LAPORAN AKHIR ======================================================= === BAB 2 TINJAUAN KEBIJAKAN erkait dengan penyusunan Rencana Tata Rauang Kawasan Strategis Koridor Bandung – Cirebon maka dalam bab ini akan diuraikan kebijakan-kebijakan pembangunan yang akan memayungi maupun mempengaruhi proses penataan ruang wilayah kawasan strategis sepanjang koridor yang menghubungan Kota Bandung dan Kota Cirebon baik dalam level kebijakan Pemerintah Pusat, Provinsi Jawa Barat maupun Kabupaten terkait (Kabupaten Bandung, Sumedang, Majalengka dan Kabupaten Cirebon). T 2.1 Arahan Kebijakan Penataan Ruang Nasional Rencana Tata Ruang Nasional (RTRWN) merupakan arah kebijakan tata ruang yang bersifat menyeluruh, mengatur arahan pengembangan pusat-pusat kegiatan di wilayah Indonesia. RTRWN merupakan kebijakan ruang yang memerlukan penjabaran lebih lanjut ke dalam kebijakan ruang lain yang lebih rendah dengan tingkat kedetailan yang lebih tinggi. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) telah ditetapkan struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah nasional, yang salah satu komponennya adalah penetapan kawasan strategis. 2.1 1 Struktur Ruang Wilayah Nasional Dinas Permukiman & Perumahan Propinsi Jawa Barat Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis (Koridor Bandung-Cirebon) II - 1
54
Embed
Bab 2 Tinjauan Kebijakan Dan Profil Kawasan Strategis Koridor Bandung-cirebon
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN AKHIR ==========================================================
BAB 2TINJAUAN KEBIJAKAN
erkait dengan penyusunan Rencana Tata Rauang Kawasan Strategis Koridor
Bandung – Cirebon maka dalam bab ini akan diuraikan kebijakan-kebijakan
pembangunan yang akan memayungi maupun mempengaruhi proses penataan
ruang wilayah kawasan strategis sepanjang koridor yang menghubungan Kota Bandung
dan Kota Cirebon baik dalam level kebijakan Pemerintah Pusat, Provinsi Jawa Barat
maupun Kabupaten terkait (Kabupaten Bandung, Sumedang, Majalengka dan Kabupaten
Cirebon).
T
2.1 Arahan Kebijakan Penataan Ruang Nasional
Rencana Tata Ruang Nasional (RTRWN) merupakan arah kebijakan tata ruang
yang bersifat menyeluruh, mengatur arahan pengembangan pusat-pusat kegiatan di
wilayah Indonesia. RTRWN merupakan kebijakan ruang yang memerlukan penjabaran
lebih lanjut ke dalam kebijakan ruang lain yang lebih rendah dengan tingkat kedetailan
yang lebih tinggi. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) telah
ditetapkan struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah nasional, yang salah satu
komponennya adalah penetapan kawasan strategis.
2.1 1 Struktur Ruang Wilayah Nasional
Struktur Ruang Wilayah Nasional terdiri dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN),
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
Arahan-arahan di dalam kebijakan struktur ruang meliputi :
a. Arahan Pengembangan Sistem Kota
b. Arahan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Wilayah dalam koridor yang masuk dalam struktur wilayah koriodor adalah PKN
Metropolitan Bandung dan Kota Cirebon sementara Majalegka masuk kedalam PKW .
2.1.2 Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional
Pola pemanfaatan ruang wilayah menggambarkan secara indikatif sebaran
kegiatan pelestarian alam dan cagar budaya, kegiatan produksi, serta persebaran
Dinas Permukiman & Perumahan Propinsi Jawa BaratPenyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis (Koridor Bandung-Cirebon)
II - 1
LAPORAN AKHIR ==========================================================
kegiatan strategis nasional. Pola ini secara spasial memperlihatkan pola persebaran
kawasan lindung, pola pengembangan kawasan budidaya dan pola pengembangan
kawasan fungsional.
