BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teknologi Teknologi telah menjadi faktor dominan dalam bisnis dan hidup kita. Kemajuan teknologi yang berpacu terus sudah mendapat sebutan “determinisme teknologi”, artinya bahwa teknologi menentukan jalannya masyarakat dan tampaknya tidak ada pilihan lain. Tetapi meskipun demikian manusia juga sadar bahwa mereka memiliki pilihan teknologi. Peter Drucker menyatakan bahwa kita sungguh memiliki pilihan dan harus belajar menjadi manajer yang agresif atas teknologi dengan memilih teknologi tertentu serta menolak teknologi lainnya. Ia menunjukan bahwa kelangsungan hidup di planet ini menuntut keputusan teknologi yang cerdas, kita tidak perlu menerapkan setiap kemajuan teknologi tanpa memperhatikan pengaruh negatifnya terhadap manusia dan lingkungannya. Ada dua definisi teknologi, definisi yang pertama berkaitan dengan penerapan pengetahuan guna memecahkan masalah manusia. Definisi ini sangat luas dan mencakup semua kegiatan manusia. Definisi lainnya yang lebih sempit ialah rangkaian proses, peralatan, metode, prosedur, dan piranti yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa. Definisi ini jelas merupakan teknologi proses dan bukan teknologi produk. Masalah pemilihan operasi memiliki dampak yang sangat besar terhadap semua segi operasi. Terutama semua desain pekerjaan sangat dipengaruhi oleh teknologi. Pada
49
Embed
BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2009-1-00379-MNTI Bab 2.pdfPeter Drucker menyatakan bahwa kita sungguh memiliki ... Oleh
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teknologi
Teknologi telah menjadi faktor dominan dalam bisnis dan hidup kita. Kemajuan
teknologi yang berpacu terus sudah mendapat sebutan “determinisme teknologi”, artinya
bahwa teknologi menentukan jalannya masyarakat dan tampaknya tidak ada pilihan lain.
Tetapi meskipun demikian manusia juga sadar bahwa mereka memiliki pilihan
teknologi.
Peter Drucker menyatakan bahwa kita sungguh memiliki pilihan dan harus belajar
menjadi manajer yang agresif atas teknologi dengan memilih teknologi tertentu serta
menolak teknologi lainnya. Ia menunjukan bahwa kelangsungan hidup di planet ini
menuntut keputusan teknologi yang cerdas, kita tidak perlu menerapkan setiap kemajuan
teknologi tanpa memperhatikan pengaruh negatifnya terhadap manusia dan
lingkungannya.
Ada dua definisi teknologi, definisi yang pertama berkaitan dengan penerapan
pengetahuan guna memecahkan masalah manusia. Definisi ini sangat luas dan mencakup
semua kegiatan manusia.
Definisi lainnya yang lebih sempit ialah rangkaian proses, peralatan, metode,
prosedur, dan piranti yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa. Definisi ini
jelas merupakan teknologi proses dan bukan teknologi produk.
Masalah pemilihan operasi memiliki dampak yang sangat besar terhadap semua
segi operasi. Terutama semua desain pekerjaan sangat dipengaruhi oleh teknologi. Pada
15
masa lalu diasumsikan bahwa desain pekerjaan sangat dipengaruhi oleh pemilihan
teknologi. Dengan kata lain, pekerjaan ditentukan oleh teknologi, inilah determinisme
teknologi. Akan tetapi sekarang banyak orang melihat bahwa desain pekerjaan dan
pemilihan teknologi adalah keputusan yang serentak yang menghasilkan desain
sosioteknis. Menurut pandangan ini, baik sistem sosial maupun sistem teknis
dioptimumkan bersama-sama. Hasilnya bukan hanya sistem yang paling hemat biaya,
tetapi juga memperhatikan nilai-nilai manusia dan sosial.
Akan tetapi selain pekerjaan, pemilihan teknologi juga mempengaruhi semua
aspek operasi, termasuk produktivitas dan kualitas produk. Produktivitas dipengaruhi
melalui substitusi, yaitu tenaga kerja digantikan dengan masukan modal. Kualitas
terpengaruh karena sistem teknologi tinggi kerapkali memiliki keluaran yang lebih
seragam ketimbang sistem teknologi yang lebih rendah. keputusan teknologi juga
mempengaruhi strategi perusahaan dengan mengikat perusahaan tersebut dengan proses,
peralatan, fasilitas, dan prosedur. jadi pemilihan teknologi bukanlah keputusan
tersendiri, ia mempengaruhi seluruh bagian operasi dan perusahaan.
