62
BAB 3
ANALISIS SISTEM BERJALAN
3.1 Profil Perusahaan
Isi dari sub-bab profil perusahaan adalah dimulai dari membahas
tentang
Sejarah Perusahaan dan menjabarkan Visi-Misi dari PT. Mega
Mobile Indonesia.
3.1.1 Sejarah PT. Mega Mobile Indonesia
PT. Mega Mobile Indonesia semula bernama PT. Jabalu Media
Internusa,
adalah perusahaan yang didirikan untuk mengelola dan
mengembangkan retails
produk inovatif DRTV. Perusahaan inilah yang mengelola dan
mengembangkan
Innovation Store. Setelah berhasil mengelola dan mengembangkan
Innovation
Store , PT. Jabalu Media Internusa kemudian berkembang menjadi
perusahaan
yang bergerak dalam bidang ekspansi jaringan distribusi ritel
yang tidak hanya
mengelola dan mengembangkan chain shop Innovation Store tetapi
juga melalui
IO a flagship of Innovation Store dan virtual store FastWorld.
PT. Jabalu Media
Internusa merupakan anak perusahaan dari DRTV Corporation yang
didirikan
sebagai sebuah perusahaan yang bergerak di bidang ritel dengan
layanan pesan
antar yang didukung teknologi informasi terkini. Dikenal oleh
masyarakat luas
dengan brand TV Media dan DRTV, perusahaan tersebut memberikan
pelayanan
yang berbeda lewat sistem direct marketingnya.
63
Setelah berjalan selama 15 tahun, PT. Jabalu Media Internusa
menjalankan
salah satu produk yang didistribusikan untuk dijual yaitu
telepon genggam, yang
dimulai sejak tahun 2007. Pada awal penjualannya hanya
menawarkan produknya
yang berupa telepon genggam tersebut kepada member-member yang
ada (untuk
kalangan terbatas). Tetapi, karena respon yang baik dari pasar
maka dibuat satu
business unit lagi yang bernama virtu-v.
PT. Jabalu Media Internusa membuat showroom dan service centre
untuk
Virtu-V yang pertama dan terletak di Cideng. Seiiring dengan
respon pasar yang
terus meningkat, akhirnya PT. Jabalu Media Internusa membuka
satu showroom
lagi yang terletak di Ruko ITC Roxy Mas Blok C3 No. 6-7,
Jakarta. Hal ini
berguna untuk meningkatkan dan memperluas pangsa pasar yang ada
serta
meningkatkan pelayanan purna jual dan menjadikan Virtu-V sebagai
produk yang
berkompeten dengan produk sejenis.
Pada bulan Agustus 2011, PT. Jabalu Media Internusa mengganti
namanya
dengan PT. Mega Mobile Indonesia sebagai perwujudan atas
pengalihan
managemen yang sebelumnya dipegang PT. Jabalu Media Internusa
dibawah
bendera DRTV Corp. atas kepemilikan Virtu-V dan VX.
64
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT. Mega Mobile Indonesia adalah menjadi perusahaan yang
dapat
mendukung perkembangan teknologi informasi secara signifikan di
Indonesia.
Misi PT. Mega Mobile Indonesia adalah :
1. Meningkatkan peranan Virtu-V dan VX dalam hal pengadaan
dan
penjualan produk yang berkualitas.
2. Mengambil peranan sebagai distributor yang kuat dan
terpercaya atas
produk telekomunikasi merk lain.
3.2 Struktur Organisasi
Berikut ini adalah gambaran dariStruktur Organisasi PT. Mega
Mobile
Indonesia :
65
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Mega Mobile Indonesia
Sumber : PT. Mega Mobile Indonesia
66
3.3 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Berikut ini adalah tugas dan wewenang dari masing-masing jabatan
dalam
struktur organisasi perusahaan, yaitu :
1. Presiden direktur
i. Memantau jalannya perusahaan dan segala aktivitas yang
dilakukan
dalam perusahaan.
ii. Memegang kekuasan tertinggi dalam pengambilan keputusan.
2. Direktur
i. Memimpin, menjalankan dan mengelola perusahaan, sehingga
dapat mencapai visi perusahaan.
ii. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja perusahaan dengan
mengambil keputusan dan langkah-langkah terbaik untuk
kegiatan
operasional perusahaan.
3. Sekretaris
i. Melayani kegiatan operasional tim lain dengan menyediakan
petty
cash.
ii. Mengatur jadwal direktur dan presiden direktur.
4. Tradisional Market Sales Manager
i. Membuat, melaksanakan, mengkoordinasi, dan mengevaluasi
rencana .penjualan dan menjaga aturan penjualan yang telah
ditentukan.
ii. Mengawasi penjualan di pasar tradisional.
iii. Mengembangkan dan mencapai target penjualan.
67
iv. Menggunakan biaya secara efektif dan efisien.
a. Tradisional market sales supervisor area Jabotabek.
i. Mencapai target penjualan.
ii. Melakukan negosiasi ke dealer-dealer daerah Jabotabek.
iii. Memantau Sale Out dari setiap dealer-dealernya.
iv. Mengunjungi dealer-dealer di bawahnya secara berkala
untuk
menjaga hubungan baik.
b. Tradisional market sales supervisor area Jawa-Bali
i. Mencapai target penjualan.
ii. Melakukan negosiasi ke dealer-dealer daerah Jawa-Bali.
iii. Memantau Sale Out dari setiap dealer-dealernya.
iv. Mengunjungi dealer-dealer di bawahnya secara berkala
untuk
menjaga hubungan baik.
c. Tradisional market sales supervisor area Sumatera
i. Mencapai target penjualan.
ii. Melakukan negosiasi ke dealer-dealer daerah Sumatera.
iii. Memantau Sale Out dari setiap dealer-dealernya.
iv. Mengunjungi dealer-dealer di bawahnya secara berkala
untuk
menjaga hubungan baik.
d. Tradisional market sales supervisor area Kalimantan,
Sulawesi, Papua
i. Mencapai target penjualan.
ii. Melakukan negosiasi ke dealer-dealer daerah
Kalimantan,Sulawesi,
Papua.
iii. Memantau Sale Out dari setiap dealer-dealernya.
68
iv. Mengunjungi dealer-dealer di bawahnya secara berkala
untuk
menjaga hubungan baik.
e. Tradisional market sales staff (admin)
i. Membuat sales order.
ii. Merekapitulasi penjualan tiap sales.
iii. Menghitung besar komisi setiap sales dan total
penjualan.
5. Modern market sales manager
i. Melakukan negosisasi penjualan kepada pihakketiga yang
berupa
perusahaan atau badan pemerintahan.
ii. Menyusun PKS (Perjanjia Kerja Sama) atas negosisasi
tersebut.
iii. Mengawasi kestabilan harga di modern market.
iv. Menentukan target penjualan untuk setiap supervisor.
a. Modern market sales supervisor B2B
i. Mencari perusahaan yang akan diajak untuk kerja sama
(partner
bisnis).
ii. Memantau Sale Out di toko-toko online.
iii. Membangun hubungan baik dengan partner bisnis.
iv. Mencapai target penjualan.
b. Modern market sales supervisor corporate
i. Melakukan sale out langsung ke perusahaan lain yang diajak
kerja
sama.
ii. Membangun hubungan baik dengan partner bisnis.
iii. Mencapai target penjualan.
c. Modern market sales supervisor event & exhibition
69
i. Mencari lokasi strategis untuk mengadakan pameran.
ii. Bekerja sama dengan EO (Event Organizer) mencari
event-event
untuk mengadakan pameran.
iii. Mencapai target penjualan.
iv. Memantau penjualan di setiap lokasi event.
v. Mengawasi kinerja SPG/SPB melalui koordinator di setiap
event.
d. Modern market sales promotion girl/boy (SPG/SPB)
i. Mencapai target penjualan.
ii. Menjaga brand image perusahaan.
iii. Memberikan arahan untuk product knowledge ke konsumen.
6. Marketing & Promotion Manager
i. Merencanakan program marketing.
ii. Mengatur alokasi budget promosi untuk setiap periode.
iii. Mengembangkan brand image sehingga dikenal oleh
masyarakat
umum
iv. Melakukan persetujuan biaya dengan bernegosisasi dengan
pihak
luar secara efektif dan efisien.
v. Membuat LMP (Launching Master Plan).
a. Marketing supervisor
i. Melaksanakan program marketing.
ii. Bersama modern market sales supervisor event &
exhibition
mengadakan perjanjian untuk malakukan penjualan di pameran.
iii. Mendukung jalannya pameran dengan menyiapkan setiap
barang
atau apapun yang dibutuhkan.
70
b. Promotion & Public-Relation (PR)
i. Melakukan eksekusi LMP.
ii. Mendukung penjualan dengan menyiapkan barang-barang
promosi
(menghubungi orang desain dan percetakan).
iii. Sebagai CP (Contact Person) dengan media dalam hal
review
produk dan iklan.
c. Web Marketing
i. Mempersiapkan pembangunan web utnuk melakukan promosi
secara online.
ii. Meng-update promo ataupun launching produk baru maupun
penyelenggaran pameran di berbagai event.
iii. Melakukan pemasaran baik produk maupun brand ke
situs-situs
jejaring social.
iv. Melakukan maintain secara berkala.
7. Product development manager
i. Merencanakan pengadaan barang sampai proses impor.
ii. Mengawasi perkembangan customization produk Virtu-V dan
VX.
iii. Mengawasi proses transfer product knowledge ke lini-lini
depan
sales.
a. Product development supervisor
i. Melakukan research & development terhadap produk Virtu-V
dan
VX.
ii. Melakukan survey pasar untuk mengetahui apa yang
dibituhkan
pasar dan kisaran harga pasaran.
71
iii. Mengurus perijinan importasi produk ke Postel.
b. Product planning inventory control & training
i. Memantau perkembangan pengeluaran barang dari gudang.
ii. Melakukan pengawasan terhadap stok barang dagang
(reorder
point).
iii. Mengerjakan customization tambahan untuk produk-produk
tertentu.
iv. Melakukan training terhadap setiap supervisor, SPG dan SPB
untuk
product knowledge.
c. Quality control supervisor
i. Melakukan pengecekan kualitas barang sebelum barang dikirim
ke
dealer.
ii. Melakukan pengecekan barang jika ada retur barang dari
dealer.
iii. Memantau kualitas barang jika barang sudah selesai di
service.
8. Finance Accounting Manager
i. Membuat laporan keuangan.
ii. Memantau keluar masuknya uang dari dan keluar
perusahaan.
iii. Memantau jalannya stock opname barang di gudang.
a. Finance supervisor
i. Mengawasi jalannya transaksi piutang dari dealer.
ii. Mengawasi cash flow pembayaran dari dealer.
iii. Mengawasi limit dari dealer.
iv. Membuat laporan yang berhubungan dengan keluar masuknya
kas.
b. Accounting & tax
72
i. Membuat laporan yang bersifat accountable.
ii. Menerbitkan invoice, menerima invoice masuk.
iii. Mengurus pelaporan dan pembayaran pajak.
9. After sales service manager
i. Memantau jalannya proses after sales service sesuai
standar
operasional sistem (SOP).
ii. Memantau jalannya pelaksanaan service center.
iii. Mendirikan service center-service center di daerah
lain.
a. Technical support supervisor
i. Mengawasi jalannya proses call-in dan call-out.
ii. Menganalisa tingkat kerusakan dan memberi alternatif solusi
untuk
diserahkan ke after sales service manager.
iii. Me-monitor perbaikan yang dibutuhkan atas barang-barang
hasil retur.
