6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mass Concrete Mass concrete adalah beton yang memiliki dimensi besar, dan biasanya digunakan untuk pondasi dalam. Beton yang tergolong mass concrete, didesain dengan mempertimbangkan beberapa faktor yaitu, kondisi cuaca, rasio volume permukaan, tingkat pemanasan, dan tingkat ketahanan terhadap perubahan volume, perubahan suhu, dan pengaruh massa dari material sekitar. Desain juga memperhitungkan fungsi konstruksi dan efek samping keretakan yang mungkin terjadi. Desain juga harus mempertimbangkan perhitungan panas hidrasi dengan teliti ketika dimensi cross section struktur lebih besar atau sama dengan 2,5 ft (760 mm) atau bila volume semen yang digunakan lebih dari 600 lb/yd 3 ( 356 kg/m 3 ). Bagamanapun faktor-fator dan besaran-besaran diatas perlu dievaluasi dan diperhitungan secara seksama sesuai dengan tujuan konstruksi yang dibangun. Permasalahan yang perlu diperhatikan dalam mass concrete adalah kemungkinan timbulnya keretakan. Secara praktis kondisi-kondisi seperti di bawah ini adalah kondisi yang dapat mencegah kemungkinan terjadinya keretakan, di antaranya dapat diaplikasikan pada struktur pilar besar. Kondisi-kondisi itu adalah : • Beton dengan kapasitas regangan tarik yang besar. • Beton dengan muatan semen rendah. • Semen dengan kenaikan pemanasan rendah atau menggunakan semen pozzolan.
26
Embed
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mass Concretethesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-3-00387-SP Bab 2.pdf11 Kenaikan temperatur menyebabkan terjadinya gerakan-gerakan molekul yang saling berbenturan.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mass Concrete
Mass concrete adalah beton yang memiliki dimensi besar, dan biasanya
digunakan untuk pondasi dalam. Beton yang tergolong mass concrete, didesain dengan
mempertimbangkan beberapa faktor yaitu, kondisi cuaca, rasio volume permukaan,
tingkat pemanasan, dan tingkat ketahanan terhadap perubahan volume, perubahan suhu,
dan pengaruh massa dari material sekitar. Desain juga memperhitungkan fungsi
konstruksi dan efek samping keretakan yang mungkin terjadi.
Desain juga harus mempertimbangkan perhitungan panas hidrasi dengan teliti
ketika dimensi cross section struktur lebih besar atau sama dengan 2,5 ft (760 mm) atau
bila volume semen yang digunakan lebih dari 600 lb/yd3 ( 356 kg/m3). Bagamanapun
faktor-fator dan besaran-besaran diatas perlu dievaluasi dan diperhitungan secara
seksama sesuai dengan tujuan konstruksi yang dibangun.
Permasalahan yang perlu diperhatikan dalam mass concrete adalah
kemungkinan timbulnya keretakan. Secara praktis kondisi-kondisi seperti di bawah ini
adalah kondisi yang dapat mencegah kemungkinan terjadinya keretakan, di antaranya
dapat diaplikasikan pada struktur pilar besar. Kondisi-kondisi itu adalah :
• Beton dengan kapasitas regangan tarik yang besar.
• Beton dengan muatan semen rendah.
• Semen dengan kenaikan pemanasan rendah atau menggunakan semen pozzolan.
7
• Beton yang proses penuangannya terbagi menjadi beberapa blok yang kecil.
• Beton dengan temperatur yang rendah.
• Beton yang permukaannya ditutup.
• Beton yang proses konstruksinya lambat akibat tidak menggunakan pendingin
buatan.
• Beton yang menggunakan pendingin buatan dengan cara memasukkan pipa-pipa air
dingin (cooling pipe).
• Beton yang memiliki tingkat ketahanan yang rendah sebagai pondasi getas.
• Beton yang kenaikan tegangannya diabaikan.
Secara teknis retak pada beton dapat diminimalisasi dengan cara modifikasi jenis
material dan proporsi campuran, sehingga dapat dihasilkan beton dengan kemampuan
daya tahan retak yang baik, atau kemampuan regangan tarik yang baik. Retak juga dapat
diatasi dengan cara mengontrol faktor-faktor yang mempengaruhi regangan tarik. Di
samping itu, pengendalian temperatur untuk mengatur perbedaan maksimum antara suhu
di dalam dan suhu di permukaan beton, juga biasa digunakan dalam upaya
meminimalisasikan terjadinya keretakan dalam jumlah yang besar.
2.2 Panas Hidrasi
Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi
agregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen
Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.
Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakan.
8
Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi,
mengelem komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-batu.
Proses hidrasi terjadi bila semen bersentuhan dengan air. Proses ini berlangsung
dalam 2 arah yakni keluar dan kedalam, maksudnya hasil hidrasi mengendap dibagian
luar dan inti semen yang belum terhidrasi dibagian dalam secara bertahap terhidrasi.
Ketika semen bercampur dengan air terjadilah reaksi kimia yang menghasilkan
bermacam-macam senyawa kimia. Senyawa yang paling penting berdasarkan hasil
Penentuan lokasi yang pasti dari penggalian untuk pondasi bored pile dapat
diinspeksi atau diukur, sedangkan pada pondasi tiang pancang lokasi dapat
menyimpang dari lokasinya akibat adanya bebatuan, dan faktor-faktor lainnya.
