11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa italia maneggiare yang berarti “mengendalikan” terutama ”mengendalikan kuda” yang berasal dari bahasa latin manus yang berarti “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda),dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa italia. Bahasa perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa inggris yaitu Manage menjadi Menagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Menurut P.Robbins (2009, P8), menejemen adalah proses pengkoordinasi kegiatan-kegiatan perkerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Sedangkan menurut Terry (2010,P67) dalam buku yang berjudul ”Principles of manajemen” memberikan definisi Manajemen adalah suatu proses yang membedakan atas perencanaan pengorganisasian , penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya Jadi dari pendapat-pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa menejemen adalah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengaruh, dan pengendalian yang pada akhir nya bertujuan untuk menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. 2.2 Manajemen Operasional Manajemen operasional memiliki banyak arti meskipun pada dasarnya sama. Namun, ada baiknya bila kita melihat pemahaman manajemen operasi dari berbagai sumber, diantaranya: 1. Menurut Deitiana, (2011, P23), manajemen operasi adalah suatu ilmu yang dapat diterapkan pada berbagai jenis bidang usaha seperti rumah sakit, perguruan tinggi, pabrik garmen, dan lain-lain. Karena jenis usaha tersebut
22
Embed
BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.id fileKepemimpinan biaya rendah berarti mencapai nilai maksimum sebagaimana yang diinginkan pelanggan. Hal ini membutuhkan pengujian sepuluh
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
11
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno management, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi
yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen mungkin berasal dari
bahasa italia maneggiare yang berarti “mengendalikan” terutama ”mengendalikan
kuda” yang berasal dari bahasa latin manus yang berarti “tangan”. Kata ini mendapat
pengaruh dari bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda),dimana istilah
Inggris ini juga berasal dari bahasa italia. Bahasa perancis lalu mengadopsi kata ini
dari bahasa inggris yaitu Manage menjadi Menagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur.
Menurut P.Robbins (2009, P8), menejemen adalah proses pengkoordinasi
kegiatan-kegiatan perkerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan
dan melalui orang lain.
Sedangkan menurut Terry (2010,P67) dalam buku yang berjudul
”Principles of manajemen” memberikan definisi Manajemen adalah suatu proses
yang membedakan atas perencanaan pengorganisasian , penggerakan pelaksanaan
dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat
menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
Jadi dari pendapat-pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa
menejemen adalah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengaruh,
dan pengendalian yang pada akhir nya bertujuan untuk menyelesaikan tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
2.2 Manajemen Operasional
Manajemen operasional memiliki banyak arti meskipun pada dasarnya sama.
Namun, ada baiknya bila kita melihat pemahaman manajemen operasi dari berbagai
sumber, diantaranya:
1. Menurut Deitiana, (2011, P23), manajemen operasi adalah suatu ilmu yang
dapat diterapkan pada berbagai jenis bidang usaha seperti rumah sakit,
perguruan tinggi, pabrik garmen, dan lain-lain. Karena jenis usaha tersebut
12
menghasilkan produk yang bisa berupa barang dan jasa, yang mana untuk
kegiatan proses produksinya yang efektif dan efisien memerlukan berbagai
konsep, peralatan serta berbagai cara mengelola operasinya.
2. Sedangkan menurut Heizer dan Render (2009 , P4) manajemen operasi
adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang
dan jasa dengan mengubah input menjadi output
Jadi, dari kutipan – kutipan diatas dapat diberikan suatu pandangan,
menejemen operasi adalah suatu ilmu yang dapat diterapkan pada berbagai bidang
usaha yang dapat menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa atau mengubah
input menjadi output.
2.2.1 Pengertian Manajemen Operasional
Herjanto (2007:2) menjelaskan manajemen operasional adalah suatu kegiatan
yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa, dan kombinasinya, melalui
proses transformasi dari sumber daya produksi menjadi keseluruhan yang diinginkan.
