BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Ekstraksi Cunam/Forceps Riwayat cunam/forceps obstetrik teramat panjang, sekitar tahun 1500 SM sudah terdapat tulisan bahasa sansekerta yang mengulas tentang alat ini. Cunam/forceps obstetrik modern yang digunakan untuk janin hidup diperkenalkan pertama kali oleh Peter Chemberlen (1600) dan setelah itu dikenal lebih dari 700 jenis cunam/forceps obstetrik. William Smellie (1745) memberikan penjelasan tentang rincian aplikasi cunam/forceps yang benar pada kepala janin dalam panggul. Sir James Simpson (1845) mengembangkan jenis cunam/forceps obstetrik yang sesuai dengan lengkungan kepala dan lengkungan panggul. Joseph DeLee (1920) membuat modifikasi dari cunam/forceps obstetrik yang telah ada dan menyarankan sebuah tindakan yang disebut sebagai “Prophylactic Forceps Delivery”. Pada praktek obstetrik modern, dimana sudah dikenal tranfusi darah dan berbagai jenis antibiotika serta semakin langkanya ahli obstetri yang memiliki keterampilan melakukan ekstraksi cunam/forceps maka ekstraksi cunam sebagai alternatif persalinan pervaginam
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Ekstraksi Cunam/Forceps
Riwayat cunam/forceps obstetrik teramat panjang, sekitar tahun 1500
SM sudah terdapat tulisan bahasa sansekerta yang mengulas tentang alat ini.
Cunam/forceps obstetrik modern yang digunakan untuk janin hidup
diperkenalkan pertama kali oleh Peter Chemberlen (1600) dan setelah itu
dikenal lebih dari 700 jenis cunam/forceps obstetrik. William Smellie (1745)
memberikan penjelasan tentang rincian aplikasi cunam/forceps yang benar pada
kepala janin dalam panggul. Sir James Simpson (1845) mengembangkan jenis
cunam/forceps obstetrik yang sesuai dengan lengkungan kepala dan lengkungan
panggul. Joseph DeLee (1920) membuat modifikasi dari cunam/forceps
obstetrik yang telah ada dan menyarankan sebuah tindakan yang disebut sebagai
“Prophylactic Forceps Delivery”. Pada praktek obstetrik modern, dimana
sudah dikenal tranfusi darah dan berbagai jenis antibiotika serta semakin
langkanya ahli obstetri yang memiliki keterampilan melakukan ekstraksi
cunam/forceps maka ekstraksi cunam sebagai alternatif persalinan pervaginam
nampaknya semakin jarang digunakan dan digantikan dengan tindakan seksio
sesar. Pada tahun 1980, beberapa penelitian menunjukkan bahwa persalinan
cunam/forceps tengah (“mid forceps delivery”) seringkali menimbulkan adanya
efek samping jangka panjang terhadap anak. Faktor-faktor ini menyebabkan
banyak ahli obstetri yang semakin enggan menggunakan persalinan ekstraksi
cunam/forceps.
2.2. Definisi Ekstraksi Cunamm/Forceps
Ekstraksi cunam/forceps adalah suatu tindakan bantuan persalinan di
mana janin dilahirkan dengan suatu tarikan cunam / forceps yang dipasang pada
kepalanya. Ekstraksi cunam/forceps adalah tindakan obstetrik yang bertujuan
untuk mempercepat kala pengeluaran dengan jalan menarik bagian bawah janin
(kepala) dengan alat cunam. Tindakan ini dilakukan karena ibu tidak dapat
mengedan efektif untuk melahirkan janin. Walaupun sebagian besar proses
pengeluaran dihasilkan dari ekstraksi porceps tetapi bukan berarti kekuatan
menjadi tumpuan keberhasilan.
Forceps/cunam adalah alat bantu persalinan, terbuat dari logam, terdiri
dari sepasang (2 buah) sendok yaitu sendok cunam kiri dan sendok cunam
kanan. Cunam/forceps dipakai untuk membantu atau mengganti his, akan
tetapi sekali-kali tidak boleh digunakan untuk memaksa kepala janin melewati
rintangan dalam jalan lahir yang tidak dapat diatasi oleh kekuatan his yang
normal. Jika prinsip pokok ini tidak diindahkan, maka ekstraksi
cunam/forceps mengakibatkan luka pada ibu dan terutama pada anak.
2.3. Bagian-bagian Cunam/Forceps
Gambar 1. Bagian-bagian Cunam/Forceps
1. Sepasang cunam/forceps terdiri dari dua sendok, yaitu: 1. Sendok
kanan/forceps kanan adalah cunam yang dipegang di tangan kanan
penolong dan dipasang di sebelah kanan ibu, 2. Sendok kiri/forceps kiri
adalah cunam yang dipegang di tangan kiri penolong dan dipasang di
sebelah kiri ibu.
2. Sendok cunam/forceps memiliki bagian-bagian sebagai berikut:
1. Daun cunam/forceps: bagian yang dipasang di kepala janin saat
melakukan ekstraksi cunam/forceps. Terdiri dari dua lengkungan
(curve), yaitu lengkung kepala janin (cephalic curve), misalnya forcep
Naegele dan Simpson dan lengkung panggul (cervical curve), misalnya
forcep Kjelland. Daun cunam/forceps dapat memiliki lubang dan ujung.
