Top Banner
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012 Bab II - 1 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Kondisi Geografis 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Morowali terbentuk dari hasil pemekaran wilayah Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah sesuai Undang-undang RI Nomor 51 Tahun 1999. Secara geografis wilayah Kabupaten Morowali berada pada Bujur Timur : 121 0 02 24 123 0 15 36 dan Lintang Selatan: 01 0 31 12 03 0 46 48 serta berbatasan dengan : Sebelah Utara berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Tojo Una-Una, Sebelah Selatan berbatasan dengan Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan, Sebelah Timur berbatasan dengan Perairan Teluk Tolo dan Kabupaten Banggai, dan Sebelah Barat Berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Poso, Tojo Una-Una, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Kabupaten Morowali wilayahnya membentang dari arah Tenggara ke Barat dan melebar ke Bagian Timur serta berada di daratan Pulau Sulawesi. Namun wilayah lainnya terdiri dari pulau-pulau kecil. Bagian Paling Selatan terdapat wilayah Kecamatan Menui Kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau besar dan kecil, seperti pada peta Administrasi Kabupaten Morowali berikut :
30

BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Jan 12, 2016

Download

Documents

Tak Punya Nama

morowali
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 1

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Kondisi Geografis

2.1.1. Letak Geografis

Kabupaten Morowali terbentuk dari hasil pemekaran wilayah Kabupaten Poso

Provinsi Sulawesi Tengah sesuai Undang-undang RI Nomor 51 Tahun 1999. Secara

geografis wilayah Kabupaten Morowali berada pada Bujur Timur : 1210 02’24” –

123015’36” dan Lintang Selatan: 01031’12” – 03046’48” serta berbatasan dengan :

Sebelah Utara berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Tojo Una-Una,

Sebelah Selatan berbatasan dengan Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara dan

Sulawesi Selatan,

Sebelah Timur berbatasan dengan Perairan Teluk Tolo dan Kabupaten Banggai,

dan

Sebelah Barat Berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Poso, Tojo Una-Una,

Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

Kabupaten Morowali wilayahnya membentang dari arah Tenggara ke Barat

dan melebar ke Bagian Timur serta berada di daratan Pulau Sulawesi. Namun

wilayah lainnya terdiri dari pulau-pulau kecil. Bagian Paling Selatan terdapat wilayah

Kecamatan Menui Kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau besar dan kecil,

seperti pada peta Administrasi Kabupaten Morowali berikut :

Page 2: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 2

Pada tahun 2004. Kabupaten Morowali mengalami pemekaran sehingga

kecamatan yang semula berjumlah 10 menjadi 13 kecamatan. Kecamatan Bungku

Utara dimekarkan menjadi dua Kecamatan yaitu Bungku Utara dan Mamosalato.

Sedangkan Bungku Barat dimekarkan menjadi tiga kecamatan yaitu Bungku Barat.

Bumi Raya dan Wita Ponda, dan Pada Tahun 2008 terjadi pemekaran Kecamatan

Mori Atas menjadi 2 (dua) Kecamatan yaitu Kecamatan Mori Utara dan Kecamatan

Mori Atas sehingga jumlah kecamatan di Kabupaten Morowali menjadi

14 Kecamatan.

Di belahan Utara wilayah ini terdiri dari Kecamatan Mamosalato, Bungku

Utara, Soyo Jaya dan Petasia. Di belahan Selatan terdapat Kecamatan Menui

Kepulauan, Bungku Selatan dan Bahodopi. Kecamatan Lembo, Mori Atas dan Mori

Utara berada pada belahan Barat dan merupakan kecamatan yang tidak mempunyai

wilayah pesisir, sedang di bagian tengah terdapat Kecamatan Bungku Tengah,

Bungku Barat, Bumi Raya, dan Witaponda.

Luas daratan Kabupaten Morowali kurang lebih 15.490.12 Km² atau sekitar

22.77 persen dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tengah. Luas wilayah Kabupaten

Page 3: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 3

Morowali menempati urutan pertama bila dibandingkan dengan luas daratan

kabupaten/kota lainnya di Sulawesi Tengah. Secara administratif pemerintahan,

Kabupaten Morowali terdiri dari 14 kecamatan dengan rincian kecamatan terluas

wilayahnya adalah Kecamatan Bungku Utara dan yang terkecil Kecamatan Menui

Kepulauan dan Jumlah desa yang terdapat di Wilayah Kabupaten Morowali

sebanyak 240 desa yang terdiri atas 230 desa dan 10 kelurahan dimana 132 desa

diantaranya berbatasan dengan pantai yang tersebar pada 11 Kecamatan dan 3

Kecamatan lainnya yaitu Lembo, Mori Atas dan Mori Utara yang tidak memiliki desa

pantai. Luas dan sebaran Desa/Kelurahan dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel: 2.1.

Luas Wilayah, Sebaran Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan Kabupaten Morowali Tahun 2007

Kecamatan Luas (Km²) % Jumlah

Desa Pusat Pemerintahan

01. Menui Kepulauan 223,63 1,44 19 Ulunambo

02. Bungku Selatan 1.271,19 8,21 33 Kaleroang

03. Bahodopi 1.080,98 6,98 12 Bahodopi

04. Bungku Tengah 1.112,80 7,18 29 Bungku

05. Bungku Barat 758,93 4,90 10 Wosu

06. Bumi Raya 504,77 3,26 13 Bahonsuai

07. Witaponda 519,70 3,36 9 Lantula Jaya

08. Lembo 1.332,84 8,60 24 Beteleme

09. Mori Atas 1.508,81 9,74 14 Tomata

10. Petasia 1.635,24 10,56 28 Kolonodale

11. Soyo Jaya 605,51 3,91 9 Lembasumara

12. Bungku Utara 2.406,79 15,54 20 Baturube

13. Mamosalao 1.480,00 9,55 14 Tanasumpu

14 Mori Utara 1.048,93 6,77 8 Mayumba

Kabupaten Morowali 15.490,12 100,00 240

Sumber : Kabupaten Morowali Dalam Angka. 2007 dan Bagian Adm. Pemerintahan Umum

2.1.2. Iklim

Sebagaimana daerah tropis lainnya, Kabupaten Morowali memiliki dua musim

yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan

Juni – Oktober, dan musim penghujan antara Desember - Mei. Curah hujan tahunan

bervariasi dari yang terendah 2.273 mm tercatat di Stasiun Beteleme dan tertinggi

Page 4: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 4

3.435 mm di Kolonodale. Bulan terbasah terjadi pada bulan April (336 mm) dan

bulan terkering (91 mm) terjadi pada bulan September. Berdasarkan klasifikasi

Schmidt-Fergusson, Wilayah Kabupaten Morowali tergolong iklim A atau sangat

basah dengan suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 26,5oC sampai 27,4oC.

Kabupaten Morowali memiliki iklim yang sangat basah, karena itu wajar jika

daerah ini memiliki jumlah sungai yang cukup banyak sebagai sumberdaya air yang

potensial untuk dimanfaatkan untuk pengairan Namun demikian perlu diwaspadai

dengan curah hujan tinggi yang berpotensi menimbulkan bahaya banjir dan tanah

longsor. Sungai utama di Wilayah Kabupaten Morowali adalah Sungai Laa dengan

panjang 96,30 Km dan Sungai Tambalako dengan panjang 83,7 Km.

2.1.3. Geologi, Topografi dan Tanah

Secara geologis, wilayah Kabupaten Morowali tersusun atas beberapa jenis

batuan yang antara lain adalah batuan Mollase, batuan Kapur, batuan Skiss,

batuan Basik, Ultra basik dan Sedimen. Sedang dari sisi geomorfologinya wilayah ini

tersusun atas beberapa bentuk lahan (landform), yaitu bentuklahan Aluvial (A),

Marine (M), Volkanik (V), Tektonik dan Struktural (T). Bentuk lahan aluvial yang

terbentuk dari proses fluvial umumnya tersebar di dataran rendah dengan

kemiringan antara 0 – 3% yang banyak dijumpai di sekitar sungai-sungai besar.

Bentuk lahan marine tersebar pada wilayah datar agak cekung di sepanjang pantai.

Bentuk lahan tektonik dan volkanik tersebar pada relief yang bergelombang sampai

bergunung. Akibat bentuk ahan yang bervariasi maka wilayah Kabupaten Morowali

memiliki topografi yang bervariasi.

Dilihat dari elevasi, wilayah Kabupaten Morowali sebagian besar (52,74%)

berada pada ketinggian antara 100 - 200 meter di atas permukaan laut (dpl),

berikut seluas 33,74% berada pada ketinggian antara 200 – 500 meter dpl,

dan selebihnya seluas 13,52% berada pada ketinggian dibawah 100 meter dpl.

