RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu unsur keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta cerdas. Hal ini sangat ditentukan oleh status gizi yang baik, dan status gizi yang baik ditentukan oleh jumlah asupan pangan yang dikonsumsi. Oleh karena itu pemenuhan pangan dan gizi untuk kesehatan warga negara merupakan investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pengaturan tentang pangan tertuang dalam Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, yang menyatakan bahwa Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan yaitu : “kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan”. Kecukupan pangan yang baik mendukung tercapainya status gizi yang baik sehingga akan menghasilkan generasi muda yang berkualitas. Pembangunan pangan dan gizi merupakan sebuah investasi strategis yang akan memberikan dampak dalam jangka panjang bagi peningkatan kualitas dan produktifitas sumberdaya manusia. Pengaruh pangan dan gizi begitu signifikan sehingga pemerintah menetapkan program percepatan pangan dan gizi utamanya BAB 1
112
Embed
BAB 1 PENDAHULUAN - bappeda.tanjungbalaikota.go.id · PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INTERVENSI PEMBANGUNAN 2.1 Situasi Pangan dan Gizi 2.1.1 Situasi Pangan UU No 18 tahun 2012 menyatakan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu unsur keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh
ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, memiliki fisik yang
tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta cerdas. Hal ini sangat
ditentukan oleh status gizi yang baik, dan status gizi yang baik ditentukan oleh
jumlah asupan pangan yang dikonsumsi. Oleh karena itu pemenuhan pangan dan
gizi untuk kesehatan warga negara merupakan investasi untuk peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Pengaturan tentang pangan tertuang dalam
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, yang menyatakan bahwa
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan
pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai
komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan pangan
yaitu : “kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan,
yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan
dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif,
dan produktif secara berkelanjutan”. Kecukupan pangan yang baik mendukung
tercapainya status gizi yang baik sehingga akan menghasilkan generasi muda yang
berkualitas.
Pembangunan pangan dan gizi merupakan sebuah investasi strategis yang
akan memberikan dampak dalam jangka panjang bagi peningkatan kualitas dan
produktifitas sumberdaya manusia. Pengaruh pangan dan gizi begitu signifikan
sehingga pemerintah menetapkan program percepatan pangan dan gizi utamanya
BAB
1
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 2
pada 1000 hari pertama kehidupan (Perpres No. 42 Tahun 2013).
Berkaitan dengan rencana aksi nasional pangan dan gizi 2015-2019,
pendekatan multisektor menjadi pilihan pendekatan yang akan diterapkan.
Meskipun aspek kesehatan menjadi indikator dominan dalam output rencana aksi
pangan dan gizi, proses pencapaian aspek ini sangat membutuhkan dukungan dari
multi sektor yang saling bersinergi dalam program dan pelaksanaannya. Demikian
pula, aspek pemerataan akses pangan dan penggunaan pangan yang aman,
bergizi, dan beragam melalui program yang saling terintegrasi (multisektor)
merupakan perhatian utama agenda internasional dalam Sustainable Development
Goals (SDGs) dengan prinsipnya: “No one leave behind”.
Pembangunan pangan dan gizi secara nasional telah dimulai sejak tahun
2001 dengan program-program yang tersusun sebagai upaya pencapaian tujuan
Pembangunan Milenium (MDGs).Selanjutnya, pembangunan ketahanan pangan
dan gizi saat ini, 2016-2021, melanjutkan trend positif pembangunan pangan dan
gizi dengan pendekatan multisektor. Program-program kesehatan tetap menjadi
leading sector dalam peningkatan status kesehatan masyarakat ditunjang dengan
sinergisme program-program unit kerja lainnya dalam rangka memenuhi sufficient
conditions pencapaian status gizi masyarakat.
1.2 Tujuan Penyusunan RAD-PG
Tujuan umum penyusunan dokumen Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi
(RAD-PG) Multisektor Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019adalah sebagai
panduan yang diacu dan arahan yang diperhatikan bagi OPD, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, organisasi non pemerintah, institusi masyarakat dan pelaku lain
untuk berperan serta meningkatkan kontribusinya dalam upaya mewujudkan
ketahanan pangan dan perbaikan gizi di Kota Tanjungbalai.
Berikut tujuan khusus penyusunan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi
(RAD-PG) Multisektor Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019:
1. Meningkatkan pemahaman dan peran seluruh stakeholder dan masyarakat
untuk pemantapan ketahanan pangan dan perbaikan gizi Kota Tanjungbalai;
2. Meningkatkan koordinasi pembangunan ketahanan pangan dan perbaikan
gizi sehingga terjaga keterpaduan mulai dari aspek perencanaan,
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 3
implementasi, dan evaluasi dalam pembangunan pangan dan gizi di Kota
Tanjungbalai;
3. Meningkatkan kemampuan dalam menetapkan prioritas penanganan
masalah pangan dan gizi;
4. Menetapkan pilihan intervensi yang tepat sesuai kebutuhan Kota
Tanjungbalai;
5. Membangun dan mengoptimalkan lembaga pangan dan gizi Kota
Tanjungbalai;
6. Meningkatkan kemampuan dalam pemantauan dan evaluasi pembangunan
pangan dan gizi di Kota Tanjungbalai.
1.3 Dasar Hukum Penyusunan RAD-PG
Dasar hukum penyusunan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-
PG) Multisektor Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, khususnya Pasal
63 ayat (3) yang menyebutkan Pemerintah dan Pemerintah Daerah
menyusun rencana aksi Pangan dan Gizi setiap 5 (lima) tahun;
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya
Pasal 142 ayat (5) yang menyebutkan Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat melakukan upaya untuk mencapai status gizi yang baik;
c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan
dan Gizi, khususnya pasal 1 ayat (1) yang mengatur ketahanan pangan dan
gizi serta Pasal 37 (ayat 1) yang mengatur tentang perbaikan Status Gizi
Masyarakat;
e. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi;
f. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019;
g. Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021.
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 4
PANGAN DAN GIZI
SEBAGAI INTERVENSI
PEMBANGUNAN
2.1 Situasi Pangan dan Gizi
2.1.1 Situasi Pangan
UU No 18 tahun 2012 menyatakan bahwa Negara berkewajiban
mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi Pangan
yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional
maupun daerah hingga perseorangan secara merata di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia sepanjang waktu dengan memanfaatkan sumber
daya, kelembagaan, dan budaya lokal.
Menurut UU no 18 Tahun 2012 Pasal 4, Penyelenggaraan Pangan
bertujuan untuk (1) meningkatkan kemampuan memproduksi Pangan secara
mandiri; (2) menyediakan Pangan yang beraneka ragam dan memenuhi
persyaratan keamanan, mutu, dan Gizi bagi konsumsi masyarakat; (3)
mewujudkan tingkat kecukupan Pangan, terutama Pangan Pokok dengan harga
yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat; (4)
mempermudah atau meningkatkan akses Pangan bagi masyarakat, terutama
masyarakat rawan Pangan dan Gizi; (5) meningkatkan nilai tambah dan daya
saing komoditas Pangan di pasar dalam negeri dan luar negeri; (6) meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang Pangan yang aman, bermutu, dan
bergizi bagi konsumsi masyarakat; (7) meningkatkan kesejahteraan bagi Petani,
Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Pelaku Usaha Pangan; dan (8) melindungi dan
mengembangkan kekayaan sumberdaya Pangan nasional.
Tujuan pertama penyelenggaraan pangan adalah penyediaan pangan bagi
BAB
2
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 5
masyarakat. Adapun situasi pangan Kota Tanjungbalai dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Ketersediaan Energi dan Protein
Ketersediaan pangan merupakan aspek penting dalam mewujudkan
ketahanan pangan. Penyediaan pangan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pangan bagi masyarakat, rumah tangga dan perseorangan secara berkelanjutan.
Untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan meningkatkan kuantitas
serta kualitas konsumsi pangan, diperlukan target pencapaian angka
ketersediaan pangan per kapita per tahun sesuai dengan angka kecukupan
gizinya. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) VIII Tahun 2004
merekomendasikan kriteria ketersediaan energi ditetapkan minimal 2200
kkal/kapita/hari untuk energi dan minimal 57 gram/kapita/hari untuk protein.
Ketersediaan pangan dapat dipenuhi dari 3 sumber, yaitu: 1)produksi
dalam negeri; 2) pemasokan pangan; 3) pengelolaan cadangan pangan.
