Top Banner
3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proses penyusunan penelitian Tugas Akhir ini diperoleh dari kajian beberapa sumber, antara lain: 2.1.1 Data Literatur Imanuel, 2009. Analisis Pewarna yang Dilarang dan Diizinkan pada Kerupuk yang Berwarna Merah, Kuning, Jingga, dan Hijau. Maryoto, Andreas. 2009. Jejak Pangan : Sejarah, Silang Budaya, Dan Masa Depan. Jakarta. Penerbit Buku Kompas. Muhammad Yunan Roni Ardian, 2012. Efisiensi Pemasaran Kerupuk Rambak (Studi Kasus di Sentra Industri Desa Gesikan, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten) Owen, Sri. 1994. Indonesian Regional Food And Cookery : Prawn Crackers. London. Butler & Tanner Ltd. Rachman, Fadli. 2011. Rijsttafel : Budaya Kuliner di Indonesia Masa Kolonial 1870 – 1942. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. Tim Litbang Depdikbud. 1994. Makanan : Wujud Variasi dan Fungsinya serta Cara Penyajiannya Pada Orang Palembang Daerah Sumatera Selatan. 2.1.2 Data Artikel 2.1.2.1 Media Cetak Artikel “Surga Kerupuk” dalam rubrik info Majalah CHIC (halaman 32). 20 Februari – 6 Maret 2013 2.1.2.2 Media Elektronik http://www.femina.co.id/diet/cerdas.mengonsumsi.kerupuk bagian I dan bagian II (akses : 15 Maret 2013) http://www.indonesiawonder.com/id//wisatakuliner/kemplang (akses : 15 Maret 2013) http://ditjenpdn.kemendag.go.id/index.php/public/information/ articles-detail/berita/100 (akses : 16 Maret 2013) 2.1.3 Data Survei Survei ini dilakukan pada hari Selasa (5 Maret 2013) hingga hari Jum’at (9 Maret 2013) dan dibuat dengan aplikasi Google Docs dan disebar kepada responden secara online lewat social media seperti Facebook, Twitter, dan Kaskus lewat sub forum Kuliner Nusantara. Survei ini berbentuk kuisioner berisi 18 poin pertanyaan untuk mengetahui minat target dan pengetahuan umum yang
19

BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01739-DS Bab2001.… · 3.7 Kerupuk Mie Kuning 3.8 Kerupuk Pangsit 3.9 Kerupuk

Feb 07, 2018

Download

Documents

PhạmDũng
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01739-DS Bab2001.… · 3.7 Kerupuk Mie Kuning 3.8 Kerupuk Pangsit 3.9 Kerupuk

3

BAB 2

DATA DAN ANALISA

2.1 Sumber Data

Data dan informasi untuk mendukung proses penyusunan penelitian Tugas Akhir ini diperoleh dari kajian beberapa sumber, antara lain:

2.1.1 Data Literatur

• Imanuel, 2009. Analisis Pewarna yang Dilarang dan Diizinkan pada Kerupuk yang Berwarna Merah, Kuning, Jingga, dan Hijau.

• Maryoto, Andreas. 2009. Jejak Pangan : Sejarah, Silang Budaya, Dan Masa Depan. Jakarta. Penerbit Buku Kompas.

• Muhammad Yunan Roni Ardian, 2012. Efisiensi Pemasaran Kerupuk Rambak (Studi Kasus di Sentra Industri Desa Gesikan, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten)

• Owen, Sri. 1994. Indonesian Regional Food And Cookery : Prawn Crackers. London. Butler & Tanner Ltd.

• Rachman, Fadli. 2011. Rijsttafel : Budaya Kuliner di Indonesia Masa Kolonial 1870 – 1942. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

• Tim Litbang Depdikbud. 1994. Makanan : Wujud Variasi dan Fungsinya serta Cara Penyajiannya Pada Orang Palembang Daerah Sumatera Selatan.

2.1.2 Data Artikel

2.1.2.1 Media Cetak

• Artikel “Surga Kerupuk” dalam rubrik info Majalah CHIC (halaman 32). 20 Februari – 6 Maret 2013

2.1.2.2 Media Elektronik

• http://www.femina.co.id/diet/cerdas.mengonsumsi.kerupuk bagian I dan bagian II (akses : 15 Maret 2013)

• http://www.indonesiawonder.com/id//wisatakuliner/kemplang (akses : 15 Maret 2013)

• http://ditjenpdn.kemendag.go.id/index.php/public/information/articles-detail/berita/100 (akses : 16 Maret 2013)

