Top Banner
3 BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Sumber data Dalam memenuhi kebutuhan informasi, bab ini terbagi menjadi 2 bagian penting yaitu tinjauan umum mengenai landasan perancangan topik mengenai jamu serta tinjauan khusus mengenai landasan perancangan dari keilmuwan Desain Komunikasi Visual. Penulis menggunakan metode pencarian data sebagai berikut : 1. Studi pustaka 2. Studi website 3. Wawancara 4. Survei 2.1.1.1 Wawancara Wawancara dilakukan guna mengetahui situasi dan kondisi yang terjadi dan untuk mendapatkan wawasan lebih mengenai topik yang bersangkutan. Beberapa nara sumber yang diwawancarai, yaitu : Jonathan Lesmana - Kedai Jamu Suwe Ora Jamu. Pedagang jamu keliling di Jakarta. Masyarakat umum. 2.1.1.2 Literatur A. Kajian Pustaka Buku : Berupa data yang berkaitan dengan desain grafis dan jamu yang didapat dari buku dan buku elektronik (e-book) : Buku kajian jamu dan budaya : The Power of Jamu - Dr. Marta Tilaar dan Prof. Dr. Ir T. Widjaja, MM Jamu Jawa Asli - Soedarmilah Soeparto Strategi Kebudayaan. Suatu Pendekatan Filosofis.- Seoerjanto Poespowardojo
26

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

Feb 06, 2018

Download

Documents

doancong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

3

BAB 2

LANDASAN PERANCANGAN

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Sumber data

Dalam memenuhi kebutuhan informasi, bab ini terbagi menjadi 2 bagian

penting yaitu tinjauan umum mengenai landasan perancangan topik mengenai

jamu serta tinjauan khusus mengenai landasan perancangan dari keilmuwan

Desain Komunikasi Visual. Penulis menggunakan metode pencarian data sebagai

berikut :

1. Studi pustaka

2. Studi website

3. Wawancara

4. Survei

2.1.1.1 Wawancara

Wawancara dilakukan guna mengetahui situasi dan kondisi yang terjadi

dan untuk mendapatkan wawasan lebih mengenai topik yang

bersangkutan.

Beberapa nara sumber yang diwawancarai, yaitu :

• Jonathan Lesmana - Kedai Jamu Suwe Ora Jamu.

• Pedagang jamu keliling di Jakarta.

• Masyarakat umum.

2.1.1.2 Literatur

A. Kajian Pustaka Buku :

Berupa data yang berkaitan dengan desain grafis dan jamu yang didapat dari

buku dan buku elektronik (e-book) :

• Buku kajian jamu dan budaya :

• The Power of Jamu - Dr. Marta Tilaar dan Prof. Dr. Ir T. Widjaja, MM

• Jamu Jawa Asli - Soedarmilah Soeparto

• Strategi Kebudayaan. Suatu Pendekatan Filosofis.- Seoerjanto

Poespowardojo

Page 2: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

4

• Buku Kajian Design grafis

• Desinging With Illustration – Steven Heller and Karen Pomeroy

• Publication Design Workbook - Timothy Samara, 2007.

• Basic design : layout - Gavin Amborse & Paul Harris, 2011

• Making and Breaking the Grid - Timothy Samara, 2005

• Tinjauan Desain Grafis - Arief Adityawan & Tim Litbang Concept,

2010.

• Desain Komunikasi Visual Terpadu - Yongky Safanayong, 2006.

• The element of Graphic Design – Alex W. White, 2002.

• Color Graphic - Karen Triedman, 2002.

• Desain dan Komunikasi Visual teori dan aplikasi – Rachmat

Supriyono, 2010.

• Pengantar Desain Komunikasi Visual – Adi Kustianto, 2006

• Nirmana. Elemen-elemen seni dan desain- Sadjiman Ebdi Sanyoto,

2009.

2.1.2 Riset dan Data Umum

2.1.2.1 Sekilas Mengenai Jamu

Jamu adalah sebutan orang Jawa terhadap obat hasil ramuan tumbuh-

tumbuhan asli dari alam yang tidak menggunakan bahan kimia sebagai zat

tambahan. Jamu telah dikenal sejak jaman nenek moyang sebelum

farmakologi modern masuk ke indonesia. Oleh karenanya, banyak resep

racikan jamu sudah berumur ratusan tahun dan digunakan secara turun

temurun sampai saat ini.

Menurut ahli bahasa Jawa Kuno, istilah "jamu" berasal dari bahasa Jawa

Kuno, "Jampi" atau "Usodo" yang artinya adalah penyembuhan yang

menggunakan ramuan obat-obatan. Pada tahun 15-16 M istilah jampi semakin

populer di antara kalangan keraton. Kemudian, sebutan "jamu" mulai

diperkenalkan pada publik oleh "dukun"

2.1.2.2 Sejarah Penyebaran Jamu di Indonesia

Periode Sebelum Kolonial

Page 3: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

5

Bukti paling pertama bahwa masyarakat zaman dahulu telah

mengkonsumsi jamu, padaabad ke 8. Di Jawa Tengah, pada dinding Candi

Borobudur (tahun 825 M) terdapat relief pohon kalpataru, yakni pohon

mitologis yang melambangkan 'kehidupan abadi'. Dibawah pohon terdapat

relief orang menghancurkan bahan bahan untuk pembuatan jamu. Ditemukan

juga relief bergambar perempuan yang sedang mencamour tanaman untuk

pemulihan dan perawatan tubuh.

