Page 1
1
BAB 2
LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Umum
2.1.1 Sumber Data
Untuk mendukung sumber data dari perancangan buku panduan ini, penulis
telah mengumpulkan data-data yang berasal dari beberapa sumber terpercaya,
diantaranya :
2.1.1.1 Wawancara Dengan Narasumber
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi, pendapat, pandangan,
pengamatan, kondisi dan situasi yang terjadi mengenai topik yang
bersangkutan, yaitu :
• Food Blogger The Delicacies Journal - Shelmi Setiawan
• Food Blogger The Hungry Doctor - Filipus Verdi
• Food Blogger ESHtravaganza - Eddy Suryadi
• Food Blogger Lulabyspoon - Cindy Lulaby
• Ahli Website - Julianto Gandiardjo
2.1.1.2 Literatur
A. Media Cetak
- Koran Tempo, Minggu 4 Mei 2014.
Dari Mata Turun ke Perut
B. Media Elektronik / Internet
Beragam kajian materi utama "Food Blog Restaurant Reviews" maupun materi
pendukung secara online, antara lain :
• Behind The Food Photography Trend
http://mashable.com/2011/05/09/foodtography-infographic/
• How to Start a Food Blog
http://www.thekitchenmagpie.com/how-to-start-a-food-blog
Page 2
2
• Perbedaan Food Blogger di Indonesia dan Hongkong
http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150108-23144/bedanya-nasib-
food-blogger-di-indonesia-dan-hong-kong/
C. Pustaka Buku
Berupa data-data yang berhubungan dengan desain grafis dan food blogger
yang didapat dari buku dan buku elektronik (e-book), diantaranya adalah :
• Buku Desain Grafis
- Layout : Dasar & Penerapannya — Surianto Rustan, 2009.
- Desain Komunikasi Visual Terpadu — Yongky Safanayong, 2006.
- Making and Breaking the Grid — Timothy Samara, 2005.
- Layout Workbook — Kristin Cullen, 2005.
- Best Practices for Graphic Designer — Amy Graver, 2012.
- Typography Workbook — Timothy Samara, 2004.
- Color Graphic — Karen Triedman, 2002.
- Color Design Workbook — Adams Morioka, 2006.
- New Book Design — Roger Fawcett-Tang, 2004.
• Buku Konten
- Food Blogging for Dummies — Kelly Senyei, 2012.
- Food Photography — Nicole Young, 2012.
- Blogging for Dummies — Kelly Senyei, 2011.
- The Food Blog Code of Ethics — Brooke Burton & Leah Greenstein, 2009.
- Weblogs: A History and Perspective — Rebecca Blood, 2000.
- The new rules of marketing & PR — David Meerman Scott, 2013.
- Wordpress — Jubilee Enterprise, 2007.
Page 3
3
2.1.2 Kuisioner Kepada Masyarakat Umum
Khalayak sasaran yang diharapkan pada survey ini adalah perempuan dan laki-
laki 20 tahun dan ≤30tahun. Survey dengan kuisioner dilakukan untuk
mengetahui seberapa jauh pengetahuan masyarakat tentang Food Blogger.
Data yang diperoleh melalui kuisioner penyebaran online dengan total
responden sebanyak 152 responden adalah sebagai berikut :
1. Jenis Kelamin
Gambar 2.1 Jenis Kelamin
47,4% dari koresponden berjenis kelamin Perempuan sedangkan 52,6% lainnya
adalah Laki-Laki. Dengan jumlah yang hampir seimbang, dapat disimpulkan
bahwa desain yang dipakai bersifat lebih universal.
2. Usia
Gambar 2.2 Usia
Adapun penggolongan usia koresponden terbagi menjadi 4 bagian yaitu 1,3%
berumur dibawah 17 tahun, 21,1% berumur 17 sampai 21 tahun, 75% berumur
22 sampai 30 tahun dan 2,6% berusia diatas 30 tahun. Dapat disimpulkan
bahwa kuisioner ini tersebar ke khalayak sasaran yang tepat.
Page 4
4
3. Pekerjaan
Gambar 2.3 Pekerjaan
Sebagian besar koresponden merupakan mahasiswa dan karyawan, diikuti oleh
entrepreneur dan pelajar. Maka dari itu, mereka memiliki penghasilan tetap
perbulan sehingga dapat dibilang status sosialnya A -B.
4. Domisili
Gambar 2.4 Domisili
Sebagian besar koresponden tinggal di Jakarta Barat dan lainnya seperti
Karawang, Surabaya, Tangerang, Bogor, Bali, Kalimantan, Melbourne dan
Samarinda.
5. Darimanakah Anda mengetahui info makanan enak dan lezat?
Gambar 2.5 Informasi Makanan Lezat
Sebanyak 66,4% dari koresponden menyatakan bahwa mereka mengetahui info
makanan enak dan lezat dari media sosial dan blog. Menyatakan bahwa media
sosial dan internet blogging sangat berpengaruh besar terhadap tren makanan.
Page 5
5
6. Apakah Anda mengenal sebutan Food Blogger?
Gambar 2.6 Sebutan Food Blogger
Dengan besarnya presentase masyarakat yang mengetahui sebutan food
blogger mengakibatkan munculnya pengertian yang berbeda-beda mengenai
definisi food blogger itu sendiri.
7. Menurut Anda, apakah pengertian Food Blogger?
Sebagian besar menyatakan bahwa food blogger adalah seseorang yang
mengulas dan memotret makanan yang sedang tren dan dibagikan di blog
mereka dengan mempromosikannya lewat sosial media. Masih ada sebagian
orang yang menyatakan bahwa food blogger hanyalah makan gratis, tidak
memiliki pengetahuan yang cukup dalam bidang makanan dan menganggap
semua makanan dibilang enak karena dibayar oleh pihak restoran.
8. Jenis Food Blogger apa yang Anda sukai?
Gambar 2.7 Jenis Food Blogger
61,8% koresponden menyatakan bahwa mereka menyukai jenis Food Blogger
Restaurant Reviews, diikuti oleh jenis Food Blogger Food Reviews sebanyak
46,1%. Hal ini menunjukkan bahwa khalayak sasaran tertarik pada semua jenis
makanan.