• Inspeksi tanah hasil galian. Keandalan dari desain pondasi hanya baik bila kondisi
tanah diketahui. Pada pondasi bored pile, saat penggalian dapat dilakukan
pemeriksaan mengenai jenis tanah untuk membandingkan dengan jenis tanah yang
diantisipasi.
• Dapat dilakukan pada berbagai jenis tanah. Pondasi bored pile pada umumnya dapat
dikonstruksi pada hampir semua jenis tanah. Penetrasi dapat dilakukan pada tanah
kerikil, juga dapat menembus batuan.
• Gangguan lingkungan yang minimal. Suara, getaran, dan gerakan dari tanah
sekitarnya dapat dikatakan minimum.
• Kemudahan terhadap perubahan kondisi. Kontraktor dapat dengan mudah mengikuti
perubahan dimensi atau panjang bored pile untuk mengkompensasikan suatu kondisi
yang tidak terduga.
• Umumnya daya dukung yang amat tinggi memungkinkan perancangan suatu kolom
denggan dukungan satu tiang sehingga dapat menghemat kebutuhan untuk pile-cap.
28
• Mudah memperbesar kepala tiang bila diperlukan misalnya untuk meningkatkan
inersia terhadap momen.
Kekurangan pondasi bored pile :
• Pelaksanaan konstruksi yang sukses sangat bergantung pada keterampilan dan
kemampuan kontraktor.
• Kondisi tanah di kaki tiang seringkali rusak oleh proses pemboran atau sedimentasi
lumpur sehingga seringkali daya dukung ujungnya tidak dapat diandalkan.
• Pengecoran beton bukan pada kondisi ideal dan tidak dapat segera diperiksa.
• Berbahaya bila ada tekanan artesis karena tekanan ini dapat menerobos keatas.
Karena kedalaman dan diameter dari bored pile dapat divariasi dengan mudah,
maka jenis pondasi ini dipakai baik untuk beban ringan maupun untuk struktur berat
seperti bangunan bertingkat tinggi dan jembatan.
2.5.3 Pondasi Bored Pile Jembatan Suramadu
Pondasi bored pile Jembatan Suramadu dirancang untuk mampu menahan beban
yang bekerja baik itu beban tetap maupun beban sementara dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Pada tabel 1.2 dapat dilihat data teknis pondasi bored pile
Jembatan Suramadu.
Tabel 2.1 Data teknis pondasi bored pile Jembatan Suramadu
No Keterangan Data Teknis 1 Tipe Pondasi Bored Pile 2 Diameter Pondasi 2,4 m 3 Panjang Pondasi 97 m 4 Diameter Casing Baja 2,7 m 5 Panjang Casing Baja 35,2 m 6 Mutu Beton K-300 7 Integriti Test Sonic Lodging 8 Bearing Capacity Test 2 Load Test sebelum dan sesudah grouting
29
Sumber: ded.proyek perencanaan Jembatan Suramadu
Gambar 2.8 Detail Pondasi Bored Pile Jembatan Suramadu
2.6 Program MIDAS
Program MIDAS adalah program pada aplikasi komputer bidang teknik sipil.
Program ini memiliki beberapa jenis aplikasi yaitu Midas/Femodeler, Midas/Set,
Midas/Gen, dan Midas/Civil yang memiliki analisa khusus untuk struktur tertentu.
Pada skripsi ini program yang digunakan adalah Midas/Civil versi 2006.
Program ini memiliki kemampuan yang sama seperti versi sebelumnya yaitu
Midas/Civil 5.8.1. Kemampuannya menganalisa dan merancang berbagai struktur sipil
pada umumnya, antara lain sebagai berikut : Jembatan cable-stayed dan jembatan
konvensional, konstruksi untuk beton presterssed/post-tensioned, dermaga, penahan
30
gelombang, struktur bawah tanah, fasilitas limbah dan fasilitas perawatan air, lapisan
terowongan dan pembangkit listrik, fasilitas industri, fasilitas umum, dan panas hidrasi.
Program Midas/Civil 2006 dikembangkan dengan bahasa program yang
berbasiskan pada pemograman data pada pemograman visual C++, bahasa ini
dimanfaatkan secara penuh untuk melakukan pengolahan data pada program Midas/Civil
2006 dan didukung dengan karakteristuk 32-bit pada Windows sehingga dapat
melakukan perhitungan dengan cepat. Input/Output yang dihasilkan oleh program ini
lebih baik dari program-program Teknik Sipil lainnya. Program ini dapat menampilkan
gambar dan perhitungan secara 3D (tiga dimensi) serta dapat melakukan analisa struktur
yang berdimensi besar dan kompleks.
Seluruh proses dari pemodelan, analisa dan desain terdapat pada menu sistematis
Program Midas/Civil 2006. Tabel kerja menu tersebut memungkinkan untuk melihat
status dari data yang dimasukkan dalam satu tampilan dan secara selektif memperbaiki
data dengan tipe Drag dan Drop dari alat peraga. Data yang ada pada program ini dapat
ditransfer ke program AutoCAD DXF dan program struktur lainnya seperti SAP,
STAAD, GTStrudl, dan lain-lain.
31
Gambar 2.9 Start Menu dan Menu Sistematis Program Midas/Civil