A. Pengembangan Kawasan Lindung
Pola pengelolaan kawasan lindung memperlihatkan keterkaitan kawasan-kawasan
lindung dengan lokasi pengembangan kawasan budidaya dan sektor produksi di
dalamnya serta keterkaitan dengan lokasi kawasan fungsional. Kawasan-kawasan
lindung tersebut meliputi kawasan lahan gambut, cagar budaya, rawan bencana
(banjir, longsor, tsunami, kenaikan muka air laut akibat pernanasan global, dsb).
B. Pengembangan Kawasan Budidaya
Penetapan kawasan budidaya memuat arahan yang mencakup kegiatan sektor-
sektor produksi dan jasa (pertanian tanaman pangan, kehutanan, pertambangan,
pariwisata, perindustrian dan permukiman).
Pengelolaan kawasan budidaya di Jawa Barat diarahkan sebagai berikut :
1) Kawasan budidaya yang perkembangannya berada di kawasan lindung
diupayakan agar tidak semakin meluas kegiatannya.
2) Wilayah yang perkembanganya sangat lambat (tertinggal) didorong melalui
peningkatan keterkaitan dengan wilayah lainnya yang telah berkembang.
3) Perlu peningkatan keterkaitan di kawasan budidaya baik keterkaitan antar
kawasan perdesaan dan perkotaan maupun keterkaitan antar kawasan lainnya.
2.1.3 Kawasan Andalan
Kawasan Andalan merupakan kawasan yang prospektif untuk berkembang
mempunyai peluang untuk dikembangkan karena didalamnya terdapat sumber daya
alam, mempunyai akses terhadap pusat pertumbuhan, dekat dengan dan dapat menjadi
pusat-pusat permukiman dan dimungkinkan untuk pengadaan prasarana pendukung
secara ekonomis.
A. Pengembangan Kawasan Cirebon-Indramayu-Majalengka-Kuningan
(Ciayumajakuning)
Wilayah pengembangan Ciayumajakuning meliputi Kabupaten Kuningan,
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu dan Kota
Dinas Permukiman & Perumahan Propinsi Jawa BaratPenyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis (Koridor Bandung-Cirebon)
II - 2
LAPORAN AKHIR ==========================================================
Cirebon. Wilayah pengembangan Ciayumajakuning sebagai fokus pengembangan
kawasan di bagian timur Jawa Barat.
Kegiatan ekonomi diarahkan pada pengembangan kegiatan yang dapat
mendorong peningkatan produksi dan distribusi pangan (padi, jagung, kedelai dan
protein hewani), peningkatan investasi, pengembangan sumberdaya alam serta
perdagangan dan jasa. Wilayah pengembangan Ciayumajakuning juga diarahkan
sebagai pusat pengembangan agribisnis potensial. Sektor unggulan yang dapat
dikembangkan di WP ini adalah agribisnis, agroindustri, perikanan dan
pertambangan. Lihat tabel 2.1
Tabel II.1Rencana Pengembangan Kawasan Ciayumajakuning
Kawasan Fungsi Strategi Pengembangan Kawasan Pendukung
Infrastruktur Pendukung
Sektor Unggulan
Ciayumajakuning
Mendorong pengembangan wilayah gerbang timur Jawa Barat
Melengkapi fasilitas pendukung PKN, PKW dan PKL
KSP Bandara dan Aerocity Kertajati
Bandara Internasional Kertajati
Agribisnis, Agroindustri, Perikanan, Pertambangan
Mengembangkan infrastruktur strategis
KSP Koridor Cisumdawu
Pelabuhan Arjuna Cirebon
Pola ruang PKN dalam bentuk ring (Ring 1: Jasa perdagangan dan transportasi, Ring 2: Industri berbasis lokal, Ring 3: Penyedia bahan baku)
KSP Pertanian Lahan Basah Subang-Indramayu
Jalan Tol Cikacir
Mengembangkan wisata budaya, religi dan alam
Mendorong agribisnis yang didukung sektor industri, perikanan laut dan darat, pertanian tanaman pangan, kehutanan, perkebunan dan peternakan di kawasan pinggiran
Mendorong pengembangan hutan mangrove, rumput laut dan perikanan tambak
Pengendalian perikanan tangkap di kawasan pesisir
Sumber: RTRW Jawa Barat 2029
Dinas Permukiman & Perumahan Propinsi Jawa BaratPenyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis (Koridor Bandung-Cirebon)
II - 3
LAPORAN AKHIR ==========================================================
2.2 Arahan Kebijakan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat
Paradigma penyelenggaraan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat di era otonomi
daerah dilaksanakan melalui mekanisme perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
secara bottom up planning dan partisipatif untuk mewadahi dan mewujudkan aspirasi.