10. IT manager
i. Mengatur dan menyediakan kebutuhan-kebutuhan hardware dan
software untuk seluruh karyawan.
ii. Memantau pemakaian barang-barang hardware sesuai standar
yang
telah ditetapkan.
iii. Mengatur penyediaan software yang dibutuhkan.
iv. Menangani sistem gudang dan sistem akuntansi.
a. Hardware IT supervisor
i. Melakukan perbaikan hardware jika terjadi kerusakan.
ii. Mengatur penyediaan hardware yang disesuaikan dengan
kebutuhan
tambahan karyawan.
73
iii. Mengatur penyediaan perangkat-perangkat pendukung.
b. Software IT supervisor
i. Membuat software sesuai kebutuhan.
ii. Melakukan training sistem dan cara penggunaannya.
iii. Mem-back up user (karyawan) jika terjadi kesalahan di
sistem.
iv. Melakukan maintenance sistem.
11. Warehouse manager
i. Melakukan pengontrolan atas keluarnya barang sesuai dengan
jumlah
order.
ii. Melakukan pengontrolan atas masuknya barang sesuai dengan
jumlah
order.
iii. Melakukan pengontrolan pengiriman barang sesuai
pesanan.
iv. Melakukan pengontrolan administrasi gudang atas jumlah
barang di
sistem dan jumlah barang fisik.
a. Warehouse administration
i. Melakukan penerbitan surat jalan.
ii. Melakukan pencatatan atas retur.
b. Warehouse & processing supervisor
i. Memasukan data stok keluar atau masuk dari sistem.
ii. Mengautorisasi keluar masuknya barang.
iii. Memastikan kelengkapan barang sebelum dikirim.
iv. Melakukan pemantauan atas proses packing sesuai standar
operasional.
c. Delivery supervisor
i. Melakukan pengiriman barang.
74
ii. Memastikan barang telah diterima sesuai dengan surat
jalan.
12. HR & GA Manager
i. Melakukan interview dan negosisasi gaji pada setiap calon
karyawan.
ii. Merencanakan program pelatihan motivasi untuk setiap
periode.
iii. Membuat dan mengawasi jalannya pay-roll.
iv. Menyediakan program kesejahteraan karyawan.
v. Mengawasi pembayaran pajak penghasilan karyawan.
vi. Membuat perncanaan maintenance atas aset-aset
perusahaan.
vii. Membuat peraturan perusahaan.
a. HRA supervisor
i. Merekap jadwal absen masuk.
ii. Memberikansupport kepada seluruh karyawan atas pelayanan
klaim
ijin, klaim cuti, klaim askes, dll.
iii. Melayani kegiatan operasional karyawan untuk menggunakan
mobil
perusahaan, laptop perusahaan dan segala sesuatu yang
berhubungan
dengan keperluan kantor.
b. HRD supervisor
i. Merekrut calon karyawan.
ii. Melakukan program pelatihan motivasi.
c. GA (General Affair) supervisor
i. Melakukan maintain atas asset perusahaan (gedung, mobil,
motor,
AC,dll).
ii. Menyediakan keperluan perusahaan.
75
3.4 Kegiatan Pemasaran yang Sedang Berjalan
Kegiatan pemasaran yang sedang berjalan di PT. Mega Mobile
Indonesia
dalam memasarkan produknya yaitu Virtu-V dan VX melalui Event
dan Exibition
yaitu salah satunya adalahmembuat acara pameran telepon genggam
dengan
mengikutsertakan produknya.Kegiatan pemasaran perusahaan yang
lainnya adalah
dengan mengiklankan produknya di beberapa media cetak.
Berikut adalah daftar Event dan Exibition yang diikut sertakan
oleh PT.
Mega Mobile Indonesia :
Tabel 3.1 Event dan ExibitionPT. Mega Mobile Indonesia
Acara Tujuan Tempat
1 Pameran telepon genggam Virtu-V
dan VX.
Memperkenalkan
dan menjual
produk Virtu-V dan
VX
Gedung
LandMark
Sudirman
2 Pameran telepon genggam Virtu-V
dan VX
Memperkenalkan
dan menjual
produk Virtu-V dan
VX
ITC Roxy Mas
Sumber : PT. Mega Mobile Indonesia
Sampai saat ini setelah PT. Mega Mobile Indonesia resmi berdiri
belum ada
kegiatan pemasaran berbasis web yang mempromosikan produknya
yaitu Virtu-V
dan VX.
76
3.5 Proses Bisnis yang Sedang Berjalan
Sebagai sebuah perusahaan distributor, PT. Mega Mobile Indonesia
(MMI)
memiliki peran utama sebagai jembatan antara supplier dengan
pihak dealer
ataupun enduser. Untuk menghindari proses retur dari supplier
(ekspor ke negara
asal) yang rumit, makam MMI mengajukan penambahan unit sebagai
Buffer stock
(Stock cadangan) sebesar dua persen secara gratis. Sehingga
tidak ada proses retur
barang ke supplier. Pemabayaran ke supplier tergantung dari
perjanjian antara
MMI dengan supplier yang bersangkutan.Proses bisnis PT. Mega
Mobile
Indonesia terbagi tiga:
1. Prosedur penjualan barang ke customer
Tidak ada prosedur khusus terhadap penjualan barang ke
customer.
Setelah customer setuju atas produk yang dijual, sales
menerima
pembayaran baik cash maupun credit card kemudian barang
diberikan
kepada customer.
Gambar 3.2Prosedur penjualan barang ke customer
Sumber : PT. Mega Mobile Indonesia
77
Proses penjualan barang ke pelanggan langsung adalah sebagai
berikut :
i. Pelanggan datang ke showroom MMI untuk memesan barang.
ii. Produk pesanan barang diberikan ke pelanggan.
iii. Pelanggan memberikan pembayaran ke kasir.
Untuk proses retur, pelanggan dapat langsung datang ke showroom
MMI,
berikut penjelasan singkat dari proses retur :
i. pelanggan datang ke showroom MMI dilayani oleh customer
care
(customer service).
ii. Customer Care mengecek keluhan customer sebelum produk
rusak diproses lebih lanjut.
iii. Customer Care menginformasikan perkiraan biaya yang
timbul
jika produk sudah tidak dalam masa garansi.
iv. Customer care membuat tanda terima berupa Bukti Reparasi
dan
menjelaskan segala kondisi yang mungkin terjadi ketika
produk
direparasi.
v. Produk rusak diteruskan kepada Technical Support
(Teknisi)
untuk diperbaiki dalam beberapa hari.
vi. Sebelum perbaikan dimulai, customer care akan
menginformasikan ulang biaya yang sudah dapat dipastikan.
Bila
pelanggan setuju, maka proses reparasi dilakukan, dan
sebaliknya
bila pelanggan tidak setuju karena jumlah biaya aktual lebih
tinggi
dibanding perkiraan biaya maka proses reparasi dibatalkan.
78
vii. Selesai reparasi oleh teknisi, produk dikembalikan
kepada
customer care.
viii. Customer care menghubungi pelanggan untuk
menginformasikan
bahwa produk telah selesai direparasi dan dapat diambil.
Catatan khusus untuk produk yang rusak akibat kesalahan
pabrik
(Factory Defect), yang termasuk Factory Defect adalah kerusakan
atas
penggunaan awal secara normal, yang terjadi akibat material yang
kurang
baik, seperti LCD blank, LCD bergaris, keypad tidak berfungsi,
radio
tidak nyala, dan sebagainya. Diluar kerusakan akibat penggunaan
tidak
normal oleh pelanggan sepeti jatuh, terkena air, konslet,
dan
sebagainya.Untuk kerusakan akibat Factory Defect, MMI
menjamin
penggantian on on one replacement atau penggantian unit secara
utuh
dengan unit baru dalam jangka waktu satu minggu sejak
tanggal
pembelian.Untuk memproses klaim akibat Factory Defect,
pelanggan
dapat datang langsung ke Customer Care MMI pusat, Cabang, atau
toko
dengan melampirkan bukti pembelian.
1. Prosedur penjualan barang traditional market melalui master
dealerdan
kanvaser
Master dealer adalah pihak ketiga yang bertugas untuk menjual
produk
dengan menyebarkan dan menawarkan produk MMI ke berbagai
toko-
toko telepon genggam, master dealer diberi target penjualan
oleh
perusahaan. Sedangkan kanvaser adalah retail atau toko-toko
telepon
genggam yang langsung bekerja sama dengan MMI untuk menjual
79
produk perusahaan. Prosedur penjualan master dealer dan kanvaser
tidak
jauh berbeda.
Gambar 3.3Prosedur penjualan barang traditional market melalui
master dealer
dan kanvaser
Sumber : PT. Mega Mobile Indonesia
Proses penjualan barang ke Master dealer (MD) dan kanvaser
adalah sebagai
berikut :
i. MD/kanvasermemberikan order kepada sales SPV traditional
market dalam bentuk non resmi (lisan, email, SMS, atau BBM)
ii. Staff marketing support membuat Sales Order (karena
tidak
dimungkinkan bila MD/kanvaser membuat Purchase Order resmi)
80
iii. Sales Order tsb diteruskan kepada pihak AR (Account
Receivable)
untuk dicek persyaratan limit. Bila SO telah melampaui limit
yang diberikan, maka AR SPV berhak menolak SO tersebut dan
membatalkan pengiriman. Sebaliknya jika SO belum melampaui
batas limit, maka dapat disetujui dan diproses ke
Warehouse&Processing SPV.
iv. Barang di periksa ketersediaannya oleh gudang, jika stock
barang
sudah mau habis atau sudah habis maka bagian gudang akan
membuat surat order kepada supplier untuk mengirimkan
barang.
v. Barang disiapkan oleh pihak gudang dan dikirimkan oleh
tim
Delivery bersamaan dengan invoice, kemudian pihak Delivery
gudang menginformasikan kepada Sales SPV traditional bahwa
barang sudah dikirim untuk kemudian di followup kepada
MD/kanvasermasing-masing atas barang yang mereka terima
sesuai dengan order atau tidak.
vi. Term of Payment yang diberikan kepada MD/kanvaser adalah
jatuh tempo satu bulan sejak barang diterima.
Proses retur jika ada barang rusak berupa pengembalian (retur)
dari
traditional market melalui master dealer dan kanvaser adalah
sebagai
berikut :
i. MD/kanvaser menginformasikan kepada Sales SPV traditional
market bahwa barang rusak akan dikirimkan
81
ii. Bagian gudang akan menerima barang tersebut via
perusahaan
cargo, kemudian menginformasikan bahwa telah diterima barang
retur dari MD/kanvaser.
iii. Produk tsb diteruskan ke bagian QC (Quality control) untuk
dicek
kelengkapan maupun kerusakannya.
iv. Bila produk tersebut memang produk layak retur atau
memiliki
Factory Defect, maka bagian QC meneruskan informasi kepada
Sales Manager Traditional Market untuk diakui pemotongan
hutangnya
v. MD/kanvaser traditional market menghubungi AR untuk
memproses pemotongan hutang MD/kanvaser.
vi. Bila produk tersebut memiliki kerusakan akibat penggunaan
maka
produk akan diteruskan ke Customer Care untuk dilakukan
proses
reparasi.
1. Penjualan melalui modern market
Penjualan melalui modern market adalah penjualan kepada
mitra
kerjasama MMI, salah satu contoh mitra adalah seperti perusahaan
super
market Carefour, Hypermart, dan sebagainya. Untuk menjadi
mitra
modern market (B2B & corporate) dari MMI, maka mitra
harus
memenuhi persyaratan yaitu perusahaan mitra tersebut
memiliki
kredibilitas yang baik dan menandatangani surat perjanjian kerja
sama
yang dibuat sesuai dengan konsisi masing-masing perusahaan.
