem Minabisnis hilir (down stream minabusiness)
Subsistem Sarana Prasarana penunjang
Kebijakan Kabupaten Sidoarjo terkait pengembangan kawasan
minapolitan
Analisis Deskriptif Mengidentifikasi karakteristik guna lahan
Kec.Candi
Potensi Budidaya perikanan budidaya Jenis komoditas ikan
Kuantitas komoditas ikan
Analisis Evaluatif Analisis Potensi Sektor Perikanan yang
meliputi: - Analisis Komoditas Basis (Metode LQ) :
N
N
S
iS
N
S
N
iS
LQ
1
1
- Analisis Komoditas Unggulan (Metode Growth Share)
%100
Tni
nTnTnGrowth
%100
2
1x
NP
NPshare
Analisis Kebijakan
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 3
3.2 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dan informasi dalam studi dilakukan dalam
dua
metode, yaitu survei primer dan survei sekunder.
3.2.1 Survei primer
Merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan
mengumpulkan data langsung ke lokasi penelitian di lapangan. Hal
ini
dapat dilakukan dengan:
a. Teknik Observasi Lapangan
Observasi umumnya dilakukan untuk mengidentifikasikan
karakteristik fisik lokasi penelitian. Teknik observasi dipakai
untuk
mendeskripsikan suatu kejadian akan tetapi tidak selalu
menjawab
pertanyaan mengapa kejadian tersebut dilakukan. Aspek yang
diperhatikan dalam observasi, yaitu pola penggunaan lahan
kawasan dan
karakter fisik kawasan penelitian. Lebih jelas tentang data
observasi
lapangan dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1 Data Observasi Lapangan Jenis Survei
Jenis Data Sumber Data Kegunaan Data
Observasi Lapangan
- Kondisi sarana prasarana
Pengamatan observasi eksisting sarana dan prasarana
Gambaran umum kawasan
Dasar bagi analisis karakteristik fisik kawasan studi
Dasar dalam penentuan arahan perencanaan
- Kondisi jaringan jalan (aksesbilitas
Pengamatan/observasi eksisting kondisi jaringan jalan
- Kondisi Budidaya ikan air tawar di wilayah studi
Pengamatan/observasi kondisi eksisting budidaya ikan air
tawar
-Kondisi Sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat
Pengamatan/observasi kondisi sosial, ekonomi, dan budaya
masyarakat dengan berpedoman pada monografi Desa
Dasar bagi analisis karakteristik non fisik kawasan studi
Dasar dalam penentuan arahan perencanaan
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 4
b. Teknik Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara
untuk memperoleh informasi terwawancara (Arikunto, 1988:145).
Tujuan
dilakukan wawancara adalah untuk mengetahui pendapat atau
opini
responden secara lebih luas, atau menggali kemungkinan
jawaban
tertentu mengapa dan bagaimana suatu kejadian terjadi. Objek
wawancara merupakan komunitas masyarakat pembudidaya,
pemerintah
daerah dan pihak swasta yang telah mengetahui kondisi
Kecamatan
Candi tersebut.
Adapun jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah:
1. Wawancara terstruktur, responden mengikuti pertanyaan yang
telah
ditentukan sebelumnya. Pertanyaan yang diajukan bersifat
tertutup
(closed) dan responden diberi beberapa pilihan jawaban.
2. Wawancara tidak terstruktur, responden memberikan
informasi
bebas, tanpa terikat, oleh pertanyaan, sehingga pertanyaan
bersifat
terbuka dan responden dianjurkan untuk memperinci atau
memperjelas jawaban.
c. Teknik Kuisioner
Kuisioner sebenarnya merupakan teknik wawancara yang lebih
terstruktur dan tertulis. Kuisioner merupakan pertanyaan
tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan
tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1997:
128).
3.2.2 Survei sekunder
Survei sekunder merupakan metode pengumpulan data yang dapat
diperoleh dari instansi terkait maupun studi literatur.
Pengumpulan data
sekunder dalam studi ini sebagai berikut:
a. Survei Instansi
Teknik dilakukan melalui pengumpulan data dari
organisasi/instansi
terkait yang berhubungan dengan objek penelitian, yaitu
Bapedda
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 5
Kabupaten Sidoarjo, Dinas Perikanan dan Kelautan, Kantor
Kecamatan Candi
b. Studi Kepustakaan
Teknik ini dilakukan dengan studi kepustakaan dari jurnal,
buku-
buku, jurnal online, serta studi-studi terdahulu yang memiliki
kaitan
dengan objek penelitian yaitu mengenai Pengembangan Kawasan
Minapolitan Berbasis Masyarakat.
3.3 Penentuan Variabel Penelitian
Berdasarkan tujuan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
maka diperlukan variabel-variabel penelitian, yang selanjutnya
akan
digunakan sebagai dasar dalam melakukan analisis sehingga studi
dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Penentuan variabel-variabel
tersebut
digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah
dirumuskan.