Dokumen atau naskah kuno di bali yang ditulis pada daun lontar kering,

pada umumnya ditulis dalam bahasa sansekerta atau bahasa jawa kuno.

sebagai contoh istilah 'usada' atau 'usadi yang berarti obat, ditemukan dalam

kitab kakawin Ramayanapada tahun 898-910 M. Pada tahun 1460-1550 M,

Dan Hyang Dwijendara seorang yang memiliki pengetahuan tentang

pengobatan tradisional, telah mengembangkan sistem pengobatan yang

disebut Angen Baian Sakti. Disamoing itu, ia juga memotivasi proses

penulisan usada seperti Usada Sari, Budha Kecapi, Kalima Usada, Taru

Pramana, dan Dharma Usada, untuk penyakit umum, dan usada lain untu

penyakit spesifik, seperti usada dalem, netra, tatanger bekig, upas.

Periode Keraton

Masyarakat suku jawa menulis resep jamu traditional dari tanaman dan

dikenal sebagai Serat atau Primbon. Salah satu yang terkenal adalah serat

centhini atau sukuj tambangraras yang didokumentasikan oleh kanjeng gusti

pangeran adipati anom amengkunegara III. Panegran Sunan Pakubuwini

IV.mada 12 renteran serat centhini. Semua Naskah kuno ini di istana

mangkunegara,surakarta, jawa tengah.

Selain itu, ada naskah-naskah kuno lain yang menceritakan tentang tanaman

obat Jawa, seperti Serat Kaaruh Bab Jampi-Jampi. dan lain-lain.

Periode Jepang

Pada tahun 1940 diadakan seminar pertama mengenai jamu di Solo,

diikuti dengan Pembentukan Panitia Jamu Indonesia yang dipimpin oleh Prof.

Dr. Sato, Kepala Jawatan Kesehatan Rakyat. Panitia ini bertugas untuk

mengimbau para pengusaha jamu secara sukarela mendaftarkan resep pribadi

mereka untuk diperiksa dan dinilai oleh jawatan kesehatan rakyat. Pada akhir

Page 4: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

6

tahun 1944, diumumkan beberapa tanaman obat terpilih pada harian Asia

Raya.

Periode Kemerdekaan

Bung Karno sebagai presiden RI pertama memberikan perhatian cukup

besar terhadap pengembangan obat tradisional. Tahun 1965, ketika berpidato

Dies Natalis Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, presiden mengenalkan 6

orang sinche dari china yang khusus didatangkan untuk mengobati ginjalnya.

Pada tahun 1964, Kementrian Penelitian Nasional, Kementrian Kesehatan

,Kementrian Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan, Kementrian Pertanian,

Kementrian Tanaman Pangan dan Perkebunan, menyelenggarakan seminar

yang membicarakan masalah-masalah yang berhubungan dengan penggunaan

tanaman obat. Sejak itu, ketertarikan pada studi tentang produksi dan

penggunaan tanaman obat meningkat, dan pertemuan pertemuan ilmiah

semakin sering diselenggarakan.

Jamu Masa Kini

Beberapa peneliti Indonesia juta telah melakukan ppenelitian untuk

mencari tahu tentang pengobatan di daerah Indonesia. Organisasi Kesehatan

Dunia pada awal tahun 80an mengimbau negara-negara anggotanya untuk

menggali dan memanfaatkan sumber-sumber obat alami,serta penggunaan

tanaman obat lokal. Pemerintah memutuskan untuk mendukung bududaya dan

penggunaan tanaman obat lokal, dengan tujuan untuk meningkatkan

kemandirian masyarakat

2.1.2.3 Cara Meracik Jamu

Sejak jaman dahulu masyarakat timur menganut paham yang religius.

Dalam setiap perbuatan dan langkah yang ingin diambil, tidak pernah lupa

untuk selalu memohon berkat kepada Tuhan YME. Begitu juga dengan

membuat jamu, harus meminta ijin kepada Tuhan YME agar membawa

berkah dan manfaat, kemudian dilanjutkan dengna memulai memilih bahan-

bahan yang diketahui dapat memberikan khasiat menurut pengalaman.

Page 5: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

7

2.1.2.4 Cara Pembuatan Obat Tradisional

Pada prinsipnya pembuatan jamu tidak jaum berbeda dengan memasak.

Seorang peracik jamu pintar biasanya dapat membuat jamu uang sekalipun

pahit tetapi toh mengandung rasa yang sedap, sedikit manis, dan gurih.

