Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012 Bab II - 1 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Kondisi Geografis 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Morowali terbentuk dari hasil pemekaran wilayah Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah sesuai Undang-undang RI Nomor 51 Tahun 1999. Secara geografis wilayah Kabupaten Morowali berada pada Bujur Timur : 121 0 02 ’ 24 ” – 123 0 15 ’ 36 ” dan Lintang Selatan: 01 0 31 ’ 12 ” – 03 0 46 ’ 48 ” serta berbatasan dengan : Sebelah Utara berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Tojo Una-Una, Sebelah Selatan berbatasan dengan Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan, Sebelah Timur berbatasan dengan Perairan Teluk Tolo dan Kabupaten Banggai, dan Sebelah Barat Berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Poso, Tojo Una-Una, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Kabupaten Morowali wilayahnya membentang dari arah Tenggara ke Barat dan melebar ke Bagian Timur serta berada di daratan Pulau Sulawesi. Namun wilayah lainnya terdiri dari pulau-pulau kecil. Bagian Paling Selatan terdapat wilayah Kecamatan Menui Kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau besar dan kecil, seperti pada peta Administrasi Kabupaten Morowali berikut :
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012
Bab II - 1
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Kondisi Geografis
2.1.1. Letak Geografis
Kabupaten Morowali terbentuk dari hasil pemekaran wilayah Kabupaten Poso
Provinsi Sulawesi Tengah sesuai Undang-undang RI Nomor 51 Tahun 1999. Secara
geografis wilayah Kabupaten Morowali berada pada Bujur Timur : 1210 02’24” –
123015’36” dan Lintang Selatan: 01031’12” – 03046’48” serta berbatasan dengan :
Sebelah Utara berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Tojo Una-Una,
Sebelah Selatan berbatasan dengan Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara dan
Sulawesi Selatan,
Sebelah Timur berbatasan dengan Perairan Teluk Tolo dan Kabupaten Banggai,
dan
Sebelah Barat Berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Poso, Tojo Una-Una,
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Kabupaten Morowali wilayahnya membentang dari arah Tenggara ke Barat
dan melebar ke Bagian Timur serta berada di daratan Pulau Sulawesi. Namun
wilayah lainnya terdiri dari pulau-pulau kecil. Bagian Paling Selatan terdapat wilayah
Kecamatan Menui Kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau besar dan kecil,
seperti pada peta Administrasi Kabupaten Morowali berikut :
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012
Bab II - 2
Pada tahun 2004. Kabupaten Morowali mengalami pemekaran sehingga
kecamatan yang semula berjumlah 10 menjadi 13 kecamatan. Kecamatan Bungku
Utara dimekarkan menjadi dua Kecamatan yaitu Bungku Utara dan Mamosalato.
Sedangkan Bungku Barat dimekarkan menjadi tiga kecamatan yaitu Bungku Barat.
Bumi Raya dan Wita Ponda, dan Pada Tahun 2008 terjadi pemekaran Kecamatan
Mori Atas menjadi 2 (dua) Kecamatan yaitu Kecamatan Mori Utara dan Kecamatan
Mori Atas sehingga jumlah kecamatan di Kabupaten Morowali menjadi
14 Kecamatan.
Di belahan Utara wilayah ini terdiri dari Kecamatan Mamosalato, Bungku
Utara, Soyo Jaya dan Petasia. Di belahan Selatan terdapat Kecamatan Menui
Kepulauan, Bungku Selatan dan Bahodopi. Kecamatan Lembo, Mori Atas dan Mori
Utara berada pada belahan Barat dan merupakan kecamatan yang tidak mempunyai
wilayah pesisir, sedang di bagian tengah terdapat Kecamatan Bungku Tengah,
Bungku Barat, Bumi Raya, dan Witaponda.