Variabel-variabel penelitian yang akan diamati dapat dilihat
pada tabel
berikut:
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 6
Tabel 3.2 Alat Ukur Penelitian Kawasan Minapolitan No Tujuan
Variabel Sub variabel Metode Analisis Sumber 1. Mengidentifik
asi karakteristik fisik,non fisik perikanan budidaya di
Kecamatan Candi
subsistem minabisnis hulu (Up Stream Minabusiness)
Sarana Perikanan, yang meliputi: - Cara mendapatkan bibit - Asal
bibit - Harga bibit - Jenis pupuk - Cara mendapatkan pupuk - Jenis
peralatan
Permodalan Kegiatan Penelitian dan Pengembangan
Analisis deskriptif dengan mengidentifikasi karakteristik sektor
budidaya ikan air tawar di Kecamtan Bendungan melalui kondisi
kegiatan subsistem minabisnis perikanan perikanan budidaya
Pedoman Perencanaan Pengembangan Kawasan Perikanan Budidaya
(Minapolitan) 2010
Panduan Penyusunan Rencana Kawasan Perikanan Budidaya
Minapolitan 2008
Subsistem on-farm Pembenihan ikan Pembesaran dan Penyediaan
sarana perikanan budidaya
Subsistem minabisnis hilir (down stream minabusiness)
Industri pengolahan, meliputi: - Kegiatan pengolahan produk -
Jenis produk olahan - Teknologi pengolahan - Persebaran industri
pengolahan
Pemasaran, meliputi: - Alur pemasaran - Pelaku pemasaran -
Tujuan pemasaran - Harga jual hasil panen
Kelayakan Ekonomi PDRB Income per capita APBD Jumlah dan besar
investasi pemerintah
dan swasta Jumlah tenaga kerja di sektor perikanan
dan non perikanan
Analisis Ekonomi dengan penghitungan LQ dan Growth Share untuk
mengetahui sejauh mana potensi sektor perikanan air tawar
Keterkaitan ke belakang
Pola penyediaan bibit dan sarana produksi
Pola penyediaan tenaga kerja
Analisis sistem keterkaitan/ linkage system
Sistem Keterkaitan (Hoover dalam Kuncoro, 1992)
Keterkaitan ke depan Pola distribusi dan pemasaran produk
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 7
No Tujuan Variabel Sub variabel Metode Analisis Sumber
Keterkaitan dengan kegiatan wisata Karakteristik fisik lahan
Kemampuan lahan Kesesuaian lahan Ketersediaan lahan
Analisis fisik lahan dengan kriterian kesesuan lahan untuk
budidaya ikan air tawar
Evaluasi Kemampuan Lahan (Panduan Penyusunan Rencana Kawasan
Perikana Budidaya Minapolitan 2008)
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi
pengembangan perikanan budidaya
Modal dan bahan baku
Nilai modal Ketersediaan bahan baku
Analisis faktor dengan menguji variabel-variabel terpilih untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan sektor
perikanan budidaya air tawar di Kecamatan Candi dengan tahapan:
perumusan masalah, uji independensi dalam matriks korelasi,
ekstraksi faktor dalam analisis faktor, ekstrasksi faktor awal dan
rotasi faktor, dan enterpretasi faktor
Studi Terdahulu (Arahan Pengembangan Sentra Produksi Budidaya
Perikanan Di Kecamatan Brondong (Dziyau Fatkhin Najih)
Sumber daya manusia
Keahlian pembudidaya Ketersediaan tenaga kerja Penguasaan tenaga
kerja Kerjasama produksi
Teknologi Jenis teknologi Sistem Informasi Alur pemasaran
Promosi produk Informasi harga pasar Persaingan antar produk
Keruangan
Kondisi fisik lahan Iklim dan cuaca Kondisi jaringan
telekomunikasi Persebaran unit-unit produksi Pengairan kebun
Kondisi prasarana jalan
Kelembagaan Peran pemerintah Keberadaan lembaga penunjang
Keberadaan kelompok tani
3. Menentukan arahan pengembangan kawasan minapolitan berbasis
masyarakat
Strategi dan konsep pengembangan kawasan minapolitan berbasis
masyarakat
SWOT IFAS-EFAS
Development Wicaksono & Sugiarto, 2001
Arahan pengembangan kawasan minapolitan
Struktur ruang budidaya perikanan Area pengembangan budidaya
perikanan
Development
-
III - 29
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis merupakan suatu alat yang digunakan untuk
membahas suatu kondisi untuk memperoleh suatu kesimpulan
yang
menjadi dasar bagi pengambilan suatu keputusan.
3.4.1 Metode Deskriptif
Metode deskriptif digunakan untuk melukiskan atau
menggambarkan seluruh fakta atau karakteristik populasi tertentu
secara
sistematis, aktual, dan cermat (Arikunto, 1998: 22). Pada studi
ini metode
deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi
karakteristik dari
kegiatan budidaya ikan air tawar di Kecamatan Candi Kabupaten
Sidoarjo.
Deskriptif Statistik Dasar
Metode statistika deskriptif merupakan metode yang terkait
dengan
pengumpulan data dan penyajian suatu gugus data, sehingga
dapat
memberikan informasi yang berguna (Walpole, 1993). Distribusi
frekuensi
merupakan suatu cara pengelompokkan data ke dalam suatu
interval
kelas dan kemudian dihitung banyaknya pengamatan yang masuk
ke
setiap kelas (Walpole, 1993). Langkah ini digunakan untuk
memperoleh
gambaran tentang karakteristik budidaya ikan air tawar di
Kecamatan
Candi yang kemudian diorganisasikan ke dalam interval kelas
dan
disajikan dalam bentuk diagram batang ataupun pie-chart yang
akan
memudahkan dalam membaca data. Adapun komponen yang
dilakukan
analisis deskriptif meliputi karakteristik kegiatan budidaya
perikanan
budidaya, yaitu aspek tenaga kerja, modal, bahan baku,
peralatan/
teknologi, pemasaran, dan kelembagaan.
3.4.2 Metode Evaluatif
Analisis evaluatif dilakukan untuk menguji kesesuaian dan
kelayakan pengembangan budidaya air tawar sebagai sentra
komodtiti
unggulan bidang perikanan di Kecamatan Candi. Adapun analisis
yang
digunakan dalam analisis evaluatif dengan dilakukan pendekatan
melalui
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 30
1. Overlay
Analisis Overlay dilakukan untuk memperoleh lokasi-lokasi
yang
sesuai untuk pengembangan perikanan budidaya air tawar
meempergunakan program ARC GIS 9.3 Kriteria penilaian
berdasarkan
petunjuk teknis Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan
(1992).
