Top Banner
1 BAB 2 Landasan Perancangan 2.1. Tinjauan Data 2.1.1. Metode Pengumpulan Data Data – data yang digunakan penulis untuk referensi konsep dan visual didapat dari literatur buku, literatur internet, dan referensi video. Sumber – sumber tersebut digunakan untuk memperkuat data yang dibutuhkan dalam film animasi pendek ini. 2.1.1.1. Literatur Buku Penulis menggunakan literature buku berupa, majalah, buku cetak, e-book, e- thesis, dan jurnal.Semua literature tersebut digunakan untuk memperkuat konsep perancangan film pendek. Beberapa buku yang digunakan oleh penulis sebagai referensi antara lain : E-Book The Animator’s Survival Kit 100 Creators’ Character Ensiklopedia Tokoh Kartun Disney Menciptakan Karakter Nyanyian Cinta untuk Alam Semesta Batik – Filosofi, Motif, dan Kegunaan Dan lain lain 2.1.1.2. Literatur Internet Penulis menggunakan internet sebagai referensi dalam perancangan film pendek ini. Materi yang dijadikan acuan berupa berita, artikel, dan ulasan mengenai materi yang berhubungan dengan konsep film pendek, seperti id.wikipedia.org, en.wikipedia.org, idseducation.com, dan lain lain. 2.1.1.3. Referensi Video Selain buku dan internet, penulis juga menggunakan video untuk memperkaya materi konsep. Video – video yang digunakan antara lain adalah: Film Animasi The Epic Film Man Froim The Star Film Animasi The Little Mermaid Film Animasi Pendek Entropy
50

BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

Jun 19, 2018

Download

Documents

NguyễnKhánh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

1

BAB 2

Landasan Perancangan

2.1. Tinjauan Data

2.1.1. Metode Pengumpulan Data

Data – data yang digunakan penulis untuk referensi konsep dan visual didapat

dari literatur buku, literatur internet, dan referensi video. Sumber – sumber tersebut

digunakan untuk memperkuat data yang dibutuhkan dalam film animasi pendek ini.

2.1.1.1. Literatur Buku

Penulis menggunakan literature buku berupa, majalah, buku cetak, e-book, e-

thesis, dan jurnal.Semua literature tersebut digunakan untuk memperkuat konsep

perancangan film pendek. Beberapa buku yang digunakan oleh penulis sebagai

referensi antara lain :

• E-Book The Animator’s Survival Kit

• 100 Creators’ Character

• Ensiklopedia Tokoh Kartun Disney

• Menciptakan Karakter

• Nyanyian Cinta untuk Alam Semesta

• Batik – Filosofi, Motif, dan Kegunaan

• Dan lain lain

2.1.1.2. Literatur Internet

Penulis menggunakan internet sebagai referensi dalam perancangan film

pendek ini. Materi yang dijadikan acuan berupa berita, artikel, dan ulasan mengenai

materi yang berhubungan dengan konsep film pendek, seperti id.wikipedia.org,

en.wikipedia.org, idseducation.com, dan lain lain.

2.1.1.3. Referensi Video

Selain buku dan internet, penulis juga menggunakan video untuk memperkaya

materi konsep. Video – video yang digunakan antara lain adalah:

• Film Animasi The Epic

• Film Man Froim The Star

• Film Animasi The Little Mermaid

• Film Animasi Pendek Entropy

Page 2: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

2

• Animasi Pendek Lonely Goddess

2.1.1.4. Survey dan Wawancara

Penulis juga melakukan survey dan wawancara ke tempat – tempat yang

memiliki kebudayaan yang kental guna mendukung pengumpulan data penulis,

seperti ke Istana Mangkunegaran Surakarta, Keraton Surakarta, dan Keraton

Jogjakarta.

2.1.2. Metode Wawancara

Wawancara dalam sebuah penelitian diperuntukan untuk memperoleh

informasi dari para narasumber yang nantinya informasi tersebut akan dijadikan

sebagai data penelitian.

• Menurut Sugiyono (2011:317), wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dapat

dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan

melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon.

• Menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2011:317-321), wawancara adalah

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,

sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

2.1.2.1. Macam-Macam Wawancara:

1. Wawancara Terstruktur

Digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti telah

mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam

teknik ini peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-

pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannyapun telah dipersiapkan. Dalam

wawancara ini setiap responden diberikan pertanyaan yang sama. Alat bantu

yang dapat digunakan dalam wawancara antara lain tape recorder, gambar

brosur dan sebagainya.

Page 3: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

3

2. Wawancara Semiterstruktur

Pelaksanaan wawancara ini lebih bebas jika dibandingkan dengan

Wawancara terstruktur. Tujuan wawancara jenis ini adalah untuk menentukan

permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang wawancarai di minta

pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara ini pendengar secara

teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh narasumber.

3. Wawancara Tak Terstruktur

Adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan

pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

mengumpulkan data. Pedoman yang digunakan dalam wawancara jenis ini

hanyalah berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Dalam

wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa

yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang

diceritakan oleh responden.

2.1.2.2. Langkah-Langkah Wawancara

Lincoln And Guba Sebagaimana dikutip dalam Faisal (dalam

Sugiyono,2011:322), mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan

wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:

1. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.

2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.

3. Mengawali atau membuka alur wawancara.

4. Menginformasikan iktisar hasil wawancara dan mengakhirinya.

5. Menulis hasil wawancara kedalam catatan lapangan.

6. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

2.1.2.3. Alat-Alat Wawancara

Supaya hasil wawancara dapat terkam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti

telah melakukan wawancara kepada informan, maka diperlukan alat bantu yaitu buku

catatan, tape recorder, dan kamera.

Menurut Kusumah (2011:77-78), wawancara adalah metode pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti.

Page 4: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

4

2.1.2.4. Keuntungan dan Kerugian Metode Wawancara

• Keuntungan Metode Wawancara

1. Memberi umpan balik dilihat dari sudut pandang responden.

2. Dapat langsung mendiskusikan masalah yang muncul, dan memperoleh

informasi segera.

3. Dapat membantu mengidentifikasi masalah pribadi responden.

4. Mengajak responden untuk memecahkan masalah.

5. Dapat dilakukan kapan saja.

• Kerugian Metode Wawancara

1. Sering tidak umum dilakukan di sekolah.

2. Responden dapat merasa tidak enak untuk membicarakan perasaannya

kepada peneliti.

3. Dapat sangat subjektif.

4. Dapat menimbulkan masalah etnis.

5. Memakan waktu lama.

6. Sukar dilakukan pada anak kecil.

(Raharjo, “Wawancara Sebagai Metode Pengumpulan Data”, 2013)

2.1.3. Animasi

Animasi adalah gambar begerak berbentuk dari sekumpulan objek (gambar)

yang disusun secara beraturan mengikuti alur pergerakan yang telah ditentukan pada

setiap pertambahan hitungan waktu yang terjadi. Gambar tersebut dapat berupa

gambar makhluk hidup, benda mati, ataupun tulisan.

Animasi berasal dari bahasa inggris yaitu animate yang artinya menghidupkan,

memberi jiwa dan mengerakan benda mati. Animasi merupakan proses membuat

objek yang asalnya objek mati, kemudian disusun dalam posisi yang berbeda seolah

menjadi hidup. Di dalam animasi ada dua objek penting, yaitu objek atau gambar dan

alur gerak.

Animasi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu sequence gambar yang

ditampilkan pada tenggang waktu (timeline) tertentu sehingga tercipta sebuah ilusi

gambar bergerak.

Page 5: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

5

Prinsip dasar animasi ditemukan dari karakter mata manusia yaitu

: persistance of vision (pola penglihatan yang teratur). Paul Roget, Joseph

Plateau dan Pierre Desvigenes, dengan alat optik yang mereka ciptakan, berhasil

membuktikan bahwa mata manusia cenderung menangkap urutan gambar-gambar

pada tenggang waktu tertentu sebagai sebuah pola.

(Anonim. “Apa Itu Animasi?”, 2014)

2.1.4. Animasi di Indonesia

Pada tahun 1955 Indonesia sudah mampu membuat film animasi seiring

dengan munculnya film berjudul “Si Doel Memilih” karya Dukut Hendronoto.

Namun, saat itu animasi hanya dipergunakan untuk kepentingan politik saja. Film

animasi 2 dimensi tentang kampanye pemilihan umum pertama di Indonesia itu

menjadi tonggak dimulainya animasi modern di negeri ini.

Awal 70-an, terdapat studio animasi di Jakarta bernama Anima Indah yang

didirikan oleh seorang warga Amerika. Anima Indah termasuk yang mempelopori

animasi di Indonesia karena menyekolahkan krunya di Inggris, Jepang,Amerika

dan lain-lain. Anima berkembang dengan baik namun hanya berkembang di

bidang periklanan. Di tahun 70-an banyak film yang menggunakan kamera

seluloid 8mm, maraknya penggunaan kamera untuk membuat film tersebut,

akhirnya menjadi penggagas adanya festival film. Di sana terdapat beberapa film

animasi seperti Batu Setahun, Trondolo, Timun Mas yang disutradarai Suryadi

alias Pak Raden (animator Indonesia Pertama).

Era 80-an ini anggap sebagai kebangkitan animasi Indonesia. Hal ini terbukti

dengan maraknya film animasi diantaranya rimba si anak angkasa, yang

disutradarai Wagiono Sunarto, “Si Huma” yang merupakan animasi untuk serial

TV, dan animasi PetEra.

Berlanjut ke tahun ’90-an, di tahun ini bertaburan dengan berbagai film

animasi diantaranya Legenda Buriswara, Nariswandi Piliang, Satria Nusantara

(kala itu masih menggunakan kamera film seluloid 35mm), kemudian ada serial

Hela,Heli,Helo yang merupakan film animasi 3D pertama yang di buat di

Surabaya. Tahun 1998 mulai bermunculan film-film animasi yang berbasis cerita

rakyat seperti Bawang Merah dan Bawang Putih, Timun Mas dan petualangan si

Kancil. Di era 90-an ini banyak terdapat animator lokal yang menggarap animasi

terkenal dari jepang seperti Doraemon dan Pocket Monster.

Page 6: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

6

Pada era 2000-an, diantara sekian banyak studio animasi di Indonesia, Red

Rocket Animation termasuk yang paling produktif. Pada tahun 2000 Red Rocket

memproduksi beberapa serial animasi TV seperti Dongeng Aku dan Kau, Klilip

dan Puteri Rembulan, Mengapa Domba Bertanduk dan Berbuntut Pendek, Si

Kurus dan Si Macan, pada masa ini serial animasi cukup populer karena

menggabungkan 2D animasi dengan 3D animasi. Pada tahun 2003, serial 3D

animasi merambah layar lebar diantaranya Janus Perajurit Terakhir, menyusul

kemudian bulan Mei 2004 terdapat film layar lebar 3D animasi berdurasi panjang

yaitu Homeland. Film animasi berdurasi 30 menit itu dianggap sebagai film

animasi 3 dimensi yang pertama di Indonesia dan menjadi babak baru bagi dunia

peranimasian di bumi Nusantara.