Ketersediaan pangan dapat diamati pada berbagai tingkatan mencakup rumah
tangga,regional (kab/kota,provinsi)dan nasional. Penyediaan pangan yang
sesuai dengan kebutuhan gizipenduduk baik jumlah maupun mutunya
merupakan harapan setiap upaya pemenuhan kebutuhan pangan.
Tabel 2.1
Ketersediaan Energi dan Protein Penduduk Kota Tanjungbalai
Tahun 2014 -2015
No Tahun Uraian Proporsi
Nabati
Proporsi
Hewani Total
1 2014
Energi kkal/kap/hr
% 74,1 385,9 460,0
Protein kkal/kap/hr
% 15,1 65,6 80,7
2 2015
Energi kkal/kap/hr
% 76,2 380,2 456,4
Protein kkal/kap/hr
% 15,2 69,2 84,4 Sumber: Dinas Pangan dan Pertanian Kota Tanjungbalai, 2016
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 6
Berdasarkan gambar 2.1 dapat dijelaskan bahwa ketersediaan energi di
Kota Tanjungbalai pada tahun 2014 sebesar460 kkal/kap/hr berada dibawah
kriteria energi minimal 2.200 kkal/kap/hr yangdirekomendasi WNPG VIII
Tahun 2004. Untuk tahun 2015 ketersediaan energi sebesar 456,4 kkal/kap/hr,
terjadi penurunan ketersediaan energi, hal ini disebabkan karena adanya
penurunan produksi beberapa komoditas pangan sumber energi di Kota
Tanjungbalai.
Gambar 2.1
Perkembangan Ketersediaan Energi (Kkal/kap/hr)
Tahun 2014-2015 di Kota Tanjungbalai
Sumber : Dinas Pangan dan Pertanian Kota Tanjungbalai, 2016
Untuk protein, berdasarkan gambar 2.2 dapat dijelaskan bahwa tingkat
ketersediaan protein di Kota Tanjungbalai pada tahun 2014 sebesar 80,7 gr/kap/hr
melebihi rekomendasi angka kecukupan gizi WNPG VIII Tahun 2004 sebesar 57
gr/kap/hr. Tahun 2015 terjadi peningkatan ketersediaan protein sebesar 84,4
gr/kap/hr, hal ini disebabkan karena adanya peningkatan produksi beberapa
komoditas pangan sumber protein di Kota Tanjungbalai.
74,1 76,2
385,9 380,2
460 456,4
050
100150200250300350400450500
2014 2015
Ketersediaan Energi (Kkal/kap/hr)
Proporsi Nabati Proporsi Hewani Total
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 7
Gambar 2.2
Perkembangan Ketersediaan Protein (gr/kap/hr)
Tahun 2014-2015 di Kota Tanjungbalai
Sumber : Dinas Pangan dan Pertanian Kota Tanjungbalai, 2016
Berdasarkan pedoman umum diversifikasi pangan yang dijadikan sebagai
dasar penyusunan Pola Pangan Harapan (PPH) Nasional maka kelompok pangan
yang dibutuhkan masyarakat meliputi: 1) padi-padian, 2) umbi-umbian, 3) pangan
hewani, 4) kacang-kacangan, 5) sayur dan buah, 6) biji berminyak, 7) lemak dan
minyak, 8) gula serta 9) kebutuhan lainnya seperti mineral.
Kelompok pangan yang dibutuhkan masyarakat yang pertama adalah padi-
padian, di Kota Tanjungbalai terdapat produksi padi sawah dengan irigasi
setengah teknis yang perkembangannya berfluktuasi setiap tahunnya. Lahan
sawah yang ada di Kota Tanjungbalai terdapat pada Kecamatan Datuk Bandar,
Datuk Bandar Timur dan Sei Tualang Raso.
Luas panen padi sawah pada Tahun 2015 mencapai 226 Ha dengan
produksi 1.063 Ton dan produktivitas 47,03 Kw/Ha. Panen padi di Kota
Tanjungbalai terjadi pada bulan Januari sampai Februari dan Agustus sampai
Desember. Gambar 2.2menunjukkan perkembangan produksi padi sawah di Kota
15,1 15,2
65,6 69,2
80,7 84,4
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2014 2015
Ketersediaan Protein (gr/kap/hr)
Proporsi Nabati Proporsi Hewani Total
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 8
Tanjungbalai (ton) Tahun 2010-2015.
Gambar 2.2
Perkembangan Produksi Padi Sawah di Kota Tanjungbalai (ton)
Tahun 2010-2015
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tanjungbalai, 2016
Ketersediaan pangan adalah kondisi tersedianya pangan dari hasil produksi
dalam negeri dan cadangan pangan nasional serta impor apabila kedua sumber
utama tidak dapat memenuhi kebutuhan, dimana Pemerintah dan Pemerintah
Daerah bertanggungjawab atas ketersediaan pangan di daerah dan pengembangan
produksi pangan lokal di daerah. Penyediaan pangan diwujudkan untuk memenuhi
kebutuhan dan konsumsi pangan bagi masyarakat, rumah tangga dan
perseorangan secara berkelanjutan.
Gambar 2.3 menunjukkan ketersediaan bahan pangan strategis dalam hal ini
padi sawah di Kota Tanjungbalai (ton) dari Tahun 2013-2015.Perkembangan
ketersediaan padi sawah di Kota Tanjungbalai setiap tahunnya mengalami
peningkatan, pada tahun 2013 ketersediaan padi sawah sebesar 2248,8 ton
kemudian meningkat di tahun 2014 sebesar 2797 ton dan untuk tahun 2015
meningkat lagi sebesar 3751,2 ton, hal ini disebabkan oleh peningkatan produksi
padi sawah di Kota Tanjungbalai.
2552
14971134,6 1223,6
657
1063
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Perkembangan Produksi Padi Sawah di Kota
Tanjungbalai (ton) Tahun 2010-2015
Ton
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 9
Gambar 2.3
Ketersediaan Padi Sawah di Kota Tanjungbalai (ton)
Tahun 2013-2015
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tanjungbalai, 2016 (diolah)
Untuk mewujudkan ketersediaan pangan melalui pengembangan pangan
lokal, dimana pemerintah daerah menetapkan jenis pangan lokalnya. Penyediaan
pangan diwujudkan untuk memenuhi kebutuhan dan konsumsi pangan bagi
masyarakat, rumah tangga dan perseorangan secara berkelanjutan. Produksi
pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan, mengolah,
membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali, dan/atau mengubah
bentuk pangan.
Untuk mewujudkan ketersediaan pangan melalui produksi pangandalam
negeri dilakukan dengan:
a. Mengembangkan produksi pangan yang bertumpu pada sumber daya,
kelembagaan dan budaya lokal;
b. Mengembangkan efisiensi sistem usaha pangan;
c. Mengembangkan sarana, prasarana dan teknologi untuk produksi,
penanganan pascapanen, pengolahan dan penyimpanan pangan;
d. Membangun, merehabilitasi dan mengembangkan prasarana produksi pangan;
e. Mempertahankan dan mengembangkan lahan produktif;
2248,8
2797
3751,2
0
1000
2000
3000
4000
2013 2014 2015
Ketersediaan Padi Sawah di Kota Tanjungbalai (ton)
Tahun 2013-2015
Ton
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 10
f. Membangun kawasan sentra produksi pangan.
Tabel 2.2
Perkembangan Produksi Bahan Pangan Strategis di
Kota Tanjungbalai (ton) Tahun 2013-2015
No Bahan Pangan
Strategis 2013 2014 2015
1 Padi Sawah 1223,6 657 1063
2 Ubi Kayu 493 493 54
3 Jagung 89,7 139 96
4 Kacang Panjang 426,3 533 175
5 Terong 200,1 315 127
6 Bayam 236,9 290 62
7 Cabai 195,7 225 199
8 Sawi 209,8 152 199
9 Kangkung 396,1 231 76
10 Ketimun 384,8 332 209
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tanjungbalai, 2016
Gambar 2.4
Perkembangan Produksi Bahan Pangan Strategis
di Kota Tanjungbalai (ton) Tahun 2013-2015
1223,6493
89,7 426,3 200,1 236,9 195,7 209,8 396,1 384,8
657
493
139
533315 290 225 152
231 332
1063
5496
175127 62 199 199 76 209
0500
100015002000250030003500
Perkembangan Produksi Bahan Pangan Strategis di
Kota Tanjungbalai (ton) Tahun 2013-2015
2013 2014 2015
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 11
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Tanjungbalai, 2016
2. Perkembangan Konsumsi Energi dan Protein
Konsumsi pangan, baik secara kuantitas maupun kualitas, harus dipenuhi
agar setiap orang dapat hidup sehat, aktif dan produktif. Gambaran pemenuhan
kuantitas konsumsi pangan diketahui dari tingkat konsumsi energi dan protein
aktual terhadap Angka Kecukupan Gizi/AKG (rekomendasi WNPG Tahun
2004), yaitu Angka Kecukupan Energi (AKE) 2000 kkal/kapita/hari dan Angka
Kecukupan Protein (AKP) sebesar 52 gram/kapita/hari.