82
supplier
mitra
account receivable warehousemodern market
1.purchase order
3.purchase order disetujui
4.memesan stock
7.produk dikirim
5.produk
6.informasi bahwa barang dikirim
8.pembayaran
9.produk retur
10.produk retur
11.informasi layak retur
2.purchase order
12.pemotongan hutang retur
Gambar 3.4 Penjualan melalui modern market
Sumber : PT. Mega Mobile Indonesia
Proses penjualan barang melalui modern market melalui mitra
adalah
sebagai berikut :
i. Mitra menerbitkan Purchase Order yang ditujukan kepada
MMI
melalui Sales SPV Modern Market sub-divisi B2B
&Corporate
ii. Sales SPV Modern Market tersebut mengkonfirmasikan PO
tersebut kepada Modern Market Sales Manager untuk dicek
apakah sudah sesuai dengan ketentuan dari Surat Perjanjian
Kerja
Sama
iii. Sales SPV Modern Market meneruskan PO tersebut kepada
pihak
AR (Account Receivable) dengan melampirkan bukti persetujuan
dari Modern Market Sales Manager
83
iv. Pihak AR meneruskan perintah pengiriman untuk diproses
ke
Warehouse & Processing SPV
v. Barang di periksa ketersediaannya oleh gudang, jika stock
barang
sudah mau habis atau sudah habis maka bagian gudang akan
membuat surat order kepada supplier untuk mengirimkan
barang.
vi. Barang disiapkan oleh pihak gudang dan dikirimkan oleh
tim
Delivery, kemudian pihak Delivery gudang menginformasikan
kepada Sales SPV Modern Market bahwa barang sudah dikirim
untuk kemudian di follow up kepada Mitra masing-masing atas
barang yang mereka terima sesuai dengan order atau tidak.
vii. Term of Payment yang diberlakukan kepada Mitra dapat
berbeda
sesuai dengan isi dari Surat Perjanjian Kerja Sama
Proses retur jika ada barang rusak berupa pengembalian (retur)
dari
modern market melalui mitraadalah sebagai berikut :
i. Mitra menginformasikan kepada Sales SPV modern market
sub-
divisi B2B &Corporate bahwa barang rusak akan dikirimkan
ii. Bagian gudang akan menerima barang tersebut via
perusahaan
cargo maupun melalui kurir dari Mitra sendiri, kemudian
menginformasikan bahwa telah diterima barang retur dari
mitra.
iii. Produk tersebut diteruskan ke bagian QC (Quality contorl)
untuk
dicek kelengkapan maupun kerusakannya.
iv. Bila produk tersebut memang produk layak retur atau
memiliki
Factory Defect, maka bagian QC meneruskan informasi kepada
84
Sales Manager Modern Market untuk diakui pemotongan
hutangnya
v. Sales manager modern market menghubungi AR untuk
memproses pemotongan hutang Mitra.
vi. Bila produk tersebut memiliki kerusakan akibat penggunaan
maka
produk akan diteruskan ke Customer Care untuk dilakukan
proses
reparasi.
Proses penjualan melalui modern market yang lain adalah melalui
event
dan Exibition. Event dan Exibitionadalah kegiatanpemasaran
perusahaan
yang berjalan dengan mengadakan dan menyelenggarakan acara
pameran
produk dan sebagainya. Retur tidak terjadi dalam proses
penjualan
melalui event dan exibition karena penjualan pada cara ini
langsung
diselenggarakan MMI dengan perwakilan dari SPV modern market
sub-
divisi Event dan Exibiton yang hanya mengalokasikan stock ke
tempat
acara berlangsung, jika ditemukan barang yang rusak atau cacat
disaat
acara berlangsung maka akan langsung dikembalikan ke bagian
gudang.
85
Gambar 3.5 Proses penjualan melalui event dan Exibition
Sumber : PT. Mega Mobile Indonesia
Proses penjualan barang melalui modern market melalui mitra
adalah
sebagai berikut :
i. Sales SPV ModernMarket sub-divisi Event&Exhibition
mengkonfirmasikan kepada ModernMarketSalesManager atas
acara Event&Exhibition yang akan berlangsung dan
mengajukan
alokasi stock untuk penjualan melalui SalesOrder (SO).
ii. Sales SPV ModerrnMarket meneruskan SO yang telah
disetujui
tersebut kepada pihak AR (AccountReceivable) dengan
melampirkan bukti persetujuan dari ModernMarketSalesManager
iii. Pihak AR meneruskan perintah pengiriman untuk diproses
ke
Warehouse&Processing SPV
86
iv. Barang di periksa ketersediaannya oleh gudang, jika stock
barang
sudah mau habis atau sudah habis maka bagian gudang akan
membuat surat order kepada supplier untuk mengirimkan
barang.
v. Barang disiapkan oleh pihak gudang dan dikirimkan oleh
tim
Delivery, kemudian pihak Delivery gudang menginformasikan
kepada Sales SPV ModernMarket bahwa barang sudah dikirim
untuk kemudian di followup kepada PIC (PersoninContact) pada
masing-masing lokasi Event&Exhibition apakah barang yang
mereka terima sesuai dengan order atau tidak.
vi. TermofPayment yang berlaku adalah sistem cash, mengingat
Sub-
Divisi Event&Exhibition ini berhadapan langsung dengan
pelanggan akhir (pengguna).
Selain itu juga terdapat proses pemasaran dari sales person MMI
yang
disebut spreading. Spreading bertugas menawarkan produk-produk
MMI secara
langsung ke retailer atau toko-toko yang menjual telepon
genggam.
3.6 Analisis Lima Kekuatan Kompetitif Porter
Untuk mengetahui kondisi pemasaran perusahaan, terlebih
dahulu
perusahaan harus mengetahui tingkat persaingan perusahaan dalam
industri, yaitu
dengan menggunakan analisis kompetitif : model lima kekuatan
Porter, seperti
berikut ini :
87
1. Persaingan di antara perusahaan sejenis.
Di dalam persaingan di antara perusahaan sejenis, dibagi menjadi
dua
pembahasan. Persaingan yang pertama bukanlah antar perusahaan
sejenis
dengan PT. Mega Mobile Indonesia, tapi lebih kepada persaingan
antar
vendor. Walaupun PT. Mega Mobile Indonesia memiliki produk
Virtu-V
dan VX, tapi perusahaan juga mendistribusikan produk ZTE dan
PINs
untuk saat ini. Di sisi lain, produk-produk distribusi seperti
ZTE dan PINs
memiliki persaingan dengan distributor lain atas produk yang
sama.
Dengan kata lain vendor seperti ZTE dan PINs tidak hanya
bekerjasama
dengan PT. Mega Mobile Indonesia dalam jaringan distribusi
sebagai
distributor tunggal, namun vendor tersebut juga memiliki
kerjasama
dengan perusahaan lain. Walaupun harga yang diberikan ZTE dan
PINs
kepada setiap distributornya sama, namun strategi marketing
antara tiap
distributornya akan menentukan kuatnya persaingan penjualan
dan
pemasaran. Persaingan di industri ini dapat dikatakan sangat
tinggi
sehubungan dengan banyaknya perusahaan di industri sejenis.
Yang kedua adalah persaingan di perusahaan sejenis yang
memegang
merk dagang tersendiri, persaingan itu di fokuskan kepada merk
dagang
masing-masing perusahan, seperti PT. Mega mobile Indonesia
dengan
Virtu-V dan VX nya dengan PT Sarindo Nusa Pratama dengan produk
D-
One nya. Masing-masing bersaing berfokus pada penjualan merk
dagangnya.
88
Berikut ini ada beberapa perusahaan yang dapat digolongkan
sebagai
pesaing PT. Mega Mobile Indonesia adalah :
Tabel 3.2 Perusahaan Pesaing PT. Mega Mobile Indonesia
Perusahaan Produk Alamat 1 PT. Nagamas Kreasi
Mandiri K-Touch Rukan Wisma Eka Jiwa, Jl.
Arteri Mangga Dua, No. 12A, Jakarta Utara
2 PT. Tirta Citra Nusantara Hitech dan Startech
Komp. Ruko Roxy Mas, Blok D1, No. 17 Jakarta Barat
3 PT. Metrotech Jaya Komunika
Nexian Jalan Gelong Baru, SMK Muhammadiyah Tomang, Tomang,
Jakarta Barat
4 PT Sarindo Nusa Pratama
D-One Roxy Mas Blok B1 No. 9 Jakarta, Jakarta Barat
Sumber : PT. Mega Mobile Indonesia
2. Kemungkinan masuknya pesaing baru.
Ancaman kemungkinan masuknya pesaing baru ke dalam industri
ini
sangat besar. Syarat untuk bisa ikut serta dalam persaingan
dunia ponsel
berdasarkan regulasi pemerintah adalah:
i. Memiliki sebuah perusahaan dengan modal yang cukup (tidak
perlu
memiliki pabrik)
ii. Memiliki sebuah merk
iii. Memiliki jaringan service center minimal 6 tempat di kota
besar di
seluruh wilayah Indonesia.
Dengan regulasi pemerintah seperti ini, mudah sekali membuka
peluang
bagi perusahaan lain untuk turut serta dalam persaingan dunia
ponsel.
89
Secara umum regulasi tersebut tidak memberikan hambatan yang
berarti
bagi para pendatang baru untuk memasuki industri ini. Menurut
catatan
Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi, pada tahun 2009 lalu
saja ada
lebih dari 70 merk ponsel yang bersaing di tanah air.
3. Potensi pengembangan produk substitusi
Potensi pengembangan produk substitusi menggantikan produk
utama
cukup tinggi dan dapat memberikan efek yang cukup besar di
perusahaan
ini, karena sebuah produk terutama di dunia Informasi dan
Teknologi/IT,
memiliki masa perputaran usia (life cycle) maksimal satu tahun,
sehingga
pengembangan produk substitusi maupun produk baru harus
terus
dilakukan. Sebuah produk substitusi bukanlah suatu keharusan.
vendor
harus dapat melakukan survey pasar dan menilai bagaimana trend
pasar
dan permintaan seperti apakah yang diinginkan untuk kemudian
dikembangakan dan diimplementasikan ke dalam lini produk
berikutnya,
bukan hanya pengganti saja. Beberapa produk pengganti yang
dipasrkan
perusahaan PT. Mega Mobile Indonesia adalah berupa Modem,
Aksesoris
Komputer dan Gadget seperti MP3 Player, Speaker dan Portable
Charger.
4. Kekuatan tawar-menawar penjual/pemasok
Kekuatan tawar menawar pemasok cenderung lemah dikarenakan
banyak
sekali pemasok yang berasal dari negara China. Semakin murah
barang
yang ditawarkan dengan fitur setara, semakin besar kemungkinan
proyek
disetujui. PT, Mega Mobile Indonesia mempunyai tiga supplier
dalama
90
industri ini, dan perusahaan tidak begitu bergantung dan terikat
dengan
satu pemasok saja. Beberapa pemasok pada PT. Mega Mobile
Indonesia
antara lain :
Tabel 3.3 Pemasok PT. Mega Mobile Indonesia
Pemasok Alamat
1 Newsmy Trading (HK Limited)
China Newsmy Group -
China Leading Brand of 3C
Industry
2 Hontech Electronic Technology Co., Ltd
8/F,CNT Commercial
Building, 302 Queen's Road
3 Shenzhen Kenxinda Technology Co., Ltd.
18/f, Fuchun Orient Building,
No. 7006 Shennan
Sumber : PT. Mega Mobile Indonesia
5. Kekuatan tawar-menawar pembeli/konsumen.
Dalam kekuatan tawar-menawar dengan pembeli/konsumen dapat
dikatakan cukup kuat karena perusahaan mempunyai banyaknya
pesaing
yang mendistribusikan dan menjual produk sejenis sehingga
konsumen
tidak terpaku pada satu barang atau satu merk saja, konsumen
tidak
memiliki ketergantungan dan keterikatan pada satu produk atau
merk, dan
konsumen dapat melakukan perbandingan harga.