Teknologi membuat asumsi tersirat tentang nilai kemanusiaan untuk keluaran
bahan, kualitas hidup pekerjaan, dan sebagainya. Dewasa ini manusia semakin khawatir
pada pengaruh teknologi terhadap masyarakat. Teknologi modern telah melangkah
terlalu jauh dalam arti efisiensi dan mekanisasi, sampai nilai-nilai kemanusiaan dan
lingkungan telah dikorbankan. pengaruh ini tercermin dalam kepuasan kerja yang
rendah, kehilangan perasaan arti bekerja, absenteisme, polusi lingkungan, dan penyakit
sosial lainnya. (Schroeder, 1997, p169-172)
Dalam artikel yang berjudul “Managing Our Way to Economic Decline”, Hayes
dan Abernathy (1980) mengatakan bahwa manajemen telah murtad dari tugas yang
16
benar, yaitu inovasi teknologi dan investasi untuk masa datang. Manajemen telah jelas
melupakan kunci bagi suatu bisnis jangka panjang adalah produk baru dan proses baru
yang akan tetap mempertahankan pelanggan yang sekarang atau membuka pasar baru.
Banyak manajer telah puas dengan efisiensi jangka pendek serta produk dan proses yang
ada sekarang, sehingga mereka tidak menciptakan produk dan jasa baru lagi dengan nilai
yang hakiki. Akibatnya, bisnis telah menghancurkan dirinya sendiri.
Hayes dan Albernathy melanjutkan gagasan mereka bahwa manajemen telah
puas dengan produk yang menyerupai produk baru yang ada sehingga tidak
mengembangkan inovasi produk baru lagi. Terlalu banyak perhatian dicurahkan kepada
pasar dan pelanggan yang sekarang, disertai dengan kebijakan pengendalian keuangan
yang ketat, akan mencekik investasi dalam masa depan bisnis.
Teknik-teknik nilai sekarang cenderung menyimpang bagi perluasan fasilitas
yang ada dibandingkan dengan pembangunan fasilitas baru. Hal ini terjadi karena
biasanya lebih murah memperluas fasilitas yang ada dengan memodifikasi teknologi
daripada memulai fasilias baru dengan teknologi yang baru. Serangkaian keputusan
perluasan inkramental (tambahan) demikian dalam jangka panjang dapat menimbulkan
fasilitas besar yang tersentralisasi yang memiliki teknologi lebih tua yang dimodifikasi
bahka teknologi inovatif yang baru.
Manajemen perlu berpikir secara jangka panjang dan mau mengambil resiko.
strategi harus memudahkan lebih banyak inovasi dan lebih sedikit peniruan teknologi
yang ada. (Schroeder, 1997, p187)
Menurut Kotler (2006, p88), dengan semakin berkembangnya teknologi, maka
tercipta kesempatan yang tidak terbatas untuk melakukan berbagai macam inovasi.
17
Selain itu, dengan semakin berkembangnya teknologi, maka perusahaan harus semakin
berhati-hati, karena langkah perubahannya yang semakin cepat.
Kecenderungan yang muncul di dalam bidang teknologi, antara lain:
1. Laju percepatan perubahan teknologi : di mana banyak produk yang kita
dapatkan sekarang, tetapi tidak kita dapatkan seratus tahun yang lampau.
2. Peluang pembaharuan yang tak terbatas : para ilmuwan sedang berusaha
mengembangkan teknologi baru yang mengejutkan, yang akan
menimbulkan perubahan besar-besaran daam produk dan proses produksi.
Tantangan dalam setiap kasus, bukan hanya masalah teknik, tetapi juga
masalah dagang, yaitu mengembangkan bentuk-bentuk praktis yang
disediakan oleh produk tersebut.
3. Anggaran biaya penelitian dan pengembangan yang besar : mengelola
ilmuwan dalam perusahaan merupakan suatu tantangan pokok, karena
ilmuwan lebih senang untuk melakukan pemecahan ilmiah daripada
membuat suatu produk yang dapat dipasarkan, oleh karena itu, penting
untuk memasukkan orang marketing untuk memfokuskan orientasi
perusahaan.