Elevasi tersebut juga menggambarkan tingkat kelerengannya wilayah ini

sebagian besar (52,30%) memiliki kemiringan topografi lebih besar dari 40 %

(curam-sangat curam), sedang selebihnya 11,70 % luas wilayah memiliki

kemiringan dibawah 2 % (datar agak landai), 12,56 % luas wilayah memiliki

Page 5: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 5

kemiringan antara 3 % - 15 dan 23,30 % luas wilayah memiliki kemiringan antara

16 % - 40 % (miring agak curam) dan danau seluas 0,14%

Akibat curah hujan yang tinggi, struktur geologi yang dipengaruhi oleh dua

sesar utama serta topografi dengan dominasi kemiringan curam maka wilayah ini

memiliki pula kawasan-kawasan yang rawan bencana, khususnya bencana banjir,

longsor maupun rawan gempa, sebagaimana dapat dilihat pada gambar berikut.

Tanah di Wilayah kabupaten Morowali berdasarkan klasifikasi Soil Taxonomy,

terdiri dari beberapa ordo tanah, yaitu Alfisols, Entisols, Ultisols, Inoptisols,

Inceptisols, Histosol, Endisols, Oxisols, Vertisols, dan Mellisols, dengan kedalaman

efektif tanah sebagian besar cukup dalam. Tanah dengan kedalaman 0- 30 Cm

hanya 3,03% dan 31 – 60 Cm seluas 18,02%, selebihnya seluas 45,44% memiliki

kedalaman 60 – 90 Cm dan kedalaman di atas 90 Cm seluas 35,94%. Sebagian

besar tanah di wilayah ini tergolong subur dengan diindikasikan seluas 45,44%

tanahnya bertekstur sedang, 43,87% bertekstur halus dan hanya 10,55% yang

bertekstur kasar.

2.1.4. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Morowali sebagian besar (84,12%)

berupa hutan, sedang selebihnya tersebar untuk berbagai penggunaan

sebagaimana dalam Tabel 2.2.

Tabel : 2.2. Penggunaan Lahan Kabupaten Morowali Tahun 2003

No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase

1 Pemukiman 13.675,59 0,88

2 Sawah 10.210,45 0,66

3 Tegalan 16.910,11 1,09

4 Kebun Campuran 31.609,90 2,04

5 Kelapa 3,707,11 0,24

6 Jambu Mete 1.754,00 0,11

7 Cengkeh 604,20 0,04

8 Coklat 14.631,55 0,94

9 Karet 4.063,00 0,26

10 Kelapa Sawit 19.174,92 1,24

Page 6: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 6

11 Alang-Alang 24.474,81 1,58

12 Bakau 8.863,83 0,57

13 Belukar 93.263,42 6,02

14 Hutan 1.303.012,40 84,12

15 Rawa 888,09 0,06

16 Danau 2.168,62 0,14

Jumlah 1.549.012, 100,00

Sumber : RTRW Kabupaten Morowali 2003 – 2013

Penggunaan lahan sebagaimana tersebut di atas menggambarkan bahwa

lahan persawahan 10.210,45 Ha, Kelapa Sawit 19.174,92 Ha dan penggunaan

lahan kebun campuran 31.609,90 Ha. Khusus alang-alang 24.474,81 perlu

diperhatikan dalam kaitan dengan pentingnya konsevasi lahan.

2.1.5. Wilayah Pesisir

Wilayah Kabupaten Morowali dengan total garis pantai sepanjang kurang

lebih 650 km dapat dikatakan sebagai wilayah pesisir, karena dari 14 kecamatan

hanya 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Mori Atas, Mori Utara dan Kecamatan

Lembo yang tidak memiliki wilayah pesisir. Kabupaten ini memiliki 51 buah pulau

dengan luas total 126.058,74 ha, 20 buah pulau diantaranya berpenghuni. Sebaran

pulau-pulau tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut ini :

Tabel 2.3.

Jumlah Pulau dan Luas Menurut Kecamatan

Nama Kecamatan Jumlah Pulau Luas Keseluruhan

(Ha)

Menui Kepulauan 15 24.100

Bungku Selatan 22 100.318

Bahodopi 1 1,74

Petasia 4 791

Mamosalato 3 5

Bungku Utara 6 349

Jumlah 51 126.058, 74

Sumber : Kabupaten Morowali Dalam Angka Tahun 2007

Page 7: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 7

Perairan pesisir wilayah Morowali ini mempunyai karakter yang relatif

dangkal. Morfologi perairan pantai selain dipengaruhi oleh proses geologi juga oleh

karakteristik wilayah daratan seperti keberadaan sungai, terutama sungai-sungai

yang membawa material erosi sehingga dapat memberikan konstribusi terhadap

kelandaian, pembentukan lekuk teluk dan ujung disepanjang pantai. Sesuai Peta

Laut Lembar Teluk Tomini dan Lembar Dongkala-Labengke tahun 1997 dan telah

dikoreksi tanggal 12 Februari 2007, memberikan gambaran bahwa pesisir bagian

utara Morowali, yaitu pada Kecamatan Mamosalato dan Bungku Utara sampai pada

jarak 4 mil umumnya memiliki kedalaman di bawah 70 meter. Demikian juga kearah

selatan sampai Bungku Tengah, kedalaman laut pada jarak 4 mil masih kurang dari

80 meter. Bahkan di pelabuhan Kolonedale kedalaman laut antara 5 s/d 10 meter.

Ditemukan pada jarak kurang dari 4 mil di daerah Wosu memiliki kedalaman sampai

200 meter. Sedang perairan sekitar Kecamatan Kepulauan Menui pada umumnya

berkedalaman kurang dari 70 meter.

Sebagai wilayah pesisir, maka kawasan ini memiliki ekosistem yang spesifik

baik alami maupun buatan. Ekosistem alami antara lain terumbu karang, hutan

mangrove, padang lamun, pantai berpasir, pantai berbatu, estuaria, .laguna dan

delta. Sedangkan ekosistem buatan antara lain tambak, sawah pasang surut,

kawasan pariwisata, kawasan industri dan kawasan permukiman.

Luas mangrove di Kabupaten Morowali adalah 8.278,091 ha yang secara

keseluruhan termasuk kategori alamiah dan tumbuh di pesisir pantai dengan skala

yang bervariasi dari beberapa meter sampai lebih dari 100 meter. Kawasan pesisir

yang menghadap ke Teluk Tolo memiliki ombak yang relatif tidak besar yang relatif

memungkinkan tumbuhnya ekosistem mangrove dan berpotensi budidaya pantai.

Ancaman terhadap kerusakan mangrove mulai tampak pada beberapa tempat akibat

kurang jelasnya batas kawasan lindung dan kawasan budidaya dan belum

pahamnya masyarakat terhadap fungsi mangrove. Kerusakan ini juga menyebabkan

terjadinya abrasi pada beberapa tempat seperti di Kecamatan Bumi Raya dan

Bungku Barat dijumpai garis pantai sudah mendekati jalan antara 1-2 meter.

Page 8: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 8

Tabel : 2.4.

Luas Hutan Mangrove di Daerah Pesisir Morowali

No Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Luas Mangrove (Ha)

1 Bumi Raya 2.406,79 1.191,489

2 Wita Ponda 605,51 967,101

3 Soyo Jaya 504,77 1.341,228

4 Bungku Utara 519,70 4.778,213

Sumber : Laporan Akhir Rencana Tata Ruang Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil Kabupaten Morowali, 2007

Ekosistem pantai lainnya yang terdapat di wilayah kecamatan yang memiliki

garis pantai adalah terumbu karang, yang diperkirakan memiliki luas 46.686,301 ha.

Ekosistem tersebut terdapat di pantai Kecamatan Bungku Utara sampai Kecamatan

Petasia. Kondisi terumbu karang umumnya dalam kategori baik, namun demikian

terdapat sebagian kecil yang dalam kondisi buruk seperti di Kecamatan Bahodopi

sebagai akibat pemanfaatan sebagai bahan bangunan.

Tabel : 2.5.

Luas Terumbu Karang di Daerah Pesisir Morowali

No Kecamatan Luas (Ha)

1 Menui Kepulauan 8.058,289 2 Bungku Selatan 15.641,071 3 Bahodopi 1.446,268 4 Bungku Tengah 2.493,689 5 Bungku Barat 567,930 6 Bumi Raya 3.459,173 7 Witapoda 3.574,098 8 Petasia 1.466,941 9 Soyo Jaya 676,094 10 Bungku Utara 2.975,062 11 Mamosalato 3.327,686

Total 43.686,301 Sumber : Laporan Akhir Rencana Tata Ruang Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil Kabupaten Morowali, 2007

Beberapa ekosistem terumbu karang berasosiasi dengan padang lamun,

rumput laut dan mangrove, misalnya di Kecamatan Soyo Jaya. Sebaran ikan karang

merupakan salah satu komunitas yang mengikuti habitat terumbu karang, bagian

terbesarnya adalah ikan hias dan ikan konsumsi yang bernilai ekonomis tinggi.

