Top Banner
KERUSAKAN BAHAN PANGAN KERUSAKAN BAHAN PANGAN PENGERTIAN Perubahan yang terjadi pada sifat2 bahan pangan yang tidak diinginkan dimana penyimpangannya terjadi terhadap standar yang sudah ditentukan KERUSAKAN TERJADI MULAI DARI: Setelah Panen Setelah Pemotongan Setelah Penangkapan Pada Waktu Pengolahan
32

Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

Nov 28, 2015

Download

Documents

Encep Farokhi

cvbnm
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

KERUSAKAN BAHAN PANGANKERUSAKAN BAHAN PANGAN PENGERTIAN

Perubahan yang terjadi pada sifat2 bahan pangan yang tidak diinginkan dimana penyimpangannya terjadi terhadap standar yang sudah ditentukan

KERUSAKAN TERJADI MULAI DARI: Setelah Panen Setelah Pemotongan Setelah Penangkapan Pada Waktu Pengolahan

Page 2: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

Bahan Pangan Daya tahan simpan pada 21 0C

( hari )1. Daging2. Ikan3. Ayam/Unggas4. Ikan dan daging yang

dikeringkan, diasin atau diasap (ikan asin, abon, dendeng)

5. Buah-buahan6. Buah kering (pisang, sale,

kismis)7. Sayuran8. Sayuran umbi/akar9. Biji-bijian kering

1 - 21 - 21 - 2360 atau lebih

1 - 7360 atau lebih

1 - 27 - 20360 atau lebih

Tabel 3.1. Daya Tahan Simpan Berbagai Bahan Pangan

Page 3: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

JENIS2 KERUSAKAN DAN FAKTOR JENIS2 KERUSAKAN DAN FAKTOR PENYEBABNYAPENYEBABNYA

JENIS KERUSAKANJENIS KERUSAKAN Kerusakan Biologis Kerusakan Kimia dan

Bio Kimia Kerusakan Fisik

FAKTOR PENYEBABFAKTOR PENYEBAB Pertumbuhan dan Pertumbuhan dan

aktivitas m.Oaktivitas m.O Aktivitas enzimAktivitas enzim Insekta,parasit dan Insekta,parasit dan

tikustikus Suhu lingkunganSuhu lingkungan Kelembaban udaraKelembaban udara UdaraUdara CahayaCahaya Waktu penyimpananWaktu penyimpanan

Page 4: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

Mikrobiologi

Enzimatis

Kimiawi

Fisik

Mekanis

Pertumbuhan mikroorganismeProduksi toksinCita-rasa menyimpang

Pencokelatan enzimatisCita-rasa menyimpang

KetengikanReaksi oksidasi dan reduksiKehilangan zat giziPencokelatan non-enzimatis

Transportasi air dan padatanKristalisasi dan rekristalisasiPerubahan faseKehilangan cita-rasaKehancuran dan pengerutan

Kerusakan kemasan karena tekananMemar karena vibrasi/getaranPecah

Faktor-Faktor UtamaKemunduran Kualitas Pangan

Gejala Kerusakan

Gambar 3.1. Faktor-Faktor Perusak Pangan Utama dan Gejala-Gejala Kerusakannya

Page 5: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

BAKTERI, KHAMIR DAN KAPANG

• Mirkoorganisme dapat dibagi kedalam 2 golongan besar yaitu :– Mikroorganisme yang

berguna, misalnya m.o. untuk fermentasi kecap, tempe, alkohol, anggur, bir, asam cuka, keju, dll.

– Mikroorganisme yang tidak berguna, yaitu m.o. yang menimbulkan penyakit, mengsintesa racun dan penyebab pembusukan.

Page 6: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan
Page 7: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

STRUKTUR BAKTERI

Page 8: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

Contoh Khamir

Contoh Kapang

Page 9: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

BAKTERI, KHAMIR DAN KAPANG

MENURUT SUHU YANG DIPERLUKAN UNTUK TUMBUH MENURUT SUHU YANG DIPERLUKAN UNTUK TUMBUH

DAN BERKEMBANG BIAK DAN BERKEMBANG BIAK

JENIS-JENIS YANG MESOFIL : 16 - 38JENIS-JENIS YANG MESOFIL : 16 - 3800C. C.