Menurut William J. Stevenson (2009:4), manajemen operasional adalah
system manajemen atau serangkaian proses dalam pembuatan produk atau
penyediaan jasa.
2.2.2 Strategi Manajemen Operasional
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2009:51), perusahaan mencapai misi
mereka melalui tiga cara yakni:
a. Bersaing dalam diferensiasi.
Diferensiasi berhubungan dengan penyajian sesuatu keunikan. Diferensiasi
harus diartikan melampaui ciri fisik dan atribut jasa yang mecakup segala
sesuatu mengenai produk atau jasa yang mempengaruhi nilai dimana
konsumen dapatkan dirinya.
b. Bersaing dalam biaya.
Kepemimpinan biaya rendah berarti mencapai nilai maksimum sebagaimana
yang diinginkan pelanggan. Hal ini membutuhkan pengujian sepuluh
keputusan manajemen operasi dengan usaha yang keras untuk menurunkan
biaya dan tetap memenuhi nilai harapan pelanggan. Strategi biaya rendah
tidak berarti nilai atau kualitas barang menjadi rendah.
13
c. Bersaing dalam respons.
Keseluruhan nilai yang terkait dengan pengebangan dan pengantaran barang
dengan tepat wakti, penjawalan yang dapat diandalkan dan kinerja yang
fleksibel. Respons yang fleksibel dapat dianggap sebagai kemampuan
memenuhi perubahan yang terjadi di pasar dimana terjadi pembaruan
rancangan dan fluktuasi volume.
Tiga strategi yang ada masing-masing memberikan peluang bagi para
manajer operasi untuk merah keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing artinya
menciptakan system yang mempunyai keunggulan yang unik atas pesaing lain.
Idenya adalah meciptakan nilai pelanggam (customer value) dengan cara efisien dan
efektif.
2.3 Pengertian Efisiensi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi keempat tahun 2008,
efisiensi adalah:
1. Ketepatan cara (usaha, kerja, dan sebagainya) dalam menjalankan sesuatu
dengan tidak membuang waktu, tenaga dan biaya yang bertujuan untuk
mencapai kedayagunaan dan ketepatgunaan yang maksimal.
2. Kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat dengan tidak
membuang waktu, tenaga dan biaya.
3. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi
adalah ketepatan cara dan kemampuan menjalankan tugas dengan baik,
tepat, dan mendapatkan hasil yang maksimum tanpa mengganggu
keseimbangan antara faktor – faktor tujuan, alat, tenaga dan waktu.
P. Robbins & Coulter (2007, P8) definisi efesiensi yaitu memperoleh output
terbesar dengan input yang terkecil digambarkan sebagai “melakukan segala sesuatu
secara benar”.
P. Robbin & Coulter, (2007, P8) definisi efektivitas yaitu menyelesaikan
kegiatan-kegiatan sehingga sasaran organisasi dapat tercapai; digambarkan sebagai
“melakukan segala sesuatu yang benar”.
Menurut Gaspers (2009, P45) efisiensi adalah ukuran yang menunjukan
bagaimana baiknya sumberdaya yang digunakan dalam proses produksi untuk
14
menghasilkan output. Efisiensi merupakan karakteristik dari proses produksi maupun
distribusi akan menurunkan biaya. Menurut levitan dan Wemere, efisiensi dapat
dimengerti sebagai kegiatan penghematan sumber daya dalam kegiatan organisai
seperti : penghematan pemakaian bahan, tenaga listrik, uang, waktu, air, pupuk, dan
sebagainya.