91
Dari analisis pada tiap kekuatan diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan
sebagai berikut :
i. Intensitas persaingan antar perusahaan sejenis dalam
industri
telepon genggam cukup ketat dan cenderung meningkat pada PT.
Mega Mobile Indonesia.
ii. Kemungkinan masuknya pesaing baru sangat tinggi dalam
industri
telepon genggam karna regulasi dari pemerintah yang
tergolong
tidak begitu menyulitkan.
iii. Pengembangan produk substitusi berpotensi cukup tinggi
dalam
industri telepon genggam seperti yang digeluti PT. Mega
Mobile
Indonesia
iv. Kekuatan tawar-menawar penjual/pemasok cukup lemah.
v. Kekuatan tawar-menawar pembeli/konsumen cukup kuat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kondisi perusahaan
sangat
mendukung dan memberi pengaruh yang cukup besar dalam industri
telepon
genggam. Namun dapat dilihat bahwa PT. Mega Mobile Indonesia
berada pada
persaingan yang cukup ketat dan kemungkinan masuknya pesaing
baru sangatlah
tinggi, ini menyebabkan perusahaan harus mencari dan merumuskan
strategi yang
tepat dan efektif untuk diterapkan agar dapat lebih unggul dalam
persaingan,
khususnya dalam industri telepon genggam.
92
3.7 Kerangka Kerja Perumusan Strategi
Berikut ini adalah kerangka kerja perumusan strategi yang
terdiri dari tahap
input, tahap pencocokan, dan tahap keputusan.
3.7.1 Tahap Input
Tahap input dari perumusan strategi terdiri dari matriks EFE dan
Matriks
IFE.
3.7.1.1 Mariks EFE
Peluang (Oportunities) pada Matriks EFE
Tabel 3.4 Peluang PT. Mega Mobile Indonesia
Peluang Symbol Pertumbuhan sektor telepon genggam yang semakin
meningkat O1 Semakin berkembangnya teknologi informasi O2 Semakin
meningkatnya pertumbuhan penduduk O3 Pangsa pasar dalam negeri yang
masih cukup luas O4 Meningkatnya kesadaran masyarakat akan
kemudahan mendapatkan informasi melalui internet O5
Sumber : PT. Mega Mobile Indonesia
Keterangan :
1. Pertumbuhan sektor telepon genggam yang semakin
meningkat.
Semakin bertambahnya kebutuhan telekomunikasi khususnya
telepon
genggam dan meningkatnya penjualan telepon genggam setiap
tahunnya
menunjukan semakin bertumbuhnya sektor telepon genggam di
Indonesia. Pertumbuhan pasar ponsel di Indonesia meningkat
hingga 12
juta unit pada kuartal III-2011. Jumlah ini cukup signifikan
karena
93
meningkat 27 persen dibanding kuartal II (10 juta unit).
Jika
dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kenaikannya mencapai
68
persen. Hal ini dapat menciptakan peluang bagi PT. Mega
Mobile
Indonesia untuk lebih memperluas jangkauan pasarnya.
Pertumbuhan
sektor telepon genggam ini didukung oleh semakin bertambahnya
jumlah
penduduk setiap tahunya, sehingga memberi peluang bagi PT.
Mega
Mobile Indonesia untuk dapat menjangkau pasarnya lebih luas.
Sumber : http 3.1
2. Semakin berkembangnya teknologi informasi
Teknologi informasi yang semakin berkembang merupakan salah satu
hal
yang dapat menciptakan peluang bagi PT. Mega Mobile
Indonesia.
Dengan teknologi informasi yang semakin berkembang, PT. Mega
Mobile Indonesia dapat memanfaatkannya untuk menda[atkan
keunggulan kompetitif agar dapat lebih unggul dari perusahaan
lain yang
juga bergerak di bidang yang sama, salah satunya adalah
dengan
perancangan e-marketing untuk meningkatkan pemasaran dan
penjualan
produk perusahaan.
Sumber : http 3.2
3. Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk.
Seiring pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat tiap
tahunya
dapat menciptakan peluang bagi PT. Mega Mobile Indonesia.
Dengan
semakin banyaknya penduduk, maka semakin besar peluang untuk
lebih
memperluas daerah pemasaran produk dan semakin meningkatnya
94
kebutuhan akan telepon genggam sehingga memperbesar peluang
PT.
Mega Mobile Indonesia untuk mendapatkan lebih banyak
konsumen.
Gambar 3.6 Jumlah Penduduk Indonesia
Sumber : http 3.3
4. Pangsa pasar dalam negri yang masih cukup luas.
Masih cukup luasnya pangsa pasar dalam negri merupakan salah
satu hal
yang dapat menciptakan peluang bagi PT.Mega Mobile Indonesia.
sampai
saat ini, PT. Mega Mobile Indonesia baru berhasil menjangkau
pasar
Jabodetabek, Jogjakarta, Bandung, Semarang, dan Pangkal Pinang.
masih
banyak daerah yang belum terjangkau perusahaan. Hal ini
disebabkan
karena minimnya pemasaran yang dilakukan perusahaan dan
masih
sederhananya sistem pemasaran perusahaan. Oleh karena itu, PT.
Mega
Mobile Indonesia ingin memperluas jangkauan pasarnya dengan
menerapkan e-marketing pada sistem pemasaran perusahaan.
95
5. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan kemudahan
mendapatkan
informasi melalui internet.
Seiiring dengan terus bertambahanya jumlah penduduk di Indonesia
dan
semakin berkembangnya teknologi informasi, maka semakin
meningkat
pula kesadaran masyarakat akan kemudahan mendapatkan
informasi
melalui internet. Hal ini didukung pula dengan permintaan
langsung dari
pelanggan tentang pembuatan website pemasaran Virtu-V dari
menelepon
langsung ke kantor pusat, maupun permintaan melalui email
perusahaan.
Hal inilah yang menciptakan peluang bagi PT. Mega Moble
Indonesia
agar dapat memperluas pangsa pasarnya dengan merancang dan
menerapkan pemasaran berbasisi web atau disebut juga dengan
e-
marketing. Berdasarkan sumber dari teknojurnal.comdata
update26
september 2011, jumlah pengguna internet di Indonesia
menduduki
peringkat keempat di Asia.
Gambar 3.7 Asia Top Internet Countries
Sumber : http 3.4
96
Ancaman (Threats) pada Matriks EFE
Tabel 3.5 Ancaman PT. Mega Mobile Indonesia
Ancaman Symbol Tingginya persaingan antara perusahaan sejenis T1
Adanya perusahaan yang sudah dulu melakuakan pemasaran berbasis web
T2
Menurunya daya beli masyarakat akibat krisis ekonomi global T3
Masyarakat lebih cenderung membeli smart phone dari perusahaan
telepon genggam merek tertentu T4
Adanya ancaman pada tingkat keamanan smart phone T5
Sumber : PT. Mega Mobile Indonesia
Keterangan :
1. Tingginya persaingan antara perusahaan sejenis.
Banyaknya pesaing di industri telepon genggam seperti yang
digeluti PT.
Mega Mobile Indonesia terutama di pangsa pasar telepon genggam
dari
negara Cina seperti merk Mito, Blueberry, K-touch, dan masih
banyak
lagi dengan perusahaan distributornya masing-masing seperti
PT.
Metrotech Jaya Komunika dengan produknya Nexian, menyebabkan
tingginya persaingan antara perusahaan sejenis. Tingginya
persaingan
antara perusahaan sejenis dalam industri ini dapat menjadi salah
satu
ancaman yang cukup memnpengaruhi tingkat penjualan produk PT.
Mega
Mobile Indonesia.
97
2. Adanya perusahaan yang sudah dulu melakuakan pemasaran
berbasis
web.
Semakin berkembangnya teknologi informasi memicu PT. Mega
Mobile
Indonesia untuk lebih memanfaatkannya secara maksimal. Hal
ini
disebabkan karena sudah ada perusahaan di industri sejenis yang
terlebih
dahulu menggunakan teknologi informasi dengan pemasaran
berbasis
web agar dapat lebih unggul dari para pesaingnya. Hal ini dapat
menjadi
salah satu ancaman bagi PT. Mega Mobile Indonesia, sehingga
perusahaan juga ingin memanfaatkan teknologi informasi
dengan
menerapakan sistem pemasaran berbasis web. Salah satu dari
pesaing
perusahaan yang sudah dulu melakukan pemasaran berbasis web
adalah
PT. Metrotech Jaya Komunika.
3. Menurunya daya beli masyarakat akibat krisis ekonomi
global.
Krisis ekonomi yang melanda dunia dewasa ini ikut
mempengaruhi
kondisi perdagangan di dunia, salah satunya adalah kondisi
perdagangan
di Indonesia. Krisis global menyebabkan menurunnya daya beli
masyarakat terhadap kebutuhan telepon genggam yang merupakan
kebutuhan sekunder. Hal tersebut secara langsung mempengaruhi
tingkat
penjualan perusahaan-perusahaan telepon genggam, salah satunya
adalah
PT. Mega Mobile Indonesia, sehingga dapat menjadi suatu ancaman
bagi
perusahaan.
Sumber : http 3.5
98
4. Masyarakat lebih cenderung membeli smart phone dari
perusahaan
telepon genggam merek tertentu.
Demam smart phone merek blackberry yang dibawahi perusahaan
luar
RIM (Research In Motion) yang melanda masyarakat belakangan
ini
merupakan suatu ancaman serius bagi perusahaan PT. Mega
Mobile
Indonesia. Tahun lalu jumlah pelanggan BlackBerry di
Indonesia
mencapai 2,63 juta dan tahun ini diperkirakan mencapai 4 juta.
Selain
merk Blackberry terdapat juga merk smartphone lain seperti Aple
dengan
produk itouch nya, samsung, sony erickson dengan smart phone
androidnya serta pesaing terdekat PT. Mega Mobile Indonesia
Nexian
dengan smart phone androidnya. PT. Mega Mobile Indonesia
juga
mempunyai telepon genggam tipe smart phone yang ingin dimasuki
ke
pasaran, penyebaran informasi dan pemasaran perusahaan yang
masih
traditional yang menjadi kendala bagi perusahaan. Maka dari itu
PT.
Mega Mobile Indonesia akan melakukan pemasaran dan
pengenalan
produk terhadap konsumen dengan pembangunan pemasaran
berbasis
web.
Sumber : http 3.6
5. Adanya ancaman pada tingkat keamanan smart phone.
PT. Mega Mobile Indonesia mempunyai beberapa smart phone
seperti
V3, V5, V59 dan masih banyak lagi. Smart phone pada dasarnya
adalah
komputer yang ditanam didalam peranti telepon. Tak heran bila
ponsel
pintar modern memiliki potensi untuk mendapat ancaman keamanan
yang
sama seperti pada komputer pribadi, seperti phishlng dan
penularan
99
malware. Hal ini dapat menjadi ancaman pada produk smart phone
PT.
Mega Mobile Indonesia.
Sumber : http 3.7
Berdasarkan evaluasi faktor-faktor eksternal di atas maka dapat
dilakukan
perhitungan EFE sebagai berikut :
Tabel 3.6 Matriks EFE PT. Mega Mobile Indonesia
Faktor-faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat Skor bobot Peluang
(Oportunities) 1. Pertumbuhan sektor telepon genggam
yang semakin meningkat 0,1863 4 0,7452
2. Semakin berkembangnya teknologi informasi 0,0707 2 0,1414
3. Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk 0,0776 3 0,2328
4. Pangsa pasar dalam negeri yang masih cukup luas 0,1125 2
0,225
5. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan kemudahan mendapatkan
informasi melalui internet
0,0825 2 0,165
Ancaman (Threats) 1. Tingginya persaingan antara perusahaan
sejenis 0,1206 3 0,3618
2. Adanya perusahaan yang sudah dulu melakuakan pemasaran
berbasis web 0,0572 2 0,1144
3. Menurunya daya beli masyarakat akibat krisis ekonomi global
0,0292 3 0,0876
4. Masyarakat lebih cenderung membeli smart phone dari
perusahaan telepon genggam merek tertentu
0,2287 2 0,4574
5. Adanya ancaman pada tingkat keamanan smart phone. 0,0347 3
0,1041
Total 1 2,6347
Total nilai skor bobot tertinggi untuk suatu organisasi dalam
matriks EFE
adalah 4,0 dan nilai skor bobot terendah adalah 1,0.