2.1.3 Kuisioner Target Sasaran

Penulis melakukan survei dengan membagikan kuisioner kepada 170

orang responden untuk mengetahui minat masyarakat terhadap Jamu.

Page 6: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

8

Gambar 2.1: Hasil Kuisioner Bagian 1

Page 7: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

9

Gambar 2.2: Hasil Kuisioner bagian 2

Page 8: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

10

Gambar 2.3: Hasil Kuisioner bagian 3

2.1.4 Data Target

2.1.4.1 Demografi

Umur : 18-24 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan dan laki-laki

Status Sosial : Menengah atas (B-A)

Status Pendidikan : SMP, SMA, Kuliah

2.1.4.2 Psikografi

a. Personality :

• Aktif

• Ingin Tahu

• Terbuka

• Imajinatif

• Ekspresif

Page 9: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

11

b. Behaviour :

• Menyukai Buku

• Peduli terhadap kesehatan

• Sering menanyakan sesuatu yang dilihat

• Mempunyai jiwa eksperimental yang selalu ingin mencoba sesuatu

• Membaca artikel di internet atau di majalah

2.1.4.3 Geografi

Domisili : Indonesia

Letak : DKI Jakarta, kota-kota besar

2.1.4.4 Kompetitor

A. The Power of Jamu – Dr Martha Tilaar

Gambar 2.4: Buku the Power of Jamu

Buku The Power of Jamu membahas beberapa hal mengenai jamu dari

aspek budaya, sains, ethnobotani, kesehatan, kecantikan, dan aspek industrialisasi

dan komersialisasi.

B. Beras Kencur Kunyit Asam – M. Yusuf Sina

Gambar 2.5: Buku Beras Kencur Kunyit Asam

Page 10: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

12

Beras kencur merupakan minuman penyegar khas dari Indonesia (Jawa).

Minuman ini juga digolongkan sebagai jamu karena memiliki khasiat mening-

katkan nafsu makan dan bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai macam

penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid, mata pegal,

kelelahan dan lain sebagainya. Beras kencur sangat populer karena memiliki rasa

yang manis dan segar.

C. Jamu Tradisional Nusantara – Soedarso Djojoseputro

Gambar 2.6: Buku Jamu Tradisional Nusantara

Jamu adalah obat alami. Khasiatnya sudah terbukti selama berabad-abad.

Jika tak ingin terus-menerus terjebak dalam obat-obatan kimia, jamu adalah

jawaban untuk pengobatan.Jamu adalah warisan budaya bangsa Indonesia.

Bukan hanya monopoli masyarakat Jawa Di seluruh wilayah nusantara mulai dan

Jawa,Ball, Madura, Kalimantan, Aceh, Sulawesi, Sumbawa, dan Papua, punya

ramuan mujarab. Setiap daerah memiliki racikan khas tersendin Namun

semuanya memiliki kesamaan: bahan-bahannya dan tanaman herbal dan diolah

dengan cara tradisional

2.1.5 Analisa

Berdasarkan studi literasi, studi visual, dan riset survei berikut ini adalah

analisa dari perancangan publikasi buku “Jamu. ” yang penulis susun

2.1.5.1 Faktor Pendukung

• Mulai dikenalnya sedikit demi sedikit tentang jamu di kalangan anak

muda.

• Belum ada buku jamu yang menarik.

Page 11: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

13

• Memberi wawasan dan informasi.

• Menambah ragam buku kesehatan.

• Tingginya minat membaca pada target sasaran

2.1.5.2 Faktor Penghambat

• Distribusi buku sejenis masih terbatas pada distribusi buku independen,

sehingga penyampaian eksplorasi visualpun cukup terbatas.

• Dalam proses pengumpulan data penulis mengalami kesulitan

dikarenakan sumber yang didapat melalui literatur tidak terlalu banyak.

• Kurangnya pengetahuan target konsumen terhadap topik yang dipilih

juga menghambat publikasi buku ini.

2.1.5.3 Analisa SWOT

Strength

• Menjawab permasalahan dengan mengetahui khasiat jamu untuk

kesehatan yang dipercaya sejak dahulu dengan resep yang tidak

membosankan.

• Pembahasan praktis dan mudah dicerna oleh para orang remaja hingga

dewasa

• Konten dan visual buku dirancang sedemikian rupa agar dapat menarik

minta pembaca.

• Menggunakan illustrasi dan fotografi yang dikemas dengan menarik

sehingga dapat memuaskan pembaca dengan sajian visual yang

menarik.

Weakness

• Belum terlalu besar ketertarikan remaja untuk konsumsi maupun

mengenal jamu lebih dalam.

• Penggunaan bahasa inggris, yang membuat konsumen lokal tertentu

saja yang bida atau dapat membaca buku ini.

Opportunity

• Tema nusantara yang dikemas dengan nafas baru diharapkan menjadi

daya tarik pembaca buku.