Ada beberapa sumber yang dapat dimanfaatkan oleh auditor operasional
didalam mengembangkan kriteria evaluasi khusus untuk efisiensi. Menurut Arens
dan Loebbecke yang mencakup :
1. Kinerja Historis
Seperangkat criteria yang sederhana dapat didasarkan pada hasil actual atau
hasil audit dari periode sebelumnya gagasan dibalik penggunaan criteria ini
adalah untuk membandingkan apakah yang telah dilakukan menjadi “lebih
baik” atau “lebih buruk”. Manfaat criteria ini adalah bahwa criteria tersebut
mudah dibuat, tetapi mungkin tidak memberikan perdagangan mengenai
seberapa baik atau buruk sebenarnya unit usaha yang diperiksa melakukan
sesuatu.
2. Kinerja yang dapat membandingkan
Sebagian besar kesatuan yang menjadi audit operasional tidak bersifat unik.
Terdapat kesatuan yang sama didalam keseluruhan yang dapat
diperbandingkan merupakan sumber yang sangat baik untuk mengembangkan
criteria. Untuk kesatuan internal yang dapat diperbandingkan, data nya
biasanya sudah tersedia. Bila kesatuan yang dapat diperbandingkan berada
diluar organisasi, mereka seringkali biasanya biasanya menyediakan
informasi seperti itu.
3. Standar Rekayasa
Dalam banyak jenis penugasan audit operasional adalah mungkin dan layak
untuk mengembangkan criteria berdasarkan standar rekayasa, misalnya study
waktu dan gerak untuk menentukan tingkat keluaran produksi kriteria ini
sering memakan waktu dan biaya yang besar dalam pengembangannya.
Karena menentukan banyak keahlian, akan tetapi, hal itu mungkin sangat
efektif dalam memecahkan masala operasional yang utama dan biaya yang
dikeluarkan akan berharga.
15
4. Diskusi kesepakatan
Kadang-kadang criteria objektif sangat sulit didapat dan sangat memakan
biaya, tetapi ada kalanya kriteria dapat dikembangkan melalui diskusi dan
kesepakatan yang sederhana. Pihak-pihak dalam proses ini harus meliputi
menejemen kesatuan yang diperiksa, autor operasional dan kesatuan atau
orang – orang yang mendapa laporan mengenai temuan-temuan yang didapat.
2.4 Pengertian Biaya
Pengertian biaya menurut Mulyadi (2005, P8) dijelaskan sebagai berikut:
“Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu.”.
“Dalam arti sempit biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber
ekonomi untuk memperoleh aktiva.” Mulyadi (2005, P9)
Menurut Heizer dan Render (2006, P415): ”Biaya lokasi dapat dibagi
menjadi dua kategori sebagai berikut:
a. Biaya nyata (tangible costs) adalah biaya-biaya yang langsung dapat
dikenali dan dapat dihitung secara tepat. Biaya nyata meliputi biaya layanan
umum (seperti,listrik,dan air), tenaga kerja, bahan mentah, pajak,
penyusutan, dan biaya lain yang dapat dikenali oleh departemen keuangan
dan pihak manajemen.
b. Biaya tidak nyata (intangible cost) lebih sulit untuk ditentukan. Biaya tidak
nyata meliputi kualitas pendidikan, fasilitas transportasi umum, sikap
masyarakat terhadap industry dan perusahaan, juga kualitas dan sikap calon
karyawan. Biaya tidak nyata juga meliputi variabel standar hidup, seperti
iklim dan kelompok olahraga, yang dapat memperngaruhi prosess
rekrutmen karyawan.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa biaya transportasi
adalah pengorbanan sumber ekonomi yang terjadi selama pemindahan barang dari
satu tempat ketempat tujuan lainnya
2.5 Forecasting
Menurut Jay Heizer (2006, P136), Setiap hari para manajer membuat
keputusan tanpa mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan. Mereka memesan
16
persediaan tanpa mengetahui bagaimana penjualan, membeli peralatan baru tanpa
kejelasan mengenai permintaan produk, dan membuat investasi tanpa mengetahui
bagaimana keuntungannya. Para manajer selalu berusaha membuat prediksi yang
baik adalah tujuan utama dari peramalan.