Batas lubang tersebut dinamakan iga atau kostae.
2. Tangkai cunam/forceps: adalah bagian yang terletak antara daun
cunam/forceps dan kunci cunam/forceps. Terdiri dari 2 macam, yaitu:
1. Tangkai terbuka, 2. Tangkai tertutup.
3. Kunci cunam/forceps: kunci cunam/forceps ada beberapa macam,
antara lain:
1. Kunci Prancis: Tangkai cunam/forceps disilangkan kemudian
diskrup.
2. Kunci Inggris: Kedua tangkai cunam/forceps disilangkan dan
dikunci dengan cara kait-mengait (interlocking), misalnya forceps
Naegele.
3. Kunci Jerman: Bentuk kunci cunam/forceps yang merupakan
kombinasi antara bentuk Prancis dan Inggris, misalnya forceps
Simpson.
4. Kunci Norwegia: Bentuk kunci cunam/forceps yang dapat
diluncurkan (sliding lock), misalnya forceps Kjelland.
Gambar 2. Kunci Cunam/Forceps
(Prancis, Jerman, Norwegia, Inggris)
4. Pemegang cunam/forceps, bagian yang dipegang penolong saat
melakukan ekstraksi.
2.4. Jenis-jenis Cunam/Forceps
1. Tipe Simpson. Bentuk cunam/forceps ini mempunyai tangkai
cunam/forceps yang terbuka sehingga lengkungan kepala lebih mendatar
dan lebih besar. Bentuk cunam/forceps ini baik untuk kepala janin yang
sudah mengalami molase.
2. Tipe Elliot. Bentuk cunam/forceps ini mempunyai tangkai yang tertutup,
sehingga lengkungan kepala lebih bundar dan lebih sempit. Cunam/forceps
ini baik untuk kepala yang bundar dan belum mengalami molase.
3. Tipe khusus. Ada bentuk khusus cunam/forceps, misalnya cunam/forceps
Piper yang dipakai untuk melahirkan kepala janin dengan letak sungsang
dimana leher cunam/forceps mempunyai lengkung perineum dan daun
cunam/forceps mempunyai lengkung kepala, tetapi tidak mempunyai
lengkung panggul.
4. Tipe Naegele. Daun sendok berbentuk lengkung tengkorak dengan jarak
terpanjang 9 cm yang disesuaikan dengan diameter kepala dan mempunyai
lengkung panggul yangs sesuai dengan lengkung paksi panggul.
5. Tipe Kielland. Karena daun sendok tidak mempunyai lengkung panggul,
cunam/forceps Kielland selalu dapat dipasang biparietal terhadap kepala,
tidak tergantung posisi kepala terhadap panggul.
Gambar 3. Jenis-jenis Cunam/Forceps
2.5. Fungsi Cunam/Forceps
1. Traksi, yaitu menarik anak yang tidak dapat lahir spontan, yang disebabkan
oleh karena satu dan lain hal.
2. Koreksi, yaitu merubah letak kepala dimana ubun-ubun kecil di kiri atau
dikanan depan atau sekali-kali UUK melintang kiri dan kanan atau UUK
kiri atau kanan belakang menjadi UUK depan (di bawah simfisis pubis).
3. Kompresor, untuk menambah moulage kepala.
2.6. Pembagian Pemakaian Cunam/Forceps
Ekstraksi cunam/forceps pada presentasi belakang kepala dibedakan
atas penurunan dan posisi kepala di dalam rongga panggul pada saat melakukan
ekstraksi cunam/forceps.
1. High Forceps
Ekstraksi cunam/forceps yang dilakukan pada saat kepala janin belum
masuk pintu atas panggul (floating). Ekstraksi cunam/forceps ini dapat
menimbulkan trauma yang berat untuk ibu maupun janinnya oleh karena itu
saat ini tidak dilakukan lagi. Sectio cesarea lebih direkomendasikan.
2. Mid Forceps
Ekstraksi cunam/forceps yang dilakukan pada saat kepala janin sudah
masuk pintu atas panggul (engaged), namun belum mencapai dasar
panggul. Saat ini tidak dilakukan lagi. Pada ekstraksi cunam/forceps
tengah, fungsi cunam adalah ekstraksi dan rotasi karena harus mengikuti
putaran paksi dalam. Sekarang ekstraksi cunam/forceps sudah jarang
dipakai. Sectio Cesarea ataupun vakum lebih direkomendasikan.
3. Low Forceps / Outlet Forceps
Ekstraksi cunam/forceps yang dilakukan pada saat kepala janin sudah
mencapai pintu bawah panggul dan sutura sagitalis sudah dalam
anteroposterior. Cara ini yang masih sering dipakai hingga saat ini.