Kesesuaian lahan yang digunakan dalam penelitian ini setingkat
dengan
kelas yang dibagi ke dalam empat kelas. Sedangkan pemilihan
lebih lanjut
didasarkan pada parameter-parameter sesuai dengan
peruntukannya.
Adapun matrik kesesuaian lahan pada tingkat kelas adalah
sebagai
berikut :
S1 : Sangat sesuai (highly suitable), yaitu apabila lahan tidak
mempunyai
pembatas yang berarti untuk mempertahankan tingkat pengelolaan
yang
harus diterapkan atau tidak berarti terhadap produksinya.
S2 : Cukup sesuai (moderately suitable), yaitu apabila lahan
mempunyai
pembatas agak berarti untuk mempertahankan tingkat pengelolaan
yang
harus diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi dan
meningkatkan
masukan yang diperlukan.
S3 : Sesuai marjinal (marginally suitable), yaitu apabila lahan
mempunyai
pembatas yang berarti atau serius untuk mempertahankan
tingkat
pengelolaan yang harus dilakukan. Pembatas akan mengurangi
produksi
dan lebih meningkatkan masukan yang diperlukan.
N : Tidak sesuai, lahan mempunyai faktor pembatas cukup berat
sehingga
mencegah kemungkinan penggunaannya.
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 31
Tabel 3.3 Matrik Kesesuaian Lahan Untuk Budidaya Perikanan
Tabel 3.4 Parameter Kualitas Air Optimum untuk Biota Air
Jenis Biota
Nama Ilmiah
pH Suhu(C) Oksigen
(Ppm) Salinitas(Ppt)
Nila Oreochromis
nilotica 7-9 25-33 5-6 0-30**
Lele Clarias
batrachus 6,5-9,0 25-30 3-4 0
1. Sumber: Gufran, 2008:130 2. Keterangan : 3. ** ikan
euryhaline (dapat menoleransi kisaran salinitas luas), dapat
dipelihara di air
laut (air tawar dan laut). Namun, agar tumbuh optimal, salinitas
perlu dipertahankan pada kisaran tetap.
Penentuan ketersediaan lahan diperoleh melalui analisis
ketersediaan lahan. Variabel yang digunakan dalam analisis ini
adalah
peta kesesuaian lahan sebagai hasil dari analisis sebelumnya
dengan
peta guna lahan di Kecamatan Candi. Selanjutnya peta kesesuaian
lahan
pengembangan budidaya perikanan akan di overlay dengan peta
tata
guna lahan, sehingga melalui analisis ketersediaan lahan, dapat
diperoleh
gambaran lahan potensial untuk pengembangan perikanan
budidaya.
Kesesuaian untuk pengembangan perikanan budidaya air tawar
sangat
dipengaruhi beberapa faktor berikut:
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 32
A. Ketinggian
Dalam budidaya perairan umum atau air tawar ketinggian
lokasi
perlu mendapat perhatian. Ketinggian suatu tempat diukur dari
permukaan
air laut. Ketinggian menjadi penting karena terkait dengan
perubahan
beberapa parameter air, terutama suhu air. Beberapa jenis ikan
tidak
dapat berkembang biak dan berhenti tumbuh pada ketinggian lebih
dari
800 m diatas permukaan laut (dpl) dan hanya sedikit ikan yang
masih
dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian hingga 1.000 m dpl.
A. Kualitas Air
Sumber air yang dipilih untuk budidaya perairan, airnya harus
jernih dan
bebas dari bahan pencemaran. Beberapa sifat fisik-kimia yang
harus
diketahui untuk mendukung pertumbuhan biota budidaya, yaitu
suhu,
salinitas (kadar garam), kandungan oksigen terlarut, dan pH
(derajat
keasaman) air.
B. Pola Hujan
Dalam budidaya perairan, pengetahuan tentang pola hujan
sangat
penting karena berhubungan dengan tinggi permukaan air,
perubahan
suhu secara drastis, dan penurunan salinitas. Data curah hujan
diperlukan
untuk menentukan pola hujandi suatu daerah. Berdasarkan data
curah
hujan yang ada dapat ditentukan bulan basah dan kering yang
terjadi di
daerah tersebut. Dengan data yang sama, dapat pula
diperkirakan,
apakah di daerah tersebut sering terjadi banjir atau tidak. Jika
pernah
terjadi banjir, berapa tahun periode banjir tersebut terjadi
kembali.
(Gufran, 2008:136)
C. Topografi Tanah
Perencanaan kolam air tawar tidak terlepas dari topografi
daerah
yang akan dipilih sebagai areal pembuatan kolam. Topografi tanah
sangat
berpengaruh terhadap pembuatan kolam karena topofrafi ini
ditentukan
oleh tipe, luas, dan kedalaman kolam yang akan dibangun.
Kemiringan
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 33
tanah yang cocok untuk kolam berkisar antara 3-5% yang artinya
dalam
setiap 100 m panjang lokasi, perbedaan tingginya sekitar 3-5
m.
Kenyataannya akan sulit mendapat lokasi elevasi (perbedaan
tinggi) yang
demikian besar. Oleh karenanya, elevasi tanah yang hanya 1%-1 m
setiap
100 m panjang lokasi masih dianggap baik untuk dibangun kolam
(Gufran,
2008:139-140).