Tabel 2.3. Konsumsi Energi dan Protein Penduduk Provinsi Sumatera Utara
Sumber : Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, 2016
Grafik 2.4. Konsumsi Energi Penduduk Sumatera Utara Tahun 2010-2014 (Kkal/kapita/hari)
1.977,00
1.993,60
1.997,20
1.995,40
1.998,50
2010 2011 2012 2013 2014
Konsumsi Energi (Kkal/Kapita/Hari)
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 12
Sumber: Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, 2016 (diolah)
Grafik 2.5. Ketersediaan Energi Penduduk Sumatera Utara Tahun 2011-2014
(gr/kapita/hari) Sumber: Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, 2016 (diolah)
Tahun 2011-2013 konsumsi padi sawah mengalami stagnasi sebesar 108,8
ton namun tahun 2013-2015 mengalami fluktuasi.Gambar 2.6 menunjukkan
perkembangan konsumsi bahan pangan strategis dalam hal ini padi sawah di
Kota Tanjungbalai (ton) dari tahun 2012-2015.
Gambar 2.6
Perkembangan Konsumsi Padi Sawah
Di Kota Tanjungbalai (ton) Tahun 2011-2015
56,457,6
62,8
55,855,3
2010 2011 2012 2013 2014
Konsumsi Protein (gr/Kapita/Hari)
108,8 108,8108,8
128,3126,32
95
100
105
110
115
120
125
130
2011 2012 2013 2014 2015
Perkembangan Konsumsi Padi Sawah di Kota
Tanjungbalai (ton) Tahun 2011-2015
Ton
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 13
Sumber : Dinas Pangan dan Pertanian Kota Tanjungbalai, 2016
3. Distribusi Pangan dan Harga Pangan
Distribusi pangan merupakan hal yang sangat penting dalam
menyalurkan bahan pangan dari produsen ke konsumen atau masyarakat.
Aspek distribusi pangan dituntut untuk menjawab tantangan atas kesenjangan
produksi dan konsumsi antar daerah dan antar waktu. Permasalahan distribusi
pangan secara fisik masih disebabkan oleh kurang memadainya kondisi sarana
dan prasarana (infrastruktur) di Kota Tanjungbalai. Fasilitas prasarana jalan,
pelabuhan dan sarana angkutan yang kurang memadai menyebabkan biaya
distribusi dari produsen ke konsumen menjadi mahal.
Akses masyarakat terhadap pangan secara umum cukup baik sesuai
dengan tingkat pendapatan masyarakat. Namun bagi masyarakat kurang
mampu, akses terhadap pangan pokok masih mengkhawatirkan karena
kemampuan daya beli yang rendah, meskipun secara fisik pangan tersedia
sampai ke daerah terpencil, namun jika kemampuan daya beli masyarakat
rendah maka akan menghambat untuk memperoleh pangan yang cukup.
Untuk harga pangan yang merupakan unsur paling utama dalam
distribusi, selama periode 2009 s/d 2013, secara umum terjadi kenaikan
walaupun beberapa komoditi terjadi fluktuasi secara tajam, seperti cabai merah
dan daging ayam ras. Kenaikan harga tertinggi terjadi pada komoditi telur
ayam buras dan minyak gorengyaitu 15,53 %dan 13,38 % per tahun.
Sedangkan peningkatan harga terendah terjadi pada komoditi daging ayam ras
yaitu 3,18 % per tahun (keadaan ini masih dapat ditolerir karena masih di
bawah 20 %).
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 14
Grafik 2.7. Perkembangan harga pangan 2009 – 2013 di Sumatera Utara Sumber: Renstra Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, 2016 (diolah)
4. Perkembangan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Kualitas dan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan
aman ditunjukkan dengantingkat skor pola pangan harapan (PPH). PPH atau
desirable dietary pattern diperkenalkan pertama kali oleh FAO-RAPA dalam
pertemuan konsultasi FAO-RAPA di Bangkok pada tahun 1989. PPH
disarankan untuk digunakan bagi setiap negara dikawasan Asia Pasifik yang
dalam penerapannya perlu diadaptasi sesuai pola konsumsi pangan dan
kebutuhan gizi setempat.
PPH berguna (1) sebagai alat atau instrumen perencanaan konsumsi
pangan, ketersediaan pangan dan produksi pangan; (2) sebagai instrumen
evaluasi tingkat pencapaian konsumsi pangan, penyediaan pangan dan
produksi pangan, baik penyediaan dan konsumsi pangan; (3) dapat pula
digunakan sebagai basis pengukuran diversifikasi dan ketahanan pangan; (4)
sebagai pedoman dalam merumuskan kebijakan pangan dan gizi.
PPH sebagai instrumen dan indikator penting dalam perencanaan pangan
dan gizi di suatu wilayah diperlukan informasi tentang pola konsumsi energi
dan konsumsi pangan anjuran dengan mempertimbangkan : (1) pola konsumsi
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
80,000
90,000
2008
2009
2010
2011
2012
2013
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 15
pangan penduduk saat ini; (2) kebutuhan gizi yang dicerminkan oleh pola
kebutuhan energi (asumsi: dengan makan anekaragam pangan, kebutuhan akan
zat gizi lain akan terpenuhi); (3) mutu gizi makanan yang dicerminkan oleh
kombinasi makanan yang mengandung protein hewani, sayur dan buah; (4)
pertimbangan masalah gizi dan penyakit yang berhubungan dengan gizi; (5)
kecenderungan permintaan (daya beli); (6) kemampuan penyediaan dalam
konteks ekonomi dan wilayah.
Badan Urusan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian dan sektor
terkait serta pakar pangan dan gizi pada tanggal 31 Oktober 2000 menyepakati
penyempurnaan komposisi PPH untuk target perencanaan konsumsi penduduk
pada tingkat nasional di tahun 2020 seperti disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.5
Standar Ideal PPH Nasional Tahun 2020
No Kelompok
Pangan
PPH
FAO
PPH
Nasional
2020 (%)
Kisa-
ran
(%)
Kon-
sumsi
Energi
(Kkal)
Konsumsi
Bahan
Pangan
(gram/kap/ha
ri)
Bobot Skor
1 Padi-
padian 40.0 50.0 40-60 1100 300 0.5 25.0
2 Umbi-
umbian 5.0 6.0 0-8 132 100 0.5 2.5
3 Pangan
hewani 20.0 12.0 5-20 264 150 2.0 24.0
4 Kacang-
kacangan 6.0 5.0 2-10 110 35 2.0 10.0
5 Sayur dan
buah 5.0 6.0 3-8 132 250 5.0 30.0
6 Biji
berminyak 3.0 3.0 0-3 66 10 0.5 1.0
7 Lemak dan
minyak 10.0 10.0 5-15 220 25 0.5 5.0
8 Gula 8.0 5.0 2-8 110 30 0.5 2.5
9 Lainnya 3.0 3.0 0-5 66 - 0.0 0.0
Jumlah 100.0 100.0 100.0 2,200 - - 100.
0
Sumber: Departemen Pertanian, 2001
Masing-masing daerah (kabupaten/kota) mengadaptasi pola ini,
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 16
disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan masing-masing daerah dalam
rangka mendukung pencapaian tujuan dan target pembangunan pangan nasional.
Patut dipahami pula bahwa PPH merupakan komposisi atau pola pangan dalam
bentuk persentase konsumsi energi yang dianjurkan (harapan) untuk hidup sehat,
tanpa memandang apakah pangan tersebut berasal dari produksi lokal (dalam
negeri) atau didatangkan dari negara/daerah lain (impor).
Tabel 2.6
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Berdasarkan Kinerja Pelayanan Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara
Sumber: Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, 2016 (diolah)
Grafik 2.8. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Berdasarkan Kinerja Pelayanan Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara Sumber: Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara, 2016.