JENIS-JENIS YANG PSYCHROFIL : 0 - 16JENIS-JENIS YANG PSYCHROFIL : 0 - 1600CC

JENIS-JENIS YANG TERMOFIL : 38 - 80JENIS-JENIS YANG TERMOFIL : 38 - 8000CC..

SPORA DARI BAKTERI BERSIFAT SANGAT TAHAN SPORA DARI BAKTERI BERSIFAT SANGAT TAHAN

TERHADAP SUHU TINGGI; SPORA-SPORA INI TERHADAP SUHU TINGGI; SPORA-SPORA INI

KEMUDIAN DAPAT TUMBUH BILA SUHUNYA TURUN KEMUDIAN DAPAT TUMBUH BILA SUHUNYA TURUN

KEMBALI HINGGA SUHU YANG BAIK UNTUK KEMBALI HINGGA SUHU YANG BAIK UNTUK

PERTUMBUHANNYA.PERTUMBUHANNYA.

Page 10: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

BAKTERI, KHAMIR DAN KAPANG

MENURUT KEBUTUHANNYA AKAN OKSIGEN M.O. MENURUT KEBUTUHANNYA AKAN OKSIGEN M.O.

DIBEDAKAN ATAS: DIBEDAKAN ATAS:

1. M.O AEROBIK (MEMERLUKAN O2) 1. M.O AEROBIK (MEMERLUKAN O2)

2. M.O ANAEROBIK (UNTUK TUMBUH MEMERLUKAN 2. M.O ANAEROBIK (UNTUK TUMBUH MEMERLUKAN

SUASANA SUASANA BEBAS OKSIGEN/DG TEKANAN OKSIGEN BEBAS OKSIGEN/DG TEKANAN OKSIGEN

RENDAH.RENDAH.

M.O. YANG MERUGIKAN MELIPUTI:M.O. YANG MERUGIKAN MELIPUTI:

1. M.O. PEMBUSUK1. M.O. PEMBUSUK

2. M.O. YANG MENIMBULKAN PENYAKIT INFEKSI DAN 2. M.O. YANG MENIMBULKAN PENYAKIT INFEKSI DAN

PENYAKIT PENYAKIT INTOKSIKASI. INTOKSIKASI.

Page 11: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

PENYAKIT INFEKSI ADALAHPENYAKIT INFEKSI ADALAH

Penyakit yang ditimbulkan karena bahan

pada saat dikonsumsi terkontaminasi oleh

m.o., yang kemudian berkembang biak dalam

tubuh manusia dan menimbulkan gejala-

gejala penyakit..

PENYAKIT INTOKSIKASI/KERACUNAN ADALAH PENYAKIT INTOKSIKASI/KERACUNAN ADALAH Penyakit yang ditimbulkan karena memakan bahan pangan yang mengandung racun yg dihasilkan oleh m.o yang tumbuh dan berkembang dalam bahan tsb sebelum dimakan. jadi gejala penyakitnya disebabkan oleh toksinnya dan bukan m.o nya.

Page 12: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

JENIS-JENIS M.O. YANG MENIMBULKAN INFEKSI

Salmonella Salmonella : Salmonellosis: Salmonellosis,, Demam Enterik Demam Enterik Clostridium perfringens : Clostridium perfringens : Gastroenteritis, Gastroenteritis,

Sakit Perut, Diare, Pembentukan GasSakit Perut, Diare, Pembentukan Gas Shigella dysenteriae :Shigella dysenteriae : Disentri BasilerDisentri Basiler

Vibrio parahaemolyticul:Vibrio parahaemolyticul: gastroenteritisgastroenteritis

Vibrio cholerae Vibrio cholerae : kolera: kolera

Escherichia coli Escherichia coli : gastroenteritis: gastroenteritis

Bacillus cereus Bacillus cereus : gastroenteritis: gastroenteritis

Page 13: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

M.O YANG MENIMBULKAN PENYAKIT KERACUNAN

Clostridium botulinum BotulismStapylococcus aureus GastroenteristisAspergillus flavus AflatoksinPseudomonas cocovenenans Toksoflavin dan Asam Bongkrek

Page 14: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

INSEKTA, PARASIT DAN INSEKTA, PARASIT DAN TIKUSTIKUS

KKerusakan karena insekta di negara-negara maju meliputi 5 - erusakan karena insekta di negara-negara maju meliputi 5 -

10%, negara yang sedang berkembang 50%. 10%, negara yang sedang berkembang 50%. DDi negara-i negara-

negara maju, ditetapkan standar kontaminasi yang masih negara maju, ditetapkan standar kontaminasi yang masih

diperbolehkan.diperbolehkan.