D. Tekstur Tanah
Dalam budidaya biota air di kolam tekstur tanah mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pemilihan lokasi sebab tekstur
tanah
ini berkaitan dengan kualitas tanah. Tekstrur tanah yang semakin
kompak,
semakin baik dijadikan kolam. Jika kolam dibangun ditempat yang
kedap
air, kolam tidak mudah bocor sehingga biota budidaya yang
dipelihara
tidak lolos keluar dan tidak dimangsa oleh predator. Kekedapan
kolam
erat kaitannya dengan keadaan fisik tanah (Gufran,
2008:143).
E. pH Tanah
pH (derajat keasaman)tanah yang rendah (asam) tidak
produktif.
Tanah yang baik adalah tanah yang netral dan basa. pH tanah
yang
rendah akan menghasilkan pH air yang rendah pula. Tanah dengan
pH
netral smapia basa akan menghasilkan pH air yang rendah pula.
Tanah
dengan pH netral sampai basa kaya akan nutrient yang dpat
merangsang
pertumbuhan pakan alami dan pakan alami dapat tumbuh dengan
baik
pada tanah yang mempunyai pH 6,6-8,5 (Gufran, 2008:147).
F. Kesuburan Tanah
Kandungan tanah di dasar kolam sangat mempengaruhi
pertumbuhan pakan alami karena sumber nitrogen. Makin tinggi
kandungan bahan organik, makin tinggi pula jumlah nitrogen
yang
dikandung sehingga pertumbuhan pakan alami akan semakin baik
(Gufran, 2008:150).
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 34
2. Analisis Ekonomi dan Sektor Unggulan
Analisis ekonomi dilakukan untuk mewujudkan ekonomi wilayah
yang sustainable melalui keterkaitan ekonomi lokal dalam sistem
ekonomi
wilayah yang lebih luas. Analisis ekonomi diarahkan untuk
menciptakan
keterkaitan ekonomi antar kawasan di dalam wilayah kecamatan
dan
keterkaitan ekonomi antar wilayah kecamatan. Output dari
analisis ini
adalah untuk mengetahui karakteristik perekonomian wilayah dan
ciri ciri
ekonomi kawasan dengan mengidentifikasi basis ekonomi
Kecamatan
Candi, sektor sektor unggulan, besar kesempatan kerja,
pertumbuhan
dan disparitas pertumbuhan ekonomi di wilayah Kecamatan
Candi.
Dengan data yang dibutuhkan adalah:
1. Produksi Domestik Regional Bruto
2. Income per kapita
3. APBD
4. Jumlah dan besar investasi pemerintah dan swasta
5. Jumlah tenaga kerja di sektor perikanan dan non perikanan
Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh sektor perikanan
dalam
pertumbuhan ekonomi di Kecamatan Candi, maka dilakukan analisis
LQ
dan Growth Share, dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Locational Quotient (LQ)
Analisis mempergunakan rumus Locational Quotient ini
dipergunakan untuk melihat tingkat kontribusi sektor perikanan
air tawar di
Kecamatan Candi terhadap pembentukan kekayaan daerah dan
tingkat
serapan tenaga kerja dari kegiatan perekonomian sektor perikanan
air
tawar. Alat analisis yang digunakan adalah persamaan LQ yang
dirumuskan sebagai berikut (Warpani, 1984:55):
N / S
N / S LQ JPJP
Dimana:
SJP : Jumlah produksi perikanan budidaya air tawar di Kec.
Bendungan
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 35
S : Jumlah produksi perikanan budidaya air tawar di Kec.
Bendungan
NJP : Jumlah produksi perikanan budidaya air tawar di Kec.
Bendungan
N : Jumlah produksi perikanan budidaya air tawar di Kec.
Bendungan
Jika:
LQ > 1 : Merupakan sektor basis serta memiliki
kecenderungan
ekspor
LQ = 1 : Merupakan sektor non-basis serta memiliki
kecenderungan
impas
LQ < 1 : Merupakan sektor non-basis tidak memiliki
kecenderungan
impor
b. Growth and Share
Growth untuk melihat tingkat pertumbuhan produktivitas dari
tahun
ke tahun. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan pertumbuhan
produktivitas suatu komoditas sangat diperlukan minimal data 5
tahun
(berurutan) guna nengetahui tingkat pertumbuhan suatu
komoditas.
Rumus : 100
Tni
nTnTnGrowth
Keterangan:
Tn = Jumlah produksi tahun ke-n
Tn-n = Jumlah produksi tahun awal
Dari hasil tersebut (growth 1 dan growth 2) dirata-rata. Hasil
dari
rata-rata jumlah produksi diatas kemudian dijumlah kebawah
sesuai
dengan jumlah data dan hasilnya dijadikan standart bagi
rata-rata
produksi lain. Tanda positif (+) dinyatakan bahwa produksi
tersebut
berpotensi dan tanda negatif dianggap bahwa produksi tersebut
kurang
berpotensi.
Share membantu mengkarakteristikan struktur ekonomi berbagai
wilayah.
Rumus : 1002
1 NP
NPShare
Keterangan:
NP1 = Nilai produksi komoditi a di satu desa
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 36
NP2 = Nilai produksi komoditis a di seluruh wilayah studi
Dari hasil tersebut, bila nilai share > 1 diberi nilai 3 dan
bila share =
1 maka diberi nilai 2 dan bila share < 1 diberi nilai 1.
Untuk menyatakan
kontribusi yang diberikan itu besar atau tidak adalah dengan
melihat
ketentuan berikut: bila share yang diberi nilai 2 dan diberi
tanda (+) dan
dinyatakan kontribusi yang diberikan besar dan bila Share diberi
nilai 1
maka diberi tanda (-) dan dinyatakan kontribusi yang diberikan
kecil
(rendah). Nilai 2 dinyatakan memiliki kontribusi yang besar
dengan asumsi
bahwa perkembangan berikutnya akan mengalami peningkatan
atau
dalam kurun waktu 3 tahun kontribusi yang diberikan tetap atau
dalam
artian tidak mengalami peningkatan dan penurunan.