2.5.1 Pengertian Forecasting
Metode peramalan akan membantu dalam mengadakan pendekatan analisa
terhadap tingkah laku atau pola dari data yang lalu, sehingga dapat memberikan cara
pemikiran, pengerjaan dan pemecahan yang sistematis dan pragmantis, serta
memberikan tingkat keyakinan yang lebih besar atas ketepatan hasil ramalan yang
dibuat.
Peramalan (forecasting) menurut Santoso (2009:8), peramalan adalah
kegiatan yang bersifat teratur, berupaya memprediski masa depan dengan tidak
hanya menggunakan metode ilmiah, namun juga mempertimbangkan hal-hal yang
bersifat kualitatif.
Peramalan (forecasting) menurut Heizer dan Render (2009:162), adalah seni
dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan
dengan melibatkan pengambilan data di masa lalu dan menempatkannya ke masa
yang akan datang dengan bentuk model matematis. Bisa juga merupakan prediksi
intusi yang bersifat subjektif atau bisa juga dengan menggunakan model matematis
yang disesuaikan dengan pertimbangan yang baik dari seorang manajer.
Peramalan atau forecasting adalah suatu proses untuk memperkirakan berapa
kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas,
waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang
ataupun jasa. Forecasting yang akurat merupakan informasi yang sangat dibutuhkan
dalam pengambilan keputusan manajemen.
Peramalan (forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam
perencanaan yang efektif dan efisien khususnya di bidang ekonomi. Peramalan
mempunyai peranan jiwa eksternal yang pada umumnya berada di luar kendali
manajemen seperti: Ekonomi, Pelanggan, Pesaing, Pemerintah, dan lain sebagainya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa peramalan adalah proses memperkirakan
keadaan atau informasi yang akan terjadi di masa depan.
17
2.5.2 Meramalkan Horizon Waktu
Menurut Heizer dan Render (2009:163), peramalan biasanya diklasifikasikan
brdasarkan horizon waktu masa depan yang dilingkupinya. Horizon waktu terbagi
menjadi beberapa kategori.
1. Peramalan jangka pendek. Peramalan ini meliputi jangka waktu hingga satu
tahun, tetapi umumnya kurang dari tiga bulan. Peramalan ini digunakan untuk
perncanaan pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan
kerja dan tingkat produksi.
2. Peramalan jangka menengah. Peramalan jangka menengah atau intermediate
umumnya mencakup hitungan bulan hingga tahun. Peramalan ini bermanfaat
untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran
kas serta menganalisis bermacam-macam rencana operasi.
3. Peramalan jangka panjang. Umumnya untuk perencanaan masa tiga tahun atau
lebih. Peramalan jangka panjang digunakan untuk merencanakan produk baru,
pembelanjaan modal, lokasi atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan
pengembangan (litbang).
Peramalan jangka menengah dan jangka panjang dapat dibedakan dari
peramalan jangka pendek dengan melihat tiga hal.
1. Pertama, peramalan jangka menengah dan jangka panjang berkaitan dengan
permasalahan yang lebih menyeluruh dan mendukung keputusan manajemen
yang berkaitan dengan perencanaan produk, pabrik dan proses. Menetapkan
keputusan akan fasilitas, seperti misalnya keputusan seorang manajer umum
untuk membuka pabrik manufaktur baru di Brazil dapat memerlukan waktu 5-
8 tahun sejak permulaan hingga benar-benar selesai secara tuntas.
2. Kedua, peramalan jangka pendek biasanya menerapkan metodologi yang
berbeda dibandingkan peramalan jangka panjang. Teknik matematika, seperti
rata-rata bergerak, penghalusan eksponensial, dan ekstrapolasi tren umumnya
dikenal untuk peramalan jangka pendek. Metode kuantitatif yang lebih luas
dan lebih tidak kuantitatif sangatlah bermanfaat dalam meramalkan isu-isu
seperti apakah suatu produk baru.
