Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. 1
20

BAB 1,2,3,4.docx

Jan 04, 2016

Download

Documents

AfrisalArif
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: BAB 1,2,3,4.docx

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk

menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan

waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut

yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Theodolite merupakan

alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada

dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar

berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu

vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop

tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi

sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca.

Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi.

Pada survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang akan

dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut

memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang besar.

Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan

dapat dipetakan dengan cepat dan efisien. Karena alasan tersebut sehingga

mendasari diadakannya praktikum theodolit, setelah berlangsungsungnya

praktikum tapping kompas, dengan harapan keakuratan data yang diambil bisa

lebih akurat dari data pada praktikum tapping kompas.

1

Page 2: BAB 1,2,3,4.docx

2

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari diadakannya praktikum dan penulisan laporan

Pemetaan Topografi Acara 2 : Theodolith, diharapkan praktikan dapat mengetahui

cara penggunaan theodolit. Dengan tepat dan benar.

Sedangkan tujuan dari diadakannya praktikum dan penulisan laporan ini

adalah :

1. Dapat mengetahui jenis theodolith.

2. Dapat mengetahui kegunaan theodolith.

1.3 Waktu dan Lokasi Pengukuran

Pelaksanaan Praktikum ini dilakukan pada hari Minggu, 11 Oktober 2015

yang berlokasi di Kecamatan Samata Kabupate Gowa, Sulawesi Selatan, dimulai

dari jam 08.00 WITA sampai selesai.

1.4 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

1. Kompas brunton

2. Roll meter

3. Kamera

4. Patok

5. Papan ujian

6. Pensil

7. Pulpen

Page 3: BAB 1,2,3,4.docx

3

8. Penghapus

9. Peraut

10. Mistar

11. Busur

Sedangkan alat dan bahan yang digunakan pada saat membuat laporan adalah:

1. Kertas grafik

2. kalkulator

3. Kalkir

4. Pulpen snowman (0,1.0,3.0,5)

5. Pensil

6. Penghapus

7. Peraut

8. Kertas ariston

9. Kertas A4

Page 4: BAB 1,2,3,4.docx

4

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengenalan Theodolit 

            Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk

menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan

waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit sudut

yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik).                           

Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah,

theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi,

maupun pengamatan matahari. Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi

seperti Pesawat Penyipat Datar bila sudut verticalnya dibuat 90º.

Dengan adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan

kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan

untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi,

theodolit juga dapat digunakan untuk menguker ketinggian suatu bangunan

bertingkat.

A. Bagian – Bagian Dari Theodolit

Secara umum, konstruksi theodolit terbagi atas dua bagian :

1. Bagian atas, terdiri dari :

a. Teropong / Teleskope

b. Nivo tabung

c. Sekrup Okuler dan Objektif

Page 5: BAB 1,2,3,4.docx

5

d. Sekrup Gerak Vertikal

e. Sekrup gerak horizontal

f. Teropong bacaan sudut vertical dan horizontal

g. Nivo kotak

h. Sekrup pengunci teropong

i. Sekrup pengunci sudut vertical

j. Sekrup pengatur menit dan detik

k. Sekrup pengatur sudut horizontal dan vertikal

2. Bagian Bawah terdiri dari :

a. Statif / Trifoot

b. Tiga sekrup penyetel nivo kotak

c. Unting – unting

d. Sekrup repitisi

e. Sekrup pengunci pesawat dengan statif

B. Macam / Jenis Theodolit

Macam Theodolit berdasarkan konstruksinya, dikenal dua macam yaitu:

1. Theodolit Reiterasi ( Theodolit sumbu tunggal )

Dalam theodolit ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan kiap,

sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa di atur.

Theodolit yang di maksud adalah theodolit type T0 (wild) dan type DKM-2A

(Kem).

Page 6: BAB 1,2,3,4.docx

6

2. Theodolite Repitisi

Konsruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi, yaitu bahwa lingkaran

mendatarnya dapt diatur dan dapt mengelilingi sumbu tegak.