Pada gambar di atas rasio capaian pola pangan harapan berdasarkan
kinerja pelayanan Badan Ketahanan Pangan sangat fluktuatif. Pada tahun 2010
84,8 87,6 90,3 93 94
78,7 76,382,1 83,6 84,8
92,887,1 90,9 89,8 90,2
0
20
40
60
80
100
2010 2011 2012 2013 2014
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Berdasarkan Kinerja Pelayanan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara
Dalam upaya pemenuhan hak kesehatan anak, Pemerintah Kota
Tanjungbalai melakukan pendekatan multi sektor untuk menjamin
kelangsungan hidup Ibu, Bayi dan Anak melalui kegiatan Advokasi,
Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) tentang Gerakan Sayang Ibu (GSI)
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 56
serta pengembangan cakupan dan kualitas kelompok Bina Keluarga Remaja
(BKR). Dengan kerjasama/kemitraan yang dibangun antara Pemerintah
dengan Lembaga Masyarakat yang peduli terhadap kesehatan Ibu saat hamil,
melahirkan dan nifas serta terpenuhinya gizi anak mulai dari kandungan dan
balita, Pemerintah Kota Tanjungbalai antara lain berupaya memastikan
bantuan medis dan perawatan kesehatan yang diperlukan untuk semua anak
terutama dalam pengembangan perawatan kesehatan dasar, memberantas
penyakit, kekurangan gizi, kesehatan dan perawatan Ibu sebelum dan sesudah
melahirkan, memastikan semua golongan masyarakat terutama orangtua dan
anak-anak mendapatkan informasi, pendidikan dan dukungan dalam
penggunaan pengetahuan dasar tentang kesehatan anak dan gizi serta manfaat
pemberian ASI, kebersihan dan penyehatan lingkungan, serta pencegahan
kecelakaan, mengembangkan perawatan pencegahan dan bimbingan untuk
orangtua serta pendidikan dan pelayanan keluarga berencana. Demikian pula
halnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan jiwa anak serta
pengaruhnya terhadap tumbuh kembang anak.
Dalam upaya mengakselerasi terwujudnya kesetaraan dan keadilan
gender dalam semua bidang serta meningkatkan pembangunan yang berpihak
pada kepentingan terbaik bagi perempuan dan anak, perlu dikembangkan
suatu strategi untuk mencapai tujuan tersebut yang lebih dikenal dengan
istilah pengarusutamaan gender (PUG) dan pengarusutamaan hak anak
(PUHA). PUG dan PUHA merupakan strategi yang dibangun untuk
mengintegrasikan perspektif gender menjadi satu dimensi integral dari
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas
kebijakan dan program pembangunan. Pelaksanaan integrasi PUG ke dalam
siklus perencanaan dan penganggaran di tingkat pusat dan daerah diharapkan
dapat mendorong pengalokasian sumber daya pembangunan menjadi lebih
efektif, dapat dipertanggungjawabkandan adil dalam memberikan manfaat
pembangunan bagi seluruh penduduk Indonesia baik perempuan maupun laki-
laki, termasuk anak perempuan dan laki-laki.
Pelaksanaan PUG dan PUHA harus direfleksikan dalam proses
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 57
penyusunan kebijakan yang menjadi acuan perencanaan dan penganggaran
untuk menjamin program dan kegiatan yang dibuat oleh seluruh lembaga
pemerintah baik pusat maupun daerah menjadi responsif gender. Perencanaan
dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) merupakan perencanaan yang
disusun dengan mempertimbangkan empat aspek yaitu: akses, partisipasi,
kontrol dan manfaat yang dilakukan secara setara antara perempuan dan laki-
lakitermasuk anak perempuan dan laki-laki.
3.2.3. Kesetaraan
Kesenjangan pembangunan daerah merupakan fenomena universal di
semua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat pembangunannya.
Kesenjangan pembangunan antar wilayah yang tidak merata pada akhirnya
akan menimbulkan permasalahan yang dalam konteks makro sangat merugikan
proses pembangunan yang ingin dicapai. Ketidakseimbangan pembangunan
menghasilkan struktur hubungan antar wilayah yang membentuk satu interaksi
yang saling memperlemah.
Pada hakikatnya pembangunan harus bersifat adil, demokratis, terbuka,
partisipatif dan reintegrasi, sehingga kesenjangan pembangunan antar daerah
dapat segera teratasi. Untuk mengatasi kesenjangan antar daerah dalam rangka
pencapaian kesetaraan maka pemerintah daerah bertanggung jawab untuk
melakukan fasilitasi dan koordinasi.
Berbagai program yang dilaksanakan antara lain Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), Program Keluarga Harapan (PKH) dan
berbagai program terkait lainnya.
3.2.4. Keberlanjutan
Menerapkan pembangunan yang berkelanjutan di setiap aspek
pembangunan. Termasuk sektor pertanian yang menghasilkan produk pangan
menerapkan produksi pangan yang berkelanjutan melalui pemanfaatan
sumberdaya alam dengan promosi diversifikasi tanaman, kalender tanam dan
pemanfaatan teknologi tepat guna.
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 58
3.2.5. Kaitan dengan RPJMD
Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) KotaTanjungbalai
Tahun 2015-2019 merupakan rencana aksi yang tidak terpisahkan dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tanjungbalai Tahun
2016-2021. Sesuai dengan visi Kota Tanjungbalai Tahun 2016-2021 adalah
Mewujudkan Kota Tanjungbalai yang Berprestasi, Religius, Sejahtera,
Indah dan Harmonis. Pencapaian visi tersebut akan diwujudkan melalui 7 misi
yaitu:
1. Melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) untuk
mencapai prestasi di berbagai bidang pembangunan dengan mengedepankan
pelayanan publik yang prima.
2. Mewujudkan kehidupan umat beragama menuju masyarakat yang religius dan
berakhlaq mulia.
3. Meningkatkan perekonomian daerah dengan memanfaatkan potensi ekonomi
unggulan serta daya saing dalam rangka mendorong kemandirian menuju
masyarakat maju dan sejahtera.
4. Mewujudkan sumberdaya manusia melalui pembangunan pendidikan yang
berkualitas berbasis IPTEK dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
5. Mewujudkan penataan kota yang bersih, indah dan rapi dengan dukungan
infrastruktur yang baik dan berdasarkan prinsip-prinsip pembangunan yang
berkelanjutan.
6. Membina kehidupan sosial politik masyarakat dalam rangka mewujudkan
kehidupan masyarakat yang demokratis dan harmonis dalam keanekaragaman
suku dan agama yang berpegang pada adat dan budaya.
7. Mewujudkan pemberdayaan masyarakat dan tatanan kehidupan sosial
masyarakat melalui penguatan peran keluarga.
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 59
Pada misi ketiga berkaitan dengan pangan yaitu meningkatkan
perekonomian daerah dengan memanfaatkan potensi ekonomi unggulan serta daya
saing dalam rangka mendorong kemandirian menuju masyarakat maju dan
sejahtera. Sedangkan pada misi keempat berkaitan dengan sumberdaya manusia
yaitu mewujudkan sumberdaya manusia melalui pembangunan pendidikan yang
berkualitas berbasis IPTEK dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Berdasarkan misi ketiga dan keempat RPJMD Kota Tanjungbalai maka strategi
pembangunan daerah yang terkait dengan upaya peningkatan pangan dan gizi
adalah :
1) Meningkatkan aksesibilitas dan memeratakan pelayanan sosial ekonomi ke
seluruh daerah Kota Tanjungbalai;
2) Optimalisasi dan revitalisasi lahan dan sarana prasarana pertanian;
3) Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian.
Sejalan dengan strategi pembangunan dalam RPJMD yang berkaitan
dengan pangan dan gizi maka arah kebijakan yang mendukung RAD PG adalah
sebagai berikut :
1) Peningkatan penganekaragaman pangan melalui penerapan teknologi bidang
ketahanan pangan.
2) Peningkatan pengendalian penyakit terkait dengan peternakan.
3) Peningkatan pencapaian target Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan.
4) Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) serta pengembangan data
dan informasi kesehatan berbasis daring (dalam jaringan ).
5) Peningkatan koordinasi penyediaan pelayanan dasar bidang kesehatan.
6) Peningkatan kualitas penerapan prosedur tetap bidang medis.
7) Peningkatan kualitas penyelenggaraan Pelayanan Jaminan Kesehatan bagi
masyarakat dan penduduk miskin.
8) Peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan.