Page 12: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

14

• Menjelaskan kepada masyarakat mengenai jamu,mulai dari sejarah

jamu hingga cara membuat jamu yang nikmat dan memiliki khasiat.

Threat

• Kurangnya minat dari masyarakat untuk membuka wawasan tentang

jamu yang merupakan salah satu warisan obat tradisional Indonesia.

• Munculnya literatur dari media elektronik yang membahas hal serupa

sehingga minat membeli buku dari para target sasaran berkurang

karena merasa lebih praktis membaca melalui media elektronik.

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Teori Desain Komunikasi Visual

Desain komunikasi visual merupakan ilmu yang mempelajari proses

komunikasi yang dipublikasikan dalam berbagai media komunikasi visual

dengan mengolah elemen desain grafis berupa gambar (ilustrasi dan fotografi),

warna, huruf dan tipografi, komposisi dan layout. Menurut M Arief Budiman,

desain komunikasi visual tidak hanya berfungsi mekanikal tetapi ada fungsi

lainnya, yaitu memberi inspirasi, informasi dan menggerakkan kita untuk

beraksi, selain memiliki fungsi sosial, desain komunikasi visual juga memiliki

fungsi fisik dan fungsi pribadi.

Menurut Yongki Safanayong dalam terapannya sebagai ilmu komunikasi,

desain komunikasi memiliki empat fungsi, yaitu :

1. Untuk memberitahu atau memberi informasi (to inform) seperti menjelaskan,

menerangkan, dan mengenalkan.

2. Untuk memberi penerangan (to enlighten), seperti membuka pikiran dan

menguraikan.

3. Untuk membujuk (to persuade), seperti menganjurkan,

komponenkomponennya termasuk kepercayaan, logika dan daya tarik.

4. Untuk melindungi (to protect), seperti fungsi khusus untuk desain kemasan

dan kantong belanja. (Yongky Safanayong 2006 hal )

Sesuai dengan teori tersebut, penulis melakukan perancangan publikasi

guna memberikan informasi (to inform) dan memberi wawasan (to enlighten)

tentang jamu kepada target sasaran (audience), melalui media promosi publikasi

buku yang tepat dan menarik (to persuade).

Page 13: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

15

2.2.2 Teori Buku

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku / bu·ku / n adalah lembaran

kertas yg berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Oxford

Dictionary, buku adalah hasil karya yang ditulis atau dicetak dengan halaman-

halaman yang dijilid pada satu sisi atau dua hasil karya yang ditujukan untuk

penerbitan.

Menurut Roger Fawcett Tang dalam buku New Book Design, menurutnya

buku yang baik adalah buku yang didesain dengan memperhatikan :

• Struktur

Isi buku dibentuk oleh tiga elemen desain yaitu tipografi, grid, dan image.

• Navigasi

Dalam suatu buku, meletakkan informasi-informasi dalam komposisi yang

baik merupakan hal yang penting agar tidak membingungkan pembaca.

• Kemasan

- Menggunakan image yang dapat menarik perhatian

- Tampilan luar suatu buku merupakan salah satu faktor yang penting.

Suatu kemasan buku yang baik mampu menarik rasa keingintahuan

orang untuk melihat buku tersebut diantara buku-buku yang lain.

- Fungsi utama kemasan buku sebagai pelindung bisa diolah menjadi

menarik.

2.2.3 Teori Grid

Menurut Timothy Samara dalam bukunya "Making and Breaking the Grid",

grid merupakan gabungan dari 2 struktur dimensional yang dipertemukan antara

garis vertikal dan horisontal yang digunakan untuk struktur konten. Dan grid

merupakan awal dan dasar dari sebuah proses desain yang kemudianakan tidak

terlihat atau invisible pada audience.

Grid sistem sangat membantu untuk mendesain sebuah buku untuk repetisi

elemen-elemen yang ada pada tiap halaman sebuah buku. Sistem ini dirancang

agar flexible, dimana terkadang sebuah elemen desain akan keluardari sistem

tersebut, namun ini tergantung dari seberapa banyak variasi yang diinginkan.

(Timothy Samara 2005 : 30).

Modular Grid

Page 14: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

16

Layout yang digunakan di dalam perancangan publikasi buku ini

menggunakan modular grid. Modular grid yang digunakan adalah modular

grid variation and violation yang telah dijelaskan oleh Timothy Samara

pada buku Making and Breaking the Grid bahwa sebuah grid dapat

dikatakan berhasil apabila dapat memecahkan masalah. Modular Grid

merupakan grid yang dapat membantu desainer dalam membuat layout

secara eksperimental.

Deskontrusi Grid

Dalam buku yang sama, David Carson, Neville Brody, dan Stefan

Sagmeister banyak memberikan contoh grid yang saling menabrak, dengan

alasan sebuah ide yang terstruktur tidaklah harus teratur. Tetapi memiliki

sistem yang baik dan alur yang menarik. Walau memecah readibility tetapi

tetap sesuai dengan tujuan yang ada. Menurut Timothy Samara, dengan

mendekonstruksi grid, kita dapat mendekonstruksi struktur grid yang sudah

ada untuk menemukan hubungan spasial dan visual yang baru.