Akibatnya dari konstuksi ini, maka bacaan lingkaran skala mendatar 0º, dapat

ditentukan kearah bdikan / target myang dikehendaki. Theodolit yang termasuk ke

dakm jenis ini adalah theodolit type TM 6 dan TL 60-DP (Sokkisha ), TL 6-DE

(Topcon), Th-51 (Zeiss).

3. Theodolite Elektro Optis

Dari konstruksi mekanis sistem susunan lingkaran sudutnya antara

theodolite optis dengan theodolite elektro optis sama. Akan tetapi mikroskop pada

pembacaan skala lingkaran tidak menggunakan system lensa dan prisma lagi,

melainkan menggunkan system sensor. Sensor ini bekerja sebagai elektro optis

model (alat penerima gelombang elektromagnetis). Hasil pertama system

analogdan kemudian harus ditransfer ke system angka digital. Proses

penghitungan secara otomatis akan ditampilkan pada layer (LCD) dalam angka

decimal.

I. Macam Theodolit menurut sistem bacaannya:

a. Theodolite sistem baca dengan Indexs Garis

b. Theodolite sistem baca dengan Nonius

c. Theodolite sistem baca dengan Micrometer

d. Theodolite sistem baca dengan Koinsidensi

e. Theodolite sistem baca dengan Digital

II. Theodolit menurut skala ketelitian

Page 7: BAB 1,2,3,4.docx

7

a. Theodolit Presisi (Type T3/ Wild)

b. Theodolit Satu Sekon (Type T2 / Wild)

c. Theodolit Spuluh Sekon (Type TM-10C / Sokkisha)

d. Theodolit Satu Menit (Type T0 / Wild)

e. Theodolit Sepuluh Menit ( Type DK-1 / Kern)

C. Persyaratan Operasi Theodolit

Sumbu harus tegak lurus dengan sumbu ıı (dengan menyetel nivo tabung dan

nivo kotaknya).

a. Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu ıı.

b. Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan indeks skala tegak.

c. Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu ıı.

D. Cara-Cara Penyetelan Theodolit :

a) Dirikan statif sesui dengan prosedur yang ditentukan.

b) Pasang pesawat diatas kepala statif dengan mengikatkan landasan peawat

dan sekrup pengunci di kepala statif.

c) Stel nivo kotak dengan cara:

1. Putarlah sekrup A,B secara bersama-sama hingga gelembung nivo

bergeser kearah garis sekrup C. (lihat gambar a)

2. Putarlah sekrup c ke kiri atau ke kanan hingga gelembung nivo bergeser

ketengah (lihat gambar b)

3. Setel nivo tabung dengan sekrup penyetel nivo tabung.

4. Bila penyetelan nivo tabung menggunakan tiga sekrup penyetel

Page 8: BAB 1,2,3,4.docx

8

5. (A,B,C), maka caranya adalah:

6. Putar teropong dan sejajarkan dengan dua sekrup A,B (lihat gambar a)

7. Putarlah sekrup A, B masuk atau keluar secara bersama-sama, hingga

gelembung nivo bergeser ke tengah (lihat gambar a)

8. Putarlah teropong 90º ke arah garis sekrup C (lihat gambar b)

9. Putar sekrup C ke kiri atau ke kanan hingga gelembung nivo bergeser

ketengah.

10. Periksalah kembali kedudukan gelembung nivo kotak dan nivo tabung

dengan cara memutar teropong ke segala arah.

E. Cara Pembacaan Bak Ukur

Pada rambu ukur akan terlihat huruf E dan beberapa kotak kecil yang

berwarna merah dan hitam. Setiap huruf E mempunyai jarak 5 cm dan setiap

kotak kecil panjangnya 1cm.

Theodolite adalah instrument / alat yang dirancang untuk pengukuran

sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut

tegak yang dinamakan dengan sudut vertical. Dimana sudut – sudut tersebut

berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik

lapangan.

2.2 Konstruksi Theodolite

Konstruksi instrument theodolite ini secara mendasar dibagimenjadi 3

bagian, lihat gambar di bawah ini :

Page 9: BAB 1,2,3,4.docx

9

1. Bagian Bawah, terdiri dari pelat dasar dengan tiga sekrup penyetel yang

menyanggah suatu tabung sumbu dan pelat mendatar berbentuk lingkaran. Pada

tepi lingkaran ini dibuat pengunci limbus.