3. Akhirnya, sebagaimana yang mungkin diperkirakan, peramalan jangka pendek
cenderung lebih tepat dibandingkan peramalan jangka panjang. Faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan permintaan berubah setiap hari. Dengan
18
demikian, sejalan dengan semakin panjangnya horizon waktu, ketepatan
peramalan seseorang cenderung semakin berkurang. Peramalan penjualan
harus diperbarui secara berkala untuk menjaga nilai dan integritasnya.
Peramalan harus selalu dikaji ulang dan direvisi pada setiap akhir periode
penjualan.
2.5.3 Pendekatan dalam Peramalan
Menurut Hanke dan Wichern, International Edition (2006:78) metode
peramalan dapat dibagi 2 yaitu:
1. Metode Peramalan Kualitatif atau Subyektif
“Qualitative forecasting techniques relied on human judgement and intuition
more than manipulation of past historical data,” atau metode yang hanya
didasarkan kepada penilaian dan intuisi, bukan kepada pengolahan data
historis.
2. Metode Peramalan Kuantitatif
Sedangkan peramalan kuantitatif diterangkan sebagai:
Quantitative techniques that need no input of judgments; they are mechanical
procedures that produce quantitative result and some quantitative procedures
require a much more sophisticated manipulation of data than do other, of
course” atau metode yang tidak memerlukan penilaian, melainkan data.
Terdapat dua pendekatan umum untuk peramalan sebagaimana ada dua cara
mengatasi semua model keputusan. Pendekatan yang satu adalah analisis kuantitatif
dan pendekatan lain adalah analisis kualitatif.
1. Peramalan kuantitatif (quantitative forecast) menggunakan model matematis
yang beragam dengan data masa lalu dan variable sebab akibat untuk
meramalkan permintaan.
2. Peramalan subjektif atau kualitatif (qualitative forecast) menggabungkan
factor, seperti intuisi, emosi, pengalaman pribadi, dan sistem nilai pengambil
keputusan untuk meramal.
19
2.5.4 Jenis-Jenis Peramalan
Menurut Heizer dan Render (2009:82), persediaan dapat melayani 4 fungsi
yang menambah fleksibilitas bagi operasi perusahaan:
1. Decouple atau memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi. Sebagai
contoh, jika persediaan sebuah perusahaan berfluktuasi, persediaan tambahan
mungkin diperlukan untuk melakukan decouple proses produksi dari pemasok.
2. Melakukan decouple perusahaan dari fluktuasi permintaan dan menyediakan
persediaan barang-barang yang akan memberikan pilihan bagi pelanggan.
Persediaan seperti ini digunakan secara umum pada bisnis eceran.
3. Mengambil keuntungan dari diskon kuantitas karena pembelian dalam jumlah
besar dapat mengurangi biaya pengiriman barang.
4. Melindungi terhadap inflasi dan kenaikan harga.
2.5.5 Model-Model Peramalan
Menurut Heizer dan Render (2009:168), peramalan memiliki dua model yang
terdiri dari masing-masing metode yaitu:
1. Model Deret Waktu
Model deret waktu membuat prediksi dengan asumsi bahwa masa depan
merupakan fungsi dari masa lalu. Dengan kata lain, mereka melihat apa
yang terjadi selama kurun waktu tertentu danmenggunakan data masa lalu
tersebut untuk melakukan peramalan.
2. Model Asosiatif
Model asosiatif (hubungan sebab akibat), seperti regresi linier,
menggabungkan banyak variabel atau faktor yang mungkin mempengaruhi
kuantitas yang sedang diramalkan.
2.5.6 Peramalan Deret Waktu
Heizer dan Render (2009:169), menganalisis deret waktu berarti membagi
data masa lalu menjadi komponen-komponen, kemudian memproyeksikannya
kemasa depan. Deret waktu mempunyai empat komponen, antara lain:
1. Tren merupakan pergerakan data sedikit demi sedikit meningkat atau
menurun. Perubahan pendapatan, populasi, penyebaran umur, atau pandangan
budaya dapat mempengaruhi pergerakan tren.