Page 6
6
9. Apakah Anda tertarik untuk mengetahui cara menjadi seorang Food Blogger?
Gambar 2.8 Cara Menjadi Seorang Food Blogger
Sebanyak 61,8% dari koresponden menyatakan bahwa diri mereka tertarik
untuk mengetahui cara menjadi seorang Food Blogger, hal tersebut
menunjukkan bahwa topik food blogger akan disukai oleh khalayak sasaran.
10. Jika akan ada publikasi buku yang membahas mengenai "Food Blog
Restaurant Reviews", apa yang Anda harapkan dari buku tersebut?
Gambar 2.9 Harapan Buku
Adapun sebanyak 57,9% dari koresponden menginginkan konten tulisan buku
ini seimbang dengan desain grafis dan sebanyak 25% menginginkan desain
grafis lebih banyak daripada konten tulisan.
Page 7
7
11. Informasi / pengetahuan apa yang Anda inginkan dari buku "Food Blog
Restaurant Reviews"?
Gambar 2.10 Informasi Buku
70,4% koresponden menginginkan informasi mengenai cara mengulas
makanan dengan benar, sebanyak 42,8% menginginkan informasi mengenai
cara memotret makanan, sebanyak 30,9% menginginkan informasi mengenai
cara menulis blog yang baik, sedangkan 21,7% menginginkan informasi
mengenai cara mempromosikan blog dan 9,9% menginginkan informasi
mengenai cara membuat blog.
12. Setujukah Anda dengan pernyataan "Memotret makanan sebelum dimakan lalu
diunggah ke media sosial sudah menjadi kebiasaan masyarakat"
Gambar 2.11 Pernyataan Tentang Food Blogger
43,4% koresponden mengatakan sangat setuju, dan 32,9% mengatakan setuju
dengan pernyataan "Memotret makanan sebelum dimakan lalu diunggah ke
media sosial sudah menjadi kebiasaan masyarakat". Hal ini menunjukkan
bahwa tren food selfie sudah menjadi sebuah kebiasaan yang menyebar luas
dikalangan masyarakat.
Page 8
8
13. Setujukah Anda dengan pernyataan "Masyarakat seringkali menilai Food
Blogger sebagai sebuah hobi, bukan profesi."
Sebagian besar menyatakan bahwa mereka setuju karena semua pekerjaan
diawali dengan hobi yang kemudian diseriuskan sehingga menjadi sebuah
profesi yang dibayar. Namun ada juga yang berpendapat bahwa Food Blogger
hanyalah sebuah hobi karena hanya memotret makanan dan berbagi
pengalaman makan yang mereka alami dan membutuhkan biaya yang sedikit.
Ada juga yang berpendapat bahwa Food Blogger dikategorikan sebagai profesi
karena pekerjaan yang sulit yaitu membutuhkan pengalaman dan pengetahuan
yang cukup dalam bidang makanan.
Dapat dilihat bahwa sebagian besar masyarakat hanya mengenal sebutan Food
Blogger saja namun tidak mengerti betul dengan arti sesungguhnya seorang
Food Blogger.
14. Seberapa besar antusias Anda terhadap perancangan desain buku yang akan
saya buat mengenai "Food Blog Restaurant Reviews" ini?
Gambar 2.12 Antusias Masyarakat
Adapun sebanyak 73,7% dari koresponden menyatakan bahwa mereka antusias
terhadap perancangan desain buku "Food Blog Restaurant Reviews", sementara
11,9% menyatakan bahwa mereka tidak antusias dan biasa saja.
Kesimpulan dari kuisioner ini adalah sebanyak 130 responden
mengetahui apa itu food blogger; 66 responden setuju dengan tren food selfie,
50 responden ingin mengetahui cara menjadi food blogger, 101 responden
memilih sosial media sangat berpengaruh penting dalam kegiatan promosi,
sebanyak 94 responden tertarik dengan jenis Food Blog Restaurant Reviews
dan sebanyak 107 responden ingin mengetahui cara mengulas makanan secara
detail dan benar.
Page 9
9
2.1.3 Hasil Wawancara
Menurut Shelmi Setiawan pemilik dari blog The Delicacies Journal, saat ini
banyak sekali yang mengaku berprofesi sebagai food blogger, padahal mereka hanya
membagikan foto makanan lewat media sosial. Menurut Eddy Suryadi pemilik dari
blog ESHtravaganza, Food Blogger terdiri dari 2 kata yaitu food dan blogger.
Blogger merupakan seseorang yang memiliki blog, either hosting sendiri dengan
.com atau menggunakan wordpress / blogspot. Yang kedua tentang food, sebagian
besar kalau mereka menyandang nama food blogger artinya mereka harus memiliki
ulasan-ulasan yang lumayan banyak atau artikel yang terkait dengan makanan /
restoran. Namun tidak semua review harus restoran kelas atas, kembali lagi karena
food itu kan universal. Bisa makanan pinggiran ataupun kaki lima kalau memang
menarik untuk dibahas. Karena food blog itu sendiri intinya adalah sharing
pengalaman tentang makanan.
Untuk respon masyarakat mengenai food blogger, belakangan ini memang
sedang tren namun belum masuk ke dalam titik paling puncaknya. Respon pembaca
pun meningkat akibat pengaruh media sosial dan dari pihak restoran pun, mereka
mulai sadar bahwa food blogger memberi pengaruh yang besar terhadap
kelangsungan restoran itu sendiri. Namun seringkali masyarakat masih menganggap
profesi food blogger ini hanyalah sebuah hobi saja. Menurut Shelmi Setiawan, food
blogger memang berawal dari sebuah hobi, entah hobi makan, hobi motret atau hobi
menceritakan pengalaman tentang makanan yang kemudian diseriuskan sehingga
menjadi sebuah profesi. Maka dari itu untuk mendapat pengakuan dari masyarakat,
seorang food blogger harus menjaga kredibilitas artikel dan mengulas makanan
secara rutin. Dari situ, masyarakat akan mulai sadar dengan keberadaan food blogger
yang selalu mengulas makanan secara transparan dan jika dibandingkan dengan
review dari Media-media; yang semua serba terkontrol, food blogger jauh lebih
akurat dan meyakinkan.
Menurut Filipus Verdi pemilik blog The Hungry Doctor, kunci utama untuk
menjadi seorang food blogger adalah harus mempunyai passion di bidang makanan.