Berdasarakan pada hasil
100
pembobotan dan perhitungan diatas, total nilai skor bobot dalam
matriks EFE
untuk PT. Mega Mobile Indonesia adalah sebesar 2,6347. Dengan
demikian dapat
disimpulkan bahwa PT. Mega Mobile Indonesia merespon secara baik
peluang dan
ancaman yang ada diindustrinya. Disini pada perusahaan ini dapat
dikatakan
lumayan berhasil, mampu menarik keuntungan dari peluang
eksternal dan
menghindari ancaman yang menghadang perusahaan. Meski demikian
ada ruang
yang cukup luas untuk peningkatan, sebab skor bobot total
tertinggi adalah 4,0.
3.7.1.2 Matriks IFE
Kekuatan (Strengths) pada Matriks IFE
Tabel 3.7 Kekuatan PT. Mega Mobile Indonesia
Kekuatan Symbol Inovasi-inovasi produk yang beragam S1 Harga
produk kompetitif di pasaran S2 Memiliki hubungan baik dengan
suplier S3 Disain telepon genggam yang beragam dan menarik S4
Memiliki lokasi kantor pusat yang strategis S5
Sumber : PT. Mega Mobile Indonesia
Keterangan :
1. Inovasi-inovasi produk yang beragam.
PT. Mega Mobile Indonesia mempunyai banyak inovasi-inovasi
yang
beragam dan terbaru contohnya telepon genggam Virtu-V V21 ini
adalah
salah satu telepon genggam Candybar yang dilengkapi dengan fitur
yang
cukup lengkap yaitu , FM Radio , TFT colour 65K, Dan di pasangi
juga
Camera VGA untuk para pengguna ponsel VirtuV V21 ini
mengambil
gambar saat beraktivitas sehari-hari. Selain itu ada beberapa
produk
101
telepon genggam yang dapat memiliki dual GSM, 3 kartu provider
dalam
satu telepon genggam,kamera dengan resulosi 10MP seperti
produk
telepon genggam Virtu-V F10, dan masih banyak lagi
inovasi-inovasi
lainnya, Hal inilah yang menjadi kekuatan bagi PT. Mega
Mobile
Indonesia untuk dapat lebih unggul dari pesaingnya.
2. Harga produk kompetitif di pasaran.
Harga-harga produk Virtu-V bisa dikatakan kompetitif di pasaran
karena
harga produknya ada yang di mulai dari 200 ribu rupiah hingga
delapan
juta rupiah, jika dibandingankan dengan produk telepon genggam
China
lain, harga produk Virtu-V sangat bersaing, dan jika
dibandingkan dengan
produk luar seperti Nokia, Apple, Blackberry, dan sebagainya,
harga
produk Virtu-V jauh lebih murah. Hal inilah yang menjadi salah
satu
kekuatan dari PT. Mega Mobile Indonesia.
3. Memiliki hubungan baik dengan suplier.
PT. Mega Mobile Indonesia memiliki hubungan yang sangat baik
dengan
perusahaan-perusahaan suppliernya yang berasal dari pabrik
produk
tersebut di China. PT. Mega Mobile Indonesia memiliki tiga
supplier
utama yaitu Newsmy Trading (HK Limited), Hontech Electronic
Technology Co., Ltd, dan Shenzhen Kenxinda Technology Co., Ltd.
Jika
produk yang dibeli perusahaan memilik masalah software maka
supplier
akan membuat software revisi secara Cuma-Cuma sebagai
pertanggung
jawaban, PT. Mega Mobile Indonesia juga sering mengundang
supplier
102
dalam meeting untuk membahas tentang bisnis. Hubungan baik
tersebut
menjadi salah satu kekuatan PT. Mega Mobile Indonesia.
4. Disain telepon genggam yang beragam dan menarik.
Produk Virtu-V mempunyai banyak desain yang menarik,
contohnya
adalah produk V7 dengan desain excelent car, telepon genggam
ini
didesain sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sebuah
mobil,
contoh lain adalah produk-produk dari VX yang mempunyai
tampilan
glamour dengan warna emas dan batu-batu berlian. Hal inilah
yang
menjadi salah satu dari kekuatan PT Mega Mobile Indonesia dalam
segi
tampilan dan desain produk.
5. Memiliki lokasi kantor pusat yang strategis.
Lokasi kantor pusat PT. Mega Mobile Indonesia berada pada daerah
Roxy
Mastepatnya pada Ruko ITC Roxy Mas Blok C3 No. 6-7. Seperti
diketahui bahwa area itu adalah pusat jual beli telepon genggam
terbesar
di Indonesia. Hal ini menjadi salah satu kekuatan PT. Mega
Mobile
Indonesia yang bergerak di industri telepon genggam.
103
kelemahan (weakness) pada Matriks IFE
Tabel 3.8 Kelemahan PT. Mega Mobile Indonesia
Kelemahan Symbol Belum tersediawebsite yang mendukung proses
pemasaran W1 Kurangnya konter, gerai dan customer service W2
Jaringan distribusi belum tersebar rata diseluruh wilayah Indonesia
W3
Harga yang kurang bersaing dari supplier-supplier perusahaan W4
Kurangnya iklan dari produk perusahaan W5
Sumber : PT. Mega Mobile Indonesia
Keterangan :
1. Belum tersediawebsite yang mendukung proses pemasaran.
Belum tersedianya website yang mendukung proses pemasaran
sangat
berpengaruh besar terhadap pemasaran produk PT. Mega Mobile
Indonesia berhubung jumlah pengguna internet yang terus
naik,
sebaiknya hal ini dimanfaatkan untuk kegiatan pemasaran. Hal
inilah
yang menjadi salah satu kelemahan dari PT. Mega Mobile
Indonesia.
2. Kurangnya konter, gerai dan customer service.
Untuk mengambil pelanggan di seluruh indonesia tentu saja
tetap
membutuhkan konter, gerai dan customer service tersendiri selain
dari
kegiatan pemasaran perusahaan. Pelanggan butuh datang
langsung
melihat produk, bertanya dan membandingkan produk perusahaan
itu
untuk meyakinkan mereka. Sejauh ini PT. Mega Mobile Indonesia
hanya
mempunyai delapan konter/gerai/customer service. hal ini
merpuakan
kelemahan yang jelas terlihat dari PT. Mega Mobile
Indonesia.
104
3. Jaringan distribusi belum tersebar rata diseluruh wilayah
Indonesia.
Di industri telepon genggam dan gadget, omzet terbesar dipegang
oleh
jaringan distribusi, sedangkan jaringan distribusi PT. Mega
Mobile
Indonesia belum tersebar rata di seluruh indonesia. Sejauh ini
jaringan
distribusi hanya mencakup wilayah Jabodetabek, Jogjakarta,
Bandung,
Semarang, dan Pangkal Pinang. Hal inilah yang menjadi salah
satu
kelemahan dari PT. Mega Mobile Indonesia.
4. Harga yang kurang bersaing dari supplier-supplier
perusahaan.
Dikarenakan perusahaan yang baru diresmikan pada bulan agustus
2011
maka perusahaan mendapatkan supplier-supplier dengan harga
yang
kurang bersaing, karena dikarenakan supplier dengan harga rendah
rata-
rata hanya mau bekerja sama dengan perusahaan yang sudah besar
dan
ternama. Kasus ini menjadi salah satu kelemahan dari PT. Mega
Moblie
Indonesia.
5. Kurangnya iklan dari produk perusahaan.
Jika produk merk dagang PT. Mega Mobile Indonesia ingin
dikenali
masyarakat solusinya adalah beriklan. Iklan di berbagai media
seperti
media televisi, baliho, dan papan reklame adalah beberapa
dari
kekurangan kegiatan promosi produk perusahaan. Hal inilah
yang
menjadi salah satu kelemahan dari PT. Mega Mobile Indonesia.
105
Berdasarkan evaluasi faktor-faktor eksternal di atas maka dapat
dilakukan
perhitungan IFE sebagai berikut :
Tabel 3.9 Matriks IFE PT. Mega Mobile Indonesia
Faktor-faktor Internal Utama Bobot Peringkat Skor bobot Kekuatan
(Strengths) 1. Inovasi-inovasi produk yang beragam 0,1120 3 0,336
2. Harga produk kompetitif di pasaran 0,1023 3 0,3069 3. Memiliki
hubungan baik dengan suplier 0,0512 3 0,1536 4. Disain telepon
genggam yang beragam
dan menarik 0,1459 4 0,5836
5. Memiliki lokasi kantor pusat yang strategis 0,1338 4
0,5352
Kelemahan (Weakness) 1. Belum tersedia website yang
mendukung
proses pemasaran 0,1535 2 0,307
2. Kurangnya konter, gerai dan customer service 0,0730 1
0,073
3. Jaringan distribusi belum tersebar rata diseluruh wilayah
Indonesia 0,0986 1 0,0986
4. Harga yang kurang bersaing dari supplier-supplier perusahaan
0,0434 2 0,0868
5. Kurangnya iklan dari produk perusahaan 0,0864 2 0,1728 Total
1 2,6535
Total nilai skor bobot tertinggi untuk suatu organisasi dalam
matriks IFE
adalah 4,0 dan nilai skor bobot terendah adalah 1,0.
Berdasarakan pada hasil
pembobotan dan perhitungan diatas, total nilai skor bobot dalam
matriks IFE untuk
PT. Mega Mobile Indonesia adalah sebesar 2,6535, yang dalam
skala 1,0 sampai
4,0 berada di tengah-tengah, mengindikasikan adanya ruang yang
luas bagi
perusahaan dalam perbaikan operasi, distribusi, strategi dan
prosedur. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa PT. Mega Mobile Indonesia
mempunyai posisi
internal yang kuat, dan menggunakan kekuatan dalam perusahaan
untuk
meminimalkan kelemahan.
106
3.7.1.3 Matriks CPM
Matriks Profil Persaingan (Competitive Profile Matrix)
mengidentifikasikan
pesaing utama serta faktor penentu keberhasilan yang menjadi
kekuatan dan
kelemahannya. Berikut di sajikan matriks CPM PT. Mega Mobile
Indonesia
dengan dua perusahaan pesaingnya yang bergerak di bidang
distributor telepon
genggan China, PT. Metrotech Jaya Komunika dengan produk Nexian
dan PT.
Sarindo Nusa Pratama dengan produk D-One :
Tabel 3.10 Matriks CPM PT. Mega Mobile Indonesia
MMI MJK SNP
Faktor Keberhasilan
Penting Bobot Peringkat
Skor
Bobot Peringkat
Skor
Bobot Peringkat
Skor
Bobot
1. Pemasaran 0,1634 2 0,3268 3 0,4902 2 0,3268 2. Persaingan
Harga 0,1837 3 0,5511 3 0,5511 3 0,5511
3. Teknologi dan
inovasi produk 0,1119 3 0,3357 4 0,4476 3 0,3357
4. Kualitas Produk 0,1132 3 0,3396 3 0,3396 3 0,3396 5. Pangsa
Pasar 0,1500 2 0,3000 3 0,45 2 0,3000 6. Penjualan 0,1081 2 0,2162
4 0,4324 2 0,2162 7. Manajemen 0,1201 4 0,4804 3 0,3603 3 0,3603 8.