Page 9: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 9

2.2. Perekonomian Daerah

2.2.1. Struktur ekonomi daerah

Sebagaimana Provinsi Sulawesi Tengah pada umumnya, Kabupaten

Morowali adalah daerah pertanian. Perekonomian daerahnya didominasi oleh

kegiatan-kegiatan disektor primer, khususnya pertanian dalam arti luas.

Sebagaimana dapat dilihat pada tabel dibawah ini, perekonomian Kabupaten

Morowali relatif tidak mengalami perubahan yang signifikan dalam satu dasawarsa

terakhir. Dominasi sektor primer hanya meningkat kurang dari 1% dari 59.89% pada

tahun 2002 sedangkan pada tahun 2006 meningkat menjadi 63,96%, pada tahun

2007 menjadi 66,48%.

Tabel : 2.6.

Struktur Ekonomi Kabupaten Morowali

No Sektor 2002 2003 2004 2005 2006 2007

A. Sektor Primer 59,89 60,48 60,55 62,08 63,96 66,48

1 Pertanian 59,37 59,97 60,04 57,68 54,55 49,84

2 Pertambangan dan Penggalian

0,52 0,51 0,51 4,40 9,41 16,64

B. Sektor Sekunder 8,09 7,97 8,00 7,63 7,25 6,79

3 Industri Pengolahan 4,19 4,11 4,09 3,93 3,75 3,47

4 Listrik dan Air Bersih 0,45 0,45 0,46 0,45 0,43 0,40

5 Bangunan 3,45 3,41 3,45 3,25 3,07 2,92

C. Sektor Tersier 32,02 31,55 31,45 30,29 29,60 26.43

6 Perdagangan Hotel dan Restoran

14,46 14,52 14,71 14,42 13,94 13,05

7 Angkutan dan Komunikasi 1,05 1,02 1,00 0,95 0,90 0,53

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

4,37 4,25 4,26 4,09 3,88 3,63

9 Jasa-jasa 12,14 11,76 11,48 10,83 10,88 9,22

Produk Domestik Regional Bruto

100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : RTRW Kabupaten Morowali 2003-2013 dan Kabupaten Morowali Dalam Angka 2007

Peningkatan lebih tinggi terjadi pada sektor tersier yang kontribusinya menurun

dari 32,02% pada tahun 2002 menjadi 26,43% pada tahun 2007. Uraian lebih terinci

Page 10: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 10

mengenai kinerja ekonomi daerah Kabupaten Morowali dalam 5 (lima) tahun teakhir

dapat diikuti pada Tabel :2.8.

Dari gambaran tabel tersebut di atas bahwa pada tahun 2002 sektor ekonomi

yang dominan di Kabupaten Morowali adalah sektor Pertanian dengan kontribusi

59.37%. Pada tahun 2003-2004 kontribusi ini meningkat menjadi 59,97% dan

60,04%. Namun pada tahun 2007 terjadi penurunan sebesar 49,84%.

Tabel : 2.7

Distribusi Prosentasi PDRB Kabupaten Morowali

No Lapangan Usaha 2002 2003 2004 2005 2006 2007

A. Sektor Primer 59,89 60,48 60,55 62,08 63,96 66,48

1 Pertanian 59,37 59,97 60,04 57,68 54,55 49,84

a. Tanaman Bahan Makanan 9,69 9,05 8,50 7,69 6,86 5,96

b. Tanaman Perkebunan 29,72 31,14 31,98 31,58 30,68 28,83

c. Peternakan 2,40 2,23 2,08 1,87 1,65 1,42

d. Kehutanan 8,01 7,83 7,79 7,33 6,79 6,05

e. Perikanan 9,59 9,72 9,70 9,21 8,57 7,59

2 Pertambangan dan Penggalian 0.52 0,51 0,51 4,40 9,41 16,64

a. Pertambangan Migas 0,00 0,00 0,00 3,91 8,95 16,21

b. Pertambangan Non Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

c. Penggalian 0,52 0,51 0,51 0,49 0,47 0,43

B. Sektor Sekunder 8,09 7,97 8,00 7,63 7,25 6,79

3 Industri Pengolahan 4,19 4,11 4,09 3,93 3,75 3,47

a. Makanan, minuman dan tembakau 0,94 0,92 0,92 0,89 0,86 0,80

b. Tekstil, barang dari kulit & alas kaki 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,01

c. Kayu dan hasil hutan lainnya 3,00 2,94 2,93 2,82 2,69 2,49

d. Kertas dan barang cetakan 0,05 0,05 0,05 0,04 0,04 0,04

e. Pupuk, kimia dan barang dari karet 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

f. Semen dan barang galian non logam 0,17 0,16 0,16 0,15 0,14 0,12

g. Alat angkutan, mesin dan peralatannya 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01

h. Barang lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

4 Listrik dan Air Bersih 0,45 0,45 0,46 0,45 0,43 0,40

a. Listrik 0,40 0,40 0,41 0,40 0,38 0,35

b. Air Bersih 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,04

5 Bangunan 3,45 3,41 3,45 3,25 3,07 2,92

C. Sektor Tersier 32,02 31,55 31,45 30,29 29,60 26,43

6 Perdagangan Hotel dan Restoran 14,46 14,52 14,71 14,42 13,94 13,05

a. Perdagangan 13,75 13,80 13,98 13,71 13,27 12,43

b. Hotel 0,10 0,10 0,10 0,10 0,09 0,08

c. Restoran 0,61 0,61 0,63 0,61 0,58 0,53

7 Angkutan dan Komunikasi 1,05 1,02 1,00 0,95 0,90 0,83

a. Angkutan 1. Angkutan Jalan Raya 2. Angkutan Laut 3. Angkutan Udara 4. Jasa Penunjang Angkutan

1,00 0,82 0,08 0,00 0,10

0,97 0,80 0,08 0,00 0,10

0,95 0,78 0,08 0,00 0,09

0,90 0,74 0,07 0,00 0,09

0,84 0,70 0,07 0,00 0,08

0,77 0,64 0,06 0,00 0,07

b. Komunikasi 0.05 0,05 0,05 0,05 0,06 0,06

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

4,37 4,25 4,26 4,09 3,88 3,63

a. Bank 1,15 1,13 1,15 1,15 1,14 1,11

b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,18 0,17 0,17 0,15 0,14 0,12

c. Sewa Bangunan 2,90 2,81 2,79 2,66 2,48 2,29

Page 11: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 11

d. Jasa Perusahaan 0,14 0,14 0,14 0,13 0,12 0,11

9 Jasa-jasa 12,14 11,76 11,48 10,83 10,08 9,22

a. Pemerintahan Umum 8,41 8,09 7,84 7,37 6,85 6,27

b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan & Rumah tangga

3,74 1,25 0,01 2,48

3,67 1,22 0,01 2,44

3,64 1,23 0,01 2,41

3,46 1,17 0,01 2,28

3,22 1,09 0,00 2,13

2,95 1,01 0,00 1,92

Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : RTRW Kabupaten Morowali 2003-2013 dan Kabupaten Morowali Dalam Angka 2007

Dilihat lebih jauh ternyata sub sektor tanaman perkebunan merupakan

penyumbang terbesar yaitu 60,04% pada tahun 2004 dan pada tahun 2007

mengalami penurunan sebesar 49,84%. Selanjutnya sub sektor tanaman bahan

makanan dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan kinerja yang agak

menurun, jika pada tahun 2002 kontribusinya 9,69% dan hanya berada dibawah

tanaman perkebunan, maka pada tahun 2007 menjadi 5,96%. Pada sub sektor

perikanan terjadi penurunan dari 9,59% pada tahun 2002 menjadi 7,59% pada tahun

2007. Dan potensi hutan yang besar di Kabupaten ini menyumbang 8,01% pada

tahun 2002 dan pada tahun 2007 menurun menjadi 6,05%.

Sektor yang menduduki urutan kedua dalam sumbangannya terhadap

pembentukan nilai tambah perekonomian daerah adalah sektor perdagangan, hotel

dan restoran. Pada tahun 2002 kontribusinya 14,46% meningkat mencapai 14,71%

pada tahun 2004, dan pada tahun 2007 terjadi menurun sebesar 13,05%. Sektor

ketiga terbesar adalah sektor jasa, sektor ini pada tahun 2002 memberikan

berkontribusi sebesar 12,14%, namun dari tahun ke tahun terjadi penurunan yang

sangat besar yakni dari 11,76% pada tahun 2003 menjadi 9,22% pada tahun 2007.