Jika dari awal tidak mempunyai passion tersebut, maka hasil review tidak akan
maksimal yang tentunya akan terlihat jelas dalam blog kita. Selain passion, tentunya
seorang food blogger harus memiliki kamera yang berkualitas tinggi sehingga tekstur
makanan dan warna makanan terlihat jelas.
Page 10
10
Menurut Shelmi Setiawan, tahap mengulas makanan dimulai dari menceritakan
sejarah dari restoran tersebut, seperti arti dari nama restoran atau mungkin restoran
ini termasuk dari salah satu grup restoran terkenal, membahas suasana restoran.
Mendeskripsikan makanan dimulai dari presentation - rasa - tingkat kematangan -
portion, menjelaskan juga istilah-istilah asing / teknik makanan yang ada didalam
restoran tersebut, menuliskan ingredients makanan dan menuliskan harga setiap
makanan yang diulas.
Menurut Filipus Verdi, memiliki pengetahuan dalam bidang makanan itu
penting, seperti food tasting dan istilah asing seperti undercooked / overcooked.
Karena kita harus mengetahui pasti apa yang kita makan, setidaknya bumbu-bumbu
dasar yang ada dalam makanan tersebut. Menurut ketiga narasumber, seorang food
blogger sangat menghargai waktu maksudnya adalah mereka tidak ingin makanan
mereka sampai dingin yang nantinya akan mengubah cita rasa makanan itu sendiri.
Sama hal nya dengan memotret makanan, mereka lebih fokus ke tekstur makanannya
dan selalu menggunakan natural light / cahaya matahari agar tidak mengubah warna
alami makanan itu sendiri.
Menurut Filipus Verdi, keuntungan menjadi food blogger adalah membangun
relasi dan networking, memperluas wawasan tentang makanan, dapat hadir di event -
event private dan tentu saja menghasilkan uang. Keuntungan pihak restoran
mengundang food blogger adalah meningkatkan traffic restoran sehingga restoran
menjadi lebih terkenal dan dikunjungi masyarakat. Menurut Cindy Lulaby, ada 3
jenis invitation dari pihak restoran yaitu mempromosikan restoran (seperti
mempromosikan menu makanan baru), meningkatkan brand restoran (restoran lama
ingin menjadi terkenal lagi) dan pembukaan restoran baru.
2.1.4 Blog
Blog merupakan singkatan dari web log adalah bentuk aplikasi web yang
menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web
umum. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet.
Saat ini sudah ada lebih dari 10 juta blog yang bisa ditemukan di internet dan masih
bisa berkembang lagi, karena di masa sekarang ada banyak sekali perangkat lunak
dan aplikasi internet lain yang mempermudah para blogger (sebutan pemilik blog)
untuk merawat blognya (Scott, 2013: 79).
Page 11
11
Media blog pertama kali dipopulerkan oleh Blogger.com, yang dimiliki oleh
Pyra Labs sebelum akhirnya Pyra Lab diakuisisi oleh Google.com pada akhir tahun
2002 lalu. Semenjak itu, banyak terdapat aplikasi-aplikasi yang bersifat sumber
terbuka yang diperuntukkan kepada perkembangan para penulis blog tersebut. Blog
mempunyai fungsi yang sangat beragam, dari sebuah catatan harian, media publikasi
dalam sebuah kampanye politik, sampai dengan program-program media dan
perusahaan-perusahaan. Sebagian blog dipelihara oleh seorang penulis tunggal,
sementara sebagian lainnya oleh beberapa penulis. Banyak juga weblog yang
memiliki fasilitas interaksi dengan para pengunjungnya, seperti menggunakan buku
tamu dan kolom komentar yang dapat memperkenankan para pengunjungnya untuk
meninggalkan komentar atas isi dari tulisan yang dipublikasikan, namun demikian
ada juga yang yang sebaliknya atau yang bersifat non-interaktif (Blood, 2000: 5).
Komunitas blogger adalah sebuah ikatan yang terbentuk dari para blogger
berdasarkan kesamaan-kesamaan tertentu, seperti kesamaan asal daerah, kesamaan
kampus, kesamaan hobi dan sebagainya. Para blogger yang tergabung dalam
komunitas-komunitas blogger tersebut biasanya sering mengadakan kegiatan-
kegiatan bersama-sama seperti kopi darat. Untuk bisa bergabung di komunitas
blogger, biasanya ada semacam syarat atau aturan yang harus dipenuhi untuk bisa
masuk di komunitas tersebut, misalkan berasal dari daerah tertentu. (Scott, 2013: 80)
Jenis Blog Berdasarkan Tema: (Enterprise, 2007: 2-4)
1. Blog politik
2. Blog pribadi
3. Blog bertopik
4. Blog kesehatan
5. Blog perjalanan
6. Blog mode
7. Blog riset
8. Blog hukum
9. Blog agama
10. Blog pendidikan
Page 12
12
Jenis Blog Berdasarkan Platform
1. Blog gratis : Wordpress, Blogger (Blogspot.com).
2. Self-Hosting Blog : Wordpress.org, Joomla, Drupal.
3. Citizen Journalism Blog : Kompasiana, Blogdetik.
4. Microblog / Microblogging adalah blog dengan konten utama terbatas di bawah
200 karakter seperti Twitter, Facebook, MySpace, dan LinkedIn.
5. Corporate blog adalah blog yang berada dalam website sebuah perusahaan yang
berisi beragam konten seperti berita seputar perusahaan atau balasan keluhan
pelanggan.
Jenis Blog Berdasarkan Konten
1. Niche Blog adalah blog dengan tema khusus atau berisi topik tertentu, contohnya
blog makanan, blog kesehatan dan lain-lain.
2. General Blog adalah blog yang berisi berbagai macam topik berbeda-beda.
Jenis Blog Berdasarkan Tujuan
1. Personal Blog yang berisi macam-macam konten dibuat dengan tujuan sebagai
media berekspresi atau media curahan hati.
2. Personal Branding Blog bertujuan media promosi dan meningkatkan nama
penulis agar dikenal orang banyak.