3. Analisis Keterkaitan (Linkage)
Keterkaitan mengacu pada berbagai macam interaksi dan saling
berhubungan antara kegiatan ekonomi di suatu wilayah dan
untuk
membantu menelaah berbagai hubugan kegiatan dalam suatu
wilayah.
Analisis keerkaitan (linkage system) bertujuan untuk mengetahui
pola
penyerapan tenaga kerja, pola aliran bahan baku, serta pola
aliran
pemasaran yang terdapat pada kegiatan perikanan budidaya di
Kecamatan Candi.
a. Keterkaitan ke belakang (Backward Linkage). Yaitu
keterkaitan
kegiata perikanan budidaya dengan penyedia input produksi
(penyedia benih, pupuk, pestisida dan peralatan budidaya)
beserta
sektor-sektor pendukungnya.
b. Keterkaitan ke depan (Forward Linkage) yaitu keterkaitan
kegiatan
perikanan budidaya dengan pemakai output produksi (industri
pengolahan hasil perikanan) beserta wilayah tujuan pemasaran
produk perikanan budidaya
3.4.3 Analisis Development
Metode analisis development merupakan bagian teknik analisis
yang terakhir, bertujuan untuk membantu menghasilkan output
dari
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 37
tahapan analisis sebelumnya yang berupa rekomendasi strategi
arahan
dan program pengembangan yang berkenaan dengan pengembangan
Kawasan Minapolitan Berbasis Masyarakat di Kecamatan Candi
Kabupaten Sidoarjo.
1) Analisis SWOT dan (IFAS EFAS)
Teknik analisis yang akan dipergunakan adalah analisis SWOT
dan
IFAS-EFAS. Metode SWOT bersifat kuantitatif dalam artian
bahwa
keempat faktor SWOT masing-masing dianalisis berdasarkan
komponen
dari tiap faktor untuk selanjutnya diberikan penilaian untuk
mengetahui
posisi obyek penelitian pada kuadran SWOT.
Matriks SWOT
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui strategi dasar
pemecahan
masalah yang dapat diterapkan secara kualitatif. Adapun cara
yang
dilakukan adalah:
1) SO : Strategi/alternatif pemecahan masalah dengan
memanfaatkan
kekuatan (S) secara maksimal untuk meraih peluang (O).
2) ST : Stretegi/alternatif pemecahan masalah dengan
memanfaatkan
kekuatan (S) secara maksimal untuk mengantisipasi ancaman
(T) dan berusaha menjadikan maksimal menjadi peluang (O).
3) WO : Strategi/alternatif pemecahan masalah dengan
meminimalkan
kelemahan (W) untuk meraih peluang (O).
4) WT : Strategi/alternatif pemecahan masalah dengan
meminimalkan
kelemahan (W) untuk menghindari secara lebih baik dari
ancaman (T).
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 38
Gambar 3. 1 Matriks SWOT
Sumber: Wicaksono & Sugiarto, 2001: VI-4
Adapun penentuan variable dan sub variable dalam SWOT disajikan
pada
tabel berikut:
Tabel 3. 5 Penentuan variable dan Sub variable yang Digunakan
dalam Analisis SWOT
Variabel Subvariabel Strength (kekuatan)
Keruangan (lokasi) Tingkat kesuburan lahan Status kepemilikan
lahan Kedekatan lokasi budidaya ikan air tawar
dengan permukiman Pencapaian lokasi budidaya ikan air
tawar dengan pasar Kelembagaan Keberadaan kelompok
pembudidaya
Teknologi Jenis teknologi yang digunakan Kemampuan
mengoperasikan teknologi
Sumber daya manusia Tingkat pendidikan pembudidaya Keahlian dan
keterampilan pembudidaya Ketersediaan tenaga kerja
Sistem Informasi Kemudahan informasi pasar Kemudahan informasi
modal Kemudahan informasi produk Kemudahan informasi kebijakan
Sarana dan prasarana Kondisi aksesibilitas Kondisi jaringan
listrik dan telepon Kondisi jaringan air bersih Kondisi jaringan
irigasi
Sistem pemasaran Kemudahan pemasaran
Tr
ea
th
s
I n t e r n a l
S t r e n g t h s W e a k n e s s e
Op
po
rt
un
ie
Ex
te
rn
al
SO
ST
WO
WT
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 39
Variabel Subvariabel
Skala pemasaran hasil budidaya Ketersediaan sarana pasar
Weakness (kelemahan) Keruangan (lokasi) Tingkat kesuburan
lahan
Status kepemilikan lahan Kedekatan lokasi budidaya dengan
permukiman Pencapaian lokasi budidaya dengan
pasar Kelembagaan Keberadaan kelompok tani
Teknologi Jenis teknologi yang digunakan Kemampuan
mengoperasikan teknologi
Sumber daya manusia Tingkat pendidikan pembudidaya Keahlian dan
keterampilan pembudidaya Ketersediaan tenaga kerja
Sistem Informasi Kemudahan dalam memperlokeh informasi pasar
Kemudahan dalam memperoleh informasi modal
Kemudahan dalam memperoleh informasi produk
Kemudahan dalam memperoleh informasi kebijakan
Sarana dan prasarana Kondisi aksesibilitas Kondisi jaringan
listrik dan telepon Kondisi jaringan air bersih Kondisi jaringan
irigasi
Sistem pemasaran Kemudahan pemasaran Skala pemasaran hasil
budidaya Ketersediaan sarana pasar
Opportunity (Peluang) Lokasi dan pemasaran Kemudahan
pemasaran
Skala pemasaran
Teknologi dan Informasi Jenis peralatan Informasi modal
Informasi pemasaran Informasi produk
Kelembagaan lembaga permodalan lembaga pelatihan dan penyuluhan
lembaga kemitraan
Threat (Ancaman)
Lokasi dan pemasaran Skala pemasaran
Teknologi dan Informasi Jenis peralatan Informasi modal
Kelembagaan Lembaga Pelatihan dan penyuluhan
Adapun sistem penilaian yang dilakukan adalah memberikan
penilaian dalam bentuk tabel kepada dua kelompok besar yaitu
IFAS
(Internal Factor Analysis Summary) yang terdiri dari kekuatan
(strength)
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 40
dan kelemahan (weakness) serta EFAS (External Factor
Analysis
Summary) yang terdiri dari peluang (opportunity) dan ancaman
(threat).