9) Peningkatan status gizi masyarakat.
10) Pemberdayaan Masyarakat dalam mendorong peningkatan pembudayaan Pola
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 60
11) Peningkatan upaya pencegahan dan penanganan wabah/penyakit menular.
12) Pengembangan rumah sakit, puskesmas dan jaringannya melalui peningkatan
kapasitas RSUD serta peningkatan peran dan status puskesmas.
13) Peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana rumah sakit, puskesmas dan
jaringannya.
14) Fasilitasi pengembangan kapasitas tenaga medis dan non medis meliputi
peningkatan kemampuan teknis dan non teknis bidang kesehatan melalui
pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan dan berkelanjutan.
Untuk mengimplementasikan arah kebijakan tersebut maka dilaksanakan
melalui program-program pembangunan yang dilaksanakan oleh OPD Multi
sektor di Kota Tanjungbalai untuk mendukung tercapainya tujuan Rencana Aksi
Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 yaitu :
1) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
2) Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
3) Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat
4) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
5) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
6) Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan
7) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
8) Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
9) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
10) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan
11) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
12) Program Perbaikan Gizi Masyarakat
13) Program Pengawasan Obat dan Makanan
14) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
15) Program Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular dan Tidak
Menular
16) Program Upaya Kesehatan Masyarakat
17) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 61
18) Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
19) Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
20) Program Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
21) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
22) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
23) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
24) Program Pengembangan Lingkungan Sehat
25) Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
3.2.6. Penguatan RAD PG
Rencana Aksi Daerah Pangan-Gizi (RAD P-G)Kabupaten/Kotamerupakan
pengejawantahan Rencana Aksi Daerah Pangan-Gizi (RAD P-G) Provinsi
Sumatera Utara yang selanjutnya akan diimplementasikan oleh semua Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) di tingkatkabupaten/kota dan pemangku kepentingan
lainnya di tingkat kabupaten/kota melalui berbagai program dan kegiatan
pembangunan.Penguatan Rencana Aksi Daerah Pangan-Gizi (RAD P-G)
merupakan langkah-langkah yang ditempuh untuk melaksanakan Rencana Aksi
Daerah Pangan-Gizi (RAD P-G). Tahapan pelaksanaan penyusunan Rencana Aksi
Daerah Pangan-Gizi (RAD P-G) Multisektor Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019
dilakukan melalui beberapa tahapan yang diuraikan pada tabel berikut:
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 62
Tabel 3.3 Penguatan RAD-PG
Pelaksanaan di Kegiatan
Kota Tanjungbalai 1. Memperkuat legal aspek RAD-PG
Membentuk tim koordinasi di tingkat kota yang
terdiri dari lintas sektor.
Menetapkan dasar hukum RAD-PG melalui
Peraturan Walikota.
2. Perencanaan dan penganggaran
Penyusunan RAD-PG di tingkat kota
Sosialisasi RAD-PG kepada pemangku
kepentingan di tingkatkota.
Menyertakan program terkait intervensi gizi
sensitif dan spesifik dalam APBD dan
memastikan intervensi tersebut memperoleh
pendanaan yang memadai setiap tahunnya.
3. Implementasi
Melaksanakan intervensi gizi sensitif dan
spesifik oleh OPD dan pemangku
kepentingan lainnya dengan memperhatikan
pendekatan multi sektor dan pendekatan
lain yang tepat.
Membuat laporan tahunan pelaksanaan
RAD-PG di tingkatkota.
4. Monitoring dan Evaluasi
Melakukan pencatatan atau pengumpulan
data terkait target indikator utama yang
harus dicapai, dapat berupa data rutin
maupun survei.
Melaksanakan pertemuan atau forum dalam
rangka koordinasi dan evaluasi rutin lintas
sektor.
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 63
KERANGKAPELAKSANAAN
RENCANA AKSI
4.1. Kerangka Kelembagaan
Prinsip pelaksanaan RAD-PG Multisektor di Kota Tanjungbalai adalah
collaborative actions dari lembaga-lembaga dalam rangka pendekatan multi-
sektor. Beberapa kelembagaan dan perannya dapat disampaikan sebagai berikut
ini.
4.1. Kerangka Kelembagaan
4.1.1. Struktur Organisasi
Tim Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD PG) Multisektor Kota
Tanjungbalai dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Walikota Tanjungbalai
Nomor 050/87/K/2017 tentang Pembentukan Tim Pengarah dan Tim Teknis
Rencana Aksi Daerah Pangan dan GiziKota Tanjungbalai Tahun 2015-2019. Tim
terdiri dari Tim Pengarah, Tim Teknis dengan susunan keanggotaan sebagai
berikut :
TIM PENGARAH :
Penanggung Jawab : Walikota Tanjungbalai
Ketua : Sekretaris Daerah Kota Tanjungbalai
Sekretaris : Kepala Bappeda Kota Tanjungbalai
Anggota : 1. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungbalai
2. Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota
Tanjungbalai
3. Kepala Dinas Perikanan Kota Tanjungbalai
4. Kepala Dinas Pendidikan Kota Tanjungbalai
5. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota
Tanjungbalai
6. Kepala Dinas Sosial Kota Tanjungbalai
BAB
4
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 64
7. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kota Tanjungbalai
8. Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Kota Tanjungbalai
9. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota
Tanjungbalai
10. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Kota Tanjungbalai
11. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat
Kelurahan Kota Tanjungbalai
12. Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan
Pariwisata Kota Tanjungbalai.
TIM TEKNIS :
Ketua : Sekretaris Bappeda Kota Tanjungbalai
Sekretaris : Kabid Perencanaan Perekonomian Bappeda Kota
Tanjungbalai
Anggota : 1. Kabid Ketersediaan, Distribusi dan Cadangan
Pangan Dinas Pangan dan Pertanian Kota
Tanjungbalai
2. Kabid Penganekaragaman, Konsumsi dan
Keamanan Pangan Dinas Pangan dan
Pertanian Kota Tanjungbalai
3. Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas
Kesehatan Kota Tanjungbalai
4. Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan
Kota Tanjungbalai
5. Kabid Keluarga Berencana Dinas
Pengendalian Penduduk dan KB Kota
Tanjungbalai
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 65
6. Kabid Kualitas Hidup Perempuan dan
Kualitas Keluarga Dinas Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan dan Pemberdayaan
Masyarakat Kelurahan Kota Tanjungbalai
7. Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas
Sosial Kota Tanjungbalai
8. Kabid Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kota
Tanjungbalai
9. Kabid Teknologi Informasi Dinas Komunikasi
dan Informatika Kota Tanjungbalai
10. KabidPembinaan, Pelatihan, Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan
Kerja Dinas Ketenagakerjaan Kota
Tanjungbalai
11. Kabid Penelitian dan Pengembangan Bappeda
Kota Tanjungbalai
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Kabid Sosial, Budaya dan Pemerintahan
Bappeda Kota Tanjungbalai
Kabid Perencanaan Infrastruktur dan
Kewilayahan Bappeda Kota Tanjungbalai
Kasubbid Perekonomian Bappeda Kota
Tanjungbalai
Kasubbid Pengembangan Usaha dan Investasi
Bappeda Kota Tanjungbalai
Kasubbid Analisis Pendanaan Bappeda Kota
Tanjungbalai
Kasubbag Program dan Keuangan
DinasPerikanan Kota Tanjungbalai
Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas
Kesehatan Kota Tanjungbalai
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 66
4.1.2. Tugas dan Tanggungjawab
Tim Pengarah:
1. Memberikan arahan dalam penyusunan RAD PG antara lain koordinasi
penyusunan, kebijakan yang perlu dimasukkan dalam RAD PG, serta kegiatan
prioritas yang diperlukan;
2. Menyampaikan laporan penyusunan RAD PG kepada Kepala Bappeda
Provinsi Sumatera Utara;
3. Memberikan arahan dalam pelaksanaan RAD PG termasuk kebijakan
pelaksanaan dan strategi melaksanakan kegiatan prioritas;
4. Memberikan arahan kebijakan pemantauan dan evaluasi;
5. Menyampaikan laporan hasil evaluasi kepada Kepala Bappeda Provinsi
Sumatera Utara.