Luas daratan Kabupaten Morowali kurang lebih 15.490.12 Km² atau sekitar
22.77 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tengah. Luas wilayah Kabupaten
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012
Bab II - 3
Morowali menempati urutan pertama bila dibandingkan dengan luas daratan
kabupaten/kota lainnya di Sulawesi Tengah. Secara administratif pemerintahan,
Kabupaten Morowali terdiri dari 14 kecamatan dengan rincian kecamatan terluas
wilayahnya adalah Kecamatan Bungku Utara dan yang terkecil Kecamatan Menui
Kepulauan dan Jumlah desa yang terdapat di Wilayah Kabupaten Morowali
sebanyak 240 desa yang terdiri atas 230 desa dan 10 kelurahan dimana 132 desa
diantaranya berbatasan dengan pantai yang tersebar pada 11 Kecamatan dan 3
Kecamatan lainnya yaitu Lembo, Mori Atas dan Mori Utara yang tidak memiliki desa
pantai. Luas dan sebaran Desa/Kelurahan dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel: 2.1.
Luas Wilayah, Sebaran Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan Kabupaten Morowali Tahun 2007
Kecamatan Luas (Km²) % Jumlah
Desa Pusat Pemerintahan
01. Menui Kepulauan 223,63 1,44 19 Ulunambo
02. Bungku Selatan 1.271,19 8,21 33 Kaleroang
03. Bahodopi 1.080,98 6,98 12 Bahodopi
04. Bungku Tengah 1.112,80 7,18 29 Bungku
05. Bungku Barat 758,93 4,90 10 Wosu
06. Bumi Raya 504,77 3,26 13 Bahonsuai
07. Witaponda 519,70 3,36 9 Lantula Jaya
08. Lembo 1.332,84 8,60 24 Beteleme
09. Mori Atas 1.508,81 9,74 14 Tomata
10. Petasia 1.635,24 10,56 28 Kolonodale
11. Soyo Jaya 605,51 3,91 9 Lembasumara
12. Bungku Utara 2.406,79 15,54 20 Baturube
13. Mamosalao 1.480,00 9,55 14 Tanasumpu
14 Mori Utara 1.048,93 6,77 8 Mayumba
Kabupaten Morowali 15.490,12 100,00 240
Sumber : Kabupaten Morowali Dalam Angka. 2007 dan Bagian Adm. Pemerintahan Umum
2.1.2. Iklim
Sebagaimana daerah tropis lainnya, Kabupaten Morowali memiliki dua musim
yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan
Juni – Oktober, dan musim penghujan antara Desember - Mei. Curah hujan tahunan
bervariasi dari yang terendah 2.273 mm tercatat di Stasiun Beteleme dan tertinggi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012
Bab II - 4
3.435 mm di Kolonodale. Bulan terbasah terjadi pada bulan April (336 mm) dan
bulan terkering (91 mm) terjadi pada bulan September. Berdasarkan klasifikasi
Schmidt-Fergusson, Wilayah Kabupaten Morowali tergolong iklim A atau sangat
basah dengan suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 26,5oC sampai 27,4oC.
Kabupaten Morowali memiliki iklim yang sangat basah, karena itu wajar jika
daerah ini memiliki jumlah sungai yang cukup banyak sebagai sumberdaya air yang
potensial untuk dimanfaatkan untuk pengairan Namun demikian perlu diwaspadai
dengan curah hujan tinggi yang berpotensi menimbulkan bahaya banjir dan tanah
longsor. Sungai utama di Wilayah Kabupaten Morowali adalah Sungai Laa dengan
panjang 96,30 Km dan Sungai Tambalako dengan panjang 83,7 Km.
2.1.3. Geologi, Topografi dan Tanah
Secara geologis, wilayah Kabupaten Morowali tersusun atas beberapa jenis
batuan yang antara lain adalah batuan Mollase, batuan Kapur, batuan Skiss,
batuan Basik, Ultra basik dan Sedimen. Sedang dari sisi geomorfologinya wilayah ini
tersusun atas beberapa bentuk lahan (landform), yaitu bentuklahan Aluvial (A),
Marine (M), Volkanik (V), Tektonik dan Struktural (T). Bentuk lahan aluvial yang
terbentuk dari proses fluvial umumnya tersebar di dataran rendah dengan
kemiringan antara 0 – 3% yang banyak dijumpai di sekitar sungai-sungai besar.
Bentuk lahan marine tersebar pada wilayah datar agak cekung di sepanjang pantai.
Bentuk lahan tektonik dan volkanik tersebar pada relief yang bergelombang sampai
bergunung. Akibat bentuk ahan yang bervariasi maka wilayah Kabupaten Morowali
memiliki topografi yang bervariasi.