3. Monetisasi Blog bertujuan memperoleh pendapatan atau uang.
4. Catalog Blog berisi beragam informasi sebagai bahan referensi.
Jenis Blog Berdasarkan Format
1. Vlog / Video blogging adalah blog dengan konten utama berupa video.
2. Phlog / Photo blogging.
3. Audioblog / Audio blogging.
4. Sketchblog berisi kumpulan hasil portfolio seseorang.
5. Linklog.
Page 13
13
2.1.5 Pengertian Food Blogger
Food blogger adalah blog yang mengulas mengenai semua jenis makanan /
kuliner. Didunia blog dan internet, ada banyak jenis food blogger yang dikenal
seperti, food gossips (penggosip makanan), recipe developers (pembuat dan
pengembang resep), food photographers, cultural commentator (komentator
makanan dari segi kebudayaan), gourmet media (mengenai berbagai jenis makanan),
cullinary storytellers (pembuat cerita makanan), chef groupies (penggemar para juru
masak) dan restaurant reviews (mengulas makanan restoran). (Senyei, 2012: 14)
Di Jakarta ada kurang lebih 30 food bloggers yang membahas mengenai
restaurant reviews diantaranya, eatandtreats, anakjajan, ESHtravaganza, The
Delicacies Journal, The Hungry Doctor, dll. Walaupun begitu, food blogger di
Indonesia masih belum mendapat apresiasi yang cukup dari masyarakat. Padahal
sebuah ulasan / review dari food blogger mengenai sebuah restoran dapat
menentukan keberlangsungan sebuah restoran. Seiring berkembangnya zaman, food
bloggers kini sudah mulai mendapat perhatian dari masyarakat. Terbukti oleh
beberapa restoran yang seringkali mempromosikan makanannya lewat food blogger.
Hal tersebut memang jarang ditemukan, namun faktanya para food bloggers telah
mampu menghadirkan sejumlah pengunjung yang fantastis di restoran tersebut. Salah
satu food bloggers sukses di Jakarta adalah Stanislaushans Danial yang mengelola
blog www.eatandtreats.com selama 1.5 tahun. Ia telah sukses membuat blognya
dibaca oleh sekitar 7000 kunjungan dalam sehari. (Isma Savitri. 4 Mei, (2014). Dari
mata turun ke perut. Tempo, halaman.10.)
Sayangnya, kegiatan food blogger ini masih dianggap sebagai sebuah hobi,
bukan profesi. Faktanya mengelola food blogger tidak hanya mengkonsumsi
makanan gratis saja namun perlu passion yang kuat didalamnya (Isma Savitri. 4 Mei,
(2014). Dari mata turun ke perut. Tempo, halaman.10.). Para food blogger cenderung
menghabiskan banyak waktu keseharian mereka dengan menulis, mengedit tulisan
dan foto hingga mengunggahnya ke dalam blog mereka. Sebenarnya, banyak dari
mereka yang memiliki pekerjaan lain namun tetap memiliki keinginan untuk berbagi
review masakan yang telah mereka cicipi kepada masyarakat, hal itulah yang disebut
dengan passion.
Page 14
14
Kode Etik Food Bloggers (Burton & Greenstein, 2009: 5)
1. Kami mengerti setiap ulasan yang kami tulis di internet (blog, ulasan restoran,
resep, video, fotografi dan komentar) secara otomatis kami menjadi seorang
penerbit.
2. Kami akan bertanggung jawab atas setiap tindakan kami sebagai penerbit.
3. Kami akan transparan. Tidak akan menerima hadiah dan segala hal yang
berhubungan dengan uang demi "kepentingan bisnis", dengan harapan agar
tulisan tetap tergambar dengan jujur.
4. Kami tidak akan mencuri projek / foto / ulasan / video / resep / ilustrasi orang
lain. Bila kami memang menyalin pekerjaan orang lain, kami akan selalu
mencantumkan narasumber.
5. Kami menulis ulasan dengan jujur tanpa merendahkan martabat pemilik restoran
/ kafe / kedai / makanan.
2.1.6 Sekilas Tentang Cara Menjadi Food Blogger
Sebelum membuat food blog, tentukan apakah ingin mempekerjakan desainer
grafis untuk melakukan tugas ini atau lakukan semua hal sendiri.
2.1.6.1 Langkah Awal
Diambil dari buku "Blogging for Dummies", ada 2 cara untuk
membuat blog yaitu yang pertama adalah dengan mendaftarkan diri
secara gratis di blogspot.com atau wordpress.org. Contoh:
http://eatandtreats.blogspot.com/. Kedua, membeli domain website.
Berikut adalah beberapa langkah untuk membuat website: (Senyei,
2011: 50-65)
1. Menyiapkan nama domain untuk website.
Nama domain yang bagus mempunyai akhiran .com (luar negri), co.id
(lokal) dan mudah diingat, catchy dan pendek. Contoh domain:
http://eshtravaganza.com. Harga untuk satu domain terbilang cukup
murah, sekitar Rp 90.000 – Rp 120.000,- per tahun.
2. Menyewa hosting untuk website.
Pilih web host secara teliti dan benar karena web host merupakan
tempat dimana Anda menyimpan database file Anda. Setelah Anda
membeli paket hosting, biasanya penyedia layanan hosting akan
Page 15
15
mengirimkan beberapa data terkait hosting yang Anda beli. Biasanya
beli hosting di masterweb.com / bluehost.com.
Ada 2 jenis hosting yang dapat digunakan yaitu Shared Hosting;
terdapat beberapa account hosting website, biayanya cukup murah,
tapi privacy dan performa website di dalam shared hosting kurang
baik, apalagi bila trafik website cukup besar, Dedicated Hosting;
digunakan oleh satu klien saja, privacy klien terjaga dan performa
website jauh lebih baik. Biasanya digunakan untuk blog keamanan dan
harganya cukup mahal.
3. Meng-install WordPress.
WordPress adalah software terbaik dalam hal membuat blog, terbukti
90% food blogger menggunakan software ini.
4. Meng-install tema.
Tema ini akan menentukan first impression seseorang saat
mengunjungi website Anda.
5. Meng-install plugins dan membuat pengaturan.
Buat pengaturan sederhana seperti membuat page baru untuk halaman
About, Kontak, Privacy Policy dan lainnya, atau dengan mengatur
widget di sidebar. Meng-install plugins WordPress adalah hal yang
sangat penting untuk meningkatkan kemampuan blog / website
WordPress Anda.