2.1.3 Data Survei Survei ini dilakukan pada hari Selasa (5 Maret 2013) hingga hari Jum’at (9 Maret 2013) dan dibuat dengan aplikasi Google Docs dan disebar kepada responden secara online lewat social media seperti Facebook, Twitter, dan Kaskus lewat sub forum Kuliner Nusantara. Survei ini berbentuk kuisioner berisi 18 poin pertanyaan untuk mengetahui minat target dan pengetahuan umum yang

Page 2: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01739-DS Bab2001.… · 3.7 Kerupuk Mie Kuning 3.8 Kerupuk Pangsit 3.9 Kerupuk

dimiliki target pembaca mengenai tema yang diangkat dalam Tugas Akhir yaitu Kerupuk Indonesia. Profil para responden mengacu pada tipikal target utama dari publikasi ini yaitu berumur muda, menyukai tema kuliner, suka membaca buku, dan menyukai budaya pop.

2.1.3.1 Hasil Survei

Gambar 2.1.3.1a Total peserta kuisioner

Gambar 2.1.3.1b Data konsumsi produk

Gambar 2.1.3.1c Data minat terhadap publikasi

Page 3: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01739-DS Bab2001.… · 3.7 Kerupuk Mie Kuning 3.8 Kerupuk Pangsit 3.9 Kerupuk

Gambar 2.1.3.1d Data minat terhadap isi publikasi

Melalui survei tersebut, dapat disimpulkan bahwa :

a) Dari 107 responden, seluruhnya (100%) pernah mengonsumsi

kerupuk Indonesia. Hal ini menunjukkan jika para responden minimal mengetahui bentuk dan rasa kerupuk Indonesia.

b) Terdapat 71 responden (81%) berminat untuk mengetahui lebih jauh mengenai kerupuk Indonesia, dan hanya 17 responden (19%) yang menyatakan kurang tertarik. Hal ini menunjukkan adanya keinginan untuk mengetahui lebih jauh lagi mengenai kerupuk Indonesia. Dengan kata lain, terdapat potensi minat untuk mengapresiasi kerupuk Indonesia.

c) Mayoritas responden memiliki ketertarikan besar terhadap Informasi Jenis-Jenis Kerupuk di Indonesia (43%), diikuti Informasi Proses Pembuatan Kerupuk (27%) dan Pembahasan Peran Kerupuk dalam Beberapa Bidang (15%). Pembahasan Resep dikesampingkan mempertimbangkan arah publikasi yang tidak ingin dibawa ke arah tipikal buku kuliner di Indonesia yang sudah ada. Ketertarikan pada tiga poin diatas tersebut yang menjadi landasan dasar untuk isi konten dalam buku kelak.

2.1.4 Data Narasumber

Untuk data tambahan dan penambah informasi, penulis melakukan wawancara dengan sejarawan kuliner dan jurnalis, Fadly Rahman.

2.1.4.1 Hasil Wawancara

Dikarenakan kesibukan waktu dan keberadaan narasumber yang sedang berada di luar kota selama beberapa bulan dalam rangka penelitian, wawancara terpaksa dilakukan via telepon. Dalam wawancara yang dilakukan pada Selasa, 19 Maret 2013, narasumber mengatakan bahwa penelitian sejarah di Indonesia merupakan hal yang cukup sulit, terutama jika mengangkat tema kuliner Indonesia yang rata-rata tidak memiliki asal usul yang jelas. Dalam penelitian ini, narasumber memberikan saran untuk melakukan penelusuran sejarah kerupuk berdasar dari bahan dasarnya. Beliau juga memberikan beberapa rekomendasi buku literatur yang

Page 4: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01739-DS Bab2001.… · 3.7 Kerupuk Mie Kuning 3.8 Kerupuk Pangsit 3.9 Kerupuk

membahas beberapa jenis kerupuk. Untuk masalah elaborasi konten, penulis pun diminta untuk membaca salah satu karya beliau yaitu Rijsttafel : Budaya Kuliner di Indonesia Masa Kolonial 1870 – 1942 dimana terdapat bahasan yang cukup menarik akan keterlibatan Belanda dalam membangun budaya kuliner di Indonesia.

2.1.5 Data Observasi Data observasi didapat dengan melakukan pengamatan dan walk-in interview kepada pedagang / supplier kerupuk, pecinta kuliner Indonesia, orang tua, dan mengamati produk secara langsung. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai kerupuk. 2.1.5.1 Hasil Observasi Berikut hasil observasi yang berhasil penulis dapatkan : a) Kerupuk tidak memiliki sebutan nama yang mutlak, namun

memiliki nama yang bermacam-macam. Hal ini disebabkan beberapa daerah bisa saja memproduksi kerupuk yang memiliki wujud sama namun rasa atau bahan berbeda. Sehingga, bukan tidak mungkin suatu jenis kerupuk memiliki nama sebutan lain seperti nama sebutan khas daerah atau nama yang disepakati banyak orang.