a) Tabel IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Cara-cara penyusunan tabel Internal (IFAS) adalah:
1. Kolom 1 disusun faktor-faktor kekuatan dan kelemahan pada
studi
kasus.
2. Masing-masing faktor dalam kolom 2 diberi faktor mulai dari
1,0
(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Semua
bobot
tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00.
Masing-
masing nilai diperoleh berdasarkan hasila analisis korelasi
atau
besarnya pengaruh masing-masing faktor.
3. Rating dihitung untuk masing-masing faktor dengan
memberikan
skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)
berdasarkan persepesi masyarakat dan hasil cross check di
lapangan terhadap faktor- faktor yang berpengaruh terhadap
studi
kasus.
4. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk
kategori
kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat
baik).
Variabel yang bersifat negatif nilainya adalah 1. Bobot
dikalikan
dengan rating untuk memperoleh faktor pembobotan. Hasilnya
berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang
nilainya
bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1
(poor).
5. Skor pembobotan dijumlahkan untuk memperoleh total skor
pembobotan terhadap studi kasus.
b) Tabel EFAS (External Factor Analysis Summary)
Cara-cara penentuan tabel Eksternal EFAS adalah :
1. Kolom 1 disusun peluang dan ancaman
2. Masing-masing faktor dalam kolom 2 diberi faktor mulai dari
1,0
(sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting)
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 41
3. Rating dihitung untuk masing-masing faktor dengan
memberikan
skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap studi kasus.
4. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif
(peluang
yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya
kecil,
diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman misalnya, jika
nilai
ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 4. Sebaliknya,
jika
nilai ancamannya sedikit ratingnya 1.
5. Bobot dikalikan dengan rating untuk memperoleh faktor
pembobotan.
6. Skor pembobotan dijumlahkan untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi studi kasus. Nilai total ini menunjukkan
bagaimana studi kasus terhadap faktor-faktor strategis
eksternalnya.
Dari penilaian berdasarkan IFAS dan EFAS diketahui posisi
obyek
penelitian dalam koordinat pada sumbu x dan y, sehingga
diketahui
posisinya sebagai berikut :
Kuadran I : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan.
Perusahaan tersebut mempunyai peluang dan kekuatan
sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi
yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth
Oriented Strategy)
Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan
ini
masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang
harus diterapkan dalan kondisi ini adalah menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang
dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar)
Kuadran III : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang
sangat
besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa
kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadaran
ini mirip dengan Quetion Mark pada BCG matriks. Fokus
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 42
strategi pada kuadran ini adalah meminimalkan masalah-
masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut
peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran IV : Ini merupakan situasi yang sangat tidak
menguntungkan,
perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan
kelemahan internal. Pembagian ruang dalam analisis
SWOT dengan penilaian terhadap faktor internal (IFAS)
dan faktor eksternal (EFAS) tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut
Gambar 3. 2 Pembagian Ruang Dalam Kuadran SWOT (IFAS/EFAS)
Sumber: Wicaksono & Sugiarto, 2001
c). Penentuan Nilai Bobot
Nilai bobot tiap elemen-variabel dari setiap faktor yang
berpengaruh
terhadap pengembangan Kawasan Minapolitan Berbasis Masyarakat
di
Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo, ditentukan berdasarkan
skor
komponen tiap variabel. Nilai bobot variabel diperoleh dengan
mengolah
Kuadran IV Diverfication
Kuadran III Survival
Kuadran II Stability
Kuadran I Growth
Selective Maintenace
Strategy D
Turn Around Strategy
E
Guirelle Strategy
F
Concentric Strategy
G
Conglomerate Strategy
H
Rapid Growth Strategy
A
Stabil Groeth
Strategy B
Agressive Maintenace
Strategy
C
EKSTERNAL (+)
EKSTERNAL (-)
INTERNAL (-)
INTERNAL (+)
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 43
skor komponen tiap variabel faktor hasil analisis faktor.
Langkah-langkah
pengolahan skor komponen variabel faktor hingga memperoleh
nilai
bobot tiap elemen-variabel dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Nilai skor komponen setiap variabel faktor dikuadratkan
kemudian
dijumlahkan sehinga diperoleh nilai total skor tiap variabel
faktor,
2. Selanjutnya, sluruh nilai total skor variabel faktor
dijumlahkan
sehingga diperoleh angka jumlah total skor dari seluruh
variabel
faktor.