Mendekonstruksi atau mengubah struktur dapat dilakukan melalui metode

seperti pemotongan dan pergeseran terpisah dari bidang utama, baik

horisontal maupun vertikal. Sebagai contoh yang disampaikan Timothy

Samara, Sebuah grid modular dasar dapat didekonstruksi dalam berbagai

cara, salah satunya dengan cara melakukan pergeseran disekitar modul atau

dengan melebarkan modul. Tetapi jika semakin kompleks mendekonstruksi

sebuah grid, akan semakin ambigu hubungan spasial dari tipografi pada

struktur baru. Mendekonstruksi sebuah grid perlu diperhatikan untuk

beberapa kebutuhan dan keperluan saja. Melalui teori tersebut, penulis

menggunakan modular grid dan mendekonstruksinya untuk

berkesperimental dan menemukan visual yang baru untuk menarik target

sasaran dari segi visual.

2.2.4 Teori Layout

Dalam buku basic design : layout, Gavin Amborse & Paul Harris

menerangkan bahwa layout adalah pengaturan elemen-elemen desain dala

kaitannya dengan ruang atau bidang di mana elemen - elemen tersebu berada, dan

dalam keserasian dengan tampilan secara keseluruhan dari segi estetis. (Gavin

Page 15: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

17

Amborse & Paul Harris 2011 : 15) untuk mendapatkan layout yang baik

diperlukan adanya :

1. Kesatuan komposisi yang baik dan enak dilihat

2. Variasi agar tidak monoton dan membosankan

3. Keseimbangan agar terlihat sepadan, serasi, dan selaras

4. Irama yang berupa pengulangan bentuk / unsur-unsur layout dan warna

5. Harmoni berupa keselarasan atau keserasian hubungan antara unsur-

unsur yang memberikan kesan kenyamanan dan keindahan

6. Kontras yang berupa perpaduan antara warna gelap dan terang

2.2.5 Teori Warna

Warna merupakan salah satu unsure penting dalam desain. Warna dapat

menampilkan identitas atau citra yang ingin disampaikan, dapat membedakan

sifat, dapat menarik perhatian dan meningkatkan mood ( Anggraini S. dan

Nathalia, 2014: 37). Kusrianto (2007: 31) menjelaskan, kesan warna yang dapat

diterima oleh mata ditentukan oleh cahaya, yang bergantung pada hue (spectrum

warna). Saturation (nilai kepekatan) dan lightness (nilai cahaya atau gelap terang).

Setiap warna memiliki karakteristik yang berbeda.

Dalam buku The element of Graphic Design karya Alex W. White

dijelaskan bahwa salah satu elemen yang mempengaruhi dalam membuat desain

adalah warna. Perbedaan kontras warna sama fungsinya dengan penggunaan

typeface, type wheight, dan ukuran font sebagai penentu hirarki. Selain itu warna

juga memiliki beberapa fungsi, antara lain :

• Warna sebagai media penarik perhatian:

Warna adalah elemen utama yang dapat digunakan untuk mendapatkan

perhatian dari orang-orang yang melihatnya. Kekuatan dari warna dapat

menarik perhatian dan memotivasi penjualan, warna dapat digunakan

memberikan identitas pada sebuah brandKehidupan yang penuh warna dalam

keseharian manusia berpengaruh pada

• Warna sebagai pembangkit emosi :

Page 16: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

18

Emosi, perasaan dan hal semacamnya. Untuk memperkuat desain diperlukan

satu pemahaman atas respon seseorang terhadap warna dan pengertian

terhadap target market yang dituju.

• Warna mengandung makna :

Pesan utama dari sebuah warna dapat digunakan sebagai identitas yang kuat

dari sebuah brand. Penggunaan warna corporate dapat memberikan produk

sebuah posisi yang lebih kuat di pasar.

Berikut merupakan penjabaran karakteristik warna secara universal menurut

Anggraini S. dan Nathalia (2014: 38) :

• Merah: menyimbolkan agresivitasm keberanian, semangat, percaya diri,

gairah, kekuatan dan vitalitas.

• Pink: mengisyaratkan sesuatu yang lembut dan menenangkan, cinta kasih

sayang dan feminim.

• Biru: melambangkan keharmonisan, memberi kesan lapang, ketenangnan,

kesetiaan dan kepercayaan.

• Hijau: melambangkan alam, kehidupan, symbol fertilitas sehat dan natural.

• Oranye: melambangkan sosialisasi, keceriaan, kehangatan, segar , semagnat

dan energi.

• Ungu: memberi kesan spiritual yang magis, mistis, misterius dan

kebangsawanan.

• Coklat: merupakan warna natural hangat, membumi dan menghadirkan

kenyamanan.