Dilihat dari elevasi, wilayah Kabupaten Morowali sebagian besar (52,74%)
berada pada ketinggian antara 100 - 200 meter di atas permukaan laut (dpl),
berikut seluas 33,74% berada pada ketinggian antara 200 – 500 meter dpl,
dan selebihnya seluas 13,52% berada pada ketinggian dibawah 100 meter dpl.
Elevasi tersebut juga menggambarkan tingkat kelerengannya wilayah ini
sebagian besar (52,30%) memiliki kemiringan topografi lebih besar dari 40 %
(curam-sangat curam), sedang selebihnya 11,70 % luas wilayah memiliki
kemiringan dibawah 2 % (datar agak landai), 12,56 % luas wilayah memiliki
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012
Bab II - 5
kemiringan antara 3 % - 15 dan 23,30 % luas wilayah memiliki kemiringan antara
16 % - 40 % (miring agak curam) dan danau seluas 0,14%
Akibat curah hujan yang tinggi, struktur geologi yang dipengaruhi oleh dua
sesar utama serta topografi dengan dominasi kemiringan curam maka wilayah ini
memiliki pula kawasan-kawasan yang rawan bencana, khususnya bencana banjir,
longsor maupun rawan gempa, sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut.
Tanah di Wilayah kabupaten Morowali berdasarkan klasifikasi Soil Taxonomy,
terdiri dari beberapa ordo tanah, yaitu Alfisols, Entisols, Ultisols, Inoptisols,
Inceptisols, Histosol, Endisols, Oxisols, Vertisols, dan Mellisols, dengan kedalaman
efektif tanah sebagian besar cukup dalam. Tanah dengan kedalaman 0- 30 Cm
hanya 3,03% dan 31 – 60 Cm seluas 18,02%, selebihnya seluas 45,44% memiliki
kedalaman 60 – 90 Cm dan kedalaman di atas 90 Cm seluas 35,94%. Sebagian
besar tanah di wilayah ini tergolong subur dengan diindikasikan seluas 45,44%
tanahnya bertekstur sedang, 43,87% bertekstur halus dan hanya 10,55% yang
bertekstur kasar.
2.1.4. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Morowali sebagian besar (84,12%)
berupa hutan, sedang selebihnya tersebar untuk berbagai penggunaan
sebagaimana dalam Tabel 2.2.
Tabel : 2.2. Penggunaan Lahan Kabupaten Morowali Tahun 2003
No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase
1 Pemukiman 13.675,59 0,88
2 Sawah 10.210,45 0,66
3 Tegalan 16.910,11 1,09
4 Kebun Campuran 31.609,90 2,04
5 Kelapa 3,707,11 0,24
6 Jambu Mete 1.754,00 0,11
7 Cengkeh 604,20 0,04
8 Coklat 14.631,55 0,94
9 Karet 4.063,00 0,26
10 Kelapa Sawit 19.174,92 1,24
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012
Bab II - 6
11 Alang-Alang 24.474,81 1,58
12 Bakau 8.863,83 0,57
13 Belukar 93.263,42 6,02
14 Hutan 1.303.012,40 84,12
15 Rawa 888,09 0,06
16 Danau 2.168,62 0,14
Jumlah 1.549.012, 100,00
Sumber : RTRW Kabupaten Morowali 2003 – 2013
Penggunaan lahan sebagaimana tersebut di atas menggambarkan bahwa
lahan persawahan 10.210,45 Ha, Kelapa Sawit 19.174,92 Ha dan penggunaan
lahan kebun campuran 31.609,90 Ha. Khusus alang-alang 24.474,81 perlu
diperhatikan dalam kaitan dengan pentingnya konsevasi lahan.
2.1.5. Wilayah Pesisir
Wilayah Kabupaten Morowali dengan total garis pantai sepanjang kurang
lebih 650 km dapat dikatakan sebagai wilayah pesisir, karena dari 14 kecamatan
hanya 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Mori Atas, Mori Utara dan Kecamatan
Lembo yang tidak memiliki wilayah pesisir. Kabupaten ini memiliki 51 buah pulau
dengan luas total 126.058,74 ha, 20 buah pulau diantaranya berpenghuni. Sebaran
pulau-pulau tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut ini :
Tabel 2.3.