Contoh : Kerupuk Kulit. Dikenal juga sebagai kerupuk Rambak atau

Jangek dalam bahasa Minang.

b) Seperti halnya proses pembuatan kuliner lain, kerupuk pun memiliki step-to-step proses pembuatan yang menarik. Proses penjemuran merupakan bagian yang penting sebagaimana teknik menggoreng karena hal tersebut mempengaruhi kualitas kerupuk yang dibuat.

c) Kerupuk ternyata tidak hanya dijadikan sebagai makanan

pendamping saja namun juga dapat dikonsumsi terpisah sebagai camilan. Bahkan, selain didistribusikan dengan cara konvensional (dijual langsung ke pasar atau dijual-titipkan di warung makan), penjualan kerupuk juga telah mengadopsi cara transaksi jual beli melalui jasa online lewat layanan blog atau forum jual beli.

Page 5: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01739-DS Bab2001.… · 3.7 Kerupuk Mie Kuning 3.8 Kerupuk Pangsit 3.9 Kerupuk

2.1.6 Data Kompetitor

2.1.6.1 Kompetitor Utama

Gambar 2.1.6.1 Buku “Membuat Kerupuk Sangrai”

Buku yang diangkat sebagai kompetitor utama adalah sebuah booklet berjudul “Memproduksi Kerupuk Sangrai” oleh Dedi Rohaendi. Sebagaimana tipikal buku yang membahas kerupuk Indonesia, buku ini hanya membahas satu jenis kerupuk tertentu. Meskipun terdapat sedikit bahasan mengenai kerupuk lain di Indonesia, pemaparan jenis-jenis lain tersebut hanya sekedar saja dan tidak membahas secara rinci. Selain itu, muatan fotografi meski cukup informatif namun sangat mengesampingkan sisi estetiknya.

2.1.6.2 Kompetitor Pembanding

Gambar 2.1.6.2 Buku “A-Z Macaron”

Buku yang diangkat sebagai kompetitor pembanding adalah sebuah buku berjudul “A-Z Macaron” oleh Niken Wulandari. Buku ini membahas

Page 6: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01739-DS Bab2001.… · 3.7 Kerupuk Mie Kuning 3.8 Kerupuk Pangsit 3.9 Kerupuk

sebuah kudapan bernama Macaron mulai dari sejarah, bahan dan proses pembuatannya serta tips dan trik untuk memulai usaha dalam bidang kuliner tersebut. Kompetitor ini cukup menarik sebagai pembanding isi karena sama-sama ditujukan sebagai literatur yang membahas makanan ringan tertentu dengan format yang juga berbeda dari buku kuliner lainnya.

2.1.7 Data Penerbit

Penerbit Gramedia Pustaka Utama menjadi rujukan utama sebagai penerbit

yang disasar sebagai publisher proyek buku informatif ini. Penerbit yang berdiri sejak 25 Maret 1974 ini memiliki fokus pada bidang fiksi dan, khususnya, non-fiksi yang meliputi kategori humaniora, pengembangan diri, bahasa dan sastra Indonesia, sastra dan bahasa Inggris, kamus dan referensi, sains dan teknologi, kesehatan, hingga kewanitaan (masakan, busana). Selain itu, Gramedia memiliki misi untuk memproduksi buku-buku yang berkualitas, yang memperluas wawasan, memberikan pencerahan, dan merangsang kreativitas berpikir. Dengan pertimbangan kategori yang cocok (makanan, ilmiah populer, referensi), semangat misi yang sama, serta popularitas dan konsumen yang besar, Gramedia merupakan penerbit yang tepat untuk buku ini.

2.2 Konten Buku “Kerupook”

Secara garis besar, konten dalam buku ini disusun mengikuti pertimbangan

hasil dari data survei. Berikut merupakan susunan outline daftar isi berdasar bab per bab dalam buku.