2.2.2. Kondisi dan Potensi Sektoral

2.2.2.1. Pertanian

Sektor pertanian memegang peran sangat penting dalam perekonomian dan

peningkatan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat Kabupaten Morowali.

Terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Morowali, sebagaimana diuraikan pada

Tabel 2.8, sektor pertanian memberi kontribusi paling dominan, yaitu 59,37% pada

tahun 2002 dan pada tahun 2007 terjadi penurunan sebesar 49,84%. Sejalan

Page 12: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 12

dengan diprogramkannya peningkatan ketahanan pangan nasional maka sektor

pertanian di Kabupaten Morowali memiliki potensi besar untuk dikembangkan

sehingga kabupaten ini dapat menjadi salah satu kawasan agribisnis yang penting di

Provinsi Sulawesi Tengah.

a. Pertanian Tanaman Pangan

Produksi padi di Kabupaten Morowali cukup tinggi. Pada tahun 2005 total

produksi adalah 29.708,25 ton, dengan tingkat produktivitas 3,48 ton/ha. Pada tahun

2006 produksi dapat ditingkatkan menjadi 35.934,77 ton karena luas panen

bertambah menjadi 9.410 ha dari 8.529 ha pada tahun 2005. Produktivitas yang

dicapai pada tahun 2007 juga meningkat menjadi 3,64 ton/ha dengan total produksi

sebesar 35.261,30 ton.

Dari kultivasi tanaman padi tersebut, tanaman padi sawah yang menonjol.

Pada tahun 2002 dari keseluruhan kultivasi padi produksi padi sawah mencapai

20.842,90 ton dengan luas panen 7.737,00 ha. Pada tahun 2007 produksi padi

sawah mencapai 35.261,30 ton dengan luas panen 9.692 ha.

Jika dilihat per kecamatan, sentra pertanian padi ada di Kecamatan Bumi

Raya dan Witaponda dengan produksi kedua kecamatan ini mencapai 62% dari total

produksi padi sawah. Tingkat produktivitas pun pada kedua kecamatan ini mencapai

angka tertinggi yaitu rata-rata 4,50 ton/ha. Kecamatan lain yang memiliki potensi

yang cukup besar adalah Kecamatan Mori Atas, Soyo Jaya, mamosalato, Lembo,

Bahodapi dan Bungku Tengah. Sementara itu untuk kultivasi tanaman padi ladang

cukup banyak dilakukan di Kecamatan Bungku Tengah dan Mori Atas.

Untuk jenis hortikultura, sudah cukup berkembang dan dikultivasi penduduk

tersebar diseluruh kecamatan. Jenis palawija yang menonjol adalah jagung, ketela

pohon, ketela rambat dan kacang-kacangan (kacang tanah, kacang hijau dan

kacang kedelai).

Page 13: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 13

Tabel : 2.8

Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah

No

Kecamatan

Padi Sawah Padi Ladang Padi Sawah + Ladang

Luas Panen Produksi

Produk-tivitas

Luas Panen Produksi

Produk-tivitas

Luas Panen Produksi

Produk-tivitas

(ha) (ton) (ton) (ha) (ton) (ton/ha) (ha) (ton) (ton/ha)

1 Menui Kepulauan 0 0,00 0,00 0 0,00 0,00 0 0,00 0,00

2 Bungku Selatan 0 0,00 0,00 99 180,18 1,82 99 180,18 1,82

3 Bahodopi 592 1.420,80 2,40 39 72,15 1,85 631 1.492,95 2,37

4 Bungku Tengah 591 1.536,60 2,60 160 336,00 2,10 751 1.872,60 2,49

5 Bungku Barat 62 167,40 2,70 25 60,00 2,40 87 227,40 2,61

6 Bumi Raya 1.839 8.275,50 4,50 0 0,00 0,00 1.839 8,275,50 4,50

7 Witaponda 3.439 15.475,50 4,50 55 132,00 2,40 3.494 15,607,50 4,47

8 Lembo 573 1.547,10 2,70 0 0,00 0,00 573 1,547,10 2,70

9 Mori Atas 1.014 2.737,80 2,70 270 445,50 1,65 1.284 3.183,30 2,48

10 Petasia 152 410,40 2,70 17 34,51 2,03 169 444,91 2,63

11 Soyo Jaya 576 1.555,20 2,70 0 0,00 0,00 576 1.555,20 2,70

12 Bungku Utara 371 927,50 2,50 40 88,00 2,20 411 1.015,50 2,47

13 Mamosalato 483 1.207,50 2,50 0 0,00 0,00 483 1.207,50 2,50

14 Mori Utara

Jumlah 2007 9.692 35.261,30 3,64 705 1.348,34 1,91 10.397 36.609,64 3,52

2006 9.410 34.557,17 3,67 755 1.377,59 1,82 10.165 35.934,76 3,54

2005 8.529 29.708,50 3,48 1.136 2.360,87 2,08 9.665 32.069,37 3,32

2004 8.520 29.481,81 3,46 1.208 2.379,58 1,97 9.728 31.861,39 3,27

2003 6.790,1 23.211,4 3,20 2.227 3.903,5 1,8 8.464 27.114,8 3.20

2002 7.737 20.842,9 26,9 2.206,5 3.831,3 17,4 9.943,5 24.313,2 24,5

Sumber : RTRK Kabupaten Morowali 2003-2013 dan Kabupaten Morowali Dalam Angka 2002-2007

Page 14: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 14

a. Perkebunan

Tanaman perkebunan besar terutama adalah kakao. Selain itu ada juga

perkebunan sawit. Perkebunan kakao terdapat di 14 Kecamatan. Sedangkan

perkebunan Sawit terdapat di kecamatan Wita Ponda, Mori Atas, Bungku Utara,

Bungku Barat. Adapun perkembangan luas areal dan produksinya dapat diikuti pada

tabel berikut.

Tabel 2.9.

Luas dan Produksi Tanaman Perkebunan Di Morowali Tahun 2007

No. Jenis Komoditi Luas (Ha) Produksi (ton) Keterangan

1 Kelapa Sawit 8.825 6.086,50 Tahun 2005

2 Karet 95,00 2.920,55 Tahun 2005

3 Kelapa 1.307,00 699,73 Tahun 2007

4 Kopi 132,00 17,18 Tahun 2007

5 Cengkeh 371,00 15,30 Tahun 2007

6 Kakao 11.742,00 5.489,09 Tahun 2007

7 Pala 7,00 0,99 Tahun 2007

Sumber : Kabupaten Morowali dalam angka, 2007

Agar sektor perkebunan dapat memberikan nilai tambah secara ekonomi kepada

masyarakat, maka dalam usaha pengembangan perkebunan terutama perkebunan

rakyat harus berpedoman pada peta kesesuaian lahan (Farming System Zone).

b. Perikanan dan Kelautan

Perairan laut Teluk Tolo di Kabupaten Morowali dengan luas perairan

29.962,88 Km2 memiliki potensi biotik yang jenis dan jumlahnya cukup banyak,

terdiri dari berbagai jenis ikan, lobster, kepiting bakau, cumi-cumi, gurita, rumput laut

dan kerang mutiara. Sedang perikanan budidaya antara lain tambak dan kolam

dengan jenis potensi udang windu, bandeng, ikan mas, nila dan udang gajah.

Potensi Penangkapan Ikan

Sesuai hasil penelitian dari Lembaga Penelitian Perikan Laut (LPPL) Tahun 1981

bahwa potensi ikan di perairan Teluk Tolo Kabupaten Morowali tersedia 68.456

Page 15: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 15

ton per tahun sedangkan data survey LPPL tahun 1995 tersedia sebesar 68.000

ton per tahun.

Potensi Budidaya Rumput Laut

Budidaya rumput laut terbesar terdapat di Kecamatan Menui Kepulauan,

Kecamatan Bungku Selatan dengan luas kira-kira 564 ha.

Potensi Budidaya Teripang

Untuk budidaya teripang potensinya tersedia kurang lebih 189 ha yang tersebar

di Kecamatan Bungku Selatan, Bungku Tengah, Menui Kepulauan dan Bungku

Utara.

Potensi Budidaya Ikan Kerapu

Budidaya ikan kerapu cukup potensial di Kecamatan Bungku Selatan, Bungku

Tengah, Bungku Utara, Bungku Barat dan Petasia dengan luas kurang lebih 142

ha.