• Abu-abu: me;ambangkan kesederhanaan, intelek, fitiristik dan milenium.

• Hitam: warna yang kuat dan percaya diri, penuh perlindungan, maskulin,

elegan, dramatis dan misterius.

Page 17: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

19

Gambar 2.7: Warna-warna dalam lingkaran warna.

Teori Brewster merupakan teori yang menyederhanakan warna yang ada di

alam menjadi empat kelompok warna (Anggraini S. dan Nathalia, 2014: 38).

Keempat kelompok warna tersebut antara lain:

1. Warna primer

Merupakan warna dasar yang bukan campuran warna lain.

Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah,

biru dan kuning.

Gambar 2.8: Warna primer dalam lingkaran warna

2. Warna Sekunder

Merupakan hasil dari percampuran warna-warna primer dengan

proporsi 1:1. Jingga merpakan hasil percampuran dari warna meradah

dan kuning, hijau merupakan hasil dari percampuran warna biru dan

kuning serta ungu merupakan percampuran warna merah dan biru.

Page 18: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

20

Gambar 2.9: Warna Sekunder Dalam Lingkaran Warna

3. Warna tersier

Warna tersier merupakan campuran salah satu warna perimer

dengan salah satu warna sekunder. Msialnya warna jingga kekuningan

didapat dari percampuran warna kuning dan jingga sedangkan warna

ungu kemerahan merupakan percampuran merah dan ungu.

Gambar 2.10: Warna Tersier Dalam Lingkaran Warna.

4. Warna netral

Warna netral merupakan hasil percampuran ketiga warna dasar

dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang

warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil percampuran yang tepat

akan menuju hitam.

Dalam penggunaannya warna dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu warna yang ditimbulkan karena sinar (additive color / RGB) yang

biasanya digunakan pada warna lampu, layar monitor, televisi dan

sebagainya, serta warna yang dibuat menggunakan unsure tinta atau

cat (substractive color / CMYK) yang biasanya digunakan dalam

Page 19: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

21

prose’s pencetakan ke permukaan benda padat seperti kertas, logam,

kain, plastik dan lain-lain ( Anggraini S. dan Nathalia, 2014: 40).

Gambar 2.11: Perbedaan Additive dan Subtractive Color

Secara visual warna dapat dibedakan menjadi dua golongan,

yaitu warna panas dan warna dingin. Warna dingin seperti hijau, bisu,

hijau kebiruan, ungu dan ungu kebiruan dapat memberi kesan pasif,

statis, damai dan secara umum kurang mencolok. Sebaliknya, warna

panas seperti merah, merah-ungu memberi kesan hangat, dinamis aktif

dan mengundang perhatian. (Supriyono,2014: 74)

2.2.6 Teori Tipografi

Tipografi didefinisikan sebagai suatu prose’s seni untuk menyusun bahan

publikasi menggunakan huruf cetak, yang meliputi merancang bentuk huruf cetak

hingga merangkainya dalam sebuah komposisi yang tepat untuk memperoleh

suatu efek tampilan yang dikehendaki (Kusrianto, 20117:190). Lazlo Moholy

berpendapat bahwa tipografi adalah alat komunikasi , olehkarena itu tipografi

harus bisa berkomunikasi dalam bentuknya yang paling kuat (clarity) dan terbacar

(legibility). Dalam membuat perencanaan suatu karya desain, keberadaan elemen

tipografi sudah harus selslu diperhitungkan, karena dapat memperngaruhi susunan

kuasa (hirarki) dan keseimbangan karya desain tersebut (Anggraini S. dan

Nathalia, 2014: 53).

Tipografi diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok. Klasifikasi huruf

dibuat berdasarkan sejarah perkembangan tipografi yang diambil dari momentum-

momentum penting dalam perjalanan penciptaandan pengembangan bentuk huruf

(Anggraini S. dan Nathalia, 2014: 58). Adapun klasifikasi huruf tersebut sebagai

berikut:

Page 20: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

22

1. Serif

Jenis huruf serif mempunyai kaki atau sirip yang berbentuk lancip

pada ujungnya. huruf serif memiliki ketebalan dan ketipisan yang

kontras pada garis-garis hurufnya, sehingga memiliki kemudahan baca

(readibility) yang cukup tinggi. Kaki-kaki berfungsi untuk

memudahkan membaca teks kecil dan teks dengan jarak baris yang

sempit. Serif dapat memberi kesan klasik, resmi dan elegan pada

sebuah karya desain. Serif sering dipergunakan pada surat resmi, buku-

buku dan surat kabar. Contoh jenis huruf sanserif antara lain Times

New Roman, Garamond, Bodoni dan lain sebagainya.