Tim Teknis:
1. Bertanggung jawab terhadap kegiatan penyusunan RAD PG;
2. Melakukan penyusunan RAD PG mulai dari membuat jadwal dan rencana
kerja, mencari dan mengumpulkan bahan yang diperlukan, melakukan
penyusunan sampai menghasilkan draft untuk disampaikan kepada Tim
Pengarah;
3. Menyampaikan draft RAD PG kepada tim pengarah untuk proses lebih lanjut;
4. Mensosialisasi RAD PG kepada seluruh pemangku kepentingan di daerah;
5. Mengkoordinasikan dan melakukan pelaksanaan RAD PG;
6. Menjalankan strategi untuk peningkatan efektifitas pelaksanaan sesuai
masukan Tim Pengarah;
7. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pemantauan dan evaluasi;
8. Menyiapkan laporan hasil pemantauan dan evaluasi.
19. Kasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata
Kota Tanjungbalai.
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 67
4.1.3. Keterlibatan Pemangku Kepentingan
Dalam rangka mengimplementasikan rencana aksi ini, terdapat pelaksana
dari pihak OPD Kota Tanjungbalai maupun instansi vertikal. Dalam
mempermudah pelaksanaan di lapangan, OPD/Instansi dapat dikelompokkan ke
dalam pilar:
1. Perbaikan Gizi Masyarakat, melibatkan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan,
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan
Masyarakat Kelurahan serta DinasSosial.
2. Peningkatan Aksesibilitas Pangan yang Beragam, melibatkan Dinas Pangan
dan Pertanian, DinasPerikanan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian.
3. Peningkatan Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan, melibatkan Dinas
Kesehatan, Dinas Perdagangan dan Perindustrianserta Dinas Pangan dan
Pertanian.
4. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), melibatkan Dinas
Kesehatan dan Dinas Pendidikan.
5. Kelembagaan Pangan dan Gizi, melibatkan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah dan Dinas Pangan dan Pertanian.
4.2. Strategi Pengembangan Kapasitas
Pengembangan kapasitas memiliki dimensi program dan dimensi
kelembagaan. Keduanya bermuara pada kemampuan untuk mencapai output
kegiatan secara efektif dan mampu menghasilkan dinamika konstruktif
pembangunan pangan dan gizi di Kota Tanjungbalai.
Pembangunan kapasitas dari dimensi program menunjukkan seberapa
strategis isu yang ditanggapi dengan program disusun. Program yang dialamatkan
pada isu yang sangat strategis akan menyembuhkan akar permasalahan dan
akhirnya membawa perubahan yang signifikan dan bahkan dinamika konstruktif
yang terjadi sebagai eksternalitas positif suatu program akan bergulir dalam long-
run. Ini akhirnya akan membawa multiplier yang besar dalam pembangunan dan
pengembangan pangan dan gizi di suatu wilayah.
Berdasarkan program yang telah dijalankan, suatu program misalnya telah
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 68
berlangsung dalam waktu lama namun memiliki efek yang kurang optimal bagi
perubahan positif perilaku masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya yang
dimiliki. Perilaku mengoptimalkan sumberdaya adalah advanced behavior yang
dengan didukung oleh informasi, pengetahuan operasionaldan juga komitmen
dengan menganggap bahwa memanfaatkan sumberdaya memiliki oportunitas
yang tinggi maka hal itu akan dapat dijalankan. Jika tidak ada persepsi dan respon
yang berasal dari internal masyarakat maka apa yang dilakukan masyarakat hanya
„meramaikan‟ program pemerintah tanpa dapat menumbuhkan motivasi akan
pentingnya hal itu dilakukan.
Dengan demikian, pembangunan dan pengembangan pangan dan gizi
memang harus „membumi‟ berangkat dari realitas (data yang akurat) dan
kemudian program disusun dengan prinsip partisipatif dengan menumbuhkan
modal sosial di masyarakat, termasuk di dalamnya adalah kepercayaan
masyarakat kepada program-program dan niat baik pemerintah dalam peningkatan
ketersediaan dan kualitas pangan dan gizi masyarakat.
Peningkatan kapasitas dalam dimensi kelembagaan memiliki simpul pada
social capital seluruh agen yang terlibat, baik pemerintah maupun masyarakat.
Peningkatan kapasitas lembaga memiliki ciri adanya peningkatan kemampuan
melakukan co-existence, co-operation, co-ordination, dan akhirnya
Collaboration. Dengan melakukan partnership atau sinkronisasi program/
kegiatan ini maka kapasitas dan kekuatan program untuk menjawab permasalahan
yang ada semakin meningkat dan ini berarti juga benefit yang bertambah besar
pada masyarakat.
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 69
4.3. Strategi Advokasi
Advokasi adalah kombinasi dari desain dukungan individu dan sosial
untukmeningkatkan komitmen politik, dukungan kebijakan, penerimaan sosial,
dandukungan sistem untuk tujuan program kesehatan tertentu (WHO, 1998).
Advokasi merupakan strategi untuk mempengaruhi para pengambil keputusan
khususnya saat mereka menetapkan peraturan, mengatur sumber daya dan
mengambil keputusan-keputusan yang menyangkutmasyarakat. Agar
mencapai target yang telah ditetapkan, diperlukan pemenuhan kondisi dan
asumsi, sehingga target yang telah ditetapkan dapat tecapai. Untuk memenuhi
asumsi pengambil kebijakandan stakeholder yang terlibat sehingga diperoleh
pendanaan, sumber daya manusia yang cukup, metode intervensi yang tepatdan
peningkatan cakupan serta keberlanjutan intervensi yang dilakukan,
koordinasi antar pemerintah pusat dan daerah serta koordinasi lintas sektor
berjalan dengan baik. Pada Tabel 4.2 diperlihatkan strategi advokasi yang harus
dilakukan terhadap stakeholder terkait.
Tabel 4.2.
Strategi Advokasi Pelaksanaan RAD-PG
Stakeholder Strategi Frekuensi/Tahun
Pemerintah Pusat Policy brief, Pertemuan
advokasi berjenjang,
Workshop
Semesteran
Pemerintah Daerah Policy brief, Pertemuan
advokasi berjenjang,
Workshop
Semesteran
Masyarakat Policy brief, dengar
pendapat
Semesteran
DPRD Policy brief, Pertemuan
advokasi
Semesteran
Masyarakat Media, konseling Bulanan
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 70
4.4. Pendanaan Indikatif
Penting untuk mengetahui anggaran yang tersedia untuk pelaksanaan
program. Dengan demikian dapat diketahui jumlah dana yang diperlukan dan
ketersediaan dana sehingga apabila terjadi kekurangan dapat diketahui lebih
awal dan direncanakan untuk mencari alternatif pendanaan dari sumber lainnya.
Besar dana indikatif untuk program dan kegiatan hendaknya dimiliki pusat dan
daerah dan untuk pusat biasanya terdapat pada RPJMN dan Renstra K/L sedang
di daerah biasanya dianggarkan dalam APBD Provinsi dan APBD
Kabupaten/Kota.
Berdasarkan pogram/kegiatan yang telah tersusun sumber pendanaan
berasal dari alokasi dana Pemerintah Kota Tanjungbalai (APBD Kota
Tanjungbalai). Jumlah dana pada masing-masing OPD dan program yang terkait
di sajikan di lampiran dokumen ini.
4.5. Strategi Monitoring dan Evaluasi
Untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi perlu ditetapkan target atau
output yang ingin dicapai, siapa saja yang berperan, apa saja input dan proses
yang harus dilakukan. Secara garis besar informasi ini diperoleh dari logical
framework. Namun agar lebih terukur dipilih beberapa indikator kinerja utama
untuk setiap OPD yang terkait dengan pencapaian RAD-PG dan akan terus
dipantau pencapaiannya dalam kurun waktu tertentu. Indikator diperoleh dengan
memilih indikator kinerjanya yang berasal dari RPJMD maupun Renstra OPD
atau kegiatan lainnya yang relevan terhadap upaya perbaikan gizi dan berkaitan
dengan output dan outcome yang ingin dicapai. Indikator ini akan terus dipantau
dan dievaluasi sehingga dapat mendorong tercapainya output dan outcome dari
RAD-PG 2015-2019.
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 71
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
5.1. Indikator-Indikator Yang DipantauDan Dievaluasi
Indikator yang disusun dalam RAD-PG Multi SektorKota Tanjungbalai
terdiri dari indikator output dan indikator proses dengan rencana pembiayaan
definitivenya. Berikut adalah indikator-indikator output yang disusun dan perlu
dilakukan pemantauan setiap tahunnya dengan koordinasi yang dapat dilakukan
oleh BAPPEDA Kota Tanjungbalai mengundang seluruh OPD dan lembaga
terlibat.