Loyalitas
Konsumen 0,0495 2 0,099 4 0,198 3 0,1485
Total 1 2,6488 3,2692 2,5782
Sumber : PT. Mega Mobile Indonesia
107
Dari tabel CPM diatas dapat dilihat total skor bobot dari PT.
Mega Mobile
Indonesia adalah 2,6488 dibawah PT. Metrotech Jaya Komunika
dengan total skor
bobot 3,2692 dan diatas PT. Sarindo Nusa Pratama dengan total
skor bobot
2,5782. Total skor bobot diatas mengindikasikan adanya perbedaan
yang jauh
anatara perusahaan MJK dengan kedua pesaingnya. Hal ini dapat
dilihat dari sudah
lamanya perusahaan tersebut berdiri dan keunggulan dari jumlah
penjualan,
loyalitas konsumen dan teknologi dan inovasi produk.
3.7.2 Tahap Pencocokan
Tahap pencocokan terdiri dari Matriks IE, Grand Strategydan
Matriks
SWOT.
3.7.2.1 Matriks IE
Hasil dari matriks IFE dan EFE selanjutnya digunakan untuk
melakukan
analisisuntuk matriks IE. Hasil perhitungan matriks IFE dan EFE
dimasukkan
dalam selyang sesuai dari matriks IE.
Hasil dari matriks EFE sebesar 2,6347 dan hasil dari matriks IFE
sebesar
2,6535. Iniberarti posisi SJE terletak pada posisi sel V.
108
Gambar 3.8 Matriks IE PT. Mega Mobile Indonesia
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa PT. Mega Mobile Indonesia
berada
pada sel ke V.Sel ke V dapat dikatakan sebagai posisi
menjaga
danmempertahankan. Strategi yang bisa digunakan pada posisi ini
adalah strategi
intensif berupa penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Strategi intensif
tersebut merupakan strategi yang paling cocok bagi PT. Mega
Mobile Indonesia
yang sedang dalam posisi tumbuh menjaga dan mempertahankan. PT.
Mega
Mobile Indonesia dapat melakukan strategi penetrasi pasar maupun
strategi
pengembangan produk. Dengan strategi penetrasi pasar, PT. Mega
Mobile
Indonesia bisa mengusahakan untuk meningkatkan pangsa pasarnya
dengan
melakukan pemasaran yang lebih besar seperti pembangunan website
untuk tujuan
pemasaran. Sedangkan strategi pengembangan produk PT. Mega
Mobile Indonesia
dapat melakukannya dengan melakukan beberapa inovasi produk
sesuai
perkembangan jaman.
109
3.7.2.2 Matriks Grand Strategy
Matriks Strategi Besar (Grand Strategy) digunakan untuk melihat
posisi
kompetitif dan pertumbuhan pasar, melalui matriks CPM kita dapat
melihat bahwa
PT. Mega Mobile Indonesia berada di peringkat ke-dua dari
pesaing utamanya
dengan dua perusahaan pesaingnya yaitu PT. Metrotech Jaya
Komunika dan PT.
Sarindo Nusa Pratama yang mengindikasikan bahwa kekuatan
persaingan
perusahaan di industri cukup kuat didalam pertumbuhan pasar yang
cepat.
Gambar 3.9 Matriks Grand Strategy PT. Mega Mobile Indonesia
Pada matriks strategi besar, PT. Mega Mobile Indonesia berada
dalam
kuadran I seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Strategi
perusahaan terus
berfokus pada penterasi pasar dan pengembangan produk.
Pengembangan pasar,
110
integrasi ke depan, belakang dan horizontal dapat digunakan jika
memiliki
sumberdaya berlebih. Diversifikasi terkait juga kiranya dapat
membantu
mengurangi risiko yang berkaitan dengan lini produk yang sempit.
Strategi yang
memungkinkan cocok bagi PT. Mega Mobile Indonesia adalah
penetrasi pasar,
pengembangan pasar dan pengembangan produk.
3.7.2.3 Matriks SWOT
Tabel 3.11 Matriks SWOT PT. Mega Mobile Indonesia
Kondisi internal Kondisi eksternal
strenghts (kekuatan) 1. Inovasi-inovasi produk
yang beragam. 2. Harga produk
kompetitif di pasaran. 3. Memiliki hubungan
baik dengan suplier. 4. Disain telepon
genggam yang beragam dan menarik.
5. Memiliki lokasi kantor pusat yang strategis
weaknes (kelemahan) 1. Belum tersedia
website yang mendukung proses pemasaran.
2. Kurangnya konter, gerai dan customer service.
3. Jaringan distribusi belum tersebar rata diseluruh wilayah
Indonesia.
4. Harga yang kurang bersaing dari supplier-supplier
perusahaan.
5. Kurangnya iklan dari produk perusahaan
oportunities (peluang) 1. Pertumbuhan sektor
telepon genggam yang semakin meningkat.
2. Semakin berkembangnya teknologi informasi
3. Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk.
4. Pangsa pasar dalam negeri yang masih cukup
strategi (OS) oportunities strenghts 1. menerapkan e-
marketing sebagai media pemasaran produk dengan menawarkan
produk-produk melalui internet. (S1,S2,S4,O2,O4,O5)
2. melakukan
strategi (OW) oportunities weakness 1. memanfaatkan
teknologi informasi dengan menerapkan e-marketing berbasis web
untuk mendukung kegiatan pemasaran seperti informasi terkait produk
dan
111
luas. 5. Meningkatnya kesadaran
masyarakat akan kemudahan mendapatkan informasi melalui
internet
pengembangan pasar dengan membuka gerai baru untuk menjangkau
pasar yang lebih luas. (S2,S5,O1,O3,O4)
menangani keluhan pelanggan. (W1,W2,W5,O2,O5)
2. mencari jaringan distribusi baru dengan bekerja sama dengan
perusahaan distribusi yang lain. (W3,O1,O4)
threats (ancaman)
1. Tingginya persaingan antara perusahaan sejenis.
2. Adanya perusahaan yang sudah dulu melakuakan pemasaran
berbasis web.
3. Menurunya daya beli masyarakat akibat krisis ekonomi
global.
4. Masyarakat lebih cenderung membeli smart phone dari
perusahaan telepon genggam merek tertentu.
5. Adanya ancaman pada tingkat keamanan smart phone.
Strategi (TS) threats strenghts 1. Melakukan promosi
produk dengan harga yang kompetitif pada pelanggan secara online
guna memenangkan persaingan dalam industri. (S2,T1,T2,T3,T4)
2. Melakukan pengembangan produk smartphone dengan tingkat
keamanan dan fitur yang menyerupai atau bahkan lebih baik dari
pemimpin pasar. (S1,S3,S4,T1,T4.T5)
Strategi (TW) threats weakness
1. Membangun e-
marketing berbasis web unutk mendukung kegiatan pemasaran
perusahaan seperti menginformasikan tentang adanya potongan harga
di waktu-waktu tertentu guna memenangkan persaingan di industri.
(W1,W2,W5,T1,T2,T3)
2. Bekerja sama dengan supplier baru yang menawarkan harga lebih
rendah. (W4,W1,W3)
Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT diatas, maka didapatkan
beberapa
alternatif strategi antara lain :
1. menerapkan e-marketing sebagai media pemasaran produk
dengan
menawarkan produk-produk melalui internet.
2. melakukan pengembangan pasar dengan membuka gerai baru
untuk
menjangkau pasar yang lebih luas
112
3. memanfaatkan teknologi informasi dengan menerapkan
e-marketing
berbasis web untuk mendukung kegiatan pemasaran seperti
informasi
terkait produk dan menangani keluhan pelanggan.
4. menambahkan jaringan distribusi baru dengan bekerja sama
dengan
perusahaan distribusi
5. Melakukan penawaran produk dengan harga yang kompetitif
pada
pelanggan secara online guna memenangkan persaingan dalam
industri.
6. Melakukan pengembangan produk smartphone dengan fitur
yang
menyerupai atau bahkan lebih baik dari pemimpin pasar.
7. Membangun e-marketing berbasis web unutk mendukung
kegiatan
pemasaran perusahaan seperti menginformasikan tentang adanya
potongan harga di waktu-waktu tertentu guna memenangkan
persaingan
di industri.
8. Bekerja sama dengan supplier baru yang menawarkan harga lebih
rendah.
Strategi-strategi yang berada dalam matriks SWOT ini merupakan
strategi-
strategi yang bisa diterapkan dalam menghadapi peluang, ancaman,
kekuatan dan
kelemahan PT. Mega Mobile Indonesia. Sebagian besar strategi
tersebut
mengarahkan pada upaya untuk mendukung dan memperluas kegiatan
promosi
dan pemasaran.
113
3.7.3 Tahap Keputusan: Matriks QSPM
Setelah melakukan analisis pada tahap pencocokan baik
menggunakan
matriks IE ataupun matriks SWOT maka langkah selanjutnya adalah
melakukan
tahap keputusan melalui matriks QSPM. Tahap keputusan merupakan
tahap akhir
dari analisis kerangka kerja perumusan strategi. Tahap ini akan
menentukan
prioritas dari strategi yang bisa dijalankan. Tahap ini
menggunakan hasil analisis
dari tahap sebelumnya. Karena itu, berikut merupakan ringkasan
hasil analisis dari
tahap sebelumnya:
1. Tahap Masukan
a. Matriks EFE
Hasil analisis pada matriks EFE adalah PT. Mega Moblie
Indonesia
memiliki nilai sebesar 2,6347 yang berarti bahwa PT. Mega
Moblie
Indonesia memiliki respon yang cukup baik dalam menghadapi
peluang dan ancamannya karena memiliki nilai di atas nilai
rata-rata
yaitu 2,5.
b. Matriks IFE
Hasil analisis pada matriks IFE adalah PT. Mega Moblie
Indonesia
memiliki nilai sebesar 2,6535 yang berarti bahwa PT. Mega
Moblie
Indonesia memiliki kekuatan internal perusahaan yang cukup
baik
dalam meminimalkan kelemahan perusahaan karena memiliki nilai
di
atas nilai rata-rata yaitu 2,5.
114
c. Matriks CPM
Hasil analisis pada matriks CPM adalah PT. Mega Mobile
Indonesia
berada pada peringkat ke dua dari kedua pesaing nya yaitu
PT.
Metrotech Jaya Komunika danPT. Sarindo Nusa Pratama dengan
total
skor bobot 2,6488.
2. Tahap Pencocokan
a. Matriks IE
Hasil analisis matriks IE menempatkan PT. Mega Moblie
Indonesia
pada sel V dalam matriks IE yang berarti PT. Mega Moblie
Indonesia
berada dalam posisi menjaga dan mempertahankan dengan
strategi
yang dapat diterapkan yaitu penetrasi pasar dan pengembangan
produk.
b. Matriks Strategi Besar
Hasil analisis dari matriks strategi besar menempatkan PT.
Mega
Mobile Indonesia pada Kuadran pertama dimana alternatif
strategi
yang dapat diterapkan adalah pengembangan pasar, penetrasi
pasar,
pengembangan produk, integrasi kedepan, integrasi ke
belakang,
integrasi horizontal dan diversifikasi terkait.
c. Matriks SWOT
Analisis pada matriks SWOT menghasilkan alternatif strategi
yang
bisa digunakan untuk menghadapi peluang, ancaman, kekuatan
dan
kelemahannya. Strategi yang dihasilkan mengarah pada strategi
untuk
mendukung dan memperluas kegiatan promosi dan pemasaran.
115
3. Tahap Keputusan
Berdasarkan analisis-analisis pada tahap pencocokan, maka
strategi
yangmemungkinkan adalah strategi penetrasi pasar dan
pengembangan
produk.Strategi penentrasi pasar sangat cocok mengingat PT.