3. Total skor tiap variabel dibagi jumlah total skor komponen
dari
seluruh variabel faktor sehingga diperoleh nilai bobot
variabel,
4. Selanjutnya pada matriks penilaian IFAS. Awalnya setiap
elemen-
variabel diberi nilai bobot sementara menurut nilai bobot
variabel
dari variabel dimana elemen-variabel tersebut terkelompok di
dalamnya,
5. Setelah seluruh elemen-variabel pada matriks penilaian IFAS
diberi
nilai bobot sementara, keseluruhan nilai bobot sementara
pada
matrik IFAS dijumlahkan sehingga diperoleh jumlah nilai
bobot
sementara dari matriks penilaian IFAS,
6. Selanjutnya dapat dihitung nilai bobot tiap elemen-variabel.
Nilai
bobot tiap elemen-variabel akan diperoleh dengan cara; nilai
bobot sementara tiap elemen-variabel dibagi dengan jumlah
nilai
bobot sementara,
7. Cara yang sama juga dipergunakan untuk penentuan nilai
bobot
untuk tiap elemen-variabel pada matriks penilaian EFAS.
d). Penentuan Rating
Nilai rating tiap elemen-variabel ditentukan menurut rating
faktor
dari faktor dimana elemen-variabel tersebut terkelompok di
dalamnya.
Langkah-langkah pengolahan informasi hasil analisis faktor
hingga
memperoleh rating tiap elemen-variabel dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Informasi hasil analisis faktor yang akan diolah adalah tabel
total
variance explained. Pada kolom Total Rotation Sums of
Squared
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 44
Loadings akan diketahui nilai dari setiap faktor yang
berpengaruh
terhadap Pengembangan Kawasan Minapolitan Berbasis
Masyarakat di Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Nilai
eigen
pada tabel tersebut berurutan (atas ke bawah) menurut
kelompok
faktor hasil ekstraksi,
2. Selanjutnya setiap faktor ditafsirkan kedalam 4 kelompok
rating.
Faktor dengan nilai eigen tertinggi diberi rating 4 dan hingga
faktor
dengan nilai eigen terendah diberi rating 1,
3. Selanjutnya pada matriks penilaian IFAS. Setiap
elemen-variabel
diberi rating menurut nilai rating faktor dari faktor dimana
elemen-
variabel tersebut terkelompok di dalamnya.
4. Cara yang sama untuk penentuan rating dalam matriks
penilaian
EFAS.
3.4.4 Desain Penelitian
Tabel desain penelitian yang menjelaskan tujuan,
variabel-variabel
yang dicari dan kebutuhan data yang didapatkan melalui survei
primer
maupun sekunder. Metode pengumpulan data melalui studi
literatur,
wawancara dan kuisioner. Hasil temuan tersebut digunakan dalam
proses
analisis. Penjelasan lebih lanjut mengenai desain penelitian
dapat dilihat
pada tabel berikut.
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 45
Tabel 3.6 Desain Penelitian
No Tujuan Variabel Sub variabel Data yang
dibutuhkan Sumber data
Met. pengumpulan
data Met. analisis data Output
1.
Mengetahui karakteristik fisik, non fisik perikanan budidaya di
Kecamatan Candi?
Karakteristik kondisi fisik dasar
Kondisi fisik dasar: Guna Lahan Jenis tanah dan
tekstur tanah Ketebalan &
kedalaman lapisan tanah
Derajat kelerengan dan erositas tanah
Curah hujan Sistem Irigasi
- Kelembaban, Suhu
Peta guna lahan Kecamatan Candi Tahun 2010
Peta Persebaran guna lahan Kecamatan Candi tahun 2010
RTRW Kabupaten Sidoarjo
Bappeda Kabupaten Sidoarjo
Survey sekunder Survey primer
Analisis deskriptif
dan evaluative:
Analisis kemampuan lahan
Analisis kesesuaian lahan
Analisis ketersediaan lahan
Tingkat
kesesuaian
lahan dan
ketersediaan
lahan dalam
penentuan
lokasi
perikanan air
tawar
Karakteristik perikanan budidaya air tawar Kecamatan Candi
Ketinggian Kualitas Air Pola Hujan Topografi
Tanah Tekstur Tanah pH Tanah Kesuburan
Tanah
Peta guna lahan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2010
Peta Topografi Peta Jenis
tanah RTRW
Kabupaten Sidoarjo
Kondisi fisik perikanan budidaya air tawar
Bappeda Kabupaten Sidoarjo
Dinas Kelautan dan Perikanan
Survey sekunder Survey primer
Analisis deskriptif
dan evaluatif:
Analisis kesesuaian lahan untuk pengembangan perikanan
Analisis ketersediaan lahan
Tingkat
kesesuaian
lahan dan
ketersediaan
lahan dalam
penentuan
pengelolaan
perikanan air
tawar
Potensi Kebasisan Jumlah Dinas Survey sekunder Analisis
deskriptif Potensi
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 46
No Tujuan Variabel Sub variabel Data yang
dibutuhkan Sumber data
Met. pengumpulan
data Met. analisis data Output
ekonomi sektor perikanan air tawar di Kecamatan Candi
terhadap perekonomian kabupaten
produksi sektor perikanan air tawar di Kec.Bendungan
Jumlah produksi perikanan Kec.Bendungan
Jumlah produksi sektor perikanan air tawar nasional
Jumlah produksi perikanan nasional
Kelautan dan Perikanan
Kec.Bendungan
evaluatif,
mempergunakan
rumus LQ
ekonomi
sektor
perikanan air
tawar di
Kecamatan
Candi
Tingkat perkembangan sektor perikanan air tawar di Kecamatan
Candi
Nilai produksi perikanan air tawar Kecamatan Candi
Nilai produksi perikanan air tawar nasional
Dinas Kelautan dan Perikanan
Kec.Bendungan
Survey sekunder Analisis deskriptif
evaluatif,
mempergunakan
rumus Growth
Share
Karakteristik kegiatan subsistem minabisnis sektor perikanan air
tawar
subsistem minabisnis hulu (Up Stream Minabusiness)
Sarana perikanan
Permodalan Kegiatan
penelitian dan pengembangan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kec.Bendungan
Lembaga kemitraan dan
Survey primer Survey sekunder
Analisis deskriptif
kualitatif dan
kuantitatif
Mengetahui
peran
kegiatan
subsistem
minabisnis
perikanan air
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 47
No Tujuan Variabel Sub variabel Data yang
dibutuhkan Sumber data
Met. pengumpulan
data Met. analisis data Output
kelompok tani Balai
pembenihan dan penyuluhan perikanan
Kec.Bendungan
tawar di
Kec.Bendung
an dalam
penyusunan
strategi
pengembang
an sektor
perikanan air
tawar.