2. Bagian Tengah, terdiri dari suatu sumbu yang dimasukkan ke dalam

tabung dan diletakkan pada bagian bawah. Sumbu ini adalah sumbu tegak lurus

kesatu. Diatas sumbu kesatu diletakkan lagi suatu plat yang berbentuk lingkaran

yang berbentuk lingkaran yang mempunyai jari – jari plat pada bagian bawah.

Pada dua tempat di tepi lingkaran dibuat alat pembaca nonius. Di atas plat nonius

ini ditempatkan 2 kaki yang menjadi penyanggah sumbu mendatar atau sumbu

kedua dan sutu nivo tabung diletakkan untuk membuat sumbu kesatu tegak lurus.

Lingkaran dibuat dari kaca dengan garis – garis pembagian skala dan

angka digoreskan di permukaannya. Garis – garis tersebut sangat tipis dan lebih

jelas tajam bila dibandingkan hasil goresan pada logam. Lingkaran dibagi dalam

derajat sexagesimal yaitu suatu lingkaran penuh dibagi dalam 360° atau dalam

grades senticimal yaitu satu lingkaran penuh dibagi dalam 400 g.

3. Bagian Atas, terdiri dari sumbu kedua yang diletakkan diatas kaki

penyanggah sumbu kedua. Pada sumbu kedua diletakkan suatu teropong yang

mempunyai diafragma dan dengan demikian mempunyai garis bidik. Pada sumbu

ini pula diletakkan plat yang berbentuk lingkaran tegak sama seperti plat lingkaran

mendatar.

Page 10: BAB 1,2,3,4.docx

10

KEMETERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PEMETAAN TOPOGRAFIACARA 2 : THEODOLITE

LAPORAN

Diajukan sebagai syarat lulus mata kuliah Pemetaan Topografi pada program studi Teknik Geologi, Jurusan Teknik Geologi

Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

NAMA : SYAMSURIZAL

N I M : D61115001

Page 11: BAB 1,2,3,4.docx

11

KEMETERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PEMETAAN TOPOGRAFIACARA 2 : THEODOLITE

LAPORAN

NAMA : SYAMSURIZAL

N I M : D61115001

Page 12: BAB 1,2,3,4.docx

12

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena

dengan rahmat dan Hidayah-Nyalah sehingga penulis bisa menyelesaikan

penyusunan laporan praktikum acara 2 : theodolite.

Dalam proses penulisan laporan ini, banyak teantangan dan dan cobaan,

tetapi dengan izin Allah S.W.T , bantuan dan bimbingan dari para tim asisten

dosen mata kuliah Pemetaan Topografi, dan juga para teman angkatan Teknik

geologi 2015 yang telah bersedia memberikan masukan dan saran atas pembuatan

laporan ini.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari masih banyak

kelemahan dan banyak hal yang kurang tepat dan penulisan mengharapkan

kritikan yang membangun untuk kedepannya dari pihak pembaca, penulis dengan

besar hati akan menerima segala masukan saran dan kritikan solusi untuk

kedepannya lebih bagus lagi.

Sekian dan terima kasih

Wassalamualaikum Wr.Wb

Gowa, Oktober 2015

Page 13: BAB 1,2,3,4.docx

13

LAMPIRAN

Page 14: BAB 1,2,3,4.docx

14

DAFTAR PUSTAKA

Matthews III, William H., 1967, Geology Made Simple, Made Simple Books, Doubleday & Company, Inc., Garden City, New York.

Pirrson, Louis V, 1957, Rocks and Rock Mineral, John Wiley & Sons, Inc., New York.

Purbo H,.MM, 1994, Kamus Kebumian, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Symes, Dr R.F., 1988, Rock & Mineral, A Dorling Kindersley Limited, London.

Whitten, D.G.A., 1981, The Penguin Dictionary of Geology, Penguin Books Ltd.,Hammondsworth, Middlesex, England.

Soekardi, 2007, Materi Ringkas Krist – Min, FT – UGM Jurusan Teknik Geologi, Yogyakarta.

Soetoto, Ir., 2001, Geologi, Laboratorium Geologi Dinamik, FT – UGM Jurusan Teknik Geologi, Yogyakarta.