2.1.6.2 Mulai Mengulas Makanan Restoran (Senyei, 2012: 63-115)
1. Menjadi autentik. Tulis yang Anda suka, jangan memaksakan sesuatu
yang kurang Anda paham. Jadilah beda dengan yang lainnya.
2. Tetap berusaha dan tetap kreatif.
3. Tulis ulasan yang jujur, transparan, lengkap dan detail mengenai
penampilan makanan saat disajikan, rasa, tingkat kematangan, service
sampai suasana restoran tersebut.
4. Terapkan kode etik food bloggers kapanpun dimanapun Anda
mengulas makanan.
5. Tunjukan personalia Anda disetiap review yang Anda buat.
Page 16
16
6. Promosikan blog Anda lewat akun media sosial seperti Instagram.
7. Bersikap ramah disetiap akun media sosial dan blog Anda. Balas
setiap komentar pengunjung dan lihat apa yang pasar inginkan.
8. Selalu perbarui blog Anda; usahakan untuk membuat minimal satu
ulasan setiap minggu.
9. Permudah pengunjung untuk meninggalkan komentar di website
Anda (no CAPTCHAs or required logins).
10. Tempatkan alamat email, akun media sosial dan nomor handphone
yang dapat dihubungi disetiap halaman website.
11. Sediakan tombol share media sosial disetiap akhir ulasan untuk
mempermudah pengunjung dalam membagikan konten website.
12. Selalu cantumkan narasumber apabila Anda menggunakan ulasan
mereka.
2.1.6.3 Tingkat Kematangan Daging (Senyei, 2012: 90-105)
Ada beberapa pilihan yang menjadi acuan tingkat kematangan daging
seperti Medium Rare, Medium, Medium Well, Well Done dan
Overcooked.
1. Medium Rare: Tingkat kematangan daging ini sangat digemari oleh
orang Perancis, biasanya dipadukan dengan salad. Medium Rare
ditandai dengan daging yang ketika dipotong berwarna merah
dibagian tengahnya, dengan tekstur yang sangat juicy membuat cita
rasa daging sangat terasa.
2. Medium: Tingkat kematangan daging ini merupakan pilihan
kebanyakan orang pencinta daging, daging bagian dalam terlihat
masih agak kemerahan dengan aroma efek pembakaran yang meresap
ke dalam daging dan tekstur yang imbang.
3. Medium Well: Tingkat kematangan daging ini sangat disukai
kebanyakan pecinta daging. Kombinasi yang sesuai antara tenderness
dan juicy, keduanya memberikan sensasi yang pas di lidah. Tingkat
kematangan daging dengan tekstur yang tepat dengan bagian dalam
daging yang berwarna merah muda. Wajar saja menjadi pilihan para
pecinta daging.
Page 17
17
4. Well Done: Dari segi penampilan, Well Done terlihat coklat dan
kering dengan tingkat keempukan biasanya agak kenyal oleh karena
tekstur serat daging menjadi sangat rapat karena lemak yang sudah
habis terpanggang.
5. Overcooked: Tingkat kematangan daging ini selalu tergantung dari
banyak hal, suhu panggangan, ketebalan daging, penempatan di
panggangan dan hal lainya. Bentuk daging yang sudah overcooked
warnanya coklat kehitaman, terasa renyah pada luarnya namun sangat
kering di bagian dalam.
2.1.6.4 Memotret Makanan dengan Baik dan Benar (Young, 2012: 79-112)
1. Pilih jenis kamera dan lensa yang mendukung Anda dalam me-review
makanan (mirrorless, dSLR, lensa fix, lensa kit atau lensa makro).
2. Menata objek foto, warna dan komposisi makanan harus sempurna.
3. Gunakan sumber cahaya sebaik mungkin, window light / natural light
atau cahaya lampu.
4. Ambil foto dalam berbagai angle, jangan hanya fokus dengan 1 angle.
5. Gunakan teknik fotografi Depth of Field untuk lebih memfokuskan
makanan sehingga foto Anda terlihat lebih menarik.
6. Gunakan warna netral untuk latar belakang objek; warna putih untuk
menghasilkan efek mewah atau pattern meja kayu.
7. Hindari pemakaian filter yang terlalu banyak saat mengedit foto
makanan, hal tersebut membuat makanan tidak terkesan alami.
8. Gunakan Adobe Photoshop atau Adobe Lightroom atau VSCOcam
untuk mengedit foto Anda.
Page 18
18
2.1.7 Khalayak Sasaran
Buku ini ditargetkan untuk para dewasa muda yang memiliki passion di bidang
food photography.
2.1.7.1 Khalayak Sasaran Primer
A. Demografis
Umur : 22 – 30 tahun.
Jenis Kelamin : Perempuan dan Laki-laki
Status Sosial : A, B
Status Pendidikan : SMA, S1, S2.
B. Psikografi
Lifestyle : Hang-out ke café / restoran, suka menulis, eksplorasi tempat
makanan baru, eksis, membaca buku / majalah.
Behavior : Gemar memotret makanan sebelum disantap, hobi fotografi,
menyukai makanan, gemar berbagi pengalaman makanan,
aktif di sosial media, gemar membaca, suka bersosialisasi,
suka masak, suka mengunjungi event - event makanan.
Personality : Aktif, organized, ingin tahu, berpikiran terbuka, kekinian.
C. Geografi
Domisili : Kota Besar di Indonesia.
Letak : DKI Jakarta.
2.1.7.2 Khalayak Sasaran Sekunder
A. Demografis
Umur : 17-21
Jenis Kelamin : Perempuan dan Laki-laki
Status Sosial : A, B
Status Pendidikan : SMA, S1.
B. Psikografi
Lifestyle : Hang-out ke café / restoran, sering bereksplorasi ke restoran
baru, eksis.
Page 19
19
Behavior : Hobi fotografi, menyukai makanan, aktif di sosial media, suka
bersosialisasi, suka mengunjungi event - event makanan,
gemar membaca.
Personality : Aktif, organized, ingin tahu, berpikiran terbuka, kekinian.
C. Geografi
Domisili : Kota Besar di Indonesia.
Letak : DKI Jakarta.
2.1.8 Kompetitor
A. Kompetitor Langsung
Gambar 2.13 Buku Food Blogging for Dummies
Buku food blogging ini membahas tips dan cara-cara mengenai fotografi, food
styling, web design, tulisan, komunitas food blogging, marketing, monetisasi
untuk para pemula.