Bab 1 Seluk Beluk Kerupuk Indonesia 1.1 Umum - membahas definisi umum dan pengetahuan umum 1.2 Telusuran Historis - memaparkan data tinjauan sejarah 1.3 Perkembangan Dan Pengaruh - memaparkan perkembangan dan pengaruh kerupuk dalam aspek

kehidupan masyarakat di Indonesia Bab 2 Bahan Dan Proses Pembuatan 2.1 Peralatan

- membahas peralatan yang umumnya digunakan 2.2 Bahan-bahan

- membahas jenis bahan dan bahan yang umumnya digunakan 2.3 Proses Pembuatan

- memaparkan proses pembuatan kerupuk secara umum Bab 3 Ragam Jenis Kerupuk Indonesia 3.1 Kerupuk Putih

Page 7: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01739-DS Bab2001.… · 3.7 Kerupuk Mie Kuning 3.8 Kerupuk Pangsit 3.9 Kerupuk

3.2 Kerupuk Kulit 3.3 Kerupuk Beras 3.4 Kerupuk Bawang 3.5 Kerupuk Ikan 3.6 Kerupuk Udang 3.7 Kerupuk Mie Kuning 3.8 Kerupuk Pangsit 3.9 Kerupuk Merah 3.10 Kerupuk Bayam 3.11 Kerupuk Singkong 3.12 Emping 3.13 Rempeyek

2.2.1 Seluk Beluk Kerupuk Indonesia

2.2.1.1 Definisi Umum

Kerupuk (atau krupuk) adalah makanan olahan yang dibuat dengan cara mengolah bahan baku berupa tepung (umumnya tepung tapioka) dan bahan tambahan lain seperti ikan, udang hingga sayur dan biji-bijian. Merupakan makanan kudapan yang bersifat kering dan ringan serta mengandung pati yang cukup tinggi.

Kerupuk juga dikenal di beberapa negara di Asia Tenggara dan Asia

Timur. Kerupuk dikenal sebagai keropok di Malaysia, kropek di Filipina, banh tom Phong di Vietnam, xiapian di Cina, serta kroepoek di Belanda dan Suriname.

Menurut lansiran dari situs Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam

Negeri, nilai ekspor kerupuk ke luar negeri selalu menunjukkan peningkatan setiap tahun. Data tersebut membuktikan kerupuk menjadi salah satu komoditi negara yang patut dibanggakan dan tidak dapat dianggap remeh.

2.2.1.2 Telusuran Sejarah Kerupuk di Indonesia

Membicarakan sejarah makanan khas Indonesia merupakan hal yang

cukup sulit, terutama mengenai kerupuk Indonesia. Sangat sedikit sumber literatur khusus yang membahas sisi sejarahnya. Penelitian data sejarah kemudian dilakukan dengan menelusuri buku referensi budaya kuliner di Indonesia yang sudah ada dan buku literatur kuliner dari luar terutama Belanda. Penelusuran dalam penelitian ini pun merupakan dugaan logis dikarenakan sumber informasi yang hampir tidak ada dengan dasar buku referensi catatan dan sejarah lainnya. Penelusuran sejarah kerupuk di Indonesia dimulai dengan menelusuri awal mula tanaman ketela pohon atau singkong (Manihot esculenta) masuk ke Indonesia.

Sebelumnya, tapioka adalah bahan utama yang sering digunakan

untuk membuat kerupuk. Tapioka merupakan salah satu jenis tepung yang didapat dengan mengekstrak umbi akar ketela pohon atau singkong. Tapioka juga dikenal dengan nama lain seperti tepung singkong atau tepung kanji.

Page 8: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01739-DS Bab2001.… · 3.7 Kerupuk Mie Kuning 3.8 Kerupuk Pangsit 3.9 Kerupuk

Bentuk fisik tepungnya cukup identik dengan tepung sagu sehingga biasanya digunakan untuk keperluan yang sama yaitu merekatkan bahan makanan. Berangkat dari pengetahuan akan bahan dasarnya, maka penelusuran sejarah kerupuk dapat dimulai dari informasi tersebut.

Gambar 2.2.1.2 Ketela Pohon (Manihot esculenta)

Tanaman ketela pohon mulai diperkenalkan di Indonesia, pertama kalinya oleh bangsa Portugis yang berlayar ke Indonesia (dulu Nusantara) pada sekitar abad ke-16. Seorang pedagang berkebangsaan Brasil yang ikut dalam ekspedisi pelayaran itu mengolah tanaman yang berasal dari Amerika Selatan tersebut menjadi makanan pengganti kentang.

Perkembangan pesat tanaman tersebut justru baru dimulai dua abad

setelah Indonesia dijajah Belanda. Dalam catatan distribusi awal asosiasi dagang milik Belanda pada 1810, tanaman ketela pohon tersebut mulai ditanam di beberapa wilayah Indonesia (saat itu Hindia Belanda) sebagai salah satu bagian komoditi komersial Belanda.

Perkembangan tanaman ketela pohon menjadi tepung tapioka

diduga terjadi setelah terjadinya kemerdekaan Indonesia dan mulai stabilnya kondisi negara. Perkembangan tersebut ditelisik dimulai pada sekitar tahun 1960an, dimana mulai bermunculan industri-industri rumah tangga yang membuat produk makanan camilan dengan bahan dasar tepung tapioka. Produknya yang kemudian dikenal masyarakat dengan sebutan kerupuk juga mulai tersebar melalui rumah makan sederhana hingga ke pasar-pasar tradisional. Pada tahun-tahun inilah diduga sebagai waktu ditemukannya ide dan teknik untuk membuat kerupuk Indonesia.

