6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. HATI Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh, organ ini dapat dipandang sebagai pabrik biokimia utama tubuh (Sherwood, 2012). Hati menyumbang sekitar 2 persen berat tubuh total, atau sekitar 1,5 kg pada rata-rata manusia dewasa. Hati manusia mengandung 50.000 – 100.000 lobulus (Guyton, 2012). Hati melakukan banyak fungsi penting yang berbeda-beda bergantung pada sistem aliran darahnya yang unik dan sel-selnya yang sangat khusus (Corwin, 2010). 2.1.1. Anatomi Hati (Snell, 2012) Gambar 2.1. Anatomi Hati Hati mempunyai struktur yang lunak dan lentur, terletak di bagian atas cavitas abdominalis tepat di bawah diafragma. Sebagian besar hati terletak di bawah arcus costalis dextra dan diafragma setengah bagian kanan memisahkan hati dari pleura, paru-paru, pericardium dan jantung (Snell, 2012). Hati
18
Embed
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/41663/3/jiptummpp-gdl-arinanuril-48840-3-babii.pdf · dextra, ren dextra dan glandula suprarenalis dextra dan vesika biliaris (Snell, 2012).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. HATI
Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh, organ ini
dapat dipandang sebagai pabrik biokimia utama tubuh (Sherwood, 2012). Hati
menyumbang sekitar 2 persen berat tubuh total, atau sekitar 1,5 kg pada rata-rata
manusia dewasa. Hati manusia mengandung 50.000 – 100.000 lobulus (Guyton,
2012). Hati melakukan banyak fungsi penting yang berbeda-beda bergantung pada
sistem aliran darahnya yang unik dan sel-selnya yang sangat khusus (Corwin,
2010).
2.1.1. Anatomi Hati
(Snell, 2012)
Gambar 2.1. Anatomi Hati
Hati mempunyai struktur yang lunak dan lentur, terletak di bagian atas
cavitas abdominalis tepat di bawah diafragma. Sebagian besar hati terletak di
bawah arcus costalis dextra dan diafragma setengah bagian kanan memisahkan
hati dari pleura, paru-paru, pericardium dan jantung (Snell, 2012). Hati
7
terbungkus oleh sebuah kapsul fibroelastik yang disebut kapsul (Corwin, 2010).
Permukaan atas hati yang cembung melengkung di bawah kubah diafragma.
Permukaan posteroinferior atau viseralis membentuk cetakan visera yang letaknya
berdekatan, karena itu bentuknya menjadi tidak beraturan. Permukaan ini
berhubungan dengan pars abdominalis esofagus, lambung, duodenum, flexura coli
dextra, ren dextra dan glandula suprarenalis dextra dan vesika biliaris (Snell,
2012).
Batas-Batas Penting Hati yaitu :
Ke anterior: Diaphragma, arcus costalis dexter dan sinister, pleura dextra
dan sinistra, serta margo inferior pulmo dexter dan sinister, processus
xiphoideus, dan dinding anterior abdomen pada angulus subcostalis.
Ke posterior: Diaphragma, ren dexter, flexura coli dextra, duodenum,
vesica biliaris, vena cava inferior, oesophagus, dan fundus gastricus (Snell,
2012)
Hati dibagi menjadi 2 lobus utama yaitu lobus kanan yang lebih besar dan
lobus kiri yang ukurannya lebih kecil (Betts, 2013). Lobus kana terbagi lagi
menjadi lobus quadratus dan lobus caudatus dibatasi oleh vesica iliaris, fissura
untuk ligamen teres hepatis, vena cava inferior dan fissura untuk ligamen
venosum (Snell, 2012). Lobus kiri terletak di epigastrik dan hipokondrim bagian
kiri (Gray, 2000). Hati dihubungkan dengan dinding abdomen dan diafragma
melalui lima lipatan peritoneal, yaitu ligamentum falsiform, ligamen koroner, dua
ligamen lateral dan ligamentum teres hepatis. Ligamentum falsiform dan
ligamentum teres hepatis merupakan bekas vena umbilikalis dan yang
memisahkan lobus kanan dan kiri dari bagian anterior (Betts, 2013).