Sementara itu Perikanan Darat juga memiliki potensi besar yaitu:

Potensi Tambak

Untuk budidaya teripang potensinya tersedia kurang lebih 189 ha yang tersebar

di Kecamatan Bungku Selatan, Bungku Tengah, Menui Kepulauan dan Bungku

Utara.

Potensi Budidaya Ikan Air Tawar

Budidaya ikan air tawar tersebar di 3 Kecamatan yaitu : Kecamatan Petasia,

Lembo dan Mori Atas dengan luas sekitar 109 ha. Selain itu terdapat perairan

umum yang berpotensi untuk budidaya ikan di Karamba, yaitu Danau sekitar

1.000 ha, Rawa 1.200 ha dan Sungai 266,80 ha.

Saat ini tingkat pemanfaatan potensi perikanan dan kelautan belum optimal,

karena alat tangkap masyarakat nelayan sebagian besar masih tradisional.

Sedangkan alat transportasinya masih terbatas pada perahu yang menggunakan

mesin katinting 5,5 PK. Untuk meningkatkan atau memodernisasi alat tangkap dan

alat transportasi masyarakat nelayan terbentur pada modal yang besar.

Page 16: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 16

Populasi sumberdaya manusia serta produksi dan jenis serta perahu yang

digunakan oleh masyarakat nelayan di daerah Morowali sebagai diuraikan tabel

berikut.

Tabel : 2.10 Jumlah Nelayan, Produksi Dan Banyaknya Kapal/Perahu

Menurut Kecamatan

No Kecamatan Nelayan

(Org) Produksi

(Ton)

Kapal/Perahu Motor

Ship

Boat

Tdk Ber-motor

1 Menui Kepulauan 1.839 3.150 200 981 483

2 Bungku Selatan 2.104 4.960 57 2.505 432

3 Bahodopi 356 369 16 116 137

4 Bungku Tengah 715 464 55 129 238

5 Bungku Barat 351 852 4 69 190

6 Bumi Raya 489 1.079 21 126 258

7 Witaponda 213 164 2 23 93

8 Lembo - - - - -

9 Mori Atas - - - - -

10 Petasia 478 2.265 19 418 134

11 Soyo Jaya 58 38.5 - 35 103

12 Bungku Utara 294 123 136 90 482

13 Mamosalato 35 33.5 - - -

14 Mori Utara - - - - -

J u m l a h 6.932 13.498 510 4.492 2.550

Sumber : Kabupaten Morowali Dalam Angka 2007

Kecamatan Lembo, Mori Atas dan Mori Utara karena tidak berhadapan

langsung dengan laut maka ketiga wilayah tersebut tidak ada nelayannya. Jumlah

nelayah terbanyak (30,35%) terdapat di Kecamatan Bungku Selatan dan Kecamatan

Menui Kepulauan sebanyak 26,53%.

c. Peternakan

Peternakan di Kabupaten Morowali dibedakan atas ternak besar, ternak kecil,

dan unggas. Populasi ternak besar yang umumnya diusahakan oleh masyarakat

adalah Sapi, sedang ternak kecil yang paling banyak adalah Kambing dan Babi.

Jenis ternak unggas yang paling banyak diusahakan oleh masyarakat adalah Ayam

Kampung, sedang Ayam Potong jumlah populasinya sangat minim hanya sekitar

Page 17: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 17

500 ekor. Sentra peternakan di Wilayah Morowali berada di Kecamatan Lembo dan

Mori Atas, dmana kedua kecamatan tersebut tidak memiliki pantai.

Tabel : 2.11.

Populasi Ternak dan Produksi di Kabupaten Morowali Tahun 2007

No Jenis Ternak Jumlah Populasi

(Ekor) Produksi (Kg) Keterangan

1 Sapi

17.506 205.776,35 Daging

2 Kerbau 890 3.200,00 Daging

3 Kambing 4.346 16.994,10 Daging

4 Babi 22.380 191.480,06 Daging

5 Ayam Kampung 175.618 275.592,57 Telur

6 Itik 6.511 3.661,68 Telur

Sumber : Kabupaten Morowali dalam angka, 2007

d. Kehutanan

Kawasan hutan di kabupaten Morowali mencapai 73.50% dari luas wilayah.

Adapun luas kawasan dimaksud berdasarkan fungsinya menurut keadaan tahun

2002 adalah sebagaimana diuraikan pada tabel di bawah ini.

Tabel : 2.12.

Luas Kawasan Hutan Berdasarkan Fungsinya

No Fungsi Kawasan Luas (Ha) %

1 Kawasan Suaka Alam dan Wisata 561.069 35,64

a. Kawasan Suaka Alam 207.424 13,18

b. Hutan Lindung 353.645 26,79

2 Kawasan Budidaya/Hutan Produksi 421.741 31,01

a. Hutan Produksi Terbatas (HPT) 205.394 13,05

b. Hutan Produksi Biasa (HPB) 151.362 9,61

c. Hutan Produksi yg dpt dikonversi (HPK) 64.985 4,13

3 Areal Penggunaan Lain (APL) 591.301 37,56

Jumlah Luas Wilayah 1.574.111 100,00 Sumber : RTRW Kab. Morowali 2003-2013 dan Morowali Dalam Angka Tahun 2007

Page 18: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 18

2.2.2.2. Pertambangan

Kabupaten Morowali dikaruniai sumberdaya alam yang relatif melimpah

karena mempunyai kadungan sumberdaya tambang yang tersebar di seluruh

wilayah. Sumberdaya tambang tersebut bervariasi mulai dari bahan tambang

golongan C sampai golongan B, maupun golongan A. Sebaran lokasi dan satuan

formasi tergambar pada tebel 2.13 berikut.

Tabel : 2.13

Potensi Pertambangan di Kabupaten Morowali

No

Jenis Bahan Galian

Sebaran

Satuan Formasi

A Golongan A

1 Rem-besan Minyak Bumi

1.Kec. Bungku Utara Menyusuri pantai teluk Tolo

dengan batuan Sedimen Aluvium dan Endapan Pantai (Qac)

Qac = Aluvium dan endapan pantai : kerikil, pasir, lumpur, setempat terumbu.

2.Kec. Bungku Barat Dengan Satuan formasi

Tetambahu (Jtl)

Jtl = Formasi Tetambahu : kalsilutit, napal, sisipan batu pasir, wake, batu gamping klasik, batu pasir dengan sisipan rijang radiolaria.

2 Nickel (Ni) 1. Kec. Bungku Tengah dan Kec. Bungku Barat.Dengan satuan formasi Tetambehu (Jtl)

Jtl = Formasi Tetambahu : kalsilutit, napal, sisipan batu pasir, wake, batu gamping klasik, batu pasir dengan sisipan rijang radiolaria.

2.Kec. Bungku Selatan dan Kec. Bahodapi. Dengan satuan formasi Tetambehu (Jtl)

Jtl = Formasi Tetambahu : kalsilutit, napal, sisipan batu pasir, wake, batu gamping klasik, batu pasir dengan sisipan rijang radiolaria.

3.Kec. Soyojaya dan Kec. Petasia. Dengan formasi Matano (Klm)

Klm = Formasi Matano : Batu gamping hablur, kalsilutit, napal, serpih dengan lensa rijang radiolaria.

3 Batuba-ra (C) Kec. Mori Atas Dengan batuan sedimen Aluvium (Qal)

Qal = Aluvium dan Endapan Pantai : kerikil, pasir, lumpur, setempat terumbu.

B. Golongan B

1 Kromit (Cr) 1.Kec. Bungku Tengah dan Kec. Bungku Barat.Dengan satuan formasi Tetambehu (Jtl)

Jtl = Formasi Tetambahu : kalsilutit, napal, sisipan batu pasir, wake, batu gamping klasik, batu pasir dengan sisipan rijang radiolaria.

2.Kec. Petasia. Dengan formasi Matano (Klm)

Klm = Formasi Matano : Batu gamping hablur, kalsilutit, napal, serpih dengan lensa rijang radiolaria.

2 Besi (Fe) Kec. Petasia. Dengan formasi Matano (Klm)

Klm = Formasi Matano : Batu gamping hablur, kalsilutit, napal, serpih dengan lensa rijang radiolaria.

Page 19: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 19

Golongan C

1 Lem-pung (Lp) 1.Kec. Mori Atas Dengan satuan formasi Tomata (Tmpt)

Tmpt = Formasi Tomata : perselingan batu pasir, batu lempung, tuf, konglomerat, sisipan lignit.

2.Kec.Petasia Dengan satuan formasi Tomata (Tmpt)

Tmpt = Formasi Tomata : perselingan batu pasir, batu lempung, tuf, konglomerat, sisipan lignit.