2.2.1.3 Perkembangan Dan Pengaruh

Perkembangan selanjutnya, kerupuk Indonesia mulai merambah pasar internasional melalui jalur ekspor. Menurut catatan yang dimiliki

Page 9: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01739-DS Bab2001.… · 3.7 Kerupuk Mie Kuning 3.8 Kerupuk Pangsit 3.9 Kerupuk

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, pada tengah tahun 1984, kerupuk tercatat sebagai komoditi pangan yang banyak diekspor ke berbagai negara lain mulai dari Singapura, Jepang, Hongkong, Taiwan, Singapura, Malaysia, Saudi Arabia, Australia, Belanda, Perancis, hingga Jerman. Dalam catatan tersebut, tercatat pula provinsi Jawa Timur sebagai produsen yang paling aktif memproduksi kerupuk dan kemudian diekspor ke negara lain selain juga dijual secara lokal dan interlokal.

Hal tersebut juga secara tak langsung mempengaruhi popularitas

kerupuk Indonesia di luar negeri. Kerupuk mulai dikenal sebagai produk makanan dari Indonesia. Beberapa jenis kerupuk Indonesia bahkan juga dibahas dalam buku para pecinta kuliner yang berasal dari luar negeri1.

Popularitas kerupuk di dalam negeri pun dapat dilihat secara jelas.

Hampir di setiap rumah makan pasti menyediakan kerupuk. Di setiap daerah di Indonesia pun memiliki jenis kerupuk khasnya masing-masing. Selain rasanya yang enak dan gurih, harganya pun sangat ramah bagi ukuran masyarakat Indonesia.

Menariknya, nama kerupuk sendiri juga memiliki makna tersendiri

dalam kamus Bahasa Indonesia. Selain dikenal sebagai jenis makanan ringan, kerupuk juga menyumbang fungsi sebagai kata majas terutama majas sarkasme. Berkat harganya yang murah dan biasa dikonsumsi masyarakat bawah, kerupuk kerap dianalogikan sebagai citraan kaum masyarakat dengan kondisi ekonomi yang kurang baik. Kerupuk juga diumpamakan seperti sifat malas / lupa, berkaca dari sifat kerupuk yang akan melempem jika sudah lama dan tidak tersimpan dengan baik. Hal ini membuat kerupuk menjadi unik karena cukup jarang nama makanan yang masuk dan memiliki makna tersendiri dalam tatanan Bahasa Indonesia.

Selain wujudnya sebagai produk komersil, kerupuk juga kini mulai

dimanfaatkan dalam dunia seni / desain interior. Kerupuk dialihfungsikan pula sebagai citra visual bernilai lokal. Uniknya, dengan ragam bentuk dan warna yang dimiliki kerupuk, hal ini membuatnya memiliki nilai estetis yang memang tak remeh dan memang menarik untuk dijadikan sebagai media untuk berkarya.

2.2.2 Bahan dan Proses Pembuatan Meski memiliki jenis yang beragam, proses pembuatan kerupuk memiliki langkah-langkah yang sebenarnya mirip.

2.2.2.1 Peralatan

1 Owen, Sri. (1994) Indonesian Regional Food And Cookery. Dalam bukunya yang membahas beberapa jenis makanan lokal populer di Indonesia, Sri juga menulis secara khusus Emping dan Kerupuk Udang.

Page 10: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01739-DS Bab2001.… · 3.7 Kerupuk Mie Kuning 3.8 Kerupuk Pangsit 3.9 Kerupuk

Peralatan yang digunakan untuk membuat kerupuk seringkali sama dan merupakan peralatan masak yang umum dimiliki oleh orang Indonesia. Peralatan-peralatan tersebut adalah :

• Talenan • Pisau • Wajan Penggorengan • Spatula / Sutil • Saringan • Tampah

2.2.2.2 Bahan

Bahan-bahan untuk membuat kerupuk kebanyakan bergantung terhadap kondisi geografis daerahnya. Semisal di Sumatera dimana rata-rata mata pencaharian masyarakat yang tinggal disana adalah nelayan, sehingga ikan lumrah dijadikan sebagai bahan dalam pembuatan kerupuk. Sementara di Jawa lebih banyak langsung menggunakan tepung tapioka dan divariasikan dengan bahan-bahan lain. Beberapa daerah pesisir pun memiliki kecenderungan untuk memanfaatkan udang sebagai bahan dasar untuk kerupuknya.