(Putri, “Sejarah Singkat Film Animasi Di Indonesia”, 2013)

2.1.5. Film Pendek

Film pendek ialah salah satu bentuk film paling sederhana dan paling

kompleks. Di awal perkembangannya film pendek sempat dipopulerkan oleh

komedian Charlie Chaplin. Secara teknis film pendek merupakan film yang

memiliki durasi dibawah 50 menit. Mengenai cara bertuturnya, film pendek

memberikan kebebasan bagi para pembuat dan pemirsanya, sehingga bentuknya

menjadi sangat bervariasi. Film pendek dapat saja hanya berdurasi 60 detik, yang

penting ide dan pemanfaatan media komunikasinya dapat berlangsung efektif.

Yang menjadi menarik justru ketika variasi-variasi tersebut menciptakan cara

pandang-cara pandang baru tentang bentuk film secara umum, dan kemudian

berhasil memberikan banyak sekali kontribusi bagi perkembangan sinema.

Pada hakikatnya film pendek bukan merupakan reduksi dari film dengan

cerita panjang, atau sebagai wahana pelatihan bagi pemula yang baru masuk

kedunia perfilman. Film pendek memiliki ciri/karakteristik sendiri yang

membuatnya berbeda dengan film cerita panjang, bukan karena sempit dalam

pemaknaan atau pembuatannya lebih mudah serta anggaran yang minim. Tapi

karena film pendek memberikan ruang gerak ekspresi yang lebih leluasa untuk

para pemainnya.

(Anonim, ”Film Pendek”, 2013)

Page 7: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

7

2.1.6. Durasi Film Pendek

Untuk dapat masuk ke dalam sebuah festival atau kompetisi film pendek, film

pendek tersebut harus memenuhi syarat minimal dan maksimal durasi. Ketentuan

durasi dari setiap penyelanggara biasanya berbeda – beda, misalnya di Kompetisi

Film Pendek Hellofest, film yang dikirimkan harus berdurasi minimal 30 detik dan

maksimal 7 menit.

Sedangkan dalam Baros International Animation Festival, durasi yang

ditentukan adalah 3 – 5 menit. Dalam XXI Short Film Festival, persyaratan durasi

film pendek adalah 1,5 menit hingga 15 menit.

Ketentuan ini memang berbeda – beda, namun dapat dismpulkan bahwa film –

film animasi anak bangsa yang ikut serta dalam festival biasanya berdurasi kurang

dari 15 menit.

Diakses pada 8 Maret 2015 dari

http://www.tumblr.com/search/kompetisi%20film%20pendek,

http://21shortfilm.com/program-festival,

http://biaf.co.id/TC/BIAF2014TermsAndCondition.pdf,

http://hot.detik.com/movie/read/2014/11/14/105100/2748228/229/xxi-short-film-

festival-2015-siap-digelar

2.1.7. Genre Film

1. Drama

Tema ini lebih menekankan pada sisi human interest yang bertujuan mengajak

penonton ikut merasakan kejadian yang dialami tokohnya, sehingga penonton

merasa seakan-akan berada di dalam film tersebut. Tidak jarang penonton yang

merasakan sedih, senang, kecewa, bahkan ikut marah.

1. Action

Tema action mengetengahkan adegan-adegan perkelahian, pertempuran

dengan senjata, atau kebutkebutan kendaraan antara tokoh yang baik

(protagonis) dengan tokoh yang jahat (antagonis), sehingga penonton ikut

merasakan ketegangan, was-was, takut, bahkan bisa ikut bangga terhadap

kemenangan si tokoh.

Page 8: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

8

2. Komedi

Tema film komedi intinya adalah mengetengahkan tontonan yang membuat

penonton tersenyum, atau bahkan tertawa terbahak-bahak. Film

komedi berbeda dengan lawakan, karena film komedi tidak harus dimainkan

oleh pelawak, tetapi pemain biasa pun bisa memerankan tokoh yang lucu.

3. Tragedi

Film yang bertemakan tragedi, umumnya mengetengahkan kondisi atau nasib

yang dialami oleh tokoh utama pada film tersebut. Nasib yang dialami

biasanya membuat penonton merasa kasihan / prihatin / iba

4. Horor

Film bertemakan horor selalu menampilkan adegan-adegan yang

menyeramkan sehingga membuat penontonnya merinding karena perasaan

takutnya. Hal ini karena film horor selalu berkaitan dengan dunia gaib / magis,

yang dibuat dengan special affect, animasi,

atau langsung dari tokoh-tokoh dalam film tersebut.

(Baksin, Membuat Film Indi Itu Gampang, 2003)

2.1.8. Film Romantis

Film cinta atau romantis adalah film yang banyak digemari oleh remaja/kaum

muda di Indonesia, terutama wanita. Film cinta menceritakan kisah cinta dua

insan yang menjalani sebuah perjalanan percintaan.

Hingga akhir tahun 2011 lalu, tercatat film yang paling diminati adalah film

bergenre romantis (Andre, 2012). Film romantis dinimati sebanyak 28% dari

jumlah total penonton film, sedangkan film komedi memiliki 26% peminat. Data

yang ada juga menuliskan bahwa remaja adalah pangsa pasar dari film bergenre

romantis. Sehingga film romantis memiliki potensi besar untuk dipertontokan

kepada penontonnya.

Menurut survei yang dilakukan oleh Kompas pada tahun 2013 lalu, tema

Komedi, Cinta, Action, Tiga Besar Genre Film Paling Disukai Orang Indonesia.

Sebanyak 33,4% responden memilih menonton film komedi. Setelah komedi,

tema drama percintaan digemari oleh 28,4% responden dan tema action disukai

oleh 18,4%. Horor yang belakangan banyak diproduksi hanya digemari 3,6%

Page 9: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

9

penonton. Sementara itu film sejarah diminati 7,9% dan film anak disukai 5,2%

penonton.

(Ega, Survei Membuktikan Komedi, Cinta, Action, Tiga Besar Genre Film Paling

Disukai Orang Indonesia, 2014)

2.1.9. Remaja

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan antara masa anak dan masa

dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun (Kristiono, 2008).

Perkembangan manusia memiliki tuntutan psikologis yang harus dipenuhi,

demikian pula dengan remaja. Remaja sewajarnya menyadari akan pentingnya

sebuah pergaulan. Masa yang dilalui remaja ini adalah mampu bergaul dengan

kedua jenis kelamin maka termasuk remaja yang sukses memasuki tahap

perkembangan bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin. Pada umunya

remaja dibagi dalam dua periode yaitu:

1. Periode Masa Puber usia 12-18 tahun

a. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal

pubertas. Cirinya:

� Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi

� Anak mulai bersikap kritis

b. Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:

� Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya

� Memperhatikan penampilan

� Sikapnya tidak menentu/plin-plan

� Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib

c. Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa

adolesen. Cirinya:

� Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya

belum tercapai sepenuhnya

� Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja

pria

2. Periode Remaja Adolesen usia 17-21 tahun

Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:

� Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis

� Mulai menyadari akan realitas

Page 10: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

10

� Sikapnya mulai jelas tentang hidup

� Mulai nampak bakat dan minatnya

(Luciana, Perkembangan Psikologi Remaja, 2011)

2.1.10. Dongeng

2.1.10.1. Pengertian Dongeng

1. Menurut James Danandjaja

Menurut (James Danandjaja, 2007: 83) pengertian dongeng adalah cerita

pendek yang disampaikan secara lisan, dimana dongeng adalah cerita prosa

rakyat yang dianggap tidak benar benar terjadi.

2. Menurut Kamisa

Menurut (Kamisa, 1997: 144) secara umum pengertian dongeng adalah cerita

yang dituturkan atau dituliskan yang bersifat hiburan dan biasanya tidak

benar-benar terjadi dalam kehidupan. Dongeng merupakan suatu bentuk karya

sastra yang ceritanya tidak benar-benar tejadi/ fiktif yang bersifat menghibur

dan terdapat ajaran moral yang terkandung dalam cerita dongeng tersebut.

3. Menurut Nurgiantoro

Menurut (Nurgiantoro, 2005:198) pengertian dongeng adalah cerita yang tidak

benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal. Pendapat

lain mengenai dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama

tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh. (KBBI, 2007 : 274).

4. Menurut Lezin

Dalam bukunya bibliocollège Charles Perrault mengatakan bahwa Le conte

est un court récit d’aventures imaginaires mettant en scène des situations et

des personnages surnaturels. Arti dari pengertian dongeng tersebut adalah

cerita pendek tentang petualangan khayal dengan situasi dan tokoh-tokoh yang

luar biasa dan gaib.

5. Menurut Agus Triyanto

Menurut Agus Triyanto (2007: 46) definisi dongeng adalah cerita fantasi

sederhana yang tidak benar-benar terjadi berfungsi untuk menyampaikan

ajaran moral (mendidik) dan juga menghibur. Jadi, dongeng merupakan salah

satu bentuk karya sastra yang ceritanya tidak benar-benar terjadi/fiktif.

Page 11: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

11

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar tejadi yang berisi tentang

petualangan yang penuh imajinasi dan terkadang tidak masuk akal dengan

menampilkan situasi dan para tokoh yang luar biasa / gaib.

(Rusyanti, Definisi Dongeng Menurut Para Ahli, 2013)

2.1.10.2 Jenis – Jenis Dongeng

Berdasarkan isinya, jenis-jenis dongeng terdiri atas lima jenis, yaitu :

1. Fabel

Fabel adalah cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang

pelakunya diperankan oleh binatang.

2. Legenda

Legenda adalah dongeng yang menceritakan peristiwa yang berhubungan

dengan keajaiban alam, biasanya berisi tentang kejadian suatu tempat.

3. Mite

Mite adalah dongeng yang menceritakan tentang dewa-dewa dan

makhluk halus. Isi ceritanya tentang kepercayaan animisme.

4. Sage

Sage adalah dongeng menceritakan suatu tokoh yang berkaitan dengan

sejarah. Sage biasanya menyebar dari mulut ke mulut sehingga lama-

kelamaan terdapat tambahan cerita yang bersifat khayal.

5. Parabel

Parabel adalah dongeng yang ceritanya mengandung nilai-nilai

pendidikan atau cerita pendek dan sederhana yang mengandung ibarat

atau hikmah sebagai pedoman hidup.