Page 20
20
B. Kompetitor Tidak Langsung
Gambar 2.14 Buku Food Photography
Buku Food Photography ini membahas secara keseluruhan dimulai dari jenis
kamera, teknik fotografi, the exposure triangle, pencahayaan, styling & props,
komposisi foto sampai teknik mengedit foto menggunakan Adobe Photoshop.
Gambar 2.15 Buku Blogging for Dummies
Buku Blogging for Dummies membahas mengenai cara-cara membuat blog,
mengatur blog, promoting dan marketing hingga monetisasikannya.
Page 21
21
2.2 Tinjauan Khusus
2.2.1 Definisi Buku
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku panduan adalah :
Buku yg berisikan keterangan dan petunjuk praktis untuk melakukan
(melaksanakan, menjalankan) sesuatu.
Diambil dari buku "New Book Design" (Tang, 2004: 23-40) buku memegang
peranan penting dalam kehidupan manusia, dimana selama ini buku telah
menjadi sumber instruksi, penerangan dan inspirasi melalui keberadaan
manusia. Desain untuk menarik minat para konsumen sangat penting,
pengamatan awal konsumen akan jatuh kepada cover dan packaging yang
menarik dari suatu buku barulah masuk kepada apa yang mereka tuju yaitu isi
dan informasi yang diberikan. Faktor yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan desain buku adalah :
• Packaging
- Tampilan luar dari sebuah buku adalah faktor penting, terutama dalam hal
menarik perhatian pembeli dan mampu menarik perhatian orang di antara
ratusan buku yang berjejer bersama di toko buku.
- Kemasan buku berfungsi sebagai pelindung dan dapat diolah menjadi menarik.
• Navigation
Sistem navigasi yang baik dari sebuah buku sangatlah penting, agar pembaca
tidak bingung / bahkan mendapat informasi yang salah dari buku yang ia baca.
• Structure
Isi buku terbentuk dari tiga elemen desain, yaitu tipografi, grid, dan image,
yang ketiganya dikomposisikan menjadi sebuah layout dan harus memiliki
hierarki yang jelas antar keseluruhan elemen desain dan terasa unity.
Page 22
22
2.2.2 Landasan Teori
2.2.2.1 Teori Desain Komunikasi Visual
Diambil menurut buku "Desain Komunikasi Visual Terpadu"
(Safanayong. 2006), desain komunikasi visual tidak hanya berfungsi mekanikal
tetapi ada fungsi lainnya, yaitu memberi inspirasi, informasi dan
menggerakkan manusia untuk beraksi. Berikut ini adalah fungsi desain
komunikasi visual :
1. Untuk memberitahu atau memberi informasi (to inform), mencakup:
menjelaskan, menerangkan dan mengenalkan.
2. Untuk memberi penerangan (to enlighten), mencakup : membuka pikiran
dan menguraikan.
3. Untuk membujuk (to persuade), mencakup : menganjurkan (umumnya
dalam periklanan), komponen-komponennya termasuk kepercayaan,
logika dan daya tarik.
4. Untuk melindungi (to protect), fungsi khusus untuk desain kemasan dan
kantong belanja.
Dalam proyek tugas akhir ini, penulis akan menggunakan fungsi desain
komunikasi visual untuk memberikan informasi, menerangkan, membujuk /
menganjurkan, serta melindungi pada pembahasan mengenai buku "Food Blog
Restaurant Reviews"
2.2.2.2 Teori Layout
Menurut buku "Layout dan Dasar Penerapannya" (Rustan, 2009: 74),
layout merupakan tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang
dalam media tertentu untuk mendukung konsep atau pesan yang dibawanya.
Ada beberapa prinsip-prinsip dasar pada sebuah layout :
1. Hierarki
Dengan adanya hierarki, pembaca secara otomatis akan mengurutkan
pandangan matanya sesuai yang diinginkan desainer.
2. Empasis
Empasis dapat diciptakan melalui beberapa cara, yaitu:
Page 23
23
• Memberi ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan elemen-elemen
layout lainnya pada halaman tersebut.
• Warna yang kontras dengan latar belakang dan elemen lainnya.
• Letakkan pada posisi yang menarik perhatian.
• Menggunakan bentuk atau style yang berbeda dengan sekitarnya.
3. Balance
Merupakan pembagian berat yang merata pada suatu bidang layout.
4. Unity
Merupakan prinsip kesatuan elemen-elemen desain dalam layout.
Menurut buku "Layout Workbook" dalam mendesain sebuah layout
dibutuhkan juga sebuah intuisi. Karena dengan adanya intuisi, desainer dapat
berimajinasi bebas yang akan menghasilkan desain yang baru dan memecahkan
sebuah masalah dengan solusi yang inovatif atau memperkuat estetika sebuah
desain, konsep dan presentasi visual desain. Intuisi juga membuat para desainer
keluar dari zona nyamannya (Cullen, 2012: 46).
White Space Layout
Layout yang akan digunakan dalam proyek tugas akhir ini adalah white space
layout. Diambil dari buku "Best Practices for Graphic Designer, Grids and
Page Layouts" (Graver & Jura, 2012: 77), penggunaan white space pada layout
sangat penting untuk menciptakan kemudahan dalam membaca. White space
layout akan mengarahkan pandangan mata pembaca dari konten ke konten
lainnya dan mengurutkan setiap elemen ke elemen desain lainnya sesuai
keinginan desainer. Penggunaan layout ini tidak akan berfungsi secara
maksimal jika hanya memperluas bidang kerja demi mendapatkan karakter
white space tersebut. Karena konten yang terpusat pada satu titik akan
menciptakan layout yang statis sehingga tidak mengarahkan pembaca pada
format desain yang sebenarnya. Penggunaan white space layout dengan teknik
asimetris / dinamis menciptakan komposisi, pergerakan dan keseimbangan
yang jauh lebih baik dibanding pengunaan layout statis.
Meletakan konten di garis margin dengan penggunaan margin yang sangat
kecil akan menciptakan hierarki yang kuat sehingga dapat digunakan sebagai
navigasi bagi pembaca.