Adapun bahan-bahan yang umumnya diperlukan adalah :

• Tepung (tapioka, terigu, dll) • Air • Minyak Goreng • Pewarna (jika perlu) • Bahan (hewani atau nabati)

2.2.2.3 Proses Pembuatan Secara Umum

Proses pembuatan kerupuk dimulai dengan membuat adonan tepung

(tepung bersifat merekatkan bahan makanan, biasa menggunakan tepung tapioka, beras atau terigu) beserta bahan yang akan digunakan, kemudian adonan tersebut dikukus. Dalam pembuatan adonan ini, kadar air harus diperhatikan agar kegurihan kerupuk dapat terjaga. Kerenyahan kerupuk sangat ditentukan oleh kadar air dan presentase tepung dan bahan. Semakin banyak mengandung air, kerupuk akan cenderung kurang renyah. Demikian pula jika presentase kandungan tepung lebih banyak dibanding bahan campurannya, maka daya kembang kerupuk akan semakin berkurang. Sebaliknya, bila perbandingan tepung dengan bahan campurannya seimbang, maka daya kembang kerupuk pun akan semakin besar. Adonan yang telah dikukus kemudian dibentuk sesuai hasil akhir yang diinginkan.

Beberapa jenis kerupuk memiliki cara khusus dalam pembentukan

adonan ini. Jika ingin berbentuk geometris (bulat atau panjang), adonan akan dibentuk menyerupai lontong lalu dipotong tipis-tipis. Potongan-potongan tersebut selanjutnya dikeringkan di bawah sinar matahari. Untuk kerupuk putih biasanya adonan dimasukkan dalam tudung pasta dan baru

Page 11: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01739-DS Bab2001.… · 3.7 Kerupuk Mie Kuning 3.8 Kerupuk Pangsit 3.9 Kerupuk

disemprot dan dibentuk sehingga tercipta lekuk yang khas meliuk-liuk. Pada kerupuk kulit pun bahan utamanya yaitu kulit yang langsung digunakan setelah dijemur sehingga adonan tepung tidak dominan. Setelah itu, bakal kerupuk umumnya dijemur di atas tampah2 sekitar dua sampai lima hari sebelum dibungkus dalam kemasan (umumnya berupa kemasan plastik) untuk kemudian dipasarkan.

Sebelum dikonsumsi, kerupuk mentah disarankan untuk dijemur

kembali sekitar empat jam sebelum digoreng. Saat proses penggorengan pun disarankan dengan menggunakan minyak goreng yang banyak dan suhu tinggi (sekitar 1500 hingga 1800 C). Dengan teknik menjemur kembali dan takaran minyak yang tepat akan mampu mengangkat kegurihan kerupuk yang nantinya akan disajikan.

2.2.3 Ragam Jenis Kerupuk Indonesia

Sebagai salah satu camilan populer di sebagian Asia Tenggara dan Asia Timur, Indonesia sangat beruntung karena memiliki faktor yang tidak dimiliki oleh semua negara lain. Faktor tersebut adalah kekayaan alam yang melimpah serta berbagai macam kultur daerah yang ikut mempengaruhi varian jenis kerupuk yang ada di Indonesia. Hal itulah yang membuat Indonesia memiliki ragam jenis kerupuk yang sangat banyak.

Dengan begitu banyaknya jenis ragam kerupuk yang ada di Indonesia dan

keterbatasan waktu penelitian, maka jenis kerupuk yang akan dibahas pun dibatasi dan menggunakan klasifikasi popularitas berdasar dari data survei. Definisi kerupuk populer yang diangkat dalam buku ini sendiri berdasar pada hasil survei dimana kerupuk-kerupuk tersebut secara umum lebih dikenal oleh kebanyakan masyarakat Indonesia dan paling mudah ditemui.

Beberapa jenis kerupuk khas Indonesia yang akan dibahas adalah :

2.2.3.1 Kerupuk Putih

2 sebuah wadah berbentuk bulat yang terbuat dari rotan

Page 12: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01739-DS Bab2001.… · 3.7 Kerupuk Mie Kuning 3.8 Kerupuk Pangsit 3.9 Kerupuk

Gambar 2.2.3.1 Kerupuk Putih

Dapat dikatakan sebagai kerupuk yang paling umum ditemui di Indonesia. Selain memiliki gurat yang unik dan renyah, rasa kerupuk Putih juga sangat pas di lidah masyarakat Indonesia. Dibuat dari tepung aci, kerupuk ini seringkali terjaja dalam warung makan tradisional. Disebut juga kerupuk blek yang mengacu pada wadah penyimpanan kerupuk Putih pada umumnya yaitu blek3.