(Anonim, “Pengertian Dongeng dan Jenis Dongeng”, 2013)

2.1.10.3 Ciri – Ciri Dongeng

Menurut Brunvard, Carvalho, dan Neto dalam Danadjaja 2007 : 3-5 )

dongeng mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1.Penyebarannya dilakukan secara lisan, dari satu generasi ke generasi

berikutnya.

2.Disebarkan diantara kolektif tertentu dalam waktu yang cukup lama.

Page 12: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

12

3.Ada dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini diakibatkan oleh cara

penyebaran dari mulut ke mulut (lisan)

4.Bersifat anonim, yaitu nama penciptanya sudah tidak diketahui lagi

5.Biasanya mempunyai bentuk berumus atau berpola seperti kata klise, kata-

kata pembukaan dan penutup baku

6.Mempunyai kegunaan (function) dalam kehidupan bersama suatu kolektif,

sebagai alat pendidik, pelipur lara, protes sosial dan proyeksi keinginan

yang terpendam.

7.Bersifat pralogis, yaitu memiliki logika tersendiri yang tidak sesuai

dengan logika umum.

8.Menjadi milik bersama dari kolektif tertentu. Hal ini disebabkan

penciptanya yang pertama sudah tidak diketahui lagi, sehingga setiap

anggota kolektif merasa memilikinya.

9.Bersifat polos dan lugu, sehingga seringkali kelihatannya kasar, terlalu

spontan. Hal ini dapat dimengerti bahwa dongeng juga merupakan

proyeksi emosi manusia yang paling jujur manifestasinya.

2.1.10.4. Penokohan dalam Dongeng

Dalam dongeng juga terdapat penokohan. Propp (1979 :96-97) menambahkan 7

lingkaran tindakan atau peranan dalam dongeng, yaitu :

1.Penyerang / penjahat (L’agresseur/le méchant)

2.Pemberi (le donateur prouvoyeur)

3.Bantuan / penolong (l’auxiliaire)

4.Putri / orang yang dicari (la princesse/ la personnage recherché)

5.Pemberi tugas (le mandateur/ l’envoyer du héro)

6.Pahlawan / pencari korban (le héro/le héro-quêteur ou le héro-victime)

7.Pahlawan palsu (le faux héro)

2.1.10.5. Ending Dongeng

Adapun cara untuk mengahiri dongeng, menurut Peyroutet (1991:8), yaitu :

1. fin retour à la situation départ, yaitu akhir cerita kembali seperti situasi

awal.

2. fin heureuse, yaitu cerita berakhir dengan bahagia.

3. fin comique, yaitu cerita berakhir secara jenaka.

Page 13: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

13

4. fin tragique sans espoir, yaitu cerita berakhir tragis dan tidak ada harapan.

5. fin tragique mais espoir, yaitu cerita yang berakhir tragis namun masih ada

harapan.

6. suite possible, yaitu cerita yang berkelanjutan.

7. fin réflexive, yaitu cerita yang berakhir dengan meninggalkan pemikiran

bagi pembaca tentang nilai moral, pelajaran, dan nilai filsafat yang

terkandung dalam karya tersebut.

2.1.11. Animisme dan Dinamisme

2.1.11.1 Animisme

Animisme berasal dari bahasa latin yaitu anima yang berarti Roh, kepercayaan

animisme adalah suatu kepercayaan bahwa segala sesuatu yang ada dibumi baik itu

hidup ataupun mati mempunyai roh. Kepercayaan animisme mempercayai bahwa

setiap benda di Bumi ini (seperti kawasan tertentu, gunung, laut, sungai, gua, pohon

dan batu besar) memiliki jiwa yang harus dihormati agar tidak mengganggu manusia,

Tetapi malah membantu kehidupan mereka.

Menghormati dengan cara melakukan pemujaan dan memberikan sesaji biasa di

lakukan oleh penganut animisme. Bagian dari kepercayaan ini adalah adanya roh-roh

orang yang telah meninggal, kepercayaan ini mempercayai jika roh orang yang telah

meninggal dapat masuk ke tubuh hewan.

2.1.11.2. Dinamisme

Dinamisme berasal dari bahasa yunani dinamos yang mempunyai arti kekuatan

atau daya, Kepercayaan dinamisme adalah kepercayaan yang menyakini bahwa

semua benda-benda yang ada di dunia ini baik hidup atau mati mempunyai daya dan

kekuatan ghaib. Benda-benda tersebut dipercaya dapat memberi pengaruh baik dan

pengaruh buruk bagi manusia.

(Yanti, “Pengertian Animisme dan Dinamisme”, 2015)

2.1.12. Budaya Pingit

Budaya Pingit adalah budaya dimana anak perempuan yg sudah berumur 10

sampai 12 tahun lebih tidak diperbolehkan berinteraksi dengan dunia luar dan semua

hal yang bersangkutan dengan masyarakat,dan mereka harus setuju dengan semua

perintah yg disuruh oleh orang tua mereka.

Page 14: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

14

Pendidikan anak perempuan menurut adat-istiadat lebih terikat kepada

lingkungan rumah. Semua kebebasan dan pendidikan yang dinikmati anak-anak

gadis itu berakhir, begitu ia menginjak dewasa dan menjelang pernikahan.

Ukuran dewasa bagi gadis-gadis remaja yang ini sangat cepat, sekitar 10 sampai

12 tahun. Mereka mulai dipersiapkan untuk kehidupan berkeluarga dengan

memasuki dunia pingitan.

Tradisi ini merupakan tradisi Jawa asli yang dijadikan sebagai tradisi turun

temurun.

(Anonim, “Apa Pendapat dari Masyarakat tentang BUDAYA PINGIT”, 2007)

2.1.13. Burung Hantu

2.1.13.1. Jenis – Jenis Burung Hantu di Indonesia

1. Barn owl / Serak (Tyto alba)

Burung hantu putih berukuran besar (sekitar 34 c) dengan ciri piringan wajah

berwarna putih, melebar berbentuk hati. Tubuh bagian atas kuning tua

kecokelatan, pucat dengan bercak-bercak halus. Tubuh bagian bawah putih

dengan bintik-bintik hitam halus.

Warna keseluruhan beraneka ragam. Burung muda berwarna kuning tua lebih

gelap. Barn owl cukup populer di Indonesia setelah beberapa daerah menerapkan

penangkaran burung hantu jenis ini untuk dimanfaatkan sebagai pembasmi hama

tikus di persawahan di daerah tersebut dan terbukti sangat efektif.

Wilayah persebaran : Hampir di seluruh dunia

Kebiasaan : Bersembunyi pada siang hari di dalam lubang gelap di rumah-rumah,

pohon, batu karang atau vegetasi yang rapat. Umumnya di hutan bakau dan

pantai, tetapi muncul saat malam hari untuk berburu di lapangan terbuka. Terbang

rendah di atas tanah dengan kepakan sayap tanpa bersuara.

Makanan : Tikus besar dan kecil, kalong, kadang-kadang burung lain, reptil,

amfibi, dan serangga besar.

Perkembangbiakan : Di alam liar, Tyto alba berkembang biak pada bulan Mei –

Juli. Induk berina bertelur sebanyak 3 – 4 butir, telur berwarna putih yang

diletakkan pada sarang yang tidak dilapisi di dalam lubang pohon, atau pada

tembok batu atau bangunan.

Page 15: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

15

2. Celepuk / collared scops owl (Otus bakkamoena)

Burung hantu berukuran kecil (sekitar 20 cm), berwarna keabu-abuan atau

agak cokelat, dengan jumbai telinga yang menonjol. Tubuh bagian atas berwarna

agak abu-abu pucat. Tubuh bagian bawah agak abu-abu atau cokelat kuning tua,

dengan coretan dan bintik hitam dan kuning tua.

Wilayah persebaran : India, China, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia

(terutama Jawa dan Bali).

Kebiasaan : Bertengger pada tempat yang rendah, hampir sepanjang malam

mengeluarkan bunyi sedih secra musiman. Mengintai mangsa dari tempat

bertengger dan tiba-tiba menyergapnya.

Makanan : Serangga besar seperti kecoa, jangkrik, dan kumbang, serta beberapa

jenis burung kecil.

Perkembangbiakan : Bertelur dengan jumlah 2 – 3 butir, telur berwana putih dan

hampir bulat sempurna. Sarang diletakkan dalam lubang pohon, pelepah daun

palem, atau rumpun bambu.

3. Hingkik / barred eagle owl ( Bubo Sumatranus )

Burung hantu berukuran besar (sekitar 45 cm), dengan ciri bergaris banyak,

berwarna abu-abu gelap, dengan jumbai telinga mencolok. Tubuh bagian atas

berwarna cokelat kehitaman bergaris-garis halus warna kuning tua. Tubuh bagian

bawah berwarna abu-abu keputih-putihan dan banyak bergaris hitam.

Wilayah persebaran : Semenanjung Malaysia, Sumatera, Kalimantan, Jawa dan

Bali (jarang dijumpai di hutan dataran rendah)

Kebiasaan : Senang mandi di kolam dan aliran air, terbang cepat dan rendah dari

tempat sembunyi pada saat menjelang gelap. Berburu dari tempat hinggap dan

meloncat-loncat dengan indah.

Makanan : Tikus besar dan kecil, ikan-ikan kecil, ular, dan burung-burung kecil.

Perkembangbiakan : Sarang dibuat dalam lubang pohon, terkadang cukup rendah

di atas tanah, menghasilkan 1-2 butir telur.

4. Bubo ketupu / buffy fish iwl (Ketupa ketupu)

Page 16: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

16

Burung hantu berukuran besar (sekitar 45 cm), warna cokelat kekuningan

dengan jumbai telinga mencolok. Tubuh bagian atas penuh dengan garis-

garis/coretan (lurik) berwarna cokelat terang, dengan garis-garis hitam bertepi

kuning tua. Tubuh bagian bawah berwarna kuning tua kemerahan dengan lurik

hitam yang tebal.

Wilayah persebaran : Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di negeri kita, hanya

dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali (kadang terlihat di hutan

dataran rendah).

Kebiasaan : Umumnya aktif di malam hari, tetapi sebagian aktif di siang hari di

tempat-tempat yang teduh dan gelap. Senang mandi dan berendam lama-lama di

dalam air. Sebagian besar menangkap makanannya dari dalam air.

Makanan : Ikan-ikan kecil, kodok, krustasea, mamalia dan reptil kecil.

Perkembangbiakan : Sarang dibuat dalam lubang pohon yang rapuh, atau bekas

sarang burung lain pada pohon yang tinggi, hanya bertelur 1 butir dan berukuran

besar, bulat, berwarna putih dengan bercak-bercak kotor.