Mega
Moblie Indonesia adalah perusahaan baru yang tentu saja
membutuhkan
strategi ini untuk mendukung aktivitas pemasaran dan promosi.
Strategi
pengembangan produk dapat dijalankan dengan menambahkan
fitur-fitur
pada produk seperti pemimpin pasar telepon genggam di indonesia
saat
ini.Dengan menerapkan strategi ini diharapkan dapat
mengambil
pelanggan dan meningkatkan penjualan.Tahap keputusan akan
menggunakan matriks QSPM untuk menentukan alternatifstrategi
mana
yang paling baik bagi PT. Mega Moblie Indonesia, apakah
strategi
penetrasi pasar ataupengembangan produk, berikut matriks QSPM
pada
PT. Mega Moblie Indonesia :
Tabel 3.12 Matriks QSPM PT. Mega Mobile Indonesia
Alternatif strategi
Strategi Penetrasi
pasar dengan membangun e-marketing
Strategi pengembangan produk dengan membuat fitur
baru Faktor-faktor utama Bobot AS TAS AS TAS
Peluang 1. Pertumbuhan sektor telepon
genggam yang semakin meningkat.
0,1863 2 0,3726 3 0,5589
2. Semakin berkembangnya teknologi informasi
0,0707 3 0,2121 4 0,2828
116
3. Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk.
0,0776 3 0,2328 1 0,0776
4. Pangsa pasar dalam negri yang masih cukup luas.
0,1125 4 0,45 2 0,225
5. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan kemudahan mendapatkan
informasi melalui internet
0,0825 4 0,33 2 0,165
Ancaman 1. Tingginya persaingan
antara perusahaan sejenis. 0,1206 2 0,2412 3 0,3618
2. Adanya perusahaan yang sudah dulu melakuakan pemasaran
berbasis web.
0,0572 4 0,2288 1 0,0572
3. Menurunya daya beli masyarakat akibat krisis ekonomi
global.
0,0292 - - - -
4. Masyarakat lebih cenderung membeli smart phone dari
perusahaan telepon genggam merek tertentu.
0,2287 1 0,2287 4 0,9148
5. Adanya ancaman pada tingkat keamanan smart phone.
0,0347 1 0,0347 4 0,1388
Total 1
Kekuatan 1. Inovasi-inovasi produk yang
beragam. 0,1120 4 0,448 3 0,336
2. Harga produk kompetitif di pasaran.
0,1023 3 0,3069 2 0,2046
3. Memiliki hubungan baik dengan suplier.
0,0512 - - - -
4. Disain telepon genggam yang beragam dan menarik.
0,1459 2 0,2918 3 0,4377
5. Memiliki lokasi kantor pusat yang strategis
0,1338 - - - -
Kelemahan
1. Belum tersedia website yang mendukung proses pemasaran.
0,1535 4 0,614 1 0,1535
117
2. Kurangnya konter, gerai dan customer service.
0,0730 3 0,219 1 0,073
3. Jaringan distribusi belum tersebar rata diseluruh wilayah
Indonesia.
0,0986 - - - -
4. Harga yang kurang bersaing dari supplier-supplier
perusahaan.
0,0434 - - - -
5. Kurangnya iklan dari produk perusahaan
0,0864 3 0,2592 1 0,0864
Total 1 4,5037 4,1754
Berdasarkan hasil pada matriks perencanaan strategi kuantitatif
(QSPM)
diatas, maka strategi yang paling baik digunakan adalah strategi
penetrasi pasar.
Hal ini dikarenakan jumlah TAS (Total Attractiveness Score) pada
strategi
penetrasi pasar lebih besar dari strategi pengembangan produk,
yaitu sebesar
4,5037sedangkan nilai total TAS pada strategi pengembangan
produk sebesar
4,1754.
Strategi penetrasi pasar adalah mencari pangsa pasar yang lebih
besar untuk
produk atau jasa saat ini di pasar yang ada sekarang melalui
upaya-upaya
pemasaran yang lebih baik. Pemanfaatan teknologi internet dengan
cara pemasaran
tanpa terbatas jarak dan waktu adalah sebagai upaya peningkatan
pemasaran
perusahaan, salah satunya dengan pembangunan e-marketing
berbasis web,
sehingga pemasaran dapat dilakukan lebih maksimal dan menjangkau
pasar yang
lebih luas.
118
3.8 Tahap Analisis Internet Marketing
Berikut adalah tahapan analisis internet marketing yang terdiri
dari tahap
satu sampai dengan tahap tiga dari seven stages of internet
marketing.
3.8.1 Tahap 1: Framing the Market Opportunity
Pada bagian ini terdiri dari 6 tahap diantaranya :
1. Investigate opportunity in a Existing or New Value System
Pada tahap ini, dipaparkan perbandingan antara sistem lama yang
sedang
berjalan dengan sistem baru yang akan dirancang. Pada tahap ini
kita akan
mengidentifikasi peluang-peluang yang mungkin muncul dengan
adanya
pengimplementasian sistem baru.
Tabel 3.13 Peluang Sistem Berjalan dan Sistem Baru PT. Mega
Mobile Indonesia
No Peluang Peluang Sistem Berjalan Peluang Sistem Baru 1
Kemudahan dalam
proses promosi
Promosi
menggunakan brosur,
flyer dan sales person
(spreading)
Menggunakan
website
2 Memperluas
Pangsa Pasar
Mengikut sertakan
pameran-pameran
yang ada dipusat
perbelanjaan kota
yang ditentukan
Memasarkan produk
di pusat perbelanjaan
Dengan
websitememberikan
kemudahan dan
memperluas pangsa
pasar tak terbatas
jarak dan waktu
119
3 Akses informasi Dapat diperoleh
dengan datang
langsung ke toko
yang tersebar atau
melalui telepon
Bisa didapat dari
mana saja dan
kapan saja melalui
website
4 Keaktualan
informasi
Tidak dapat langsung
diterima konsumen
karna informasi yang
aktual dan baru dapat
diterima konsumen
melalui kontak
dengan toko, brosur
atau dari majalah.
Dapat langsung
diterima konsumen
karna informasi
langsung di update
dari website dan
konsumen dapat
langsung
melihatnya.
5 Customer
experience
Biasanya konsumen
memberikan masukan
melalui pekerja MMI
yang ada atau kepada
para retailer yang
memasarkan produk
dari MMI.
Konsumen bisa
langsung
memberikan
komentar atau
testimonial pada
website
120
Sistem lama akan tetap dijalankan meskipun intensitasnya
dikurangi
tergantung kebutuhan perusahaan. Perbandingan sistem lama dan
sistem baru
yang dipaparkan diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
i. Kemudahan dalam proses promosi
Pada sistem yang berjalan, perusahaan melakukan promosi dari
brosur,
pamflet, flyer, dan sales person (spreading)MMI yang
bertugas
mempromosikan produknya kepada store-store handphone. Hal
ini
dinilai tidak efektif dalam kegiatan promosi MMI, maka dari
itu
pembuatan website memudahkan perusahaan dalam melakukan
kegiatan promosi dengan membantu perusahaan mengurangi biaya
dari
pembuatan brosus, pamflet dan flyer.
ii. Memperluas Pangsa Pasar
Pangsa pasar yang berjalan adalah daerah-daerah dimana
terdapatnya
kegiatan promosi MMI seperti pameran dan yang berada
disekitar
pusat perbelanjaan yang terdapat store MMI, tetapi dengan
adanya
pembangunan website maka pangsa pasar tidak terbatas jarak
dan
waktu.
iii. Akses informasi
Pada sistem yang berjalan sekarang akses informasi dapat
didapatkan
pelanggan dari datang langsung ke store-store Virtu-V yang
tersebar
dan juga dengan akses telepon ke customer service perusahaan,
dengan
adanya pembangung website maka informasi dapat didapat kapan
saja
dan dimana saja.
121
iv. Keaktualan informasi
Pada sistem yang berjalan keaktualan informasi tidak dapat
langsung
saat itu juga didapatkan oleh pelanggan, informasi
didapatkan
pelanggan melalui store-store produk MMI dan dengan
melihatnya
dari majalah, brosus, dan flyer. Dengan adanya pembangunan
website
informasi dapat di update perusahaan saat itu juga ke website
dan
pelanggan dapat langsung melihat informasi saat itu juga.
i. Customer Experience
Perusahaan membutuhkan feedback berisi masukan, saran dan
komentar dari pelanggan, pada sistem yang berjalan saat ini,
pelanggan
memberikan komentarnya melalui para pekerja MMI seperti
customer
service dan dari beberapa store hanphone yang menjual produk
dari
MMI, dengan pembangunan website maka pelanggan dapat
langsung
memberikan komentar melalui kolom testimonial, dan dapat
langsungmemberikan kritik dan saran melalui message yang
langsung
diterima oleh admin.
2. Identify Unmet or Underserved Needs
Tahap ini adalah tahap mengidentifikasi kebutuhan konsumen,
diperlukan
analisis melalui proses keputusan konsumen (customer decision
process) dalam
melakukan pembelian produk untuk mengidentifikasi kebutuhan
konsumen.
Dengan mengetahui proses keputusan konsumen dalam melakukan
pembelian
produk, maka dari sana akan terlihat kebutuhan-kebutuhan apa
saja yang
diperlukan, baik disadari maupun tidak.
122
pre- purchase
purchase
post- purchase
Gambar 3.10 Customer Decision ProcessPT. Mega Mobile
Indonesia
Berdasarkan gambar proses keputusan konsumen diatas, maka
kebutuhan
konsumen yang didapatkan adalah :
i. Kebutuhan akan produk apakah ingin digunakan sendiri atau
sebagai
hadiah.
Tujuan pembelian
Informasi yang dikumpulkan
Evaluasi
Penggunaan sendiri hadiah
fitur Tipe barang merk harga Ketersediaan garansi
Kesesuaian budget
Pengalaman menggunakan
Penilaian dari berbagai sumber
kemudahan
VX Virtu-V
chronos avanti Smart phone
Touch screen
Speaker phone
Multi card
TV phone
basic
Keputusan pembelian
Keputusan pembelian
Keawetan barang
fitur barang
Kemudahaan penggunaan
Kualitas barang
Kemungkinan rekomendasi dan pembelian ulang
123
ii. Kebutuhan akan adanya profil produk yang meliputi tipe
produk, harga
merk dan fitur-fitur apa yang disediakan produk tersebut, serta
tersedia
atau tidak garansi atas produk tersebut.
iii. Kebutuhan untuk mengetahui penilaian barang melalui
pengalaman atau
pendapat dari orang lain, kemudahan dan kesesuaian budget
yang
dimiliki.
iv. Kebutuhan atas informasi produk-produk apa saja yang
tersedia untuk
konsumen
v. Kebutuhan untuk bisa melakukan penilaian atas suatu produk
sehingga
untuk sumber informasi terhadap konsumen lainnya yang baru
akan
membeli produk tersebut.
3. Determine Target Customer Segments
Menentukan segmen target pelanggan akan membantu perusahaan
untuk
semakin fokus dalam melayani kebutuhan pelanggan. PT. Mega
Mobile
Indonesia perusahaan yang bergerak di industri telepon genggam,
telepon
genggam sudah menjadi dari gaya hidup disamping kebutuhan
komunikasi,tidak terlalu ada batasan jenis kelamin dalam
menentukan
segmentasi, kedua gender di prioritaskan. Segmentasi konsumen
MMI
dibedakan secara variabel penghasilan, serta usia. Usia
dikelompokan menurut
pengelompokan usia oleh Kotler dan Armstrong (2008, p226),
sedangkan
pengelompokan penghasilan mengunakan acuan sumber dari
perusahaan MMI.
Segmentasi dilakukan pada produk-produk telepon genggam MMI.