8
Porta hepatis atau hilus hepatis terdapat di permukaan posteroinferior dan
terletak diantara lobus caudatus dan lobus quadratus (Snell, 2012). Porta hepatis
merupakan tempat dimana arteri hepatik dan vena hepatik memasuki hati. Dua
pembuluh darah ini, berjalan melewati duktus hepatis, kemudian menuju
ommentum bawah bagian lateral (Betts, 2013). Sebagain darah hati sekitar 1000
ml per menit merupakan darah vena yang berasal dari lambung, usus halus dan
usus besar, pankreas dan limpa. Darah vena kurang mengandung oksigen tetapi
kaya zat-zat gizi, termasuk glukosa (Corwin, 2010). Setelah mengaliri hati, darah
arteri dan vena berjalan diantara sel-sel hati melalui sinusoid dan dialirkan ke
vena centralis (Snell, 2012).
(Betts, 2013)
Gambar 2.2. Aliran darah di Hati
Hati menghasilkan banyak cairan limfe, sekitar sepertiga sampai
setengah dari jumlah seluruh cairan limfe tubuh. Pembuluh limfe meninggalkan
hati dan masuk ke dalam sejumlah kelenjar limfe yang ada di dalam porta hepatis.
Pembuluh eferen berjalan ke nodi coeliaci. Beberapa pembuluh limfe berialan dari
9
area nuda hepatis melalui diaphragma ke nodi lymphoidei mediastinales
posteriore (Snell, 2012). Sedangkan persarafan pada hati melalui vagus kiri dan
simpatis, masuk lewat porta dan berjalan bersamaan dengan pembuluh darah
menuju celah interlobular (Gray, 2000).
2.1.2. Histologi Hati
Sel-sel parenkim hati disebut hepatosit (Gartner, 2012). Hepatosit
membentuk suatu lempeng yang berhubungan seperti susunan batu bata di tembok
dan lempeng ini tersusun radial di sekeliling vena sentral (Mescher, 2013).
Hepatosit mampu melakukan setiap fungsi hati. Fungsi eksokrin menghasilkan
cairan empedu, dialirkan ke dalam sistem duktus biliaris, yang kemudian langsung
menuju ke kandung empedu. Selain itu, hepatosit dapat melepaskan berbagai
molekul biosintetik ke dalam aliran darah untuk digunakan di seluruh tubuh.
Selanjutnya, benda-benda asing difagosit oleh sel-sel Kupffer dalam hati, suatu
makrofag yang berasal dari monosit (Gartner, 2012).
Setiap hepatosit berbatasan dengan ruang pembuluh darah yaitu sinusoid,
paling sedikit pada satu sisi dan hepatosit lainnya pada sisi satunya lagi (Mescher,
2013). Selain sel hati, sinusoid vena dilapisi oleh dua tipe sel yang lain : (1) sel
(Wolfgang, 2010)
Gambar 2.3. Histologi Hati
10
endotel khusus dan (2) sel Kuppfer besar (yang disebut juga sel retikuloendotelial)
yang mampu memfagosit bakteri dan benda asing lain dalam darah sinus
hepatikus (Guyton, 2012).
(Barret, 2013)
Gambar 2.4. lobus hati dan vena sentral
Lapisan endotel sinusoid mempunyai pori-pori yang sangat besar,
beberapa diantaranya berdiameter hampir 1 mikrometer. Di bawah lapisan ini,
terletak diantara sel endotel dan sel hati, terdapat ruang jaringan yang sangat
sempit yang disebut juga ruang Disse yang juga dikenal sebagai ruang
perisinusoidal (Guyton, 2012). Di dalam celah Disse terdapat mikrovili hepatosit,
terkadang sel penyimpan lemak (Sel Iito) dan serat retikulin halus yang
membentuk rangka hati. Sel Ito ini berfungsi menyimpan vitamin A (Mescher,
2013). Selain itu, pada gambaran histologi, akan ditemukan jaringan kolagen di
ruang Disse yang juga diproduksi oleh sel Ito atau yang lebih dikenal sebagai
HSCs (Hepatic Stellate Cells). Pada keadaan patologis, sel HSCs ini
11
berdiferensiasi menjadi miofibroblas yang memproduksi jaringan kolagen