Indikator proses merupakan indikator yang disusun sesuai dengan rencana
strategis masing-masing OPD. Terdapat 12 OPD/Instansi di tingkat pemerintah
daerah Kota Tanjungbalai yang terlibat dalam rencana aksi daerah pangan dan
gizi (RAD-PG) ini. Masing-masing dengan program yang dimilikinya terlibat
aktif dan berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan pangan dan gizi
di Kota Tanjungbalai. Penganggaran dari APBD Kota Tanjungbalai juga
disampaikan dalam dokumen ini sebagai bukti komitmen pemerintah daerah
terhadap perbaikan pangan dan gizi masyarakat. Rincian pembiayaan
program/kegiatan ini selanjutnya disajikan di lampiran dokumen ini.
5.2. Waktu dan Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi
Waktu dan pelaksanaan pemantauan dan Evaluasi dilaksanakan dua kali
dalam satu tahun yaitu pada pertengahan dan akhir tahun yang diikuti seluruh
pemangku kepentingan yang terkait dengan RAD-PG dandikoordinir oleh
Bappeda Kota Tanjungbalai.
5.3. Pelaporan Hasil Pemantauan dan Evaluasi
Pelaporan bertujuan untuk memberikan informasi tentang hasil
pelaksanaan RAD-PG, memberikan informasi tentang tantangan dan kebijakan
BAB
5
RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 72
yang telah dilakukan sekaligus sebagai bahan sosialisasi dan advokasi rencana
aksi.
Pelaporan dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut :
1. Melakukan pertemuan koordinasi dalam rangka penyusunan laporan untuk
membahas dan menyepakati substansi yang akan dilaporkan.
2. Mengirim laporan kepada Bappeda Provinsi Sumatera Utara c/q Bidang
Ekonomi, yaitu Laporan Semester Satu dan Laporan Akhir Tahun.
Dinas Kesehatan
RAD Pangan Gizi Kota Tanjungbalai, 2015-2019 73
Tabel 5.1 Daftar Kegiatan RAD-PG Kota Tanjungbalai Tahun 2015-2019 yang Dimonitoring dan Dievaluasi
No Pilar Program/Kegiatan yang dimonitoring dan
Evaluasi
Indikator yang Dimonitoring dan
Evaluasi
Frekuensi Monitoring
Frekuensi Evaluasi
OPD/Instansi
1. Perbaikan Gizi Masyarakat
Program : Perbaikan Gizi Masyarakat Kegiatan : 1. Penyusunan peta
informasi masyarakat kurang gizi
2. Pemberian tambahan makanan dan vitamin
3. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, dan Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya
4. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
5. Penyusunan Laporan Program Gizi
1. Persentase gizi buruk yang ditangani
2. Persentase ibu hamil mendapatkan Fe
3. Persentase ibu hamil KEK dan anemia yang mendapatkan PMT
4. Persentase anak 5-59 bulan yang mendapatkan Vitamin A
3 bulan sekali
6 bulan sekali Dinas Kesehatan
RAD Pangan Gizi Kota Tanjungbalai, 2015-2019 74
Program : Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Kegiatan : 1. Penyemprotan/fogging
sarang nyamuk 2. Pelayanan vaksinasi bagi
balita dan anak sekolah 3. Pelayanan pencegahan
dan penanggulangan penyakit menular
4. Pencegahan penularan penyakit Endemik/Epidemik
5. Peningkatan imunisasi Bagi Calon Jemaah Haji
6. Peningkatan surveilance Epidemiologi dan penanggulangan wabah
7. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (ide) pencegahan dan pemberantasan penyakit
1. Persentase anak 0-10 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap
2. Persentase anak usia sekolah dasar (BIAS) yang mendapatkan imunisasi
3. Angka Non Acute Flaccid (AFP) pada anak usia<5 Tahun per 100.000 penduduk
4. Persentase desa yang mencapai Universal Child Immunisation (UCI)
3 bulan sekali
6 bulan sekali Dinas Kesehatan
RAD Pangan Gizi Kota Tanjungbalai, 2015-2019 75
Program : Upaya Kesehatan Masyarakat Kegiatan : 1. Pelayanan kesehatan
penduduk miskin di puskesmas jaringannya
2. Revitalisasi sistem kesehatan
3. Peningkatan kesehatan masyarakat
4. Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan
5. Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan
6. Penyelenggaraan penyehatan lingkungan
3 bulan sekali
6 bulan sekali Dinas Kesehatan
RAD Pangan Gizi Kota Tanjungbalai, 2015-2019 76
Program : Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya Kegiatan : 1. Pelatihan keterampilan
berusaha bagi keluarga miskin
2. Pelatihan keterampilan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial
Meningkatnya Keterampilan dan adanya usaha yang dimiliki bagi keluarga miskin guna mencapai keluarga mandiri
3 bulan sekali
6 bulan sekali Dinas Sosial
RAD Pangan Gizi Kota Tanjungbalai, 2015-2019 77
Program : Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Kegiatan : 1. Pelayanan dan
perlindungan sosial, hukum bagi korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak
2. Pelaksanaan KIE konseling dan kampanye sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
3. Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar termasuk anak jalanan, anak cacat dan anak nakal
4. Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial bagi PMKS
5. Penyaluran beras miskin/Madani kepada masyarakat
6. Sosialisasi Peningkatan Pemahaman Orangtua Anak Disabilitas
1. Jumlah sosialisasi yang telah dilakukan dalam pelayanan dan perlindungan sosial, hukum bagi korban eksploitasi, perdagangan perempuan dan anak
2. Jumlah pelaksanaan KIE konseling dan kampanye sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
3. Jumlah masyarakat yang menerima beras raskin/madani
3 bulan sekali
6 bulan sekali
RAD Pangan Gizi Kota Tanjungbalai, 2015-2019 78
Pelaksanaan pemenuhan hak perempuan Program : Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Kegiatan : 1. Monitoring, Evaluasi dan
Pelaporan
Jumlah pembinaan, koodinasi, monitoring dan evaluasi peningkatan kualitas hidup/perlindungan perempuan
3 bulan sekali
6 bulan sekali BPMP & KB
RAD Pangan Gizi Kota Tanjungbalai, 2015-2019 79
Pelaksanaan pemenuhan hak anak Program : Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan Kegiatan : 1. Peningkatan
kesejahteraan perempuandan prestasi anak
2. Operasional Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID)
3. Pembinaan Lembaga Pemberdayaan Perempuan Lanjut Usia yang Berbasis Gender
4. Pembinaan Forum Anak 5. Praktek keterampilan
bagi ibu-ibu di kecamatan
6. Jambore Anak
1. Jumlah sosialisasi dan advokasi peraturan terkait kebijakan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak di Kota Tanjungbalai.
2. Jumlah dokumen/kebijakan daerah dibidang kesejahteraan dan perlindungan anak tingkat Kota Tanjungbalai
3. Peningkatan kemampuan perempuan lanjut usia yang berbasis gender agar mandiri.
4. Jumlah Forum Anak Kota Tanjungbalai yang dibentuk
5. Meningkatnya keterampilan dan adanya usaha yang dimiliki agar mandiri bagi ibu-ibu di kecamatan di Kota Tanjungbalai.
6. Jumlah pelaksanaan Jambore Anak
3 bulan sekali
6 bulan sekali BPMP & KB
RAD Pangan Gizi Kota Tanjungbalai, 2015-2019 80
Pelaksanaan Pemberdayaan Keluarga Sejahtera dan Berencana Program : Keluarga Berencana Kegiatan : 1. Pelayanan KIE 2. Peningkatan