20
2. Musim adalah pola data yang berulang pada kurun waktu tertentu, seperti hari,
minggu, bulan, atau kuartal.
3. Siklus adalah pola dalam data yang terjadi setiap beberapa tahun. Siklus ini
biasanya terkait pada siklus bisnis dan merupakan hal penting dalam analisis
dan perencanaan bisnis jangka pendek. Memprediksi siklus bisnis sulit
dilakukan karena adanya pengaruh kejadian politik ataupun kerusuhan
internasional.
4. Variasi acak merupakan satu titik khusus dalam data yang disebabkan oleh
peluang dan situasi yang tidak lazim. Variasi acak tidak mempunyai pola
khusus sehingga tidak dapat diprediksi.
2.5.7 Metode Peramalan Kuantitatif
Heizer dan Render dalam buku Manajemen Operasi (2009:170), metode-
metode peramalan kuantitatif, terdiri dari:
1. Pendekatan Naif (Naïve Method)
Cara paling sederhana untuk meramal adalah berasumsi bahwa permintaan
di periode mendatang akan sama dengan permintaan pada periode terakhir.
Untuk beberapa jenis produk, pendekatan naïf (naïve method) merupakan
model peramalan objektif yang paling efektif dan efisien dari segi biaya.
Paling tidak pendekatan naïf memberikan titik awal untuk perbandingan
dengan model lain yang lebih canggih.
2. Rata-Rata Bergerak (Moving Average)
Peramalan rata-rata bergerak menggunakan sejumlah data aktual masa lalu
untuk menghasilkan peramalan. Rata-rata bergerak berguna jika kita dapat
mengasumsikan bahwa permintaan pasar akan stabil sepanjang masa yang
kita ramalkan. Secara matematis, rata-rata bergerak sederhana (merupakan
prediksi permintaan periode mendatang) dinyatakan sebagai berikut.
Rata-rata bergerak =
Dimana n adalah jumlah periode dalam rata-rata bergerak.
21
3. Rata-Rata Bergerak dengan Pembobotan (Weighted Moving Average)
Saat terdapat tren atau pola yang terdeteksi, bobot dapat digunakan untuk
menempatkan penekanan yang lebih pada nilai terkini. Pemilihan bobot
merupakan hal yang tidak pasti karena tidak ada rumus untuk menetapkan
mereka. Oleh karena itu, pemututsan bobot yang digunakan membutuhkan
pengalaman. Sebagai contoh, jika bulan atau periode terakhir diberi bobot
yang terlalu berat, peramalan dapat menggambarkan perubahan yang terlalu
cepat yang tidak biasa pada permintaan atau pola penjualan.
Rata-rata bergerak dengan pembobotan dapat digambarkan secara
matematis sebagai berikut.
Pembobotan rata-rata bergerak =
Baik rata-rata bergerak sederhana maupun rata-rata bergerak dengan
pembobotan sangat efektif dalam meredam fluktuasi pada pola permintaan
untuk menghasilkan prediksi yang stabil. Rata-rata bergerak mempunyai
tiga persoalan.
a. Bertambahnya jumlan n (jumlah periode yang dirata-ratakan) memang
meredam fluktuasi dengan lebih baik, tetapi membuat metode ini kurang
sensitive terhadap perubahan nyata pada data.
b. Rata-rata bergerak tidak dapat menggambarkan tren dengan baik. Karena
merupakan rata-rata, mereka akan selalu berada dalam tingkat yang
sebelumnya dan tidak akan memprediksi perubahan ke tingkat yang lebih
tinggi atau lebih rendah yang merupakan nilai aktual sesungguhnya.
c. Rata-rata bergerak membutuhkan data masa lalu yang ekstensif.