Page 24
24
2.2.2.3 Grid
Diambil dari buku "Making and Breaking The Grid", grid merupakan
gabungan dari 2 struktur dimensional yang dipertemukan antara sumbu vertical
dan horizontal yang digunakan untuk struktur konten. Grid merupakan awal
dan dasar dari sebuah proses desain yang kemudian tidak akan terlihat pada
sasaran. Sistem grid sangat membantu untuk mendesain sebuah buku untuk
repetisi elemen-elemen yang ada pada setiap halaman. Sistem grid dirancang
secara fleksibel, dimana terkadang sebuah elemen desain akan keluar dari
sistem grid tersebut (breaking the grid), namun hal ini tergantung dari seberapa
banyak variasi yang diinginkan (Samara, 2005: 30). Sistem grid sebuah layout
memiliki 13 fungsi yaitu (Cullen, 2005: 62) :
- Control - Dynamism - Order
- Organization - Readability - Contrast
- Rhythm - Movement - Direction
- Harmony - Balance - Interaction
Column Grid
Dalam proyek tugas akhir ini penulis akan menggunakan 24 column grid per
single page yang dipisahkan oleh ruang kosong vertikal / gutter 0,5 cm agar
teks yang panjang menjadi lebih nyaman dibaca dan tidak melelahkan bagi
pembaca. (Samara 2005: 27).
Gambar 2.16 Sistem Grid 48 Column (spread)
Page 25
25
Penulis menggunakan Column Grid digunakan sebagai perangkat utama dan
menggunakan patokan column ke 12 dari kiri, tujuannya untuk menjaga
navigasi dan alur pembaca serta memberikan keunikan dalam komposisi desain
layout. Sebagai dasar landasan perancangan layout buku ini, penulis mengutip
kutipan dari Massimo Vignelli dalam penggunaan sistem grid,
"Sistem grid mewakili struktur dasar dari desain grafis yang dapat mengatur
konten tulisan ataupun grafik sehingga menampilkan konsistensi dan
kerapihan dari sebuah layout dan juga dapat merepresentasikan sebuah
tingkat intelektual yang kita ingin ekspresikan."
Penulis percaya dengan teori diatas bahwa dengan menggunakan sistem grid
yang baik maka pesan dalam suatu desain akan tersampaikan dengan baik pula.
2.2.2.4 Teori Tipografi
Diambil dari buku "Layout Workbook" ada beberapa pertimbangan
penting dalam pemilihan typeface yang sesuai dalam sebuah layout,
diantaranya adalah hal legibility dan readability (Cullen, 2005: 100).
Legibility adalah tingkat kemudahan mata mengenali suatu tulisan tanpa harus
bersusah payah.
Hal ini bisa ditentukan oleh :
• Kerumitan desain huruf, seperti penggunaan serif, kontras stroke, dsb.
• Penggunaan warna.
• Frekuensi pengamat menemui huruf tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Keterbacaan (readability) adalah tingkat kenyamanan suatu susunan huruf
saat dibaca, yang dipengaruhi oleh :
• Jenis huruf.
• Ukuran huruf.
• Pengaturan, termasuk di dalamnya alur, spasi, kerning, alignment, dsb.
Menurut buku "Typography Workbook", gunakanlah maksimal dua
typeface family, atau selebih-lebihnya tiga typeface. (Samara, 2004: 15), oleh
karena itu dalam proyek tugas akhir ini penulis juga mencoba menerapkan teori
tersebut dalam pemilihan typeface dimana penulis menggunakan hanya tiga
typeface tidak lebih agar terlihat desain yang sintaktik secara menyeluruh.
Page 26
26
Pengaturan leading dan kerning akan disesuaikan dengan kebutuhan
penyampaian kesan dan pesan yang ingin diberikan ditiap halamannya.
2.2.2.5 Teori Warna
Berdasarkan buku "Color Graphic : The Power of Color in Graphic
Design" (Triedman & Dangel, 2002) terdapat beberapa hal mengenai warna,
yaitu :
• Warna sebagai media penarik perhatian :
Warna adalah elemen utama yang dapat digunakan untuk mendapatkan
perhatian dari orang-orang yang melihatnya. Kekuatan dari warna dapat
menarik perhatian dan memotivasi penjualan, warna dapat digunakan untuk
memberikan identitas pada sebuah brand. (Triedman & Dangel, 2002: 11)
• Warna sebagai pembangkit emosi :
Kehidupan yang penuh warna dalam keseharian manusia berpengaruh pada
emosi dan perasaan. Untuk memperkuat desain diperlukan satu pemahaman
atas respon seseorang terhadap warna dan pengertian terhadap target market
yang dituju. Faktor sosiologis, historis, geografis dan budaya juga menentukan
respon khalayak terhadap warna. (Triedman & Dangel, 2002: 125)
• Warna yang mengandung makna :
Pesan utama dari sebuah warna dapat digunakan sebagai identitas yang kuat
dari sebuah brand. Penggunaan warna corporate dapat memberikan produk
sebuah posisi yang lebih kuat di pasar. (Triedman & Dangel, 2002: 77)
Berdasarkan buku "Color Design Workbook" (Morioka, 2006: 26-31) terdapat
beberapa karakter warna, yaitu :
• Merah
Secara visual, warna ini sangat kuat dan berenergi sehingga memotivasi untuk
melakukan action dalam keadaan tertentu. Juga membangkitkan selera makan
dan meningkatkan keinginan terhadap makanan. Diharapkan dengan memakai
warna ini, khalayak sasaran akan terinspirasi akan dunia food blogging.
Page 27
27
• Orange
Memberikan appetite stimulant, mewakilkan sebuah keakraban dan
kesenangan, kreatifitas, energi, sosialisasi, kesehatan, aktif.
• Hijau
Warna yang diambil dari warna tanaman, natural dan lingkungan ini
diharapkan dapat mewakili karakter dari makanan khususnya sayuran.
• Coklat
Sering dihubungkan dengan kesan earthy, tanah, kayu, kopi, kenyamanan dan
keamanan. Diharapkan warna ini dapat mewakili karakter interior restoran
dalam buku ini yaitu bertekstur kayu.
• Putih
Mewakilkan kesempurnaan, netral, kebersihan, kelembutan, kesucian,
simplicty. Warna ini sesuai dengan karakter khalayak sasaran yaitu kekinian,
clean, minimalism dan elegant.