5. Beluk watu / asian barred owlet (Glaucidium cuculoides)

Burung hantu berukuran kecil (sekitar 24 cm), dengan ciri warna cokelat

kuning kemerahan, bergaris-garis halus. Tubuh bagian atas berwarna cokelat

berangan kemerah-merahan, bergaris-garis kuning tua kemerahan dengan garis

putih terputus di ujung bahu. Tubuh bagian bawah berwarna cokelat merata

dengan garis-garis cokelat kekuningan. Bagian dada dan perut agak putih dengan

sisi berwarna cokelat.

Wilayah persebaran : Asia Tenggara, di luar Semenanjung Malaysia, Jawa, dan

Bali (dianggap sebagai jenis yang terpisah).

Kebiasaan : Sering berada di dusun, kebun, dan hutan sekunder. Aktif di malam

hari, namun terkadang siang hari. Suaranya terdengar malam menjelang fajar.

Makanan : Serangga dan burung kecil

Perkembangbiakan : Bersarang di lubang kecil pada pohon, biasanya bertelur 2

telur berwarna putih

Page 17: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

17

6. Punggok / brown hawk owl (Ninox scutulata)

Burung hantu seperti elang berukuran sedang (30 cm), dengan ciri khas tidak

memiliki piringan wajah. Tubuh bagian atas berwarna cokelat gelap. Tubuh

bagian bawah berwarna kuning tua, coretan lebar cokelat agak merah. Perut, dagu,

dan bercak di depan mahkota berwarna putih.

Wilayah persebaran : Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di

Indonesia, habitanya hanya di Sumatera, Sulawesi, dan Jawa Barat.

Kebiasaan : Aktif saat menjelang senja di pinggir hutan atau perkebunan. Ia bisa

terbang mengejar mangsa, seperti capung dan serangga, kemudian ditangkap

dengan cakarnya saat terbang.

Makanan : Serangga, tonggeret, capung, kecoa, lebah, dan sebagainyal.

Perkembangbiakan : Bersarang di lubang kecil pada pohon, dengan telur yang

berjumlah 2-3 butir, warna telur putih.

7. Seloputo / spotted wood owl ( Strix seloputu )

Burung hantu berukuran besar (47 cm) dengan ciri warna merah cokelat,

berbintik putih tanpa jumbai telinga. Piringan wajah sawo matang. Tubuh bagian

atas berwarna merah kecokelatan, berbintik merah tebal dikelilingi pinggiran

hitam. Tubuh bagian bawah berwarna putih dengan lurik cokelat. Garis dagu agak

putih.

Wilayah persebaran : Asia Tenggara, Semenanjung Malaysia, Pulau Palawan

(Filipina), dan Jawa. Bentuk yang lebih kecil terdapat di Pulau Bawean.

Kebiasaan : Sering berada di hutan dataran rendah, dan rumpun hutan dekat desa,

atau juga di kota-kota.

Makanan : Mamalia kecil, anakan burung, dan serangga.

Perkembangbiakan : Bersarang di lubang pepohonan, jumlah telur 1-2 butir, telur

berwarna putih.

(Aries, “Ragam Burung Hantu dan Perawatannya”, 2013)

Page 18: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

18

2.1.13.2. Keistimewaan Burung Hantu

Burung hantu merupakan hewan pemangsa yang aktif di malam hari. Burung

ini memiliki banyak keistimewaan yang unik. Berikut keistimewaan burung hantu

yang dikumpulkan dari berbagai sumber :

1. Semua burung hantu memiliki postur tubuh tegak dan mata menghadap ke

depan yang memberi mereka penglihatan teropong, sama seperti manusia.

2. Mata burung hantu disokong oleh soket mata bertulang dan burung ini tidak

dapat mengerlingkan mata mereka. Sebaliknya, burung hantu mampu

memutar kepala mereka hingga 270 derajat.

3. Burung hantu memiliki tiga kelopak mata: satu untuk berkedip, satu untuk

tidur, dan satu untuk menjaga mata tetap bersih dan sehat.

4. Tidak semua burung hantu bersuara, dan burung hantu dapat membuat

berbagai jenis suara, seperti memekik, melengking, menyalak, dan

mendesis. Selama musim bersarang, suara burung hantu sering terdengar

hingga beberapa kilometer.

5. Tidak semua spesies burung hantu aktif di malam hari. Seberapa sering

burung hantu terlihat pada siang hari tergantung pada intensitas cahaya,

persediaan makanan, dan habitat.

6. Kebanyakan burung hantu tidak bermigrasi, tetapi mereka dapat hidup

nomaden dalam mencari sumber makanan terbaik. Beberapa spesies, seperti

burung hantu salju, memiliki waktu serangan yang teratur.

7. Burung hantu masuk jajaran hewan yang setia, karena hanya satu kali

kawin.

(Pete, “20 Fakta Unik Tentang Burung Hantu”, 2014)

2.1.14. Motif Batik dan Artinya

Menurut Adi Kusrianto dalam bukunya yang berjudul Batik- Filosofi,Motif, dan

Kegunaan, motif batik masing – masing memiliki arti menurut falsafah Jawa. Berikut

berbagai jenis dan arti motif batik :

1. Motif Sidomulyo

melambangkan kemuliaan dan kemakmuran

2. Motif Sidoluhur

Melambangkan kemuliaan

Page 19: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

19

3. Motif Sidoasih

Agar selalu dicintai oleh sesamanya dan menimbulkan sifat belas kasihan.

4. Motif Sidomukti

Melambangkan kebahagiaan.

5. Motif Wahyu Temurun

Agar selalu mendapat petunjuk dari Tuhan YME.

6. Motif Parang Kusuma

Agar dapat mencapai keharuman lahir dan batin tanpa meninggalkan

norma dan nilai yang berlaku.

7. Motif Semen Rama

Diangkat dari kisah Rama dan Sinta, agar pasangan yang memakai tidak

terpisahkan meskipun mendapat cobaan seberat apapun.

8. Motif Babon Angrem

Melambangkan kesabaran

9. Motif Udan Liris

Melambangkan harapan agar kehidupan dalam masyarakat selalu

menyenangkan

10. Motif Madu Bronto

Melambangkan isyarat seseorang yang sedang kasmaran

11. Motif Satrya Manah

Digunakan pria untuk melamar wanita, melambangkan pria tersebut

memanah hati calon istrinya

12. Motif Semen Rante

Digunakan wanita ketika lamaran, mengandung arti sanggup diikat dalam

suatu perkawinan

13. Motif Nitik Cakar

Melambangkan harapan agar putra-putrinya kelak dapat mencari nafkah

dengan mudah, tidak tergantung pada orangtuanya.

14. Motif Sawitan

Artinya bersih lahir maupun batin

15. Motif Truntum

Agar dapat mengikuti norma dan nilai dalam kehidupan

16. Motif Sindur

Agar tahan dari segala keadaan yang naik turun

Page 20: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

20

17. Motif Nagaraja

Harapan agar dalam kehidupan rumah tangga memperoleh ketentraman

18. Motif Srikaton

Melambangkan kelebihan seseorang dalam pandangan orang lain

19. Motif Sekar Jagad

Melambangkan ungkapan cinta dan memelihara perdamaian

20. Motif Wirasat

Agar dikabulkan segala permohonannya, mencapai kedudukan tinggi,

terpenuhi segala materi, juga permohonan petunjuk dari Tuhan saar

mendapat kegelapan agar cepat diberi jalan yang terang.

21. Motif Slobok

Dipakai untuk mengunjungi orang yang berdukacita, memilki arti agar

yang meninggal mendapat jalan lapang, dan yang ditinggalkan melepaskan

dengan hati yang ikhlas

(Kusrianto, ”Batik - Filosofi, Motif, dan Kegunaan”, 2013)

2.1.15. Wawancara

Penulis melakukan beberapa wawancara guna mendukung pengumpulan data

dan perancangan film animasi ini. Berikut ulasan wawancara penulis dengan

berbagai sumber :

2.1.15.1. Wawancara dengan Pamela Suryadjaya

Penulis melakukan wawancara untuk melakukan riset mengenai kategori film

pendek animasi dengan Pamela Suryadjaya, menggunakan media sosial facebook.

Pamela Suryadjaya adalah sutradara dari film animasi pendek berjudul The Lonely

Goddess, yang merupakan pemenang Best Short Animation kategori pilihan juri di

SayFestVille 2012. Berikut poin wawancara dengan Pamela Suryadjaya :

• Kategori pilihan penonton biasanya adalah film – film yang bergenre lucu

atau komedi.

• Kategori pilihan juri tergantung dari jurinya, untuk referensi lihat dari vimeo

yang staff pick.

• Untuk membuat sebuah karya, perlu dipahami dimana skill terkuat dan

terlemah dari si pembuat.

Page 21: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

21

• Short film saat ini tidak hanya mengandalkan bagus atau tidaknya saja,

namun lebih ke karya yang dapat menyentuh hati penontonnya.

• Untuk menyentuh penonton, diperlukan keyakinan dari si pembuat karya

bahwa karya tersebut dapat menyentuh pembuatnya juga.

• Buat sesuatu yang tidak hanya fun untuk ditonton tapi juga memorable.

• Sebisa mungkin, karya yang dibuat bisa dijadikan portofolio.

2.1.15.2. Wawancara dengan Bambang Gunawan Santoso

Penulis melakukan wawancara dengan Bambang Gunawan Santoso,

salah satu dewan juri FFI 2013. Berikut poin wawancara dengan Bambang

Gunawan Santoso :

• FFI merupakan festival yang mengutamakan cerita sebagai hasil

pertimbangannya, tidak seperti festival lain yang mengutamakan visual

dan unsur hiburannya.

• Dalam penjurian, setiap juri memiliki kriteria tersendiri untuk menilai

film – film yang ikut dalam festival.

• Ada beberapa macam kriteria penilaian juri, yaitu cerita, karakter, pesan

moral, visual, kreatifitas, tema, lokal konten, dan durasi.

• Jangan membuat film dengan durasi terlalu panjang.

• Film – film yang masuk ke dalam festival akan di screening oleh para juri

dan dipilih beberapa yang terbaik, kemudian dari film – film tersebut

dipilih yang paling memenuhi kriteria penilaian juri.

• Lokal konten dalam film tidak harus berupa batik atau ornament –

ornament milik Indonesia, tapi bisa juga berupa cara berpikir, cara

bersikap, dan hal – hal lain yang tersirat yang merupakan ciri khas orang

Indonesia.

• Dalam membuat short film, yang penting harus unik.