Jumlah Pulau dan Luas Menurut Kecamatan
Nama Kecamatan Jumlah Pulau Luas Keseluruhan
(Ha)
Menui Kepulauan 15 24.100
Bungku Selatan 22 100.318
Bahodopi 1 1,74
Petasia 4 791
Mamosalato 3 5
Bungku Utara 6 349
Jumlah 51 126.058, 74
Sumber : Kabupaten Morowali Dalam Angka Tahun 2007
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012
Bab II - 7
Perairan pesisir wilayah Morowali ini mempunyai karakter yang relatif
dangkal. Morfologi perairan pantai selain dipengaruhi oleh proses geologi juga oleh
karakteristik wilayah daratan seperti keberadaan sungai, terutama sungai-sungai
yang membawa material erosi sehingga dapat memberikan konstribusi terhadap
kelandaian, pembentukan lekuk teluk dan ujung disepanjang pantai. Sesuai Peta
Laut Lembar Teluk Tomini dan Lembar Dongkala-Labengke tahun 1997 dan telah
dikoreksi tanggal 12 Februari 2007, memberikan gambaran bahwa pesisir bagian
utara Morowali, yaitu pada Kecamatan Mamosalato dan Bungku Utara sampai pada
jarak 4 mil umumnya memiliki kedalaman di bawah 70 meter. Demikian juga kearah
selatan sampai Bungku Tengah, kedalaman laut pada jarak 4 mil masih kurang dari
80 meter. Bahkan di pelabuhan Kolonedale kedalaman laut antara 5 s/d 10 meter.
Ditemukan pada jarak kurang dari 4 mil di daerah Wosu memiliki kedalaman sampai
200 meter. Sedang perairan sekitar Kecamatan Kepulauan Menui pada umumnya
berkedalaman kurang dari 70 meter.
Sebagai wilayah pesisir, maka kawasan ini memiliki ekosistem yang spesifik
baik alami maupun buatan. Ekosistem alami antara lain terumbu karang, hutan
mangrove, padang lamun, pantai berpasir, pantai berbatu, estuaria, .laguna dan
delta. Sedangkan ekosistem buatan antara lain tambak, sawah pasang surut,
kawasan pariwisata, kawasan industri dan kawasan permukiman.
Luas mangrove di Kabupaten Morowali adalah 8.278,091 ha yang secara
keseluruhan termasuk kategori alamiah dan tumbuh di pesisir pantai dengan skala
yang bervariasi dari beberapa meter sampai lebih dari 100 meter. Kawasan pesisir
yang menghadap ke Teluk Tolo memiliki ombak yang relatif tidak besar yang relatif
memungkinkan tumbuhnya ekosistem mangrove dan berpotensi budidaya pantai.
Ancaman terhadap kerusakan mangrove mulai tampak pada beberapa tempat akibat
kurang jelasnya batas kawasan lindung dan kawasan budidaya dan belum
pahamnya masyarakat terhadap fungsi mangrove. Kerusakan ini juga menyebabkan
terjadinya abrasi pada beberapa tempat seperti di Kecamatan Bumi Raya dan
Bungku Barat dijumpai garis pantai sudah mendekati jalan antara 1-2 meter.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012
Bab II - 8
Tabel : 2.4.
Luas Hutan Mangrove di Daerah Pesisir Morowali
No Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Luas Mangrove (Ha)
1 Bumi Raya 2.406,79 1.191,489
2 Wita Ponda 605,51 967,101
3 Soyo Jaya 504,77 1.341,228
4 Bungku Utara 519,70 4.778,213
Sumber : Laporan Akhir Rencana Tata Ruang Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil Kabupaten Morowali, 2007
Ekosistem pantai lainnya yang terdapat di wilayah kecamatan yang memiliki
garis pantai adalah terumbu karang, yang diperkirakan memiliki luas 46.686,301 ha.
Ekosistem tersebut terdapat di pantai Kecamatan Bungku Utara sampai Kecamatan
Petasia. Kondisi terumbu karang umumnya dalam kategori baik, namun demikian
terdapat sebagian kecil yang dalam kondisi buruk seperti di Kecamatan Bahodopi
sebagai akibat pemanfaatan sebagai bahan bangunan.