PPada serealia, buah-buahan yang dikeringkan ada serealia, buah-buahan yang dikeringkan dan dan rempah-rempah-

rempah serangan hama dapat dikendalikan dengan fumigasi rempah serangan hama dapat dikendalikan dengan fumigasi

a.l. metil-bromida, etilen-oksida, propilen-oksida, dll. a.l. metil-bromida, etilen-oksida, propilen-oksida, dll.

JJenis parasit yang mengkontaminasi bahan makananenis parasit yang mengkontaminasi bahan makanan: : cacing cacing

TTrichina spiralis richina spiralis dan dan EEntamoeba histolyticantamoeba histolytica

TTikus merupakan problema karena memakan hasil panenanikus merupakan problema karena memakan hasil panenan

dandan perkembang-biakannya cepat perkembang-biakannya cepat,, kkotoran bisa mengandung otoran bisa mengandung

bakteri penyebab penyakit seperti salmonella, dllbakteri penyebab penyakit seperti salmonella, dll..

Page 15: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

ENZIMENZIM• DAPAT BERASAL DARI BAHANNYA SENDIRI DAN BISA DAPAT BERASAL DARI BAHANNYA SENDIRI DAN BISA

BERASAL DARI BERASAL DARI M.O. YANG MENGKONTAMINASI. M.O. YANG MENGKONTAMINASI.

• DAPAT MENIMBULKAN REAKSI-REAKSI FERMENTASI, DAPAT MENIMBULKAN REAKSI-REAKSI FERMENTASI,

KETENGIKAN KETENGIKAN MAUPUN PEMBUSUKAN. MAUPUN PEMBUSUKAN.

• AKTIVITAS ENZIM MENINGKAT SECARA DRASTIS AKTIVITAS ENZIM MENINGKAT SECARA DRASTIS

SETELAH SETELAH PEMANENAN ATAU PEMOTONGAN. PEMANENAN ATAU PEMOTONGAN.

• ENZIM PERLU DI-NON-AKTIFKAN YAITU DENGAN ENZIM PERLU DI-NON-AKTIFKAN YAITU DENGAN

JALAN PEMANASAN, JALAN PEMANASAN, PENGGUNAAN ZAT-ZAT KIMIA, PENGGUNAAN ZAT-ZAT KIMIA,

RADIASI, DLL.RADIASI, DLL.

• AKTIVITAS ENZIM TIDAK SELALU MERUGIKAN AKTIVITAS ENZIM TIDAK SELALU MERUGIKAN

MISALNYA PADA MISALNYA PADA PEMASAKAN BUAH DAN PELAYUAN PEMASAKAN BUAH DAN PELAYUAN

DAGING.DAGING.

Page 16: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

SUHU TINGGI DAN SUHU RENDAH

SUHU MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN MIKROORGANISME SUHU MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN MIKROORGANISME DAN KECEPATAN REAKSI-REAKSI KIMIA, BAIK ENZIMATIS DAN KECEPATAN REAKSI-REAKSI KIMIA, BAIK ENZIMATIS MAUPUN NON-ENZIMATIS. MAUPUN NON-ENZIMATIS.

REAKSI-REAKSI KIMIA DAPAT MENGAKIBATKAN REAKSI-REAKSI KIMIA DAPAT MENGAKIBATKAN PENGURAIAN VITAMIN, RUSAKNYA PROTEIN, DLL. SUHU PENGURAIAN VITAMIN, RUSAKNYA PROTEIN, DLL. SUHU TINGGI JUGA DAPAT MEMPENGARUHI PENGERINGAN BAHAN.TINGGI JUGA DAPAT MEMPENGARUHI PENGERINGAN BAHAN.