Gambar 2.12: Contoh penggunaan font serif

2. San Serif

Sans serif diartikan tanpa sirip/serif, jadi huf jenis ini tidak memiliki

sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama

atau hampir sama. Sans serif melambangkan kesederhanaan, lugas,

masa kini dan futuristic. Huruf ini cocok apabila didampingkan dengan

grafis yang berkesan modern. Huruf sans serif lebih banyak digunakan

pada layar komputer, Karena huruf sans serif berbentuk lebih

sederhana (tidak memiliki kait) dan huruf-huruf kecil menjadi lebih

mudah terbaca. Beberapa contoh huruf sans serif antara lain Helvetica,

arial, trebuchet, DIN Pro, dan lain sebagainya.

Page 21: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

23

Gambar 2.13: Contoh Penggunaan Font Sanserif

3. Script

Huruf script merupakan huruf yang menyerupai goresan tangan yang

dikerjakan dengan epna, kuas, atau pensil tajam yang biasanya miring

ke kanan. Ada dua jenis huruf script. Yaitu formal script dan casual

script menyerupai tulisan tangan yang menggunakan pena klasik. Jenis

huruf ini banyak digunakan untuk undangan untuk undangan dan

media cetak yang sifatnya formal. Contoh huruf script antara lain

adalah kunstler script dan snell roundhand.

Gambar 2.14: Contoh Penggunaan Font Formal Script

Sementara itu, casual script lebih digunakan pada media yang bersifat

santau atau kurang formal. Contohnya menu, iklan dan lain-lain.

Casual script lebih menyerupai tulisan tangan dengan goresan kuas

atau pensil, dan menimbulkan kesan seperti akrab dan bersifat pribadi.

Page 22: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

24

4. Dekoratif

Dekoratif merupakan jenis huruf yang merupakan pengembangan dari

bentuk-bentuk huruf yang sudah ada, ditambah hiasan dan ornamen

atau garis-garis dekoratif. Biasanya huruf dekoratif hanya digunakan

pada judul. Huruf ini sangat tidak dianjurkan pada body teks karena

keterbacaannya sangat kurang.

Gambar 2.15: Contoh Penggunaan Font Casual Script

Dalam perancangan publikasi buku ini, penulis memakai prinsip dasar

tipografi yang diutarakan oleh Alex W. White dan melakukan pendekatan visual

secara eksperimental dengan mengolah tipografi sebagai image.

Terdapat beberapa prinsip tipografi yang diutarakan oleh Alex W. White

pada buku The Element of Graphic Design :

• Legibility

Kualitas dari huruf sehingga huruf tersebut terbaca. Misalnya bentuk huruf

yang terlalu abstrak bisa membuat huruf tersebut tidak dikenali atau tidak

terbaca.

• Readibility

Kualitas pada teks yang membuat teks tersebut mudah dibaca, menarik,

dan tidak melelahkan mata. Hal ini berhubungan pula dengan jarak antar

huruf dan jarak antar baris.

Page 23: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

25

• Visibility

Kemampuan huruf dan teks untuk terbaca. Misalnya ukuran huruf pada

poster yang ada di pinggir jalan harus cukup besar.

• Clarity

Kualitas pada teks dan huruf untuk dapat dimengerti dengan jelas.

Misalnya slogan berbahasa Inggris pada billboard di pinggir jalan harus

bisa dimengerti atau dipahami.

2.2.7 Teori Illustrasi

Pengertian ilustrasi secara umum adalah gambar atau foto yang bertujuan

menjelaskan teks sekaligus menciptakan daya tarik (Supriyono, 2010: 51). Secara

harafiah ilustrasi berarti gambar yang dipergunakan untuk menerangkan atau

mengisi sesuatu. Dalam desain grafis, ilustrasi merupakan subjek tersendiri yang

memiliki alur sejarah serta perkembangan yang spesifik atau jenis kegiatan seni

itu (Kustianto, 2007:110)

Illustrasi, apapun bentuknya, memiliki potensi besar untuk merebut

perhatian pembaca (Supriyono, 2010: 52). Tujuan ditambahkannya ilustrasi dalam

sebuah desain antara lain:

• Menangkap perhatian pembaca.

• Memperjelas isi yang terkandung dalam teks (bodycopy)

• Menunjukan produk yang ditawarkan.

• Meyakinkan pembaca terhadap informasi yang disampaikan melalui teks.

• Membuat pembaca tertarik membaca judul.

• Menonjolkan keunikan produk.

• Menciptakan kesan terhadap produk atau pengiklan.

Berdasarkan teknik yang digunakan, ilustrasi dapat dibagi menjadi beberapa

kelompok,antara lain:

Page 24: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

26

1. Ilustrasi gmbar tangan (drawing)

Ilustrasi gambar tangan adalah teknik membuat gambar dengan menggunakan

keterampilan tangan. Menurut Supriyono dalam bukunya yang berjudul

Desain Komunikasi Visual, teori dan aplikasi (2010: 109), dengan gambar

seseorang akan mampu menyampaikan ide yang ada dalam pemikirannya.

Alat yang umum dipakai adalah pensil, pena, kuas, tinta, pensil berwarna,

krayon, arang maupun spidol.