124
Berdasarkan penilaian dari perusahaan MMI, maka diperoleh
segmen-segmen
berikut:
Tabel 3.14 Segmentasi produk-produk dan konsumen PT. Mega Mobile
Indonesia
Jenis Produk
Penghasilan (000) 12-19 20-34 35-49 50-64
V3
6000
V5
6000
V7
6000
V9
6000
V21
6000
V29
6000
V38
6000
V59
6000
V77
6000 V79
125
1000-3000 3000-6000
>6000
VX Avanti
6000
VX Chronos
6000
Sumber : PT. Mega Mobile Indonesia
4. Assess Resource Requirements to Deliver the Offering
i. Customer facing
MMI memiliki store induk yang juga merupakan kantor induk
perusahaan,
lokasinya berada di Ruko ITC Roxy Mas Blok C3 No. 6-7,
Jakarta,
Indonesia 10150. Dilantai satu merupakan store dari
produk-produk
perusahaan itu sendiri dan dilantai dua merupakan kantor induk
dari MMI.
Sales person dari perusahaan bertugas menawarkan produk-produk
kepada
beberapa store yang terdapat dipusat perbelanjaan untuk menjual
produk
MMI. Tata letak store pada perusahaan di desain sedemikian rupa
sehingga
konsumen dapat langsung melihat produk-produk utama MMI.
Saat
konsumen datang ke store akan langsung dilayani oleh
karyawan.
Karyawan melayani secara ramah dan pelanggan akan diberikan
informasi
yang lengkap tentang produk yang diinginkan.
126
ii. Internal
MMI memiliki jumlah pekerja tetap sebanyak 34 orang, sebagian
besar
karyawannya merupakan lulusan SI, S2, dan SMU (sekolah
menengah
umum), evaluasi karyawan dilakukan melalui pengawasan dari
atasan yang
bertanggung jawab langsung akan divisinya masing-masing. MMI
sering
mengadakan training atau edukasi terhadap perubahan atau
pengaplikasian
sistem baru.
iii. Upstream
PT. Mega Mobile Indonesia bekerja sama dengan tiga pemasok
utama
yaitu Newsmy Trading (HK Limited), Hontech Electronic Technology
Co.,
Ltd dan Shenzhen Kenxinda Technology Co., Ltd. Ketiga pemasok
ini
berlokasi di China dan Hongkong.
5. Assess Competitive, Technogical and, Financial Attractiveness
of Opportunity
i. Competitive Intensity
a. Direct Competitor
Dalam industri ini bisa diakatakan MMI memiliki banyak
pesaing
langsung dikarenakan banyaknya perusahaan sejenis. Setiap
perusahaan memiliki keunggulan masing-masing, dan ada
beberapa
diantaranya telah menggunakan pemasaran secara online.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan direktur
PT.
Mega Mobile Indonesia, seperti yang dianalisis sebelumnya,
pesaing
127
utama MMI adalah PT Sarindo Nusa Pratama dan PT. Metrotech
Jaya Komunika. Pesaing yang sudah menggunakan website untuk
kegiatan pemasaranya adalah PT. Metrotech Jaya Komunika
dengan
produk Nexian, sedangkan PT. Sarindo Nusa Pratama belum
menggunakan website untuk kegiatan pemasaranya.
b. Indirect Competitor
Pesaing tidak langsung dari MMI merupakan produk seperti MP3
Player, DVD Player Portable, Camera Digital dan TV portable.
Gambar 3.11 Peta KompetisiPT. Mega Mobile Indonesia
ii. Customer Dynamics
Selera konsumen akan terus berubah-ubah seiring dengan terus
keluarnya
produk dengan model dan feature terbaru. Konsumen akan
cenderung
IndirectCompetitor
DirectCompetitor
MegaMobileIndonesia
MP3Player
DVDPlayerPortable CameraDigital
TVPortable
SNP
MJK
128
memilih model yang terbaru pada saat akan membeli produk
telepon
genggam.
iii. Technology Vulnerability
MMI menggunakan 33 buah komputer dan 12 buah notebook untuk
menjalankan usahanya. Komputer tersebut digunakan untuk
menyimpan
data-data administratif. Data-data disimpan dalam Microsoft
Acces dan
Word. Spesifikasinya sebagai berikut:
Tabel 3.15Technology VulnerabilityPT. Mega Mobile Indonesia
Komputer
Operating System Windows 7
Processor Core 2 Duo
Harddisk 500 GB
Memory 2 GB RAM
Notebook
Operating System Windows 7
Processor Intel Atom
Harddisk 250 GB
Memory 1 GB RAM
Sumber : PT. Mega Mobile Indonesia
iv. Micro Economics
129
Tingkat penjualan MMI cukup fluktuatif setiap bulannya. Namun
secara
garis besar, penjualannya bisa dikatakan semakin meningkat
meskipun
belum mencapai BEP dikarenakan perusahaan baru berdiri beberapa
bulan
lalu tepatnya bulan agustus 2011.
4. Conduct Go/ No-Go Assesment
Setelah melakukan lima analisis pada tahap sebelumnya, pada
tahap ini akan
diambil keputusan apakah pemasaran pada perusahaan MMI bisa
bergerak ke
arah online, faktor-faktor yang dijadikan pertimbangan adalah
sebagai berikut:
i. Competitive Vulnerability
Karena persaingan yang sangat ketat dan mengingat bahwa
pesaing-
pesaing utama dari MMI ada yang sudah bergerak ke arah online,
maka
tidak bisa dihindari untuk perusahaan bergerak ke arah online
dan dengan
itu persaingan akan bisa ditingkatkan. Faktor ini diberi nilai
positif.
ii. Magnitute of Unmet Need
Berdasarkan analisis peluang sistem lama dan baru yang telah
dilakukan
sebelumnya, bergerak ke arah online akan membantu untuk
memenuhi
kebutuhan konsumen dengan lebih baik lagi karena melalui
internet banyak
pelayanan baru yang bisa diberikan kepad konsumen. Karena itu
faktor ini
juga diberikan nilai postif
iii. Interaction Between Segments
Selama ini, interaksi yang terjalin diantara segmen konsumen
jarang sekali
terjadi karena tidak tersedianya sarana komunikasi pada sistem
yang lama.
Oleh sebab itu faktor ini diberi nilai negatif.
130
iv. Likely Rate of Growth
Melihat penjualan MMI. Bisa dilihat bahwa besar penjualannya
secara
garis besar terus meningkat. Maka pertumbuhannya diberi nilai
positif.
v. Technological Vulnerability
Selama ini teknologi belum memberi efek yang besar bagi MMI
karena
memang teknologi yang digunakan masih hanya sebatas untuk
menyimpan
data-data administratif saja.karena itu, faktor ini diberi nilai
netral.
vi. Market Size
Dengan bergerak ke arah online, tentu saja pangsa pasar bisa
lebih luas lagi
karena internet memiliki jangkauan yang tidak terbatas oleh
jarak dan
waktu. Dengan begitu diharapkan peluang pangsa pasar semakin
meningkat.faktor ini diberi nilai positif.
vii. Level of Profitability
Dengan bergerak ke arah online maka tingkat keuntungan diberi
nilai
postitif dikarenakan website akan mempermudah aktivitas
pemasaran dan
memperluas jangkauannya serta menekan biaya pemasaran yang
sebelumnya harus mencetak banyak brosur. Diharapkan dengan
meluasnya
jangkauan pemasaran MMI, maka penjualan dan keuntungan pun
bisa
semakin meningkat. Faktor ini diberi nilai positif.
131
Gambar 3.12 Opportunity AssessmentPT. Mega Mobile Indonesia
Kesimpulan dari analisis tahap ini adalah bahwa MMI bisa
bergerak ke arah
online karena nilai positifnya lebih banyak daripada nilai
negatif ataupun nilai
netral. Karena itu, keputusan yang dihasilkan adalah bahwa MMI
bisa
menggunakan website sebagai sarana pemasarannya.
3.8.2 Tahap 2: Formulating the Marketing Strategy
1. Segmentation
Changes in segmentation characteristic due to internet no
yes
Market Expansion Reclassified
Expansion
No Change Market
Reclassification
Gambar 3.13 Bricks and Mortars Segmentation ScenariosPT. Mega
Mobile
Indonesia
yes
no
Changes in size market segment
132
Segmentasi dari MMI berada pada posisi marketexpansion karena
secara
ukuran segmen terjadi perubahan tetapi karakteristik segmen
tidak mengalami
perubahan. Ukuran segmen berubah karena pada saat bergerak ke
arah online,
akan ada kemungkinan datangnya konsumen-konsumen baru. dengan
bergerak
ke arah online, jangkauan pemasaran bisa semakin luas karena
bisa diakses
siapapun dan dimanapun, sehingga hal ini memungkinkan
munculnya
konsumen baru yang mengakibatkan terjadinya perubahan ukuran
pada segmen
pasar. Sedangkan karakteristik segmentasi tidak berubah karena
meskipun
bergerak ke arah online, MMI tetap membagi segmentasi
berdasarkan variabel
yang sama dengan variabel segmentasi pada saat offline.
2. Targeting
Customer Similarity
Gambar 3.14 bricks and Mortar Targeting ScenariosPT. Mega Mobile
Indonesia
Same customers Different customers
Entire segment
Portions of a segment
Focus of Effort
Blanket tergeting New-opportunity targeting
Beachhead targeting Bleed-over targeting
133
MMI menggunakan beachheadtargeting pada
bricksandmortartargetingscenarios, hal ini dikarenakan
segmentasi MMI pada
pembahasan sebelumnya berdasarkan pendapatan dan usia. Target
MMI
beachhead targeting adalah target konsumen yang masih tetap sama
seperti
pada saat masih offline, namun MMI mendapatkan fokus yang
mengarahkan
kepada sebagian target segmen pada saat online. Hal ini didukung
karena
adanya data pengguna internet berdasarkan usia di Indonesia
berikut ini :
134
Gambar 3.15 pengguna internet di Indonesia berdasarkan usia
Sumber : http 3.8
135
Dari data di atas, maka dapat disesuaikan dengan segmentasi yang
telah
dilakukan sebelumnya, fokus untuk pemasaran online MMI adalah
kepada
konsumen yang merupakan pengguna internet dengan usia 20-39. Hal
ini
disebabkan karena segmen untuk usia 15-19 tidak terlalu banyak
produk yang
bisa ditawarkan MMI kepada segmen usia tersebut, namun fokus
tetap
disesuaikan dengan segmentasi dari MMI yang telah diterangkan
pada
pembahasan sebelumnya. Produk-produk MMI sebagian besar
diarahkan pada
target segmen dengan usia antara 20-64 tahun pada saat offline,
dengan begitu
untuk target online-nya lebih difokuskan pada kelompok usia dari
20-39 tahun
yang memiliki presentase pengguna internet yang besar.
3. Positioning
Customer similarity
Blanket Targeting Menggunakan seluruh
strategi positioning saat offline
menyediakan website yang nyaman dan mudah diakses
New-Opportunity Targeting Mengganti seluruh strategi
positioning saat offline Pembedaan posisi untuk
melayani segmen yang baru
Beachhead Targeting Mengambil sebagian strategi
saat offline Lebih berfokus kepada
kebutuhan kelompok kecil pelanggan
Menekankan pada keuntungan yang ada pada internet
Bleed-Over Targeting Menggunakan dua
positioning Positioning sebelumnya
masih digunakan Keuntungan tambahan
posisi seperti memperbanyak penawaran via internet
Gambar 3.16 Bricks and Mortars Positioning ScenariosPT. Mega
Mobile
Indonesia
Same customers Different customers
Entire segment
Portions of a segment
Focus of Effort
136
Strategi positioning yang digunakan dalam Bricks and Mortars
Positioning
Scenarios di Beachhead Targetingadalah dengan mengambil sebagian
strategi
saat offline yaitu dengan adanya pelayanan yang baik, customer
care yang siap
membantu men