2 Batu Giok (jade)

1,Kec. Petasia Dengan Satuan Ultrabasa Kompleks Ultramafik (PTROV)

PTROV = Kompleks ultramafik :

ultramafik tersenpentinkan

2,Kec. Bungku Utara Dengan Satuan Ultrabasa Kompleks Ultramafik (PTROV)

PTROV = Kompleks ultramafik :

ultramafik tersenpentinkan

3 Talk (Tk) Kec. Mori Atas Dengan satuan formasi Kompleks Pompangeo (PTPM)

PTPM = Kompleks Pompangeo : sekis,

grafit, filit, batusabak, geneg, serpentinit, kuarsit

4 Marmer (m) 1.Kec. Petasia Dengan satuan formasi Kompleks Pompangeo (PTPM)

PTPM = Kompleks Pompangeo : sekis,

grafit, filit, batusabak, geneg, serpentinit, kuarsit

2.Kec.Lembo Dengan satuan formasi Matano (Klm) dan Batugamping Meta (PTmm

MTmm)

Klm = Formasi Matano : Batu gamping hablur, kalsilutit, napal, serpih dengan lensa rijang radiolaria. PTmm MTmm = Batugamping meta :

pualam, batugamping terdaunkan.

Sumber : Peta Geologi dan Sumberdaya Mineral Sulawesi Tengah dikutip dalam RTRW Kabupaten Morowali, 2003-2013

Berdasar tabel diatas sebaran potensi pertambangan khusus nikel meliputi

Kecamatan Bungku Tengah, Bungku Selatan, Bungku Barat, Bahodopi, Soyo Jaya

dan Kecamatan Petasia.

2.3. Sosial Budaya Daerah

2.3.1. Jumlah dan pertumbuhan penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Morowali terus meningkat dari162.529 jiwa

pada tahun 2002 menjadi 170.200 jiwa pada tahun 2005, dan meningkat lagi

menjadi 178.328 jiwa pada tahun 2006 (Kabupaten Morowali Dalam Angka 2002-

2007). Berdasarkan data tersebut selama 5 tahun (tahun 2002-2007) rata-rata

pertumbuhan penduduk sebesar 2,27%. Pada tahun 2007 penduduk kabupaten ini

meningkat menjadi 190.012 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 44.137 KK. Dengan

demikian terjadi pertumbuhan penduduk sebesar 12.726 jiwa selama 3 tahun atau

rata-rata tingkat pertumbuhannya sebesar 2,56% per tahun. Sudah barang tentu

Page 20: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 20

tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini juga mengalami peningkatan dari tahun

ke tahun sebagaimana dalam Tabel : 2.14 dibawah ini.

Tabel : 2.14 Perkembangan dan Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten Morowali

Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)

Kepadatan (jiwa/km2)

2002 162.529 10.00

2003 165.542 11.00

2004 166.837 11.00

2005 170.200 11.00

2006 178.328 12.00

2007 190.012 12.00 Sumber : Kabupaten Morowali Dalam Angka 2002-2007

Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Petasia dengan jumlah

penduduk sebanyak 29.520 jiwa (18 %) dan jumlah penduduk terendah terdapat di

Kecamatan Bahodopi yaitu sebanyak 6.468 jiwa (6%) dari keseluruhan jumlah

penduduk Kabupaten Morowali. Dari jumlah penduduk tersebut data tahun 2007

juga memperlihatkan bahwa berdasarkan jumlah luas wilayah 15.490,12 Km2, maka

kepadatan penduduk Kabupaten Morowali sekitar 12 jiwa/Km2.

Kepadatan tertinggi juga berada di Kecamatan Bungku Tengah dengan

tingkat kepadatan sekitar 20 jiwa/Km2, sedangkan kepadatan terendah berada di

Kecamatan Soyo Jaya dengan tingkat kepadatan12 jiwa/Km2.

Tabel : 2.15 Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Morowali Tahun 2007

No

Kecamatan

Luas (Km2)

Penduduk (Jiwa)

Kepadatan (/Km2)

1 Menui Kepulauan 223,63 13.563 61

2 Bungku Selatan 1.271,19 17.203 14

3 Bungku Tengah 1.112,80 22.648 20

4 Bungku Barat 758,93 8.521 11

5 Lembo 1.332,84 18.767 14

6 Mori Atas 1.508,81 10,331 7

7 Petasia 1.635,24 29.520 18

8 Bungku Utara 2.406,79 13.665 6

9 Soyo Jaya 605,51 7.514 12

10 Bahodopi 1.080,98 6.468 6

Page 21: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 21

11 Bumi Raya 504,77 11.380 23

12 Witaponda 519,70 14.990 29

13 Mamosalato 1.480,00 9.099 6

14 Mori Utara 1.048,93. 6.343 6

Jumlah 15.490.12 190.012 12

Sumber : Kabupaten Morowali dalam Angka, 2007

Struktur umur dapat dikelompokkan menjadi kelompok usia produktif (15-54

tahun) dan usia non produktif (0-14 tahun dan > 54 tahun). Kelompok usia produktif

di Kabupaten Morowali sejumlah 94.737 jiwa (57,23 %), sedangkan kelompok usia

non produktif sejumlah 69.266 jiwa (41,82 %). Tingkat ketergantungan usia non

produktif terhadap usia produktif di Kabupaten Morowali relatif cukup tinggi yaitu 75 :

100.

Dari data tersebut, terlihat bahwa struktur penduduk menurut jenis kelamin di

Kabupaten Morowali, dapat dikatakan cukup berimbang. Dimana jumlah laki-laki

sebanyak 97.349 jiwa (54,61 %) dan perempuan sebanyak 92,663 jiwa (51,98 %)

dengan sex ratio yang hampir seimbang.

Tabel : 2.16. Jenis Kelamin Di Kabupaten Morowali Tahun 2007

Kel Umur

Jumlah Total Laki-laki Perempuan

0 s/d 4 11.868 11.205 23.072

5 s/d 9 12.118 10.415 22.533

10 s/d 14 9.678 9,086 18.764

15 s/d 19 8.028 8.250 16.278

20 s/d 24 8.751 8.375 17.127

25 s/d 29 7.574 7.948 15.522

30 s/d 34 7.390 7.652 15.042

35 s/d 39 8.797 6.382 15.180

40 s/d 44 6.095 7.086 13.180

45 s/d 49 4.984 4.540 9.524

50 s/d 54 3.564 3.434 6.998

55 s/d 59 2.577 2.448 5.025

60 s/d 64 2.505 2.132 4.637

65+ 3.4119 3.711 7.130

Jumlah 97.349 92.663 190.012

Sumber: : Badan Pusat Statistik Kabupaten Morowali, 2007

Page 22: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 22

2.3.2. Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk Kabupaten Morowali dapat dikatakan relatif

masih rendah. Berdasarkan data tahun 2002, jumlah penduduk yang berpendidikan

di bawah SMU/SMK sederajat (SLTP, SD termasuk didalamnya mereka yang tidak /

belum pernah sekolah) berjumlah 121.764 jiwa (89,09 %). Sedangkan yang

berpendidikan SMU sederajat ke atas (D1, D2, D3, S1 dan S2) berjumlah 14.912

jiwa (sekitar 10,91 %).

Banyaknya sekolah menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.17. Dari

tabel tersebut tercermin bahwa Tiga (3) kecamatan di wilayah kabupaten Morowali

belum memiliki SMA, yaitu Kecamatan Bungku Barat, Kecamata Soyo Jaya dan

Kecamatan Mori Utara. Untuk itu perlu direncanakan pembangunan SMA guna

menampung lulusan dari SMP yang ada di wilayah kecamatan itu. Dilihat dari

sebaran jumlah sekolah menunjukkan tingkat kemajuan pendidikan di Morowali

belum merata, dan terkosentrasi di wilayah Kecamatan Petasia dan Bungku Tengah.

Jumlah murid menurut tingkatan yakni TK, SD, SMP, SMA, SMK pada setiap

kecamatan tergambar pada tabel 2.18. konsentrasi jumlah murid menurut

kecamatan berada pada Kecamatan Bungku Tengah, Kecamatan Petasia dan

Kecamatan Lembo.

Sebaran guru menurut kecamatan seperti pada tabel 2.19 menunjukkan

bahwa jumlah guru terbesar untuk SMA berada pada Kecamatan Petasi. Dengan

demikian jumlah murid kenyataannya menunjukkan bahwa jumlah guru tidak

berasosiasi dengan jumlah murid.

Page 23: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 23

Tabel 2.17.