2. Ilustrasi Fotografi

Fotografi merupakan pengambilan objek gambar dengan bantuan alat berupa

kamera dan adanya sumber cahaya. Karya fotografi merupakan salah satu

elemen dari desain grafis. Fungsinya sama seperti gambar, lukisan, maupun

ornamen dekoratif yaitu memberi hiasan atau ilustrasi (Kustianto, 2007: 119) .

3. Ilustrasi teknik gabungan

Ilustrasi teknik gabungan adalah bentuk ilustrasi yang merupakan

penggabungan dari beberapa teknik seperti teknik gambar tangan ataupun

fotografi. Teknit ini memiliki kelebihan yaitu dengan penggunaan program

komputer, ilustrasi drawing dan fotografi dapat lebih disempurnakan.

Kusrianto (2007: 157) menjelaskan, gambar yang diperoleh menggunakan

komputer dapat dimodifikasi dan digandakan secara cepat, baik secara

keseluruhan maupun bagian-bagian tertentu sehingga pembuatan efek-efek

yang sama pada saat harus membuat adegan lain illustrasi akan menjadi lebih

mudah.

Menurut Otto Kleppner, penyajian ilustrasi dalam iklan media cetak dapat

dikelompokan menjadi bebrapa kategori (Supriyono, 2010:1150), antara lain:

• Illustration of the product alone: hanya menampilkan gambar produk

itu sendiri tanpa dipadukan dengan unsure-unsur visual lainnya.

• Illustration of the product in setting: produk disajikan bersama dengan

unsure-unsur pendukung agar kualitas atau cirri-ciri keunikan produk

tampak lebih menonjol.

• Illustration of the product in use: menampilkan ketika produk sedang

digunakan

Page 25: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

27

• Illustration of benefit from the use of the product or a loss or

disadvantage from not using product: menggambarkan keuntungan

menggunakan produk dan kerugian tidak menggunakannya.

• Dramatization of single situation: mendramatisir situasi, yang dijaskan

lewat bodycopy ataupun caption.

• Dramatization of evidence: menunjukan pembuktian fakta melalui tes

produk

• Continuity strip dramazation of sequence: menggambarkan cerita atau

pengalaman seseirang yang berhubungan dengan produk.

• Dramatization of detail: menunjukan gambar detail atau bagian penting

dari produk.

• Comparison: menggambarkan perbandingan dengan produk lain.

• Contrast: menggambarkan perbedaan mencolok dari dua buah produk

atau kekontrasan sebuah objek saat sebelum dan sesudah menggunakan

produk.

• Cartoon: ilustrasi dengan gaya kartun atau karikatur, baik secara

tunggal maupun serial.

• Trade character: ilustrasi yang menunjukan karakteristik suatu produkk

melalui model (endroser) dan teks.

• Chart and diagram: ilustrasi menggunakan diagram atau grafik untuk

menjelaskan data statistik atau fakta yang signifikan.

• Phantom or ghost diagram: penggambaran system oprasional atau

konstruksi produk.

2.2.8 Teori Elemen Desain

Menurut Wucius Wong dalam bukunya “Principle of Form and Design”

(Wong, 1993) elemen dasar desain terbagi menjadi 4 pengelompokkan:

Conceptual Elements

Elemen visual ini eksis namun tidaklah nyata, merupakan sebuah elemen

imajiner, belum dinyatakan pada suatu media.

- Point

Page 26: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02050-DS Bab2001.… · penyakit antara lain batuk, jerawat, diare, mempelancar haid,

28

Sebuah titik mengindikasikan sebuah posisi. Tidak mempunyai panjang

dan lebar. Bukan merupakan sebuah wilayah atau ruang. Merupakan

awalan dan akhir dari sebuah garis.

- Line

Sebuah garis memiliki panjang namun tidak memiliki lebar. Garis ini

membentuk bidang.

- Plane

Sebuah bidang dibentuk dari garis. Sebuah bidang memiliki panjang dan

lebar tapi tidak memiliki ketebalan.

- Volume

Volume dibentuk dari gabungan bidang. Dalam desain 2 dimensi, volume

hanyalah imajinasi yang tak nyata.

Visual Elements

Ketika conceptual elements mulai dinyatakan pada media contohnya

digambarkan pada suatu kertas, ia akan menunjukkan dirinya. Sebuah

garis tidak lagi hanya memiliki panjang tapi kini memiliki lebar (lebih

tepatnya ketebalan). Ketika telah dinyatakan, conceptual elements kini

memiliki:

- Shape

Apapun yang dapat digolongkan menjadi sebuah shape (bentuk).

- Size

Setiap bentuk mempunyai besar yang bersifat relatif ataupun terukur

secara matematis.

- Color

Sebuah bentuk dibedakan dari sekelilingnya karena warna yang ada

padanya.

- Texture

Bentuk dapat memiliki karakter tekstur entah itu polos atau memiliki

hiasan, entah itu lembut atau kasar.