4. Konsentrasi pada penyempurnaan kecil dan bukan penemuan yang besar :
akibat dari biaya yang tinggi, banyak perusahaan lebih suka untuk
melakukan penyempurnaan kecil pada produknya, daripada melakukan
perubahan yang besar. Banyak perusahaan lebih senang untuk
memantapkan kedudukan yang sudah ada, daripada membuat produk yang
baru.
5. Pengaturan perubahan teknologi yang meningkat.
18
6. Begitu produk dan jasa semakin kompleks, masyarakat membutuhkan
jaminan tentang keselamatan. akibatnya ialah lembaga-lembaga pemerintah
memperluas wewenangnya untuk meneliti dan melarang produk-produk
yang mungkin membahayakan konsumen.
2.1.1 Variabel Teknologi
Menurut Thompson (2001, p107), ada beberapa faktor yang merupakan
kunci sukses teknologi di dalam perusahaan, antara lain:
1. Memiliki kemampuan untuk mendorong inovasi.
2. Memiliki kemampuan teknis untuk melakukan perbaikan dalam
kemampuan proses.
3. Memiliki keahlian dalam riset sains.
4. Memiliki keunggulan dalam penguasaan teknologi dibandingkan
dengan pesaing.
2.2 Sumber Daya Manusia
2.2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Hasibuan (2000, p9), manajemen adalah ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber2 lainnya secara efektif
dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu, di mana manajemen tediri dari
6 unsur yaitu men, money, methode, materials, machines, and market.
Masih menurut Hasibuan (2000, p10), manajemen sumber daya manusia
adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif
dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan. Karyawan adalah
kekayaan (asset) utama dari setiap perusahaan karena peranan mereka ini sangat
menentukan berhasil atau tidaknya perusahaan mencapai sasarannya. Perusahaan
19
harus selalu berusaha memperoleh dan menempatkan karyawan yang qualified
pada setiap jabatan dan pekerjaan supaya pelaksanaan pekerjaan lebih berdaya
guna serta berhasil guna.
Tantangan-tantangan yang berasal dari lingkungan, dapat dihadapi oleh
manajemen personalia dengan mengambil langkah-langkah berikut ini:
1. Memonitor lingkungan: harus senantiasa mengamati perubahan lingkungan
yang terjadi.
2. Mengevaluasi dampak perubahan: mendiagnosa pengaruh kejadian sekarang
terhadap kejadian yang ada di masa yang akan datang.
3. Mengambil tindakan-tindakan proaktif: mengimplementasi berbagai teknik
dan pendekatan yang membantu organisasi mencapai sasaran yang ditetapkan.
4. Mendapatkan dan menganalisa umpan balik: mengetahui apakah sasaran yang
diinginkan telah dicapai. (Handoko, 2001, p8)
Salah satu tantangan eksternal di bidang sumber daya manusia ialah di bidang
teknologi, tidak dapat dipungkiri bahwa pemanfaatan teknologi secara tepat akan
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja suatu organisasi. Dalam kaitan ini
tantangan yang dihadapi oleh manajer ialah bagaimana memanfaatkan kemajuan dan
perkembangann teknologi yang sangat pesat itu tanpa mengorbankan manusia dalam
organisasi.
Godaan besar yang dihadapi oleh para manajer, berkisar pada berubahnya
orientasi manajerial dari manusia sentris menjadi “teknologi sentris”. Godaan ini
semakin besar apabila efisiensi dan produktivitas digunakan sebagai kriteria utama
dalam mengukur keberhasilan manajerial. Godaan tersebut akan mudah timbul karena,
20
seperti yang telah dikemukakan di atas,mesin-mesin canggih yang dihasilkan teknologi
mutakhir dapat dipandang mempunyai keunggulan seperti:
1. Kemampuan bekerja secara cepat
2. Kemampuan bekerja secara akurat
3. Tidak mengenal lelah
4. Tidak mengajukan berbagai tuntutan
5. Tidak terlibat dalam konflik
6. Tidak melancarkan pemogokan
Dan hal-hal lain yang sering dipandang sebagai “ulah” manusia dalam
berkarya.pemanfaatan teknologi mutakhir jangan sampai mengabaikan harkat dan
martabat manusia sebagai penggeraknya.