Banyaknya Sekolah Menurut Kecamatan

di Kabupaten Morowali Tahun 2007

No Kecamatan TK SD SMP SMA SMK

1 Menui Kepulauan 4 21 2 2 -

2 Bungku Selatan 3 30 3 1 -

3 Bahadopi 3 12 1 1 -

4 Bungku Tengah 19 23 6 3 -

5 Bungku Barat 6 9 1 - 2

6 Bumi Raya 12 12 2 1 -

7 Witaponda 12 13 2 1 -

8 Lembo 25 24 4 1 1

9 Mori Atas 16 14 54 1 1

10 Petasia 21 31 6 3 1

11 Soyo Jaya 2 10 2 - -

12 Bungku Utara 4 24 2 1 -

13 Mamosolato 5 15 3 1 -

14 Mori Utara 6 10 1 - -

Jumlah 138 248 39 16 5

Sumber : Kabupaten Morowali dalam angka, 2007

Tabel 2.18.

Banyaknya Murid Menurut Kecamatan

di Kabupaten Morowali Tahun 2007

No Kecamatan Murid

TK Murid

SD Murid SMP

Murid SMA

Murid SMK

1 Menui Kepulauan 153 1.925 383 293 -

2 Bungku Selatan 136 2.655 555 250 -

3 Bahadopi 83 1.045 186 205 -

4 Bungku Tengah 761 3.229 1.334 995 -

5 Bungku Barat 199 1.133 236 - 209

6 Bumi Raya 388 1.421 477 - -

7 Witaponda 668 2.237 550 335 -

8 Lembo 691 2.254 832 393 148

9 Mori Atas 392 1.324 568 203 85

10 Petasia 650 4.169 1.263 770 162

11 Soyo Jaya 30 923 146 - -

12 Bungku Utara 100 1.588 298 294 -

13 Mamosolato 217 1.258 255 - -

14 Mori Utara 110 625 105 - -

Jumlah 4.589 25.786 7.188 3.738 604

Sumber : Kabupaten Morowali dalam angka, 2007

Page 24: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 24

Tabel : 2.19.

Banyaknya Guru Menurut Kecamatan

di Kabupaten Morowali Tahun 2007

No Kecamatan Guru TK

Guru SD

Guru SMP

Guru SMA

Guru SMK

1 Menui Kepulauan 16 228 35 29 -

2 Bungku Selatan 8 180 39 13 -

3 Bahadopi 4 94 15 17 -

4 Bungku Tengah 56 268 110 15 -

5 Bungku Barat 10 79 10 - 26

6 Bumi Raya 31 101 31 - -

7 Witaponda 28 130 36 23 -

8 Lembo 93 327 84 32 19

9 Mori Atas 41 222 52 14 15

10 Petasia 49 240 106 64 17

11 Soyo Jaya 4 63 15 - -

12 Bungku Utara 7 140 20 31 -

13 Mamosolato 14 107 22 - -

14 Mori Utara 12 70 15 - -

Jumlah 373 2.349 590 298 77

Sumber : Kabupaten Morowali dalam angka, 2007

2.4. Prasarana dan Sarana

2.4.1. Transportasi

Sistem dan jaringan transportasi yang sudah berkembang di Kabupaten

Morowali adalah Transportasi Darat dan Transportasi Laut, sedangkan transportasi

udara masih dalam tahap persiapan di Kecamatan Bumi Raya

a. Jaringan Jalan

Jaringan jalan di Kabupaten Morowali sampai tahun 2007 adalah 1.375,73

km. Pada tahun 2002 sesuai data pada Konsep Rencana RTRW Kabupaten

Morowali 2003-2013 dan data Kabupaten Morowali Dalam Angka Tahun 2007 baru

mencapai 1.379,43 km. Dengan demikian selang 5 tahun terakhir terjadi

pengurangan 3,7 km. Dari segi kondisi maka jika pada tahun 2002 yang

dikategorikan baik adalah 298,58 km atau 21,64%, maka pada tahun 2007 adalah

614,21 km atau 44,64%.

Page 25: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 25

Dengan mencermati angka-angka tersebut dan dirinci pada tabel dibawah ini,

diperlukan upaya ekstra keras untuk menambah dan meningkatkan kualitas jaringan

jalan di Kabupaten Morowali, karena infrastruktur jalan merupakan salah satu

prasyarat paling penting bagi terbukanya dan petumbuhan ekonomi suatu wilayah.

Kondisi geografis wilayah yang membentang cenderung memanjang dengan kota-

kota penting yang relatif berjauhan bahkan ada yang relatif terisolasi karena

topografinya yang bergelombang, berbukit dan berlereng terjal hingga pesisir pantai

serta adanya wilayah cagar alam, merupakan salah satu kendala pembangunan

jaringan jalan baik untuk meningkatkan aksesibilitas didalam wilayah kabupaten

maupun dalam hubungannya dengan kota-kota seperti Poso dan Palu sebagai

ibukota Provinsi Sulawesi Tengah maupun kota lainnya seperti Kendari ibukota

Provinsi Sulawesi Tenggara.

Tabel : 2.20.

Kondisi Jalan di Kabupaten Morowali

Tahun 2002 dan Tahun 2007

Klasifikasi Jalan

Negara Provinsi Kabupaten Jumlah

2002 2007 2002 2007 2002 2007 2002 2007

1.Panjang (km) 116,38 119,48 458,50 358,87 804,55 897,38 1.379,43 1.375,73

2.Jenis Permukaan

Aspal (km) 205,50 119,48 205,50 193,48 81,30 85,76 403,18 398,72

Kerikil (km) 106,00 0,00 106,00 148,29 339,60 403,27 445,60 551,56

Tanah (km) 147,00 0,00 147,00 17,10 376,50 375,90 523,50 393,00

3,Kondisi

Baik (%) 11,86 14,03 26,12 12,47 62,01 73,50 21,64 44,64

Sedang (%) 10,73 8,08 42,34 39,11 46,92 52,81 25,68 18,00

Rusak (%) 5,91 0,45 31,72 16,44 62,37 83,10 52,68 17,81

Sumber : RTRW Kab. Morowali 2003-2013 dan Kabupaten Morowali Dalam Angka, 2007

b. Perhubungan Darat

Perhubungan darat yang dimungkinkan berkembang karena adanya jaringan

jalan memegang peran vital dalam peningkatan dan percepatan perekonomian

daerah. Kendala dan keterbatasan dalam sistem jaringan jalan menyebabkan fungsi

perhubungan darat di wilayah ini belum berkembang optimal. Aksesbilitas darat

antar ibukota Kabupaten dengan kota-kota kecamatan maupun dengan kota-kota

lainnya belum memadai. Selain 2 ibu kota kecamatan yang memang hanya dapat

diakses melalui laut yaitu Ulunambo (Kecamatan Menui Kepulauan) dan Kaleroang

Page 26: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 26

(Kecamatan Bungku Selatan), 9 ibukota kecamatan lainnya meskipun terhubung

dalam suatu sistem jaringan jalan tetapi dalam kondisi yang umumnya rusak.

Sedangkan 2 (dua) ibukota kecamatan lainnya yaitu Baturube (Kecamatan Bungku

Utara) dan Tanasumpu (Kecamatan Mamosalato) meskipun terletak di wilayah

daratan, hanya dapat dihubungi melalui transportasi laut sebab belum memiliki

hubungan darat dengan kota-kota lain karena terisolasi oleh adanya Cagar

Alam.Morowali. Sampai tahun 2007 dengan kondisi jalan yang dalam keadaan baik

hanya 44,64% dari total panjang jalan 1.375,73 km maka transportasi darat betul-

betul perlu mendapatkan perhatian. Hal ini tergambar pada jumlah kendaraan

bermotor tahun 2007 sebanyak 5.598 buah. Seperti pada tabel 2.21.

Tabel : 2.21.

Data kendaraan bermotor di Kabupaten Morowali

No Jenis Kendaraan Jumlah (unit)

1 Sepeda motor 5.097

2 Sedan 1

3 Jeep 20

4 Bus 4

5 Microlet 227

6 Truck 182

7 Pick up 55

8 Mobil tangki 12

Jumlah 5.598

Sumber : Kabupaten Morowali Dalam Angka, 2007

c. Perhubungan Laut

Sebagian besar wilayah permukiman baik kota maupun desa di kabupaten ini

terletak di tepi laut dan berkembang sebagai kota pantai. Dari total desa sebanyak

240 buah, 132 diantaranya atau 55% berbatasan langsung dengan pantai. Oleh

karenanya transportasi laut merupakan modal angkutan yang sangat penting di

kabupaten ini.