SUHU RENDAH YANG TIDAK TERATUR SECARA BAIK JUGA SUHU RENDAH YANG TIDAK TERATUR SECARA BAIK JUGA DAPAT MENYEBABKAN KERUSAKAN BAHAN HASIL DAPAT MENYEBABKAN KERUSAKAN BAHAN HASIL PERTANIANPERTANIAN

Page 17: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

UDARA /OKSIGENUDARA /OKSIGEN

OKSIGEN DALAM UDARA DAPAT MERUSAK VITAMIN-OKSIGEN DALAM UDARA DAPAT MERUSAK VITAMIN-

VITAMIN TERUTAMA VIT. A DAN C, PIGMEN, ZAT-ZAT VITAMIN TERUTAMA VIT. A DAN C, PIGMEN, ZAT-ZAT

FLAVOR, DLL. FLAVOR, DLL.

UDARA JUGA MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN M.O. UDARA JUGA MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN M.O.

TERUTAMA KAPANG. TERUTAMA KAPANG.

UDARA DAN OKSIGEN SEKITAR BAHAN HASIL PERTANIAN UDARA DAN OKSIGEN SEKITAR BAHAN HASIL PERTANIAN

DAPAT DIATUR DENGAN CARA:DAPAT DIATUR DENGAN CARA:

1. 1. MELAKUKAN VAKUMISASI KEMASAN-KEMASAN, MELAKUKAN VAKUMISASI KEMASAN-KEMASAN,

DENGAN DENGAN MENGGANTI UDARA DALAM KEMASAN MENGGANTI UDARA DALAM KEMASAN

DENGAN GAS DENGAN GAS LEMBAM/INERT (N2 , CO2) LEMBAM/INERT (N2 , CO2)

2. 2. MENAMBAHKAN ZAT-ZAT KIMIA YANG DAPAT MENAMBAHKAN ZAT-ZAT KIMIA YANG DAPAT

MENGIKAT SISA-MENGIKAT SISA- SISA OKSIGEN DALAM KEMASAN.SISA OKSIGEN DALAM KEMASAN.

Page 18: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

CAHAYACAHAYA Cahaya dapat menimbulkan kerusakan pada vitamin-

vitamin (Riboflavin, VIT. A dan C) dan pigmen.

Contohnya : susu yang dikemas dalam botol plastik

mengalami kerusakan “sunlight flavor”, pemudaran

warna daging

Pengaruh cahaya dapat diatasi dengan memakai

kemasan yang tidak tembus cahaya.

WAKTU

faktor-faktor penyebab kerusakan meningkat dengan waktu pengecualian produk fermentasi

Page 19: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

PRINSIP-PRINSIP UMUM PENGAWETAN PANGAN

Tujuan dari pengawetan pangan secara komersial•Mengawetkan/mengurangi kehilangan pangan baik kualitas maupun kuantitas selama perjalanan dari produsen ke konsumen•Menyediakan pangan di luar musim produksi•Menghasilkan produk bernilai tambah karena kemudahan pengolahan dan penyajian, bergizi, fungsional•Penganekaragaman pangan sehingga diet lebih bervariasi

Page 20: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

Prinsip Pengawetan Bahan Pangan Jangka Pendek

1) Pertahankanlah bahan pangan itu dalam keadaan hidup selama mungkin

2) Jika bahan pangan itu telah mati atau telah dipanen maka segera bersihkan, bungkus lalu simpan dalam lemari es

Page 21: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

Cara Pengawetan Pangan Komersial

• Pengeringan• Penyimpanan pada suhu rendah• Proses thermal/pemanasan• Fermentasi• Penggunaan bahan pengawet• Irradiasi dengan sinar UV atau sinar

gamma

Page 22: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

1. Pengeringan

• Penurunan kadar air• Aw rendah• Mikroorganisme tidak bisa tumbuh• Mencegah pembusukan• Pengeringan, pengasapan,

penambahan garam atau gula atau pengentalan hingga padatan terlarut lebih dari 65 %

Page 23: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

2. Penyimpanan Suhu Rendah

• Menghambat pertumbuhan m.o tidak membunuhnya

• Memperlambat laju reaksi enzimatis dan reaksi kimia lainnya

• Penyimpanan suhu rendah dibedakan atas:- Refrigerasi dan modifikasi-modifikasi refrigerasi (-20 C dan 160 C)