Tabel : 2.5.
Luas Terumbu Karang di Daerah Pesisir Morowali
No Kecamatan Luas (Ha)
1 Menui Kepulauan 8.058,289 2 Bungku Selatan 15.641,071 3 Bahodopi 1.446,268 4 Bungku Tengah 2.493,689 5 Bungku Barat 567,930 6 Bumi Raya 3.459,173 7 Witapoda 3.574,098 8 Petasia 1.466,941 9 Soyo Jaya 676,094 10 Bungku Utara 2.975,062 11 Mamosalato 3.327,686
Total 43.686,301 Sumber : Laporan Akhir Rencana Tata Ruang Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil Kabupaten Morowali, 2007
Beberapa ekosistem terumbu karang berasosiasi dengan padang lamun,
rumput laut dan mangrove, misalnya di Kecamatan Soyo Jaya. Sebaran ikan karang
merupakan salah satu komunitas yang mengikuti habitat terumbu karang, bagian
terbesarnya adalah ikan hias dan ikan konsumsi yang bernilai ekonomis tinggi.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012
Bab II - 9
2.2. Perekonomian Daerah
2.2.1. Struktur ekonomi daerah
Sebagaimana Provinsi Sulawesi Tengah pada umumnya, Kabupaten
Morowali adalah daerah pertanian. Perekonomian daerahnya didominasi oleh
kegiatan-kegiatan disektor primer, khususnya pertanian dalam arti luas.
Sebagaimana dapat dilihat pada tabel dibawah ini, perekonomian Kabupaten
Morowali relatif tidak mengalami perubahan yang signifikan dalam satu dasawarsa
terakhir. Dominasi sektor primer hanya meningkat kurang dari 1% dari 59.89% pada
tahun 2002 sedangkan pada tahun 2006 meningkat menjadi 63,96%, pada tahun
2007 menjadi 66,48%.
Tabel : 2.6.
Struktur Ekonomi Kabupaten Morowali
No Sektor 2002 2003 2004 2005 2006 2007
A. Sektor Primer 59,89 60,48 60,55 62,08 63,96 66,48
1 Pertanian 59,37 59,97 60,04 57,68 54,55 49,84
2 Pertambangan dan Penggalian
0,52 0,51 0,51 4,40 9,41 16,64
B. Sektor Sekunder 8,09 7,97 8,00 7,63 7,25 6,79
3 Industri Pengolahan 4,19 4,11 4,09 3,93 3,75 3,47
4 Listrik dan Air Bersih 0,45 0,45 0,46 0,45 0,43 0,40
5 Bangunan 3,45 3,41 3,45 3,25 3,07 2,92
C. Sektor Tersier 32,02 31,55 31,45 30,29 29,60 26.43
6 Perdagangan Hotel dan Restoran
14,46 14,52 14,71 14,42 13,94 13,05
7 Angkutan dan Komunikasi 1,05 1,02 1,00 0,95 0,90 0,53
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
4,37 4,25 4,26 4,09 3,88 3,63
9 Jasa-jasa 12,14 11,76 11,48 10,83 10,88 9,22
Produk Domestik Regional Bruto
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : RTRW Kabupaten Morowali 2003-2013 dan Kabupaten Morowali Dalam Angka 2007
Peningkatan lebih tinggi terjadi pada sektor tersier yang kontribusinya menurun
dari 32,02% pada tahun 2002 menjadi 26,43% pada tahun 2007. Uraian lebih terinci
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012
Bab II - 10
mengenai kinerja ekonomi daerah Kabupaten Morowali dalam 5 (lima) tahun teakhir
dapat diikuti pada Tabel :2.8.
Dari gambaran tabel tersebut di atas bahwa pada tahun 2002 sektor ekonomi
yang dominan di Kabupaten Morowali adalah sektor Pertanian dengan kontribusi
59.37%. Pada tahun 2003-2004 kontribusi ini meningkat menjadi 59,97% dan
60,04%. Namun pada tahun 2007 terjadi penurunan sebesar 49,84%.