2.2.1 Arahan Struktur Tata Ruang
Rencana struktur tata ruang wilayah Provinsi Jawa Barat dijabarkan dalam
bentuk pengembangan sistem kota-kota, pengembangan infrastruktur wilayah,
pengembangan kawasan andalan, serta pengembangan kawasan pertahanan keamanan.
A. Rencana Pengembangan Sistem Kota-kota di Jawa Barat
Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang masuk kedalam wilayah koridor terdiri dari
Metropolitan Bandung dan Metropolitan Cirebon. Sedangkan Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW) adalah Majalengka. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) terdiri atas PKL
perkotaan dan PKL perdesaan. PKL perdesaan merupakan pusat-pusat kecamatan
yang memiliki potensi dan/atau didorong untuk menjadi pusat-pusat
pengembangan ekonomi perdesaan. Penetapan PKL tersebut diuraikan
sebagaimana tercantum pada Tabel 2.2.
Tabel II.2Sistem Perkotaan Provinsi Jawa Barat
NO KAB./KOTA PKN PKNP PKW PKWp PKL PERKOTAAN PKL PERDESAAN1. Kota Bandung
Kawasan Perkotaan Bandung Raya
2. Kab Bandung Soreang Ciwidey, BanjaranMajalaya, CiparayCicalengka, RancaekekCilengkrang
3. Kab Bandung Barat
Ngamprah Cililin, PadalarangCisarua, Lembang
4. Kab Sumedang
Sumedang Tanjungsari, WadoTomo, Conggeang
5. Kota Cirebon
Cirebon6. Kab Cirebon Sumber ArjawinangunPalimananLemahabangCiledug
JUMLAH TOTAL 6,310.55 14,330.81Sumber: Hasil Pengolahan Konsultan 2009
Dinas Permukiman & Perumahan Propinsi Jawa BaratPenyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis (Koridor Bandung-Cirebon)
II - 22
LAPORAN AKHIR ==========================================================
Gambar 2.3
Lahan Potential yang dapat dikembangkan pada Kawasan Koridor Bandung-Cirebon
Dinas Permukiman & Perumahan Propinsi Jawa BaratPenyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis (Koridor Bandung-Cirebon)
II - 23
LAPORAN AKHIR ==========================================================
2.4.2 Potensi Kawasan dalam Bidang Ekonomi
Seperti dijelaskan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun
2029 yang menetapkan kawasan strategis Provinsi Jawa Barat, maka Koridor Bandung-
Cirebon adalah kawasan strategis yang diperuntukkan untuk pusat pertumbuhan
ekonomi. Keberadaan kawasan strategis yang berada di koridor Bandung-Cirebon akan
berdampak terhadap pemanfaatan ruang kawasan disekitarnya, antara lain
berkembangnya berbagai kegiatan pemanfaatan ruang seperti pembangunan
perumahan, perdagangan dan industri, serta persoalanpersoalan seperti : cepatnya alih
fungsi lahan, perubahan guna lahan yang tidak sesuai dengan peruntukannya,
menurunnya kualitas lingkungan, dan sebagainya, yang selanjutnya akan berdampak
juga kepada menurunnya fungsi dan kapasitas pelayanan jalan koridor Bandung-
Cirebon. Demikian juga hal terkait dengan pembangunan jalan Bandung-Cirebon yang
pada dasarnya dibangun berdasarkan kebutuhan untuk menyediakan jalur transportasi
yang menjadi penghubung antara Bandung dan Cirebon. Dengan adanya Jalan Bandung-
Cirebon, maka arus transportasi antar kedua kota tersebut akan melalui koridor ini. Hal
ini tentunya menjadi potensi tersendiri bagi ruas Bandung-Cirebon ini. Selain itu
pembukaan akses yang berupa simpang susun (interchange) sebanyak 22 buah
dibeberapa lokasi merupakan potensi ikutan bagi kemudahan pergerakan ke wilayah