• Jangan membuat film dengan pesan moral yang terkesan menggurui, hal

itu kurang disukai oleh masyarakat Indonesia, buatlah film yang

memiliki pesan moral yang dapat dipikirkan sendiri oleh penontonnya.

Page 22: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

22

2.1.15.3. Wawancara dengan Sejarawan Keraton Jogjakarta

Penulis melakukan wawancara dengan sejarawan Keraton Jogjakarta.

Berikut poin wawancara penulis :

• Keraton Jogjakarta sudah berdiri sejak tahun 1756.

• Kepercayaan yang dianut awalnya adalah animisme dan dinamisme,

namun sekarang adalah Islam Kejawen dengan sentuhan kepercayaan

Hindhu.

• Hingga kini, kepercayaan animisme dan dinamisme masih terbawa

dalam adat istiadat di Keraton, meskipun sudah bukan kepercayaan

utama.

• Kepercayaan tersebut masih dilestarikan dengan memberikan sesaji

kepada benda – benda yang dianggap suci dan memiliki roh dan

kekuatan di dalamnya.

• Dewa yang dianggap sebagai pelindung Keraton merupakan dewa dari

kepercayaan Hindu.

• Budaya pingitan pada jaman dahulu diperuntukkan bagi putri – putri

kerajaan yang sudah mengalami menstruasi.

• Budaya pingitan yang masih berlaku hingga saat ini adalah budaya

pingitan ketika akan menikah.

• Putri yang belum menikah menggunakan pakaian atasan berupa

kemben, sedangkan yang sudah menikah menggunakan kebaya lengan

panjang.

2.1.15.4. Wawancara dengan Gusti Diah

Penulis melakukan wawancara dengan Gusti Diah, putri dari almarhum

Paku Buwono XII Keraton Surakarta. Beliau merupakan salah seorang putri

di kerajaan Keraton. Berikut poin wawancara dengan Gusti Diah :

• Keraton Surakarta sudah berdiri sejak tahun 1745.

• Kepercayaan yang dianut awalnya adalah animisme dan dinamisme,

namun setelah terpecahnya kerajaan Mataram, agama Islam mulai

masuk dan menjadi kepercayaan utama di Keraton Surakarta.

Page 23: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

23

• Hingga kini, kepercayaan animisme dan dinamisme masih terbawa

dalam adat istiadat di Keraton, meskipun sudah bukan kepercayaan

utama.

• Kepercayaan tersebut masih dilestarikan dengan memberikan sesaji

kepada benda – benda yang dianggap suci dan memiliki roh dan

kekuatan di dalamnya, salah satunya adalah “Lampu Kyai Remang”.

• Budaya pingitan di Keraton Surakarta masih dijalankan hingga tahun

1945. Setelah Indonesia merdeka, budaya pingitan di Keraton

Surakartapun mulai menghilang.

• Budaya pingitan pada jaman dahulu diperuntukkan bagi putri – putri

kerajaan yang memasuki usia akil balik atau remaja, kurang lebih usia

12 tahun. Putri – putri yang dipingit diajarkan berbagai pelajaran di

dalam Keraton, dan akan dijodohkan dan dinikahkan di usia 19 hingga

20 tahun, tanpa boleh menolak perjodohan tersebut.

• Semua putri baik yang sempurna maupun yang cacat, pintar atau

bodoh semuanya harus dipingit sejak usia 12 tahun.

• Budaya pingitan yang masih berlaku hingga saat ini disebut

sengkeran, yaitu ketika putri atau putra Keraton akan melangsungkan

pernikahan.

• Sejak kecil, putri raja diasuh dan dididik oleh inang pengasuhnya,

diajarkan bagaimana caranya bersikap, berbicara, menghormati,

melakukan apapun sebagai seorang putri raja.

• Sifat utama yang harus dimiliki oleh seorang putri adalah lembah

manah, yang artinya harus menghormati sesame, bersikap lemah

lembut, harus ikhlas, harus mengerjakan apapun dengan sungguh –

sungguh.

• Seorang putri raja tidak diperbolehkan memotong rambutnya. Untuk

model rambutnya biasanya dikepang atau digelung.

Page 24: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

24

Gambar 2.1. Foto penulis dengan Gusti Diah

Sumber gambar : dokumen pribadi penulis

2.1.15.5. Wawancara dengan Sejarawan Mangkunegaran Surakarta

Penulis melakukan wawancara dengan Erlina, seorang sejarawan di

Istana Mangkunegaran. Berikut poin – poin wawancara yang telah dirangkum

penulis :

• Budaya pingitan pada jaman dahulu diperuntukkan bagi putri dari

Mangkunegaran ketika mulai mengalami menstruasi pertama,

biasanya sekitar usia 14 tahun.

• Ketika dipingit, putri dari Mangkunegaran hanya diperbolehkan

berjalan – jalan di taman istana. Masa pingitan kuran lebih 40 hari

sebelum kemudian dinikahkan.

• Ada 2 macam taman di dalam istana Mangkunegaran, yang pertama

digunakan untuk memingit putri dari Mangkunegaran, yang kedua

digunakan ketika memingit putra dari Mangkunegaran.

• Budaya pingitan saat ini sudah tidak diberlakukan seperti dulu lagi di

Mangkunegaran, hanya diberlakukan ketika anak dari Mangkunegaran

akan menikah, kira – kira seminggu sebelum acara pernikahan.

Page 25: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

25

2.1.16. Survey Lapangan

Penulis melakukan survey lapangan ke tempat – tempat yang memiliki unsur

kebudayaan yang kental guna mendukung pengumpulan data film ini, seperti

Keraton Surakarta, Keraton Jogjakarta, dan Mangkunegaran Surakarta

2.1.16.1. Keraton Surakarta

Bangunan Keraton Surakarta merupakan bangunan istana dengan campuran

gaya Belanda, di dindingnya banyak terpasang cermin besar, dengan maksud agar

orang – orang di dalam istana selalu mengintrospeksi kelakuannya. Di halaman

istana banyak ditumbuhi pohon sawo kecik, yang artinya adalah harapan agar

apapun yang dilakukan selalu sarwo becik, yaitu perbuatan yang baik – baik.

Bangunannya didominasi warna biru dan putih.

Page 26: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

26

Gambar 2.2. Keraton Surakarta

Sumber gambar : Dokumen pribadi penulis

2.1.16.2. Mangkunegaran Surakarta

Bangunan Mangkunegaran Surakarta merupakan bangunan istana dengan

campuran gaya Eropa. Didonimasi dengan warna hijau dan putih. Merupakan

tempat tinggal Pangeran Mangkunegaran secara turun temurun. Di dalam

istana juga terdapat taman istana yang indah, ketika putri dari

Mangkunegaran dipingit, putri hanya boleh berjalan – jalan di taman tersebut.

Page 27: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

27

Gambar 2.3. Mangkunegaran Surakarta

Sumber gambar : Dokumen pribadi penulis

2.1.16.3. Keraton Jogjakarta

Bangunan Keraton Jogjakarta merupakan bangunan istana dengan

campuran gaya Barat dan Cina. Didonimasi dengan warna hijau dan putih.

Page 28: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

28

Gambar 2.4. Keraton Jogjakarta

Sumber gambar : Dokumen pribadi penulis

2.1.17. Data Pembanding

2.1.17.1. Data Pembanding Cerita

1. Dongeng Mengapa Pungguk Terbang Malam Hari

Dongeng ini menceritakan tentang punnguk yang dulunya merupakan

hewan siang, namun karena dia jatuh cinta pada Putri Bulan, dia kemudian

menjadi hewan malam agar dapat melihat Putri Bulan. Dia berkali – kali

Page 29: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

29

berusaha untuk terbang ke bulan namun selalu kembali ke bumi dengan

kelelahan.

(Anonim, “Mengapa Pungguk Terbang Malam Hari – Asal Mula

Mengapa”, 2010)

2. Dongeng Hikayat Burung Pungguk

Berkisah tentang seorang putri yang dipinang oleh pangeran dari negeri

khayangan. Suatu hari, sang pangeran hendak pulang ke negerinya, dan

si putri meminta untuk ikut serta. Pangeran memperbolehkannya

asalkan putri berjanji tidak bertanya apapun selama perjalanan ke

khayangan. Ternyata si putri melanggar janjinya dan berubah menjadi

seekor burung pungguk yang tidak akan pernah mencapai khayangan.

(Gantira, “Hikayat Burung Pungguk”, 2013)

3. Dongeng Pungguk Merindukan Bulan

Alkisah, ada sepasang kekasih pungguk dan putri bulan yang tinggal di

kayangan. Mereka melihat ke bumi dan melihat sesuatu yang berkilau.

Pungguk berkata pada putri bulan, “aku akan mengambil permata itu

untukmu putri bulan”. Putri bulan menjawab, “aku tidak memerlukan

permata itu, kaulah permataku”. Tanpa sepengetahuan putri bulan,

pungguk mencari pawang yang bisa memberikan dia jimat kekuatan

untuk bisa turun ke bumi dan mengambil benda yang berkilau tersebut.

Turunlah pungguk ke bumi untuk mengambil benda berkilau tersebut.

Ternyata pungguk tidak menemukan permata yang diharapkan, benda

itu hanyalah cermin biasa yang memantulkan cahaya dari bumi.

Pungguk pun berniat kembali ke kayangan, tapi tidak bisa. Jimat

tersebut tidak bisa digunakan kembali ke kayangan. Pungguk pun hanya

bisa menangis memanggil-manggil kekasihnya putri bulan dari bumi.

“Bulan, bulan..”. Maka lahirlah peribahasa pungguk merindukan bulan.

(Yulianti, “Kisah Pungguk Rindukan Bulan”, 2011)

Page 30: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

30

2.1.17.2. Data Pembanding Animasi

1. Animasi Entropy

Film animasi pendek ini menceritakan tentang seorang gadis bumi yang

kesepian yang kemudian bertemu dengan seorang pria di bulan namun

harus berpisah ketika pagi menjelang. Sama – sama memiliki latar

malam hari dan memiliki unsur kesamaan cerita tentang cinta, rasa sepi,

dan harapan.

Gambar 2.5. Scene dalam film animasi “Entropy”

Sumber Gambar : Film animasi “The Lonely Goddess”

https://www.youtube.com/watch?v=nwltCgkB6Pk

2. Animasi The Lonely Goddess

Film animasi pendek karya Pamela Suryadjaya, yang menceritakan

tentang pertemuan antara Dewi Bulan dan Dewa Matahari yang

merupakan terjadinya gerhana matahari. Sama – sama memiliki latar

malam hari dan sama – sama menceritakan tentang kisah cinta.