Tabel : 2.7
Distribusi Prosentasi PDRB Kabupaten Morowali
No Lapangan Usaha 2002 2003 2004 2005 2006 2007
A. Sektor Primer 59,89 60,48 60,55 62,08 63,96 66,48
1 Pertanian 59,37 59,97 60,04 57,68 54,55 49,84
a. Tanaman Bahan Makanan 9,69 9,05 8,50 7,69 6,86 5,96
b. Tanaman Perkebunan 29,72 31,14 31,98 31,58 30,68 28,83
c. Peternakan 2,40 2,23 2,08 1,87 1,65 1,42
d. Kehutanan 8,01 7,83 7,79 7,33 6,79 6,05
e. Perikanan 9,59 9,72 9,70 9,21 8,57 7,59
2 Pertambangan dan Penggalian 0.52 0,51 0,51 4,40 9,41 16,64
a. Pertambangan Migas 0,00 0,00 0,00 3,91 8,95 16,21
b. Pertambangan Non Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Penggalian 0,52 0,51 0,51 0,49 0,47 0,43
B. Sektor Sekunder 8,09 7,97 8,00 7,63 7,25 6,79
3 Industri Pengolahan 4,19 4,11 4,09 3,93 3,75 3,47
a. Makanan, minuman dan tembakau 0,94 0,92 0,92 0,89 0,86 0,80
b. Tekstil, barang dari kulit & alas kaki 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,01
c. Kayu dan hasil hutan lainnya 3,00 2,94 2,93 2,82 2,69 2,49
d. Kertas dan barang cetakan 0,05 0,05 0,05 0,04 0,04 0,04
e. Pupuk, kimia dan barang dari karet 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
f. Semen dan barang galian non logam 0,17 0,16 0,16 0,15 0,14 0,12
g. Alat angkutan, mesin dan peralatannya 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
h. Barang lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4 Listrik dan Air Bersih 0,45 0,45 0,46 0,45 0,43 0,40
a. Listrik 0,40 0,40 0,41 0,40 0,38 0,35
b. Air Bersih 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,04
5 Bangunan 3,45 3,41 3,45 3,25 3,07 2,92
C. Sektor Tersier 32,02 31,55 31,45 30,29 29,60 26,43
6 Perdagangan Hotel dan Restoran 14,46 14,52 14,71 14,42 13,94 13,05
a. Perdagangan 13,75 13,80 13,98 13,71 13,27 12,43
b. Hotel 0,10 0,10 0,10 0,10 0,09 0,08
c. Restoran 0,61 0,61 0,63 0,61 0,58 0,53
7 Angkutan dan Komunikasi 1,05 1,02 1,00 0,95 0,90 0,83
a. Angkutan 1. Angkutan Jalan Raya 2. Angkutan Laut 3. Angkutan Udara 4. Jasa Penunjang Angkutan
1,00 0,82 0,08 0,00 0,10
0,97 0,80 0,08 0,00 0,10
0,95 0,78 0,08 0,00 0,09
0,90 0,74 0,07 0,00 0,09
0,84 0,70 0,07 0,00 0,08
0,77 0,64 0,06 0,00 0,07
b. Komunikasi 0.05 0,05 0,05 0,05 0,06 0,06
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
4,37 4,25 4,26 4,09 3,88 3,63
a. Bank 1,15 1,13 1,15 1,15 1,14 1,11
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,18 0,17 0,17 0,15 0,14 0,12
c. Sewa Bangunan 2,90 2,81 2,79 2,66 2,48 2,29
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012
Bab II - 11
d. Jasa Perusahaan 0,14 0,14 0,14 0,13 0,12 0,11
9 Jasa-jasa 12,14 11,76 11,48 10,83 10,08 9,22
a. Pemerintahan Umum 8,41 8,09 7,84 7,37 6,85 6,27
b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan & Rumah tangga
3,74 1,25 0,01 2,48
3,67 1,22 0,01 2,44
3,64 1,23 0,01 2,41
3,46 1,17 0,01 2,28
3,22 1,09 0,00 2,13
2,95 1,01 0,00 1,92
Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : RTRW Kabupaten Morowali 2003-2013 dan Kabupaten Morowali Dalam Angka 2007
Dilihat lebih jauh ternyata sub sektor tanaman perkebunan merupakan
penyumbang terbesar yaitu 60,04% pada tahun 2004 dan pada tahun 2007
mengalami penurunan sebesar 49,84%. Selanjutnya sub sektor tanaman bahan
makanan dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan kinerja yang agak
menurun, jika pada tahun 2002 kontribusinya 9,69% dan hanya berada dibawah
tanaman perkebunan, maka pada tahun 2007 menjadi 5,96%. Pada sub sektor
perikanan terjadi penurunan dari 9,59% pada tahun 2002 menjadi 7,59% pada tahun
2007. Dan potensi hutan yang besar di Kabupaten ini menyumbang 8,01% pada
tahun 2002 dan pada tahun 2007 menurun menjadi 6,05%.