Tabel 1. Klasifikasi Persalinan Ekstraksi Cunam/Forceps Berdasarkan
Desensus dan Putar Paksi Dalam
PROSEDUR KRITERIA
Ekstraksi Cunam/Forceps
“OUTLET”
Kulit kepala terlihat pada introitus tanpa
melakukan tindakan memisahkan labia
Tengkorak kepala sudah mencapai dasar panggul
Sutura sagitalis berada pada diameter
anteroposterior; oksiput berada di kanan atau kiri
depan atau di posterior
Kepala janin berada pada perineum
Putar paksi dalam tidak lebih dari 450
Ekstraksi Cunam/Forceps
”LOW”
Bagian terendah kepala berada pada station ≥ +2
dan tidak di dasar panggul
Putar paksi dalam ≤ 450 (oksiput kiri atau kanan
depan menjadi oksiput anterior; oksiput kiri atau
kanan belakang menjadi oksiput posterior)
Putar paksi dalam > 450
Ekstraksi Cunam/Forceps
”mid pelvic”
Stasion diatas + 2cm; tetapi kepala sudah engage
Ekstraksi Cunam/Forceps
“HIGH”
Tidak termasuk dalam kriteria
Sumber: American Academy of Pediatrics dan American College of
Obstetricians and Gynecologists, 2002.
Gambar 4. Pemakaian Cunam/Forceps
2.7. Indikasi Ekstraksi Cunam/Forceps
1. Indikasi Relatif
Ekstraksi cunam/forceps yang bila dikerjakan akan menguntungkan
ibu ataupun janinnya, tetapi bila tidak dikerjakan, tidak akan merugikan,
sebab bila dibiarkan, diharapkan janin akan lahir dalam 15 menit
berikutnya. Pada indikasi relatif, cunam/forceps dilakukan secara elektif
(direncanakan), ada dua:
1. Indikasi menurut De Lee
Ekstraksi cunam/forceps dengan syarat kepala sudah di pintu bawah
panggul, putaran paksi sudah sempurna, m.levator ani sudah teregang,
dan syarat-syarat ekstraksi cunam/forceps lainnya sudah terpenuhi.
2. Indikasi menurut Pinard
Ekstraksi cunam/forceps yang mempunyai syarat sama dengan menurut
De Lee, namun ibu harus sudah mengejan selama 2 jam.
Keuntungan indikasi profilaktik, adalah:
1. Mengurangi keregangan perineum yang berlebihan
2. Mengurangi penekanan kepala pada jalan lahir
3. Kala II diperpendek
4. Mengurangi bahaya kompresi jalan lahir pada kepala
2. Indikasi Absolut
1. Indikasi ibu: pre-eklampsi, eklampsi, atau ibu-ibu dengan penyakit
jantung, paru, partus kasep
2. Indikasi janin: gawat janin
3. Indikasi waktu: kala dua lama
2.8. Kontraindikasi Ekstraksi Cunam/Forceps
1. Dilatasi servik belum lengkap.
2. Jika lingkaran kontraksi patologi bandl sudah setinggi pusat atau lebih.
3. Adanya disproporsi cepalo pelvik.
4. Pasien bekas operasi vesiko vagina fistel.
5. Kepala masih tinggi.
6. Presentasi dan posisi kepala janin tidak dapat ditentukan dengan jelas.
7. Janin sudah lama mati sehingga sudah tidak bulat dan keras lagi sehingga
kepala sulit dipegang oleh cunam/forceps.
8. Anensefalus
9. Kegagalan ekstraksi vakum.
10. Fasilitas pemberian analgesia yang memadai tidak ada.
11. Fasilitas peralatan dan tenaga pendukung yang tidak memadai.
12. Operator tidak kompeten.
13. Pasien menolak tindakan ekstraksi cunam/forceps obstetrik.
2.9. Syarat Ekstraksi Cunam/Forceps
1. Pasien dan keluarga sudah paham dan menyetujui tindakan ini serta
bersedia menandatangani "informed consent"
2. Tidak terdapat cephalo pelvic disproporsion sehingga janin diperkirakan
dapat lahir pervaginam.
3. Kepala sudah engage:
1. Pembentukan caput atau molase berlebihan sering menyulitkan
penilaian derajat desensus kepala janin.
2. Kesalahan dalam menilai derajat desensus akan menyebabkan kesalahan
penafsiran dimana tindakan yang semula dianggap sebagai ekstraksi
cunam/forceps rendah sebenarnya adalah ekstraksi cunam/forceps
tengah.
4. Presentasi belakang kepala, letak muka dengan dagu di depan atau “after
coming head” pada persalinan sungsang pervaginam.
5. Posisi kepala janin dalam jalan lahir dapat diketahui secara pasti oleh
operator.
6. Dilatasi servik sudah lengkap.
7. Selaput ketuban sudah pecah.
8. Kepala janin dapat dicekap dengan baik oleh kedua daun cunam.
2.10. Prosedur Ekstraksi Cunam/Forceps
1. Persiapan Pasien
1. Berikan O2 2-4 l/m.
2. Infus terpasang.
3. Uji fungsi dan perlengkapan peralatan resusitasi kardiopulmoner.
4. Rambut vulva dicukur.
5. Siapkan alas bokong, sarung kaki, dan penutup perut bawah.
6. Posisi litotomi
7. Kandung kemih dikosongkan.
8. Perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan dengan air sabun.