yang lebih luas. Pada Tabel 3.2 dapat dilihat potensi yang ada pada masing-masing
kecamatan dalam koridor dilihat dari sector-sektor yang menjadi unggulan masing-
masing kecamatan
Dinas Permukiman & Perumahan Propinsi Jawa BaratPenyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis (Koridor Bandung-Cirebon)
Kondisi Industri Rotan di Weru, Kabupaten Cirebon Kondisi Rumah Makan di Jatinangor, Kab. Sumedang
II - 24
LAPORAN AKHIR ==========================================================
Dari aspek sarana dan prasarana lain, dukungan potensi dari tingkat
ketersediaan yang ada masih berkategori rendah. Hal ini perlu didukung oleh bentuk-
bentuk pengembangan dan penyediaan guna lebih meningkatkan produktivitas serta
derajat kehidupan penduduk dalam kawasan dari berbagai jenis sarana kehidupan,
sarana pendidikan yang secara kuantitas telah ada dimasing-masing bagian wilayah
dalam kawasan baik berupa jenjang pendidikan mulai dari tingkat dasar, lanjutan
maupun pendidikan tinggi. Namun konsentrasi ketersediaan masih berada di kota-kota
utama kawasan. Dilihat dari tingkat pelayanan, ketersediaan sarana pendidikan dalam
kawasan masih sangat belum memadai jika diperbandingkan dengan standar kebutuhan
yang harus tersedia.
Tabel II.9Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan pada Koridor Bandung-Cirebon
KAB / KOTA KECAMATAN SEKTOR UNGGULAN KETERANGAN
KOTA BANDUNG
CIBIRU Jasa, Jasa penunjang angkutan Sektor jasa dan angkutan umum berkembang karena berada di perbatasan kota Bandung
KAB. BANDUNG CILEUNYI Industri pengolahan Produksi peternakan sebesar 64,153 ekor dan perikanan sebesar 20 tonPeternakan
Perikanan
KAB. SUMEDANG
TOMO Perkebunan Produksi perkebunan sebesar 3,972.59 ton dengan luas lahan sebesar 527 Ha terdiri dari perkebunan kelapa, cengkehkopi dan tembakau
PASEH Kehutanan& perburuan, Penggalian, Angkutan jalan raya
Produksi Perikanan sebesar 64,683 ton
Perikanan,
JATINANGOR Perdagangan, Jasa penunjang angkutan, Angkutan jalan raya
Jasa yang berkembang adalah jasa sektor pendidikan
SUMEDANG UTARA
Industri non migas, Angkutan jalan raya, Jasa
Sektor jasa dan perdagangan berkembang karena merupakan ibukota kabupaten
SUMEDANG SELATAN
Angkutan jalan raya, Jasa Produksi perkebunan sebesar 2,257.57 ton terdiri atas perkebunan kelapa, cengkeh, kopi dan tembakau dengan luas perkebunan 833 HaPerkebunan
CIMALAKA Peternakan, Produksi perikanan sebesar 504,102 ton dan peternakan sebesar 16,380 ekorPerikanan,
Penggalian, Industri non migas, Jasa
PASEH Perkebunan, Produksi perkebunan sebesar 1,561,56 ton, terdiri atas perkebunan kelapa, cengkeh, kopi dan tembakau dengan luas perkebunan seluas 779 Ha dan produksi peternakan sebesar 20,193 ekor
Peternakan,
Angkutan jalan raya, Jasa
TANJUNGSARI Perkebunan, Produksi perkebunan sebesar 21,754 ton, terdiri atas perkebunan kelapa, cengkeh, kopi dan tembakau dengan luas lahan sebesar 393 HaPerdagangan, Jasa
KAB. MAJALENGKA
SUMBERJAYA Industri non migas, Perdagangan, Jasa Industri yang berkembang adalah industri bahan mentah
DAWUAN Jasa, Perdagangan Kegiatan perdagangan dan jasa berkembang ke arah perdagangan hasil pertanian
Dinas Permukiman & Perumahan Propinsi Jawa BaratPenyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis (Koridor Bandung-Cirebon)