2.2.3.2 Kerupuk Kulit

Gambar 2.2.3.2 Kerupuk Kulit

Kerupuk ini dinamakan sesuai dengan bahan pembuatannya. Kerupuk Kulit umumnya berbahan dasar kulit sapi, kulit kambing ataupun kulit kerbau. Kerupuk Kulit berbahan kulit sapi merupakan jenis yang paling banyak beredar konon karena bahan yang paling cocok dan mampu menghasilkan kerenyahan yang enak dan gurih. Pada daerah tertentu seperti Bali, dikenal juga varian kerupuk kulit dari bahan dasar kulit ayam dan babi. Umumnya, kerupuk Kulit dijajakan pada warung makan khas daerah seperti warung makan

3 merupakan kata lain dari kotak kerupuk, saduran dari bahasa daerah

Page 13: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01739-DS Bab2001.… · 3.7 Kerupuk Mie Kuning 3.8 Kerupuk Pangsit 3.9 Kerupuk

Padang. Memiliki nama lain seperti kerupuk Rambak (di Jawa) atau kerupuk Jangek (di Padang).

2.2.3.3 Kerupuk Beras

Gambar 2.2.3.3 Kerupuk Beras

Kerupuk ini juga dinamakan sesuai dengan bahan pembuatannya. Dibuat dari bahan beras yang dikeringkan atau beras ketan, yang kemudian dicampur sedikit tepung dan terkadang sedikit bahan rempah. Kerupuk ini cenderung dinikmati sebagai camilan dan umumnya diperjualbelikan sebagai oleh-oleh camilan. Memiliki rasa seperti nasi namun renyah. Bentuknya pun beragam mulai ukuran sedang hingga kecil dan umumnya dinikmati secara banyak sekaligus. Kerupuk Beras juga dikenal dengan nama Rangginang / Rengginang dan memiliki varian rasa seperti rasa pedas dan manis.

2.2.3.4 Kerupuk Bawang

Gambar 2.2.3.4 Kerupuk Bawang

Kerupuk yang seringkali disajikan bersama dengan makanan yang dijual oleh pedagang makanan kaki lima. Terbuat dari bawang putih dan atau merah yang dicacah dan dicampur bersama tepung

Page 14: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01739-DS Bab2001.… · 3.7 Kerupuk Mie Kuning 3.8 Kerupuk Pangsit 3.9 Kerupuk

tapioka (terkadang juga dicampur sedikit terigu) serta seringkali diberi pewarna. Memiliki rasa bawang yang cukup kentara dan biasanya dinikmati bersama dengan makanan utama.

2.2.3.5 Kerupuk Ikan

Gambar 2.2.3.5 Kerupuk Ikan

Kerupuk dari bahan dasar ikan. Umumnya diproduksi oleh daerah pesisir yang dekat atau memiliki pantai. Kerupuk Ikan umumnya merupakan campuran tepung aci, tapioka atau terigu dan bahan ikan. Rasa dari kerupuk Ikan cenderung mengikuti jenis ikan yang dijadikan bahan campuran. Hal tersebut membuat kerupuk Ikan memiliki varian rasa yang amat beragam. Di daerah tertentu, kerupuk Ikan memiliki nama lain seperti Kemplang.

2.2.3.6 Kerupuk Udang

Gambar 2.2.3.6 Kerupuk Udang

Kerupuk ini dibuat dari bahan dasar udang. Kerupuk ini merupakan kerupuk yang terkenal di Pulau Jawa terutama Jawa Timur. Memiliki rasa manisnya udang dan biasanya berukuran cukup besar menyerupai kuping anak gajah. Kerupuk Udang dapat

Page 15: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01739-DS Bab2001.… · 3.7 Kerupuk Mie Kuning 3.8 Kerupuk Pangsit 3.9 Kerupuk

disajikan baik dengan makanan berkuah ataupun makanan kering. Kerupuk Udang juga merupakan kerupuk yang umum disajikan dalam seremonial tradisi seperti pengajian maupun acara-acara resmi seperti seminar dan acara perkawinan.

2.2.3.7 Kerupuk Mie Kuning

Gambar 2.2.3.7 Kerupuk Mie Kuning

Kerupuk ini merupakan kerupuk yang identik dengan camilan asinan khas Betawi. Dikenal berukuran besar dan juga dikenal dengan nama kerupuk kuning. Dibuat dari campuran tepung aci yang dicampur sedikit bawang dan rempah, kerupuk Mie Kuning biasanya dijajakan bersamaan oleh penjaja asinan keliling.