Segi lain dari teknologi yang berupa tantangan bagi para manajer adalah timbulnya
persepsi yang mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi tentu akan berakibat pada
tergesernya manusia dalam proses produksi. Tetapi pernyataan tersebut tentunya belum
tentu benar. Karena tantangan baru bukan hanya dalam bentuk cara bekerja, tetapi juga
dalam kebiasaan berpikir.
2.2.2 Prinsip Peningkatan Produktivitas Karyawan
Salah satu tujuan pengelolaan tenaga kerja adalah meningkatkan
produktivitas. Di dalamnya termasuk mengembangkan potensi sumber daya
manusia agar dapat menghasilkan berbagai macam inovasi yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh perusahaan agar
dapat meningkatkan performa kerja karyawan antara lain untuk mendorong
produktivitas mereka antara lain: (Schroeder, 1997, p109-110)
1. Cocokan pekerja dengan pekerjaan
21
Prinsip ini mengandung arti bahwa seseorang dapat dipilih untuk suatu
pekerjaan berdasarkan perbedaan dan preferensi individu akan pekerjaan.
dalam hal ini tersirat bahwa pekerjaan harus dirancang bagi tenaga kerja yang
tersedia.
2. Definisikan tanggung jawab pekerja secara jelas
Apabila tanggung jawab tidak jelas atau selalu berubah, maka pekerja akan
merasa frustasi. Akibatnya adalah mutu yang buruk, produktivitas yang
rendah, dan pertentangan antara individu. Oleh karena itu prinsip manajemen
tenaga kerja yang baik adalah mendefinisikan tanggung jawab yang jelas
bagi para pekerja.
3. Tetapkan standar prestasi
Standar prestasi harus dikembangkan bagi semua pekerjaan, hal ini
merumuskan apa yang diharapkan untuk dicapai dan juga memberi
kemungkinan untuk mendesentralisasikan lebih banyak pengendalian kepada
karyawan atas dasar prestasi.
4. Komunikasi harus ada dan karyawan harus terlibat
Orang-orang harus diberitahu tentang kebijakan perusahaan dan perlu merasa
bahwa mereka bisa mempengaruhi kebijakan melalui peran serta di dalam
pengambilan keputusan. Prestasi juga diperbaiki apabila terdapat komunikasi
dua arah antara manajemen dan tenaga kerja.
5. Adakan pelatihan
Pelatihan haruslah merupakan hal utama yang dilakukan untuk memastikan
karyawan kompeten dalam pekerjaan yang dilaksanakan sebelum memulai
22
kerja. Pengembangan karyawan haruslah dilakukan melalui pelatihan dan
pendidikan sehingga dimungkinkan kemajuan karir.
6. Pastikan adanya penyeliaan yang baik
Penyelia harus benar-benar memperhatikan kesejahteraan secara
perseorangan sambil memperhatikan prestasi dan hasil. Menurut teori
perilaku apabila seorang pekerja mengetahui prestasi apa yang diharapkan
dan berperan serta dalam mengembangkan harapan ini, maka mereka akan
terdorong untuk berprestasi. Penyelia harus menjamin bahwa jenis iklim
prestasi ini ada.
7. Berikan imbalan kepada orang atas prestasinya
Apabila standar pekerjaan telah ditetapkan, ada kemungkinan untuk
memberikan imbalan kepada orang atas dasar prestasi. Menurut teori prilaku,
hal ini akan mendorong ke prestasi yang lebih jauh dengan harapan akan
mendapatkan imbalan (lihat Nadler dan Lawler, 1977). Karena tanggung
jawab utama manajer tenaga kerja adalah hasil, maka pemberian imbalan
bagi prestasi merupakan metode utama untuk memotivasi orang terhadap
sasaran, imbalan dapat berupa semua bentuk kompensasi (upah, promosi,
status, tepukan di punggung, dan sebagainya.)
Menurut Handoko (2001, p13-14), dampak kemajuan teknologi pada
manajemen personalia terjadi melalui dua cara, cara pertama adalah melalui
pengaruh teknologi yang merubah industri secara keseluruhan. Sebagai contoh
kemajuan teknologi di bidang transportasi dan komunikasi telah meningkatkan
mobilitas angkatan kerja. Lebih lanjut, departemen personalia perlu merancang
23
kegiatan-kegiatan pengaturan dan pendayagunaan sumber daya manusia untuk
mengikuti perkembangan operasi perusahaan akibat inovasi teknologi.