II - 25
LAPORAN AKHIR ==========================================================
KAB / KOTA KECAMATAN SEKTOR UNGGULAN KETERANGANPALASAH Jasa Jasa yang berkembang adalah Jasa perdagangan
JATIWANGI Industri non migas, Perdagangan, Jasa Industri yang berkembang adalah industri bahan mentah
LEUWIMUNDING Jasa Sektor jasa berkembang dan tanaman bahan pangan dengan produksi padi sawah dan ladang sebesar 3,141 ton dengan luas lahan sebesar 3,128 HaTanaman bahan makanan
KADIPATEN Angkutan jalan raya, Perdagangan, Jasa Sebagai pusat kabupaten sektor unggulan adalah perdagangan dan jasa
KAB. CIREBON KLANGENAN Perkebunan, Produksi perkebunan sebesar 273.46 ton dengan luas lahan perkebunan sebesar 157.22 Ha, produksi perikanan sebesar 4,206 ton dan peternakan sebesar 3,978 ekorPerikanan,
Peternakan,
Angkutan jalan raya, Angkutan jalan rel, Jasa
JAMBLANG Tanaman bahan makanan Produksi tanaman bahan makanan sebesar 15,826 ton dengan luas lahan sebesar 2.639 Ha
GUNUNGJATI Perkebunan Produski perkebunan sebesar 182.55 ton dengan luas lahan sebesar 223.23 Ha, produksi perikanan sebesar 244.3 ton dan produksi peternakan sebesar 30,977 ekorPerikanan
Peternakan
Jasa
CIWARINGIN Perkebunan, Produksi perkebunan sebesar 616.75 ton terdiri atas perkebunan kelapa dan tebu dengan luas lahan sebesar 229.25 Ha, produksi perikanan sebesar 4.09 tonPerikanan,
Perdagangan, Angkutan jalan raya, Jasa
PLERED Tanaman bahan makanan Produksi tanaman pangan yang terdiri atas padi sawah dan ladang sebesar 16.677 ton dengan luas lahan 1640 Ha
WERU Perikanan, Industri yang berkembang adalah industri bahan mentah
Angkutan jalan raya, Angkutan jalan rel, Jasa, Industri non migas
PALIMANAN Tanaman bahan makanan, Produksi tanaman pangan yang terdiri atas padi sawah dan ladang sebesar 34.954 ton dengan luas lahan 3,288 Ha
Industri non migas, Penggalian
TENGAH TANI Tanaman bahan makanan Produksi tanaman pangan yang terdiri atas padi sawah dan ladang sebesar 7.446 ton dengan luas lahan 1,544 Ha
GEMPOL Tanaman bahan makanan, Produksi tanaman pangan yang terdiri atas padi sawah dan ladang sebesar 17,908 ton dengan luas lahan 4,160 Ha
Industri non migas
KEDAWUNG Perkebunan, Produksi perkebunan sebesar 43,038 ton terdiri atas
Dinas Permukiman & Perumahan Propinsi Jawa BaratPenyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis (Koridor Bandung-Cirebon)
II - 26
LAPORAN AKHIR ==========================================================
KAB / KOTA KECAMATAN SEKTOR UNGGULAN KETERANGANperkebunan kelapa dan tebu dengan luas lahan 77.01 Ha Perdagangan, Jasa
DEPOK Perkebunan, Produksi perkebunan sebesar 202,32 ton terdiri atas perkebunan kelapa dan tebu dengan luas lahan 80.105 Ha
Perdagangan, Angkutan jalan raya, Jasa
KOTA CIREBON KEJAKSAN Perdagangan, Jasa Kejaksan sebagai bagian dari kota Cirebon sektor jasa dan perdagangan yang berkembang
Sumber : Hasil pengolahan konsultan 2009
Dari kondisi dan ketersediaan prasarana dasar lain terutama jaringan energi dan
telekomunikasi telah tersedia secara memadai bagi pelayanan dan pemenuhan
kebutuhan penduduk. Hal ini dapat dimanfaatkan secara positif bagi pengembangan
perikehidupan penduduk dalam segala kegiatan yang akan dikembangkan.
2.4.3 Potensi Kawasan dalam Bidang Budidaya Pertanian