2.2.3.8 Kerupuk Pangsit

Gambar 2.2.3.8 Kerupuk Pangsit

Kerupuk Pangsit merupakan kerupuk yang diadaptasi dari makanan pangsit dari Cina, namun dibuat tanpa isi. Dibuat dari tepung terigu dan biasanya dibuat menyerupai pangsit dengan bentuk yang lebih sederhana. Biasanya disajikan dengan makanan berkuah dan disajikan dalam hitungan ganjil.

Page 16: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01739-DS Bab2001.… · 3.7 Kerupuk Mie Kuning 3.8 Kerupuk Pangsit 3.9 Kerupuk

2.2.3.9 Kerupuk Merah

Gambar 2.2.3.9 Kerupuk Merah

Kerupuk Merah juga dikenal identik dengan makanan khas daerah Padang yaitu Soto Padang. Dibuat dari campuran tepung terigu atau aci dengan sedikit bahan rempah dan diberi pewarna merah. Biasanya disajikan diatas nasi sebagai pelengkap makan ketika menikmati Soto Padang.

2.2.3.10 Kerupuk Bayam

Gambar 2.2.3.10 Kerupuk Bayam

Sesuai namanya, kerupuk Bayam dibuat dari bahan sayur bayam yang diberi sedikit tepung. Kerupuk ini umumnya dibudidayakan oleh daerah yang memiliki perkebunan sayur. Biasanya dijajakan sebagai camilan.

2.2.3.11 Kerupuk Singkong

Page 17: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01739-DS Bab2001.… · 3.7 Kerupuk Mie Kuning 3.8 Kerupuk Pangsit 3.9 Kerupuk

Gambar 2.2.3.11 Kerupuk Singkong

Kerupuk Singkong dibuat dari bahan singkong yang biasanya dipotong cacah lalu dilumuri sedikit tepung. Rasanya agak plain, dan biasa dijual dalam bentuk bungkusan plastik. Kerupuk ini memiliki wujud dan rasa yang jauh berbeda dibanding camilan serupa yang juga dikenal di masyarakat, keripik Singkong.

2.2.3.12 Emping

Gambar 2.2.3.12 Emping

Salah satu jenis kerupuk yang paling banyak dikonsumsi terutama pada makanan yang lembut dan berkuah. Terbuat dari biji atau buah melinjo muda yang ditumbuk dan kemudian dicampur bersama tepung lalu kemudian digoreng. Memiliki rasa kombinasi sepat dan asin yang unik di lidah.

2.2.3.13 Rempeyek

Page 18: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01739-DS Bab2001.… · 3.7 Kerupuk Mie Kuning 3.8 Kerupuk Pangsit 3.9 Kerupuk

Gambar 2.2.3.13 Rempeyek

Disebut juga kerupuk Peyek. Kerupuk ini biasanya berukuran besar. Umumnya berwarna cokelat dan memiliki topping kacang atau ikan asin. Biasanya disajikan bersama dengan Pecel dan atau dinikmati sebagai camilan.

2.3 Data Target 2.3.1 Perilaku Konsumen

Generasi masyarakat Indonesia yang tumbuh dan pernah menikmati sajian makanan bersama kerupuk. Senang mengoleksi buku dengan tampilan dan tema unik. Senang membaca hal-hal yang membawa unsur tema lokal populer.

2.3.2 Psikografi

• Suka membaca dan mengoleksi buku • Menyukai tema kuliner Indonesia • Menyenangi konsep benda yang unik

2.3.3 Demografi Jenis Kelamin : Pria dan Wanita Usia : 20 sampai 35 tahun Kewarganegaraan : Indonesia Pekerjaan : Mahasiswa, Pekerja Muda Kelas sosial : A dan B

2.3.4 Geografi

Domisili : Kota-kota besar di Indonesia 2.4 Analisa SWOT

Page 19: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01739-DS Bab2001.… · 3.7 Kerupuk Mie Kuning 3.8 Kerupuk Pangsit 3.9 Kerupuk

2.4.1 Strength

• Menjadi buku informatif kuliner Indonesia pertama yang mengangkat kerupuk Indonesia

2.4.2 Weakness

• Tema yang tidak terlalu populer untuk bidang kuliner

2.4.3 Opportunities

• Belum adanya buku informatife yang membahas kuliner Indonesia, melainkan seringkali hanya berupa buku resep untuk membuat jenis makanan tertentu

• Melengkapi informasi khazanah kuliner Indonesia, khususnya yang membahas kerupuk Indonesia

• Secara tidak langsung mempromosikan kekayaan kuliner Indonesia ke khalayak pembaca mulai dari level lokal hingga internasional

2.4.4 Threat

• Minimnya informasi detail akan kerupuk Indonesia baik dari literatur maupun informasi tercetak lainnya