Perlindungan Hak Reproduksi Individu
3. Pembinaan Keluarga
Berencana
4. Penilaian KB Lestari, Keluarga Harmonis, Kelompok UPPKS, BKB dan PLKB Teladan.
1. Jumlah kerjasama/kemitraan dibidang kualitas kelembagaan kelangsungan hidup ibu, anak dan bayi
2. Kerjasama/kemitraan tentang pencegahan HIV/AIDS dan bahaya penanggulangan NAPZA di Provinsi dan Kab/Kota
3. Jumlah UPPKS yang terbentuk dan yang mengikuti pameran pada hari keluarga nasional
3 bulan sekali
6 bulan sekali BPMP & KB
RAD Pangan Gizi Kota Tanjungbalai, 2015-2019 81
Program : Pelayanan Kontrasepsi Kegiatan : 1. Pelayanan pemasangan
kontrasepsi KB 2. Pelayanan KB medis
operasi
3. Pengadaan alat kontrasepsi dan obat side effect
1. Jumlah
masyarakat yang terlayani pemasangan kontrasepsi KB
2. Jumlah masyarakat yang terlayani KB medis operasi
3. Jumlah alat kontrasepsi dan obat side effect yang tersedia sesuai dengan dokumen pengadaan
3 bulan sekali
6 bulan sekali BPMP & KB
RAD Pangan Gizi Kota Tanjungbalai, 2015-2019 82
2. Peningkatan Aksesibilitas Pangan
Program: Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) Kegiatan : 1. Penyusunan database
potensi produksi pangan
2. Pemantauan dan Analisis Akses Pangan Masyarakat
3. Pengembangan diversifikasi tanaman
4. Peningkatan mutu dan keamanan pangan
5. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1. Produksi dan Produktivitas Padi
2. Produksi dan Produktivitas Jagung
3. Produksi dan Produktivitas Kedelai
3 bulan sekali
6 bulan sekali Dinas Pertanian& Peternakan
RAD Pangan Gizi Kota Tanjungbalai, 2015-2019 83
Program : Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Kegiatan : 1. Promosi atas hasil
produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah
2. Pengolahan informasi permintaan pasar atas hasil produksi pertanian/perkebunan masyarakat
Perbanyakan Benih Tanaman Pangan
3 bulan sekali
6 bulan sekali Dinas Pertanian& Peternakan
Program: Peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan Kegiatan : 1. Pengadaan sarana dan
prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna
2. Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna
Nilai Tukar Petani (NTP)
3 bulan sekali
6 bulan sekali Dinas Pertanian& Peternakan
RAD Pangan Gizi Kota Tanjungbalai, 2015-2019 84
Program : Peningkatan Produksi Pertanian/perkebunan Kegiatan : 1. Pengembangan bibit
Program : Pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan Kegiatan : 1. Peningkatan kapasitas
tenaga penyuluh pertanian/perkebunan
2. Penyuluhan dan pendampingan bagi pertanian/perkebunan
1. Jumlah tenaga penyuluh pertanian/perkebunan yang mengikuti lembaga pendidikan
2. Jumlah kelompok petani/kebun yang mengikuti bimbingan dan pelatihan untuk meningkatkan keahlian agar lebih mandiri.
3 bulan sekali
6 bulan sekali Dinas Kelautan dan Perikanan
RAD Pangan Gizi Kota Tanjungbalai, 2015-2019 85
Program : Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Kegiatan : 1. Pendataan masalah
peternakan 2. Pemeliharaan kesehatan
dan Pencegahan penyakit menular ternak
3. Pengawasan perdagangan ternak antar daerah
3 bulan sekali
6 bulan sekali Dinas Pertanian & Peternakan
Program : Peningkatan produksi hasil peternakan Kegiatan : 1. Pembibitan dan
perawatan ternak
3 bulan sekali
6 bulan sekali Dinas Pertanian & Peternakan
Program : Peningkatan produksi peternakan Kegiatan :
1. Penyuluhan penerapan teknologi peternakan tepat guna
- 3 bulan sekali
6 bulan sekali Dinas Pertanian & Peternakan
RAD Pangan Gizi Kota Tanjungbalai, 2015-2019 86
Program : Pengembangan perikanan tangkap Kegiatan : 1. Pendampingan pada
kelompok nelayan perikanan tangkap
2. Pengadaan Sarana Perikanan Tangkap
3. Pendampingan Teknis Alat Mesin Perikanan Tangkap
3 bulan sekali
6 bulan sekali nas Perikanan & Kelautan
Program : Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan Kegiatan : 1. Pemberdayaan
Masyarakat Pengolahan dan Pemasaran Produksi Perikanan
3 bulan sekali
6 bulan sekali Dinas Perikanan & Kelautan
RAD Pangan Gizi Kota Tanjungbalai, 2015-2019 87
3. Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan
Program : Obat dan Perbekalan Kesehatan Kegiatan : 1. pengadaan obat
perbekalan kesehatan 2. peningkatan pemerataan
obat dan perbekalan kesehatan
3. pembinaan teknis manajemen obat bagi pengelola puskesmas
Jumlah Komunitas yang diberdayakan
2 kali setahun
2 kali setahun
Dinas Kesehatan
RAD Pangan Gizi Kota Tanjungbalai, 2015-2019 88
Program : Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Kegiatan : 1. Fasilitasi Penyelesaian
Permasalahan-permasalahan Pengaduan Konsumen
2. Peningkatan Pengawasan Peredaran Barang dan Jasa
3. Pengawasan Ukuran, Takaran, Timbangan dan Perlengkapannya
4. Survey, Monitoring Penertiban Izin Usaha
5. Sosialisasi Cukai Tembakau
6. Pengawasan Cukai Tembakau
7. Sosialisasi Metrologi Legal
Jumlah pasar yang diintervensi
2 kali setahun
2 kali setahun
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
RAD Pangan Gizi Kota Tanjungbalai, 2015-2019 89
Program: Pengawasan Obat dan Makanan Kegiatan : 1. Peningkatan
pemberdayaan konsumen/masyarakat di bidang obat dan makanan
2. Peningkatan Manajemen Obat
3 bulan sekali
6 bulan sekali Dinas Kesehatan
Program : Pemberdayaan Masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan Kegiatan : 1. Pembinaan Kelompok
Masyarakat Swakarsa Pengamanan Sunberdaya Kelautan dan Perikanan
3 bulan sekali
6 bulan sekali Dinas Perikanan & Kelautan
RAD Pangan Gizi Kota Tanjungbalai, 2015-2019 90
Program : Peningkatan kesadaran dan penegakan hukum dalam pendayagunaan sumberdaya laut Kegiatan : 1. Penyuluhan hukum
dalam pendayagunaan sumberdaya laut
2. Peningkatan Pengawasan Kelautan dan Perikanan
3 bulan sekali
6 bulan sekali Dinas Perikanan & Kelautan
Program : Peningkatan Kegiatan Budaya Kelautan dan Wawasan Maritim kepada Masyarakat Kegiatan : 1. Penyuluhan Budaya
Kelautan
3 bulan sekali
6 bulan sekali Dinas Perikanan & Kelautan
RAD Pangan Gizi Kota Tanjungbalai, 2015-2019 91
Program : Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan Kegiatan : 1. Pembinaan Kelompok
dan Pengusahaan Perikanan
2. Penyediaan Sarana Penyuluhan Perikanan
3 bulan sekali
6 bulan sekali Dinas Perikanan & Kelautan
4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Program : Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kegiatan : 1. Pengembangan media
promosi dan informasi sadar hidup sehat
2. Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
3. Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan
1. Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan sehat
2. Persentase Desa Siaga Aktif
3 bulan sekali
6 bulan sekali Dinas Kesehatan
RAD Pangan Gizi Kota Tanjungbalai, 2015-2019 92
Program : Pengembangan Lingkungan Sehat Kegiatan : 1. Penyuluhan
menciptakan lingkungan sehat
2. Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat
3. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
1. Persentase keluarga menghuni rumah yang memenuhi syarat kesehatan
2. Persentase keluarga menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan
3. Persentase Keluarga Menggunakan Air Bersih
Dinas Kesehatan
Program : Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Kegiatan : 1. Pembangunan sarana air
bersih dan sanitary 2. Pelatihan kompetensi
siswa berprestasi
3 bulan sekali
6 bulan sekali Dinas Pendidikan
5 Kelembagaan Pangan dan Gizi
RAD Pangan Gizi Kota Tanjungbalai, 2015-2019 93
Program : Peningkatan Kesejahteraan Petani Kegiatan : Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis
3 bulan sekali
6 bulan sekali Dinas Pertanian & Peternakan
Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Program: Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Anak Kegiatan: 1. Penyusunan Naskah
Akademik Raperda Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Daerah.
Program : Perbaikan Gizi Masyarakat Kegiatan : 1. Penyusunan peta
informasi masyarakat kurang gizi
2. Pemberian tambahan makanan dan vitamin
3. Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, dan Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya
4. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
5. Penyusunan Laporan Program Gizi
1. Persentase gizi buruk yang ditangani
Dinas Kesehatan
2. Persentase ibu hamil mendapatkan Fe
3. Persentase ibu hamil KEK dan anemia yang mendapatkan PMT
4. Persentase anak 5-59 bulan yang mendapatkan Vitamin A