BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet alam maupun karet sintetis adalah polimer yang mempunyai elastisitas pemuluran yang tinggi. Karet alam adalah subtansi yang diperoleh dari getah karet ( hevea brasilliensis). Getah karet mengandung lateks. Dengan menggunakan penguapan pada lateks, maka air yang terkandung akan hilang, serta dengan penambahan asam akan didapatkan lateks (Teguh, 2009). Sifat-sifat mekanik karet alam lebih baik dibandingkan karet sintetis. Salah satu karet sintetis adalah SBR (Styrene Butadiene Rubber). Sifat-sifat karet sintetis ini tergantung dari kadar acrylonitrile yang dikandungnya. Pembuatan karet dalam pembuatan barang jadi karet adalah mempunyai kekuatan tarik yang baik. Sifat SBR (Styrene Butadiene Rubber) yang lain adalah tahan kikis, tahan terhadap pengusangan, tahan panas, sangat dinamis, kaku, dan mempunyai gas permeability yang baik. Sedangkan kelemahannya tidak tahan panas, dan penyusutannya tinggi. Salah satu tahapan proses yang harus dilakukan dalam pembuatan produk karet alam adalah pembuatan kompon karet. Pada proses ini, semua bahan-bahan termasuk karet alam sebagai bahan baku utama dicampurkan secara merata sampai homogen. Bahan pengisi (filler) adalah bahan pendukung dengan porsi terbesar dalam pembuatan kompon karet yang fungsinya untuk meningkatkan sifat fisik, memperbaiki karakteristik pengolahan, dan mengurangi biaya (ALFA, 2008). Pemilihan bahan pengisi pada pembuatan kompon karet menjadi sangat penting karena dapat menentukan sifat fisik dan biaya produksi. Barang jadi karet dibuat melalui proses pencampuran antara karet dengan bahan kimia pendukung dengan komposisi tertentu disebut kompon yang digiling pada suhu dan waktu tertentu sesuai dengan jenis karet yang digunakan dan tujuan penggunaannya. Pembuatan kompon dilakukan untuk mendapatkan campuran yang homogen antara karet dan bahan kimia pembantu yang selanjutnya dicetak menjadi produk (Cipriadi, 2016). Bahan kimia yang ditambahkan meliputi bahan vulkanisasi, bahan pencepat, bahan pelunak, bahan pengisi, bahan penggiat, dan bahan antioksidan. Untuk produksi packing pintu rebusan yang sesuai dengan spesifikasi mutu maka diperlukan kesesuaian kombinasi/perbandingan raw material (bahan dasar karet/bahan baku) dengan bahan-bahan kimia. Pemanfaatan bahan dasar karet ini harus divariasikan dengan pencampuran antara bahan dasar karet
16
Embed
BAB 1 PENDAHULUAN - STIP-AP...a. Compounding 1) Compounding adalah proses pencampuran bahan dasar karet dengan bahan-bahan kimia. 2) Kesemua bahan-bahan tersebut dicampurkan dan diolah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karet alam maupun karet sintetis adalah polimer yang mempunyai elastisitas pemuluran
yang tinggi. Karet alam adalah subtansi yang diperoleh dari getah karet (hevea
brasilliensis). Getah karet mengandung lateks. Dengan menggunakan penguapan pada
lateks, maka air yang terkandung akan hilang, serta dengan penambahan asam akan
didapatkan lateks (Teguh, 2009). Sifat-sifat mekanik karet alam lebih baik dibandingkan
karet sintetis. Salah satu karet sintetis adalah SBR (Styrene Butadiene Rubber). Sifat-sifat
karet sintetis ini tergantung dari kadar acrylonitrile yang dikandungnya. Pembuatan karet
dalam pembuatan barang jadi karet adalah mempunyai kekuatan tarik yang baik. Sifat SBR
(Styrene Butadiene Rubber) yang lain adalah tahan kikis, tahan terhadap pengusangan,
tahan panas, sangat dinamis, kaku, dan mempunyai gas permeability yang baik. Sedangkan
kelemahannya tidak tahan panas, dan penyusutannya tinggi.
Salah satu tahapan proses yang harus dilakukan dalam pembuatan produk karet alam
adalah pembuatan kompon karet. Pada proses ini, semua bahan-bahan termasuk karet alam
sebagai bahan baku utama dicampurkan secara merata sampai homogen. Bahan pengisi
(filler) adalah bahan pendukung dengan porsi terbesar dalam pembuatan kompon karet
yang fungsinya untuk meningkatkan sifat fisik, memperbaiki karakteristik pengolahan, dan
mengurangi biaya (ALFA, 2008). Pemilihan bahan pengisi pada pembuatan kompon karet
menjadi sangat penting karena dapat menentukan sifat fisik dan biaya produksi.