* CAS* Penyimpanan hipobar

- Pembekuan penurunan Aw * Pembekuan -400 C

* Penyimpanan beku -180 C

Page 24: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

3. Proses Thermal/Pemanasan

a) Pasteurisasi: – Perlakuan pemanasan yang ringan (630 C

selama 30 menit atau 720 C selama 15 detik pada pasteurisasi susu segar)

– Tujuan:Mematikan mikroorganisme patogen dan mengurangi populasi mikroorganisme hingga batas-batas yang memungkinkan

– Produk pasteurisasi umumnya harus disimpan dingin

Page 25: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

b) Sterilisasi = Pengalengan:• Umumnya suhu 1210 C selama jangka waktu

tertentu• Tujuan:

Membunuh semua mikroorganisme patogen dan mikroorganisme pembusuk yang dapat tumbuh pada suhu kamar

• Makanan kaleng umumnya tahan beberapa tahun

c) Blansing: • Perlakuan panas yang ringan dalam air mendidih

(merebus) atau uap panas (pengukusan) • Tujuan utama: Menonaktifkan enzim, selain itu

untuk mengurangi populasi mikroorganisme kontaminan pada bahan pangan

Page 26: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

4. Fermentasi

• Mengawetkan dengan cara menekan pertumbuhan m.o pembusuk pertolongan senyawa2 alkohol, asam cuka, asam laktat, asam cuka, dll

• Menumbuhkan mikroorganisme berguna secara selektif penambahan garam, starter dan mengatur kondisi lingkungan

• Menghasilkan jenis makanan baru

Page 27: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

5. Penggunaan Bahan Pengawet

• Menurunkan pH bahan makanan : asam cuka, sitrat, asam laktat, fosfat

• Menghambat metabolisme m.o : benzoat, sorbat, sulfit dan propionat

• Bersifat racun bagi mikroorganisme

Page 28: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

6. Irradiasi/Cold Sterilization

• Menggunakan sinar x, microwave, sinar UV, dan radiasi ion

• Suhu bahan pangan tidak meningkat, maka dikenal juga sebagai Cold Sterilization

• Penerapan: Penyimpanan rempah-rempah Karkas Mencegah pertunasan pada kentang

Page 29: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

Metode Pengawetan Pangan

Inhibisi Pertumbuhan Mikroorganisme

Inaktivasi Pencegahan Rekontaminasi

Penyimpanan suhu rendah

Menurunkan AwMengurangi oksigenMenaikkan CO2

AsidifikasiFermentasiPelapisan permukaanModifikasi strukturalModifikasi kimiaMenghilangkan gasPerubahan-perubahan transisi fase

SterilisasiPasteurisasiRadiasiElektrifikasiPerlakuan tekanan tinggiBlansingMemasakMenggoreng

Penyimpanan suhu rendah

Menurunkan AwMengurangi oksigenMenaikkan CO2

AsidifikasiFermentasiPelapisan permukaanModifikasi strukturalModifikasi kimiaMenghilangkan gasPerubahan-perubahan transisi fase

Gambar 3.6. Teknik Pengawetan Makanan

Page 30: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

Proses Penanganan Pangan secara Umum

Pemanenan

Penyimpanan

Pengolahan

Pengepakan

Distribusi

Pemasaran

Transportasi

Penyimpanan

Konsumsi

Pangan Olahan

Pangan Segar

Ingredien Pangan

Petani

Pengolah/Paberik

Konsumen

 Keterangan:

: Pelaku Penanganan 

: Proses Penanganan  

: Produk Pangan/Komoditi Pangan

Diagram Alir Proses Penanganan Pangan dari Pemanenan sampai dengan Konsumsi

Page 31: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

Faktor yang Menentukan Pemilihan Metode Pengawetan

• Umur simpan (shelf life)• Konsumen yang menjadi target

Umur simpan ditentukan oleh laju perusakan, dimana hal ini dipengaruhi :

1. Komposisi formulasi2. Metode pengawetan/pengolahan3. Pengemasan4. Kondisi penyimpanan

Page 32: Bab 3. Kerusakan Dan Pengawetan

Tolok Ukur Kerusakan Pangan

• Penampakan• Hasil (kalau diolah berupa hasilnya)• Karakteristik inderawi (warna, aroma,

tekstur, bentuk dll)• Pertumbuhan m.o (racun, bau, dst)