Gambar 2.6. Scene dalam film animasi “The Lonely Goddess”

Sumber Gambar : Film animasi “The Lonely Goddess”

https://www.youtube.com/watch?v=hRJn3w_NvQI

2.1.18. Study Existing

2.1.18.1. Studi Bentuk

Penulis mengacu pada bentuk karakter dengan style iconic dan tubuh yang

proporsional, terkesan ramping untuk karakter putri seperti karakter Disney

Page 31: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

31

Esmeralda, dan untuk burung hantu setelah menjadi manusia terkesan gagah

seperti Shang dari Disney.

Gambar 2.7. Referensi Karakter

Sumber Gambar : http://disney.wikia.com/wiki/Category:Disney_characters#

2.1.18.2. Studi Alur

Penulis menggunakan alur maju seperti kebanyakan film pada umumnya,

dengan ending yang mengejutkan, yang diharapkan dapat membuat penonton

terkejut dan mengetahui maknanya tanpa membutuhkan penjelasan narasi.

2.1.18.3. Studi Warna

Penulis mengacu pada film animasi La Luna. Dalam film tersebut, warna –

warna yang digunakan adalah warna biru keunguan yang menandakan langit

malam, namun tidak terlalu gelap dengan adanya outline yang bersinar

megelilingi objek sehingga objek terlihat lebih indah dan terang, dan bulan yang

bersinar kekuningan sangat terang dan indah.

Gambar 2.8. Scene dalam animasi “La Luna”

Sumber gambar : Film animasi “La Luna”

https://www.youtube.com/watch?v=Mpj5SaGJyqA&list=PLrH57ryks20qYYn6q3B7txjPCFb

AnKBmg&index=1

2.1.18.4. Studi Sinematografi

Penulis akan banyak menggunakan high angle dan low angle untuk

pembuatan film ini. High angle digunakan ketika adegan burung hantu

memperhatikan si putri, untuk menunjukkan kesan bahwa putri berada di posisi

Page 32: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

32

yang rendah, dilihat dari mata burung hantu. Dan ketika sang putri melihat bulan,

penulis akan menggambarkan dengan low angle dari belakang tubuh putri agar

terlihat jarak mereka jauh. Penulis mengacu pada film animasi pendek berjudul

“Entropy”.

Gambar 2.9. Scene dalam animasi “Entropy”

Sumber gambar :Film animasi “Entropy”

https://www.youtube.com/watch?v=nwltCgkB6Pk&list=PLrH57ryks20qYYn6q3B7txjPCFbA

nKBmg&index=6

2.1.19. Data Karakter

2.1.19.1. Putri Raja

Menurut KBBI, Putri adalah anak perempuan raja. Identik dengan seorang

wanita yang sempurna. Cantik, lemah lembut, dan pandai karena mendapat

didikan yang lebih dari rakyat biasa.

Putri biasanya tinggal di dalam istana, di Jawa disebut Keratondan

menggunakan pakaian tradisional Keraton. Namun saat ini, putri dan putra

Keraton sudah memakai pakaian modern, pakaian tradisional hanya digunakan

ketika menghadiri acara – acara yang formal.

Gambar 2.10. Putri Raja

Sumber gambar : www.google.com

Page 33: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

33

2.1.19.2. Burung Hantu

Burung hantu kelompok burung yang merupakan anggota ordo

Strigiformes. Burung ini termasuk golongan burung buas (karnivora,

pemakan daging) dan merupakan hewan malam (nokturnal). Seluruhnya,

terdapat sekitar 222 spesies yang telah diketahui, yang menyebar di seluruh

dunia kecuali Antartika, sebagian besar Greenland, dan beberapa pulau-pulau

terpencil.

Di dunia barat, hewan ini dianggap simbol kebijaksanaan, tetapi di

beberapa tempat di Indonesia dianggap pembawa pratanda maut, maka

namanya Burung Hantu. Walau begitu tidak di semua tempat di Nusantara

burung ini disebut sebagai burung hantu. Di Jawa misalnya, nama burung ini

adalah darès atau manuk darès yang tidak ada konotasinya dengan maut atau

hantu. Di Sulawesi Utara, burung hantu dikenal dengan nama Manguni.

Burung hantu dikenal karena matanya besar dan menghadap ke depan, tak

seperti umumnya jenis burung lain yang matanya menghadap ke samping.

Bersama paruh yang bengkok tajam seperti paruh elang dan susunan bulu di

kepala yang membentuk lingkaran wajah, tampilan "wajah" burung hantu ini

demikian mengesankan dan kadang-kadang menyeramkan. Apalagi leher

burung ini demikian lentur sehingga wajahnya dapat berputar 180 derajat ke

belakang.

Umumnya burung hantu berbulu burik, kecoklatan atau abu-abu dengan

bercak-bercak hitam dan putih. Dipadukan dengan perilakunya yang kerap

mematung dan tidak banyak bergerak, menjadikan burung ini tidak mudah

kelihatan; begitu pun ketika tidur di siang hari di bawah lindungan daun-

daun.

Ekor burung hantu umumnya pendek, namun sayapnya besar dan lebar.

Rentang sayapnya mencapai sekitar tiga kali panjang tubuhnya.

(Anonim. “Burung Hantu”, 2015)

Page 34: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

34

Gambar 2.11. Burung hantu

Sumber gambar : www.google.com

2.1.19.2. Bulan

Bulan adalah satelit alami Bumi satu-satunya dan merupakan satelit

alami terbesar dalam Tata Surya. Teori bahwa bulan tadinya adalah sebagian

dari bumi yang mental keluar bumi karena tumbukan hebat di masa lalu

hampir saja di setujui oleh semua orang, setelah sebelumnya mereka mengira

bahwa bulan terbentuk dari debu debu angkasa yang mampat menjadi satelit

bumi. Belakangan ini teori menyebutkan bahwa jika bagian sebesar bulan

terambil dari bumi, maka bumi tidak akan bisa bulat seperti sekarang. Dan

jika bulan tidak berongga, maka tidak mungkin bulan bisa berada menjadi

satelit bumi. Terlalu berat dan bulan akan menghantam bumi.

Teori teori asal usul bulan kembali dipertanyakan, dan teori paling gila

sepanjang sejarah mulai muncul, bahwa bulan diciptakan dengan sengaja oleh

manusia terdahulu sebagai alat bantu dalam navigasi dan juga astronomi.

(Anonim, “Asal Mula Bulan”,2014)

Gambar 2.12. Bulan

Sumber gambar : www.google.com

Page 35: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

35

2.1.20. Environment

2.1.20.1. Taman

Taman merupakan sebuah areal yang berisikan komponen material keras dan

lunak yang saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja direncanakan dan

dibuat oleh manusia dalam kegunaanya sebagai tempat penyegar dalam dan luar

ruangan. Taman dapat dibagi dalam taman alami dan taman buatan. Taman yang

sering dijumpai adalah taman rumah tinggal, taman lingkungan, taman

bermain,taman rekreasi, taman botani.

(Anonim, “Taman”, 2014)

Gambar 2.13. Taman

Sumber gambar : www.google.com

2.2. Tinjauan Teori

2.2.1. Teori 12 Prinsip Animasi

Mengacu pada teori dari dua orang animator professional, Thomas dan

Johnston, yang diadopsi dari animasi produksi Walt Disney. Prinsip ini paling

cocok digunakan untuk film kartun. Ke-12 prinsip animasi tersebut adalah :

1. Anticipation

Anticipation adalah persiapan sebelum aksi, yang diikuti oleh sebuah aksi

kemudian penyelesaian aksi tersebut. Hal ini dapat membangkitkan

ketegangan atau kelucuan pada suatu aksi tertentu atau lebih mudahnya

anticipation itu sebuah gerakan yang berupa sebuah gerak persiapan sebelum

pergerakan dilakukan atau istilahnya ancangancang, seperti tokoh yang

bangkit dari duduk harus membungkukkan badannya terlebih dahulu sebelum

benar-benar berdiri atau pada gerakan memukul, sebelum tangan maju harus

ada gerakan mundur dulu atau sejenisnya. Dalam hal ini tokoh kartun dibuat

agar tampak realistis bahwa sebelum bergerak sang tokoh harus bersiapsiap

terlebih dahulu. Kartun-kartun klasik seperti popeye the sailor sering kali

Page 36: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

36

melakukan hal ini sebelum sang tokoh berlari.Gerakan antisipasi bertujuan

agar penonton memahami apa yang akan terjadi berikutnya, jadi tidak

langsung membuat orang tersebut misalnya tercebur ke kolam renang atau

jatuh terpeleset atau meninju orang tanpa penonton tau apa penyebabnya. ini

yang kadang dilupakan oleh orang-orang jadi seakan-akan penonton telah

memahami jalan pikiran sang animator, sehingga film yang dilakukan tanpa

adanya anticipation terdapat banyak keganjilan dan keanehan karena sang

animator tidak begitu memahami akan prinsip ini.

2. Staging

Staging adalah gerak keseluruhan dalam sebuah adegan harus tampak jelas

dan detail untuk mendukung suasana atau “mood” yang ingin dicapai dalam

sebagian atau keseluruhan scene. Dalam hal ini sebuah kartun akan

digambarkan menjadi sebuah shot yang mencakup angle, framing, dan scene

length.

3. Straight ahead and pose to pose

Straight ahead and pose to pose adalah gerak berdasarkan urutan dalam

timing yang bersifat kesinambungan. Straight ahead action adalah membuat

animasi dengan animator menggambarkan satu persatu gambar, frame by

frame, dari awal sampai selesai seorang diri.

Kelebihan : gambar yg dihasilkan lebih konsisten karena dikerjakan oleh satu

orang saja. Kekurangan : pengerjaan jadi lebih lama dana yang digunakan

lebih banyak karena bahan dan waktu yg lama mempengaruhi pada

pembekakan biaya. Contohnya adalah film animasi buatan William Kentridge

yang menggambar dengan karbon pada lembaran kertas yang besar.

Pose to Pose adalah pembuatan animasi dengan seorang animator

menggambarkan hanya keyframe-keyframenya saja selanjutnya in-between

atau interval antar keyframe digambarkan oleh asistennya atau oleh animator

lainnya. Kelebihan : pengerjaan ini lebih cocok untuk industri karena

pengerjaan lebih cepat, karena melibatkan banyak sumber daya dana yang

diperlukan lebih sedikit. Contoh : gerakan orang berlari yang menggunakan

frame gambar untuk memperlihatkan frame gambar terlihat lebih alami.