Otomasi adalah cara lain dengan mana kemajuan teknologi mempengaruhi
manajemen personalia. Sebagai contoh penggunaan komputer dalam perusahaan
mengubah kebutuhan tipe sumber daya manusia. Program-program penarikan
dan latihan perlu dirombak secara signifikan untuk menyesuaikan diri dengan
program komputerisasi perusahaan. Adaptasi teknologi yang kreatif ini
mempunyai pengaruh pada semua kegiatan personalia untuk menolak keusangan
dan memperkenalkan inovasi.
2.3 Inovasi
Menurut Robbins & Coulter (1999, p382), inovasi adalah proses mengambil
gagasan yang kreatif dan mengubahnya menjadi produk, jasa, atau metode operasi yang
bermanfaat.
Menurut Zimmerer (2002, p37), keinovasian diartikan sebagai kemampuan untuk
menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk
mempertinggi dan meningkatkan taraf hidup.
Strategi inovasi adalah sebuah strategi yang menekankan perkenalan dari produk
dan jasa yang baru.
Hampir semua organisasi akan harus menyesuaikan diri pada lingkungan
multibudaya. Persaingan berubah. Ekonomi global artinya pesaing-pesaing bisa datang
dari seberang lautan laksana dari seberang kota. Persaingan yang meninggi juga berarti
organisasi yang mapan perlu mempertahankan diri terhadap baik pesaing tradisional
yang mengembangkan produk dan jasa baru maupun perusahaan wiraswasta kecil
dengan penawaran yang inovatif. Organisasi yang berhasil merupakan organisasi yang
24
dapat berubah untuk menanggapi persaingan itu. Mereka akan tangkas, mampu scara
cepat mengembangkan produk baru, dan segera masuk pasar. Mereka akan
mengandalkan proses produksi yang pendek, daur produk yang singkat, dan aliran terus-
menerus dari produk baru. Dengan kata lain, mereka akan fleksibel.mereka akan
menuntut angkatan kerja yang sama fleksibel dan tanggapnya yang dapat menyesuaikan
diri dengan kondisi yang berubah secara cepat dan bahkan radikal. (Robbins, 2003 ,
p345)
2.3.1 Variabel Inovasi
Menurut Robbins dan Coulter (1999, p383), ada tiga rangkaian variabel
yang ternyata merangsang inovasi, yaitu :
Variabel Struktur
Tiga hal mengenai efek variabel struktural terhadap inovasi, yaitu
pertama, struktur organik secara positif mempengaruhi inovasi.
Karena jenis organisasi ini rendah formalisasi, sentralisasi, dan
spesialisasi kerja, membuat lebih mudah diterimanya inovasi-
inovasi itu. Yang kedua, mudahnya ketersediaan sumber-sumber
yang melimpah ruah merupakan suatu balok pembangunan utama
bagi inovasi, dan menyerap kegagalan-kegagalan. Pada akhirnya,
kerapnya antar unit komunikasi yang kerap menolong
menghancurkan penghambat-penghambat yang mungkin menuju
inovasi.
Variabel Budaya
Sebuah budaya yang inovatif cenderung mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
25
- menerima ambiguitas
- toleransi terhadap hal yang tidak praktis
- kendali eksternal yang rendah
- toleransi terhadap resiko
- toleransi terhadap konflik
- memusatkan perhatian pada tujuan bukan cara
- fokus pada sistem terbuka
Variabel Sumber Daya Manusia
Dalam kategori sumber daya manusia, ditemukan bahwa organisasi-
organisasi yang inovatif secara aktif memajukan pelatihan dan
pengembangan dari anggota-anggota mereka agar pengetahuan
mereka tetap mutakhir, memberi karyawan mereka rasa keamanan
kerja yang tinggi untuk mengurangi rasa takut akan dipecat karena
membuat kesalahan, dan mendorong individu untuk menjadi juara
gagasan.
2.4 Diferensiasi Produk
Strategi diferensiasi dibedakan menjadi beberapa, yaitu diferensiasi produk,