Melalui teori diatas, dapat dikatakan bahwa warna memiliki peran penting
dalam mendukung penyampaian pesan dalam perancangan buku panduan Food
Blog Restaurant Reviews ini. Maka dari itu, warna-warna yang akan dipakai
dalam proyek tugas akhir ini adalah warna yang mewakilkan khalayak sasaran
yaitu warna makanan, diantaranya warna bold dan netral untuk mewakili
karakter khalayak sasaran itu sendiri.
2.2.2.6 Teori Fotografi
Teknik Foto
Menurut buku "Food Photography: From Snapshots to Great Shots",
teknik dasar fotografi Depth of Field merupakan salah satu teknik fotografi
yang paling dasar, setiap foto memiliki kedalaman yang terbagi atas foreground
(depan) dan background (belakang). Pengendalian Depth of Field berguna
untuk membatasi fokus pada foto dan lebih memberi kesan hidup pada foto.
Teknik ini seringkali dipakai untuk memotret makanan karena memberikan
efek fokus terhadap makanannya sehingga tekstur makanan dan warna
makanan terlihat jelas. (Young, 2011: 132)
Page 28
28
Gambar 2.17 Komposisi Depth of Field
Komposisi Close-Up adalah sebuah teknik yang menyampaikan karakter
detail dari sebuah objek (makanan) sehingga dapat terlihat jelas. Teknik ini
sering dipakai saat memotret makanan karena menunjukkan sisi asli dari
makanan itu sendiri dimulai dari tekstur, warna, tingkat kematangan, detail dan
kerenyahan makanan.
Gambar 2.18 Komposisi Close-Up
Dalam pembuatan buku panduan ini, penulis menggunakan beberapa
teknik memotret makanan, yaitu teknik pencahayaan window light atau natural
light; fokus kepada detail objek / makanan dan sesering mungkin menggunakan
background yang tidak mengganggu / bocor sehingga foto yang dihasilkan
hanya fokus terhadap makanannya saja dengan menggunakan teknik fotografi
Depth of Field dan Close-Up.
Page 29
29
Komposisi Foto
Beberapa jenis komposisi foto yang digunakan saat memotret makanan
yaitu, Rule of Thrids, Negative Space, Close-Up dan Balance. Menurut buku
"Food Photography: From Snapshots to Great Shots", komposisi Rule of
Thirds merupakan pembagian gambar menjadi 9 bagian sama besar
menggunakan 2 garis vertikal dan 2 garis horizontal untuk kemudian
mempertemukan 4 titik. (Young, 2011: 115-144)
Gambar 2.19 Komposisi Rule of Thirds
Sedangkan komposisi Negative Space merupakan area disekitar dan
diantara objek dalam suatu gambar. Gunakan komposisi ini untuk memperkuat
bentuk dan ukuran dengan lebih efektif serta menghasilkan gambar dengan
komposisi yang baik. Negative Space merujuk pada ruang kosong / white
space. Biasanya komposisi ini digunakan untuk food styling atau jenis foto
yang membutuhkan nuansa estetika secara keseluruhan frame.
Gambar 2.20 Komposisi Negative Space
Page 30
30
Komposisi Balance adalah sebuah teknik fotografi dimana memposisikan
objek berada ditengah. Teknik ini kadang memberikan nuansa bosan dan datar
namun jika dikomposisikan dengan baik dengan menggunakan background
yang menarik pula maka akan timbul sebuah foto makanan yang sedap untuk
dipandang.
Gambar 2.21 Komposisi Balance
Pencahayaan
Teknik pencahayaan yang digunakan dalam buku panduan ini adalah window
light / natural daylight. Menurut buku "Food Photography: From Snapshots
to Great Shots", teknik ini menggunakan cahaya matahari langsung sekitar jam
9 - 11 siang dan jam 3 - 4 sore atau saat cahaya matahari tidak begitu terik dan
mulai mengeluarkan sinar kuning / yellow ray pada tone warna yang dapat
merusak warna makanan. Cahaya matahari juga seolah-olah membuat makanan
menjadi lebih bercahaya dan nyata bahkan kadang menjadi lebih indah dari
pencahayaan di studio. (Young, 2011: 47)
Sudut Pengambilan Gambar
1. Bird Eye / Top Shot
Sudut pengambilan gambar ini, posisi objek (makanan) berada dibawah kamera
/ pemotret. Biasanya sudut pengambilan gambar ini digunakan untuk
menunjukkan keseluruhan makanan, elemen apa saja yang ada disekitar objek,
dan pemberian kesan perbandingan antara overview (keseluruhan) lingkungan
dengan POI (Point Of Interest).
Page 31
31
2. Eye Level
Sudut pengambilan gambar dimana objek dan kamera sejajar / sama seperti
mata memandang. Biasanya digunakan untuk menghasilkan kesan menyeluruh
dan merata terhadap background sebuah objek (makanan dan ambiance
restoran), menonjolkan detail dari sebuah objek. (Young, 2011: 126-131)
2.2.3 Analisa SWOT Buku Food Blog Restaurant Reviews
Strength
• Informasi dalam buku panduan ini sebagian besar berasal dari wawancara
penulis dengan food blogger ternama di Jakarta, yaitu The Delicacies Journal,
The Hungry Doctor, lulabyspoon dan ESHtravaganza.
• Pembahasan yang menarik dan inspiratif memotivasi para pembaca yang
memiliki passion dalam bidang food photograph.
• Konten buku didukung dengan pendekatan visual fotografi sehingga mudah
untuk dipahami pembaca.
Weakness
• Buku menggunakan bahan kertas Everyday Bright White 148gsm dengan
penggunaan hardcover sehingga harga buku ini cukup mahal.
Opportunity
• Perkembangan teknologi zaman sekarang berkembang pesat dengan adanya
smartphone dan media sosial sehingga masyarakat sudah tidak asing lagi
dengan tren food selfie.
• Memunculkan apresiasi masyarakat terhadap profesi food blogger di Indonesia.
• Dilihat dari hasil kuisioner yang dilakukan, jumlah masyarakat yang mengenal
food blogger cukup banyak namun sebagian besar masih belum mengerti akan
pemahaman mengenai profesi ini yang artinya adalah buku ini memungkinkan
untuk diterbitkan.
Threat
• Munculnya literatur dari media elektronik yang membahas hal serupa sehingga
minat membeli buku berkurang karena merasa lebih praktis membaca melalui
media elektronik.