Barang jadi karet dibuat melalui proses pencampuran antara karet dengan bahan kimia
pendukung dengan komposisi tertentu disebut kompon yang digiling pada suhu dan waktu
tertentu sesuai dengan jenis karet yang digunakan dan tujuan penggunaannya. Pembuatan
kompon dilakukan untuk mendapatkan campuran yang homogen antara karet dan bahan
kimia pembantu yang selanjutnya dicetak menjadi produk (Cipriadi, 2016). Bahan kimia
yang ditambahkan meliputi bahan vulkanisasi, bahan pencepat, bahan pelunak, bahan
pengisi, bahan penggiat, dan bahan antioksidan. Untuk produksi packing pintu rebusan
yang sesuai dengan spesifikasi mutu maka diperlukan kesesuaian kombinasi/perbandingan
raw material (bahan dasar karet/bahan baku) dengan bahan-bahan kimia. Pemanfaatan
bahan dasar karet ini harus divariasikan dengan pencampuran antara bahan dasar karet
alam dengan sintetis, untuk itu diperlukan kesesuaian kombinasi/pemblendingan raw
material (bahan dasar karet ini harus divariasikan dengan pencampuran antara bahan dasar
karet alam dengan sintetis, ini dikarenakan masing-masing bahan dasar karet dimaksud
memiliki sifat/karakteristik yang berlainan dan secara keseluruhan mereka saling
melengkapi.
1.2 Urgensi Penelitian
Memvariasikan kombinasi bahan dasar karet dengan perbandingan karet alam 36% dengan
karet sintetis (NBR 32 28 %, SBR 1502 36%), serta melihat kesesuaian mutu packing pintu
rebusan di PKS.
1.3 Target Penelitian
Adapun yang menjadi target temuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
kesesuaian mutu packing pintu rebusan di PKS dengan perbandingan karet alam 36%,
NBR 32 28 %, SBR 1502 36%.
1.4 Tujuan Khusus
Untuk melihat pengaruh variasi penambahan bahan dasar karet alam dan karet sintetis
(NBR 32, dan SBR 1502) dalam proses vulkanisasi sehingga diperoleh gambaran
mengenai kondisi kompon yang sesuai di Pabrik Kelapa Sawit (PKS).
1.5 Kontribusi
Di bawah ini dijelaskan kontribusi penelitian, sebagai berikut:
a. Untuk mendapatkan kesesuaian kompon untuk pembuatan packing pintu rebusan
Pabrik Kelapa Sawit yang memenuhi standar mutu.
b. Memberikan informasi-informasi lanjutan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
untuk menindak lanjuti penelitian ini.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Karet alam adalah suatu komoditi homogen yang cukup baik, dan produksinya sangat
terkenal. Karet alam mempunyai daya lentur yang tinggi, kekuatan tensil dan dapat
dibentuk dengan panas yang rendah. Daya tahan karet terhadap benturan, goresan, dan
koyakan sangat baik. Namun karet alam tidak begitu tahan terhadap faktor-faktor
lingkungan, seperti: oksidasi, dan ozon.
Proses pengolahan barang jadi karet (rubber technology) merupakan ilmu untuk membuat
produk karet yang biasanya menggunakan bahan dasar karet kering (RSS I, SIR 10/20).
Sehingga jika ditinjau dari aspek penggunaan bahan dasar karet maka rubber technology
itu terbagi dua, yaitu: proses pengolahan kering (menggunakan karet kering sebagai bahan
bakunya) dan proses basah (menggunakan lateks sebagai bahan bakunya).
Produk-produk karet (rubber articles) yang lazim diproduksi, seperti: packing, seal, ban
mobil, conveyor belt, sandaran kapal (dock fender), dan lain-lain. Produk karet yang
menggunakan lateks sebagai bahan bakunya, seperti: sarung tangan, balon, benang karet,
dan lain-lain.
Untuk memproduksi barang jadi karet ada beberapa proses yang harus dilakukan. Proses
pengolahan berlangsung untuk mencampur antara bahan dasar karet dengan bahan kimia
melalui mesin pengolah kompon, yaitu: mesin mix mill. Jadi, arti kompon adalah:
campuran bahan dasar karet dan kimia.
Dalam pembuatan kompon ada beberapa tahapan proses yang harus dilakukan. Proses-
proses di maksud antara lain:
2.1 Compounding/komponding
Menurut Abednego (1979) kompon karet adalah campuran karet mentah dengan bahan-
bahan kimia yang belum divulkanisasi. Karet yang digunakan untuk kompon terdiri dari
dua jenis, yaitu: karet alam dan karet sintetis. Dalam melakukan proses pengolahan
kompon menggunakan bahan dasar karet alam maupun sintetis dan dicampur dengan
bahan-bahan kimia. Sehingga dikenal dengan sebutan bahan-bahan kimia penyusun
kompon.
2.1.1 Bahan Dasar Karet
Bahan dasar karet terbagi dua, yaitu: bahan dasar karet alam dan bahan dasar karet sintetis.
Contoh bahan dasar karet alam, antara lain: Ribbed Smoked Sheet (RSS), SIR (Standard
Indonesian Rubber), Block Skim Rubber (BSR), dan lain-lain. Secara umum bahan dasar
karet alam (karet kering) menggunakan lateks sebagai bahan bakunya. Lateks yang
terkoagulasi secara kimia digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan RSS.
Sementara, lateks yang menggumpal secara alami akan menjadi kompo (cup lump) dan
digunakan untuk membuat SIR.
Bahan dasar karet sintesis yang merupakan hasil dari fosil minyak bumi dimanfaatkan
untuk bahan jadi karet. Bahan dasar karet sintetis dapat dilihat seperti: Nitrile Butadiene