Page 37: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

37

4. Follow through and overlapping action

Follow through and overlapping action adalah pada saat tubuh dari karakter

berhenti dari suatu arah gerakan tertentu secara tiba-tiba misalnya, maka

semua bagian/elemen padah tubuh karakter tersebut tidak serta-merta

berhenti, tapi akan melanjutkan arah gerak semula. Misalnya bagian tangan,

rambut yang panjang, belali gajah, pakaian, atau ekor yang panjang. Hal

inilah yang dinamakan follow through.

Overlapping action adalah gerakan karakter yang berubah arah pada saat

bagian/elemen karakter akan melanjutkan gerakan awal karakter, sehingga

terjadi tabrakan gerakan.Karakter tersebut bergerak ke arah baru, yang akan

diikuti oleh bagian/elemen karakter yang lain berapa frame berikutnya.

5. Slow in and slow out

Slow in and slow out adalah adalah gerak diperlambat atau gerak dipercepat.

6. Archs

Archs adalah gerakan yang sifatnya alami, missal gerakan sendi tangan yang

terbatas. Gerakan di sini disesuaikan dengan keadaan asli dari suatu tokoh

kartun yang diadaptasi dari keadaan nyata.

7. Secondary action

Secondary action adalah gerakan-gerakan tambahan yang dimaksudkan untuk

memperkuat gerakan utama supaya sebuah animasi tampak lebih realistik.

Secondary action tidak dimaksudkan untuk menjadi ‘pusat perhatian’

sehingga mengaburkan atau mengalihkan perhatian dari gerakan utama.

Kemunculannya lebih berfungsi memberikan emphasize untuk memperkuat

gerakan utama.

8. Timing

Timing adalah tentang menentukan waktu kapan sebuah gerakan harus

dilakukan, dengan menggerakan animasi dengan waktu yang sesuai dan tepat

tetapi perhitungan waktu itu memerlukan perhitungan yang cukup matang

agar pergerakan tidak terlalu terlambat dan tidak terlalu cepat.

9. Exaggeration

Exaggeration adalah gerakan pengembangan dari gerakan normal dan

bersifat dilebihlebihkan atau upaya untuk mendukung suatu animasi dalam

bentuk rekayasa gambar, musik atau latar belakang yang bersifat hiperbolis.

Page 38: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

38

10. Solid Drawing

Solid drawing adalah gerakan animasi dengan memandang animasi sekalipun

2d memiliki unsur tiga dimensi dalam hal ini perlu diperhatikan sekali seperti

pencahayaan untuk membentuk suatu gradasi gelap terang suatu tokoh agar

tidak terlihat kaku dan tampak 3d.

11. Appeal

Appeal adalah prinsip bahwa suatu karakter memiliki nilai personality

tersendiri, dan suatu karakter periang tentu akan memiliki mata dan

pergerakan yang berbeda dengan tokoh yang pemurung atau pemalu.

12. Squash and Stretch

Squash and Stretch adalah upaya menambah efek lentur (plastis) pada objek

atau figur sehingga seolah-olah ‘memuai’ atau ‘menyusut’ sehingga

memberikan efek gerak yang lebih hidup. Penerapan squash and stretch pada

figur atau benda hidup (misal : manusia, binatang, creatures) akan

memberikan “enhancement” sekaligus efek dinamis terhadap gerakan/action

tertentu, sementara pada benda mati (misal: meja, gelas, botol) penerapan

squash and stretch akan membuat mereka (benda-benda mati tersebut)

tampak atau berlaku seperti benda hidup.

(Gunawan, Nganimasi Bersama Mas Be!, 2013)

� Penerapan dalam film : Prinsip animasi yang akan digunakan penulis antara lain

adalah anticipation, staging, straight ahead and pose to pose, archs, secondary

action, timing, appeal.

2.2.2. Teori Warna

Warna adalah suatu proses yang terjadi dimana cahaya mengenai suatu benda.

Setiap orang pasti menyukai warna karena kehadiran warna mampu memberikan

keindahan dan nilai estetika. Selain itu, warna juga dianggap memiliki pengaruh

terhadap psikologi seseorang.

1. Teori Sir Isaac Newton

Newton melakukan percobaan dan menyimpulkan, apabila dilakukan

pemecahan warna spektrum dari sinar matahari, akan ditemukan warna-

Page 39: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

39

warna yang beraneka ragam yang terdiri dari merah, jingga, kuning, hijau,

biru, dan ungu. Warna-warna tersebut dapat kita lihat pada pelangi.

2. Teori Brewster

Teori Brewster pertama kali dinyatakan pada tahun 1831. Teori ini

menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok

warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. Kelompok

warna ini sering disusun dalam lingkaran warna brewster. Lingkaran warna

brewster menjelaskan teori komplementer, split komplementer, triad, dan

tetrad.

• Warna primer, merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran

dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna

primer adalah merah, biru, dan kuning.

Gambar 2.14. Warna primer

Sumber gambar : www.google.com

• Warna sekunder, merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan

proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah

dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah

campuran merah dan biru.

Gambar 2.15. Warna Sekunder

Sumber gambar : www.google.com

Page 40: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

40

• Warna tersier, merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah

satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari

pencampuran warna kuning dan jingga.

Gambar 2.16. Warna Tersier

Sumber gambar : www.google.com

• Warna netral, warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar

dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-

warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju

hitam.

Teori Brewster disebut dengan lingkaran warna yang banyak digunakan dalam

dunia seni rupa.

3. Teori Munsell

Pada tahun 1858, Munsell menyelidiki warna dengan standar warna untuk

aspek fisik dan psikis. Berbeda dengan Newton dan Brewster, Munsell

mengatakan warna pokok terdiri dari merah, kuning, hijau, biru dan jingga.

Sementara warna sekunder terdiri dari warna jingga, hijau muda, hijau tua, biru

tua dan nila.

(Kusrianto , Pengantar Desain Komunikasi Visual, 2007)

� Penerapan dalam film : Penulis menggunakan teori warna tersier milik

Brewster dalam film, dimana penulis menggabungkan warna biru (primer)

dan warna ungu (sekunder) untuk menghasilkan warna biru keunguan untuk

langit malam.

Page 41: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

41

2.2.2.1. Psikologi Warna

Setiap warna, baik primer, sekunder, maupun tersier mampu memberikan

efek yang berbeda – beda terhadap psikologis seseorang. Warna juga dapat

digunakan untuk membangun mood dalam cerita.

Berikut macam warna dan psikologinya :

1. Merah

• Positif : berani, semangat, agresif, penuh gairah, menarik perhatian,

dominan, aktif, ekstrem, agresif, percaya diri

• Negatif : emosional, bahaya, perang, darah, anarki, tekanan

2. Merah Muda

• Positif : lembut, romantisme, feminine, menenangkan, kasih sayang,

cinta

• Negatif : pasrah

3. Kuning

• Positif : optimis, percaya diri, akrab, kreatif, pengakuan diri,

konsentrasi, gembira, santai

• Negatif : takut, gelisah, putus asa, depresi, rapuh

4. Hijau

• Positif : alam, kehidupan, sehat, menenangkan, menyegarkan, harapan,

percaya diri, tabah

• Negatif : pencemburu, licik, jenuh, lemah

5. Biru

• Positif : berasosiasi dengan alam, lapang, kesetiaan, kepercayaan,

ketenangan, keadilan, intelektualitas, pengabdian, pemikir, konsistensi

• Negatif : dingin, tidak akrab, tidak memiliki ambisi, depresi, sedih

6. Orange

• Positif : sosialisasi, keceriaan, kehangatan, segar, semangat,

keseimbangan, energi

• Negatif : sedih

Page 42: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

42

7. Ungu

• Positif : kesetiaan, kemewahan, kekuatan, mistis, magis,

kebangsawanan, kekayaan

• Negatif : sedih, frustasi

8. Putih

• Positif : suci, damai, sederhana, sukacita, sempurna, jujur, baik

• Negatif : kematian, kehampaan

9. Abu – Abu

• Positif : bijaksana, dewasa, tidak egois, tenang, intelek

• Negatif : kuno, lamban, lemah, kotor

10. Hitam

• Positif : elit, elegan, mempesona, kuat, agung, teguh, rendah hati

• Negatif : hampa, sedih, putus asa, dosa, kematian

11. Coklat

• Positif : kehangatan, kenyamanan, relaksasi, anggun, elegan,

sejahtera, misterius

• Negatif : suka merebut, sedih, pesimis, tidak toleran

(Anggraini, Desain Komunikasi Visual; Dasar – Dasar Panduan untuk

Pemula, 2013)

� Penerapan dalam film : Penulis menggunakan psikologi warna untuk

menunjukkan sifat karakter. Penulis mengambil warna putih, coklat, dan

ungu untuk karakter putri, dengan karakteristik yang setia, bangsawan,

sedih, pesimis, hampa. Dan untuk burung hantu pria yang telah menjadi

manusia, penulis mengambil warna biru dan coklat dengan karakteristik

lapang dada, setia, pengabdian, sedih. Untuk pewarnaan dalam film, penulis

akan menggunakan warna biru keunguan untuk dominasinya, yang

menunjukkan langit malam dan melambangkan kesedihan dan kekuatan

magis, mistis.

Page 43: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

43

2.2.3. Unsur Pembangun Cerita

1. Plot

Plot adalah struktur gerak. Plot dalam cerpen umumnya bersifat tunggal.

Hanya terdiri dari satu urutan peristiwa yang diikuti sampai cerita berakhir.

Dalam cerita biasanya dibagi menjadi 5 bagian yaitu :

• Situation (pelukisan suatu keadaan)

• Generating circumstances (peristiwa yang bersangkutan mulai

bergerak)

• Rising action (keadaan mulai memuncak)

• Climax (peristiwa mencapai klimaks)

• Denouement (pemecahan masalah dari peristiwa)

2. Tema

Tema adalah dasar dari suatu cerita. Jadi tema merupakan unsur yang sangat

penting dalam cerita. Cerpen hanya berisikan satu tema, tanpa adanya tema

tambahan.

3. Penokohan

Penokohan digunakan untuk menggambarkan rupa dan watak para tokoh

cerita. Ada beberapa cara untuk menggambarkan rupa, watak, dan pribadi

tokoh cerita, antara lain :

• Physical description (melukiskan bentuk fisik dari tokoh)

• Portrayal of thought stream or of concious thought (melukiskan jalan

pikiran tokoh)

• Reaction to events (melukiskan reaksi tokoh terhadap suatu kejadian)

• Direct author analysis (pengarang dengan langsung melukiskan watak

tokoh)

• Reaction of other to character (melukiskan reaksi tokoh lain terhadap

tokoh utama)

• Conversation of other about character (tokoh lain dalam cerita

memperbincangkan keadaan tokoh utama)

4. Latar

Latar erat kaitannya dengan sesuatu yang menjadi latar belakang sebuah

cerita. Ada 3 macam latar, yaitu :

Page 44: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

44

• Latar tempat, lokasi terjadinya peristiwa dalam sebuah cerita fiksi.