Subsistem on-farm
Pembenihan ikan
Pembesaran dan
Penyediaan sarana perikanan budidaya
Subsistem minabisnis hilir (down stream minabusiness)
Industri pengolahan, meliputi: - Kegiatan
pengolahan produk
- Jenis produk olahan
- Teknologi pengolahan
- Persebaran industri pengolahan
Pemasaran,
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 48
No Tujuan Variabel Sub variabel Data yang
dibutuhkan Sumber data
Met. pengumpulan
data Met. analisis data Output
meliputi: - Alur
pemasaran - Pelaku
pemasaran - Tujuan
pemasaran Harga jual hasil
panen Linkage
System Mina business
Backward linkage
Pola penyerapan tenaga kerja
Pola penyediaan sarana produksi
Dinas Kelautan dan Perikanan
Dinas Ketenagakerjaan
Survey primer Surver primer
Analisis deskriptif
evaluatif
Forward linkage Keterkaitan pemasaran hasil perikanan air
tawar
Keterkaitan dengan pengolahan lanjutan hasil perikanan air
tawar
Dinas Kelautan dan Perikanan
Dinas Ketenagakerjaan
Survey primer Surver primer
Analisis deskriptif
evaluatif
2. Menganalisis
faktor-faktor
yang paling
berpengaruh
terhadap
Keruangan (lokasi)
Tingkat kesuburan lahan
Status kepemilikan lahan
Kedekatan
Rekapan hasil kuisioner
Pembudidaya ikan di Kecamatan Candi
Surver primer
Analisis evaluatif Faktor-faktor
yang paling
berpengaruh
terhadap
perkembanga
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 49
No Tujuan Variabel Sub variabel Data yang
dibutuhkan Sumber data
Met. pengumpulan
data Met. analisis data Output
perkembang
an sektor
perikanan
budidaya air
tawar di
Kecamatan
Candi
lokasi budidaya dengan permukiman
Pencapaian lokasi budidaya dengan pasar
n sektor
perikanan
budidaya air
tawar di
Kecamatan
Candi Kelembagaan
Kebutuhan akan lembaga kemitraan
Keberadaan kelompok tani
Kebutuhan terhadap lembaga permodalan
Kebutuhan akan lembaga pelatihan dan penyuluhan
Sumber daya manusia
Tingkat pendidikan pembudidaya
Keahlian dan keterampilan pembudidaya
Ketersediaan tenaga kerja
Teknologi Jenis teknologi yang digunakan
Kemampuan mengoperasikan teknologi
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 50
No Tujuan Variabel Sub variabel Data yang
dibutuhkan Sumber data
Met. pengumpulan
data Met. analisis data Output
Sistem Informasi
informasi pasar informasi modal informasi produk informasi
kebijakan Sarana dan
prasarana
Kondisi aksesibilitas
Kondisi jaringan listrik dan telepon
Kondisi jaringan air bersih
Kondisi jaringan irigasi
Sistem
pemasaran
Kemudahan pemasaran
Skala pemasaran hasil budidaya
Ketersediaan sarana pasar
3. Menentukan arahan pengembangan kawasan minapolitan berbasis
masyarakat di Kecamatan Candi Kabupaten
Strategi pengembangan
SWOT Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki kawasan
minapolitan
Peluang dan ancaman yang mempengaruhi perkembangan kawasan
minapolitan
Hasil analisis potensi masalah dan partisipatif
Hasil analisis sebelumnya
Metode development dengan kuadran SWOT
Strategi pengembangan Kawasan minapolitan di Kecamatan Candi
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 51
No Tujuan Variabel Sub variabel Data yang
dibutuhkan Sumber data
Met. pengumpulan
data Met. analisis data Output
Sidoarjo berbasis masyarakat
IFAS-EFAS Faktor yang berpengaruh alam perkembangan kawasan
Bobot tiap faktor
Potensi dan masalah
Hasil analisis SWOT
Hasil analisis sebelumnya
Metode deskriftif development
Pemanfaatan ruang perikanan budidaya
Struktur ruang budidaya perikanan
Area pengembangan budidaya perikanan
Konsep pengembangan lokasi
Konsep pengembangan pemasaran
Konsep pengembangan sumberdaya manusia
Konsep pengembangan teknologi
Konsep pengembangan informasi
\konsep pengembangan sarana dan prasarana
Hasil analisis SWOT dan IFAS-EFAS
Hasil analisis sebelumnya
Metode development
Arahan Pengembangan Minapolitan di Kecamatan Candi Kabupaten
Sidoarjo
Sumber: Hasil Analisis, 2011
-
PENYUSUNAN MINAPOLITAN KABUPATEN SIDOARJO
L A P O R A N P E N D A H U L U A N III - 52
3.1 Ketentuan Teknis Perencanaan3.2 Metode Pengumpulan Data3.2.1
Survei primer3.2.2 Survei sekunder3.3 Penentuan Variabel
Penelitian3.4 Metode Analisis Data3.4.1 Metode Deskriptif3.4.2
Metode Evaluatif3.4.3 Analisis Development Matriks SWOT3.4.4 Desain
Penelitian