Sektor yang menduduki urutan kedua dalam sumbangannya terhadap
pembentukan nilai tambah perekonomian daerah adalah sektor perdagangan, hotel
dan restoran. Pada tahun 2002 kontribusinya 14,46% meningkat mencapai 14,71%
pada tahun 2004, dan pada tahun 2007 terjadi menurun sebesar 13,05%. Sektor
ketiga terbesar adalah sektor jasa, sektor ini pada tahun 2002 memberikan
berkontribusi sebesar 12,14%, namun dari tahun ke tahun terjadi penurunan yang
sangat besar yakni dari 11,76% pada tahun 2003 menjadi 9,22% pada tahun 2007.
2.2.2. Kondisi dan Potensi Sektoral
2.2.2.1. Pertanian
Sektor pertanian memegang peran sangat penting dalam perekonomian dan
peningkatan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat Kabupaten Morowali.
Terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Morowali, sebagaimana diuraikan pada
Tabel 2.8, sektor pertanian memberi kontribusi paling dominan, yaitu 59,37% pada
tahun 2002 dan pada tahun 2007 terjadi penurunan sebesar 49,84%. Sejalan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012
Bab II - 12
dengan diprogramkannya peningkatan ketahanan pangan nasional maka sektor
pertanian di Kabupaten Morowali memiliki potensi besar untuk dikembangkan
sehingga kabupaten ini dapat menjadi salah satu kawasan agribisnis yang penting di
Provinsi Sulawesi Tengah.
a. Pertanian Tanaman Pangan
Produksi padi di Kabupaten Morowali cukup tinggi. Pada tahun 2005 total
produksi adalah 29.708,25 ton, dengan tingkat produktivitas 3,48 ton/ha. Pada tahun
2006 produksi dapat ditingkatkan menjadi 35.934,77 ton karena luas panen
bertambah menjadi 9.410 ha dari 8.529 ha pada tahun 2005. Produktivitas yang
dicapai pada tahun 2007 juga meningkat menjadi 3,64 ton/ha dengan total produksi
sebesar 35.261,30 ton.
Dari kultivasi tanaman padi tersebut, tanaman padi sawah yang menonjol.
Pada tahun 2002 dari keseluruhan kultivasi padi produksi padi sawah mencapai
20.842,90 ton dengan luas panen 7.737,00 ha. Pada tahun 2007 produksi padi
sawah mencapai 35.261,30 ton dengan luas panen 9.692 ha.
Jika dilihat per kecamatan, sentra pertanian padi ada di Kecamatan Bumi
Raya dan Witaponda dengan produksi kedua kecamatan ini mencapai 62% dari total
produksi padi sawah. Tingkat produktivitas pun pada kedua kecamatan ini mencapai
angka tertinggi yaitu rata-rata 4,50 ton/ha. Kecamatan lain yang memiliki potensi
yang cukup besar adalah Kecamatan Mori Atas, Soyo Jaya, mamosalato, Lembo,
Bahodapi dan Bungku Tengah. Sementara itu untuk kultivasi tanaman padi ladang
cukup banyak dilakukan di Kecamatan Bungku Tengah dan Mori Atas.
Untuk jenis hortikultura, sudah cukup berkembang dan dikultivasi penduduk
tersebar diseluruh kecamatan. Jenis palawija yang menonjol adalah jagung, ketela
pohon, ketela rambat dan kacang-kacangan (kacang tanah, kacang hijau dan
kacang kedelai).
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012