• Latar waktu, berhubungan dengan kapan berlangsungnya suatu

peristiwa dalam sebuah cerita fiksi.

• Latar sosial, mengacu pada hal – hal yang berhubungan dengan

keadaan dan perilaku sosial yang ada pada masyarakat tertentu yang

disebutkan dalam cerita fiksi.

5. Kepaduan

Prinsip kepaduan berarti segala sesuatu yang diceritakan dalam cerpen

memilki fungsi untuk mendukung tema utama.

6. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara sebuah cerita diceritakan. Ada 2 macam sudut

pandang dalam cerita, yaitu :

• Orang pertama, gaya pengisahan “aku”

• Orang ketiga, gaya pengisahan “dia”

(Anonim, “Unsur – Unsur Cerpen”)

� Penerapan dalam film : Penulis menggunakan semua unsur dalam membuat film

ini. Untuk plot, dibagi menjadi 5. Untuk tema, yaitu kisah cinta segitiga antara

seorang putri, seekor burung hantu, dan sang bulan. Untuk penokohan, penulis

menggunakan penggambaran langsung watak tokoh. Untuk latar, penulis

menggunakan latar tempat yang berada di taman istana, latar waktu malam hari,

dan latar sosial budaya pingit. Penulis menggabungkan semua unsur tersebut

dengan tidak meninggalkan unsur kepaduan.

2.2.4. Teori Scott Mccloud

McCloud mengkategorikan semua Character Design menjadi Segitiga yang tiap

sudutnya mewakili identitas serta form sendiri, yaitu Realism - kiri, Meaning (Iconic)

-kanan, dan Picture Plane (Abstrak) - tengah.

Realism ialah gambar (karakter) yang mendekati atau menyerupai realita, dengan

bentuk serta shadingnya mendekati foto asli / referensi. Iconic adalah karakter yang

terbangun dari shape sederhana yang biasa kita lihat di kartun. Dengan ciri-ciri yang

menonjol ialah kurangnya detailing, karena terbentuk dari shape sederhana. Picture

Page 45: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

45

Plane (Abstrak) ialah karakter yang terbentuk dari garis, shape, yang bentuknya dan

lazimnya disebut Abstrak.

Gambar 2.17. Mccloud Pyramid

Sumber gambar : www.google.com

(McCloud, Understanding Comics, 1993).

� Penerapan dalam film : Penulis menggunakan gaya kartun sebagai acuan dalam

membuat karakter desain. Tidak realis namun juga tidak terlalu iconic. Karena

selain dapat menarik target market yang banyak, hubungan karakter dengan

penonton terasa lebih dekat hubungannya, tanpa penonton perlu mengharapkan

gerakan yang terlalu realistik.

2.2.5. Teori Naratif

Teori ini dikemukakan oleh Walter Fisher pada tahun 1984, dimana

pendekatan teori ini didasarkan pada prinsip bahwa manusia adalah makhluk

pencerita. Teori ini digunakan untuk menjelaskan cerita tentang orang dan juga

sekelompok orang yang dievaluasi dengan dasar menghubungkannya kepada

nilai-nilai pribadikelompokitu sendiri. Cerita disini merupakan model komunikasi

yang dilakukan seorang komunikator kepada audiens yang mempertimbangkan

nilai-nilai yang dimiliki oleh audiens itu sendiri.

Paradigma naratif dari Fisher ini secara sederhana menjelaskan bagaimana

semua bentuk komunikasi naratif dimana kita berkomunikasi dalam bentuk cerita,

atau memberikan suatu laporan mengenai peristiwa-peristiwa yang ada. Mereka

yang menerima cerita ini memperkirakan validitas pesan-pesannya melalui

Page 46: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

46

pertimbangan nilai dan kepercayaan yang dimilikinya, dengan disesuaikan atau

tidak dengan batas-batas peradigma ini.Teori ini sangat humanistik pada asumsi-

asumsi teoretiknya karena sangat interpretatif dalam pembentukan cerita, baik

dalam penerimaan oleh audiens maupun dalam kaitannya dengan aspek ruang dan

waktu. Paradigma naratif dari Fisher ini merupakan teori yang sangat berguna

bagi seseorang yang akan melakukan komunikasi dengan sekelompok audiens

mengenai kebenaran alami dari suatu fenomena sosial, terutama untuk kasus-

kasus komunikasi. Bagaimana kita sebagai komunikator bercerita kepada audiens

dengan model narasi dan pada saat yang sama audiens juga memperkirakan

kredibilitas kita, serta memperkirakan validitas yang kita komunikasikan tadi.

2.2.6. Teori Sinematografi

Pengambilan gambar merupakan suatu tahapan yang sangat penting dalam

proses produksi film. Gambar yang dihasilkan harus mampu berbicara kepada

audiens.

Dalam teknik sinematografi, ada beberapa aspek yang perlu dipelajari untuk

menyampaikan pesan dari sebuah film. Berikut aspek – aspek sinematografi :

1. Camera Angle

Merupakan sudut pandang yang mewakilkan penonton. Pemilihan angle

kamera sangatlah penting untuk memposisikan penonton, apakah

dilibatkan secara langsung atau hanya sebagai pengamat. Ada 3 macam

tipe angle kamera, yaitu angle kamera objektif, angle kamera subjektif,

dan angle kamera point of view. Untuk level angle kamera, dibagi juga

menjadi 3 macam, yaitu eye level, high angle, dan low angle.

2. Shot Size

Berbagai macam ukuran pengambilan gambar yaitu extreme long shot,

very long shot, long shot, medium long shot, medium shot, medium close

up, close up, big close up, extreme close up.

Page 47: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

47

Gambar 2.18. Shot Size

Sumber gambar : www.google.com

3. Camera Movement

Pergerakan kamera yang variatif sangat dibutuhkan untuk memperkaya

gambar dan memudahkan alur cerita. Ada beberapa jenis pergerakan

kamera, yaitu panning, tilling, tracking, crane, dan following.

Gambar 2.19. Camera Movement

Sumber gambar : www.google.com

Page 48: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

48

4. Composition

Composition adalah cara untuk meletakkan objek dalam layar sehingga

tampak menarik, menonjol, dan bisa mendukung alur cerita. Ada 3 dasar

teori komposisi, yaitu rule of thirds, golden mean area, dan diagonal

depth.

5. Continuity

Continuity adalah prinsip yang harus selalu ada dalam film. Cerita dalam

film harus tersaji secara kesinambungan, lancer, mengalir secara logis, dan

tidak meloncat atau janggal dalam alur cerita. Hal ini membuat penonton

dapat mengikuti cerita dengan baik sehingga penonton hanyut dalam

menonton film dari awal hingga akhir.

(Widagdo, Bikin Sendiri Film Kamu : Panduan Produksi Film Indonesia. 2004)

� Penerapan dalam film : Penulis menggunakan kelima teori sinematografi dalam

pembuatan film pendek ini. Untuk camera angle, penulis menggunakan angle

kamera objektif dan subjektif. Untuk shot size, penulis memvariasikan shotnya

sesuai dengan mood dalam film, namun penulis banyak menggunakan medium

close up dan close up agar penonton dapat menangkap ekspresi dari karakter

dengan jelas. Untuk camera movement, penulis banyak menggunakan panning

dan zoom. Untuk komposisi penulis banyak menggunakan rule of thirds. Penulis

juga berusaha menjaga continuity dari setiap cut.

2.2.7. Teori Semiotika

Semiotika, yang berasal dari kata Yunani Semeion atau tanda, kerap

diartikan sebagai ilmu tanda. Istilah semiotika secara populer telah digunakan

oleh seorang ahli filsafat Jerman, Lambert, pada abad ke-18 sebagai padanan

kata dari logika. Salah seorang tokoh utama perintis semiotika dalam linguistik

adalah Charles Sanders Pierce (1839-1914). Bagi Pierce, tanda bermakna

‘mengemukakan sesuatu’ (representatemen). Tanda selalu mengacu pada suatu

acuan dan terlaksana berkat bantuan suatu ‘kode’. Seperti tanda-tanda lalu lintas

dapat dimengerti oleh mereka yang sebelumnya telah faham tentang rambu-

rambu lalu lintas. Dengan demikian tampak ada satu peraturan berupa ‘kode’

yang bersifat ‘transindividual’.

Page 49: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

49

Menurut Pierce secara prinsip ada tiga hubungan yang berkaitan dengan

tanda yaitu:

• Ikon yaitu hubungan tanda dengan acuannya yang berupa

hubungan kemiripan (contoh: peta geografis, logo, lambang

pemerintahan)

• Indeks yaitu hubungan tanda karena ada kedekatan

eksistensi (contoh: rambu penunjukjalan).

• Simbol yaitu hubungan yang sudah terbentuk secara

konvensional (contoh: anggukan kepala tanda setuju)

(Pradopo, Semiotika : Teori, Metode, dan Penerapannya dalam

Pemaknaan Sastra, 1999)

� Penerapan dalam film : Penulis menerapkan teori semiotika dalam pemilihan

karakter, tema, dan warna dalam film. Malam merepresentasikan kesepian, dan

bulan merepresentasikan malam. Pemilihan burung hantu dalam film juga

didasarkan alasan bahwa burung hantu merupakan hewan malam, walaupun

sebenarnya ada burung hantu yang aktif di siang hari dan tidur di malam hari.

Untuk pemilihan warna, penulis memilih warna – warna yang dingin, sedih, dan

mistis untuk menunjukkan suasana hati sang putri.

2.3. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk

mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang

(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek.

Berikut paparan analisis SWOT dalam perancangan animasi pendek “Mata

Malam, Putri Kesepian, dan Sang Bulan” :

• Strength : Film ini memiliki unsur kejutan di dalamnya, dimana akhir

dari film ini tidak dapat diduga. Film ini memiliki unsur kebudayaan yang

kuat yang ditunjukkan melalui visual. Ide cerita dari film ini merupakan ide

orisinal dari penulis.

• Weakness : Kurangnya kemampuan dalam software untuk menghasilkan

suatu film animasi yang dapat bersaing di pasaran. Kurang matangnya

penceritaan. Kurangnya waktu untuk memproduksi film animasi.

Page 50: BAB 2 Landasan Perancanganlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02203... · 2015-10-13 · pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

50

• Opportunity : Belum banyak animasi lokal yang memiliki cerita yang

orisinal.

• Threats : Kurangnya minat masyarakat Indonesia terhadap animasi

lokal, kebanyakan lebih menyukai animasi buatan luar negeri.