Prasarana perhubungan laut utama adalah dermaga baik dermaga permanen

maupun darurat (jetty). Dermaga permanen berjumlah 3 buah yaitu di Kolonedale,

Bungku dan Bumi Raya. Sedangkan jetty terdapat di Kaleroang, Bungku Selatan,

Page 27: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 27

Bahodopi, Sambalangi, Wosu, Tambayoli, Baturube, Ulunambo dan Kolo Bawah.

Jumlah kapal, penumpang dan barangbongkar muat tergambar pada tabel 2.22.

Adapun kapal-kapal yang melayani pelayaran dari dan ke

pelabuhan/dermaga tersebut umumnya adalah kapal kayu yang melayani pelayaran

lokal. Kecuali Pelabuhan/Dermaga Kolonedale yang secara rutin tiap 2 minggu satu

kali disinggahi kapal penumpang KM Tilongkabila milik PT. PELNI.

Tabel :2.22 Data arus lalulintas Pelabuhan Kolonedale dan Bungku

Dermaga Kapal Motor Penumpang Barang (ton)

Tiba Berangkat Turun Naik Bongkar Muat

Kolonedale 627 632 17.813 16,080 47.936 531.552

Bungku 173 173 2.135 1,955 288 0

Jumlah 800 805 19.948 18,035 47.684 531.552

Sumber : Kabupaten Morowali Dalam Angka, 2007

Ketersediaan sarana transportasi laut ini memberikan kontribusi sangat

berarti terhadap akses keluar masuk barang dan penumpang dari dan ke Morowali.

2.4.2. Utilitas

a. Jaringan Air Bersih

Fasilitas dan pelayanan Air bersih di Kabupaten Morowali belum mampu

menjangkau seluruh wilayah. Dari 14 kecamatan yang ada baru 3 ibukota

kecamatan yang dilayani oleh PP Air Minum (PDAM) yaitu

Kolonedale ibukota Kecamatan Petasia, Beteleme ibukota kecamatan Lembo dan

Baturube ibukota kecamatan Bungku Utara. Meskipun sudah tersedia pelayanan

PDAM terhadap 3 kota tersebut tetapi selain kapasitasnya yang masih sangat

terbatas, juga kualitas air yang di supply belum memadai, terutama pada musim

penghujan airnya keruh. Sementara itu beberapa ibukota kecamatan lainnya yaitu

Bungku (Bungku Tengah), Tomata (Mori Atas), dan Kaleroang (BungkuTengah)

Page 28: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 28

sekaligus ibukota Kabupaten Morowali baru dilayani dengan sistem penyediaan air

bersih yang dibangun oleh LSM CARE dengan bantuan Pemerintah Canada.

Di kota-kota kecamatan lainnya dan wilayah perdesaan pada umumnya

belum terlayani. Karenanya penduduk umumnya memenuhi kebutuhannya dengan

memanfaatkan air sungai, sumur air tanah bahkan menampung air hujan. Bahkan di

Kecamatan Menui Kepulauan termasuk ibukotanya yaitu Ulunambo kebutuhan air

dipenuhi penduduk hanya dengan menampung air hujan, karena di wilayah

kepulauan ini tidak ada sungai dan sumur dangkal tidak memungkinkan dan

permukaan air tanah yang ada sangat dalam.

b. Pos dan Telekomunikasi

Sampai saat ini kantor pos belum tersedia pada semua kecamatan. Yang

sudah ada terdapat di kota Kolonedale, Kecamatan Bungku Barat, Kecamatan

Bungku Tengah, Kecamatan Lembo dan Kecamatan Mori Atas. Untuk melayani

masyarakat, PT Pos melakukannya melalui sistem pos keliling. Alternatif yang

tersedia bagi masyarakat dalam pengiriman barang ataupun benda lainnya adalah

melalui jasa angkutan umum, baik darat maupun laut.

Jasa telekomunikasi oleh PT. Telkom masih sangat terbatas karena jaringan

telekomunikasi baru dapat menjangkau kota Kolonodale, yang meliputi kelurahan

Kolonosdale, Bahontula dan Bahoue, dengan jumlah sambungan pada tahun 2007

adalah 738 SS. Untuk kota Bungku Tengah sebagai ibukota Kabupaten Morowali

sampai saat ini baru dilayani oleh fasilitas telekomunikasi nirkabel atau telepon

seluler melalui jaringan Telkomsel dan Indosat.

c. Jaringan Listrik

Kebutuhan energi listrik di Kabupaten Morowali dilayani oleh PT. PLN Ranting

Kolonodale diperoleh dari tenaga diesel sebagai satu-satunya sumber tenaga listrik

yang ada.

Page 29: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 29

Tabel : 2. 23 Perkembangan Daya Terpasang dan Pelanggan Listrik

No

Kecamatan

Daya Terpa-sang (KVA)

KW Pelanggan

(Unit)

2002 2007 2002 2007 2002 2007*)

1 Menui Kepulauan (Ulunambo) - 40.480 - 117 604 666

2 Bungku Selatan (Kaleroang) - 21.165 - 45 151 163

Bungku Selatan (Lafeu) - 8.572 - 63 200 311

3 Bungku Tengah (Bungku) - 9.644 - 1.857 1.720 3.060

4 Bungku Barat (Bahousuai) - - - - 1.054 1.945

5 Lembo (Bateleme) - 1.111.361 - 5.674 1.655 2.248

6 Mori Atas (Tomata) - - - - - -

7 Petasia (Kolonedale) 774.703 - - - 2.195 3.237

8 Bungku Utara (Baturube) - - - - - -

9 Soyo Jaya (Lembah Sumara) - - - - - -

10 Bahodopi (Bahodopi) - - - - - -

11 Bumi Raya - - - - - -

12 Witaponda - - - - - -

13 Mamosalato - - - - - -

14 Mori Utara - - - - - -

Jumlah 774.703 1.191.222 - 7.756 7.579 11.630

Sumber : RTRW Kabupaten Morowali 2003-2013 dan Morowali dalam Angka 2007 *) Data menurut Unit PLN

Jumlah pelanggan pada tahun 2007 sebanyak 11,630 terjadi peningkatan

dibanding tahun 2002 sebanyak 7.579 pelanggan Namun demikian data tersebut di

atas sekaligus menunjukkan bahwa ketersediaan energi dan tenaga listrik pada

khususnya, bahkan untuk sekedar melayani kebutuhan rumah tangga masih sangat

terbatas, apalagi untuk mendukung percepatan pertumbuhan dan pembagunan

ekonomi daerah. Jika dilihat sebaran supply listrik menurut Unit PLN

menggambarkan belum semua desa teraliri listrik.

d. Jaringan Irigasi

Sejalan dengan besarnya potensi pertanian, khususnya tanaman padi

sawah di kabupaten Morowali telah dikembangkan jaringan irigasi untuk mendukung

pengembangan areal lahan sawah. Areal irigasi di kabupaten ini tersebar diseluruh

kecamatan, kecuali Kecamatan Menui Kepulauan

Page 30: BAB 2 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Morowali 2008-2012

Bab II - 30

.Dari data pada tabel 2,24 menunjukan bahwa tahun 2002 lahan potensi

irigasi seluas 33.281 ha, yang sudah difungsikan adalah 7.815 ha atau baru 23,48%,

sedang tahun 2007 secara keseluruhan menunjukkan lahan potensial seluas 11.248

ha, dan fungsional 8.022 ha atau hanya sekitar 71,31%

Tabel : 2. 24 Perkembangan Luas Areal Irigasi di Kabupaten Morowali

No

Kecamatan

2002 2007

Jumlah Daerah Irigasi

Luas Areal Irigasi Jumlah Daerah Irigasi

Luas Areal Irigasi

Potensial (ha)

Fungsional (ha)

% Potensial

(ha) Fungsional (ha)

%

1 Menui Kepulauan - - - - - - -

2 Bungku Selatan 7 3.715 328 8,83 - -

3 Bungku Tengah 2 350 160 45,71 382 360

4 Bungku Barat 5SSS 4.252 1.135 26,69 658 206

5 Lembo 12 1.335 951 71,24 118 68

6 Mori Atas 25 6.597 3.068 46,51 1405 1405

7 Petasia 12 14.810 1.177 7.95 2102 2102

8 Bungku Utara 9 2.222 996 44,82 1185 868

9 Soyo Jaya 500 22 4,40 2525 1423

10 Bahodopi - - - - 998 349

11 Bumi Raya - - - - 837 591

12 Witaponda - - - - 169 169

13 Mamosalato - - - - 712 324

14 Mori Utara 157 157

Jumlah 72 33.281 7.815 23,48 11.248 8.022

Sumber : Kabupaten Morowali Dalam Angka Tahun 2007.